Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

DI KABUPATEN CIANJUR

Oleh : Endang S Thohari DESS.MSc (A-84)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup, pasal 8 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap
orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan linkungan hidup. Selanjutnya, UU No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup pasal 6 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap
orang berkewajiban emelihara kelestarian dan fungsi lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dimulai dari kalangan
dewan ekonomi dan social PBB pada waktu diadakannya peninjauan
terhadap “Hasil-Hasil Gerakan Dasawarsa Pembangunan Dunia Pertama”
(1960-1970) guna merumuskan strategi “Dasawarsa Pembangunan Dunia
Kedua” (1970-1980).
Pembicaraan tentang masalah lingkungan hidup ini diajukan oleh
wakil Swedia pada tanggal 28 Mei 1968, disertai dengan saran untuk
dijajaki kemungkinan guna menyelenggarakan suatu konferensi
Internasional mengenai lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Keadaan Lingkungan di Kabupaten Cianjur.

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari peulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
kondisi dan keadaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Cianjur.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup, adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan berhubungan timbal balik (Wikipedia). Lawan dari lingkungan
hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-
komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
Menurut Undang Undang RI No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi
ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan
Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya.
Lingkungan hidup merupakan suatu ruang yang terdiri dari dua
komponen utama, yaitu komponen materil dan non-materil.Komponen
materil menyangkut semua benda yang dapat diraba dan dilihat, seperti
manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan sebagainya.Komponen non-
materil terdiri atas benda-benda yang hanya dapat dirasakan
keberadaannya, misalnya perilaku social masyarakat, suhu, cahaya, dan
sebagainya.(Menurut Nadjamuddin R., dkk, 2013)
Adapun peranan lingkungan hidup bagi kehidupan manusia adalah
sebagai berikut.

2
1. Lingkungan sebagai sumber daya
Manusia membutuhkan lingkungan.Dengan demikian, lingkungan
merupakan sumber daya alam.Menurut Miller T.G. (dalam
Nadjamuddin, dkk, 2013) maksud dari sumber daya alam di sini
adalah segala bentuk materi dan energy yang diperoleh dari
lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2. Lingkungan sebagai kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia dapat dibagi secara hierarki dalam tiga
golongan, yaitu: kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidupnmanusiawi,
dan kebutuhan dasar untuk memilih.

2.2 Sejarah Lingkungan Hidup


Awalnya, Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dimulai dari
kalangan dewan ekonomi dan social PBB pada waktu diadakannya
peninjauan terhadap “Hasil-Hasil Gerakan Dasawarsa Pembangunan
Dunia Pertama” (1960-1970) guna merumuskan strategi “Dasawarsa
Pembangunan Dunia Kedua” (1970-1980).
Pembicaraan tentang masalah lingkungan hidup ini diajukan oleh
wakil Swedia pada tanggal 28 Mei 1968, disertai dengan saran untuk
dijajaki kemungkinan guna menyelenggarakan suatu konferensi
Internasional mengenai lingkungan hidup.
Pengaturan masalah lingkungan hidup dalam arti kata sempit
sebenarnya sudah cukup lama ada di Indonesia.Berbagai peraturan
perundang-undangan lain juga mengatur kegiatan-kegiatan di berbagai
sector yang langsung atau tidak langsung pada kaitannya dengan
lingkungan hidup.Tetapi usaha sistematis, komprehensif dan terarah untuk
melaksanakan pengaturan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara nasional baru ada pada tahun 1980-an.
Pada tahun 1982 lahir Undang-Undang No. 4 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam

3
Undang-Undang ini dirumuskan bahwa “Pembanguna berwawasan
lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan
mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan”.
Kemudian dalam pasal 33 ayat (3) UUD 45 1945 ditegaskan bahwa,
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tersebut, dijelaskan bahwa
Negara berhak untuk menguasai dan mengatur kekayaan Negara dan
memberikan kewenangan kepada Negara untuk:
1. Mengatur peruntukan, pengembangan, penggunaan, penggunaan
kembal, daur ulang, penyediaan,pengelolaan, dan pengawasan
sumber daya alam dan sumber daya buatan.
2. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan antara orang dan atau
subjek hukum lainnya terhadap sumber daya alam dan sumber
daya buatan tersebut.
3. Mengatur pajak dan retribusi lingkungan.
Arah pembangunan jangka panjang kedua dalam Gari-Garis Besar
Haluan Negara (selanjutnya, GBHN) Tahun 1993 bahwa pendaya gunaan
sumber daya alam sebagai pokok kemakmuran agar dilakukan secara
terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab, dan sesuai dengan daya
dukungnya dengan mengutamakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat serta memperhatikan kelestaria fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan. Arahan ini
kembali menegaskan secara eksplisit prinsip pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development).
Luasnya dimensi pengelolaan lingkungan hidup ini sehingga
pendekatan dilakukan secara multi dan interdisipliner dan lintas sektoral.
Aspek hukum merupakan salah satu sarana penunjang untuk
menyukseskan pembangunan tersebut disamping sara penunjang lainnya
berupa pendanaan dan kelembagaan.

4
a. Perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 menjadi Undang-
Undang No. 23 Tahun 1997.
Sejarah:
Tahun 1976 : Penyusunan RUU Lingkungan Hidup
Tahun 1979 : Dibentuknya Kelompok Kerja dan Aparatur
dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup.
Tahun 1982 : RUU Lingkungan Hidup disahkan menjadi
Undang-Undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Alasan diajukannya RUU Lingkungan Hidup salahsatunya adalah
karena Indonesia mulai memasuki tahap industrialisasi dengan
peningkatan pengembangan pertanian, sebagai bagian dari pelaksanaan
pembangunan secara bertahap yang bertujuan untuk :
1. Meningkatkan taraf hidup yang kuat untuk seluruh rakyat.
2. Meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan tahap
berikutnya.
Hal ini melandaskan pada pembangunan tanpa merusak lingkungan
serta mengelola sumber daya alam secara bijaksana menopang tahapan
pembangunan jangka panjang.
1. Pertimbangan digantikannya UU No. 4 Tahun 1982 degan UU No.
23 Tahun 1997.
Salah satu pertimbangan penetapan UU No. 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan LIngkungan Hidup No. 23 Tahun 1997
(Lembaran Negara Tahun 1997 No. 68 bab Tambahan Lembaran
Negara No. 3699) adalah bahwa penyelenggaraan pengelola
ligkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma
hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan
perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum
internasional yang berkaitan degan lingkugan hidup.

5
2. Dasar Konstitusional dan Kebijakan GBHN dan Repelita
Penjabarannya tercantum dalam keputusan Presiden RI No. 11
Tahun 1974 tentang Repelita II Bab IV mengenai Pengelolaan
Sumber-Sumber Alam dan Lingkungan Hidup. DIsempurnakan
dalam ketetapan MPR RI No. IV Tahun 1978 tentang Garis-Garis
Beasr Haluan Negara, dengan penjabaran yang lebih terperinci
dalam keputusan presiden RI No. 7 Tahun 1979 tentang Repelita II
Bab 7 tentang Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup,
yang mengetengahkan langkah-langkah pengelolaan yang akan di
tempuh selama Repelita III, antara Lain sadar pembinaan hukum
dan aparatur. Kebijaksanaan lingkungan dan penjabarannya
dicantumkan dalam GBHN dan repelita-repelita selanjutnya yang
senantiasa meningkat.

2.3 Keadaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Cianjur

Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat banyaknya lahan


pertanian yang beralih fungsi di wilayah Cianjur Utara membuat
prihatin banyak kalangan. Salah satunya datang dari sejumlah aktivis
lingkungan yang tergabung dalam Pemerhati Sosial dan Lingkungan
(Pasal) Cianjur. Mereka melakukan aksi gerakan moral peduli
lingkungan dengan cara membentang dan memasang spanduk pesan
moral, menyikapi kondisi lingkungan di wilayah Cianjur Utara.
banyaknya alih fungsi lahan di wilayah Cianjur Utara
mengakibatkan lingkungan rusak. Seperti lahan hijau dijadikan
perumahan mewah serta ada diantaranya yang dijadikan sebagai
penambangan pasir.Selama ini. Cianjur Utara merupakan kawasan
hijau dan resapan air untuk wilayah hilir. Itu tertuang dalam undang-
undang konservasi dan lingkungan hidup maupun..Keppres.

6
Hal ini juga bertentangan juga dengan pasal 33 Ayat (3) UUD 1945
yang menyatakan bahwa , “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Jelas bahwa merunut
pada pasal diatas telah menyalahi aturan perihal alih fungsi lahan
yang harusnya di kelola untuk lahan pertanian yang bias
mensejahterakan kehidupan masyarkat disana tetapi beralih fungsi
menjadi perumahan mewah. Pengalihan fungsilahan ini juga
berakibat pada pengaruh resapan air sumur dimana pasti banyak
menggunakan sumur bor yang kedalamanya melebihi batas normal
lebih dari 20 meter .
Kasus lainnya juga terjadi pada SPBU yang mencemari sumur warga
di daerah kampung Panyaweuyan Desa Ciherang Kecamatan Pacet.
Berdasarkan penelitian dari Dinas Lingkunhan Hidup di daerah RT.01
RW.01 tercemar limbah minyak. Pencemaran tersebut ada dua
indikator dari limbah minyak Biochemichal Oxygen Demand (BOD)
dan Chemical Oxygen Demand (COD).
Yang mengakibatkan kekurangan oksigen dan membuat kadar air
menjadi berbau.

Selain itu juga kajian terhadap ijin dari perusahaan tambang dan
logam masih minim, pengawasan dan evaluasi menganai dampak
lingkungan juga masih lemah dilakukan. Paslanya dari 64 perusahaan
tambang yang masih aktif beroperasi dan enam perusahaan logam
diantaranya baru 30% yang membuat dokumen upaya pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan upaya pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL). Data pemberian ijin baru menurut Dinas Pengelolaan Sumber
daya Air dan Pertambangan ada sebanyak 26 ijin yang dikeluarkan.
Namun dari daftar badan lingkungan hidup, ada 19 perusahaan yang
sudah membuat ijin. Hal ini menujukan untuk ijin-ijin galian C tidak
diperhatikan sebagai bagian yang penting oleh pemerintah setempat

7
saat memberikan ijin. Terutama di wilayah kecamatan Gekbrong dan
Cipanas ada puluhan galian C. Namun tidak terdaftar pada
perusahaan yang melakukan galian atau tambang. Kasus galian
seperti ini tidak ada peruahan dan berlangsung dari tahun ke tahun.
Kendala Pemkab Cianjur untuk menertibkan terkesan tidak ada reaksi
yang nyata seakan menutup mata.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Cianjur, Cahyo


mngatakan bahwa untuk perusahaan galian C masih minim kesadaran
untuk membuat kajian lingkungan. Para perusahaan diharuskan
membuat kajian lingkugan yang ditandai dengan dikeluarkannya surat
rekomendasi kelayakan lingkundan dari KLH Cianjur. Jika ijin yang
dikeluarkan sudah memenuhi persyaratan termasuk pembuatan
dokumen UKL/UPL namun untuk perpanjangan tidak seperti syarat
yang diberikan. Dan harus berkala sesuai dengna Undang-undang No.
23 Tahun 1997 tentang penglolaan Lingkungan Hidup tentang
pembuatan Pelaporan UKL/UPL .

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Lingkungan hidup merupakan suatu ruang yang terdiri dari dua
komponen utama, yaitu komponen materil dan non-materil.
2. peranan lingkungan hidup bagi kehidupan manusia, adalah sebagai
berikut:1) Lingkungan sebagai sumber daya, 2) Lingkungan
sebagai kebutuhan dasar manusia

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2014). Lingkungan Hidup, [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.-


org/wiki/Lingkungan_hidup. [22 Maret 2017].

Ramly, N., dkk. (2011). Kajian Lingkungan Hidup. Grafindo Khazanah


Ilmu: Palu.

Anda mungkin juga menyukai