Anda di halaman 1dari 34

2

BAHAN AJAR
PENYUSUNAN PROPOSAL
BAGIAN KAJIAN PUSTAKA
3

KEGIATAN BELAJAR 6
MENYUSUN BAGIAN KAJIAN PUSTAKA PROPOSAL PTK

A. Pengantar
Seperti telah ditegaskan sebelumnya bahwa sebuah penelitian dapat
dinilai ilmiah apabila benar secara teoretik dan benar secara empirik. Benar
secara teoretik artinya definisi mengenai variabel-variabel dan asumsi-
asumsi yang digunakan sebagai landasan berpikir sudah benar secara
teori. Sedangkan yang dimaksud dengan benar secara empirik adalah
adanya data lapangan yang menunjukkan bahwa variabel tindakan benar-
benar berdampak terhadap peningkatan variabel hasil setelah diterapkan.
Kebenaran teoretik diperoleh dengan cara mengkaji teori dalam kajian
pustaka kemudian dirumuskan dalam kerangka berpikir. Sedangkan
kebenaran empirik diperoleh dari pengamatan terhadap penerapan
tindakan yang dilakukan dalam beberapa siklus kemudian diolah dan
dideskripsikan.
Pada bab ini, akan dipaparkan seluk beluk mengenai kajian pustaka
mulai dari definisi sampai dengan contoh dan latihan.

B. Definisi dan Fungsi Kajian Pustaka


Ada beberapa istilah dalam bahasa Inggris yang sering digunakan
dalam mengkaji kepustakaan yaitu book review, annotated bibliography,
dan literature review (Skene, 2017). Ketiga istilah tersebut sering tertukar
dalam penggunaannya. Untuk kepentingan penelitian yang dipakai adalah
istilah literature review.
Agar kita memahami konsepnya mari kita bedakan dulu pengertian
antara ketiga istilah tersebut. Yang pertama adalah book review (bedah
buku) adalah mengkaji sebuah buku untuk mempelajari atau
mengkritisinya. Kedua annotated bibliography (catatan kepustakaan).
4

Menurut Allison Skene adalah “...summarizes relevant sources and


explains the significance of that source to the research question” (
…rangkuman dari berbegai referensi yang relevan dan penjelasannya
mengenai hubungan isi referensi dengan pertanyaan penelitian). Ketiga
literature review (kajian pustaka). Menurut Skene kajian pustaka adalah
“Surveys all relevant literature to determine what is known and not known
about a particular topic” (survey mengenai seluruh kepustakaan untuk
mengetahui apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui
mengenai sebuah topik dan relevansinya dengan masalah yang sedang
dikaji).
Dalam panduan penulisan penulisan ilmiah Universitas Guelph
dijelaskan bahwa kajian pustaka adalah “A literature review is both a
summary and explanation of the complete and current state of knowledge
on a limited topic as found in academic books and journal article”. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa kajian pustaka adalah rangkuman dan
penjelasan yang lengkap dari pengetahuan mutakhir bersumber akademik
buku atau jurnak mengenai sebuah topik. Menurut Tylor kajian pustaka
adalah sebuah kajian, bukan sebuah daftar penjelasan atau resume dari
sebuah kepuastakaan (Tylor, 2008). Sejalan dengan definisi tersebut Helen
Mongan-Rallis (Mongan-Rallis, 2014) menjelaskan batasan kajian pustaka
sebagai berikut.
A literature review is not an annotated bibliography in which you
summarize briefly each article that you have reviewed. While a
summary of the what you have read is contained within the literature
review, it goes well beyond merely summarizing professional
literature. It focuses on a specific topic of interest to you and includes
a critical analysis of the relationship among different works, and
relating this research to your work…

Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa kajian pustaka bukan


sekedar catatan mengenai referensi yang berbentuk rangkuman dari
berbagai artikel yang sudah dibaca. Kajian pustaka lebih cenderung kajian
5

dari sebuah topik termasuk didalamnya analisis kritikal mengenai hubungan


antara berbagai hasil penelitian dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Menurut Stave Gould penting dicatat bahwa kajian pustaka bukan sekedar
penjelasan singkat/sederhana berbentuk resume mengenai sebuah topik,
melainkan harus menyajikan pembehasan dalam bentuk diskusi kritikal,
penyangkalan dan alasan berdasarkan teori tertentu (Gould, 2011). Yang
dimaksud dengan membahas/mengkaji adalah menginterpretasi
(menafsirkan) dan membandingkan pernyataan-pernyataan yang ada
dalam referensi-referensi dan memberikan kesimpulan.
Caulley (1992) (dalam Tylor) menegaskan bahwa kajian pustaka
harus memuat persamaan dan perbedaan pandangan antara penulis atau
kelompok penulis. Selain itu harus memuat aspek kritis dari segi
metodologi, menggarisbawahi contoh-contoh hasil research yang relevan
dan perbedaan-perbedaan yang ditemukan pada riset sejenis. Kajian
pustaka yang baik mengkritik apa yang sudah dilakukan, mengidentifikasi
kontroversi/ perdebatan yang terjadi pada topik yang diteliti, menyajikan
pertanyaan dan mengidentifikasi area kosong yang perlu diteliti selanjutnya.
Kajian psutaka tidak boleh sekedar menjelaskan satu pendapat penulis.
Jadi kajian pustaka adalah identifikasi, analisis dan sintesis
pengetahuan dari sumber bacaan akademik yang relevan dengan masalah
yang sedang dikaji dan metode penelitian yang akan digunakan. Di akhir
kajian harus disajikan simpulan yang dapat menjelaskan variabel,
metodologi, dan posisi penelitian yang sedang dilakukan diantara penelitian
lain yang sudah dilakukan.
Mills (2000), Caulley (1992), dan Gould (2011) sependapat bahwa
tujuan dari sebuah kajian pustaka adalah mendefinisikan/membatasi
masalah yang diteliti, menghindari duplikasi, mengidentifikasi dan
mengevaluasi metode yang akan digunakan, dan menempatkan penelitian
diantara penelitian lain yang pernah dilakukan. Mills menegaskan bahwa,
“Melalui kajian pustaka peneliti juga dapat meninjau atau mengkritisi
6

