STATISTIKA DASAR
DOSEN PEMBIMBING :
IR. H. Muhammad Arsyad,MT
OLEH :
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Statistika dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Statistika bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ................................................................................ 3
BAB 2 ISI
2.1. Pengertian Populasi Dan Sampel ...........................................................4
2.2. Manfaat sampel...................................................................................... 4
2.3. Teknik Pengambilan Sampel......................................................... ……5
2.4. Ukuran Sampel................................................................................. 6
BAB III ISI
3.1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 7
3.2. Hipotesis .................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 7
4.2. Saran .................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap
dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan
suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi.
Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-
masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi
dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan
penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya
lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit
dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari suatu
populasi, disebut sebagai penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki
karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara
lain objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat
homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam
populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga,
serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik
pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah
atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling
adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini
sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya
kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan
kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang
dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang
menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana
proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan
diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan
masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis
atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah
ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan populasi?
2. Apa yang dimaskud sampel?
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian populasi.
2. Untuk mengetahui pengertian sampel.
3. Untuk mengetahui teknik sampling.
BAB II
PEMBAHASAN
B. MANFAAT SAMPEL
Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar,
sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian
saja sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:
1. Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.
2. Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan
meneliti populasi.
3. Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi
secara keseluruhan.
4. Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya
dari seluruh populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan
petani, dan lain-lain.
5. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi
adalah ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
serendah-rendahnya.
Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam
kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode
pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel
yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu
memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang
diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal
ini agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan
ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka
data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya),
representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat
waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok
bahasan.
C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud
dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya
jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti,
sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0
(nol).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang
berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi
maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika
peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian
maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga
diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan
informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.
Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol,
kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah
konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui
ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen
sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti
memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap
tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel
dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali
sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun
dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan.
Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka
peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol
merasa kurang puas terhadap the botol.
Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang
lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan
istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability
sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling,
purposive sampling, quota sampling, snowball sampling
1. Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara
acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal
dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka
sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa
diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang
orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang
benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”,
maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang
terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama,
NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi
penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti
mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah
tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar
seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah
Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat
secara lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap
tempat tersebut diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama
lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang
bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana
saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan
adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel
secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya
tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa
mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.
a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang
mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya,
dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang
miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan
kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut
bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Terdapat 2 pendapat mengenai metode
pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan
bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga
setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang
paling sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan
pengembalian.
Kriteria eksklusi:
b) Accidental Sampling.
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian
ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya
sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa
atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
D. Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun
acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian
korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik
adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum
15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survei jumlah sampel
minimum adalah 100.
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5%
(0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.
Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan
generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah
populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :
4. UKURAN SAMPEL DENGAN TEORI SLOVIN (1960)
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin
ini ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan
pernah menjadi perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis
oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005),
dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia mengutip
rumus slovin dengan formula sebagai berikut;
RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN
n=N1+Ne2
n= besar sampel yang ;
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;
e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya
dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka
kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian
dari unsur populasi yang jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga
dengan mempelajari sampel serta memahami karakteristik-karakteristiknya
(ciri-cirinya) akan diketahui informasi tentang keadaan populasi.
Data Kualitatif
lebih banyak berambut lurus ketimbang berambut keriting maupun ikal, mungkin
karena beberapa faktor, yaitu :
- faktor genetika
3.2 Hipotesis
Jadi, dari data kuantitatif dan data kualitatif di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa
mahasiswa di poliban rata tata berambut lurus, karena faktor genetika, dari pada
genetika lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan
kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus.
Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus
melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti
keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya.
4.2 SARAN
Kami tau bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, kami mohon
agar sarannya untuk peningkatan Penelitian kami ini, sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://la-banara.blogspot.com/2012/06/teknik-pengambilan-sampel-
penelitian.html
https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html
http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_71.html
downacademia.com_makalah-populasi-dan-sampel-metodologi-penelitian.docx