Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK SAMPLING

MAKALAH

Oleh:

Mega Agustina

NIM. 140210102043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Metodologi
Penelitian Gabungan yang berjudul “Teknik Sampling”.
Makalah ini berisikan tentang populasi, sampel, dan teknik sampling yang
terdiri dari probability sampling, nonprobability sampling..

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan hormat dan ketulusan
hati penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Sudarti M.Kes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Gabungan yang telah membimbing dan memberi arahan serta
petunjuk penulisan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mohon maaf serta mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 08 Desember 2017

Penulis
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan penelitian, populasi dan sampel merupakan satu
komponen yang sangat perlu diperlukan. Populasi dan sampel sebagai
keseluruhan atau sebagian contoh dari objek-objek yang diteliti. Mendengar
istilah sampel, orang akan akan cenderung menghubungkannya dengan contoh.
Misalnya ketika jalan-jalan dipusat perbelanjaan dan diberikan hadiah sabun
dalam bentuk yang lebih kecil, maka disebut sampel (contoh) sabun (asli). Lalu,
apa hubungannya sampel barang tersebut dengan statistik?
Dalam menentukan populasi dan sampel penelitian, sudah barang tentu
haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta haruslah tepat dan
efisien. Kendala-kendala yang timbul selayaknya dapat diantisipasi oleh peneliti.
Oleh karenanya, dalam menentukan populasi dan sampel peneliti hendaklah
memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan dengan populasi dan sampel,
sehingga didapatkan sampel yang tepat.
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau
kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan
intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf
kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya
bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil
interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu
kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah yang digunakan adalah:
a. Apakah yang dimaksud dengan populasi, sampel, dan teknik sampling?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain:
a. Memahami pengertian populasi,sampel, dan teknik sampling.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi


Sugiyono (2001: 55), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun menurut Wiratna (2014: 65), populasi adalah keseluruhan jumlah
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Menurut George A. Ferguson (1981: 142) menyatakan bahwa a
population is any defined aggregate of objects, persons, oe events, thw variables
used as the basis for classification or measurement being specified. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.
Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau
setiap manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi
akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto, 2002: 108).
Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan bahwa populasi merupakan
semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan
secara jelas. Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri
tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu
dinamakan populasi finit sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak
mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga disebut
populasi infinit. Misalnya, jumlah petani dalam sebuah desa adalah populasi
finit. Sebaliknya, jumlah pelemparan mata dadu yang terus-menerus merupakan
populasi infinit.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004: 118). Ia
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai
tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik
tertentu di dalam suatu penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi
dapat dibedakan berikut ini.
a. Populasi terbatas terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang
memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang
terbatas.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak
dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah secara kuantitatif.
Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat
digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang
bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru.
populasi seperti ini disebut juga parameter.
Selain itu, menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke
dalam hal berikut ini:
a. Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-
batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian
berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru;
berumus 25 tahun sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur skripsi, dan lain-
lain.
b. Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah
populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas
Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu
ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-
gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

2.2 Pengertian Sampel


Sampel adalah sebagian atau wakil popullasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109). Menurut George A. Ferguson (1981: 142) menyatakan bahwa a sample
is any subaggregate drawn from the population. Pendapat yang senada pun
dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Margono (2004:121) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian
dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian
timbul disebabkan hal berikut:
a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada
objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan
berbagai alasan. Nawawi (Margono, 2004: 121) mengungkapkan beberapa
alasan tersebut, yaitu:
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari
populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang
jumlahnya sangat besar.
b. Masalah Biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung yang juga dari banyak sedikitnya objek
yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya
yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,
dalam hal ini, lebih tepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya tidak mungkin mengeluarkan seluruh
darah dari tubuh pasien yang akan di analisis keadaan darahnya.
e. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini
meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian
terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan
bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,
penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian
populasi.
Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53)
mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya
sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain
penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:
a. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi,
sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
b. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber
informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi.
Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
c. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitiannya.
d. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis
Adapun syarat sampel yang baik adalah sebagai berikut:
a. Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan)
dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada
dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau
kekeliruan adalah populasi.
b. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus
mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).
c. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error).
Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel
(s) dengan simpangan baku dari populasi (N), makin tinggi pula tingkat
presisinya
Untuk menentukan ukuran sampel dapat menggunakan cara slovin san tabel Isac
Michael sebagai berikut:
a. Rumus Slovin adalah sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑥𝑒 2 )
Dimana :
n = ukuran sampel
N = Populasi
e = presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih diinginkan
b. Rumus Isac Michael
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut:
𝜆2 𝑁𝑃𝑄
𝑠=
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝜆2 𝑃𝑄
Dimana :
𝜆2 dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel

Penentuan jumlah sampel dari populasi disajikan dalam tabel taraf kesalahan
berikut
2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampell yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling
ditunjukkan pada gambar.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan mejadi dua yaitu
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Yang termasuk ke dalam
kelompok probability sampling antara lain: simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area
(cluster) sampling (disebut juga dengan sampling menurut daerah). edangkan yang
termasuk ke dalam jenis nonprobability sampling antara lain: sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik
sampel probability sampling meliputi:

a. Simple Random Sampling


Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi
yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan


jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik ini
digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas.
2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan


yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis teknik sampling ini antara lain:

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari


anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan

c. Sampling Insidental

Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,


yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
sesuai sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


tertentu.
e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya
relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin
banyak.

(Sugiyono, 2016: 80-86)

Arikunto berdendapat mengenai beberapa teknik pengambilan sampel sebagai


berikut:

1. Sampling Acak (Random Sampling)

Digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupaka
populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel
yang dikehendaki dapat diambil seacara acak. Teknik acak dapat dilakukan dengan
beberapa cara yakni:

a. Sampling acak sederhana (Simple Random Sampling)


Bila peneliti mengambil sampel denga melakukan lotre terahadap semua
populasi. Semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak untuk
menjadi anggota sampel.
b. Sampling Acak Beraturan (Ordinal Sampling)
Peneliti mengambil sampel nomor-nomor subjek dengan jarak yang sama
c. Sampling Acak dengan Bilangan Random
Sebuah tabel bilangan yang sudah disusun dalam urutan dan sebaran tertentu.

2. Sampling Kelompok (Cluster Sampling)

Digunakan oleh peneliti apabila dalam populasi terdapat kelompok-kelompok


yang mempunyai ciri sendiri-sendiri.

3. Sampling bertingkat (Stratified Sampling)

Digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan


antara satu kelompok dengan kelompok lain tampak adanya strata atau
tingkatan.

4. Sampling Bertujuan (Purposive Sampling)

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai


pertimbanagan-pertimbagan tertentu di dalam pengambilan sampel.

5. Sampling Daerah (Area Sampling)

Pengambilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari


daerah-daerah geografis yang ada.

6. Sampling Kembar (Double Sampling)

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan jumlah sebanyak dua kali ukuran
sampel yang dikehendaki.

7. Sampling Berimbang (Propotional Sampling)

Sudah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa sampling berimbang selalu


dikombinasikan dengan teknik lain yang berhubungan dengan populasi yang
tidak homogen.
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.
3. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
Probability Sampling dan Non Probability. Probability sampling meliputi,
simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified
random, dan area random. Non probability sampling meliputi, sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental/insidental, purposive
sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ferguson, George A. 1981. Statistical Analysis In Psychology And Education.


Singapore: B & JQ Interprise PTE LTD.

Margono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Setiawan, Nugraha. 2005. Teknik Sampling. Bogor: Universitas Padjadjaran.

Sinaga, Bornok, M. Pd., Dr. Statistika. Medan: UNIMED.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono.2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D. Bandung:


Alfa Beta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.

Wiratna, V. Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT. Pustaka


Baru.

Anda mungkin juga menyukai