Anda di halaman 1dari 7

5.

Kajian Pustaka dan Hipotesis


Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses
penelitian. Telah pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang
akan dilakukan. Sesuai dengan cirri penelitian ilmiah, landasan teori perlu
ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan perbuatan
coba-coba (Suryabrata,2003, Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004).

Peranan kajian pustaka dalam penelitian, khususnya penelitian pada bidang


pendidikan adalah untuk menyusun hipotesis. Di samping itu kajian pustaka juga
diperlukan oleh peneliti untuk menemukan permasalahan penelitian yang tertera
secara jelas di setiaphistorical background atau dalam latar belakang masalah.
Bahkan bila peneliti betul- betul teliti dan cermat maka theoretical framework
atau kerangka teori serta arah perkembangan penelitian pendidikan mutakhir pun
dapat digali dari kajian pustaka.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep
definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu
untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian
(control) terhadap suatu gejala. Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi?
Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya
kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi prediksi), dan agar kinerja dapat
ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control).

Fungsi teori yang pertama digunakan untuk menjelaskan dan mempertajam


ruang lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian, sedangkan fungsi teori yang ketiga
digunakan untuk membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk
memberikan saran tindak lanjutnya.

5.1 Review Literatur


5.2 Deskripsi Teori
Deskropsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang
penjelasan variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan
dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah. Oleh karena itu sebagai langkah awal dalam pendeskripsian teori
khususnya dalam paradigm penelitian kuantitatif, penelitian terlebih dahulu
menentukan jumlah variabel yang akan diteliti. Apabila terdapat dua variabel
dindependen dan satu variabel dependen maka peneliti harus mendeskripsikan tiga
teori yang terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang
berkenan dengan dua variabel independen dan kelompok teori yang berkenan
dengan satu dependen variabel.

Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus,


ensiklopedia, jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang
terdahulu. Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi
dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu
relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam buku ajar I Ketut
Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan sehingga
ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip
relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori
yang dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang
dibaca. Dalam kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu
dengan memanfaatkan CD-ROM yang umumna tersedia di perpustakaan-
perpustakaan, sedangkan prinsip kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu.
Makin baru suatu sumber bacaan maka teori yang akan diperoleh akan semakin
mutakhir.

Terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam proses


pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut
permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian,
metode penelitian, analisis dan simpulan.

5.3 Langkah-langkah Mendeskripsikan Teori


Beberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.


2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.
3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti.
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan ,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber bacaan yang dibaca.
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

5.4 Kerangka Berfikir


Menurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka
berfikir adalah a conceptual model of how one theorizes the relationship among
the several factors that have been identifield as impotant to the problem kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan


dua atau lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis
yang berbentuk hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu
variabel atau lebih variabel mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi
berbentuk variabel yang diteliti.

Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang


terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam
buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan
sesame ilmuan, maka kerangka berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir dihasilkan dari
sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian terdahulu
untuk suatu variabel tertentu.

5.5 Langkah-langkah Penyusunan Kerangka Berfikir


Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah
(Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004 ) sebagai berikut.

1) Menetapkan variabel yang diteliti


2) Membaca buku dan hasil penelitian
3) Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
6) Sintesa dan kesimpulan

Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan,


suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut .

1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan.


2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan
pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang
mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan
antar variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau
timbale balik.
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka piker yang dikemukakan dalam penelitian.

5.6 Bentuk-bentuk Hipotesis


5.6.1 Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti keraguan sedangkan
tesis berarti kebenaran. Dengan demikian berarti hipotesis adalah kebenaran yang
masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam
penelitian membenarkannya dan sebaliknya diterima apabila fakta-fakta empiris
penelitian menolaknya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang
sifatnya sementara atau jawaban sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan
sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum
berdasarkan fakta-fakta empiris.

Hipotesis dapat dijadikan sebagai pemandu arah agar penelitian dapat


terarah. Namun demikian tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian
yang bersifat eksploratif dan sering juga penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian
kuntitatif. Pada penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis tetapi justru
menemukan hipotesis.

5.6.2 Bentuk-bentuk Hipotesis

Hipotesis dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.

1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau


hioteis yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian
dibedakan antara hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis
kerja yaitu hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun
atas teori yang teruji kehandalannya, sedangkan hipotesis nol disusun dari
teori yang dipandang kurang kehandalannya.
2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari
hipotesis / penelitian menggunakan sample. Apabila peneliti tidak bekerja
dengan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang
bekerja dengan populasi mungkin akan ada hipotesis penelitian, tetapi tidak
ada hipotesis statistik.
5.7 Merumuskan Hipotesis

Terkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya


yaitu rumusan masalah dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, atau asosiatif,
maka hipotesis dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:

1. Hipotesis deskriptif yaitu jawaban sementara terhadap masalah deskriptif.


1) Untuk menguji satu sampel bila datanya berbentuk nominal digunakan
teknik statistik binomial dan chi kuadrat satu sampel.
2) Untuk menguji satu sampel bila datanya ordinal maka digunakan teknik
statistik run test.
3) Untuk menguji satu variabel bila datanya berbentuk interval atau ratio
maka digunakan t-test satu sampel.
2. Hipotesis komparatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif.
1) Untuk menguji hipotsis dua sampel yang berpasangan bila datanya
berbentuk nominal digunakan teknik statistik McNemar.
2) Untuk menguji dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal
digunakan teknik statistik Sign Test dan Wilcoxon matched pairs.
3) Untuk menguji dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio
digunakan t-test dua sampel
4) Untuk menguji dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal
digunakan teknik statistik adalah Fisher exact probability dan Chi
kuadrat dua sampel.
5) Untuk menguji dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal
digunakan teknik statistik Median Test, Mann-Whitney U Test,
kolmogorov smirnov, dan Wald-Wolfowitz.
6) Untuk menguji k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk nominal
digunakan teknik statistik Chocran Q.
7) Untuk menguji k sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal,
digunakan teknik statistik Friedman Two-way Anova
8) Untuk menguji sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau
ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan
9) Untuk menguji k sampel independen bila datanya berbentuk nominal,
digunakan teknik statistik Chi Kuadrat k sampel
10) Untuk menguji k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal,
digunakan teknik statistik median statistik dan Kruskal-Wallis One Way
Anova
3. Hipotesis asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif yang menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih.
1) Untuk menguji hubungan bila datanya berbentuk ordinal digunakan
teknik statistik korelasi Spearman rank dan korelasi Kendal Tau
2) Untuk menguji bila datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan:
Korelasi Produk Moment, korelasi parsial, dan analisi regresi.

https://erwinsetiawanonline.wordpress.com/2015/07/30/tinjauan-pustaka-literature-
review/

Perbedaan antara keduanya alah sebagai berikut:

Landasan teori merupakan seperangkat konsep yang dianggap relevan


dengan permasalahan kajian sehingga teori yang berisi sebuah konsep atau
sekumpulan konsep (seperangkat) dijadikan landasan atau acuan dalam
kerja penelitian. Teori sendiri dalam penelitian seringkali disebut sebagai
pisau analisis. Alat bantu penelitian.

Sedangkan kajian pustaka adalah tinjauan atau pemeriksaan terhadap hasil-


hasil tulisan atau penelitian sebelumnya yang relevan atau sesuai dengan
tema/objek kajian peneliti. Hasil-hasil kajian terdahulu yang berupa buku,
paper, artikel, dll. dijadikan acuan untuk menentukan arah penelitian
sehingga kajian belakangan tidak melakukan pengulangan.

Anda mungkin juga menyukai