KOMUNITAS
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Ari Rahmat Aziz,M.Kep
DISUSUN OLEH :
Nadia Aufa (180101147)
PENDAHULUAN
Sebuah proposal penelitian pada umumnya terdiri atas tiga bab, meliputi bab 1
Pendahuluan, bab 2 Landasan Teori, dan bab 3 Metode Penelitian. Pada proposal
penelitian, ada salah satu hal yang penting yang terletak pada bab 3, yaitu
populasi dan sampel. Populasi dan sampel merupakan subjek dan /atau objek
yang akan diteliti dalam suatu kegiatan penelitian. Populasi adalah keseluruhan
kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang memiliki
sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk ditelitu.
Sementara itu, sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih
untuk digunakan dalam penelitian.
Dalam penentuan pengambilan populasi dan sampel, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, perlu mengetahui karakteristik sampel yang dibutuhkan
dan teknik penarikan sampel, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dalam
pengambilan sampel. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif
dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.
Kemudian, kita juga harus menentukan ukuran dan besar sampel dengan tepat
sehingga dalam penelitian yang kita lakukan kebenaran kesimpulan yang
dihasilkan tepat berlaku untuk populasi.
1.3 Tujuan
Tidak semua anggota dari populasi target diteliti. Penelitian hanya dilakukan
terhadap sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi. Kelompok kecil
yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya disebut sampel.
2.2 Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan
kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi kekeliruan dalam pengambilan
sampel penelitian.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap
masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Dan kriteria ekslusi
adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai
sampel penelitian. (Notoatmodjo, 2010)
1. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan
benar sesuai kriteria-kriteria sampel.
2. Sampel harus representatif, sehingga gambaran yang diberikan dapat
mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
3. Sampel tidak banyak mengandung bias, karena semakin sedikit tingkat
kekeliruan maka semakin akurat sampel tersebut.
1. Daerah Generalisasi
Bila luas populasinya telah ditetapkan, harus segera diikuti penegasan tentang
ciri-ciri populasinya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya
validitas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Hal ini bergantung pada
peneliti. Namun, semakin besar sampel penelitian, maka semakin dapat
mewakili populasi.
5. Menghindari Biased Sampel
Biased sampel yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga
dengan sampel yang menyeleweng.
Untuk mengumpulkan data dari sejumlah sumber data yang besar akan
memerlukan waktu yang cukup lama, dengan demikian pengumpulan data
yang relatif lebih sedikit jumlahnya akan lebih singkat dilaksanakan. Begitu
pula halnya dalam mengolah dan menganalisis data akan dapat di selesaikan
dalam waktu yang lebih singkat apabila jumlah data yang diolah sedikit.
3. Menghemat Biaya Dan Tenaga
Secara tidak langsung dengan pengumpulan data yang lebih sedikit akan
menghemat biaya yang dikeluarkan dan tidak membutuhkan tenaga peneliti
terlalu banyak.
4. Memperkecil Kerugian
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual ataupun
tradisional maupun dengan menggunakan table random.
Cara Tradisional
Tenik acak ini dapat dilakukan dengan langah-langkah sebagai berikut :
4) Berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-
299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang;
5) Pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakn petunjuk
pada angka yang ada pada table;
6) Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang
dipilih;
7) Jika angka dikaitkan dengan anga terpilih untuk individual dalam poplasi
menjadi individu dalam sampel.
8) Gerakkan penunjuk dalam kolom atau angka lain;
Teknik ini adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified
random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun
ketidakproporsionalan penentuan sampel didasarkan pada pertimbangan jika
anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
e. Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampel berkelompok digunakan jika sumber data atau
populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau
karyawan perusahaan yang terbesar di seluruh provinsi. Untuk menentukan
mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu
ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sampel yang digunakan
pada masing – masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja
berbeda.
Teknik klaster memiliki sedikit perbedaan dari teknik acak dan teknik
stratifikasi. Teknik klaster, memilih sampel bukan didasarkan pada individual,
tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang
secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para
peneliti dilapangan yang wilayahnya mungkin luas.
5) Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah
sampel dengan jumlah laster yang ada;
6) Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap
klaster;
7) Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi
per klaster.
2. Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling)
Adalah teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Digunakan
apabila representasi/keterwakilan sampel tidak penting. Teknik yang termasuk
ke dalam non-probability ini antara lain :
a. Systematic Sampling
𝑛
Ambillah secara sistematis setiap elemen ke-K dari kerangka sampling sebagai
sampel penelitian.
b. Quota Sampling
Quota sampling adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel
dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang
diinginkan. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan. Sampai
jumlah yang telah ditentukan dapat dicapai. Mereka belum berhenti jika jumlah
kuota yang telah direncanakan belum tercapai.
Teknik sampling dengan cara kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers,
misalnya mereka ingin mendapatkan tingkat popularitas seorang pemimpin,
mereka ingin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah
dan sebagainya.
c. Convenience Sampling
Sampel dengan pertimbangan kemudahan merupakan teknik penentuan
sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena
kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan
sampel. Artinya, sampel dipilih/terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat
dan waktu yang tepat.
Menurut Sarwoko (2007) Convenience Sampling cara mengumpulkan
informasi dari elemen – elemen populasi yang tersedia dengan tidak perlu susah
payah. Sebagai contoh, penelitian yang menggunakan teman – teman
sekampus, tetangga, saudara – saudara sendiri sebagai responden.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel, atau dapat dikatakan
bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri – ciri, sifat, atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri
– ciri pokok populasi. Subjek yang diambil sebagai sampel benar – benar
merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri – ciri yang ada pada
populasi.
e. Boring Sampling
Boring sampling adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya
dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula
kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti, Multi Level
Marketing). Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk
identifikasi. Cara pengambilan sampel ini dapat dilakukan dengan cara mencari
contoh sampel dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sampel yang
didapat dimintai partisipannya untuk memilih komunitasnya sebagai sampel
lagi. Seterusnya sehingga jumlah sampel yang kita inginkan terpenuhi.
d. Menghindari penyusutan.
Dalam proses penelitian seringkali terjadi penyusutan jumlah sampel.
Makin panjang masa penelitan berlangsung kemungkinan terjadinya
penyusutan jumlah sampel semakin besar. Beberapa peneliti mengemukakan
dalam penelitian yang berjangka waktu satu tahun penyusutan sebesar 20%
merupakan hal yang wajar. Untuk menghindari dampak penyusutan tersebut,
maka di perlukan jumlah sampel yang besar. Ada beberapa upaya lain untuk
mengurangi penyusutan tersebut:
1. Tekankan pada subyek sampel bahwa mereka jangan sampai mundur di
tengah jalan
2. Tegaskan pentingnya penelitian
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 × 𝑒2
Dimana :
Misalnya :
Jumlah elemen populasi (N) adalah 200 orang, error level yang ditetapkan
oleh peneliti adalah 5%, maka jumlah sampelnya :
𝑛=
200 1+ 200×0,052
= 133,33 atau dibulatkan menjadi 133 orang
𝜒2𝑁𝑃(1 − 𝑃)
𝑆=
𝑑2 𝑁 − 1 + 𝜒2𝑃(1 − 𝑃)
Dimana :
𝑆 = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑁 = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑑 = 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟
Populasi dan sampel sebagai subjek atau objek penelitian menjadi salah satu
hal yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Populasi
yaitu keseluruhan subjek atau objek penelitian atau wwilayah generalisasi yang
mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti,
sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut yang mewakilinya.
Sampel sebagai fokus penelitian memiliki karakteristik, dalam penarikannya
diperlukan teknik penarikan sampel sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
mengakibatkan hasil penelitian sia-sia atau tidak dapat menyimpulkan untuk
seluruh populasi. Ada dua teknik dalam penarikan sampel, yaitu untuk sampel
probabilitas dan sampel non probabilitas. Dimana kedua jenis ini juga masih
memiliki bagian-bagiannya masing-masing.
Dalam penelitian, peneliti juga harus memperhatikan besar-kecilnya ukuran
sampel karena akan mempengaruhi keterwakilan sampel terhadap populasi, dan
keterwakilan populasi akan mempengaruhi kebenaran hasil penelitian. Untuk
menentukan ukuran sampel tersebut, dapat digunakan beberapa cara yaitu
diantaranya menggunakan Rumus Slovin dan Rumus Isaac dan Michael. Dengan
demikian, diharapkan tidak terdapat lagi kekeliruan dalam penarikan sampel
ataupun dalam penentuan ukuran sampel.
3.2 Saran
Saran untuk pembaca dan peneliti diharapkan dapat memahami populasi dan
sampel serta karakteristiknya, juga teknik penarikan sampel dan penentuan ukuran
sampel sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan sampel yang
mengakibatkan kegagalan dalam penelitian. Kemudian, agar membaca lebih
banyak referensi lain untuk melengkapi kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA