Anda di halaman 1dari 20

“CARA MENENTUKAN PENGAMBILAN SAMPEL”

KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Ari Rahmat Aziz,M.Kep

DISUSUN OLEH :
Nadia Aufa (180101147)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH PEKANBARU
TA.2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebuah proposal penelitian pada umumnya terdiri atas tiga bab, meliputi bab 1
Pendahuluan, bab 2 Landasan Teori, dan bab 3 Metode Penelitian. Pada proposal
penelitian, ada salah satu hal yang penting yang terletak pada bab 3, yaitu
populasi dan sampel. Populasi dan sampel merupakan subjek dan /atau objek
yang akan diteliti dalam suatu kegiatan penelitian. Populasi adalah keseluruhan
kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang memiliki
sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk ditelitu.
Sementara itu, sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih
untuk digunakan dalam penelitian.
Dalam penentuan pengambilan populasi dan sampel, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, perlu mengetahui karakteristik sampel yang dibutuhkan
dan teknik penarikan sampel, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dalam
pengambilan sampel. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif
dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.
Kemudian, kita juga harus menentukan ukuran dan besar sampel dengan tepat
sehingga dalam penelitian yang kita lakukan kebenaran kesimpulan yang
dihasilkan tepat berlaku untuk populasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel penelitian?

2. Bagaimana karakteristik sampel dalam penelitian?

3. Bagaimana teknik penarikan sampel?

4. Bagaimana menentukan ukuran sampel penelitian?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari populasi dan sampel pada penelitian.

2. Mengetahui karakteristik sampel dalam penelitian.


BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Populasi dan Sampel

Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-penelitian


bidang lainnya ditujukana untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang
besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok
kecil dalam daerah yang lebih sempit. Kelompok besar tersebut bisa terdiri atas
orang seperti guru, siswa, kepala sekolah, dsb, atau lembaga seperti sekolah,
jurusan, fakultas, kantor, dinas, direktorat, dsb, atau organisasi seperti komite
sekolah, organisasi guru, dsb, atau bisa juga benda-benda seperti banguna sekolah,
fasilitas belajar, media belajar, buku-buku, dll. Lingkup wilayah bisa mencakup
seluruh wilayah negara, satu provinsi ataupun satu kota atau kabupaten.
Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita disebut
populasi.

Dalam penelitian, populasi ini dibedakan antara populasi secara umum


dengan populasi target atau “target population”. Populasi target adalah populasi
yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum
penelitian misalnya seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi
targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian
kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA Negeri, seperti guru
Matematika, Bahasa Inggris, dll.

Orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran


penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang-
orang biasa disebut subjek penelitian, tetapi kalau bukan orang disebut objek
penelitian. Penelitian terhadap suatu objek dapat diteliti langsung terhadap
objeknya, tetapi mungkin juga hanya ditanyakan kepada orang yang mengetahui
atau bertanggung jawab terhadap objek tersebut. Orang yang diminta menjelaskan
objek yang diteliti disebut responden.

Tidak semua anggota dari populasi target diteliti. Penelitian hanya dilakukan
terhadap sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi. Kelompok kecil
yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya disebut sampel.
2.2 Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan
kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi kekeliruan dalam pengambilan
sampel penelitian.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap
masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Dan kriteria ekslusi
adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai
sampel penelitian. (Notoatmodjo, 2010)

2.3 Ciri-ciri Sampel

Berikut adalah ciri-ciri sampel:

1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan
benar sesuai kriteria-kriteria sampel.
2. Sampel harus representatif, sehingga gambaran yang diberikan dapat
mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
3. Sampel tidak banyak mengandung bias, karena semakin sedikit tingkat
kekeliruan maka semakin akurat sampel tersebut.

2.4 Petunjuk Pengambilan Sampel

Petunjuk dalam pengambilan sampel, sebagai berikut :

1. Daerah Generalisasi

Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinya sebagai


daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai
daerah penelitiannya.
2. Sumber-Sumber Informasi Tentang Populasi

Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh


melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut.
3. Pengesahan Ciri-Ciri Populasi Dan Ketegasan Batas-Batasnya

Bila luas populasinya telah ditetapkan, harus segera diikuti penegasan tentang
ciri-ciri populasinya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya
validitas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan

terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas


yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya.
4. Menetapkan Besar Kecilnya Sampel

Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Hal ini bergantung pada
peneliti. Namun, semakin besar sampel penelitian, maka semakin dapat
mewakili populasi.
5. Menghindari Biased Sampel

Biased sampel yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga
dengan sampel yang menyeleweng.

2.5 Alasan-alasan Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian mempunyai tujuan sekaligus alasan yang


menguntungkan, yaitu:
1. Mempertinggi Ketelitian

Ketelitian adalah modal utama dan sangat penting dalam pelaksanaan


penelitian. Kiranya dapat dimengerti bahwa jika pengamatan yang dilakukan
pada jumlah objek yang lebih sedikit akan lebih teliti dibandingkan dengan
pengamatan pada objek yang lebih besar jumlahnya.
2. Mempercepat Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sejumlah sumber data yang besar akan
memerlukan waktu yang cukup lama, dengan demikian pengumpulan data
yang relatif lebih sedikit jumlahnya akan lebih singkat dilaksanakan. Begitu
pula halnya dalam mengolah dan menganalisis data akan dapat di selesaikan
dalam waktu yang lebih singkat apabila jumlah data yang diolah sedikit.
3. Menghemat Biaya Dan Tenaga

Secara tidak langsung dengan pengumpulan data yang lebih sedikit akan
menghemat biaya yang dikeluarkan dan tidak membutuhkan tenaga peneliti
terlalu banyak.
4. Memperkecil Kerugian

Dalam penelitian yang berbuhungan dengan pendidikan, manusia adalah


sasaran penelitiannya. Oleh sebab itu, apabila terjadi kesalahan dalam
pemberian perlakuan maka akan berakibat sangat merugikan. Sehingga untuk
melakukan perbaikan dari kesalahan itu akan lebih mudah.

2.6 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian yang ideal tidak menggunakan sampel. Tetapi karena keterbatasan


waktu, dana, tenaga, yang dimiliki peniliti, maka peniliti terpaksa harus
mengambil sampel. Ada dua cara pengambilan sampel, yaitu dengan teknik
probabilitas dan sampel nonprobabilitas.
1. Sampel Probabilitas (Probability Sampling)

Sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama kepada anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini
meliputi simple random sampling, stratified randam sampling proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan
cluster sampling.
a. Simple Random Sampling
Teknik simple random sampling adalah teknik yang paling sederhana (simple).
Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai
probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk
mendapatkan responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang
harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk
mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi.

Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual ataupun
tradisional maupun dengan menggunakan table random.
 Cara Tradisional
Tenik acak ini dapat dilakukan dengan langah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah populasi yang dapat ditemui ;

2. Mendaftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak


yang telah diberi lubang penarikan;
3. Mengocok kotak tersebut dan eluarkan lewat lubang pengeluaran;

4. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang terpilih sebagai


sampel penelitian;
5. Melakukan tahapan 1-4 sampai jumlah yang diinginkan.

 Menggunakan Tabel Acak

Proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel. Tabel


tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah diacak
oleh komputer. Adapun langkah-langkahnya :
1) Identifikasi jumlah total populasi;

2) Tentukan jumlah sampel yang diinginkan;

3) Daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi;

4) Berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-
299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang;
5) Pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakn petunjuk
pada angka yang ada pada table;
6) Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang
dipilih;
7) Jika angka dikaitkan dengan anga terpilih untuk individual dalam poplasi
menjadi individu dalam sampel.
8) Gerakkan penunjuk dalam kolom atau angka lain;

9) Ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai.

Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah


selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
sesuai dengan bentuk desain penelitian.

b. Stratified Random Sampling


Teknik ini membantu menaksir parameter populasi, mungkin terdapat
subkelompok elemen yang bisa diidentifikasikan dalam populasi yang dapat
diperkirakan memiliki parameter yang berbeda pada suatu variabel yang diteliti.
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian social lainnya, sering kali
ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok
individual dengan karakteristik berbeda. Keadaan populasi yang demikian akan
tidak tepat dan tidak terwakili , jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya
mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel.
Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik
sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunaan sejak
awal, ketika peniliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa
anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan
lainnya.
Seperti halnya teknik sampel secara acak, teknik stratifikasi juga
mempunyai langkah-langkah menentukan sampel, yaitu :
1) Identifikasi jumlah total populasi;

2) Tentukan jumlah smapel yang diinginkan;

3) Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi;

4) Pisahan anggota populasi sesuai dengan arakteristik lapisan yang dimiliki;

5) Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah


dilakukan dalam teknik random;
6) Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan sampai jumlah sampel
yang diinginkan.

c. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memerhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Jika
populasi terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogeny dan setiap sub
populasi akan di wakili dalam penyelidikan, maka prinsipnya dapat ditempuh
dengan mengambil sampel dari tiap – tiap sub populasi dengan
memperhitungkan besar kecilnya sub – sub populasi itu.
Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing – masing bagian
tersebut ditentukan dengan rumus
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑛= × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎n
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
d. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified
random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun
ketidakproporsionalan penentuan sampel didasarkan pada pertimbangan jika
anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.

e. Cluster Sampling

Cluster sampling atau sampel berkelompok digunakan jika sumber data atau
populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau
karyawan perusahaan yang terbesar di seluruh provinsi. Untuk menentukan
mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu
ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sampel yang digunakan
pada masing – masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja
berbeda.

Teknik klaster memiliki sedikit perbedaan dari teknik acak dan teknik
stratifikasi. Teknik klaster, memilih sampel bukan didasarkan pada individual,
tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang
secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para
peneliti dilapangan yang wilayahnya mungkin luas.

Langkah dalam memilih sampel pada teknik ini yaitu :

1) Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi;

2) Tentukan besar sampel yang diinginkan;

3) Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster;

4) Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster;

5) Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah
sampel dengan jumlah laster yang ada;
6) Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap
klaster;
7) Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi
per klaster.
2. Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling)
Adalah teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Digunakan
apabila representasi/keterwakilan sampel tidak penting. Teknik yang termasuk
ke dalam non-probability ini antara lain :

a. Systematic Sampling

Systematic sampling adalah teknik sampling yang menggunakan nomor


urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh
peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam
atau pertimbangan sistematis lainnya. Langkah – langlah untuk melakukan
systematic sampling yaitu :

(1) tentukan kerangka sampling yang memuat semua unit analisi


(2) menetapkan sampling interval (K) dengan menggunakan 𝐾 = 𝑁 (3)
rumus
;

𝑛
Ambillah secara sistematis setiap elemen ke-K dari kerangka sampling sebagai
sampel penelitian.

b. Quota Sampling
Quota sampling adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel
dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang
diinginkan. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan. Sampai
jumlah yang telah ditentukan dapat dicapai. Mereka belum berhenti jika jumlah
kuota yang telah direncanakan belum tercapai.
Teknik sampling dengan cara kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers,
misalnya mereka ingin mendapatkan tingkat popularitas seorang pemimpin,
mereka ingin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah
dan sebagainya.

c. Convenience Sampling
Sampel dengan pertimbangan kemudahan merupakan teknik penentuan
sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena
kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan
sampel. Artinya, sampel dipilih/terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat
dan waktu yang tepat.
Menurut Sarwoko (2007) Convenience Sampling cara mengumpulkan
informasi dari elemen – elemen populasi yang tersedia dengan tidak perlu susah
payah. Sebagai contoh, penelitian yang menggunakan teman – teman
sekampus, tetangga, saudara – saudara sendiri sebagai responden.

d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel, atau dapat dikatakan
bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri – ciri, sifat, atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri
– ciri pokok populasi. Subjek yang diambil sebagai sampel benar – benar
merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri – ciri yang ada pada
populasi.

e. Boring Sampling
Boring sampling adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya
dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.

f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula
kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti, Multi Level
Marketing). Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk
identifikasi. Cara pengambilan sampel ini dapat dilakukan dengan cara mencari
contoh sampel dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sampel yang
didapat dimintai partisipannya untuk memilih komunitasnya sebagai sampel
lagi. Seterusnya sehingga jumlah sampel yang kita inginkan terpenuhi.

2.7 Kekeliruan dalam Pengambilan Sampel

Hal yang sagat mengganggu dalam pelaksanaan penelitian berkenaan dengan


masalah populasi dan sampel, adalah karena adanya kesalahan dalam pemilihan
dan penarikan sampel. Hal ini bukan saja menyebabkan hasil penelitian tidak
punya arti, tetapi juga membahayakan. Kesimpulan yang ditarik dari hasil
analisis data yang datanya diperoleh dari sampel yang keliru tidak akan
menggambarkan keadaan yang sesuangguhnya, kesimpulannya bisa keliru dan
menyesatkan. Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam
penarikan sampel.
1. Dalam penentuan populasi target.

2. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi


target.
3. Salah dalam penentuan wilayah.

4. Jumlah sampel yang terlalu kecil.


5. Kombinasi dari beberapa kekeliruan di atas.

2.8 Ukuran Sampel

Pemilihan dan pengambilan sampel merupakan hal yang sangat penting


dalam enelitian. Ketepatan jenis dan jumah anggota sampel yang di ambil akan
sangat mempengaruhi keterwakilan sampel terhadap popoulasi. Keterwakilan
populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian.
Secara umum ada kecenderungan bahwa semakin besar ukuran sampel akan
semakin mewakili populasi. Rata-rata dan simpangan baku sampel mewakili rata-
rata dan simpangan baku populasi. Di pihak lain, para peneliti ingin bekerja
dengan sampel sekecil mungkin, sebab semakin besar jumlah sampel akan makin
besar biaya yang akan dikeluarkan , maki banyak tenaga yang digunakan dan
makin lama waktu yang di perlukan.

Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel(n) sebanyak

30 individu telah di pandang cukup besar, sedang dalam penelitian kausal


komparatif dan ekperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang di
bandingkan di pandang sudah cukup memadai. Untuk penelitian survei sampai
sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel baru di pandang cukup memadai,
sedang untuk kelompok-kelompok sampel besar berkisar antara 20 sampai 50
individu.
a. Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa di kontrol.
Banyak penelitian yang tidak mungkin mengontrol semua variabel, dalam
situasi seperti itu para peneliti dapat mengatasinya dengan menggunakan
sampel besar. Dalam penelitian tentang dampak pembelajaran dengan
menggunakan Web Site terhadap pengembangan kreativitas siswa SMA. Dalam
penelitian tersebut diteliti dampak dari macam-macam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan Web Site terhadap pengembangan kreativitas dalam
pemecahan masalah. Web site akan terlihat beberapa faktor atau variabel lain
seperti: kecerdasan , kematangan, jenis kelamin, latar belakang sosial-ekonomi,
dll. Penelitian dengan sampel besar memungkingkan mengadakan analisis
berkenaan dengan faktor- faktor tersebut.

b. Jika dalam penelitian teransipasi adanya hubungan atau perbedaan


yang kecil.
Adanya perbedaan atau hubungan kecil bisa terabaikan jika ukuran
sampelnya kecil. Dengan sampel besarperbedaan atau hubungan-hubungan
yang kecil dapat terukur kebermaknaanya (siginifikansinya). Dalam penelitian
tentang perbedaan pengaruh penggunaaan media ssumber belajar terhadap
prestasi belajar siswa di SMP, jika sampelnya kecil mungin tidak akan
ditemukan adanya perbedaan pengaruh, tetapi jika menggunakan sampel besar
kemugnkinan akan di temukan adanya perbedaan. Bila sampel (n) besar,
koefisien korelasi (r) atau perbedaan (t) walaupun kecil bisa signifikan.

c. Jika dalam pemilihan dibentuk kelompok-kelompok kecil.


Dalam beberapa penelitian ekperimental , tujuan penelitian tidak hanya di
arahkan pada menguji perbedaan pengaruh dari beberapa perlakuan yang
diberikan, tetapi juga menguji perbedaan pengaruh atau lebih perlakuan
tersebut terhadap beberapa kelompok yang berbeda. Umpanya dalam penelitian
tentang pengaruh kegiatan ekstra kurikuler terhadap sikap sosial. Tujuan
utamanya adalah mengetahui perbedaan sikap sosial sosial antara siswa yang
mengikuti kegiatan kestra kurikuler dengan yang tidak mengikuti. Dalam
penelitian yang menggunakan sampel besar juga dapat diuji perbedaan sikap
antara para siswa yang mengikuti kegiatan olahraga, kesenian, keagamaan
dengan kepemimpinan, dst. Juga secara keseluruhan atau dalam masing-masing
kegiatan ekstra kurikuler dapat diteliti perbedaan sikap sosial dari para siswa
laki-laki dengan perempuan, siswa yang termasuk kelompok cepat belajar,
sedang, lambat , dsb. Dalam penelitian dengan menggunakan sampel keci
meneliti berbagai jenis kelompok atau klaster tersebut sudah tentu sulit.

d. Menghindari penyusutan.
Dalam proses penelitian seringkali terjadi penyusutan jumlah sampel.
Makin panjang masa penelitan berlangsung kemungkinan terjadinya
penyusutan jumlah sampel semakin besar. Beberapa peneliti mengemukakan
dalam penelitian yang berjangka waktu satu tahun penyusutan sebesar 20%
merupakan hal yang wajar. Untuk menghindari dampak penyusutan tersebut,
maka di perlukan jumlah sampel yang besar. Ada beberapa upaya lain untuk
mengurangi penyusutan tersebut:
1. Tekankan pada subyek sampel bahwa mereka jangan sampai mundur di
tengah jalan
2. Tegaskan pentingnya penelitian

3. Sebelum mulai berpartisipasi mintalah kesediaan mereka untuk ikut


sampai tuntas.
4. Adakan konntak secara teratur untuk memelihara hubungan dan minat
mereka.

e. Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik di penuhi.


Dalam analisis statistik apakah pengujian instrumen (validitas, reliabilitas,
analisis butir soal), apakah dalam pengujian hipotesis dituntut tingkat
kepercayaan (level of confident) tertentu, minimal 95% atau alpha 5% (0.5)
lebih baik kalau 99%. Atau alpha 1 % (0.1). untuk mencapai tingkat
kepercayaan tersebut dituntut sampel besar. Dengan ukuran sampel besar
tingkat kepercayaan 99% mungkin dicapai sedang dengan sampel kecil tingkat
kepercayaannya akan lebih kecil.

f. Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang heterogen.


Dalam penelitian kita mengharapkan populasi yang heterogen, sehingga
sampel acak sederhana dengan segera dapat kita temukan. Dalam kenyataan
seringkali kita dihadapkan pada populasi-populasi yang heterogen bahkan
sangat heterogin. Dalam populasi siswa kita akan berhadapan dengan
perbedaan jenis sekolah, tingkat kelas, jurusan, usia , jenis kelamin, tingkat
kecerdasan, minat, hobi, dll. Dalam populasi guru atau kepala sekolah variabel
yang dihadapi adalah latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti,
pengalaman bekerja, pengalaman dalam kegiatan ilmiah, penulisan buku,
pengembangan media, dll. Di samping perbedaan kecerdasan, bakat, minat,
usia, jenis kelamin, dll. Penggunaan sampel besar memberi kemungkinan untuk
dapat mempermudah perbedaan dalam variabel-variabel tersebut.

g. Jika reliabilitas dari variabel bebas tidak terjamin.


Dalam penelitian tidak selalu reliabilitas atau keajgan atau ketetapan hasil
pengukuran itu bisa terjamin. Ha itu bukan disebabkan karena kelemahan
instrumenn atau alat pengumpul data yang digunakan tetapi karena karakteristik
variabel itu sendiri. Variabel kecerdasan, kecakapan dalam matematika,
keterampilan mengetik, kemampuan membaca reliabilitasnya cukup tinggi,
tetapi kepribadian , sikap, minat, apresiasi, dll., kemungkinan tidak terlaalu
tinggi. Variabel-variabel itu berkenaan dengan aspek afektif yang seringkali
berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Untuk mengurangi dampak
reliabilitas yang rendah dari variaabel tersebut di perlukan sampel berukuran
besar.
Upaya untuk mencapai presisi yang lebih baik memerlukan penambahan
sampel, seberapa besar sampel serta penambahannya akan tergantung pada
variasi dalam kelompok, tingkat kesalahan yang ditoleransi serta tingkat
kepercayaan.
Cara menentukan jumlah elemen/anggota sampel suatu populasi sebagai
berikut :
1. Menggunakan Rumus Slovin

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 × 𝑒2

Dimana :

𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝑁 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛/𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

𝑒 = 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛)

Misalnya :

Jumlah elemen populasi (N) adalah 200 orang, error level yang ditetapkan
oleh peneliti adalah 5%, maka jumlah sampelnya :

𝑛=
200 1+ 200×0,052
= 133,33 atau dibulatkan menjadi 133 orang

2. Menggunakan Rumus Isaac dan Michael

𝜒2𝑁𝑃(1 − 𝑃)
𝑆=
𝑑2 𝑁 − 1 + 𝜒2𝑃(1 − 𝑃)

Dimana :

𝑆 = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝑁 = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

𝑃 = 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

𝑑 = 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟

𝜒2 = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑐ℎ𝑖 − 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Populasi dan sampel sebagai subjek atau objek penelitian menjadi salah satu
hal yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Populasi
yaitu keseluruhan subjek atau objek penelitian atau wwilayah generalisasi yang
mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti,
sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut yang mewakilinya.
Sampel sebagai fokus penelitian memiliki karakteristik, dalam penarikannya
diperlukan teknik penarikan sampel sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
mengakibatkan hasil penelitian sia-sia atau tidak dapat menyimpulkan untuk
seluruh populasi. Ada dua teknik dalam penarikan sampel, yaitu untuk sampel
probabilitas dan sampel non probabilitas. Dimana kedua jenis ini juga masih
memiliki bagian-bagiannya masing-masing.
Dalam penelitian, peneliti juga harus memperhatikan besar-kecilnya ukuran
sampel karena akan mempengaruhi keterwakilan sampel terhadap populasi, dan
keterwakilan populasi akan mempengaruhi kebenaran hasil penelitian. Untuk
menentukan ukuran sampel tersebut, dapat digunakan beberapa cara yaitu
diantaranya menggunakan Rumus Slovin dan Rumus Isaac dan Michael. Dengan
demikian, diharapkan tidak terdapat lagi kekeliruan dalam penarikan sampel
ataupun dalam penentuan ukuran sampel.

3.2 Saran

Saran untuk pembaca dan peneliti diharapkan dapat memahami populasi dan
sampel serta karakteristiknya, juga teknik penarikan sampel dan penentuan ukuran
sampel sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan sampel yang
mengakibatkan kegagalan dalam penelitian. Kemudian, agar membaca lebih
banyak referensi lain untuk melengkapi kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenadamedia Group


Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Syaodih, Nana S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai