Anda di halaman 1dari 8

Chapter 1 Community Development

Dalam bab 1 buku ini menjelaskan mengenai tujuan utama dari community development
adalah membantu masyarakat meningkatkan situasi sosial dan ekonomi mereka.
Pembangunan masyarakat berkaitan dengan kebijakan publik, tindakan pemerintah,
kegiatan ekonomi, pembangunan kelembagaan, dan jenis tindakan lain yang tidak hanya
mempengaruhi orang tetapi dapat dipengaruhi oleh orang.
Kompleksitas masyarakat yang berkembang dan saling ketergantungan antara komunitas
terkecil dengan ekonomi dunia membuat hampir tidak mungkin bagi individu yang
bekerja sendiri untuk memulai, melakukan, dan mempertahankan perubahan. Tetapi
dengan sedikit bantuan dari orang lain, sekelompok orang yang bekerja bersama dapat
memulai, melakukan, dan mempertahankan upaya untuk memperbaiki situasi mereka,
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi mereka.
Tujuan utama dari pengembangan masyarakat adalah membantu masyarakat
meningkatkan situasi sosial dan ekonomi mereka. Filosofi yang mendasarinya adalah
membantu orang menjadi subjek alih-alih objek, bertindak berdasarkan situasi mereka
alih-alih sekadar bereaksi. Pembangunan masyarakat berkaitan dengan kebijakan publik,
Tindakan pemerintah, kegiatan ekonomi, pembangunan kelembagaan, dan jenis tindakan
lain yang tidak hanya mempengaruhi orang tetapi dapat dipengaruhi oleh orang. Hal ini
terutama berkaitan dengan orang-orang sebagai stimulator dari proses tindakan sosial.
Dan berfokus pada elemen humanistik yang terlibat dalam perubahan dan bagaimana
perubahan tersebut berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan ekonomi.
community development terdiri dari dua konsep, yaitu “community” dan “development”,
yaitu:
a. Community didefenisikan sebagai masyarakat yang bertempat tinggal di dalam
wilayah geografi dengan batas-batas tertentu dan memiliki ikatan sosial dan psikologi
satu dengan yang lain dan dengan tempat dimana mereka tinggal.
b. Development mengisyaratkan perbaikan, pertumbuhan dan perubahan. Pembangunan
sebagai perbaikan cenderung lebih fokus pada transformasi sosial dan psikologis
dalam masyarakat dan komunitas. Pembangunan sebagai pertumbuhan berfokus pada
kemakmuran ekonomi, melibatkan transformasi teknologi dan ekonomi.
Ada tiga jenis pendekatan community development sebagai intervensi :
1) Self-Help (Pendekatan Swadaya)
2) The technical assistance (Bantuan Teknis)
3) The Conflict approaches (Pendekatan Konflik)
Definisi community development sebagai sekelompok orang bekerja bersama-sama di
dalam tatanan masyarakat pada keputusan bersama untuk menginisiasi sebuah proses
perubahan pada kondisi ekonomi, social, budaya dan lingkungan mereka. (Christensen
1989). Menurut PBB community development adalah suatu proses, baik usaha
masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan prakarsa sendiri, maupun
kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan
kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan berbagai komunitas itu kedalam
kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk memberikan sumbangan sepenuhnya
demi kemajuan bangsa dan negara, berjalan secara terpadu didalam proses tersebut.
Community Development dalam dunia Ekonomi
Terjadinya perubahan struktural yang bersifat tetap dari ekonomi dunia, Peter Drucker
(1986) mengidentifikasikan tiga perubahan kritis dunia yang terjadi, diantaranya:
1. Terpisahnya perkembangan ekonomi barang-barang primer dari ekonomi industry
2. Terpisahnya penciptaan lapangan kerja dari perkembangan ekonomi industry
3. Lepasnya kaitan ekonomi keuangan dengan ekonomi produksi dan perdagangan
Sudah saatnya masyarakat untuk mulai berpikir mendukung ekonomi dengan
memaksimalkan sumber daya yang unik berasal dari daerah masing-masing dan
kemudian mengembangkan pasar untuk mendukung perekonomian dunia. Pengembangan
masyarakat terbentuk dari dua kekuatan dalam masyarakat, dimana kekuatan pertama
adalah organisasi masyarakat (community organization) dan kedua adalah pengembangan
ekonomi (economy development). (sanders 1958). Dalam 30 tahun terakhir program
pengembangan masyarakat telah banyak dikembangkan di lembaga akademis lebih dari
delapan puluh universitas dan perguruan tinggi menawarkan program dalam
pengembangan masyarakat, bahkan banyak yang telah memiliki program master dengan
pilihan pengembangan masyarakat.

CHAPTER 2 THEME OF COMMUNITY DEVELOPMENT


Dalam buku ini, ada 3 tema utama pengembangan masyarakat, yaitu:
1. Self Help sebagai tema utama jurnal menekankan tentang kerja sama antar
msyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sendiri. Pada dasarnya, tema
Self-Help membantu masyarakat untuk belajar bagaimana mengatasi masalah
mereka sendiri. Peran fasilitator dalam kerjasama atau pendekatan self-help
adalah pendidikan dan organisasi, fasilitator sebaiknya membantu masyarakat
mengeksplorasi aksi alternatif organisasi dimana seringkali, fasilitator akan
berkontribusi pada aspek organisasi dengan membantu masyarakat belajar
bagaimana dalam kelompok dan saling bekerja bersama. Keuntungan
menggunakan pendekatan swadaya adalah bahwa orang itu sendiri yang
menentukan apa yang harus dilakukan; dalam prosesnya mereka belajar
bagaimana mencapai tugas tertentu dan bagaimana mencapai tujuan masa depan.

Tabel 2.2. Perbandingan 3 tema pengembangan masyarakat


Tema Peran Tugas/Orientasi Jenis Mitra Kecepatan Keberlangsungan
Fasilitator Proses Perubahan
Swadaya Fasilitator, Proses Kelas Lambat Unggul
(Self Edukator Menengah
Help)
Bantuan Konsultan Tugas Pemimpin, Sedang Baik
Teknis administrator
Konflik Penyelenggara Proses & Tugas Rakyat Cepat Lemah
miskin

2. Bantuan Teknis
Filosofi di balik tema perencanaan bantuan teknis adalah bahwa struktur menentukan
perilaku. Bantuan teknis menekankan pada penyelesaian tugas yang lebih bersifat
fisik. Peran ahli teknis atau perencana adalah untuk menilai situasi di suatu daerah.
dan, berdasarkan informasi teknis terbaik, untuk menyarankan pendekatan apa yang
paling layak secara ekonomi dan bertanggung jawab secara sosial untuk memperbaiki
situasi. Biasanya ini melibatkan semacam intervensi fisik. Sedangkan asisten teknis
dan perencana adalah teknisi dengan keahlian profesional khusus untuk merancang
dan mengembangkan proyek. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah federal
memerlukan upaya yang lebih besar untuk memasukkan input publik upaya seperti
itu. Keterlibatan publik diperlukan jika bantuan teknis akan diberi label
pengembangan masyarakat.

3. Konflik
Prosedurnya adalah untuk mengumpulkan orang-orang untuk mengartikulasikan
kebutuhan dan masalah mereka, untuk mengembangkan pemimpin adat, dan untuk
membantu mengatur kelompok aksi yang layak. Sementara tema selfhelp
menekankan orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan mereka, tema
konflik menekankan polarisasi kelompok berdasarkan isu-isu yang menonjol dan
merangsang konfrontasi antara pihak yang bertikai.
Pendekatan konflik dilakukan untuk menemukan pemecahan masalah dari terjadinya
konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaktif. Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat.
Konfrontasi biasanya digunakan untuk mencapai tujuan norma tertentu seperti
keadilan atau kesamaan dan, dalam proses, untuk mencapai tujuan tertentu seperti
pengurangan bentuk-bentuk diskriminasi pekerjaan, pengembangan peluang kerja
baru untuk kelompok-kelompok tertentu. Peran penengah konflik bukan untuk
memimpin, tetapi untuk membantu mengatur. Keuntungan dari tema konflik adalah
bahwa itu dapat mencapai perubahan dalam waktu yang sangat singkat.

Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian
masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan
tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi
masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya kemampuan
(pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang.

Penelitian
Penelitian sangat bermanfaat sebagai bahan analisis kebutuhan masyarakat. Melalui hasil
penelitian yang akurat dan terpecaya, dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan mengenai apa yang akan dilakukan selanjutnya. Selanjutnya dapat menjadi
teori atau asumsi baik mengenai kelemahan, atau kelebihan suatu metode. Selanjutnya
dapat dirumuskan program atau kegiatan yang akan dilakukan, utamanya mengenai
pemberdayaan masyarakat. Evaluasi lebih lanjut merupakan masalah untuk didiskusikan
dan sebagai nasihat daripada bidang dokumentasi dan studi. Implikasi community
development lebih bersifat bagaimana proses evaluasi dari community development itu
sendiri di masyarakat.

CHAPTER 3 SELF HELP APPROACH


Konsep Self Help
Swadaya didasarkan pada premis bahwa orang bisa, akan, dan harus bekerja sama untuk
memecahkan masalah masyarakat. Self-help adalah strategi pembangunan masyarakat.
Merupakan perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah dari
masyarakat khususnya kelompok masyarakat kecil (Christenson dan Robinson 1980).
Jadi pendekatan self-help tidak hanya menekankan apa yang dicapai komunitas, tetapi
yang lebih penting, bagaimana proses mencapai itu. Penekanan pengembangan
masyarakat pada swadaya muncul sebagai komponen dari strategi modernisasi bertujuan
untuk meningkatkan kondisi hidup sementara pada saat yang sama advokasi versi
demokratis pemberdayaan, tapi dalam rangka memelihara stabilitas politik. Di banyak
tempat di mana strategi self-help dimulai, bahwa rasa fatalisme dimana
dengan menanamkan gagasan bahwa orang-orang biasa bisa campur tangan dalam
membentuk nasib mereka sendiri, energi kreatif yang besar akan dimunculkan.
Kegagalan dan kesuksesan kadang terjadi, tapi pengalaman ini memberikan kontribusi
untuk perbaikan prosedur self-help yang digunakan oleh pekerja pembangunan
masyarakat. Self Help di negara Industri lebih bersifat dalam bentuk pembangunan sosial.
Pembangunan sosial tidak dianggap sebagai iringan pertumbuhan ekonomi dan
kecanggihan teknologi. Sedangkan perspektif self-help menekankan semangat kerja sama
antara anggota masyarakat.

Self Help sebagai Ideologi


Penting untuk menyadari bahwa self-help itu sendiri merupakan ideologi, misalnya yang
yang diwujudkan dalam praktik, baik formal dan kelembagaan. Self-help terus
menekankan bahwa mengajak orang bersama-sama untuk membahas berbagai
keprihatinan mereka akan menyebabkan perjanjian yang dicapai dan rencana aksi yang
dibuat dan dilaksanakan. Gagasan bahwa orang tertarik, termotivasi dan ingin terlibat jika
tidak ada hambatan struktural untuk partisipasi mereka. Tetapi berdasarkan pengalaman
partisipasi masyrakat dalam proses pengambilan keputusan terkadang kurang efisien
karena membutuhkan waktu lama untuk mecapai kata sepakat. masalah masyarakat
sering menjadi masalah teknis, pemimpin dan pejabat masyarakat merasa lebih mudah
dan lebih “efisien” untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan tanpa banyak
masukan masyarakat, kecuali ada diatur oposisi. Keadaan kontemporer ini menciptakan
beberapa tantangan bagi pekerja pengembangan masyarakat atau siapa saja yang ingin
menggalang partisipasi yang lebih luas dalam upaya swadaya.
Dampak dari menurunnya otonomi masyarakat adalah adanya kebutuhan dalm
masyarakat untuk sadar akan pengaruh eksternal untuk membatasi pilihan mereka
sehingga dapat diperhitungkan oleh para pengambil keputusan. Disini lah peran
pendidikan untuk mampu mengubah pola pikir masyarakat.

Self Help sebagai proses dalam masyarakat


Model self-help sering disajikan sebagai proses mandiri yang inisiatif swadaya terbatas
pada masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan hanya sumber daya
ditemukan dalam masyarakat. Idealnya pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah
proses mikro-tingkat memobilisasi sumber daya masyarakat yang secara definisi kecil,
kurus dan lokal, menggunakan teknologi sederhana. Seiring dengan perkembangan
zaman, masyrakat telah menjadi lebih heterogen, masyarakat yang tinggal berdekatan
tidak menjamin bahwa mereka memiliki kepentingan dan kenyakinan yang sama.
Awal upaya swadaya mungkin perlu secara eksplisit ditujukan untuk menentukan apa,
jika ada, kepentingan bersama ada di suatu daerah. Perlu untuk memulai dengan
pertemuan yang melibatkan wakil-wakil dari kelompok kepentingan khusus yang
berbeda. Sama pentingnya adalah menentukan apa konflik kepentingan ada di antara
kelompok-kelompok ini, karena konflik tersebut akan merugikan potensi kerjasama untuk
mencapai tujuan komunitas yang lebih besar.
Model swadata memerlukan partisipasi masyakat sedangkan untuk memperluas
partisipasi masyrakat diperlukan sebuah keterampilan untuk mampu mengajak
masyarakat berpartisipasi. Walaupun sebenarnya terdapat peluang besar untuk
berpatisipasi, karena nilai dasar dan keyakinan dari swadaya adalah bahwa "orang
memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang berpengaruh pada kesejahteraan
mereka.
Ideologi swadaya meliputi prinsip bahwa orang akan mendukung apa yang telah mereka
bantu untuk menciptakan. Tapi sebaliknya jika orang tidak memiliki kesempatan untuk
memiliki peran dalam mendefinisikan masalah, mereka akan memiliki probabilitas yang
lebih tinggi dari hal ini tdk memberi jaminan dan bahkan mungkin menentang apa yang
telah dikembangkan.

CHAPTER 4 PENDEKATAN BANTUAN TEKNIS


Bantuan teknis mungkin secara luas didefinisikan sebagai penyediaan "program,
kegiatan, dan layanan. untuk memperkuat kapasitas penerima guna meningkatkan kinerja
mereka sehubungan dengan fungsi yang melekat atau ditugaskan" menurut (Wright
1978).
Asisten Teknis Sebagai Pendekatan Perubahan Yang direncanakan. Untuk tujuan analitis,
dimungkinkan untuk membuat profil praktik profesional. Dalam pendekatan ini,
masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang kompleks dengan struktur fungsional
khusus yang diatur oleh figur atau otoritas yang sah. Perubahan tidak bisa dihindari,
tetapi tujuannya harus untuk memperbaiki struktur saat ini daripada menggantinya
dengan struktur baru. Otoritas birokrasi dihormati dengan baik dan konflik dianggap
sebagai proses yang tidak berfungsi.
Bantuan Teknis sebagai Pengembangan Masyarakat: Bidang Minat
Bantuan teknis ada di kedua ujung kontinum: ada sebagai mode non-pembangunan dan
pembangunan dari perubahan yang direncanakan. Di satu sisi, bantuan teknis melibatkan
penerapan bantuan, teknologi, informasi, atau cara berpikir pada komunitas. Keterlibatan
komunitas, paling umum, penampilan atau legitimasi; paling buruk, itu melayani tujuan
kooptasi. Sebaliknya, sebagai mode pembangunan, ini adalah pendekatan yang vital dan
perlu untuk pengembangan masyarakat: penerima membutuhkan bantuan, donor dapat
dan bersedia memberikannya, dan penerima mengatur proses bantuan dengan cara
melindungi diri sendiri.
Bantuan Teknis sebagai Pendekatan yang Tepat untuk Pengembangan Masyarakat
Konsep kesesuaian menempati tempat sentral dalam kosakata pengembangan komunitas.
Sulit, dan mungkin sulit, untuk membahas secara harfiah aspek apa pun dari
pengembangan masyarakat dengan menunjuk pada cara yang salah, terbaik, atau benar
dalam melakukan sesuatu.
Praktik pengembangan komunitas yang berhasil mensyaratkan praktisi secara selektif
mengambil dari perangkat keterampilan, strategi, dan taktik mereka. Memang, mampu
menganalisis situasi dan menentukan bagaimana melakukan pengadaan yang tepat adalah
keterampilan pengembangan masyarakat yang penting.
Pelaksanaan Bantuan Teknis yang Efektif dapat dengan menggunakan teknologi tepat
guna. Technlogy yang tepat dapat didefinisikan sebagai cara berpikir tentang perubahan
teknologi, menyadari bahwa alat dan teknik dapat berkembang di sepanjang jalur yang
berbeda dan menuju tujuan yang berbeda. Ini mencakup keyakinan bahwa komunitas
manusia dapat berperan dalam memutuskan seperti apa masa depan mereka, dan bahwa
pilihan alat dan teknik adalah bagian penting dari ini.

