Anda di halaman 1dari 58

Manajemen

Kompensasi
dan
Penyusunan
Salary Grade

1
Outline Materi
1. Syarat dan Tujuan Kebijakan Remunerasi
2. Metode dalam Menyusun Skala Remunerasi dan
Evaluasi Jabatan – Metode Non Analitis
3. Metode dalam Menyusun Skala Remunerasi dan
Evaluasi Jabatan – Metode Points Rating
4. Remunerasi Berbasis Prinsip 3 P – Pay for Person,
Position and Performance

2
Tujuan Kebijakan
Remunerasi

3
Syarat-syarat Kebijakan Remunerasi

Pemberian gaji harus bersifat adil dan


Adil fair, ditentukan antara lain berdasar
faktor kinerja pegawai, kontribusi
kepada kemajuan perusahaan, dan
nilai posisi yang dijabat

Pemberian gaji harus menarik dan


Atraktif dan kompetitif, dibandingkan perusahaan
Kompetitif
lain atau rata-rata gaji perusahaan di
Indonesia

4
Syarat-syarat Kebijakan Remunerasi

Pemberian gaji harus memenuhi


Sesuai
Ketentuan ketentuan peraturan perundangan
UU pemerintah

Pemberian gaji harus cukup layak bagi


Cukup penerimanya sesuai dengan
Layak
kemampuan perusahaan

5
Tujuan Kebijakan Remunerasi

Mampu menarik tenaga kerja yang berkualitas baik


dan mempertahankan mereka

Memotivasi pegawai yang baik untuk berprestasi


tinggi

Mendorong peningkatan kualitas SDM

Membantu mengendalikan biaya imbalan


pegawai
6
Filosofi Pemberian Gaji dan Bonus

ENTITLEMENT PERFORMANCE

Berdasar senioritas Kenaikan tidak berdasar lama


bekerja

Kenaikan gaji diberlakukan Tidak ada kenaikan gaji bagi


pada semua pegawai pegawai berkinerja buruk

Ada garansi kenaikan peringkat Struktur gaji berdasar pasar


dalam kurun waktu tertentu
Perbandingan dengan industri Perbandingan dengan industri
sejenis lain
“Santa Claus” Bonus Bonus dikaitkan dengan kinerja

7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Standar Gaji

Dalam hal ini banyak perusahaan berpegang pada


Ketetapan Ketentuan Pemerintah tentang Upah Minimum Regional
(UMR) atau Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR)
Pemerintah sebagai pegangan untuk menetapkan tingkat upah patokan
bagi perusahaannya. Tentu saja ini hanya berlaku untuk
jabatan pelaksana tingkat terendah.

Dalam hal ini perusahaan akan mengacu pada besarnya


upah/ gaji yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan lain
Tingkat Gaji terutama yang beroperasi pada sektor yang sama.
di Pasaran Perusahaan bisa memutuskan untuk menyamai harga
pasar atau melebihinya sedikit, tergantung pada strategi
dan kemampuan. Tingkat upah yang berlaku di pasaran
diperoleh melalui kegiatan benchmarking atau survei
imbalan.
8
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Standar Gaji

Istilah "buku" untuk kemampuan perusahaan ini adalah


Kemampuan company's ability to pay. Dalam hal ini yang menjadi
Perusahaan acuan utama adalah kemampuan finansial perusahaan
untuk membayar. Perusahaan mungkin ingin membayar
upah/gaji seperti dibayar oleh perusahaan lain tetapi
pada saat itu kondisi perusahaan belum
memungkinkan.

Dalam hal ini perusahaan tidak memedulikan harga


Kemauan pasar ataupun faktor-faktor lain, tetapi hanya
Perusahaan berpegang pada apa yang menurut mereka wajar.

9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Standar Gaji

Kualifikasi SDM yang digunakan sebuah perusahaan


Kualifikasi sangat di-tentukan terutama oleh tingkat teknologi
SDM yang yang digunakan olehnya dan segmen pasar di mana
Dicari perusahaan tersebut bersaing.

Tuntutan pekerja akan menentukan pula tingkatan


Tuntutan imbalan yang dibayar perusahaan. Tuntutan pekerja
Pekerja dan kemauan perusahaan biasanya akan
dipertemukan dalam meja perundingan dengan cara
musyawarah atau tawar-menawar.

10
Jenis Gaji

Gaji Dasar (base Pay) Benefit

• Upah • Asuransi kesehatan

• Gaji • Upah lembur


• Pensiun
Gaji Variabel
• Bantuan KPR
• Bonus
• Tunjangan Hari Raya
• Insentif
• Opsi saham

11
Jenis Kenaikan Gaji

Kenaikan ini berlaku atau diberikan


Kenaikan Gaji untuk semua karyawan dari semua
yang Bersifat
tingkatan. Besaran kenaikan gaji juga
Umum
biasanya sama.

Kenaikan yang diberlakukan secara


Kenaikan Gaji
unik atau berbeda-beda kepada setiap
yang Bersifat
pegawai.
Individual

12
Jenis Kenaikan Gaji yang Bersifat Umum

1. Kemauan perusahaan sendiri


Kenaikan Gaji
yang Bersifat 2. Musyawarah
Umum
3. Kebiasaan

4. Ketentuan pemerintah

13
Jenis Kenaikan Gaji - Umum

• Yang dimaksud adalah kenaikan umum


Kemauan karena kebijakan/kemauan perusahaan
perusahaan sendiri tanpa diminta atau dipaksa.
• Hal ini dapat dilakukan oleh perusahaan
yang secara finansial mampu dan melihat
bahwa dari hasil survei atau penelitian
yang mereka lakukan ternyata tingkat
upah/gaji mereka berada di bawah
"pasaran".
• Dalam kasus ini besarnya kenaikan sangat
tergantung pada kemauan dan keputusan
perusahaan.
14
Jenis Kenaikan Gaji - Umum

• Yang dimaksud adalah kenaikan umum


sebagai hasil atau kesepakatan yang
Musyawarah dicapai dari musyawarah antara pimpinan
perusahaan dan organisasi pekerja.
• Misalnya, yang dilakukan setahun sekali
atau pada waktu memperbaharui KKB.
• Dalam kasus ini, besarnya kenaikan
tergantung dari hasil musyawarah atau
negosiasi antara organisasi pekerja dan
pimpinan perusahaan.

15
Jenis Kenaikan Gaji - Umum

• Yang dimaksud adalah kenaikan umum


Ketentuan karena ada ketentuan Pemerintah
pemerintah misalnya tentang Upah Minimum Regional
(UMR) atau UMSR.

• Bila tingkat upah perusahaan yang


terendah berada di bawah UMR/UMSR,
perusahaan harus menaikkannya.

• Dalam kasus ini besarnya kenaikan


minimal adalah besarnya selisih antara
upah terendah perusahaan sekarang dan
besarnya UMR/UMP atau UMSR.

16
Jenis Kenaikan Gaji - Umum

• Yang dimaksud adalah kenaikan umum karena


kebiasaan yang sudah tercantum dalam Kesepakatan
Kebiasaan
Kerja Bersama (KKB).
• Banyak perusahaan yang sudah mengikat diri dalam
kesepakatan yang mewajibkan perusahaan untuk
melakukan penyesuaian upah/gaji yang biasanya
dilakukan secara periodik pada waktu yang ditetapkan.
• Dalam kasus ini biasanya disepakati bahwa perusahaan
akan berpegang pada suatu patokan tertentu yang di-
anggap dapat diterima, yaitu Indeks Harga Konsumen
(IHK) yang merupakan indikator tingkat inflasi di
Indonesia.
• Pelaksanaannya bervariasi. Ada yang melakukannya
secara rutin setahun sekali, misalnya setiap tanggal 1
April, tetapi ada pula yang melakukannya dua kali
setahun, misalnya setiap awal bulan Januari dan Juli.

17
Jenis Kenaikan Gaji - Umum
Keuntungan kenaikan gaji atau upah yang bersifat umum adalah
sebagai berikut:

• Pekerja mendapat jaminan bahwa daya belinya akan terpelihara


dan tidak perlu mengajukan permintaan atau tuntutan, apalagi
tekanan.

• Karena kepastian tersebut, tidak akan terjadi ketegangan dalam


hubungan antara pengusaha/pimpinan perusahaan dan
pekerja/organisasi pekerja, dan waktu produktif tidak terbuang
percuma untuk negosiasi yang tidak perlu

• Pengusaha akan dengan mudah memperhitungkan besarnya


kenaikan upah yang perlu diberikan dan memasukkannya dalam
anggaran tahunan perusahaan.
18
Jenis Kenaikan Gaji - Umum

Kerugian kenaikan gaji yang bersifat UMUM:


• Kenaikan upah umum yang diberikan secara rutin akan
mengakibatkan kenaikan biaya personel meningkat lebih pesat
daripada kenaikan produktivitas. Dalam jangka panjang hal ini akan
menjadi beban berat perusahaan.
• Kebiasaan kenaikan tersebut akhirnya akan dianggap menjadi "hak"
oleh pekerja dan tetap harus diberikan oleh perusahaan
bagaimanapun kondisi perusahaan.
• Dalam kondisi ekonomi yang dilanda inflasi tinggi perusahaan yang
mempunyai kebiasaan ini akan dilanda kesulitan.

19
Jenis Kenaikan Gaji yang Bersifat Individual

1. Prestasi Kerja
Kenaikan Gaji
yang Bersifat 2. Promosi
Individual
3. Masa Kerja

20
Tahapan dalam Menyusun
Skala Remunerasi dan
Evaluasi Jabatan – Metode
Non Analitis

21
Evaluasi Jabatan

Sebuah proses yang dilakukan untuk menentukan nilai


relatif (dalam arti berat-ringannya) suatu pekerjaan
dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain
dalam sebuah organsasi.

Hasil evaluasi jabatan digunakan untuk memberikan


bobot/nilai suatu pekerjaan, dan kemudian
menentukan berapa besarasn gaji yang layak
diberikan untuk pekerjaan tersebut.

22
Jenis Evaluasi Jabatan

Metode
Non
Analitis
Evaluasi
Jabatan

Metode
Analitis

23
Jenis Evaluasi Jabatan

Metode evaluasi berdasar cara


Metode
Non penilaian sederhana dan praktikal,
Analitis tanpa disertai dengan kriteria
penilaian yang sistematis.

24
Jenis Evaluasi Jabatan

• Metode evaluasi berdasar cara


Metode menetapkan faktor-faktor yang
Analitis ada pada jabatan/pekerjaan atau
terkait erat dengannya yang akan
dijadikan tolok ukur.
• Diharapkan dengan penetapan
kriteria secara baku dan
terstandard ini, maka aspek
subjektivitas dan kemungkinan
terjadinya perdebatan tanpa
dasar akan berkurang.
25
Jenis – jenis Metode Non Analitis

Metode 1. Mengikuti "Hierarki dalam Skema


Non Organisasi"
Analitis
2. Metode "Forced Ranking
(Peringkat Paksa/Konsensus)

3. Metode Klasifikasi Jabatan

4. Metode "Factors Comparison”

26
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Teknik yang paling sederhana untuk


Mengikuti menetapkan peringkat jabatan adalah
"Hierarki dalam atas dasar hierarki/skema organisasi.
Organisasi"
• Makin tinggi posisi dalam struktur,
maka makin tinggi bobot nilai posisi itu.
• Dalam metode ini, pembedaaan bobot
didasarkan pada hirarki saja – jadi
misalkan untuk posisi manajer maka
semua dianggap sama bobotnya,
tanpa melihat apakah dia manajer
niaga, manajer operasi atau manajer
SDM.
27
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Dalam metode ini, setiap posisi


Metode Forced dalam organisasi didaftar secara
Rank "acak" yang artinya tidak
menunjukkan urutan hierarki atau
tinggi rendahnya jabatan
berdasarkan struktur organisasi yang
sekarang.
• Kemudian, daftar posisi itu
didiskusikan dan disusun dalam
kelas/golongan jabatan yang akan
membentuk "struktur kelas jabatan"
(Job Grade Structure]
28
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Dalam metode ini, pertama-tama


Metode Job harus dibuat dulu kriteria untuk
Classification
setiap "kelas/klasifikasi jabatan"
yang ditetapkan.
• Kriteria tersebut bersifat kualitatif
dan naratif, serta menjelaskan
secara ringkas semua
karakteristik jabatan dan
persyaratan yang harus dipenuhi
oleh para pemegang jabatan
tersebut.
29
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Atas dasar kriteria tertulis


Metode Job tersebut, Kelompok Kerja/Tim
Classification
Penilai akan menilai semua
jabatan yang terdaftar dan
memasukannya ke dalam "kelas"
yang dianggap "pas" untuknya.

