Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH METODE PENELITIAN

“Teknik Pengambilan Sampel : Populasi, Sampel, Dan Sampling”

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu:

Kuat Prabowo, SKM., M.Kes.

Fitri Andayani, SKM. M.Sc.PH

Disusun oleh:

Kelompok 7

1. Ainundita Paramananda (P21335119005)


2. Annisa Wulandari (P21335120006)
3. Difa Dliyaulhaq (P21335120011)
4. Muhammad Ardafa (P21335120023)
5. Oktaviana Kharisma Tri Pamungkas (P21335120030)

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jakarta, 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia nikmatnya sehingga
makalah yang berjudul “Teknik Pengambilan Sampel : Populasi, Sampel, Dan Sampling” ini
dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi para
pembaca.

Jakarta, 3 April 2023

Kelompok 7,

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi ...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Populasi, Sampel, Sampling dan Jenis Populasi ......................... 3

2.2 Jenis Teknik Pengambilan Sampel (Random Sampling) .............................. 4

2.3 Jenis Teknik Pengambilan Sampel (Nonrandom Sampling .......................... 8

2.4 Prosedur Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk
mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel
penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan
sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit
dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai
penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian,
dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang
diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk
menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang
menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah
proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus
merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana
memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi
atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang
menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik
penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian
yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan
dilibatkan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah
ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pembahasan yaitu
1. Apa pengertian populasi, sampel, sampling dan jenis populasi?
2. Apa saja teknik pengambilan sampel (random sampling)?
3. Apa saja jenis teknik pengambilan sampel (nonrandom sampling?
4. Bagaimana teknik pengambilan sampel?

1.3 Tujuan Penulisan


Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah di atas maka adapun tujuan penulis yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui
Teknik Pengambilan Sampel : Populasi, Sampel, Dan Sampling

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian populasi, sampel, dan sampling


Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik merupakan hasil perhitungan
maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara tertentu.
Untuk itulah agar diperoleh kesimpulan yang valid maka perlu dilakukan cara-cara yang benar
dalam setiap pengambilan sampel. Dalam statistika pengambilan sampel disebut dengan
sampling.
Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang diambil sebagai data penelitian.
Pengambilan data sampel yang representative dapat meningkatkan kepercayaan penelitian.
Menurut Polla (2009), pengambilan sampel yang banyak akan meningkatkan biaya penelitian
juga dapat memperbesar kesalahan karena pengamatan, dan sebagainya.
Berikut ini, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sampel
penelitian.
1. Derajat Keseragaman (Degree Of Homoneity) Populasi
Populasi yang homogeny cenderung memudahkan penarikan sampel dan semakin
homogeny populasi maka memungkinkan penggunaan sampel penelitian yang kecil.
Sebaliknya, jika populasi heterogen maka terdapat kecenderungan menggunakan sampel
penelitian yang besar. Atau dengan kata lain, semakin kompleks derajat keberagaman maka
semakin besar pula sampel penelitiannya.
2. Derajat Kemampuan Peneliti Mengenal Sifat-Sifat Populasi
Presisi atau disebut sebagai nilai kesaksamaan, merupakan nilai yang dikehendaki peneliti.
Dalam populasi penelitian yang amat besar, biasanya derajat kemampuan peneliti untuk
mengenali sifat-sifat populasi semakin kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari kebiasaan
sampel maka dilakukan jalan pintas, yaitu memperbesar jumlah sampel penelitian. Artinya,
apabila suatu penelitian menghendaki derajat presisi yang tinggi maka merupakan keharusan
untuk menggunakan sampel penelitian yang besar. Yang perlu mendapat pertimbangan di sini
adalah presisi juga tergantung pada tenaga, waktu, dan biaya yang cukup besar.

Pertanyaan pertama yang sering muncul adalah berapa ukuran sampel minimum yang
representative? Menurut Ruseffendi (1994) sukar dijawab karena banyak faktor yang
mempengaruhinya, misalnya jenis atau macam penelitian, hipotesis, banyak variable yang

3
dipelajari, dan tentu saja faktor-faktor sampingannya, seperti waktu, tenaga, dan biaya yang
tersedia.
Gay (Ruseffendi, 1994) mengatakan bahwa untuk populasi deskriptif, sampel minimum
adlaah 10% dari populasi. Untuk populasi yang lebih kecil adalah 20%. Untuk penelitian
korelasional paling tidak 30 subjek. Untuk penelitian eksperimen paling sedikit 30 subjek per
kelompok. Penelitian eksperimen yang dikontrol dengan ketat mungkin 15 subjek.
Jenis populasi
Berdasarkan penentuan sumber data, populasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu populasi
terbatas (populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif) dan
populasi tak terhingga (populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-
batasnya secara kuantitatif dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif).
Dilihat dari kompleksitas obyek populasi maka populasi dapat dibedakan menjadi:
1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki
sifat-sifat yang relative sama antara satu dengan yang lain dan mempunyai ciri yang tak
terlalu berbeda;
2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu dari anggota populasi relative mempunyai
sifat-sifat beragam dan sifat-sifat tersebut yang membedakan antara individu anggota
populasi yang satu dengan yang lain.

2.2 Jenis Teknik Pengambilan Sampel (Random Sampling)


Probability Sampling (Pengambilan sampel secara random/kemungkinan)
Pengambilan secara random yakni pengambilan sampel yang dilakukan dengan jalan memberi
peluang kepada semua subyek/obyek penelitian untuk terpilih menjadi sampel mewakili
populasinya dalam penelitian. Pengambilan sampel secara random dapat dilakukan dengan
undian, komputer, atau menggunakan tabel bilangan random. Teknik ini terdiri atas:
1) Simpel Random Sampling (teknik random sederhana)

Pada teknik ini, warga populasi (subyek penelitian) tidak dipilah-pilah atau
distratakan terlebih dahulu. Semua warga populasi langsung dipilih secara random. Peneliti
langsung merandom atau mengacak semua warga populasi untuk mendapatkan sampel
sebanyak yang dibutuhkan. Orang yang terpilih melalui proses random itulah yang akan
menjadi sampel. Jika teknik ini yang digunakan, maka setiap anggota populasi diberi nomor
terlebih dahulu sesuai/sejumlah anggota populasi.

4
Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa penggunaan teknik random digunakan
apabila populasi bersifat homogen.
Misalnya, seseorang ingin meneliti siswa yang ada pada sebuah sekolah. Tanpa
memilah siswa berdasarkan kelas dan jenis kelamin, peneliti langsung memilih secara
random seluruh siswa. Siswa yang terpilih melalui proses random itulah yang menjadi
sampel. Kekurangannya adalah, boleh jadi siswa yang terpilih tadi tidak merata pada semua
kelas, dan hanya berasal dari beberapa kelas. Itu berarti ada kelas yang tidak terwakili
dalam penelitian. Itulah sebabnya dalam memilih teknik penarikan sampel, seorang peneliti
harus benar-benar mempertimbangkan unsur representatif atau keterwakilan semua unsur
populasi dalam penelitian.
Jika obyek penelitian berada pada semua kelas, maka sebaiknya random dilakukan
pada setiap kelas, sehingga setiap kelas telah terwakili. Dengan demikian, peneliti harus
beberapa kali mengadakan random, yakni sejumlah kelas yang menjadi populasi. Dan
karena itu peneliti tidak menggunakan simpel random, tetapi teknik lain, misalnya stratified
atau cluster random sampling.

2) Stratified Random Sampling (teknik random atas dasar strata/tingkatan)

Jika cara ini yang akan digunakan, maka populasi distratakan terlebih dahulu. Strata
disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-ciri yang ada dalam suatu populasi. Misalnya, kelas
1, 2, 3, dan seterusnya, atau golongan I, II, III, dan seterusnya. Berdasarkan strata tersebut,
maka setiap strata harus ada wakilnya dalam penelitian. Penentuan sampel dilakukan secara
random, pada setiap strata, sehingga pengambilan sampel secara random dilakukakan
berulang kali sesuai dengan jumlah strata yang ada dalam populasi.
Misalnya dalam satu populasi terdiri atas 3 tingkatan/strata, maka:
Kelas I = 45 orang, sampel yang dikehendaki sebanyak 40 orang
Kelas II = 50 orang, sampel yang dikehendaki sebanyak 44 orang
Kelas III = 35 orang, sampel yang dikehendaki sebanyak 32 orang
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang dinginkan yaitu 40, 44, dan 32, dilakukan
secara random pada setiap tingkatan, sehingga setiap strata/tingkatan ada wakilnya sebagai
sampel dalam penelitian, dan untuk mendapatkan sampel, dilakukan secara random,
dengan menggunakan salah satu teknik random sampling. Syarat yang perlu mendapatkan
perhatian adalah, populasi/sub populasi harus homogen.

5
3) Proportionate Stratified Random Sampling (Teknik random atas dasar strata yang
proporsional)

Teknik ini digunakan apabila warga populasi terdiri atas strata-strata, yang masing-
masing memiliki jumlah yang berbeda, sehingga jumlah sampel yang dipilih secara random
berbanding sama dengan jumlah setiap strata dari populasi atau sub populasi. Misalnya
meneliti siswa salah satu SMP yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 1000
orang, yang tersebar secara tidak merata pada setiap kelas, yaitu:
Kelas I : 300 orang
Kelas II : 340 orang
Kelas III : 360 orang
Dari jumlah di atas, diketahui bahwa populasi berjumlah 1000 orang.
Pertama yang dilakukan adalah menentukan jumlah sampel yang akan dipilih,
misalnya, berdasarkan tabel yang dikemukakan oleh Harry King dengan taraf signifikansi
(kemungkinan benar atau kemungkinan salahnya) yang ditentukan, misalnya 5%, jumlah
sampel yang tetapkan sebanyak 258 orang, maka:
Kelas I = 300:1000 x 258 = 77,4 = 77orang
Kelas II = 340:1000 x 258 = 87,72 = 88 orang
Kelas III = 360:1000 x 258 = 92,88 = 93 orang
Jadi total sampel yang dipilih secara berstrata sebanyak 258 orang.

4) Cluster Random Sampling (Pengambilan sampel atas dasar himpunan/kelompok)

Teknik ini digunakan apabila dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang


mempunyai ciri sendiri-sendiri. Misalnya siswa kelas I terdiri atas putra dan putri, berasal
dari keluarga petani, pedagang, anggota ABRI, dan PNS. Petani, pedagang, ABRI, dan
PNS adalah kelompok, bukan stratifikasi. Dalam pengambilan sampel subyek setiap
kelompok/cluster, dapat dilakukan secara random.
Dalam menggunakan teknik ini, yang pertama dilakukan adalah membagi populasi
atas himpunan-himpunan dimana populasi tersebut menyebar. Dalam hal ini, yang
dirandom terlebih dahulu adalah himpunannya, bukan subyek sampelnya.
Contoh lain, misalnya populasi siswa SMA di satu kota (beberapa SMA). Setiap
SMA terdiri atas kelas I, II, dan III. Setiap kelas memiliki kelas paralel, sehingga akan
ditemukan banyak kelas paralel, baik kelas I, II, dan kelas III, seperti yang terlihat pada
tabel berikut:

6
Tabel 1. Contoh Cluster Random Sampling siswa SMA

Dengan demikian, cluster kelas I = 38, kelas II = 40, dan kelas III= 45. Inilah yang
menjadi cluster/himpunan. Jika peneliti ingin merandom untuk mendapatkan himpunan-
himpunan untuk menjadi sampel, bisa dilakukan dengan undian atau menggunakan tabel
bilangan random.
Pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan mengambil semua kelompok kelas
sekolah tadi menjadi sampel, kemudian kelas paralel yang dirandom, atau sekolahnya yang
dirandom dan kelas paralel yang ada di dalam sekolah terpilih menjadi kelas sampel.
Selanjutnya siswa yang ada dalam kelas sampel tadi, dijadikan sebagai sampel subyek
penelitian.
Dalam pengambilan sampel secara cluster/gugus biasa juga dilakukan secara gugus
bertahap. Misalnya sebagai berikut:
a. Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 23 kabupaten, dipilih secara random 5 kabupaten
sampel.
b. Dari 5 kabupaten, kemudian dipilih lagi secara random tiga kecamatan setiap
kabupaten, yang berarti ada 15 kecamatan sampel.
c. Masing-masing dari 15 kecamatan dipilih lagi secara random masing-masing 1 desa,
sehingga ditemukan 15 desa sampel.
d. Semua warga pada ke 15 desa sampel dijadikan sebagai sampel penelitian, atau subyek
yang benar-benar datanya diambil.

Dalam mengolah dan menganalisis data, dilakukan secara kelompok, bukan data
individu, sehingga data menggambarkan data cluster/kelompok/gugus, bukan data
indivividu. Dengan demikian akan ditemukan bahwa kelompok A misalnya lebih baik dari
kelompok B atau C, dan seterusnya.

7
2.3 Jenis Teknik Pengambilan Sampel (Nonrandom Sampling)
Jenis teknik pengambilan sampel (non random) disebut juga Non-Probability Sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Berikut ini adalah
jenis-jenis dari non-probability sampling (Sugiyono, 2018:82).
jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang
terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
1. Systematic Sampling
Systematic sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari angka populasi yang telah diberi nomor urut.
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel
tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi
terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
2. Quota Sampling
Quota sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam
teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu
pada setiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada unit sampling.
Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
3. Incidental Sampling
Incidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

8
4. Purposive sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak
yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh
data tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala
sekolah merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi,
judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena
mereka mempunyai “information rich”.
5. Sampling Jenuh Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sample apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada
beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau
juga captive sample (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh peneliitan
lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian
yang menggunakan jenis sampel ini hasilnya ternyata kurang objektif.
6. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelindingyang lama-lama menjadi besar.
Teknik ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta
kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan
sampel.

9
2.4 Prosedur Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
1. Tipe Sampling menurut Proses Memilihnya
a. Sampling dengan Pengembalian, Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan”
lagi ke dalam populasi (sebelum dilakukan kembali proses pemilihan berikutnya).
Sebuah satuan sampling bisa terpilih lebih dari satu kali. Untuk populasi berukuran
N=4 dan sampel berukuran n=2, maka sampel yang mungkin terambil adalah 𝑁 𝑛
= 42 = 16 buah sampel. Teknik sampling seperti ini bisa dikatakan tidak pernah
digunakan dalam suatu penelitian, hanya untuk keperluan teoritis yang berkatian
dengan pengambilan sampel.
b. Sampling tanpa Pengembalian, Satuan sampling yang telah terpilih, “tidak
dikembalikan” lagi ke dalam populasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan
sampling terpilih lebih dari sekali. Untuk populasi berukuran N=4 (misalnya A, B,
C, D) dan sampel berukuran n=3, maka sampel yang mungkin terambil ada 4 buah
sampel yaitu ABC, ABD, ACD, dan BCD. Jumlah sampel mengikuti persamaan
𝑁!
sbb:
𝑛!(𝑁−𝑛)!

2. Tipe Sampling menurut Peluang Pemilihannya

Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar Macam-macam Teknik Sampling

10
Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasamya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling
meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random,
dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh. dan snowball sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sarna bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling
(sampling menu rut daerah).
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Lihat gambar
berikut:

Gambar Teknik Simple Random Sampling


b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggotaJunsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jumlah pegawai yang lulus S, = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA
= 400, SD = 300. Jurnlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bab ini.
Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti
gambar berikut:

11
Gambar Teknik Stratified Random Sampling
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mernpunyai;
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S, , 800 orang SMU, 700 orang
SMP, rnaka tiga orang lulusan S3 dan ernpat orang S2 itu diarnbil sernuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok Sh SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, rnisal penduduk dari suatu negara, propinsi
atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15
propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu
diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sarna) maka
pengarnbilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi
di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai
hutan ban yak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tarnbang ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel
menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan
seperti gambar berikut.

12
Gambar Teknik Cluster Random Sampling
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesernpatan sarna bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental,
purposive, jenuh, snowball.
a. Sampling Sistematis Sampling
Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari
100 orang. Dari sernua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk ini rnaka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan
seterusnya sampai 100. Lihat gambar berikut:

Gambar Sampling Sistematis. No populasi kelipatan tiga yang diambil (3, 6,


9, clan seterusnya)
b. Sampling Kuota

13
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dati populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kouta yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500
anggota sampel.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulanlinsidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya akan melakukan penelitian ten tang kualitas makanan, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi
politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang

14
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak. Teknik pengambilan sampel ditunjukkan
pada gambar berikut. Pada penelitian kualitatif ban yak menggunakan sampel
Purposive dan Snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka
akan coeok menggunakan Purposive dan Snowball sampling.

Gambar Snowball Sampling

15
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Pengambilan
secara random yakni pengambilan sampel yang dilakukan dengan jalan memberi peluang
kepada semua subyek/obyek penelitian untuk terpilih menjadi sampel mewakili populasinya
dalam penelitian. Pengambilan sampel secara random dapat dilakukan dengan undian,
komputer, atau menggunakan tabel bilangan random. Sedangkan Jenis teknik pengambilan
sampel (non random) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi,
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh. dan snowball sampling.

16
Daftar Pustaka
Wibawa, Basuki. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Saad, Sulaiman & Sitti Mania. 2020. PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Panduan
Bagi Peneliti Pemula. Sulawesi Selatan: PUSAKA ALMAIDA.

BAB III METODA PENELITIAN.pdf (stei.ac.id)


https://yusyakir.files.wordpress.com/2013/04/makalah-populasisampel-dan-teknik-
sampling.docx

Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D”, Bandung:
Alfabeta, 2013.
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/teknik_sampling1.pdf, di akses pada
30 Maret 2023, pukul 14.32

17

Anda mungkin juga menyukai