STATISTIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. AL ULA FASHIHATUL HABIBAH (1208210039)
2. FAISOL ABIDIN (1208210021)
3. FITRI RAHAYU PANGESTUTI (1208210019)
4. NABILA ZAHRANI PUTRI OKTAVIANI (1208210038)
Syukur Alhamdulillah,segala puja dan puji tak lupa kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. karena hanya berkat rahmat dan Karunia-nya,dan maha suci Engkau yang
telah memberi kemudahan dalam menyususn makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah, “Statistik Komunikasi” sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan
yang penuh dengan cahaya yakni Agama Islam.
Walaupun terdapat kesalahan dan kekurangannya,kami sebagai manusia biasa
yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan,sangat mengharapkan bimbingan dan
kritik dari berbagai pihak, dengan harapan kami dapat menyempurnakan segala
kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sampel
B. Teknik Sampel Random
C. Teknik Sampel Non-Random
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistika merupakan ilmu yang digunakan untuk mengetahui informasi dari suatu
populasi berdasarkan riset dan inferensi sampel dari populasi tersebut. Dengan statistika kita
bisa menentukan fitur penting dari kumpulan data, dan menentukan kesimpulan
terbaik.Sedangkan statistik merupakan ukuran-ukuran untuk mendeskripsikan sampel.
Saat melakukan penelitian, komponen utama yang wajib ada adalah data. Data akan
dikumpulkan dari berbagai sumber yang akurat menggunakan teknik pengumpulan data. Data
tersebut biasanya dapat berupa populasi atau sampel.
Namun, pada makalah kali ini kami hanya akan membahas soal “SAMPEL”. Pengertian
dasar dari sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi yang di
teliti. Oleh karena itu ketika melakukan suatu penelitian kita perlu merumuskan masalah dan
merinci tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas adalah
Definisi Sampel
Teknik Sampel Random
Teknik Sampel Non-Random
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sampel
1. Pengertian Sampel
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi
yang diteliti. Sampel digunakan jika penelitian mencakup populasi yang besar dan
tidak memungkinkan untuk mempelajari seluruh populasi. Terdapat dua karakteristik
sampel yaitu akurasi dan presisi. Akurasi artinya sejauh mana sampel didapatkan
tanpa ada bias. Sementara presisi merujuk pada ketelitian atau ketepatan dimana jika
semakin tinggi tingkat presisi maka semakin besar kemungkinan data sampel dapat
mewakili populasi.
Ada juga beberapa pengertian sampel menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
a. Sugiyono: Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi.
b. Arikunto: Sampel adalah sebagai bagian atau wakil dari populasi yang dimiliki.
c. Gulo: Sampel merupakan himpunan bagian atau subset dari suatu populasi.
d. Djarwanto: Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi,
adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan
karakteristik populasi.
e. Siyoto: sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang di ambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
f. Sudjana dan ibrahim : sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yag memiliki
sifat yang sama dengan populasi.
Teknik pengumpulan atau pengambilan sampel dibagi menjadi dua yaitu probability
sampling dan non-probability sampling. Teknik probability sampling merupakan
teknik yang dilakukan dengan memberikan peluang kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel.
MARGONO
Menurut margono, random sampling adalah sebuah teknik yang
digunakan untuk memperoleh suatu sampel pada saat itu langsung dilakukan
pada unit-unkit sampling. Maka dari itu, setiap unit sampling merupakan
unsur dari populasi yang terkecil mendapatkan peluang yang sama untuk
mewakili populasi atau menjadi sampel. Pada umunya, cara seperti itu
digunakan apabila anggota populasi dianggap homogen.
SUGIYONO
Sugiyono mengungkapkan bahwa random sampling adalah suatu
teknik atau metode dari pengambilan sampel yang berasal dari anggota
populasi yang dilaksanakan secara acak tanpa melihat trata yang ada dalam
suatu populasi tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di dapat dari pembahasan di atas adalah random
sampling atau sampling merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
mengambil sampel dari suatu populasi. Selain itu, pada sampling acak ini, setiap
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Dalam menggunakan metode sampling acak harus menggunakan teknis yang
mengacu pada teori para ahli.
Sebelum menggunakan random sampling atau sampling acak, sebaiknya
kamu perlu memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari sampling acak. Hal ini
harus dilakukan agar dapat menggunakan sampling acak dengan optimal, sehingga
sampel yang di peroleh merupakan sampel yang mendekati suatu populasi yang ada.
a. Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa
yang sebaiknya berparstisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu
populasi.
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang
digunakan lebih efektif. Sedangkan kelemahanya ketika seorang peneliti salah
memilih subjek presentatif.
b. Snowball Sampling
Jenis-jenis non-random sampling berikutnya adalah snowball sampling.
Dalam nhal-hal tertentu, pengmbilan snowball sampling adalah bentuk sampel
kenyamanan, karena telah menrik cukup banyak perhatian selama bertahun-
tahun. Dengahn pendekatan pengambilan sampel ini, peneliti melakukan
kontak awal dengan sekelompok kecil orang yang relevan dengan topik
penelitian dan kemudian menggunakannya untuk membangun kontak dengan
orang lain.
Misalnya, peneliti menentukan tiga orang sebagai sampel, kemudian tiga
orang tersebut diminta untuuk memberikan informasi tentang dua orang yang ia
kenal dan layak untuk dijadikan sampel berikutnya. Pada akhirnya jumlah
sampel akan semakin besar seperti bola salju yang menggelinding dari atas ke
bawah.
Misalnya kita bisa menggunakan pendekatan seperti ini untuk membusat
sampel pengunjung ke sebuah taman hiburan bertema retro. Pengambilan
sampel ini juga bisa digunakan penelitian pada pengguna narkoba tentang latar
belakang pemakaian mereka. Alasan menggunakan snowball sampling ini
menarik. Tentu saja tidak masuk akal untuk mengambil sampel acak dari dua
kasus penelitian di atas. Tidak mungkin untuk mengambil sampel acak, karena
tidak ada kerangka pengambilan sampel yang dapat di akses untuk populasi
darimana sampel yang harus diambil dan bahwa oleh kesulitan dalam
menciptakan sebuah kerangka sampling berarti pendekatan snowball sampling
bisa di anggap layak.
Selain itu, walaupun seseorang bisa membuat kerangka sampling pengguna
narkoba atau pengunjung taman hiburan, hampir pasti tidak akurat secara
langsung, karena ini adalah populasi yang selalu bergeser. Orang-orang akan
terus menerus berubah menjadi atau berhenti menjadi pengunjung, sementara
pengunjung taman hiburan baru datang setiap saat.
Masalah dengan pengambilan snowball sampling adalah sangat tidak
mungkin sampel tersebut akan mewakili populasi, meskipun gagasan tentang
suatu populasi mungkin bermasalah dalam beberapa keadaan. Namun, pada
umumnya pengambilan sampel bola salju tidak digunakan dalam strategi
penelitian kuantitatif, tetapi tetap digunakan dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, orientasi penentuan sampling lebih mungkin
diarahkan oleh preferensi untuk pengambilan sampel teoritis daripada dengan
jenis sampling statistik. Ada ‘fit’ yang jauh lebih baik antara pengambilan
sampel bola salju dan strategi pengambilan sampel teoritis dari penelitian
kualitatif daripada dengan pendekatan statistik.
Hal ini tidak berarti bahwa snowball sepenuhnya tidak relevan dengan
penelitian kuantitatif ketika peneliti perlu fokus pada refleksi hubungan,
melacxak koneksi melalui snowball sampling mungkin menjadi pendekatan
yang lebih baik dari sampel acak konvensional.
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti
terapkan ketika subjek sulit dilacak. Peneliti juga menerapkan metode
pngambilan sampel ini dalam situasi dimana topiknya sangat sensitif dan tidak
didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai
dengan terpenuhinya jumlah anggota sampai yang diingini oleh peneliti.
Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan
responden yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan
waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang
ada.
c. Accidental Sampling
Accidental sampling ini adalah metode pengambilan sampel yang paling
mudah dilakukan berdasarkan aksebilitasnya. Teknik pengambilan sampel ini
bergantung pada kemudahan akses ke subjek metode pengambilan sampel, non-
probabilitas ini digunakan ketika ada batasan waktu dan biaya dalam
mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat keterbatasan
sumber daya seperti tahap awal penelitian, digunakan convenience sampling.
Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat
sehingga memudahkan pemilih anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah
belum tentu respondem memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
Bayangkan ketika seorang peneliti yang mengajar di sebuah universitas
tertarik untuk meneliti kematangan karir mahasiswanya. Peneliti tersebut dapat
memberikan kuesioner kepada beberapa mahasiswa di beberapa kelas.
Kemungkinan bahwa peneliti akan menerima kembali semua atau hampir
semua kuesioner yang telah diisi sangat besar. Dengan demikian akan ada
tingkat respons yang baik, atau tingkat non-respons menjadi sangat kecil. Hal
inilah yang menjadi salah satu kelebihan sampel aksidental.
Temuan dari penelitian yang menggunakan sampel ini mungkin terbukti
cukup menarik, tetapi masalahnya nadalah kita tidak mungkin untuk
menggeneralisasi temuan, karena kita tidak tahu populasi apa yang di
presentasikan oleh sampel. Mereka hanyalah sekelompok mahasiswa yang bisa
di akses dengan mudah oleh peneliti. Mereka hampir pasti tidak mewakili
mahasiswa secara keseluruhan.
Kelemahan ini bukan berarti bahwa sampel kenyamanan atau sampel
aksidental tidak boleh digunakan. Katakanlah bahwa dosen/peneliti
mengembangkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur
preferensi kepemimpinan kepala sekolah. Perlu di lakukan uji coba instrumen
penelitian tersebut sebelum menggunakannya dalam suatu penyelidikan, dan
menerapkan kepada suatu kelompok yang bukan merupakan bagian dari studi
utama mungkin merupakan cara yang sah untuk melakukan beberapa analisis
awal mengenai masalah tersebut. Cara ini sangat bermanfaat untuk mengetahui
seperti apakah kecenderungan responden menjawab dengan cara yang identik
dengan pertanyaan, atau apakah satu pertanyaan tidak mendapat respons yang
baik, atau juga apakah item pertanyaan identik dengan indikator. Dengan kata
lain, untuk tujuan seperti ini, sampel kenyamanan mungkin dapat diterima
meskipun tidak ideal.
Konteks selanjutnya di mana penggunaan sampel ini cukup dapat di terima
adalah ketika kesempatan muncul dengan sendirinya untuk mengumpulkan data
dari sampel kenyamanan dan itu merupakan kesempatan yang terlalu bagus
dilewatkan. Penelitian sosial juga sering di dasarkan pada accidential sampling.
Pengambilan sampel probabilitas melibatkan banyak persiapan, sehingga sering
dihindari karena tingkat kesulitan dan biaya yang cukup besar.
d. Quota Sampling
Salah satu dari jenis-jenis non-random sampling berikutnya adalah quota
sampling. Pengambilan sampel quota relatif jar4ang digunakan dalam
penelitian sosial, tetapi banyak digunakan dalam penelitian komersial, seperti
penelitian pasar dan jajak pendapat politik.
Tujuan pengambilan sampel quota adalah untuk menghasilkan sampel
yang mencerminkan populasi dalam hal proporsi relatif dalam kategori yang
berbeda, seperti jenis kelamin, etnis, usia, kelompok sosial-ekonomi, dan
wilayah tempat tinggal, juga dalam kombinasi kategori-kategori ini.
Namun, tidak seperti sampel berstrata, pengambilan sampel individu tidak
dilakukan secara acak, karena pemilihan akhir terhadap unit sampel
(responden) diserahkan kepada pewawancara. Informasi tentang stratifikasi
populasi di Indonesia atau tentang daerah-daerah tertentu dapat diperoleh dari
sumber-sumber seperti hasil sensus penduduk dan dari survei berdasarkan
sampel probabilitas seperti survei rumah tangga umum, tingkat sosial, dan
survei panel yang dilakukan pemerintah atau badan statistik.
Setelah kategori dan jumlah orang yang akan diwawancarai dalam setiap
kategori (dikenal sebagai quota) telah diputuskan, maka tugas pewawancara
untuk memilih orang yang memiliki kategori ini. Quota biasanya akan saling
terkait. Dalam cara yang mirip dengan pengambilan sampel bertingkat,
populasi dapat dibagi menjadi strata dalam hal, misalnya, jenis kelamin, kelas
sosial, usia, dan etnis. Data sensus dapat digunakan untuk mengidentifikasi
jumlah orang (sampel) yang harus ada di setiap sub-tingkat atau subkelompok.
Angka-angka atau jumlah quota di setiap subkelompok akan mencerminkan
populasi.
Setiap pewawancara mungkin akan mencari individu yang termasuk dalam
kuota subkelompok. Oleh karena itu, seorang pewawancara mungkin tahu dari
penampakan ciri-ciri tertentu bahwa di antara berbagai subkelompok orang
yang harus ditemui.
Pewawancara biasanya bertanya kepada orang-orang yang ada padanya
tentang karakter mereka (meskipun gender akan terbukti dengan sendirinya)
untuk menentukan kesesuaian mereka untuk subkelompok tertentu. Setelah
kuota subkelompok (atau kombinasi kuota subkelompok) tercapai,
pewawancara tidak akan lagi berkepentingan untuk menemukan lokasi individu
untuk subkelompok tersebut.
Pilihan responden diserahkan kepada pewawancara, tunduk pada
persyaratan semua kuota yang sedang diisi, biasanya dalam periode waktu
tertentu. Sejumlah kritik sering ditujukan pada sampel kuota diantarnya
adalah :
Karena pilihan responden diserahkan kepada pewawancara, para
pendukung pengambilan sampel acak berpendapat bahwa sampel
kuota tidak dapat mewakili populasi. Ini mungkin secara akurat
mencerminkan populasi dalam hal karakteristik superfisial,
sebagaimana didefinisikan oleh kuota. Namun, dalam pilihan
orang yang akan didekati, pewawancara mungkin terlalu
dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang seberapa ramah
responden atau kemudahan akses pengambilan data.
