DALAM APBN
Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan
Bandung, 19 September 2019
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
66%
0,000 0,0
Brunei…
Brunei…
Turkey
Malaysia
Brazil
Thailand
Indonesia
Philippines
Mexico
India
China
Singapore
Myanmar
South Africa
Viet Nam
Cambodia
<15 & >64 Tahun
Turkey
Malaysia
Brazil
Thailand
Indonesia
Philippines
Mexico
India
China
Singapore
Myanmar
South Africa
Viet Nam
Cambodia
34%
(tahun)
Mean Years of Schooling (USD) Gross National Income per Capita
14,0 90.000
80.000
12,0 70.000
10,0 7,9 60.000
8,0 50.000
Penduduk Indonesia Tahun 2016 berdasarkan 6,0 40.000
kelompok usia 4,0
30.000
20.000 10.053
2,0 10.000
0,0 -
Brunei…
Malaysia
Turkey
Brazil
Philippines
Thailand
Indonesia
Mexico
China
India
Singapore
Cambodia
Myanmar
Viet Nam
South Africa
Sumber: BPS, CEIC, World Bank
Data tahun 2016, sumber: World Bank
(0,49)
(2)
BRZ RUS ARG AFS MEX INA TUR IND RRT
69,3 69,2
69,0
68,9
68,9 68,7
68,5
68,5 68,3
68,2
68,1 68,0
67,8
67,7 67,6
67,4
67,3
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Angka Harapan Hidup (tahun)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
255
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
2032
2034
Tingkat Pengangguran (%)
Proyeksi Jumlah Penduduk (dalam juta)
Sumber: Bloomberg, CEIC, World Bank, BPS
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
Pendapatan Negara Belanja Negara Defisit Anggaran Rasio Defisit thdp PDB (%, RHS)
2.500 3,0
2,59 2.51
2,49
2,5
2.000 2,22
2,15
1,5
1.000 1,08
1,0
0,68
500
0,5
1,942
1.211
1.338
1.439
1.550
1.508
1.556
1,666
1.042
1.295
1.491
1.651
1.777
1.807
1.864
2,007
2,202
153
212
227
298
308
341
260
995
47
84
0 -
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018**
Sumber: APBN/APBNP, BPS, LKPP *) 2017 dari LKPP
•**) data realisasi sementara, sebagaimana dipaparkan dalam rapat kerja Menkeu dengan DPR tanggal 16 Januari 2019
Nominal defisit semakin meningkat Tren pembiayaan melalui utang: pembiayaan utang
stimulus fiskal melalui proyek fisik ( a.l. infrastruktur); lebih besar dari defisit APBN menutup pembiayaan
program kesejahteraan berkelanjutan (a.l. PNPM dan BOS); non-utang (a.l. investasi Pemerintah)
Belanja prioritas untuk membangun human capital (20% pendidikan; dan
5% kesehatan)
Optimalisasi transfer dan dana desa
memperkuat pertahanan dan keamanan (belanja alutsista, almatsus)
(200,0) -02
• Kebijakan defisit diambil jika terdapat
kekurangan
(250,0) -02
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
Utang untuk menutup defisit dan membiayai non utang guna mendukung
Utang = Rp359 T pencapaian target pembangunan secara optimal ditengah
keterbatasan ruang fiskal
Pembiayaan
14
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Mengapa Perlu Berutang?
Utang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi penting dan mendesak dengan lebih
cepat (tanpa penundaan) untuk menjaga momentum pertumbuhan
15
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Peran Utang dalam pembiayaan infrastruktur
16
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Instrumen Utang dan Penggunaannya
Penggunaan
Jenis Instrumen Utang Pembiayaan Pengelolaan Pembiayaan Pengelolaan
Defisit *) Kas Kegiatan **) Portofolio
SPN -
SUN
ON - -
SBN
Jk. Pendek -
SBSN
Jk. Panjang -
Kegiatan - - -
Luar NegeriB
Pinjaman Tunai -
Dalam Negeri - - -
*) Pembiayaan defisit adalah pembiayaan APBN sebagai general financing.
**) Pembiayaan kegiatan adalah utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan/proyek secara langsung (earnmark).
B) Pinjaman Luar Negeri – Pinjaman Kegiatan memiliki keunggulan:
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
RISIKO BIAYA
ketidakpastian yang berdampak negatif pada Tingkat imbal hasil yang diberikan kepada investor atau
sebuah ekosistem. Dalam konteks pengelolaan Faktor yang kreditur, antara lain:
utang, risiko yang relevan yaitu terkait Management Fee/Up front fee Pinjaman,
pengelolaan nilai tukar, tingkat bunga dan
Mempengaruhi:
Kupon/Bunga/Margin, Fee Agen Penjual, Diskon Obligasi,
kemampuan membayar kembali. Commitment Fee Pinjaman
• Perubahan Asumsi Ekonomi
Makro
Indikator: • Perubahan Kondisi Pasar Indikator:
• Risiko perubahan tingkat bunga Keuangan Rasio pembayaran bunga terhadap outstanding.
• Variable rate • Kebutuhan Pembiayaan dan Rasio pembayaran bunga terhadap PDB
• Refixing rate Kebijakan Utang
Rasio pembayaran bunga terhadap belanja
• Risiko perubahan nilai tukar • Penyerapan Pinjaman oleh
• Rasio utang valas Kementerian/Lembaga
• Risiko pembiayaan kembali
• Rata-rata waktu jatuh tempo
• Duration
• Jatuh tempo dalam 3 tahun
03 – DIVERSIFIKASI 07 – PENJAMINAN
Mengembangkan instrumen dan basis Mendukung pembangunan
investor pembiayaan untuk memastikan infrastruktur melalui mekanisme
terpenuhinya kebutuhan pembiayaan penjaminan
APBN
20
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Prinsip Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Strategi Pengadaan Pinjaman
Prinsip Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Strategi Pengadaan Pinjaman
Akuntabel Transparan
Dilakukan dengan Efektif & Efisien Sumber pinjaman disesuaikan
Proses dilakukan
prosedur yang dapat secara terbuka Tepat tujuan dan dengan karakteristik kegiatan
dipertanggung- kepada pihak-pihak tepat sumber daya
jawabkan yang berkepentingan
Mencari calon Pemberi Pinjaman
(Lender) yang memiliki expertise di
Kehati-hatian bidang pembiayaan yang dibutuhkan
Tidak Disertai Ikatan Proses pengadaan Tidak memiliki muatan
Politik pinjaman dilakukan yang dapat mengganggu
Tidak mempengaruhi secara terukur, stabilitas keamanan
kebijakan politik negara terencana, dan telah Negara Memilih terms and conditions yang
(bukan Lender Driven) memitigasi risiko yang paling favorable
mungkin timbul dengan Dilakukan sesuai dengan
kebijakan pemerintah;
mementingkan Digunakan untuk mendukung
kepentingan nasional program pembangunan nasional
22
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Indikator Risiko Utang 2011-2019
Risiko valas terjaga dan dengan tren menurun agar terhindar dari risiko volatilitas nilai tukar
Risiko tingkat bunga terus menurun seiring penurunan porsi utang dengan tingkat Risiko valas terkendali dengan penurunan porsi utang dalam mata uang asing
bunga variabel
VR Proportion FX Proportion
20 18,35 48 46,79
16,23 15,99 45,1 44,55
14,81 44,48
16 13,72 45 43,35
12,14 42,57
10,57 10,57 10,57 41,26 41,03
12 42
39,27
8 39
4 36
0 33
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pengelolaan risiko pembiayaan kembali dilakukan antara lain melalui upaya meningkatkan efisiensi bunga utang dan bersifat adaptif terhadap situasi pasar keuangan.
50
40,4 41,69 ATM
39,29 9,87
40 36,3 34,67 35,98 10 9,71 9,75
32,21 33,33 33,85
9,28 9,39
30 9,5
25,01 25,5 25,38 9,13
23,53 21,71 22,69
21,44 20,13 21,4 9 8,68
20 8,57
8,5
8,37
8,85 9,92 10,63
7,15 8,63 7,65 8,35 7,57
10 6,46
8
0 7,5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir Rasio Utang terhadap PDB, 2018
27 Sumber: howmuch.net
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
'- '(44)
2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017
(triliun Rp)
600
500 461
403
400 381
300 264
256
223 519
215
200 391
141 332
100 86
187 63 187 73
171
46
297 332 353 390 370 427
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017*
DAK Fisik, Dana Desa, dan Infrastruktur Perlindungan Sosial dan Kesehatan Pendidikan Pembiayaan Utang (Neto)
Pemanfaatan pembiayaan APBN melalui instrument utang (neto) antara lain diarahkan untuk mendukung sebagian
pembiayaan DAK Fisik, Dana Desa, pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan
sosial.
Sumber:
KEMENTERIAN DJA, Kementerian
KEUANGAN DIREKTORATKeuangan
JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
30
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan
7 RAPBN 2020
Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS
32
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
KEBIJAKAN FISKAL 2020 EKSPANSIF TERARAH DAN TERUKUR
stimulus perekonomian dan mendukung pencapaian target pembangunan dengan risiko terkendali
5,80
Pertumbuhan Ekonomi: 5,3 %
5,20 5,30
200,0 5,17 6,00%
5,06 5,03 5,07 Tingkat Kemiskinan: Gini ratio:
4,88 8,5-9,0 % 0,375-0,380
5,00%
0,0 (211,7) (226,7) (298,5) (308,3) (341,0) (269,4) (310,8) (307,2)
4,00% Tingkat Pengangguran: IPM:
4,8-5,1 % 72,51
3,00%
-200,0 2,59% 2,49% 2,51% 2,00% Kebijakan ekspansif yang didukung pengelolaan fiskal yang
2,22% 2,15%
1,82% 1,93% 1,76% 1,00% sehat dan berkelanjutan
• Defisit dikendalikan dalam batas aman 1,76 % PDB
-400,0 0,00%
• Rasio utang dijaga pada batas manageable di kisaran 29,4 – 30,1
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
% PDB;
Surplus (Defisit) APBN (triliun Rp) Keseimbangan Primer (triliun Rp) • Mendorong keseimbangan primer menuju positif
Rasio Defisit APBN thd. PDB (RHS) (%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
• 2019 : Outlook APBN
• 2020 : RAPBN 2020
• Kebijakan fiskal ekspansif untuk memelihara momentum agar perekonomian tetap tumbuh dan tidak kehilangan kesempatan (opportunity loss) untuk
mewujudkan kesejahteraan.
• Defisit/utang merupakan salah satu instrumen fiskal untuk menutup financing gap dan menjaga keseimbangan makro ekonomi
• Utang sebagai intrumen fiskal yang bermanfaat sepanjang risiko dapat dikelola dengan baik. pengelolaan utang menjadi penting
1
Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang terutama
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan perlindungan sosial. Hal-hal
mendesak tersebut perlu segera dilakukan agar Indonesia tidak
kehilangan momentum pertumbuhan
2
Salah satu sumber untuk membiayai belanja tersebut adalah utang
pemerintah. Tambahan utang memungkinkan kenaikan belanja
produktif di bidang pendidikan, infrastruktur, kesehatan, transfer ke
daerah dan dana desa, serta belanja sosial
3
Utang Pemerintah dikelola secara profesional, hati-hati,
transparan, dan terukur sehingga mendapat peringkat layak
investasi yang akan berdampak pada penurunan bunga utang
4
Utang dikelola dengan memperhatikan kesinambungan fiskal.
Risiko utang meliputi risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat
bunga, dan risiko nilai tukar dikelola dengan baik
5
Dalam RAPBN 2020 Pengelolaan utang tetap dilakukan secara
hati-hati, produktif dan efisien untuk mendukung terwujudnya
kesinambungan fiskal dalam jangka panjang
35
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Terima Kasih
Data dan informasi terkait utang dapat diakses melalui
2014 : Rp 262,98 T
2015 : Rp 326,75 T
2016 : Rp 304,61 T
ASET LANCAR
ASET TETAP
Sumber : LKPP
INVESTASI JANGKA PANJANG Sumber : DJPPR, Kementerian Keuangan
400 Reserve
353
• Utang Luar Negeri Indonesia terdiri
350
311
320 dari utang PEMERINTAH dan
SWASTA dengan total outstanding
300
132 pada akhir 2017 sebesar USD
122
353,24 miliar
250 125
• Porsi utang yang dikelola oleh
USD Miliar
200 41
PEMERINTAH digunakan untuk
40 3 kepentingan publik melalui
150
43
3 pembiayaan APBN
5
• Sementara itu, utang SWASTA
100 termasuk didalamnya utang BUMN
177
138
155 dan Korporasi yang umumnya
50 digunakan untuk kepentingan
pengembangan usaha
-
2015 2016 2017
Berdasarkan
Obligasi Negara Surat Perbendaharaan Surat Perbendaharaan SBSN Jangka
Jk Waktu
(ON) Negara (SPN) Negara Syariah (SPN-S) Panjang
Jatuh Tempo
Berdasarkan
Sukuk – Sukuk – Jenis Mata
ON – Valas ON – Rupiah Rupiah Rupiah
Rupiah Valas Uang
2013 2014 2015 2016 2017 Dec-18 2013 2014 2015 2016 2017 Dec-18
APBN 28,89%
Rp1.433,3 T
APBD
Rp545,3 T 11.35%
BUMN
Rp1.066,2 T
22,23%
SWASTA 36,52%
Rp1.751,4 T
Sektor Infrastruktur
10% 2% 5% 11%
dengan skema penyediaan oleh Swasta
13% 14%
Jalan Transportasi
Listrik Energi (Minyak dan Gas) 20% 25%
(0.40) (0.30)
(0.43)
(0.60) 2019 2020 2021 2022
KEM-PPKF Proxy Proxy Proxy
(0.80)
APBN 2018
Keterangan APBN Realisasi Sementara APBN
(dalam triliun) (dalam triliun) (%)
Pendapatan Negara 1.894,7 1.942,3 102,5
Belanja Negara 2.220,7 2.202,2 99,2
Keseimbangan Primer (87,3) (1,8) 2,1
Defisit (325,9) (259,9) 79,7
Defisit/PDB (2,19) (1,76)
Pembiayaan 325,9 300,4 92,2
Pembiayaan utang 399,2 366,7 91,8
(a) SBN netto 414,5 358,4 86,5
(b) Pinjaman netto (15,3) 8,3 (54,0)
• Pembiayaan APBN dapat dikurangi hingga Rp25,5T antara lain melalui penghentian lelang SBN di kuartal IV 2018
APBN
Project Development
Equity Debt
2018
Fund
User Payment
KONTRAK
Viability Gap Fund KPBU User Fee
Pembayaran
Proyek KPBU Ketersediaan
Penjaminan
Pemerintah (Special Purpose Vehicle) Layanan
(Availability
Pembiayaan Payment)
Infrastruktur PJPK
Land/Part of Const./AP Layanan Infrastruktur