masalah-masalah dari perspektif lain agar memberikan kejelasan. Selain


itu, menurut Mills, “Melalui kajian pustaka dapat ditemukan alternatif
tindakan (promising practices)”. (Mills, 2000, pp. 29-31).
Suharsimi Arikunto mengidentifikasi 4 fungsi kajian pustaka (Arikunto,
2007, p. 58). Pertama, mengidentifikasi apakah masalah penelitian yang
akan dilakukan belum diteliti oleh orang lain. Kedua dapat mengidentifikasi
kemungkinan ada masalah lain yang lebih menarik. Ketiga hasil kajian
literatur dapat memberikan penjelasan kepada peneliti mengenai prosedur
penelitian sehingga menunjang kelancaran dalam melaksanakannya.
Keempat, hasil kajian pustaka merupakan landasan konseptual yang
menjadi dasar kebenaran teoretis untuk menunjang validitas penelitian
(Arikunto, 2007, pp. 58-59).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut beberapa hal yang harus
digarisbawahi. Pertama, melalui kajian pustaka, peneliti dapat
meningkatkan wawasan tentang variabel yang sedang ditelitinya. Suharsimi
Arikunto menyatakan bahwa penelitian dapat dipandang sebagai muara
dari berbagai pengetahuan. Selanjutnya beliau menegaskan bahwa
mustahil orang yang pengetahuannya dangkal dapat melakukan penelitian
dengan baik (Arikunto, ibid). Kedalaman wawasan dan pengetahuan dari
peneliti mengenai variabel dan metodologi yang digunakan sangat penting
karena menentukan validitas sebuah penelitian. Komunitas ilmiah akan
melihat bobot ilmiah dari sebuah penelitian melalui paparan peneliti dalam
mengkaji variabel dan metodologi mengenai kajian yang dilakukan dan
sumber bacaan yang dikutipnya. Yang lebih penting lagi fungsinya bagi
peneliti adalah melalui kajian peneliti akan memahami karakter variabel
secara mendalam. Hal tersebut sangat penting karena seorang peneliti
tidak akan dapat meneliti sebuah variabel benar tanpa memahami secara
mendalam variabel tersebut.
Kedua, hasil kajian komprehensif dan rinci mengenai variabel akan
memberi petunjuk dalam penyusunan instrumen penelitian. Dalam kajian
7

pustaka dikaji secara detil dan tuntas karakter setiap variabel hingga dapat
teridentifikasi indikator-indikatornya. Indikator ini akan dijadikan landasan
dalam menyusun kisi-kisi instrumen.
Ketiga, kajian pustaka berfungsi sebagai landasan untuk menyusun
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Kajian setiap variabel diakhiri
dengan simpulan-simpulan, kemudian simpulan-simpulan tersebut akan
dijadikan premis (pernyataan-pernyataan ilmiah) dalam menyusun
karangka berpikir penelitian. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat
dirumuskan hipotesis tindakan.
Keempat, kajian pustaka merupakan landasan untuk mengkaji dan
mengkritisi metode penelitian yang akan digunakan. Jenis variabel dan
konteksnya dengan subjek penelitian menentukan pendekatan dan metode
penelitian yang harus digunakan. Pendekatan dan metode tersebut harus
dikaji terlebih dahulu secara teoretis dengan cara membaca berbagai
referensi dan jurnal hasil penelitian yang pernah dilakukan, kemudian
membandingkan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Melalui kajian tersebut peneliti dapat memilih pendekatan dan metode yang
paling tepat.
Kelima, melalui kajian pustaka dalam penelitian tindakan peneliti
mengidentifikasi alternatif-alternatif tindakan dan memutuskan tindakan
terbaik. Sering kali guru peneliti menentukan tindakan untuk PTK hanya
berdasarkan gagasan, ketertarikan dan keinginan. Ketika guru memiliki
masalah tertentu lalu memiliki keinginan untuk melakukan PTK maka guru
tersebut harus melakukan kajian mendalam dengan cara membaca
referensi dan hasil penelitian lain sejenis. Setalah mengkaji kemudian
menentukan beberapa alternatif tindakan dan membandingkan kelebihan
dan kelemahan alternatif-alternatif tindakan tersebut untuk memilih mana
yang palig sesuai dengan konteks variabel dan subjek penelitian.
Keenam, melalui kajian pustaka peneliti dapat meletakkan penelitian
yang dilakukannya dalam kerangka historis. Pengetahuan mengenai
8

variabel yang diteliti tentu bukan sesuatu yang 100% baru melainkan
lanjutan dari penelitian sebelumnya meskipun dilakukan pada konteks
berbeda. Sebuah penelitian yang dilakukan bagaikan sepotong bata yang
disusun untuk membangun sebuh dinding pengetahuan yang akan semakin
tunggi dan lebar. Melalui kajian pustaka seorang peneliti dapat mengetahui
urutan historis penelitian sejenis dan menyatakan kontribusinya pada posisi
tertentu diantara penelitian-penelitian dengan variabel yang serumpun.

C. Komponen dan Sistematika


Ada dua jenis kajian pustaka. Pertama kajian pustaka yang berdiri
sendiri sebagai sebuah kajian yang menjelaskan sebuah topik. Kedua
kajian pustaka yang disusun untuk kebutuhan penelitian, tesis atau
disertasi. Kajian pustaka jenis pertama murni bertujuan mengkaji sebuah
topik untuk menjelaskan apa yang sudah ditelaah mengenai sebuah topik,
dan apa yang belum, kemudian kelebihan dan kekurangannya. Dalam
kajian pustaka jenis ini dapat diajukan rekomendasi apa yang dapat diteliti
berikutnya. Kajian pustaka jenis ini berisi kajian mengenai sebuah topik
dengan cara meninjau berbagai sumber, tinjauan kritis dan evaluasi
kelebihan dan kekurangan. Komposisi kajian pustaka jenis ini terdiri dari
pendahuluan, isi dan simpulan.
Menurut Gall dan Borg, dalam melakukan kajiian pustaka setidaknya
harus mengajukan dan menjawab pertanyaan berikut, “Sudahkah
penelitian pada masalah yang sama dilakukan sebelumnya?”, Apabila
sudah, selanjutnya, “Apa yang dihasilkan?”, “Apa yang dapat saya
kontribusikan lebih dari yang sudah diteliti sebelumnya?” “Apakah metode
yang saya gunakan lebih buruk, sama atau lebih baik dari apa yag sudah
dilakukan?”. “Apakah masalah penelitian saya signifikan, atau apakah ada
yang lebih penting lagi?” (Meredith D. Gall, Joyce P.Gall, Walter R. Borg,
2003, p. 39).
9

Kajian pustaka jenis kedua disusun untuk kebutuhan penyusunan


kerangka teoretis yang akan digunakan sebagai logika penelitian. Dalam
kajian pustaka jenis ini dipaparkan karakter dan komponen operasional
setiap variabel dan kajian mengenai hubungan sebab akibat yang mungkin
terjadi antara variabel. Dalam penelitian hipotetikal hasil kajian secara
keseluruhan menjadi landasan untuk merumuskan hipotesis.
Menurut Skene, kajian pustaka secara umum terdiri dari 3 bagian.
Pertama, adalah bagian pendahuluan. Dalam bagian ini dikemukakan topik
yang akan dibahas, sistematika pembahasan dan kepentingannya dengan
variabel penelitian. Bagian isi berisi kajian yang disusun sesuai dengan
urutan variebel penelitian. Dalam bagian ini dipaparkan kajian mengenai
variabel dan metode penelitian. Bagian simpulan memuat pernyataan-
pernyataan mengenai hasil kajian (Skene, ibid).
Untuk kepentingan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan jenis
kedua. Kajian pustaka yang dibutuhkan dalam PTK adalah hasil kajian
teoretis mengenai variabel dan hubungan sebab akibat antara variabel.
Hasil kaijian harus menjadi landasan untuk merumuskan kerangka berpikir
yang akan digunakan sebagai logika dalam melakukan penelitian.
Dalam PTK terdapat dua jenis variabel yaitu variabel hasil dan
variabel tindakan. Kajian pustaka dalam PTK harus berisi kajian mengenai
variabel hasil dan variabel tindakan dan hubungan antara keduanya.
Penulisan kajian pustaka biasanya diawali dengan kajian variabel hasil
kemudian disusul dengan kajian variabel tindakan. Dilanjutkan dengan
kajian pustaka mengenai hubungan antara variabel hasil dan variabel
tindakan. Hasil kajian tersebut dirumuskan dalam kerangka kebrpikir dan
hipotesis tindakan.
Secara umum komponen dan sistematika kajian pustaka dapat
dituliskan sebagai berikut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
10

Berisi tujuan kajian, topik yang akan dikaji dan


sistematikanya, hasil kajian yang diharapkan dapat ditumuskan.
B. Kajian variabel hasil 1
Berisi kajian dari berbagai referensi mengenai definisi
variabel, karakter variabel, komponen operasional dan indikator
dari variabel hasil 1. Dalam bagian ini dapat dituliskan sub bagian
berikut.
1. Definisi
2. Komponen
3. Indikator
C. Kajian variabel hasil 2 (kalau ada)
Berisi kajian dari berbagai referensi mengenai definisi
variabel, karakter variabel, komponen operasional dan indikator
dari variabel hasil 1. Dalam bagian ini dapat dituliskan sub bagian
berikut.
1. Definisi
2. Komponen
3. Indikator
D. Kajian variabel tindakan
Berisi kajian dari berbagai referensi mengenai definisi
variabel tindakan, karakter variabel tindakan, prosedur
operasional variabel tindakan, kelebihan dan kekurangan
variabel tindakan. Dalam bagian ini peneliti harus melakukan
kajian mengenai variabel sehingga memiliki pengetahuan yang
aplikatif mengenai penerapan variabel tindakan. Pengetahuan
tersebut akan menjadi landasan dalam menyusun rancangan
tindakan pada bagian metodologi penelitian. Bagian ini dapat
diuraikan menjadi bagian-bagian berikut
1. Definisi
2. Karakter
11