30
Contoh Kriteria
Klasifikasi Kriteria
• Pekerjaan bersifat sangat sederhana, relatif mudah, rutin (itu-itu saja), dan
dapat dilakukan dengan baik setelah mendapat latihan dan bimbingan
dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Pelaksanaan pekerjaan diawasi dan
diperiksa dengan ketat oleh seorang pengawas.
• Pekerjaan masih cukup jelas dan tidak sulit tetapi mencakup kegiatan rutin
yang sudah agak kompleks dan memerlukan pengetahuan yang agak
khusus dan perhatian pribadi yang agak cukup tinggi. Pelaksanaan
pekerjaan sewaktu-waktu juga diperiksa oleh seorang pengawas.
• Pekerjaan ini masih terdiri dari tugas-tugas rutin tetapi perlu inisiatif yang
cukup untuk melaksanakan tugas-tugasnya karena pengawasan yang
diterima sudah mulai longgar. Pengetahuan yang khusus tentang satu atau
beberapa prosedur kerja rinci yang sudah ditetapkan diperlukan.

31
Contoh Kriteria

4. Pekerjaan atau tugas sudah bervariasi dan memerlukan inisiatif yang


cukup serta menuntut tanggung jawab pribadi untuk menjawab atau
menjelaskan hal-hal yang tidak rutin yang dapat muncul tiba-tiba.
Tanggung jawabnya mungkin mencakup pula tugas pengawasan
terhadap sejumlah kecil anak buah. Tugas tertentu mungkin memerlukan
pengetahuan dan keterampilan yang khusus/spesialis.

5. Tugas sudah tidak bersifat rutin dan mencakup koordinasi beberapa


fungsi yang tingkatnya lebih rendah dan mungkin termasuk pengawasan
atas sejumlah pegawai. Memerlukan kemampuan mengkoordinir
mengorganisir dan supervisi. Beberapa dari tugasnya yang harus
dilakukan sendiri mungkin sangat memerlukan pengetahuan
khusus/spesialisasi.

32
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Dalam metode ini yang pertama


Metode Factor harus ditetapkan bukan "kriteria"
Comparison
seperti dalam metode Job
Classification, "faktor jabatan”
yang akan diperbandingkan
derajat berat ringan atau mudah-
sukarnya.

33
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Faktor-faktor yang dipilih biasanya


Metode Factor tidak banyak, berkisar antara 4
Comparison
sampai 6 faktor yaitu:
1. Mental Requirements (Tuntutan
terhadap mental/daya kognitif)
2. Skills Requirements (Tuntutan
Keterampilan)
3. Physical Requirements (Tuntutan
terhadap Fisik/Jasmani)
4. Lingkungan Fisik Tempat Kerja
5. dan Tanggung Jawab.
34
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Kemudian ditetapkan nilai dalam


Metode Factor
bentuk angka yang menunjukkan
Comparison
derajat pentingnya (gradasi),
misalnya 1 sebagai yang terendah
sampai 10 sebagai yang tertinggi.
• Selanjutnya, anggota Kelompok
Kerja (Tim Penilai) memilih dan
menetapkan nilai yang
menurutnya tepat bagi setiap
faktor untuk setiap jabatan.
35
Jenis – jenis Metode Non Analitis

• Setelah semua pekerjaan yang


Metode Factor
ada diberi nilai berdasarkan
Comparison
faktor-faktor tersebut, jumlah nilai
yang diperoleh oleh setiap
pekerjaan kemudian ditotal.
• Dengan memperbandingkan
angka-angka total tersebut,
kemudian anda akan dapat
membuat peringkat jabatannya.

36
Tahapan dalam Menyusun
Skala Remunerasi dan
Evaluasi Jabatan – Metode
Points Factors

37
Metode Analitis – Points/Factors Rating

Tahapan untuk melakukan metode points rating adalah


sbb:

Menentukan Menentukan
Menentukan Skala dan "Value"
“Compensable Bobot Setiap Posisi
Factors” “Compensable dan Salary
Factors” Grade

38
Menentukan “Compensable Factors”
Aktivitas

• Compensable factor merupakan faktor-faktor (biasanya


terdiri dari 4 - 8 faktor) yang akan digunakan sebagai basis
untuk “menghargai” sebuah posisi.
• Melakukan discussion dengan pihak manajemen untuk
mefinalisasi “compensable factors”

39
Mendesain Bobot dan Skala
untuk “Compensable Factors”
Aktivitas

• Selanjutnya, dilakukan proses penyusunan bobot dan skala


“compensable factors” dan juga definisi detil mengenai
masing-masing skala

• Melakukan roundtable discussion dengan pihak manajemen


untuk mefinalisasi skala dan definisi masing-masing skala
compensable factors.

40
Contoh Compensable Factors

• Compensable Factors merupakan faktor atau kriteria


yang akan digunakan dalam menilai harga sebuah
posisi.

• Contoh Compensable Factors dan bobot untuk tiap


faktor adalah sbb:

41
Compensable Factors dan Komposisi Bobot

Know How 35%


A.Teknis
B.Manajerial
C.Interpersonal
Upaya 30%
A.Pikiran/Mental
B.Fisik
C.Tekanan Waktu
Tanggung Jawab 35%
A.Hasil Kerja
B.Aset
C.Bawahan
TOTAL 100 %

42
Compensable Factors dan Komposisi Bobot

Know How 35%


A.Teknis 12%
B.Manajerial 15%
C.Interpersonal 8%
Upaya 30%
A.Pikiran/Mental 14%
B.Fisik 8%
C.Tekanan Waktu 8%
Tanggung Jawab 35%
A.Hasil Kerja 15%
B.Aset 10%
C.Bawahan 10%
TOTAL 100 %

43
Contoh Compensable Factors

• Compensable Factors merupakan faktor atau kriteria yang akan


digunakan dalam menilai harga sebuah posisi. CONTOH
Compensable Factors dan bobot untuk tiap faktor adalah seperti
berikut: (contoh compenasble factors bisa di-download di
www.pakarkinerja.com )

1. KNOW HOW/KETRAMPILAN (Bobot: 35%)


Meliputi semua jenis ketrampilan atau pengetahuan yang diperlukan bagi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara memuaskan. Tiga sub
faktor yang dicakup adalah:
• Ketrampilan dan Keahlian Teknis
• Kemampuan Manajerial
• Ketrampilan Interpersonal
44
Contoh Compensable Factors

2. UPAYA/EFFORT (Bobot: 30%)


Upaya adalah penggunaan/pemanfaatan ketrampilan/keahlian
dalam rangka menyelesaikan masalah pekerjaan untuk
menghasilkan suatu keputusan atau solusi. Tiga sub faktor yang
dicakup dalam aspek ini adalah:
• Usaha untuk Mendayagunakan Analisa dan Wawasan Berpikir
• Usaha untuk Mendayagunakan Kekuatan Fisik
• Usaha untuk Menyelesaikan Pekerjaan dalam Batas Waktu

45
Contoh Compensable Factors

3. TANGGUNG JAWAB (Bobot: 35%)


Faktor ini mengukur kontribusi atau dampak dari suatu posisi
terhadap jalannya proses, keamanan aset maupun
supervisi/pengawasan bawahan. Hal ini bisa dilihat dari
kemungkinan keuntungan atau kerugian yang akan dihasilkan dari
pelaksanaan pekerjaan, dihubungkan dengan ruang lingkup atau
batasan wewenang pemegang jabatan.

Tiga sub faktor yang dicakup adalah sub faktor :


• Hasil Kerja
• Tanggung Jawab terhadap Aset Perusahaan
• Supervisi terhadap Bawahan
46
Menentukan “Value/Harga” Posisi dan Menyusun
Salary Grade

Aktivitas

• Melakukan proses penentuan ‘nilai/harga’ untuk setiap posisi,


dengan mengacu pada “compensable factors” yang telah
disusun

• Proses ini dilakukan bersama-sama dengan perwakilan dari


manajemen.

• Menyusun salary grade/salary structure

47
Menentukan “Value/Harga” Posisi dan
Menyusun Salary Grade

• Setelah semua jabatan/pekerjaan yang ada diberi points atau


scores, akan tersusun sebuah daftar panjang yang berisi nama-
nama jabatan tersebut, lengkap dengan skor masing-masing.
Daftar panjang tersebut kemudian dengan bantuan komputer
diubah menjadi daftar yang isinya menunjukkan urutan-urutan
(hierarki) dari skor, yaitu dari skor yang tertinggi sampai skor yang
terendah.

48
Contoh Hasil Penilaian Job Value

contoh detil bisa di-download di


www.pakarkinerja.com

49
Contoh Hasil Penilaian Job Value

50
Menentukan “Value/Harga” Posisi dan
Menyusun Salary Grade

• Setelah evaluasi selesai, jabatan-jabatan yang ada mungkin perlu


dibagi dalam dua atau tiga kelompok dengan struktur
golongan/kelas jabatan dan struktur gaji patokan yang berbeda.
• Kemudian dengan menggunakan rumus-rumus tertentu daftar
jabatan dengan skornya akan dikonversikan menjadi "Golongan
(Peringkat) Jabatan" yang di perusahaan asing biasanya disebut
Job Class atau Job Grade.

51
Menentukan “Value/Harga” Posisi dan
Menyusun Salary Grade

• Dalam hal ini, semua pekerjaan yang mempunyai nilai yang sama
atau jatuh pada "kelompok nilai (points range)" tertentu akan
masuk dalam grade tertentu.
• Bila grade atau class tersebut disusun dari yang terendah ke yang
tertinggi, terciptalah apa yang disebut Grade Structure atau
Struktur Golongan dan Kepangkatan Jabatan.

52
Menentukan “Value/Harga” Posisi dan
Menyusun Salary Grade

• Salah satu rumus yang biasa digunakan adalah Rumus Sturgess


yaitu rumus sederhana yang diambil dari Ilmu Statistik yang cara
penggunaannya adalah sebagai berikut:
Contoh:
• Jumlah Job Class yang diinginkan 5
• Points (Skor) Terbesar : 350
• Points (Skor) Terkecil : 50
• Sebaran 350 - 50 = 300 Points
• Panjang Interval (Jarak antara setiap Job Class) 300 : 5 = 60
Points

53
Contoh Salary Grade

54
Prinsip 3 P – Pay for Person,
Position and Performance

55
Remunerasi Berbasis 3P

P1- Pay for Person,


Imbalan diberikan sesuai kompetensi
yang dimiliki seseorang
Sistem Remunerasi 3 P

P2- Pay for Position,


Imbalan diberikan sesuai beban tanggung jawab
/ jabatan yang diembannya

P3- Pay for Performance


Imbalan diberikan sesuai hasil kerja / kontribusi
dalam bisnis proses perusahaan

56
Remunerasi Berbasis 3P
• Pay for person
– Kompensasi yang diberikan atas dasar kompetensi
– Kompensasi yang diberikan kepada Pegawai secara bulanan dan bersifat
tetap, yang terdiri atas Tunjangan Kompetensi dan Tarif Grade
– Kompensasi tersebut adalah konversi dari Gaji Dasar, Tunjangan Dasar,
Tunjangan Daerah, dan Tunjangan Jabatan.

• Pay for position


– Kompensasi yang diberikan atas dasar bobot jabatan
– Kompensasi yang diberikan kepada Pegawai secara bulanan dan bersifat
tidak tetap, dalam bentuk Tunjangan Posisi
– Tunjangan Posisi dibedakan atas Jenjang Jabatan, Tingkat Unit, dan Daerah
yang merefleksikan Indeks Daerah, Koefisien Posisi, Tarif Posisi

• Pay for performance


– Kompensasi yang diberikan atas dasar kinerja yang diukur melalui penetap
key performance indicators

57
Selesai

58

Anda mungkin juga menyukai