Anda di halaman 1dari 12

Profil TPA cilowong

3.1.Deskripsi DLH kota serang


Dinas lingkungan hidup (DLH) kota serang dibentuk berdasarkan peraran walikota
serang nomor 15 tahun 2017 tentang perubahan kedudukan, susunan organisai, tugas dan fungsi
serta tata kerja dinas lingkungan hidup (DLH) kota serang pasal 3 menyebutkan bahwa : dinas
lingkungan hidup melaksanakan urusan pemerintaha daerah dibidang lingkungan hidup sesuai
dengan visi, misi dan program waliota sebagaiman aterjabarkan dalam rencana pembangunan
jangkah menengah daerah.
Dinas lingkungan hidup kota serang merupakan organisasi perangkat daerah yang
mendukung pada misi 3 walikota dan wakil walikota serang yang dicantumkan dalam priode
2013-2018 yaitu “ menyediakan prasarana dan sarana wilayah sebagai pendorong kemajuan
ekonomi dan kejahteraan rakyat, serta pengendalian tata ruang yang berwawasan lingkungan.”
Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA ), awalnya bernama Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah maka istilah
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dirubah menjadi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

TPA adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara
aman bagi manusia dan lingkungan.

Fungsi utama TPA adalah tempat pemrosesan akhir sampah.

Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Cilowong terletak di sekitar Kampung
Cikoak dan Kampung Pasir Gadung, Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang,
tepatnya disisi jalan Taktakan- Gunungsari. Jarak dari pusat Kota Serang ± 12 km, sedangkan
dengan permukiman terdekat ± 600 m’ dari Kampung Cikoak dan ± 1.500 m’ dari Kampung
Pasir Gadung Wadas dan yang terdampak dari pengelolaan sampah Cilowong + 200 m adapun
batas TPAS dengan lingkungan lainnya adalah sebagai berikut

- Sebelah Barat : Jalan Raya Taktakan - Gunungsari


- Sebelah Utara : Kebun Campuran milik masyarakat dan Pemukiman
- Sebelah Timur : Kebun Campuran milik masyarakat
- Sebelah Selatan : Kebun Campuran milik masyarakat
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Cilowong dibangun dan dioperasikan mulai
Tahun 1995 oleh Pemerintah Kabupaten Serang dengan luas awal 5,5 Ha., dan pada Periode
1995 – 2007 penambahan lahan seluas + 7 Ha.

Setelah keluarnya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang, TPAS Cilowong yang lokasinya berada di Kecamatan Taktakan Wilayah Kota Serang,
maka pada awal tahun 2009 pengelolaan TPAS Cilowong diserahkan dari Pemerintah Kabupaten
Serang kepada Pemerintah Kota Serang, akan tetapi penggunaannya untuk menampung sampah
baik dari wilayah Kota Serang maupun sampah dari wilayah Kabupaten Serang.

Saat ini status kepemilikan lahan TPAS Cilowong di bawah Pemerintah Kota Serang,

Pada tahun 2009, antara Pemerintah Kota Serang, Pemerintah Kabupaten Serang , PT. Enviro
Recycle Indonesia (ERI), dan PT. ERC mengadakan perjanjian kerjasama untuk pengelolaan
sampah di TPAS Cilowong. PT. ERI mengelola sampah menjadi kompos/pembuatan pupuk
organik, sedangkan PT. ERC mengelola gas methane menjadi energi listrik. Namun kerjasama
tersebut mengalami kendala sehingga sampai habis waktu kerjasama yang ditentukan tidak
berhasil sesuai yang telah diharapkan.

Pada tahun 2011 Pemerintah Kota Serang mengadakan penambahan lahan seluas 0,532 Ha, dan
Periode 2011 – 2013 penambahan lahan seluas 0,959 Ha, sehingga luas lahan TPAS Cilowong
keseluruhan sampai akhir 2019 seluas ± 14,2 Ha.