3. Prosedur
4. Kelebihan dan kekurangan.
E. Kajian mengenai variabel hasil dengan variabel tindakan
Bagian ini berisi kajian mengenai teori atau hasil penelitian
sejenis yang sudah dilakukan dan sintesisnya. Dalam bagian ini
diresume hasil-hasil penelitian yang terkait dengan variabel
terkait, kemudian ditegaskan posisi hubungan variabel yang akan
dilakukan sebagai sintesis dari kejian. Bagian ini harus mengarah
ke kerangka berpikir penelitian.
Hasil-hasil penelitian sejenis dapat teridentifikasi dari tesis,
disertasi atau jurnal-jurnal penelitian. Penulis/peneliti harus
berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan untuk melakukan
identifikasi tersebut. Apabila tidak ditemukan hasil penelitian
sejenis maka dilakukan sintesis dari hasil kajian pustaka
mengenai variabel hasil dan variabel tindakan.
F. Kerangka Berpikir
Bagian ini berisi formulasi/rumusan asumsi dasar yang akan
digunakan sebagai logika penelitian. Asumsi dasar tersebut berisi
hubungan sebab akibat (jika … maka…) mengenai dampak dari
penerapan variabel tindakan terhadap perubahan variabel hasil.

G. Hipotesis tindakan.
Dalam bab sebelumnya telah dibahas bahwa PTK secara
metodologis termasuk metode gabungan (kualitatif-kuantitatif).
Salah satu karakter kuantitatif dalam PTK adalah dapat diajukan
rumusan hipotesis. Dalam PTK hipotesis yang dimaksud disebut
hipotesis tindakan. Namun demikian hipotesis dalam PTK tidak
bertujuan untuk diuji melalui statistik inferensial melainkan
sebagai landasan saja dalam membuat pernyataan bahwa
12

tindakan berdampak perubahan terhadap variabel hasil. Dalam


hipotesis tindakan dirumuskan pernyataan mengenai prediksi
perubahan yang akan terjadi pada variabel hasil ketika tindakan
dilakukan dalam beberapa siklus.
Selain kajian mengenai variabel Anda juga dapat mengkaji metode
penelitian yang digunakan. Dalam bagian ini dikaji secara mendalam
Penelitian Tindakan Kelas sebagai sebuah metode. Kajian bias terdiri dari
definisi, karakter, model penelitian tindakan dan prosedurnya. Bagian ini
sebaiknya ditempatkan di bagian B.
Tentu saja komponen dan sistematika tersebut merupakan alternatif.
Banyak alternatif lain yang dapat digunakan. Penilaian terhadap alternatif
komponen dan sistematika tidak benar salah, melainkan bersifat relatif,
dipengaruhi oleh kebiasaan, kesukaan dan konteks. Namun demikian
keragaman komponen dan sistematika harus dinilai dari satu perspektif
yang sama yaitu fungsinya.

D. Sumber Kepustakaan
Masalah utama yang sering dihadapi guru dalam menyusun proposal
penelitian adalah sumber referensi. Namun demikian pada era informasi
kendala tersebut semakin kecil karena sumber referensi dapat diakses
dengan teknologi. Dengan kemudahan teknologi tersebut yang menjadi
masalah utamanya adalah upaya/semangat dan keterampilan mencari
referensi menggunakan ICT. Masalah utama lainnya adalah bahasa.
Referensi yang termuat di internet lebih banyak yang berbahasa Inggris.
Pada umumnya guru selain guru bahasa Inggris kurang memiliki
kemampuan membaca teks pada bahasa tersebut. Namun demikian
banyak software juga yang dapat membantu sekedar menerjemahkan kata
demi kata. Selain itu dapat meminta bantuan kepada teman guru atau
penerjemah.
13

Sumber informasi sangat beragam mulai dari buku, jurnal profesional,


penerbitan lembaga pemerintah, laporan penelitian yang dilakukan
yayasan, proceeding, organisasi profesional, agen pemerintah, tesis dan
disertasi, internet, blog, podcast, wiki dan website. Tentu saja sumber yang
digunakan harus valid. Kriteria valid dapat dilihat dari penulis, lembaga yang
menerbitkan, referensi yang digunakan dalam setiap sumber.
Dari ragam referensi tersebut sumber referensi yang sangat
tradisional sudah umum digunakan adalah buku. Sumber ini tidak harus
didiskusikan secara detil. Yang harus dicatat adalah bahwa tidak semua
buku bermutu. Mutu buku dapat dilihat dari nama penulis, profesi penulis,
pengalaman penulis, lembaga tempat kerja penulis, dan penerbitnya.
Utamakan penggunaan buka yang ditulis oleh orang yang sudah dianggap
ahli di bidangnya.

Sumber utama penelitian yang sangat penting adalah jurnal. Sumber


referensi ini dapat digunakan untuk melakukan kajian mengenai
variabel dan metodologi penelitian yang pernah dilakukan dan
memposisikan
1. aturan. Nomor yang tampil adalah nomor urut gambar yang
ditentukan otomatis oleh sistem. Oleh karena itu jangan diedit.
Apabila kita memberi caption kepada gambar berikutnya maka
nomornya akan mengurut. Berikut ini tampilan hasil editan caption.
14

2. Anda harus memberikan caption kepada setiap gambar sehingga


setiap gambar memiliki identitas nomor dan nama. Apabila seluruh
gambar sudah diberi caption maka Anda dapat membuat daftar
gambar menggunakan fassilitas “Insert Tabel of Figure” pada menu
“References” seperti pada gambar verikut.
15

3. Letakkan kursor di sebuah halaman baru (biasanya) setelah daftar


isi, kemudian tik dengan huruf besar kata “DAFTAR GAMBAR” lalu
letakkan di tengah baris. Setelah itu letakkan kursor di baris baru
kemudian klik “Insert Tabel of Figure”. Selanjutnya akan tampil hasil
seperti pada gambar berikut.

Klik OK dan akan secara otomatis tamil Daftar Gambar seperti pada
gambar berikut
16

Apabila dalam naskah Anda banyak gambar yang sudah diberi


caption maka akan tampil semuanya dengan halaman yang sesuai
secara otomatis dengan nomor halaman yang sesuai dengan tempat
gambar tersebut berada.

A.Membuat Daftar Tabel


Membuat daftar tabel dilakukan dengan cara yang sama dengan
membuat daftar tabel sebagaiberikut.
1. Memberikan caption kepada setiap tabel dengan cara yang sama
dengan pada gambar. Hanya saja labelnya diganti dengan “Tabel”.
Lihat gambar berikut.
17

2. Beri nama tabel dan memilih posisi agar caption ada di atas tabel
(bukan di bawah seperti pada daftar gambar”. Lihat gambar berikut.

3. Hasilnya akan tampil seperti pada gambar berikut.


18

4. Selanjutnya buatlah daftar tabel dengan cara yang sama dengan


pada daftar gambar, yaitu mengklik fungsi “Insert Tabel of Figure”
pada menu reference dan akan muncul tampilan berkut.
19

5. Letakkan kursor di halaman baru, tikla judul “DAFTAR TABEL”,


LALU Klik “OK” di dasar menu tersebut dan akan tampil daftar tabel
seperti berikut.

B. Aturan Penyusunan Daftar Gambar dan


Daftar Tebel
Membuat daftar gambar dan daftar tabel tidak boleh bersamaam
karena akan berakibat bercamurnya gambar dan tabel pada daftar yang
sama. Agar hal tersebut tidak terjadi maka lakukan hal berikut.
1. Memberi caption gabar dan tabel lebih aman dilakukan setelah
naskah selesai.
2. Beri dulu caption pada gambar, kemudian langsung buat daftar
gambar di halaman baru.
3. Setelah selesai membuat daftar gambar, berikutnya beri caption
pada setiap tabel dengan cara mengganti label dari yang tadinya
“gambar” menjadi ‘Tabel”.
4. Apabila sudah selesai memberi caption maka sebaiknya langsung
membuat daftar tabel di halaman berbeda dengan cara yang sama.
20

C.Membuat Navigasi
Rekan-rekan kita sudah diberikan banyak kemudahan pada MS Word.
Salah satunya dengan fasilitas navigasi. Fasilitas ini dapat digunakan untuk
mengarahkan kita ke halaman tertentu ketika kita melakukan editing.
Dengan fasilitas navigasi ini kita tidak harus memindahkan halaman (scroll
up/down) untuk menuju halaman tertentu tetapi cukup dengan klik navigasi.
Selain itu dengan fasilitas ini kita dapat membuat daftar isi otomartis tanpa
menulis ribuan titik seperti dilakukan dalam cara manual.
Navigasi ini berbentuk daftar judul dan sub judul yang kita bias klik
untu menuju halaman dimana judul/sub judul tersebut berada. Lihat gambar
berikut.

Anda lihat di sebelah kiri layar ada daftar judul dan sub judul. Apabila
judul/sub judul tersebut diklik maka layar akan berpindah ke halaman
dimana judul/sub judul tersebut berada. Dengan demikian kita dapat
21

mengirit waktu untuk mencari halaman katika melakukan editing. Navigasi


tersebut akan mengurangi rasa pusing Anda ketika melakukan editing.
Navigasi tersebut bias kita buat dengan fasilitas “heading”. Apakah
Anda siap untuki berlatih? Mari kita kita lakukan.
1. Posisikan layar MS Word Anda dalam fasilitas “home” dan akan
muncul tampilan berikut.

Di sebelah kanan toolbar ada icon “styles” yang isinya ada kotak
berisi tulisan “normal”, no spacing”, “heading 1”, “heading 2” dan
seterusnya.
2. Mari kita membuat kerangka tulisan. Misalnya Bab 3.
a. Navigasi judul bab
Tuliskan BAB III. PENDAHULUAN, kemudian di blok dan klik
“heading 1”.
b. Navigasi sub judul bab
Tuliskan sub bab berikut.
Lakukan bloking pada seluruh sub judul (A sampai F), lalu klik
“heading 2”, maka di layar akan tampil seperti berikut.
Seting Penelitian

Prosedur Penelitian

Metode Pengumpulan Data


22

Teknik Analisis data

Indikator keberhasilan

Jadwal Penelitian

Anda berikan nomor A-F secara otomatis dengan cara mengklik


numbering dan klik pilihan huruf besar seperti pada gambar.

