Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERKULIAHAN 12 (Prof.

Arifuddin Akil)
NAMA : INDRAWATI
NIM : P022201037

1. Jelaskan pendapat anda tentang tahapan terjadinya proses perkembangan kota


dari era tradisional menuju era modern, dilihat dari sisi perkembangan
masyarakatnya. Hal ini juga bisa dikaitkan dengan perkembangan Revolusi
Industri dari 1.0 s/d 4.0. atau revolusi Social dari 1.0 s/d 5.0 saat ini.
Jawab :
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang kehidupannya masih kental
akan adat istiadat didaerah tertentu. Sedangkan masyarakat Modern adalah
masyarakat yang sebagian besar warganya memiliki orientasi nilai budaya yang
berarah pada kehidupan dalam peradaban masa kini. Dalam hal ini ada suatu
peristiwa yang terjadi dalam proses perubahan yang disebut modernisasi yaitu
mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra
modern dalam arti teknologi serta organisasi organisasi sosial menuju pola
ekonomis dan politik yang menjadi ciri-ciri sebuah negara yang stabil. Perbedaan
antara masyrakat tradisional dan masyarakat modern dapat dilihat dari pola
pemikiran mereka, kebudayaan, kepercayaan yang mereka anut, dari segi tempat
tingal, alat yang mereka gunakan, pakaian yang mereka kenakan, bahasa yang
mereka gunakan, kehidupan sosialnya, alat komunikasi dan transformasi. Namun
dampak negatif dari modernisasi adalah luntur atau pudarnya norma atau nilai-
nilai dalam masyrakat tertentu tak lepas dari globalisasi yang menyebabkan
masyarakat modern cenderung lebih mementingkan kehidupan pribadi mereka
tanpa memperdulikan masyarakat banyak.
Prosesnya :
Desa tidak begitu saja dapat menjadi desa tanpa adanya tahapan-tahapan
perkembangan desa tersebut. Dari awal sejak masih lahan kosong, hingga
ditempati beberapa orang, yang kemudian menjadi masyarakat dan akhirnya
menjadi desa, itu membutuhkan beberapa tahapan dan waktu yang cukup lama.
Ada beberapa tahapan yang dapat menjadikan suatu pemukiman yang primitif
menjadi post-modern. 
1. Tahap Primitif, ketika masyarakat (sekelompok orang) masih primitif dan
masih bertempat tinggal berpindah pindah, mereka mencari makan dengan
cara berburu dan meramu. Hanya memburu hewan-hewan dan mengambil
makanan dari tumbuhan dari yang dilewatinya, membuat mereka harus
berpindah pindah dari goa ke goa untuk mencari persediaan makan yang
baru. Ditahap primitif ini untuk mencari seorang kutua atau pemimpin mereka
adalah denagn mencari siapa yang terkuat, karena hanya yang terkuatlah
yang dapat mempertahankan diri dan mendapatkan hasil buruan yang
banyak.
2. Tahap Tradisional, yaitu dimana mereka sudah tidak berpindah pindah lagi
antar goa-goa dan lebih memilih untuk menetap disatu tempat. Di tahap ini
mereka sudah menemukan cara bagaimana untuk dapat beternak dan
bercocok tanam sehingga untuk kebutuhan pangannya mereka dapat
mengolahnya sendiri. Membuka lahan untuk dijadikannya sebagai kebun dan
tempat hewan mulai dilakukannnya, dan siapa yang memiliki wilayah paling
luas dialah yang akan menjadi pemimpin dari kelompok tersebut.
3. Tahap Aristokrasi, mulai terjadi ketika masyarakat mulai mempercayai aspek
spiritual. Ditahap ini orang-orang mulai mempercayai adanya kekuatan-
kekuatan magis yang tak kasat mata dan juga mempercayai adanya Ruh
yang menciptakan dan mengawasi mereka. Kemudian mulailah muncul istilah
kesaktiaan yaitu orang-orang yang memiliki ilmu sakti atau terkadang juga
ada istilah  sebagai Tangan Tuhan atau Utusan Ruh yang diyakini memiliki
kukatan tertentu. Semakin sakti seseorang maka semakin dipercaya
masyarakat untuk menjadi pemimpin untuk melindungi mereka, dan dalam
tahap ini pemimpin lebih dikenal sebagai Raja. Berbeda dari tahap