Pengelolaan TPAS Cilowong pada Tahun 2009 s/d Desember 2011 tugas pokok dan fungsinya
ada pada Seksi Pengelolaan Persampahan di bawah Bidang Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum.
Dengan adanya perubahan Struktur Organisasi di Pemerintah Kota Serang dengan terbentuknya
Dinas Tata Kota, dari awal tahun 2012 Pengelolaan sampah tugas pokok dan fungsinya ada pada
Seksi Penglolaan Persampahan dibawah Bidang Kebersihan Dinas Tata Kota. Pada bulan
September 2014 Seksi Pengelolaan Persampahan dirubah menjadi Seksi Pengawasan Dan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat, dan pada Tanggal 04 Desember 2014 TPAS Cilowong
statusnya berubah menjadi UPT TPAS Cilowong. Dan dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, tentang Perangkat Daerah, dari bulan Januari 2017 UPT
TPAS Cilowong dirubah menjadi UPT Kebersihan, dan pada tahun 2019 dirubah lagi menjadi
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Sampah di bawah Dinas Lingkungan Hidup
Kota Serang.

3.2.SARANA DAN PRASARANA TPAS CILOWONG


3.2.1.Bangunan :
- Kantor
- Bangunan Pabrik Kompos
- Gudang
- Jalan Operasi
- Pos Jaga
- Sel Penampungan Sampah
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
3.2.2.Peralatan, Alat Berat dan Kendaraan :
- Mesin Pengolahan Kompos : 1 Unit
- Mesin Pengolah Air Limbah : 3 Buah
- Whell Loader/Sovel : 1 Unit
- Buldozer : 1 Unit
- Excavator : 2 Unit
- Dump Truk : 1 Unit
- Mobil Pik Up : 2 Unit
- Sepeda Motor : 1 Unit

3.2.3.TENAGA KERJA
Tenaga Kerja sebanyak : 23 Orang
Terdiri dari :
- PNS : 2 Orang
- Tenaga Kerja Lepas (TKL)
- honorer : 21 Orang
3.2.4..PENANGANAN SAMPAH

Penanganan sampah di TPAS Cilowong Kota Serang dari tahun 2009 s/d. 2011 dikelola
oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Serang, dari tahun 2012 s/d. 2016 oleh Dinas Tata Kota Kota
Serang, dan mulai bulan Januari 2017 oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang.

TPAS Cilowong hanya menerima Sampah Rumah Tangga yaitu sampah yang berasal
dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik,
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, kawasan sosial, kawasan umum, dan/atau
fasilitas lainnya.

Secara umum sampah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dan pasar dari wilayah
Kota Serang dikumpulkan baik dengan menggunakan gerobak atau langsung masuk kedalam
truk kemudian dibawa ketitik pengumpulan atau pengalihan yang disebut Tempat Penampungan
Sampah Sementara (TPSS). Dari TPSS kemudian dilakukan pemindahan, biasanya secara
manual ke dalam truk yang lebih besar untuk di bawa ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPAS) Cilowong

3.4.METODE PENGELOLAAN SAMPAH

Metode pengelolaan sampah di TPAS Cilowong awalnya menggunakan sistem open


dumping yaitu sistem pembuangan sampah dilahan tanah lapang terbuka tanpa adanya
pengolahan/pengelolaan lebih lanjut.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,


pengelolaan sampah dengan sistem open dumping sudah tidak diperkenankan/dilarang. Dengan
adanya Undang-Undang tersebut, maka TPAS Cilowong mengubah sistem pengelolaan sampah
dari open dumping menjadi Lahan Urug Terkendali (control landfill) yaitu sampah disebar dan
dipadatkan lapis per lapis sampai ketebalan sekitar 450 m yang terdiri dari lapisan lapisan
sampah setebal sekitar 0,50 m yang digilas dengan Steel Wheel Compactor atau Buldozer paling
tidak sebanyak 3 sampai 5 gilasan sehingga menjadi sel sel sampah. Setelah terbentuk ketinggian
tersebut , timbunan kemudian ditutup dengan tanah penutup antara setebal minimum 20 cm.
Tinggi lapisan setinggi sekitar 5 m yang disebut sebagai 1 lift. Sebelum ditutup tanah, sampah
disemprot menggunakan bahan kimia EM4 khusus limbah untuk membantu pembusukan sampah
dan disemprot menggunakan bahan kimia Lanatte Dufon untuk mengurangi pengembang biakan
lalat, dilakukan pemasangan pipa pengumpul gas methane.

