1. Jelaskan pendapat anda tentang tahapan terjadinya proses perkembangan kota
dari era tradisional menuju era modern, dilihat dari sisi perkembangan masyarakatnya. Hal ini juga bisa dikaitkan dengan perkembangan Revolusi Industri dari 1.0 s/d 4.0. atau revolusi Social dari 1.0 s/d 5.0 saat ini. Jawab : Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang kehidupannya masih kental akan adat istiadat didaerah tertentu. Sedangkan masyarakat Modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya memiliki orientasi nilai budaya yang berarah pada kehidupan dalam peradaban masa kini. Dalam hal ini ada suatu peristiwa yang terjadi dalam proses perubahan yang disebut modernisasi yaitu mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi organisasi sosial menuju pola ekonomis dan politik yang menjadi ciri-ciri sebuah negara yang stabil. Perbedaan antara masyrakat tradisional dan masyarakat modern dapat dilihat dari pola pemikiran mereka, kebudayaan, kepercayaan yang mereka anut, dari segi tempat tingal, alat yang mereka gunakan, pakaian yang mereka kenakan, bahasa yang mereka gunakan, kehidupan sosialnya, alat komunikasi dan transformasi. Namun dampak negatif dari modernisasi adalah luntur atau pudarnya norma atau nilai- nilai dalam masyrakat tertentu tak lepas dari globalisasi yang menyebabkan masyarakat modern cenderung lebih mementingkan kehidupan pribadi mereka tanpa memperdulikan masyarakat banyak. Prosesnya : Desa tidak begitu saja dapat menjadi desa tanpa adanya tahapan-tahapan perkembangan desa tersebut. Dari awal sejak masih lahan kosong, hingga ditempati beberapa orang, yang kemudian menjadi masyarakat dan akhirnya menjadi desa, itu membutuhkan beberapa tahapan dan waktu yang cukup lama. Ada beberapa tahapan yang dapat menjadikan suatu pemukiman yang primitif menjadi post-modern. 1. Tahap Primitif, ketika masyarakat (sekelompok orang) masih primitif dan masih bertempat tinggal berpindah pindah, mereka mencari makan dengan cara berburu dan meramu. Hanya memburu hewan-hewan dan mengambil makanan dari tumbuhan dari yang dilewatinya, membuat mereka harus berpindah pindah dari goa ke goa untuk mencari persediaan makan yang baru. Ditahap primitif ini untuk mencari seorang kutua atau pemimpin mereka adalah denagn mencari siapa yang terkuat, karena hanya yang terkuatlah yang dapat mempertahankan diri dan mendapatkan hasil buruan yang banyak. 2. Tahap Tradisional, yaitu dimana mereka sudah tidak berpindah pindah lagi antar goa-goa dan lebih memilih untuk menetap disatu tempat. Di tahap ini mereka sudah menemukan cara bagaimana untuk dapat beternak dan bercocok tanam sehingga untuk kebutuhan pangannya mereka dapat mengolahnya sendiri. Membuka lahan untuk dijadikannya sebagai kebun dan tempat hewan mulai dilakukannnya, dan siapa yang memiliki wilayah paling luas dialah yang akan menjadi pemimpin dari kelompok tersebut. 3. Tahap Aristokrasi, mulai terjadi ketika masyarakat mulai mempercayai aspek spiritual. Ditahap ini orang-orang mulai mempercayai adanya kekuatan- kekuatan magis yang tak kasat mata dan juga mempercayai adanya Ruh yang menciptakan dan mengawasi mereka. Kemudian mulailah muncul istilah kesaktiaan yaitu orang-orang yang memiliki ilmu sakti atau terkadang juga ada istilah sebagai Tangan Tuhan atau Utusan Ruh yang diyakini memiliki kukatan tertentu. Semakin sakti seseorang maka semakin dipercaya masyarakat untuk menjadi pemimpin untuk melindungi mereka, dan dalam tahap ini pemimpin lebih dikenal sebagai Raja. Berbeda dari tahap sebelumnya di tahap Aristokrasi ini sudah memiliki struktur masyarakat, dan Raja memiliki beberapa orang lain untuk membantunya mengurus kerajaan. 4. Tahap Modern, tahap ini terjadi ketika jaman kerajaan sudah banyak yang runtuh karena beberapa faktor seperti penggulingan oleh rakyatnya sendiri akibat sifat raja yang sewenang wenenang, perang saudara, hingga adanya penjajahan. Namun struktur desa sudah terbentuk jelas dan tidak mudah untuk terpecah. Dan dari sisi lain mulai diadakannya revolusi industri yang menyebabkan adanya perubahan struktur di masyarakat. Di tahap industri/modernisasi ini sangat dipengaruhi oleh kemunculan mesin-mesin yang dapat menciptakan suatu barang lebih cepat dan lebih efisien. Perubahan struktur dimasyarakat di tahap ini cukup terlihat jelas, yaitu hilangnya atau terkikisnya kekuasaan pemimpin seperti raja yang digantikan oleh orang atau kelompok yang memiliki modal dan memiliki mesin yang digunakan untuk memproduksi barang. Dan seseorang atau kelompok yang memiliki modal, memiliki kedudukan yang tinggi, dan orang yang tidak memiliki modal akan menjadi buruh bagi pemodal dan memiliki kedudukan yang rendah. Disini banyak bermunculan tokoh tokoh penguasa baru dan sangat terlihat bahwa adanya kesenjangan antara pemodal dan buruh tersebut. 5. Tahap Post-Modernisme, dimana masyarakat sudah lebih baik dalam berfikir tentang suatu kelompok dan memiliki unsur-unsur tata kelola pemerintahan yang baik. Tahap ini merupakan koreksi atau perbaikan dari tahap industri/modernisme, yang dimana tidak adanya kejelasan kekuasaan dari seorang pemimpin dan tingginya tingkat kesenjangan pada saat itu. Pada tahap Post-Modernisme ini ingin menciptakan struktur sosial yang baik, maka dari itu pada pemilihan pemimpin disini lebih menggunakan sistem demokrasi dengan cara pemilihan suara yang dimaksudkan agar terciptanya kesejahteraan sosial yang merata. Dari kelima tahap tersebut, tidak semua pemukiman atau desa mencapai tahap Post-Modernisme ataupun Modernisme meskipun dijaman sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adat atau tradisi yang ketat, lingkungannya yang jauh dari peradaban, tidak adanya mobilisasi penduduk atau hal lainnya yang dapat membuat sebuah pemukiman menjadi statis. 2. Jelaskan pendapat anda tentang tahapan perkembangan kota secara fisik, dari wujud perumahan (dalam bentuk kelompok rumah) menjadi wujud permukiman atau kota. Jawab : Perkembangan fisik kota pada dasarnya dipengaruhi oleh kegiatan yang berlangsung, dimana perkembangan kegiatan tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kota. Sebelum memiliki tempat tinggal yang tetap, manusia hidup berpindah-pindah. Kehidupan mereka semakin berkembang lalu membuat rumah permanen. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membentuk sekelompok rumah atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Kemudian dari kawasan hunian tersebut membentuk elemen fisik seperti jalan dan ruang publik sehingga berkembang menjadi suatu permukiman atau kota. Patrick Geddes membagi tahapan perkembangan kota secara fisik : 1. Tahap Eopolis, wilayah yang baru berkembang dan telah diatur menjadi kota baru 2. Tahap Polis, kota yang memiliki sifat agraris, pusat keagamaan dan pemerintahan 3. Tahap Metropolis, kota besar yang perekonomiannya mengarah ke sektor industri 4. Tahap Megapolis, beberapa kota metropolis yang berdekatan membentuk jalur perkotaan sangat besar 5. Tahap Tyranopolis, kota yang kehidupannya penuh kerawanan sosial seperti kemacetan dan kriminalitas yang tinggi. 6. Tahap Nekropolis, kota yang mengalami kehancuran peradaban dan mengarah menjadi kota mati.