Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Adam Martin Immanuel (1402270050)
David Rori Mikhael (1401170019)
Hasna Noor Alifa (1401170013)
Setyo Baskoro Wicaksono (1401170009)
DIPLOMA IV AKUNTANSI
KELAS 5-01
Pendahuluan
Pemerintah melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun
2003 Tanggal 9 Juni 2003, melaksanakan proses transformasi menuju e-
government. Untuk mewujudkan terbentuknya e-government di lingkup
Kementerian Keuangan dan memungkinkan tercapainya profesionalitas dan
kualitas pengelolaan keuangan negara, maka pemerintah melaksanakan sebuah
proyek penyempurnaan manajemen keuangan dan administrasi penerimaan
pemerintah (Government Financial Management and Revenue Administration
Project atau GFMRAP) yang meliputi 4 bidang besar, yaitu Public Financial
Management, Revenue Administration, Governance and Accountability dan
Project Governance and Implementation. Dalam bidang Public Financial
Management, perubahan yang terbesar adalah dalam hal budget and treasury
modernization dimana bentuk riilnya adalah dengan adanya implementasi
SPAN.
SPAN adalah komponen terbesar GFMRAP dan selanjutnya akan
menjadi pondasi untuk reformasi PFM (Public Financial Management). SPAN
akan memfasilitasi arah kebijakan penganggaran, mensuport
pertanggungjawaban dari para pengguna anggaran, meningkatkan efisiensi
pengelolaan perbendaharaan, memfasilitasi reformasi akuntansi dan pelaporan,
mengurangi biaya pinjaman dan memperkuat keamanan dan kredibilitas data
keuangan. Diharapkan pengembangan SPAN merupakan langkah awal menuju
implementasi IFMIS. IFMIS merupakan paket pengelolaan keuangan yang
terintegrasi dan terkomputerisasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan
efektifitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. SPAN
merupakan sub-program dari program reformasi keuangan publik terbesar
dalam sejarah di Indonesia yakni Government Financial Management and
Revenue Administration Project (GFMRAP).
Di luar Modul SPAN, dikembangkan Modul Manajemen Satker yang
mengatur tugas dan kewenangan Satker dalam mengelola APBN, yang meliputi
proses persiapan penganggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Dalam lingkup satuan kerja, perubahan yang akan
dilaksanakan meliputi penyederhanaan aplikasi yang sangat banyak pada satuan
kerja dengan data base yang terpisah-pisah, menjadi satu aplikasi dengan data
base yang terintegrasi. Penyederhanaan sistem aplikasi ini untuk mengurangi
terjadinya duplikasi pekerjaan dan entry data.
Dasar Hukum
1. Bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23 mengatur
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang
dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
Ayat (3): Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden,
Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang
lalu.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara Bab III Penyusunan Dan Penetapan APBN
3. Undang-undang Nomor 12 tahun 2018 tentang APBN Tahun Anggaran 2019
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
5. PMK Nomor 142/PMK.02/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga Dan Pengesahan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran.
6. PMK Nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana
Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas.
Tujuan Penganggaran
Tujuannya adalah untuk memandu anggaran pendapatan negara dan
belanja negara dalam melaksanakan kegiatan negara untuk meningkatkan
produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kemakmuran bagi rakyat.
Sebelum Reformasi Bidang KN:
Pengelolaan KN diatur dalam Indonesiche Comptabiliteitswet (ICW) yang
dicantumkan dalam Stbl. Tahun 1864 Nomor 106, terakhir diubah dengan Stbl.
Tahun 1925 Nomor 448. Selain itu ada juga Indische Bedrijvenwet (IBW) stbl.
1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No.445 dan Reglement voor het Administratief
Beheer (RAB) stbl. 1933 No.381. Sedangkan pelaksanaan pemeriksaan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara diatur dalam Insctructie en
verdere bapelingen voor Algemeene Rekenkamer (IAR) stbl. 1933
1945: Perencanaan dan Penganggaran Dengan Pendekatan Tradisional
UU warisan kolonial Belanda yang tetap berlaku bagi NKRI berdasarkan UUD
1945 aturan peralihan pasal I: “Segala peraturan perundangundangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini “ I. UU Pengelolaan Keuangan Negara: 1. Indonesiche
Comptabiliteitswet (ICW) yang dicantumkan dalam Stbl. Tahun 1864 Nomor
106, terakhir diubah dengan Stbl. Tahun 1925 Nomor 448. 2. Indische
Bedrijvenwet (IBW) stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No.445 3. Reglement
voor het Administratief Beheer (RAB) stbl. 1933 No.381 II. UU Pelaksanaan
Pemeriksaan Keuangan Negara: Insctructie en verdere bapelingen voor
Algemeene Rekenkamer (IAR) stbl. 1933 No.320
2003: Mewajibkan Perencanaan dan Penganggaran Menggunakan
Pendekatan: Unified Budget, MTEF, dan PBB
Reformasi Bidang KN
Diterbitkan beberapa UU Keuangan Negara yang baru (incl.UU bidang
Perencanaan) yang masuk dalam paket UU Keuangan Negara sebagai
pengganti UU warisan kolonial Belanda, sbb: 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara. 4. UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN). 5. Dan diikuti dengan
pemberlakuan/perubahan peraturan perundangan lainnya yang saling
mendukung.