TPAS Cilowong selain melakukan pekerjaan utama yang meliputi:


Penimbunan/pemadatan sampah, Penutupan sampah menggunakan tanah, Pengolahan lindi, dan
Penanganan gas, juga melakukan pengurangan sampah yang ada di TPAS Cilowong dengan
pemanfaatkan kembali sampah organik menjadi kompos dan sampah plastik menjadi BBM.
3.5.TIMBULAN SAMPAH

1. Kota Serang

Dengan jumlah penduduk Kota Serang ± 650.000 Jiwa,dengan asumsi setiap jiwa
mengasilkan sampah 0,0025 m3/hari, maka timbulan sampah pada tahun 2019 di Kota Serang
sekitar 1.625 m3/hari. Sementara dengan sarana dan prasarana yang ada, Pemerintah Kota
Serang, mengangkut sampah ke TPAS Cilowong ± 600 m3/hari. Sedangkan yang dikelola atau
diangkut oleh pihak swasta ± 130 m3/hari. Sehingga dari timbulan sampah ± 1.625 m3/hari,
yang masuk ke TPAS Cilowong sekitar ± 730 m3/hari.

2. Kabupaten Serang
Sampah Kabupaten Serang yang masuk ke TPAS Cilowong, ditangani oleh
Pemerintah Kabupaten Serang ±220 m3/hari.
Dari dua wilayah yaitu Kota Serang dan Kabupaten Serang, total sampah yang
masuk ke TPAS Cilowong sebanyak ± 950 m3/hari.
Sejak dioperasikan mulai tahun 1995 s/d. akhir tahun 2018, berdasarkan catatan,
volume sampah yang tertampung di TPAS Cilowong sebanyak ± 3.229.379 m3, dengan
rincian sebagai berikut :

No
. Tahun Jumlah ( M3) Keterangan
1 1995 32.480 Pengelola oleh Kab. Serang
2 1996 42.840 Pengelola oleh Kab. Serang
3 1997 47.880 Pengelola oleh Kab. Serang
4 1998 52.920 Pengelola oleh Kab. Serang
5 1999 57.960 Pengelola oleh Kab. Serang
6 2000 60.340 Pengelola oleh Kab. Serang
7 2001 63.840 Pengelola oleh Kab. Serang
8 2002 65.870 Pengelola oleh Kab. Serang
9 2003 69.160 Pengelola oleh Kab. Serang
10 2004 73.360 Pengelola oleh Kab. Serang
11 2005 80.430 Pengelola oleh Kab. Serang
12 2006 85.255 Pengelola oleh Kab. Serang
13 2007 89.824 Pengelola oleh Kab. Serang
14 2008 99.373 Pengelola oleh Kab. Serang
15 2009 136.097 Pengelola oleh Kota Serang
16 2010 159.216 Pengelola oleh Kota Serang
17 2011 167.270 Pengelola oleh Kota Serang
18 2012 186.480 Pengelola oleh Kota Serang
19 2013 206.748 Pengelola oleh Kota Serang
20 2014 225.336 Pengelola oleh Kota Serang
21 2015 232.594 Pengelola oleh Kota Serang
22 2016 330.450 Pengelola oleh Kota Serang
23 2017 319.973 Pengelola oleh Kota Serang
24 2018 343.683 Pengelola oleh Kota Serang
25 2019 343.683 Pengelola oleh Kota Serang
3.229.37
Jumlah Total 9 `

3.6.BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH TPAS CILOWONG

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbangtek Ketenaga


Listrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi :

1. Berat Jenis Sampah di TPAS Cilowong rata-rata 227 kg/m3.

2. Komposisi Sampah

No
. Jenis Sampah Prosentase (%)
1 Sisa Makanan 65,00
2 Kertas, Karton dan Nappies 8,00
3 Kayu dan Sampah Taman 4,00
4 Kain dan Produk Tekstil 0,75
5 Karet dan Kulit 0,50
6 Plastik 20,00
7 Logam 0,50
8 Gelas 0,25
9 Lain-lain 1,00
Jumlah 100,00
3. Secara teknis sampah di TPAS Cilowong memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagai energi listrik.
TPAS Cilowong yang luasnya sekitar 14.200 M2 (14,2 Ha) terbagi menjadi beberapa
fasilitas yaitu :
1. Bangunan Kantor ± 125 M2
2. Bangunan Pabrik Kompos ± 7.000 M2
3. Gudang ± 75 M2
4. Jalan Operasi dan Saluran Air ± 15.000 M2
5. Sel A, B dan C sebagai penampung sampah ± 85.000 M2
6. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ± 6.000 M2
7. Pos Jaga ± 20 M2
8. Penghijauan/Bufferzone ± 7.000 M2
9. Sisa Lahan yang belum dipakai seluas ± 30.000 M2
merupakan lahan penyangga TPAS Cilowong.
Saat ini untuk menampung sampah yang datang ke TPAS Cilowong berada di Sel C dan
Sel B di atas sampah lama yang sudah ada.
Pada tanggal 1 Januari 2019, TPAS Cilowong mengalami musibah longsor yang
menimbulkan kerugian akibat kerusakan beberapa fasilitas yang sudah ada, antara lain
Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan saluran air (drainase) tertimbun
sampah,instalasi gas methane hancur, jalan dan jaringan listrik putus.
Selain merusak fasilitas milik Pemerintah, musibah longsor juga mengakibatkan
beberapa kebun milik warga di sekitar TPAS tertimbun sampah.
Saat ini TPAS Cilowong yang merupakan bagian dari Dinas Lingkungan Hidup sedang
berusaha menata kembali agar TPAS Cilowong bisa berfungsi lagi sebagaimana mestinya
antara lain membuat kolam kolam pengelolaan air limbah secara manual, memperbaiki
mesin pengolah limbah, memasang jaringan listrik, menata kembali sampah yang
longsor, membuat perencanaan untuk pembangunan IPAL, Jalan dan pemasangan batu
bronjong dan memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang tanah atau kebunnya
terkena dampak musibah longsor.
Untuk selanjutnya TPAS Cilowong selain digunakan untuk tempat pemrosesan sampah
juga akan digunakan pula sebagai tempat wisata edukasi.
Lokasi DLH dan TPAS cilowong kota serag.
Lokasi kantor dinas lingkungan hidup kota serang berada di sekitar jl. Letnan jidun no.05
kepandean, drangong, keamatan taktakan, kota serang, banten 42162, tepatnya berada disebelah
akademi keperawatan universitas sultan ageng tirtayasa.
Lokasi tempat pemrosesan akhir sampah(TPAS) cilowong terletak disekitar kampong
cikoak dan kampong pasirgadung, kelurahan cilowong, kecamatan taktakan, kota serang,
tepatnya disisi jalan- gunungsari. Jarak dari pusat kota serang ± 12 km, sedangkan dengan
permunkiman terdekat ± 600 m dari kampong cikoak dan ± 1,500 m dari kampong pasir gadung
wadas, lokasi TPAS cilowong dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar . lokaasi kerja praktek TPAS cilowong


Program kerja DLH kota serang
Pencapaian indicator kerja urusan bidang lingkungan hidup di uraikan dalam program kerja
sebagai berikut:
1. Program kerja pengolah persampahan
Pelaksanaa program pengembangan kinerja pengolah ersampahan dilaksanakan dengan 3
kegiatan yaitu:
a. Penyediaan prasarana dan sarana pengolahan persampahan kegiatan ini dilakanakan
dengan keluaran adalah tersedianya tempat pengolahan system 3R dengan realisasi 12
unit alat atau tercapai 100 %
b. Peningkatan oprasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan kegiatan ini
dilaksanakan dengan keluaran adalah terlaksanya peningkatan kebersihan dan
pelayanan kepada masyrakat dengan realisasi 52 ruas jalan atau tercapai 100%.
c. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan, pengolahan sampah dengan
system control ladfil dengan realisasi bulan atau tercapai 100%.
2. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup pelaksanan program
pengedalian pencemar dan perusakan lingkungan hidup dilaksanakan dengan 9 kegiatan
yaitu:
a. Koordinasi penilaian kota sehat/adipura, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluara
adalah terlaksananya koodinasi penilaian kota sehat/adipura dengan realisasi tercapai
100%.
b. Koordinasi penilaian langit biru, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluara adalah
terlaksananya updanting investarisasi gas rumah kaca dengan realisasi 1 dokumen
atau tercapai 100%.
c. Pemantauan kualitas lingkungan, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran yaitu
terlaksananya analisis kualitas lingkungan dengan realisasi 1 dokumen atau tercapai
100%.
d. Pengawasan pelaksanakan pengawasan bidang lingkungan hidup, kegiatan ini
dilaksanakan dengan keluara yaitu terlaksananya pengawasan pengolahan lingkungan
hidup dengan realisasi 55 pengawasan atau tercapai 100%.
e. Pengolahan B3 dan limbah B3, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran adalah
terlaksananya sosilisasi pengolaha B3 dengan realisasi 1 kegiatan atau tercapai 100%.
f. Pengkajian dampak lingkungan, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran adalah
terlaksannya prses penilaian kelayakan dokumen liingkungan; terlaksannya proses
verifikasi perizinan PPLH; terlaksananya miigasi kegatan usaha yang belum ada
dokumen dengan realisasi 24 dokumen atau tercapai 100%.
g. Koordinasi pengolahan prokasi/superkasih, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran
yaitu terlaksannya kegiatan penunjang prokasih/superkasih dengan realisasi 1
kegiatan atau tercapai 100%.
h. Penanganan intensif kegiatan usaha bermasalah lingkungan , kegiatan ini
dilaksanakan dengan 2 yaitu:
1. Terfasilitasinya penyelasian kasus lingkungan hidup dengan realisasi 4 kasus
tercapai 50% dari target 8 kasus.
2. Terlaksanya sosialisasi tata cara pengaduan masyrakat dengan realisasi 1
dokumen atau tercapai 100%.
i. Penegakan hokum lingkungan, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran yaitu
meningkatnya kegiatan usaha yang taat terhadap peraturan perundang-undangan
dengan realisasi 120 kegiata tercapai 100%.
3. Program perlindungan dan konsevasi sumber daya alam
Pelaksanaan Program perlindungan dan konsevasi sumber daya alam dilaksanakan dengan
4 kegiatan yaitu:
1. Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air
Kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran adalah meningkatnya daerah
tangkapan air dan sumber-sumber air dengan realisasi 6 unit sumur serapan atau
tercapai 100%.
2. Pengendalian dampak perubahan iklim
Kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran 2 yaitu:
a. Terlaksannya bintek/sosialisasi pengendaliamn perubahan iklim dengan realisasi
1 sosialisasi atau tercapai 100%.
b. Terbentuknya bioetanol dengan realisasi 1 unit bietanol atau tercapai 100%.
3. Peningkatan konservasi dserah tangkapan air dan sumber-sumber air, kegiatan ini
dilaksanakan dengan keluaran adlah terlaksannya normalisasi daerah tangkapan air dan
sumber-sumber air dengan realisasi 250lubang bioori atau tercapai 100%.
4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindunga konservasi dalam perlindugan dan
konservasi SDA dengan realisasi 60 peserta atau tercapai 100%.
5. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam lingkungan hidup
dilkasnakan dengan 3 kegiatan yaitu:
a. Pengembangan data informasi lingkungan, kegiatan ini dilaksankan dengan keluaran
adalah tersusunnya dokumen status lingkungan hidup daerah kota serang (SLHD)
dokumen dengan realisasi 1 dokumen atau tercapai 100%.
b. Apresiasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup, kegiatan ini dilaksankan keuara
(output) adalah terlaksannya penilaian dan pembinaan kegiatan adiwiyata di kota
serang dengan realisasi 6 sekolah adiwiyata atau tercapi 100%.
c. Penguatan, jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah , kegiatan ini dilaksanakan
dengan keluaran (output) adalah tersusunnya dokumen KLHS kota serang dengan
realisasi 1 dokumen atau tercapai 100%.
6. Program peningkatan pengendalian polusi, pelaksanaan program peningkatan polusi
dilaksanakan dengan 2 kegiatan yaitu:
a. Pengujian emisi kendaraan bermotor, kegiatan ini dilaksanakan dengan keluaran
(output) adalah terlaksannya cek uji emisi kendaraan bermotor dengan realisasi 1
kegiatan emisi atau tercapai 100%.
b. Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran, kegiatan ini dilaksanaksn
dengan keluaran (output) adalah terlaksannya hari bebas kendaraan bermotor di kota
serang dengan realisasi 24 kali pelaksanaan atau tercapai 100%.
7. Program pengembangan ekowisata dan jasa hutan, konsevasi laut dan hutan lingkungan
dikawasan-kawasan pelaksanaan program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan
di kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan ini dilaksanakan dengan 1 kegiatan yaitu,
kegiatan pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikwasanan konservasi dengan 2
keluaran (output) yaitu:
a. Terkelolanya kawasan hutan konservasi menjadi kawsan ekowisata hutan mangrove
seluas 12,5 Ha dengan realisasi 20.000 batang atau tercapai 100%.
b. Terlaksananya pemeliharaan kawasan hutan konservasi sebagai kawasan ekowisata
dengan realisasi 400 meter atau tercapai 100%.
8. Program pengolahan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut, pelaksanaan program dan
rehabilitasi ekosistem peisisr dan laut ini dilaksanakan dengan keluaran adalah
terlaksannya kegiatan pengolahan dan 8200 batang atau tercapai 82%.
9. Program pengolahan mutu laboratorium lingkungan, pelaksanan program pengolahan
mutu laboratorium lingkungan dilaksanakan dengan 5 kegiatan yaitu:
a. Bimtek kelaboratorium , kegiatan ini dilaksankan dengan keluaran adalah terlaksanya
bimtek kelaboratorium UPT LAB dan DLH dalam pengelolaan LAB DLH dengan
realisasi 2 bimtek kelaboratorium tercapai 100%.
b. Peningkatan oprasional pemeliharaan sarana laboratorium, kegiatan ini dilaksanakan
dengan keluaran adalah terlaksannya oprasional dan pemeliharaan sarana laboratorium
dengan realisaisi 12 bulan atau tercapai 100%.
c. Pengujian kualitas limbah cair dan udara, kegiatan ini dilaksankan dengan keluaran
adalah terlaksannya pengujian limbah cair, pengujian kualitas air permukaan,
pengujian kualitas udara dengan realisasi 80 hasil uji atau tercapai 1000%.
d. Penyediaan sarana laboratorium, kegiatan ini dilaksanakan dengan eluaran adalah
terlaksannya pengandaan sarana pengelolaan lab dan tersedianya peralatan pendukung
laboratorium dengan realisasi 1 unit atau tercapai 100%.
e. Penyediaan sarana pengelolaan laboratorium (DAK).

Sturtur organisai
Susunan organisasi dinas lingkunggan hidup diatur berdasarkan pasal 2 perawal no 15 tahun
2017, terdiri dari:
a. Kepala dinas, sekretariat , membawahkan;
1. Sub bagian umum dan pegawaian.
2. Sub keuangan, program, evaluasi, dan pelaporan.
b. Bidang penataan dan penataan pejabat pengawas lingkunga hidup, membawakan :
1. Seksi perencanaan dan pengkajian dampak lingkungan hidup.
2. Seksi pengaduan penyelesaian sengketa lingkungan.
3. Seksi penegakan hokum lingkungan.
c. Bidang pengelolaan sampah limbah B3 dan peningkatan kapasitas membawakan:
1. Seksi pengelolaan sampah.
2. Seksi limbah B3.
3. Seksi peningkatan kapasitas lingkungan hidup.
d. Bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, membwakan :
1. Seksi pencemaran lingkungan.
2. Seksi kerusakan lingkungan hidup.
3. Seksi pemeliharaan lingkungan hidup.
e. Unit pelaksana teknis.
f. Kelompok jabatan fungsional.

Anda mungkin juga menyukai