0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul "Konsep Dasar Statistik" merupakan upaya kami untuk
memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam bidang statistik kepada pembaca.
Statistik merupakan ilmu yang memiliki peran penting dalam berbagai bidang
kehidupan, mulai dari ilmu pengetahuan, ekonomi, kesehatan, hingga kebijakan
publik. Dalam era informasi yang begitu berkembang seperti saat ini, pemahaman
statistik menjadi semakin relevan dan esensial. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang konsep dasar statistik menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat
diabaikan.
Makalah ini disusun dengan tujuan utama untuk memberikan pemahaman dasar
yang kuat tentang statistik kepada pembaca. Kami akan menguraikan konsep-
konsep mendasar yang menjadi pondasi dalam pengumpulan, analisis, dan
interpretasi data. Konsep-konsep tersebut meliputi pengertian statistik, jenis-jenis
data, pengambilan sampel, variabel, ukuran pemusatan data, ukuran sebaran data,
distribusi data, probabilitas, pengujian hipotesis, dan lain sebagainya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi
pembaca yang ingin memahami konsep dasar statistik.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjawab kebutuhan akan
pemahaman statistik yang lebih baik, sehingga pembaca dapat menggunakan ilmu
ini secara efektif dalam berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….......I
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….II
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang ………………………………………………….1
2. Tujuan Pembelajaran ………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A. POPULASI …………………………..……………………...2
B. SAMPEL ……………………………..…………………...5
C. PENGUJIAN NORMALITAS DATA ………….………………6
D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL ……………………..…..12
E. UJI NORMALITAS DATA ……………………..………..…13
ii
III
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
BAB II PEMBAHASAN
A. POPULASI
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling
dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan
kerangka sampling (sampling frame). Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi
2
menjadi dua, yaitu populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen
adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama dan tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Sedangkan populasi heterogen yaitu
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi)
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya secara kualitatif dan kuantitatif.
Menentukan populasi dibantu oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan,cakupan (scope), dan
waktu.Contoh : Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di Kabupaten
Jombang tahun 2005, maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor sebagai
berikut.
Jenis Populasi :
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas
(tak terhingga).
1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif
3
sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
2) Populasi Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya
sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak
terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang
muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan
populasi heterogen.
a. Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
4
B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel merukan himpunanbagian dari populasi. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi. Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu:
memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam
pengumpulan data, serta penelitian lebih efektif.
b) Presisi
Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi.
Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai rata-rata
sampel
5
(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya
manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen
penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih
reliabel daripada terhadap populasi–misalnya, karena elemen sedemikian
banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya
sehingga banyak terjadi kekeliruan. (UmaSekaran, 1992);
Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan populasi dan hasil
penelitian dapat diterapkan keseluruh populasi. Misalnya saja, dalam usaha
menetukan umur rata-rata suatu lampu pijar tertentu, adalah tidak mungkin untuk
menguji semua lampu pijar kalau kita masih ingin menjualnya. Biaya yang lebih
besar sering menjadi faktor penghalang untuk mengamati semua anggota populasi.
Oleh karena itu, kita terpaksa menggantungkan pada sebagian anggota populasi
untuk membantu kita menarik kesimpulan mengenai populasi tersebut.
c) Rencana analisis
6
d) Tenaga, biaya dan waktu
e) Besar populasi
TEKNIK SAMPLING
Dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability Sampling.
7
Teknik
Sampling
Snowball sampling
Sampling jenuh
Purposive Sampling
Sampling Insidental
Sampling kuota
Sampling sistematis
Proportionate stratified
random sampling
Disporpotionate stratified
random sampling
Area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah)
a. Probability Sampling
8
b) Proportionate Stratified Random Sampling
d) Area sampling
9
b. Non Propability Sampling
a) Sampling Sistematis
b) Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
d) Sampling Purposive
10
1. Judgment Sampling, Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa
dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.
2. Quota Sampling, Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak
melainkan secara kebetulan saja.
e) Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.
f) Snowball Sampling
11
D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Syarat:
(1)Tabel Kretjie
(3)Rumus Slovin
Rumus Slovin
Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran
populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:
𝑁
n = (1+𝑁𝑎2 )
Contoh:
yang berukuran
Jawab :
𝑁 1000
A. n =(1+𝑁𝑎2 ) = = 285,7143 ≈ 286
(1+1000(0,05))2
(dibulatkan ke atas)
𝑁 45520
B. n = (1+𝑁𝑎2 )= (1+45520(0,01))2 = 8.190,045 ≈ 8.191
(dibulatkan ke atas)
12
E. Uji Normalitas Data
dk = k – 3
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
𝑂𝑖− 𝐸𝑖
X2 hitung = ∑𝑘𝑖=1 𝐸𝑖
Keterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
13
4. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
5. Memberikan kesimpulan
Contoh :
Hasil pengumpulan data mahasiswa yang mendapat nilai ujian kalkulus I, yang
diambil secara acak sebanyak 64. Dicatat dalam daftar distribusi frekuensi.
Hasilnya sebagai berikut :
14
Ujilah apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan a = 0,05 ?
jawab :
1. Menentukan mean
15
(3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
Yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris
ketiga, dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan
angka pada baris berikutnya.
16
(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 64)
17
4) Merumuskan formulasi hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
α = 0,05 dengan dk = k - 3 = 7 – 3 = 4
18
Kesimpulan
Karena chi-kuadrat hitung = 3,67 < 9,49 = chi-kuadrat, maka Ho gagal ditolak
Referensi :
Akan dilakukan penelitian “Rata-Rata Biaya Pendidikan Dasar per Murid per
tahun di Provinsi Banten”. Banyaknya sekolah seluruh sekolah di provinsi
tersebut dimisalkan ada 1.000 sekolah. Perbedaan rata-rata biaya pendidikan
antara yang tertinggi dan yang terendah sebesar Rp 100.000. Bound of error atau
kesalahan sampling tertinggi yang yang dikehendaki tidak lebih dari Rp 3.000.
Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.
Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982 : 253) memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500
19
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (missal : pria wanita, pegawai negeri swasta,
dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variable yang diteliti. Misal variable penelitiannya ada 5 (independen +
dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 sampai dengan 20.
C. Skala Pengukuran
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal,
interval dan ratio,yakni :
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual
atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan,
dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-
angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal,
maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil
analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita
mengklasifikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri
simbol angka 1 dan wanita angka 2.
2. Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif
karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat
pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana
peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek
memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak
kekurangan dan kelebihannya. Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya:
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi
symbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol
20
peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang
tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-
benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat
dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk
melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
4. Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol)
empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya
suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk
perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
21
Selain itu kelebihan angket menurut Walgito (1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya
yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan angket (Walgito; 1994) adalah seperti;
- Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila
ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut,
- Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket sifatnya agak kaku karena
telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden,
- Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan
akan kembali seluruhnya.
22
Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan,
yaitu:
23
Sementara itu, masalah yang dihadapi dalam Pembuatan Kerangka Sampling, di
antaranya adalah sebagai berikut:
- Blank Foreign Elements
Yakni jika data populasi yang diperoleh dari sesuatu sumber tidak sesuai dengan
kenyataannya di lapangan, sehingga terjadi orang yang sudah terpilih sebagai
sampel tidak ditemui di lapangan. Hal ini disebabkan mungkin karena
pendataannya yang tidak akurat atau datanya sudah kadaluarsa.
-Incomplete Frame
Ketidaklengkapan kerangka sampling terjadi karena ada unsur populasi (orang)
yang seharusnya masuk di dalamnya, justeru tidak tercatat.
- Cluster of Elements
Kerangka sampling yang kita miliki tidak selamanya sama dengan yang kita
butuhkan. Misalnya, jika kita ingin meneliti pelajar sekolah dasar yang bertempat
tinggal di Kota A, kita tidak akan memperoleh daftarnya, yang kita temukan
hanyalah daftar nama sekolah dasar yang ada di Kota A.
kecenderungan berpola.
24
cukup banyak. Karena itu, teknik Liliefors biasanya digunakan untuk rentang data
yang relatif sedikit. Sedangkan untuk rentangan yang lebih besar digunakan teknik
chi kuadrat, dengan menguji data berkelompok. Karena asumsinya normal, maka
pengujian didasarkan pada pendekatan Stanine.
Kriteria Pengujian: Tolak Ho, jika Lo > L kritis, selain itu Ho diterima.
Langkah-Langkah Perhitungan
prosedur berikut:
𝑋𝑖 −𝑋
Zskor = 𝑆𝐷
c. Untuk tiap angka baku, dengan menggunakan daftar distribusi normal baku
25
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1,𝑍2,𝑍3,…𝑍𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤1
S (z ) = 𝑛
e. Dihitung |F(zi ) – S(zi)| dan ambil nilai |F(zi ) – S(zi)| yang terbesar disebut Lo,
lalu dibandingkan dengan harga kritis L tabel Liliefors pada alpha tertentu.
Contoh Pehitungan :
pengaruh antar variable, maka kenormalan yang diuji yaitu kenormalan galat
data taksiran. Galat taksiran merupakan selisih skor amatan dengan skor idel
dibentuk oleh variabel Y atas X1. Dalam hal ini data yang diuji kenormalannya
yaitu galat taksiran. Untuk itu perlu dihitung terlebih dahulu persamaan regresi
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋𝑖
26
a = Konstanta intersep
Statistik merupakan alat pengolah data angka. Stasistik dapat juga diartikan
sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif agar
angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistic
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk
dari kerja statistika.
a) Statistic: nilai yang dihitung dari sebuah sampel (mean, median, modus,
dsb).
b) Statistics: metode ilmiah untuk pengumpulan data atau kumpulan angka.
Dalam bahasa Indonesia, statistic memiliki 3 pengertian dimuka.
a) Kumpulan data = data
b) Nilai yang dihitung dari dari sebuah sampel = statistik sampel
27
c) Metode ilmiah guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan analisis
data = statistic.
28
menggunakan teori probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-
dasar teori statistika.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung
rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel
atau grafik sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna.
Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian
hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.
29
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Syarat:
(1)Tabel Kretjie
(3)Rumus Slovin
30
Daftar Pustaka
31
Referensi Blogger dan WEB
Nugroho S., Tehnik Sampling, Diklat Metodotogi Penelitian Sosial, Bogor, 2005
http://andi-unej.blogspot.com/2011/10/penerapan-statistik-dalam-berbagai.html
32
33