Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH

MATA KULIAH METODE PENULISAN LAPORAN

“KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS”

Disusun oleh :

I Gede Darma Saputra (09) 2107311033

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2023
A. Review Literatur (Buku Teks dan Hasil Penelitian)

Dalam bidang penelitian terutama pembuatan karya ilmiah, literature review lebih
dikenal dengan istilah tinjauan Pustaka. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa literature
review adalah suatu kegiatan menganalisis yang dapat berupa kritikan dari suatu penelitian
yang sedang dilakukan terhadap suatu topik khusus yang merupakan bagian dari bidang
keilmuan. Isi yang ada di dalam literature review ini berupa penjelasan atau pembahasan
tentang teori dari suatu temuan atau topik penelitian. Dari penjelasan teori-teori tersebut
dapat dijadikan sebagai landasan teori dalam membuat karya ilmiah atau dalam melakukan
kegiatan penelitian. Selain itu, penelitian yang sedang melakukan ini bisa berupa
pengembangan dari penelitian sebelumnya atau bisa juga penelitian yang baru pertama kali
dilakukan.

Untuk membuat literature review ini, seseorang perlu melakukan beberapa hal
terlebih dahulu, seperti membaca sekaligus memahami karya tulis yang ingin dianalisis,
mengkritik karya tulis tersebut, dan memberikan ulasan atau tanggapan terhadap karya tulis
atau literature tersebut. Maka dari itu, kegiatan literature review ini sangat identik dengan
mahasiswa atau dosen. Hal ini dikarenakan mahasiswa atau dosen biasanya akan
mendapatkan pekerjaan untuk melakukan literature review.

Systematic literature review biasa disingkat menjadi SLR. Systematic literature


review adalah sebuah cara yang secara sistematis yang bertujuan untuk mengumpulkan,
kemudian menganalisis secara kritis dengan menyajikan data-data serta temuan yang
berasal dari berbagai macam penelitian lainnya. Membuat literature review dengan metode
systematic literature review biasanya dilakukan secara berurutan atau secara sistematis.
Dengan kata lain, literature review dibuat mulai dari hal-hal yang paling mendasar
kemudian baru mengerjakan hal-hal yang kompleks. Tahapan-tahapan yang perlu dilalui
dengan metode ini memang bisa dibilang cukup panjang. Akan tetapi, literature review
yang akan dihasilkan menjadi lebih detail, akurat, dan lebih kompleks. Oleh karena itu,
ketika melakukan literature review dengan metode ini, maka penulis bisa memperoleh
suatu landasan teori yang lebih tajam dan berkualitas.
B. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Bila dalam suatu
penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori
yang dideskripsikan ada empat kelompok teori. Olch karena itu, semakin banyak variabel
yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan. Menurut
Sugiyono, (2009:89) deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan
terarah. Oleh karena itu, teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut:

1) Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian;


2) Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian;
3) Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai
data atau fakta yang telah dikumpulkan;
4) Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu
mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut;
5) Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga
konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna;
6) Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori
memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara
7) Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang
menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan validitas isi (content
validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi
operasional.
C. Langkah-Langkah Mendeskripsikan Teori

Langkah-Iangkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.


2) Mencari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.
3) Melihat daftar isi setiap buku, dan memilih topik yang relevan dengan setiap
variable yang akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat
judul penelitian, permasalah, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel
sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, simpulan, dan saran yang
diberikan).
4) Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan antara satu sumber dangan sumber yang lain, dan pilih definisi yang.
D. Kerangka Berfikir

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir
yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila
dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut,
selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap
penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam


penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas
sebuah variabel atau lebih secara mandiri (penelitian deskriptif), maka yang dilakukan
peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga
argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis
yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun
hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berfikir. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah
sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi obyek permasalahan. (Suriasumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu
kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur- alur pikiran yang logis
dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa
hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Berfikir


1) Menetapkan variabel yang diteliti.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap
variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. Kalau
variabel penelitiannya lima, maka minimal akan mengggunakan lima teori.
2) Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan
hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan
penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3) Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori
berisi tentang, definisi terhadap masing- masing variabel yang diteliti, uraian rinci
tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang
lain dalam konteks penelitian itu.
4) Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan
analisis secara kritis terhadap teori- teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang
telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena
sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam
negeri.
5) Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis
komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau
mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6) Sintesa/kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan
sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan
variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal
balik).
d. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang
dikemukakan dalam penelitian. Kalimat terakhir dari kerangka berfikir adalah
"Jika maka
1. Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecenderungan untuk membeli lagi
akan tinggi (kerangka berfikir asosiatif). Rumusan hipotesisnya "Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan dengan loyalitas
pelanggan/membeli lagi)"
2. Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang menarik, maka
keuntungan perusahaan akan tinggi (kerangka berfikir aosiatif dengan dua
variabel independen). Rumusan hipotesisnya "Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan secara bersama- sama antara kepemimpinan manajer
dan kemenarikan barang dengan keuntungan perusahaan" (kata signifikan
hanya untuk penelitian pada sampel)
3. Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecenderungan untuk memilih
kualitas barang juga berbeda (kerangka berfikir komparatif). Rumusan
hipotesisnya "Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam
memilih kualitas barang"
F. Bentuk-Bentuk Hipotesis

Hipotesis adalah pernytaan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua


variable atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan ( declarative)
dan menggabungkan, baik secara umum maupun secara khusus antara variable satu dan
variable lainnya.

Macam-macam Hipotesis menurut bentuknya :

a) Hipotesis Relasional atau Asosiatif


Hipotesis asosiatif, merpakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
menanyakan hubungan antara dua atau lebih variable.
b) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif ( perbandingan). Pada rumusan ini variablenya sama tetapi populasinya
atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskritif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang
berkenan dengan variable mandiri baik satu variable atau lebih.

G. Merumuskan Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah


peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan
sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif pada penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru
menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di
atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Dalam suatu
penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian
yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak
akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap
rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai
lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang
dipandang handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih
diragukan kehandalannya.

Contoh Hipotesis Penelitiannya:


1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah (hipotesis deskriptif).

2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani dan
nelayan (dalam Populasi itu/hipotesis komparatif).

3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli masyarakat
(dalam populasi itu/hipotesis asosiatif).

Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik:


1. Ada perbedaan yang signifikan antara penghasilan rata-rata masyarakat dalam sampel
dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanya Rp. 500.000/bulan
(hipotesis deskriptif).

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan (hipotesis
komparatif).

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung yang
terjual (hipotesis asosiatif/hubungan). Ada hubungan positif artinya, bila curah hujan
tinggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja
dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Contoh
hipotesis kerja: "Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah
payung yang terjual" (hipotesis asosiatif, hipotesis kerja); "Tidak terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung yang terjual" (hipotesis
asosiatif, hipotesis nol) Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja
dan hipotesis alternatif (hipotesis alternatif tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan
penelitian, yang diuji terlebih dulu adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya.
Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikansi atau tidak,
maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA

komang. (2019). Kajian Pustaka Dan Hipotesis. Retrieved from


https://www.scribd.com/document/427731381/Kajian-Pustaka-Dan-Hipotesis

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta


Salma. (2023). Hipotesis Penelitian : Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap. CV. Budi
Utama
Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap (penerbitdeepublish.com)

Anda mungkin juga menyukai