Sekarang: Penyempurnaan Regulasi UU KN secara berkesinambungan:
Penyempurnaan Regulasi UU KN secara berkesinambungan:
Telah diberlakukan juga UU yang baru lainnya yang mengatur tatanan
pengelolaan (Incl. perencanaan) dan pengawasan, serta pemeriksaan dan
pertanggung jawaban keuangan negara yang selalu disempurnakan
Selain itu, Revisi Anggaran juga tidak diperkenankan untuk mengubah target
kinerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mengubah sasaran kinerja
b. Tidak mengubah jenis dan satuan keluaran
c. Tidak mengubah keluaran yang telah direalisasikan
5. Pengesahan DIPA
Proses penyusunan dokumen DIPA dimulai dari penyusunan RKAKL.
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN). DIPA berlaku untuk satu tahun anggaran dan memuat informasi satuan-
satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatandan
penggunaan anggaran.
Tahapan proses/ kegiatan DIPA :
1. Setelah Satker menerima Pagu Anggaran dan Telah menyusun dokumen
RKAKL dan dokumen pendukung lainnya (ADK, Kertas Kerja, Term of
Reference, Rincian Anggaran Biaya, POK dll) data dikirimkan kepada unit
eselon I masing-masing untuk dilakukan review dan validasi.
2. Bagian Penyusunan Anggaran, pada Eselon I melakukan konsolidasi dan
mereview dokumen RKAKL yang telah dikirimkan Satuan Kerja, apakah telah
sesuai Pagu, baseline, Standar Biaya Masukan (SBM) dan Standar Biaya
Keluaran (SBK) dan telah memiliki Rencana Penarikan Dana dan Rencana
Penerimaan Dana tiap bulannya.
3. Jika data telah sesuai maka Bagian Penyusunan Anggaran, akan melakukan
validasi dan mengirimkan data ke SPAN
4. DJA akan melakukan penelaahan RKAKL Satker sesuai dengan peraturan
PMK Nomor 142/PMK.02/2018 mengenai Penelaahan RKAKL dan
Pengesahan DIPA.
5. Jika telah sesuai, DJA akan mengeluarkan catatan hasil penelaahan dan juga
mengesahkan dan mencetak DIPA, yang terdiri dari DIPA Induk (untuk eselon
I) dan DIPA Petikan (tingkat satker).
6. Proses pelaksanaan Anggaran oleh satker dengan telah diterimanya DIPA.
Saran
Aplikasi SAKTI yang baru diterapkan di tingkat satker pada tahun 2019,
membuat aplikasi SAKTI masih mengalami beberapa pembaharuan, selain itu
fitur aplikasi saat ini masih belum sempurna dimana fitur yang bisa digunakan
baru Revisi 69 POK, rencana penarikan dan penerimaan dana, sedangkan untuk
fitur lainnya di modul penganggaran masih menggunakan aplikasi eksisting,
sehingga masih dilakukan penyempurnaan aplikasi SAKTI diharapkan segera
diselesaikan agar fitur dari aplikasi ini bisa digunakan sepenuhnya. Selain itu
perlu perlu juga diperbaiki masalah yang sering terjadi yaitu sering terjadi error/
not responding. Selain itu karena sistem yang digunakan masih baru, maka
diperlukan sosialisai penggunaan aplikasi SAKTI dan SPAN, untuk dapat
mengoperasikan aplikasi dengan baik dan benar, khususnya bagi satker yang
sering melakukan mutasi pegawai.
Daftar Pustaka
Hamzah, Andy P dan Nur Aisyah Kustiani. 2014. Seri Akuntansi Pemerintah
Indonesia: Dasar-Dasar Akuntansi Pemerintah. Jakarta: STAN PRESS.
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/09-07-15,%20MateriDJPB.pdf
http://www.span.depkeu.go.id/sites/default/files/files/span-1.pdf