Anda di halaman 1dari 6

METODE PENELITIAN PERTEMUAN KE -5 2. DESKRIPSI TEORI A.

Teori 1) Pengertian Teori Teori adalah seperangkat kontruksi (Konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematika melalui spesifikasi hubungan antar fariabel, sehingga dapat berguna untuk menjalankan dan meramalkan fenomena. (Neumen) Kajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu difukuskan pada konsep utama yang digunakan. Konsep utama dalam hal ini adalah variable dependennya. 2) Macam-Macam Varaiabel Secara teroritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai Variasi antara stu orang dengan yang lain/satu obyek dengan obyek yang lain. (Hatch dan Farhady) Dinamakan variable karena ada variasinya, jadi kalau peneliti akan memilih variable penelitian, maka harus ada variasinya. Variable yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variable. Macam-macam Variable dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : a) Variable independen (bebas) adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependen (terikat). b) Variable Dependen (terikat) adalah merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas. c) Variable Moderator adalah variable yang mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan dependen. d) Variable Intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. e) Variable Kontrol adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Akan tetapi, tidak selamanya seorang peniliti kuantitatif menggunakan dua variable atau lebih. Ia dapat saja melakukan penelitian dengan satu variable saja. Ada 3 hal yang sebaiknya diperhatikan ketika menentukan kedudukan variebel-variabel itu, yaitu : a) Perhatikan urutan waktu, dengan melihat variable mana yang terjadi dulu dibandingkan dengan variable lain. b) Perhatikan dampak, dengan meilhat variable mana yang merupakan dampak/akibat dari adanya lain. c) Perhatikan teori yang dijadikan dasar sumber. B. Fungsi-Fungsi Teori Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi : 1) Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variable yang akan diteliti. 2) Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi, memandu serta menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.

3) Untuk pengendalian (control) yang digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam pemecahan masalah. C. Deskripsi Teori 1) Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar/penulis buku). Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai refrensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variable yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Teori-teori yang didiskripsikan dalam proposal maupun dalam laporan pennelitian dapat digunakan sebagai Indikator, variable-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variable yang diteliti. Menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitia. Maka dari itu, peneliti harus rajin membaca untuk membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Baik berbentuk buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet dan lain-lain. Sedangkan sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kreteria : a) Relevansi b) Kelengkapan c) Kemutakhiran kecuali penelitian sejarah. 2) Relevansi Penelitian Hasil penelitian itu harus relevan dengan variable yang diteliti dan hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari : a) Permasalahan yang akan diteliti 1) Waktu penelitian 2) Tempat penelitian 3) Sampel penelitian 4) Metode penelitian 5) Analisis 6) Kesimpulan Jadi perinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkyt pautnya dengan masalah yang diteliti. 3) Langkah-langkah untuk pendeskripsikan teori Langkah-langkah untuk dapat mendeskripsikan teori adalah sebagai berikut : a) Tetapkan nama variable yang diteliti dan jumlah variabelnya. b) Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti. c) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topic yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti. d) Cari definisi setiap variable yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
2

e) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variable yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. f) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Maka landasan teori dalam proposal penelitian kualitatif harus sudah jelas, teori apa yang akan dipakai. 3. LANGKAH-LANGKAH MENDESKRIPSIKAN TEORI : Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya. b. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. c. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan). d. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber ang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. e. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. 4. KERANGKA BERFIKIR 2.1 Pengertian Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan suatu bentuk Proses dari keseluruhan dari proses penelitian dimana Kerangka pemikiran harus menerangkan:

1. Mengapa penelitian dilakukan ? Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil penelitian sebeumnya, menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada. 2. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
3

Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute (studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya. 3. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut? Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya. 4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ? Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu mengapa penelitian itu dilakukan? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontropersi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun.
Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia. Tahapan dalam membuat kerangka pemikiran :

1. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian diturunkan dari perumusan masalah/identifikasi masalah, dengan demikian apa yang diinginkan dalam penelitian terlihat jelas. 2. Operasionalisasi variabel. Dari judul dibuat dimensi-dimensi yang tersusun dalam operasionalisasi varibael. 3. Teori. Kajian teoritis dari referensi yang cukup akurat, disajikan secara komprehensip sehingga alur pikir penulis/peneliti jelas kemana arah penelitian akan dilakukan. 4. Empiris. Bukti-bukti empiris yang menunjukan bahwa ada kesesuaian antara teori dan kenyataannya. dapat dicantumkan penelitian terdahulu yang judul atau tema berdekatan dengan judul yang akan diteliti.

Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka pemikiran, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili masalah penelitian. Jika hendak diteliti adalah masalah kinerja pegawai dalam hubungannya dengan motivasi dan kompensasi, maka penyajiannya dimulai dari teori kinerja lalu dikaitkan dengan teori motivasi. Keterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori atau penelitian tedahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya. Jika konstelasi hubungan antara kinerja dan motivasi sudah terbangun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah merangkai konstelasi hubungan antara kinerja dengan kompensasi, dengan persyaratan teoritis serupa. Artinya, konstelasi hubungan atar keduanya juga harus diperkuat teori atau penelitian terdahulu. Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya disajikan konstelasi hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian. Jika akan 4

meneliti pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai, maka dapat gambarkan secara bagan konstelasi tersebut. HIPOTESIS

1.

2.

3.

4.

Hipotesis Induktif dan Deduktif Ada beberapa atau tinjauan yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan atau mengkategorikan hipotesis. Hipotesis ditinjau dari asal usulnnya dibedakan menjadi dua (Tuckman, 1988) yaitu Induktif dan Deduktif. Dalam hipotesis induktif, suatu hubungan ditentukan diantara variabel veriabel tertentu dan selanjutnya sebuah penjelasan sementara diberikan. Hipotesis induktif ini memiliki keterbatasan ilmiah karena hasil hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan kedalam populasi yang lebih besar. Sedangkan hipotesis deduktif banyak memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan kerena hipotesis tersebut memberikan bukti bukti untuk dapat diterima atau ditolak, atau bahkan memodifikasi teori yang dijadikan pijakan. Hipotesis Deklaratif dan Nol Suatu hipotesis dikatakan sebagai hipotesis deklaratif karena hipotesis tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklarasi. Hipotesis nol, sebaliknya menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan di antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ( Gall, Gall & Borg, 2003), ini biasanya tidak mencerminkan hal yang diharapkan terjadi oleh peneliti. Hipotesis nol ini diperoleh berdasarkan hasil uji statistik. Hipotesis direksional dan Nondireksional Hipotesis direksional, sesuai dengan namanya menyatakan arah atau kecenderungan suatu hubungan tau perbedaan dua variabel. Hipotesis nondireksional menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara dua variabel. Hipotesis alternatif atau kerja atau hipotesis nol Hipotesis alternatif atau kerja dinyatakan dengan ungkapan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan dua variabel. Sebaliknya, hipotesis nol menyatakan adanya pernyataan yang bersifat menyangkal ( negation ) dari apa yang diharapkan terjadi. Cara merumuskan hipotesis Rumusan hipotesis penelitian dapat berdasarkan arah atau kecenderungannya dapat kita klasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Hipotesis terarah ( directional hypothesis ). Hipotesis terarah, sesuai dengan namanya menunjukakan arah kesimpulan yang diharapkan. Hipotesis ini dirumuskan oleh peneliti karena peneliti sendiri mepunyai alasan tertentu untuk mengharapkan terjadinya hubungan khusus atau perbedaan khusus antara kedua kelompok yang menjadi objek penelitiannya. b. Hipotesis tak berarah ( nondirectional hypothesis ). Hipotesis ini tidak menetapkan adanya arah perbedaan atau hubungan yang diharapkan.

J.

Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang secara eksplisit rumusan itu juga menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan khusus yang diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu, yaitu : a. Hipotesis alternatif atau kerja. Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini menyatakan hubungan atau perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok. b. Hipotesis nol atau hipotesis statistic. Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan atau diramalkan terjadi oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai