Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SAMPEL DAN POPULASI


Dosen : Ns.Siti Kholifah,S.Kep.M.Kep

Disusun oleh :

Margaret teresa 1801100492


Vicky dwi kristian 1801100502
Vidiah yunica hermayanti 1801100503

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES


MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Populasi dan Sampel.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Populasi dan Sampel ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 22 april 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................................3

1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1.pengertian populasi dan sampel.....................................................................5

2.2.Manfaat-manfaaat sampel.............................................................................5
2.3.Teknik pengambilan sampel..........................................................................6
2.4.Cara menentukan ukuran sampel..................................................................9
2.5.Karakteristik dari sampel.............................................................................10
2.6.kesalahan dari pemilihan statistik sampel........................................................15

BAB VI PENUTUP................................................................................................20

4.1.Kesimpulan..................................................................................................20

4.2.Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya.

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel,
karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode
sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel.

Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki


karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek
yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak
mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat
biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.

Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang
dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk
mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat
dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang
dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel
yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan
sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel
dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang
dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan
karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu
berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan
dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah
ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
2. Apa saja manfaat-manfaaat sampel
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?
5. Apakah karakteristik dari sampel?
6. Apakah kesalahan dari pemilihan statistik sampel?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian populasi dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui pengertian sampel.
3. Untuk mengetahui teknik sampling.
4. Untuk mengetahui cara menentukan ukuran sampel.
5. Untuk mengetahui karakteristik sampel.
6. Untuk mengetahui pemilihan dari sampel.
7. Untuk mengetahui kesalahan pemilihan satistik sampel.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL


2.1.1 Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah


penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara sederhana, populasi
adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian.

Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-macam, bisa berupa: manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, basil-basil industri, dan
lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan lain-lain), dan
bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf, teks), atau
dokumen dan barang cetak.

Perlakuan peneliti terhadap subjek atau objek tersebut dapat memungkinkan


dua alternatif status populasi.  Pertama, populasi penelitian itu bersatus sebagai
objek penelitian jika populasi itu bukan sebagai sumber informasi, tetapi subagai
substansi yang diteliti, seperti hasil produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-
lain).  Kedua, populasi penelitian itu berstatus sebagai sumber informasi, seperti
manusia dan dokumen. Dalam survei sosial, orang atau sekelompok orang lazim
berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan diri
mereka atau fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan mereka.  Dalam
penelitian tertentu, populasi penelitian dapat berstatus ganda, sebagai objek
penelitian yang informasinya juga dari populasi itu.  Penelitian tentang “perbedaan
cara belajar antara mahasiswa bidang eksakta dan mahasiswa bidang sosial”
mengisyaratkan populasi penelitian akan berstatus ganda: sebagai
objek penelitian yang sekaligus juga sebagai sumber data penelitian.

Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi


perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi,
populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan
suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan
ukuran manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan


ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah,
maka populasinyapun berubah.

Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.

2.1.2 Sampel

Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh,


comotan atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu
penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi
karena akan memakan  banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu
dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang
benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi.

Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan


sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah
ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi
ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan
secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan
memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan
dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan diperoleh sebagai  pertimbangan
dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan. Sampel
adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian.

2.2 MANFAAT SAMPEL

Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar,
sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja
sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:

1. Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.


2. Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan
meneliti populasi.
3. Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara
keseluruhan.
4. Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari
seluruh populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan petani,
dan lain-lain.
5. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah
ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-
rendahnya.

Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam


kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode
pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang
diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi
informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan
menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar informasi
yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan dari data yang
dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif
(sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative (mewakili keadaan yang
sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk menjawab persoalan
yang sedang menjadi pokok bahasan.

2.3 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

       Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen
populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih
sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

         Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang
berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka
seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak
mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa
diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti
tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang
setiap elemen populasi.

Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol,


kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah
konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui
ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai
sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti  memilih sampel
secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?.
Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak
dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara
tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil
penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen
teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa
sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the botol.

         Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih
spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple
random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic
sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa
teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota
sampling, snowball sampling

1. Probability/Random Sampling.
       Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka sampling adalah daftar
yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen
populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat,
atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan
tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang
terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis
kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari
daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika
populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus
mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut.  Jika populasinya adalah
wilayah Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara
lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut
diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.

        Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang
bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau  undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika
sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu
sendiri.

a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana


Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen  populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan
yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. 
Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi,
serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting
dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur
populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus
dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang
sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering
digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard
error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa
sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:


Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih
dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden
berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali
dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

b) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. 

Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil  saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai
sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

c) Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan


Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel dengan cara ini. Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian
mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan
manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok
tersebut.

d) Cluster Sampling atau Sampel Acak Berdasar Area 


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan
metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada
bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan
ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

e) Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –>RT


2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

        Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti.

a) Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.


Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti


berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang
dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

 Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti


gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
 Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

b) Accidental Sampling.
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit


Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali


menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu
juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian
sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
c) Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara


proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.

Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan


40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18
orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan
saja.

d) Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan


wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama
untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga
seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk


penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi,
misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus
lainnya.
e) Teknik Sampling Jenuh

Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan


semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang.

2.4 Ukuran Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun


acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian
korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30,
sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-
masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :

 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.Dalam
penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang


ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20.Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari
besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam
hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah
5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun
yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati
populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya,
semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar
peluang kesalahan generalisasi.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

1. UKURAN SAMPEL DENGAN TEORI SLOVIN (1960)


Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama
slovin ini ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya,
bahkan pernah menjadi perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang
ditulis oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan
(2005), dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia
mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut;
RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN
n=N1+Ne2
n= besar sampel yang ;
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;
e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan.
Umumnya dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau
0,05.

Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka
kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. UKURAN SAMPEL PENELITIAN PENURUT GAY, LR DAN
DIEHL, PL (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa
ukuran sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang
disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel
yang diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter
populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran
pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian
yang sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;
a) Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian
deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar
10% dari total elemen populasi.
b) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
korelasi atau berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya
adalah sebesar 30 subjek ( unit sampel).
c) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan
adalah sebesar 30 subjek.
d) Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental
berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan adalah
sebesar 15 sampel perkelompok.
3. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT WIRATNA
SUJARWENI (2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS
untuk skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai
tertentu yang syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi
itu sendiri.
Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam
bahwa hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi
dari data sampel. Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode
sampling, menentukan jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan
tingkat kesalahan.Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi
sangat besar maka penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel.
Penentuan ukuran sampel boleh menggunakan rumus slovin.
4. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT JACOB COHEN
(DALAM SUHARSIMI ARIKUNTO, 2010:179)
Formula sampel Jacob Cohen
N=LF²+u+1
Dimana:
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
5. UKURAN SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN PROPORSI
(TABEL ISAAC DAN MICHAEL)
Menentukan ukuran  sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan
Michael sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan
untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung
menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat
kesalahan yang dikehendaki.

2.5.KARAKTERISTIK SAMPEL

a. representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua unsur sampel)


b. batasan sampel harus jelas
c. dapat dilacak di lapangan
d. tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (di data dua kali atau lebih)

Pada prinsipnya banyaknya sampel tidak ada ketentuannya, tetapi beberapa


hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel antara lain: berapa
banyak sampel

a) derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi


b) metode analisis yang akan digunakan
c) ketersediaan sumber daya
d) presisi yang dikehendak

2.6.KESALAHAN STATISTIK

Jika data sampel yang diteliti menghasilkan nilai statistik yang tidak sesuai
dengan nilai parameter populasinya secara akurat dan presisi, maka kemungkinan
ada kesalahan statistik, yaitu:

1) kesalahan pemilihan sampel


a) Kesalahan kerangka sampel.
Yang disebabkan oleh adanya perbedaan an- tara elemen dalam kerangka
sampel dengan elemen populasi target, jika jumlah dan karakteristik elemen
yang berbeda tersebut relatif signifikan maka kemungkinan akan menyebabkan
pemilihan dari kerangka sam- pel kurang representatif.
b) kesalahan unit sampel.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena unit sampel tidak mewakili
karakteristik popula - sinya.
c) Kesalahan pemilihan sampel acak.
hal ini terjadi, kemungkinan karena adanya variasi dalam pemilihan subyek
sampel secara acak. kesalahan ini lebih disebabkan oleh nilai elemen yang
sangat variatif atau ekstrem (terlalu rendah atau terlalu tinggi).
2) Kesalahan sistematis
a. Kesalahan responden. kesalahan ini lebih disebabkan karena responden
tidak memberi- kan jawaban dan atau responden menjawab tidak benar.
beberapa kecenderungan responden:
memberikan jawaban ekstrem atau atau netral terhadap pertanyaan.
adanya saling peran antara pewawan- cara dengan responden, sehingga
jawabannya terpengaruh opini pewa- wancara
b. Kesalahan administratif lebih banyak disebabkan karena kele- mahan
administratif, antara lain salah dalam memproses data, salah wawan- cara
dan pewawancara tidak jujur.
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

    Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak
ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus.
Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi,
maka yang bisa dilakukannya

3.2.SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami
minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR ISI

Yusuf, Muri, 2014.  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan; Jakarta Kencana.
Sugiyono, 2014.  Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung:  Alfabeta.
Soehartono, Irawan, 1995.  Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukandarrumidi, 2012.  Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html

Anda mungkin juga menyukai