Anda di halaman 1dari 2

Pemikiran Mendasar Paradigma Dependensia

1. Paradigma Dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya, teori
ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh ECLA (United
Nation Economic Commission for Latin Amerika) pada masa awal tahun 1960-an. Lembaga
tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mampu menggerakkan perekonomian di negara-
negara Amerika Latin dengan membawa percontohan teori modernisasi yang telah terbukti
berhasil di Eropa.

2. Pada tahun 1950, Presbich menerbitkan karyanya yang berjudul The Economic


Development of Latin America and its Principal Problems. Teori Pembagian Kerja Secara
Internasional, didasarkan pada Teori Keunggulan Komparatif, membuat negara-negara di
dunia melakukan spesialisasi produksinya, sehingga negara didunia terpecah menjadi dua
kelompok, negara-negara inti yang menghasilkan barang industri dan negara-negara
pinggiran yang menghasilkan produksi pertanian. Menurut teori tersebut seharusnya
keduanya saling beruntung dan sama-sama kaya, tetapi kenyataan menunjukkan hal yang
sebaliknya.  Ini dikarenakan terjadinya penurunan nilai tukar dari komoditi pertanian terhadap
komoditi industri, yang akhirnya menimbulkan defisit neraca perdagangan secara terus
menerus. Atas dasar analisis, bila ingin keluar dari ketertinggalan ini, negara pinggiran harus
melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri subsitusi impor, dan campur pemerintah
perlu melindungi industri yang baru tumbuh ini melalui kebijakan proteksi, untuk
membebaskan negara-negara ini dari rantai keterbelakangannya.

3. Paradigma dependensia juga lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik
tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang. Dependensia
menyatakan bahwa sejumlah negara inti mengeksploitasi beberapa negara yang lebih lemah
demi kemakmuran mereka, sehingga sangat menekankan perlunya perubahan.

4. Paradigma dependensia merupakan kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada


hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Pandangan ini lebih berpengaruh
kepada negara ketiga atau negara kurang maju dalam kerugiannya, dan negara maju justru
berpengaruh dalam keuntungannya. Ada dua hal yang dalam keberpengaruhan tersebut.
Pertama Negara bekas jajahan (negara ketiga) dapat menyediakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam, semua hal itu menjadi investasi yang menguntungkan bagi negara
pertama (penjajah atau negara maju). Kedua, negara kurang maju (negara ketiga) dapat
menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju dan hal ini adalah kegiatan eksploitasi yang
menyebabkan negara-negara kurang maju mengalami kemiskinan terus-menerus.

Teori Pendukung Paradigma Dependensia

1. Teori spin-off oleh J. Galtung, menyatakan bahwa negara inti memproduksi komoditas
industri yang nilai tambah dan spin-off nya tinggi, sedangkan negara pinggiran memproduksi
produk pertanian yang nilai tambah dan spin-off nya rendah.
2. Teori Inti_Pinggiran oleh A.G. Frank, menyatakan bahwa ada dua kelompok negara di dunia
yaitu negara inti dan negara pinggiran. Akar dari kemiskinan dan keterbelakangan adalah
eksploitasi yang dilakukan oleh negara inti kepada negara pinggiran.

3. Teori Proses Ketergantungan oleh Dos Santos, menyatakan bahwa kemiskinan dan
keterbelakangan disebabkan oleh penghisapan surplus atas negara pinggiran melalui
pengembalian bantuan kapital/modal, teknologi dan SDM. Ketergantungan modal ditandai
dengan modal kembali ke Negara maju dalam bentuk pembayaran utang dan bunganya.
Ketergantungan teknologi dimana eksploitasi terjadi melalui pembayaran harga teknologi.
Ketergantungan SDM ditandai dengan eksploitasi melalui gaji tenaga ahli.

4. Teori Pemutusan Hubungan oleh Samir Amir, menyatakan bahwa putuskan hubungan
dengan negara inti kemudian mengelola SDA secara mandiri. Revolusinya adalah
menggulingkan rezim yang berkuasa dan pro negara inti, menggantikannya dengan rezim
anti Negara inti

5. Teori Pembangunan Bergantung oleh Hendrik Cardoso, menyatakan bahwa dibalik


eksploitasi ada pertumbuhan atau kemajuan yang dicapai Negara berkembang. Hubungan
antara Negara berkembang dengan Negara maju tidak perlu terputus yang penting dalam
ketergantungan itu kemajuan bias dicapai.

6. Teori Sistem Dunia oleh Immanuel Wallerstein menyatakan bahwa sistem dunia mengacu
pada pembagian kerja internasional, yang membagi dunia ke dalam negara-negara inti,
negara-negara semi-pinggiran, dan negara-negara pinggiran.

Paradigma Dependensia di Indonesia

1. Pada masa pemerintahan Soekarno, penolakan tawaran bantuan dari Amerika, membuat
situasi ekonomi sangat buruk dan terjadi G30S PKI
2. Pada zaman orde baru, muncul laporan Sritua Arief dan Adi Sasono yang menjadi suara
pinggiran yang kurang berpengaruh terhadap pemikiran main-stream pertumbuhan ekonomi
dengan mengandalkan bantuan asing pada saat itu.
Menurut mereka, pertumbuhan ekonomi di Indonesia  telah dibarengi pula dengan
melebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang akhirnya golongan miskin
bertambah miskin, mereka tidak menikmati pertumbuhan ekonomi.
3. Ketergantungan masih akan melekat dalam proses pembangunan di Indonesia. 
Penyebabnya adalah faktor luar, yang tidak berada di dalam jangkauan pengendalian kita.
Yang pada akhirnya, posisi ketergantungan ini akan membawa akibat lebih jauh berupa
keterbelakangan pembangunan ekonomi seperti yang sedang kita alami dan rasakan
sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai