Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN DAN FUNGSI PEMBIAYAAN

DALAM APBN
Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan
Bandung, 19 September 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Outline
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 2
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 3
Tantangan Pembangunan #1
…66% atau 170 juta jiwa penduduk Indonesia masuk dalam kategori usia produktif, namun bonus demografi tersebut belum
dimanfaatkan optimal...

Human Development Index (tahun) Life Expectancy at Birth


(HDI) 100,0
80,0 69,1
1,000
0,800 0,689 60,0
0,600 40,0
16 - 63 Tahun 0,400 20,0
0,200

66%
0,000 0,0

Brunei…
Brunei…

Turkey
Malaysia

Brazil
Thailand

Indonesia

Philippines
Mexico

India
China
Singapore

Myanmar
South Africa
Viet Nam

Cambodia
<15 & >64 Tahun

Turkey
Malaysia

Brazil
Thailand

Indonesia

Philippines
Mexico

India
China
Singapore

Myanmar
South Africa
Viet Nam

Cambodia
34%
(tahun)
Mean Years of Schooling (USD) Gross National Income per Capita
14,0 90.000
80.000
12,0 70.000
10,0 7,9 60.000
8,0 50.000
Penduduk Indonesia Tahun 2016 berdasarkan 6,0 40.000
kelompok usia 4,0
30.000
20.000 10.053
2,0 10.000
0,0 -

Brunei…
Malaysia
Turkey

Brazil

Philippines
Thailand

Indonesia
Mexico

China

India
Singapore

Cambodia
Myanmar
Viet Nam

South Africa
Sumber: BPS, CEIC, World Bank
Data tahun 2016, sumber: World Bank

Sumber: Bloomberg, CEIC, World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


4
Tantangan Pembangunan #2
…penyediaan infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata negara setara (peers)

Kondisi indeks infrastruktur beberapa negara dan PDB per kapitanya

Sumber: BPS, CEIC, World Bank


Sumber: CEIC, World Bank, Kementerian Keuangan, Bappenas, (diolah)

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


5
Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur 2015 - 2019

Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur 2015-2019 Kriteria Umum Pembiayaan Infrastruktur


(dalam triliun rupiah)
• Anggaran Pemerintah digunakan untuk proyek infrastruktur dasar, terutama
untuk proyek yang layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial.
4.796,2 1.978,4 • Pembiayaan dari BUMN digunakan untuk proyek yang secara tradisional
memang dikelola oleh BUMN seperti listrik, jalan tol, perminyakan dan lain-
lain.
41,25% • Pembiayaan dari swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan
2.817,8 1.066,2
Usaha (KPBU/Public-Private Partnership (PPP)) digunakan untuk proyek yang
100% layak baik secara ekonomi maupun secara finansial. Pemerintah bisa
22,23% 1.751,6
58,75% memberikan dukungan dalam bentuk jaminan dan lain-lain.
36,52%
Kebutuhan Pembiayaan tiap Sektor
Kebutuhan Anggaran Celah BUMN Swasta
pembiayaan Pemerintah Pembiayaan
Sector Kebutuhan (triliun Rp)
Jalan 733
• Untuk penyediaan layanan infrastruktur baru selama 5 tahun dari Kereta Api 226
2015-2019 dibutuhkan kurang lebih dana sebesar Rp4.796,2 triliun. Transportasi Laut 591,2
Transportasi Udara 144
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 41% yang bisa dicukupi dari Transportasi Darat 47
APBN/APBD. Transportasi Perkotaan 86
Kelistrikan 1000
• Pendanaan sebesar 59% lainnya akan dicukupi dari partisipasi BUMN Minyak & Gas 507,3
dan swasta melalui Penugasan kepada BUMN dan skema Kerjasama Informasi & Telekom 280,3
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU/Public-Private Partnerships). Air Sumber 450,9
Air Bersih dan Pembuangan 403
Perumahan 327,5
Total 4,796.2

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


6
Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur 2020 - 2024

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


7
Fundamental Ekonomi #1
…Ekonomi Indonesia memiliki fundamental relatif kuat…

Pertumbuhan ekonomi yang kuat di antara negara-negara Perekonomian terbesar di


Emerging Markets G20 ASEAN dan ke-16 di dunia
8 7,12
6,92
6,08
6 5,11 PDB nominal Indonesia tercatat
sebesar USD1,015 triliun atau
4 sekitar Rp13.500 triliun
2,12
2 1,43
0,73
0,26
0

(0,49)
(2)
BRZ RUS ARG AFS MEX INA TUR IND RRT

Rata-2 Pertumbuhan Ekonomi 2013 sd 2017 (%, yoy)

Penduduk terbesar ke-4 di dunia Predikat layak investasi


(investment grade)

Indonesia telah mendapatkan


predikat layak investasi dari
berbagai lembaga pemeringkat
kredit terpercaya (S&P, Moody’s,
Fitch, R&I, dan JCRA)

Sumber: Bloomberg, CEIC, World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


8
Fundamental Ekonomi #2
…ditunjang dengan indikator demografi yang semakin baik…

Angka harapan hidup yang terus naik

69,3 69,2
69,0
68,9
68,9 68,7
68,5
68,5 68,3
68,2
68,1 68,0
67,8
67,7 67,6
67,4
67,3
2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016
Angka Harapan Hidup (tahun)

Proyeksi jumlah penduduk dan angkatan kerja


Pengangguran menunjukkan tren menurun dalam satu dekade
sebagai bonus demografi
terakhir
306
9,0 304
305 302
8,39 300
8,5 298
296
7,87 294
8,0 295 292
290
7,5 287
7,14 285
285 282
7,0 6,56 280
277
6,5 6,14 6,25 6,18 274
5,94 275 271
6,0 5,61 268
5,50 265
5,5 265 262
259
5,0
2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

255

2016

2018

2020

2022

2024

2026

2028

2030

2032

2034
Tingkat Pengangguran (%)
Proyeksi Jumlah Penduduk (dalam juta)
Sumber: Bloomberg, CEIC, World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


9
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 10
Perkembangan APBN
…tren peningkatan nominal defisit sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi..

Pendapatan Negara Belanja Negara Defisit Anggaran Rasio Defisit thdp PDB (%, RHS)

2.500 3,0
2,59 2.51
2,49
2,5
2.000 2,22
2,15

1,78 1.76 2,0


1.500
Rp triliun

1,5

1.000 1,08
1,0
0,68
500
0,5

1,942
1.211

1.338

1.439

1.550

1.508

1.556

1,666
1.042

1.295

1.491

1.651

1.777

1.807

1.864

2,007

2,202
153

212

227

298

308

341

260
995

47

84

0 -
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018**
Sumber: APBN/APBNP, BPS, LKPP *) 2017 dari LKPP
•**) data realisasi sementara, sebagaimana dipaparkan dalam rapat kerja Menkeu dengan DPR tanggal 16 Januari 2019

 Nominal defisit semakin meningkat Tren pembiayaan melalui utang: pembiayaan utang
 stimulus fiskal melalui proyek fisik ( a.l. infrastruktur); lebih besar dari defisit APBN  menutup pembiayaan
 program kesejahteraan berkelanjutan (a.l. PNPM dan BOS); non-utang (a.l. investasi Pemerintah)
 Belanja prioritas untuk membangun human capital (20% pendidikan; dan
5% kesehatan)
 Optimalisasi transfer dan dana desa
 memperkuat pertahanan dan keamanan (belanja alutsista, almatsus)

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


11
Target defisit APBN dan realisasinya
.. . Realisasi defisit meningkat akibat akselerasi fiskal, namun Pemerintah berhasil menekan defisit di 2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018*)
- 00
• Keputusan pembiayaan APBN dengan utang
(50,0) dilakukan melalui proses bersama antara
-01 Pemerintah dan DPR (Hak Budget)
(100,0)
-01 • APBN disusun pada T-1 memperhitungkan
(150,0) pendapatan dan belanja lebih dulu

(200,0) -02
• Kebijakan defisit diambil jika terdapat
kekurangan
(250,0) -02

• Untuk menutup defisit, Pemerintah dan DPR


(300,0)
-03
dapat memanfaatkan utang
(350,0) • Pengadaan utang APBN telah melalui
perencanaan
-03
(400,0)
• Targetnya utang juga telah ditetapkan
selama periode APBN
(450,0) -04

Defisit (trilliun Rp) - APBNP Defisit (trilliun Rp) - LKPP


• Jika defisit diperkirakan melampaui target yang
Defisit thd PDB (%) - APBNP (rhs) Defisit thd PDB (%) - LKPP (rhs) ditetapkan, Pemerintah dapat menggunakan
SAL, Pinjaman Tunai, dan/atau SBN yang
• Tahun 2018 data APBN;
dilaporkan di LKPP (Pasal 22 UU 15/2017)
• Tahun 2018, data realisasi sementara APBN

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


12
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 13
Peran Utang dalam APBN
Mandatory
Optimalisasi
Fiscal Spending dan
Alokasi dan
Space belanja
Penyerapan
Terbatas bersifat wajib
Belanja
Rp2.165 T masih besar

Pajak dan Bea


Cukai Rp2.461 T
PNBP Defisit merupakan implementasi kebijakan
APBN Belanja K/L fiskal ekspansif untuk menjaga momentum &
Hibah menghindari opportunity loss
2019
Belanja Pusat
Wujud fiskal ekspansif diantaranya percepatan
Transfer Daerah proyek infrastruktur melalui peningkatan
& Dana Desa belanja K/L dan peningkatan dana transfer
DEFISIT = Rp296 T*) daerah dan dana desa

Utang untuk menutup defisit dan membiayai non utang guna mendukung
Utang = Rp359 T pencapaian target pembangunan secara optimal ditengah
keterbatasan ruang fiskal
Pembiayaan

Pembiayaan Non-Utang terdiri atas: Pembiayaan Investasi, Pemberian


Non-utang = Rp-63 T Pinjaman, Kewajiban Penjaminan, dan Pembiayaan Lainnya
*) 1,84% PDB

14
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Mengapa Perlu Berutang?
Utang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi penting dan mendesak dengan lebih
cepat (tanpa penundaan) untuk menjaga momentum pertumbuhan

Menjaga dan Melibatkan peran serta


generasi berikutnya dalam
Menjaga momentum mempercepat Mengembangkan berinvestasi yang memberi
dan menghindari pertumbuhan ekonomi pasar keuangan manfaat jangka panjang
Opportunity Loss • Dalam kondisi perekonomian • Menyediakan benchmark (sharing the burden)
melamban, stimulus fiskal
• Belanja prioritas melalui utang dapat
mendorong pertumbuhan.
03 04
bagi industri keuangan
• Menyediakan alternatif
• Utang untuk investasi sebagai
pemerataan tanggung jawab
(infrastruktur & SDM) antar generasi dalam
tidak bisa ditunda; • Pertumbuhan mendorong investasi bagi
Some titlemasyarakat penyediaan aset
peningkatan penerimaaan here • Beberapa belanja saat ini
investasi SDM, fasilitas pajak di masa depan untuk • Membantu BI dalam diperlukan/ dinikmati oleh
kesehatan dan membayar kembali utang kegiatan operasi
Lorem ipsum dolor moneter generasi mendatang (mis.
sit amet, diam donec
pendidikan • Tanpa utang ekonomi neque nisl nibh, ante pendidikan dan infrastruktur)
Indonesia tidak bisa tumbuh rutrum proin cras dui • Golden rule: Utang untuk
• Penundaan belanja pada level saat ini  Study ac cum, amet nunc
dolor. Senectus urna
investasi dapat memenuhi
mengakibatkan biaya BKF: jika rasio utang justo. keadilan antar generasi karena
lebih besar di masa terhadap PDB ditahan pada akan mewariskan aset bagi
level 23% maka rata-rata generasi mendatang
datang pertumbuhan ekonomi 2013- • Legacy yang baik muncul
2016 akan berada di bawah apabila utang digunakan untuk
5%. membiayai hal-hal yang
produktif

15
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Peran Utang dalam pembiayaan infrastruktur

16
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Instrumen Utang dan Penggunaannya
Penggunaan
Jenis Instrumen Utang Pembiayaan Pengelolaan Pembiayaan Pengelolaan
Defisit *) Kas Kegiatan **) Portofolio
SPN   - 
SUN
ON  - - 
SBN
Jk. Pendek   - 
SBSN
Jk. Panjang  -  
Kegiatan - -  -
Luar NegeriB
Pinjaman Tunai   - 
Dalam Negeri - -  -
*) Pembiayaan defisit adalah pembiayaan APBN sebagai general financing.
**) Pembiayaan kegiatan adalah utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan/proyek secara langsung (earnmark).
B) Pinjaman Luar Negeri – Pinjaman Kegiatan memiliki keunggulan:

1. Kepastian pendanaan proyek yang umumnya bersifat multiyears;


2. Transfer teknologi dari lenders ke pemerintah
3. Lenders memiliki expertise bidang yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek;
4. Negosiasi memungkinkan term & conditions cukup favourable, namun tetap memegang prinsip tidak disertai ikatan politik (bukan
lenders driven) dan tidak memiliki muatan yang mengganggu stabilitas keamanan negara
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
17
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 18
Mengelola Risiko dan Biaya Utang

RISIKO BIAYA
ketidakpastian yang berdampak negatif pada Tingkat imbal hasil yang diberikan kepada investor atau
sebuah ekosistem. Dalam konteks pengelolaan Faktor yang kreditur, antara lain:
utang, risiko yang relevan yaitu terkait Management Fee/Up front fee Pinjaman,
pengelolaan nilai tukar, tingkat bunga dan
Mempengaruhi:
Kupon/Bunga/Margin, Fee Agen Penjual, Diskon Obligasi,
kemampuan membayar kembali. Commitment Fee Pinjaman
• Perubahan Asumsi Ekonomi
Makro
Indikator: • Perubahan Kondisi Pasar Indikator:
• Risiko perubahan tingkat bunga Keuangan Rasio pembayaran bunga terhadap outstanding.
• Variable rate • Kebutuhan Pembiayaan dan Rasio pembayaran bunga terhadap PDB
• Refixing rate Kebijakan Utang
Rasio pembayaran bunga terhadap belanja
• Risiko perubahan nilai tukar • Penyerapan Pinjaman oleh
• Rasio utang valas Kementerian/Lembaga
• Risiko pembiayaan kembali
• Rata-rata waktu jatuh tempo
• Duration
• Jatuh tempo dalam 3 tahun

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO 19


Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2018-2021:
Kebijakan Umum Pengelolaan Utang

01 – RASIO UTANG/PDB 05 – ASSET AND LIABILITY MANAGEMENT


Mengelola rasio utang terhadap PDB Mengkoordinasikan pengelolaan risiko
pada tingkat yang aman dengan utang dalam suatu kerangka kerja aset dan
mempertimbangkan kemampuan kewajiban
membayar

02 – SUMBER DOMESTIK 06 – LINDUNG NILAI


Memaksimalkan potensi sumber Memanfaatkan instrumen lindung nilai
pembiayaan domestik dengan (hedging) untuk mengelola fluktuasi
memanfaatkan sumber pembiayaan arus kas pembayaran kewajiban utang
eksternal sebagai pelengkap dan mencapai pengelolaan portofolio
optimum

03 – DIVERSIFIKASI 07 – PENJAMINAN
Mengembangkan instrumen dan basis Mendukung pembangunan
investor pembiayaan untuk memastikan infrastruktur melalui mekanisme
terpenuhinya kebutuhan pembiayaan penjaminan
APBN

04 – PEMBIAYAAN PROYEK 08 - TRANSPARANSI


Memaksimalkan pemanfaatan instrumen Meningkatkan transparansi pengelolaan
utang dalam pembiayaan proyek yang utang dan penjaminan kewajiban melalui
mendukung program pembangunan publikasi informasi publik secara berkala
nasional

20
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Prinsip Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Strategi Pengadaan Pinjaman
Prinsip Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Strategi Pengadaan Pinjaman

Akuntabel Transparan
Dilakukan dengan Efektif & Efisien Sumber pinjaman disesuaikan
Proses dilakukan
prosedur yang dapat secara terbuka Tepat tujuan dan dengan karakteristik kegiatan
dipertanggung- kepada pihak-pihak tepat sumber daya
jawabkan yang berkepentingan
Mencari calon Pemberi Pinjaman
(Lender) yang memiliki expertise di
Kehati-hatian bidang pembiayaan yang dibutuhkan
Tidak Disertai Ikatan Proses pengadaan Tidak memiliki muatan
Politik pinjaman dilakukan yang dapat mengganggu
Tidak mempengaruhi secara terukur, stabilitas keamanan
kebijakan politik negara terencana, dan telah Negara Memilih terms and conditions yang
(bukan Lender Driven) memitigasi risiko yang paling favorable
mungkin timbul dengan Dilakukan sesuai dengan
kebijakan pemerintah;
mementingkan Digunakan untuk mendukung
kepentingan nasional program pembangunan nasional

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


21
KOMPOSISI OUTSTANDING UTANG PEMERINTAH
per Juli 2019

Posisi Utang Rasio Utang


Rp 4.603,6 T terhadap PDB 29,51%

22
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Indikator Risiko Utang 2011-2019
Risiko valas terjaga dan dengan tren menurun agar terhindar dari risiko volatilitas nilai tukar

Risiko tingkat bunga terus menurun seiring penurunan porsi utang dengan tingkat Risiko valas terkendali dengan penurunan porsi utang dalam mata uang asing
bunga variabel
VR Proportion FX Proportion
20 18,35 48 46,79
16,23 15,99 45,1 44,55
14,81 44,48
16 13,72 45 43,35
12,14 42,57
10,57 10,57 10,57 41,26 41,03
12 42
39,27
8 39

4 36

0 33
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pengelolaan risiko pembiayaan kembali dilakukan antara lain melalui upaya meningkatkan efisiensi bunga utang dan bersifat adaptif terhadap situasi pasar keuangan.

50
40,4 41,69 ATM
39,29 9,87
40 36,3 34,67 35,98 10 9,71 9,75
32,21 33,33 33,85
9,28 9,39
30 9,5
25,01 25,5 25,38 9,13
23,53 21,71 22,69
21,44 20,13 21,4 9 8,68
20 8,57
8,5
8,37
8,85 9,92 10,63
7,15 8,63 7,65 8,35 7,57
10 6,46
8

0 7,5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Year 3 Year 5 Year


*s.d. Juli 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 24
Peringkat Kredit
Indonesia terus membaik
02
…pengakuan atas kemampuan mengelola 01
utang dan wujud terjaganya kepercayaan
investor Rating BBB
Rating Baa2
Outlook : Stable Outlook : Stable
18 April 2018 31 Mei 2019
Capaian positif peningkatan rating antara lain:
- Keberhasilan reformasi struktural dan
kredibilitas kebijakan fiskal dan moneter
Rating BBB
- Meningkatnya ketahanan (resiliency) sektor Country risk
Outlook : Stable
06
classification: 3
21 Desember 2017 03
keuangan Indonesia 30 Maret 2012

Yield SBN 10 tahun (%)


8.200
7.962
8.000 7.828
7.800 Rating BBB Rating BBB
7.600 Outlook : Positive Outlook : Stable
7.368 26 April 2019 7 Maret 2018
7.400
7.200
7.000 04
April-19 May-19 June-19 05

Dengan kenaikan rating oleh S&P pada 31 Mei 2019,


yield SBN 10 tahun turun 59 bps atau 0,59%
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Pertumbuhan defisit dan level utang di berbagai negara
…Defisit dan rasio utang Pemerintah rendah, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi

Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir Rasio Utang terhadap PDB, 2018

Sumber: World Economic Outlook – IMF October 2018, Kemenkeu diolah

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


26
Peta Utang Dunia
Utang Per Kapita Indonesia Relatif Sangat Kecil Dibandingkan Negara Lain

Philippine South United United


Russia Indonesia Turkey Thailand Mexico Malaysia India Brazil Japan
s Africa Kingdom States
Debt Per-Capita (RHS) 1.679 1.147 2.818 1.233 2.928 5.174 5.898 3.656 1.402 36.927 8.072 66.357 95.542
GDP per-Capita (RHS) 10.950 3.846 8.716 3.099 7.085 9.614 10.704 6.560 2.016 42.261 9.127 62.518 40.106

27 Sumber: howmuch.net
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 28
Utang untuk Peningkatan Produktivitas 2012-2017
…belanja Pemerintah lebih agresif untuk infrastruktur, perlindungan sosial, dan DAK Fisik dan Dana Desa…

Tambahan utang dan pertumbuhan PDB


(triliun rupiah)
1.400 1251 1310 175
125,1
968 1020 131
1.050 930 866
784
975 88
700 34,3 82,3 33,9
15,8 24,71 44
-0,2
350 -18,32 '-

'- '(44)
2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017

∆ PDB Tambahan Utang [RHS]

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Sumber: DJA, Kementerian Keuangan 29
Peningkatan Pembiayaan APBN Sejalan dengan Peningkatan Belanja Produktif
…belanja Pemerintah lebih agresif untuk infrastruktur, perlindungan sosial, dan DAK Fisik dan Dana Desa…

(triliun Rp)
600

500 461

403
400 381

300 264
256
223 519
215
200 391
141 332

100 86
187 63 187 73
171
46
297 332 353 390 370 427
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017*

DAK Fisik, Dana Desa, dan Infrastruktur Perlindungan Sosial dan Kesehatan Pendidikan Pembiayaan Utang (Neto)

Pemanfaatan pembiayaan APBN melalui instrument utang (neto) antara lain diarahkan untuk mendukung sebagian
pembiayaan DAK Fisik, Dana Desa, pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan
sosial.

Sumber:
KEMENTERIAN DJA, Kementerian
KEUANGAN DIREKTORATKeuangan
JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
30
1 Fundamental Ekonomi dan Tantangan Pembangunan

2 Perkembangan Kinerja APBN

3 Utang sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

4 Pengelolaan Utang Pemerintah Pusat

5 Perbandingan dengan Negara Lain

6 Pemanfaatan Utang untuk Pembangunan

7 RAPBN 2020

Sumber: BPS,
Bloomberg,
CEIC, World
CEIC,Bank
World Bank, BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Data tahun 2016, sumber: World Bank 31
Defisit APBN 2020 1,76% PDB,
terendah dalam 5 tahun terakhir,
agar APBN semakin sehat dan adaptif

• Defisit keseimbangan primer turun


bertahap ke arah positif
• Penerimaan perpajakan untuk
mendukung daya saing dengan
target yang lebih optimal dan
realistis
• Belanja negara semakin fokus pada
program prioritas pembangunan
• Pembiayaan anggaran semakin
menurun, dikelola dengan hati-hati
dan dimanfaatkan secara produktif

32
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
KEBIJAKAN FISKAL 2020 EKSPANSIF TERARAH DAN TERUKUR
stimulus perekonomian dan mendukung pencapaian target pembangunan dengan risiko terkendali

5,80
Pertumbuhan Ekonomi: 5,3 %
5,20 5,30
200,0 5,17 6,00%
5,06 5,03 5,07 Tingkat Kemiskinan: Gini ratio:
4,88 8,5-9,0 % 0,375-0,380
5,00%
0,0 (211,7) (226,7) (298,5) (308,3) (341,0) (269,4) (310,8) (307,2)
4,00% Tingkat Pengangguran: IPM:
4,8-5,1 % 72,51
3,00%
-200,0 2,59% 2,49% 2,51% 2,00% Kebijakan ekspansif yang didukung pengelolaan fiskal yang
2,22% 2,15%
1,82% 1,93% 1,76% 1,00% sehat dan berkelanjutan
• Defisit dikendalikan dalam batas aman 1,76 % PDB
-400,0 0,00%
• Rasio utang dijaga pada batas manageable di kisaran 29,4 – 30,1
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
% PDB;
Surplus (Defisit) APBN (triliun Rp) Keseimbangan Primer (triliun Rp) • Mendorong keseimbangan primer menuju positif
Rasio Defisit APBN thd. PDB (RHS) (%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
• 2019 : Outlook APBN
• 2020 : RAPBN 2020

• Kebijakan fiskal ekspansif untuk memelihara momentum agar perekonomian tetap tumbuh dan tidak kehilangan kesempatan (opportunity loss) untuk
mewujudkan kesejahteraan.
• Defisit/utang merupakan salah satu instrumen fiskal untuk menutup financing gap dan menjaga keseimbangan makro ekonomi
• Utang sebagai intrumen fiskal yang bermanfaat sepanjang risiko dapat dikelola dengan baik.  pengelolaan utang menjadi penting

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Tren pembiayaan utang tetap menurun, menunjukkan kemandirian APBN dan
terjaganya kesinambungan fiskal

Utang neto SBN neto


500,0 60,0 500,0 60,0
429,1 441,8
380,9 49,0 403,0 372,0 362,3 407,3 358,4 389,3
400,0 373,9 400,0 381,8
351,9 36,9
30,0 30,0
300,0 300,0
12,4 8,5
200,0 5,8 6,5 200,0 6,5
0,5 - 2,0 0,0
(5,9)
100,0 (13,3) 100,0
-18,9
- (30,0) - -30,0
2015 2016 2017 2018 Outlook RAPBN 2015 2016 2017 2018 Outlook RAPBN
2019 2020 2019 2020
Pembiayaan Utang (miliar Rp) Pertumbuhan (%) SBN neto Pertumbuhan (%)

Arah Kebijakan Pembiayaan Utang APBN 2020


Kehati-hatian Produktif Seimbang Efisien
Menjaga rasio utang terhadap PDB Mewujudkan keseimbangan makro ekonomi
Mendorong pemanfaatan Mendorong efisiensi
pada level aman dan diupayakan dan fiskal dengan menjaga komposisi utang
utang untuk kegiatan bunga utang pada
menurun untuk mendukung domestik dan valas sekaligus mendorong
produktif tingkat risiko terkendali
kesinambungan fiskal pendalaman pasar keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Kesimpulan

1
Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang terutama
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan perlindungan sosial. Hal-hal
mendesak tersebut perlu segera dilakukan agar Indonesia tidak
kehilangan momentum pertumbuhan

2
Salah satu sumber untuk membiayai belanja tersebut adalah utang
pemerintah. Tambahan utang memungkinkan kenaikan belanja
produktif di bidang pendidikan, infrastruktur, kesehatan, transfer ke
daerah dan dana desa, serta belanja sosial

3
Utang Pemerintah dikelola secara profesional, hati-hati,
transparan, dan terukur sehingga mendapat peringkat layak
investasi yang akan berdampak pada penurunan bunga utang

4
Utang dikelola dengan memperhatikan kesinambungan fiskal.
Risiko utang meliputi risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat
bunga, dan risiko nilai tukar dikelola dengan baik

5
Dalam RAPBN 2020 Pengelolaan utang tetap dilakukan secara
hati-hati, produktif dan efisien untuk mendukung terwujudnya
kesinambungan fiskal dalam jangka panjang

35
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Terima Kasih
Data dan informasi terkait utang dapat diakses melalui

http://www.djppr.kemenkeu.go.id @DJPPRkemenkeu DJPPRKemenkeu

iru.djppr@kemenkeu.go.id DJPPRKemenkeu @djpprkemenkeu

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Gedung Frans Seda, Jl. Wahidin Raya No.1
Jakarta Pusat 10710 T. (021) 3459616

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Perkembangan Jumlah Aset dan Outstanding Utang
…aset negara terus meningkat setiap tahunnya

2014 : Rp 262,98 T
2015 : Rp 326,75 T
2016 : Rp 304,61 T

ASET LANCAR

2014 : Rp 3.910,92 T 2014 : Rp 1.714,59 T 2014 : Rp 2.608,78 T


2015 : Rp 5.163,32 T 2015 : Rp 1.852,05 T 2015 : Rp 3.165,13 T
2016 : Rp 5.456,88 T 2016 : Rp 1.921,80 T 2016 : Rp 3.515,46 T

ASET TETAP

TOTAL ASET OUTSTANDING UTANG


2014 : Rp 1.309,92 T
2015 : Rp 2.223,79 T
2016 : Rp 2.411,82 T

Sumber : LKPP
INVESTASI JANGKA PANJANG Sumber : DJPPR, Kementerian Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


37
LAMPIRAN

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


38
Utang Luar Negeri Indonesia

400 Reserve
353
• Utang Luar Negeri Indonesia terdiri
350
311
320 dari utang PEMERINTAH dan
SWASTA dengan total outstanding
300
132 pada akhir 2017 sebesar USD
122
353,24 miliar
250 125
• Porsi utang yang dikelola oleh
USD Miliar

200 41
PEMERINTAH digunakan untuk
40 3 kepentingan publik melalui
150
43
3 pembiayaan APBN
5
• Sementara itu, utang SWASTA
100 termasuk didalamnya utang BUMN
177
138
155 dan Korporasi yang umumnya
50 digunakan untuk kepentingan
pengembangan usaha
-
2015 2016 2017

Pemerintah BI Swasta (Lembaga Keu.) Swasta (Non-Lembaga Keu.) Total

Sumber: SULNI, edisi April 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


39
Instrumen SBN
…terbagi atas kategori jatuh tempo, jenis mata uang, dan jenis kupon

Surat Berharga Negara (SBN)

Surat Utang Negara (SUN) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Berdasarkan
Obligasi Negara Surat Perbendaharaan Surat Perbendaharaan SBSN Jangka
Jk Waktu
(ON) Negara (SPN) Negara Syariah (SPN-S) Panjang
Jatuh Tempo

Berdasarkan
Sukuk – Sukuk – Jenis Mata
ON – Valas ON – Rupiah Rupiah Rupiah
Rupiah Valas Uang

Euro Samurai Global Non- Variable Global Berdasarkan


Variable Fixed Rate Zero Zero Fixed
Bonds Bonds Bonds tradable Rate - Sukuk Jenis Kupon
Rate - Rp - Rp Coupon Coupon Rate - Rp
(EUR) (JPY) (USD) SBSN - Rp Rp (USD)

Islamic Fixed Project Base Sukuk


Variable Rate Fixed Rate - Sukuk
ORI SDHI Rate - Sukuk - Ritel
- Reguler Reguler Tabungan
Reguler Reguler

Saving Bond Zero


Ritel Coupon - Catatan:
FR – Reguler : semi annual coupon
Reguler VR – Reguler : quarterly coupon
ORI : monthly coupon 40
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
Utang Dikelola Dengan Baik
Outstanding utang meningkat, risiko utang semakin terkendali

Interest Rate Risk Exchange Rate Risk


46.8
16.0
14.8 44.5
13.7
12.1 43.4
10.7 10.5 42.6
41.6
40.4

2013 2014 2015 2016 2017 Dec-18 2013 2014 2015 2016 2017 Dec-18

Variable rate ratio [%] FX Debt to total debt ratio (%)

Average Time To Maturity Debt Maturity


9.7 9.8 10.3
10.1
9.4

• UU Keuangan Negara 17/2003 mengatur


8.6 8.4
9.1 7.7
6.5
8.6 8.5
bahwa rasio debt/GDP max 60%
• Debt/GDP 2018 telah mendekat pada
2013 2014 2015 2016 2017 Dec-18 2013 2014 2015 2016
in 1 year (%)
2017 Dec-18 level 30% sehingga Pemerintah berupaya
ATM (in years)
untuk menjaga rasio agar tidak melewati
30% sekaligus memastikan kemampuan
• Tingkat bunga variable/floating dan ATM semakin menurun membayar kembali utang pemerintah.
• Porsi utang dalam valas di 2018 meningkat 1% dari 2017 akibat kondisi pasar SBN
domestik yang sempat memburuk di Q2, 2018 sehingga Pemerintah memutuskan
fleksibilitas pinjaman program (luar negeri)
• Jatuh tempo utang dalam 1 tahun di 2017 dan 2018 berada pada rasio yang sama yaitu
10%.KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO 41
Tantangan Pembangunan #3
…Perkiraan Kebutuhan Pendanaan Infrastruktur RPJMN 2015 -2019
Kemampuan APBN dan APBD dalam membiayai pembangunan infrastruktur sebesar 40,24%

APBN 28,89%
Rp1.433,3 T

APBD
Rp545,3 T 11.35%

BUMN
Rp1.066,2 T
22,23%

SWASTA 36,52%
Rp1.751,4 T

Sektor Infrastruktur
10% 2% 5% 11%
dengan skema penyediaan oleh Swasta
13% 14%
Jalan Transportasi
Listrik Energi (Minyak dan Gas) 20% 25%

Kominfo Sumber Daya Air Sumber data :


Bappenas, 2015
Sumber: BPS, CEIC, World Bank Air bersih dan limbah Perumahan
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
42
Hubungan Keseimbangan Primer dan Utang Pemerintah
… keseimbangan primer membaik dari negatif 1,03 persen terhadap PDB tahun 2013 menjadi negatif 0,89 persen terhadap PDB tahun 2017.

*Persentase terhadap PDB


0.20 0.10 0.10
0.05 0.05 0.05
0.01 0.01
0.00
2013 2014 2015 2016 2017 Outlook bawah atas bawah atas bawah atas bawah atas
(0.20) 2018

(0.40) (0.30)
(0.43)
(0.60) 2019 2020 2021 2022
KEM-PPKF Proxy Proxy Proxy
(0.80)

(1.00) (0.88) (0.89)


(1.03) (1.01) d = utang Pemerintah
r = tingkat bunga
(1.20)
(1.24)
(1.40) g = pertumbuhan
pb = keseimbangan primer
Formula
Debt Dynamics
Sumber: APBN/P, LKPP dan KEM PPKF 2019 (draft)

Keseimbangan primer diharapkan mulai positif pada tahun 2020 dan


menjadi surplus sekitar 0,05-0,10 persen terhadap PDB pada tahun 2022

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


43
Realisasi Sementara APBN 2018

APBN 2018
Keterangan APBN Realisasi Sementara APBN
(dalam triliun) (dalam triliun) (%)
Pendapatan Negara 1.894,7 1.942,3 102,5
Belanja Negara 2.220,7 2.202,2 99,2
Keseimbangan Primer (87,3) (1,8) 2,1
Defisit (325,9) (259,9) 79,7
Defisit/PDB (2,19) (1,76)
Pembiayaan 325,9 300,4 92,2
Pembiayaan utang 399,2 366,7 91,8
(a) SBN netto 414,5 358,4 86,5
(b) Pinjaman netto (15,3) 8,3 (54,0)

• Pembiayaan APBN dapat dikurangi hingga Rp25,5T antara lain melalui penghentian lelang SBN di kuartal IV 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO


Peran KPBU
…berbagai fasilitas untuk memenuhi bermacam kebutuhan proyek

Dukungan Pemerintah Skema Pengembalian


(Kemenkeu) Investasi
Equity Sponsor Financier

APBN
Project Development
Equity Debt
2018
Fund
User Payment
KONTRAK
Viability Gap Fund KPBU User Fee
Pembayaran
Proyek KPBU Ketersediaan
Penjaminan
Pemerintah (Special Purpose Vehicle) Layanan
(Availability
Pembiayaan Payment)
Infrastruktur PJPK
Land/Part of Const./AP Layanan Infrastruktur

Pengaturan mengenai Pemanfaatan


BMN untuk infrastruktur
45
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

Anda mungkin juga menyukai