Pemaparan kasus :
Suku Baduy ini adalah salah satu suku yang sampai sekarang masih
mempertahankan keasliannya. Mereka tidak terbawa perkembangan jaman.
Mereka memegang teguh peraturan dari leluhurnya. Suku baduy memiliki
keyakinan bahwa mereka adalah manusia pertama yang tinggal di bumi.
Seluruh aktivitas masyarakat baduy harus berlandaskan pada buyut karuhun
(ketentuan adat ) masyarakat baduy tidak boleh mengubah dan tidak boleh
melanggar segala yang ada dalam kehidupan ini yang sudah di
tentukan .Mereka menganut ketentuan adat yang biasa mereka sebut dengan
"pikukuh" yang berisikan tentang konsep tanpa perubahan apapun atau
perubahan sedikitpun.isi larangan masyarakat adat tersebut yaitu
a. Dilarang mengubah jalan air atau membuat drainase
b. Dilarang mengubah bentuk tanah seperti sumur atau meretakan tanah
c. Dilarang masuk hutan titipan utuk menebang pohon
d. Dilarang menggunakan teknologi kimia
e. Dilarang menanam budidaya perkebunan
f. Dilarang berladang sembarangan
g. Dilarang berpakaian sembarangan
Pemaparan teori :
Fakta sosial ini diartikan sebagai gejala sosial yang abstrak, misalnya
hukum, struktur sosial, adat kebiasan,nilai, norma, bahasa, agama, dan
tatanan kehidupan lainnya yang memiliki kekuasaan tertentu untuk
memaksa bahwa kekuasaan itu terwujud dalam kehidupan masyarakat di
luar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak.
Selain itu, menurut Emile Durkheim metode sosiologis yang
dipraktikkan harus bersandar sepenuhnya pada prinsip dasar bahwa fakta
sosial harus dipelajari sebagai materi, yakni sebagai realitas eksternal
dari seorang individu. Jika tidak ada realitas di luar kesadaran seorang
individu, sosiologi sepenuhnya kekurangan materi.
Dalam buku Rules of Sociological Method, Durkheim menulis: "Fakta
sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang bisa
menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu." Dan
dapat diartikan bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan
merasa yang ada diluar individu dan sifatnya memaksa serta terbentuk
karena adanya pola di dalam masyarakat. Artinya, sejak manusia
dilahirkan secara tidak langsung ia diharuskan untuk bertindak sesuai
dengan lingkungan sosial dimana ia dididik dan sangat sukar baginya
untuk melepaskan diri dari aturan tersebut. Sehingga ketika seseorang
berbuat lain dari apa yang diharapkan oleh masyarakat maka ia akan
mendapatkan tindakan koreksi, ejekan, celaan, bahkan mendapat sebuah
hukuman
Fakta sosial memiliki 3 sifat yaitu
Eksternal
Artinya fakta tersebut berada diluar pertimbangan pertimbangan
seseorang dan telah ada begitu jauh sebelum manusia ada di dunia
Koersif (Memaksa)
Fakta ini memelihara kekuatan menekan dan memaksa individu
menerima dan melaksanakannya.dalam fakta sosial nyata sekali bahwa
individu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong dengan cara tertentu
dan dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial dalam lingkungan
sosialnya
General
Bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam suatu masyarakat.
Dengan kata lain fakta sosial ini merupakan milik bersama, bukan
individu atau perseorangan
(http://www.pelajaran.co.id/2017/02/pengertian-fakta-sosial-sifat-
macam-dan-contoh-fakta-sosial.html)
(Ritzer,George,TEORI SOSIOLOGI dari Teori Sosiologi klasik sampai
perkembangan mutakhir teori sosial postmoder.kreasi wacana,
yogyakarta, 2009.)
Pemaparan kasus :
Puluhan ribu buruh perusahaan sepatu Nike di Indonesia hanya mendapat
2,46 dollar AS per hari (sebelum krisis moneter) dari sekitar 90-100
dollar harga sepasang sepatu Nike. Padahal dalam sehari, mereka bisa
menghasilkan sekitar 100 sepatu. Sementara itu, Michael Jordan meraup
20 juta dollar AS per tahun dari iklan Nike. Sementara bos Nike, Philip
H. Knight, memperoleh gaji 864.583 dollar dan bonus 787.500 dollar.
Tetapi, di belakang mereka ratusan ribu buruh Nike di seluruh dunia
tetap kelaparan.
Sepatu Nike telah menjadi gaya hidup bagi kebanyakan orang di dunia.
Tidak hanya di Indonesia sebagai produsen terbesar, tidak juga di
Amerika Serikat (AS) sebagai pemilik asli perusahaan Nike Inc.
Sepasang sepatu Nike bisa berharga lebih dari 100 dollar AS. Dengan
posisi ini, Nike jelas mampu mengeruk uang dalam jumlah yang sangat
besar. Bahkan Nike mampu membayar Michael Jordan sebesar 20 juta
dollar per tahun untuk membantu menciptakan citra Nike. Demikian pula
Andre Agassi yang bisa memperoleh 100 juta dollar untuk kontrak iklan
selama 10 tahun. Sementara itu bos dan dedengkot Nike Inc, Philip H.
Knight, mengantongi gaji dan bonus sebesar 864.583 dollar dan 787.500
dollar pada tahun 1995. Jumlah ini belum termasuk stok Nike sebesar 4,5
biliun dollar.
Namun ternyata nasib bagus mereka tidak diikuti oleh sebagian besar
mereka yang bekerja untuk Nike. Seperti digambarkan oleh Bob Herbert
di The New York Times. Orang-orang semacam mereka menempati
papan teratas dalam bagan yang berbentuk piramida. Sebagian kecil
orang-orang Nike menempati posisi empuk dan menjadi kaya raya. Ini
merupakan kebalikan dari orang-orang di bawah, yang harus bekerja
membanting tulang untuk memproduksi Nike dan terus menghidupi
orang semacam Knight, Agassi ataupun Michael Jordan. Kekayaan yang
mereka peroleh ternyata didapat dengan menindas sekian banyak buruh
di berbagai negara tempat operasi produk Nike, termasuk Indonesia.
Merekalah yang menempati posisi mayoritas di papan paling bawah.
Dari harga sepatu sekitar 100 dollar AS tersebut, hanya sekitar 2,46
dollar per hari yang disisihkan untuk buruh di Indonesia. Itupun dihitung
sebelum ada krisis moneter. Sementara buruh di Vietnam hanya
menerima 1 dollar. Kondisi inilah yang membuat masyarakat AS tidak
bangga, bahkan tidak simpati terhadap Nike. Masyarakat AS pun
berduyun-duyun menggelar aksi protes. Bahkan sekarang telah muncul
gerakan anti-Nike. Aksi protes dan gerakan anti-Nike ini tersebar di
beberapa negara bagian AS, bahkan di beberapa bagian di belahan dunia.
Di Oregon, tempat kantor pusat Nike Inc, masyarakat tampak tak jenuh-
jenuhnya menyatroni Nike Town di jantung kota Portland dan kantor
pusat Nike di Beaverton, tak jauh dari Portland. Kota Portland yang
selalu tampak adem ayem ini bisa hiruk-pikuk dengan aksi mereka.
Portland adalah kota terbesar di negara bagian Oregon, meskipun bukan
ibukotanya.
Bagi sebagian besar warga Portland, mereka sudah biasa mendengar
berbagai tuduhan terhadap kontraktor Nike di luar negeri ( di luar AS).
Mereka dianggap tidak membayar upah buruh dengan layak. Mereka
juga dituduh memaksa buruh untuk kerja lembur, mempekerjakan anak-
anak, dan sering dengan seenaknya menjatuhkan hukuman ke buruh,
meski hanya karena kesalahan kecil. Tetapi tuduhan-tuduhan yang sering
dilontarkan lewat surat ke Nike ataupun saat demonstrasi telah
berkembang tidak hanya berhenti sampai di aksi protes. Namun telah
berkembang menjadi sebuah gerakan anti-Nike dengan seruan boikot
terhadap produk Nike.
https://utariromauli.wordpress.com/2012/05/30/analisis-kasus-buruh-
nike-di-indonesia-dengan-teori-marxist-dan-protap-dengan-teori-post-/
Pemaparan teori :
Pasca revolusi industri, kondisi ekonomi Eropa diguncang oleh kapitalisme.
Dimana buruh tidak lebih hanya sebagai benda-benda yang dapat diperjual-
belikan tenaganya. Dari kondisi kultural yang seperti inilah Karl Marx
melahirkan suatu teori konsep alienasi (keterasingan). Teori alienasi Marx
didasarkan pada pengamatanya dalam produksi industri yang muncul dalam
kapitalisme. Seolah tidak dapat dihindari lagi, bahwa para buruh kehilangan
kontrol atas diri mereka sendiri. Mereka kehilangan hak otonom atas kehidupan
mereka sendiri, yakni kebebasan untuk mengembangkan potensi kehidupan
mereka sendiri menjadi terkotakan oleh kaum borjuis.
Karl Marx memopulerkan intilah elienasi dalam karyanya “Economic and
Philosophical Manuscript” tahun 1844 sebagai penjelasan atas keterasingan
seseorang dari sifat sejati kemanusiaan mereka. Pada dasarnya manusia adalah
mahluk kreatif yang menciptakan bentuk dari material yang mana mereka dapat
mewujudkan jati diri mereka ke dalam apa yang mereka buat. Dalam
masyarakat pra-kapitalis manusia adalah utuh, memiliki otoritas penuh atas diri
mereka sendiri. Mereka menciptakan barang-barang untuk mereka gunakan
sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka atau mereka perjual-belikan secara
adil.
1. Kaum buruh teralienasi dari aktifitas produktif mereka. Para buruh tidak
bekerja sesuai dengan keinginan dan tujuan mereka sebagai manusia untuk
bekerja dan memperoleh suatu produksi yang berguna bagi mereka, akan tetapi
aktifitas produktif yang mereka lakukan hanya berguna bagi kaum kapitalis
(borjuis). Kaum borjuislah yang menentukan apa yang harus dikerjakan oleh
kaum buruh, apa yang harus mereka produksi dan keuntungan hasil produksi
menjadi milik para pemegang kapital.
Analisis kasus :
Menurut saya, dalam hal ini, teori Marx tentang adanya kelas adalah
sangat tepat. Posisi perusahaan Nike di indonesia dimana Amerika
sebagai pemilik modal yaitu kelas borjuis, sedangkan buruh indonesia
mencerminkan kaum ploretar. Ketika buruh di indonesia mendemonstrasi
di perusahaan Nike tersebut, Nike tetap tanpa merasa bersalah mengaku
bahwa penghasilan yang didapatkan oleh para buruh adalah penghasilan
yang sudah layak. Nike memang tidak akan merasa cemas dengan
kehilangan buruhnya ataupun pengunduran diri dari buruhnya. Mengapa?
Hal ini tentunya karena Nike mengetahui bagaimana ptensi Nike itu
sendiri untuk negara- negara yang sedang berkembang. Tentu ada
ketergantungan antara Indonesia dengan Nike. Buruh di Indonesia tentu
membutuhkan pekerjaan, sehingga akan berpikir panjang untuk
melepaskan pekerjaan mereka di perusahaan Nike.
Pemaparan kasus
Sebenarnya gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa pada tahun
1998 ini merupakan akumulasi dari kekesalan rakyat sejak awal orde
baru, sehingga terlihat kekesalan rakyat yang sudah sangat complicated
atau kompleksitu akhirnya berujung pada kemarahan publik terhadap
pemerintah yang berlangsung di akhir dekade 90’an. Ada berbagai faktor
yang mendorong mahasiswa melakukan pergerakan menuntut reformasi,
antara lain: Penyalahgunaan wewenang Soeharto sebagai presiden
a. KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang merajalela
Banyak kasus-kasus KKN yang melibatkan para pejabat yang tidak
diusut sama sekali. Tentu saja hal ini membuat jurang pemisah antara si
kaya dan si miskin menjadi semakin lebar.
b. Pencurian kekayaan Negara
Dalam buku panduan yang dikeluarkan PBB, dalam peluncuran prakarsa
penemuan kembali kekayaan yang dicuri (Stolen Asset Recovery (StAR)
Initiative di Markas Besar PBB, New York, disebutkan bahwa Soeharto
(1967-1998) berada dalam daftar urutan pertama pencurian aset Negara,
dengan total diperkirakan 15 miliar dolar hingga 35 miliar dolar AS.
Selain itu, enam anak Soeharto pun dimanjakan dengan pemilikan saham
dalam jumlah signifikan sekurang-kurangnya di 564 perusahaan, dan
kekayaan luar negeri mereka mencakup ratusan perusahaan-perusahaan
lainnya.
3. Krisis moneter
6. Tragedi Trisakti
pemaparan teori
Paguyuban (Gemeinschaft)
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat
oleh hubungan batin yang murni serta bersifat nyata dan organis. Kelompok
paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau komunal dengan ciri-ciri
adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.
Analisis kasus