Disusun Oleh:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena
itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah
yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan
dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan poulasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh
keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan
populasi itu sendiri.Sampel disebut juga contoh.Nilai hitungan yang diperoleh dari sampel
inilah yang disebut dengan urvey y .
3. Proporsional
4. Pemilihan Acak
Sampel harus dipilih secara acak. Ini berarti bahwa setiap item dalam
kelompok memiliki kesempatan yang sama dan penuh untuk dipilih dan dimasukkan
ke dalam sampel. Hal inilah membuat sampel yang dipilih benar-benar mewakili
karakternya.
5. Ekonomis
Sampel setidaknya harus ekonomis. Hal ini berdasarkan pada tujuan penelitian
survei harus dicapai dengan biaya dan upaya minimum. Sehingga apabila penelitian
dilakukan dengan populasi sangat memakan banyak biaya. Misalnya saja sebagai
contoh ingin melakukan penelitian terkait dengan Pemilu Presiden 2024 terkait siapa
calon yang cocok, maka tidak mungkin meneliti semua masyarakat Indonesia dan itu
adalah hal mustahil sehingga dalam hal ini dperlukan sampel.
6. Praktis
Desain sampel harus praktis. Desain sampel ini setidaknya harus sederhana
yaitu harus dapat dipahami dan diikuti dalam kerja lapangan. Tidak dibuat muluk-
muluk dan dipermudah dalam proses penghitungan yang akan dilakukan untuk
penelitian.
Contoh:
c. Cluster Sampling
Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau klaster.Jika
terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut yang menjadi sampel.
Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster sampling:
1. Menentukan cluster-clusternya;
4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan sampel studi
atau penelitian atau evaluasi.
Contoh:
Sebuah evaluasi tentang tingkat kesehatan siswa SMA akan melibatkan seluruh SMA
di Indonesia. Ada 33 provinsi, maka Indonesia, sehingga dapat dibagi menjadi 33
cluster. Misal akan diambil sebanyak 7 klaster, maka dipilih secara acak 7 propinsi
dari 33 propinsi. Semua SMA yang berasal dari 7 provinsi tersebut merupakan
sampel.
d. Non Probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang
dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini diantaranya sampling
incidental, sampling bertujuan, sampling bola salju (snowball sampling), dan
sampling kuota.Non probability sampling ini tidak bisa digunakan untuk membuat
generalisasi.
g. Sampling Quota
Teknik sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.Pada sampling
kuota, dimulai dengan membuat tabel atau matriks yang berisi penjabaran
karakteristik dari populasi yang ingin dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai
dengan tujuan dari penelitian untuk selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi
ciri-ciri dari populasi tersebut. Prosedur yang dalam sampling kuota:
a). Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis
kelamin, lokasi, dsb.
b). Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal
kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
c). Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert
judgement-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara hati-hati, harus mewakili
populasi dan besarnya ukuran sampel dapat diterima secara statistik. Alasan penggunaan
sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya
merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis.
Keuntungan penggunaan sampel adalah biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam
pengumpulan dan pengolahan data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan
penelitian.Cara mengambil sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling.
Daftar Pustaka.
Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1973). Educational evaluation: Theory and practice.
Worthington, Ohio: Charles A. Jhon.