Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STATISTIK KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. AL ULA FASHIHATUL HABIBAH (1208210039)
2. FAISOL ABIDIN (1208210021)
3. FITRI RAHAYU PANGESTUTI (1208210019)
4. NABILA ZAHRANI PUTRI OKTAVIANI (1208210038)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah,segala puja dan puji tak lupa kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. karena hanya berkat rahmat dan Karunia-nya,dan maha suci Engkau yang
telah memberi kemudahan dalam menyususn makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah, “Statistik Komunikasi” sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan
yang penuh dengan cahaya yakni Agama Islam.
Walaupun terdapat kesalahan dan kekurangannya,kami sebagai manusia biasa
yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan,sangat mengharapkan bimbingan dan
kritik dari berbagai pihak, dengan harapan kami dapat menyempurnakan segala
kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Sampel
B. Teknik Sampel Random
C. Teknik Sampel Non-Random

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Statistika merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui informasi dari suatu
populasi berdasarkan riset dan inferensi sampel dari populasi tersebut. Dengan statistika kita
bisa menentukan fitur penting dari kumpulan data, dan menentukan kesimpulan
terbaik.Sedangkan statistik merupakan ukuran-ukuran untuk mendeskripsikan sampel.
Saat melakukan penelitian, komponen utama yang wajib ada adalah data. Data akan
dikumpulkan dari berbagai sumber yang akurat menggunakan teknik pengumpulan data. Data
tersebut biasanya dapat berupa populasi atau sampel.
Namun, pada makalah kali ini kami hanya akan membahas soal “SAMPEL”. Pengertian
dasar dari sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi yang di
teliti. Oleh karena itu ketika melakukan suatu penelitian kita perlu merumuskan masalah dan
merinci tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas adalah
 Definisi Sampel
 Teknik Sampel Random
 Teknik Sampel Non-Random

C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sampel

1. Pengertian Sampel
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi
yang diteliti. Sampel digunakan jika penelitian mencakup populasi yang besar dan
tidak memungkinkan untuk mempelajari seluruh populasi. Terdapat dua karakteristik
sampel yaitu akurasi dan presisi. Akurasi artinya sejauh mana sampel didapatkan
tanpa ada bias. Sementara presisi merujuk pada ketelitian atau ketepatan dimana jika
semakin tinggi tingkat presisi maka semakin besar kemungkinan data sampel dapat
mewakili populasi.
Ada juga beberapa pengertian sampel menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
a. Sugiyono: Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi.
b. Arikunto: Sampel adalah sebagai bagian atau wakil dari populasi yang dimiliki.
c. Gulo: Sampel merupakan himpunan bagian atau subset dari suatu populasi.
d. Djarwanto: Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi,
adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan
karakteristik populasi.
e. Siyoto: sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang di ambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
f. Sudjana dan ibrahim : sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yag memiliki
sifat yang sama dengan populasi.
Teknik pengumpulan atau pengambilan sampel dibagi menjadi dua yaitu probability
sampling dan non-probability sampling. Teknik probability sampling merupakan
teknik yang dilakukan dengan memberikan peluang kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel.

2. Alasan Pengambilan Sampel


Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu
melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non akademik,
populasi dapat di wakili oleh sebagian anggotanya yang di sebut sampel.  Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena sampel
memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang digali dari
sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian akan tetap
terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana diuraikan pada bagian
lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel merupakan nilai-nilai yang
menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai statistik sampel itu. Hal itu berarti
bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel akan
mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi statistik akan menjamin bobot hasil
penelitian.

3. Proses Pengambilan Sampel 


Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam
melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sehingga sampel
didefinisikan sebagai bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung.
Generalisasi ialah penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemennya lebih
sedikit sampel, ke suatu hal yang jumlah elemennya lebih banyak atau lebih luas
populasi.
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut: 
Definisikan populasi sasaran. Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan oleh
peneliti ketika menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran adalah
kumpulan atau elemen yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian dari
populasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan atau
populasi tersebut. 
Tentukan bingkai sampel. Sample frame atau bingkai sampel merupakan wakil
dari kumpulan atau elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama
kabupaten atau daftar pustaka dengan judul buku dan pengarangnya. 
Tentukan jumlah sampel. Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam
sampel. Besaran jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya
adalah tujuan penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya membutuhkan
jumlah sampel yang besar. Namun jika hanya untuk menguji hipotesis, jumlah
sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah sampel maka akan semakin besar
kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya akan
semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
4. Teknik Pengambilan Sampel 
Menurut Handayani (2020) teknik pengambilan sampel atau biasa disebut dengan
sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang diteliti untuk
dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari subjek yang
dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari elemen populasi.
Teknik sampling ada dua bagian, yaitu probability sampling dan non probability
sampling.

B. Teknik Pengambilan Sampel Random


Ketika berbicara tentang yang namanya “sampel” sudah bisa dibilang sebagai
sesuatu hal yang cukup berharga terutama dalam penelitian. Dalam beberapa
penelitian, “sampel” menjadi hal yang paling penting karena akan memengaruhi hasil
dan pembahasan dari penelitian tersebut. Dengan kata lain, suatu penelitian yang
menggunakan sampel akan terlihat ada selama sampel yang disajikan tidak
maksimal. Oleh karena itu, seorang peneliti yang melakukan penelitian menggunakan
sampel harus bisa mengubah hasil sampel menjadi data yang bisa dibaca, sehingga
data yang disajikan bisa dipahami oleh pembaca dengan baik.
Beberapa orang yang menggunakan sampel biasanya karena rasa
keingintahuann nya terhadap suatu fenomena, sehingga ia mencari jawaban dari suatu
fenomena tersebut agar mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.
Selain itu, penghitungan sampel bisa juga digunakan untuk memprediksi suatu
fenomena apa yang akan terjadi kemudian hari atau sampai kapan suatu fenomena
berhenti.
Sampel bukan hanya digunakan oleh seorang peneliti saja, tetapi sudah
digunakan oleh lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. Lembaga pemerintahan
yang menggunakan data sampel biasanya sering kita lihat pada le4mbaga
kependudukan yang setiap 10 tahun sekali melakukan densus penduduk. Dengan
adanya densus penduduk, maka kita akan tahu jumlah penduduk yang ada pada suatu
wilayah.
Sementara itu, lembaga swasta yang menggunakan sampel biasanya sering
kita lihat pada lembaga lembaga survei, biasanya kita akan sering melihat hasil survei
terhadap elektabilitas partai politik atau seseorang yang mencalonkan diri sebagai
pejabat daerah. Namun, beberapa lembaga survei juga melakukan sampe3l terhadap
beberapa hal lainnya, seperti genre film yang disukai oleh banyak orang, aplikasi
chatting yang mudah digunakan, game online yang seru, dan sebagainya.
Dengan demikian, sampel ini memiliki f7ungsi utama untuk meengetahui
sebuah populasi dari suatu fenomena yang sedang terjadi. Populasi ini diambil dari
banyak orang yang sudah berpartisipasi dalam perhitungan sampel. Umumnya,
sampel yang diambil dari online atau offline. Sampel yang diambil dari online
biasanya berupa data kuesioner yang dimana setiap orang yang berpartisispasi akan
mengisi data-data yang dibutuhkan oleh seorang peneliti. Sedangkan, sampel offline
biasanya ditemukan ketika lembaga survei melakukan survei dengan bertemu
langsung, baik itu di stasiun, fasilitas umum, atau dirumah.
Salah satu metode sampel yang sering digunakan adalah sampling acak atau
lebih sering dikenal dengan istilah random sampling. Saat ini, random sampling
sudah sering kali digunakan oleh perorangan atau lembaga survei, bahkan tak
menutup kemungkinan kalau memang kamu memerlukan pengetahuan tentang
random sampling. Supaya, pengetahuan tentang random sampling semakin
bertambah.

 Pengertian Random Sampling


Di dalam bahasa Indonesia, random sampling adalah suatu metode dalam
menggunakan sampel yang dilakukan secara acak. Dalam hal ini, setiap anggota
populasi yang berpartisipasi dalam sampling memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi anggota sampel. Banyak orang yang beranggapan bahwa random sampling
merupakan suatu sampel yang cukup ideal untuk digunakan dalam sebuah penelitian.
Bahkan, random sampling bisa dijadikan sebagai dasar generalisasi suatu simpulan.
Sampling acak adalah penyeleksian sampel sedemikian rupa sehingga semua
kombinasi dari suatu unit memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Apa yang dimaksud dengan “anggota populasi memiliki kesempatan yang sama”,
maka akan diberikan contoh kasus. Misalnya, pada suatu populasi terdapat anggota
yang berjumlah 100, tetapi yang dibutuhkan untuk dijadikan anggota sampel hanya
50, maka setiap anggota populasi memiliki kemungkinan 100/50 agar bisa
berpartisipasi dalam pengambilan sampel untuk menjadi anggota sampel.
Random sampling atau sampling acak merupakan salah satu daro teknik
pengambilan sampel. Oleh karena itu, ketika melakukan sampling acak agar
mendapatkan hasil sampling yang mendekati populasi atau mewakili populasi, maka
penelitian menggunakan sampling acak tidak boleh memengaruhi anggota populasi
yang akaj n diminta untuk menjadi anggota sampel. Hal ini perlu dilakukan agar
sampel yang didapatkan secara acak bisa dijadikan sebagai representasi yang tidak
bias dari total keseluruhan populasi.
Dalam penerapannya, sampling acak membutuhkan sebuah cara agar
pengambilan sampel dapat dipermudah dan cara itu adalah penomoran atau penamaan
populasi yang menjadi target. Setelah itu, barulah menggunakan beberapa macam
metode undian yang bertujuan untuk menentukan yang akan menjadi anggota sampel.
Apabila sudah mendapatkan anggota sampel, barulah proses pengambilan sampel
bisa dilakukan.
Oleh sebab itu, dalam melakukan pengambilan sampel yang menggunakan
teknik pe4ngambilan random sampling atau sampling acak memiliki waktu yang
berbeda antara peneliti yang satu dengan yang lainnya. Selain dari latar belakang
peneliti yang membedakan lamanya proses pengambilan sampel, setelah anggota
populasi menentukan lamanya waktu untuk mendapatkan hasil pengambilan sampel.
Dalam pengambilan sampel tak menutup kemungkinan akan terjadi
kesalahan, sehingga pengambilan sampel perlu diambil ulang agar mendapatkan
sampel yang sesuai dengan populasi yang ada. Pengambilan sampel bisa dinyatakan
mengalami kesalahan, jika sampel yang diambil tidak mewakili suatu populasi yang
ada. Apabila sampel yang diambil mengalami kesalahan, maka akan membutuhkan
waktu yang lebih lama agar mendapatkan sampel yang mendekati populasi. Oleh
sebab itu, ketika melakukan pengambilan sampel, sebaiknya dihitung dengan cermat
agar tidak terjadi kesalahan dan sampel yang diambil dapat mewakili suatu populasi
yang ada.

 Pengertian Random Sampling Menurut Para Ahli


Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian dari random sampling,
diantaranya:
 KERLINGER
Kerlinger mengatakan bahwa random sampling adalah suatu metode
atau teknik pengambilan dari suatu semesta atau populasi dengan cara
tertentu agar setiap anggota semesta atau populasi mempunyai peluang atau
kesempatan yang sama untuk terpilih.

 MARGONO
Menurut margono, random sampling adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk memperoleh suatu sampel pada saat itu langsung dilakukan
pada unit-unkit sampling. Maka dari itu, setiap unit sampling merupakan
unsur dari populasi yang terkecil mendapatkan peluang yang sama untuk
mewakili populasi atau menjadi sampel. Pada umunya, cara seperti itu
digunakan apabila anggota populasi dianggap homogen.
 SUGIYONO
Sugiyono mengungkapkan bahwa random sampling adalah suatu
teknik atau metode dari pengambilan sampel yang berasal dari anggota
populasi yang dilaksanakan secara acak tanpa melihat trata yang ada dalam
suatu populasi tersebut.

 Jenis-Jenis Teknik Pengambilan Sampel Random


Dalam mengambil sampel tidak boleh sembarangan karena bisa
mempengaruhi hasil dari pengambilan sampel termasuk pengambilan sampel
menggunakan sampling acak. Adapun penjelasan dan jenis-jenis teknik pengambilan
sampel random atau probability sampling adalah sebagai berikut:

 Simpel Random Sampling (sampel acak sederhana)


Sampel acak sederhana atau simpel random sampling adalah suatu teknik
pengambilan sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan
sampel. Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel
maka di perlukan suatu kerangka sampel (samping frame). Kerangka sampel
adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-elemen populasi beserta
informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau makhluk hidup
yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk di jadikan objek sampel.Contoh,
jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi, katakanlah
perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari perguruan
tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya di lakukan
penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang di butuhkan bisa berupa jenis
kelamin, umur, tinggi badan, NIM, berat badan, nilai semester, alamat, dll.
Bagaimana jika penelitian di lakukan di suatu desa? Maka di perlukan kerangka
sampel atau daftar yang memuat seluruh elemen populasi yang akan di teliti di
desa tersebut. Contoh ini dapat di generalisasi untuk seluruh kasus seperti
penelitian di level kabupaten, penelitian di suatu kantor dan lain sebagainya. Jika
seluruh elemen populasi yang terdaftar di dalam kerangka sampel di jumlahkan
maka seharusnya merupakan ukuran populasi (N) .
Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara
acak maka digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel
pertama. Angka yang terpilih adalah angka dari salah satu elemen populasi yang
sudah terdaftar pada kerangka sampel.
Tingkat validitas eksternal pada simple random sampling bisa dibilang lebih
tinggi karena ukuran sampelnya lumayan besar. Oleh karena itu, sampel acak
sederhana ini bisa mewakili setiap karakteristik populasi menjadi lebih besar.
Pada teknik pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan apabila jenis
analisis dari suatu penelitian lebih mengarah pada deskriptif sewrtaa sifatnya
sederhana. Pada umumnya, teknik lebih pas dipakai untuk mengetahui perbedaan
yang ada dan umum atau biasa terjadi pada populasi apapun. Misalnya, status
sosial, jenis kelamin, dan sebagainya.
Dibawah ini akan diberikan salah satu contoh kasus supaya lebih mudah
memahami simple random sampling.
Pada suatu populasi yang sedang ingin diteliti terdapat orang yang kaya dan
yang miskin, ada wanita dan ada pria, ada pedagang dan bukan pedagang, dan
lain-lain. Setiap perbedaan tersebut yang bisa mempengaruhi hasil dari enelitian,
maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak sederhana
(simple random sampling).