Orang yang berada di sekitar pewawancara pada saat dia
melakukan wawancara mendalam, dan karena itu tersedia untuk
didekati, mungkin tidak khas. Ada risiko, misalnya, bahwa orang-
orang yang bekerja penuh waktu mungkin kurang terwakili dan
mereka yang termasuk dalam sampel tidak khas.
Pewawancara kemungkinan membuat penilaian tentang
karakteristik tertentu dalam memutuskan apakah akan mendekati
seseorang, khususnya penilaian tentang usia. Penilaian tersebut
kadang-kadang tidak benar. Misalnya, ketika seseorang yang
memenuhi syarat untuk diwawancarai, karena kuota yang dia
pertahankan tidak cocok, tidak didekati karena pewawancara
membuat penilaian yang salah (misalnya, bahwa orang tersebut
terlihat lebih tua atau lebih muda dari penampilannya). Dalam
kasus seperti ini, unsur bias sangat mungkin berpengaruh.
Juga telah diperdebatkan bahwa pengguna kelas sosial secara luas
sebagai kontrol kuota dapat menimbulkan kesulitan, karena
masalah memastikan bahwa orang yang diwawancarai ditugaskan
dengan benar ke dalam pengelompokan kelas.
Tidak diperbolehkan untuk menghitung kesalahan standar rata-rata
dari sampel kuota, karena metode seleksi non-acak membuat tidak
mungkin untuk menghitung kisaran nilai yang mungkin dari suatu
populasi.
Semua ini membuat sampel kuota terlihat sebagai pilihan yang kurang
baik, dan tidak ada keraguan bahwa itu tidak disukai oleh para peneliti sosial.
Memang ada beberapa argumen yang mendukungnya.
Tidak diragukan lagi metode ini lebih murah dan lebih cepat
daripada survei wawancara pada sampel acak yang sebanding.
Sebagai contoh, pewawancara tidak harus menghabiskan banyak
waktu bepergian antara wawancara.
Pewawancara tidak harus terus memanggil kembali orang-orang
yang tidak tersedia pada saat mereka pertama kali didekati.
Karena menelepon kembali tidak diperlukan, sampel kuota lebih
mudah di kelola. Tidak perlu melacak orang-orang yang perlu din
kontak ulang atau melacak penolakan. Penolakan terjadi, tentu
saja, tetapi itu tidak perlu (dan memang tidak mungkin) untuk
menyimpan catatan responden yang menolak untuk berpartisipasi.
Ketika kecepatan sangat penting, sampel kuota sangat berharga
jika dibandingkan dengan sampel acak yang lebih rumit.
Seperti halnya convenience sampling, hal ini berguna untuk
melakukan pekerjaan pengembangan pada langkah-langkah baru
atau pada instrumen penelitian. Ini juga dapat digunakan dalam
kaitannya dengan pekerjaan eksplorasi darimana ide0ide teoritis
baru dapat dihasilkan.
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang
peneliti harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih
sampel yang akan digunakan untuk mempresentasikan populasi. Proporsi dari
karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populsi yang ada.
Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena
jumlah suah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah
bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.
e. Teknik Sampel Jenuh
Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh berbeda dengan
sensus karena sesus populasinya besar sedangkan sampling jenuh
menggunakan populasi yang relatif kecil meskipun keduanya sama- sama
menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.
Kelebihan dari teknk sampling jenuh adalah mudah,praktis,murah dan
tidak memerlukan waktu untuk mengumpulkan data sampel. Sementara
kelemahan dari teknik sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan
anggotanya yang besar sehingga hanya cocok untuk kelompok populasi kecil .
f. Sampling Sistematis atau Syistematic Sampling
Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang
menggunakan identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam dan
pertimbangan sistematis lainya.
Pemilihan jenis teknik penetapan sampel dalam menentukan kerangka
sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin menentukan teknik atau
metode sampling yang tepat, melakukan pengambilan sampel (pengumpulan
data) , melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling.
Tujuan teknik pengambilan sampel, teknik sampel yang digunakan untuk
berhubungan dengan cara-cara dari pengambilan suatu sampel. Teknik
pengambilan sampel di lakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
1. Untuk mendapatkan data lebih akurat
2. Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi
yang ingin di teliti.
3. Dapat dijadikan pedoman atau acuan untuk mengambil suatu keputusan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa twknik sampling dibentu
sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data penelitian. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dan bisa mendapatkan sampel
yang representatif untuk penelitian lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP