Anda di halaman 1dari 1

Paradigma endogen muncul dengan pandangan mendasar bahwa pembangunan terlalu

mengandalkan kekuatan luar, berskala besar dan berunit nasional, serta tidak berbasis pada
kekuatan masyarakat yang mengalami pembangunan itu. Paradigma endogen mengusulkan
agar pengetahuan yang melandasi arah dan kecepatan perubahan sebuah lokalitas hendaknya
berasal dari pengalaman lokalitas itu sendiri. Paradigma ini muncul pertama kali tahun 1975
melalui laporan Yayasan Dag Hammarskjold yang menyimpulkan bahwa model pembangunan
selama ini telah gagal menghapus kemiskinan dan gagal pula dalam mempertahankan
sustainabilitas secara ekologis. Direkomendasikan bahwa pembangunan harus bersifat
endogenous, self-reliance dan ramah lingkungan. Ideologi pembangunan bagi paradigma
endogen adalah partisipasi, kerjasama, harmoni dan interkoneksitas. Untuk mencapai tujuan
dan sasarannya, sarana pembangunan yang dianggap ideal adalah pengembangan dan
popularisasi teknologi tepat guna, pembangkitan kesadaran warga dan penguatan organisasi
masyarakat, pemberdayaan ekonomi local berkelanjutan, serta reformasi struktur sosial dan
politik. Dibanding empat paradigma lain, paradigma endogen lebih komprehensif dalam
menjawab masalah pembangunan sehingga lebih bersifat multiparadigmatik. Dalam paradigm
endogen, pertumbuhan ekonomi, masalah ketergantungan, kerusakan lingkungan, pemenuhan
kebutuhan dasar, dan pembebasan manusia dari ketertindasan, semua diakomodasi dengan
satu prinsip yaitu inisiatif dan sumberdaya perta-tama harus datang dari dalam masyarakat itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai