Anda di halaman 1dari 17

PEMBAHASAN

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Penelitian memiliki tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan


tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian
dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan penelitian dibutuhkan sumber-sumber
pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti. Peneliti juga harus menemukan,
menyusun, dan menggunakan kepustakaan dalam bidangnya dengan benar.Oleh karena itu,
dalam penelitian harus melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan bidang peneliti.

Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Kajian
pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat
dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Nazir (2005: 93) menyatakan
bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan
generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.

Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga
pengertian yang berbeda:

a. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis,
baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
b. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-
teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
c. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dikaji.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi,
proposisi yang disusun secara sistematis.Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap suatu gejala.

Fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup penelitian.Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan

1
menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang
bersifat prediktif, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk membahas hasil
penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak lanjutnya.

5.1 Review Literatur

Review literatur merupakan analisis berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan)


dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu
bagian dari keilmuan. Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoritis penelitian
yang akan dilakukan. Secara garis besar sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
acuan umum, terutama terdapat pada buku- buku teks, dan acuan khusus, yang berupa laporan
hasil penelitian yang terutama terdapat dalam jurnal professional. Teori yang dipilih paling tidak
harus memenuhi tiga unsur, yaitu relevansi, kelengkapan materi, dan kemutakhiran. Relevansi
artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan bidang kajian penelitian.
Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang tercermin dalam bebagai teori dalam
mempelajari persoalan yang sama. Kemutakhiran berkaitan dengan dimensi waktu.
Tinjauan literatur juga dapat berupa hasil penelitian terdahulu yang diperoleh melalui
jurnal penerbitan berkala lokal maupun internasional. Tinjauan literatur memiliki keterkaita erat
dengan kerangka teoritis dan hipotesis yang diajukan. Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, penelitian
yang ditujukan untuk memahami dan menyelesaikan suatu masalah harus juga didasarkan pada
cara ilmiah. Jadi, Literatur Review merupakan analisis berupa kritik (membangun maupun
menjatuhkan) dari penelitian yang sedang dilakuka terhadap topik khusus atau pertanyaan
terhadap suatu bagian dari keilmuan. (Rahyuda, 2016: 80)

Tujuan Literatur Review adalah untuk:

1. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik atau bidang penelitian


2. Menejelaskan definis, kata kunci dan terminology
3. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik
4. Menentukan lingkup penelitian (Rahyuda, 2016: 80)

2
Langkah-langkah dalam Literatur Review

Langkah 1: Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait. Langkah ini terdiri atas beberapa tahap,
antara lain:

Tahap 1

Perhatikan struktur dan teks misalnya daftar isi, abstrak heading dan sub-headings, untuk
melihat apakah teks itu cocok untuk tujuan anda.

Tahap 2

Jika teks terlihat cocok untuk tujuan anda maka baca dengan lebih detail untuk mencari
penelitian tertentu yang akan mendukung Literatur Review. (Rahyuda, 2016: 81)

Langkah 2: mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca

Tulisan ilmiah berkualitas adalah jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang menghasilkan side yang tidak qualified dan pastikan dari mana
asal dan sumber riset. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi tulisan ilmiah:

1. Akurasi
Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah penelitian yang sama
diacu di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten dengan sumber lain. Dan
pastikan literatur berasal dari sumber terpercaya.
2. Objektivitas
a. Apakah ada bukti bias dalam atikel? Misalnya, apakah anda akan percaya riset dari
pabrik rokok yang menyatakan bahwa merokok tidak membahayakan kesehatan?
b. Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain? Jika tidak, apakah argumen (metode,
rancangan penelitian dll) yang diapaki dasar cukup meyakinkan?
c. Bagaimana anda mengetahui kalau data yang dimuat adalah benar? Data pendukung
apa yang tersedia?
3. Kemutakhiran
a. Pastikan kapan tanggal publikasi material

3
b. Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih terbaru dan menimbulkan
keraguan atau menentang beberapa temuan yang sudah ada.
4. Cakupan
a. Informasi dan literatur yang tersedia harus lengkap dan mencangkup bidang yang
diteliti
b. Pastikan apakah ada penelitian yang lebih lanjut yang tidak disebut atau secara
sengaja dihilangkan dari penemuan? (Rahyuda, 2016: 82)

