Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Populasi dan Sampel.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Populasi dan Sampel ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.2.Manfaat-manfaaat sampel.............................................................................5
2.3.Teknik pengambilan sampel..........................................................................6
2.4.Cara menentukan ukuran sampel..................................................................9
2.5.Karakteristik dari sampel.............................................................................10
2.6.kesalahan dari pemilihan statistik sampel........................................................15
BAB VI PENUTUP................................................................................................20
4.1.Kesimpulan..................................................................................................20
4.2.Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel,
karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode
sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang
dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk
mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat
dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang
dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel
yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan
sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel
dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang
dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan
karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu
berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan
dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah
ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.
Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-macam, bisa berupa: manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, basil-basil industri, dan
lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan lain-lain), dan
bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf, teks), atau
dokumen dan barang cetak.
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.
2.1.2 Sampel
Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar,
sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja
sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen
populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih
sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang
berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka
seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak
mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa
diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti
tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang
setiap elemen populasi.
Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih
spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple
random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic
sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa
teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota
sampling, snowball sampling
1. Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar
yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen
populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat,
atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan
tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang
terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis
kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari
daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika
populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus
mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah
wilayah Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara
lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut
diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang
bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika
sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu
sendiri.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard
error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai
sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti.
a) Purposive Sampling
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
b) Accidental Sampling.
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
c) Quota Sampling
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.Dalam
penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka
kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. UKURAN SAMPEL PENELITIAN PENURUT GAY, LR DAN
DIEHL, PL (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa
ukuran sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang
disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel
yang diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter
populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran
pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian
yang sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;
a) Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian
deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar
10% dari total elemen populasi.
b) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
korelasi atau berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya
adalah sebesar 30 subjek ( unit sampel).
c) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan
adalah sebesar 30 subjek.
d) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental
berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan adalah
sebesar 15 sampel perkelompok.
3. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT WIRATNA
SUJARWENI (2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS
untuk skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai
tertentu yang syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi
itu sendiri.
Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam
bahwa hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi
dari data sampel. Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode
sampling, menentukan jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan
tingkat kesalahan.Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi
sangat besar maka penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel.
Penentuan ukuran sampel boleh menggunakan rumus slovin.
4. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT JACOB COHEN
(DALAM SUHARSIMI ARIKUNTO, 2010:179)
Formula sampel Jacob Cohen
N=LF²+u+1
Dimana:
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
5. UKURAN SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN PROPORSI
(TABEL ISAAC DAN MICHAEL)
Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan
Michael sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan
untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung
menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat
kesalahan yang dikehendaki.
2.5.KARAKTERISTIK SAMPEL
2.6.KESALAHAN STATISTIK
Jika data sampel yang diteliti menghasilkan nilai statistik yang tidak sesuai
dengan nilai parameter populasinya secara akurat dan presisi, maka kemungkinan
ada kesalahan statistik, yaitu:
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak
ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus.
Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi,
maka yang bisa dilakukannya
3.2.SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami
minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR ISI