sebelumnya di tahap Aristokrasi ini sudah memiliki struktur masyarakat, dan
Raja memiliki beberapa orang lain untuk membantunya mengurus kerajaan.
4. Tahap Modern, tahap ini terjadi ketika jaman kerajaan sudah banyak yang
runtuh karena beberapa faktor seperti penggulingan oleh rakyatnya sendiri
akibat sifat raja yang sewenang wenenang, perang saudara, hingga adanya
penjajahan. Namun struktur desa sudah terbentuk jelas dan tidak mudah
untuk terpecah. Dan dari sisi lain mulai diadakannya revolusi industri yang
menyebabkan adanya perubahan struktur di masyarakat. Di tahap
industri/modernisasi ini sangat dipengaruhi oleh kemunculan mesin-mesin
yang dapat menciptakan suatu barang lebih cepat dan lebih efisien.
Perubahan struktur dimasyarakat di tahap ini cukup terlihat jelas, yaitu
hilangnya atau terkikisnya kekuasaan pemimpin seperti raja yang digantikan
oleh orang atau kelompok yang memiliki modal dan memiliki mesin yang
digunakan untuk memproduksi barang. Dan seseorang atau kelompok yang
memiliki modal, memiliki kedudukan yang tinggi, dan orang yang tidak
memiliki modal akan menjadi buruh bagi pemodal dan memiliki kedudukan
yang rendah. Disini banyak bermunculan tokoh tokoh penguasa baru dan
sangat terlihat bahwa adanya kesenjangan antara pemodal dan buruh
tersebut.
5. Tahap Post-Modernisme, dimana masyarakat sudah lebih baik dalam berfikir
tentang suatu kelompok dan memiliki unsur-unsur tata
kelola pemerintahan yang baik. Tahap ini merupakan koreksi atau perbaikan
dari tahap industri/modernisme, yang dimana tidak adanya kejelasan
kekuasaan dari seorang pemimpin dan tingginya tingkat  kesenjangan pada
saat itu. Pada tahap Post-Modernisme ini ingin menciptakan struktur sosial
yang baik, maka dari itu pada pemilihan pemimpin disini lebih menggunakan
sistem demokrasi dengan cara pemilihan suara yang dimaksudkan agar
terciptanya kesejahteraan sosial yang merata.
Dari kelima tahap tersebut, tidak semua pemukiman atau desa mencapai
tahap Post-Modernisme ataupun Modernisme meskipun dijaman sekarang
ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adat atau tradisi yang
ketat, lingkungannya yang jauh dari peradaban, tidak adanya mobilisasi
penduduk atau hal lainnya yang dapat membuat sebuah pemukiman menjadi
statis. 
2. Jelaskan pendapat anda tentang tahapan perkembangan kota secara fisik, dari
wujud perumahan (dalam bentuk kelompok rumah) menjadi wujud permukiman
atau kota.
Jawab :
Perkembangan fisik kota pada dasarnya dipengaruhi oleh kegiatan yang
berlangsung, dimana perkembangan kegiatan tersebut akan berpengaruh pada
perkembangan kota. Sebelum memiliki tempat tinggal yang tetap, manusia
hidup berpindah-pindah. Kehidupan mereka semakin berkembang lalu membuat
rumah permanen. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membentuk
sekelompok rumah atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan. Kemudian dari kawasan hunian tersebut membentuk
elemen fisik seperti jalan dan ruang publik sehingga berkembang menjadi suatu
permukiman atau kota. Patrick Geddes membagi tahapan perkembangan kota
secara fisik :
1. Tahap Eopolis, wilayah yang baru berkembang dan telah diatur menjadi kota
baru
2. Tahap Polis, kota yang memiliki sifat agraris, pusat keagamaan dan
pemerintahan
3. Tahap Metropolis, kota besar yang perekonomiannya mengarah ke sektor
industri
4. Tahap Megapolis, beberapa kota metropolis yang berdekatan membentuk
jalur perkotaan sangat besar
5. Tahap Tyranopolis, kota yang kehidupannya penuh kerawanan sosial seperti
kemacetan dan kriminalitas yang tinggi.
6. Tahap Nekropolis, kota yang mengalami kehancuran peradaban dan
mengarah menjadi kota mati.

Anda mungkin juga menyukai