CHAPTER 5 PENDEKATAN KONFLIK


Konflik sosial adalah ancaman perilaku oleh satu pihak yang diarahkan pada hak
teritorial, kepentingan, atau keistimewaan pihak lain. Ancaman ini biasanya diarahkan ke
arah membatasi atau menghilangkan satu akses untuk beberapa sumber daya atau tujuan
(Robinson 1972). Seringkali, proses konflik dapat diatur menjadi segmen-segmen yang
nyata, dan kemudian dianalisis dan disederhanakan dalam kaitannya dengan perilaku
yang diarahkan pada wilayah.
Konflik komunitas melibatkan dua atau lebih pihak dengan tujuan yang tidak sesuai yang
terkait dengan keterikatan nilai tertentu. Perilaku salah satu pihak mengancam tujuan dan
wilayah pihak lain, dan dua pihak bersaing dengan berbagai tingkat kepentingan dan
kekuasaan.
Fungsi Konflik:
 Konflik memungkinkan perselisihan dan ketidakpuasan internal untuk muncul ke
permukaan dan memungkinkan kelompok untuk merestrukturisasi dirinya sendiri
atau untuk menangani ketidakpuasan.
 Konflik menyebabkan munculnya norma-norma baru dari perilaku yang sesuai
dengan memunculkan kekurangan.
 Konflik menyediakan cara untuk memastikan kekuatan struktur kekuasaan saat
ini.
 Konflik dapat bekerja untuk memperkuat batas-batas antara kelompok-perbedaan
yang lebih tajam antara kelompok-kelompok tersebut muncul.
 Konflik menciptakan ikatan antara kelompok yang terstruktur secara longgar -
pembangkang yang mempersatukan dan elemen yang tidak terkait.
 Konflik berfungsi sebagai stimulus untuk mengurangi stagnasi. Konflik dapat
mengubah masyarakat.

Etika dan Strategi dalam Konflik Komunitas


Strategi yang digunakan dalam situasi konflik ditentukan oleh orientasi nilai
seseorang terhadap konflik sebagai proses perubahan yang layak. Jika konflik dilihat
sebagai proses sosial fungsional, seseorang cenderung berkomitmen padanya sebagai alat
yang berguna untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Mengelola konflik mungkin
merupakan peran yang paling tepat untuk profesional pengembangan masyarakat. Karena
konflik tidak bisa dihindari, mengatasinya secara kreatif sangatlah penting. Dalam
beberapa tahun terakhir, banyak lembaga dan organisasi telah didirikan untuk membantu
kelompok masyarakat menangani konflik.
Mediator harus memahami sifat konflik untuk membantu musuh mengembangkan
penyesuaian. Pembujuk tidak langsung harus mampu menafsirkan konflik secara teoritis
dan operasional, memahami proses kelompok, dan pengalaman bekerja dengan
kelompok. Mediator harus mencari dan menerima umpan balik tentang kegunaan dan
efektivitas teknik dan perilaku mereka.

Chapter 6 PROFESSIONAL COMMUNITY DEVELOPMENT ROLES


Tugas dan fungsi
Community Development Professional menekankan pada identifikasi
masalah, pencarian fakta, analisis alternatif, hibah, dan implementasi proyek.
Keberhasilan diukur dalam hal perbaikan dalam lingkungan fisik dan kelembagaan,
berdasarkan pada asumsi bahwa perubahan kondisi lingkungan menghasilkan
peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu, keberhasilan Community Development
workers ini diukur dengan keterampilan mereka dalam membawa perubahan
tersebut.
Berdasarkan perspektif City and Regional Planning, Meyerson (1956)
berpendapat bahwa Community Development Professional memiliki lima fungsi dan
tugas, yakni central intelligence, pulse taking, klarifikasi kebijakan, mengembangakan
detail perencanaan, dan review umpan balik. Cooperative Extension Service
mengidentifikasi Community Development Professional dalam enam fungsi, yaitu
menyediakan bantuan analitis dan teknis, membantu mengidentifikasi masalah komunitas
dan mengembangkan tujuan, mengidentifikasi konsekuensi dari alternatif, menjembatani
hubungan dengan pihak luar, merangsang interaksi komunitas, dan menyatukan
keragaman komunitas.

Bennett (1973) mengembangkan fungsi Community Development Professional dalam


lima fungsi dasar, yakni:
1) Konsultan Proses (Process Consultant). Peran konsultan proses berfokus pada
bagaimana penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, pengorganisasian, dan
implementasi dengan mengembangkan dan menerapkan strategi.
2) Konsultan Teknis (Technical Consultant). Konsultan teknis menyediakan informasi,
pengetahuan, dan (tujuan) perspektif kepada masyarakat dalam rangka
mengembangkan komunitas.
3) Penasihat Program (Program Advocate). Ketika Community Development
Professional mengajukan suatu rencana aksi, mereka melakukan perannya sebagai
penasihat program. Profesional menganalisis situasi dan memutuskan apa alternatif
terbaik bagi masyarakat.
4) Organizer. Dalam fungsi ini Community Development Professional melakukan
pengaturan atau pengorganisasian aksi untuk pengembangan komunitas.
5) Penyedia Sumber Daya (Resource Provider). Community Development Professional
berperan untuk menghubungkan suatu komunitas dengan sumber keuangan (financial
resources).

Community Development Professional bekerja dengan berbagai macam klien. Ketepatan


individu atau kelompok sebagian besar ditentukan oleh keputusan yang dibuat, aksi yang
dilakukan dan orang yang terlibat dalam proses. Dalam hubungannya dengan komunitas,
Community Development Professional sebagian besar melakukan hubungan dengan
sejumlah kecil orang. Community Development Professional umumnya bekerja dengan
orang-orang yang memiliki pengaruh besar terhadap komunitas mereka. Penting disini
seorang profesional untuk mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan pribadi
melainkan berdasarkan pertimbangan mereka terhadap kepentingan klien (komunitas).

Kemampuan penting yang harus dimiliki seorang professional community development


yang sukses menurut Cohen (1980) adalah fleksibilitas, toleransi terhadap ambiguitas,
akal sehat, ketekunan dan kerendahan hati.
Ciri-ciri pribadi yang diinginkan untuk dimiliki oleh seorang profesional adalah sifat
yang adil, kemauan untuk mendengarkan, dan pengetahuan tentang seni negosiasi dan
kompromi (Huie dan Crouch, 1980).
Peranan pengembangan komunitas dipengaruhi oleh konteks organisasi dimana
profesional bekerja. Suatu organisasi menetapkan pola interaksi diantara anggotanya dan
menempatkannya dalam berbagai posisi dengan kewenangan tertentu dalam berhubungan
dengan anggota lain.
Masalah pengembangan umumnya bersifat kompleks, sehingga membutuhkan input
banyak profesional. Sebagian besar usaha pengembangan memerlukan sedikitnya
spesialis dalam perencanaan, pembiayaan, perancangan dan organisasi. Iklim
interorganisasi dalam suatu komunitas memengaruhi peranan Community
Development Professional.
Isu Kontemporer yang dihadapi oleh Community Development Professional
1. Sertifikasi dan akreditasi. Masalah sertifikasi lebih bersifat individual, sementara
akreditasi ditujukan untuk institusi penyelenggara program pelatihan. Alasan yang
paling sering dikemukakan untuk sertifikasi adalah jaminan kualitas (quality
assurance). Manfaat sertifikasi ini adalah untuk melindungi klien dari praktisi yang
tidak sesuai dengan standar (unqualified), meningkatkan prestise dari profesional atau
institusi, dan merangsang profesional untuk terus memberikan yang terbaik untuk
klien.
2. Changing Role. Peranan Community Development Professional dibentuk oleh sifat
pengembangan komunitas itu sendiri. Keahlian teknis baru dibutuhkan sesuai dengan
peningkatan kompleksitas suatu komunitas. Komunitas telah berubah dari komunitas
tempat tinggal dan pemimpin yang berpartisipasi penuh dalam seluruh permasalahan
komunitas menjadi komunitas yang lebih luas yang terbagi dalam sektor-sektor
(ekonomi, pendidikan, kesehatan). Peranan Community Development Professional
dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
3. Kelahiran kembali community development. Profesi pengembangan komunitas
sedang mengalami masa transisi. Jumlah Community Development Professional terus
mengalami penurunan, sejalan dengan penurunan keanggotaan dalam Community
Development Society. Akan tetapi, sekarang ini perkembangannya pengembangan
komunitas mengalami kelahiran kembali. Agensi dan komunitas telah menyadari
pentingnya peranan yang dijalankan oleh Community Development Professional.
Community Development Professional dapat menyediakan solusi teknis untuk
permasalahan komunitas, tapi selain itu mereka juga membantu pertumbuhan
individu dan mengembangkannya menjadi warga yang bertanggung jawab yang
dapat berfungsi secara optimal dalam komunitas. Profesi pengembangan komunitas
tidak hanya menyediakan solusi teknis, melainkan cara berpikir dan metode bekerja.

Anda mungkin juga menyukai