Anda di halaman 1dari 15

SAP 5

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Oleh :

Akmil Asril 1880621001

I Nengah Asta Gina Jaya Artha 1880621002

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
Kajian Pustaka Dan Hipotesis

Salah satu unsur penting dan memiliki peran angat besar dalam penelitian adalah teori.
Landasan teori suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau
tinjauan pustaka. Sumber terpenting sebuah karya tulis tentu saja riset. Melalui penelitian atau
kajian teori diperoleh kesimpulan-simpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian
dirumuskan pada pendapat baru.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah kedua dalam proses penelitian


(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoretis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono,
2010:52). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan
tidak sekadar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoretis ini merupakan ciri
bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

1. Review Literatur

Review literatur merupakan analisis berupa kritik baik (membangun maupun menjatuhkan)
penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian
dari keilmuan.

Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoretis penelitian yang akan
dilakukan. Secara garis besar, sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu umum,
terutama terdapat pada buku-buku teks, dan acuan khusus, yang berupa laporan hasil penelitian
yang terutama terdapat dalam jurnal profesional. Teori yang dipilih paling tidak harus memenuhi
tiga unsur, yaitu relevansi, kelengkapan materi, dan kemutakhiran.

Relevansi artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan bidang kajian
penelitian. Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang tercermin dalam berbagai
teori dalam mempelajari persoalan yang sama. Dengan demikian, jika terdapat beberapa aliran
dalam sebuah pendekatan, maka peneliti harus mengemukakan alasan memilih aliran tertentu.
Kemutakhiran berkaitan dengan dimensi waktu. Seperti diketahui, bahwa ilmu pengetahuan
berkembang dengan cepat dan sebuah teori bisa efektif pada suatu waktu, maka dianggap tidak
efektif lagi pada masa sekarang. Oleh karena itu, harus mencakup perkembangan terbaru di
bidangnya.

Tinjauan literatur juga dapat berupa hasil penelitian terdahulu yang diperoleh melalui
jurnal penerbitan berkala, baik lokal maupun internasional. Penelitian terdahulu ini penting
digunakan untuk memberikan perbandingan hasil penelitian yang sudah ada dengan penelitian
yang akan kita lakukan. Selain itu, penelitian terdahulu dapat digunakan untuk menangkap
berbagai perbedaan (pro dan kontra) dari berbagai penelitian sehingga diperoleh gambaran lengkap
mengenai permasalahan yang diteliti.

Tujuan review literatur:


1. Membentuk ebuah kerangka toretis untuk topik/nidang penelitian
2. Menjelaskan definisi, kata kunci, dan terminologi.
3. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik
4. Menentukan lingkup penelitian

Langkah-langkah dalam review literatur:

Langkah 1: Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait. Langkah ini terdiri atas beberapa tahap, antara
lain seperti dibawah ini.
- Tahap 1
Perhatikan struktur dan teks, misalnya daftar isi, abstrak, heading dan sub-headings, untuk
melihat apakah teks itu cocok untuk tujuan Anda.
- Tahap 2
Jika tes terlihat cocok untuk tujuan Anda, baca dengan lebih detail untuk mencari penelitian
tertentu yang akan mendukung literature review.
Langkah 2: Mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca.
Tulisan ilmiah berkualitas adalah jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang mengasilkan site yang tidak qualified dan pastikan darimana asal
dan sumber riset. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi tulisan ilmiah adalah
sebagai berikut.
1. Akurasi
Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah penelitian yang sama
diacu di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten dengan sumber lain. Selain itu pastikan
literatur berasal dari sumber terpercaya.
2. Objektivitas
a. Apakah ada bukti bias dalam artikel? Misalnya, apakah anda akan percaya riset pabrik
rokok yang menyatakan bahwa merokoktidak membahayakan kesehatan?
b. Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain? Jika tidak, apakah argumen (metode,
rancangan penelitian, dll) yang dipakai dasar cukup meyakinkan?
c. Bagaimanakah Anda mengetahui kalau data yang dimuat benar? Data pendukung apa yang
tersedia?
3. Kemutakhiran
a. Pastikan kapan tanggal publikasi material
b. Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih baru dan menimbulkan keraguan atau
menentang beberapa penemuan yang sudah ada.
4. Cakupan
a. Informasi dari literatur yang tersedia harus lengkap dan mencakup bidang yang diteliti
b. Pastikan apakah ada penelitian lebih lanjut yang tidak disebut atau secara sengaja
dihilangkan dari penemuan?

Langkah 3: Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut

Buat catatan saat membaca literatur mengenai hal-hal berikut.

1. Apakah poin/teori/masalah utama yang diangkat dalam teks misalnya buku atau artikel?
2. Rangkum poin utama yang diajukan pengarang
3. Catat detail kuotasi atau ha;aman referensi yang ANda anggap mungkin berguna dalam
literatur review
4. Pastikan adna memiliki semua informasi, seperti pengarang, tanggal dan tahun, judul buku,
sumber penerbit buku/jurnal, halaman, tujuan, penelitian, hipotesis, metode penelitian, material,
desain eksperimen, dan hasil/data.
5. Catat bagaimana pengarang menggunakan materi asal. JIka ANda meniru kata-kata
pengarang secara langsung pastikan Anda menempatkannya dalam tanda petik dan menyebut
halamannya.
6. Apa simpulan yang dibuat oleh pengarang?
7. Poin apa yang mendukung kesimpulan?
8. Tulis juga pendapat anda tentang bacaan tersebut. Hal ini akan berguna saat Anda melihat
kembali catatan yang Anda buat atau menggunakannya saat menulis.

Langkah 4: Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu permasalahan
1. Sumber-sumber literatur review
Sumber-sumber literatur dapat berupa sumber utama yang berasal dari jurnal, laporan
penelitian, informasi dari wawancara/email, sumber lanjutan yang merupakan analisa terhadap
sumber utama dan sumber yang berasal dari komunitas professional.
2. Cara membaca sumber
a. Skimming
Merupakan proses membaca dokumen objek secara cepat sambil mengambil inti-inti setiap
paragraf. Skimming dapat membantu melakukan review dengan lebih cepat dan menyeluruh.
b. Paragraf Statement (Kalimat utama di dalam suatu paragraf), yaitu membaca kalimat
terpenting didalam suatu paragraf yang berguna untuk membantu mengerti paragraf objek.
c. Dicument Statement (Kalimat permasalahan/tema penelitian), yaitu membaca statement
utama dalam suatu dokumen objek yang berguna untuk membantu mengerti tema keseluruhan.

Pengertian Teori
Menurut Kerlinger Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar
variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Selanjutnya
Sitirahayu Haditono (1999) mengemukakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting
bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang ada.
Mark (1963), dalam Sitirahayu Haditono, (1999), membedakan teori mejadi 3 macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatiftertentu ke arah data yang akan diterangkan
2. Teori Induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrem
titik pandang yang posotivistik ini dijumpai pada kaum behaviourist
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoretis, yaitu data memengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teri kembali memengaruhi
data.
Berdasarkan tiga pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut.
1. Teori menunjuk apada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini
biasanya menunjukkan sifat sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkanj suatu
hubungan antyara variabel-variabel empiris yang bersifat ajek dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini, orang mulai dari data
yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoretis (induktif)
3. Suatu teori dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini,
biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara dua data dan pendapat teoretis.

Berdasarkan hal tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa suatu teori adalah suatu
konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan
yang sistematis. SUatu teori harus dapatdiuji kebenarannya. Bila tidak ia bukanlah teori.

2.Deskripsi teori

deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah teori yang perlu dikemukakan
atau dideskripsikan, akan bergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung
pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat 3 variabel independen dan
1 dependen, kelompok teori yang dideskripsikan ada 4 kelompok teori yaitu kelompok teori yang
berkenaan dengan 3 variabel independen dan 1 dependen. Oleh karena itu, semakin banyak
variabel yang diteliti, akan semakin banyak teori yang dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelesan terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, ruang
lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara reabel yang akan diteliti menjadi lebih
jelas dan terarah. Teori-teori yang dideskripsikan, baik dalam proposal maupun laporan penelitian
dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai toeri dan konteks yang deteliti atau
tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti menunjukkan bahwa
peneliti tidak menguasai teori atau konteks penelitian. Untuk menguasai teori, dan generalisasi-
generalisasi hasil penelitian, seseorang peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan
menbaca, dan menelaahnya setuntas mungkin agar dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi
langkah-langkah berikutnya. Kegiatan membaca merupakan ketrampilan yang harus
dikembangkan dan dipupuk.

Untuk dapat memebaca dengan baik, peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Sumber-
sumber bacaan dapat berupa buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah dan hasil-hasil
penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber-sumber bacaaan sendiri, dapat meminjam
diperpustakaan, baik perpustakaan lembaga formal maupun perpustakaan pribadi. Sumber bacaan
yang baik harus memenuhi 3 kriteria, yaitu revanlasi, kelengkapan, dengan kemuktakhiran.
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemuktakhiran
berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, akan semakin muktakhir
toeri.

Mengingat besarnya peranan kerangka teori dalam penelitian kuantitatif, prosedur penyusunan
landasan teori perlu memperhatikan langkah-langkah berikut :

1. Melakukan kajian pustaka (literature review yang relevan, meliputi antara lain buku-buku
referensi, hasil penelitain, jurnal, terbitan ilmiah berkala, abstrak desertasi dan thesis).

Tujuan utama melakukan kajian pustaka antara lain:


1. Menunjukkan seberapa jauh kesiapan peneliti menyajikan permasalahan penelitian yang
diajukan.
2. Mengetahui apakah permasalahan penelitian yang diajukan merupakan permasalahan yang
orisinail atau berupa duplikasi dari penelitian-penelitian lain.
3. Memberikan dasar bagi peneliti tentang penguasaan konsep-konsep teoritik yang akan
dijadikan kerangka pemikiran , sehingga peneliti akan memahami apa yang seharusnya
dilakukan, artinya melakukan suatu kerja dan atau langkah tanpa konsep yang jelas.
4. Mengetahui dan mengecek apa saj yang pernah dilakukan oleh orang atau ahli lain,
sehingga peneliti tidak dikatakan replikasi.
5. Menghasilkan wawasan yang luas mengenai pengetahuan dalam bidangnya, peneliti akan
memiliki landasan yang kuat dalam mengajukan hipotesis penelitian sehingga hipotesisnya
memiliki landasan teoritis yang kuat.
6. Memberikan justivikasi mengenai kerangka pemikiran yang diajukan. Dengan demikian,
peneliti yang memebuat paradigma penelitian akan memiliki pemikiran yang kuat.
7. Memperoleh pengalaman-pengalaman berharga dari peneliti sebelumnya selain itu akan
terhindar tidak akan mengulang kesalahan dan kekurangan peneliti sebelumnya.

2.Melakukan sintesis atau penyatuan makna antara teori yang satu dengan teori yang lain untuk
menjelaskan secara spesifik tentang variabel penelitian. Biasanya hal ini disebut dengan definisi
operasional variabel.

3. Atas dasar hasil kajian puska, kemudian peneliti menyusun sendiri kerangka teorinya dalam
susunan kerangka pemikiran yang logis, rasional dan runtut.

4. Dengan dilandasi oleh hasil dari kajian pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis
penelitian. Hipotesis tidak semata-mata muncul berdasarkan intuisi penelitian tetapi juga muncul
berdasarkan landasan teori.

Berdasarkan prosedur diatas, struktur pembahasan deskripsi toritik meliputi hal-hal berikut.

1. Moengidentifikasi dan mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan
variabel penelitian yang akan dianalisis.
2. Melengkapi kajian teori dengan berbagai pendapat lain yang telah dipublikasikan.
3. Menyatakan sintesis tentang variabel penelitian pada setiap akhir pembahasan suatu kajian
toeri.

3.Langkah-langkah Mendeskripsikan Teori

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :

1. Terdapat nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.


2. Mencari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap
variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan memilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, tehnik
pengumpulan data, analisis, simpulan dan saran yang diberikan.
4. Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada sumber bacaan, dibandingkan
antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5. Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, melakukan
analisis, merenungkan, dan membuat rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi sumber
data yang dibaca.
6. Deskripsikan terori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai
landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

4. Kerangka Berpikir

Uma Sekaran dalam buku bisnis research 1992 mengemukakan bahwa kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel independen dan dependen bila dalam
penelitian ada variabel moderator dan intervening, juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut
dilibatkan dalan penelitian. Pertautan antara variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan kedalam
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Jadi kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga dihasilkan
sintesis tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sisntesis tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

5. Langkah-langkah Penyusunan Kerangka Berpikir

1. Menetapkan Variabel Yang Diteliti

Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berpikir untuk pengajuan hipotesis, harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya.
Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel merupakan titik tolak untuk
menentukan teori yang dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka minimal
menggunakan lima teori.

2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian

Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil
peneitian yang relevan. Buku buku yang dibaca dapt berupa buku teks, ensiklopedia, dan kamus.
Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan
disertasi.

3. Deskripsis Teori dan Hasil Penelitian

Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan
dengan variabel yang diteliti. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa deskripsi teori berisi tentang
definisi tiap-tiap variable yang diteliti, uraian terinci tentang ruang lingkup setiap variable, dan
kedudukan antara variabel satu dan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak. Hal itu
penting karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak cocok untuk penelitian di dalam
negeri.

5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Analisis komperatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang
lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini
penelitian dapat memadukan teori satu dengan teori yang lain atau mereduksu bila dipandang
terlalu luas.

6. Sintesis dan Simpulan

Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua hasil variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau
simpulan sementara. Perpaduan antara sintesis atau variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik, memuat
hal-hal sebagai berikut:

1 Variable-variable yang akan diteliti harus dijelaskan


2 Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan atau
hubungan antara variabel yang diteliti, serta ada teori yang mendasari.
3 Diskusi juga harus dapat menunjukana dan menjelasakan apakah hubungan antarvariabel
itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal Balik)
4 Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam
penelitian.

6. Bentuk-bentuk Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan dua variabel atau lebih.
Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declaratif) dan menggabungkan,baik
secara umum maupun secara khusus antara variabel yang satu dan variabel lainnya. Terkait dengan
hipotesis dan pernyataan hipotesis yang baik, ada dua kriteria. Kriteria itu sama dengan yang
berlaku untuk masalah dan penyertaan masalah. Hipotesis merupakan pernyataan yang
menunjukkan relasi antara variabel-variabel. Kedua, hipotesis mengandung implikasi-implik asi
yang jelas untuk pengujian hubungan-hubunag yang dinyatakan itu. Jadi, kriteria ini berarti bahwa
pernyataan hipotesis mengandung dua variabel atau yang lebih yang dapat diukur atau
berkemungkinan untuk diukur dan disamping itu pernyataan hipotesis menunjuk secara jelas dan
tegas cara variabel-variabel itu berhubungan.

Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam
rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif
dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan
penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris. Dengan demikian hipotesis memiliki
beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.

1. Hipotesis nmenjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.


2. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris.
3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data.
4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat simpulan penelitian.

Bentuk –bentuk hipotesis penelitian sangat erat terkait denga rumusan masalah penelitian. Bila
dilihat dari tingkat eksplanasinya, bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga, yaitu rumusan
masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh
karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga, yaitu hipotesis deskriptik, komparatif, dan
asosiatif atau hubungan.

1. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadp rumusan desriptif, hipotesis
komparatif,merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis
asosiatif merupakan jawaban sementara terhaap masalah asosiatif atau hubungan.
2. Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif.
3. Hipotesis asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Paradigma penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis

Paradigma penelitian dapat digunakan sebagai panduan untuk merumuskan masalah dan
hipotesis penelitiannya yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data
dan analisis.

Karakteristik Hipotesis yang Baik

1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel


pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel tau
lebih. Pada umumnya hipotesis seskriptif tidak dirumuskan.
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehinggan tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

Kriteria Rumusan Hipotesis

Hipotesis yang baik setidaknya memertimbangkan kriteria sebagai berikut.

1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian
kuantitatif merupakan jawaban rasional yang dideduksi dari teori-teori yang ada.
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
Tujuan penelitian adalah menguji teori atau hipotesis. Agar dapat diuji, hipotesis harus
menyatakan secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan dugaan mengenai hubungan
antarvariabel.
3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat
dibandingkan dengan hipotesis rivalnya. Beberapa teori memungkinkan saling
bertentangan antara yang satu dengan yang lain atau teori yang satu lebih kuat daripada
teori yang lain. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus mempunyai dukungan
teoritis yang lebih kuat daripada alternatif hipotesis yang lainnya yang memungkinkan
dapat dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lain.

Format : Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk rumusan, diantaranya
seperti dibawah ini :
1. Format pernyataan jika maka atau proporsi
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk jika maka atau proporsi yang
menyatakan hubungan antar variabel dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam
kaitannya dengan variabel tertentu yang dapat diuji.

2. Format hipotesis nol


Merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variabel yang definitif atau
eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau
perbedaan.
3. Format hipotesis alternatif
Merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol yang menunjukkan adanya
hubungan atau perbedaan (signifikansi) antarvariabel yang diteliti.

Pentingnya Hipotesis

Cukup jelas bahwa hipotesis merupakan alat yang penting dan mutlak yang perlu dalam
peneitian ilmiah. Ada tiga alasan utama yang menopang pandangan ini.

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai peranti kerja teori. Hipotesis dapat dijabarkan dari teori
dan dari hipotesis lain. misalnya, jika kita sedang mempersiapkan teori tentang agresi,
tentunya kita mencari sebab dan akibat perilaku agresif. Kita mungkin telah mengamati
kasus-kasus perilaku agresif yang muncul setelah adanya situasi-situasi yang menyebabkan
frustasi. Dengan demikian, teori itu mungkin mencakup proporsi frustasi menyebabkan
agresi. Dari hipotesis yang umum dan luas ini dapat dijabarkan hipotesis-hipotesis yang
lebih spesifik, seperti mencegah anak mencapai tujuan yang diinginkan (frustrasi) akan
membuat mereka berkelahi (agresi). Jika anak-anak tidak mendapat kasih sayang orang tua
(frustrasi), reaksi mereka antara lain adalah perilaku agresif.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan betul atau salah. Fakta-fakta terisolasi
tidak diuji dengan cara yang dinyatakan sebelum ini. Yang diuji hanyalah relasi. Karena
hipotesis merupakan proporsi rasional inilah kiranya yang merupakan alasan utama
mengapa digunakan dalam telaah ilmiah. Pada intinya, yang kita susun untuk menguji
relasi antara A dan B. Kita biarkan faktanya untuk menetapkan probabilitas kebenaran atau
kekeliruan hipotesis kita.
3. Hipotesis merupakan alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuan dapat “keluar” dari dirinya sendiri. Sungguh pun disusun oleh manusia,
hipotesis itu ada, dapat diuji dan ditunjukan kemungkinan betul atau salahnya dengan cara
yang terbebas dari nilai dan pendapat manusi. Ia demikian pentingnya sehingga kita berani
mengatakan bahwa tanpa hipotesis tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan dalam arti
yang sepenuh-penuhnya.

Anda mungkin juga menyukai