Langkah 3: Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut. Buatlah catatan saat membaca literature
mengenai:

1. Apakah poin/teori/masalah utama yang diangkat dalam teks misalnya buku atau artikel?
2. Rangkum poin utama yang diajukan pengarang
3. Catat detail kuotasi atau halaman referensi yang dianggap mungkin berguna dalam
Literature Review
4. Pastikan anda memiliki semua informasi seperti pengarang, tanggal dan tahun, judul
buku, sumber, penerbit buku atau jurnal, halaman, tujuan penelitian, hipotesis, metode
penelitian, material, desain eksperimen, dan hasil atau data
5. Catat bagaimana pengarang menggunakan materi asal
6. Apa kesimpulan yang dibuat oleh pengarang?
7. Poin apa yang mendukung kesimpulan?
8. Tulis juga pendapat anda tentang bacaan tersebut (Rahyuda, 2016: 82)

Langkah 4: Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu permasalahan.
(Rahyuda, 2016: 83)

1. Sumber-sumber Literatur Review


Sumber-sumber literatur dapat berupa sumber utama yang berasal dari jurnal, laporan
penelitian, informasi dari wawancara/email, sumber lanjutan yang merupakan analisa
terhadap sumber utama dan sumber yang berasal dari komunitas professional. ( Rahyuda,
2016: 83)
2. Cara Membaca Sumber
a. Skimming

4
Merupakan proses membaca dokumen objek secara cepat sambil mengambil inti-inti
dari setiap paragrap.
b. Paragraph Statement
Yaitu membaca kalimat terpenting di dalam suatu paragraph yang berguna untuk
membantu mengerti paragraph objek.
c. Document Statement
Yaitu membaca statement utama dalam dokumen objek yang berguna untuk
membantu mengerti tema keseluruhan. (Rahyuda, 2016: 83)

Pemenuhan unsur-unsur teori yang dikemukakan adalah teori yang relevan sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk member
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis). Teori-teori yang
digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-
betul teruji kebenarannya secara empiris. (Rahyuda, 2016: 83)

Pengertian Teori

Menurut Kerlinger teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan
antarvariabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Selanjutnya Sitirahayu Haditono (1999) mengemukakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala
yang ada. Mark 1963, (dalam Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan teori menjadi tiga
macam, antara lain:

1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data. (Rahyuda, 2016: 84)

Berdasarkan tiga pandangan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut:

5
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hokum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu
3. Suatu teori dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi

Berdasarkan hal tersebut diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori
adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau system pengertian ini diperoleh
melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka ia
bukanlah teori. (Rahyuda, 2016: 85)

5.2 Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis bukan sekedar
pendapat pakar atau penulis buku dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang penjelasan variabel-variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti
menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat


digunakan sebagai indikator apakah penelitian menguasai teori dan konteks yang diteliti atau
tidak.Variable-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa
peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip
(Suryabrata, 2003) yaitu relevansi dan kemutakhiran. Sugiyono (2000) menambahkan satu
prinsip lagi yaitu kelengkapan, sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan
yang dianggap baik.Prinsip relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti
dengan teori yang dikemukakan.Prinsip kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang
dibaca.Prinsip kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber
bacaan, maka teori yang akan diperoleh akan semakin mutahkir.

6
Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperoleh
teori-teori yang relevan.
a. Buku Teks.
Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang
tidak tentu dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu (Nazir, 2005:
106).
b. Jurnal.
Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang
diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi ringkasan-
ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau abstract journal. Abstract journal
adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari
artikel pada jurnal terbaru.
c. Periodical
Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara
berkala yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan.
d. Yearbook
Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan tiap
tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta.Yearbook yang dikeluarkan dapat juga membahas
suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
e. Buletin
Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang diterbitkan
secara berkala dan berisi catatan ilmiah ataupun petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan
operasional.Jika bulletin berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut
contributions.
f. Circular
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis diterbitkan dengan interval tidak tentu
(Nazir, 2005: 108).
g. Leaflet
Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis.
h. Annual Review

7
Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama setahun
atau beberapa tahun yang lampau.
i. Off Print
Off print adalah kiriman artikel dari pengarang yang terlepas dari majalah atau dari buku
teks.
j. Reprint
Reprint merupakan artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah kemudian dicetak
ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul.
k. Recent Advance
Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah yang berisi
artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
l. Bibliografi
Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul artikel yang
membahas bidang ilmu tertentu.
m. Handbook
Handbook adalah buku kecil yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah
tertentu, ataupun sutau fenomena yang bersifat umum.Handbook ini bisa saja mempunyai
pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir,
2005: 110).
n. Manual
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau secara
terperinci.Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur, melakukan kegiatan
atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih
dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti dapat dilihat dari : permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel
penelitian, metode penelitian, analisis, dan simpulan.

5.3 Langkah-Langkah mendeskripsikan Teori

Beberapa langkah dalam mendeskripsikan teori adalah :

8
1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti,
2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel
yang diteliti,
3) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti,
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber yang lainnya, dan pilih efinisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan,
5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber
bacaan yang dibaca,
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai
landasan untuk mendeskripsukan teori harus dicantumkan. (Rahyuda, 2016: 90)

5.4 Kerangka Berfikir


Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Kerangka berfikir
diperlukan apabila penelitian tersebut berkenaan dengan dua atau lebih variabel.Penelitiaan yang
berkenaan dengan satu atau lebih variabel mandiri, maka peneliti, disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran
variabel yang diteliti.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam
menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.Kerangka pemikiran ini merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek oermasalah (Suriasumantri,
1986).Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi objek permasalahan.Kerangka berfikir memuat kriteria utama yaitu alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun satu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan
yang berupa hipotesis.

9
5.5 Langkah-langkah Penyusunan Kerangka Berfikir
Proses kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis memerlukan enam langkah
(Sugiyono, 2000) sebagai berikut :
1) Menerapkan variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel merupakan
titik tolak untuk menentukan teori yng akan dikemukakan.
2) Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan
hasil penelitian yang relevan.Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk teks, ensiklopedia, dan
kamus.Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis,
dan disertasi.
3) Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yng
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi
tentang, definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang
lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lainnya dalam konteks
penelitian itu.
4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori
dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau
tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di
dalam negeri.
5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis konparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori
yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti
dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu
luas.
6) Sintesa atau kesimpulan

10
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau
kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Sekaran (1996), menyebutkan suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai
berikut :

1) Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan,


2) Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antar variabek yang diteliti dan atau teori yang mendasari,
3) Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel
itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik,
4) Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang
dikemukakan dalam penelitian.

5.6 Bentuk-bentuk Hipotesis


5.6.1 Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.Tetapi perlu diketahui bahwa tidak
setiap penelitian harus merumuskan hipotesis.Penelitian yang bersifat ekploratif dan sering juga
dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis.Hipo berarti keraguan, sedangkan tesis berarti
kebenaran.Hipotesis merupakan kebenaran yang masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak
apabila data-data empiris dalam penelitian menolaknya, dan sebaliknya diterima apabila fakta-
fakta empiris dalam penelitian membenarkannya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai
konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban sementara bagi masalah yang dihadapi.Dikatakan
sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-
fakta empiris.
Hipotesis dapat dijadikan sebagai pemandu arah agar penelitian dapat terarah.Penelitian
yang bersifat eksploratif dan sering juga penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan

11
hipotesis.Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif.Pada penelitian
kualitatif tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis.

5.6.2 Jenis- Jenis Hipotesis

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian

1) Hipotesis kerja atau alternative, disingkat HA.

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja :

- Jika .maka
- Ada perbedaan antara dan dalam
- Ada pengaruh terhadap
2) Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya
pengaruh variable X terhadap variable Y.Dengan kata lain, selisish variable pertama dengan
variable kedua adalah nol atau nihil.

Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistic, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistic, yaitu diuji dengan perhitungan statistik atau penelitian yang
bekerja dengan sampel.

Rumus hipotesis nol :


a. Tidak ada perbedaan antara dengan dalam
b. Tidak ada pengaruh terhadap

Dalam pembuktian, hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho, agar penelitian tidak
mempunyai prasangka.Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan
Ha.Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

5.6.3 Penelitian Tanpa Hipotesis

Pendapat pertama mengatakan, semua penelitan pasti berhipotesis. Semua penelitian


diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh.

12
Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir-butirnya sudah disebut
dalam problematika maupun tujuan penelitian.

Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan


menunjukkan hubungan antara dua variable atau lebih.Jawaban untuk satu variable yang sifatnya
deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari dan
sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bhkan tidak mungkin dihipotesiskan.

Berdasarkan pendapat kedua ini maka mungkin sekali di dalam penelitian, banyak
hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika dan tujuan penelitian. Mungkin
problematika unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan hipotesis, tetapi
problematika nomor 3 dihipotesiskan.

Contoh : hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para karywan kantor A.

- Problematika 1 : seberapa tinggi motivasi berprestasi karyawan kantor A? (tidak


dihipotesiskan)
- Promblematika 2 : seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan)
- Problematika 3 : apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi
dengan etos kerja karyawan kantor A?

Hipotesis : ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja
karyawan kantor A.

5.7 Merumuskan Hipotesis


Terkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya maka
bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel
mandiri), komparataif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis
penelitian juga ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono,
2013: 100).
a. Hipotesis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2013: 100) hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.Contoh :

13
Rumusan masalah deskriptif : Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK?
Hipotesis deskriptif : Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6
jam/hari (H0).

Hipotesis alternatifnya (Ha) : Daya tahan karyawan toko lulusan SMK 6 jam/hari. tidak
sama dengan ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam/hari.

Hipotesis statistik :

- H0 : = 6 jam/hari
- Ha : 6 jam/hari
- : adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif
(Sugiyono, 2013: 102). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh:
Rumusan masalah komparatif: Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi
X bila dibandingkan dengan perguruan tinggi Y?
Hipotesis komparatif : Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat
dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut:
Hipotesis nol:
1. H0 : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X dengan
perguruan tinggi Y; atau terdapat persamaan prestasi belajar antara mahasiswa perguruan
tinggi X dan Y
2. H0 : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar atau sama dengan ()
perguruan tinggi Y (lebih besar atau sama dengan = paling sedikit)
3. H0 : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil atau sama dengan ()
perguruan tinggi Y (lebih kecil atau sama dengan = paling besar)
Hipotesis alternatif:
1. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih besar (atau lebih kecil ) dari
perguruan Y.

14
2. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil daripada (<)perguruan
tinggi Y.
3. Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar daripada (>) perguruan
tinggi Y.
Hipotesis statistik
1. H0 : 1 = 2 Ha : 1 2
2. H0 : 1 2 Ha : 1 < 2
3. H0 : 1 2 Ha : 1 > 2

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif menurut Sugiyono (2013: 103) adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh:

Rumusan Masalah Asosiatif : Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?

Hipotesis Penelitian : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara


kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.

Hipotesis statistic :

1. H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.


2. Ha : p 0, tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang dari nol ada
hubungan.
3. P = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

Kriteria Hipotesis yang Baik

Suatu hipotesis yang baik memenuhi beberapa kriteria berikut :

1) Merupakan dugaan terhadap variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel terhadap


berbagai sampel, atau dugaan atau hubungan antara dua atau lebih variabel,
2) Dinyatakan dengan kalimat yang jelas, tidak menimbulkan berbagai penafsiran,
3) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah (Sugiyono, 2000).

15
Menurut Suryabrata (2003) tidak ada aturan umum mengenai perumusan hipotesis tetapi
dapat disarankan sebagai berikut :

1) Hipotesis hendaknya menyarakan pertautan antara dua variabel atau lebih,


2) Hipotesis hendaknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan,
3) Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat,
4) Hipotesis hendaknya dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkinn mengumpulkan data
guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, I Ketut, dkk. 2016. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia


Arikunto, Suharsimi.1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta
http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/kajian-pustaka.html

17

Anda mungkin juga menyukai