A. Seting Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis data
E. Indikator keberhasilan
F. Jadwal Penelitian

Setelah itu akan tampil kerangka berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


23

A. Seting Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis data
E. Indikator keberhasilan
F. Jadwal Penelitian

c. Navigasi sub-sub judul


Apabila masih ada sub judul maka lengkapi. Misalnya seperti
berikut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Subjek penelitian

Waktu

tempat

3. Lakukan bloking pada sub-sub bab tersebut dan klik “Heading 3”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Subjek penelitian
Waktu
tempat
Masih dalam keadaan diblok, berikan nomor (1,2,3 secara otomatis)
4. Lakukan editing tersebut untuk setiap sub judul.
5. Lakukan editing jenis, ukuran dan warna huruh dengan cara
melakukan bloking terhadap seluruh kerangka lalu pilih jenis, ukuran,
warna huruf dan spasi. Pilihlah huruf Times New Romance atau Arial
24

ukuran 12 dan spasi 1,5 atau 2. Hasil editing akan tampil seperti
berikut.
KERANGKA BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Tempat Penelitian
B. Prosedur Penelitian
1. Model PTK Yang Digunakan
2. Jumlah Siklus dan Pertemuan
3. Materi Pembelajaran
4. Rancangan Tindakan Siklus Pertama
5. Rancangan Tindakan Siklus Kedua
C. Teknik dan instrument pengumpulan data
D. Teknik Analisis Data
E. Indikator Keberhasilan
F. Jadwal Penelitian
6. Kalau hasil editing spasinya belum konsisten maka edit spasi seperti
berikut.

Klik tombol “line Spacing Option…”, akan muncul layar beikut.


25

Centang kotak “Don’t add space between ….” dan seting kotak
“before” dan “after” pada fitur “spacing” dua-duanya menjadi nol
dengan cara mengklik tanda segitiga ke atas dan bawah.
7. Sekarang Anda sudah selesai membuat navigasi. Mari kita lihat
hasilnya dengan cara mengklik tombol “view” pada menu utama
kemudian klik “Document Map” pada MS 2007 atau “Navigation
Pane” pada MS 2010 seperti pada gambar berikut.

Dalam MS 2010-2013 akan muncul tampilan berikut.


26

8. Di layar sebelah kiri Anda akan tampil navigasi seperti beikut.

Tampilan di sebelah kiri Anda adalah navigasi. Anda boleh mengklik


navigasi dan melihat dampaknya.
9. Menggunakan fitur “Format Painter”
Lihat gambar berikut.
27

Pada sudut kiri gambar di atas ada gambar kuas berwarna kuning
bertuliskan “Format painter”. Saya lebih senang menyebutnya sapu.
Fitur ini memiliki fungsi menjiplak (mengkopi) fungsi-fungsi/karakter
yang digunakan dalam sebuah naskah. Misalnya, naskah A
menggunakan penomoran 1, 2, 3 dst, maka apabila naskah tersebut
disapu dan dipindahkan ke naskah B maka naskah B akan memiliki
fungsi/karakter yang sama dengan naskah A.

Contoh
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Anda lihat kalimat “Manfaat penelitian”, belum memiliki nomor. Untuk
memberi nomor yang karakternya sama dengan yang di atasnya
maka kita dapat menggunakan sapu.
Letakkan kursor atau lakukan bloking poada kalimat “Pendahuluan”,
atau “Rumusan masalah”, kemudian tekan fitur sapu (format painter).
Kursor akan menjadi gambar sapu, lalu klik di kalimat “manfaat
28

penelitian”. Maka kalimat penelitian akan otomatis memiliki nomor


urut seperti berikut.
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
Fungsi ini dapat digunakan dalam editing dan membuat navigasi.
Apabila Anda ingin sebuah kalimat atau alinea sama karakternya
dengan yang lain maka lakukan seperti di atas.
Pada latihan di atas, Anda memulai membuat navigasi dari awal
ketika menyusun kerangka. Anda juga dapat membuat navigasi pada
tulisan yang sudah jadi. Caranya dengan memberi heading pada judul dan
sub judul. Jangan heran apabila setelah diberi fungsi heading jenis, ukuran
dan warna huruf berubah. Anda harus mengeditnya kembali.
Jangan lupa, menggunakan heading tertentu untuk judul/sub judul
yang memiliki karakter tertentu. Misalnya;
a. Judul bab menggunakan “heading 1”
b. Sub Judul (A, B, C) menggunakan “heading 2”.
c. Sub-sub judul menggunakan “heading 3”
Untuk sebuah naskah seperti proposal cukup sampai “heading 3”
saja sehingga hanya bagian garis besar yang akan tampil. Kalau
bagian detilnya ditampilkan maka di navigasi dan daftar isi akan
terlalu banyak.
Apabila Anda akan menghapus fungsi heading pada sebuah sub
judul/judul, maka Anda tinggal menempatkan kursor pada bagian tersebut
kemudian klik kotak “normal”.
29

Sering kali sebuah alinea tampil dalam daftar isi. Itu terjadi apabila
alinea tersebut tidak sengaja mendapat fungsi “heading”. Cara
menghilangkannya degan menempatkan kursor pada alinea tersebut
atau membloking, kemudian klik kotak “normal”.
D. Membuat daftar isi
Anda dapat membuat daftar isi otomatis dengan model navigasi yang
sudah Anda buat. Caranya, lakukan denganlangkah berikut.
1. Tempatkan kursor di halaman dimana Anda akan menempatkan
daftar isi
2. Klik menu utama “references”, akan muncul tampilan layar berikut.