 Sampel Acak Sistematis (Systhematic Random Sampling)


Pengambilan sampel acak sistematis ialah suatu metode pengambilan sampel,
dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan
unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Dengan
demikian, ketika melakukan pengambilan sampel acak secara sistematis, maka
harus memperhatikan setiap urutan dari anggota populasi yang sudah terdaftar. Hal
ini perlu dilakukan untuk dapat memastikan bahwa sampel yang telah diabil dapat
dipertanggung jawabkan. Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan
sampling (Sampling Error) yang lebih kecil.
Teknik pengambilan sampel acak sitematis ini biasanya digunakan pada
peneliti yang dihadapkan dengahn suatu populasi yang cukup banyak, tetapi tidak
memiliki sebuah alat pengambil data secara acak. Dengan teknik pengambilan
sampel acak sistematis, seorang peneliti diharuskan untuk menentukan unsur dari
populasi secara sistematis. Unsur populasi yang di pilih atau di tentukan
merupakan unsur yang bisa dijadikan sampel.
Berikut ini contoh kasus dari sampel acak sistematis atau systemaic random
sampling:
Unsur yang bisa dijadikan sampel adalah unsur yang kelia. Jadi, ketika ada
pertanyaan “keberapa” -nya satu unsur suatu populasi bisa digunakan untuk
sampel, tetapi perlu memperhatikan ukuran sampel dan ukuran populasi. Misalnya,
pada suatu populasi ada 10.000 rumah. Kemudian, sampel yang akan diambil
adalah 500, maka jarak antara sampel satu kesampel berikutnya adalah 50.
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak diacak,
karena yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya
diurutkan berdasarkan intervale yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu untuk
dapat mempergunakan metode ini, harus memenuhi beberapa syarat yakni,
a. Populasi harus besar
b. Daftar kerangka sampel
c. Populasi harus bersifat homogen
Langkah-langkah pengambilan sampel:
a. Tentukan populasi dan susun sampling frame
b. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan
metodologis
c. Tentukan K (Kelas Intervale)
d. Tentukan angka atau nomor awal yang terpilih, dan nomor intervale berikutnya
hingga memenuhi jumlah sampel

 Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan
pada populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini
digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan
berstrata secara proporsional sehingga setiap strata harus diwakili dengan sampel.
Ketika seorang peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel acak
berstrata, maka bisa menghasilkan suatu penelitian yang informatif. Hal ini
dikarenakan sampel yang sudah dipilih memiliki subkelas yang ada sudah
terwakili dengan baik. Akan tetapi, ke3tika menggunakan teknik pengambilan ini,
sebaiknya peneliti harus bisa membagi semua populasi, hingga menjadi
subkelompok yang lengkap. Sederhananya, peneliti harus bisa mengklasifikasikan
anggota populasi dengan jelas menjadi sebuah subkelompok.
Langkah-langkah pengambilan sampel:
a. Tentukan populasi dan daftar anggota populasi bagi populasi berdasrkan strata
yang dikehendaki
b. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata pilih sampel dari setiap strata
secara acak

 Sampel Acak Berdasarkan Area(Cluster Random Sampling)


Pengambilan sampel acak berdasarkan area adalah salah satu pengambilan
sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih
menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata.
Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga. Teknik
sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap bagian-
bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat
luas.
Teknik pengambilan sampel acak berdasarkan area ini sangat cocok digunakan
pada wilayah perkotaan atau sekolah karena pada wilayah tersebut anggota
populasinya cukup banyak. Singkatnya, teknik pengambilan sampel ini sangat
cocok untuk mempelajari populasi yang cukup banyak.
Misalnya, pada suatu organisasi di dalamnya ada 50 divisi. Kemudian, setiap
divisi memiliki pegawai yang terdiri dari berbagai macam karekteristik yang
berbeda-beda, mulai dari tingkat pendidikan yang berbeda, jenis kelamin, dan lain-
lain. Apabila peneliti ingin mengetahui banyaknya jumlah penerimaan para
pegawai terhadap sebuah strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan, maka
bisa menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Dengan
teknik pengambilan sampel ini akan mencegah terpilihnya sampel yang hanya
berasal dari satu atau dua divisi saja.
Langkah-langkah pengambilan sampel acak berdasarkan area:
a. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti
b. Tentukan beberapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai
sampel pilih cluster sampel secara acak
c. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut

 Sampel Wilayah Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)


Multi stage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat.
Secara singkat, multi stage sampling adalah penggunaan beberapa metode random
sampling secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa
metode sampling berbeda yang digunakan.
Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan
multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya
beberapa syarat tersebut maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung
maksimal. Ketika menggunakan teknik pengambilan sampel wilayah bertingkat,
peneliti harus menyadari bahwa terdapat beberapa teknik sampling yang berbeda.
Pada umumnya, teknik pengambilan ini lebih sering digunakan populasi yang
tersebar di berbagai daerah.

 Kelebihan dan Kekurangan Simple Random Sampling


Setiap kelebihan dan kekurangan dari simple random sampling perlu kamu
ketahui agar dapat menggunakan teknik pengambilan sampel ini dengan maksimal.
Simple random sampling memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

 Kelebihan Random Sampling


a) Mudah diterapkan pada populasi kecil
Simple random sampling ini sering kali digunakan oleh para
peneliti karena mudah untuk digunakan terutama pada populaso
kecil. Oleh sebab itu, ketika menggunakan teknik pengambilan
sampel ini biasanya peneliti tidak khawatir menghadapi populasi
kecil dan tetap bisa menemukan sampel dari populasi kecil.

b) Bisa mengurangi bias


Dalam sebuah penelitian tidak boleh ada suatu makna yang bias
apalagi sebuah data yang bias. Apabila ada data yang bias, maka
bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut sampelnya memiliki
kesalahan.

 Kekurangan Random Sampling


a) Membutuhkan waktu yang lama
Meskipun simple random sampling mudah digunakan, tetapi
ketika menggunakannya peneliti membutuhkan waktu yang
cukup lama. Waktu yang cukup lama membuat suatu penelitian
sulit untuk di selesaikan.

b) Biaya yang cukup mahal


Biaya yang cukup mahal menjadi kekurangan dari teknik
pengambilan ini. Hal ini dikarenakan setiap unsur harus
diidentifikasi terlebih dahulu sebelum diambil sampelnya.

c) Syarat untuk menjadi anggota cukup sulit


Kekurangan berikutnya adalah sulit untuk menjadi anggota
karena syarat-syaratnya sulit untuk dipenuhi. Oleh sebab itu,
ketika seseorang peneliti ingin menjadi anggota teknik
pengambilan sampel acak harus berpikir dua kali.

 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di dapat dari pembahasan di atas adalah random
sampling atau sampling merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
mengambil sampel dari suatu populasi. Selain itu, pada sampling acak ini, setiap
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Dalam menggunakan metode sampling acak harus menggunakan teknis yang
mengacu pada teori para ahli.
Sebelum menggunakan random sampling atau sampling acak, sebaiknya
kamu perlu memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari sampling acak. Hal ini
harus dilakukan agar dapat menggunakan sampling acak dengan optimal, sehingga
sampel yang di peroleh merupakan sampel yang mendekati suatu populasi yang ada.

C. Teknik Pengambilan Sampel Non-Random


Pengambilan sampel non-random pada dasarnya adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut semua bentuk pengambilan sampel yang tidak dilakukan sesuai
dengan kaidah probabilitas. Pada pengambilan sampel model ini ada anggota populasi
yang tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel.
Pada penentuan sampel non-random ini subyektifitas peneliti atau
pewawancara dapat mempengaruhi penentuan sampel. Mungkin pewawancara akan
cenderung memilih orang yang terlihat ramah untuk diwawancarai. Surveyor juga
akan cenderung mencari responden yang mudah ditemui. Dengan demikian, non-
random sampling ini menyangkut berbagai jenis strategi pengambilan sampel.
Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non
probability sampling memilih anggota secara acak. Metode pengambilan sampel ini
bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini tidak semua
elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel .

 Terdapat beberapa jenis Teknik pengambilan sampel tidak acak.

a. Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa
yang sebaiknya berparstisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu
populasi.
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang
digunakan lebih efektif. Sedangkan kelemahanya ketika seorang peneliti salah
memilih subjek presentatif.

b. Snowball Sampling
Jenis-jenis non-random sampling berikutnya adalah snowball sampling.
Dalam nhal-hal tertentu, pengmbilan snowball sampling adalah bentuk sampel
kenyamanan, karena telah menrik cukup banyak perhatian selama bertahun-
tahun. Dengahn pendekatan pengambilan sampel ini, peneliti melakukan
kontak awal dengan sekelompok kecil orang yang relevan dengan topik
penelitian dan kemudian menggunakannya untuk membangun kontak dengan
orang lain.
Misalnya, peneliti menentukan tiga orang sebagai sampel, kemudian tiga
orang tersebut diminta untuuk memberikan informasi tentang dua orang yang ia
kenal dan layak untuk dijadikan sampel berikutnya. Pada akhirnya jumlah
sampel akan semakin besar seperti bola salju yang menggelinding dari atas ke
bawah.
Misalnya kita bisa menggunakan pendekatan seperti ini untuk membusat
sampel pengunjung ke sebuah taman hiburan bertema retro. Pengambilan
sampel ini juga bisa digunakan penelitian pada pengguna narkoba tentang latar
belakang pemakaian mereka. Alasan menggunakan snowball sampling ini
menarik. Tentu saja tidak masuk akal untuk mengambil sampel acak dari dua
kasus penelitian di atas. Tidak mungkin untuk mengambil sampel acak, karena
tidak ada kerangka pengambilan sampel yang dapat di akses untuk populasi
darimana sampel yang harus diambil dan bahwa oleh kesulitan dalam
menciptakan sebuah kerangka sampling berarti pendekatan snowball sampling
bisa di anggap layak.
Selain itu, walaupun seseorang bisa membuat kerangka sampling pengguna
narkoba atau pengunjung taman hiburan, hampir pasti tidak akurat secara
langsung, karena ini adalah populasi yang selalu bergeser. Orang-orang akan
terus menerus berubah menjadi atau berhenti menjadi pengunjung, sementara
pengunjung taman hiburan baru datang setiap saat.
Masalah dengan pengambilan snowball sampling adalah sangat tidak
mungkin sampel tersebut akan mewakili populasi, meskipun gagasan tentang
suatu populasi mungkin bermasalah dalam beberapa keadaan. Namun, pada
umumnya pengambilan sampel bola salju tidak digunakan dalam strategi
penelitian kuantitatif, tetapi tetap digunakan dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, orientasi penentuan sampling lebih mungkin
diarahkan oleh preferensi untuk pengambilan sampel teoritis daripada dengan
jenis sampling statistik. Ada ‘fit’ yang jauh lebih baik antara pengambilan
sampel bola salju dan strategi pengambilan sampel teoritis dari penelitian
kualitatif daripada dengan pendekatan statistik.
Hal ini tidak berarti bahwa snowball sepenuhnya tidak relevan dengan
penelitian kuantitatif ketika peneliti perlu fokus pada refleksi hubungan,
melacxak koneksi melalui snowball sampling mungkin menjadi pendekatan
yang lebih baik dari sampel acak konvensional.
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti
terapkan ketika subjek sulit dilacak. Peneliti juga menerapkan metode
pngambilan sampel ini dalam situasi dimana topiknya sangat sensitif dan tidak
didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai
dengan terpenuhinya jumlah anggota sampai yang diingini oleh peneliti.
Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan
responden yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan
waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang
ada.

c. Accidental Sampling
Accidental sampling ini adalah metode pengambilan sampel yang paling
mudah dilakukan berdasarkan aksebilitasnya. Teknik pengambilan sampel ini
bergantung pada kemudahan akses ke subjek metode pengambilan sampel, non-
probabilitas ini digunakan ketika ada batasan waktu dan biaya dalam
mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat keterbatasan
sumber daya seperti tahap awal penelitian, digunakan convenience sampling.
Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat
sehingga memudahkan pemilih anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah
belum tentu respondem memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
Bayangkan ketika seorang peneliti yang mengajar di sebuah universitas
tertarik untuk meneliti kematangan karir mahasiswanya. Peneliti tersebut dapat
memberikan kuesioner kepada beberapa mahasiswa di beberapa kelas.
Kemungkinan bahwa peneliti akan menerima kembali semua atau hampir
semua kuesioner yang telah diisi sangat besar. Dengan demikian akan ada
tingkat respons yang baik, atau tingkat non-respons menjadi sangat kecil. Hal
inilah yang menjadi salah satu kelebihan sampel aksidental.
Temuan dari penelitian yang menggunakan sampel ini mungkin terbukti
cukup menarik, tetapi masalahnya nadalah kita tidak mungkin untuk
menggeneralisasi temuan, karena kita tidak tahu populasi apa yang di
presentasikan oleh sampel. Mereka hanyalah sekelompok mahasiswa yang bisa
di akses dengan mudah oleh peneliti. Mereka hampir pasti tidak mewakili
mahasiswa secara keseluruhan.
Kelemahan ini bukan berarti bahwa sampel kenyamanan atau sampel
aksidental tidak boleh digunakan. Katakanlah bahwa dosen/peneliti
mengembangkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur
preferensi kepemimpinan kepala sekolah. Perlu di lakukan uji coba instrumen
penelitian tersebut sebelum menggunakannya dalam suatu penyelidikan, dan
menerapkan kepada suatu kelompok yang bukan merupakan bagian dari studi
utama mungkin merupakan cara yang sah untuk melakukan beberapa analisis
awal mengenai masalah tersebut. Cara ini sangat bermanfaat untuk mengetahui
seperti apakah kecenderungan responden menjawab dengan cara yang identik
dengan pertanyaan, atau apakah satu pertanyaan tidak mendapat respons yang
baik, atau juga apakah item pertanyaan identik dengan indikator. Dengan kata
lain, untuk tujuan seperti ini, sampel kenyamanan mungkin dapat diterima
meskipun tidak ideal.
Konteks selanjutnya di mana penggunaan sampel ini cukup dapat di terima
adalah ketika kesempatan muncul dengan sendirinya untuk mengumpulkan data
dari sampel kenyamanan dan itu merupakan kesempatan yang terlalu bagus
dilewatkan. Penelitian sosial juga sering di dasarkan pada accidential sampling.
Pengambilan sampel probabilitas melibatkan banyak persiapan, sehingga sering
dihindari karena tingkat kesulitan dan biaya yang cukup besar.

d. Quota Sampling
Salah satu dari jenis-jenis non-random sampling berikutnya adalah quota
sampling. Pengambilan sampel quota relatif jar4ang digunakan dalam
penelitian sosial, tetapi banyak digunakan dalam penelitian komersial, seperti
penelitian pasar dan jajak pendapat politik.
Tujuan pengambilan sampel quota adalah untuk menghasilkan sampel
yang mencerminkan populasi dalam hal proporsi relatif dalam kategori yang
berbeda, seperti jenis kelamin, etnis, usia, kelompok sosial-ekonomi, dan
wilayah tempat tinggal, juga dalam kombinasi kategori-kategori ini.
Namun, tidak seperti sampel berstrata, pengambilan sampel individu tidak
dilakukan secara acak, karena pemilihan akhir terhadap unit sampel
(responden) diserahkan kepada pewawancara. Informasi tentang stratifikasi
populasi di Indonesia atau tentang daerah-daerah tertentu dapat diperoleh dari
sumber-sumber seperti hasil sensus penduduk dan dari survei berdasarkan
sampel probabilitas seperti survei rumah tangga umum, tingkat sosial, dan
survei panel yang dilakukan pemerintah atau badan statistik.
Setelah kategori dan jumlah orang yang akan diwawancarai dalam setiap
kategori (dikenal sebagai quota) telah diputuskan, maka tugas pewawancara
untuk memilih orang yang memiliki kategori ini. Quota biasanya akan saling
terkait. Dalam cara yang mirip dengan pengambilan sampel bertingkat,
populasi dapat dibagi menjadi strata dalam hal, misalnya, jenis kelamin, kelas
sosial, usia, dan etnis. Data sensus dapat digunakan untuk mengidentifikasi
jumlah orang (sampel) yang harus ada di setiap sub-tingkat atau subkelompok.
Angka-angka atau jumlah quota di setiap subkelompok akan mencerminkan
populasi.
Setiap pewawancara mungkin akan mencari individu yang termasuk dalam
kuota subkelompok. Oleh karena itu, seorang pewawancara mungkin tahu dari
penampakan ciri-ciri tertentu bahwa di antara berbagai subkelompok orang
yang harus ditemui.
Pewawancara biasanya bertanya kepada orang-orang yang ada padanya
tentang karakter mereka (meskipun gender akan terbukti dengan sendirinya)
untuk menentukan kesesuaian mereka untuk subkelompok tertentu. Setelah
kuota subkelompok (atau kombinasi kuota subkelompok) tercapai,
pewawancara tidak akan lagi berkepentingan untuk menemukan lokasi individu
untuk subkelompok tersebut.
Pilihan responden diserahkan kepada pewawancara, tunduk pada
persyaratan semua kuota yang sedang diisi, biasanya dalam periode waktu
tertentu. Sejumlah kritik sering ditujukan pada sampel kuota diantarnya
adalah :
Karena pilihan responden diserahkan kepada pewawancara, para
pendukung pengambilan sampel acak berpendapat bahwa sampel
kuota tidak dapat mewakili populasi. Ini mungkin secara akurat
mencerminkan populasi dalam hal karakteristik superfisial,
sebagaimana didefinisikan oleh kuota. Namun, dalam pilihan
orang yang akan didekati, pewawancara mungkin terlalu
dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang seberapa ramah
responden atau kemudahan akses pengambilan data.
Orang yang berada di sekitar pewawancara pada saat dia
melakukan wawancara mendalam, dan karena itu tersedia untuk
didekati, mungkin tidak khas. Ada risiko, misalnya, bahwa orang-
orang yang bekerja penuh waktu mungkin kurang terwakili dan
mereka yang termasuk dalam sampel tidak khas.
Pewawancara kemungkinan membuat penilaian tentang
karakteristik tertentu dalam memutuskan apakah akan mendekati
seseorang, khususnya penilaian tentang usia. Penilaian tersebut
kadang-kadang tidak benar. Misalnya, ketika seseorang yang
memenuhi syarat untuk diwawancarai, karena kuota yang dia
pertahankan tidak cocok, tidak didekati karena pewawancara
membuat penilaian yang salah (misalnya, bahwa orang tersebut
terlihat lebih tua atau lebih muda dari penampilannya). Dalam
kasus seperti ini, unsur bias sangat mungkin berpengaruh.
Juga telah diperdebatkan bahwa pengguna kelas sosial secara luas
sebagai kontrol kuota dapat menimbulkan kesulitan, karena
masalah memastikan bahwa orang yang diwawancarai ditugaskan
dengan benar ke dalam pengelompokan kelas.
Tidak diperbolehkan untuk menghitung kesalahan standar rata-rata
dari sampel kuota, karena metode seleksi non-acak membuat tidak
mungkin untuk menghitung kisaran nilai yang mungkin dari suatu
populasi.
Semua ini membuat sampel kuota terlihat sebagai pilihan yang kurang
baik, dan tidak ada keraguan bahwa itu tidak disukai oleh para peneliti sosial.
Memang ada beberapa argumen yang mendukungnya.
 Tidak diragukan lagi metode ini lebih murah dan lebih cepat
daripada survei wawancara pada sampel acak yang sebanding.
Sebagai contoh, pewawancara tidak harus menghabiskan banyak
waktu bepergian antara wawancara.
 Pewawancara tidak harus terus memanggil kembali orang-orang
yang tidak tersedia pada saat mereka pertama kali didekati.
 Karena menelepon kembali tidak diperlukan, sampel kuota lebih
mudah di kelola. Tidak perlu melacak orang-orang yang perlu din
kontak ulang atau melacak penolakan. Penolakan terjadi, tentu
saja, tetapi itu tidak perlu (dan memang tidak mungkin) untuk
menyimpan catatan responden yang menolak untuk berpartisipasi.
 Ketika kecepatan sangat penting, sampel kuota sangat berharga
jika dibandingkan dengan sampel acak yang lebih rumit.
 Seperti halnya convenience sampling, hal ini berguna untuk
melakukan pekerjaan pengembangan pada langkah-langkah baru
atau pada instrumen penelitian. Ini juga dapat digunakan dalam
kaitannya dengan pekerjaan eksplorasi darimana ide0ide teoritis
baru dapat dihasilkan.
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang
peneliti harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih
sampel yang akan digunakan untuk mempresentasikan populasi. Proporsi dari
karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populsi yang ada.
Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena
jumlah suah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah
bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.
e. Teknik Sampel Jenuh
Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh berbeda dengan
sensus karena sesus populasinya besar sedangkan sampling jenuh
menggunakan populasi yang relatif kecil meskipun keduanya sama- sama
menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.
Kelebihan dari teknk sampling jenuh adalah mudah,praktis,murah dan
tidak memerlukan waktu untuk mengumpulkan data sampel. Sementara
kelemahan dari teknik sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan
anggotanya yang besar sehingga hanya cocok untuk kelompok populasi kecil .
f. Sampling Sistematis atau Syistematic Sampling
Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang
menggunakan identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam dan
pertimbangan sistematis lainya.
Pemilihan jenis teknik penetapan sampel dalam menentukan kerangka
sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin menentukan teknik atau
metode sampling yang tepat, melakukan pengambilan sampel (pengumpulan
data) , melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling.
Tujuan teknik pengambilan sampel, teknik sampel yang digunakan untuk
berhubungan dengan cara-cara dari pengambilan suatu sampel. Teknik
pengambilan sampel di lakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
1. Untuk mendapatkan data lebih akurat
2. Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi
yang ingin di teliti.
3. Dapat dijadikan pedoman atau acuan untuk mengambil suatu keputusan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa twknik sampling dibentu
sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data penelitian. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dan bisa mendapatkan sampel
yang representatif untuk penelitian lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai