EMPAT MADZHAB
A. Pengertian
B. Dasar Hukum Mawaris
C. Sejarah Waris Pra Islam dan Masa Islam
D. Rukun dan Syarat Mawaris
E. Istilah-istilah Dalam Ilmu Mawaris
F. Ashhabul Furud /Dzawil Furudhdan Pembagiannya
G. Dzawil Arham
H. Ashabah
I. Hijab
A. Pengertian
Kata mawaris berasal dari kata waris atau Al-miirats, waritsa yang
berarti berpindahnya sesuatu yakni harta yang berupa materi dari
seseorang yang disebut sebagai pewaris kepada orang lain yang disebut
sebagai ahli waris. Ilmu yang mempelajari hal-hal yang menyangkut waris
disebut dengan ilmu mawaris atau dikenal juga dengan istilah fara’id (baca
hukum menuntut ilmu). Kata fara’id atau dalam bahasa arab, mafrud’ah,
adalah bagian pada harta peninggalan yang telah ditentukan kadarnya.
sedangkan secara istilah mawaris atau Warisan diartikan sebagai
perpindahan harta atau kepemilikan suatu benda dari orang meninggal
dunia atau pewaris kepada ahli warisnya yang masih hidup.
Harta warisan atau harta peninggalan dalam ilmu mawaris dikenal
dengan sebutan tirkah yang artinya peninggalan. Tirkah diartikan sebagai
sesuatu atau harta yang berupa materi ditinggalkan oleh pewaris atau
orang yang meninggal, dan pembagiannya harus sesuai dengan syariat
Islam.
B. Dasar Hukum Mawaris
Hukum mawaris mengatur hal-hal yang menyangkut harta
peninggalan (warisan) yang ditinggalkan oleh ahli waris atau
orang yang meninggal. Ilmu mawaris dalam islam mengatur
peralihan harta peninggalan dari pewaris kepada nasabnya atau
ahli warisnya yang masih hidup. Adapun dasar-dasar hukum yang
mengatur ilmu mawaris adalah sebagai berikut:
a. Nasab
b. Pernikahan
c. Memerdekakan hamba sahaya
E. Istilah-istilah Dalam Ilmu Mawaris
Mawarits, jama dari mirats, demikian pula irts, wirts, wiratsah dan turats,
yang dimaknakan dengan Mauruts, adalah harta peningalan orang yang
meninggal.
Muwarits atau pewaris, adalah orang yang meninggalkan harta yang
dipusakai
Waris atau ahli waris, adalah orang yang berhak menerima harta pusaka
Fara-idl, jama dari faridlah, diambil dari kata “fardlu”, artinya bagian yang
telah ditetapkan oleh syara’.
Ilmu mawaris atau ilmu faraidh, menurut para fuqaha, adalah “suatu ilmu
yang dengan dialah dapat kita ketahui orang yang menerima pusaka, orang
yang tidak dapat menerima pusaka, kadar yang diterima oleh tiap-tiap waris
dan cara membaginya”.
Tarikah atau tirkah, adalah apa yang ditinggalkan oleh seseorang
sesudah meninggalnya, baik berupa harta, maupun hak-hak
termasuk hutang-hutangya. Bedanya dengan mauruts adalah,
jika tirkah merupakan harta peninggalan yang belum dikurangi
beban-beban yang dikenakan untuk perawatan jenazah, wasiat
maupun pelunasan hutang. Sedangkan mauruts merupakan
selisih dari tirkah dengan beban.
Furudul Muqaddarah, adalah bagian-bagian yang telah ditentukan untuk ahli waris
dalam menerima harta warisan
Faaridl, Fardli, Faraa-idli, atau Firridl, adalah orang yang pandai dalam ilmu waris
Ashabah ushubah nasabiyah, adalah ahli waris nasabiyah yang tidak mempunyai
bagian tertentu tapi mengambil sisa harta sesudah diberikan pada ahli waris
ashabul furud.
Ashabah ushubah sababiyah, adalah ahli waris sababiyah yang tidak mempunyai
bagian tertentu tapi mengambil sisa harta sesudah diberikan pada ahli waris
ashabul furud.
Ashabul furud atau dzawil furud, adalah ahli waris yang mempunyai bagian yang
telah ditentukan dalam Alqur’an dan ijma’
Ashabah binafsihi, adalah seseorang yang menjadi ashabah karena dirinya sendiri
Ashabah bil ghair atau bighairihi, adalah ahli waris ashabul furud perempuan yang
ditarik oleh ahli waris lahabah binafsih (laki-laki) untuk menerima ashabah secara
berserikat.
Ashabah ma’al ghair atau ma’a ghairihi, adalah ahli waris ashabul furud perempuan
yang memerlukan orang lain dalam menerima ‘ushubah
‘Aul, adalah keadaan kekurangan harta warisan setelah dilakukan pembagian kepada
ahli waris yang hanya ashabul furud
Radd, adalah keadaan kelebihan harta warisan setelah dilakukan pembagian kepada
ahli waris yang hanya ashabul furud
Dzawil arham, adalah ahli waris yang tidak masuk kedalam golongan ashabul furud
dan ashabah
Hjiab, adalah orang yang menghalangi penerimaa warisan baik seluruh atau
sebagian harta kepada ahli waris yang bukan ahli waris utama
Mahjub, adalah orang yang terhalangi dalam penerimaan warisan baik seluruh atau
sebagian
Hijab hirman, adalah terhijabnya ahli waris seluruh bagiannya karena adanya ahli
waris yang lebih utama
Mafqud, adalah orang yang pergi yang tidak diketahui tempatnya dan tidak pula
diketahui apakah dia masih hidup atau sudah mati
Khuntsa musykil, adalah manusia yang dalam bentuk tubuhnya ada keganjilan,
tidak dapat diketahui apakah dia lelaki atau perempuan, karena tak ada tanda-
tanda yang menunjukkan kepada kepada kelaki-lakiannya atau keperempuanannya
atau samar-samar tanda-tanda itu dan tidak dapat ditarjihkan salah satunya.
Anak zina, adalah anak yang dikandung oleh ibunya daari seseorang laki-laki yang
menggaulinya tanpa nikah yang dibenarkan oleh syara’
Anak li’an, adalah anak yang dilahirkan oleh seseorang istri diatas tempat tidur
suaminya sedang diapun masih dalam ‘ishmah suaminya yang diakui syara’, tetapi si
suami mengatakan bahwa anak itu bukan anaknya
Anak laqith, adalah anak yang dipungut dari jalan raya atau sebagainya yang
ditinggalkan oleh ibu bapaknya, sedang ibu bapaknya itu tidak diketahui
keberadaannya
Wasiat, adalah suatu tasharuf terhadap harta peninggalan yang akan dilaksanakan
sesudah meninggal yang berwasiat.
F. Ashhabul Furud /Dzawil Furudh
dan Pembagiannya
05
Saudara(pr). Skd/seayah _”_ 2 ½ Anak atau cucu perempuan _”_ ‘amg
+ 2/3 ‘amg