3. Lihat di sudut kiri ada fitur “Table of Content”. Anda klik saja fitur
tersebut, kemudian akan muncul menu berikut.
30

4. Menu tersebut menyajikan beberapa pilihan fungsi. Anda pilih


“Content” dengan cara mengklik di bagian tersdebut. Setelah itu akan
otomatis muncul daftar isi di halaman dimana Anda meletakkan
kursor seperti berikut.
5. Ganti “Content” dengan “Daftar Isi” lalu pindahkan ke tengah dengan
cara menekan “ctrl+E”. Ubah jenis, ukuran dan warna huruf selaras
dengan naskah lainnya.
6. Pada daftar isi tersebut akan otomatis berubah nomor halamannya
ketika Anda menambah tulisan dalam jumlah berapapun. Kalau
Anda mau melihat perubahan Anda dapat meng-up date dengan
cara mengklik bagian dalam daftar isi sehingga tampil menu up date
seperti pada gambar berikut.
31

7. Klik saja bagian sudut kiri atas bertuliskan “Update table”, tabel akan
ter-update otomatis.
Demikian cara membuat navigasi dan daftar isi otomatis. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk memfungsikan fitur-fitur tersebut. Yang
disajikan di atas hanya salah satu cara saja. Anda bias mengeksplorasinya
dengan tekun dan biasa memperoleh cara yang lebih baik.

Referensi: Sebagian besar teknik ini dikembangkan sendiri, sebagain lain-


khususnya bagian “Penomoran Halaman” merupakan modifikasi dari
sumber
http://www.computer1001.com/2008/11/cara-membuat-dan-mengatur-
posisi-nomor.html, diambil 28 Januari 2017.
ii
iii

DAFTAR PUSTAKA
... (2015, Februari 24). Paradigm. Retrieved from Explorable Psychology
Experiment: https://explorable.com/what-is-a-paradigm
... (n.d.). Action Reseach. In Qualitative Reseacrh (p. 267).
Anderson, T. (2013, Oktober 15). Research Paradigma: Ontology's,
Epistemoloies & Methods. Slide Share. University of Oberta de
Catalunya.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arung, F. (2015, maret 24). English Education Study Program of teacher
Training and Education. Retrieved from University of Sebelas November:
https://usnpendbing.wordpress.com/2015/03/24/the-conceptual-
framework-of-classroom-action-research/
Berlin, I. (2000). The Power of Idea. Princetown: Princetown University Press.
Burke Johnson, Anthony J. Onwuegbuzie. (2004, Oktober). Mixed Method
Research: A Research Paradigm Whose Time Has Come. Educational
Researcher, 33, 14-26.
Burns, B. R. (2000). Contrasting Perspectives. In B. R.B., Intoduction to
Research Methode (pp. 3-10). London: Sage Publication.
Cresswell, J. W. (2012). Education Research, Planning, Conducting and
Evaluating Qualitatif and Quantitatif Research. Boston: Pearson
Education Inc.
Cresswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitatif and Mix
Method. California: Sage Publication Inc.
Creswell, J. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitatif an Mix Methods
Approach. London: Sage Publication.
D. Scott, M. Morrison. (2006). Key Ideas in Educational Research. London:
Continum International Publishing Group.
Denzin dan Lincoln. (1994). Introduction: Entering the Field of Qualitatif
Research. Thausen Oaks: Sage apublication.
Dictionary, B. (2017). Business Dictionary. Retrieved Mei 4, 2017, from
Methodology:
http://www.businessdictionary.com/definition/methodology.html
Durie, M. (2017). Whanau Ora Research. Retrieved Mei 4, 2017, from Method
or methodology, what's difference?:
http://whanauoraresearch.co.nz/news/method-or-methodology-whats-
the-difference/
Given, L. M. (2008). The Sage Encyclopedia of Qualitatif Research Method.
California: Sage Publication Inc.
Gould, S. (2011, Januari 4). Birmingham City University. Retrieved from Center
for Academic Success Study Guide: writing:
http://library.bcu.ac.uk/learner/writingguides/1.04.htm
Guba, E. G. (1990). The Paradigm Dialog. London: Sage Publication.
Guelphe University . (2013, 03 12). University of Guelphe. Retrieved from
Learning Common Library: http://www.lib.uoguelph.ca/get-
assistance/writing/specific-types-papers/writing-literature-review,
Haraahap, A. L. (2015: 24-30). Meniningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui
Penerapan Reaward dan Punishment di MAN 5 Jakarta. Didiaktik.
Hine, G. S. (2013). The Importance of Action Research in Teacher Education
Program. Issues in Education Research, 23, 151-163.
iv

Holverson, H. G. (2016, Mei 17). Psichology Today. Retrieved April 28, 2017,
from Motivation: https://www.psychologytoday.com/blog/the-science-
success/201106/the-3-biggest-myths-about-motivation-won-t-go-away
J. McNiff dan J. WHitehead. (2002). Action research: Principle and Practices.
New York: Routledge.
J. McNiff dan J. Whitehead. (2009). You and Your Action Researc. London and
new York: Routledge .
Kebudayaan, K. P. (2016). Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru Pembelajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.
Martens, D. M. (2010). Research and Evaluation in Education and Psichology
Intehrating Diversity with Quantitatives, Qualitatives and Mix Method 3nd
Edition. California: Sage Publicaion Inc.
Master, J. (1995). Aral. Retrieved Desember 22, 2016, from
http://www.aral.com.au/arow/rmasters.html
Maters, J. (1995). The History of Action Research. In H. I., Action Research
Electronic Reader (pp. 3-4). Sudney: University of Sydney.
McKernan, J. (1988). The Countenance of Curriculum Action Research:
Traditional, Collaboratif and Emancipatory - Critical Conception. Journal
of Curriculum and Supercision , 173-200.
McNeef, J. (2009). Action Research for Prefessinal Development Concise
Advise for New Action Researcher. Jakarta: Graedia.
Meredith D. Gall, Joyce P.Gall, Walter R. Borg. (2003). Educational Research
an Introduction Seventh Edition. New York: Pearson Education Inc.
Meredith D. Gall, Joyce P.Gall, Walter R. Borg. (2003). Educational Research
an Introduction Seventh Edition. New York: Pearson education Inc.
Mills, G. E. (2000). Action Research a Guide for the Teacher Researcher . New
Jersey: Prantice-Hall Inc.
Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mongan-Rallis, H. (2014, November 21). OneStat.COm. Retrieved from Guide
Line for Wriring Literaturre Riview:
http://www.duluth.umn.edu/~hrallis/guides/researching/litreview.html
N. K. Denzin; Y.S. Lincoln. (2000). Paradigmatic controversies, contradictions
and emerging confluences. In L. S. Y., & E. G. Guba, Handbook of
Qualitative Research (2nd ed.) (pp. 163-188). Thausand Oak California:
Sage Publication Inc.
Neef, M. (2000). jfoewjf (1 ed.). jakarta: Gramedia.
Oxford. (2015, Februari 24). Paradigm. Retrieved from Oxford Dictionary
Language Matters:
http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/paradigm?q=paradig
m
Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
Pembelajar. (2016). Kependidikan., Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan .
PMP, B. P. (2013). Pengembangan Kerpofesian Berkelanjutan. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Reinharz, S. (1992). Feminist Method in Social Research. Oxford, Newyork:
Oxford University Press Inc.
Sarantakos, S. (1993). Social Research. London: The Macmilland Press Ltd. .
v

Sarantakos, S. (1998). Social Research, Second Edition. London: Macmillan


Press LTD.
Sauro, J. (2013, August 6). Measuring U. Retrieved Desember 25, 2016, from 7
Steps to Conducting Better Qualitative Reserach:
http://www.measuringu.com/blog/qualitative-steps.php
Scott D. Morrison M. (2006). Key Ideas in Education Research. New York:
Continum International Publishing Group.
Scott, D., & Morrison, M. (2006). Key Ideas in Education Research. London:
Continum International Publishing Group.
Skene, A. (2017). Writing a Literature Riview. Scarborough: University of
Toronto.
Slavin. (2014). Conduct Teacher Action Research. Jakarta: Surya CIpt.
Slavin, R. (2010). Edication Researh in an Age of Accountability. New York:
Pearson Education.
Slavin, R. E. (2010). Education Research in an Age of Accountability. New
York: Pearson Education.
Smith, M. K. (2001, June). Inped. Retrieved Januari 20, 2017, from
http://www.infed.org/thinkers/et-lewin.html
Stringer, E. T. (2007). Action Research, 3nd edition. London: Sage Publication,
Inc.
Suhardjono. (2008). Pertanyaan dan JAwab di Sekitar Penelitian TIndakan
Kelas dan Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia dan LP3
Universitas Negeri Malang.
Suhardjono. (2010). Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar Penelitian Tindakan
Kelas dan Sekolah. Malang: Cakrawala.
Suhardjono. (2010). Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar Penelitian TIndakan
Kelas dan TIndakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia dan LP3
Universitas Negeri Malang.
Tomal, D. R. (2010). Action Research for Education (Second ed.). Newyork, :
Rowman & Litlefield Publisher , Inc.
Tylor, D. (2008). University of Toronto. Retrieved from Writing Advice:
http://advice.writing.utoronto.ca/types-of-writing/literature-review/
Vries, J. B. (2015). Doing Qualitative Research The Craft of Naturalistik Inquiry.
Amsterdam: Amsterdam University Press.
Waterman, S. (2011). Data Analysis, Evaluation of the 2009-10 Lesson Study
Project. Silicon Valley Mathematics Initiative, 1.
WikiHow. (n.d.). WikiHow. Retrieved Desember 25, 2016, from How to Do
Qualitative research: http://www.wikihow.com/Do-Qualitative-Research
Wikipedia. (2015, Februari 24). Paradigm. Retrieved from Wikipedia The Free
Encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Paradigm
Wikipedia. (2016, Desember 6). Feminist Theory. Retrieved Desember 18,
2016, from Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Feminist_theory#cite_note-
Feminist_theory_:_a_reader-32

Anda mungkin juga menyukai