Anda di halaman 1dari 11

RMK MATAKULIAH METODE PENULISAN LAPORAN

“POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING”

Disusun oleh :

1. I Gede Darma Saputra (2107311033/09)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2023
6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.

Misalnya akan melakukan penelitian di perusahaan X, maka perusahaan X ini merupakan


populasi. Perusahaan X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti
populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi perusahaan X juga mempunyai karakteristik orang-
orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya
dan lain-lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur
kerjanya, tata ruang, produk dan jasa yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti
populasi dalam arti karakteristik. Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu
orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara
bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik
yang dimiliki presiden Y.

Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada
setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil Sebagian darah yang berupa
sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang
dimiliki orang tersebut.

6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik
gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang
kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu
orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali.
Begitulah kalua sampel yang dipilih tidak representative, makai barat 3 orang buta itu yang
membuat kesimpulan salah tentanggajah.

6.3 Penelitian Menggunakan Sampel dan Populasi

Penelitian yang menggunakan sampel, berarti hanya mengambil sebagian saja dari anggota
populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel dibuat
generalisasi. Factor penting di sini adalah generalisasi, artinya seberapa jauh simpulan dari
analisis sampel dapat digeneralisasikan. Salah satu kaidah penelitian ilmiah, seperti
generalizability yang artinya hasil penelitian tersebut memiliki kemampuan generalisasi.

Kemampuan generalisasi ini sangat tergantung dari besarnya sampel. Sampel yang representative
(mewakili) memiliki kemampuan generalisasi. peneliti biasanya berhadapan dengan kendala
biaya, waktu dan tenaga.

1. Penelitian Sampel dan Sensus

a) Alasan penelitian sampel

Ada beberapa factor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian sampel dari padasensus,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Jika jumlah elemen populasi relative banyak, peneliti tidak mungkin mengumpulkan
seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan biaya dan tenaga yang relative tidak sedikit.
2) Kualitas data yang dihasilkan oleh peneliti sampel sering lebih baik dibandingkan dengan
data sensus, karena proses pengumpulan dan analisis data sampel yang relative sedikit daripada
data populasi dapat dilakukan relative lebih teliti.

3) Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relative lebih cepat dari pada sensus,
sehingga dapat mengurangi jangka waktu antara saat timbulnya kebutuhan informasi hasil
penelitian dengan. saat tersedianya informasi yang diperlukan.

2. Hubungan Sampel dan Populasi

Analisis data sampel secara kuantitatif menghasilkan statistic sampel (sample statistics) yang
digunakan untuk mengestimasi parameter populasinya (population parameters).

Statistic merupakan ukuran numeris yang dihitung dari pengukuran sampel. Parameter adalah
ukuran deskripsi numeris yang dihitung dari pengukuran populasi. Statistic sampel digunakan
untuk membuat inferesi mengenai parameter populasinya. Deskripsi sampel dan populasinya
secara kuantitatif berupa statistic atau parameter yang umumnya mengukur tendensi sentral (rata-
rata, median, modus) dan disperse (deviasi standard dan varian).

6.4 Kriteria Sampel Yang Baik

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu :

1. Representatif yaitu, dapat mewakili karakteristik populasi

Dengan sampel yang representatif,maka informasi yang dihasilkan relatif sama dengan informasi
yang dikandung populasinya. Sehingga kesimpulan dari hasil penelitian sampeldapat berlaku
bagi populasi.

2. Tidak mengandung bias

Sampel bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan
sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias.Syarat suatu
sampel yang baik adalah :
a. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling, yaitu daftar dari semua
unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat yaitu, (1) harus meliputi seluruh unsur
sampel, (2) tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali,

(3) harus up to date, (4) batas-batasnya harus jelas, serta (5) harus dapat dilacak di lapangan.

b. Menurut Teken (dalam Masri Singarimbum dan Sofyan Efendi), ciri-ciri sampel yang
ideal yaitu, (1) dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti,(2) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukkan penyimpangan
baku (standar) dari taksiran yang diperoleh, (3) sederhana, sehingga mudah dilaksanakan dan (4)
dapat memberikan keterangan

sebanyak mungkin denganbiaya yang rendah.

6.5 Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel

a. Pertimbangan Ukuran Sampel

Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu :

1) Derajat Keseragaman.

Apabila Populasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh populasi sudah
cukup representative untuk diteliti. Jika populasi adalah completely heterogeneous, maka hanya
pencacahan lengkaplah dapat memberikan gambaran yang representative.

2) Presisi yang dikehendaki dalam penelitian

Tingkat ketetapan ditentukan oleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan hasil pencacahan
lengkap, dengan asumsi instrument, teknik wawancara, kualias wawancara yang digunakan
sama. Secara Kuantitatif presisi diukur dari standar erroe, makin kecil kesalahan baku, makin
besar tingkat presisi.
3) Rencana analisis

Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan besarnyasampel yang
harus diambil

4) Tergantung pada ketersediaan biaya

b. Penentuan Ukuran Sampel

Ada yang menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasinya. Pendapat- pendapat tersebut
kurang tepat, karena untuk menentukan ukuran sampel tergantung pada variasi populasinya.
Semakin besar disperse atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang
diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan presisi.
Langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian atau disperse dengan
menggunakan rumus perhitungan rata- rata populasi rata-rata populasi sebagai berikut:
6.6 Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama orang dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000
tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi
tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Jumlah anggota
sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atas
kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung
pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan,
maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumberdata.

6.7 Sumber Kesalahan Sampel

Perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam pengambilan sampel. Untuk itu, suatu teknik
pengambilan sampel yang baik akan mampu mengurangi atau meminimalkan berbagai kesalahan
tersebut pada suatu tingkat biaya tertentu. Secara umum didapati adanya beberapa sumber
kesalahan dalam pengambilan sampel. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:

1. Kesalahan Variasi acak (random variation).

Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. Contoh :
diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp

200 juta/thn untuk daerah tersebut. Curiga salah pendugaan yaitu secara kebetulan semua sampel
yang dipilih mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi. Solusi: peneliti hanya
dapat meminimumkan dengan memilih rancangan penarikan sampel yang tepat

2. Kesalahan spesifikasi (specification error).


Tipe kesalahan ini sangat umum dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan umum.
Contoh: populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk survai pemilihan terdiri dari mereka
yang akan memilih pada hari pemilihan, namun survai pemilihan umum biasanya secara khas
mengmabil opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataanya
banyak diantara mereka yang tidak akan memilih pada hari pemilihan umum. Selain itu
kesalahan ini dapat juga muncul karena dafatar unsur populasi yang tidak benar, informasi yang
tidak benar pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya
melakukan penggantian responden yang dituju dengan tetangga jika rsponden yang seharusnya
ditemui tidak berada di tempat).

3. Kesalahan penentuan responden

Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan penetapan
responden dari beberapa anggota sampel.. Peneliti dapat memiliki efek yang jauh lebih langsung
terhadap keslahan akibat ketidaktepatan penentuan responden. Usaha-usaha yang
berkesinambungan dapat dilakukan untuk mencari responden yang tepat atau dalam kasus-kasus
tertentu responden dapat digantikan dengan yang lain yang dipilih secara acak.

4. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar populasi (coverage error). Salah satu
kunci sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar unsur populasi
(population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar
unsur populasi (coverage error) timbul karena ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di
daftar unsur populasi.

5. Ketidaklengkapan respon (nonresponse error)

Kesalahan ini terjadi karena tidak setiap responden berkenan merespon suatu survai (kuesioner).
Dengan responden tidak merespon maka muncul kegagalan dalam pengumpulan data daari
semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa

jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dnegan jawaban individu
sampel yang merespon. Untuk itu maka perlu dilakukan langkah menindaklanjuti tanggapan
responden yang tidak memberi respon atau yang merespon tapi tidak lengkap setelah suatu
periode waktu tertentu.

6. Kesalahan penarikan sampel (sampling error)

Diyakini bahwa sampel yang 'baik' merupakan miniatur dari populasi. Meskipun demikian
pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu karakteristik
populasi yanbg berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya. Sampling error
mencerminkan keheterogenan atau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel dengan
sampel yang lain akrena perbedaan individu yang terpilih dari berbagai sampel tersebut. Solusi:
sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel meskipun upaya ini
mengakibatkan peningkatan biaya survai.

7. Kesalahan pengukuran (Measurement error)

Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang
berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur.

Permasalahan yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan


bagaimanamemroleh pngukuran yang bermakna daripada melaksanakannya.

6.8 Tahapan Pemilihan Sampel

Untuk mendapatkan sampel yang baik, diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Langkah
langkah tersebut adalah sebagai berikut (Suliyanto, 2009: 95):

1. Identifikasi populasi target.

Dalam pemilihan populasi, target harus sesuai dengan tujuan riset. Pemilihan populasi target
tampaknya merupakan pekerjaan yang relatif mudah.

2. Memilih kerangka sampel.

Kerangka sampel merupakan daftar yang berisi elemen-elemen yang ada dalam populasi.

3. Menentukan metode pemilihan sampel.


Metode pemilihan sampel pada dasarnya merupakan cara yang digunakan dalam mengambil
sampel, apakah dengan pendekatan probabilitas atau dengan pendekatan nonprobabilitas.

4. Merencanakan prosedur pemilihan unit sampel.

Prosedur pemilihan unit sampel merupakan langkah-langkah yang haru dilakukan dalam
menentukan anggota populasi yang nantinya dijadikan sampel.

5. Menentukan ukuran sampel.

Menentukan ukuran sampel adalah menentukan besarnya sampel yang harus diambilagar dapat
menggambarkan populasi yang sebenarnya.

6. Menentukan unit sampel sampel

Menentukan unit sample merupakan langkah untuk menentukan siapa saja dari anggotapopulasi
yang harus dijadikan sampel.

6.9 Metode Pengambilan Sampel/Teknik Sampling

Teknik Sampling adalah Teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
gunakan dalam penelitian, terdapat berbagai Teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling
pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu :

1. Probability Sampling

yang meliputi :

- Sampel random sampling

- Proportionate stratified random sampling

- Disproportionate stratified random sampling

- Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

2. Nonprobability Sampling
Yang meliputi :

- Sampling sistematis

- Sampling kuota

- Sampling incidental

- Purposive sampling

- Sampling jenuh

- Snowball sampling

Anda mungkin juga menyukai