Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

OLEH :
NAMA : ABDUL TALIB
NIM : G30119033

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan pokok.
Penelitian merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh
karena itu penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang
berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam menggunakan
instrument penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitan.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk
meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta
menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha
memperkecil interval dengan peneitian melalui pengumpulan dan penganalisaan data
atas informasi yang diperoleh.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian adalah
menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas
tetentu. Seorang peeliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dn mempelajari sebagian dari
kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan medapatkan metode atau langkah yang
tepat untuk emmperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap
objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B. RUMUSAN MASLAH
1. Apakah yang dimaksud pupulasi?
2. Apakah yang dimaksud sampel?
3. Apakah yang dimaksud teknik sample?
4. Bagaimana menentukan ukuran sampel?
5. Apa saja keselahan umum di dalam Sampling?

C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud populasi
2. Mengetahui yang dimaksud sampel
3. Mengetahui yang dimaksud teknik sample
4. Mengetahui cara menentukan ukuran sample
5. Mengetahui kesalahan umum di dalam sampling
BAB II
PEMBAHASAN

A. POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sebagai suatu populasi, kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang
lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat
terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Misalnya akan melakukan penelitian
di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bisa berupa jumlah
subyek/orang. Pengertian pertama memberi makna bahwa populasi merupakan
sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua memberi
petunjuk bahwa orang-orang di sekolah X mempunyai karakteristik, misalnya
motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-
lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti kebijakan, prosedur kerja, tata
ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi,
cara bergaul, kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya, akan melakukan penelitian
tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari
semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang kedokteran, satu orang
sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi,
kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang
diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang
dimiliki orang tersebut.
Dalam kasus lain, populasi bahkan tidak mengenal batasan wilayah, seperti
populasi “remaja suku Jawa yang berusia 25 sampai dengan 35 tahun, belum
menikah, telah memiliki pekerjaan tetap, dan berpendidikan minimal SLTA” yang
mencakup semua remaja suku Jawa yang memiliki ciri tersebut tidak peduli di
manapun juga ia berada. Semakin sedikit karakteristik populasi yang
diidentifikasikan maka populasi akan semakin heterogen dikarenakan berbagai ciri
subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya, semakin banyak ciri subyek yang
diisyaratkan sebagai populasi, yaitu semakin spesifik karkateristik populasinya maka
populasi itu akan menjadi semakin homogen. Peneliti yang hasil penelitiannyahendak
diterapkan pada suatu populasi, harus menentukan lebih dahulu karakteristik
populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara pengambilan sampelnya.
Dengan begitu peneliti akan mengetahui heterogenitas populasinya, mengetahui siapa
saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya
sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan
penelitiannya nanti akan berlaku.

B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Bila sampel
tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik
gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan itu seperti kipas.
Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan temboh besar. Satu
orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas
tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representative (mewakili), maka ibarat
3 orang buta itu yang membuat kesimpulan dalah tentang gajah.
Jika hanya meneliti sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Bagaimana kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel baru
boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam pupulasi benar-
benar Homogen. Apabila subjek penelitian tidak homogen, maka kesimpulan tidak
boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan).
Misalnya kita akan melihat apakah air di gelas sudah manis?
C. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan yaitu:
1. Probability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi:
a. Simple random sampling
Dikatakn simple (sederhana) karena pengambilan angota sample dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalamnya. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi homogen.
b. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalanya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST= 900,
SMEA = 400, SD = 300.
c. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai 3 lulusan
S3, 4 lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuannya sebagai sampel. Karena dua
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok s1, SMU, dan SMP.
d. Cluster sampling (area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi
atau kabupaten. Untuk menentka penduduk mana yang dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15
propinsi , maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu
diingat karena propinsi di Indonesia itu berstrata tidak sama maka pengambilan
sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada
yang penduduknya padat, ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurit
strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

2. Nonprobability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini
meliputi:
a. Sampling sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1-100. Pegambilan sampel dapat
dilakukan denga nomor ganjil saja, genap saj atau kelipatan dari bilangan terentu,
misalnya kelipatan bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil secara sampel adalah
nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya.
b. Samplling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan
ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan pada 500 orang. Kalau
pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelonpok harus dapat menghubungi 100 orang
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota
sampel.
c. Sampling insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
d. Sampling proporsive
Adalah teknik penentuam sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, atau penelitian tentang kondisi
politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya aadalah orang yang ahli politik.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populiasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f. Snowball sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang mengelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua
orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnnya. Begitu seterusnya,sehingga jumlah sampel semakin banyak.

D. MENENTUKAN UKURAN SAMPLE


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil peneliti itu akan
diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesaalahan, maka jumlah sample
yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besaar
jumlah sample mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin
kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sample menjauhi populasi, maka makin
besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126)
Berapa jumlah anggota sample yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki.
Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber
dana, waktu dan teenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan
semakin kecil jumlah sample yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat
kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sample yang diperlukan sebagai
sumber data. Untuk menghitung ukuran sample populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut:

dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.


d=0,05. S = jumlah sampel

Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sampel,


misalnya dari Cochran, Cohen, dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung
ukuran sampel, terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang mana?
Sebaiknya yang dapat dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang paling besar.

E. CONTOH MENENTUKAN UKURAN SAMPEL


Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Daerah tertentu. Kelompok
masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang
pendidikan, yaitu, lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD
= 50 (populasi berstrata)
Bila jumlah populasi 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258.
Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata, stratanya ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat
pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan
dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, SM = 83, SMK =
139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1 = 50/1000 x 258 = 13,90 = 12,9
SMA = 300/1000 x 258 = 83,40 = 77,4
SMK = 500/1000 x 258 = 139,0 = 129
SMP = 100/1000 x 258 = 27,8 = 25,8
SD = 50/1000 x 258 = 13,91 = 12,9 +
Jumlah = 258
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman dari pada
kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Metods For Business (1982:253) memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini.
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya; pria-wanita, pegawai negeri-swasta
dan lain-lain) maka jumlah anggota sample setiap kategori minimal 30
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalna variabel penelitiannya ada 5 (independen +
dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
4. Untuk peneliti ekperimen yang sederhana, dengan menggunakan kelompok
eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
control, maka jumlah anggota sampel masing-masing anatra 10 s/d 20.
F. CARA MENGAMBIL ANGGOTA SAMPLE
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama
kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering
disebut dengan radnom sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan
undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan
jumlah anggota populasi. Jika pengambilan sampel adalah random, maka setiap
angogota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sample.

G. KESALAHAN UMUM DALAM SAMPLING


Para peneliti pemula mungkin akan melakukan beberapa kesalahan di dalam
menatik sample-sample untuk kajian mereka. Sebagian dari kesaahan-
kesalahan sampling pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan subjek-subjek untuk suatu sample karena tersedia dan ini
menyenangkan bagi peneliti untuk menggunakannya, disamping meneleks subjek-
subjek dengan berdasarkan ketetapan dalam hal-hal populasi target. Jika sample
tidak tepat, temuan-temuan dari kajian tidak dapat digeneralisasikan.
2. Menyeleksi subjek-subjek untuk kelompok yang dibandingkan dari populasi-
populasi yang berbeda jika perbandingan antara kelompok-kelompok tidak valid.
3. Menyeleksi suatu sample yang tidak tipikal dari populasi
4. Menyeleksi suatu sampel yang teerlalu kecil untuk desain penelitian dan analisisi
statistic yang digunakan.
5. Menyeleksi sampel yang gagal memenuhi desain penelitian
6. Menggunakan para relawan tetapi gagal untuk menentukan apakah mereka berbeda
dengan para non relewan tentang beberapa karakteristik atau kemampuan yang
kursial pada kajian tersebut.
7. Menyeleksi sampel yang tidak membuat syarat-syarat untuk pergeseran dan
mungkin pada akhir kajian terbukti terlalu kecil.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Teknik sampling terdiri dari Probability sampling yang terdiri dari: Simple
random sampling, Proportionate stratified random sampling, Disproportionate
stratified random sampling, Cluster sampling (area sampling) dan Nonprobability
sampling yang terdiri dari: Simple random sampling, Proportionate stratified random
sampling, Disproportionate stratified random sampling, Cluster sampling (area
sampling).

Anda mungkin juga menyukai