Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPLING (KUANTITATIF), SERTA


PEMILIHAN PARTISIPAN/INFORMAN KUNCI
(KUALITATIF)

Disusun Guna Memenuhi Tugas


METODE PENELITIAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pembimbing
Dr. Suhaimi, M.Pd

Disusun Oleh:

Novia Lestarina, S.Pd


Nanda Seprina Sari, S.Si
Marliana S.Pd

PASCASARJANA IAIN KERINCI


MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt.


Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “Populasi Dan
Sampling (Kuantitatif), Serta Pemilihan Partisipan/Informan Kunci ( Kualitatif )”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
dalam Manajemen Pendidikan Islam. Penelitian menyadari bahwa makalah ini
tidak sempurna. Tidak ada gading yang tak retak, sehingga jika para pembaca
menemukan kesalahan dalam makalah ini, sudilah para pembaca memberikan
teguran positif. Oleh sebab itu, semua kritik dan saran dari para pembaca penulis
terima dengan senang hati. Semoga makalah ini berguna bagi semua orang.

Sungai Penuh, 5 November 2023

Penulis

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian 3
Populasi…………...................................................
B. Penentuan Populasi......................................... 4

C. Teknik Sampling……………….............................. 6

D. Pemilihan partisipan dan informan……. 12


………………………
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 19

B. Saran…...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Temuan riset yang meneliti tentang adanya suatu kondisi masyarakat
kehidupan sosial, seperti penelitian pada ilmu sains atau ilmiah, ilmu sosial
dan sebagainya, alasan utama ditujukan agar memperoleh kesimpulan umum
yang valid tentang populasi manusia, bukan orang per orang atau kelompok
kecil manusia. Persoalannya, tidak mungkin peneliti mengamati semua
subyek dalam populasi yang sangat besar untuk membuat kesimpulan tentang
karakteristik maupun fenomena yang ada pada populasi itu. Peneliti hanya
dapat mengamati sebagian dari populasi besar, yang dinamakan sampel.
Makalah ini dimulai dengan pengantar menjelaskan konsep-konsep dasar
populasi, sampel, dan pemilihan informan secara tepat. Tema elemen, subyek,
anggota, individu, unit, item, akan digunakan secara silih-berganti untuk
merujuk kepada pengertian yang sama – yaitu, bagian terkecil dari populasi
yang secara sendiri-sendiri atau kelompok (klaster) merupakan materi untuk
dicuplik membentuk sampel.1
Dalam menentukan populasi, sampel dan pemilihan informan dalam
penelitian, sudah barang tentu haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang
ditentukan serta haruslah tepat dan efisien. Kendala-kendala yang timbul
selayaknya dapat diantisipasi oleh peneliti. Oleh karenanya, dalam
menentukan populasi, sampel dan pemilihan informan, peneliti hendaklah
memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan dengan populasi dan sampel,
sehingga didapatkan sampel yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Populasi ?
2. Bagaimana cara menentukan populasi
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: ALFABETA CV, 2010).,

1
3. Bagaimana cara atau tahapan dalam menentukan jenis sampling
4. Bagaimana cara atau tahapan dalam menentukan pemilihan
partisipan/informan kunci?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian populasi.
2. Untuk mengetahui cara menentukan populasi
3. Untuk mengetahui cara atau tahapan dalam menentukan jenis sampling
4. Untuk mengetahui cara atau tahapan dalam menentukan pemilihan
partisipan/informan kunci.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang
berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi,
orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata
populasi sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata
populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan
serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh
karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian. Karena pengertian populasi yang
dikemukakan diatas, maka populasi menjadi amat beragam. Kalau populasi
dilihat dari penentuan sumber data, maka populasi dapat dibedakan
menjadi2:
1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif.
2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang
tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif.
Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan
menjadi:
1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota
populasi, memiliki sifat yang relatif sama satu sama lainnya.

2
University HParedsasr,i 1N98aw3)a, wHia, lM. 2e9to de Penelitian Bidang Sosial ,
(Yogyakarta: Gajah Mada

3
B. Penentuan populasi
Contoh Populasi pada Tesis: Analisis Pengaruh Metode Pembelajaran
Berbasis Proyek Terhadap hasil belajar siswa Kelas IX di SMPN 9 Sungai
Penuh.
Yang menjadi Populasi adalah siswa kelas IX di SMPN 9 Sungai Penuh yang
terdiri dari empat kelas dengan total 112 Siswa.
Populasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu ;
1. Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan
permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin
disimpulkan.
2. Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur
sampling dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame).

C. Pemilihan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sampel, yaitu:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter
yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data
dari populasi seperti itu, demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar dan tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi. Mislanya, populasi 50 juta murid
sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
2. Masalah biaya

4
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah salah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang
tersedia terbatas, dan kesimpulan yang diinginkan dengan segera, maka
penelitian sampel dalam hal ini lebih cepat.3
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi
karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin
mengeluarkan semua darah dari tubuh seorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon
untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya
pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan dapat
dipertanggung jawabkan. Ketelitian dalam hal ini,
meliputipengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian
terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengara. Boleh jadi peneliti
akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan
ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian: apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga
yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian?

3
John Creswell, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Pustaka Pelajar ( Yogyakarta :
2012)

5
Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.4
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari
semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel.
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
3. Harus up to date.
4. Batas-batasnya harus jelas.
5. Harus dapat dilacak dilapangan.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk


menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat
beberapa
teknik yang dapat digunakan antara lain5:
1. Tabel Isaac dan Michael
Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan
1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung
menentukan
besarnya sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan
yang dikehendaki.
2. Rumus Slovin
n = N/N(d)2 + 1
Keterangan:
n = sampel
N = populasi

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: ALFABETA CV, 2010).,

5
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA CV,
2019), Hlm.288

6
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya:
jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125/125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95.6

Adapun teknik sampling dalam penelitian, yaitu:


a. Probability Sampling
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1) Simple Random Sampling
Teknik ini adalah teknik yang paling sederhana ( simple). Sampel
diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam
populasi.7
Misalnya:
Populasi siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang.
Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan
tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel
ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil
secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
2) Sampling Sistematis
Teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi, baik
yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti
maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam
atau pertimbangan sistematis lainnya.8 Contohnya: Akan diambil
sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan
ini diurutkan dari 1 –1 25 berdasarkan absensi. Peneliti bisa
menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap
6
Singgih Santoso, Panduan Lengkap SPSS Versi 24 (Elex Media Komputindo, 2016)., 31
7
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif ,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, tt), Hal. 123.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: ALFABETA CV, 2010).,

7
(2, 4, 6, dan seterusnya) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dan
seterusnya), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16,
dan seterusnya).

3) Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun


penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada
dalam populasi. Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah
125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat
kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri
terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan)
yang masing-
masing berjumlah:
Marketing : 15 Produksi : 75
Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masing
bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus
n = (populasi kelas/jumlah populasi keseluruhan) X
jumlah sampel yang ditentukan
Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11
Produksi : 75 / 125 x 95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57+
27 = 95 sampel.9
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah
heterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal
bidang kerja, sehingga besarnya sampel pada masing-masing strata
atau kelompok diambil secara proporsional.
4) Disproportionate Stratified Random Sampling

9
Suci Hariyanti, Pengantar Statistika I (Bandung: Media Sains Indonesia,2021)., 3

8
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang
hampir mirip dengan proportionate stratified random
sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak
proporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan
jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional
pembagiannya.
Misalnya;
populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata
berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2.
Namun jumlahnya sangat tidak seimbang, yaitu :
SMP : 100 orang

SMA : 700 orang

DIII : 180 orang

S1 : 10 orang

S2 : 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak


seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain)
sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
5) Cluster Sampling

Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data


atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu
propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar
di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan
sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan
secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan
pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya
yang bisa saja berbeda.

Contoh: Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar


mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA
seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi
dalam

9
berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam
tahapan sebagai berikut :
a) Menentukan sample daerah. Misalnya, ditentukan secara acak
10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
b) Mengambil sampel SMA di tingkat Provinsi secara acak yang
selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMA tingkat
Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut
Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai
tingkat kelurahan/Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah
digabungkan, maka keseluruhan SMA yang dijadikan sampel
ini diharapkan
akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
b. Non Probabilty Sample
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kese
mpatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Adapun yang termasuk antara lain:
1. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik sampling yang menentukan
jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan
penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar

10
guru. Jumlah sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat
ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah10.
2. Sampling Insidential
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan,
atau siapa saja yang kebetulan (insidential ) bertemu dengan
peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang
ditentukan akan dijadikan sampel.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan
Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15
tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang
kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia
di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.
3. Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya,
peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin
tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli
mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini.
Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka
sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap
memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya
dilakukan pada penelitian kualitatif.
4. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi.
Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari
100. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di
SMA X Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru
dijadikan sampel penelitian.11

10
John Creswell, Pendekatan Kualtitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Yogyakarta: elajar, 2012). 64

11
John Creswell, Pendekatan Kualtitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012)., 65

11
5. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang
semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba
di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang narapidana,
kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga
sampel atau responden terus berkembang sampai ditemukannya
informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.
Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

D. Pemilihan Partisipan atau Informan


Dalam setiap kegiatan penelitian dibutuhkan objek atau sasaran
penelitian yang objek atau sasaran tersebut umumnya eksis dalam jumlah yang
besar dan banyak.12 Adapun definisi partisipan penelitian menurut para ahli,
antara lain;
1. Moleong, Pengertian partisipan adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memberikan informasi terkait dengan topik penelitian
yang ditentukan oleh peneliti.
2. Sumarto, keterkaitan seseorang dalam pengambilan bagian atau
keterlibatan untuk membantu jalannya riset dengan memberikan dukungan
berupa informasi penelitian dan berbagai jenis data penelitian13.Peneliti
tidak harus melakukan serangkaian penelitian terhadap semua objek atau
sasaran penelitian dalam suatu populasi. Misal meneliti tentang minat
belajar peserta didik, peneliti tidak harus meneliti semua peserta didik di
sekolah tersebut. Cukup sekelompok individu yang dianggap dapat
mewakili dalam penggalian informasi. Sehingga, akan tercapai tujuan
penelitian.
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan
observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu

12
Burhan Bungin , Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), 77
13
Perangin-angin, L. L. K., & Zainal, M, S, Jurnal ASPIKOM, 3, 2018, hal 4
http://.org/10.24329/aspikom.v3i4.210

12
tentang situasi sosial tersebut.14 Kegiatan wawancara kepada semua
komponen individu yang terkait dengan objek penelitian. Selanjutnya dalam
penelitian kualitatif individu-individu yang diwawancarai disebut informan.

1. Pengertian dan Jenis Informan


Informan adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi
mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Dalam
penelitian kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Informan kunci
Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi/fenomena
pada masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi tentang
informan utama. Dalam pemilihan informan kunci tergantung dari unit
analisis yang akan diteliti. Misalnya pada unit sebuah organisasi,
informan kuncinya adalah pimpinan organisasi tersebut. Informan kunci
sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan
peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti. Untuk itu
sebaiknya dalam pengumpulan data peneliti sebaiknya memulainya dari
informan kunci untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan
menyeluruh tentang masalah yang diamati. Peneliti harus menentukan
informan kunci. Penentuan informan kunci ini harus melalui beberapa
pertimbangan, yaitu :
1. Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai
dengan permasalahan yang diteliti
2. Usia orang yang bersangkutan telah dewasa
3. Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani
4. Orang yang bersangkutan bersifat netral, tidak
mempunyai
kepentingan pribadi untuk menjelekkan orang lain

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: 2014), 216

13
5. Orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas
mengenai
permasalahan yang diteliti, dan lain-lain.15
Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan
pengetahuan dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya
oleh peneliti. Untuk itu sebaiknya dalam pengumpulan data peneliti
sebaiknya memulainya dari informan kunci untuk mendapatkan
gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati.
Dengan demikian terdapat empat kriteria dalam menentukan
informan kunci (Martha & Kresno,2016).
a) Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi,
atau budaya yang diteliti, atau telah melalui tahap enkulturasi
b) Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”. Penekanan
“saat ini” sangat penting, karena jangan sampai informan kunci
lupa dengan masalah yang akan diteliti
c) Harus memiiki waktu yang memadai. Informan kunci tidak
cukup hanya memiliki kemauan, namun dapat memberikan
informasi kapan pun saat dibutuhkan16
d) Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri
(natural). Sebaiknya informan yang menyampaikan informasi
dengan “bahasa analitik” dihindari karena informasi yang
dihasilkan sudah tidak natural. 17
b. Informan utama
Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor
utama” dalam sebuah kisah atau cerita. Dengan demikian informan
utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail tentang

15
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2010), 101
16
Jamal Habibur Rahman. Informan Dalam Penelitian Kualitatif diakses pada ((PDF)
Informan Penelitian Kualitatif (researchgate.net)
17
Ade Heryana. In forman Dan Pemilihan Informan Dalam Penelitian Kualitatif

14
masalah penelitian yang akan dipelajari. Misalnya pada penelitian
tentang perilaku ibu dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu
sebagai informan utama adalah ibu yang memlilki Balita, sedangkan
sebagai informan kunci adalah kader posyandu.
c. Informan Pendukung
Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan
informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan
dalam penelitian kualitatif. Informan tambahan terkadang memberikan
informasi yang tidak diberikan oleh informan utama atau informan
18
kunci.
2. Teknik Penentuan Informan
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan
dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau
informasi dapat diperolehnya. Karena itu di dalam bahasan ini yang
paling penting adalah peneliti “menentukan” informan dan bagaimana
“mendapatkan” informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh
peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta
memahami pula anatomi masyarakat dimana penelitian itu
dilaksanakan. Namun, apabila peneliti belum memahami anatomi
masyarakat tempat penelitian, maka peneliti berupaya agar tetap
mendapatkan informan penelitian. Berikut teknik penentuan informan
yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif :
a. Prosedur Purposif
Adalah salah satu strategi menentukan informan yang paling umum
didalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang
menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan
masalah penelitian tertentu, misalnya , dalam penelitian kualitatif
mengenai pengalaman mahasiswa dalam adaptasi terhadap
pembelajaran daring, kriteria informan dapat mencakup tingkat

18
Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2003), 14

15
partisipasi dalam pembelajaran daring. Tingkat kesulitan menghadapi
perubahan dan persepsi terhadap efektifitas metode pembelajaran.
Ukuran sampel purposif sering kali ditentukan atas dasar teori
kejenuhan (titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi
membawa wawasan tambahan untuk pertanyaan penelitian. Namun,
informan berikutnya ditentukan bersamaan dengan perkembanagn
review dan analisis hasil penelitian saat pengumpulan data berlangsung.
Menurut Maxwell, ada empat tujuan dari pemilihan informan secara
purposif, yaitu :
1) Karena kekhasan atau kerepresentatifan dari latar, individu,
atau kegiatan
2) Demi heterogenitas dalam populasi
3) Untuk mengkaji kasus-kasus yang kritis terhadap (mementahkan)
teori-teori yang ada, yakni yang menjadi landasan di
awal penelitianmaupun yang berkembang dalam proses penelitian
4) Mencari perbandingan-perbandingan untuk mencerahkan alas an-
alasan perbedaan antar latar,kejadian, dan individu19
b. Prosedur Kuota
Dalam prosedur kuota, peneliti memutuskan saat
merancang penelitian, berapa banyak orang dengan karakteristik
yang diinginkan untuk dimasukkan sebagai informan. Kriteria yang
dipilih memungkinkan peneliti unuk fokus pada orang yang peneliti
perkirakan akan paling mungkin memiliki pengalaman, tahu tentang,
atau memiliki wawasan ke dalam topik penelitian.peneliti pergi
kemasyararakat lalu menggunakan strategi rekrutmen yang tempat
untuk lokasi, budaya, dan populasi penelitian menemukan orang
yang sesuai dengan kriteria ini, sampai peneliti memenuhi kuota
yang ditentukan. Prosedur kuota lebih spesifik sehubungan dengan
ukuran dan proporsi sub sampel, dengan sub-sub kelompok yang
dipilih untuk mencerminkan proporsi yang sesuai dalam populasi.
19
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007)107-110

16
c. Prosedur Snow Ball Prosedur bola salju (snow ball)-juga dikenal
sebagai prosedur“rantai rujukan”- atau juga prosedur networking-
sering dianggap pula jenis prosedur purposif, namun sesungguhnya
berbeda. Dalam prosedur ini, dengan siapa peserta atau informan
pernah dikontak atau pertama kali bertemu dengan peneliti adalah
penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk merujuk
peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau
berkontribusi dan mempelajari atau memberi informasi kepada
peneliti. Prosedur snow ball sering digunakan untuk mencari dan
merekrut “informan tersembunyi” yaitu kelompok yang tidak mudah
diakses para peneliti melalui strategi pengambilan informan lainnya.
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan disaat
menggunakan prosedur snow ball, yaitu, apabila informan dengan
karakter tertentu sulit ditemukan, informan yang ditemui bersedia
merujuk peneliti ke informan lain, memungkinkan perkembangan
mata rantai rujukan sampai pada snow ball yang memadai sebagai
informan penelitian yang dibutuhkan peneliti. Namun peneliti harus
memverifikasi kelayakan setiap informan, untuk memastikan
informan yang diberikan adalah informasi yang akurat dan karena
informan benar-benar memahami masalah penelitian yang diperlukan
peneliti. Ada beberapa model snow ball yang dapat digunakan di
dalam penelitian, seperti dibawah ini :
a. Linear Snowball Modle
Model Linear memungkinkan peneliti bergerak linier untuk
menemukan informan baru, dari informan ke informan lain, dan
membentuk bola salju yang besar secar linier.
b. Exponential Non-Discriminative Snow Ball Modle
Model ini adalah model komposit tanpa diskriminasi terhadap
informan, artinya semua informan yang dirujuk oleh informan
sebelumnya diambil sebagai informan hingga perkembangan

17
komposit menjadi akar rumput yang besar dan biasanya
berimbang dan subur
c. Exponential Discriminative Snow Ball Modle
Model ini adalah model selektif yang dikembangkan oleh peneliti
dilapangan. Artinya berdasarkan beberapa pertimbangan
dan tindakan selektif peneliti, maka tidak semua informan yang
dirujuk oleh informan selanjutnya dipilih oleh peneliti karena
penelitidiberi hak untuk menyeleksi informan berikutnya,
sehingga perkembangan jaringan snow ball menunjukkan
ada bagian jaringan yang berkembang subur, namun ada bagian
lain yang mati atau tidak banyak berkembang. 20 Penambahan
informan dinyatakan berhenti jika datanya sudah jenuh.
Sebuah keuntungan bagi peneliti, ketika informan yang
dipilih benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti. Karena
peneliti tidak memerlukan banyak informan dan dapat
mempersingkat waktu. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti
kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan
keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya informan sumber
data.

20
Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2014),221

18
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Populasi, berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang


berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi,
orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah- masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata
populasi sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata
populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
2. Populasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu ;
a. Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai
dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi
tersebut ingin disimpulkan.
b. Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
3. Teknik sampling, merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Pemilihan partisipan atau informan, Pengertian partisipan adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk memberikan informasi terkait dengan
topik penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Informan adalah subyek
penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai
fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, dalam pembuatan makalah ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang
konstruktif senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anggit M. Siddiq, dkk., Kajian Pustaka dalam Artikel Jurnal, Hasil Laporan
Penelitian, (Bandung: Universitas Pendidikan, 2020) hlm. 6.
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs dan Christine K. Sorensen. 2010.
Introduction to Research in Education. Edisi ke-8. Belmont, CA:
Cengage Learning

John W Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches, 3th, Terjemahan Achmad Fawaid, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2010), hlm. 40

Jonathan sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2006), hlm. 6

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


Paul D. Leedy dan Jeanne, Practical Research Planning and Design,
Penerjemah Abdul Halim (New York : McMillan Publishing, 1997), hlm.
71

Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,


(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Hlm.

Riduwan, A. 2014. Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka (Tugas Akhir,
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Artikel Jurnal) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (Stiesia) Surabaya.
Setiosary Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 32
Sitti Astika Yusuf dan Uswatun Khasanah, Kajian Literature dan Terori
Sosial Dalam Penelitian, Ekonomi Syariah, STAIN Sorong, tt., hlm 2.\
Chamidy,

21
Kajian Pustaka (Online), 2010, (http://www.scribd.com/doc/661023/04-Kajian-
Pustaka) , diakses pada tanggal 1 Desember 2020 Pukul 21.00 WIB.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan


R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 81.

Shavelson & Towne 2002: 144


Taylor, Dena dan Margaret Procter. 2010. “The Literature Review: A Few Tips on
Conducting It” dimuat dalam laman University Toronto Writing Center.
ctl.utsc.utoronto.ca/twc/sites/default/files/LitReview.pdf
. http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-1-84205-431409014- abstraksi-
20012015024204.pdf. 26 September 2023 (12.30).

Anda mungkin juga menyukai