Anda di halaman 1dari 206

Laporan Tahunan Kementerian Keuangan

Ekonomi Indonesia
yang Berdaya Tahan 2019
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


2 3
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
Dua buah lingkaran yang saling
beririsan menggambarkan pemerintah
dan stakeholdernya saling bekerja
satu sama lain. Ruang irisan yang
terbentuk menggambarkan kekuatan
yang tercipta ketika bekerjasama dan
bergotongroyong. Kekuatan kerjasama
01

01
ini lah yang akan mewujudkan daya
tahan ekonomi Indonesia.
Bab

Bab
4
Bab 01 Kilas Kinerja Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementerian Keuangan 2019

Ekonomi Indonesia
yang Berdaya Tahan
5

Bab 01 Kilas Kinerja Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Daftar Isi
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


01
Kilas Kinerja 2019
02
Profil Kementerian
03
Sumber Daya Manusia

11 Arah Kebijakan dan Strategi Penghargaan Kementerian 43 Visi, Misi dan Tata Nilai 77 Profil SDM Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan 2020-2024 29 Keuangan Tahun 2019
46 Sejarah Pengelolaan Keuangan 81 Pengelolaan SDM
18 Pengelolaan Kinerja Organisasi Sambutan Menteri Keuangan Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan 37 Laporan Tahunan Kementerian 51 Struktur Organisasi Kemenkeu
Keuangan 2019 93 Pengembangan Sumber Daya
22 Highlight Laporan Keuangan 52 Profil Pejabat Manusia Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan TA 2019
Audited Laporan Realisasi Anggaran 99 Penghargaan dan Penegakan
Disiplin
6 7

04 05 06 07
Analisis Kinerja Tata Kelola Pemerintahan Stakeholder Relations Laporan Keuangan
Kementerian
Keuangan
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
107 Perumusan Kebijakan Fiskal 171 Sistem Pengendalian Intern di 197 Kerjasama Internasional
Kementerian Keuangan
111 Pengelolaan Keuangan Negara Republik Indonesia
179 Manajemen Risiko
115 Pengelolaan Pajak
181 Whistleblowing System: Pengelolaan
128 Pengelolaan Kepabeanan dan Cukai Saluran Pengaduan

139 Fungsi Pelaksanaan Anggaran 183 Keterbukaan Informasi Publik

147 Pengelolaan Kekayaan Negara


01

01
158 Pengelolaan Pembiayaan melalui Utang
Bab

Bab
8
Bab 01 Kilas Kinerja Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

01 Kilas Kinerja 2019


9

Bab 01 Kilas Kinerja


Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Kilas Kinerja

10
Rencana Strategis 1.1. Arah Kebijakan
dan Strategi 2020 - 2024
Rencana Strategis Kementerian
Keuangan (Renstra Kemenkeu)
Tahun 2020-2024 merupakan
2024 adalah merebaknya pandemi
Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) di dunia, termasuk
11

Kementerian Keuangan dokumen acuan untuk menyusun


Rencana Kerja (Renja) Kementerian
Keuangan pada periode 2020-2024.
Indonesia pada awal tahun 2020.
Pandemi Covid-19 tersebut
berimbas pada perlambatan

(Renstra Kemenkeu) Tahun Renstra Kemenkeu terdiri dari dua


bagian utama, yaitu: (1) penjabaran
arah kebijakan dan strategi nasional
pertumbuhan ekonomi global dan
dalam negeri.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

2020-2024 merupakan (Agenda Pembangunan) sesuai


rumusan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) Tahun
Dampak keekonomian akbat
pandemi Covid-19 perlu segera
diantisipasi dan direspon oleh

dokumen acuan untuk 2020-2024; dan (2) arah kebijakan


dan strategi Kementerian Keuangan
yang merupakan perwujudan
seluruh negara, termasuk
Indonesia. Salah satu bentuk
respon pemerintah dalam

menyusun Rencana Kerja upaya pencapaian visi dan misi


Kementerian Keuangan.
menangani permasalahan ini
adalah penerbitan Peraturan

Kilas Kinerja
Pemerintah Pengganti Undang-

(Renja) Kementerian Penyusunan Renstra Kemenkeu


juga mempertimbangkan berbagai
kondisi yang dapat mempengaruhi
Undang Nomor 1 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitas Sistem Keuangan

Keuangan pada periode perekonomian Indonesia agar


kebijakan dan strategi yang
dirumuskan dalam Renstra
Untuk Penanganan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/
atau Dalam Rangka Menghadapi

2020-2024. dapat menjawab tantangan


pembangunan, khususnya di bidang
ekonomi. Salah satu kondisi yang
Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau
Stabilitas Sistem Keuangan (Perppu
menjadi perhatian Kementerian 1/2020). Perppu 1/2020 telah

01
Keuangan dalam penyusunan ditetapkan menjadi Undang-Undang
Renstra Kemenkeu Tahun 2020- Nomor 2 Tahun 2020.

Bab
Sesuai elemen pertama Renstra melalui (i) Pusat Logistik Berikat;
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Kemenkeu, Kementerian Keuangan (ii) pengembangan National Logistic
sebagai nahkoda kebijakan fiskal, Ecosystems; dan (iii) percepatan
memiliki peran strategis dalam arus barang impor dan ekspor
menata APBN guna mendukung dengan penerapan integrasi proses
terwujudnya arah kebijakan dan bisnis di bidang impor dan ekspor
strategi nasional yang ditetapkan di semua Kementerian/Lembaga
dalam RPJMN 2020-2024. Dari (K/L) terkait melalui sistem
tujuh Agenda Pembangunan yang Indonesia National Single Window
ditetapkan dalam RPJMN tersebut, (INSW).
Kementerian Keuangan mendukung
seluruh Agenda Pembangunan Di samping beberapa strategi
dimaksud melalui beberapa strategi tersebut, Kementerian Keuangan
untuk mencapai sasaran pada juga melakukan reformasi fiskal
masing-masing agenda. sebagai upaya menguatkan pilar
pertumbuhan dan daya saing
Pada Agenda Pembangunan ekonomi. Reformasi fiskal dilakukan
pertama, “Memperkuat antara lain melalui: (1) dukungan
ketahanan ekonomi untuk terhadap perekonomian dan dunia
pertumbuhan yang berkualitas usaha melalui insentif fiskal (2)
dan berkeadilan”, Kementerian pembaruan sistem inti administrasi
Keuangan diamanatkan untuk perpajakan (core tax system)
dapat berkontribusi mendukung dan smart customs and excise
arah kebijakan pembangunan system; (3) upaya intensifikasi
nasional yaitu: (1) pemenuhan dan ekstensifikasi baik obyek dan
kebutuhan energi dengan subyek pajak, maupun perluasan
mengutamakan peningkatan barang kena cukai; (4) peningkatan
energi baru terbarukan (EBT); (2) tarif cukai hasil tembakau; (5)
penguatan kewirausahaan, Usaha penajaman belanja barang dan
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) penguatan belanja modal; (6)
dan koperasi; (3) peningkatan memperkuat kualitas desentralisasi
nilai tambah, lapangan kerja, fiskal melalui pengelolaan Transfer
dan investasi di sektor riil dan ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
12 industrialisasi; (4) peningkatan berbasis kinerja, serta perbaikan 13
ekspor bernilai tambah tinggi dan pengelolaan keuangan daerah yang
penguatan Tingkat Komponen efisien, efektif, dan akuntabel; dan
Dalam Negeri (TKDN); dan (5) (7) mendorong pengembangan
penguatan pilar pertumbuhan dan skema pembiayaan yang inovatif
daya saing ekonomi. dan inklusif dengan mengutamakan
pendalaman pasar keuangan
Strategi untuk mencapai arah domestik.
kebijakan tersebut antara lain: (1)
pemberian insentif fiskal terhadap Pada Agenda Pembangunan
industri EBT; (2) penyediaan insentif kedua, “Mengembangkan
fiskal yang berorientasi ekspor dan wilayah untuk mengurangi
penyediaan skema pembiayaan kesenjangan dan menjamin
bagi wirausaha dan UMKM; (3) pemerataan”, Kementerian
pemberian fasilitasi kepabeanan Keuangan diamanatkan untuk
dan perpajakan, penyusunan dapat berkontribusi mendukung
peraturan untuk meningkatkan arah kebijakan pembangunan
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
iklim usaha dan investasi melalui nasional yaitu: (1) peningkatan
Omnibus Law perpajakan yang keunggulan kompetitif pusat-
akan mengatur tentang PPh, PPN, pusat pertumbuhan wilayah; (2)
pajak dan retribusi daerah, serta peningkatan kualitas tata kelola
ketentuan umum perpajakan, pelayanan dasar, daya saing,
perbaikan peringkat kemudahan serta kemandirian daerah; dan
berusaha, dan penerapan sistem (3) peningkatan pemerataan
perizinan berusaha terintegrasi antarwilayah kawasan barat
secara elektronik; (4) pemberian Indonesia dan kawasan timur
insentif fiskal terhadap bahan baku Indonesia, maupun Jawa dan luar
melalui Kemudahan Impor Tujuan Jawa; dan 4) arah pembangunan
01

01
Ekspor (KITE); dan (5) peningkatan wilayah per pulau.
sistem logistik dan stabilitas harga
Bab

Bab
Strategi untuk mencapai arah daerah; (4) akselerasi penguatan pemeliharaan; (2) penguatan RPJMN 2020-2024, Renstra
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

kebijakan tersebut antara lain: ekonomi keluarga, melalui fasilitasi pendanaan pembangunan jaringan Kemenkeu juga menjabarkan
(1) optimalisasi pembangunan pendanaan ultra mikro bagi individu jalan melalui pengembangan arah kebijakan dan strategi
kawasan strategis prioritas atau kelompok usaha produktif inovasi pendanaan infrastruktur Kementerian Keuangan sebagai
sebagai pusat-pusat pertumbuhan dari keluarga miskin dan rentan; seperti KPBU, pemanfaatan dana upaya untuk mencapai visi dan
wilayah; (2) penataan hubungan (5) pengembangan sistem insentif/ jangka panjang, dan program dana misi Kementerian Keuangan yaitu
pusat dan daerah yang lebih regulasi untuk mendorong peran bergulir (revolving fund) khususnya menjadi pengelola keuangan negara
sinergis; (3) pengembangan industri/swasta dalam pendidikan untuk pengembangan jalan tol; untuk mewujudkan perekonomian
kebijakan dan pelaksanaan dan pelatihan vokasi; (6) penyediaan (3) pengembangan kebijakan indonesia yang produktif,
pembangunan afirmatif untuk insentif bagi perguruan tinggi dan pendanaan dan pembiayaan dalam kompetitif, inklusif, dan berkeadilan
mempercepat pembangunan industri yang mengembangkan rangka pemenuhan akses, pasokan untuk mendukung visi dan misi
daerah tertinggal, kecamatan kerja sama litbang strategis; dan energi, dan tenaga listrik merata, Presiden dan Wakil Presiden:
lokasi prioritas perbatasan, pulau- (7) pemberian insentif fiskal untuk andal, efisien, dan berkelanjutan; ”Indonesia Maju yang Berdaulat,
pulau kecil terluar dan terdepan, penelitian dan pengembangan (4) perluasan layanan bantuan Mandiri dan Berkepribadian
serta kawasan transmigrasi; iptek-inovasi. sosial non-tunai, konten digital Berlandaskan Gotong Royong”.
(4) percepatan pembangunan pendidikan dan informasi publik, Kementerian Keuangan dalam hal
desa secara terpadu; dan (5) Pada Agenda Pembangunan layanan digital kesehatan serta ini melaksanakan misi Presiden dan
pembangunan wilayah pulau secara keempat, “Revolusi mental dan informasi pertanian melalui Wakil Presiden untuk membangun
terintegrasi dengan pengembangan pembangunan kebudayaan”, pemberian insentif start-up struktur ekonomi yang produktif,
infrastruktur pendukung aktivitas Kementerian Keuangan yang fokus pada layanan sosial, mandiri, dan berdaya saing serta
ekonomi dan sosial. diamanatkan untuk dapat pendidikan, kesehatan, informasi mewujudkan pembangunan yang
berkontribusi mendukung arah publik serta informasi pertanian. merata dan berkeadilan.
Pada Agenda Pembangunan ketiga, kebijakan pembangunan nasional
“Meningkatkan SDM berkualitas yakni revolusi mental dan Pada Agenda Pembangunan Kementerian Keuangan telah
dan berdaya saing”, Kementerian pembinaan ideologi Pancasila untuk keenam, “Membangun lingkungan menetapkan lima Tujuan dan
Keuangan diamanatkan untuk dapat memperkukuh ketahanan budaya hidup, meningkatkan ketahanan sepuluh Sasaran Strategis untuk
berkontribusi mendukung arah bangsa dan membentuk mentalitas bencana, dan perubahan menjabarkan visi dan misi tersebut.
kebijakan pembangunan nasional bangsa yang maju, modern, iklim”, Kementerian Keuangan Tujuan dan Sasaran Strategis yang
yaitu: (1) penguatan pelaksanaan dan berkarakter. Strategi untuk diamanatkan untuk dapat disusun mencerminkan outcome
perlindungan sosial; (2) peningkatan mencapai arah kebijakan tersebut berkontribusi mendukung arah dari tugas dan fungsi Kementerian
pelayanan kesehatan menuju salah satunya dilaksanakan kebijakan pembangunan nasional Keauangan yang pelaksanaannya
cakupan kesehatan semesta; (3) melalui revolusi mental dalam yaitu peningkatan ketahanan diimplementasikan oleh seluruh
peningkatan pemerataan layanan tata kelola pemerintahan untuk bencana dan iklim. Arah kebijakan unit eselon I di lingkungan
14 pendidikan berkualitas; (4) penguatan budaya birokrasi yang tersebut dilaksanakan dengan Kementerian Keuangan. Tujuan dan 15
pengentasan kemiskinan; dan (5) bersih, melayani, dan responsif strategi peningkatan pengembangan Sasaran Strategis Kementerian
peningkatan produktivitas dan daya mencakup: (a) peningkatan budaya dan inovasi skema alternatif Keuangan pada Renstra Kemenkeu
saing. kerja pelayanan publik yang pembiayaan penanggulangan Tahun 2020-2024 disajikan lebih
ramah, cepat, efektif, efisien, dan bencana. lengkap pada Tabel berikut.
Strategi untuk mencapai arah terpercaya; dan (b) penerapan Tujuan pertama yaitu “Pengelolaan
kebijakan tersebut antara lain: (1) disiplin, penghargaan (reward) Pada Agenda Pembangunan fiskal yang sehat dan
penguatan pelaksanaan jaminan dan sanksi (punishment) dalam ketujuh, “Memperkuat stabilitas berkelanjutan”. Beberapa strategi
sosial, salah satunya melalui birokrasi. polhukhankam dan transformasi yang dilakukan Kementerian
keberlanjutan pendanaan dan pelayanan publik”, Kementerian Keuangan untuk mencapai
penguatan tata kelola Sistem Pada Agenda Pembangunan kelima, Keuangan diamanatkan untuk dapat kondisi kebijakan fiskal yang
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), “Memperkuat infrastruktur untuk berkontribusi mendukung arah ekspansif konsolidatif antara
termasuk penyesuaian sistem mendukung pembangunan ekonomi kebijakan pembangunan nasional lain: (1) penyusunan peraturan
iuran, tarif dan paket manfaat, dan pelayanan dasar”, Kementerian yaitu: (1) optimalisasi kebijakan perundang-undangan di bidang
serta pembangunan sistem Keuangan diamanatkan untuk luar negeri; (2) penegakan hukum fiskal dan sektor keuangan,
monitoring dan evaluasi yang dapat berkontribusi mendukung nasional; dan (3) menjaga stabilitas khususnya kebijakan relaksasi
terintegrasi; (2) penguatan sistem arah kebijakan pembangunan keamanan nasional. Arah kebijakan dan refocusing belanja untuk
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
kesehatan dan pengawasan obat nasional dalam hal penguatan: tersebut dilaksanakan antara lain percepatan penanganan Covid-19
dan makanan, salah satunya (1) infrastruktur pelayanan dasar; dengan strategi penguatan lembaga dan pemulihan ekonomi nasional
melalui peningkatan pemanfaatan (2) infrastruktur ekonomi; (3) pemberi bantuan dan kerja sama dampak Covid-19; (2) pemberian
anggaran untuk penguatan promotif energi dan ketenagalistrikan; dan pembangunan internasional, insentif fiskal dan prosedural guna
dan preventif berbasis bukti dan (4) transformasi digital. Strategi penguatan sistem anti korupsi, dan memulihkan kinerja perekonomian
pengembangan sumber pembiayaan untuk mencapai arah kebijakan Penguatan keamanan laut. yang terdampak Covid-19; (3)
baru seperti penerapan earmark tersebut antara lain dilaksanakan penyusunan kebijakan APBN
cukai dan pajak; (3) peningkatan melalui: (1) penyediaan mekanisme dengan defisit yang terkendali dan
efektivitas pemanfaatan anggaran insentif bagi pemerintah daerah Arah Kebijakan dan Strategi kesinambungan fiskal dapat terjaga,
pendidikan untuk peningkatan untuk mengalokasikan anggaran Kementerian Keuangan 2020-2024 dengan tetap memberikan ruang
akses, kualitas, relevansi, dan daya pembangunan infrastruktur untuk pemulihan perekonomian;
01

01
saing pendidikan, dan pemenuhan sanitasi dan/atau penyediaan Selain menjabarkan arah kebijakan (4) perumusan strategi kebijakan
ketentuan Anggaran Pendidikan di subsidi bagi operasional dan dan strategi nasional sesuai makro fiskal untuk APBN yang
Bab

Bab
sehat dan berkelanjutan; (5) efisien, dan tetap akuntabel; (2)
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Keuangan
pada Renstra Kemenkeu Tahun 2020-2024 perumusan kebijakan penerimaan perumusan kebijakan penganggaran
negara yang mendorong investasi jaring pengaman sosial dan
dan daya saing; (6) pemberian subsidi yang tepat sasaran dan
No Tujuan Sasaran Strategis
insentif fiskal perpajakan untuk terintegrasi; (3) perumusan
1. Pengelolaan fiskal yang Kebijakan fiskal yang peningkatan investasi dan ekspor kebijakan relaksasi dan refocusing
sehat dan berkelanjutan. ekspansif konsolidatif. serta pengembangan sektor belanja K/L, penggunaan TKDD
2. Penerimaan negara yang Penerimaan negara dari tertentu; dan (7) penguatan kerja untuk penanganan Covid-19 dan/
optimal. sektor pajak, kepabeanan sama pembiayaan perubahan atau kondisi krisis/darurat nasional
dan cukai serta PNBP yang iklim dan ekonomi serta keuangan serta menstimulasi percepatan
optimal. internasional. pemulihan layanan publik dan
perekonomian; (4) penguatan value
3. Pengelolaan belanja Alokasi belanja pusat dan
Tujuan kedua yaitu “Penerimaan for money, peningkatan evidence
negara yang berkualitas. TKDD yang tepat.
negara yang optimal”. Beberapa based budgeting, dan monev
4. Pengelolaan 1. Pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah strategi yang dilakukan kebijakan penganggaran dalam
perbendaharaan, kekayaan yang efektif, efisien, dan akuntabel. Kementerian Keuangan dalam proses perencanaan penganggaran;
negara, dan pembiayaan 2. Pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan efektif serta rangka mewujudkan penerimaan (5) pemantapan penerapan
yang akuntabel dan memberi manfaat finansial. negara yang optimal dari sektor Penganggaran Berbasis Kinerja
produktif dengan risiko 3. Pengelolaan pembiayaan yang optimal dan risiko keuangan Negara pajak, kepabeanan dan cukai, dan (PBK) dan Kerangka Pengeluaran
yang terkendali. yang terkendali. Penerimaan Negara Bukan Pajak Jangka Menengah (KPJM) serta
(PNBP) antara lain: (1) penyesuaian implementasi redesign sistem
prosedur pelayanan administrasi penganggaran K/L dan daerah
5. Birokrasi dan layanan 1. Organisasi dan SDM yang optimal. perpajakan dengan memperhatikan berdasarkan standardisasi program/
publik yang agile, efektif, protokol kesehatan terkait Covid-19; kegiatan, outcome/output, satuan
dan efisien. (2) identifikasi potensi dan biaya, struktur dan kode akun,
2. Sistem Informasi yang peningkatan kepatuhan perpajakan serta sistem pengelolaan keuangan
andal dan terintegrasi. atas transaksi perdagangan melalui daerah terintegrasi; dan (6)
sistem elektronik (PSME); (3) Pengurangan beban belanja negara/
3. Pengendalian dan
pengembangan layanan pajak, daerah melalui pengembangan
pengawasan internal yang
kepabeanan dan cukai serta PNBP pemanfaatan pembiayaan daerah
bernilai tambah.
berbasis digital; (4) penggalian dan pola kerjasama pemerintah
4. Pelaksanaan tugas potensi penerimaan melalui daerah dengan badan usaha (KPBU)
khusus yang optimal. upaya perluasan basis pajak, untuk percepatan penyediaan
16 kepabeanan dan cukai, serta layanan/barang publik yang dapat 17
pemetaan potensi PNBP; (5) dilakukan dengan skema bisnis.
modernisasi sistem administrasi
pajak, kepabeanan dan cukai Tujuan keempat yaitu “Pengelolaan
serta PNBP; (6) Penyempurnaan perbendaharaan, kekayaan negara,
proses bisnis khususnya di bidang dan pembiayaan yang akuntabel
pemeriksaan dan pengelolaan dan produktif dengan risiko yang
penerimaan kepabeanan dan terkendali”. Terdapat tiga kondisi
cukai; (7) penguatan Joint yang ingin dicapai oleh Kementerian
Program penerimaan di lingkungan Keuangan. Pertama, pelaksanaan
Kementerian Keuangan; dan (8) dan pertanggungjawaban
penguatan pengawasan perpajakan anggaran belanja pemerintah yang
dan PNBP serta pemberantasan efektif, efisien, dan akuntabel.
penyelundupan dan barang-barang Strategi yang dilakukan untuk
ilegal. mencapai hal tersebut antara
lain: (1) implementasi pengelolaan
Tujuan ketiga yaitu “Pengelolaan liquidity buffer kas negara yang
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
belanja negara yang berkualitas”. lebih efisien dengan tetap
Beberapa strategi yang dilakukan menjamin ketersediaan kas; (2)
Kementerian Keuangan untuk simplifikasi pengelolaan dan
mencapai alokasi belanja pusat pertanggungjawaban keuangan
dan TKDD yang tepat antara serta penyederhanaan proses bisnis
lain: (1) memprioritaskan belanja pelaksanaan anggaran melalui
negara dan penyusunan regulasi optimalisasi teknologi informasi;
terkait APBN yang memberikan (3) penyusunan kebijakan dan
fleksibilitas bagi pemerintah untuk pedoman tentang mekanisme
pendanaan isu strategis jangka pelaksanaan belanja APBN dalam
menengah, pencapaian prioritas masa pandemi untuk menjaga good
01

01
nasional, maupun penanganan governance pengelolaan keuangan
bencana nasional secara cepat, negara; (4) harmonisasi pengukuran
Bab

Bab
Surat Utang Negara (SUN) dan/ hal tersebut terdiri dari: (1) (3) pengembangan kerangka
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


kinerja APBN yang terintegrasi serta
pengembangan sistem monitoring atau Surat Berharga Syariah Negara implementasi Tata Kelola TIK pengawasan TKDD; (4) peningkatan
dan evaluasi pelaksanaan anggaran (SBSN) dalam rangka penanganan yang handal sesuai best practice; peran serta pengawasan dari
berbasis kinerja terintegrasi; pandemi Covid- 19 untuk dapat (2) penguatan dan peningkatan masyarakat melalui Whistleblowing
(5) pengembangan Sistem dibeli oleh Bank Indonesia di kualitas infrastruktur TIK DC/ System; dan (5) peningkatan dan
Informasi Keuangan Republik pasar perdana; (3) peningkatan DRC termasuk dukungan penguatan peran Unit Kepatuhan
Indonesia (SIKRI) dan penerapan sinergi pendapatan dan belanja implementasi digital workplace; Internal (UKI).
business intelligence pemerintah negara dalam rangka mendukung (3) pengembangan proyek strategis
untuk mendukung analisis dan pengelolaan risiko pembiayaan dan TIK Kementerian Keuangan; (4) Keempat, pelaksanaan tugas
pengambilan kebijakan fiskal; mendorong efisiensi pengelolaan implementasi Satu Data Kemenkeu; khusus yang optimal. Strategi yang
dan (6) pelaksanaan modernisasi dan pemanfaatan liquidity cash dan (5) pembangunan pelayanan dilakukan untuk mencapai hal
penyelesaian tagihan kepada negara buffer melalui penguatan fungsi publik yang efektif, efisien, dan tersebut terdiri dari: (1) optimalisasi
dengan mekanisme scheduled treasurer dalam pengelolaan APBN handal melalui portal layanan pendapatan melalui penempatan
payment date serta optimalisasi dalam kerangka pengelolaan aset digital Kementerian Keuangan dana pada instrumen investasi;
Kartu Kredit Pemerintah (KKP) dan kewajiban (ALM) Pemerintah Ketiga, pengendalian dan (2) kerja sama pendanaan dengan
dalam rangka penggunaan Uang Pusat; (4) diversifikasi instrumen, pengawasan internal yang bernilai negara/lembaga donor dan/atau
Persediaan (UP). pengembangan infrastruktur tambah. Strategi yang dilakukan pihak lainnya; (3) perluasan akses
Kedua, pengelolaan kekayaan dan penguatan legal framework untuk mencapai hal tersebut dan penyaluran pemanfaatan dana
negara yang lebih efisien dan dalam rangka pengembangan antara lain: (1) penerapan Fraud kelolaan BLU; dan (4) mendorong
efektif serta memberi manfaat dan pendalaman pasar SBN; Management System dalam rangka K/L menyelenggarakan layanan dan
finansial. Strategi yang dilakukan (5) mengembangkan creative implementasi program penanganan pengawasan ekspor impor yang
untuk mencapai hal tersebut financing dalam rangka mendukung pandemi; (2) pengawasan efektif dan efisien berbasis Single
antara lain: (1) pengembangan percepatan pembangunan berbasis teknologi informasi; Stakeholder Information (SSI).
dan implementasi comprehensive infrastruktur dan menjaga
assessment framework investasi kesinambungan fiskal; dan (6)
pemerintah melalui inisiasi mengembangkan kerangka kerja
penyusunan formula/kriteria dan instrumen pengelolaan risiko 1.2. Pengelolaan Kinerja Sejak tahun 2008 Kementerian Keuangan
diturunkan (cascading) dan diselaraskan
assessment atas investasi keuangan negara yang holistik Kemenkeu menerapkan model Balanced Score Card (alignment) ke seluruh unit eselon
pemerintah; (2) peningkatan kinerja (termasuk isu bencana, lingkungan, (BSC) dalam pengelolaan kinerjanya. I sampai dengan level terendah di
keuangan dan kinerja operasi perubahan iklim maupun pandemi). Salah satu keunggulan pengelolaan Kementerian Keuangan, serta dituangkan
Special Mission Vehicle (SMV) di kinerja dengan konsep BSC adalah dalam dokumen kontrak kinerja. Dengan
bawah Kementerian Keuangan; Tujuan kelima yaitu “Birokrasi disusunnya Strategi Kementerian dilaksanakannya proses cascading
(3) penempatan dana investasi dan layanan publik yang agile, Keuangan yang komprehensif dalam dan alignment, pencapaian strategi
18
pemerintah melalui perbankan dan efektif dan efisien”. Terdapat suatu peta strategi yang mencakup Kementerian Keuangan diharapkan 19

Lembaga Keuangan Bukan Bank empat kondisi yang ingin dicapai empat perspektif, yaitu stakeholder, selaras dan didukung oleh seluruh unit
(LKBB) untuk membantu sektor oleh Kementerian Keuangan. customer, internal process, dan learning dan pegawai pada setiap level.
industri terdampak; (4) stimulus Pertama, Organisasi dan SDM yang and growth. Dalam implementasinya,
ekonomi (penangguhan angsuran, optimal. Strategi yang dilakukan Kementerian Keuangan terus berusaha Secara umum, pengelolaan kinerja di
restrukturisasi, perpanjangan jatuh untuk mencapai hal tersebut untuk menyempurnakan model lingkungan Kementerian Keuangan
tempo, top-up penyaluran kredit) antara lain: (1) implementasi work pengelolaan kinerja dengan konsep meliputi seluruh tahapan dalam eksekusi
bagi debitur Kredit usaha Rakyat from home secara bertahap dan BSC agar sesuai dengan kondisi riil dan strategi Kementerian Keuangan yakni
(KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro selektif dengan memperhatikan selaras dengan best practice sektor perencanaan, pelaksanaan, monitoring
(UMi) terdampak pandemi; (5) prinsip work life balance; (2) publik secara internasional. dan evaluasi kinerja, review dan
penyempurnaan Standar Barang penetapan Business Continuity penyempurnaan kontrak kinerja. Selain
Standar Kebutuhan (SBSK) untuk Plan (BCP) sebagai strategi untuk Dari masing-masing perspektif tersebut, itu, sebagai bentuk komitmen untuk
Barang Milik Negara (BMN) dengan meminimalisir dampak pandemi Kementerian Keuangan kemudian selalu meningkatkan dan menjamin
mempertimbangkan dinamika Covid-19 terhadap aktivitas merumuskan sasaran strategis (SS), kualitas (quality assurance) pengelolaan
flexible working space, kemajuan unit organisasi; (3) percepatan indikator kinerja utama (IKU), dan target kinerja Kementerian Keuangan, pada
ICT, tren coworking space, dan implementasi Enterprise kinerja yang selaras dengan Rencana tahun 2019 telah dilakukan penilaian
green building; dan (6) pengamanan Architecture untuk penyempurnaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja efektivitas implementasi manajemen
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
aset strategis tanah milik negara proses bisnis Kementerian (Renja) Kementerian Keuangan. SS, IKU kinerja melalui survei bersama
dengan percepatan penyelesaian Keuangan berbasis digital; (4) dan target kinerja tersebut kemudian pihak ketiga. Adapun detail tahapan
sertifikasi BMN berupa tanah. implementasi penyederhanaan dimuat dalam dokumen Komitmen pengelolaan kinerja yang dilaksanakan
Ketiga, pengelolaan pembiayaan birokrasi (delayering); dan (5) Kinerja Menteri Keuangan dan Wakil pada tahun 2019 antara lain meliputi:
yang optimal dan risiko keuangan kebijakan minus-growth melalui Menteri Keuangan. Dokumen tersebut
negara yang terkendali. Strategi moratorium rekrutmen Calon kemudian dituangkan dalam sebuah Refinement Kontrak Kinerja
yang dilakukan untuk mencapai hal Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dashboard yang menggambarkan Kementerian Keuangan-Wide-One
tersebut antara lain: (1) optimalisasi redistribusi, dan implementasi exit keseluruhan perjalanan strategi Tahun 2019
potensi sumber pembiayaan dalam strategy. Kementerian Keuangan yang dikenal
dan luar negeri secara selektif, dengan nama Peta Strategi Kementerian Tahapan perencanaan pengelolaan
prudent, transparan, dan akuntabel Kedua, sistem informasi yang Keuangan. kinerja diawali dengan pelaksanaan
01

01
untuk mendukung pemulihan andal dan terintegrasi. Strategi review atas kontrak kinerja tahun 2018.
ekonomi nasional; (2) penerbitan yang dilakukan untuk mencapai Peta strategi tersebut kemudian Tindak lanjut hasil review tersebut
Bab

Bab
adalah penyempurnaan dan pembaruan dan Target IKU pada level Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


IKU maupun target untuk kontrak yang kemudian diturunkan ke dalam
kinerja tahun 2019, yang biasa disebut Kontrak Kinerja setiap pejabat eselon I.
refinement kontrak kinerja. Refinement Selanjutnya, proses penandatanganan
kontrak kinerja dimulai sejak triwulan IV Kontrak Kinerja juga dilakukan oleh
tahun 2018 melalui forum pembahasan seluruh pejabat eselon II hingga
bersama antara Pengelola Kinerja level pelaksana di seluruh unit kerja
Organisasi Pusat dan Pengelola Kinerja Kementerian Keuangan.
Organisasi Unit Eselon I. Adapun
cakupan pembahasan meliputi peta Komitmen Kinerja Menteri Keuangan
strategi, IKU, dan target IKU Kementerian dan Kontrak Kinerja seluruh unit
Keuangan-Wide-One untuk tahun 2019. eselon I kemudian ditetapkan dalam
Perumusan Peta Strategi, IKU maupun Keputusan Menteri Keuangan Nomor
Target IKU Kementerian Keuangan- 230/KMK.01/2019 tentang Penetapan
Wide-One Tahun 2019 mengacu pada Peta Strategi dan Indikator Kinerja Utama
dokumen perencanaan diantaranya Tingkat Kementerian dan Unit Eselon I
Renstra Kementerian Keuangan di lingkungan Kementerian Keuangan
Tahun 2019-2024, Kebijakan Strategis Tahun 2019.
Kementerian Keuangan (KSKK) Tahun
2014-2024, dan Inisiatif Strategis Monitoring dan Evaluasi Kinerja:
Reformasi Birokrasi dan Transformasi Komitmen Pimpinan dalam Dialog
Kelembagaan Kinerja Organisasi

(IS RBTK) serta mempertimbangkan Monitoring dan evaluasi kinerja


kondisi internal dan eksternal. Selain merupakan tahapan penting dalam
itu, perumusan dan penyusunan Peta manajemen kinerja Kementerian
Strategi, IKU, dan Target IKU juga Keuangan yang dilaksanakan secara rutin
memperhatikan indikator maupun target dan berkala setiap triwulan. Sebagai
yang telah ditetapkan dalam Renja bentuk komitmen pimpinan Kementerian
Kementerian Keuangan. Kesepakatan Keuangan, proses monitoring dan
Pengelola Kinerja Organisasi selanjutnya evaluasi kinerja dilakukan dalam
dibahas pada Forum Sekretaris unit rapat pimpinan yang disebut dengan
eselon I yang dipimpin oleh Sekretaris Dialog Kinerja Organisasi (DKO) dan
20 Jenderal. Hasil pembahasan pada forum dipimpin langsung oleh Menteri 21
tersebut kemudian dibahas bersama Keuangan. Rapat dihadiri Wakil Menteri
Wakil Menteri Keuangan dengan Keuangan dan seluruh pejabat eselon
pimpinan unit eselon I, untuk kemudian I yang didampingi pejabat eselon II
difinalisasi bersama Menteri Keuangan. terkait dan para Manajer Kinerja serta
Selanjutnya, untuk menjaga komitmen Manajer Risiko. Pelaksanaan DKO lebih
seluruh jajaran Kementerian Keuangan difokuskan pada pembahasan isu
dalam mendukung pencapaian prioritas strategis, dampak terhadap pencapaian
nasional, proyek Kementerian Keuangan kinerja, dan penetapan rencana aksi.
beserta anggarannya, dituangkan Selain itu, ditunjuk pula unit yang
sebagai salah satu Inisiatif Strategis bertanggung jawab untuk melaksanakan
dalam Kontrak Kinerja tahun 2019 rencana aksi yang telah ditetapkan oleh
seluruh pimpinan unit kerja terkait. pimpinan rapat.
Monitoring pencapaian kinerja dan
pelaksanaan inisiatif strategis dipantau Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai
secara berkala setiap triwulan dalam (NKP) Berdasarkan Kualitas Kontrak
forum Dialog Kinerja Organisasi. Kinerja
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
Penandatanganan Kontrak Kinerja Dalam rangka mewujudkan penilaian
kinerja yang lebih objektif, Kementerian
Setelah dilakukan pembahasan bersama Keuangan telah memiliki mekanisme
antara Menteri Keuangan dengan yang dapat mendorong diferensiasi
seluruh pimpinan unit eselon I, tahapan kinerja antarpegawai dan meningkatkan
selanjutnya adalah penandatanganan kualitas pengelolaan kinerja secara
Komitmen Kinerja Menteri Keuangan dan berkesinambungan, yaitu dengan
Kontrak Kinerja seluruh pejabat eselon I menerapkan penghitungan NKP
di Lingkungan Kementerian Keuangan, berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja
yang dilaksanakan pada tanggal (K3). Penilaian K3, dilakukan terhadap
28 Januari 2019. Komitmen Kinerja 2 (dua) komponen yaitu kualitas IKU
01

01
mencakup penetapan Peta Strategi, IKU, pegawai dan kualitas target IKU yang
Bab

Bab
telah ditetapkan. NKP yang merupakan kinerja Kementerian Keuangan berorientasi hasil pada Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


pemetaan strategi pada level organisasi
kombinasi nilai capaian kinerja pegawai Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Keuangan menunjukkan hasil yang
dengan nilai 4, sedangkan variabel
dan nilai perilaku, kemudian dikalikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur memuaskan.
terendah adalah kepemimpinan dan
dengan nilai K3, sehingga dihasilkan Negara dan Reformasi Birokrasi juga
infrastruktur dengan nilai 3.59.
NKP K3. Dengan adanya penghitungan mendapatkan predikat A (sangat baik) Dengan upaya tersebut diharapkan
NKP K3 ini diharapkan seluruh pegawai dengan nilai 88.13 meningkat dari pemahaman dan kesadaran pegawai
Dari hasil penilaian tersebut, diperoleh
menyusun IKU yang berkualitas dan tahun sebelumnya dengan nilai 87.07. dalam implementasi pengelolaan
beberapa masukan sebagai bahan
benar-benar mencerminkan output dari Pencapaian tersebut menunjukkan kinerja berbasis BSC akan meningkat.
untuk perbaikan pengelolaan kinerja
pekerjaannya, serta menetapkan target tingkat efektivitas dan efisiensi Pencapaian kinerja yang sudah baik,
Kementerian Keuangan di masa akan
yang menantang setiap tahunnya. penggunaan anggaran dibandingkan masih harus terus ditingkatkan dengan
datang. Beberapa masukan perbaikan
dengan capaian kinerjanya, kualitas memelihara semangat perbaikan yang
tersebut di antaranya adalah perlu
Pelaksanaan Review Pengelolaan pembangunan budaya kinerja birokrasi berkelanjutan (continuous improvement).
adanya konsistensi dari pimpinan dalam
Kinerja dan penyelenggaraan pemerintah yang
berbagai level organisasi untuk terlibat
aktif dalam penyusunan dan eksekusi
Review pengelolaan kinerja merupakan strategi, serta perlu ditumbuhkannya
salah satu bentuk quality assurance pengelolaan kinerja organisasi sebagai
pengelolaan kinerja yang telah dilakukan bagian dari budaya kerja di lingkungan 1.3. Ringkasan Laporan Laporan Keuangan Kementerian
sejak tahun 2012. Kegiatan review atau 99,48 persen dari
Kementerian Keuangan. Keuangan Keuangan Tahun Anggaran
pengelolaan kinerja dilakukan untuk anggarannya, Belanja Barang
2019 Audited ini telah disusun sebesar Rp16.605.824.448.271,00
mengevaluasi kualitas implementasi Edukasi Pengelolaan Kinerja dan disajikan sesuai dengan
sistem pengelolaan kinerja melalui atau 73,21 persen dari anggarannya
Peraturan Pemerintah Nomor dan Belanja Modal sebesar
asesmen dokumen pengelolaan kinerja Selain upaya-upaya sebagaimana 71 Tahun 2010 tentang Standar
pada sampel unit kerja. Tujuan kegiatan Rp1.479.233.420.342,00 atau 77,96
tersebut di atas, proses penyempurnaan Akuntansi Pemerintahan (SAP)
ini adalah untuk menumbuhkan budaya persen dari anggarannya.
pengelolaan kinerja di lingkungan dan berdasarkan kaidah-kaidah
yang mendukung pencapaian kinerja Kementerian Keuangan juga dilakukan pengelolaan keuangan yang sehat di
organisasi, meningkatkan awareness Neraca
melalui edukasi pengelolaan kinerja lingkungan pemerintahan. Laporan
terhadap tata kelola manajemen kepada seluruh pegawai di lingkungan Keuangan ini meliputi:
kinerja yang baik, dan mendapatkan Neraca menggambarkan posisi
Kementerian Keuangan. Pada tahun
feedback untuk penyempurnaan sistem keuangan entitas mengenai aset,
2019, edukasi pengelolaan kinerja Laporan Realisasi Anggaran
pengelolaan kinerja Kementerian kewajiban, dan ekuitas pada 31
dilakukan dalam beberapa bentuk, yaitu:
Keuangan. Desember 2019 dan 31 Desember
a. Diklat Teknis Umum (DTU) Laporan Realisasi Anggaran 2018.
pengelolaan kinerja yang menggambarkan perbandingan
Pada tahun 2019, review pengelolaan diselenggarakan bekerja sama antara anggaran dengan
22 kinerja yang bertujuan untuk menilai Nilai Aset per 31 Desember 23
dengan Badan Pendidikan dan realisasinya, yang mencakup
efektivitas manajemen kinerja 2019 dicatat dan disajikan
Pelatihan Keuangan (BPPK); unsur-unsur Pendapatan-LRA dan
dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu sebesar Rp192.217.896.563.128,00
b. penerbitan Buletin Kinerja setiap Belanja selama periode 1 Januari
GML Performance Consulting. Penilaian yang terdiri dari: Aset Lancar
semesteran; sampai dengan 31 Desember 2019.
tersebut menggunakan tools Strategy sebesar Rp77.189.737.072.745,00;
c. pemberian layanan konsultasi Realisasi Pendapatan Negara
and Performance Execution Excellent Aset Tetap (neto) sebesar
pengelolaan kinerja; dan Hibah sampai dengan
(SPEx2) yang mengukur enam variabel Rp114.498.771.836.952,00;
d. pembagian gimmick bertema 31 Desember 2019 sebesar
yaitu Strategy Formulation, Strategy Piutang Jangka Panjang (neto)
kinerja; dan Rp1.556.788.973.735.429,00 atau
Mapping, Organizational Alignment, sebesar Rp1.720.875.514,00; dan
e. sosialisasi peraturan nasional terkait mencapai 86,27 persen dari
Operational Execution, Monitoring Aset Lainnya (neto) sebesar
pengelolaan kinerja, antara lain estimasi Pendapatan-LRA sebesar
& Realigning, dan Leadership & Rp527.666.777.917,00.
sosialisasi Peraturan Pemerintah Rp 1.804.618.392.193.800,00.
Infrastructure. Hasil agregat dari Nomor 30 Tahun 2019 tentang Jumlah tersebut terdiri dari
pengukuran variabel tersebut akan Nilai Kewajiban dan Ekuitas
Penilaian Kinerja PNS. Penerimaan Pajak sebesar
menentukan tingkat maturitas organisasi masing-masing sebesar
Rp1.546.134.751.863.724,00 atau Rp29.221.490.076.931,00 dan Rp
dalam eksekusi strategi dan kinerja. Berbagai upaya tersebut diharapkan mencapai 86,55 persen dari target 162.996.406.486.197,00.
akan meningkatkan pemahaman dan yang ditetapkan dan Penerimaan
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kesadaran pegawai dalam implementasi Negara Bukan Pajak sebesar
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
maturitas eksekusi strategi dan kinerja Laporan Operasional
pengelolaan kinerja berbasis BSC di Rp10.654.221.871.705,00 atau
Kementerian Keuangan pada tahun lingkungan Kementerian Keuangan. mencapai 58,41 persen dari target
2019 berada pada level atau predikat Laporan Operasional menyajikan
Wujud nyata pengelolaan kinerja yang ditetapkan.
utilization dengan nilai sebesar berbagai unsur pendapatan-
Kementerian Keuangan dibuktikan
3.82 pada level 4 (skala 4). Hasil tersebut LO, beban, surplus/defisit dari
dengan tercapainya target kinerja Realisasi Belanja Negara sampai
menunjukkan bahwa Kementerian operasi, surplus/defisit dari
Kementerian Keuangan yang dengan 31 Desember 2019 adalah
Keuangan telah berhasil dalam kegiatan non operasional, surplus/
dicerminkan dalam Nilai Kinerja sebesar Rp39.546.053.068.399,00
mengeksekusi strategi dan kinerja defisit sebelum pos luar biasa,
Organisasi (NKO) mencapai 107.74 atau mencapai 85,68 persen
secara efektif. Hal ini ditandai dengan pos luar biasa, dan surplus/
dan NKO berdasarkan Kualitas Kontrak dari alokasi anggaran sebesar
pemanfaatan capaian kinerja sebagai defisit-LO, yang diperlukan untuk
Kinerja (K3) mencapai 112.5 dengan Rp46.153.539.201.000,00.Jumlah
dasar dalam pengambilan keputusan/ penyajian yang wajar. Pendapatan
status kinerja Baik Sekali. realisasi Belanja tersebut terdiri
penentuan kebijakan strategis organisasi. operasional untuk periode sampai
01

01
dari realisasi Belanja Pegawai dengan 31 Desember 2019 adalah
Variabel dengan nilai tertinggi adalah Selain itu, hasil evaluasi atas akuntabilitas sebesar Rp21.460.995.199.786,00
Bab

Bab
sebesar Rp1.587.926.943.938.211,00
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Catatan Atas Laporan Keuangan Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran
sedangkan jumlah beban
operasional adalah sebesar Catatan atas Laporan Keuangan
Rp51.289.127.466.745,00 (CaLK) menyajikan informasi
sehingga terdapat Surplus dari tentang penjelasan atau daftar
Kegiatan Operasional senilai terinci atau analisis atas nilai Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rp1.536.637.816.471.466,00. Kegiatan suatu pos yang disajikan dalam Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Non Operasional dan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
PENDAPATAN NEGARA 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 1.632.479.872.321.277 1.539.713.970.066.291
Luar Biasa masing- masing defisit Laporan Operasional, dan Laporan
DAN HIBAH
sebesar Rp144.630.963.696,00 Perubahan Ekuitas. Termasuk
dan Rp0,00 sehingga entitas pula dalam CaLK adalah penyajian Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376.000 1.546.134.751.863.724 1.618.095.493.162.000 1.518.791.948.865.511
mengalami Surplus-LO sebesar informasi yang diharuskan dan PNBP 18.239.741.817.800 10.654.221.871.705 14.384.379.159.277 20.922.021.200.780
Rp1.536.493.185.507.770,00. dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Hibah - - - -
Pemerintahan serta pengungkapan-
Laporan Perubahan Ekuitas pengungkapan lainnya yang JUMLAH PENDAPATAN 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 1.632.479.872.321.277 1.539.713.970.066.291
diperlukan untuk penyajian yang DAN HIBAH
Laporan Perubahan Ekuitas wajar atas laporan keuangan. BELANJA NEGARA 46.153.539.201.000 39.546.053.068.399 46.987.862.720.000 39.900.468.088.665
menyajikan informasi kenaikan Dalam penyajian Laporan Realisasi
Belanja Pegawai 21.572.228.899.000 21.460.995.199.786 20.908.396.593.000 20.361.276.169.469
atau penurunan ekuitas tahun Anggaran untuk periode yang
pelaporan dibandingkan dengan berakhir sampai dengan tanggal Belanja Barang 22.683.918.611.000 16.605.824.448.271 23.757.374.945.000 17.744.369.417.285
tahun sebelumnya. Ekuitas pada 31 Desember 2019 disusun dan Belanja Modal 1.897.391.691.000 1.479.233.420.342 2.322.091.182.000 1.794.822.501.911
tanggal 01 Januari 2019 adalah disajikan berdasarkan basis kas.
JUMLAH BELANJA 46.153.539.201.000 39.546.053.068.399 46.987.862.720.000 39.900.468.088.665
sebesar Rp73.514.668.353.763,00 Sedangkan Neraca, Laporan
ditambah Surplus-LO sebesar Operasional, dan Laporan
Rp1.536.493.185.507.770,00 Perubahan Ekuitas sampai dengan
kemudian ditambah dengan koreksi 31 Desember 2019 disusun dan Ringkasan Neraca
sebesar Rp68.584.965.666.832,00 disajikan dengan menggunakan
dan transaksi antar entitas sebesar basis akrual.
Rp(1.515.596.413.042.168,00)
Uraian Tanggal Neraca Kenaikan/(Penurunan)
sehingga Ekuitas entitas pada
tanggal 31 Desember 2019 adalah 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Rp %
senilai Rp162.996.406.486.197,00. (Rp) (Rp)

Aset
24 25
Aset Lancar 77.189.737.072.745 64.144.482.579.394 13.045.254.493.351 20,34

Investasi Jangka Panjang - - - -

Aset Tetap 114.498.771.836.952 34.102.797.111.343 80.395.974.725.609 235,75

Piutang Jangka Panjang 1.720.875.514 278.418.524 1.442.456.990 518,09

Aset Lainnya 527.666.777.917 514.836.470.216 12.830.307.701 2,49

Jumlah Aset 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74

Kewajiban Jangka Panjang - - - -

Jumlah Kewajiban 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74

Ekuitas

Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72

Jumlah Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72


Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
01

01
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Ringkasan Laporan Operasional Ringkasan Perubahan Ekuitas

Uraian Tanggal LO Kenaikan/(Penurunan)


Uraian Tanggal LPE Kenaikan/(Penurunan)
31 Desember 2019 31 Desember 2018 Rp %
31 Desember 2018
KEGIATAN OPERASIONAL 31 Desember 2019 Rp %

Pendapatan Operasional 1.587.926.943.938.211 1.521.657.589.406.736 66.269.354.531.475 4,36


EKUITAS AWAL 73.514.668.353.763 58.566.437.595.383 14.948.230.758.380 25,52
Pendapatan Perpajakan 1.577.511.460.535.552 1.500.170.160.060.551 77.341.300.475.001 5,16
Surplus (Defisit) LO 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085 63.077.476.572.685 4,28
PNBP 10.415.483.402.659 21.487.429.346.185 (11.071.945.943.526) (51,53)
Dampak Kumulatif Perubahan
Beban Operasional 51.289.127.466.745 48.384.485.610.750 2.904.641.855.995 6,00
Kebijakan Akuntansi - - - -
SURPLUS (DEFISIT) DARI 1.536.637.816.471.466 1.473.273.103.795.986 63.364.712.675.480 4,30
KEGIATAN OPERASIONAL Koreksi yang

KEGIATAN NON Menambah/Mengurangi Ekuitas 68.584.965.666.832 29.882.528.876.262 38.702.436.790.570 129,52


OPERASIONAL
Surplus (Defisit) Pelepasan (23.934.121.473) (13.602.319.294) (10.331.802.179) 75,96 Transaksi Antar Entitas (1.515.596.413.042.168) (1.488.350.007.052.967) (27.246.405.989.201) 1,83
Aset Non Lancar
Kenaikan/Penurunan Ekuitas 89.481.738.132.434 14.948.230.758.380 74.533.507.374.054 498,61
Surplus (Defisit)
EKUITAS AKHIR 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
Penyelesaian Kewajiban
Jangka Panjang - - - -
Surplus (Defisit) dari
Kegiatan Non
Operasional Lainnya (120.696.842.223) 156.207.458.393 (276.904.300.616) (177,27)
SURPLUS (DEFISIT) DARI
KEGIATAN
NON OPERASIONAL (144.630.963.696) 142.605.139.099 (287.236.102.795) (201,42)
POS LUAR BIASA - - - -
26 27
SURPLUS (DEFISIT) LO 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085 63.077.476.572.685 4,28
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
01

01
Bab

Bab
1. Penghargaan Merit Sistem hingga korporasi. Tak ayal,
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


1.4. Penghargaan
Kemenkeu Tahun 2019. penganugerahan PRIA 2019
dihadiri oleh sekitar 600
2. Kementerian Keuangan saat ini perwakilan humas, baik dari
telah ditetapkan sebagai salah sektor publik maupun swasta.
satu kementerian yang telah
melaksanakan Manajemen SDM 8. Ruang Laktasi dan Ruang
berbasis Sistem Merit sesuai Ramah Anak (22 Desember
Keputusan Ketua KASN Nomor 2019)
01/KEP.KASN/C/IX/2019 tanggal
25 September 2019, dengan 9. Sejak pertengahan tahun 2018,
nilai 382 (dari skala 400) yang Itjen menyediakan ruang laktasi
termasuk predikat Sangat Baik untuk mengakomodir pegawai
(kategori IV). perempuan yang sedang
menyusui, serta ruang ramah
3. Kementerian Keuangan anak bagi para pegawai yang
memperoleh penghargaan ingin membawa putra/putrinya
sebagai Instansi Dengan (terutama balita) ke kantor.
Pengelolaan LHKPN Terbaik Ruang laktasi Itjen dilengkapi
Tahun 2019 pada Peringatan dengan berbagai fasilitas yang
Hari Anti Korupsi Sedunia mendukung kemudahan dan
(Hakordia) tanggal 9 Desember kenyamanan para ibu dalam
2019 bertempat di Gedung mengASIhi. Begitupun, ruang
Merah Putih KPK Jakarta. ramah anak yang dilengkapi
Pencapaian ini juga merupakan dengan berbagai macam
hasil sinergi antara KPK, Biro permainan edukasi. Akhir 2019,
SDM Kemenkeu selaku Admin Itjen Kemenkeu mendapat
Intansi dan Admin Unit di tiap- penghargaan dari Asosiasi
tiap unit eselon I Kemenkeu. Ibu Menyusui Indonesia
(AIMI) sebagai Juara Pertama
4. The 8th Indonesia Inhouse Kompetisi Ruang Laktasi
Magazine Awards 2019 (7 Kategori Instansi Pemerintah.
Februari 2019) Penghargaan dalam kompetisi
28 ini sebagai apresiasi AIMI 29
5. Majalah Auditoria Inspektorat kepada instansi dan fasilitas
Jenderal kembali meraih umum yang telah mendukung
silver winner kategori The para ibu hebat dalam
Best of Government InMA mengASIhi.
2019 pada ajang The 8th
Indonesia Inhouse Magazine 10. Predikat Zona Integritas Menuju
Awards 2019. Apresiasi ini Wilayah Birokrasi Bersih
diikuti oleh total 766 entri, Melayani Tahun 2019 dari
melibatkan sepuluh dewan juri Kementerian Pendayagunaan
yang kompeten di bidangnya. Aparatur Negara dan Reformasi
Selain Itjen Kemenkeu, instansi Birokrasi diraih oleh:
Kementerian Keuangan lainnya • KPP Wajib Pajak Besar Satu
pun turut mendapatkan • KPP Wajib Pajak Besar Dua
penghargaan pada kategori • KPP Madya Semarang
yang sama. • KPP Pratama Sumbawa
Besar
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
6. Public Relation Indonesia • Predikat Zona Integritas
Awards (PRIA) 2019 (1 April Menuju Wilayah Bebas
2019) dari Korupsi Tahun
2019 dari Kementerian
7. Majalah Auditoria edisi 53 Pendayagunaan Aparatur
berhasil meraih gold winner Negara dan Reformasi
dan edisi 52 berhasil meraih Birokrasi diraih oleh:
silver winner di kategori media • Direktorat Kepatuhan
cetak subkategori kementerian. Internal dan Transformasi
PRIA menjadi ajang tolok Sumber Daya Aparatur
ukur bagi para praktisi humas • Kantor Wilayah DJP Wajib
01

01
BUMN/D, kementerian/ Pajak Besar
lembaga, pemerintah daerah, • Kantor Wilayah DJP
Bab

Bab
Sumatera Selatan dan ke‐2) pada ajang The Best 76,63 dari nilai maksimal 100.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


Birokrasi, atas inovasi layanan
Kepulauan Bangka Belitung perpajakan berupa: Contact Center Award 2019 Nilai tersebut yang menjadi
• Kantor Layanan Informasi yang diselenggarakan oleh acuan penyelenggara dalam
dan Pengaduan DJP • “e-Filing: Semudah Indonesia Contact Center memberikan predikat Wilayah
• KPP Penanaman Modal Menjetikkan Jari Association, dengan perolehan Bebas Korupsi pada Sekretariat
Asing Satu Kelingking” 37 medali (16 Platinum, 12 Gold, Direktorat Jenderal. Predikat
• KPP Penanaman Modal • Mobile Tax Unit 4 Silver, dan 5 Bronze). ini diberikan oleh Kementerian
Asing Empat Pendayagunaan Aparatur
• KPP Madya Medan 13. Golden World Awards for 19. OM SPAN sebagai Inovasi Negara dan Reformasi Birokrasi
• KPP Madya Bekasi Excellence 2019 dalam Pelayanan Publik pada UNPSA (PANRB) kepada unit yang
• KPP Madya Malang kategori sektor publik yang memiliki komitmen kuat untuk
• KPP Pratama Medan Barat diselenggarakan oleh dari The 20. Penghargaan United Nations memberantas korupsi serta
• KPP Pratama Metro International Public Relations Public Service Awards UNPSA peningkatan pelayanan melalui
• KPP Pratama Jakarta Association (IPRA). Penghargaan 2019 yang diadakan oleh reformasi birokrasi. Wilayah
Menteng Satu diberikan atas kesuksesan Perserikatan Bangsa-Bangsa Bebas dari Korupsi (WBK)
• KPP Pratama Jakarta DJP dalam memasyarakatkan (PBB) di Baku Azerbaijan pada dan Wilayah Birokrasi Bersih
Grogol Petamburan pelaporan pajak secara akhir Juni 2019 diraih DJPb Melayani (WBBM) merupakan
• KPP Pratama Jakarta daring menggunakan e-Filing atas inovasi Online Monitoring predikat yang diberikan kepada
Setiabudi Dua (Embracing Technology to Sistem Perbendaharaan dan unit-unit kerja pelayanan
• KPP Pratama Jakarta Elevate Tax Revenue). Anggaran Negara (OM SPAN). yang pimpinan dan jajarannya
Matraman OM SPAN ini diharapkan dapat mempunyai komitmen kuat
• KPP Pratama Jakarta 14. Silver Awards kategori Best meningkatkan pelayanan publik untuk memberantas korupsi
Tanjung Priok Government PR dalam ajang untuk mewujudkan agenda serta peningkatan pelayanan
• KPP Pratama Ciawi The 2nd ASEAN PR Execellence Sustainable Development melalui reformasi birokrasi.
• KPP Pratama Cileungsi Award yang diselenggarakan Goals (SDGs) tahun 2030
• KPP Pratama Soreang oleh ASEAN Public Relations melalui Gerakan Indonesia 24. Meraih Top-45 Kompetisi
• KPP Pratama Karanganyar Network. Melayani. Inovasi Pelayanan Publik Tahun
• KPP Pratama Kudus 2019
• KPP Pratama Surabaya 15. Gold Winner untuk kategori 21. Kementerian Keuangan
Gubeng The Best of E-Magazine melalui Lembaga Manajemen 25. DJPK mengembangkan
• KPP Pratama Surabaya Government dalam ajang The Aset Negara (LMAN) DJKN program Internship dan
Karangpilang 8th Indonesia Inhouse Magazine berhasil mencetak prestasi Secondment bagi Pemerintah
• KPP Pratama Surabaya Awards (InMA) 2019 yang di bidang kehumasan dengan Daerah (Program IDS)
30 Wonocolo diselenggarakan oleh Serikat memenangkan penghargaan dikembangkan. Kegiatan ini 31
• KPP Pratama Sidoarjo Perusahaan Pers, diraih oleh Gold Winner Program PR untuk bertujuan untuk merespon
Barat majalah digital internal DJP kategori Lembaga Pemerintah belum optimalnya kinerja
• KPP Pratama Banyuwangi Intax. serta Best Presenter PR pengelolaan keuangan pada
• KPP Pratama Banjarmasin yang diberikan kepada Dian sebagian pemerintah daerah
Utara 16. Penghargaan dalam ajang Amintapratiwi Purwandini (Pemda) sejak implementasi
• KPP Pratama Banjarbaru Public Relations Indonesia selaku Public Relations LMAN. kebijakan desentralisasi fiskal
• KPP Pratama Tarakan Awards (PRIA) 2019 yang Penghargaan tersebut diraih pada tahun 2001. Dimulai sejak
• KPP Pratama Majene diselenggarakan oleh Majalah dalam kompetisi Public tahun 2017 dengan diikuti oleh
• KPP Pratama Bantaeng PR Indonesia: Relations Indonesia Award 5 daerah piloting dengan 15
• KPP Pratama Watampone • Golden Winner kategori (PRIA) 2019 pada 28 Maret 2019 orang peserta dan kemudian
Laporan Tahunan pada di Bandung, Jawa Barat. dilanjutkan pada tahun 2018
11. Top 3 Unit Pelayanan Subkategori Kementerian; yang dilaksanakan sebanyak
Publik dalam ajang • Silver Winner kategori 22. Penghargaan Wilayah Bebas 3 batch sebanyak 33 daerah
Kompetisi Pengelolaan Media Sosial pada dari Korupsi (WBK) Sekretariat dan 74 peserta yang terdiri dari
Pengaduan Pelayanan Subkategori Kementerian. Ditjen para pejabat Pemda.
Publik Nasional Tahun 2019
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
yang diselenggarakan oleh 17. Penghargaan pada ajang 23. DJPK melalui Sekretariat 26. Inovasi dalam program IDS
Kementerian Pendayagunaan The 14th Annual Contact Direktorat Jenderal berhasil ini, meliputi: 1. Penyusunan
Aparatur Negara dan Reformasi Center World Top Ranking mendapatkan prestasi materi program internship
Birokrasi. Performers Awards Asia sebagai unit kerja pelayanan didasarkan pada permasalahan
Pacific (APAC) Region 2019 berpredikat Wilayah Bebas Pemda (tailor made). 2.
12. Top 99 Inovasi Pelayanan yang diselenggarakan oleh Korupsi (WBK). Hasil penilaian Penyampaian materi berupa
Publik kategori Tata Kelola ContactCenterWorld.com: dari Tim Penilai Internal sharing knowledge atas best
Pemerintahan dalam ajang • Platinum Medal kategori (Inspektorat Jenderal practice kebijakan dan proses
Kompetisi Inovasi Pelayanan Contact Center Manager; Kementerian Keuangan) pencapaian keberhasilan
Publik Tahun 2019 yang • Platinum Medal kategori adalah sebesar 96,72 dari pengelolaan keuangan
diselenggarakan oleh Contact Center Innovation. nilai maksimal 100 sedangkan daerah. 3. Pembekalan
01

01
Kementerian Pendayagunaan hasil penilaian Tim Penilai materi bersifat dua arah,
Aparatur Negara dan Reformasi 18. First Runner Up 2 (Juara Umum Nasional (TPN) adalah sebesar karena peserta dapat secara
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


langsung berkonsultasi dengan
narasumber yang kompeten. 4. 30. Komitmen, kontribusi dan
Study visit ke daerah sukses keseriusan Pemerintah dalam
terkait pengelolaan keuangan mengembangkan pasar
daerah, inovasi pelayanan keuangan syariah di dunia
publik, dan pengembangan dan juga dalam mengatasi
potensi ekonomi daerah. 5. perubahan iklim, yang
Penyusunan, pemantapan, diwujudkan melalui penerbitan
penetapan, penerapan, dan instrumen pembiayaan yang
monitoring implementasi inovatif dan berkelanjutan
rencana aksi melalui pada akhirnya menarik dunia
pendampingan mentor. 6. internasional untuk memberi
Penetapan MoU antara DJPK penghargaan terhadap
dan Pemda sebagai bentuk Indonesia.
komitmen atas implementasi
rencana aksi di daerah. 31. Penghargaan sebagai Public
Debt Management Office of the
27. Green Global Sukuk Indonesia Year dari GlobalMarket.
Meraih Penghargaan
Internasional 32.. the GlobalMarket
menganugerahkan Pengelola
28. Pemerintah Indonesia Utang Terbaik Tahun 2019
membuktikan komitmennya se Asia Pasific (Public Debt
terhadap Kesepakatan Iklim Management Office of the Year,
Paris 2016, dimana Indonesia Asia Pacific) kepada Indonesia
secara konsisten telah yang dalam hal ini diwakili oleh
menunjukkan perkembangan DJPPR.
yang menjanjikan dalam 33. Sebagai pengelola utang
berbagai proyek pelestarian Pemerintah, DJPPR memiliki
lingkungan, dan menarik dua sasaran utama yaitu
investor asing yang semakin menurunkan biaya utang
beralih ke praktik Sustainable serta menjaga risiko di tingkat
Corporate Governance yang aman. Menurut the
32 33
khususnya dalam pembiayaan GlobalMarket, dua sasaran
berkelanjutan berbasis syariah. utama tersebut bukan saja
terpenuhi namun berhasil
29. Kekonsistenan komitmen terlampaui oleh Direktorat
Pemerintah Indonesia tersebut Jenderal Pengelolaan
terfleksi dengan berbagai Pembiayaan dan Risiko
prestasi dan pengakuan dunia (DJPPR).
internasional yaitu:
• Asia Pacific Green/SRI 34. Menurut the GlobalMarket,
Bond Deal of the Year dari strategi pengelolaan utang
Global Capital, Euromoney DJPPR telah jelas dari awal
• SRI Bond, Islamic Issue yaitu melakukan strategi
dari IFR Asia front loading untuk penjualan
• SRI Capital Market Issue of obligasi non rupiah di
The Year dari IFR Asia semester pertama 2019, serta
• Sovereign Deal of the Year menyelenggarakan lelang
dari Islamic Finance News pada pasar domestik secara
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
• Deals of the Year dari reguler untuk utang bermata
Islamic Finance News uang rupiah, bergantian antara
• Green Bond Pioneer Award Sukuk dan Surat Utang Negara
dari Climate Bond Initiative setiap minggunya.
• International Islamic
Issue of the Year dan SRI 35. Tahun 2018 merupakan tahun
Capital Market Issue of yang berat bagi pengelolaan
the Year dari International utang Indonesia dan dapat
Financing Review Asia dikatakan merupakan tahun
• Most Innovative Debt dengan tingkat suku bunga
Management Office (DMO) tinggi dan hal tersebut amat
01

01
Issuer of Sovereign Sukuk berpengaruh terhadap besaran
dari London Sukuk Summit yield Surat Berharga Negara.
2019
Bab

Bab
36. Di satu sisi, Indonesia sebagai juta menjadi Rp1 juta. Kedua 45. Majalah Edukasi Keuangan Raih 48. Badan Pendidikan dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


salah satu negara berkembang inovasi tersebut tidak hanya Silver Winner pada Ajang InMA Pelatihan Keuangan mewakili
yang mendapatkan arus berhasil meningkatkan 2019 Kementerian Keuangan
modal masuk disebabkan jumlah investor dalam negeri, berhasil menyabet beberapa
karena kombinasi kebijakan khususnya generasi milenial 46. Majalah internal Badan penghargaan sekaligus dalam
Dovish dari the Fed serta hingga tiga kali lipat tetapi Pendidikan dan Pelatihan Kompetisi Lembaga Pelatihan
quantitative easing dari bank juga meningkatkan kontribusi Keuangan (BPPK), Edukasi Pemerintah (LPP) Terbaik
sentral Eropa. Namun, di investor di Indonesia Bagian Keuangan, berhasil meraih 2019 yang diselenggarakan
sisi lain, salah satu lembaga Timur. penghargaan sebagai Silver oleh Lembaga Administrasi
rating yaitu S&P (Standard and Winner pada ajang The 8th Negara (LAN). Kompetisi
Poor’s) menaikkan peringkat 42. Golden World Awards Indonesia Inhouse Magazine ini diikuti oleh berbagai
utang (rating) Indonesia merupakan acara Awards (InMA) 2019 dalam instansi pemerintahan. BPPK
karena menurut S&P ekonomi penghargaan kehumasan kategori Kementerian. dinobatkan sebagai LPP
Indonesia terlihat cukup kuat. tingkat internasional yang Penyerahan trofi kemenangan Terbaik 2019: Learning Centre
Meski demikian, Pemerintah diselenggarakan oleh tersebut berlangsung di for the Fourth Industrial
tetap waspada terhadap International Public Relations Gedung Siola Surabaya pada Revolution kategori Lembaga
ketidakstabilan yang terjadi di Association (IPRA). Penghargaan acara Malam Penghargaan Pemerintah Pusat Terakreditasi
pasar global. diserahkan oleh Presiden IPRA, Serikat Perusahaan Pers (SPS) Penyelengara Pelatihan
Svetlana Stavreva dan The Indonesia, pada tanggal 7 Kepemimpinan dan Latsar
37. Strategi yang digunakan dalam Deputy Chairman of the State Februari 2019. CPNS Terbaik ke-III melalui
menghadapi ketidakpastian Revenue of Armenia, Mikayel Pusdiklat Pengembangan
dan ketidakstabilan pasar Pashayan di Yerevan, Armenia 47. BPPK Terpilih Sebagai Salah Sumber Daya Manusia (PPSDM)
adalah strategi oportunistik. pada Jumat, 25 September Satu Lembaga Pelatihan Kementerian Keuangan.
Apabila pasar kondusif, maka 2019.  Pemerintah Terbaik 2019
penerbitan surat utang akan
ditingkatkan Pendekatan 43. Anugerah Best Corporate
fleksibel tersebut telah University Holistic Human and
dilaksanakan di tahun 2019. Digital Approach Bronze Award
di Global Council of Corporate
38. The GlobalMarket menilai University, Sao Paulo, Brazil.
strategi-strategi yang diambil
oleh DJPP merupakan langkah 44. Kementerian Keuangan
yang tepat dan efektif. Hal Corporate University melalui
34 tersebut yang menjadi alasan Badan Pendidikan dan 35
dibalik penghargaan yang Pelatihan Keuangan (BPPK)
mereka berikan. berhasil meraih Holistic Human
and Digital Bronze Award 2019
39. Golden World Awards dalam yang diadakan Global Council
kategori PR on Shoestring of Corporate University (Global
CCU) di Sao Paulo, Brazil, 8
40. DJPPR meraih penghargaan Mei 2019. Penghargaan Global
Gold dalam kategori PR on CCU ini diberikan kepada para
Shoestring. Kategori ini adalah praktisi terbaik Corporate
kategori untuk kampanye University dari berbagai penjuru
kehumasan dengan anggaran dunia. Kementerian Keuangan
terbatas yang berhasil diraih bersaing dengan belasan
oleh program kehumasan negara lain di antaranya
penjualan Surat Berharga India, Prancis, Brazil, Jerman,
Negara (SBN) ritel seri SBR003 Rusia, Saudi Arabia, dan
dan SBR004 yang dilakukan Swiss. Kemenkeu bersama
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
oleh Direktorat Jenderal PT Telekomunikasi Indonesia
Pengelolaan Pembiayaan dan (Telkom) menjadi perwakilan
Risiko (DJPPR).  Indonesia yang berhasil lolos
sebagai finalis di Global CCU
41. Sebagai bagian dari upaya Award. Penghargaan tersebut
untuk memperdalam pasar diberikan sebagai apresiasi
keuangan dan memperluas terhadap praktisi Corporate
basis investor dalam negeri, University yang menghasilkan
DJPPR menerapkan dua nilai strategis untuk
inovasi penjualan SBN ritel, masyarakat dan bisnisnya.
yaitu dengan menggunakan
01

01
sistem online dan penurunan
nominal investasi dari Rp5
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
1.5. Sambutan Menteri
Keuangan

Para pemangku kepentingan, seluruh rakyat Indonesia,


Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.

Tahun 2019 yang merupakan tahun utang secara bijaksana dan hati-
politik sudah kita lalui dengan hati. Apalagi, semua pihak yang
banyak pelajaran berharga. Pesta terlibat dalam politik mempunyai
demokrasi berlangsung dalam itikad untuk mengelola utang
suasana gaduh dan sangat panas. secara baik dalam rangka
Beruntung semua berakhir dengan mendorong tercapainya masyarakat
damai dan mulus dengan kembali adil dan makmur. Utang bukanlah
menetapkan Joko Widodo sebagai sesuatu yang buruk jika negara
presiden ke delapan. memastikan bisa membayarnya dan
menggunakannya untuk kegiatan
Dalam masa persiapan Pemilu kali produktif.
ini semua kebijakan pemerintah
termasuk ekonomi mendapat Tahun politik juga merupakan 37
sorotan tajam. Kementerian tahun yang rumit dalam mengelola
Keuangan selaku penjaga keuangan keuangan negara. Butuh
negara dengan sendirinya ikut perhitungan khusus agar situasi
terbawa ke dalam pusaran tetap terjaga. Misalnya, bagaimana
perdebatan dan berita. Mulai pajak, membuat institusi pemerintah
gaji ASN, dan isu lainnya tentang memiliki kualitas belanja yang
keuangan negara. Tugas utama optimal. Sebab, pesta demokrasi
kami di Kementerian Keuangan bukan hanya memberikan dampak
adalah menjaga kepercayaan sosial-politik tetapi juga pada
masyarakat bahwa keuangan perekonomian.
negara dikelola secara transparan,
akuntabel dan menjaga tata kelola Sementara itu, situasi ekonomi
yang baik. Dengan informasi positif dunia juga terdampak oleh
yang cukup beredar tentang tusi eskalasi perang dagang politik
Kementerian Keuangan, hal ini antar Amerika Serikat dengan RRT.
menunjukkan Indonesia cukup Hal ini menimbulkan goncangan
matang dalam berdemokrasi. perdagangan global, melemahkan

Kilas Kinerja
investasi dan pertumbuhan
Salah satu topik yang paling ekonomi dunia. Ditambah lagi
banyak dikupas adalah mengenai muncul ketidakpastian zona Eropa
utang. Kesimpangsiuran informasi seperti keluarnya Inggris dari Uni
terjadi secara luar biasa. Dengan Eropa (Brexit) dan persaingan geo-
kematangan demokrasi dan politik global.
pengetahuan yang cukup tentang
utang, masyarakat bisa menilai Hong Kong menjadi contoh negara
bagaimana pengelolaan utang yang menghadapi gejolak politik
pemerintah. Meskipun ada pro dan sangat tinggi, sehingga aktivitas
kontra, kita bisa mengambil momen ekonominya terganggu dan berada

01
di jurang resesi. Gelombang protes
SRI MULYANI INDRAWATI untuk menegaskan komitmen
juga terjadi di berbagai kawasan
pemerintah untuk menggunakan
Menteri Keuangan Republik Indonesia

Bab
seperti Amerika Latin, Timur dengan pertumbuhan pada Di sisi lain, secara umum stabilitas investor dan dunia internasional
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


Tengah, dan Eropa, sehingga kondisi tahun sebelumnya sebesar 5,05 sistem keuangan Indonesia tahun kepada Indonesia tetap terjaga.
global semakin tidak kondusif. persen. Konsumsi rumah tangga 2019 tetap terkendali meski,
yang terjaga didorong inflasi yang muncul banyak sorotan masyarakat Terima kasih kepada seluruh
Situasi ekonomi global yang terkendali dan tingkat keyakinan terhadap permasalahan pada pegawai yang telah memberikan
tidak menguntungkan tersebut, konsumen yang tetap baik. beberapa lembaga jasa keuangan di segenap pikiran dan tenaganya
tentu memiliki imbas pada tanah air. dalam menjalankan tugas, Semoga
Indonesia. Sebagai negara dengan Tema laporan kali ini adalah laporan ini dapat memberikan
perekonomian terbuka, Indonesia “Indonesia yang Berdaya Tahan” Dengan bauran kebijakan yang baik faedah bagi segenap pemangku
selama ini mengambil manfaat dari untuk mendokumentasikan kinerja dengan sisi moneter fundamental kepentingan dimanapun berada.
aktivitas perdagangan dan investasi dan capaian Kementerian Keuangan ekonomi 2019 yang tetap terjaga Dengan dukungan Anda semua,
internasional. tahun 2019. Tema ini mencerminkan ini bisa menjadi momentum yang Kementerian Keuangan siap
bagaimana pemerintah menyikapi lebih positif. Pandemi Covid-19 yang mengupayakan yang terbaik agar
Gejolak global yang terjadi berbagai perkembangan. mulai merebak pada akhir tahun ekonomi Indonesia bisa kembali
memberikan dampak pada jangan sampai menghentikan upaya menunjukkan daya tahannya pada
Indonesia setidaknya melalui Ada empat hal utama yang kita untuk melakukan reformasi. tahun 2020 meskipun kita semua
dua transmisi tersebut. Pada sisi kemudian menjadi prioritas di Dengan begitu, meski begitu terkena dampak dari pandemi
perdagangan, kinerja ekspor dan tahun 2019 yaitu produktivitas, pandemi berlalu, kepercayaan covid19.
impor Indonesia selama 2019 tingkat kompetitif terkait dengan
mengalami tekanan, seiring dengan defisit nerasa perdagangan,
lemahnya permintaan global, pendalaman pasar keuangan,
termasuk mitra dagang utama dan kebijakan struktural untuk
seperti RRT. memperbaiki investasi. Bauran
kebijakan tersebut diharapkan Wassalamu’alaikum warahmatullahi
Walau pun menghadapi situasi dapat membuat Indonesia tetap wabarakatuh.
eksternal yang tidak menentu, memiliki daya lentur meski ekonomi
Indonesia masih bisa bertahan dunia tengah lesu dan tidak bisa
dengan baik. Badan Pusat Statistik diprediksi.
menunjukkan Ekonomi Indonesia
tahun 2019 masih mampu APBN tahun 2019 didorong
mencatatkan pertumbuhan sebesar ekspansif dan countercyclical untuk
5,02 persen, meski lebih rendah menjalankan peran strategis dalam Sri Mulyani Indrawati
dibanding capaian tahun 2018 menjaga stabilitas makroekonomi,
sebesar 5,17 persen. mempertahankan momentum
38 pertumbuhan perekonomian 39
Untuk mempertahankan domestik, dan mendorong laju
pertumbuhan di kisaran 5 kegiatan dunia usaha, serta tetap
persen tersebut tidaklah mudah, memberikan perlindungan kepada
sebab pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Indonesia tak terlepas dari empat
negara mitra dagang utama yang Realisasi pendapatan negara
perekonomiannya melambat di mencapai Rp1.957,2 triliun atau 90,4
sepanjang 2019. yaitu Singapura, persen dari target APBN tahun 2019.
RRT, Korea Selatan, dan Amerika Jika dibandingkan dengan capaian
Serikat. tahun 2018, realisasi pendapatan
negara tahun 2019 tersebut tumbuh
Ekspor menurun sejalan dengan 0,7 persen. Selanjutnya, realisasi
melambatnya permintaan global belanja negara mencapai Rp2.310,2
dan menurunnya harga komoditas triliun atau 93,9 persen dari target
global. Namun, pertumbuhan APBN tahun 2019, atau tumbuh 4,4
ekonomi 2019 banyak ditopang oleh persen dari realisasinya di tahun
permintaan domestik konsumsi 2018.
Kilas Kinerja

Kilas Kinerja
pemerintah, serta investasi.
Kinerja perekonomian yang terjaga Berdasarkan realisasi pendapatan
serta pelaksanaan program dan belanja negara tersebut, defisit
pembangunan juga telah berhasil anggaran tahun 2019 mencapai
menurunkan tingkat pengangguran, sebesar Rp353 triliun (2,2 persen
mengurangi ketimpangan dan dari PDB) yang sedikit lebih lebar
mempertahankan kesejahteraan dibandingkan dengan target awal
masyarakat. 1,84 persen dari PDB namun tetap
dalam batas yang diamanatkan
Permintaan domestik yang stabil dalam Undang-Undang Keuangan
dipengaruhi konsumsi rumah Negara.
01

01
tangga yang tumbuh 5,04 persen
pada 2019, tidak banyak berbeda
Bab

Bab
02 Profil Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


2.1 Visi, Misi,
dan Tata Nilai

Visi

‘Kami akan menjadi


penggerak utama
pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang inklusif di
abad ke-21’
Misi

Kementerian Keuangan mempunyai lima misi untuk mendukung visi tersebut,


sesuai yang tertuang dalam KMK 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program
Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025, yaitu:

1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui
42
Visi dan misi hanya 2.
pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat;

Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent;


43

bisa terwujud dengan 3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum;

implementasi tata 4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif;
dan
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

nilai dan perilaku yang 5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan
menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.

kuat di lingkungan Tata Nilai

Kementerian Keuangan. 1. Integritas Berpikir, berkata, berperilaku, dan

Profil Kementrian
bertindak dengan baik dan benar,
serta memegang teguh kode etik
dan prinsip-prinsip moral

2. Profesionalisme Bekerja tuntas dan akurat atas dasar


kompetensi terbaik dengan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang
tinggi

3. Sinergi Membangun dan memastikan


hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku

02
kepentingan, untuk menghasilkan karya
yang

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


4. Pelayanan bermanfaat dan berkualitas

Memberikan layanan yang memenuhi


kepuasan pemangku kepentingan
yang dilakukan dengan sepenuh hati,
5. Kesempurnaan transparan, cepat, akurat, dan aman

Senantiasa melakukan upaya perbaikan


di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik

Tata Nilai dan Perilaku Utama

Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan

Bersikap jujur, tulus Mempunyai keahlian Memiliki sangka baik, Melayani dengan Berwawasan ke
dan dapat dipercaya dan pengetahuan saling percaya dan berorientasi pada depan dan adaptif
yang luas menghormati kepuasan pemangku
kepentingan

Bertindak transparan Memiliki kepercayaan Berkomunikasi Menghindari Melakukan perbaikan


dan konsisten diri yang tinggi dengan sikap arogansi kekuasaan terus menerus
terbuka dan
menghargai
perbedaan

Menjaga martabat Bekerja efisien dan Menemukan dan Bersikap ramah dan Mengembangkan
dan tidak melakukan efektif melaksanakan solusi santun inovasi dan kreatifitas
hal-hal tercela terbaik
44 45

Bertanggung jawab Bekerja cerdas, Berorientasi Bersikap proaktif dan Peduli lingkungan
atas hasil kerja cepat, cermat dan pada hasil yang cepat tanggap
tuntas memberikan nilai
tambah

Bersikap obyektif Bekerja dengan hati


Profil Kementrian

Profil Kementrian
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


2.2 Sejarah Pengelolaan
Keuangan

Di Indonesia, pengelola keuangan pemerintahan sudah ada sejak zaman kerajaan


untuk melaksanakan pembangunan ekonomi yang bertujuan menyejahterakan rakyat.
Pembangunan ekonomi akan berjalan lancar bila disertai administrasi yang baik oleh
pengelola keuangan pemerintahan. Kini, peran tersebut dilaksanakan oleh Kementerian
Keuangan selaku penjaga keuangan negara (Nagara Dana Raksa).

Sebelum Kemerdekaan

46 47

1602 1808 1811 1816 1826 1836


Para pedagang Belanda Pemerintahan Belanda- Pemerintahan Belanda Pemerintahan Belanda Pemerintahan Belanda Pemerintahan Belanda
mendirikan serikat dagang Perancis di Indonesia yang oleh Van de Bosch oleh Van der Capellen oleh Du Bus mendirikan De oleh Van de Bosch
VOC (Vereenigde Oost- dipimpin oleh Daendels memberlakukan melakukan pengumpulan Javasche Bank dengan alasan memberlakukan
Indische Compagnie). membentuk Dewan Pengawas cultuurstelsel (sistem data statistik yang kondisi keuangan di Hindia cultuurstelsel (sistem
Pemerintah Belanda yang Keuangan Negara (Algemene tanam paksa) dan kerja sistematis mengenai Belanda dianggap memerlukan tanam paksa) dan kerja
menunjuk Jan Pieterzoon Rekenkaer) dan melakukan rodi untuk memproduksi hampir semua aspek penertiban dan pengaturan rodi untuk memproduksi
Coen sebagai pimpinan pemberantasan korupsi. berbagai komoditi yang ekonomi (fokus pada sistem pembayaran. berbagai komoditi yang
VOC memberikan hak oktroi Selain itu, pemerintahan memiliki permintaan di sektor pajak). Hasilnya, memiliki permintaan di
(octrooi) untuk mencetak uang Daendels juga mengeluarkan pasar dunia. Meskipun pendapatan pajak pasar dunia. Meskipun
Profil Kementrian

Profil Kementrian
dan melakukan kebijakan uang kertas, mengadakan cultuurstelsel menjadikan meningkat, terutama dari cultuurstelsel menjadikan
perekonomian. monopoli perdagangan beras, Indonesia sebagai produsen sejumlah pajak strategis, Indonesia sebagai produsen
serta melanjutkan kebijakan tanaman ekspor, tetapi seperti pajak opium dan tanaman ekspor, tetapi
ekonomi zaman VOC. tidak sedikit penderitaan pajak tanah. tidak sedikit penderitaan
yang dirasakan rakyat yang dirasakan rakyat
akibat pemberlakuan akibat pemberlakuan
kebijakan ini. kebijakan ini.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


Setelah Kemerdekaan

1870 1942 1945 1945 1945 1946


19 / AGU 26 / SEP 14 / NOV JULI

Pemerintah Hindia Belanda Pemerintah Jepang Pasca proklamasi Menteri Keuangan A.A. Pada Kabinet Sjahrir 1, saat Menteri Keuangan
menganut sistem imperialisme menerapkan sistem ekonomi kemerdekaan 17 Agustus Maramis membentuk Mr. Sunarjo Kolopaking digantikan oleh Ir.
modern yang menerapkan autarki (memenuhi kebutuhan 1945, Gedung Department Panitia Penyelenggaraan menjabat Menteri Surachman Tjokroadisurjo
politik pintu terbuka pada daerah sendiri dan menunjang of Financien masih Pencetakan Uang Kertas Keuangan, panglima yang melakukan sejumlah
modal swasta asing (liberal). kegiatan perang), seperti: 1) berfungsi sebagai pusat Republik Indonesia untuk AFNEI (Allied Forces upaya mengatasi kesulitan
Pada masa itu, pemerintah memaksa penyerahan seluruh kegiatan pengolahan melakukan pencetakan for Netherlands East ekonomi dengan: 1)
48 membuat kebijakan laissez aset bank; 2) melakukan keuangan. Pada masa itu, Oeang Republik Indonesia Indies) mengumumkan melakukan Program 49
faire laissez passer, yaitu ordonansi berupa perintah keadaan ekonomi keuangan (ORI) di percetakan G. Kolff berlakunya uang NICA Pinjaman Nasional; 2)
penyerahan perekonomian likuidasi untuk seluruh negara sangat buruk Jakarta dan Nederlands (Nederland Indie Civil melakukan penembusan
pada kaum kapitalis serta Bank Belanda, Inggris, dan akibat inflasi yang tinggi. Indische Mataaalwaren Administration) di daerah blokade dengan diplomasi
menetapkan Undang- Tiongkok; 3) melakukan Kondisi ini terjadi karena en Emballage Fabrieken yang dikuasai sekutu. Hal beras ke India; (3)
Undang Agraria. Meskipun invasion money pada tahun beredarnya tiga buah (NIMEF). ini menyebabkan Kabinet mengadakan kontrak
pada awalnya peraturan 1946 senilai 2,4 miliar gulden mata uang yang berlaku di Sjahrir mengalami kesulitan dengan perusahaan swasta
tersebut dibuat untuk di pulau Jawa hingga 8 wilayah RI, yaitu mata uang mengedarkan ORI. Amerika yang dirintis oleh
memberi perlindungan pada miliar gulden yang bertujuan De Javasche Bank, mata badan semi pemerintah
rakyat, namun kenyataannya menghancurkan nilai mata uang pemerintah Hindia bernama Banking and
merugikan rakyat karena uang Belanda; 4) menjadikan Belanda, dan mata uang Trading Corporations
perusahaan swasta hanya para tenaga produktif sebagai pendudukan Jepang. dibawah pimpinan
mencari keuntungan semata. romusha (buruh kasar) Soemitro Djojohadikusumo;
untuk pertambangan dan (4) membuka perwakilan
perkebunan. Akibat kebijakan dagang resmi yang bernama
ini, kesejahteraan Indonesia Office (Indoff).
Profil Kementrian

Profil Kementrian
rakyat merosot tajam dan
terjadi
inflasi yang tinggi.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
2.3 Struktur Organisasi
Kementerian Keuangan

Menteri Keuangan

Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal

1946 2007 2015


02 / OKT 8 Staff Ahli
Menteri Keuangan
Menteri Keuangan digantikan Seiring dengan kebutuhan Nomenklatur Departemen
oleh Mr. Sjafruddin akan koordinasi antarunit, Keuangan berubah menjadi
Prawiranegara yang gedung Menteri Keuangan Kementerian Keuangan
menerbitkan emisi pertama dipindah ke gedung Djuanda berdasarkan Undang-
50 51
uang kertas ORI pada 30 1 yang berlokasi di seberang Undang Nomor 39 tahun
Oktober 1946. Sejak saat gedung A.A Maramis. 2008 tentang Kementerian
itu, mata uang Jepang, Negara juncto Peraturan
NICA, dan Javasche Bank Presiden Nomor 47 tahun
dinyatakan tidak berlaku lagi. 2009 tentang Pembentukan
Tanggal tersebut diperingati dan Organisasi Kementerian
sebagai Hari Keuangan RI Negara sebagaimana telah Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal
Jenderal Anggaran Jenderal Jenderal Perbendaharaan Kekayaan Negara
sampai sekarang. Sementara beberapa kali diubah
Pajak Bea dan Cukai
itu, gedung Department terakhir dengan Peraturan
of Financien atau gedung Presiden Nomor 7 tahun
Daendles diberi nama baru 2015.
Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Badan Kebijakan Badan Pendidikan dan
menjadi gedung A.A. Maramis Perimbangan Pengelolaan Fisikal Pelatihan Keuangan
dan berfungsi sebagai pusat Keuangan Pembiayaan dan
Risiko
kerja Menteri Keuangan
selaku pimpinan Departemen
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Keuangan Republik Indonesia.

Pusat Sistem Pusat Pembinaan Pusat Aanalisis


Informasi dan Profesi Keuangan dan Harmonisasi
Teknologi Kebijakan
Keuangan
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


2.4 Profil Pejabat Eselon I
Kementerian Keuangan

Sri Mulyani Indrawati lahir di tahun 2008, beliau terpilih sebagai


Sri Mulyani Bandar Lampung pada tanggal 26 Wanita Paling Berpengaruh ke-
Indrawati Agustus 1962. Beliau menyelesaikan 23 di Dunia versi majalah Forbes.
pendidikan dan memperoleh gelar Sebelumnya, beliau terpilih sebagai
Sarjana Ekonomi dari Universitas Wanita Paling Berpengaruh ke-2 di
Menteri Keuangan Indonesia (1986) dan melanjutkan Indonesia versi majalah Globe Asia
pendidikan Master di University of bulan Oktober 2007.
Illinois Urbana Champaign, Amerika
Serikat dengan gelar Master of Di tahun 2008, Sri Mulyani
Science of Policy Economics (1990). menjabat Pelaksana Tugas Menteri
Selanjutnya, pada tahun 1992, Koordinator Bidang Perekonomian
beliau mendapatkan gelar Ph.D setelah Menko Perekonomian Dr.
of Economics di Universitas yang Boediono dilantik sebagai Gubernur
sama. Bank Indonesia. Kemudian pada
1 Juni 2010 beliau menjabat
Sri Mulyani, yang memiliki sebagai Direktur Pelaksana Bank
spesialisasi penelitian terkait Dunia. Pada tanggal 27 Juli 2016,
Ekonomi Moneter dan Perbankan beliau kembali ke Indonesia dan
serta Ekonomi Tenaga Kerja, mulai dilantik oleh Presiden Joko Widodo
menjadi Executive Director Dana menjadi Menteri Keuangan dalam
Moneter Internasional (IMF) pada 1 Kabinet Kerja. Kinerja beliau
November 2002, mewakili 12 negara sebagai Menteri Keuangan diakui
di Asia Tenggara (South East Asia/ dunia dan memperoleh capaian
SEA Group). sebagai Menteri Terbaik Dunia
pada kegiatan World Government
52 Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani Summit di Dubai tanggal 11 Februari 53
dilantik menjadi Menteri Keuangan. 2018.
Selama menjadi Menteri Keuangan,
beliau banyak menorehkan prestasi, Pada tanggal 23 Oktober 2019,
di antaranya menstabilkan ekonomi beliau kembali dipercaya Presiden
makro, mempertahankan kebijakan Joko Widodo untuk menjabat
fiskal yang prudent, menurunkan kembali sebagai Menteri Keuangan
biaya pinjaman dan mengelola pada Kabinet Indonesia Maju
utang, serta memberi kepercayaan sampai dengan tahun 2024
pada investor. mendatang. Selama Tahun 2019,
Sri Mulyani bahkan banyak meraih
Sri Mulyani memimpin Reformasi penghargaan. Salah satunya
Kementerian Keuangan dengan baik, adalah penghargaan sebagai
sehingga banyak terjadi perubahan Menteri Keuangan terbaik di Asia
fundamental di Kementerian Pasifik dan Global versi majalah
Keuangan. Berkat kinerjanya yang keuangan internasional The Banker.
Profil Kementrian

Profil Kementrian
baik, beliau dinobatkan sebagai Kemudian pada bulan November
Menteri Keuangan Terbaik Asia 2019, beliau kembali mendapatkan
tahun 2006 oleh Emerging Markets penghargaan Stateperson Awards
Forum pada Sidang Tahunan Bank yang diberikan pada acara Asian
Dunia dan IMF di Singapura tanggal Business Leadership Forum. Pada
18 September 2006. tahun yang sama Sri Mulyani
juga kembali dinobatkan sebagai
Sri Mulyani juga dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia
Menteri Keuangan Terbaik tahun Pasifik untuk ketiga kalinya oleh
2006 oleh majalah Euromoney dan FinanceAsia.
menjadi Menteri Keuangan Terbaik
di Asia di tahun yang sama oleh
Emerging Market Forum. Pada
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


54 55

Mardiasmo lahir di Solo pada tanggal Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang
Mardiasmo Suahasil Nazara Suahasil Nazara lahir di Jakarta pada hingga 2011. Suahasil juga aktif di Ikatan
10 Mei 1958. Beliau menempuh Pengeluaran Negara pada 2004-2006,
tanggal 23 November 1970. Pada tahun Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai
pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Wakil Menteri Keuangan Kepala Badan Kebijakan 1994, beliau meraih gelar Sarjana pengurus dan juga pernah memegang
periode Oktober 2014 - Universitas Gajah Mada pada tahun 1981 Kementerian Keuangan pada 2006-2010,
Fiskal Ekonomi dari Universitas Indonesia dan jabatan Wakil Ketua Komite Pengawas
Oktober 2019 dan melanjutkan pendidikan Master Wakil Ketua Tim Pembahas Rancangan
(Oktober 2016 s.d. mendapatkan gelar Master of Science Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)
of Business Administration (MBA) di Undang-Undang tentang BPK-RI pada
Oktober 2019) dari Cornell University USA pada pada periode 2009-2015. Jabatan
University of Bridgeport, Connecticut, 2006, dan Kepala Badan Pengawasan
tahun 1997. Pada tahun 2003, beliau lain yang pernah didudukinya adalah
USA pada tahun 1989. Beliau Keuangan dan Pembangunan Republik
Wakil Menteri Keuangan meraih gelar Doctor of Philosophy Koordinator Pokja Kebijakan di Sekretariat
melanjutkan studi Doktor di School of Indonesia (BPKP-RI) pada 2010–2014.
(Sejak Oktober 2019) dari University of Illinois at Urbana- Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Public Policy, University of Birmingham, Selama menjabat sebagai Kepala BPKP-RI,
Champaign, USA. Kemiskinan (TNP2K) pada Kantor Wakil
Inggris pada tahun 1999. beliau juga mengemban tugas sebagai
Presiden RI tahun 2010-2015, serta
Ketua Tim Quality Assurance Reformasi
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Suahasil Nazara mengawali karirnya menjadi Anggota Dewan Komite Ekonomi
Sejalan dengan bidang pendidikannya, Birokrasi Nasional (TQA RBN) dan Wakil
sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Nasional (KEN) pada 2013-2014.
Mardiasmo menjabat sebagai Ketua Ketua Tim Evaluasi dan Pengawasan
dan Bisnis Universitas Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia dari tahun Percepatan Anggaran (TEPPA).
sejak 1999 dan memperoleh gelar Sejak tanggal 6 Februari 2015, beliau
2010 hingga sekarang. Beliau juga Sebelumnya, pada 1 Desember 2014
Guru Besar Ilmu Ekonomi pada tahun menjalankan tugas sebagai Pelaksana
menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomika hingga 6 Februari 2015, beliau dipercaya
2009. Suahasil pernah menjadi Kepala Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal.
dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah untuk menjabat sebagai Plt. Direktur
Program Studi Pascasarjana Ilmu Hingga pada tanggal 31 Oktober 2016,
Mada yang aktif menulis beberapa Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Ekonomi (2004-2005), Kepala Lembaga beliau dilantik oleh Menteri Keuangan
buku, antara lain Perpajakan (2006), Pada 27 Oktober 2014, Mardiasmo dilantik
Demografi (2005-2008), dan Ketua sebagai pejabat definitif Kepala Badan
Seri Otonomi Daerah: Otonomi dan sebagai Wakil Menteri Keuangan dan
Departemen Ilmu Ekonomi (2009-2013) Kebijakan Fiskal. Setelah menjabat
Manajemen Keuangan Daerah (2003), mengakhiri masa jabatan sebagai Wakil
di Universitas Indonesia. sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal,
Akuntansi Sektor Publik (2003), dan Menteri Keuangan sejak Kabinet Indonesia
beliau mendapat kepercayaan pemerintah
Akuntansi Keuangan Dasar (2000). Maju sebagai kabinet pemerintahan baru
Suahasil pernah menjadi anggota Tim untuk menjabat sebagai Wakil Menteri
Sepanjang perjalanan karirnya, yang terbentuk pada akhir bulan Oktober
02

02
Asistensi Menteri Keuangan bidang Keuangan sejak tanggal 25 Oktober 2019.
Mardiasmo pernah menjabat sebagai 2019.
Desentralisasi Fiskal pada tahun 2009
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


56 57

Hadiyanto Hadiyanto lahir di Ciamis pada tanggal 1 Maret 1987. Beliau Askolani Askolani lahir di Palembang sebagai Kepala Subdirektorat
tanggal 10 Oktober 1962. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala pada tanggal 11 Juni 1966. Beliau Penyusunan Anggaran Belanja
Sekretaris Jenderal meraih gelar Sarjana Hukum dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal Direktur Jenderal meraih gelar Sarjana Ekonomi Pemerintah Pusat di Direktorat
Universitas Padjadjaran Bandung Kementerian Keuangan pada tahun Anggaran dari Jurusan Ilmu Ekonomi dan Jenderal Anggaran. Selanjutnya, di
pada tahun 1986 dan memperoleh 2005. Sejak tahun 2006, beliau Studi Pembangunan di Universitas tahun 2006-2008, beliau menjabat
gelar Master of Law dari Harvard memimpin Direktorat Jenderal Sriwijaya Palembang pada sebagai Kepala Bidang Perumusan
University, Amerika Serikat pada Kekayaan Negara Kementerian tahun 1990. Selanjutnya, beliau Rekomendasi Kebijakan Belanja
tahun 1993. Tahun 2012 beliau Keuangan dan pada 1 Juli 2015, mendapatkan gelar Master of Negara di Direktorat Perimbangan
meraih gelar Doktor Studi Ilmu beliau ditetapkan menjadi Arts Economics and Banking dari Keuangan.
hukum dari Universitas Padjajaran. Sekretaris Jenderal Kementerian Universitas Colorado pada tahun
Hardiyanto memulai karir di Keuangan. 1999. Pada tahun 2008, beliau menjabat
Kementerian Keuangan pada sebagai Kepala Bidang Kebijakan
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Askolani memulai karirnya di Badan Penerimaan Negara Bukan Pajak,
Analisa Keuangan dan Moneter Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Kementerian Keuangan tahun 1992- Keuangan. Pada 31 Desember
2001 sebagai Pelaksana, Kepala 2008, beliau melanjutkan karirnya
Urusan Penerimaan Minyak Bumi, sebagai Kepala Pusat Kebijakan
Kepala Sub Bagian penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Migas, dan Kepala Sub Bagian Negara. Selanjutnya, pada tanggal
Penerimaan Pembangunan. Sejak 21 Juni 2011, beliau dipercaya
2001 hingga 2004, beliau meniti untuk menjabat sebagai Direktur
karir di Badan Analisa Fiskal Penerimaan Negara Bukan Pajak di
sebagai Kepala Subbidang Analisa Direktorat Jenderal Anggaran. Pada
Pembayaran Bunga Hutang dan 27 November 2013 beliau dilantik
kemudian sebagai Kepala Bidang sebagai Direktur Jenderal Anggaran
02

02
Analisa Pengeluaran Rutin. Pada Kementerian Keuangan.
tahun 2004-2006, beliau menjabat
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


58 59

Robert Robert Pakpahan lahir di Tanjung Selanjutnya, beliau dilantik menjadi Suryo Utomo Suryo Utomo lahir di Semarang menjadi Kepala Kantor Pelayanan
Balai pada tanggal 20 Oktober 1959. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara pada tanggal 26 Maret 1969. Pajak Penanaman Modal Asing
Pakpahan Beliau merupakan lulusan Diploma pada tahun 2011 dan pada tanggal Staf Ahli Bidang Beliau mendapatkan gelar Tiga tahun 2006, Kepala Kantor
III Keuangan Spesialisasi Akuntansi 27 November 2013 dilantik menjadi Kepatuhan Pajak Sarjana Ekonomi dari Universitas Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar
Direktur Jenderal Pajak Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Direktur Jenderal Pengelolaan (Juli 2015 s.d. Oktober Diponegoro pada tahun 1992. Pada Satu tahun 2008, Kepala Kantor
(November 2017 s.d. pada tahun 1981 dan melanjutkan Utang Kementerian Keuangan. 2019) tahun 1998, beliau mendapatkan Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Oktober 2019) pendidikan Diploma IV di kampus Seiring dengan penyempurnaan gelar Master of Business Taxation Jawa Tengah I tahun 2009. Pada
yang sama pada tahun 1985 hingga organisasi di Kementerian Direktur Jenderal Pajak dari University of Southern tahun 2010, beliau menjadi Direktur
1987. Beliau meraih Gelar Doctor Keuangan, pada 19 Maret 2015 (sejak November 2019) California, Amerika Serikat. Peraturan Perpajakan I. Selanjutnya,
of Philosophy in Economics dari beliau dilantik sebagai Direktur pada 31 Maret 2015 beliau menjadi
University of North Carolina at Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Beliau mengawali karir di Direktur Ekstensifikasi dan
Chapel Hill, USA pada tahun 1998. dan Risiko. Kemudian, pada 30 Sekretariat Direktorat Jenderal Penilaian. Hingga pada 1 Juli 2015,
Profil Kementrian

Profil Kementrian
November 2017, beliau dipercaya Pajak Kementerian Keuangan beliau dipercaya menjabat sebagai
Pada tahun 2003 hingga 2005, menjabat sebagai Direktur Jenderal pada tahun 1993. Beliau pernah Staf Ahli Menteri Keuangan bidang
beliau sempat menjadi Tenaga Pajak dan pada awal November menjabat sebagai Kepala Seksi Kepatuhan Pajak sampai dengan
Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan 2019, beliau memasuki masa PPN Industri pada tahun 1998 akhir Oktober 2019. Pada tanggal
Intensifikasi Pajak. Kemudian beliau purna bhakti sebagai aparatur sipil dan sebagai Kepala Seksi Pajak 1 November 2019, beliau dilantik
menjabat sebagai Direktur Potensi negara di lingkungan Kementerian Penghasilan Badan pada tahun menjadi Direktur Jenderal Pajak
dan Sistem Perpajakan hingga Keuangan. 2002. Selanjutnya, pada tahun menggantikan Robert Pakpahan
tahun 2006 dan menjabat sebagai 2002, beliau dipromosikan menjadi yang memasuki masa purna
Direktur Transformasi Proses Bisnis Kepala Subdirektorat Pertambahan bhaktinya.
hingga tahun 2011. Nilai Industri. Karir beliau berlanjut
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


60 61

Heru Pambudi Heru Pambudi lahir di Bondowoso menjadi Kepala Kantor Pelayanan Marwanto Marwanto Harjowiryono lahir di Luar Negeri Sekretariat Jenderal
pada tanggal 11 Febuari 1970. Beliau Bea dan Yogyakarta pada tanggal 6 juni Departemen Keuangan RI dari
Direktur Jenderal meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Cukai Tipe A4 Tanjung Uban. Harjowiryono 1959. Beliau meraih gelar Sarjana tahun 2001 hingga 2004, Kepala Biro
Bea dan Cukai Jurusan Ekonomi Manajemen di Kemudian pada tahun 2008, Ekonomi dari Fakultas Ekonomi, Hubungan Masyarakat di Sekretariat
Universitas Indonesia pada tahun beliau menjabat sebagai Kepala Direktur Jenderal Universitas Gajah Mada pada Jenderal dari tahun 2004 hingga
1996. Pada tahun 2001, beliau Subdirektorat Kerjasama Perbendaharaan tahun 1983. Beliau melanjutkan 2006, dan Staff Ahli Tim Reformasi
meraih gelar Master of Law dari Internasional III. pendidikan pasca sarjana dengan Birokrasi Departemen Keuangan
Universitas of Newcastle Upon (November 2013 s.d. Juli memperoleh gelar Master dari dari tahun 2007 hingga 2009.
Tyne, Inggris. Pada 26 Maret 2010, beliau 2019) Vanderbilt University USA pada
dipromosikan menjadi Tenaga tahun 1991 dan pada tahun 2009, Sebelumnya, beliau pernah
Beliau mengawali karir di Direktorat Pengkaji Bidang Pelayanan beliau meraih gelar Doktor Bidang menjabat sebagai Direktur
Verifikasi, Direktorat Jenderal Bea dan Penerimaan Kepabeanan Ekonomi Pembangunan dan Eksekutif Bank Pembangunan Asia
Profil Kementrian

Profil Kementrian
dan Cukai Kementerian Keuangan dan Cukai. Beliau melanjutkan Kebijakan Fiskal dari Universitas sejak tahun 2009 hingga 2011. Pada
pada tahun 1992. Beliau juga karirnya menjadi Kepala Kantor Gadjah Mada. tanggal 21 Januari 2011, beliau
pernah menjabat sebagai Kepala Wilayah Direktorat Jenderal Bea menjabat sebagai Direktur Jenderal
Seksi Kepabeanan dan Cukai II pada dan Cukai Sulawesi pada tahun Beliau memulai karirnya di Perimbangan Keuangan. Hingga
tahun 2002, dilanjutkan menjabat 2011. Selanjutnya, sejak 19 Maret Kementerian Keuangan pada pada 27 November 2013, beliau
sebagai Kepala Seksi Impor pada 2015, beliau menjabat sebagai tanggal 1 Desember 1983. Sepanjang dilantik menjadi Direktur Jenderal
tahun 2003. Selanjutnya, pada Direktur Penerimaan dan Peraturan perjalanan karirnya, beliau pernah Perbendaharaan dan pensiun dari
tahun 2006, beliau menjabat Kepabeanan dan Cukai. Pada 1 Juli menjabat sebagai Kepala Biro jabatan tersebut pada bulan Juli
sebagai Kepala Kantor Pelayanan 2015 beliau dipercaya menjabat Analisa APBN dari tahun 1991 2019.
Pajak Penanaman Modal Asing Tiga. sebagai Direktur Jenderal Bea dan hingga 2001, Kepala Biro Kerjasama
Tahun 2007, beliau dipromosikan Cukai Kementerian Keuangan.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


62 63

Andin Andin Hadiyanto lahir di Wonosobo Pada November 2013, beliau Isa Rachmatarwata Isa Rachmatarwata lahir di Kementerian Keuangan. Pada tahun
pada tanggal 9 Juni 1965. Beliau dilantik sebagai Pelaksana Tugas Jombang pada tanggal 30 2006, beliau menjabat sebagai
Hadiyanto menamatkan pendidikan Ilmu Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Direktur Jenderal Kekayaan Desember 1966. Beliau menempuh Kepala Biro Perasuransian di
Ekonomi dan Studi Pembangunan dan Keuangan Internasional. Pada Negara pendidikan di Institut Tekhnologi Badan Pengawas Pasar Modal dan
Staf Ahli Bidang Makro di Universitas Gajah Mada pada Desember 2013, beliau merangkap Bandung, Fakultas Matemarika dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK/
Ekonomi dan Keuangan 1989. Pada tahun 1997, beliau jabatan sebagai Plt Kepala Badan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan menjadi Otoritas Jasa Keuangan).
Internasional mendapatkan gelar Master of Art Kebijakan Fiskal sampai dengan Matematika tahun 1985-1990. Pada Pada tahun 2013, beliau menjadi
(Desember 2018 - Juli dan gelar Doctor of Philosophy pada 6 Februari 2015. Andin Hadiyanto tahun 1994, beliau melanjutkan Pegawai Diperbantukan pada Badan
2019) tahun 2000 dari Graduate School of pernah menempati posisi sebagai pendidikan dan mendapatkan gelar Kebijakan Fiskal. Pada tanggal 27
International Development Nagoya Direktur Eksekutif Bank Dunia, Master Of Mathematic Actuarial November 2013, beliau dilantik
Direktur Jenderal University, Jepang. mewakili 11 negara ASEAN. Hingga Science dari University of Waterloo, menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan
Perbendaharaan pada 7 Desember 2018, beliau
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Kanada. bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa
(sejak Juli 2019) Beliau mengawali karirnya di kembali dipercaya untuk menjabat Keuangan dan Pasar Modal. Hingga
Kementerian Keuangan pada sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Pada tahun 1991, beliau memulai pada 3 juli 2017, beliau diangkat
1 Desember 1990. Sepanjang Makro dan Keuangan Internasional. karirnya di Direktorat Jenderal menjadi Direktur Jenderal Kekayaan
perjalanan karirnya, beliau pernah Selanjutnya, beliau menduduki Lembaga Keuangan, Bagian Negara.
menjabat sebagai Kepala Pusat jabatan Direktur Jenderal Direktorat Dana Pensiun,
Kebijakan Kerjasama Internasional Perbendaharaan dan dilantik
(2009-2011), Kepala Pusat Kebijakan Menteri Keuangan pada tanggal 22
Regional dan Bilateral (2011-2012), Juli 2019 menggantikan Marwanto
dan Sekretaris Badan Kebijakan Harjowiryono yang memasuki masa
Fiskal (2012). purna bhaktinya.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


64 65

Astera Astera Primanto Bhakti lahir di dan Kerjasama Perpajakan Luky Alfirman Luky Alfirman lahir di Bandung Manajemen Transformasi pada
Jakarta pada tanggal 20 Januari Internasional Direktorat Jenderal 27 Maret 1970. Pada tahun 1994, Direktorat Jenderal Pajak. Selain
Primanto 1968. Beliau menyelesaikan studi Pajak pada tahun 2009, Kepala Direktur Jenderal beliau memperoleh gelar Sarjana itu, beliau juga pernah menjabat
Sarjana Ekonomi dari Jurusan Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Teknik Industri di Institut Teknologi sebagai Kepala Kantor Pelayanan
Bhakti Manajemen di Universitas Badan Kebijakan Fiskal pada tahun
Pengelolaan Pembiayaan
Bandung. Selanjutnya, beliau Pajak Pratama Jakarta Kebayoran
dan Risiko
Soedirman pada tahun 1990. Pada 2012, serta dilantik sebagai Staf Ahli memperoleh gelar Master of Arts Lama.
Direktur Jenderal tahun 1997, beliau menyelesaikan Bidang Penerimaan Negara pada 6 in Economics di University of
Perimbangan Keuangan studi Master of Taxation di Februari 2015. Colorado, Boulder, USA pada tahun Pada Juli 2011, Luky Alfirman diberi
University of Denver. 2000 dan menerima gelar Doctor of amanah untuk bekerja di Badan
Sesuai dengan perubahan Philosophy (PhD) in Economics dari Kebijakan Fiskal sebagai Pelaksana
Beliau melaksanakan tugas nomenklatur jabatan dalam universitas yang sama pada tahun Tugas Kepala Pusat Kebijakan
pertamanya di Kementerian Peraturan Presiden Nomor 28 2004. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Keuangan sebagai Penata Muda Tahun 2015 tentang Kementerian Negara. Tidak lama kemudian,
pada tahun 1992. Perjalanan karir Keuangan, pada 3 September 2015 Pada tahun 1995, beliau memulai beliau ditugaskan menjadi Kepala
beliau selanjutnya adalah menjabat beliau dilantik sebagai Staf Ahli karirnya di Direktorat Jenderal Pusat Kebijakan
sebagai Kepala Bidang Administrasi Kebijakan Penerimaan Negara. Pajak Kementerian Keuangan. Ekonomi Makro.
dan Kerjasama Perpajakan Beliau pernah dipercaya menjabat Selanjutnya, pada bulan Juli
Direktorat Jenderal Pajak pada sebagai Kepala Badan Pendidikan 2004, beliau ditugaskan sebagai Mulai September 2015, beliau
tahun 2004, Kepala Subdirektorat dan Pelatihan Keuangan pada 23 Kepala Subbagian Kelembagaan ditugaskan menjadi Kepala Pusat
Peraturan Pajak Penghasilan Januari 2017. dan Pelaporan Direktorat Jenderal Analisis dan Harmonisasi Kebijakan,
Direktorat Jenderal Pajak pada Pajak. Tidak lama kemudian, beliau Sekretariat Jenderal Kementerian
tahun 2006, Kepala Subdirektorat Hingga pada 26 Juni 2018, beliau dipromosikan sebagai Kepala Keuangan. Pada tahun 2017, beliau
Peraturan PPh Badan Direktorat diamanatkan menjadi Direktur Subdirektorat Potensi Perpajakan. dilantik sebagai Staf Ahli Bidang
Jenderal Pajak pada tahun 2007, Jenderal Perimbangan Keuangan. Beliau pernah ditugaskan untuk Kebijakan Penerimaan Negara,
Kepala Subdirektorat Perjanjian menangani program reformasi sebelum akhirnya dilantik sebagai
02

02
atau modernisasi administrasi Direktur Jenderal Pengelolaan
perpajakan dan menjabat sebagai Pembiayaan dan Risiko pada 30
Bab

Bab
Kepala Bagian Organisasi dan Tata November 2017.
Laksana dan Kepala Subdirektorat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


66 67

Sumiyati Sumiyati lahir di Sragen pada Pada tahun 2010, beliau Rionald Silaban lahir di Pekanbaru, Kebijakan Sekretariat Jenderal.
tanggal 6 Juli 1961. Beliau lulus dari memperoleh promosi menjadi Rionald Silaban
23 April 1966. Meraih gelar Pada 13 Januari 2012 beliau dilantik
Inspektur Jenderal pendidikan Diploma IV Akutansi Kepala Bagian Akuntansi dan Sarjana Hukum di Universitas sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi,
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Pelaporan Keuangan, sekaligus Kepala Badan
Pendidikan dan Indonesia pada tahun 1989. Beliau Birokrasi, dan Teknologi Informasi.
(STAN) pada tahun 1989. Pada tahun menjadi Plt. Kepala Biro melanjutkan pendidikannya di
1994, beliau memperoleh gelar Perencanaan Keuangan Sekretariat Pelatihan Keuangan
LLM Common Law Georgetown Selanjutnya, pada tahun 2015,
Master of Financial Management Jenderal. Pada 21 Juni 2011, beliau University pada tahun beliau diangkat menjadi Direktur
dari Central Queensland University. dipromosikan menjadi Kepala 1993. Sebelumnya, pada tahun 1990, Eksekutif di World Bank. Pada
Biro Perencanaan dan Keuangan, Rionald telah mulai bekerja 16 Desember 2016, beliau
Sumiyati mengawali karirnya pada Sekretariat Jenderal. Kemudian di Kementerian Keuangan. dilantik menjadi Staf Ahli Bidang
tahun 1982 di Badan Akuntansi pada 6 Februari 2015, beliau Makro Ekonomi dan Keuangan
Keuangan Negara, Kementerian dipercaya menjabat sebagai Kepala
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Karir beliau di Kementerian Internasional di Kementerian
Keuangan. Beliau pernah menjabat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berlanjut hingga pada Keuangan. Hingga pada 26 Juni
sebagai Kepala Subbidang Keuangan. Hingga pada 23 Januari tahun 2016 diangkat menjadi Kepala 2018, beliau dipercaya menjabat
Bimbingan Akuntansi Keuangan 2017, beliau dilantik sebagai Bidang Perumusan Rekomendasi sebagai Kepala Badan Pendidikan
Pemerintah Daerah pada tahun Inspektur Jenderal Kementerian Pengelolaan Risiko Fiskal Badan dan Pelatihan Keuangan.
2002. Selanjutnya, beliau menjabat Keuangan. Kebijakan Fiskal. Pada tahun
sebagai Kepala Seksi Pola dan 2008, beliau menjadi Kepala
Standar Teknis Pengelolaan Pusat Analisis dan Harmonisasi
Keuangan Badan Layanan Umum
tahun 2007.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


68 69

Awan Awan Nurmawan Nuh lahir 11 November 2013, beliau ditunjuk Puspita Puspita Wulandari lahir di Jakarta Pembayaran masa PPh Badan
di Bandung pada tanggal 26 sebagai Sekretaris Direktorat pada tanggal 2 November 1965. tahun 1997, Kepala Seksi Kerjasama
Nurmawan September 1968. Pada tahun 1992, Jenderal Pajak. Pada Oktober 2015, Wulandari Beliau mendapatkan gelar Sarjana Perpajakan Multilateral tahun 1999,
beliau memperoleh gelar Sarjana beliau menjabat sebagai Direktur Ekonomi Jurusan Manajemen dari Kepala Seksi Pajak Penghasilan
Nuh Ekonomi dari Universitas Gadjah Ekstensifikasi dan Penilaian, Staf Ahli Bidang Fakultas Ekonomi Universitas Badan tahun 2002, dan Kepala
Mada. Beliau meraih gelar Master sebelum akhirnya dipercaya sebagai Pengawasan Pajak Indonesia pada tahun 1992. Subdirektorat Transformasi
Staf Ahli Bidang of Business Taxation dari University Kepala Kantor Wilayah Direktorat Pada tahun 1993, beliau meraih Organisasi tahun 2007. Pada
Peraturan dan of Southern California, Amerika Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah I gelar Magister Manajemen dari tanggal 14 Agustus 2012, beliau
Penegakan Hukum Serikat, pada tahun 1997. sejak 23 Mei 2016. Hingga pada 31 Universitas Gadjah Mada. Pada diangkat sebagai Tenaga Pengkaji
Pajak Oktober 2016, beliau dilantik oleh tahun 2008, beliau meraih gelar Bidang Pembinaan dan Penertiban
Sepanjang perjalanan karirnya, Menteri Keuangan sebagai Staf Ahli Doctor of Business Administration Sumber Daya Manusia di Direktorat
beliau pernah menjabat sebagai Bidang Peraturan dan Penegakan dari Swinburne University of Jenderal Pajak. Selanjutnya, pada
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Direktur Perpajakan I Direktorat Hukum Pajak. Technology Australia. 27 Maret 2013, beliau dipercaya
Jenderal Pajak. Kemudian, sejak menjabat sebagai Sekretaris Komite
Beliau memulai karirnya pada Pengawas Perpajakan, Sekretariat
tahun 1995 di Direktorat Jenderal Jenderal. Hingga pada 1 Juli 2015,
Pajak. Selama menjalani karirnya, beliau dipercaya menjabat sebagai
beliau pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang
Kepala Subseksi Pengawasan Pengawasan Pajak.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


70 71

Robert Leonard Robert Leonard Marbun lahir di dan Penegakan Hukum Suminto Suminto lahir di Sragen pada 7 dan Plt. Direktur Pinjaman dan
Medan pada 23 Juni 1970. Beliau Kepabeanan dan Cukai pada Juli 1972. Beliau mendapat gelar Hibah (2017-2018). Sebelumnya,
Marbun mendapatkan gelar Sarjana Juni 2011. Pada Oktober 2012, Staf Ahli Bidang Sarjana Hubungan Internasional beliau telah melaksanakan berbagai
Hubungan Internasional dari beliau menjabat Kepala Kantor Pengeluaran Negara dari Universitas Airlangga. penugasan di lingkungan Direktorat
Staf Ahli Universitas Padjajaran. Pada tahun Wilayah Direktorat Jenderal Bea Selanjutnya, beliau meraih gelar Jenderal Anggaran, Direktorat
Bidang Kebijakan 2000, beliau meraih gelar Master dan Cukai Sulawesi. Selanjutnya, Master of Science in Development Jenderal Perbendaharaan,
Penerimaan Negara of Policy Analysis dari Saitama sejak April 2015, beliau menjabat Finance dari Hiroshima University Sekretariat Jenderal, dan Direktorat
University, Jepang dan pada tahun sebagai Direktur Kepabeanan dan gelar Doctor of Philosophy Jenderal Pengelolaan Utang/
2004, beliau menyelesaikan Doctor Internasional. Pada tahun in Development Economics dari Direktorat Jenderal Pengelolaan
of Philosophy in Economics di Kobe berikutnya, beliau diangkat Ritsumeikan Asia Pacific University, Pembiayaan dan Risiko. Hingga
University. menjadi Direktur Kepabeanan Jepang. pada 17 Juli 2018, beliau
Internasional dan Antar Lembaga. dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang
Profil Kementrian

Profil Kementrian
Sepanjang perjalanan karirnya, Hingga 17 Juli 2018, beliau Suminto pernah menjabat Direktur Pengeluaran Negara.
beliau pernah menjabat sebagai dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang Pembiayaan Syariah (2014-2018)
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan Kebijakan Penerimaan Negara.
02

02
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


72 73

Arif Baharudin Arif Baharudin mendapatkan dilantik sebagai Sekretaris Badan Sudarto Sudarto lahir di Madiun pada Beliau mulai bekerja di Kementerian
gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Kebijakan tanggal 9 April 1969. Pada Keuangan pada tanggal 1 Desember
Staf Ahli Bidang dari Universitas Brawijaya Fiskal, setelah sebelumnya pernah Staf Ahli Bidang tahun 1996, beliau meraih gelar 1989. Sepanjang karirnya, beliau
Kebijakan dan Regulasi Malang pada tahun 1991. Beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Organisasi, Birokrasi, Sarjana Ekonomi dari Fakultas pernah menjabat sebagai Tenaga
Jasa Keuangan dan melanjutkan pendidikannya dan Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, dan Teknologi Informasi Ekonomi Universitas Indonesia Pengkaji Bidang Perbendaharaan
Pasar Modal meraih gelar Sekretariat Jenderal. Hingga pada dan menamatkan pendidikan S2 sejak 2012 hingga 2013, Direktur
Master of Business Administration 28 Juli 2017, beliau dilantik sebagai dengan gelar Master of Business Sistem Perbendaharaan dari Januari
dari University of Denver - Daniels Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Administration di International 2013 hingga April 2013, dan Direktur
College of Business, Amerika Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar University of Japan pada tahun Transformasi Perbendaharaan sejak 3
Serikat pada tahun 1998. Modal. 2001. Selanjutnya, beliau meraih April 2013. Hingga pada 21 November
Pada 4 September 2015, Arif gelar Doctor of Philosophy 2018, beliau menjabat
Economics di The University of New sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi,
Profil Kementrian

Profil Kementrian
South Wales pada tahun 2008. Birokrasi, dan Teknologi Informasi.
02

02
Bab

Bab
03 Manajemen
03 Sumber
Sumber Daya
Daya Manusia
Manusia
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Manajemen Sumber
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018

Daya Manusia

3.1. Profil Sumber Daya Sumber daya manusia (SDM) 34.819 pegawai berada pada 77
76
Sumber daya manusia Manusia Kementerian
Keuangan
merupakan unsur yang sangat
berperan penting terhadap
golongan II. Sementara itu, jumlah
pegawai yang berada di golongan
kelancaran operasional suatu III adalah sebesar 37.476 pegawai

adalah komponen penting organisasi. Demikian pula SDM yang


dimiliki oleh organisasi Kementerian
dan sisanya sebanyak 6.919 pegawai
merupakan pegawai yang berada
Keuangan. Pada akhir tahun 2019, pada golongan IV.

yang mendukung jalannya Kementerian Keuangan mencatat


jumlah pegawai yang dikelolanya Di dalam Figur 3.1 dapat dilihat
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

telah mencapai 79.216 pegawai. bahwa kelompok karakterisitik

suatu organisasi Suatu jumlah yang tentunya sangat


besar bagi ukuran organisasi di
pegawai berdasarkan golongan
dan ruang yang paling banyak
lingkungan pemerintahan. adalah pegawai dengan golongan
dan ruang III/b yang berjumlah
Untuk menggambarkan secara 11.943 pegawai (15.08%), diikuti

Sumber Daya Manusia


singkat kekuatan SDM Kementerian dengan golongan dan ruang II/a
Keuangan, berikut ini dijelaskan sebanyak 10.757 pegawai (13.58%),
profil singkat SDM Kementerian dan kemudian 10.675 pegawai
Keuangan yang berhasil dihimpun yang merupakan pegawai dengan
sampai dengan tanggal 31 golongan dan ruang II/d (13.48%).
Desember 2019.
2. Sumber Daya Manusia
1. Sumber Daya Manusia Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Berdasarkan Golongan dan Ruang SDM Kementerian Keuangan juga
diperkuat dengan keragaman
SDM Kementerian Keuangan yang tingkat pendidikan yang dimiliki
dibagi berdasarkan golongan dan setiap pegawai (lihat Figur
ruang memiliki 2 pegawai yang 3.2). Sampai dengan tahun

03
06

berada pada golongan I. Sedangkan 2019, pegawai yang menempuh

Bab
pendidikan Doktoral berjumlah pegawai. Sebagian dari pegawai
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


SDM Kementerian Keuangan Berdasarkan
Golongan/Ruang 211 pegawai (0.27%). Kemudian, tersebut bahkan mendekati batas
pegawai yang telah menyelesaikan usia pensiun. Walaupun demikian,
pendidikan Magister mencapai pegawai kelompok usia di atas 40
11.027 pegawai. Untuk pegawai tahun juga merupakan pegawai
dengan tingkat pendidikan Sarjana, yang masih memiliki produktivitas
IV/e 16
pengelola SDM Kementerian yang tinggi. Bahkan, sebagian
IV/d 139 Keuangan mencatat sebanyak kecil dari kelompok usia tersebut
24.543 pegawai (30.98%) dan menduduki jabatan struktural dan
IV/c 246 pegawai dengan tingkat pendidikan fungsional tertinggi di lingkungan
Diploma IV adalah sebanyak Kementerian Keuangan.
IV/b 1885 2.540 pegawai (3.21%). Sedangkan
pegawai dengan tingkat pendidikan 4. Sumber Daya Manusia
IV/a 1633 Diploma III adalah sebanyak Kementerian Keuangan
16.753 pegawai (21.15%), Diploma berdasarkan Jenis Kelamin
III/d 8488
II sebanyak 11 pegawai (0.01%),
III/c 8249 Diploma I sebanyak 18.204 pegawai SDM Kementerian Keuangan juga
(22.98%), Sekolah Menengah Atas menerapkan kebijakan penerimaan
III/b 11943 (SMA) sebanyak 5.754 pegawai pegawai yang pro terhdap gender,
(7.26%), dan selebihnya merupakan yaitu kebijakan yang memastikan
III/a 8796 pegawai dengan tingkat pendidikan setiap kebijakan, program, dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) kegiatan Kementerian Keuangan
II/d 10675 sampai dengan Sekolah Dasar (SD). adil dan setara bagi perempuan
dan laki-laki. Dengan kata lain,
II/c 8857 Dari uraian tersebut dapat pembinaan SDM Kementerian
dilakukan ranking bahwa Keuangan juga memberikan
II/b 4530 pendidikan Sarjana Strata 1 kesetaraan peluang kerja antara
merupakan tingkat pendidikan pria dan wanita.
II/a 10757
pegawai Kementerian Keuangan
yang paling dominan. Peringkat Dari tahun ke tahun, jumlah
I/d 2
kedua adalah pegawai dengan pegawai perempuan mengalami
pendidikan Diploma I, yang peningkatan seperti peningkatan
kemudian diikuti dengan pegawai yang terjadi dari tahun 2017
78 yang memiliki tingkat pendidikan ke 2018. Sampai dengan 31 79
Diploma III. Desember, peningkatan tersebut
SDM Kementerian Keuangan Berdasarkan mencapai 1.9%. Namun demikian,
Jenjang Pendidikan 3. Sumber Daya Manusia sampai dengan saat ini, pegawai
Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan masih di
Berdasarkan Usia dominasi oleh pegawai laki-laki
24543
dengan perbandingan 3:1 (lihat
Profil SDM Kementerian Keuangan Figur 3.4). Sebanyak 55.132 pegawai
juga ditunjang oleh keragaman (70%) merupakan pegawai laki-laki.
usia pegawai yang ada. Pada Sedangkan pegawai perempuan
Figur 3.1 dapat terlihat bahwa berjumlah sebanyak 24.084 pegawai
18204 klasifikasi pegawai berdasarkan (30%).
kelompok usia di dominasi oleh
16753
kelompok pegawai dari generasi Y 5. Sumber Daya Manusia
dan Z. Suatu kelompok usia yang
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


Kementerian Keuangan
menjadi aset dan kekuatan SDM Berdasarkan Unit Eselon I
Kementerian Keuangan di masa
yang akan datang. Sebagai penutup dari penjelasan
11027
Dengan kata lain bahwa pegawai profil singkat SDM Kementerian
Kementerian Keuangan memiliki Keuangan, total 79.216 pegawai
jumlah pegawai terbanyak Kementerian Keuangan yang
tersebut berpada kelompok usia ada tersebar pada 11 unit eselon
5754
yang produktif, yaitu pegawai I dan 5 pegawai diantaranya
pada kelompok usia 20–39 tahun merupakan pegawai yang memiliki
sebanyak 51.807 pegawai atau kedudukan sebagai Staf Ahli.
2540 sebanyak 65.4%. Sedangkan sisanya Lebih dari separuh dari total
merupakan kelompok pegawai yang keseluruhan pegawai Kementerian
42 131 11 211 memiliki usia di atas 40 tahun yang Keuangan ditempatkan pada
berjumlah sebanyak 27.154 pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP),
03

03
SD SMA DIV S2 S3 atau 34.3% dari total seluruh yaitu sebanyak 44.533 pegawai
SMP DI DII DIII S1
Bab

Bab
SDM Kementerian Keuangan Pada Unit (56.22%). Kemudian komposisi menjadi unit eselon I yang berada
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Eselon I terbanyak kedua adalah pegawai pada posisi ketiga sebagai tempat
yang ditempatkan pada Direktorat yang memiilki jumlah pegawai
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). terbanyak, yaitu sebesar 7.085
yaitu sebanyak 16.239 pegawai pegawai (9%).
Unit Eselon I Jumlah Pegawai (20.50%). Sedangkan Direktorat
Badan Kebijakan Fiskal 552 Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 1385


Direktorat Jenderal Anggaran 838
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 16239 3.2. Pengelolaan
1. Manajemen Perencanaan Sumber Keuangan Tahun 2019.
Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 4068 Kementerian Keuangan Daya Manusia
Direktorat Jenderal Pajak 44533 Penyelesaian usul formasi
Perencanaan SDM memiliki peran merupakan bagian dari
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Dan Risiko 490
yang strategis di dalam mengelola perencanaan SDM strategis, yaitu
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7085 SDM di sebuah organisasi. dalam rangka penyediaan SDM
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 556 Perencana SDM tidak hanya yang tepat kuantitas dan kualitas
melakukan kegiatan prediksi sesuai dengan hasil analisis
Inspektorat Jenderal 727
(forecasting) dan memastikan beban kerja, analisis jabatan, dan
Lembaga National Single Window 43 ketersediaan formasi SDM saja, kondisi persedian jumlah pegawai
Sekretariat Jenderal 2678 tetapi mereka juga memastikan (bezzeting). Berikut ini beberapa
bahwa perencanaan SDM selaras format pengusulan formasi
Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan 17
dengan visi, misi, strategi, dan SDM yang dilakukan Biro SDM
Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal 1 tujuan organisasi. Kementerian Keuangan.
Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara 1
Pada tahun 2019, perencanaan 1) Penyelesaian Pengusulan
Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional 1
SDM Kementerian Keuangan Formasi Rekrutmen Umum.
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi 1 berfokus pada empat agenda
Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak 1 utama, yaitu penyusunan peta Pada format pengusulan formasi
jalan (roadmap) pengelolaan SDM, rekrutmen Calon Pegawai Negeri
Total 79216
penyelesaian pengusulan formasi Sipil (CPNS) dari jalur umum,
SDM Kementerian Keuangan tahun dokumen yang diperlukan disusun
80
2019, implementasi kebijakan sejak akhir tahun 2018 bersama 81
menciptakan pemimpin (leaders dengan seluruh unit eselon I di
factory) Kementerian Keuangan, lingkungan Kementerian Keuangan.
dan peningkatan keahlian Kemudian, dokumen tersebut
(upskilling) kapabilitas pengelola disampaikan kepada Kementerian
perencanaan SDM. Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi melalui
a. Penyusunan Peta Jalan Surat Menteri Keuangan Nomor SR-
Pengelolaan SDM. 67/MK.01/2019 tanggal 22 Februari
2019 tentang Usul Formasi CPNS
Salah satu tema inisiatif dalam Pusat Kementerian Keuangan Tahun
program reformasi birokrasi 2019.
transformasi kelembagaan
Kementerian Keuangan tahun 2) Penyelesaian Pengusulan
2019 adalah “Mendukung Digital Formasi Rekrutmen Lulusan
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


Transformasi.” Sebuah tema yang Politeknik Keuangan Negara
sejalan dengan pengembangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
organisasi dan SDM di lingkungan
Kementerian Keuangan. Dari tema Pada pengusulan formasi
tersebut, hal itu menjadi salah rekrutmen lulusan Politeknik
satu tonggak sejarah (milestones) Keuangan Negara Sekolah Tinggi
atas inisiatif strategis di tahun Akuntansi Negara (PKN STAN),
2019 di dalam menyusun peta jalan beberapa dokumen yang diusulkan
pengelolaan SDM untuk tahun disusun sejak akhir tahun 2018
2020-2024, yang mana Sekretariat bersama dengan seluruh unit
Jenderal c.q. Biro SDM menjadi eselon I di lingkungan Kementerian
pemilik inisiatifnya. Keuangan. Pengusulan ini juga
dilakukan bersama dengan
b. Penyelesaian Pengusulan pengusulan formasi rekrutmen
03

03
Formasi SDM Kementerian pegawai dari jalur umum.
Bab

Bab
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Selanjutnya, pengajuan rincian
pengusulan formasi lulusan PKN Negara dan Reformasi Birokrasi
STAN dilaksanakan setelah para sebagai dasar pelaksanaan
lulusan PKN STAN dinyatakan penerimaan mahasiswa baru PKN
lulus Seleksi Kompetensi Dasar STAN Tahun Anggaran 2019. Dalam
(SKD) dan dinyatakan lulus Surat Menteri Keuangan kepada
pendidikan pada bulan Oktober Menteri Pendayagunaan Aparatur
2019. Pengajuan pengusulan Negara dan Reformasi Birokrasi
formasi ini dilakukan melalui Nomor SR-73/MK.01/2018 tanggal 28
penyampaian Surat Sekretaris Februari 2019 disampaikan bahwa
Jenderal atas nama Menteri kebutuhan SPMB PKN STAN Tahun
Keuangan Nomor SR-570/MK.1/2019 2019 adalah sejumlah 3.000 formasi
tanggal 22 November 2019 untuk Kementerian Keuangan dan
kepada Menteri Pendayagunaan Kementerian/Lembaga.
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Dalam surat tersebut 5) Penyelesaian Pengusulan
disampaikan pengusulan formasi Formasi Penerimaan Mahasiswa
lulusan PKN STAN sebanyak Baru Tugas Belajar Politeknik
3.252 orang, yang terdiri atas Keuangan Negara Sekolah Ttinggi
lulusan Diploma I sejumlah 2.474 Akuntansi Negara.
orang dan lulusan Diploma III
sejumlah 778 orang. Atas usulan Selain penerimaan mahasiswa
ini, Kementerian Pendayagunaan baru PKN STAN untuk reguler,
Aparatur Negara dan Reformasi Biro SDM juga menghitung kuota
Birokrasi menetapkan Keputusan kebutuhan untuk penerimaan
Menteri Pendayagunaan Aparatur mahasiswa baru Tugas Belajar
Negara dan Reformasi Birokrasi PKN STAN Tahun 2019. Berbeda
Nomor 876 Tahun 2019 tanggal 29 dengan penerimaan mahasiswa
November 2019 tentang Penetapan baru PKN STAN untuk jalur reguler,
Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dari penghitungan kebutuhan ini
Lulusan Politeknik Keuangan Negara tidak membutuhkan persetujuan
Sekolah Tinggi Akuntasi Negara di dari Menteri Pendayagunaan
lingkungan Kementerian Keuangan Aparatur Negara dan Reformasi
82
Tahun Anggaran 2019. Birokrasi karena tidak berdampak 83
pada perubahan jumlah atau
3) Penyelesaian Pengusulan penambahan formasi aparatur
Formasi Jabatan Fungsional. sipil negara secara nasional. Pada
tahun 2019, Biro SDM menetapkan
Terkait pengusulan formasi jabatan kuota penerimaan mahasiswa
fungsional, beberapa dokumen baru Tugas Belajar sejumlah 970
yang akan disampaikan disusun formasi, dengan pegawai yang lulus
melalui koordinasi dengan Bagian memenuhi nilai batas kelulusan
Jabatan Fungsional pada Biro (passing grade) adalah sejumlah
Organisasi dan Ketatalaksanaan 816 pegawai (84,12% dari total kuota
(Biro Organta) dan unit eselon formasi).
I terkait sebagai unit pembina
internal mereka. Selama tahun 6) Penyelesaian Pengusulan
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


2019, Biro SDM telah menyusun Formasi Ujian Dinas Tingkat I
usulan jabatan fungsional baik yang dan Ujian Penyesuaian Kenaikan
diangkat melalui jalur penyesuaian Pangkat V.
(inpassing) maupun melalui jalur
pindah antarjabatan. Kuota Ujian Penyesuain
Kenaikan Pangkat (UPKP) V
4) Pengajuan Ijin Prinsip Seleksi dan Ujian Dinas (UD) Tingkat I
Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2019 ditetapkan dengan
Politeknik Keuangan Negara memperhitungkan jumlah pegawai
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara golongan III yang akan memasuki
Tahun Anggaran 2019 Jalur Reguler. masa pensiun di tahun 2019
sebanyak 1.530 pegawai. Selain
Pengajuan ijin prinsip Seleksi itu, pengadaan UPKP V dan UD
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Tingkat I juga memperhitungkan
jumlah pegawai yang keluar,
03

03
PKN STAN jalur reguler bertujuan
untuk memperoleh persetujuan kecuali pensiun per Agustus 2019,
Bab

Bab
sebanyak 134 pegawai, kuota UPKP Kementerian/Lembaga yang
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Penempatan Lulusan PKN STAN Tahun
2019 yang tidak terpenuhi di tahun mendapatkan alokasi lulusan
2018 sebanyak 344 pegawai, dan PKN STAN dengan jumlah alokasi
Unit Penempatan Diploma I Diploma III Total rekrutmen golongan III tahun total sebanyak 622 orang.
2019 sebanyak 113 orang sebagai Sebagai salah satu syarat dalam
Sekretariat Jenderal 15 14 29
faktor pengurang kebutuhan mengalokasikan lulusan PKN
Dit. Jenderal Anggaran 16 4 20 golongan III. Hasil perhitungannya STAN ke Kementerian/Lembaga
Dit. Jenderal Pajak 1.453 482 1.935 menghasilkan 1.895 sebagai kuota lain, Kementerian Keuangan
dari sejumlah pegawai yang berhak melakukan acara penandatanganan
Dit. Jenderal Bea dan Cukai 543 127 670
mengikuti UPKP V dan UD Tingkat Nota Kesepahaman (MoU) antara
Dit. Jenderal Perbendaharaan 414 110 525 I. Kuota tersebut juga dibagi per Sekretaris Jenderal Kementerian
Dit. Jenderal Kekayaan Negara 26 20 46 kuota untuk masing-masing unit Keuangan dengan 32 pejabat
eselon I di lingkungan Kementerian eselon I perwakilan masing-masing
Dit. Jenderal Perimbangan Keuangan - - -
Keuangan. Kementerian/Lembaga pada tanggal
Dit. Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko - 5 5 30 November 2019.
Inspektorat Jenderal - - - c. Implementasi Kebijakan
Menciptakan Pemimpin d. Peningkatan Keahlian
Badan Kebijakan Fiskal - 7 7
Kementerian Keuangan. Kapabilitas Pengelola Perencanaan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 6 9 15 SDM.
Total 2.473 778 3.251 1) Survei Perencanaan SDM.
Setiap tahunnya, Kementerian
Pada tahun 2019, survei Keuangan melaksanakan kegiatan
Tahapan Seleksi Rekrutmen CPNS Tahun perencanaan SDM dilaksanakan peningkatan keahlian (upskilling)
2019 dalam rangka monitoring dan kapabilitas pengelola perencanaan
evaluasi atas program Kementerian SDM, baik pada level pusat maupun
No Tahapan Ketentuan
Keuangan di dalam menciptakan pada masing-masing unit eselon
1. Pengumuman Awal • Pilihan sebelas nama jabatan seorang pemimpin. Program I. Pada tahun 2019, Peningkatan
• Setiap nama jabatan memiliki program studi yang berbeda tersebut dinamakan “Leaders keahlian kapabilitas dilaksanakan
Factory.” Survei tersebut berjudul melalui kegiatan berbagi ilmu
• Persyaratan masing-masing tes dicantumkan
“Studi Kasus Kepuasan atas Kinerja pengetahuan (knowledge sharing)
• Terdapat persyaratan tambahan bagi pelamar DJBC Pegawai Lulusan PKN STAN dan dengan narasumber Ani Fegda,
2. Pendaftaran Online • Hanya melalui website Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara Hasil Rekrutmen Umum serta seorang konsultan psikologi. Selain
Badan Kepegawaian Negara (SSCASN BKN) Pegawai/Pejabat yang Dimutasi/ itu, Biro SDM juga menyusun video
84 Dipromosikan Antarunit Eselon I pembelajaran secara elektronik 85
3. Seleksi Administrasi • Dilaksanakan menggunakan aplikasi Badan Kepagawaian Negara
dan Dipekerjakan pada Instansi (e-learning) tentang perencanaan
(BKN)
Lain dalam rangka Implementasi SDM sebagai salah satu upaya
• Masa sanggah adalah bagian tidak terpisahkan dari alur seleksi Kementerian Keuangan Leaders dalam memelihara manajemen
administrasi, dilaksanakan setelah pengumuman seleksi Factory Tahun 2017-2018”. ilmu pengetahuan (knowledge
administrasi, yaitu pada tanggal 18 sd 20 Desember 2019. Pelamar Berdasarkan dari pengolahan data, management) yang diperuntukkan
dilarang memperbarui/memperbaiki dokumen yang diunggah Biro SDM mengetahui bahwa rata- untuk pengelola perencanaan SDM.
melalui laman SSCN. rata tingkat kepuasan responden
4. Seleksi Kompetensi Dasar • Dilaksanakan mandiri oleh Kementerian Keuangan berkoordinasi Kementerian Keuangan terhadap 2. Manajemen Pelaksanaan
dengan BKN kinerja pegawai sebagaimana Rekrutmen
dimaksud berada pada skor 4,3
5. Seleksi Kompetensi Bidang • Psikotes online dan tes pluralisme
dari skala 5, dengan rincian skor Dalam rangka mewujudkan
• Tes kompetensi teknis (sesuai pilihan nama jabatan) kepuasan lulusan PKN STAN tahun visi menjadi penggerak utama
• Tes kesehatan dan kebugaran 2017 berada pada angka 4,32 dari pertumbuhan ekonomi Indonesia
skala 5, skor kepuasan rekrutmen yang inklusif di abad ke-
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


• Wawancara
umum tahun 2017 berada pada 21, Kementerian Keuangan
angka 4,28 dari skala 5, skor membutuhkan SDM yang kompeten
Persyaratan Khusus Pendaftaran kepuasan penempatan pejabat/ untuk mewujudkan hal tersebut.
Rekrutmen CPNS pegawai yang dimutasi antarunit Oleh sebab itu, Kementerian
eselon I Kementerian Keuangan Keuangan melaksanakan kegiatan
Kualifikasi Pendidikan IPK Usia
atau dipekerjakan/pindah ke rekrutmen CPNS untuk Tahun
Magister Minimal 3,00 Minimal 18 tahun dan maksimal 30 tahun instansi lain berada pada angka 2019/2020. Kegiatan ini bertujuan
Sarjana Minimal 2,75 Minimal 18 tahun dan maksimal 28 tahun 4,35 dari skala 5. untuk mengisi formasi lowong
yang disebabkan adanya pegawai
Diploma III Minimal 2,75 Minimal 18 tahun dan maksimal 23 tahun
2) Pemenuhan Kebutuhan Lulusan negeri sipil (PNS) yang berhenti,
Politeknik Keuangan Negara pensiun, meninggal dunia, dan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara adanya kebutuhan untuk mengisi
bersama Kementerian/Lembaga. SDM pada struktur organisasi yang
baru. Selain itu, kegiatan ini juga
03

03
Pada tahun 2019, terdapat 32 ditujukan untuk melaksanakan
Bab

Bab
program prioritas atau adanya oleh Kementerian Keuangan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Hasil Rekapitulasi Rekrutmen
CPNS 2019 perluasan kebutuhan organisasi. agar Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan mendapatkan pelamar dengan
No Kota Pelamar Lulus SA Lulus SKD (Berhak memerlukan SDM yang profesional, peringkat terbaik dari kompetensi
SKB) berkompetensi, berintegritas, pengetahuan yang mereka miliki.
mampu bersinergi, serta mampu Setelah itu, para peserta rekrutmen
1 Jakarta 6030 5099 325
melakukan perbaikan terus CPNC jalur umum tahun 2019
2 Yogyakarta 2100 1886 177 menerus untuk memberikan memilih lokasi tes yang mereka
3 Medan 922 816 56 pelayanan terbaik bagi pemangku inginkan. Pelaksanaan tes akan
kepentingan. SDM inilah yang kelak dilaksanakan di dalam enam kota
4 Makassar 590 495 13
akan memegang tongkat estafet yang telah ditentukan pemerintah,
5 Balikpapan 278 226 10 kepemimpinan di Kementerian mulai dari Medan, Jakarta,
6 Jayapura 132 106 4 Keuangan. Adapun pemenuhan Yogyakarta, Balikpapan, Makassar,
calon pegawai baru Kementerian sampai dengan Jayapura. Hasil
Total 10052 8628 585
Keuangan diperoleh melalui dua kelulusan dari seluruh peserta
jalur, yaitu jalur penerimaan berdasarkan lokasi tes tersebut
Daftar Pelaksanaan Mutasi dan Promosi dari lulusan PKN STAN dan jalur dapat dilihat pada Tabel 3.5 di
Tahun 2019 peneriman dari umum. bawah.
Rekrutmen Lulusan Politeknik
Jabatan Mutasi Promosi Lainnya Keuangan Negara Sekolah Tinggi Sementara itu, ada juga persyaratan
JPT Madya 3 pejabat 3 pejabat Akuntansi Negara. khusus tambahan bagi para
pelamar yang ingin melamar
JPT Pratama 89 pejabat (termasuk 15 20 pejabat Pengukuhan 5 Formasi Rekrutmen Lulusan PKN jabatan kerja yang berada di bawah
pejabat mutasi antarunit (termasuk pejabat atas STAN Tahun 2019 ditetapkan unit DJBC selain persyaratan
eselon I) 4 pejabat perubahan melalui Keputusan Menteri khusus kualifikasi pendidikan yang
promosi nomenklatur Pendayagunaan Aparatur Negara dibutuhkan bagi para pelamar
antarunit jabatan dan Reformasi Birokrasi Nomor lainnya seperti yang terlihat pada
eselon I) 876 Tahun 2019 tentang Penetapan Tabel 3.4 di atas. Tambahan
Jabatan Administrator 642 pejabat (termasuk 2 161 pejabat Pengukuhan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dari persyaratan khusus lainnya bagi
pejabat mutasi antarunit 64 pejabat dan Lulusan Politeknik Keuangan Negara para pelamar jabatan yang berada
eselon I) Pengangkatan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara di di bawah unit kerja DJBC tersebut
kembali 5 pejabat Lingkungan Kementerian Keuangan mulai dari batas usia, jenis kelamin,
Tahun Anggaran 2019. Rekrutmen tinggi badan, sampai dengan
Jabatan Pengawas 6 pejabat mutasi antarunit
86 ini menyediakan 3.252 formasi bagi nilai rata-rata ujian tertullis yang 87
eselon I
lulusan PKN STAN. tercatat pada ijazah para peserta.
Pelaksana 11 pelaksana mutasi
antarunit eselon I Rekrutmen Umum 3. Manajemen Kinerja
Pada Tahun 2019, Kementerian
Jumlah SK Promosi dan Mutasi Yang Keuangan memiliki formasi CPNS Manajemen kinerja di lingkungan
Diterbitkan Tahun 2019 dari rekrutmen umum sebanyak Kementerian Keuangan pada
202 formasi yang telah ditetapkan tahun 2019 masih berpedoman
No Jenis Jabatan Jumlah SK dalam Keputusan Menteri pada Keputusan Menteri Keuangan
Pendayagunaan Aparatur Negara (KMK) Nomor 467/KMK.01/2014
1 JPT Pratama 12
dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Pengelolaan Kinerja di
2 Administrator 10 396 Tahun 2019 tentang Penetapan Lingkungan Kementerian Keuangan
Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil di dan Keputusan Menteri Keuangan
Lingkungan Kementerian Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016 tentang
Peserta dan Kriteria Calon Talenta Tahun 2019. Pedoman Dialog Kinerja di
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


2017-2019 Lingkungan Kementerian Keuangan.
Jumlah/ Setelah menetapkan rencana Kedua aturan tersebut menjadi
Persentase formasi CPNS yang dibutuhkan pedoman dalam penyelenggaraan
2017 2018 2019 melalui rekrutmen umum, Biro pengelolaan kinerja di lingkungan
SDM mulai melaksanakan kegiatan Kementerian Keuangan mulai
Pria 326 133 250
rekrutmen CPNS di lingkungan dari perencanaan, pelaksanaan,
Wanita 55 43 78 Kementerian Keuangan untuk penilaian, monitoring, sampai
Jumlah Talenta 381 176 328 tahun 2019. Ada beberapa tahapan dengan pelaporan hasil capaian
pelaksanaan rekrutmen CPNS kinerja.
Jabatan Target 11 18 20
tahun 2019 seperti yang terlihat
Rasio Talenta 1:3 1:3 1:3 s.d.1:5 Pada saat pendaftaran dilakukan, Pada tahun 2019, pemerintah telah
Talenta Diarahkan (plotting) 33 54 71 para pelamar tidak dapat memilih menetapkan Peraturan Pemerintah
unit eselon I yang mereka Nomor 30 Tahun 2019 tentang
% Talenta terhadap Jabatan Target 3% 10% 6%
inginkan. Mekanisme pendaftaran Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
03

03
CPNS tersebut dilakukan Sipil. Peraturan ini ditetapkan
Bab

Bab
sekaligus menggantikan aturan pelaksanaannya bertujuan untuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Tabel Nilai Hasil Pengembangan Para
Talenta Tahun 2019 sebelumnya, yaitu Peraturan memetakan profil kompetensi
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 pegawai.
yang mana Peraturan Pemerintah
Definisi Nilai Interval Nilai Rata-Rata Nilai yang Diperoleh Jumlah (Orang)
Nomor 46 Tahun 2011 juga menjadi c. Pelaksanaan Mutasi dan
Sangat Baik 91-100 92,73 1 dasar dikeluarkannya kebijakan Promosi.
Baik 76-90 83,46 52 manajemen kinerja Kementerian
Keuangan. Biro SDM sendiri telah Mutasi dalam jabatan pimpinan
Cukup 61-75 69,09 15
mempersiapkan langkah-langkah tinggi madya diberikan kepada tiga
Kurang 51-60 58,18 2 yang digunakan untuk menentukan pejabat Kementerian Keuangan
Kurang Sekali 0-50 46,36 2 arah kebijakan pengelolaan berdasarkan Keputusan Presiden
kinerja di lingkungan Kementerian Nomor 75/TPA Tahun 2019 tanggal
Keuangan sesuai dengan arah 15 Juli 2019, Keputusan Presiden
Status Pegawai Kementerian Keuangan kebijakan pemerintah secara Nomor 120/TPA Tahun 2019 tanggal
Diperbantukan dan Diperkerjakan keseluruhan yang termuat di dalam 25 September 2019, dan Keputusan
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Presiden 125/TPA Tahun 2019
Tahun 2019. tanggal 16 Oktober 2019.
Pengisian jabatan berdasarkan
No. Jenis Pengaturan Status Kepegawaian Jumlah Pegawai
4. Manajemen Karir hasil mekanisme manajemen
1. Pengaturan Status Dipekerjakan 19 orang talenta menghasilkan kandidat
2. Perpanjangan Status Dipekerjakan 12 orang a. Pelaksanaan Standar yang mengisi dua jabatan yang
Kompetensi Jabatan. dibutuhkan. Kedua jabatan
3. Pengakhiran Status Dipekerjakan 13 orang
tersebut adalah Staf Ahli Bidang
Total Pengaturan Status Dipekerjakan 44 orang Pada tahun 2019, Kementerian Pengawasan Pajak dan Staf Ahli
(Pengaturan + Perpanjangan + Pengakhiran) Keuangan melaksanakan sosialisasi Bidang Pengeluaran Negara. Selain
terkait peraturan di bidang itu, terdapat satu jabatan lagi yang
4. Pengaturan Status Diperbantukan 2 orang
pengelolaan pengembangan perlu diisi, yaitu jabatan Staf Ahli
5. Perpanjangan Status Diperbantukan 3 orang kompetensi yang diselenggarakan Bidang Kepatuhan Pajak, setelah
6. Pengakhiran Status Diperbantukan 4 orang di sembilan kota, yaitu, Kupang, pejabat yang menduduki jabatan
Palembang, Yogyakarta, Mamuju, ini sebelumnya (Sdr. Suryo Utomo,
Total Pengaturan Status Diperbantukan (Pengaturan + Perpanjangan + Pengakhiran) 9 orang
Surabaya, Banjarmasin, Gorontalo, S.E., Ak., M.B.T.) dilantik sebagai
Total Dipekerjakan + Diperbantukan 53 Orang 53 Orang Ambon, dan Pekanbaru. Peraturan Direktur Jenderal Pajak pada
yang menjadi agenda sosialisasi tanggal 1 November 2019.
88
Jumlah Pegawai Yang Dimutasikan/ dimaksud antara lain terkait 89

Dipindahkan dengan upaya Kementerian d. Pelaksanaan Manajemen


Keuangan yang ingin menciptakan Talenta.
calon pemimpin masa depan
No. Jenis Pemindahan Usul Sedang Batal Jumlah Jumlah melalui “Program Leaders Factory.” Untuk menjamin ketersediaan
Masuk Diproses (orang) Penetapan Penetapan Selain itu, Kementerian Keuangan PNS Kementerian Keuangan yang
(orang) (orang) KMK Pegawai juga mengagendakan sosialisasi memiliki kuali­kasi, kompetensi, dan
program kompetensi sosial kultural, kinerja yang optimal untuk mengisi
1. Pindah Keluar Kementerian 28 16 2 10 10 manajemen pengembangan jabatan struktural yang berdampak
Keuangan SDM, pengelolaan kinerja, dan secara signi­kan terhadap
2. Pindah Antarunit Eselon I 66 4 4 19 58 assessment center. pencapaian visi, misi, dan strategi
Di Lingkungan Kementerian Kementerian Keuangan atau posisi
Keuangan b. Pelaksanaan Assessment Center. lainnya yang dianggap strategis
maka dibentuklah manajemen
Total 94 20 6 29 68
Pelaksanaan penilaian kompetensi talenta Kementerian Keuangan.
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


jabatan melalui assessment center Manajemen talenta tersebut
pada tahun 2019 di lingkungan diatur di dalam PMK Nomor 60/
Kementerian Keuangan didasarkan PMK.01/2016 sebagaimana telah
pada Peraturan Menteri Keuangan diubah dalam PMK Nomor 161/
(PMK) Nomor 219/PMK.01/2017 PMK.01/2017 tentang Manajemen
tentang Penilaian Kompetensi Talenta Kementerian Keuangan.
Manajerial melalui Assessment Secara umum sepanjang tahun
Center di Lingkungan Kementerian 2019, Kementerian Keuangan
Keuangan. Pelaksanaannya sendiri telah menerapakan manajemen
dibagi menjadi dua, yaitu proses talenta untuk 328 talenta secara
penilaian secara reguler dan menyeluruh untuk level jabatan
proses penilaian secara khusus. administrator dan jabatan
Proses penilaian secara reguler pengawas secara menyeluruh
melalui assessment center sampai dengan penempatan
03

03
merupakan proses penilaian yang talenta.
Bab

Bab
sebagai jabatan yang ditargetkan 20 Desember 2019. Di antara masuk pada tahun 2019, jumlah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


1) Identifikasi Calon Talenta.
para talenta. Jumlah tersebut lebih 20 pejabat tersebut, terdapat 4 pegawai yang telah ditetapkan
Tahapan pertama dari pelaksanaan tinggi dibandingkan tahun-tahun pejabat yang diangkat ke dalam pengaturan status kepegawaiannya
manajamen talenta adalah sebelumnya. jabatan pimpinan tinggi pratama telah mencapai 53 pegawai.
menentukan identifikasi para calon lintas unit eselon I.
talenta. Setelah seluruh unit eselon 2) Pengembangan Talenta. 1) Penyusunan Kebijakan Mutasi/
I melakukan konfirmasi calon e. Pelaksanaan Pengaturan Pemindahan.
talenta tersebut, para pimpinan Ada empat tujuan umum Status Kepegawaian dan Jabatan
unit eselon I melaksanakan pra pengembangan talenta. Pertama, Fungsional Dengan ditetapkannya peraturan
forum pimpinan untuk melakukan Kementerian Keuangan memastikan pelaksanaan Peraturan Pemerintah
penentuan jabatan target dan bahwa program pengembangan Kegiatan pengaturan status Nomor 11 tahun 2018 tentang
daftar singkat (shortlist) calon talenta Kementerian Keuangan kepegawaian PNS Kementerian Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
talenta. Pimpinan unit eselon dilaksanakan secara obyektif, Keuangan adalah proses penyiapan Kementerian Keuangan perlu
I memilih talenta potensial terencana, terbuka, tepat konsep dan penetapan Keputusan menyusun ketentuan terkait tata
berdasarkan kompetensi dan waktu, dan akuntabel. Kedua, Menteri Keuangan yang mengatur cara pemindahan PNS. Lebih lanjut,
kinerja untuk dibahas bersama Biro SDM menyediakan metode tentang pengaturan status pada tahun 2019, draf Rancangan
serta menyetujui jabatan strategis pengembangan talenta yang sesuai PNS Kementerian Keuangan Keputusan Menteri Keuangan
yang akan diisi melalui mekanisme dengan kebutuhan aktual talenta. dipekerjakan/diperbantukan pada (RKMK) Tata Cara Pemindahan
Manajemen Talenta. Ketiga, Biro SDM juga memberikan Instansi lain. Pegawai Negeri Sipil telah disusun
gambaran yang memadai terkait dengan memperhatikan masukan
Calon talenta yang dikonfirmasikan target dan metode pengembangan PNS dipekerjakan adalah PNS dari tiap bagian di lingkungan
ke masing-masing unit eselon I talenta kepada talenta yang Kementerian Keuangan yang dengan Biro SDM. Draf RKMK Tata Cara
telah dimintakan tes pembersihan bersangkutan. Keempat, tujuan Keputusan Menteri Keuangan Pemindahan Pegawai Negeri Sipil
(clearence test) oleh Inspektorat pengnembangan talenta adalah ditugaskan bekerja pada instansi tersebut telah disampaikan kepada
Jenderal melalui NDR-127/IJ.9/2019 untuk mempersiapkan talenta pemerintah/lembaga negara di luar Bagian Penghargaan, Penegakan
tanggal 28 Februasi 2019 dan menduduki jabatan struktural Kementerian Keuangan dengan Disiplin dan Pensiun dan saat ini
NDR-59/IJ.1/2019 tanggal 1 Maret setingkat lebih tinggi atau posisi/ ketentuan gaji pegawai tersebut sedang di reviu dan diharmonisasi
2019. Selain itu, talenta yang jabatan lain yang dianggap strategis dibebankan pada Kementerian dengan ketentuan terkait.
dikonfirmasikan juga dimintakan oleh Kementerian Keuangan. Keuangan.
rekam jejak digital (digital footprint) 2) Pembinaan Mutasi/Pemindahan.
melalui penelusuran media sosial 3) Evaluasi Para Talenta. PNS Kementerian Keuangan
pribadi masing-masing calon yang diperbantukan adalah PNS Kegiatan pemindahan PNS
talenta. Dari 328 talenta pejabat Kementerian Keuangan yang Kementerian Keuangan adalah
90 administrator yang ditetapkan berdasarkan suatu Keputusan proses penyiapan konsep 91

Sebanyak 328 talenta pejabat dalam KMK Nomor 677/KM.01/2019, Menteri Keuangan ditugaskan pada dan penetapan KMK tentang
administrator yang telah diusulkan sebanyak 71 pejabat mengikuti Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/ pemindahan para PNS Kementerian
oleh masing-masing unit eselon proses evaluasi talenta yang lembaga pemerintah/lembaga non- Keuangan antarunit eselon I,
I ditetapkan dalam Keputusan dilaksanakan untuk mengukur pemerintah baik di dalam maupun maupun perpindahan PNS ke
Menteri Keuangan Nomor 677/ kesiapan talenta pada saat di luar negeri dengan ketentuan instansi pusat/ instansi daerah.
KMK.01/2019 tanggal 22 Agustus ditempatkan di jabatan setingkat gaji dibebankan pada lembaga Sesuai dengan usulan yang
2019 tentang Penetapan Talenta lebih tinggi. Nilai evaluasi diperoleh penerima bantuan. masuk,selama tahun 2019, rincian
Kementerian Keuangan Tahun 2019 dari hasil capaian kinerja tahun Jumlah PNS Kementerian jumlah pegawai yang diusulkan
Dalam Rangka Manajemen Talenta berjalan, peningkatan kompetensi Keuangan yang dipekerjakan dan pemindahannya dan jumlah
Kementerian Keuangan. selama program pengembangan, diperbantukan aktif sampai dengan pegawai yang telah ditetapkan
dan hasil uji kelayakan dan 31 Desember 2019 berjumlah 119 pemindahannya di lingkungan
Dalam tiga tahun terakhir, terjadi kepatutan oleh panitia seleksi pegawai. Kementerian Keuangan.
peningkatan dalam beberapa
Pada tahun 2019 telah diisusun
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


aspek implementasi manajemen 4) Pelantikan Para Talenta. 3) Implementasi Jabatan
talenta Kementerian Keuangan, dan ditetapkan Keputusan Menteri Fungsional Analis Kepegawaian.
yaitu jumlah keterlibatan talenta Talenta yang telah mengikuti Keuangan Nomor 777/KMK.01/2019
wanita, jumlah jabatan target, rangkaian proses pengembangan tentang Perubahan Kedua Atas Berikut ini tahapan implementasi
serta jumlah alur penempatan dan proses tahapana evaluasi Keputusan Menteri Keuangan pengadaan jabatan fungsional
(plotting) talenta terhadap jabatan selanjutnya diukur kesiapannya Nomor 256/KMK.01/2011 tentang analis kepegawaian yang telah
target. Jumlah talenta wanita untuk ditempatkan pada jabatan Pegawai Negeri Sipil Kementerian dilaksanakan Biro SDM pada tahun
pada tahun 2019 merupakan yang setingkat lebih tinggi. Hasil tahapan Keuangan yang Dipekerjakan atau 2019.
tertinggi dalam tiga tahun terakhir, evaluasi talenta memperoleh 20 Diperbantukan di Luar Kementerian • Pertama, Biro SDM
yaitu mencapai 78 talenta (lihat pejabat pilihan (15 pejabat pria Keuangan, yaitu sebuah regulasi melaksanakan rapat internal
Figur 3.6). Hal ini tidak lepas dari atau 75% dan 5 pejabat wanita yang mengatur mengenai hak untuk membahas konsep
arahan Menteri Keuangan yang atau 25%). Semua pejabat tersebut keuangan berupa tunjangan pokok peringkat tunjangan (grading),
mendorong keterlibatan dan selanjutnya ditetapkan Menteri unsur tunjangan khusus pembinaan formasi, dan uraian jabatan
kesempatan para pejabat wanita Keuangan untuk diangkat ke dalam keuangan negara (TKPKN). internal (termasuk memisahkan
jabatan pimpinan tinggi pratama tugas antara struktural dan
03

03
untuk berkarier lebih tinggi. Pada
tahun 2019, 20 jabatan dijadikan dan telah dilantik pada tanggal Adapun sesuai dengan usulan yang fungsional) pada tanggal 21
Bab

Bab
Februari 2019. jabatan fungsional non-inti
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


• Kedua, Biro SDM melaksanakan Kementerian Keuangan, diantara
identifikasi pemisahan tugas 19 jabatan fungsional non-inti 3.3. Pengembangan Pengembangan kompetensi menjadi unit pelaksana inisiatif
Sumber Daya Manusia SDM di Kementerian Keuangan strategis tersebut di dalam
dan fungsi antara struktural Kementerian Keuangan, terdapat 14 Kementerian Keuangan
dengan fungsional analis jabatan fungsional yang telah terisi secara umum dilaksanakan oleh membangun sistem pembelajaran
kepegawaian pada tanggal 4 sebanyak 1.152 pegawai. Badan Pendidikan dan Pelatihan secara elektronik (e-learning) yang
April 2019. Keuangan (BPPK) dan Biro SDM modern, yang dilatarbelakangi
• Ketiga, Biro SDM f. Pelaksanaan Manajemen yang berpedoman pada PMK oleh tuntutan peningkatan proses
menyampaikan permintaan Kepangkatan Nomor 216 Tahun 2018 tentang penyampaian pembelajaran
masukan kepada seluruh Manajemen Pengembangan (learning delivery) secara efektif
bagian di lingkungan Biro SDM Biro SDM telah mengusulkan SDM di lingkungan Kementerian dan efisien kepada pegawai
pada tanggal 25 Mei 2019. kenaikan pangkat periode April dan Keuangan. Pengembangan SDM Kementerian Keuangan yang
• Keempat, Biro SDM Oktober 2019 ke BKN sebanyak diterapkan dengan menggunakan jumlahnya besar dan tersebar di
menyesuaikan konsep uraian 6.981 pegawai (semua golongan- mode pembelajaran integratif seluruh Indonesia. Modernisasi
jabatan dan pemisahan non DJP). Dari jumlah tersebut, selaras dengan konsep universitas sistem pembelajaran tersebut
tugas antara struktural dan sebanyak 6.963 pegawai telah korporasi (corporate university). dilakukan melalui optimalisasi
fungsional pada tanggal 4 selesai dan sisanya sebanyak 18 Di dalam membangun strategi pemanfaatan teknologi informasi.
September 2019. pegawai tidak memenuhi syarat universitas korporasi, BPPK Inisiatif strategis itu kemudian
• Kelima, Biro SDM (TMS)/berkas tidak lengkap (BTL) menerapkan prinsip RAIA, yaitu diterjemahkan dalam indikator
melaksanakan pembahasan sehingga usul kenaikan pangkatnya relevant, applicable, impactful, dan kinerja utama (IKU) BPPK di tahun
dengan Biro Organta terkait tidak dapat diproses. Dari 18 accessible. Semua prinsip tersebut 2019, yaitu indikator pembelajaran
uraian jabatan dan pemisahan pegawai yang statusnya TMS/BTL menjadi prinsip pembelajaran digital untuk seluruh pembelajaran
tugas antara struktural dan tersebut, terdapat 5 pegawai hakim yang digunakan Kementerian yang diselenggarakan BPPK dengan
fungsional pada tanggal 20 pengadilan pajak yang statusnya Keuangan di dalam membina target 30% dan realisasi sebesar
November 2019. sebenarnya masih menggantung, pegawainya. Selain membangun 49,55%.
apakah akan disetujui kenaikan strategi pembelajaran melalui
Kemudian, Biro SDM melanjutkan pangkatnya atau akan dikembalikan pembangunan universitas korporasi, Pada tahun 2019, terdapat
rencana pengadaan jabatan ke Biro SDM mengingat terdapat pengembangan SDM juga ditujukan dua program pembelajaran
fungsional analis kepegawaian ambiguitas penafsiran aturan untuk membangun inovasi proses melalui sistem elektronik yang
ini pada tahun 2020 mendatang terkait pangkat untuk hakim perencanaan pengembangan diselenggarakan wajib bagi seluruh
dengan melakukan pengadilan pajak. Persebaran kompetensi SDM itu sendiri. Pada pegawai Kementerian Keuangan
• penyempurnaan konsep penyelesaian kenaikan pangkat tahun 2019, Kementerian Keuangan untuk mengikutinya, yaitu
pemetaan tugas dan uraian pada tahun 2019 memperlihatkan mengembangkan sebuah program pembelajaran kode etik dan lintas
92 jabatan sesuai masukan dari bahwa DJBC menjadi unit eselon yang dinamakan Kementerian fungsi (cross function) pengelolaan 93
Biro Organta; dan I terbanyak yang mengusulkan Keuangan Leadership Development keuangan negara sebagai tindak
• penyampaian konsep uraian kenaikan pangkat bagi pegawainya, Program (KLDP). Sebuah program lanjut arahan Menteri Keuangan.
tugas dan uraian jabatan ke yaitu sebanyak 3.401 pegawai. yang ditujukan untuk mencetak Maksud dari pembelajaran
Biro Organta. Sedangkan unit eselon I yang paling pegawai dengan sikap dan tersebut adalah untuk menguatkan
sedikit mengusulkan adalah DJPPR keterampilan kepemimpinan integritas serta meningkatkan
4) Pembinaan Kepegawaian Pejabat dengan jumlah usulan sebanyak yang efektif pada setiap jenjang pemahaman terkait proses
Fungsional. 88 pegawai. Adapun dalam jabatan. KLDP memastikan bahwa pengelolaan keuangan negara
penyelesaian Surat Keputusan program pengembangan pegawai kepada seluruh pegawai. Jumlah
Di lingkungan Kementerian Kenaikan Pangkat (SKKP), dilakukan dengan tepat sasaran pegawai Kementerian Keuangan
Keuangan sampai dengan Biro SDM telah melaksanakan dan senantiasa relevan dalam yang telah mengikuti pembelajaran
akhir tahun 2019 telah kegiatan percepatan penyelesaian memenuhi kebutuhan saat ini bagi secara elektronik mengenai kode
diimplementasikan 34 jabatan SKKP melalui program kegiatan organisasi. KLDP juga dilaksanakan etik dan kode perilaku sebanyak
fungsional dengan jumlah total kepedulian terhadap bantuan melalui bentuk program 75.353 pegawai. Sedangkan pegawai
9.428 pejabat fungsional aktif. usulan kenaikan pangkat (UKP Care) pengembangan pembelajaran yang telah selesai mengikuti
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


dan program diskusi berkelompok yang diwajibkan (mandatory) pembelajaran secara elektronik
Terkait dengan jabatan fungsional (focus group discussion/FGD). dan pengembangan berdasarkan lintas fungsi keuangan negara
inti (core) Kementerian Keuangan, kesenjangan. adalah sebanyak 37.230 pegawai.
dari 15 jabatan fungsional Kementerian Keuangan Learning
inti Kementerian Keuangan, 7 Kementerian Keuangan juga Center (KLC) merupakan satu-
diantaranya telah dilaksanakan mengembangkan moda satunya program kerja (platform)
Di lingkungan pembelajaran secara digital pembelajaran yang digunakan
Kementerian Keuangan pengisian formasinya sebanyak
8.276 pegawai. Sedangkan terkait yang selaras dengan kebijakan sebagai pendukung implementasi
sampai dengan akhir Kementerian Keuangan terkait inisiatif strategis reformasi birokrasi
tahun 2019 telah dengan implementasi transformasi dan transformasi kelembagaan
diimplementasikan digital di lingkungan Kementerian (RBTK), khususnya pembelajaran
34 jabatan fungsional Keuangan. Hal tersebut terangkum secara elektronik yang modern
dengan jumlah di dalam beberapa inisiatif yang (modern e-learning), yang
total 9.428 pejabat strategis, yang dijalankan oleh dikelola oleh BPPK. Peran KLC
03

03
fungsional aktif. Kementerian Keuangan. BPPK sangat strategis sebagai sistem
Bab

Bab
manajemen pembelajaran (learning pengajuan usulan, pelaporan, BLU dan regulator, serta pembinaan lingkungan Kementerian Keuangan.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


management system) sekaligus dan monitoring izin belajar, serta untuk peningkatan kualitas kinerja Pengelolaan program beasiswa
sebagai repositori pengelolaan pengajuan izin seleksi beasiswa keuangan dan kinerja layanan pada pascasarjana baik untuk program
pengetahuan di lingkungan secara mandiri melalui layanan BUMN/BLU. Penunjukan Dewan studi di dalam negeri, pertautan
Kementerian Keuangan dalam pada Human Resource Information Komisari/Dewan Pengawas pada (linkage), maupun di luar negeri
rangka penunjang implementasi System (HRIS). Dengan adanya BUMN didasarkan pada minat, diselenggarakan oleh BPPK melalui
manajemen ilmu pengetahuan layanan Apmendik ini diharapkan pendidikan, kompetensi, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(knowledge management), dapat mempercepat proses bisnis, pengalaman kerja seorang pejabat Pengembangan Sumber Daya
sebagaimana diatur dalam PMK mengurangi penggunaan kertas yang sesuai dengan proses bisnis/ Manusia (Pusdiklat PSDM). Seleksi
Nomor 226/PMK.11/2019 tentang (paperless), dan memperbaiki karakteristik BUMN, khususnya beasiswa financial education and
Manajemen Pengetahuan di pelaksanaan monitoring sehingga dalam tata kelola keuangan. Dalam training agency (FETA) terbilang
Lingkungan Kementerian Keuangan. pengawasan yang dilakukan rangka memberikan pertimbangan kompetitif. Pada seleksi gelombang
Dalam melaksanakan komitmen menjadi lebih cepat dan akurat. dalam menentukan usulan wakil pertama di tahun 2019, tercatat
pengelolaan pembelajaran digital Kedepannya, aplikasi ini akan dari Kementerian Keuangan yang 1.350 pegawai Kementerian
dan pengelolaan pengetahuan, terus dikembangkan dengan memiliki integritas, dedikasi yang Keuangan yang berasal dari
BPPK terus mengembangkan menambahkan modul terkait tinggi dan pemahaman yang berbagai unit eselon I mendaftar
program kerja KLC secara terus pengelolaan tugas belajar secara komprehensif sebagai Dewan untuk mengikuti seleksi program
menerus. Pada tahun 2019, daring (online). Komisaris/Dewan Pengawas pada beasiswa ini. Dari jumlah tersebut,
Universitas Korporasi Kementerian BUMN dan Dewan Pengawas BLU hanya 58 pegawai yang dinyatakan
Keuangan melalui BPPK juga Berkaitan dengan pelaksanaan pada tahun 2019, Kementerian berhak menerima beasiswa FETA.
mengikuti kegiatan terkait pencantuman gelar sebagai Keuangan telah membentuk tim
manajemen ilmu pengetahuan implikasi dari pengembangan pertimbangan sesuai dengan KMK Demi menjaring penerima beasiswa
yang diadakan di Rusia sebagai jalur akademis dan dengan Nomor 346/KMK.01/2019. Pada yang berkualitas, mulai tahun 2019,
bentuk harmonisasi pembentukan berpedoman pada Surat Edaran tahun 2019, Kementerian Keuangan Pusdiklat PSDM memberlakukan
Universitas Korporasi Kementerian Menteri Keuangan nomor SE- telah melaksanakan rapat tim persyaratan baru bagi para
Keuangan dengan negara-negara 26/MK.1/2018 tentang Tata Cara pertimbangan sebanyak enam kali. pendaftar. Sejak tahap seleksi
yang mengembangkan strategi Pengajuan Pencantuman Gelar administrasi, peserta diwajibkan
universitas korporasi serupa dalam Akademik bagi Pegawai Negeri Pengembangan kompetensi menyiapakan dua persyaratan
rangka pengembangan SDM dan Sipil di Lingkungan Kementerian melalui penugasan (secondment) administrasi tambahan, yaitu
pengelolaan ilmu pengetahuan. Keuangan, setiap pegawai dapat dilaksanakan dengan menugaskan/ surat keterangan sehat rohani
Di lain sisi, berkaitan dengan mengajukan pencantuman gelar menempatkan pegawai di unit/ dan surat keterangan bebas
pengembangan melalui jalur akademis secara hierarki melalui lembaga lain di dalam maupun di narkoba atau NAPZA (narkotika,
akademis, Biro SDM melakukan pengelola kepegawaian masing- luar Kementerian Keuangan, baik di psikotropika, dan zat adiktif
94 kajian dan pengarahan melalui masing unit eselon I kepada Kepala dalam maupun di luar negeri untuk lainnya). Tambahan persyaratan 95
BPPK terkait pemberian tugas Biro SDM serta mengisi form http:// melaksanakan tugas atau untuk ini penting, karena terdapat
belajar tanpa meninggalkan jam bit.ly/form_isian_pencantuman_ mencapai tujuan tertentu pada kaitan antara kesehatan sprititual
kerja dalam bentuk beasiswa gelar. Selama tahun 2019, Biro jangka waktu yang ditetapkan. Pada seseorang dengan keberhasilannya
afirmasi pada Universitas Terbuka. SDM telah memroses 949 usulan tahun 2019, sebanyak 395 pegawai dalam penyelesaian studi. Setelah
Beasiswa afirmasi dimaksud pencantuman gelar dari seluruh Kementerian Keuangan telah pendaftar melengkapi syarat
dilaksanakan sebagai salah unit eselon I di lingkungan melaksanakan penugasan baik di administrasi dan dinyatakan lulus,
satu kebijakan untuk mengatasi Kementerian Keuangan. dalam maupun luar Kementerian tahapan selanjutnya yang harus
permasalahan ketidaktersediaan Keuangan. Penugasan yang dilalui adalah seleksi tertulis tahap
lembaga pendidikan tinggi yang Pengembangan kompetensi juga dilaksanakan di luar Kementerian I berupa tes potensi akademik
berkualitas di daerah dengan dilaksanakan melalui program Keuangan meliputi Australian (TPA) dan tes kemampuan bahasa
kategori area yangn terpencil penugasan meliputi penugasan Taxation Office (ATO), Universitas Inggris (TKBI). Namun, tes ini
(remote) dan/atau permasalahan pejabat Kementerian Keuangan Korporasi Bank Rakyat Indonesia bersifat opsional karena sejak
ketersediaan pegawai di unit kerja sebagai Dewan Komisaris BUMN/ (BRI Corporate University), Lembaga tahun 2018, Pusdiklat PSDM
karena pembebasan pegawai tugas Dewan Pengawas Badan Layanan Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa memperbolehkan pendaftar untuk
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


belajar dari jam kerja. Pemberian Umum (BLU) dan program Keuangan, Bank Indonesia, PT. mengikuti tes di lembaga resmi di
tugas belajar pada Universitas penugasan (secondment). Geo Dipa Energi (GDE), Lembaga luar Kementerian Keuangan dan
Terbuka ini memungkinkan pegawai Penugasan sebagai Dewan Pembiayaan Ekspor Indoneia menyerahkan hasilnya bersamaan
untuk menjalankan perkuliahan Komisaris BUMN/Dewan Pengawas (LPEI), PT. Penjaminan Infrastruktur dengan persyaratan administrasi di
melalui metode jarak jauh dengan BLU bertujuan untuk meningkatkan Indonesia (PII), PT. Sarana Multi awal. Jika dinyatakan lulus tahap
sistem perkuliahan daring (online), kompetensi pejabat serta Infrastruktur (SMI), dan PT. Sarana seleksi tertulis, peserta selanjutnya
sehingga pegawai dapat tetap aktif meningkatkan peran Kementerian Multigriya Finansial (SMF). akan mengikuti tes psikotes dan
bekerja pada unit masing-masing. Keuangan sebagai pemegang wawancara. Setelah dinyatakan
Sebagai salah satu bentuk saham yang utama (ultimate lulus dan menyandang calon
1. Pengelolaan Beasiswa Program penerima beasiswa FETA, para
digitalisasi layanan dalam proses shareholder) dalam perbaikan Gelar Pascasarjana calon penerima akan mengikuti
pengembangan SDM, pada tanggal kualitas tata kelola BUMN atau
4 Juni 2019 telah diluncurkan BLU. Peran dimaksud antara lain Seperti yang telah disampaikan program pra keberangkatan (pre-
aplikasi melanjutkan pendidikan, berupa koordinasi dan sinkronisasi sebelumnya, pemberian beasiswa departure) di Asrama Profesional
yaitu layanan digital yang digunakan kebijakan antara Dewan Komisaris/ bagi pegawai juga merupakan Humas Resource Development
03

03
untuk mempermudah proses Dewan Pengawas dengan BUMN/ bagian dari pengembangan SDM di (PHRD) sebagai persiapan sebelum
Bab

Bab
melanjutkan ke universitas tujuan. BPPK menerima kunjungan dari Anak (KPPPA) melakukan 2019, Kementerian Dalam
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Pusat Pendidikan dan Pelatihan kunjungan ke BPPK. KPPPA Negeri melakukan studi
2 Prioritas Nasional Pada Badan Pengawasan Keuangan berharap dari kunjungan banding ke BPPK. Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Pembangunan (Pusdiklat tersebut memperoleh informasi studi banding Kementerian
Pengelola Keuangan dan Aset Desa BPKP). Mereka berkunjung ke mengenai sistem manajemen dalam Negeri difokuskan
Pengembangan SDM juga dilakukan BPPK untuk mencari tolok ukur ilmu pengetahuan (knowledge pada pemahaman strategi
Kementerian Keuangan dengan terkait implementasi aplikasi management system) yang penerapan, pelaksanaan dan
memberikan pengetahuan secara evaluasi pembelajaran secara dikelola oleh BPPK. inovasi universitas korporasi
spesifik terkait pengelolaan elektronik. Dari kunjungan Kementerian Keuangan. Tidak
tersebut, BPPK menyampaikan • Pada tanggal 11 Maret 2019, hanya itu, kegiatan ini juga
keuangan dan aset daerah. Pusat Pembinaan Pendidikan
Pada tanggal 18 Desember 2019, beberapa materi terkait dijadikan sebagai tolak ukur
manajemen ilmu pengetahuan, dan Pelatihan Lembaga Kementerian Dalam Negeri
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kekayaan Negara dan Perimbangan mulai dari materi pembelajaran mempersiapkan pengembangan
Kementerian Keuangan (Pusbindiklat LIPI) juga program universitas korporasi
Keuangan (Pusdiklat KNPK) BPPK melakukan kunjungan ke BPPK.
menyelenggarakan kegiatan Learning Center (KLC), fitur di instansinya.
yang ada di dalam aplikasi Mereka ingin mengetahui lebih
penganugerahan desa percontohan lanjut terkait pengembangan
sebagai salah satu rangkaian KLC, aplikasi Semantik, sampai
dengan teknik bagaimana sistem pembelajaran secara
kegiatan program prioritas nasional daring. 4. Politeknik Keuangan Negara
peningkatan kapasitas SDM memperoleh ilmu pengetahuan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
aparatur pengelola keuangan dan maupun program studi • Pada tanggal 13 Maret
aset desa yang telah dilaksanakan (knowledge capture and course) 2019, Staf SDM Kepolisian Politeknik Keuangan Negara
selama dua tahun berturut- yang ditawarkan. Republik Indonesia (SSDM Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
turut, yaitu tahun 2018 dan 2019. Polri) berkunjung ke BPPK (PKN STAN) juga menjadi bagian
• Pada tanggal 14 Februari dari sistem pengembangan pegawai
Jumlah peserta yang mengikuti 2019, Balai Pengembangan untuk melakukan studi
pelatihan pengelolaan Dana Desa banding terkait penyusunan yang dikelola oleh Kementerian
SDM (BPSDM) Pemerintah Keuangan. Saat ini, program
di tahun 2019 mencapai 2.432 Daerah Provinsi Jawa Barat pembelajaran secara daring,
aparatur daerah yang tersebar di khususnya teknik pembelajaran pendidikan tinggi yang berlangsung
juga mencari tolok ukur di PKN STAN terdiri dari program
Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, penyusunan kurikulum secara mikro (microlearning).
Maluku, dan Papua. Pelatihan diploma reguler dan program
berbasis universitas korporasi. • Pada tanggal 9 April 2019, BPPK diploma non-reguler, yang terbagi
terhadap aparatur pengelola BPSDM Pemerintah Daerah
keuangan dan aset desa tersebut mendapat kunjungan dari menjadi empat jurusan, yaitu
Provinsi Jawa Barat berencana Lembaga Kebijakan Pengadaan akuntansi, pajak, kepabeanan dan
dilaksanakan BPPK sebagai upaya akan menerapkan program
mewujudkan salah satu tujuan Barang dan Jasa Pemerintah cukai, serta manajemen keuangan.
96
universitas korporasi serupa. (LKPP), yang diwakili oleh Pada tahun 2019, jumlah pendaftar 97
Nawacita yang disampaikan Di dalam diskusi, BPSDM
Presiden Republik Indonesia dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan seleksi penerimaan mahasiswa
Pemerintah Daerah Provinsi Pengadaan Barang dan Jasa baru (SPMB) PKN STAN mencapai
rangka membangun Indonesia dari Jawa Barat ingin mengetahui
pinggiran atau desa. Pemerintah (Pusdiklat PBJ). 136.624 peserta. SPMB PKN STAN
desain pembelajaran yang yang Mereka ingin mencari tolok tahun 2019 memiliki beberapa
3. Program Universitas Korporasi diselenggarakan oleh BPPK. ukur terhadap pegelolaan perbedaan dibandingkan dengan
Kementerian Keuangan Menjadi • Pada tanggal 5 Maret 2019, sistem manajemen ilmu tahun sebelumnya. SPMB di
Tolok Ukur Bagi Lembaga BPPK kembali mendapatkan pengetahuan di lingkungan tahun 2019 kembali menyertakan
Pemerintah Lainnya kunjungan dari BPSDM LKPP. Tujuannya untuk psikotes sebagai bagian dari tahap
Pemerintah Daerah Provinsi DKI menjadikan studi banding ujiannya. Hal ini berbeda dari tahun
Pengembangan pegawai melalui tersebut sebagai kerangka
Jakarta. Mereka mendatangi sebelumnya yang mana setelah
inovasi sistem pendidikan acuan di dalam membentuk
BPPK untuk melakukan dinyatakan lulus dari ujian tertulis,
di institusi pemerintahan Pusdiklat PBJ yang “smart.”
studi banding pengelolaan para peserta tinggal mengikuti ujian
mendorong Kementerian Atau dengan kata lain, studi
program universitas korporasi. kesehatan dan kebugaran. Ujian ini
Keuangan membangun program banding yang ingin membentuk pun hanya diikuti oleh pendaftar
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


pendidikan pegawainya melalui BPSDM Pemerintah Daerah
DKI Jakarta menyampaikan program KLC serupa di yang memilih jurusan kepabeanan
program universitas korporasi. lingkungan LKPP.
bahwa mereka sedang mencari dan cukai. Pada tahun 2019, semua
Program ini dilaksanakan oleh
mekanisme yang paling peserta yang lulus ujian tertulis
BPPK. Keberhasilan Kementerian • Pada tanggal 30 April 2019,
tepat untuk menerapkan juga mengikuti ujian kesehatan
Keuangan membangun program BPPK menerima kunjungan dari
pengembangan kompetensi dan kebugaran. Selain itu, PKN
universitas korporasi sebagai Badan Pengembangan SDM
pegawai mereka. Mereka Politeknik Keuangan STAN juga menyelenggarakan
program pendidikan lembaga (BPSDM) Kementerian Hukum
juga mempertimbangkan Negara Sekolah Tinggi kegiatan yang dinamakan “Dinamika
menjadi tolok ukur (benchmarking) dan Hak Asasi Manusia. Sebuah
menenerapkan program Akuntansi Negara PKN STAN.” Sebuah kegiatan
bagi lembaga pemerintahan lainnya. kunjungan yang juga dilakukan
universitas korporasi di dalam (PKN STAN) juga yang dilaksanakan dalam rangka
Beberapa lembaga pemerintahan untuk mencapatkan tolok ukur
insititusi pengembangan menjadi bagian dari menyambut kedatangan putra dan
lainnya tersebut bahkan pernah di dalam membangun program
pegawai mereka. sistem pengembangan putri terbaik bangsa yang terpilih
mengadakan studi banding ke universitas korporasi di
pegawai yang dikelola sebagai calon punggawa keuangan
Kementerian Keuangan di tahun • Pada tanggal 8 Maret 2019, lingkungan BPSDM Kementerian
oleh Kementerian negara, melalui rangkaian SPMB
2019. Kementerian Pemberdayaan Hukum dan Hak Asasi Manusia. PKN STAN tahun 2019. Sebanyak
03

03
Keuangan.
• Pada tanggal 12 Februari 2019, Perempuan dan Perlindungan • Pada tanggal 21 Agustus 2.667 mahasiswa baru mengikuti
Bab

Bab
acara pengukuhan mahasiswa dan kerja sama kegiatan-kegiatan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


baru PKN STAN Tahun Akademik pemberdayaan masyarakat yang
2019/2020. diinisiasi. Seminar nasional yang
diselenggarakan pada tahun 2019
Sebagai bentuk apresiasi tersebut merupakan seminar kedua
atas kegiatan pemberdayaan yang diselenggarakan oleh PKN
masyarakat, PKN STAN STAN. Seminar kedua tersebut
menyelenggarakan seminar diselenggarakan di Kampus PKN
nasional dengan nama “Seminar STAN pada tanggal 10 dan 11
Nasional Hasil Pengabdian Kepada Oktober 2019 dan diikuti oleh 200
Masyarakat (SEMBADHA) 2019.” peserta dari perguruan tinggi di
Seminar ini merupakan wadah kerja Indonesia. Keikutsertaan peserta
sama antara perguruan tinggi, dunia dalam acara ini tidak dipungut
usaha, pemerintah dan pelaku biaya.
lainnya dalam upaya diseminasi

3.4. Penghargaan dan 1. Penghargaan b. Penghargaan Satyalancana Karya


Penegakan Disiplin Satya.
Setelah menjelaskan sedikit
gambaran mengenai pengembangan Penghargaan Satyalancana Karya
pegawai di lingkungan Kementerian Satya diberikan kepada 5.320
Keuangan, pada subbab berikut pegawai di tahun 2019 (Figur 3.8).
ini ingin menjelaskan lebih jauh Mereka merupakan pegawai yang
mengenai bentuk penghargaan dan telah mengabdikan dirinya di
penegakan disiplin yang diberikan lingkungan Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan kepada selama 10 tahun, 20 tahun, dan 30
pegawainya. Penghargaan pegawai tahun.
Kementerian Keuangan sendiri
merupakan bentuk apresiasi yang c. Penghargaan Pegawai Menjelang
diberikan insitusi Kementerian Batas Usia Pensiun.
Keuangan kepada pegawai yang Pemberian pengahargaan kepada
98 99
memberikan kontribusi dan pegawai Kementerian Keuangan
citra yang positif bagi institusi yang mencapai batas usia pensiun
Kementerian Keuangan. Selama (BUP) di tahun 2019 mencapai
tahun 2019, Kementerian Keuangan 1.109 pegawai. Figur 3.9. di bawah
beberapa kali memberikan menyajikan jumlah pegawai yang
penghargaan kepada pegawai memasuki usia pensiun per unit
Kementerian Keuangan, mulai dari eselon I.
penghargaan yang diberikan kepada
pegawai teladan sampai dengan d. Penghargaan Pegawai yang
penghargaan kepada pegawai Ditetapkan Tewas Dalam
atas prestasi mereka mengikuti Menjalankan Tugas.
kejuaraan nasional, seperti halnya
kejuaraan Pekan Olah Raga Nasional Pada tahun 2019, sebanyak empat
Korps Pegawai Negeri (PORNAS). pegawai Kementerian Keuangan
diberikan penghargaan dari
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


a. Penghargaan Pegawai Teladan pemerintah karena tewas di dalam
dan Pegawai Berprestasi. menjalankan tugasnya (lihat Tabel
3.13).
Selama tahun 2019, sebelas
pegawai di Kementerian Keuangan e. Penghargaan Pengabdian Luar
mendapatkan penghargaan sebagai Biasa.
pegawai teladan. Sedangkan
sebelas pegawai lainnya, mereka Penghargaan juga diberikan kepada
mendapatkan penghargaan pegawai yang telah memberikan
sebagai pegawai yang berprestasi. pengabdiannya secara luar biasa.
Sementara itu, delapan belas Penghargaan tersebut diberikan
pegawai lainnya merupakan para kepada dua pegawai selama tahun
finalis dari kategori penghargaan 2019.
pegawai teladan dan pegawai Pengusulan Penghargaan Aparatur
03

03
berprestasi yang diberikan pada Sipil Negara Inspiratif dan Pejabat
tahun 2019 ini (lihat Tabel 3.12).
Bab

Bab
wwwwww

Pimpinan Tinggi Pratama Teladan.


Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Persentase Laporan Harta Kekayaan 19 pegawai (lihat Tabel 3.15).
Berdasarkan Unit Eselon I Ada dua pegawai yang diusulkan • Aplikasi Laporan Harta
Kementerian Keuangan untuk Kekayaan.
Wajib lapor Belum lapor Sudah lapor Persentase mengikuti kompetisi “Penghargaan
Setjen 2.609 8 2.601 99,69% Aparatur Sipil Negara Inspiratif dan Seluruh pejabat/pegawai di
Pejabat Tinggi Pratama Teladan lingkungan Kementerian Keuangan
DJA 817 0 817 100,00%
Tahun 2019.” memiliki kewajiban untuk
DJP 44.439 83 44.356 99,81% melaporkan harta kekayaan
f. Pengusulan Penghargaan Satya dan seluruh pajak pribadinya
DJBC 16.164 0 16.164 100,00%
Lancana Wira Karya. kepada Menteri Keuangan secara
DJPB 6.961 10 6.951 99,86%
Sebanyak empat pegawai diusulkan berkala. Hal ini didasari oleh KMK
DJKN 3.817 4 3.813 99,90% Nomor 277/KMK.01/2017 tentang
untuk mendapatkan penghargaan
DJPK 551 0 551 100,00% Satya Lancana Wira Karya pada Mekanisme Penyampaian Laporan
tahun 2019. Harta Kekayaan dan Pajak-
DJPPR 484 0 484 100,00%
Pajak Pribadi Pejabat/Pegawai di
ITJEN 722 0 722 100,00% g. Penghargaan pada Pekan Olah Lingkungan Kementerian Keuangan.
BKF 544 3 541 99,45% Raga Nasional Korps Pegawai Laporan Harta Kekayaan (LHK)
Negeri. dan Laporan Pajak-Pajak Pribadi
BPPK 1.363 0 1.363 100,00% (LP2P) tersebut disampaikan
Tiga pegawai mendapatkan kepada Menteri Keuangan
S.AHLI 8 0 8 100,00%
Penghargaan pada acara Pekan melalui lnspektur Jenderal (Itjen).
Olah Raga Nasional (PORNAS) yang Berdasarkan mandat tersebut,
diselenggarakan oleh Korps Pegawai Itjen bertugas melakukan
Negeri pada tahun 2019 (lihat Tabel pengelolaan dan pemanfaatan
3.14). laporan harta kekayaan dan pajak-
2. Penegakan Disiplin dan pajak pribadinya sebagai wujud
Kepatuhan pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
Dalam pengelolaan SDM terkait
penegakan disiplin pegawai, Untuk mempermudah proses
Biro SDM telah menindaklanjuti penyampaian serta pengelolaan
permasalahan kepegawaian yang LHK dan LP2P, Itjen berinovasi
ada di lingkungan Kementerian membangun suatu aplikasi yang
100 101
Keuangan. Sedangkan penegakan memudahkan proses penyampaian
kepatuhan pegawai dapat dilihat dan pengelolaan laporan yang
salah satunya pada kepatuhan dinamakan aplikasi laporan
pegawai di dalam menyelesaikan perpajakan dan harta kekayaan
laporan harta kekayaan yang (ALPHA). Aplikasi ini dirancang dan
mereka miliki melalui sistem dibangun melalui sinergi bersama
aplikasi yang bernama ALPHA antara Itjen dengan Pusat Sistem
(aplikasi laporan harta kekayaan). Informasi Teknologi Keuangan
Berikut ini merupakan penjelasan (Pusintek) menggunakan basis web
singkat dari penegakan disiplin dan terintegrasi dengan layanan
pegawai dan kepatuhan pegawai korporat elektronik e-PRIME dan
di dalam melaporkan harta HRIS.
kekayaannya melalui ALPHA. Aplikasi ALPHA ini akan
mempermudah pegawai
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


• Pegawai yang mendapatkan
hukuman disiplin sesuai Kementerian Keuangan dalam
ketentuan Peraturan melakukan kewajiban pelaporan
Pemerintah Nomor 53 Tahun harta kekayaan dan seluruh pajak
2010 tentang Disiplin Pegawai pribadi mereka. Selain itu, aplikasi
Negeri Sipil berjumlah 565 ini juga akan mempermudah Itjen
pegawai (lihat Tabel 3.15). dalam melakukan monitoring
kepatuhan dan pengelolaan laporan
• Pegawai yang ditindak harta kekayaan dan seluruh pajak
berdasarkan ketentuan pribadi pegawai. Tidak hanya itu,
Peraturan Pemerintah Nomor aplikasi ini juga memungkinkan
11 Tahun 2017 sebagaimana Itjen melakukan analisis data
telah di ubah dengan Peraturan laporan harta kekayaan dan seluruh
Pemerintah Nomor 17 Tahun pajak pribadi pegawai untuk
2020 tentang Manajemen menghasilkan pengetahuan (insight)
03

03
Pegawai Negeri Sipil berjumlah yang dapat dimanfaatkan untuk
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
keperluan pengawasan internal di dalam pelaporannya, seperti fitur
lingkungan Kementerian Keuangan. verifikasi untuk memastikan surat
elektronik (email) yang digunakan
Melaporkan harta kekayaan dan merupakan surat elektronik
seluruh pajak pribadi merupakan kedinasan yang aktif. Selain itu,
cerminan integritas pejabat/ ada juga fitur verifikasi kirim
pegawai di lingkungan Kementerian berkas untuk mempermudah
Keuangan. Dengan melakukan pengguna di dalam melakukan riviu
penyampaian LHK dan LP2P, isian data pajak dan atau harta
pejabat/pegawai dengan penuh yang telah di isikan. Fitur ini juga
kesadaran melaporkan harta bermanfaat dalam meminimalisir
yang dimiliki demi terwujudnya kesalahan validasi data yang
transparansi di lingkungan dikirimkan. Fasilitas “catatan” dapat
Kementerian Keuangan. Kesadaran digunakan untuk menjelaskan
pejabat/pegawai Kementerian hal-hal tertentu dalam laporan
Keuangan ini terbukti dengan yang ingin disampaikan. Fitur
meningkatnya kepatuhan “undo delete” digunakan apabila
penyampaian laporan. Di tahun pengguna ingin membatalkan
2017, tingkat kepatuhannya sebesar penghapusan data harta yang
96,17%. Sedangkan di tahun 2018, sudah masuk ke menu “informasi
tingkat kepatuhannya meningkat dalam setahun”. Kemudian, ada
hingga menjadi 96,81% dan 99,86% pula fitur yang digunakan untuk
di tahun 2019 (lihat Figur 3.10). melihat ulang laporan sehingga
Pada tahun 2019, ALPHA telah mempermudah pengguna melihat
diintegrasikan dengan sistem ulang semua laporan yang sudah
HRIS agar sinkronisasi data dapat pernah dikirimkan, baik pada
terpenuhi. Dengan demikian, tahun berjalan maupun pada tahun
pengisian atau pembaharuan sebelumnya. Dan terakhir adalah
seluruh data pokok dan data fitur untuk mengirim ulang bukti
keluarga dapat dilakukan di HRIS. pengiriman yang mempermudah
ALPHA sendiri telah memiliki pengguna di dalam memperoleh/
banyak fitur yang diperbarui mengirim ulang bukti pengiriman
untuk mempermudah pengguna ALPHA.
103
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia


03

03
Bab

Bab
04 Analisis Kinerja
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Analisis Kinerja
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

106
KEM-PPKF 2020 merupakan 4.1. Perumusaan
Kebijakan Fiskal
Penyusunan Kerangka Ekonomi
Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan
Fiskal Tahun 2020
Tema kebijakan fiskal yang diambil
dalam KEM-PPKF tahun 2020 ini
adalah “APBN untuk Akselerasi
107

pondasi dalam mendukung arah Sesuai dengan amanat Undang-


Undang Nomor 17 Tahun 2003
Daya Saing melalui Inovasi dan
Penguatan Kualitas Sumber
Daya Manusia”. Tema ini selaras
tentang Keuangan Negara dan

dan strategi kebijakan fiskal Undang-Undang Nomor 17 Tahun


2014 tentang MPR, DPR, DPD,
dengan tema Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2020 yakni
“Peningkatan Sumber Daya Manusia
dan DPRD (MD3), Kementerian
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

jangka menengah 2020-2024 Keuangan telah menyusun


dokumen Kerangka Ekonomi
untuk Pertumbuhan Berkualitas”.

KEM-PPKF 2020 merupakan


Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

dan menjadi tekad pemerintah


pondasi dalam mendukung arah
Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran dan strategi kebijakan fiskal jangka
2020. KEM-PPKF disusun dalam menengah 2020-2024 dan menjadi
rangka menentukan skenario awal

untuk mencapai Visi Indonesia


tekad pemerintah untuk mencapai

Pengelolaan Pajak
sekaligus arah kebijakan yang akan Visi Indonesia 2045: Berdaulat,
dijalankan oleh pemerintah pada Maju, Adil, dan Makmur.
tahun anggaran berikutnya serta

2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan sebagai tahap awal pembicaraan


pendahuluan pemerintah dan DPR
Pemerintah menetapkan sasaran
pertumbuhan ekonomi tahun 2020
dalam rangka penyusunan Nota pada kisaran 5,3–5,6%. Selain

Makmur. Keuangan (NK) dan Rancangan


Anggaran Pendapatan Belanja
itu, pemerintah juga menetapkan
kebijakan makro fiskal yang
Negara (RAPBN) Tahun Anggaran ekspansif, terarah dan terukur
2020. Sesuai dengan amanat dengan menjaga defisit pada
peraturan perundangan yang level 1,75-1,72%, keseimbangan
berlaku, dokumen KEM-PPKF Tahun primer yang positif, dan rasio
Anggaran 2020 telah disampaikan utang dijaga pada kisaran 30%

04
06

kepada DPR tepat pada waktunya, terhadap Produk Domestik Bruto


yaitu pada Bulan Mei 2019. (PDB). Upaya tersebut diarahkan

Bab
Bab
dan pendidikan sehingga
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) guna memiliki produktivitas tinggi
mewujudkan Indonesia maju. dan mampu beradaptasi
dengan revolusi industri 4.0.
Sejalan dengan hal tersebut, Kualitas tenaga kerja Indonesia
pemerintah berharap penerimaan harus naik kelas dari yang
perpajakan semakin meningkat dan sebagian besar berpendidikan
optimal. Pemerintah terus berupaya dasar dan kurang terampil
meningkatkan tax ratio. Reformasi menjadi tenaga kerja yang
perpajakan juga terus merespons memiliki pendidikan yang baik
perkembangan ekonomi, serta dan terampil.
mendorong daya saing investasi dan
ekspor melalui pemberian insentif • Mendukung program
fiskal dalam rangka memperbaiki perlindungan sosial
keseimbangan eksternal. Berbagai Perlindungan sosial yang
kebijakan tersebut diharapkan komprehensif mampu
mampu mendorong peningkatan mengantisipasi tantangan
tax ratio 2020 hingga mencapai demografi di masa mendatang.
11,8-12,4% terhadap PDB. Selain Perlindungan sosial
itu, kebijakan belanja yang lebih komprehensif merupakan
tepat sasaran, efisien dan efektif skema perlindungan sosial
diharapkan mampu mendorong berdasarkan siklus kehidupan
pertumbuhan, serta mempercepat yang dimulai sejak fase paling
terwujudnya pemerataan dan dini (fase embrio). Upaya
peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilaksanakan
masyarakat. Pada sisi pembiayaan, melalui pemberian bantuan
pemerintah akan terus menjaga sosial, asuransi sosial, dan
rasio utang terhadap PDB semakin program ketenagakerjaan yang
mengecil dan mengupayakan dalam menjamin penghasilan dasar.
tren positif beberapa tahun ke
depan. • Mendorong percepatan
pembangunan infrastruktur
Dalam penyusunan KEM-PPKF,
108
Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Pembangunan infrastruktur 109
menjadi penanggung jawab utama terus dilanjutkan untuk
dalam penyusunan dokumen meningkatkan konektivitas arus
maupun pembahasannya dengan orang dan barang. Jaringan
DPR. Dalam penyusunan dokumen digital juga dikembangkan
KEM-PPKF, BKF berkoordinasi sebagai bentuk kesiapan
dengan Kementerian Perencanaan menghadapi revolusi industri
Pembangunan Nasional/Badan 4.0. Kondisi infrastruktur yang
Perencanaan Pembangunan semakin baik merupakan
Nasional, Kementerian Koordinator prasyarat percepatan
Bidang Perekonomian, dan transformasi ekonomi yang
Kementerian/Lembaga lain, maupun mendukung peningkatan
Unit Eselon I lain di lingkungan ekspor dan penciptaan
Kementerian Keuangan. lapangan kerja.

Untuk menghadapi berbagai • Penguatan desentralisasi fiskal


Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
tantangan pembangunan dalam
upaya mencapai Visi Indonesia Peningkatan alokasi belanja
2045, kebijakan belanja diarahkan Transfer ke Daerah dan Dana
mampu memberikan efek multiplier Desa (TKDD) harus diiringi
bagi perekonomian, dengan tetap dengan peningkatan kualitas
menjaga kesinambungan fiskal. implementasinya. Belanja
Kualitas belanja harus ditingkatkan pemerintah daerah perlu
kebijakan belanja ditingkatkan efektivitasnya
diarahkan mampu melalui penguatan alokasi anggaran
untuk program-program prioritas untuk mendorong peningkatan
memberikan efek layanan dasar publik
multiplier bagi sebagai berikut.
serta upaya pengurangan
perekonomian, • Meningkatkan kualitas SDM kesenjangan dan kemiskinan.
dengan tetap menjaga Di samping itu, peningkatan
kesinambungan fiskal. Pembangunan manusia kualitas desentralisasi fiskal
04

04
Indonesia dilakukan dengan diharapkan dapat mendorong
peningkatan kualitas kesehatan
Bab

Bab
peningkatan perekonomian Hasil dari pemantauan rutin ini Polis. Penyusunan naskah akademik naskah akademik dan draf RUU
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


daerah. digunakan untuk menyusun laporan dan draf RUU tersebut telah Penjaminan Polis antara lain
singkat mengenai perkembangan diinisiasi sejak tahun 2016. mengenai kepesertaan dan mulai
• Reformasi institusi terkini pasar keuangan global berlakunya program, ruang lingkup
dan domestik (market flash), Beberapa isu strategis terkait penjaminan, pendanaan dan iuran,
Reformasi terus dilakukan
laporan ekonomi dan keuangan program penjaminan polis yang mekanisme penjaminan, serta
untuk menciptakan birokrasi
harian (daily news update) berupa menjadi materi muatan dalam kelembagaan.
yang efisien, kompeten,
berintegritas, serta profesional. sintesis berita dan rilis data
Harapannya, reformasi institusi perekonomian lokal maupun global
dapat menghadirkan pelayanan terkini, serta laporan ekonomi dan
keuangan mingguan (weekly report) 4.2. Pengelolaan 1. Pengelolaan Anggaran money dalam penganggaran
publik yang optimal sehingga Keuangan Negara secara lebih nyata.
tingkat kepercayaan publik tentang informasi dan analisis a. Penyempurnaan Regulasi
terhadap institusi pemerintah perkembangan isu ekonomi dan 2. Penyempurnaan konsep
meningkat dan mendorong sektor keuangan lokal maupun Selama 2019, DJA melakukan Kerangka Pembangunan Jangka
daya saing bangsa. global yang berkembang selama berbagai langkah terkoordinasi Menengah (KPJM)
sepekan terakhir. untuk memperbaiki dan
Perumusan Kebijakan Sektor menyempurnakan regulasi di bidang Untuk memperbaiki kualitas KPJM,
Keuangan Di samping pemantauan rutin, penganggaran dan pengelolaan khususnya hasil reviu angka dasar,
Kementerian Keuangan juga PNBP. Upaya tersebut dilakukan langkah yang dilakukan yakni
Peran Kementerian Keuangan melakukan pemantauan berkala tidak semata sebagai perwujudan menambahkan aturan bahwa hasil
di sektor keuangan menjadi terhadap perkembangan industri rutinitas pelaksanaan tugas dan proses reviu angka dasar dijadikan
semakin penting saat industri perbankan, pasar saham, fungsi, tetapi juga sebagai upaya bahan dalam penyusunan Rencana
keuangan konvensional dan pasar obligasi, dan pasar uang. penyesuaian arah kebijakan Kerja Kementerian/Lembaga (Renja
syariah di Indonesia mengalami Pemantauan industri perbankan dan strategi pemerintahan, K/L). Dengan demikian, proses
perkembangan yang signifikan. dilakukan untuk mengetahui kementerian, dan unit organisasi trilateral meeting tidak dimulai dari
Terlebih lagi ketika kondisi sektor kinerja industri tersebut sepanjang (DJA). Penyempurnaan regulasi awal lagi.
keuangan dalam negeri terbuka tahun. Pemantauan pasar saham di bidang penganggaran dan
terhadap keuangan global. dilakukan dengan merangkum pengelolaan PNBP dilakukan PMK tentang Tata cara Revisi
Kementerian harus memastikan kinerja Indeks Harga Saham dengan dua tujuan utama, yaitu: Anggaran
bahwa jasa industri keuangan Gabungan (IHSG), baik secara
tersebut dapat dimanfaatkan bulanan, kuartalan, semesteran, 1. Simplikasi proses dan prosedur Penyesuaian dan penyempurnaan
secara maksimal oleh masyarakat. maupun tahunan. Pemantauan yang berorientasi pada PMK ini dilakukan dalam rangka
Oleh sebab itu, Kementerian pasar obligasi mencakup kemudahan dan kecepatan menindaklanjuti:

110
Keuangan menyediakan suatu pemantauan perkembangan pasar layanan, dan; 1. Amanat dari Undang-Undang 111
sistem pemantauan keuangan yang obligasi pemerintah maupun pasar nomor 20 Tahun 2019 tentang
bijak. obligasi korporasi, khususnya 2. Simplifikasi regulasi/peraturan
yang tumpang tindih. Anggaran Pendapatan dan
terkait nilai penerbitan per sektor, Belanja Negara TA 2020;
Sistem pemantauan perekonomian jumlah perusahaan penerbit, dan
oleh Kementerian Keuangan Penyempurnaan Regulasi di Bidang
yield. Selanjutnya, pemantauan Penganggaran 2. Peraturan Presiden nomor 78
mencakup kegiatan pemantauan, pasar uang mencakup pemantauan Tahun 2019 tentang Rincian
analisis, dan pelaporan kondisi Pasar Uang Antarbank (PUAB) dan PMK tentang Petunjuk Penyusunan APBN TA 2020, serta;
sistem keuangan yang mencakup pemantauan pasar valuta asing. dan Penelaahan RKA-K/L
lembaga keuangan, pasar modal, 3. Adanya penyesuaian kebijakan
dan pasar komoditas. Kementerian Salah satu hasil kebijakan terkait PMK ini pada dasarnya merupakan terkini di bidang penganggaran.
Keuangan mengembangkan sektor keuangan di 2019 yaitu regulasi yang memuat norma
aplikasi serta pengelolaan dan Rancangan Undang-Undang panduan bagi seluruh stakeholder Beberapa ketentuan baru dan
penyediaan basis data melalui tentang Program Penjaminan Polis terkait proses penyusunan RKA-KL. pengaturan tambahan yang
model-model ekonometrika (RUU Penjaminan Polis). RUU ini Setiap tahun dilakukan penyesuaian berkaitan dengan pokok pengaturan
untuk melaksanakan pemantauan dibentuk sebagai amanat dari dan penyempurnaan terhadap PMK revisi anggaran, antara lain:
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
sistem keuangan. Pengembangan Undang-Undang Nomor 40 Tahun ini sebagai instrumen “guidance” 1. Pergeseran anggaran antar-
tersebut memungkinkan pemantau 2014 untuk melakukan penyusunan dari Kementerian Keuangan kepada Program antarbagian anggaran
untuk memahami perkembangan suatu undang-undang yang pimpinan K/L dalam melakukan dalam rangka penyelesaian
stabilitas sistem keuangan secara mengatur mengenai program perencanaan anggaran. Pokok- restrukturisasi Kementerian/
umum dan kemudian dilaporkan penjaminan polis. Program pokok perbaikan yang dilakukan Lembaga;
kepada pimpinan Kementerian penjaminan polis bertujuan untuk tahun 2019 adalah sebagai
Keuangan. untuk memberikan perlindungan berikut. 2. Pergeseran anggaran
terhadap pemegang polis dalam antar-Program dalam satu
Selain itu, Kementerian Keuangan bentuk pengembalian sebagian 1. Penyempurnaan pendekatan bagian anggaran untuk
juga melakukan pemantauan rutin atau seluruh hak pemegang polis Penganggaran Berbasis Kinerja penanggulangan bencana alam;
melalui analisis atas data-data high ketika perusahaan asuransi dicabut (PBK) dalam RKA-K/
frequency, yakni informasi terkait izin usahanya. Dalam rangka 3. Pergeseran anggaran belanja
pergerakan serta perkembangan Penyempurnaan ini dilakukan yang dibiayai dari PNBP
penyusunan RUU Penjaminan dalam rangka menindaklanjuti
pasar dan perekonomian global antarsatuan kerja antar-
04

04
Polis, perlu disusun suatu naskah arahan Menteri Keuangan untuk
maupun domestik secara umum. akademik dan draf RUU Penjaminan Program dalam satu bagian
mewujudkan konsep value for anggaran;
Bab

Bab
penetapan PNBP Terutang, mekanisme pengusulan dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


4. Perubahan anggaran belanja organisasi/kelembagaan
yang bersumber dari PNBP, suatu Kementerian/Lembaga pemungutan PNBP, serta penetapan tarif, sejalan dengan
termasuk penggunaan saldo atau Satker, diperlukan pembayaran dan penyetoran pengaturan dalam UU PNBP.
kas BLU; dan penambahan ketentuan PNBP, termasuk ketentuan
terkait pemberian sanksi Dalam RPP ini juga ditegaskan
(kondisi, persyaratan, dan tata kembali mengenai dasar hukum
5. Penggunaan dana cadangan cara) mengenai penggabungan, administratif terhadap Wajib
dalam BA BUN Pengelolaan Bayar yang tidak melakukan dan pertimbangan penetapan
pemisahan, perubahan tarif dan evaluasi tarif PNBP oleh
Belanja Lainnya (BA 999.08) nomenklatur dan penghapusan pembayaran PNBP Terutang
diperluas, contohnya untuk tepat waktu; Menteri Keuangan. Selain itu, RPP
Bagian Anggaran dan Satuan ini mengatur ketentuan mengenai
penggunaan cadangan PNBP Kerja dalam Klasifikasi
pada BA BUN yang berasal 3. monitoring dan evaluasi, pengenaan tarif atas jenis PNBP
Organisasi; yaitu kewajiban bagi Instansi sampai dengan Rp0,00 (nol rupiah)
dari selisih pagu penggunaan
PNBP hasil perhitungan reviu 3. Penyempurnaan pengaturan Pengelola PNBP atau Mitra atau 0% (nol persen) yang dapat
angka dasar dengan formula terkait pedoman serta tata cara Instansi Pengelola PNBP untuk diberikan kepada masyarakat tidak
yang telah ditetapkan oleh pengusulan dan penetapan melakukan monitoring secara mampu, pelajar atau mahasiswa,
Direktorat PNBP, DJA. Fungsi/Subfungsi/Program/ periodik atas pembayaran dan UMK, atau terkait dengan
Kegiatan Kementerian/ penyetoran PNBP Terutang penanggulangan bencana.
Selain itu, dalam rangka simplifikasi Lembaga, berkenaan dengan: dalam hal PNBP Terutang
proses bisnis revisi anggaran dan dihitung oleh Instansi Pengelola RPP tentang Tata Cara
penyesuaian dengan kebijakan • penataan Program lintas; atau Mitra Instansi Pengelola Pemeriksaan PNBP
terkini di bidang penganggaran, PNBP, serta kewajiban bagi RPP ini mengatur tentang tata cara
terhadap substansi dilakukan • pengajuan usulan baru/ Instansi Pengelola PNBP untuk
perubahan Fungsi/Subfungsi/ pemeriksaan PNBP terhadap Wajib
penyesuaian sebagai berikut: melakukan verifikasi atas PNBP Bayar, Instansi Pengelola PNBP,
Program/Kegiatan; dan Terutang yang dihitung oleh
1. Ketentuan umum revisi dan Mitra Instansi Pengelola PNBP.
1. Penambahan kode dan Wajib Bayar; Pada dasarnya pemeriksaan PNBP
anggaran;
nomenklatur Bagian Anggaran 4. penggunaan dana PNBP, bahwa bertujuan untuk menguji kepatuhan
2. Revisi anggaran yang Badan Pembinaan Ideologi Instansi Pengelola PNBP dapat atas pemenuhan kewajiban PNBP
memerlukan persetujuan DPR; Pancasila (BA 122). menggunakan dana PNBP yang serta pemenuhan ketentuan
dikelola untuk unit-unit kerja peraturan perundang-undangan di
3. Pergeseran anggaran dalam 2. Penyesuaian kode dan bidang PNBP.
rangka memenuhi kebutuhan nomeklatur Bagian Anggaran di lingkungannya dalam rangka
Belanja Operasional; K/L dalam rangka perubahan penyelenggaraan Pengelolaan Dasar pemeriksaan dapat
kabinet pemerintahan. PNBP, peningkatan kualitas dilakukan karena beberapa hal,
4. Ketentuan pergeseran anggaran penyelenggaraan Pengelolaan antara lain hasil pengawasan
112 113
dari BA 999.08 (BA BUN Penyempurnaan Regulasi di Bidang PNBP, kegiatan lainnya, dan/ Menteri, hasil pengawasan
Pengelolaan Belanja Lainnya) ke Peneriman Negara Bukan Pajak atau optimalisasi PNBP; Instansi Pengelola PNBP, adanya
bagian anggaran Kementerian/ permohonan pengembalian
Lembaga; Berdasarkan amanat Undang- 5. pengawasan PNBP, dilakukan
Undang Nomor 9 Tahun 2018 terhadap pemenuhan kelebihan pembayaran PNBP,
5. Batas pergeseran anggaran tentang Penerimaan Negara kewajiban PNBP dan/atau adanya permohonan keringanan
antarkeluaran (output) Bukan Pajak, saat ini Pemerintah, kepatuhan terhadap ketentuan PNBP Terutang berupa pengurangan
kewenangan DJPB; dan yang tergabung dalam Panitia peraturan perundang- dan pembebasan, adanya
Antarkementerian, dengan undangan di bidang PNBP dan indikasi pelanggaran terhadap
6. Revisi informasi kinerja. melibatkan stakeholder setiap Instasi Pengelola PNBP ketentuan perundang-undangan
terkait terus berupaya untuk melaksanakan pengawasan di bidang PNBP, adanya indikasi
PMK tentang Klasifikasi Anggaran kerugian negara, dan/atau adanya
menyelesaikan empat Rancangan intern melalui aparat pengawas
Ketentuan tentang Klasifikasi Peraturan Pemerintah (RPP) intern pemerintah yang indikasi unsur tindak pidana.
Anggaran dalam PMK ini telah turunan, yaitu: bertanggung jawab langsung Selain itu, dalam RPP ini juga
dilakukan penyempurnaan dan kepada Menteri/ Pimpinan mengatur mengenai jangka
penyesuaian dengan beberapa ide RPP tentang Pengelolaan PNBP Lembaga. waktu pelaksanaan pemeriksaan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
pertimbangan sebagai berikut: PNBP, keikutsertaan pihak lain
RPP ini merupakan induk beberapa RPP tentang Tata Cara Penetapan dalam proses pemeriksaan,
1. Memberikan pijakan payung peraturan pelaksanaan UU PNBP Tarif atas Jenis PNBP penetapan PNBP Terutang secara
hukum bagi implementasi dan merupakan pilar utama regulasi jabatan, pembahasan akhir atas
konsep Program lintas, pengelolaan PBNP. Materi utama RPP ini salah satunya mengatur laporan hasil pemeriksaan, serta
sebagai sebuah konsep ide yang diatur dalam RPP Pengelolaan penguatan kewenangan Menteri tindak lanjut atas laporan hasil
RPP ini merupakan dalam sistem penganggaran PNBP antara lain: Keuangan untuk menyusun pemeriksaan.
induk beberapa yang telah menjadi konsensus kebijakan umum penetapan tarif
1. perencanaan PNBP, bahwa atas jenis PNBP yang berasal dari RPP Tata Cara Pengajuan
peraturan pelaksanaan pimpinan Kementerian penetapan target dan/atau
UU PNBP dan Keuangan dan Kementerian pemanfaatan SDA, pelayanan, dan Penyelesaian Keberatan,
pagu penggunaan dana PNBP pengelolaan kekayaan negara Keringanan, dan Pengembalian
merupakan pilar utama Perencanaan; dilaksanakan dengan mengikuti
regulasi pengelolaan dipisahkan (KND), pengelolaan PNBP
2. Penyiapan regulasi untuk siklus APBN; barang milik negara (BMN),
PBNP. RPP ini merupakan perwujudan
04

04
mengantisipasi adanya 2. penentuan dan mekanisme pengelolaan dana, dan hak negara
perubahan struktur lainnya, serta pengaturan mengenai aspek keadilan dan pemenuhan
Bab

Bab
hak yang diberikan oleh Pemerintah DJA sebagai salah satu pengelola Negara Bukan Pajak Sumber Kementerian/Lembaga I;
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


kepada masyarakat atau Wajib Bayar PNBP menjadi lebih luas (khususnya Daya Alam dan Kekayaan
dalam hal mengajukan keberatan, terkait fungsi penggalian potensi Negara Dipisahkan; 2. Subdirektorat Potensi,
keringanan, atau pengembalian dan pengawasan PNBP) sehingga Penerimaan, dan Pengawasan
PNBP. Pokok pengaturan dalam RPP perlu dilakukan penguatan 5. Subdirektorat Peraturan dan Kementerian /Lembaga II;
ini antara lain terkait dengan organisasi khususnya pada Dukungan Teknis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Sumber 3. Subdirektorat Potensi,
Direktorat PNBP. Menindaklanjuti Penerimaan, dan Pengawasan
1. dasar pengajuan keberatan, hal tersebut, dengan mengacu Daya Alam dan
keringanan, dan pengembalian Kementerian /Lem baga III;
pada PMK Nomor 217/PMK.01/2018 Sementara Direktorat PNBP
PNBP; tentang Organisasi dan Tata Kerja 4. Subdirektorat Peraturan dan
K/L terdiri atas atas 4 (lima)
2. bentuk keringanan PNBP Kementerian Keuangan reorganisasi subdirektorat sebagai berikut: Dukungan Teknis Penerimaan
yang diberikan dapat berupa pada DJA dilakukan. Direktorat Negara Bukan Pajak
penundaan, pengangsuran, Penerimaan Negara Bukan Pajak 1. Subdirektorat Potensi, Kementerian/Lembaga.
pengurangan, atau dimekarkan menjadi 2 (dua) Penerimaan, dan Pengawasan
pembebasan; direktorat yaitu Direktorat PNBP
Sumber Daya Alam dan Kekayaan
3. permohonan keringanan Negara Dipisahkan (PNBP SDA
hanya dapat diajukan untuk dan KND) dan Direktorat PNBP
satu bentuk keringanan, Kementerian/Lembaga (PNBP K/L). 4.3. Pengelolaan Pajak Penerimaan Pajak dengan pertumbuhan 18,32 persen
permohonan keringanan dalam Penguatan organisasi dimaksud dibandingkan realisasi tahun
Secara umum penerimaan pajak sebelumnya, serta mencapai
bentuk lain dapat diajukan secara efektif dimulai pada bulan neto di tahun 2019 mencapai
setelah Instansi Pengelola PNBP September 2019 dengan ditandai 93,92 persen dari target tahun
Rp1.313,32 triliun atau 84,48 2019. Penerimaan PPh Pasal 22
menerbitkan surat persetujuan pengangkatan para pejabat pada persen dari target APBN 2019
atau penolakan, ketentuan ini Direktorat PNBP SDA dan KND dan didominasi oleh setoran masa
sebesar Rp1.577,56 triliun. Realisasi sebesar Rp10,48 triliun (tumbuhan
dikecualikan untuk Usaha Mikro Direktorat PNBP K/L. penerimaan pajak tersebut tumbuh
Kecil (UKM); 14,74 persen). Pertumbuhan
Berdasarkan PMK Nomor 217/ 1,48 persen dibandingkan tahun terutama ditopang oleh sektor
4. pengembalian PNBP PMK.01/2018 sebagaimana telah 2018, tetapi pertumbuhannya industri pengolahan sebesar Rp6,38
diperhitungkan sebagai diubah dengan Peraturan Menteri melambat dibandingkan tahun 2018 triliun (tumbuh 19,41 persen) dan
pembayaran di muka atas Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019, yang mencapai 14,10 persen. sektor pengadaan listrik sebesar
jumlah PNBP Terutang fungsi Direktorat PNBP SDA Gambaran umum penerimaan Rp6,02 triliun (tumbuh 76,84
berikutnya, dalam keadaan dan KND mempunyai tugas beberapa jenis pajak pada tahun persen).
tertentu, pengembalian dapat merumuskan dan melaksanakan 2019 diuraikan dalam penjelasan
diberikan langsung melalui kebijakan, standardisasi teknis, sebagai berikut. 115
pemindahbukuan, sepanjang penggalian potensi dan pengawasan PPh Pasal 22 Impor
tidak terdapat tunggakan di bidang Penerimaan Negara Bukan PPh Pasal 21
kewajiban kepada Negara Pajak Sumber Daya Alam dan Realisasi penerimaan PPh Pasal
(kewajiban PNBP, perpajakan, Kekayaan Negara Dipisahkan serta Realisasi penerimaan PPh Pasal 22 Impor mencapai Rp53,71
serta kepabeanan dan cukai); subsidi yang ditugaskan. Sementara 21 mencapai Rp148,50 triliun, triliun, dengan pertumbuhan
Direktorat PNBP K/L mempunyai dengan pertumbuhan 10,07 persen negatif -1,86 persen dibandingkan
5. pejabat yang berwenang tugas merumuskan, melaksanakan dibandingkan realisasi tahun realisasi tahun sebelumnya,
menerbitkan persetujuan atas kebijakan, standardisasi teknis, sebelumnya, serta mencapai 101,88 serta hanya mampu mencapai
pengurangan atau pembebasan penggalian potensi serta persen dari target tahun 2019. 78,12 persen dari target tahun
PNBP mengacu kepada pengawasan di bidang Penerimaan Pertumbuhan realisasi penerimaan 2019. Penurunan pertumbuhan
Undang-Undang Nomor 1 tahun Negara Bukan Pajak kementerian/ PPh Pasal 21 ditopang oleh penerimaan PPh Pasal 22 Impor
2004 tentang Perbendaharaan lembaga termasuk badan layanan pertumbuhan sektor-sektor utama ini sejalan dengan menurunnya
Negara, yaitu didasarkan atas umum. seperti industri pengolahan sebesar laju pertumbuhan impor Indonesia
besaran nominal PNBP yang Rp28,75 triliun (tumbuh 8,41 selama tahun 2019 yang tumbuh
disetujui untuk dikurangi atau Direktorat PNBP SDA dan persen), administrasi pemerintahan negatif setiap bulannya (y-o-y).

Pengelolaan Pajak
dibebaskan; KND terdiri atas atas 5 (lima) sebesar Rp28,15 triliun (tumbuh Moderasi nilai impor juga berlaku
subdirektorat sebagai berikut: 5,63 persen), dan jasa keuangan untuk komponen-komponen di
6. batas waktu pengajuan sebesar Rp24,07 triliun (tumbuh
permohonan, kriteria dan 1. Subdirektorat Penerimaan dalamnya. Secara sektoral setoran
13,82 persen). Pertumbuhan PPh Pasal 22 Impor didominasi
dokumen yang diperlukan, Sumber Daya Alam Minyak dan realisasi penerimaan PPh Pasal 21
proses verifikasi dokumen, Gas Bumi; oleh sektor industri pengolahan
sejalan dengan perbaikan kondisi sebesar Rp25,22 triliun (tumbuh
proses penelitian; dan ketenagakerjaan yang tercermin
2. Subdirektorat Penerimaan negatif -9,09 persen) dan sektor
7. penetapan atas pengajuan Sumber Daya Alam Non Minyak pada kenaikan tingkat upah dan perdagangan sebesar Rp24,31 triliun
keberatan, keringanan, atau dan Gas Bumi; menurunnya tingkat pengangguran (tumbuh 4,68 persen).
pengembalian PNBP. pada tahun 2019.
3. Subdirektorat Penerimaan PPh Pasal 23
PENGUATAN ORGANISASI Kekayaan Negara Dipisahkan; PPh Pasal 22
Realisasi penerimaan PPh Pasal
Dengan penetapan UU Nomor 9 4. Subdirektorat Potensi dan Realisasi penerimaan PPh Pasal 23 mencapai Rp42,58 triliun,

04
Tahun 2018 tentang PNBP, fungsi Pengawasan Penerimaan 22 mencapai Rp21,31 triliun, dengan pertumbuhan 7,16 persen

Bab
dibandingkan realisasi tahun triliun (tumbuh 1,63 persen), diikuti
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


sebelumnya, serta mencapai 81,90 industri pengolahan sebesar
persen dari target tahun 2019. Rp71,67 triliun (tumbuh 5,19 persen).
Pertumbuhan penerimaan PPh Adapun realisasi penerimaan dari
Pasal 23 tahun 2019 mengalami sektor pertambangan terpuruk
perlambatan dibandingkan dengan dengan pertumbuhan negatif -23,25
pertumbuhan tahun sebelumnya, persen yang salah satu faktornya
hal ini terutama dipengaruhi oleh diakibatkan oleh tren penurunan
penurunan setoran PPh dari dividen harga komoditas tambang.
yang tumbuh negatif -17,29 persen,
akibat melambatnya pertumbuhan PPh Pasal 26
laba korporasi di tahun 2018 dan Realisasi penerimaan PPh Pasal 26
penurunan SKPKB. Secara sektoral mencapai Rp46,14 triliun, dengan
penerimaan terbesar berasal pertumbuhan negatif -8,89 persen
dari industri pengolahan sebesar dibandingkan realisasi tahun
Rp9,53 triliun (tumbuh negatif -5,64 sebelumnya, serta mencapai 76,10
persen) dan pertambangan sebesar persen dari target tahun 2019.
Rp8,07 triliun (tumbuh tipis 2,27 Pertumbuhan negatif ini terutama
persen). disebabkan oleh menurunnya
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi penerimaan PPh Pasal 26 atas
dividen sebesar -13,72 persen
Realisasi penerimaan PPh akibat melambatnya pertumbuhan
Pasal 25/29 Orang Pribadi laba korporasi tahun 2018.
mencapai Rp11,20 triliun, dengan Meskipun demikian, setoran PPh
pertumbuhan 19,06 persen Pasal 26 atas bunga, royalti, dan
dibandingkan realisasi tahun jasa mengalami pertumbuhan yang
sebelumnya, serta mencapai 102,53 cukup baik masing-masing sebesar
persen dari target tahun 2019. 25,98 persen, 3,34 persen, dan
Pertumbuhan ini ditopang oleh 10,34 persen. Adapun kontributor
positifnya kinerja aktivitas usaha terbesar penerimaan PPh Pasal
secara umum yang tercermin 26 berasal dari sektor industri
pada pertumbuhan setoran masa pengolahan sebesar Rp17,08 triliun
dan setoran tahunan masing- (6,27 persen).
116 117
masing sebesar 12,9 persen dan
18,4 persen. Secara sektoral, PPh Final
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi Realisasi penerimaan PPh Final
didominasi oleh sektor kegiatan mencapai Rp126,20 triliun,
jasa lainnya sebesar Rp8,60 triliun dengan pertumbuhan 9,32 persen
(tumbuh 20,14 persen) dan sektor dibandingkan realisasi tahun
perdagangan sebesar Rp1,34 triliun sebelumnya, serta mencapai 83,94
(tumbuh 14,52 persen). persen dari target tahun 2019.
PPh Pasal 25/29 Badan Pertumbuhan penerimaan PPh Final
terutama ditopang oleh kenaikan
Realisasi penerimaan PPh Pasal setoran PPh Final atas bunga
25/29 Badan mencapai Rp252,16 deposito/tabungan yang mencapai
triliun, dengan pertumbuhan 17,17 persen sejalan dengan
tipis 0,01 persen dibandingkan tingkat suku bunga deposito yang
realisasi tahun sebelumnya, mengalami tren peningkatan sejak
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
dan mencapai 82,77 persen dari Juli 2018. Setoran PPh Final atas
target tahun 2019. Perlambatan jasa konstruksi juga mengalami
pertumbuhan penerimaan PPh peningkatan sebesar 9,01 persen
Pasal 25/29 Badan dipengaruhi sejalan dengan peningkatan PDB
oleh penurunan setoran masa yang nominal konstruksi. Selanjutnya,
tumbuh negatif -3,67 persen dan setoran PPh Final atas diskonto
perlambatan setoran tahunan yang bunga obligasi dan persewaan
hanya tumbuh 2,91 persen. Kondisi tanah dan bangunan mampu
ini sejalan dengan perlambatan tumbuh double digit masing-
pertumbuhan laba korporasi tahun masing sebesar 15,93 persen dan
2018. Secara sektoral, kontribusi 11,72 persen. Namun, setoran PPh
terbesar penerimaan PPh Pasal Final atas Wajib Pajak dengan
25/29 Badan berasal dari sektor penghasilan bruto tertentu
04

04
jasa keuangan sebesar Rp77,88 (berdasarkan ketentuan Peraturan
Bab

Bab
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2019. Secara sektoral, penerimaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Kinerja Penerimaan per Jenis Pajak
Neto, 2019 2018) mengalami pertumbuhan PPnBM Dalam Negeri didominasi
negatif sebesar -14,71 persen oleh sektor industri pengolahan
akibat penurunan tarif. Secara terutama industri kendaraan
Kinerja Penerimaan per Jenis Pajak sektoral, kontributor terbesar PPh bermotor yang mencapai Rp10,27
Neto, 2019 Final berasal dari jasa keuangan triliun (tumbuh negatif -15,38
Jenis Pajak 2018 2019 Pertumbuhan sebesar Rp57,84 triliun (tumbuh persen). Pertumbuhan negatif
Realisasi 2018- 15,11 persen) dan perdagangan pada penerimaan PPnBM Dalam
Target Realisasi Capaian Realisasi
2019 sebesar Rp12,21 triliun (tumbuh Negeri disebabkan oleh penurunan
2,62 persen). penjualan jenis mobil, termasuk
di dalamnya yaitu penjualan mobil
PPh Nonmigas 828.294,00 713.120.29 86,10 685.276.44 4,06 PPN Dalam Negeri yang terutang PPnBM.
PPh Pasal 21 145.756,38 148.504.56 101,89 134.910.23 10,08 Realisasi penerimaan PPN Dalam PPnBM Impor
PPh Pasal 22 22.690,51 21.310.99 93,92 18.009.88 18,33 Negeri mencapai Rp344,43 triliun
dengan pertumbuhan 3,15 persen Realisasi penerimaan PPnBM
PPh Pasal 22 Impor 68.773,69 53.710.29 78,10 54.727.15 (1,86)
dibandingkan realisasi tahun Impor mencapai Rp4,73 triliun
PPh Pasal 23 51.995,32 42.587.96 81,91 39.739.11 7,17 sebelumnya, serta mencapai 82,45 dengan pertumbuhan 15,02 persen
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi 10.923,71 11.200.11 102,53 9.405.77 19,08 persen dari target tahun 2019. dibandingkan realisasi tahun
Perlambatan realisasi penerimaan sebelumnya, serta mencapai
PPh Pasal 25/29 Badan 304.617,29 252.162.02 82,78 252.132.92 0,01
PPN Dalam Negeri salah satunya mencapai 98,66 persen dari target
PPh Pasal 26 60.631,41 46.138.47 76,10 50.638.04 (8,89) disebabkan oleh peningkatan tahun 2019. Secara sektoral,
PPh Final 150.361,46 126.219.62 83,94 115.459.33 9,32 restitusi dan terbatasnya ekspansi penopang terbesar penerimaan
sektor manufaktur yang tercermin PPnBM Impor berasal dari
PPh Nonmigas Lainnya 1.746,32 132.76 7,60 141.92 (6,46)
pada nilai Purchasing Manager sektor perdagangan, khususnya
PPh Fiskal Luar Negeri 0,00 0.00 0,00 0.33 (100,00) Index di bawah 50 selama perdagangan mobil dan sepeda
PPh Ditanggung Pemerintah 10.797,91 11.153.51 103,29 10.111.76 10,30 semester II tahun 2019. Secara motor yang mencapai Rp3,97
sektoral, penerimaan PPN Dalam triliun (tumbuhan 23,10 persen).
PPN dan PPnBM 655.394,91 531.607.45 81,11 537.261.15 (1,05)
Negeri didominasi oleh sektor Pertumbuhan yang cukup baik
PPN Dalam Negeri 417.760,47 344.476.52 82,46 333.920.09 3,16 perdagangan sebesar Rp90,70 dari penerimaan PPnBM Impor
PPN Impor 218.323,10 171.362.87 78,49 186.394.64 (8,06) triliun (tumbuh 4,38 persen) diikuti disebabkan oleh pergerakan
sektor industri pengolahan sebesar aktvitas impor mobil (Completely
PPN Lainnya 157,83 162.38 102,88 68.71 136,33
Rp90,27 triliun (tumbuh negatif Built Up)
PPnBM Dalam Negeri 14.305,83 10.847.41 75,83 12.794.67 (15,22) -3,57 persen).
118 PBB 119
PPnBM Impor 4.789,54 4.725.16 98,66 4.108.01 15,02
PPN Impor
PPnBM Lainnya 58,14 33.11 56,95 (24.97) 232,63 Realisasi penerimaan PBB
Realisasi penerimaan PPN Impor mencapai Rp21,15 triliun dengan
PBB 19.103,60 21.145.90 110,69 19.444.52 8,75
mencapai Rp171,36 triliun dengan pertumbuhan 8,75 persen
Pajak Lainnya 8.608,70 7.677.47 89,18 6.630.31 15,79 pertumbuhan negatif -8,06 persen dibandingkan realisasi tahun
PPh Migas 66.154,65 59.164.88 89,43 64.709.79 (8,57) dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, serta mencapai 110,69
sebelumnya, serta mencapai 78,49 persen dari target tahun 2019.
Jumlah dengan PPh Migas 1.577.555,86 1.332.715.99 84,48 1.313.322.21 1,48
persen dari target tahun 2019. Kontribusi penerimaan terbesar
Jumlah Tanpa PPh Migas 1.511.401,21 1.273.551.11 84,26 1.248.612.42 2,00 Sejalan dengan kinerja penerimaan berasal dari PBB Pertambangan
PPh Pasal 22 Impor, PPN Impor juga Migas sebesar Rp14,25 triliun
mengalami perlambatan dengan (tumbuh negatif -0,91 persen) dan
mencatatkan pertumbuhan negatif PBB Pertambangan Mineral dan
karena penurunan volume dan Batubara sebesar Rp3,49 triliun
Kinerja Ekstensifikasi, nilai impor di tahun 2019. Secara (tumbuh 104,91 persen).
2019 sektoral, kontributor terbesar
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
penerimaan PPN Impor berasal dari Pajak Lainnya
sektor industri pengolahan sebesar Realisasi penerimaan Pajak
Rp102,27 triliun (tumbuh -9,16 Lainnya mencapai Rp7,68 triliun
Kinerja Ekstensifikasi, 2019
persen) dan sektor perdagangan dengan pertumbuhan 15,79 persen
Jumlah Wajib Pajak baru hasil ekstensifikasi 1.264.070 sebesar Rp59,04 triliun (tumbuh dibandingkan realisasi tahun
-6,96 persen). sebelumnya, serta mencapai
(Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi nonkaryawan)
PPnBM Dalam Negeri mencapai 89,18 persen dari
Jumlah Wajib Pajak baru hasil ekstensifikasi melakukan 1.258.632 target tahun 2019. Pertumbuhan
pembayaran Realisasi penerimaan PPnBM Dalam penerimaan Pajak Lainnya salah
Kepatuhan pelaporan SPT Tahunan atas Wajib Pajak Tidak Lapor- 844.796 Negeri mencapai Rp10,85 triliun satunya disebabkan oleh lonjakan
Tidak Bayar dengan pertumbuhan negatif -15,22 setoran Bunga Penagihan yang
persen dibandingkan realisasi tahun tumbuh hingga 205,96 persen.
Penerimaan extra effort ekstensifikasi Rp28,40 triliun
sebelumnya, serta hanya mencapai Sedangkan kontributor besar
04

04
75,83 persen dari target tahun lainnya mengalami perlambatan
Bab

Bab
Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT sama dengan pihak ketiga; dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


pertumbuhan, yaitu Penjualan
Tahunan PPh, 2019 Benda Meterai (tumbuh 3,27 5. edukasi pelaporan dan
persen) dan Bea Meterai (tumbuh pembayaran pajak bagi WP
0,73 persen), dimana pertumbuhan baru (yang terdaftar di tahun
Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Orang Pribadi Rasio Keseluruhan keduanya di tahun 2018 berada 2018 dan 2019) dan WP yang
Karyawan Nonkaryawan pada level 7 persen. belum pernah menyampaikan
73,23% 75,93% 73,06% B. Pengawasan SPT dan belum pernah
melakukan pembayaran atau
1. Ekstensifikasi penyetoran sejak terdaftar
Kebijakan Pemeriksaan (Tidak Lapor Tidak Bayar/TLTB).
Tahun 2019 Ekstensifikasi merupakan kegiatan
pengawasan terhadap Wajib Pajak 2. Intensifikasi
Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2019 (WP) yang telah memenuhi syarat
subjektif dan objektif namun Kegiatan intensifikasi
Strategi Umum Strategi Khusus
belum mendaftarkan diri untuk merupakan tahapan lanjutan
• Pembuatan Peta Kepatuhan pada setiap Unit • Penyelesaian tunggakan pemeriksaan. dari ekstensifikasi, yaitu upaya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
Pelaksana Pemeriksa berupa Daftar Sasaran • Manajemen pemeriksaan atas SPT Lebih Bayar mengoptimalisasi penggalian
(NPWP) sesuai ketentuan peraturan
Prioritas Penggalian Potensi (DSP3) dan Rutin. potensi penerimaan pajak terhadap
perundang-undangan perpajakan.
penentuan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan • Percepatan pelaksanaan post-audit sebagai tindak subjek serta objek pajak yang telah
Strategi ekstensifikasi yang
(DSPP). lanjut penerapan PMK- 39/PMK.03/2018. terdaftar. Di tahun 2019, upaya
dijalankan DJP pada tahun 2019
• Peningkatan produktivitas dan kualitas SDM • Peningkatan pemeriksaan Wajib Pajak Orang intensifikasi yang dilakukan, antara
mencakup lima hal utama sebagai
di bidang pemeriksaan dilakukan dengan Pribadi. lain:
berikut:
pengawasan pencapaian target penyelesaian • Pemeriksaan Wajib Pajak grup dan sektor usaha
pemeriksaan dan progres pemeriksaan, penilaian yang terintegrasi. 1. ekstensifikasi sektoral 1. peningkatan pengawasan
kontribusi Pemeriksa Pajak, dan peningkatan • Peningkatan pemeriksaan Wajib Pajak Badan atas kegiatan ekonomi WP pembayaran masa atas WP
kompetensi dan pemahaman Pemeriksa Pajak yang melakukan tax planning, antara lain transfer potensial yang belum terdaftar penentu penerimaan dan
terhadap regulasi. pricing, thin capitalization, debt-to-equity-ratio pada sektor perdagangan, WP yang memiliki kewajiban
• Pengendalian mutu pemeriksaan dilakukan (DER), dan Controlled Foreign Corporation (CFC) e-commerce, waralaba, pembayaran PPh Pasal 25
dengan meningkatkan kerja sama tim pemeriksa. Rules. perkebunan, pertambangan, dengan penghitungan tertentu;
• Pemanfaatan aplikasi pendukung pemeriksaan • Pemeriksaan terhadap harta bersih terkait perikanan, dan sektor dominan 2. peningkatan pengawasan data
dalam rangka menciptakan tertib administrasi, Undang-Undang Pengampunan Pajak. lainnya sesuai dengan potensi harta terutama atas WP yang
menjamin kualitas, dan mendokumentasikan sektoral pada wilayah kerja tidak mengikuti Amnesti Pajak
kegiatan pemeriksaan. masing-masing Kantor Wilayah/ sebagai tindak lanjut pasca-
120 KPP Pratama; Amnesti Pajak; 121

Kinerja Pemeriksaan, 2. ekstensifikasi teritorial melalui 3. peningkatan pengawasan


2019 kegiatan pengamatan lapangan sektoral, antara lain sektor
dalam rangka penguasaan perdagangan termasuk
wilayah untuk menjaring WP e-commerce dan faktur pajak
Kinerja Pemeriksaan, 2019
baru berkualitas pada kawasan tanpa identitas WP pembeli/
Uraian Realisasi komersial dan kawasan NPWP ‘000’, sektor sumber
Penyelesaian (laporan hasil pemeriksaan/LHP) 64.806 LHP konversi sentraekonomi di wilayah kerja daya alam (pertambangan,
masing-masing Kantor Wilayah/ perkebunan, perikanan dan
Penerimaan dari hasil pemeriksaan dan penagihan Rp58,56 triliun
KPP Pratama; kehutanan), serta sektor usaha
Nilai Refund Discrepancy Rp8,22 triliun
3. tindak lanjut atas Daftar jasa (jasa kesehatan, jasa
Efektivitas pemeriksaan 94,89% pendidikan, jasa pariwisata,
Sasaran Ekstensifikasi (DSE)
baik DSE yang berasal dari jasa logistik dan jasa
data ILAP harta dalam rangka pertambangan);
Kinerja Penilaian,
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
2019 pelaksanaan ketentuan Pasal 18 4. peningkatan pengawasan
ayat (2) dan (4) Undang-Undang terhadap WP OP prominen,
Kinerja Penilaian, 2019 Pengampunan Pajak, DSE dari WP Tidak Lapor-Terdapat Data
data ILAP berbasis risiko (CRM), (TLTD), pemenuhan kewajiban
Jumlah laporan penilaian 7.987 laporan
maupun DSE dari sumber data pajak atas belanja pemerintah
Nilai hasil penilaian Rp1.609.773 miliar internal dan data pengamatan dan bea meterai;
Kontribusi terhadap penerimaan pajak Rp 1.597 miliar lapangan termasuk dari hasil
kegiatan ekstensifikasi sektoral 5. peningkatan pengawasan
dan teritorial; melalui kegiatan Joint Program
DJP-DJBC dengan fokus
4. penanganan UMKM melalui kegiatan analisis pada area
pendekatan Business ekspor, impor, dan kawasan
Development Service (BDS), berfasilitas;
baik secara independen
04

04
maupun melalui pola kerja 6. penyelesaian saldo potensi
Bab

Bab
pajak dan menindaklanjuti data 1. optimalisasi pelaksanaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


pemicu: penilaian untuk tujuan
perpajakan yang meliputi
7. penerapan pengawasan WP penilaian Properti, Bisnis,
Berbasis Risiko (Compliance dan Aset Tak Berwujud,
Risk Management); dengan hasil yang diharapkan
8. peningkatan pelaksanaan dapat dimanfaatkan sebagai
pembangunan, pemanfaatan, bahan feeding data ke fungsi
dan pengawasan data internal pengawasan dan fungsi lainnya
dan eksternal; dalam rangka penggalian
potensi pajak; dan
9. peningkatan pengawasan
WP dalam rangka mencegah 2. peningkatan kegiatan penilaian
praktik penghindaran pajak dan lapangan terhadap objek PBB
erosi perpajakan; P3L yang potensial, dengan
kriteria:
10. peningkatan pengawasan
terhadap WP UMKM; • dua tahun atau lebih tidak
dilakukan penilaian lapangan;
11. pengawasan terhadap WP yang
dikukuhkan sebagai Pengusaha • memiliki potensi kenaikan nilai
Kena Pajak untuk mencegah bumi dan/atau bangunan yang
kasus faktur pajak fiktif. signifikan; dan/atau

Pemeriksaan • terdapat indikasi penambahan


luas bumi dan/atau bangunan
Strategi pemeriksaan pajak yang yang signifikan.
dijalankan DJP di tahun 2019
difokuskan pada upaya untuk Penegakan Hukum
meningkatkan kualitas pemeriksaan Pemeriksaan Bukti Permulaan
yang ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu: Pemeriksaan bukti permulaan
adalah pemeriksaan yang dilakukan
1. kualitas penentuan objek untuk mendapatkan bukti
pemeriksaan (potensi permulaan tentang adanya dugaan
122 123
dan ketertagihan WP yang telah terjadi tindak pidana di bidang
diperiksa); perpajakan. DJP melaksanakan
2. produktivitas dan kualitas pemeriksaan bukti permulaan
sumber daya manusia di bidang dengan dasar adanya indikasi
pemeriksaan; tindak pidana perpajakan yang
diperoleh dari hasil pengembangan
3. pengawasan dan pengendalian dan analisis atas informasi, data,
mutu pelaksanaan laporan, dan pengaduan (IDLP).
pemeriksaan;
Pemeriksaan bukti permulaan hasil
4. ketersediaan dan pemanfaatan Joint Investigasi DJP dan DJBC
tools (aplikasi di bidang merupakan salah satu prioritas
pemeriksaan); dan kegiatan yang dilaksanakan DJP
di tahun 2019. Joint investigasi
5. regulasi yang memberikan bertujuan untuk menemukan
kepastian hukum.
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
adanya dugaan tindak pidana di
Penilaian bidang perpajakan serta tindak
pidana kepabeanan dan cukai yang
Penilaian adalah kegiatan untuk merugikan penerimaan negara.
menentukan NJOP yang akan Sektor usaha yang menjadi prioritas
dijadikan dasar pengenaan dalam Joint Investigasi DJP dan
PBB sektor perkebunan, sektor DJBC untuk dilakukan pemeriksaan
perhutanan, sektor pertambangan, bukti permulaan pada tahun 2019,
dan sektor lainnya, dengan yaitu:
menggunakan pendekatan data
pasar, biaya, dan pendapatan. DJP 1. Wajib Pajak perdagangan
menjalankan strategi penilaian pada elektronik dan telepon seluler
tahun 2019 dengan fokus pada dua (handphone);
04

04
hal sebagai berikut: 2. Wajib Pajak perdagangan rokok;
Bab

Bab
3. Wajib Pajak pertambangan 6. meluncurkan aplikasi
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Kinerja Pemeriksaan
Bukti Permulaan, 2019 emas dan batubara; pendukung, yaitu Sistem
Informasi Penegakan Hukum
4. Wajib Pajak MMEA (Minuman (Sigakum).
Kinerja Pemeriksaan Bukti Permulaan, 2019 Mengandung Ethyl Alcohol);
Uraian Jumlah Penagihan
5. Wajib Pajak Ekspor
A Tunggakan awal (surat) 580 Konsolidator; Tindakan penagihan merupakan
B Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan/SPPBP (surat) 660 upaya mencairkan piutang pajak
6. Wajib Pajak Importir Indentor. sebagai akibat dari adanya
C Penyelesaian:
Prioritas pemeriksaan bukti ketetapan pajak yang tidak dibayar
Usul penyidikan (laporan) 207 oleh Wajib Pajak pada saat jatuh
permulaan pada tahun 2019 juga
Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang KUP (laporan) 300 dilakukan terhadap WP yang tempo.

Penerbitan surat ketetapan pajak/skp (surat) 5 melakukan restitusi PPN dengan Pada tahun 2019, menjalankan
dugaan penyalahgunaan fasilitas sejumlah upaya untuk
Sumir (laporan) 34
konsolidasi barang ekspor. Dalam mengoptimalkan kinerja penagihan
Risalah Temuan (laporan) 0 hal ini, kegiatan Joint Investigasi yang meliputi ranah data dan
Jumlah penyelesaian (546) DJP dan DJBC mencakup mitigasi teknologi informasi, kebijakan
risiko terhadap 43 WP konsolidator, dan koordinasi dengan pemangku
D Pembatalan SPPBP (surat) 7
1.500 WP eksportir konsolidasi yang kepentingan, serta sumber daya
E Tunggakan akhir (surat) (A+B-C-D) 687 menerima restitusi, dan 7.509 WP manusia.
Penerimaan extra effort dari pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan Rp2,50 triliun eksportir konsolidasi yang SPT-nya
dikompensasi nonrestitusi. Dalam ranah data dan teknologi
informasi, dilakukan akselerasi
Keterangan: Penyidikan penyempurnaan tools atau aplikasi
• Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang KUP adalah Wajib Pajak mengungkapkan Penyidikan tindak pidana di bidang yang dibutuhkan dalam tindakan
ketidakbenaran perbuatan. perpajakan adalah serangkaian penagihan seperti Compliance Risk
• Penerbitan skp dilakukan apabila laporan pemeriksaan bukti permulaan tindakan untuk mencari serta Management; pemanfaatan data
menyatakan hasil antara lain tidak ada indikasi tindak pidana namun terdapat mengumpulkan bukti yang dengan Automatic Exchange of Information
pajak yang kurang bayar. bukti itu membuat terang tindak (AEoI) dari lembaga jasa keuangan;
• Sumir adalah laporan pemeriksaan bukti permulaan ditutup dalam hal antara lain pidana di bidang perpajakan serta mendorong penyediaan dan
tidak ada indikasi tindak pidana atau Wajib Pajak orang pribadi sudah meninggal. yang terjadi serta menemukan pemanfaatan data perlintasan
• Risalah Temuan adalah laporan sumir namun terdapat potensi pajak terutang. tersangkanya. Beberapa dari Direktorat Jenderal Imigrasi
124
• Pembatalan SPPBP adalah pembatalan atas SPPBP yang sudah diterbitkan antara langkah yang diambil DJP untuk termasuk penggunaan aplikasi 125
lain karena: mengoptimalkan pelaksanaan Cekal Online.
• perubahan pemeriksaan bukti permulaan dari tertutup menjadi terbuka; penyidikan pada tahun 2019, antara
• perubahan Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan karena reorganisasi; Dalam ranah kebijakan, langkah
lain: yang dijalankan DJP, yaitu
• kesalahan administrasi seperti penulisan nama, NPWP, atau dugaan peristiwa
pidana; 1. meningkatkan pelaksanaan penyusunan Daftar Prioritas
• sebelum SPPBP disampaikan kepada Wajib Pajak terperiksa, Wajib Pajak tersebut penanganan tindak pidana yang Tindakan Penagihan berdasarkan
telah menyampaikan Surat Pengampunan Harta. diketahui seketika; Compliance Risk Management
• Terdapat joint IKU penerimaan dari pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan fungsi penagihan serta mendorong
2. melaksanakan penyidikan pelaksanaan usulan penghapusan
korporasi dengan menerapkan piutang daluwarsa. DJP menjalin
sistem pertanggungjawaban komunikasi dan koordinasi dengan
pidana korporasi; pihak eksternal untuk mendukung
kinerja penagihan pajak, antara lain
3. melaksanakan penyidikan TPP dengan Polri, Direktorat Jenderal
(Tindak Pidana Perpajakan) dan Pemasyarakatan, Direktorat
TPPU (Tindak Pidana Pencucian
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Jenderal Imigrasi, Direktorat
Uang) untuk mengoptimalkan Jenderal Administrasi Hukum
efek jera dan pemulihan Umum, Pengadilan Niaga, Direktorat
pengembalian kerugian pada Jenderal Kekayaan Negara, Badan
pendapatan negara (asset Pertanahan, Sistem Administrasi
recovery); Manunggal Satu Atap (Samsat),
4. melaksanakan kegiatan asset Direktorat Jenderal Perhubungan
tracing dan penyitaan aset atas Laut, serta pihak pemerintah
kegiatan penyidikan; daerah dan perbankan.

5. melakukan pelatihan bersama Penyelesaian Sengketa Pajak


antara Penyidik Pegawai Negeri Keberatan, Pembetulan,
Sipil (PPNS), Koordinator Pengurangan, Penghapusan, dan
04

04
Pengawas PPNS, Jaksa, dan Pembatalan
Hakim.
Bab

Bab
Penerbitan surat keputusan atas pengajuan Dalam pelaksanaan ketentuan Nonkeberatan yang diterbitkan DJP
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


2018
keberatan/permohonan nonkeberatan peraturan perundang-undangan pada tahun 2019 meningkat 23,45
2019 perpajakan, terdapat beberapa persen dari jumlah penerbitan
upaya hukum yang dapat ditempuh tahun sebelumnya.
152.714 WP apabila tidak menyetujui
penetapan pajak, yaitu: Banding dan Gugatan
123.701
1. keberatan atas suatu Surat Terkait dengan sengketa
Ketetapan Pajak Kurang Bayar pajak dalam proses peradilan
(SKPKB), Surat Ketetapan administrasi murni, WP hanya dapat
Pajak Kurang Bayar Tambahan mengajukan banding dan gugatan
(SKPKBT), Surat Ketetapan kepada badan peradilan pajak.
19.210 Pajak Nihil (SKPN), Surat Permohonan Banding diajukan
10.533 Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas Surat Keputusan Keberatan
(SKPLB), Surat Pemberitahuan sedangkan gugatan dapat diajukan
Pajak Terutang (SPPT) PBB, oleh WP atau penanggung pajak
non keberatan keberatan Surat Ketetapan Pajak Bumi terhadap:
dan Bangungan (SKPBB), dan 1. pelaksanaan Surat Paksa,
pemotongan atau pemungutan Surat Perintah Melaksanakan
Jumlah pengajuan banding dan gugatan serta oleh pihak ketiga; Penyitaan, atau Pengumuman
jumlah putusan yang diterima DJP Lelang;
10.346 2. pembetulan surat ketetapan
pajak, Surat Tagihan Pajak 2. keputusan pencegahan dalam
(STP) dan surat keputusan rangka penagihan pajak;
karena adanya kesalahan
tulis, kesalahan hitung dan/ 3. keputusan yang berkaitan
7.772 atau kekeliruan penerapan dengan pelaksanaan keputusan
ketentuan dalam peraturan perpajakan, selain yang
perundang-undangan dltetapkan dalam Pasal 25
perpajakan; ayat (1) dan Pasal 26 Undang-
Undang KUP; atau
3. pengurangan atau penghapusan
4.959 sanksi administrasi yang 4. penerbitan surat ketetapan
4.542
dikenakan karena kekhilafan pajak atau Surat Keputusan
126 WP atau bukan karena Keberatan yang dalam 127
kesalahannya; penerbitannya tidak sesuai
dengan prosedur atau
4. pengurangan atau pembatalan tata cara yang telah diatur
1.885 2.028 surat ketetapan pajak yang dalam ketentuan peraturan
1.631 tidak benar kesalahannya;
1.494 perundang-undangan
5. pengurangan atau pembatalan perpajakan.
STP yang tidak benar; Selama tahun 2019, terdapat total
6. pengurangan denda permohonan sebesar 12.374 di
Permohonan Putusan Permohonan Putusan administrasi PBB; mana pengajuan banding sebanyak
Banding Banding Gugatan Gugatan 10.346 dan gugatan sebanyak
7. pengurangan atas pokok PBB 2.028. Jumlah ini meningkat
yang terutang; dan signifikan sebesar 28,14 persen
Pengajuak PK dan Putusab PK yang diterima jika dibandingkan tahun 2018 yang
DJP 8. pembatalan hasil pemeriksaan mencapai 9.657 permohonan.
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
pajak atau surat ketetapan Namun, peningkatan jumlah
pajak dari hasil pemeriksaan total permohonan tersebut tidak
4.288 4.400 yang dilaksanakan tanpa diimbangi dengan peningkatan
3.903 adanya penyampaian jumlah sengketa yang diputus oleh
Surat Pemberitahuan Hasil
3.249 Pengadilan Pajak. Pada tahun 2018,
Pemeriksaan (SPHP) atau DJP menerima sebanyak 6.036
pembahasan akhir hasil Putusan untuk rentang pengajuan
pemeriksaan dengan WP. banding/gugatan tahun 2011 s.d.
Terdapat peningkatan jumlah 2018, sedangkan pada tahun 2019
Surat Keputusan Keberatan yang DJP menerima sebanyak 6.590
diterbitkan DJP pada tahun 2019 putusan untuk rentang permohonan
sebesar 82,38 persen dari jumlah banding/gugatan tahun 2011 s.d.
penerbitan tahun sebelumnya. 2019, atau hanya naik sebesar 9,18
04

04
Pengajuan Permohonan persen.
PK Sedangkan jumlah Surat Keputusan
PK
Bab

Bab
menjawab dalam bentuk Kontra tersebut sebagai akibat perubahan pembebasan yang diberikan adalah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Peninjauan Kembali
Memori PK. kebijakan eksplorasi perusahaan sebesar USD 537.589.525,84.
Meskipun putusan atas banding tambang utama dan rendahnya
atau gugatan dari Pengadilan Pada tahun 2019, DJP mengajukan harga komoditas di pasar global. Dari segi fasilitas pertambangan,
Pajak merupakan putusan akhir PK sejumlah 4.400 permohonan, Namun demikian masih terjadi sepanjang tahun 2019, DJBC telah
dan mempunyai kekuatan hukum meningkat 2,61 persen dari tahun pertumbuhan positif ekspor menerbitkan 1951 Keputusan
tetap, para pihak baik WP maupun 2018. Selanjutnya, pada tahun 2019 komoditas terkena BK lainnya, Menteri Keuangan (KMK) di
DJP masih mempunyai hak untuk DJP menerima 3.903 Putusan PK seperti nikel dan bauksit meskipun bidang pertambangan. Berbagai
menempuh upaya hukum luar dari Mahkamah Agung, yang berasal belum mampu menutupi kinerja BK inovasi terkait fasilitas di bidang
biasa berupa Peninjauan Kembali dari putusan Pengadilan Pajak yang secara keseluruhan. pertambangan antara lain:
ke Mahkamah Agung. Peninjauan diterima dan diajukan PK oleh DJP 1. Integrasi sistem antar K/L (SKK
Kembali (PK) dapat diajukan dalam pada kurun tahun 2011 s.d. 2019. Analisis Penerimaan Cukai Migas, Ditjen Migas, DJBC)
jangka waktu paling lambat tiga Jumlah ini meningkat 20,13 persen dalam proses penerbitan KMK
bulan sejak dikirimkan putusan dari Putusan PK yang diterima Penerimaan cukai Hasil Tembakau fasilitas fiskal migas dan panas
oleh Pengadilan Pajak. DJP di tahun 2018 sebanyak 3.249 (HT) mempunyai porsi terbesar bumi melalui Lembaga National
putusan, yang berasal dari putusan dalam penerimaan cukai, yang Single Window (LNSW);
Pengajuan PK ke Mahkamah Agung Pengadilan Pajak yang diterima dan
oleh DJP disampaikan dalam hingga 31 Desember 2019 mencapai 2. Penerbitan Peraturan Menteri
diajukan PK oleh DJP pada kurun sebesar Rp164,87 triliun dan Keuangan (PMK) Nomor
bentuk Memori PK. Atas PK ke MA tahun 2010 s.d. 2018.
yang diajukan oleh WP, DJP wajib tumbuh 7,8%. Pertumbuhan 217/PMK.04/2019 tentang
signifikan cukai HT di tengah Pembebasan Bea Masuk dan
perlambatan penerimaan BM dan Tidak Dipungut Pajak Dalam
BK, menjadi pendorong utama Rangka Impor atas Impor
4.4. Pengelolaan Kepabeanan dan Cukai serta fluktuasi harga komoditas penerimaan kepabeanan dan cukai. Barang untuk Kegiatan Usaha
Kepabeanan dan Cukai di pasar internasional, sehingga Kebijakan relaksasi pelunasan Hulu Migas dan Panas Bumi;
Pengumpul Penerimaan Negara berimbas pada perlambatan pita cukai rokok dan efektivitas 3. Penerbitan PMK Nomor
kinerja ekspor dan impor nasional. program Penertiban Cukai Berisiko 218/PMK.04/2019 tentang
Sebagai pelaksana fungsi Sedangkan faktor internal antara Tinggi (PCBT) dalam mengurangi Pembebasan Bea Masuk
pengumpul penerimaan negara, lain terbatasnya Barang Kena Cukai peredaran rokok ilegal, merupakan dan Tidak Dipungut Pajak
Direktorat Jenderal Bea dan (BKC), kontraksi aktivitas ekspor faktor utamanya. Dalam Rangka Impor atas
Cukai (DJBC) per 31 Desember dan impor, risiko menurunnya Impor Barang untuk Kegiatan
2019 memenuhi target yang telah pasokan komoditas ekspor mineral Penerimaan cukai Minuman Penyelenggaraan Panas Bumi;
ditetapkan pada awal tahun tambang akibat kebijakan relokasi Mengandung Etil Alkohol (MMEA) dan
2019. Berdasarkan data Customs- situs eksplorasi, peredaran BKC sepanjang tahun 2019 mencapai 4. Pelimpahan wewenang
128 Excise Information System and ilegal, dan tantangan untuk terus Rp7,34 triliun atau tumbuh 14,3% pemberian fasilitas fiskal 129
Automation (CEISA), penerimaan meningkatkan kepatuhan para dibandingkan periode yang sama migas dan panas bumi kepada
kepabeanan dan cukai per tanggal pengguna jasa. tahun 2018. Tumbuhnya produksi kantor wilayah DJBC sesuai
31 Desember 2019 mencapai MMEA dalam negeri sebagai akibat dengan lokasi wilayah kerja
Rp213,37 triliun atau 102,18% dari Analisis Penerimaan Bea Masuk dan semakin kondusifnya daerah pasar pertambangan.
target APBN Tahun 2019. Capaian Bea Keluar utama, kebijakan pembatasan
tersebut masih meneruskan tren impor MMEA dari Eropa, serta Selanjutnya, capaian fasilitas
positif sejak awal tahun 2019, Penerimaan BM di tahun 2019 menggeliatnya pertumbuhan sektor Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
dengan pertumbuhan sebesar adalah sebesar Rp37,45 triliun atau pariwisata menjadi penyumbang (KITE) hingga Desember 2019
3,80% dibandingkan periode yang 96,2% dari target APBN Tahun 2019. faktor positif penerimaan cukai sebagai berikut:
sama tahun sebelumnya. Kinerja Kinerja penerimaan BM mengalami MMEA. • a. Kemudahan Impor Tujuan
positif penerimaan didorong tekanan sejak awal tahun, di Ekspor (KITE) digunakan oleh
penerimaan cukai yang tumbuh mana pada bulan Mei 2019 mulai Pemberi Fasilitas Perdagangan 469 perusahaan, meliputi:
signifikan dan konsisten sejak mengalami perlambatan dan terus • KITE - 388 Perusahaan;
awal tahun. Capaian ini menjadi berlanjut hingga akhir tahun 2019 DJBC melalui Direktorat Fasilitas • KITE IKM - 81 Perusahaan.
penyokong atas terkoreksinya dengan pertumbuhan negatif 5,04%. Kepabeanan menangani insentif • b. Inovasi terkait fasilitas KITE
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
penerimaan atas Bea Masuk (BM) Kondisi tersebut merupakan imbas berdasarkan Undang-Undang pada tahun 2019, antara lain:
dan Bea Keluar (BK). pelemahan kinerja impor nasional Kepabeanan dalam bentuk fasilitas • Penambahan subjek penerima
yang lebih rendah dibandingkan kepabeanan yang diberikan kepada KITE Industri Kecil Menengah
Komponen penerimaan kepabeanan tahun 2018. perusahaan importir dan eksportir. (IKM) dengan kriteria seluruh
dan cukai yang terdiri dari BM, Fasilitas kepabeanan yang diberikan bahan bakunya berasal dari
BK dan cukai sepanjang tahun Penerimaan BK sampai dengan antara lain berupa pembebasan, lokal untuk mendapatkan
2019 sangat dipengaruhi oleh akhir tahun 2019 mencapai fasilitas pertambangan, fasilitas fasilitas pembebasan bea
kondisi eksternal dan internal. Rp3,49 triliun atau 79,7% dari impor untuk tujuan ekspor, tempat masuk atas impor mesin
Faktor eksternal dimaksud target yang diamanatkan. Kinerja penimbunan berikat, dan fasilitas dan barang. Kebijakan ini
salah satunya kondisi geopolitik penerimaan BK terimbas aktivitas kawasan khusus. diatur dalam PMK Nomor
perang dagang antara Amerika ekspor komoditas pertambangan, 110/PMK.04/2019 tentang
Serikat dengan Tiongkok yang terutama konsentrat tembaga, yang Dari fasilitas pembebasan, selama Perubahan Atas Peraturan
memengaruhi perekonomian global tidak lebih baik dibanding kinerja periode pelaporan 1 Januari s.d. 31 Menteri Keuangan Nomor
04

04
dan menekan volume perdagangan tahun lalu. Pelemahan kinerja Desember 2019, nilai impor fasilitas 177/PMK.04/2016 tentang
Bab

Bab
Realisasi Penerimaan Pembebasan Bea Masuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


sembilan KEK industri. Dari
Bea dan Cukai dan Tidak Dipungut Pajak 15 KEK yang telah ditetapkan,
Pertambahan Nilai atau empat di antaranya belum
No. Jenis Penerimaan Target Pajak Pertambahan Nilai dan beroperasi karena beberapa
Pajak Penjualan atas Barang kendala maupun masih dalam
APBN Realisasi ∆% % Surplus/
Mewah atas Impor Barang proses pembangunan.
Capaian Defisit
dan/atau Bahan, dan/atau 2. Telah ada empat Kawasan
Mesin yang Dilakukan oleh Perdagangan Bebas dan
2018 2019 2018 2019
Industri Kecil dan Menengah Pelabuhan Bebas (KPBPB)
1 BEA MASUK 38.90 39.12 37.45 11.55 -4.27 96.27 -1.45 dengan Tujuan Ekspor dan yaitu Sabang, Batam, Bintan,
Perdirjen 11/BC/2019 tentang dan Karimun. Dari segi jumlah
2 CUKAI 165.50 159.59 172.42 4.11 8.04 104.18 6.92 Tata Cara Pemberian Fasilitas kegiatan pemasukan dan
Hasil Tembakau 158.86 152.94 164.87 3.54 7.80 103.79 6.02 Kemudahan Impor Tujuan pengeluaran barang dari dan
Ekspor Industri Kecil dan ke KPBPB saat ini, Batam
Ethil Alkohol 0.16 0.14 0.12 -5.36 -12.00 77.44 -0.04
Menengah; merupakan KPBPB dengan
MMEA 5.99 6.42 7.34 15.29 14.33 122.57 1.35 • Peluncuran Portal KITE kegiatan tertinggi dan Sabang
Online/E-KITE untuk digitalisasi dengan frekuensi kegiatan
Plastik 0.50 0.00 0.00 - - 0.00 -0.50
layanan; terendah.
3 BEA KELUAR 4.42 6.77 3.49 63.12 -48.45 78.85 -0.94 • Pelaksanaan pengukuran 3. Inovasi di KPBPB telah
TOTAL 208.82 205.47 213.36 6.74 3.84 102.17 4.53 dampak ekonomi penerima dilaksanakan dengan
fasilitas kawasan berikat dan diundangkannya PMK Nomor
PPN Impor 186.40 171.07 25.07 -8.23
KITE untuk periode tahun 2018 42/PMK.04/2020 tentang
PPn BM Impor 4.11 4.73 8.21 15.13 yang dilaksanakan hingga akhir tata cara pemberitahuan
PPh Pasal 22 Impor 54.72 53.68 26.80 -1.91 tahun 2019. pemasukan dan pengeluaran
Total PDRI lainnya 245.23 229.47 25.13 -6.43 barang dari dan ke KPBPB
Di samping beberapa fasilitas dengan menggunakan single
yang diberikan di atas, DJBC juga dokumen yaitu CEISA PPFTZ.
TOTAL DJBC + PERPAJAKAN 450.70 442.83 16.01 -1.75
memberikan fasilitas tempat 4. Proses perubahan PMK Nomor
penimbunan berikat salah satunya 104/PMK.04/ 2016 tentang
berupa Pusat Logistik Berikat (PLB). fasilitas dan kemudahan di
Hingga akhir tahun 2019 sudah ada KEK, serta penyusunan draft
sejumlah 113 perusahaan PLB yang single document PPKEK.
tersebar di 169 lokasi.
130 Sesuai dengan PMK Nomor 28/ Pendukung Keberadaan Industri 131
PMK.04/2018, terdapat delapan
jenis PLB. Salah satu bentuk PLB Pada tahun 2019, DJBC melalui
adalah PLB bahan pokok atau lebih Direktorat Teknis Kepabeanan telah
dikenal sebagai PLB perbatasan menginisiasi 44 kebijakan yang
yang bertujuan memenuhi dituangkan dalam bentuk Peraturan
kebutuhan pokok masyarakat Menteri Keuangan, Keputusan
sekitar perbatasan. DJBC telah Menteri Keuangan, Peraturan
menerbitkan lima KMK mengenai Direktur Jenderal, Keputusan
izin penetapan PLB perbatasan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
yang ada di bawah pengawasan dan Surat Edaran Direktur Jenderal.
Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Kebijakan tersebut mencakup
Bagian Timur, di bawah pengawasan pelaksanaan tugas di bidang impor,
KPPBC Nunukan dan KPPBC ekspor, nilai pabean, klasifikasi
Nanga Badau. Namun demikian, barang, registrasi kepabeanan dan
kelima PLB tersebut masih belum
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Authorized Economics Operator
beroperasi. Diharapkan untuk ke (AEO), dengan penjelasan sebagai
depannya PLB perbatasan ini akan berikut.
beroperasi sesuai aturan yang
berlaku sehingga dapat membantu 1. Di bidang impor, beberapa
perekonomian masyarakat di kebijakan didorong untuk
perbatasan. mendukung percepatan arus
logistik impor dalam kerangka
Selain capaian di atas, terdapat implementasi National Logistic
pula capaian dalam hal fasilitas Ecosystem (NLE). Dimulai
kawasan khusus, antara lain: dengan penyampaian Surat
Edaran Nomor SE-01/BC/2019
1. Telah ada 15 Kawasan Ekonomi mengenai petunjuk pelayanan
Khusus (KEK) yang terdiri dari
04

04
dan pengawasan Tempat
enam KEK pariwisata dan Penimbunan Sementara
Bab

Bab
(TPS) sebagai pusat distribusi sebagai BTD dan BDN, dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


barang impor untuk diangkut pemindahan BTD dan BDN dari
lanjut ke luar daerah pabean TPS ke Tempat Penimbunan
(transshipment) dan PMK Pabean (TPP).
Nomor 216/PMK.04/2019
mengenai proses angkut terus Selanjutnya, untuk
dan angkut lanjut barang impor mengendalikan dan menekan
dan barang ekspor di daerah volume impor barang
pabean, disusun dengan tujuan kiriman yang semakin tinggi
untuk mendorong optimalisasi masuk ke Indonesia serta
pemanfaatan program NLE ke menciptakan level playing
depan. field atau perlakuan yang
adil dalam perpajakan bagi
2. Di sektor perbatasan, kebijakan berbagai pelaku usaha di
untuk mendukung pemenuhan dalam negeri, DJBC bersama
logistik warga perbatasan Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
difasilitasi dalam kebijakan dan Direktorat Jenderal Pajak
mengenai barang impor dan (DJP) menyusun PMK Nomor
ekspor yang dibawa oleh 199/PMK.010/2019 mengenai
para pelintas batas beserta perlakuan kepabeanan, cukai,
nilai pembebasannya melalui dan pajak atas impor barang
PMK Nomor 80/PMK.04/2019. kiriman. Perubahan dalam
Kebijakan ini memberikan kebijakan ini di antaranya
kemudahan bagi warga penurunan nilai pembebasan
perbatasan untuk memperoleh bea masuk barang kiriman
kebutuhan hidup sehari-hari dari semula USD75 menjadi
melalui terobosan penggunaan USD3 dan pemberlakuan tarif
virtual account Kartu Most Favourable Nations (MFN)
Identitas Lintas Batas (KILB) untuk beberapa komoditi
dan kemudahan perolehan barang kiriman yang dinilai
barang di PLB kebutuhan memiliki volume importasi
pokok bagi para pelintas tinggi akibat meningkatnya
batas. Kebijakan di wilayah transaksi e-commerce seperti
132 perbatasan lainnya adalah Bea Masuk untuk tas 15% - 133
impor sementara dan ekspor 20%, sepatu 25% - 30%, dan
sementara kendaraan bermotor produk tekstil 15% - 25%.
yang melalui Pos Pengawasan
Lintas Batas dalam PMK Untuk meningkatkan ekspor
Nomor 52/PMK.04/2019 yang dan investasi, salah satunya
memperkenalkan penggunaan untuk sektor industri otomotif
vehicle decralation (VhD) dengan relaksasi ketentuan
sebagai single document ekspor kendaraan bermotor
bagi kendaraan bermotor dalam bentuk jadi (Completely
yang melintasi perbatasan. Build Up), dilakukan inovasi
Kedua kebijakan perbatasan melalui Perdirjen Bea dan Cukai
tersebut masuk dalam Nomor PER-01/BC/2019. Melalui
Program Percepatan Reformasi kebijakan tersebut, eksportir
Kepabeanan dan Cukai (PRKC) yang merupakan perusahaan
Tahun 2019. Mitra Utama Kepabeanan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
(MITA) dan AEO dapat
3. Untuk mengakomodir memasukkan barang ekspor
penyelesaian Barang yang ke kawasan pabean sebelum
Dinyatakan Tidak Dikuasai mengajukan Pemberitahuan
(BTD), Barang yang Dikuasai Ekspor Barang (PEB). Kebijakan
Negara (BDN), dan Barang yang lainnya di bidang ekspor
Menjadi Milik Negara (BMN), antara lain: (1) PMK Nomor
Direktorat Teknis Kepabeanan 21/PMK.04/2019 yang secara
menginisiasi PMK Nomor 178/ umum mengatur relaksasi
PMK.04/2019 dengan beberapa pembuktian/rekonsiliasi ekspor
pokok pengaturan baru di terutama untuk perusahaan
antaranya mengenai jangka yang mendapat fasilitas
waktu penimbunan barang di KITE; (2) PMK Nomor 22/
04

04
TPS, barang yang dinyatakan PMK.04/2019 yang menjadi
Bab

Bab
landasan pelayanan ekspor sesuai janji layanan pada tahun kerja sama ini meliputi sembilan Kantor Pelayanan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


kelapa sawit, CPO dan produk 2019. kerja sama pengawasan DJBC. Direktorat Teknis
turunannya dalam bentuk dan pelayanan kegiatan Kepabeanan mendorong
curah; dan (3) PMK Nomor 98/ 15. Selain kebijakan dalam ekspor dan impor komoditas penerapan Delivery Order
PMK.04/2019 yang mengatur bentuk rumusan peraturan, wajib periksa karantina, (DO) online di pelabuhan
pengawasan dan pengenaan Direktorat Teknis Kepabeanan penguatan pemeriksaan secara dengan melaksanakan
sanksi atas pelanggaran juga mendorong Balai terintegrasi melalui Indonesia koordinasi dengan pihak
ketentuan pemasukan dan Laboratorium Bea dan Cukai Single Risk Management (ISRM) terkait khususnya pihak yang
penggunaan Devisa Hasil (BLBC) untuk terus berbenah di LNSW, dan pemanfaatan terlibat langsung dengan
Ekspor (DHE) dari kegiatan dan melakukan perbaikan bersama sarana dan prasarana proses bisnis di pelabuhan.
pengusahaan, pengelolaan, serta penyempurnaan untuk pemeriksaan di tempat Hal ini dilakukan dalam rangka
dan/atau pengolahan sumber memaksimalkan layanan pemasukan atau pengeluaran. menciptakan kelancaran arus
daya alam terutama dari sektor pengujian terutama dalam hal Tindak lanjut atas komitmen barang dan efiesiensi biaya
pertambangan, perkebunan, kecepatan dan keakuratan tersebut, telah dilakukan logistik. DO online sudah mulai
kehutanan, dan perikanan. pengujian. Hingga tahun 2019, uji coba pelaksanaan Joint dilaksanakan pada November
BLBC telah mengembangkan Inspection dalam kerangka 2019.
11. Untuk menjamin terwujudnya layanan dengan membentuk Single Submission di KPPBC
kepastian hukum bagi pejabat satuan pelayanan TMP Belawan pada bulan 22. Pada tahun 2019 terdapat
Bea Cukai dalam melakukan laboratorium, delapan di Desember 2019. 226 perusahaan yang telah
pengisian pengisian Lembar antaranya telah diresmikan ditetapkan sebagai MITA
Penelitian dan Penetapan dan 17 lainnya masih dalam 20. Dalam Doing Business 2020, Kepabeanan sehingga total
Tarif (LPPT) dan/atau Lembar proses peresmian, serta hasil penilaian menunjukkan perusahaan MITA Kepabeanan
Penelitian dan Penetapan membentuk tiga unit Mobile Indonesia berada pada posisi hingga akhir Desember 2019
Nilai Pabean (LPPNP), Laboratory yang bertujuan ke-73 dari 190 negara. Bila sebanyak 626 perusahaan.
Direktorat Teknis Kepabeanan untuk mempercepat waktu dibandingkan dengan tahun Kemudian pada tahun 2019
merumuskan Perdirjen Bea dan layanan customs clearance, 2018, Indonesia masih dalam telah diterbitkan 32 sertifikat
Cukai Nomor PER-12/BC/2019. mendukung pengawasan dan peringkat yang sama, namun pengakuan sebagai AEO
Kebijakan tersebut di antaranya secara langsung meningkatkan tercatatkan perubahan berupa sehingga total jumlah sertifikat
mengatur pengisian LPPT dan kepercayaan stakeholder dalam tujuh indikator mengalami AEO yang terdaftar hingga akhir
LPPNP hanya dilakukan dalam rangka mendukung investasi kenaikan nilai Distance to Desember 2019 berjumlah 144
hal terdapat penetapan tertulis dengan mendekatkan diri ke Frontier (DTF) dan empat sertifikat.
yang dilakukan oleh Pejabat kantor wilayah dan kantor indikator mengalami perbaikan
Bea dan Cukai dalam jangka pelayanan dalam melakukan peringkat. Untuk indikator 23. Pada tahun 2019 telah
134 waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tugas pengujian dan identifikasi trading across border masih dilakukan 3 (tiga) kali joint 135
tanggal pemberitahuan pabean barang. pada posisi yang sama seperti validation kepada 2 (dua)
impor dan pengisian LPPT dan tahun sebelumnya yaitu pada negara yaitu Korea Selatan
LPPNP dilakukan sebelum 17. Pembentukan Nota peringkat 116 tetapi terjadi dan Hong Kong dalam rangka
penerbitan surat penetapan Kesepahaman tentang kerja kenaikan nilai DTF dari tahun penandatanganan AEO Mutual
tarif dan/atau nilai pabean. sama dalam rangka pelayanan lalu dari semula 67,27 poin Recognition Arrangement
dan pengawasan impor dan menjadi 67,5 poin. Capaian (MRA). Direktorat Teknis
13. Dalam hal peningkatan ekspor komoditas wajib periksa waktu penyelesaian proses Kepabeanan juga melakukan
layanan registrasi kepabeanan, karantina serta Perjanjian Kerja kepabeanan pada tahun 2019 monitoring bersama dengan
Direktorat Teknis Kepabeanan Sama tentang Pelayanan dan adalah 0,34 hari dari target unit internal DJBC dan peran
telah menyusun PMK Nomor Pengawasan Impor dan Ekspor yang ditetapkan yaitu 0,87 serta dari Client Coordinator
219/PMK.04/2019 yang Komoditas Wajib Periksa hari. Waktu tersebut diambil (CC) MITA Kepabeanan dan
dijabarkan dalam Perdirjen Karantina, yang dilakukan dari data penyelesaian proses Client Manager (CM) AEO yang
Bea dan Cukai Nomor PER-35/ oleh DJBC dengan Badan kepabeanan di sepuluh lokasi berada di kantor pelayanan.
BC/2019 dan Perdirjen Bea dan Karantina Ikan, Pengendalian pelabuhan dan bandara besar Atas hasil monitoring yang
Cukai Nomor PER-36/BC/2019. Mutu, dan kemanaan Hasil di Indonesia. dilakukan selama tahun
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Kebijakan ini memudahkan Perikanan (BKIPM), Karantina 2019, ditemukan sebanyak 75
Untuk menjamin pengguna jasa karena terdapat Hewan dan Karantina 21. Sedangkan persentase pelanggaran yang dilakukan
terwujudnya kepastian penyederhanaan syarat Tumbuhan. Berdasarkan kepatuhan importir pada oleh MITA Kepabeanan dan/
hukum bagi pejabat Bea untuk mendapatkan akses Nota Kesepahaman dan tahun 2019 adalah 92,7% atau AEO dengan rata-rata
Cukai dalam melakukan kepabeanan. Hal tersebut Perjanjian Kerja Sama tersebut, dari target yang ditetapkan tingkat kepatuhan sampai
pengisian pengisian sejalan dengan program satu tiga instansi yaitu DJBC, 80%. Perhitungan tersebut dengan bulan Desember 2019
Lembar Penelitian identitas melalui Nomor Induk Karantina, dan LNSW telah dilaksanakan berdasarkan sebesar 98,81%.
dan Penetapan Tarif Berusaha (NIB) sebagai syarat membuat sistem dalam rangka jumlah importir jalur
(LPPT) dan/atau sebuah perusahaan untuk penyampaian super set data merah dan jalur kuning 24. Sebagai bentuk tindak lanjut
Lembar Penelitian dan melakukan kegiatan berusaha. pemberitahuan yang secara yang memenuhi komponen dari kegiatan monitoring,
Penetapan Nilai Pabean Waktu layanan registrasi teknis menggabungkan tiga kepatuhan penyerahan dilakukan evaluasi dengan
(LPPNP), kepabeanan juga telah subsistem yang terpisah. hardcopy, penyerahan PKB, menerbitkan 70 Surat
ditingkatkan dari 1 (satu) hari dan penyerahan Deklarasi Peringatan untuk MITA
04

04
kerja menjadi hanya 3 (tiga) jam 19. Ruang lingkup perjanjian Nilai Pabean (DNP) pada pada Kepabeanan, lima Surat
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Putusan Banding Pembekuan pengakuan diperingatkan oleh Presiden
sebagai MITA Kepabeananan, Republik Indonesia Joko Widodo.
dua Surat Pembekuan untuk Oleh sebab itu seluruh instansi dan
Jumlah Putusan Banding Permohonan banding ditolak (DJBC Menang) = 1344 (41,94%)
AEO, dua Surat Pencabutan komponen masyarakat Indonesia
Permohonan banding diterima pengakuan sebagai MITA harus memerangi narkoba,
(DJBC Kalah) = 1593 (49,72%) Kepabeanan, dan sepuluh terutama DJBC yang memiliki tugas
Surat Pencabutan kemudahan fungsi dan misi menjaga perbatasan
Permohonan banding diterima sebagian = 267 (8,33%) pembayaran berkala. Direktorat dan melindungi masyarakat dari
Teknis Kepabeanan secara penyelundupan dan perdagangan
aktif melalui Subdit PP AEO ilegal serta sebagai implementator
Total = 3204 Putusan
telah melakukan 25 sosialisasi Jaktranas P4GN (Kebijakan dan
Nilai Banding dapat dipertahankan = 2.662,3 Miliar (87,75%) kepada kantor pelayanan dalam Strategi Nasional Pencegahan,
rangka peningkatan minat Pemberantasan Penyalahgunaan
tidak dapat dipertahankan = 372,56 Miliar (12,25%)
perusahaan untuk memperoleh dan Peredaran Gelap Narkoba).
penetapan sebagai MITA DJBC harus memberikan kontribusi
Total nilai = 3.034,88 Miliar Kepabeanan ataupun sertifikat dan berperan aktif dalam
pengakuan AEO. mewujudkan “Indonesia Negeri
Bebas Narkotika”.
25. Di level internasional, merujuk
hasil Pertemuan ke-27 ASEAN Pada tahun 2019, DJBC
No. Jenis Perkara Jumlah
Directors-General of Customs berhasil menggagalkan upaya
1 Perdata 23 Meeting tanggal 2-4 Mei penyelundupan narkotika sebanyak
2 Tata Usaha Negara (TUN) 9 2018 di Malaysia, Indonesia 508 kasus dengan total tegahan
yang diwakili oleh Kepala sebanyak 3 ton 938,94 kilogram.
3 Pengadilan Niaga 10 Seksi Klasifikasi IV ditunjuk Data penindakan narkotika,
4 Praperadilan 12 untuk menjadi Chairman psikotropika, dan precursor (NPP)
Technical Sub Working Group selengkapnya adalah sebagai
5 Penyusunan Memori Peninjauan Kembali (DJBC Kalah di Pengadilan Pajak) 31
on Classification (TSWGC). berikut.
6 Penyusunan Kontra Memori Peninjauan Kembali (DJBC Menang di Pengadilan Pajak) 174 Forum tersebut merupakan
wadah bagi 10 (sepuluh)
negara anggota ASEAN Penindakan NPP DJBC 2015-2019
untuk membahas review dan
dispute ASEAN Harmonised Jumlah berkas penindakan
136 137
Tariff Nomenclature (AHTN) selama tahun 2019 meningkat
maupun isu-isu lainnya 15,69% dibandingkan tahun 2018.
terkait klasifikasi barang pada Peningkatan aktivitas pengawasan
tingkat ASEAN. Di bawah terutama dilaksanakan dalam
kepemimpinan Indonesia, rangka mendukung program
TSWGC telah berhasil pemberantasan BKC illegal dan
memberikan capaian positif meningkatnya tren barang kiriman
terkait pembahasan review dan jasa titipan.
AHTN 2017 di antaranya Nilai BHP (Barang Hasil Penindakan)
telah berhasil menyelesaikan pada tahun 2019 sebesar RP5.691
pembahasan secara miliar diperkirakan dipengaruhi oleh
menyeluruh untuk Bab 1-49 penindakan impor barang kiriman
AHTN di tahun 2019, sesuai dan operasi pasar BKC HT dengan
target para Menteri ASEAN nilai yang relatif rendah.
dalam AFTA Council.
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Sebagai salah satu upaya inovasi
Kegiatan Pengawasan NPP di bidang pengawasan, DJBC
melakukan revitalisasi dan
Fakta bahwa perkembangan peningkatan kapasitas pengawasan
kejahatan narkotika di Indonesia laut melalui modernisasi sarana
saat ini menjadi salah satu dan prasarana pengawasan laut.
bentuk ATHG (Ancaman, Upaya ini diwujudkan dengan
Tantangan, Hambatan, Gangguan) pembentukan Pusat Komando dan
yang berbahaya dan sangat Pengendalian (Puskodal) Patroli
memprihatinkan bagi kelangsungan Laut DJBC. Puskodal Bea Cukai
hidup bangsa dan keamanan menjalankan fungsi penyediaan
negara Indonesia menjadikan sarana dan prasarana untuk
Indonesia dalam keadaan darurat menjalankan fungsi komando,
04

04
bahaya narkotika dan obat-obatan kendali, dan komunikasi selama
terlarang (narkoba) sebagaimana pelaksanaan patroli. Di samping
Bab

Bab
itu Puskodal juga melaksanakan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


banding.
penyediaan, integrasi, serta Selama tahun 2019, terdapat
analisis data dan informasi untuk 3204 putusan banding DJBC yang
mendukung proses perencanaan, ditetapkan Pengadilan Pajak dengan
pelaksanaan, dan evaluasi patroli/ rincian: 1344 menang, 1593 kalah,
pengawasan laut. dan 267 diterima sebagian. Total
nilai yang dapat dipertahankan
Keberatan, Banding , dan Peraturan sebesar Rp2.662,3 miliar atau
Sepanjang tahun 2019, DJBC 87,75% dari total nilai banding
mencatat beberapa kasus keseluruhan.
keberatan, banding, dan perubahan
atau peraturan baru yang Pada tahun 2019, terdapat 28 PMK
ditetapkan dengan rincian sebagai dan 29 Peraturan Direktur Jenderal
berikut. yang ditetapkan.
Berdasarkan jenis perkara, terdapat
Sepanjang tahun 2019, terdapat 259 perkara yang ditangani selama
7.377 pengajuan keberatan dan 3.171 tahun 2019.

4.5. Fungsi Pelaksanaan Langkah-Langkah Strategis Hasil dari implementasi langkah-


Anggaran Pelaksanaan Anggaran Tahun 2019 langkah strategis tersebut
memberikan perbaikan kualitas
Dalam rangka mendorong pelaksanaan anggaran belanja
perbaikan dan peningkatan Kementerian/Lembaga di tahun
kualitas pelaksanaan anggaran 2019 yang tercermin dari adanya
Kementerian/Lembaga, Direktorat perkembangan dan peningkatan
Jenderal Perbendaharaan (DJPb) nilai IKPA yang signifikan apabila
melakukan penerbitan dan hal tersebut dibandingkan dengan
penyampaian surat langkah-langkah nilai IKPA pada tahun sebelumnya.
strategis peningkatan kualitas Dengan pendekatan evaluasi kinerja
kinerja pelaksanaan anggaran Tahun yang dinilai secara triwulanan,
2019 kepada Kementerian/Lembaga, nilai IKPA pada tahun 2019 adalah
138 139
Kanwil DJPb, dan Kantor Pelayanan 95,16. Nilai ini lebih tinggi 7 poin
Perbendaharaan negara (KPPN) dibandingkan nilai IKPA tahun 2018
melalui Surat Menteri Keuangan yang hanya sebesar 88.93.
Nomor S-837/MK.05/2019. Langkah-
langkah peningkatan kualitas Simplifikasi/modernisasi Sistem
pelaksanaan anggaran di tahun Pembayaran Anggaran APBN
2019 tersebut meliputi melalui Kartu Kredit Pemerintah
dalam rangka Penggunaan Uang
1. pengajuan reviu atas Daftar Persediaan Tahun 2019
isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) dan usulan segera Penggunaan Kartu Kredit
atas revisi DIPA apabila Pemerintah (KKP) untuk
hal tersebut diperlukan, pembayaran pengeluaran
terutama bagi Kementerian/ pemerintah atas beban Anggaran
Lembaga yang mengalami Pendapatan dan Belanja Negara
perubahan sehubungan (APBN) dilakukan dengan prinsip-
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
dengan pembentukan Kabinet prinsip efektif, fleksibel, aman,
Indonesia Maju; dan akuntabel. Pada Tahun 2019,
pemerintah telah melaksanakan
2. peningkatan kualitas implementasi KKP secara penuh.
pelaksanaan anggaran; Berdasarkan hasil monitoring
3. peningkatan kinerja penggunaan KKP hingga akhir tahun
pelaksanaan anggaran 2019, terdapat 85 Kementerian/
berdasarkan penilaian Indikator Lembaga dan 9.637 Satuan Kerja
Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian/Lembaga yang telah
(IKPA); dan mendapatkan KKP yang diterbitkan
oleh Himbara. Mereka juga telah
4. peningkatam kualitas melakukan transaksi pembayaran
monitoring dan evaluasi menggunakan KKP yang nilainya
04

04
pelaksanaan anggaran. telah mencapai sebesar Rp806,3
Bab

Bab
(PIP) yang merupakan BLU di bawah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


miliar. tentang Pengelolaan Uang Negara/ pelaksanaan transaksi ini berjalan
Daerah dan ditindaklanjuti dengan sesuai dengan tujuannya, yaitu regulasi dan struktur organisasi
Implementasi penggunaan KKP Peraturan Menteri Keuangan Nomor mengelola kas negara secara lebih DJPb. Pembiayaan UMi diberikan
secara penuh di tahun 2019 3 Tahun 2010 sebagaimana telah aktif dan optimal. dengan mempertimbangkan
tersebut telah membawa manfaat diubah dengan Peraturan Menteri keberadaan kelompok usaha mikro
nyata bagi pengelolaan APBN, Keuangan Nomor 115/PMK.05/2016 Fungsi Sistem Manajemen Investasi dengan tingkat feasibility yang baik,
yaitu membantu meminimalisasi tentang Pengelolaan Kelebihan/ tetapi tidak cukup bankable untuk
penggunaan uang tunai dalam Investasi Pemerintah mengakses pembiayaan perbankan.
Kekurangan Kas Pemerintah.
transaksi keuangan negara, Pemerintah melakukan investasi
meningkatkan keamanan dalam Lebih lanjut, reverse repo Jumlah yang disalurkan melalui
berupa penempatan dana yang Lembaga Keuangan Bukan Bank
bertransaksi, mengurangi potensi SBN merupakan tindak lanjut dikelola oleh Badan Layanan Umum
fraud dari transaksi secara tunai, Transformasi Kelembagaan (LKBB) hingga 31 Desember 2019
(BLU) atau penempatan aset adalah sebesar Rp4.551,451 milyar
dan mengurangi cost of fund/ Kementerian Keuangan terkait pada Badan Usaha Milik Negara
idle cash dari penggunaan Uang pengelolaan likuiditas keuangan kepada 1.521.229 debitur dan
(BUMN) yang merupakan kekayaan telah menjangkau 34 provinsi di
Persediaan (UP). negara dengan instrumen keuangan negara yang dipisahkan. Dalam
modern, sebagaimana diatur Indonesia. Tiga besar penyaluran
Fungsi Pengelolaan Kas Negara hal ini, DJPb mengelola investasi berada di Provinsi Jawa Tengah
dalam Peraturan Direktur Jenderal pemerintah yang dioperasikan oleh
Perbendaharaan Nomor PER-11/ (Rp959 miliar), Provinsi DKI Jakarta
Optimalisasi Kas Pemerintah Pusat BLU. Total nilai aset yang tercatat (Rp895 Miliar), dan Provinsi Jawa
PB/2018 tentang Tata Cara Transaksi dalam Bagian Anggaran 999.03,
Optimalisasi saldo kas sampai Reverse Repo dan Repo Dalam Barat (Rp856 miliar). Adapun
yaitu Investasi Pemerintah (setelah penyaluran terkecil berada di
dengan akhir Desember 2019 Rangka Pengelolaan Kelebihan/ penyisihan) sampai dengan tanggal
menghasilkan remunerasi sebesar Kekurangan Kas Pemerintah. Provinsi Kalimantan Utara (Rp578
31 Desember 2019, adalah sebesar Juta).
Rp7,74 triliun atau 193,55% dari Sedangkan secara khusus, Rp58.166 miliar. Nilai tersebut
target. Total remunerasi berasal tujuan kegiatan ini adalah upaya meningkat 16,23% atau sebesar Sebanyak tiga LKBB terlibat dalam
dari counterparty Bank Indonesia memperluas instrumen investasi Rp8.122 miliar jika dibandingkan penyaluran pembiayaan, yaitu
(BI) sebesar Rp7.060,3 miliar, jangka pendek Treasury Dealing dengan nilai aset tahun sebelumnya PT Permodalan Nasional Modal
penempatan uang di Bank Umum Room (TDR) DJPb, selain usaha yang hanya tercatat (setelah Madani (PNM), PT Pegadaian, dan
sebesar Rp341,76 miliar, transaksi menempatkan investasi pada bank penyisihan) sebesar Rp50.044 miliar PT Bahana Artha Venture (BAV). Sa
Reverse Repo SBN sebesar Rp9,19 umum milik pemerintah, upaya saja. Sedangkan realisasi nilai UMi. Berbeda dengan PT PNM dan
miliar, Rekening Khusus Bank meningkatkan potensi PNBP, dan investasi pemerintah tahun 2019 PT Pegadaian, PT BAV menyalurkan
Syariah sebesar Rp99,91 miliar upaya mengurangi beban biaya adalah sebesar Rp8.990 miliar atau Pembiayaan UMi melalui LKBB
dan program Treasury National (cost of fund) atas penyediaan kas, mencapai 37,47% dari target APBN. binaannya yang berjumlah 39
Pooling (TNP) sebesar Rp230,97 serta usaha meningkatkan pasar koperasi serta 857 cabang yang
140 miliar rupiah. Total remunerasi surat berharga (bonds market) yang Jumlah tersebut kemudian menyebar di seluruh Indonesia.
141
ini menjadi bagian Penerimaan lebih dalam. dialokasikan pada Dana
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Pengembangan Pendidikan Nasional Prinsip Pembiayaan UMi adalah
berasal dari DJPb, yaitu penerimaan Transaksi perdana reverse repo (DPPN) yang dikelola oleh Lembaga memajukan dan memberdayakan
dari pengelolaan kas negara, SBN diikuti oleh 4 Bank Umum Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) (enhancing and empowering).
sebagaimana Peraturan Pemerintah Mitra Penempatan Uang Negara, sebesar Rp5.000 miliar dan Jumlah debitur UMi hingga
Nomor 3 Tahun 2018. yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Penyertaan Modal Negara (PMN)/ tahun 2019 menjadi sebanyak
BNI, dan Bank BTN. Pada transaksi Dana Investasi Pemerintah yang 1.404.203 debitur yang mayoritas
Realisasi optimalisasi kas dengan perdana yang dilakukan melalui dikelola oleh Pusat Investasi anggotanya merupakan wanita
BI pada tahun 2019 lebih besar lelang, pemerintah menggunakan Pemerintah (PIP) sebesar (92,3%). Kondisi tersebut
96,12% dari target yang ditetapkan. aplikasi Bloomberg AUPD. Rp3.990 miliar. Realisasi Investasi mencerminkan bahwa Pembiayaan
Jika dibandingkan dengan jumlah Pemerintah kemudian mengajukan pemerintah ini dinilai mengalami UMi merupakan program strategis
remunerasi hasil penempatan di BI penawaran kepada bank peserta penurunan apabila dibandingkan yang memiliki dampak langsung
tahun 2018, maka remunerasi tahun sebesar Rp200 miliar dengan dengan nilai tahun 2018 yang pada pemberdayaan wanita.
2019 naik sebesar 29,20%. Hal ini tenor 30 hari dan jaminan SBN mencapai sebesar Rp17.500 miliar. Sebagai contoh, salah satu produk
salah satunya disebabkan karena Seri FR0077. Transaksi perdana ini yang paling banyak menyalurkan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo dapat dikatakan sebagai bentuk Pembiayaan UMi adalah produk
Rate. uji coba infrastruktur TDR dalam pembiayaan untuk Membina
memproses transaksi reverse repo Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro
Transaksi Perdana Reverse Repo Ekonomi Keluarga Sejahtera
SBN. Pemerintah melalui DJPb (Mekaar) dengan memberikan
SBN
Selama tahun 2019, TDR DJPb mengelola Pembiayaan Ultra Mikro modal dan pendampingan kepada
Pada tahun 2019 telah dilaksanakan telah menyelenggarakan 41 lelang (UMi) yang menyasar masyarakat wanita prasejahtera yang tidak
transaksi perdana reverse repo transaksi reverse repo SBN yang usaha mikro lapisan terbawah, memiliki modal untuk membuka
SBN, yang dimulai pada tanggal mana 14 kali lelang yang dilakukan yang belum dapat difasilitasi oleh usaha maupun yang membutuhkan
13 Februari 2019. Tujuan kegiatan tersebut telah mendapatkan perbankan melalui program Kredit modal untuk mengembangkan
reverse repo tersebut adalah pemenangnya. Selama tahun 2019, Usaha Rakyat (KUR). Pembiayaan usaha.
untuk membangun pengelolaan transaksi reverse repo tersebut tersebut diregulasi oleh Direktorat
kas yang aktif, sebagaimana Sistem Manajemen Investasi dan Berdasarkan nilai akadnya,
menghasilkan PNBP sebesar sebanyak 61% akad bernilai di
diamanatkan dalam Peraturan secara operasional dilaksanakan
04

04
Rp9.190.197.108. Kemudian, DJPb bawah Rp2,5 juta. Sedangkan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 akan melakukan evaluasi agar oleh Pusat Investasi Pemerintah
Bab

Bab
dalam DIPA. Total belanja BLU
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


31% lainnya bernilai antara
Rp2,5 - Rp5 juta. Hal tersebut mengalami pengingkatan dari
menjelaskan bahwa Pembiayaan tahun ke tahun dikarenakan terjadi
UMi menyasar pada usaha-usaha pertumbuhan BLU setiap tahunnya.
ultra mikro yang membutuhkan Total Belanja BLU mengalami
akses pembiayaan yang sangat peningkatan dari tahun ke tahun
kecil. Plafon Pembiayaan UMi hanya seiring dengan pertambahan jumlah
Rp10juta sesuai dengan kebutuhan satuan kerja BLU. Sedangkan
modal pada segmen usaha ultra jika dilihat dari persentase
mikro. Sedangkan berdasarkan realisasi atas total belanja yang
usia, sebagian besar Pembiayaan dianggarkan, pada tahun 2017,
UMi diakses oleh debitur pada realisasi belanja BLU mencapai
kelompok 40-49 tahun sebesar 89,01% terhadap total belanja yang
29%, kelompok 30-39 tahun dianggarkan. Sedangkan pada tahun
sebesar 28%, dan kelompok usia 2018, realisasi belanja tersebut
lebih dari 50 tahun sebesar 28%. mengalami penurunan yang
hanya mencapai 81,56% dan pada
tahun 2019, realisasinya kembali
Fungsi Pembinaan Pengelolaan mengalami peningkatan dengan
Keuangan Badan Layanan Umum tingkat persentase mencapai
85,30%
Pendapatan dan Belanja Badan
Layanan Umum

Dalam menjalankan operasional Kinerja Keuangan Badan Layanan


layanannya, pendapatan Badan Umum
Layanan Umum (BLU) dapat
dikelola dan digunakan langsung Beberapa parameter analisis yang
untuk mempercepat akselerasi mampu menggambarkan kinerja
layanan yang diberikan kepada keuangan BLU diantaranya adalah
masyarakat. Berbagai bentuk tingkat kemandirian pendanaan dan
inovasi layanan pun dilakukan oleh tingkat kemampuan asetnya dalam
BLU yang berkontribusi positif menghasilkan pendapatan. Analisis
142 terhadap pendapatan BLU. tingkat kemandirian dilakukan 143
dengan membandingkan sumber
Realisasi PNBP BLU selalu pendanaan BLU secara umum,
melampaui target yang ditetapkan yaitu realisasi PNBP BLU dan
dalam APBN. Target dan realisasi Rupiah Murni (RM) sebagaimana
PNBP BLU meningkat cukup tergambar pada grafik dibawah ini.
signifikan sejak mulai diterapkannya Pada grafik tersebut ditunjukkan
pengelolaan keuangan BLU. Pada bahwa terjadi penurunan proporsi
tahun anggaran 2019, target RM dalam pendanaan BLU, yang
PNBP BLU sebesar Rp47,8 triliun berarti menurunnya ketergantungan
membuahkan realisasi mencapai terhadap alokasi RM dan sekaligus
Rp48,88 triliun. menunjukan kenaikan proporsi
pendanaan dari PNBP BLU sampai
Jika dilihat pendapatan BLU dengan tahun 2018. Namun pada
berdasarkan rumpun layanan, maka tahun 2019 terdapat kembali
rumpun kesehatan merupakan kenaikan porsi pendanaan dari RM
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
penyumbang pendapatan terbesar sekaligus penurunan porsi PNBP
dengan nilai lebih dari Rp16,8 dikarenakan tidak terdapatnya
triliun, yang kemudian disusul penerimaan dari kelapa sawit yang
rumpun pendidikan, rumpun menyebabkan terjadinya penurunan
pengelola dana, rumpun barang PNBP BLU di tahun 2019.
jasa lainnya, dan rumpun kawasan.
Dalam menjalankan tugas dan
fungsi BLU, selain menggunakan
sumber dana yang berasal dari Fungsi Akuntasi dan Pelaporan
pendapatan BLU, BLU sendiri Keuangan
juga menggunakan dana yang Dukungan Teknis Standar
berasal dari APBN. Pada tahun Akuntansi Pemerintahan
2019, realisasi belanja BLU telah
04

04
mencapai 85,3% dari total yang Pemberian sosialisasi berformat
dianggarkan dan ditetapkan di paparan dan diskusi terkait materi
Bab

Bab
Standar Akuntansi Pemerintahan 2. PMK Nomor 225/PMK.05/2019 Produk Domestik Bruto (PDB)
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


hasil sertifikasi bendahara
(SAP) diperlukan untuk memberikan tentang Kebijakan Akuntansi oleh BPS dan Financial Account periode II tahun 2019 dengan
pemahaman terkait SAP, kebijakan, Pemerintah Pusat; and Balance Sheet (FABS) oleh BI. jumlah 2.791 BNT dari 3.034
dan sistem akuntansi pemerintah LSKP juga digunakan sebagai data
3. Peraturan Direktur Jenderal peserta.
daerah berbasis akrual, serta sektor fiskal/pemerintah dalam
meningkatkan kompetensi SDM Perbendaharaan Nomor Full Sequence of Accounts (FSA)/ 3. Periode III 2019 untuk ujian
pada Pemerintah Daerah dalam PER-28/PB/2019 tentang Sectoral Accounts and Balance sertifikasi bendahara dilakukan
rangka penyusunan Laporan Pedoman Telaah dan Analisis Sheets (SAB) di mana dengan data pada tanggal 12 sampai dengan
Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Badan tersebut pemerintah akan memiliki 28 Agustus 2019. Berdasarkan
Layanan Umum oleh Kantor kerangka data yang komprehensif pengumuman nomor PENG-7/
Penyusunan kajian yang dilakukan Wilayah Direktorat Jenderal dan terintegrasi dari semua sektor PB/2019 tanggal 18 September
oleh Direktorat Akuntansi Perbendaharaan; dalam perekonomian serta dapat 2019, hasil sertifikasi
dan Pelaporan Keuangan memfasilitasi analisis kondisi
4. Keputusan Direktur Jenderal bendahara periode III tahun
merupakan kajian yang terkait sehingga dapat mendeteksi adanya
Perbendaharaan Nomor 2019 dengan jumlah 3.047 BNT
dengan pengembangan SAP risiko sistemik dan kerentanan
KEP-154/PB/2019 tentang dari 3.283 peserta.
dan implementasinya dalam apabila terjadi keguncangan dalam
pelaksanaan akuntansi dan Pemutakhiran Segmen Akun 4. Periode IV 2019 untuk ujian
Pada Bagan Akun Standar; dan perekonomian suatu negara.
pelaporan pengelolaan keuangan Pembaharuan data publikasi sertifikasi bendahara dilakukan
negara. Kajian akan digunakan 5. Keputusan Direktur Jenderal tersebut dapat diakses di laman pada bulan Oktober sampai
sebagai referensi dalam Perbendaharaan Nomor www.gfs.djpbn.kemenkeu.go.id dengan Desember 2019.
penyusunan peraturan di bidang KEP-304/PB/2019 tanggal Berdasarkan pengumuman
perbendaharaan agar pelaksanaan 31 Desember 2019 tentang nomor PENG-9/PB/2019 tanggal
akuntansi dan pelaporan keuangan Pemutakhiran Segmen Akun 27 Desember 2019, hasil
dapat berjalan sesuai dengan Fungsi Sistem Perbendaharaan sertifikasi bendahara periode
Pada Bagan Akun Standar.
sasaran yang ditetapkan. Sertifikasi Bendahara IV tahun 2019 dengan jumlah
Pada tahun 2019 telah 3.786 BNT dari 3.985 peserta.
Selama tahun 2019, terdapat enam dikembangkan Aplikasi Bagan Akun Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
kajian yang telah disusun oleh Standar (BAS) Mobile berbasis 7 Tahun 2016 tentang Sertifikasi Jabatan Fungsional di Bidang
Sub Direktorat Standar Akuntansi online yang terintegrasi, yang Bendahara Pasal 8 menyebutkan, Perbendaharaan
Pemerintah, yaitu Kajian Analisis diluncurkan Menteri Keuangan “Dalam jangka waktu 4 tahun
Pertanggungjawaban Pelaporan DJPb telah menerbitkan
dalam acara Rapat Kerja Nasional terhitung sejak tanggal Perpres ini rekomendasi formasi jabatan
Bantuan Sosial pada Kementerian Akuntansi 2019. Di tahun 2019, mulai berlaku, PNS, anggota POLRI,
Sosial, Kajian Evaluasi Penerapan fungsional bidang perbendaharaan
DJPb juga melakukan perbaikan dan anggota TNI, yang diangkat bagi tujuh Kementerian/Lembaga,
Pedoman Standar Akuntansi secara terus menerus terhadap sebagai Bendahara Penerimaan,
144
Pemerintah (PSAP) tiga belas yaitu Badan Pemeriksa Keuangan 145
aplikasi-aplikasi pendukung Bendahara Pengeluaran, atau (BPK), Kementerian Pendayagunaan
BLU, Kajian Akuntansi Dana pelaporan keuangan meliputi, Bendahara Pengeluaran Pembantu
Siap Pakai pada Badan Nasional Aparatur Negara dan Reformasi
Aplikasi Sistem Akuntasi Berbasis harus memiliki Sertifikat Birokorasi, Pusat Pelaporan dan
Penanggulangan Bencana Nasional, Akrual (SAIBA), Aplikasi Sistem Bendahara.”
Kajian Akuntansi Konsesi Jasa, Analisis Transaksi Keuangan
Informasi Manajemen dan (PPATK), Badan Tenaga Nuklir
Kajian Komparasi Peraturan Akuntansi Barang Milik Negara Jumlah bendahara yang
Akuntansi tentang Persediaan dan tersertifikasi di tahun 2019 Nasional (BATAN), Badan Informasi
(SIMAK-BMN), dan Aplikasi Geospasial (BIG), Badan Nasional
Aset Tak Berwujud (ATB), dan Kajian Persediaan. berjumlah sebanyak 11.231. Mereka
Analisis Kesesuaian Implementasi merupakan Bendahara Negara Penempatan dan Perlindungan
Kebijakan Dan Sistem Akuntansi Tersertifikasi (BNT) yang terpilih Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI),
Piutang Pada Pemerintah Daerah dari beberapa periode pelaksanaan dan Kementerian Kesehatan.
dengan SAP. Konsolidasi Laporan Keuangan ujian saringan. Jabatan Fungsional di bidang
Pemerintah dan Laporan Statistik perbendaharaan dapat dibedakan
Pengembangan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah 1. Periode I 2019 untuk ujian menjadi dua klasifikasi, yaitu
dan Pelaporan Keuangan sertifikasi bendahara dilakukan Terbuka dan Tertutup. Jabatan
Pemerintah Pusat Penyebarluasan informasi keuangan pada tanggal 12 sampai dengan Fungsional Tertutup merupakan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
yang disajikan berdasarkan 21 Februari 2019. Berdasarkan Jabatan Fungsional yang berlaku di
Sepanjang tahun 2019, terdapat data keuangan konsolidasian pengumuman nomor PENG-2/ internal DJPb.
2 Peraturan Menteri Keuangan, dan Laporan Statistik Keuangan PB/2019 tanggal 19 Maret 2019,
1 Peraturan Direktur Jenderal Pemerintah (LSKP) adalah bentuk hasil sertifikasi bendahara
Perbendaharaan, dan 2 Keputusan transparansi fiskal pemerintah periode I tahun 2019 dengan
Direktur Jenderal Perbendaharaan pusat dan daerah. LSKP digunakan FUNGSI SISTEM PERBENDAHARAAN
jumlah 1.607 BNT dari 1.862
yang diterbitkan terkait dengan oleh para pemangku kepentingan, peserta. Implementasi SAKTI Tahun 2019
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan seperti Bank Indonesia (BI) dan
dengan rincian sebagai berikut. Badan Pusat Statistik (BPS). 2. Periode II 2019 untuk ujian Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
sertifikasi bendahara dilakukan Instansi (SAKTI) merupakan
1. Peraturan Menteri Keuangan DJPb telah menyampaikan LSKP pada tanggal 10 sampai dengan aplikasi terintegrasi pada tingkat
(PMK) Nomor 212/PMK.05/2019 sektor pemerintah umum, baik 30 April 2019. Berdasarkan satuan kerja yang dibangun untuk
tentang Jurnal Akuntansi pada tingkat wilayah maupun pengumuman nomor PENG-5/ mendukung pencapaian prinsip-
04

04
Pemerintahan pada Pemerintah tingkat pusat, untuk digunakan PB/2019 tanggal 28 Juni 2019, prinsip pengelolaan anggaran yang
Pusat; dalam perhitungan komponen
Bab

Bab
transparan, akuntabel, terintegrasi, internet sangat penting untuk Direktorat Jenderal Kekayaan Kementerian Keuangan yang
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


4.6. Pengelolaan
dan berbasis kinerja dengan menjamin interkoneksi antara Kekayaan Negara Negara (DJKN) melaksanakan fungsi ditanggung asuransi mencapai
prinsip akuntansi berbasis akrual satuan kerja Kementerian/ Pengelolaan Kekayaan Negara yang 1.360 NUP dengan total nilai buku
transaksional. Lembaga dengan data center meliputi tugas pengelolaan barang Rp10.842.975.735.416,00.
Kementerian Keuangan, terutama milik negara, pengelolaan kekayaan
Pada akhir tahun 2019, piloting untuk mendukung implementasi negara dipisahkan, pengelolaan Kegiatan ini dilaksanakan
SAKTI telah memasuki tahap IV SAKTI yang berbasis web. kekayaan negara lain-lain, penilaian, untuk pengamanan, kepastian
dan dilaksanakan dengan dua Untuk meningkatkan koordinasi pengurusan piutang negara, dan keberlangsungan pemberian
pendekatan yaitu SAKTI berbasis dan untuk menjamin standar pelayanan lelang. pelayanan umum, dan/atau
desktop dan SAKTI berbasis web. serta keberlangsungan layanan kelancaran tugas dan fungsi
SAKTI berbasis desktop (sembilan operasional akses internet, 4.3.1 Nilai Manfaat Ekonomi penyelenggaraan pemerintahan
modul) telah diterapkan pada Pemerintah melakukan Pengelolaan Kekayaan Negara dengan mempertimbangkan
sekitar 1.092 satuan kerja lingkup penandatanganan Perjanjian kemampuan negara. Perjanjian
Kementerian Keuangan, PPATK, Nilai manfaat ekonomi pengelolaan asuransi BMN dituangkan dalam
Kerja Sama (PKS) antara DJPb kekayaan negara merupakan
dan lima Kementerian/Lembaga Kementerian Keuangan dengan Polis Asuransi.
(selain Dekon/TP/UB) antara nilai penerimaan negara yang
Direktur Jenderal Aplikasi telah masuk ke kas negara dan Objek asuransi BMN sebagaimana
lain Kementerian Sekretariat Informatika Kementerian
Negara, Kementerian Perencanaan nilai penghematan belanja yang diatur dalam pasal 13 ayat (2)
Komunikasi dan Informatika, dan diperoleh dari hasil pengelolaan Peraturan Menteri Keuangan
Pembangunan Nasional (PPN/ Direktur Utama Badan Aksesibilitas
Bappenas), Komisi Pemberantasan kekayaan negara. No.97/PMK.06/2019 tentang
Telekomunikasi dan Informasi Pengasuransian BMN, harus
Korupsi (KPK), Lembaga (BAKTI) pada acara Rapat Pimpinan Nilai manfaat ekonomi pengelolaan
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa memiliki kriteria :
Nasional (Rapimnas) DJPb Tahun kekayaan negara diperoleh dari:
Pemerintah (LKPP), Kementerian 2019, yang diselenggarakan pada 1. Mempunyai dampak terhadap
Pendayagunaan Aparatur tanggal 6 Nopember 2019 di Hotel 1. Komponen penerimaan negara pelayanan umum apabila rusak
Negara dan Reformasi Birokrasi. Borobudur Jakarta. dari pengelolaan kekayaan atau hilang; dan/atau
Sedangkan SAKTI berbasis web negara yang berasal dari: 2. Menunjang kelancaran tugas
telah diimplementasikan untuk Aplikasi MonSAKTI • Penerimaan Negara Bukan dan fungsi penyelenggaraan
modul administrasi dan modul Pajak (PNBP) Kekayaan Negara /
Sejalan dengan implementasi SAKTI pemerintahan.
penganggaran pada seluruh satuan PNBP Aset.
kerja Kementerian/Lembaga. tersebut, dikembangkan aplikasi • PNBP Investasi Pemerintah
MonSAKTI. Aplikasi ini berbasis web Pihak yang dapat menanggung
(PNBP IP). asuransi BMN meliputi 3 pihak,
Sesuai dengan Blue Print Informasi dan merupakan monitoring dari • PNBP Piutang Negara (PNBP
Teknologi yang dikelola Direktorat SAKTI yang bertujuan untuk yaitu :
PN). 1. Perusahaan Asuransi
Sistem Informasi dan Teknologi • PNBP Lelang (PNBP Lelang).
146
Perbendaharaan, nantinya SAKTI 1. pengawasan dan pengendalian 2. Perusahaan Reasuransi 147
internal satuan kerja (dilakukan 2. Komponen penghematan 3. Konsorsium Asuransi BMN
akan digunakan oleh seluruh belanja dari pengelolaan
satuan kerja di seluruh Indonesia. oleh satuan kerja);
kekayaan negara (cost saving)
Pada praktiknya, tidak semua 2. pengawasan dan evaluasi 4.3.3 Sertifikasi BMN
satuan kerja memiliki kapasitas pelaksanaan anggaran satuan
internet yang memadai dan surat kerja dan BUN (dilakukan oleh Realisasi nilai manfaat ekonomi Penyertifikatan BMN berupa
elektronik (email) kedinasan. Dalam DJPb selaku Bemdahara Umum sampai dengan 31 Desember 2019 tanah telah menjadi program
rangka mendukung implementasi Negara (BUN) dan satuan kerja); sebesar Rp 8.732,72 miliar atau kerja bersama sejak tahun 2013
SAKTI yang merupakan salah dan mencapai 112,40 persen dari target antara Kementerian Keuangan
satu program prioritas nasional, tahun 2019 sebesar Rp7,78 triliun. dengan Kementerian Agraria dan
diperlukan ketersediaan email 3. pengawasan dan evaluasi Realisasi nilai manfaat ekonomi Tata Ruang dan Kementerian/
kedinasan dan akses internet bagi sistem aplikasi (dilakukan oleh pengelolaan kekayaan negara tahun Lembaga yang memiliki BMN
pengguna SAKTI pada seluruh Direktorat Sistem Informasi 2017 - 2019 dapat dilihat di bawah berupa tanah belum bersertifikat.
satuan kerja Kementerian/Lembaga. dan Teknologi Perbendaharaan, ini. Melalui program percepatan
DJPb). MonSAKTI dapat diakses penyertifikatan BMN berupa tanah,
Email kedinasan sangat penting
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
melalui website di alamat : 4.3.2 Asuransi BMN sebanyak 21.297 bidang tanah
untuk menjamin keamanan data monsakti.kemenkeu.go.id. Pelaksanaan asuransi BMN dimulai berhasil disertifikatkan dari tahun
transaksi keuangan pemerintah, Untuk tahap sekarang ini baru pada tahun 2019. Kegiatan ini 2013 s.d. tahun 2018. Di tahun
antara lain untuk kebutuhan dapat diakses pada jaringan bertujuan untuk meminimalisir 2019, pemerintah menganggarkan
notifikasi pendaftaran akun intranet dengan username dan resiko atas potensi terjadinya biaya untuk penyertifikatan BMN
pengguna SAKTI dan notifikasi password Om SPAN sebagai bencana alam ataupun force berupa tanah sebanyak 6.787
status transaksi keuangan. satuan kerja. majeure yang mengakibatkan BMN bidang. Realisasi capaian di tahun
Sementara itu penyediaan akses
rusak, hilang, dan sebagainya. 2019 adalah 101,66 persen yakni
Kementerian Keuangan menjadi penyertifikatan sebanyak 6.900
pilot project pelaksanaan asuransi bidang tanah. Dengan demikian,
BMN sementara itu implementasi selama tujuh tahun total bidang
pada Kementerian/Lembaga akan tanah yang berhasil disertifikasi
dilakukan secara bertahap. Pada sebanyak 28.197.
04

04
tahun 2019, jumlah BMN pada Pada tahun 2019, rapat koordinasi
percepatan penyertifikatan BMN
Bab

Bab
antara jajaran DJKN dengan tidak diatur secara memadai, dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Komponen Nilai Manfaat Ekonomi Pengelolaan
Kekayaan Negara Tahun 2019 Kementerian ATR/BPN dilaksanakan beberapa temuan lainnya.
pada 27 Februari-1 Maret 2019
dan 28-30 Oktober 2019 untuk Sebagai tindak lanjut atas temuan
No Uraian Nilai tersebut maka pada tahun
membangun sinergi antara DJKN
(dalam rupiah) selaku Pengelola Barang dengan 2019 dilaksanakan perbaikan
Kementerian ATR/BPN selaku pihak Penilaian Kembali BMN dengan
A Penerimaan Negara dari Pengelolaan Kekayaan Negara
yang berwenang untuk menerbitkan menyempurnakan beberapa
1 PNBP Aset 2.441.254.232.000 aspek seperti proses bisnis,
sertifikat. Kegiatan ini dihadiri oleh
2 PNBP Investasi Pemerintah 860.416.000.000 perwakilan dari seluruh Kanwil BPN, metodologi penilaian, update
Kanwil DJKN, KPKNL, Kantor Pusat aplikasi, penguatan pengendalian,
3 PNBP Piutang Negara 68.887.581.230
Kementerian ATR/BPN, dan Kantor penentuan masa manfaat baru
4 PNBP Lelang 590.011.258.966 aset tetap, serta clustering objek.
Pusat DJKN.
Secara total terdapat 195.599 NUP
BMN yang menjadi objek perbaikan
B Cost Saving 4.772.151.536.910
penilaian kembali BMN tahun 2019.
Sertifikasi Barang Milik Negara
Berdasarkan surat Auditor
TOTAL 8.732.720.609.106 Tahun 2013 – 2019 Utama KN II BPK-RI pada tanggal
Dalam mendukung pelaksanaan 24 Oktober 2019 dari hasil
Jumlah Objek Perbaikan Penilaian Kembali penyertifikatan BMN berupa tanah, pelaksanaan pemeriksaan interim
BMN Tahun 2019 satuan kerja bersama dengan LKPP 2019 untuk melakukan review
KPKNL melakukan identifikasi dan pengujian terbatas tindak
bidang tanah baik yang sudah lanjut rekomendasi BPK pada LHP
No Jenis BMN NUP
bersertifikat maupun yang belum Penilaian Kembali BMN, diperoleh
1 Tanah 49.617 hasil bahwa perbaikan desain
bersertifikat ke dalam aplikasi
2 Gedung & bangunan 113.163 SIMANTAP. Hingga 31 Desember pengendalian dan metodologi
2019, sebanyak 99.793 bidang Penilaian Kembali BMN 2017-2018
3 Jalan, Jembatan, dan Bangunan 32.819
tanah telah diinput ke aplikasi telah memadai, dengan beberapa
Air
SIMANTAP dengan rincian sebanyak perbaikan yang harus dilakukan.
TOTAL 195.599
46.725 (46,8%) bidang tanah belum
bersertifikat dan 53.068 (53,2%)
Penilaian Sumber Daya Alam Energi dan Mineral bidang tanah telah bersertifikat. 4.3.5 Kegiatan Penilaian Sumber
148 untuk Tujuan Divestasi Dari 46.725 bidang tanah belum Daya Alam 149
bersertifikat diketahui sebanyak
544 bidang tanah berstatus Penilaian Sumber Daya Alam Energi
No Nama Operator Objek Lokasi Rencana sengketa, dengan demikian masih dan Mineral untuk Tujuan Divestasi
Penilaian Divestasi terdapat potensi target sertifikasi Penilaian SDA berupa Energi dan
1 PT Vale Indonesia Nikel Soroako 20% sebesar 46.181 bidang. Mineral pada tahun 2019 bertujuan
2 PT Natanarang Mining Emas Bandar Lampung 29% Pengelola Barang akan membantu proses pengambilan
menuntaskan penyertifikatan keputusan pada divestasi terhadap
3 PT Ensbury Emas Kotawaringin Barat 44%
BMN dalam kurun waktu 3 tahun beberapa perusahaan Tambang
4 Kasongan Bumi Kencana Emas Katingan Tengah 36% Mineral. Penilaian dilakukan
hingga 2022. Untuk itu, telah
5 Galuh Cempaka Intan Banjarbaru 31% dianggarkan penyertifikatan BMN melalui review terhadap aspek
untuk 15.426 bidang tanah pada teknis dan keuangan operator SDA
DIPA Kementerian ATR/BPN tahun dan berdasarkan pengalaman uji
2020. Dengan demikian, diharapkan penilaian yang telah dilakukan
proses penyertifikatan BMN sebagai sebelumnya. Terdapat lima operator
yang telah direview yaitu PT Vale
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
upaya pengamanan aset negara
dapat segera tuntas. Indonesia, PT Natanarang Mining, PT
Ensbury, Kasongan Bumi Kencana,
dan Galuh Cempaka.

4.3.4 Perbaikan Penilaian Penilaian Sumber Daya Alam Energi


Kembali BMN dan Mineral untuk Profiling Proses
Bisnis SDA
Pada tahun 2018, BPK menerbitkan
Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian profiling SDA dilakukan
Tujuan Tertentu (PDTT) yang berisi dalam kegiatan Uji Penilaian.
bahwa mekanisme pengendalian Kegiatan ini dilakukan di wilayah
atas pelaksanaan penilaian kembali Jawa Tengah dan Kalimantan
BMN tidak memadai, metodologi Timur. Beberapa hasil yang
04

04
penilaian tanah dalam pelaksanaan diperoleh yaitu teknik penilaian
penilaian kembali BMN 2017-2018 pada setiap tahapan Migas, Jenis
Bab

Bab
Kontrak Kerjasama Migas, Teknik hasil sebagai berikut:
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

perhitungan dengan skema


Cost Recovery, perhitungan Keberadaan Stadion Bima yang
dengan skema Gross Split, dan bernilai Rp472.945.874.000
Penilaian baik dengan teknik NPV memberikan dampak sosial dan
Konvensional maupun Teknik NPV ekonomi yang dikuantifikasi sebagai
Real Option. berikut:

Penilaian Sumber Daya Alam Energi • Jumlah perputaran uang


dan Mineral untuk Piloting Akun di kawasan stadion Bima
SDA. berdasarkan estimasi terbaik
yang dilakukan tim berkisar
Penilaian Piloting Akun SDA antara Rp40 milyar s.d. Rp78
dilakukan pada objek Penilaian milyar per tahun.
Panas Bumi di Wilayah Sumatera
Utara dan Jawa Barat. Hasil • Jumlah pedagang yang
Penilaian Panas bumi tersebut memanfaatkan stadion Bima
kemudian diakumulasikan bersama untuk berdagang mencapai +/-
Nilai 67% Cadangan Panas bumi 200 orang dan +/- 1.400 orang
Terpasang. Kegiatan Penilaian ini di hari minggu.
dilakukan bersama Kanwil DJKN • Stadion Bima dengan luas
DKI Jakarta dan Kanwil DJKN 161.193m2, diperkirakan akan
Sumatera Utara. menambah jumlah Ruang
Pemetaan terhadap Potensi SDA Terbuka Hijau di Kota Cirebon
Minyak dan Gas pada setiap Kantor sebesar 1 s.d. 3 persen.
Vertikal DJKN • Nilai BMN dari stadion Bima
Pemetaan terhadap Potensi setara 15 persen dari nilai total
Minyak dan Gas bertujuan untuk Aset Pemkot Cirebon.
mengetahui potensi SDA pada • Masyarakat dapat
setiap kantor wilayah DJKN. memanfaatkan kawasan
Pemetaan dilakukan berdasarkan stadion Bima untuk olahraga.
data dari kementerian sektoral
150
yang di overlay pada wilayah kerja • Jumlah pengunjung saat pasar 151
kantor vertikal DJKN. Berdasarkan rakyat di kawasan stadion Bima
pemetaan tersebut diketahui di hari Minggu mencapai antara
bahwa jumlah lapangan Minyak dan 5.000 s.d. 7.000 orang.
Gas terbesar berada pada Kantor
Wilayah DJKN Sumatera Selatan, Aset eks PT Pertamina di
Jambi dan Bangka Belitung, Kabupaten Siak berupa tanah
Cadangan Gas terbesar pada seluas 99.360 m2 memiliki nilai
Kantor Wilayah DJKN Kalimantan wajar sebesar Rp2.197.976.361,00.
Timur sedangkan Cadangan Minyak Tanah tersebut digunakan Pemkab
Terbesar pada Kantor Wilayah Siak untuk membangun kantor
DJKN Riau, Sumatera Barat dan kecamatan, rumah dinas pegawai,
Kepulauan Riau. pasar, rumah lansia, Babinsa dan
sekolah. Fasilitas-fasilitas tersebut
Pada tahun 2019 Direktorat akan berdampak secara ekonomi
Penilaian melakukan analisis bagi Kabupaten Siak. Berdasarkan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
dampak sosial dan ekonomi pada hasil analisis input-output dapat
Stadion Bima yang merupakan dijelaskan bahwa setiap input
aset eks PT Pertamina yang akan Rp1 akan menghasilkan output
dihibahkan untuk Pemerintah ke perekonomian Kabupaten
Kota Cirebon, dan aset eks PT. Siak sebesar Rp1,57. Untuk
Pertamina di Kabupaten Siak yang dampak jangka panjang setelah
akan dihibahkan untuk Pemerintah pembangunan atas tanah BMN
Kabupaten Siak. Analisis tersebut tersebut, tim penilai mendapat
bertujuan untuk mengetahui angka efek pengganda di mana
dampak sosial dan ekonomi bagi setiap tambahan Rp1 akan
masyarakat dan negara atas mengubah perekonomian sebesar
optimalisasi pengelolaan BMN di 1,44 di sektor jasa perdagangan, 1,93
suatu daerah. di sektor jasa pemerintahan umum
04

04
dan 1,92 di sektor jasa hiburan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh Apabila dihitung berdasarkan
Bab

Bab
holding tersebut dengan anggota
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


rencana pengembangan investasi
(rencana pembangunan) dari holding farmasi adalah PT Kimia
pemerintah Kabupaten Siak sebesar Farma (Persero) Tbk, PT Indofarma
Rp8.750.000.000,- maka besarnya (Persero) Tbk, dan satu anak
perubahan nilai Rp13.754.000.000,- perusahaan PT Rajawali Nusantara
berubah menjadi Rp15.420.000.000. Indonesia yakni PT Phapros yang
telah diakuisisi oleh PT Kimia Farma
(Persero) Tbk. Holding dilakukan
melalui pengalihan saham milik
4.3.7 Hibah BMN yang Berasal Negara pada PT Kimia Farma
dari Aset Eks Pertamina dan PT Indofarma kepada PT Bio
Pada tahun 2019, Direktorat KND Farma selaku induk Holding BUMN
telah melakukan hibah aset berupa Farmasi.
kawasan Stadion Bima Cirebon, Pembentukan Holding BUMN
kepada Pemerintah Kota Cirebon, Farmasi diharapkan dapat
dengan nilai hibah aset sebesar meningkatkan kapasitas usaha
Rp472.945.874.000, dengan rincian baik untuk masing-masing anggota
aset berupa tanah di kawasan holding, maupun untuk holding
Stadion Bima seluas 161.193m2, secara keseluruhan, termasuk
satu unit bangunan utama Stadion efisiensi produksi dan biaya.
serta sembilan unit bangunan Hal tersebut diharapkan dapat
dan fasilitas pendukung lainnya. meningkatkan kinerja keuangan
Hibah tersebut berawal dari perusahaan sehingga dapat
rencana Pemerintah Kota Cirebon memberikan kontribusi terhadap
mengoptimalisasi Kawasan Stadion peningkatan penerimaan negara
Bima sebagai kawasan olahraga berupa pajak dan dividen.
terpadu dan ruang terbuka hijau.
Dengan adanya holding farmasi
Dalam kajian penilaian yang diharapkan ketersediaan obat
kami lakukan ada dua dampak lebih terjangkau dan mudah
positif dari keberadaan stadion diakses masyarakat, khususnya
ini. Pertama, dampak sosial bagi di timur Indonesia. Selain itu,
masyarakat Cirebon. Stadion inovasi obat dan alat kesehatan
152 Bima dapat menjadi ikon dan bisa lebih banyak sehingga dapat 153
kebanggan kota Cirebon sebab berkontribusi terhadap peningkatan
merupakan satu-satunya stadion kualitas kesehatan masyarakat dan
yang dilengkapi tribun. Selain dapat perkembangan industri farmasi di
menjadi destinasi wisata yang Indonesia.
menarik, stadion ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai fasilitas 4.3.9 Konversi Utang PT TPI
pengembangan bakat dan potensi Menjadi Saham Milik Pemerintah
sepak bola di Cirebon.
Salah satu capaian dalam
Selanjutnya, area Stadion Bima penyelesaian aset kredit eks-Badan
telah meningkatkan jumlah Ruang Penyehatan Perbankan Nasional
Terbuka Hijau (RTH) di Cirebon (BPPN) adalah dilakukannya
sebesar 1%-3%. Ini menjadi hal yang mekanisme Penyertaan Modal
sangat bermanfaat bagi kehidupan Negara terhadap piutang PT Tuban
sosial masyarakat Cirebon. Kedua, Petrochemical Industries (PT TPI)
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
dampak ekonomi bagi masyarakat dalam bentuk Multi Years Bond
Cirebon. Aktivitas ekonomi dengan (MYB) dengan Menteri Keuangan
berbagai macam perdagangan sebagai satu-satunya Pemegang
maupun retribusi di sekitar Obligasi (MYB Holder). PT TPI
kawasan Stadion Bima Cirebon merupakan holding company di
sangat bervariasi sehingga mampu bidang industri petrokimia yang
menarik jumlah pengunjung selama dibentuk pada tahun 2004.
weekdays maupun weekend.
Dalam rangka mendukung
4.3.8 Pembentukan Holding pemenuhan kebutuhan petrokimia
Farmasi Indonesia, tindakan strategis
diambil yakni melakukan konversi
Pembentukan Holding Farmasi utang (MYB) menjadi saham Menteri
dilakukan pada 15 Oktober 2019.
04

04
Keuangan di TPI dengan melakukan
PT Bio Farma menjadi induk dari konversi utang TPI. Konversi utan
Bab

Bab
ini adalah strategi DJKN dalam dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


pengelolaan aset kredit eks BPPN.
5. melakukan upaya pemeriksaan
dengan lebih intensif.

4.3.10 Pengurusan Piutang


Negara
Jumlah BKPN yang dapat
Piutang Negara adalah jumlah uang diselesaikan
yang wajib dibayar kepada negara
berdasarkan suatu peraturan, Realisasi jumlah BKPN yang dapat
perjanjian, atau sebab apapun. diselesaikan tahun 2019 sebanyak
Pengurusan piutang negara 20.593 berkas atau sebesar 102,20
dikatakan optimal apabila dapat persen dari target yang ditetapkan
menyelesaikan Berkas Kasus sebanyak 20.150 BKPN. Hal ini dapat
Piutang Negara (BKPN) yang masih tercapai karena DJKN senantiasa
dalam pengurusan, berhasil melakukan monitoring dan
melakukan penagihan piutang evaluasi atas capaian BKPN yang
negara, dan memberikan kontribusi diselesaikan serta atas usaha yang
bagi penerimaan negara. sangat keras dari semua Kanwil/
KPKNL.
Piutang Negara yang Dapat
Diselesaikan 4.3.11 Perkembangan Layanan
Lelang Berbasis Teknologi
Realisasi hasil pengurusan Piutang Informasi
Negara tahun 2019 sebesar
Rp809.404.933.880,- atau 233,93% Di era disrupsi saat ini, Direktorat
dari target yang sudah ditetapkan. Lelang DJKN melakukan terobosan
Namun demikian, secara garis dengan melaksanakan lelang
besar, terdapat beberapa kendala secara daring. Pada tahun 2019,
yang perlu mendapat perhatian, permohonan dan penawaran lelang,
yaitu: baik closed maupun open bidding,
dapat diajukan secara daring
1. sebagian besar BKPN yang tidak melalui situs web www.lelang.go.id.
didukung barang jaminan; dan Dalam situs web juga disampaikan
154 informasi pengumuman lelang yang 155
2. banyaknya Penanggung/ dapat diakses masyarakat luas
Penjamin Utang yang sudah sehingga pemasaran objek lelang
tidak diketahui keberadaannya. akan lebih optimal.
DJKN melalui Direktorat Piutang Penyetoran uang jaminan
Negara dan Kekayaan Negara Lain- pelaksanaan lelang melalui virtual
lain (PNKNL) senantiasa melakukan account memberikan kepastian
monitoring dan evaluasi kepada keamanan transaksi. Pemenang
KPKNL melalui Kanwil untuk lelang cukup menambahkan
mengoptimalkan upaya-upaya kekurangan pembayaran lelangnya
dalam pengurusan piutang negara melalui virtual account yang sama.
antara lain: Untuk penawar yang tidak ditunjuk
1. melakukan usul pencegahan sebagai pemenang lelang, uang
Penanggung Utang untuk jaminan akan dikembalikan utuh
bepergian ke luar wilayah RI; tanpa potongan kecuali biaya
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
administrasi yang dikenakan oleh
2. melakukan debt tracing dan pihak bank.
asset tracing ;
Pembuatan Risalah Lelang sebagai
3. menginventarisasi berkas akta autentik atas pelaksanaan
piutang negara penyerahan penjualan barang saat ini bisa
dari K/L dan mengoptimalkan didapat secara digital melalui
tingkat pengurusan piutang aplikasi SMILE (Sistem Manajemen
negara; dan Informasi Lelang Elektronik).
Penggunaan teknologi telah
4. menginventarisasi pengurusan meningkatkan hasil lelang secara
piutang negara penyerahan signifikan. Rasio kenaikan hasil
di atas Rp500 juta untuk lelang atas nilai limit lelang dari
menjadi prioritas penyelesaian
04

04
tahun 2017 s.d. 2019 dapat dilihat
pengurusan piutang negara; dalam grafik berikut ini. (Sumber:
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Penerbitan SUN Ritel Direktorat Lelang, DJKN) 1. peraturan yang bertentangan
2019 (dalam juta) dengan peraturan lain;
Selain penggunaan teknologi
informasi, pada tahun 2019 juga 2. peraturan yang tidak dapat
Keterangan Seri SBN Ritel
dilakukan pembenahan terhadap diimplementasikan/tidak
SBR005 SBR006 SBR007 SBR008 ORI016 sumber daya manusia dalam efektif dilaksanakan;
Nominal Penerbitan Rp4.006.031 Rp2.259.225 Rp3.216.085 Rp1.895.451 Rp8.213.531 layanan lelang yaitu Pejabat Lelang.
Pejabat Lelang telah lebih dahulu 3. hal-hal yang perlu diatur
Tingkat kupon 8,15% 7,95% 7,50% 7,20% 8,25% namun belum tertampung
menjadi jabatan fungsional. Dengan
Tanggal Setelmen 30 Januari 2019 24 April 2019 31 Juli 2019 25 30 Oktober jabatan fungsional ini diharapkan dalam Peraturan Menteri
September 2019 pelayanan lelang yang diberikan Keuangan, Peraturan Direktur
2019 kepada stakeholder akan semakin Jenderal, ataupun Surat Edaran
sempurna. Dirjen Kekayaan Negara; dan
Tanggal Jatuh Tempo 10 Januari 2021 10 April 2021 10 Juli 2021 10 15 Oktober
September 2022 4. peraturan yang multitafsir.
4.3.12 Pelaksanaan Lelang
2021
Barang Gratifikasi 5. Berdasarkan hasil pembahasan
Jumlah Investor 16.966 investor 9.520 investor 9.956 investor 10.219 18.336
Selama tahun 2019, DJKN yang telah dilakukan,
investor investor
menerima penyerahan barang Direktorat Hukum dan Humas
gratifikasi sebanyak 9 (sembilan) merekomendasikan hal-hal
Penerbitan SBSN Ritel kali, dengan jumlah barang 1.360 yang kiranya perlu segera
2019 (dalam juta) unit/buah/set/lembar dengan ditindaklanjuti oleh Sekretariat
nilai Rp100.622.346.596,00. Lelang DJKN dan Direktorat Teknis
barang gratifikasi dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan
Keterangan Seri SBN
sebanyak 11 (sebelas) kali, dengan peraturan perundang-
Ritel
jumlah barang yang terjual lelang undangan di lingkup DJKN.
ST003 ST004 ST005 ST006 SR011
sebanyak atas 1.019 unit/buah/set/ 4.3.14 Komunikasi Publik dan
Nominal Penerbitan Rp2.633.790 Rp1.962.684 Rp1.459.880 Rp21.117.570 lembar dengan nilai pokok lelang Kampanye #JagaAsetNegara
Tingkat kupon 8,15% 7,95% 7,40% 6,75% 8,05% Rp292.920.200,00. PSP barang
gratifikasi dilakukan sebanyak Taktik komunikasi baru yang
Tanggal Setelmen 27 Februari 28 Mei 2019 28 Agustus 2019 28 November 28 Maret 2019
empat kali sejumlah delapan unit dilakukan DJKN pada tahun 2019
2019 2019
dengan nilai total Rp150.679.999 adalah media briefing. Tema
Tanggal Jatuh Tempo 10 Februari 10 Mei 2021 10 Agustus 2021 10 November 10 Maret 2022 dan telah ditindaklanjuti dengan utama dalam media briefing 2019
2021 2021 penyerahan kepada Kementerian/ antara lain asuransi Barang Milik
156 157
Jumlah Investor 13.932 12.528 10.029 investor 7.735 35.026 Lembaga bersangkutan dalam Negara (BMN), Penyertaan Modal
investor investor investor investor Pameran Hari Antikorupsi Sedunia Pemerintah, dan pengelolaan
(Hakordia) yang diselenggarakan kekayaan negara lainnya. Kanal
oleh KPK. DJKN juga menggelar publikasi lainnya adalah majalah
Peringkat Utang dari Lembaga Pemeringkat sosialisasi pada pameran tersebut digital Media Kekayaan Negara
Utang untuk memberikan informasi (Media KN). Dalam tiga edisi, Media
kepada masyarakat mengenai kerja KN tahun 2019 fokus membahas
Lembaga Peringkat Utang Outlook Bersama antara DJKN/Kementerian tentang kekayaan negara lainnya,
Pemeringkat Utang Keuangan dengan KPK serta Lelang Special Mission Vehicle Kementerian
Gratifikasi KPK, sebagai wujud Keuangan, dan dampak sosial-
Fitch BBB Stable
nyata peran serta DJKN khususnya ekonomi atas pengelolaan aset
Moody’s Baa2 Stable dalam rangka pencegahan dan negara. DJKN juga menerbitkan
S&P BBB Stable pemberantasan korupsi. buku “Para Pejuang Revaluasi”
sebagai bentuk dokumentasi
Japan Credit Rating BBB+ Stable 4.3.13 Penyusunan Regulasi di perjuangan pelaksanaan Revaluasi
Agency Bidang Kekayaan Negara
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
BMN.
Rating & Investment BBB Stable
Pada tahun 2019, terdapat 14 Selain itu, untuk menimbulkan
(empat belas) PMK dan 3 (tiga) kesadaran masyarakat bahwa
KMK yang ditetapkan di lingkungan menjaga aset negara adalah tugas
DJKN. Selama tahun 2019 DJKN kita bersama, DJKN menggagas
juga telah melakukan analisis sebuah kampanye “Jaga Aset
hukum yang hasilnya disampaikan Negara”. Kampanye dilaksanakan
secara tertulis kepada stakeholder sepanjang tahun melalui berbagai
internal dan eksternal, terkait kegiatan seperti DJKN Muda on Car
pengelolaan kekayaan negara, Free Day, pembuatan lagu tema
penilaian, piutang negara, lelang, “Jaga Aset Negara”, penerbitan buku
dan kesekretariatan DJKN. anak “Pergi ke Kantor Ayah”, dan
Pelaksanaan evaluasi peraturan juga edukasi #JagaAsetNegara di
04

04
juga rutin dilakukan. Pada tahun media sosial maupun pameran.
2019 evaluasi dibagi dalam empat
kategori, yaitu:
Bab

Bab
persen (30%) dari PDB di bulan penerbitan SBN ritel online, baik
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


4.7. Pengelolaan Realisasi Pembiayaan Anggaran kondusif selama tahun 2018-2019
Pembiayaan Anggaran Desember 2019, walaupun batas SUN ritel maupun SBSN ritel,
Pendapatan Belanja Negara berimbas pada pertumbuhan
Pendapatan Belanja yang ditentukan dalam Undang- sebanyak 10 kali, yaitu penerbitan
Negara Melalui Utang ekonomi Indonesia sehingga target
Selama tahun 2019, Pembiayaan penerimaan negara mengalami Undang Keuangan Negara adalah Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk
telah banyak berperan dalam tekanan. Dengan menggunakan enam puluh persen (60%) terhadap Tabungan (ST) yang masing-masing
menggerakkan perekonomian APBN sebagi alat konter-siklus PDB. Dari penurunan rasio utang penerbitannya dilakukan sebanyak
bangsa. Salah satu perannya untuk menghadapi stagnasi tersebut terlihat bahwa dalam empat kali serta penerbitan
adalah sebagai sarana penutup pertumbuhan ekonomi dunia, mengadakan utang pemerintah Obligasi Negara Ritel (ORI) dan
defisit Anggaran Pendapatan pemerintah mengintensifkan selalu menyesuaikannya Sukuk Ritel yang masing-masing
dan Belanja Negara (APBN) belanja negara sehingga terdapat dengan kebutuhan APBN serta penerbitannya dilakukan sebanyak
akibat ekonomi global yang pelebaran defisit yang selanjutnya memperhatikan kondisi pasar. satu kali.
mengalami perlambatan. Selain ditutup melalui pembiayaan, yaitu
itu, pembiayaan negara juga Sampai dengan Desember 2019, Penerbitan Surat Utang Negara
dengan penerbitan SBN serta total pinjaman pemerintah adalah Ritel
berperan sebagai alat pendukung melalui pinjaman.
pengembangan pasar keuangan. Rp764,48 triliun. Jumlah tersebut
menurun dibandingkan dengan Pada tahun 2019, pemerintah
Hingga akhir Desember 2019, menerbitkan Obligasi Negara
Realisasi Pembiayaan Utang pinjaman (neto) masih berada total pinjaman pemerintah pada
hingga akhir Desember 2019 telah periode yang sama di tahun 2018, kepada investor ritel melalui
pada angka negatif Rp17,19 triliun empat seri SBR dan satu seri ORI,
mencapai Rp435,4 triliun atau dengan komposisi Rp2,80 triliun yaitu sebesar Rp810,20 triliun.
121,20% dari target APBN. Realisasi Menurunnya pinjaman pemerintah yaitu SBR005, SBR006, SBR007
berasal dari pinjaman dalam dan SBR008 serta ORI016 dengan
tersebut terdiri dari realisasi Surat negeri dan negatif Rp13,70 triliun merupakan suatu pengejawantahan
Berharga Negara (SBN) sebesar tanggung jawab untuk semakin fitur Minimum Holding Periode
berasal dari pinjaman luar negeri. (MHP). Kebijakan fitur MHP telah
Rp446,3 triliun atau 114,74% dari Pinjaman luar negeri pemerintah mengurangi ketergantungan
target APBN dan realisasi pinjaman terhadap pinjaman terutama yang diberlakukan sejak penerbitan
berada pada angka negatif yang ORI009. Berdasarkan ketentuan
sebesar negatif Rp17,19 triliun dapat diartikan bahwa bunga bermata uang asing yang kerap
atau 57,88% dari target APBN. fluktuatif disamping semakin ini, pemilik SUN ritel tidak dapat
cicilan yang dibayarkan lebih besar memindahbukukan kepemilikan
Di tengah kondisi perekonomian dibandingkan pinjaman baru yang mengurangi ketergantungan pada
global yang mengalami tekanan pihak asing dengan mengedepankan ORI-nya selama dua periode kupon
dibuat. pertama. Tujuan penerapan MHP
dan berdampak pada penerimaan kemampuan dari pasar keuangan
perpajakan, APBN berfungsi sebagai Kinerja pengelolaan pinjaman dalam negeri. Sementara itu, ini adalah (1) mengurangi laju
konter-siklus (countercyclical) tersebut sejalan dengan kinerja SBN dalam mata uang rupiah perpindahan kepemilikan ORI
yang memberikan stimulus pada pengelolaan SBN yang baik selama (domestik) mencapai Rp2.961,29 dari investor individu ke investor
pertumbuhan ekonomi. APBN tahun 2019 di tengah kondisi global triliun dan Surat Berharga Syariah institusi/lainnya, (2) memperluas
dalam hal ini berfungsi sebagai alat yang masih bergejolak. Yield Surat Negara (SBSN) atau Sukuk Negara basis investor ritel, dan (3)
158 159
stabilisasi, yaitu menjadi alat dalam Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun Domestik mencapai Rp529,32 memperluas kesempatan investor
memelihara dan mengupayakan dalam rupiah turun sekitar dua triliun. ritel untuk memperoleh penjatahan
keseimbangan fundamental belas persen (12%). Sementara itu, ORI di pasar perdana.
perekonomian negara. SUN tenor 10 tahun dalam dolar Selama 2019, pemerintah
menerapkan strategi oportunistik Sejak diperkenalkan pada tahun
Amerika Serikat turun jauh lebih 2018, platform e-SBN dalam rangka
Untuk menjaga kesinambungan besar lagi, yaitu sekitar 35%. dalam pengadaan utang, yaitu
fiskal dan kredibilitas APBN, penerbitan utang dilakukan saat penjualan SBN secara online telah
pemerintah mengantisipasi Di lain sisi, pinjaman dalam kondisi pasar kondusif, di mana menunjukkan perubahan yang
pelebaran defisit yang diperkirakan negeri juga lebih diintensifkan suku bunga sedang turun dan signifikan dalam memperluas
mencapai tingkat 2,20% terhadap pemanfaatannya oleh pemerintah likuiditas yang memadai. Kondisi ini basis investor, meningkatkan
Produk Domestik Bruto (PDB). dibandingkan dengan pengadaan membuat biaya penerbitan serta keritelan penjualan SBN ritel, serta
Dengan adanya antisipasi tersebut, pinjaman luar negeri. Komitmen imbal hasil SBN yang diperoleh memudahkan masyarakat dalam
realisasi pembiayaan anggaran dalam melaksanakan pendalaman menjadi relatif lebih rendah. mengakses SBN ritel. Pada tahun
melampaui target yang ditetapkan pasar dalam negeri terus dilakukan 2019, Pemerintah baru menerapkan
oleh APBN 2019. Hingga akhir 2019, pemerintah untuk mengurangi Keberlanjutan fiskal di tahun 2019 penggunaan e-SBN pada transaksi
tetap terjaga, bauran kebijakan SBR mengingat jumlah transaksi
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
realisasi pembiayaan anggaran telah ketergantungan atas pinjaman luar
mencapai 134,9% dari target APBN, negeri. pengadaan pembiayaan cukup dan volumenya yang lebih kecil
sehingga Hal ini tentu menjadi berhasil mengingat pertumbuhan apabila dibandingkan dengan
bagian dari upaya pemerintah Posisi utang pemerintah per ekonomi Indonesia tahun ORI yang memiliki tujuan untuk
untuk mengantisipasi kemungkinan akhir Desember 2019 berada di 2019 tetap di atas angka lima mendapatkan informasi awal
pelebaran defisit anggaran negara angka Rp4.779,28 triliun, dengan persen (5%), meskipun terjadi penggunaan e-SBN dalam
yang mana realisasi sementara rasio utang pemerintah terhadap berbagai peristiwa ekonomi pemasaran SBN ritel. Pemerintah
defisit APBN tahun 2019 telah PDB menjadi 29,8%. Terjaganya yang menyebabkan stagnasi dan bekerjasama dengan 23 mitra
mencapai Rp353,0 triliun. rasio utang terhadap PDB pada penurunan pertumbuhan ekonomi distribusi dalam rangka penjualan
akhir Desember 2019 merupakan di berbagai negara. SUN ritel yang diharapkan mampu
Namun demikian, hal tersebut salah satu tindakan pemerintah meningkatkan jumlah investor
dilakukan pemerintah dengan yang pruden dalam mengelola Penerbitan Surat Berharga Negara baru sehingga akan meningkatkan
memperhitungkan semua risiko pembiayaan sehingga rasio utang Ritel kedalaman pasar SBN ritel.
yang akan dihadapi. Kondisi terus dijaga untuk tidak melebihi
04

04
Selama tahun 2019 pula, Adapun ringkasan hasil penerbitan
ekonomi dunia yang tidak batas psikologis tiga puluh pembiayaan didukung oleh
Bab

Bab
SBN Ritel pada tahun 2019 dapat syariah dan sekaligus mengatasi Kementerian Lingkungan Hidup Standardisasi Nasional senilai
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


dilihat pada Tabel 4.2. di bawah ini. perubahan iklim. Pemerintah juga dan Kehutanan, dan Badan Rp50 miliar; dan
telah memiliki Green Framework Standardisasi Nasional. Jumlah 619
Penerbitan Surat Berharga Syariah berstandar Internasional yang proyek yang tersebar di 34 provinsi 10. 3 proyek pembangunan
Negara Ritel telah diriviu oleh pengkaji tersebut meliputi laboratorium di Lembaga Ilmu
independen, yaitu CICERO (Center Pengetahuan Indonesia senilai
Penerbitan SBSN Ritel dilakukan 1. 15 proyek infrastruktur
for International Climate Research Rp240 miliar.
dalam rangka perluasan basis transportasi pada Kementerian
investor SBSN di pasar domestik Organization) dari Norwegia sebagai
dasar penerbitan Green Sukuk Ritel. Perhubungan dengan nilai
dan penyediaan alternatif Rp7,99 triliun;
instrumen investasi ritel yang Setelah penerbitan Green Sukuk Konversi Mata Uang Pinjaman
berbasis syariah dengan tujuan Ritel, pemerintah wajib membuat 2. 82 proyek infrastruktur jalan
annual impact report yang berisi Konversi Dolar ke Euro Atas
mendorong transformasi dan jembatan pada Direktorat
perhitungan berapa kontribusi Pinjaman Asian Development Bank
masyarakat menuju masyarakat Jenderal Bina Marga pada
yang berorientasi investasi dari pembiayaan Green Project ini Kementerian Pekerjaan Umum Sebagai manifestasi tanggung
(investment-oriented society) terhadap penurunan emisi karbon. dan Perumahan Rakyat dengan jawab pemerintah untuk semakin
secara berkesinambungan. Pembiayaan Proyek Pemerintah nilai pembiayaan Rp7,84 triliun; mengurangi pengeluaran uang
Sepanjang tahun 2019, pemerintah melalui Surat Berharga Syariah negara untuk biaya pinjaman, pada
menerbitkan SBSN ritel sebanyak 3. 180 proyek infrastruktur bulan Desember 2019, pemerintah
Negara (Project Financing Sukuk) pengendalian banjir dan lahar,
5 frekuensi yang terdiri dari 1 berhasil menegosiasikan pinjaman
seri sukuk ritel dan 4 seri sukuk Surat Berharga Syariah Negara pengelolaan bendungan dan dengan Asian Development
tabungan. Berkontribusi Untuk Pembangunan embung, serta pengelolaan Bank (ADB) untuk Stepping Up
Nasional drainase utama perkotaan pada Investments for Growth Acceleration
Sukuk ritel, yaitu seri SR011, Direktorat Jenderal Sumber Program Subprogram 3 (SIGAP-3)
diterbitkan secara offline melalui 22 Pembiayaan proyek pemerintah Daya Air Kementerian Pekerjaan dan Fiscal and Public Expenditure
Mitra Distribusi yang telah ditunjuk melalui SBSN (Project Umum dan Perumahan Rakyat Management Subprogram 2
pemerintah. Mereka terdiri dari 20 Financing Sukuk) telah dengan nilai pembiayaan (FPEMP-2). ADB sebagai pemberi
bank dan 2 perusahaan sekuritas. menunjukkan perkembangan Rp9,00 triliun; pinjaman telah menyetujui untuk
Pada seri sukuk ritel ke-11 ini, yang menggembirakan. Hal
4. 14 proyek embarkasi haji dan mengkonversikan pinjaman (loan
jumlah nominal yang diterbitkan tersebut tercermin dari semakin
16 proyek pusat pelayanan haji currency conversion), yaitu berupa
mencapai sebesar Rp21,12 triliun meningkatnya pembiayaan proyek
terpadu di Direktorat Jenderal perubahan mata uang dari dolar
dengan jumlah investor sebanyak SBSN, baik dari sisi jumlah
Penyelenggaraan Haji dan Amerika Serikat ke euro Uni Eropa
35.026 orang dan rata-rata Kementerian/Lembaga yang
Umrah Kementerian Agama yang kemudian juga diikuti dengan
pembelian sebesar Rp603 juta per menjadi pemrakarsa proyek, nilai
senilai Rp342 miliar; penerapan perubahan suku bunga.
160 orang. pembiayaan yang dialokasikan, 161
jumlah proyek yang dibangun, 5. 41 pembangunan sarana dan Hasil dari konversi pinjaman
Sedangkan untuk sukuk tabungan, maupun berdasarkan sebaran fasilitas Gedung Perguruan ADB untuk pinjaman SIGAP-3
jenis surat utang ini diterbitkan satuan kerja pelaksana proyek Tinggi Keagamaan Islam Neegri dan FPEMP-2 dari dolar ke euro
secara online menggunakan SBSN, dan lokasi proyek SBSN yang (PTKIN) dan 125 Madrasah di tersebut dimulai pada tahun 2020
platform elektronik e-SBN dikerjakan. Direktorat Jenderal Pendidikan sampai dengan tahun 2033 atau
sebagai inovasi digital yang telah
Islam Kementerian Agama kurang lebih 13 tahun lamanya.
dilakukan sejak tahun 2018. Pada Pada tahun 2019, alokasi
senilai Rp2,02 triliun; Pemerintah hanya cukup membayar
tahun 2019, pemerintah telah pembiayaan proyek SBSN mencapai pokok pinjaman tanpa harus
menerbitkan empat seri sukuk sebesar Rp28,43 triliun naik 6. 128 proyek pembangunan dan membayar bunga pinjamannya,
tabungan, yaitu seri ST003, dibandingkan tahun 2018 yang rehabilitasi Gedung Balai Nikah sehingga pemerintah dapat
ST004, ST005, dan ST006. Jumlah besarnya mencapai Rp22,53 triliun. dan Manasik Haji di Direktorat melakukan penghematan sebesar
nominal keseluruhan seri sukuk Kenaikan porsi SBSN, terutama dari Jenderal Bimbingan Masyarakat USD 24 juta untuk kedua pinjaman
tabungan yang diterbitkan pada SBSN untuk pembiayaan proyek, Islam Kementerian Agama ADB tersebut. Di kemudian
tahun 2019 mencapai Rp9,18 triliun disebabkan karena pemerintah senilai Rp189,30 miliar; hari, pemerintah akan kembali
dengan akumulasi jumlah investor fokus pada pembangunan melakukan konversi serupa dengan
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
sebanyak 44.224 orang. infrastruktur sebagai prioritas 7. 6 proyek pembangunan taman mengubah pinjaman dari mata uang
pembangunan nasional dalam nasional dan 1 pembangunan dolar Amerika Serikat ke mata uang
Berbeda dari penerbitan sukuk rangka meningkatkan daya saing laboratorium lapangan di
tabungan seri sebelumnya, yen Jepang. Konversi pinjaman ini
bangsa. Kementerian Lingkungan Hidup tentu juga disertai dengan negosiasi
ST006 diterbitkan dengan format dan Kehutanan senilai Rp106,23
Green, dimana seluruh hasil Pembiayaan sebesar Rp28,43 penurunan suku bunga.
miliar;
penerbitan digunakan untuk triliun tersebut digunakan untuk Peringkat Kredit Naik, Bukti
pembiayaan proyek-proyek yang membiayai 619 proyek di 34 provinsi 8. 7 proyek pembangunan Ekonomi Indonesia Semakin Baik
ramah lingkungan baik refinancing yang dilakukan oleh 7 Kementerian/ gedung perguruan tinggi
maupun new financing. ST006 Lembaga, yaitu Kementerian di Kementerian Riset dan S&P (Standard’s and Poor’s)
merupakan penerbitan Green Agama, Kementerian Perhubungan, Teknologi senilai Rp498,08 kembali menaikkan peringkat
Sukuk Ritel pertama sekaligus Kementerian Pekerjaan Umum dan miliar; kredit Indonesia dari BBB- dengan
menunjukkan komitmen dan Perumahan Rakyat, Kementerian outlook stabil di tahun 2018
9. 1 proyek pengembangan
04

04
kontribusi pemerintah dalam Riset dan Teknologi, Lembaga menjadi BBB dengan outlook stabil
mengembangkan pasar keuangan Ilmu Pengetahuan Indonesia, laboratorium di Badan di tahun 2019. Hal ini merupakan
Bab

Bab
prestasi tersendiri bagi Indonesia kondisi ekonomi makro terutama
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


karena kenaikan peringkat kredit perkembangan pertumbuhan
tersebut diraih Indonesia ditengah ekonomi dan perdagangan
ketidakpastian pasar global internasional yang berdampak pada
menjelang pemilihan umum pendapatan negara khususnya pada
serentak serta minimnya sentimen sisi penerimaan perpajakan, serta
positif atas Indonesia. Kenaikan fluktuasi harga komoditas dan kurs
peringkat kredit Indonesia saat ini yang berdampak pada Penerimaan
merupakan capaian yang sangat Negara Bukan Pajak (PNBP). Di
membanggakan, karena langsung sisi lain, pembiayaan anggaran
naik tanpa melalui BBB- dengan dipengaruhi oleh tingkat bunga
outlook positif. acuan (benchmark interest rate)
dan kondisi ekonomi global.
Faktor yang menjadi pertimbangan
S&P dalam menaikkan peringkat Selama tahun 2019, proses
kredit Indonesia adalah prospek pengelolaan risiko keuangan negara
pertumbuhan ekonomi yang dapat ditunjukkan dalam output
kuat, dinamika kebijakan yang utama sebagai berikut.
mendukung serta kondisi politik
yang aman. Selain itu, kenaikan 1. Penghitungan Dana Cadangan
peringkat kredit Indonesa juga Risiko Asumsi
didukung oleh utang pemerintah Untuk mengantisipasi
yang relatif rendah serta terjadinya tambahan defisit
pengelolaan fiskal yang cukup baik. akibat deviasi asumsi dasar
Hal tersebut menjadi nilai tambah ekonomi makro dengan
terhadap posisi Indonesia yang realisasinya, pemerintah
merupakan negara berpendapatan mengalokasikan dana
menengah ke bawah dengan neraca cadangan perubahan asumsi
dagang yang rendah. dasar ekonomi makro. Dana
Kenaikan peringkat tersebut cadangan ini berfungsi sebagai
menguatkan status Layak Investasi bantalan (cushion) untuk
(Investment Grade) Indonesia mengurangi tekanan defisit
dengan level yang sama dari kedua APBN. Perhitungan dana
162
lembaga rating utama lainnya, cadangan risiko fiskal dilakukan 163

yaitu Moody’s dan Fitch. Status dengan menggunakan


Investment Grade menunjukkan analisis sensitivitas APBN
kemampuan dan disiplin tinggi 2020 terhadap perubahan
pemerintah dalam hal memenuhi asumsi dasar ekonomi makro.
semua kewajiban. Dengan begitu, Melalui perhitungan tersebut
tingkat kepercayaan investor/lender transmisinya terhadap masing-
untuk berinvestasi di Indonesia masing pos dalam postur
pun meningkat. Hal tersebut APBN dapat diketahui. Model
dapat meningkatkan fleksibilitas yang digunakan untuk melihat
pemerintah dalam pengadaan sensitivitas asumsi dasar
utang baru dan meningkatkan ekonomi makro adalah simulasi
investasi asing langsung (foreign analisis ekonomi makro. Pada
direct investment) yang masuk tahun 2019, rekomendasi dana
dan aliran modal masuk (capital cadangan risiko asumsi dasar
ekonomi makro untuk APBN
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
inflow) yang mampu meningkatkan
cadangan devisa dan menguatkan tahun 2020 sebesar Rp7.451,8
nilai tukar. miliar. Rekomendasi tersebut
telah disetujui dan dianggarkan
Pengelolaan Risiko Keuangan dalam APBN 2020.
Negara
2. Pengungkapan Risiko Fiskal
Pengelolaan risiko keuangan negara pada Nota Keuangan APBN
semakin berkembang seiring Tahun Anggaran
dengan perkembangan kebijakan (TA) 2020
pemerintah dan perubahan kondisi
perekonomian. Pengelolaan risiko engungkapan risiko fiskal
keuangan negara dan pelaksanaan dalam Nota Keuangan APBN
APBN pada tahun 2019 secara menjadi bagian penting dalam
04

04
umum masih dipengaruhi oleh mendukung pelaksanaan
kebijakan fiskal, khususnya
Bab

Bab
dalam rangka transparansi dianggap perlu oleh pemerintah. perekonomian nasional dengan Ketenagalistrikan.

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


fiskal serta menumbuhkan Fasilitas pembiayaan ekspor memaksimalkan peran LPEI
kesadaran bagi pemangku yang diberikan dapat berbentuk selaku lembaga keuangan milik Fasilitas Dana Pembiayaan
kepentingan (stakeholders) dan pembiayaan, penjaminan, maupun pemerintah. Infrastruktur Panas Bumi (PISP)
publik terhadap adanya risiko asuransi. Melalui program ini Pengembangan energi baru
fiskal yang membebani APBN. diharapkan dapat sekaligus Dukungan Pemerintah untuk
Pembiayaan Proyek Infrastruktur dan terbarukan saat ini telah
mendorong perekonomian nasional menjadi salah satu prioritas
Area pengungkapan risiko fiskal melalui terciptanya lapangan kerja,
mengalami perkembangan dari Penjaminan Pemerintah kepada pemerintah. Salah satu potensi
mengembangkan produk unggulan, BUMN Penugasan sumber energi terbarukan yang
waktu ke waktu. Dibandingkan dan/atau diversifikasi produk
dengan tahun sebelumnya dimana cukup besar di Indonesia adalah
ekspor, serta membuka pasar Sampai dengan tahun 2019, panas bumi (geothermal). Dalam
sumber risiko fiskal dikelompokkan ekspor baru. Kementerian Keuangan telah
menjadi lima kelompok, pada Nota hal ini, Kementerian Keuangan
memberikan jaminan pemerintah memiliki komitmen yang kuat
Keuangan Tahun Anggaran 2020 Bentuk implementasi program PKE terhadap beberapa proyek strategis
pengungkapan risiko mengalami di tahun 2019 diwujudkan melalui untuk mendukung percepatan
nasional, yaitu Proyek Infrastruktur pengembangan energi terbarukan,
reklasifikasi menjadi tiga area penerbitan Ketenagalistrikan, Jalan Tol Trans
utama. Tiga area tersebut meliputi khususnya yang bersumber dari
1. Keputusan Menteri Keuangan Sumatera, Light Rail Transit (LRT) panas bumi melalui penyediaan
1. risiko perubahan kondisi (KMK) nomor 01/KMK.08/2019 Jabodebek, Proyek Penyediaan berbagai fasilitas fiskal maupun
ekonomi; untuk menyasar ekspor ke Air Minum, dan pinjaman kepada fasilitas pembiayaan.
kawasan non-tradisional, Pemerintah Daerah melalui PT
2. risiko APBN, yang meliputi seperti Afrika, Asia Selatan, dan Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Pemerintah melalui Kementerian
risiko pendapatan negara, Timur Tengah dengan alokasi Khususnya pada tahun 2019, surat Keuangan telah mengalokasikan
risiko belanja negara, dan dana Rp1,6 triliun; dan jaminan pemerintah yang telah Dana Pembiayaan Infrastruktur
risiko pembiayaan anggaran, diterbitkan, meliputi i) jaminan Sektor Panas Bumi (Dana PISP)
yang terdiri dari risiko 2. KMK Nomor 685/KMK.08/2019 untuk Proyek Transmisi dan sebesar Rp 3,12 trilliun sebagai
utang pemerintah dan tentang Penugasan Khusus Gardu Induk 35GW Regional Jawa Penyertaan Modal Negara (PMN)
risiko kewajiban kontinjensi Kepada Lembaga Pembiayaan Bagian Tengah, serta ii) jaminan kepada PT SMI. Dana PISP ditujukan
pemerintah pusat; dan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama dengan PT Penjaminan untuk mendukung pembiayaan
dalam Rangka Pengembangan Infrastruktur Indonesia (PII) untuk kegiatan eksplorasi, eksploitasi,
3. risiko fiskal tertentu yang Pariwisata Kawasan Ekonomi Proyek Hydropower Skala Kecil dan dan pengembangan proyek
terdiri dari risiko bencana Khusus Mandalika, alokasi dana Menengah di wilayah Indonesia Pembangkit Listrik Tenaga Panas
alam, tuntutan, hukum kepada Rp1,2 triliun. Penerbitan KMK ini Timur melalui pinjaman langsung Bumi (PLTP). Untuk kegiatan
pemerintah, risiko program dilakukan untuk menyediakan KfW kepada PT Perusahaan Listrik eksplorasi menggunakan dana
164
pembiayaan perumahan bagi pembiayaan ekspor Negara (PLN). Selain itu telah PISP, pemerintah memberikan 165
masyarakat berpenghasilan dalam rangka mendorong diterbitkan pula offering letter 20 fasilitas risk sharing, baik untuk
rendah, risiko pengembangan pengembangan tujuan wisata fasilitas pinjaman daerah dengan skema Government Drilling
energi baru terbarukan, di Kawasan Ekonomi Khusus nilai sebesar Rp2,37 triliun. (dilakukan langsung oleh PT SMI
dan risiko BUMN dalam (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara atas nama Pemerintah) maupun
pembangunan infrastruktur. Barat (NTB), sebagai salah satu Di samping penerbitan surat SOE Drilling (dilakukan oleh Badan
destinasi pariwisata prioritas jaminan, pada tahun 2019 juga Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Penugasan Khusus Ekspor dan dilakukan perubahan atas 2
Penerbitan Kebijakan Dasar 10 Bali Baru dan potensi ekspor anak perusahaannya). Dalam
jasa yang cukup besar. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) perkembangannya telah dilakukan
Pembiayaan Ekspor Nasional yang menjadi landasan hukum leveraging atas dana PISP melalui
Dalam rangka mendorong Pada tahun 2019, pemerintah juga dalam proses pemberian jaminan co-finance dengan sumber
peningkatan ekspor nasional, sejak menerbitkan kebijakan strategis pemerintah untuk proyek jalan pembiayaan lain, yaitu dana hibah
tahun 2015, pemerintah telah dalam rangka mendukung program tol Trans Sumatera dan proyek Clean Technology Fund (CTF)
menugaskan Lembaga Pembiayaan ekspor nasional, yaitu Kebijakan ketenagalistrikan. Kedua PMK sebesar USD 49 juta dan hibah
Ekspor Indonesia (LPEI) untuk Dasar Pembiayaan Ekspor Nasional tersebut adalah Global Environment Fund (GEF)
melaksanakan Penugasan Khusus (KDPEN) yang ditetapkan melalui sebesar USD 6,25 juta.
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 43 1. PMK Nomor 142/PMK.08/2019
Ekspor (PKE) atau disebut pula tentang Tata Cara Pelaksanaan
National Interest Account (NIA). Tahun 2019 (PP KDPEN). Penerbitan Dalam pemberian fasilitas
PP KDPEN merupakan mandat Pemberian Jaminan Pemerintah ini, Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan berperan untuk Percepatan Proyek
dalam penerbitan regulasi kebijakan dari Undang-Undang (UU) Nomor menerbitkan Surat Keputusan
2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembangunan Jalan Tol di (SK) penugasan kepada PT SMI
pembiayaan ekspor melalui proses Sumatera; dan
koordinasi dengan instansi terkait, Pembiayaan Ekspor Indonesia Dana PISP ditujukan untuk melaksanakan fasilitasi
khususnya dalam Komite PKE. (LPEI) untuk mendorong terciptanya untuk mendukung 2. PMK Nomor 135/PMK.08/2019 penyediaan data dan informasi
iklim usaha yang kondusif bagi pembiayaan kegiatan tentang Perubahan Atas panas bumi. Pada tahun 2019, telah
Program PKE pada dasarnya peningkatan ekspor nasional eksplorasi, eksploitasi, Peraturan Menteri Keuangan diterbitkan dua SK Penugasan
ditujukan untuk menunjang dan mempercepat peningkatan dan pengembangan Nomor 130/PMK.08/2016 untuk lokasi Nage, Nusa Tenggara
kebijakan/program ekspor melalui ekspor nasional. Melalui ketentuan proyek Pembangkit Tentang Tata Cara Pelaksanaan Timur dan Bittuang, Sulawesi
penyediaan pembiayaan ekspor atas tersebut, PP KDPEN diharapkan Listrik Tenaga Panas Pemberian Jaminan Selatan. Sebelumnya di tahun 2018
transaksi atau proyek yang secara dapat memberikan pengaruh Bumi (PLTP). Pemerintah Untuk Percepatan telah diterbitkan SK Penugasan
04

04
komersial sulit dilaksanakan, tetapi positif bagi kinerja ekspor dan Pembangunan Infrastruktur untuk wilayah kerja Jailolo, Maluku
Bab

Bab
Timur dengan besaran komitmen 2019, semua proyek tersebut di atas
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Utara dan Waesano, Nusa Tenggara penyiapan dengan 2 di antaranya tidak ada yang mengalami default.
Timur. Pada tahun 2019, Bank telah dihentikan. VGF sebesar Rp818,01 miliar,
Dunia telah berkomitmen untuk proyek SPAM Bandar Lampung Skema Availability Payment
memberikan dukungan melalui Proyek KPBU dalam fase transaksi dengan besaran komitmen VGF
fasilitas Geothermal Resource meliputi sebesar Rp258.8 miliar, dan Availability Payment (AP) adalah
Risk Mitigation (GREM) dalam SPAM Pekanbaru dengan besaran pembayaran secara berkala oleh
• Perkeretaapian Makassar- komitmen VGF sebesar Rp193,82 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
rangka derisking eksplorasi bagi Parepare;
pengembang swasta dan BUMN. miliar. Daerah kepada Badan Usaha atas
Selain itu dalam pengelolaan dana • Sistem Pengelolaan Air Minum tersedianya layanan infrastruktur
Penjaminan Infrastruktur yang sesuai dengan kualitas
PISP juga memberikan dukungan (SPAM) Kota Pekanbaru;
melalui technical assistance hingga Sampai dengan tahun 2019, proyek dan/atau kriteria sebagaimana
tahun 2024. • Rumah Sakit Umum Daerah KPBU yang mendapatkan dukungan ditentukan dalam perjanjian KPBU.
Krian; Pemerintah berupa penjaminan Skema ini mempunyai keunggulan,
Penyediaan fasilitas ini diharapkan bersama Kementerian Keuangan antara lain
dapat mendukung percepatan • Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin; dengan PT PII meliputi • pemerintah tidak terbebani
pengembangan panas bumi di
Indonesia, yang ditargetkan untuk • Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan biaya konstruksi proyek
• Preservasi Jalan Nasional infrastruktur;.
dapat menghasilkan daya 7.200 Lintas Timur Sumatera di Batang;
Megawatt pada tahun 2025 atau Provinsi Sumatera Selatan; dan • terdapat kepastian
16,8% dari total target bauran • Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated; pengembalian investasi badan
energi baru terbarukan sebesar 23% • Bandar Udara Hang Nadim usaha; dan.
(45 giga watt). Batam. • Jalan Tol Krian-Legundi-
Bunder-Manyar; • badan usaha tidak menanggung
Skema Kerjasama Pemerintah • Proyek KPBU dalam Fase risiko permintaan (demand
dengan Badan Usaha dalam Penyiapan meliputi • Jalan Tol Cileunyi Sumedang- risk).
Penyediaan Infrastruktur Dawuan;
• Sistem Pengelolaan Air Minum Pada tahun 2019, telah dilakukan
Untuk mendukung penerapan Regional Kamijoro; • Jalan Tol Serang-Panimbang; analisis dan evaluasi atas
Kerjasama Pemerinyah dengan permohonan konfirmasi final AP
Badan Usaha (KPBU) di Indonesia, • Rumah Sakit Kanker Dharmais; • Jalan Tol Probolinggo- Proyek KPBU Kegiatan Preservasi
Kementerian Keuangan telah • Preservasi Jalan Nasional Banyuwangi; dan Jalan Nasional Lintas Timur di
berkomitmen untuk menyediakan Lintas Timur Sumatera di Provinsi Sumatera Selatan yang
berbagai fasilitas dan dukungan • Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Provinsi Riau; South Side. dituangkan dalam S-47/PR.6/2019
pemerintah, yaitu fasilitas tanggal 31 Juli 2019.
166 167
penyiapan proyek/project • Proving Ground Balai Pengujian Sampai dengan Triwulan 4 Tahun
development facility (PDF), Laik Jalan dan Sertifikasi
dukungan kelayakan/viability Kendaraan Bermotor (BPLJSKB)
gap fund (VGF), dan penjaminan Bekasi;
infrastruktur. Kementerian
Keuangan juga memperkenalkan • Penerangan Jalan Umum (PJU)
skema pengembalian investasi Kota Surakarta;
proyek KPBU yakni skema • Tempat Pengolahan dan
Pembayaran Berdasarkan Pemrosesan Akhir Sampah
Ketersediaan Layanan atau yang (TPPAS) Legok Nangka; dan
biasa dikenal dengan Availability
Payment (AP). • Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) Tangerang
Dukungan Penyiapan Proyek atau Selatan.
Project Development Facility
• Penghentian Fasilitas PDF
Pengelolaan Pajak

Pengelolaan Pajak
Pelaksanaan Project Development meliputi
Facility (PDF) selama tahun 2019
telah berjalan untuk 15 proyek • Rumah Sakit Umum Daerah dr.
yang terbagi ke dalam 7 sektor Pirngadi Kota Medan; dan
infrastruktur, yaitu 2 sektor air
minum, 4 sektor kesehatan, • Rumah Sakit Perguruan
1 sektor fasilitas pendidikan, Tinggi Negeri Universitas Sam
penelitian, dan pengembangan, 2 Ratulangi.
sektor jalan, 3 sektor transportasi, • Dukungan Kelayakan atau
1 sektor konservasi energi, dan Viability Gap Fund (VGF)
2 sektor sistem pengelolaan
persampahan. Dari 15 proyek Sampai dengan tahun 2019, proyek
tersebut, 6 proyek dalam fase KPBU yang telah mendapat VGF
04

04
transaksi dan 9 proyek dalam fase adalah proyek SPAM Umbulan, Jawa
Bab

Bab
05 Tata Kelola Pemerintahan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Tata Kelola
Pemerintahan

170
Kementerian Keuangan 5.1. Sistem Pengendalian
Intern di Lingkungan
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) melalui Program
Kementerian Keuangan terus
berkomitmen untuk menerapkan
171

terus berkomitmen untuk


Kementerian Keuangan Penguatan Unit Kepatuhan Internal kelima unsur SPIP. Dalam
(UKI) di Lingkungan Kementerian mewujudkan penerapan SPIP
Keuangan yang efektif, unsur Pemantauan

menerapkan lima unsur


Pengendalian Intern perlu
Peraturan Pemerintah Nomor diperkuat. Sejalan dengan hal
60 Tahun 2008 tentang Sistem tersebut, terbit KMK Nomor 152/
Pengendalian Intern Pemerintah
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

SPIP
KMK.09/2011 tentang Peningkatan
(SPIP) lahir sebagai amanat UU Penerapan Pengendalian Intern di
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Lingkungan Kementerian Keuangan.
Perbendaharaan Negara. SPIP Peraturan tersebut mengamanatkan
merupakan sistem pengendalian penunjukan unit kerja sebagai
intern yang diselenggarakan pelaksana pemantauan

Tata Kelola Pemerintahan


secara menyeluruh di lingkungan pengendalian intern pada tahun
pemerintah pusat dan pemerintah 2011. Amanat lainnya ialah
daerah. SPIP bertujuan memberikan pembentukan struktur unit kontrol
keyakinan memadai bagi intern pada setiap Unit Eselon I di
tercapainya efektivitas dan efisiensi lingkungan Kemenkeu pada tahun
pencapaian tujuan penyelenggaraan 2012. Unit kontrol intern atau
pemerintahan negara, keandalan disebut sebagai Unit Kepatuhan
pelaporan keuangan, pengamanan Internal (UKI) memiliki tugas untuk
aset, negara, dan ketaatan terhadap melaksanakan pemantauan atas
peraturan perundang-undangan. pengendalian intern.
Terdapat lima unsur SPIP, yaitu
Lingkungan Pengendalian, Penilaian UKI melaksanakan pemantauan
Risiko, Kegiatan Pengendalian, pengendalian intern melalui
Informasi dan Komunikasi, dan kegiatan Evaluasi Pengendalian
06

Pemantauan Pengendalian Intern. Intern Tingkat Entitas/Unit

05
Kerja (EPITE) dan Pemantauan
Bab

Bab
Pengendalian Intern Tingkat Selama tahun 2019, pelaksanaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Aktivitas (PPITA). EPITE merupakan Program Penguatan UKI di
kegiatan untuk mengevaluasi Lingkungan Kemenkeu dapat
kelima unsur SPIP. Penguatan atas diuraikan sebagai berikut:
EPITE dilakukan melalui kegiatan
pemantauan penerapan kode 1. Kesadaran Manajemen atas
etik. Kegiatan ini berperan dalam Sistem Pengendalian Intern
menciptakan tata kelola yang bersih Dalam rangka memperkuat
dan bebas dari korupsi, kolusi, unsur Kesadaran Manajemen
dan nepotisme. Sementara PPITA atas Sistem Pengendalian Intern,
merupakan kegiatan untuk menilai Itjen telah menghimbau kepada
efektivitas pengendalian intern para pimpinan Unit Eselon I agar
terhadap pelaksanaan proses bisnis melakukan tiga hal. Pertama,
manajemen.Program penguatan mengimplementasikan SPIP
UKI di lingkungan Kemenkeu sesuai PP 60/2008 dan melakukan
merupakan arahan Menteri pemantauan sesuai KMK-940/2017.
Keuangan sebagai komitmen dalam Kedua, menunjukkan komitmen
upaya pencegahan fraud. Program pimpinan dalam memperkuat UKI.
ini memiliki framework yang Ketiga, melakukan pengawasan atas
diilustrasikan dalam bentuk sebuah pelaksanaannya dengan sebaik-
bangunan. baiknya.
Unsur-unsur dalam framework Sosialisasi terkait peningkatan
tersebut, yaitu: kesadaran manajemen atas Sistem
1. Pondasi untuk menjalankan Pengendalian Intern juga dilakukan
penguatan UKI mencakup Itjen dalam berbagai kegiatan,
tiga hal dasar, yaitu seperti: kegiatan Pembangunan
Kesadaran Manajemen atas Zona Integritas Wilayah Bebas dari
Sistem Pengendalian Intern, Korupsi (ZI-WBK), Rapat Kerja,
Infrastruktur SDM dan Rapat Koordinasi, Rapat Pimpinan,
Organisasi, dan Komunikasi dan Bimbingan Teknis.
dengan Stakeholders. 2. nfrastruktur Sumber Daya
172 2. Dalam rangka pelaksanaan Manusia dan Organisasi 173
tugas dan fungsi UKI yang Dalam mengembangkan unsur
optimal, diperlukan empat Infrastruktur SDM dan Organisasi,
elemen utama yang harus Itjen telah menyampaikan
dimiliki UKI, yaitu SDM, Akses himbauan kepada Kepala BPPK
Data dan Informasi, Proses untuk menyediakan sumber daya
Bisnis Pemantauan, dan dalam rangka penguatan UKI
Dukungan Teknologi Informasi. dan kepada Sekretaris Jenderal
3. UKI melaksanakan dua kegiatan untuk menyediakan infrastruktur
utama untuk memastikan pendukung dalam rangka
bahwa SPIP pada tingkat penguatan UKI.
entitas dan aktivitas telah Selain itu, Itjen telah melakukan
diterapkan oleh Manajemen, analisis Standar Kompetensi
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


yaitu Pemantauan Pengendalian Jabatan (SKJ) untuk pejabat/
Intern dan Tindak Lanjut Hasil pegawai UKI di lingkungan
Pemantauan. Kemenkeu dengan hasil: (1)
4. Inspektorat Jenderal sebagai Terdapat dua Eselon II yang
Third Line Of Defense berperan terkait dengan kepatuhan internal,
penting dalam menjalankan lima Eselon II yang menjalankan
fungsi asurans dan konsultansi, fungsi kepatuhan internal atau
melalui dua kegiatan, yaitu pemantauan pengendalian intern,
Asistensi dan Pembinaan serta 19 Eselon III yang terkait dengan
Monitoring dan Evaluasi. kepatuhan internal, dan 55 jabatan
EPITE merupakan Eselon IV yang mempunyai fungsi
kegiatan untuk 5. Tujuan akhir yang dicapai kepatuhan internal; (2) Jabatan
mengevaluasi dalam penguatan UKI, yaitu: Eselon II memiliki 16 SKJ, jabatan
Peningkatan Integritas dan Eselon III memiliki 11-12 SKJ,
kelima unsur SPIP. Kinerja Organisasi. dan jabatan Eselon IV memiliki
05

05
sembilan SKJ.
Bab

Bab
Dalam rangka penyusunan standar Dalam rangka penguatan UKI
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Hasil Pemetaan Pejabat dan Pegawai UKI
Per Desember 2019 persyaratan UKI di lingkungan dari sisi Sumber Daya Manusia,
Kemenkeu, Itjen telah melakukan Itjen telah memetakan pejabat
analisis Uraian Jabatan (Urjab) dan pegawai UKI pada seluruh
Pelaksana UKI dengan hasil Unit Eselon I Per Desember 2019,
bahwa Jabatan Pelaksana UKI dengan hasil sebagaimana disajikan

68,89%
95,56%

55,07%
92,79%
97,87%

86,01%
61,56%
97,78%
yang disediakan mensyaratkan pada grafik disamping..
pendidikan minimal SMP s.d. D-IV/
S1, namun demikian masih terdapat Hasil pemetaan pejabat dan
unit yang belum mensyaratkan pegawai UKI pada Unit Eselon I
pendidikan formal. tanpa unit vertikal (DJPPR, BKF,
DJA, DJPK, Setjen, dan Itjen)
3. Komunikasi dengan Stakeholders mencakup: (1) Formasi pejabat/
pegawai sebanyak 47 orang telah
Itjen mendefinisikan ulang pola terisi oleh 46 orang (97,87%); (2)
hubungan Itjen dengan UKI agar Sebanyak 44 orang atau 97,78%
terlihat hubungan yang lebih jelas dari 45 orang berpendidikan
antara pihak-pihak terkecil yang minimal D3; (3) Sebanyak 43
terlibat. Pola hubungan tersebut orang atau 95,56% dari 45 orang
telah disampaikan kepada para berusia 50 tahun ke bawah; dan (4)
pimpinan Eselon II di Lingkungan Sebanyak 31 atau 68,89% dari 45
Itjen. orang pejabat/pegawai UKI telah
Itjen juga membentuk Tim Pembina mengikuti pelatihan terkait UKI.
UKI pada seluruh Unit Eselon I Hasil pemetaan pejabat dan
melalui Keputusan masing-masing pegawai UKI pada Unit Eselon I
Eselon I Tanpa Unit Vertikal Inspektur mitra Eselon I. Tim dengan unit vertikal (DJP, DJBC,
Pembina UKI merupakan auditor DJPb, DJKN, dan BPPK) mencakup:
Eselon I Dengan Unit Vertikal Itjen yang bertugas melakukan (1) Formasi pejabat/pegawai
pembinaan pada UKI Wilayah sebanyak 2.775 orang telah terisi
(UKI-W) atau UKI Pelayanan (UKI-P). oleh 2.575 orang (92,79%); (2)
Formasi Pendidikan Usia 50 Telah Ikut Untuk menyiapkan Tim Pembina Sebanyak 1.936 orang atau 61,56%
Jabatan D3 ke Atas Tahun Pelatihan UKI yang kompeten, Auditor Mitra
Terisi Kebawah UKI dari 3.145 orang berpendidikan
UKI selaku auditor Itjen yang minimal D3; (3) Sebanyak 2.705
174 bertugas melakukan pembinaan orang atau 86,01% dari 3.145 orang 175
pada UKI Eselon I (UKI-E1) telah berusia 50 tahun ke bawah; dan
memberikan pembekalan kepada (4) Sebanyak 1.732 atau 55,07% dari
Tim Pembina UKI. 3.145 orang pejabat/pegawai UKI
Komunikasi antara Itjen dengan UKI telah mengikuti pelatihan terkait
dan Auditor Mitra UKI/Tim Pembina UKI.
terjalin dalam rapat koordinasi Dari hasil pemetaan di atas, dapat
yang dilaksanakan tiga bulan sekali. diketahui bahwa sebagian besar
Tujuannya untuk meningkatkan pejabat/pegawai UKI berada dalam
koordinasi dan sinergi UKI dengan rentang usia produktif. Untuk
Itjen. pelatihan UKI, masih banyak
4. Sumber Daya Manusia pejabat/pegawai yang belum
mengikuti pelatihan terkait UKI.
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


Peningkatan kompetensi pejabat/ Oleh karena itu, pada tahun 2020
pegawai UKI pada tahun 2019 akan diselenggarakan pelatihan UKI
telah diselenggarakan melalui secara e-learning yang diharapkan
pelatihan terkait pemantauan dapat menjangkau lebih banyak
pengendalian intern yaitu Diklat peserta dari pejabat/pegawai UKI
PRO UKI. Untuk membantu dalam pada seluruh Unit Eselon I.
melakukan pemantauan kode etik,
UKI diharapkan dapat melakukan 5. Akses Data dan Informasi
penyusunan profil pegawai dan UKI memerlukan akses data
Fraud Risk Scenario. Oleh karena dan informasi agar pemantauan
itu, materi terkait penyusunan pengendalian intern berjalan
profil pegawai dan Fraud Risk efektif. Sejalan dengan hal
Scenario disisipkan dalam Diklat tersebut, Itjen telah menyampaikan
PRO UKI. himbauan kepada para pimpinan
05

05
Bab

Bab
Rekapitulasi jumlah proses bisnis yang dipantau Unit Eselon I untuk memastikan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


pengendalian utama; dan (3)
masing-masing Unit Eselon I UKI telah memperoleh akses data pengendalian yang telah ditetapkan
dan informasi yang cukup. dalam SOP/peraturan/kebijakan
6. Proses Bisnis Pemantauan tertulis lainnya. Sementara Menu
PPU digunakan untuk melakukan
No Unit Jumlah Proses Bisnis dan Kegiatan yang Dipantau
Secara keseluruhan, UKI di input dan pengecekan antara lain:
Eselon I
lingkungan Kemenkeu telah (1) pengujian pengendalian utama;
Keseluruhan UKI E1 UKI - W UKI- W UKI - P UKI - P melakukan pemantauan (2) pengujian atribut pengendalian
pada es 1 Kanwil KPU Kantor UPT pengendalian intern atas 128 proses utama, atribut utama lainnya, dan
Pelayanan bisnis (probis). DJBC menetapkan atribut lainnya; serta (3) pengujian
1 DJP 12 3 3 4 2 33 probis yang dipantau oleh UKI. pengendalian utama telah
Jumlah probis terbanyak di antara dilaksanakan dengan cara dan oleh
2 DJBC 33 3 5 10 30 2
Unit Eselon I karena karakteristik orang yang tepat.
3 DJPb 24 16 3 8 proses bisnis pada unit vertikal
DJBC sangat beragam. Hal ini yang 8. Pemantauan Pengendalian Intern
4 DJPPR 16 16
membedakan DJBC dengan DJP, UKI pada seluruh Unit Eselon
5 DJKN 10 5 5 10
DJPb, DJKN, dan BPPK. Keempat I di lingkungan Kemenkeu
6 BKF 8 8 Unit Eselon I tersebut dapat telah melaksanakan kegiatan
7 DJA 1 1 menetapkan probis sama untuk Pemantauan Efektivitas
tingkat unit vertikal. Untuk Eselon Implementasi Pengendalian
8 DJPK 3 3
I yang tidak memiliki unit vertikal, Intern. Hasil pengujian efektivitas
9 BPPK 15 15 8 UKI pada DJPPR memantau probis pengendalian intern menunjukkan
10 Setjen 3 3 paling banyak, yaitu sebanyak 16 terdapat 3 Unit Eselon I (DJPPR,
probis. Sedangkan UKI pada DJA BKF, dan DJPK) yang memperoleh
11 Itjen 3 3
melakukan pemantauan terhadap simpulan efektif. Hal ini
Total 128 1 probis, yaitu Penyelesaian Revisi menunjukkan bahwa tidak ada
Anggaran Kementerian Negara/ defisiensi signifikan dan kelemahan
*) Jumlah proses bisnis keseluruhan pada Eselon I bukan merupakan hasil penjumlahan
Lembaga. material, baik pada hasil Evaluasi
dari jumlah proses bisnis yang dipantau oleh UKI E1, UKI W, dan UKI P karena terdapat
Dalam rangka penguatan Pengendalian Intern Tingkat
kemungkinan proses bisnis yang dipantau oleh UKI-E1 juga dipantau oleh UKI-W atau UKI P.
pemantauan pengendalian Entitas (EPITE) maupun hasil
intern atas probis, UKI juga perlu Pemantauan Pengendalian Intern
melakukan penyusunan serta Tingkat Aktivitas (PPITA). Sedangkan
176 pemanfaatan Fraud Risk Scenario pada 8 Unit Eselon I lainnya (DJP, 177
(FRS). Sebagai panduan, Itjen DJBC, DJPb, DJKN, DJA, BPPK,
Rincian Jumlah Profil Pegawai per Unit Setjen, dan Itjen), simpulan yang
Eselon I telah menetapkan Pedoman
Penyusunan dan Pemanfaatan FRS diperoleh adalah efektif dengan
melalui Peraturan Irjen Nomor pengecualian, yang menunjukkan
Per-6/IJ/2019 tanggal 15 Agustus bahwa terdapat satu atau lebih
Eselon I dengan Unit Vertikal Eselon I tanpa Unit Vertikal defisiensi signifikan namun apabila
2019. Selain itu, guna membantu
No Unit Eselon I Jumlah Profil No Unit Eselon I Jumlah Profil dalam pemantauan kode etik, digabungkan tidak mengakibatkan
Pegawai Pegawai perlu dilakukan penyusunan profil kelemahan material.

1 DJP 2.034 1 DJPPR 79 pegawai oleh UKI. Selain itu, UKI juga menyusun profil
2 DJBC 479 2 BKF 21 7. Dukungan Teknologi Informasi pegawai (profiling) sebagai salah
satu upaya pencegahan fraud di
3 DJPb 1.107 3 DJA 9
Sejak tahun 2018, telah dibangun lingkungan Kemenkeu. Selama
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


4 DJKN 385 4 DJPK 12 aplikasi PRO UKI untuk mendukung tahun 2019, UKI pada kantor pusat
5 BPPK 125 5 Setjen 39 keseluruhan proses pemantauan dan unit vertikal telah menyusun
pengendalian intern oleh 4.370 profil pegawai. UKI Eselon I
6 Itjen 80
UKI di lingkungan Kemenkeu. yang memiliki unit vertikal telah
Jumlah 4.130 Jumlah 240 Pengembangan Modul PPITA pada menyusun 4.130 profil, sedangkan
Jumlah 4.370 aplikasi ini telah selesai pada akhir UKI Eselon I lainnya menyusun 240
Keseluruhan tahun 2019 dan dapat dimanfaatkan profil.
pada tahun 2020.
9. Asistensi dan Pembinaan
Modul PPITA terdiri dari dua menu
utama yaitu Menu Rancangan dan Itjen telah melakukan asistensi atas
Menu Pemantauan Pengendalian Perencanaan Pemantauan Tahun
Utama (PPU). Menu rancangan 2019 dan 2020 pada seluruh UKI
digunakan untuk melakukan input Eselon I terkait pemilihan proses
seperti: (1) kegiatan utama dalam bisnis yang dipantau dan perangkat
proses bisnis; (2) kemungkinan pemantauan. Selanjutnya, Itjen
05

05
kegagalan untuk mencapai tujuan juga telah melakukan asistensi dan
pembinaan kepada UKI Eselon I
Bab

Bab
(UKI-E1), UKI Wilayah (UKI-W), dan berhasil apabila berdampak pada
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Indeks Penilaian Integritas 2019
UKI Pelayanan (UKI-P). Asistensi peningkatan integritas Kemenkeu.
dan pembinaan yang dilakukan Berdasarkan hasil Survei Penilaian
mencakup kegiatan seperti Integritas Kemenkeu Tahun 2019
pemantauan pengendalian intern, yang dilakukan oleh Itjen, terdapat

91,41
pemantauan kode etik, penyusunan peningkatan Indeks Penilaian
90,27 Indeks Internal Fraud Risk Scenario, penyusunan Integritas (IPI) Kemenkeu sebesar
Profil Pegawai, dan pendampingan 3,76 poin. IPI Kemenkeu pada tahun
penyusunan usulan infrastruktur 2019 adalah 91,41 dan IPI tahun
92,55 Indeks Eksternal SDM yang mendukung UKI. 2018 sebesar 87,65. Secara umum
IPI seluruh Unit Eselon I Kemenkeu
Monitoring dan Evaluasi mengalami kenaikan dengan
Kegiatan monitoring dan evaluasi pencapaian di atas target IPI 2019
yang dilakukan Itjen antara lain: (87,65). Dalam semua komponen
monitoring dan evaluasi atas penilaian baik internal maupun
Indeks Penilaian Integritas 2018 eksternal, Kemenkeu mengalami
pelaksanaan Evaluasi Pengendalian
Intern Tingkat Entitas (EPITE), kenaikan yaitu: Budaya Organisasi
(2,39), Sistem Anti Korupsi

91,41
Pemantauan Pengendalian Intern
Tingkat Aktivitas (PPITA), serta (2,93), Pengelolaan SDM (3,51),
88,01 Indeks Internal Pengelolaan Anggaran (1,42), Budaya
pemantauan kode etik.
Integritas Organisasi (9,69), dan
Peningkatan Integritas dan Kinerja Budaya lntegritas Kerja (2,88). Hal
87,28 Indeks Eksternal
Organisasi ini mengindikasikan bahwa program
penguatan UKI berpengaruh secara
Program penguatan UKI di tidak langsung bagi peningkatan
Lingkungan Kemenkeu dapat dinilai integritas Kemenkeu.

Indeks Penilaian Integritas Eselon I Pada awal implementasinya, Strategy and Performance serta
2019 5.2 Manajemen Risiko
2018 Kementerian Keuangan penerapan dan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan
manajemen risiko pada organisasi. Dengan penerapan
178 Kementerian Keuangan baru ERM, manajemen risiko di 179
dilaksanakan pada level eselon lingkungan Kementerian Keuangan
Setjen 90,78
II sebagai unit yang memiliki dilaksanakan secara holistik
90,46
risiko untuk selanjutnya disebut dan terkoordinasi melibatkan
DJA 92,37 Unit Pemilik Risiko (UPR). Dalam seluruh tingkatan organisasi dan
88,67 perkembangannya, penerapan dapat menjangkau berbagai jenis
88,63 manajemen risiko menuntut risiko, wilayah, dan proses bisnis
DJP perlunya penyelarasan yang lebih organisasi. Adapun detail dari
80,29
komprehensif dan integratif tahapan manajemen risiko yang
DJBC 88,47 mulai dari level kementerian, unit dilaksanakan pada tahun 2019
87,89 eselon I, hingga unit operasional adalah sebagai berikut.
dalam kerangka Enterprise Risk
DJPB 95,99
Management (ERM). Pelaksanaan Manajemen Risiko
91,69
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


Tahun 2019
DJKN 87,17 Pada akhir tahun 2016, Kementerian
85,70 Keuangan telah mengakomodasi Sesuai dengan kerangka kerja
91,19 konsep ERM dalam implementasi ERM dan ISO 31000:2018, proses
DJPK manajemen risikonya. Kemudian manajemen risiko terdiri atas
83,90
melalui Keputusan Menteri tahapan sebagai berikut: (1)
DJPPR 94,65 Keuangan Nomor 577/KMK.01/2019 komunikasi dan konsultasi; (2)
88,20 tentang Manajemen Risiko di penetapan konteks; (3) penilaian
Itjen Lingkungan Kementerian Keuangan, risiko yang mencakup identifikasi
93,97
pada pertengahan tahun 2019 risiko, analisis risiko, dan evaluasi
91,57
dilakukan pemutakhiran regulasi risiko; (4) penanganan risiko; dan
BKF 90,79 sesuai best practices yang berlaku. (5) pemantauan dan review. Seluruh
85,31 KMK tersebut mengacu pada ISO tahapan tersebut diterapkan dalam
BPPK 31000:2018 Risk Management suatu siklus berkelanjutan dan
91,64
- Guidelines dan COSO 2017 mempunyai periode penerapan
90,45 Enterprise Risk Management (ERM) selama satu tahun. Pelaksanaan
05

05
LNSW 91,32 Framework - Integrating with proses manajemen risiko
Bab

Bab
selanjutnya dituangkan dalam Manajemen Risiko untuk UPR level Management Guidelines, COSO terintegrasi dan selaras dengan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


dokumen yang disebut Piagam eselon I sampai dengan eselon III, ERM 2017, dan Common Practices. pengelolaan kinerja.
Manajemen Risiko. dilaksanakan oleh masing-masing Komponen penilaian mencakup
pimpinan unit paling lambat tanggal budaya dan tata kelola risiko, Edukasi Manajemen Risiko
Penyusunan Piagam Manajemen 31 Januari 2019. praktik manajemen risiko, dan
Risiko Kementerian Tahun 2019 efektivitas manajemen risiko. Selain upaya-upaya sebagaimana
Pemantauan Risiko tersebut di atas, proses manajemen
Proses penyusunan piagam Berdasarkan hasil penilaian risiko di lingkungan Kementerian
manajemen risiko dimulai dengan Untuk menjamin kualitas tersebut, TKPMR Kementerian Keuangan juga dilakukan melalui
pembahasan pada level Manajer pelaksanaan manajemen risiko, Keuangan pada tahun 2019 berada edukasi kepada seluruh pegawai di
Risiko Pusat Kementerian Keuangan dilakukan beberapa kegiatan pada level 5 (skala 1 – 5) dengan lingkungan Kementerian Keuangan.
dengan Para Manajer Risiko Unit yaitu pemantauan, review, predikat optimized dengan nilai Pada tahun 2019, edukasi
pada triwulan akhir tahun 2018. dan audit manajemen risiko. sebesar 88.42%. Hasil tersebut manajemen risiko dilakukan dalam
Sejalan dengan penerapan ERM Kegiatan pemantauan dilakukan menunjukan bahwa penerapan beberapa bentuk, yaitu:
di Kementerian Keuangan, proses secara triwulanan yaitu pada manajemen risiko telah sampai • diklat Pelatihan Manajemen
penilaian risiko terlebih dahulu bulan April, Juli, Oktober, dan pada tingkat utilisasi (level Risiko (Reguler) yang
dilakukan pada level kementerian. Januari pada tahun berikutnya tertinggi). Informasi risiko telah diseleggarakan bekerja sama
Selanjutnya, UPR di bawahnya bersamaan dengan monitoring digunakan dalam perencanaan dengan Badan Pendidikan dan
melakukan penilaian risiko dan evaluasi capaian kinerja atau strategis, alokasi sumber daya Pelatihan Keuangan (BPPK);
berdasarkan sasaran strategis pada Dialog Kinerja Organisasi (DKO). dan pengambilan keputusan • penerbitan artikel mengenai
UPR tersebut dan risiko UPR di Implementasi manajemen risiko serta sebagai sistem peringatan manajemen risiko dalam
atasnya yang relevan dengan tugas sangat membutuhkan peran aktif dini kepada pimpinan dan Buletin Kinerja setiap triwulan;
dan fungsi UPR yang bersangkutan semua anggota organisasi mulai manajemen apabila terdapat risiko • pemberian layanan konsultasi
(top-down). dari pimpinan tertinggi hingga yang melebihi batas yang telah manajemen risiko; dan
seluruh pegawai. Sumber daya ditentukan. • sosialisasi mengenai regulasi
Penilaian risiko juga dapat perlu dikerahkan agar manajemen manajemen risiko terbaru,
dilakukan berdasarkan input risiko dapat berjalan dengan baik Dari hasil penilaian tersebut, antara lain sosialisasi
dari konsep Profil Risiko UPR sehingga manfaatnya benar- benar diperoleh pula beberapa masukan Keputusan Menteri Keuangan
pada level di bawahnya (bottom- dapat dirasakan dalam pencapaian sebagai bahan untuk perbaikan nomor 577/KMK.01/2019
up). Hasil pembahasan Manajer sasaran kinerja. manajemen kinerja Kementerian tentang Manajemen Risiko
Risiko selanjutnya menjadi Keuangan di masa akan datang. di Lingkungan Kementerian
bahan diskusi pada Forum Hal lain yang harus diperhatikan Beberapa masukan dari hasil Keuangan.
Sekretaris unit eselon I (Forses) adalah pengintegrasian keseluruhan penilaian tersebut adalah UPR
180 yang dipimpin oleh Sekretaris proses manajemen risiko dengan haruslah independen dan tidak Berbagai upaya tersebut diharapkan 181
Jenderal dan Staf Ahli Bidang proses manajemen secara merangkap jabatan dengan fungsi dapat meningkatkan pemahaman
Organisasi Birokrasi dan Teknologi keseluruhan, khususnya manajemen manajemen lain seperti kepatuhan dan kesadaran pegawai akan
Informasi. Hasil pembahasan kinerja dan sistem pengendalian internal. Selain itu, manajemen pentingnya budaya manajemen
kemudian disampaikan pada Rapat internal. Penerapan manajemen risiko di lingkungan Kementerian risiko di lingkungan Kementerian
Pimpinan (Rapim) yang dipimpin risiko juga harus menyatu dalam Keuangan perlu dukungan sistem Keuangan.
Wakil Menteri Keuangan, beserta budaya organisasi dan disesuaikan informasi dan teknologi agar dapat
pejabat eselon I dan II terkait. dengan proses bisnis organisasi. Ke
Selanjutnya, pembahasan konsep depannya diharapkan implementasi
piagam manajemen risiko level manajemen risiko dapat sejalan
Kementerian Keuangan difinalisasi dengan manajemen kinerja Whistleblowing System (WISE) pengaduan yang diterima melalui
pada Rapim lanjutan bersama sehingga dapat saling melengkapi 5.3 Whistleblowing
System: Pengelolaan Itjen secara aktif mengelola WISE mengalami penurunan.
Menteri Keuangan. Pembahasan dalam rangka peningkatan kinerja. saluran pengaduan berupa WISE Sejak 2015 jumlah pengaduan
konsep piagam manajemen Saluran Pengaduan
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


yang ditandai dengan terbitnya yang diterima Kemenkeu selalu
risiko pada Rapim ini dilakukan Pelaksanaan Review Manajemen Peraturan Menteri Keuangan mengalami kenaikan. Pengaduan di
Pada tahun 2019, bersamaan dengan pembahasan Risiko Nomor 103/PMK.09/2010 tentang tahun 2017 menjadi yang tertinggi
pelaksanaan review konsep Kontrak Kinerja level Tata Cara Pengelolaan dan Tindak dengan 510 pengaduan.
manajemen risiko Kementerian. Pada tahun 2019, pelaksanaan Lanjut Pelaporan Pelanggaran
review manajemen risiko di (Whistleblowing) di Lingkungan Sepanjang tahun 2019, Kemenkeu
di lingkungan Penandatanganan Piagam lingkungan Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan. Meskipun telah menerima 445 pengaduan,
Kementerian Manajemen Risiko Tahun 2019 dilakukan bekerja sama dengan bukan barang baru, WISE yang yang terdiri dari 279 pengaduan
Keuangan Risk Workshop International (RWI). sudah berjalan lebih dari tujuh masyarakat dan 166 pengaduan
Penandatanganan Piagam Kegiatan tahun ini telah melalui beragam pegawai Kemenkeu. Dari sejumlah
dilakukan bekerja Manajemen Risiko level dinamika pengelolaan pengaduan 445 pengaduan tersebut,
sama dengan Kementerian tahun 2019 review ini menilai Tingkat yang memerlukan atensi khusus terdapat 165 pengaduan fraud
Risk Workshop dilaksanakan bersamaan dengan Kematangan Penerapan dari jajaran pimpinan. dan 280 pengaduan non-fraud.
proses penandatanganan Kontrak Manajemen Risiko (TKPMR) dengan Pengaduan fraud terdiri atas
International (RWI). Kinerja Kemenkeu-Wide-One menggunakan tools AON ERM Sumber: Laporan WISE 2019 73 dugaan penyalahgunaan
Kegiatan pada tanggal 28 Januari 2019. Maturity Model (customized) yang
05

05
Dapat dilihat dalam grafik diatas wewenang, 15 dugaan pemerasan,
Adapun penandatanganan Piagam merujuk pada ISO 31000:2018 Risk selama tiga tahun terakhir jumlah 9 dugaan menerima suap, 11
Bab

Bab
dugaan gratifikasi, dan dugaan kegiatan penindakan terkait
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Jumlah Pengaduan
penyimpangan lainnya. Sedangkan pelanggaran nilai-nilai integritas.
untuk pengaduan non-fraud Sepanjang 2019, telah dilakukan
terdapat 31 pengaduan terkait 46 kegiatan penelitian/pulbaket
385 477 510 482 445
pelayanan kepada pihak internal dan 13 kegiatan audit investigasi.
dan eksternal Kemenkeu, 30 Perlu diketahui bahwa 11 dari 28
perbuatan yang bertentangan kegiatan pengawasan dilakukan
dengan norma kesusilaan, 31 menggunakan digital forensic.
pelanggaran prosedur, dan Penggunaan tools ini merupakan
pelanggaran non-fraud lainnya. terobosan Itjen dalam beradaptasi
dengan perubahan lingkungan
Dari 445 pengaduan yang diterima, di era revolusi industri 4.0. Di
387 (86%) pengaduan telah samping untuk mendukung
selesai ditindaklanjuti baik oleh kegiatan pengawasan internal,
Inspektorat Jenderal maupun oleh digital forensic juga beberapa kali
UKI. Sisanya sebanyak 58 (14%) mendukung kegiatan pengawasan di
pengaduan masih dalam proses Unit Kepatuhan Kemenkeu seperti
analisis, pengumpulan data, serta Direktorat Kepatuhan Internal
dalam proses audit investigasi/ DJBC, KPUBC Tipe A Tanjung Priok,
pemeriksaan. KPUBC Tipe C Soekarno Hatta, serta
kegiatan penyidikan pada Kanwil
Dalam hal saluran pengaduan, DJBC Kalimantan Bagian Selatan.
website dan surat masih paling Sebagai tindak lanjut atas
2015 2016 2017 2018 2019 banyak digunakan. Sisanya terdiri rekomendasi yang diberikan
atas pengaduan yang disampaikan dalam kegiatan audit investigasi,
melalui surat elektronik (email), Itjen secara rutin melakukan
telepon, SMS, dan datang langsung. monitoring hukuman disiplin. Pada
Status Pelapor Status Tindak Lanjut Meskipun menjadi saluran tahun 2019, dari 12 laporan audit
yang paling banyak digunakan, investigasi yang terbit, terdapat 42
304
pengaduan melalui website kembali rekomendasi hukuman disiplin yang
277 279 mengalami penurunan dari tahun diberikan. Sebanyak 23 di antaranya
sebelumnya. Oleh karena itu telah tuntas dan 19 sisanya sedang
233 pemanfaatan saluran pengaduan dalam proses tindak lanjut. Secara
182 website masih perlu ditingkatkan keseluruhan, sejak tahun 2012 183
baik melalui sosialisasi maupun sampai dengan 2019 telah terdapat
178 pengembangan fitur pada aplikasi total 300 rekomendasi hukuman

86%
166
baik dari segi keamanan maupun disiplin yang diberikan, dengan 276
kemudahan. rekomendasi hukuman disiplin yang
Selain merespon pengaduan yang telah selesai ditindaklanjuti.
diterima, Itjen juga melakukan
Selesai

5.4 Kebijakan Layanan Gambaran Umum Kebijakan Atasan Pejabat Pengelola Informasi
2017 2018 2019 2017 2018 2019
Informasi Publik Layanan Informasi Publik dan Dokumentasi Kementerian
Keuangan, Atasan Pejabat Pengelola
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


Masyarakat Pegawai
Saat ini kita memasuki era Informasi dan Dokumentasi Tingkat
dimana keterbukaan informasi I, Pejabat Pengelola Informasi
Saluran Pengaduan menjadi hal yang penting bagi dan Dokumentasi Kementerian
2017
publik. Sebagai wujud komitmen Keuangan, dan Perangkat
2018
252

Kementerian Keuangan untuk Pejabat Pengelola Informasi


235

2019
229

mengimplementasikan keterbukaan dan Dokumentasi Kementerian


informasi publik, maka Menteri Keuangan (KMK Nomor 879/
Keuangan telah menunjuk Atasan KMK.01/2019).
Pejabat Pengelola Informasi dan
121
104

Dokumentasi (PPID) Kementerian Memasuki era digital serta


103

Keuangan, Atasan PPID Tingkat banyaknya jumlah Perangkat


72

69

I, PPID Kementerian Keuangan PPID Kementerian Keuangan yang


50

dan 877 Perangkat PPID perlu terhubung dengan PPID


Kementerian Keuangan, yang Kementerian Keuangan maka
20
21

20

21
21
19

19

21
16

16

ditetapkan dalam Keputusan mayoritas layanan informasi


05

05
4

Menteri Keuangan Nomor 879/ dilakukan melalui saluran digital.


Web Surat e-mail Telp Lainnya Fax Datang SMS KMK.01/2019 tentang Penetapan Dari 1102 permohonan Informasi
Bab

Bab
Publik yang diterima oleh PPID Gambaran Umum Pelaksanaan
Kementerian Keuangan, sebanyak Pelayanan Informasi Publik Tahun
92 persen permohonan Informasi 2019
Publik diajukan melalui saluran
digital seperti aplikasi mobile PPID Sarana dan Prasarana Pelayanan
Kementerian Keuangan, aplikasi Informasi Publik
e-PPID Kementerian Keuangan, dan Setiap permohonan Informasi
email ppid.kemenkeu@kemenkeu. Publik yang menggunakan dasar
go.id. Sementara itu, 8 persen hukum UU KIP dan/atau ditujukan
permohonan disampaikan melalui kepada PPID Kementerian Keuangan
petugas di ruang layanan Informasi akan dilayani melalui mekanisme
Publik atau melalui surat. layanan Informasi Publik melalui
Kondisi tersebut memperlihatkan PPID Kementerian Keuangan.
saluran digital berperan PPID Kementerian Keuangan telah
penting bagi publik dalam menyediakan beberapa saluran
mendapatkan informasi. Untuk layanan Informasi Publik guna
itu, PPID Kementerian Keuangan memfasilitasi pemohon, yaitu
memprioritaskan pada upaya melalui petugas di Ruang Layanan
penguatan internal PPID Informasi Publik, surel ppid.
Kementerian Keuangan dan kemenkeu@kemenkeu.go.id, laman
Perangkat PPID Kementerian permohonan informasi pada situs
Keuangan dari sisi sumber daya web e-PPID Kementerian Keuangan
manusia (SDM) dan proses kerja, (http://e-ppid.kemenkeu.go.id/),
sesuai rekomendasi laporan serta aplikasi seluler m-PPID
tahunan PPID Kementerian Kementerian Keuangan. Pada
Keuangan tahun 2018. Namun, tahun 2019 dilakukan berbagai
upaya peningkatan layanan kepada pengembangan, yaitu:
publik juga terus ditingkatkan • Pada situs web e-PPID
Dalam melaksanakan tugas Kementerian Keuangan dan
dan tanggung jawabnya, PPID aplikasi m-PPID Kementerian
Kementerian Keuangan dibantu Keuangan telah ditambahkan
oleh petugas layanan informasi. fitur untuk memilih PPID
184
Dengan mempertimbangan struktur tujuan permohonan informasi 185

organisasi Kementerian Keuangan dan PPID tujuan keberatan


yang bersifat holding company guna memudahkan Pemohon
dan sebagai upaya untuk menjaga untuk langsung mengajukan
standar waktu layanan penyediaan permohonan informasi kepada
Informasi Publik, maka diterapkan PPID Tingkat I selaku pemilik
Indikator Kinerja Utama (IKU) informasi atau mengajukan
“Rata-rata Indeks Ketepatan Waktu keberatan kepada Atasan PPID
Penyediaan Informasi Publik” Tingkat I.
dengan target 100. IKU tersebut • Guna memenuhi kebutuhan
menjadi IKU Kepala Biro KLI selaku atas Informasi Publik bagi
PPID Kementerian Keuangan penyandang disabilitas,
dan juga menjadi mandat untuk terutama teman tuli, PPID
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


pejabat eselon III yang membidangi Kementerian Keuangan
kehumasan pada unit eselon I di bekerja sama dengan Pusat
lingkungan Kementerian Keuangan. Layanan Juru Bahasa Isyarat,
Pada tahun 2019, IKU tersebut menyediakan layanan Informasi
memperoleh realisasi capaian Publik bagi teman tuli yang
sebesar 119,62 persen akan mengajukan permohonan
Selain mengelola layanan Informasi Informasi Publik melalui
Publik, PPID Kementerian Keuangan petugas di Ruang Layanan
juga menangani keberatan yang Informasi Publik.
diajukan Pemohon Informasi Pengajuan permohonan melalui
Publik (Pemohon) kepada Atasan situs web e-PPID dan aplikasi
PPID Kementerian Keuangan dan m-PPID Kementerian Keuangan
sengketa informasi antara Pemohon memiliki keunggulan sebagai
dengan Atasan PPID Kementerian berikut.
Keuangan selaku Termohon.
05

05
• Memberikan kemudahan bagi
Bab

Bab
pemohon untuk mengakses yang ramah pengguna, diharapkan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Struktur PPID Kementerian Keuangan dan
Perangkat PPID Kementerian Keuangan dan mengajukan permohonan kebutuhan informasi masyarakat
Informasi Publik kepada PPID sebagai pemangku kepentingan
Kementerian Keuangan, serta Kementerian Keuangan dapat
mengajukan keberatan kepada terpenuhi.
Atasan PPID Kementerian
Keuangan melalui satu aplikasi. Sumber Daya Manusia Pengelolaan
Menteri Keuangan Pemohon cukup melengkapi Layanan Informasi Publik
kolom isian yang ada pada SDM memiliki peranan penting
aplikasi serta mengunggah dalam proses layanan Informasi
data diri dan/atau data dukung Publik di Kementerian Keuangan.
Atasan Atasan untuk mengajukan permohonan
1 PPID Kemenkeu 12 PPID Tingkat I
Dalam melaksanakan tugasnya,
atau keberatan. PPID Kementerian Keuangan dan
• Pemohon dapat langsung Perangkat PPID Kementerian
meminta informasi yang Keuangan dibantu oleh pegawai
yang dalam lingkup kewenangannya
PPID Kemenkeu 12 PPID Tingkat I dikuasai unit eselon I
1 (Kepala Biro KLI) Kementerian Keuangan kepada membidangi urusan kehumasan.
PPID Kementerian Keuangan, Pada tahun 2019, PPID Kementerian

877 tanpa kesulitan menentukan


unit mana yang dituju karena
Keuangan telah melaksanakan
kegiatan penguatan internal di
114 PPID Tingkat II Perangkat bidang SDM..
petugas layanan informasi akan
PPID langsung mengidentifikasi dan Pemberian materi layanan
menyampaikan permohonan ke
Kementerian Informasi Publik melalui PPID untuk
Keuangan PPID Tingkat I. tiga angkatan diklat kehumasan
751 PPID Tingkat III
yang diselenggarakan oleh Pusat
Selanjutnya, PPID Kementerian
Keuangan juga telah memanfaatkan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
media sosial guna mengedukasi Umum, satu angkatan diklat
masyarakat mengenai keterbukaan kehumasan yang diselenggarakan
Informasi Publik dan implementasi oleh Balai Diklat Keuangan
dari keterbukaan Informasi Publik Cimahi, dan satu angkatan diklat
di Kementerian Keuangan, melalui: kehumasan yang diselenggarakan
oleh Balai Diklat Keuangan Malang.
186 • Twitter (@PPIDKemenkeu); Materi ajar diberikan selama lima 187
• Instagram (ppid.kemenkeu); jam latihan, meliputi:
• Facebook (@PPID.Keuangan):
dan • kebijakan keterbukaan
• Youtube (PPID Kementerian Informasi Publik dan
Keuangan). implementasinya di
Permohonan Informasi Publik PPID Kementerian Keuangan • Kementerian Keuangan;
dan Perangkat PPID Kementerian Keuangan Tahun 2019 Untuk menyampaikan Informasi • identifikasi pihak terkait serta
Publik dan memudahkan hak dan kewajibannya;
masyarakat mengakses Informasi
Publik, PPID Kementerian Keuangan • panduan mengenai pemberian
dan Perangkat PPID Kementerian layanan Informasi Publik serta
PPID Kemenkeu 689 Keuangan memanfaatkan penanganan keberatan;
saluran komunikasi baik media
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


elektronik maupun cetak. Situs • panduan pemutakhiran
PPID tingkat I web Kementerian Keuangan serta pengajuan tentang
375 konsekuensi;
(www.kemenkeu.go.id) dan
situs web masing-masing unit • proses pelaporan; dan
PPID tingkat II 6 eselon 1 Kementerian Keuangan
memiliki menu Informasi Publik. • studi kasus pada PPID
Pada menu tersebut terdapat Kementerian Keuangan maupun
PPID tingkat III informasi yang wajib disediakan Perangkat PPID Kementerian
32
dan diumumkan secara berkala, Keuangan.
informasi yang wajib diumumkan
serta-merta, dan informasi yang Penyelenggaraan seminar
wajib tersedia setiap saat. Dengan keterbukaan Informasi Publik
tersedianya informasi yang sesuai tahun 2019, dengan tema “Era
dengan ketentuan UU KIP, sesuai Keterbukaan Informasi, Apakah
perkembangan kebutuhan publik, Semua Informasi Harus Dibuka?”.
05

05
dan disajikan melalui situs web Seminar tersebut menghadirkan
Bab

Bab
narasumber Ketua Komisi Informasi atau belum didokumentasikan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Jumlah Permohonan kepada PPID
Kementerian Keuangan dan Perangkat PPID Pusat, Wakil Gubernur Jawa oleh PPID Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan berdasar Kedudukan Tengah, dan Koordinator United dan Perangkat PPID Kementerian
Hukum Pemohon States Agency for International Keuangan.
Development (USAID) CEGAH.
Materi seminar tersebut berguna Pada tahun 2019, Kementerian
untuk meningkatkan pemahaman Keuangan telah menerima 14
Perangkat PPID Kementerian keberatan dengan rincian sebagai
Keuangan mengenai pentingnya berikut:
Kelompok
0 Orang
keterbukaan Informasi Publik dan
untuk memajukan pengelolaan
• Delapan keberatan ditujukan
kepada Atasan PPID
layanan Informasi Publik agar Kementerian Keuangan; dan
Badan
19 Hukum
Indonesia
masyarakat dapat memperoleh
informasi yang benar dari Badan • Enam keberatan ditujukan
Publik. kepada Atasan PPID Tingkat I.

1083 Perorangan
Pelayanan Informasi Publik • Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik
Pada tahun 2019, PPID Kementerian
Keuangan dan Perangkat PPID Pada tahun 2019, Kementerian
Kementerian Keuangan telah Keuangan telah menyelesaikan
menerima 1102 permohonan dua sengketa informasi atas satu
Informasi Publik. permohonan informasi tahun 2017
dan satu permohonan informasi
Berdasarkan kedudukan hukum tahun 2018.
pemohon Informasi Publik, maka
Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Ketersediaan Informasi Publik yang Diberikan dari 1102 permohonan Informasi Capaian Tahun 2019
Informasi Publik kepada Pemohon Publik yang diterima oleh PPID
Kementerian Keuangan dan Selama tahun 2019, terdapat
Perangkat PPID Kementerian beberapa capaian yang berhasil
Keuangan, 1083 permohonan diraih oleh PPID Kementerian
Informasi Publik diajukan oleh Keuangan dan Perangkat PPID
Warga Negara Indonesia dan 19 Kementerian Keuangan sebagai
permohonan Informasi Publik berikut.
799
188 diajukan oleh Badan Hukum 1. Menetapkan Keputusan 189
Indonesia. PPID Kementerian Keuangan
Berdasarkan materi permohonan mengenai DIP dan Klasifikasi
Informasi Publik yang diajukan oleh Informasi Kementerian
pemohon Informasi Publik. Keuangan Tahun 2020 pada
awal tahun 2020.
134 Berdasarkan jangka waktu
penyelesaiannya, dari 1102 2. Menetapkan Peraturan
permohonan informasi publik yang Menteri Keuangan Nomor 129/
telah selesai ditanggapi tersebut PMK.01/2019 tentang Pedoman
16 Layanan Informasi Publik Oleh
>= 17 hari dapat dirinci lagi sseperti grafik
disampingt. Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Kementerian
Berdasarkan ketersediaan Informasi Keuangan Dan Perangkat
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


218 169
> 10 hari Publik yang diberikan kepada Pejabat Pengelola Informasi
dan <= 17 pemohon Informasi Publik oleh dan Dokumentasi Kementerian
hari PPID Kementerian Keuangan dan Keuangan.
134 Perangkat PPID Kementerian
Keuangan, 1102 permohonan 3. Menetapkan Keputusan
Informasi Publik yang telah Menteri Keuangan Nomor
868 879/PMK.01/2019 tentang
selesai ditanggapi, terdapat 799
> 10 hari permohonan Informasi Publik Penunjukan Atasan Pejabat
yang diberikan seluruhnya, 169 Pengelola Informasi dan
permohonan Informasi Publik Dokumentasi Kementerian
yang diberikan sebagian, 134 Keuangan, Atasan Pejabat
permohonan Informasi Publik Pengelola Informasi dan
tidak dapat diberikan karena Dokumentasi Tingkat I, Pejabat
Tidak Dapat Diberikan Diberikan
informasi yang diminta termasuk Pengelola Informasi dan
Diberikan Sebagian Seluruhnya
informasi yang dikecualikan atau Dokumentasi Kementerian
05

05
informasi yang belum dikuasai Keuangan, dan Perangkat
Bab

Bab
(SIPPID) kepada PPID Tingkat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Kementerian I Direktorat Jenderal Pajak
Keuangan. dan PPID Tingkat I Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
4. Memberikan mandat IKU “Rata-
rata Indeks Ketepatan Waktu 11. Meraih penghargaan pada
Penyediaan Informasi Publik” Penganugerahan Keterbukaan
kepada pejabat eselon III yang Informasi Publik tahun 2019
mempunyai tugas dan fungsi untuk kategori Badan Publik
kehumasan pada unit eselon Informatif.
I di lingkungan Kementerian 12. Menjadi peserta pada kegiatan
Keuangan untuk kontrak kinerja Focus Group Discussion (FGD),
tahun 2019. talkshow, forum kehumasan
5. Mengadakan rapat koordinasi peringatan International Right
secara berkala dengan PPID to Know Day, serta beberapa
Tingkat I di lingkungan rapat pembahasan terkait
Kementerian Keuangan, keterbukaan informasi publik.
dalam rangka mengetahui 13. Menjadi narasumber
perkembangan layanan pada kegiatan sosialisasi,
Informasi Publik dan benchmark, diskusi, FGD,
menampung saran serta seminar, bimbingan teknis,
masukan guna meningkatkan knowledge sharing, diseminasi
pengelolaan layanan Informasi yang diselenggarakan oleh
Publik di Kementerian Kementerian/Lembaga,
Keuangan. asosiasi, serta unit internal di
6. Melaksanakan amanat Pasal Kementerian Keuangan.
9 huruf d Peraturan Komisi 14. Menerima kunjungan studi
Informasi Nomor 1 Tahun 2010 banding dari PPID Badan Usaha
tentang Standar Layanan Milik Negara, Kementerian/
Informasi Publik, dengan Lembaga dan perguruan tinggi
menugaskan petugas layanan
informasi untuk memelihara, Rekomendasi dan Rencana Tindak
190 191
dan/atau memutakhirkan Lanjut Peningkatan Kualitas
daftar Informasi Publik secara Layanan Informasi
berkala sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam sebulan. Rekomendasi dan rencana tindak
lanjut peningkatan kualitas
7. Mengembangkan aplikasi front pelayanan informasi bagi PPID
end e-PPID dan mobile PPID, Kementerian Keuangan dan
dimana Pemohon Informasi Perangkat PPID Kementerian
dapat mengajukan permohonan Keuangan sebagai berikut.
informasi langsung ke
Perangkat PPID Tingkat I 1. Pengembangan aplikasi mobile
Kementerian Keuangan. PPID yang semakin ramah
disabilitas, sehingga lebih user
8. Menyusun video sosialisasi friendly bagi sahabat tuna
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


layanan Informasi Publik netra.
yang dikhususkan bagi teman
tuli dan sudah ditayangkan 2. Penyempurnaan aplikasi SI
melalui Youtube Kementerian PPID perlu dilanjutkan dengan
Keuangan. menyesuaikan kebutuhan
organisasi dan perkembangan
9. Memberikan layanan Informasi teknologi.
Publik sebanyak 1086
permohonan Informasi Publik 3. Melakukan edukasi
yang berhasil diselesaikan atau diseminasi yang
sampai dengan 31 Desember berkesinambungan terkait
2019 dengan rata-rata waktu keterbukaan Informasi Publik
penyelesaian 7,86 hari kerja. kepada pegawai unit eselon
I di lingkungan Kementerian
10. Melaksanakan Bimbingan Keuangan.
Teknis Penggunaan Aplikasi
05

05
Sistem Informasi PPID 4. Mengusulkan adanya
Bab

Bab
suatu basis data terpadu 5. Melaksanakan sosialisasi
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Materi Permohonan Informasi Publik Tahun
2019 Kementerian Keuangan kepada penggunaan SI PPID kepada
unit pengelola sistem informasi Perangkat PPID Kementerian
dan teknologi Kementerian Keuangan.
Keuangan.

Pengaduan
2

Kepegawaian 2

Peraturan Perundang-
undangan 2

Kebijakan Fiskal 5

Layanan Informasi
Publik 6

Kearsipan
9
Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko
13
Kepabeanan dan
Cukai
17

Perpajakan
33
Kekayaan Negara dan
192 Lelang 193
47
Alokasi dan Realisasi
APBN 68
Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah 193

LPDP 273
Pendidikan dan Pelatihan
432
Keuangan
Tata Kelola Pemerintahan

Tata Kelola Pemerintahan


05

05
Bab

Bab
06 Hubungan dengan Pemangku
Kepentingan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Hubungan dengan
Pemangku Kepentingan

196
Indonesia melalui 6.1. Kerja Sama
Internasional
1. Pelebaran Sayap Diplomasi
Indonesia Melalui Proyek Kerja
Sama Lintas Batas dengan Timor
2. Indonesia-Jepang Joint Working
Group/Financial Policy Dialogue
Framework (JWG/FPDF)
197

kementerian keuangan 6.1.1. Kerja Sama


Bilateral
Leste dan ADB

Pemerintah Indonesia (diwakili oleh


Kementerian Keuangan memiliki
dua kerangka kerja sama dialog

terlibat aktif dalam Menteri Keuangan RI), Pemerintah


Timor Leste (diwakili oleh Plt.
Menteri Keuangan Timor-Leste)
kebijakan ekonomi dan keuangan
dengan Jepang: Joint Working
Group (JWG) dengan Japan
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


berbagai forum dan ADB (diwakili oleh Presiden
ADB) telah menandatangani Nota
Kesepahaman Kerja sama Lintas
Ministry of Finance (JMoF)
maupun Financial Policy Dialogue
Framework (FPDF) dengan Japan

internasional. Batas—Cross Border Trade and


Cooperation Technical Assistance—
antara Indonesia (Provinsi Nusa
Bank for International Cooperation
(JBIC). Pada tahun 2019, kedua
forum yang penyelenggaraannya
Tenggara Timur) dengan Timor- memasuki tahun kedelapan ini,
Leste dalam rangka peningkatan dilaksanakan secara back-to-
pertumbuhan ekonomi dan back di Tokyo, Jepang pada 20- 21
pengentasan kemiskinan. Kerja November 2019.
sama tersebut meliputi harmonisasi
prosedur di perbatasan, a. Government of Indonesia-
peningkatan konektivitas dan JBIC Financial Policy Dialogue
transportasi, pengembangan Framework (20 November 2019)
kapasitas, sertifikasi kesehatan FPDF merupakan forum yang
hewan, dan pemetaan aset mempertemukan pemerintah
pariwisata. ADB akan menyediakan Indonesia dan JBIC untuk
pendanaan hibah sebesar mendiskusikan strategi kerja sama
USD950.000 untuk mendukung antara kedua belah pihak. Pada
implementasi nota kesepahaman pertemuan tahun ini, delegasi
06

06
dimaksud. Indonesia yang dipimpin oleh Staf
Bab

Bab
asuransi bencana, dan dana
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Ahli Menteri Keuangan Bidang Research and Development, (iv) optimalisasi peran pihak swasta
Makroekonomi dan Keuangan Policyholder Protection Program, pensiun. dalam mewujudkan skema
Internasional, terdiri dari (v) Financial Cooperation on Kerjasama Pemerintah Dengan
Kementerian Keuangan, PT SMI Local Currency/ Implementation Pada dialog ini, delegasi Badan Usaha (KPBU).
dan LPEI. Sementara delegasi JBIC of Local Currency to Facilitate mengadakan pertemuan dengan
dipimpin oleh Director General New Trade Settlement, dan (vi) Assuris (asuransi jiwa) dan Proyek IIFD-TF terdiri atas 4
Energy and Power Finance. Topik ASEAN+3 Related Issues. Selain Property and Casualty Insurance (empat) komponen yang berisi
diskusi pada Agenda FPDF 2019 perkembangan ekonomi global dan Compensation Corporation/PACICC kegiatan-kegiatan pendukung
adalah (i) Macroeconomic Prudence respon domestik atas dinamika (asuransi harta benda dan kerugian) dalam pencapaian tujuan proyek,
and Risk Management, (ii) Green perekonomian dunia, pertemuan untuk mendiskusikan fungsi, posisi, yaitu Penguatan Kapasitas Institusi;
Financing for Green Projects, (iii) mendiskusikan mengenai (i) arah dan prinsip kerja Assuris dan Pengembangan Kerangka Hukum
Social Infrastructure Financing, kebijakan fiskal dalam upaya PACICC. Delegasi Indonesia juga dan Peraturan KPBU; Pemilihan
dan (iv) Collaboration between meningkatkan kualitas SDM dan menyampaikan mengenai Strategi Proyek, Penyiapan, dan Transaksi
Indonesia Exim Bank and JBIC. pembangunan infrastruktur sosial Pembiayaan dan Asuransi Risiko Proyek KPBU; dan Koordinasi
menuju Indonesia Emas 2045; (ii) Bencana (PARB) dan perkembangan Antar Institusi. Pada tahun 2019,
Diskusi diawali dengan pembahasan insentif fiskal untuk kegiatan riset penyusunan kebijakan instrumen implementasi dari komponen
mengenai situasi perekonomian dan pengembangan; (iii) eksplorasi keuangan terkait. Salah satu yang tersebut adalah:
global dan strategi masing- potensi dan hambatan atas disampaikan adalah penggunaan
masing pihak dalam menyikapi skema Local Currency Settlement asuransi sebagai salah satu a. Penguatan Kapasitas
perkembangan dinamika Framework (LCSF). sumber pembiayaan bencana, Institusi (Strengthening
ekonomi terkini. Selanjutnya, guna mendapatkan skema yang Agencies), dilakukan melalui
didiskusikan pula tentang (i) upaya 3. Financial Sector Policy Dialogue efisien dan efektif. Dua kebijakan penyelenggaraan berbagai
pengembangan energi panas bumi (FSPD) Indonesia–Kanada yang menjadi fokus pembahasan pelatihan seperti Certified PPP
di Indonesia dan model pembiayaan di tahun 2019 adalah asuransi Professional , Project Financing
yang dapat ditawarkan oleh Kementerian Keuangan Indonesia aset-aset pemerintah pusat dan dan Management, Financial
JBIC; (ii) kebijakan fiskal terkait dan Departemen Keuangan Kanada pembentukan pooling fund. Model, maupun pelatihan
pembiayaan infrastruktur sosial mengadakan pertemuan FSPD terkait sektor proyek. Selain itu
untuk mendukung tercapainya guna mempererat hubungan Selain itu, Indonesia juga dilakukan pula advisory untuk
visi Indonesia Emas 2045; dan (iii) ekonomi antar kedua negara dan menyampaikan tantangan dana implementasi PDF, kesiapan
potensi kerja sama pembiayaan membuka peluang- peluang baru pensiun di Indonesia yang belum PJPK, dan fungsi kontrak
untuk ekspansi ke pasar non- bagi kerjasama ekonomi yang dapat berkembang dengan baik, antara manajemen.
tradisional di Afrika. menguntungkan kedua belah pihak. lain (i) rendahnya tingkat literasi b. Pengembangan Kerangka
Dialog dibuka dengan penyampaian atas pentingnya dana pensiun, Hukum dan Peraturan
198
b. Indonesia Ministry of Finance- update terkait kebijakan dan dan (ii) belum optimalnya peran KPBU (Improving Legal and 199

Japan Ministry of Finance Joint reformasi sektor keuangan di kedua para pemangku kepentingan yang Regulatory PPP Frameworks),
Working Group (21 November 2019) negara. terlibat dalam pengelolaan dana dilakukan melalui asistensi
pensiun. Berkenaan dengan hal dari Legal Specialist melalui
JWG merupakan salah satu Delegasi Indonesia menyampaikan tersebut, Indonesia dan Kanada beberapa kegiatan terkait
forum yang digunakan oleh perbaikan fundamental pada sektor mendiskusikan pengaturan pengembangan kerangka
Kementerian Keuangan Indonesia keuangan, dan penyempurnaan kelembagaan terutama untuk dana hukum berupa kajian regulasi
dan Jepang sejak tahun 2013 untuk kerangka jaring pengaman sektor pensiun, serta upaya mendidik pembiayaan infrastruktur
masyarakat memahami pentingnya 5.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


mendiskusikan isu-isu seputar keuangan yang dibangun atas dan pengembangan dokumen
ekonomi secara umum serta isu- pengalaman menangani krisis dana pensiun. Kedua pihak standar untuk perjanjian KPBU.
isu strategis yang berkembang di keuangan tahun 1997-1998 maupun juga saling bertukar pandangan c. Pemilihan Proyek, Penyiapan,
kedua negara. JWG juga melibatkan 2008. Selain itu disampaikan juga mengenai strategi alokasi aset, dan Transaksi proyek KPBU
unit instansi lainnya, sesuai beberapa isu sektor keuangan termasuk target dan hambatan (Project Selection, Preparation
dengan agenda yang dibahas di Indonesia seperti financial investasi. and Transaction), dilakukan
dalam pertemuan JWG pada inclusion yang masih relatif rendah melalui asistensi dalam
tahun tersebut. Pada tahun 2019, dibanding negara lain, financial 4. Indonesia Infrastructure Finance implementasi fasilitas PDF
JWG dibuka dan dipimpin oleh technology (fintech), dan virtual Development Trust Fund (IIFD-TF) untuk beberapa proyek KPBU,
Wakil Menteri Keuangan masing- (crypto) asset. Selanjutnya, di antaranya adalah Proyek
masing pihak. Kedua Wakil Menteri delegasi Kanada menyampaikan IIFD-TF merupakan bentuk SPAM Kamijoro, Proyek
menyampaikan apresiasi atas beberapa perkembangan perwalian dana hibah dari Pengembangan Kampus PKN
keberlanjutan kerja sama bilateral kebijakan di negaranya, antara Bank Dunia yang didanai oleh STAN, dan Proyek TPPAS
Kebijakan fiskal antara Indonesia dan Jepang. Selain lain adanya kewajiban reviu Department for Foreign Affairs, Regional Legok Nangka.
Kementerian Keuangan masing- atas peraturan asuransi secara Trade and Development (DFATD) Dilakukan pula pengembangan
terkait pembiayaan Pemerintah Kanada yang ditujukan
masing negara, dialog juga diikuti periodik, perlindungan konsumen, beberapa financial model
infrastruktur sosial Bank Indonesia dan Japan Financial dan kebijakan cyber security. untuk mengatasi hambatan terkait parameter finansial
untuk mendukung Services Agency (JFSA). Saat ini pemerintah Kanada pembiayaan infrastruktur di untuk proyek KPBU jalan tol,
Topik diskusi pada JWG 2019 adalah sedang memodernisasi deposit Indonesia serta memberikan penjaminan untuk proyek
tercapainya visi rekomendasi kebijakan dan
(i) Macro- economy Update, (ii) insurance framework. Kedua negara KPBU fiber optic, dan jumlah
Indonesia Emas 2045 transaksi yang konsisten kepada
06

06
Social Infrastructure Development mendiskusikan isu-isu terkait VGF yang diperlukan. Selain
Policy, (iii) Fiscal Incentive for program penjaminan polis asuransi, Pemerintah Indonesia terkait itu melalui pilar ini telah
Bab

Bab
antara Pemerintah Republik Administrative Assisstance s.d. 19 April 2019.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


diselenggarakan capacity
building untuk proyek Bandara Indonesia dan Pemerintah (MoU on CMAA), kerja sama g. Pada tahun 2019, DJBC juga menerima
Hang Nadim, Batam dan RSUD Republik Singapura tentang AEO, penindakan dan beberapa kunjungan delegasi asing,
Zainoel Abidin. Pertukaran Data Elektronik penyidikan, serta kerja sama antara lain:
d. Koordinasi Antar Institusi untuk Memfasilitasi dan capacity building. • Kunjungan Delegasi Customs World
(Inter-agency Coordination), Mengamankan Perdagangan f. Selain itu, DJBC juga telah Dubai ke Kantor Pusat DJBC pada 29
dilakukan melalui berbagai dilakukan saat penyelenggaraan menyelenggarakan atau Oktober 2019.
workshop untuk meningkatkan High Level Bilateral Meeting mengikuti beberapa kegiatan • Kunjungan Delegasi KCS ke PSO
pelaksanaan pengelolaan antara DJBC dengan Singapore capacity building di tahun 2019, BC Tipe B Tanjung Priok pada 26
dukungan pemerintah dan Customs pada 8 Oktober 2019 antara lain: November 2019
pembiayaan infrastruktur, di Singapura. Kesepakatan • Workshop on Rules of • Kunjungan Delegasi GACC ke Kantor
partisipasi DJPPR pada forum tersebut bertujuan Origin yang bekerjasama Pusat DJBC pada 28 November
dan event internasional terkait untuk memfasiltiasi dan dengan Japan Customs 2019 dan kunjungan lapangan ke
infrastruktur dan PPP, dan mengamankan perdagangan pada tanggal 18 – 20 KPPBC TMP Tanjung Perak pada 29
penyelenggaraan PPP Day melalui pertukaran data Februari 2019 di Kantor November 2019.
Kementerian Keuangan. pabean sehingga dapat Pusat DJBC • Kunjungan Delegasi Pemerintah Peru
mempersempit ruang • Pelaksanaan Intellectual ke Kantor Kementerian Keuangan
5. Kerja Sama Bilateral Bidang pelanggaran penyelundupan. Property Right (IPR) pada 7 Mei 2019.
Kepabeanan dan Cukai c. Penandatanganan MoU on Education and Training • Kunjungan Delegasi Regulatory
Electronic Data Exchange Program oleh Korea Trade Reform Attache Inggris ke KPU BC
Di tahun 2019, Ditjen Bea dan Cukai to Facilitate Free Trade Investment Promotion Tanjung Priok pada 13 Juni 2019.
(DJBC) Kementerian Keuangan Agreement Implementation Agency (KOTRA) pada • Kunjungan Delegasi Belgia Customs
RI telah melaksanakan beberapa antara DJBC; LNSW dan Ditjen tanggal 14 – 17 Oktober ke Kantor Pusat DJBC dan Pusdiklat
kegiatan dalam rangka menjalin Perdagangan Luar Negeri, 2019 di Korea Selatan. BC pada 18 September 2019, KPU BC
kerja sama yang baik antara DJBC Kementerian Perdagangan • Workshop on Risk Tanjung Priok pada 20 September
dengan negara-negara tetangga dengan General Administration Management and 2019 serta Kanwil DJBC Bali, NTT
di Kawasan Asia-Afrika, Australia- of China Customs (GACC) yang Enforcement for Indonesia dan NTB pada 25 September 2019.
Pasifik dan Amerika-Eropa serta ditandatangani pada tanggal 27 Customs tanggal 26 • Kunjungan dari ABF Illicit Tobacco
lingkup perdagangan internasional Juni 2019 di sela-sela Sidang Oktober – 3 November Task Force (ITTF) di Kantor Pusat
(FTA). Beberapa kerja sama 133rd/134th WCO Council 2019 di Jepang. DJBC pada tanggal 29 April 2019.
internasional tersebut di antaranya Session di Brussel. Dengan • Pelaksanaan ILEA h. Pertemuan di lingkup perdagangan
sebagai berikut: adanya kesepakatan tersebut, Radiological and Nuclear internasional (FTA) yang diikuti oleh DJBC
diharapkan dapat memfasilitasi Smuggling and Detection pada tahun 2019 beberapa diantaranya
200
a. Penandatanganan MoU on free trade agreement serta Training oleh EXBS pada sebagai berikut: 201

E-CoO Data Exchange antara mengurangi jumlah reject/ 5-9 Agustus 2019 di • Indonesia-Bangladesh Preferential
Indonesia diwakili DJBC; Ditjen retroactive check pada SKA Thailand. Trade Agreement (IB-PTA), 1st Trade
Perdagangan Luar Negeri, form E. • Workshop on Customs Negotiating Committee di Dhaka
Kementerian Perdagangan d. Penandatanganan Letter of Regulations and Facilities pada tanggal 27-28 Februari 2019.
dan Indonesia National Single Intent (LoI) on Collaboration bekerja sama dengan • Indonesia-Tunisia Preferential Trade
Window (LNSW) dengan between Customs Authorities Kedutaan Besar Belanda Agreement (IT-PTA), Perundingan
Korea Customs Service (KCS) antara DJBC dan Belgia pada 13 Agustus 2019 di Putaran ke- 3 di Tunis pada tanggal
Customs yang dilakukan pada Kantor Pusat DJBC dan 11-13 Maret 2019.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


pada saat Bilateral Meeting
ke-5 dengan Korea Custums 18 September 2019 di Kantor 29 November 2019 di • Indonesia - Japan Economic
Service (KCS), 2 April 2019 di Pusat DJBC, Jakarta. Dalam Surabaya. Partnership Agreement, The 11th Joint
Bali. Kesepakatan dimaksud LoI tersebut kedua belah pihak • Workshop on Intellectual Committee Meeting di Yogyakarta
bertujuan memfasiitasi free sepakat untuk bekerja sama Property Right (IPR) bekerja pada tanggal 26-29 Maret 2019.
trade agreement melalui dalam pelaksanaan capacity sama dengan Kedutaan • The 2nd Intersessional Meeting of
pertukaran data CoO building, studi banding dan Besar Denmark pada 29 Trade Negotiating Committee (TNC),
secara elektronik. Dalam exchange of expertise serta Agustus 2019 di Kantor Indonesia- Iran Preferential Trade
pertemuan tersebut, pada IT Study antara DJBC dengan Pusat DJBC. Agreement (II-PTA) di Tehran – Iran
tanggal 1 April 2019 juga telah Belgian Customs. • English Language pada tanggal 22-24 April.
ditandatangani Joint Action e. Pertemuan bilateral Customs Training (ELT) Program di • Perundingan Putaran Ke-10,
Plan Regarding Cooperation to Customs Talks ke-19 antara University of Adelaide yang Indonesia-Korea Comprehensive
for Mutual Recognition of AEO Direktorat Jenderal Bea dan dilaksanakan pada 2 periode Economic Partnership Agreeement
Programs antara DJBC dan Cukai (DJBC) dan Australian yaitu pada 11 Februari 2019 (IK-CEPA) di Bali pada tanggal 8-10
KCS. Kerjasama ini merupakan Border Force (ABF) tanggal 24 s.d. 15 Maret 2019 dan 8 Maret Oktober 2019.
tahapan bersama menuju September 2019 di Canberra.
Mutual Recognition of AEO Pada pertemuan tersebut
Programs yang diharapkan disepakati beberapa kerja sama
berkontribusi dalam supply antara kedua Administrasi
chain security dan fasilitasi Pabean antara lain terkait
pembaruan MoU on Customs
06

06
perdagangan.
b. Penandatanganan Persetujuan Cooperation and Mutual
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018


6.1.2. Kerja Sama Regional 1. Pertemuan Working Ministers’ Meeting (AFMM), pada
Committee On Financial Services tanggal 5 April 2019, di Chiang
Liberalization (WC-FSL) Rai, Thailand. Melalui protokol
tersebut, negara anggota ASEAN
Pada tanggal 23-24 Juni 2019, bergerak lebih maju menuju
BKF bekerja sama dengan Bank integrasi keuangan ASEAN
Indonesia menyelenggarakan WC- dengan menyampaikan tambahan
FSL ke-63 di Labuan Bajo. WC-FSL komitmen pembukaan akses pasar
merupakan salah satu working sektor jasa keuangan. Selanjutnya,
committee di bawah jalur ASEAN dalam pertemuan ini negara ASEAN
Finance Minister and Central Bank juga berkeinginan untuk dapat
Governors’ Meeting (AFMGM) yang mewujudkan integrasi perdagangan
membahas mengenai liberalisasi jasa keuangan di kawasan yang
jasa keuangan di ASEAN. Dalam lebih progresif. Hal ini tercermin
pertemuan ini, delegasi dari dari keinginan yang kuat di antara
Indonesia diwakili oleh BKF, negara-negara ASEAN untuk dapat
Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank memberikan komitmen substansial
Indonesia. Pertemuan WC-FSL kali sesuai dengan Strategic Action Plan
ini dilaksanakan secara back-to- (SAP) 2025.
back dengan penyelenggaraan
Workshop on A Negative List Di sisi lain, Workshop on a Negative
Approach - Specific Issues on List Approach-Specific Issues on
Transitioning from Positive List to Transitioning from Positive List to
Negative List pada tanggal 21 Juni Negative List dilatarbelakangi oleh
2019. perlunya peningkatan kompetensi
Negara-negara ASEAN untuk
Beberapa pembahasan utama menerapkan modalitas negative
pada pertemuan ini mengenai list dalam komitmen perjanjian
ratifikasi komitmen Paket ke-7 perdagangan jasa, khususnya jasa
dan ke-8 dibidang jasa keuangan keuangan. Beberapa poin penting
dalam kerangka ASEAN Framework yang dapat diambil dari workshop
Agreement on Services (AFAS); ini antara lain: (i) Penerapan
negosiasi liberalisasi jasa 2. modalitas negative list dalam
202 keuangan di dalam kerangka sektor jasa keuangan dianggap 203
AFAS yang akan dituangkan lebih memberikan kepastian
dalam Paket Komitmen ke-9; kepada penyedia jasa karena
dan perkembangan implementasi adanya transparansi aturan maupun
liberalisasi jasa di ASEAN dan restriksi dalam penyediaan jasa
perkembangan kerjasama yang lebih jelas; (ii) Penerapan
perdagangan jasa keuangan ASEAN modalitas negative list dapat
terhadap para mitra dialog terkait mendorong dan memastikan
ASEAN+1 Free Trade Area. Terkait
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


progressive liberalisation; (iii)
update proses ratifikasi, saat ini Proses transposisi positive list ke
Indonesia masih dalam proses dalam negative list membutuhkan
penyelesaian ratifikasi paket ketelitian dan pemahaman
komitmen ke-7. Penyelesaian yang luas serta mendalam atas
ratifikasi ini mengalami sedikit ketentuan sektor jasa keuangan;
hambatan mengingat terdapat (iv) Berdasarkan sharing experience
pergantian masa kerja DPR dan dari beberapa negara ASEAN yang
pemerintahan baru. Namun sudah menerapkan modalitas
demikian, Indonesia berkomitmen negative list diketahui bahwa
untuk dapat menyelesaikan proses penyusunan komitmen
pembahasan ratifikasi pada dalam modalitas ini membutuhkan
tahun 2020. Penyelesaian proses koordinasi yang baik antara
ratifikasi di dalam negeri ini unit terkait jasa keuangan dan
penting guna memaksimalkan perdagangan serta review berulang
pemanfaatan komitmen yang telah dan berjenjang untuk memastikan
disepakati. bahwa komitmen yang disusun
telah sesuai dengan ketentuan
Paket komitmen ke-8, telah yang berlaku dan secara tepat
ditandatangani para Menteri merefleksikan tingkat keterbukaan
Keuangan negara anggota ASEAN
06

06
yang ingin dikomitmenkan.
dalam pertemuan ASEAN Finance
Bab

Bab
Proyek Infrastruktur Di Indonesia Yang Memperoleh Tindak lanjut dari workshop
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


3. ASEAN Customs Cooperation
Pendanaan Dari AIF tersebut adalah kesepakatan
seluruh negara ASEAN untuk Cita-cita mewujudkan integrasi
melanjutkan series of capacity kepabeanan di ASEAN didorong
No Nama Proyek AIF
building terkait isu negative list melalui kerja sama pada 3
Funding
dengan memperbanyak ulasan pilar utama kepabeanan, yakni
(juta USD)
mengenai contoh komitmen simplifikasi prosedur dan fasilitasi
dan simulasi pada workshop perdagangan, penindakan dan
1. Java–Bali 500 kV Power Transmission Crossing Project 2 selanjutnya. Selain itu, Indonesia peningkatan kepatuhan, serta
2. Metropolitan Sanitation Management Investment Project 40 akan mulai menyusun rencana pengembangan kapasitas di bidang
transposisi komitmen jasa kepabeanan. Pada 2019, terdapat
3. Sustainable and Inclusive Energy Program 100
keuangan ke modalitas negative beberapa kerja sama regional yang
4. Electricity Grid Strengthening – Sumatra Program 25 list untuk dapat mencapai target berhasil diinisiasi administrasi
5. Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program 100 penyampaian komitmen negative pabean ASEAN. Andil Indonesia di
list jasa keuangan ASEAN pada sejumlah inisiatif regional pun tidak
6. Sustainable and Inclusive Energy Program (Subprogram 2) 100
tahun 2024. perlu diragukan lagi.

2. ASEAN Infrastructure Fund (AIF) Review ASEAN Harmonised Tariff


Nomenclature (AHTN) 2017/1
ASEAN Infrastructure Fund (AIF) Pada 2019, Technical Sub-Working
merupakan suatu pendanaan Group on Classification (TSWGC)
bersama (pooling fund) yang mulai melaksanakan review AHTN
didirikan sejak tahun 2011 dalam rangka mempersiapkan
oleh negara-negara anggota AHTN 2022. Bersidang sebanyak
ASEAN dan Asian Development 3 kali sepanjang 2019, di bawah
Bank (ADB) untuk mengatasi kepemimpinan Indonesia, TSWGC
kebutuhan pembangunan berhasil menyelesaikan review
infrastruktur kawasan ASEAN AHTN dari Bab 1 hingga 49
dengan memobilisasi tabungan secara tepat waktu, sesuai yang
regional, termasuk cadangan ditargetkan dalam rencana kerja
devisa dengan fokus kerja pada TSWGC. Indonesia juga berhasil
pengembangan infrastruktur fisik mendorong TSWGC menjadi wadah
di kawasan ASEAN. Semua proyek diskusi isu-isu klasifikasi di ASEAN.
204 infrastruktur yang didanai AIF 205
juga didanai bersama oleh dana a. Technical Assistance di Bidang
ADB. Dana tersebut menyediakan Post Clearance Audit (PCA)
pinjaman untuk membiayai proyek
investasi infrastruktur di sektor Indonesia memberikan bantuan
transportasi, energi, air dan teknis pada Kamboja dan Myanmar
sanitasi, pembangunan lingkungan dengan mengirimkan expert PCA
dan pedesaan, dan sektor untuk kedua negara tersebut
infrastruktur sosial. Contohnya pada 2019. Beberapa negara,
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


termasuk pembangkit energi seperti Brunei Darussalam, Laos,
terbarukan, jalan atau jalan raya, dan Filipina, juga menyatakan
dan pengembangan transmisi dan ketertarikan mengikuti program
jaringan listrik. dimaksud. Selain bilateral,

ASEAN Infrastructure Fund


Indonesia juga menyelenggarakan
Hingga tahun 2019 pendanaan workshop regional “Increasing
yang terkumpul adalah sebesar Effectiveness of PCA through

(AIF) merupakan suatu


USD 485,3 juta di mana terdapat Customs and Tax Cooperation”
kontribusi dari Pemerintah RI pada 1-3 Oktober 2019 di Pusdiklat
sebesar USD 120 juta. AIF Board Bea dan Cukai. Program serupa

pendanaan bersama (pooling


of Director saat ini diketuai oleh akan terus didorong sebagai wujud
Pemerintah Indonesia (November komitmen Indonesia sebagai
2019 – November 2021) yang country coordinator Strategic Plan

fund) untuk mengatasi


dijabat oleh Brahmantio Isdijoso, of Customs Development (SPCD) on
Direktur Pengelolaan Dukungan PCA di ASEAN.
Pemerintah dan Pembiayaan

kebutuhan pembangunan
Infrastruktur, DJPPR. Hingga b. ASEAN Customs Regional
tahun 2019 proyek infrastruktur Experts
di Indonesia yang memperoleh

infrastruktur kawasan ASEAN


pendanaan dari AIF. Dilandasi semangat
06

06
mengembangkan kapasitas
Bab

Bab
ASEAN selalu berusaha untuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


administrasi pabean ASEAN dengan
sumber daya ASEAN sendiri, mengembangkan perdagangan,
ASEAN membuat daftar expert terutama perdagangan intra-ASEAN,
regional. Harapannya, expert yang salah satunya melalui simplifikasi
dinominasikan tiap negara ASEAN persyaratan dan prosedur ekspor
dapat diberdayakan dalam berbagai dan impor. Pada 2017, ASEAN
kegiatan capacity building regional. sepakat menggunakan Surat
Serangkaian proses seleksi dengan Keterangan Asal (SKA) elektronik
persyaratan ketat harus diikuti (e-Form D) sebagai dokumen
para kandidat sebelum ditetapkan keasalan barang, dengan harapan
sebagai expert. Indonesia patut dapat mengurangi biaya penerbitan
berbangga karena mekanisme dan SKA hardcopy, mempermudah dan
kriteria seleksi yang diterapkan di mengurangi biaya pengiriman SKA
tingkat nasional diadopsi dalam hardcopy, mengurangi kesalahan
Guideline for Best Practice of ASEAN prosedural, serta mengurangi risiko
Customs Regional Expert Selection pemalsuan SKA. E-Form D mulai
Process sebagai referensi negara berlaku pada Januari 2018 yang
ASEAN lain. diikuti 5 negara ASEAN dan pada
2019 efektif diimplementasikan
c. Free Trade Agreement (FTA) seluruh negara ASEAN.
ASEAN Trade in Goods Agreement
(ATIGA) ASEAN juga menyepakati skema
ASEAN Wide Self Certification
ATIGA merupakan perjanjian (AWSC) yang mengizinkan eksportir
perdagangan bebas dalam lingkup trader atau eksportir produsen
ASEAN untuk mewujudkan membuktikan keasalan barang
ASEAN sebagai single market dan dengan menerbitkan sertifikasi
production base characterised mandiri atau self-certification.
by free flow of goods, services, Skema AWSC bertujuan
investment, dan skilled labour. menggabungkan 2 macam skema
Pertama diikuti Indonesia pada 1993 sertifikasi mandiri yang telah ada,
dengan nama ASEAN Free Trade yaitu Self Certification Pilot Project
Agreement (AFTA), AFTA kemudian (SCPP) 1 dan SCPP 2 dan akan
206
berubah nama menjadi ATIGA pada berlaku efektif mulai September 207

2009 dan berlaku efektif mulai 1 2020.


Januari 2010.

6.1.3. Kerja Sama 1. Pendirian Lembaga Dana Kerja asing, menjadi salah satu sarana
Multilateral Sama Pembangunan Internasional untuk meningkatkan kepemimpinan
Indonesia pada forum-forum
Sebagai salah satu pelaksanaan internasional, investasi politik
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


amanat Undang-Undang serta sebagai alat diplomasi untuk
Dasar 1945 untuk mencapai menjaga kedaulatan dan stabilitas
kemakmuran bersama yang keamanan Indonesia.
merata dan berkeadilan serta
menjaga perdamaian dunia, Berkenaan dengan hal tersebut,
Indonesia memiliki kebijakan Pemerintahan Presiden Joko
politik luar negeri bebas aktif Widodo memiliki cita- cita
berdasarkan kesetaraan, solidaritas, untuk memperkuat peran
kesempatan dan manfaat yang Indonesia dalam kerja sama
saling menguntungkan. Untuk global dan regional untuk
mendukung tercapainya tujuan membangun saling pengertian
tersebut, Indonesia banyak terlibat antar negara, memajukan
dalam banyak kerangka kerja sama demokrasi dan peradaban dunia,
di berbagai bidang termasuk kerja dan meningkatkan kerja sama
sama pembangunan internasional pembangunan di negara-negara
secara bilateral, regional, maupun Selatan. Hal ini sejalan dengan
multilateral. Keterlibatan aktif Nawacita Presiden Nomor 1
Indonesia dalam kerja sama dan Peraturan Presiden No. 2
pembangunan internasional (KPI), Tahun 2015 tentang Rencana
khususnya dalam pemberian hibah Pembangunan Jangka Menengah
06

06
kepada pemerintah asing/lembaga Nasional (RPJMN) III 2015-2019 di
Bab

Bab
mana Indonesia bertujuan untuk bertindak sebagai pembina Prinsip-prinsip yang bersifat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Triangular bersama-sama mengawal
meningkatkan kempemimpinan pembentukan lembaga tersebut. teknis adalah Direktorat Jenderal voluntary, non binding yang terdiri
dan kontribusinya dalam berbagai Sinergi ini penting mengingat Kerja Pengelolaan Pembiayaan dan dari 6 prinsip untuk mendorong
kerja sama internasional, salah sama Pembangunan Internasional Risiko (DJPPR) sejalan dengan investasi infrastruktur yang
satunya dengan cara penguatan (KPI) harus dilakukan dengan fungsinya sebagai treasurer. Saat berkualitas ersebut dimaksudkan
peran Indonesia dalam Kerja Sama mempertimbangkan beberapa ini, LDKPI telah resmi berstatus untuk mendorong keterlibatan
Selatan-Selatan (KSS). aspek yaitu: arah kebijakan BLU di bawah binaan teknis DJPPR. pihak swasta untuk melakukan
pembangunan internasional, Dalam hal LDKPI mendapatkan investasi di bidang infrastruktur
Meskipun Indonesia telah secara kebijakan politik luar negeri, status BLU, BKF yang sebelumnya dalam rangka menutup global
aktif terlibat dalam berbagai kerja kebijakan pembangunan nasional bertindak sebagai Kuasa Pengguna investment gap infrastruktur,
sama pembangunan termasuk dan kemampuan fiskal yang dimiliki Anggaran turut berkontribusi aktif mengembangkan infrastruktur
dalam pemberian hibah, tetapi oleh Pemerintah Indonesia. BKF dalam hal membantu penyusunan sebagai asset class, serta
kebijakannya belum dirumuskan berperan aktif menjadi lead dalam dan pelengkapan syarat-syarat memaksimalkan manfaat
secara integral dan belum proses pembentukan lembaga administratif seperti desain pola infrastruktur bagi negara-negara
terkoordinasi dengan baik, sehingga tersebut, hingga pada tanggal 18 tata kelola, rencana strategis bisnis, di dunia sesuai dengan kondisinya
sinergi kebijakan pemberian hibah Oktober 2019, bertempat di Gedung dan standar pelayanan minimal, masing-masing. Keenam prinsip
dengan kebijakan politik luar Pancasila, Kementerian Luar Negeri, termasuk dalam permintaan alokasi dimaksud adalah Maximizing the
negeri dan kebijakan pembangunan Lembaga Dana KPI (LDKPI) secara tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya, positive impact of infrastructure
nasional termasuk sinergi dengan resmi diluncurkan oleh Wakil BKF akan terlibat aktif dalam to achieve sustainable growth and
sektor swasta belum dilakukan Presiden, Jusuf Kalla. penyelarasan desain kebijakan development, Raising Economic
dengan optimal. LDKPI memiliki tujuan untuk pemberian hibah yang menjadi Efficiency in View of Life-Cycle
memperbaiki tata kelola pemberian kewenangan khusus Menteri Cost, Integrating Environmental
Untuk itu, Kemenkeu pada tahun hibah kepada pemerintah asing/ Keuangan dengan desain kebijakan Considerations in Infrastructure
2019 memimpin proses revisi lembaga asing yang transparan, komite pengarah BLU LDKPI. Investments, Building Resilience
Peraturan Pemerintah Nomor efisien, akuntabel dan mandiri. Pada saat diluncurkan, LDKPI masih against Natural Disasters and
48 Tahun 2018 tentang Tata Lebih lanjut, manfaat yang berbentuk satuan kerja, belum Other Risks, Integrating Social
Cara Pemberian Hibah kepada diharapkan dengan adanya LDKPI berupa badan layanan umum. Considerations in Infrastructure
Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah: Selanjutnya, LDKPI sedang dalam Investment, Strengthening
menjadi PP 57 Tahun 2019. Tujuan a. Menyediakan dana bagi upaya menyusun kelengkapan Infrastructure Governance.
dari revisi peraturan pemerintah pelaksanaan pemberian hibah peraturan terkait operasionalisasi Di sisi lain, perkembangan teknologi
tersebut antara lain untuk; (i) yang berkelanjutan; pelaksanaan fungsi LDKPI yaitu dalam sektor ekonomi telah
memberikan payung hukum b. Meningkatkan kapasitas SDM penyaluran hibah dan pengelolaan menimbulkan tantangan dalam
bagi kegiatan pemberian hibah; dalam pengelolaan pemberian dana investasi. Bersamaan sistem perpajakan internasional
208 (ii) memperbaiki tata kelola hibah; dengan hal tersebut, LDKPI juga sehingga mendorong negara- 209
pemberian hibah yang telah c. Mendorong kemandirian akan menyelenggarakan rapat negara G20 untuk mengembangkan
berlangsung agar lebih terencana, pemberian hibah; perdana komite pengarah yang sistem perpajakan internasional
tercatat dengan baik dan terukur d. Mendorong kegiatan pemberian beranggotakan Menteri Keuangan, yang adil, berkelanjutan, modern,
manfaat dan efektivitasnya; (iii) hibah yang efektif dan efisien Menteri Luar Negeri, Menteri dan adaptif terhadap teknologi.
memperjelas kewenangan dan serta sesuai dengan tujuan Sekretariat Negara, dan Menteri Pendekatan unified approach
tugas unit-unit yang terlibat strategis pemberian hibah; Perencanaan Pembangunan yang dikembangkan Organisation
dalam pengelolaan pemberian e. Menyediakan standar Nasional. Selanjutnya, PKRB akan for Economic Co- operation and
hibah kepada pemerintah asing/ terlibat aktif dalam penyelarasan Development (OECD) dinilai dapat
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


pelaksanaan kegiatan
lembaga asing; (iv) memberikan pemberian hibah; desain kebijakan pemberian hibah menjadi kerangka umum aturan
kejelasan mengenai arah kebijakan f. Mendukung upaya peningkatan yang menjadi kewenangan khusus perpajakan global atas ekonomi
strategis pemerintah dalam kesejahteraan masyarakat Menteri Keuangan dengan desain digital yang mampu menjembatani
pemberian bantuan hibah; (v) dengan meningkatnya volume kebijakan komite pengarah BLU perbedaan pandangan negara-
dan mengantisipasi peningkatan perdagangan, investasi LDKPI. negara di dunia agar konsensus
jumlah dan nilai pemberian hibah dan hubungan kerja sama global yang ditargetkan selesai
Indonesia kepada negara asing/ dengan negara mitra melalui 2. Berkontribusi Aktif dalam pada tahun 2020 dapat tercapai.
lembaga asing. penciptaan lapangan kerja, Pencapaian Kesepakatan di Bawah Indonesia menyuarakan dukungan
peningkatan cadangan devisa G20 Presidensi Jepang atas unified approach, namun
Selain itu, salah satu amanat dari dan kesempatan lain yang harus transparan, adil dan dapat
PP 57 Tahun 2019 tersebut adalah timbul; Di bawah G20 Presidensi Jepang, diimplementasikan negara-negara
perlu didirikannya sebuah badan g. Meningkatkan koordinasi dan Indonesia berkontribusi aktif dalam di dunia.
layanan umum (BLU) khusus untuk peran Kementerian/Lembaga, pencapaian kesepakatan G20
pengelolaan dana kerja sama swasta dan masyarakat dalam Principles for Quality Infrastructure Indonesia juga berperan aktif
internasional. Untuk itu, Kemenkeu KPI; Investment, penyusunan formulasi dalam mendalami isu Universal
bersama Kementerian Luar Negeri, h. Mendukung upaya peningkatan kebijakan global terkait pajak untuk Health Coverage (UHC) pada Forum
Kementerian Sekretariat Negara, peran Indonesia dalam ekonomi digital, kolaborasi sektor G20 dengan mengkolaborasikan
dan Kementerian Perencanaan diplomasi internasional. kesehatan dan keuangan, serta pembahasan sektor kesehatan
Pembangunan Nasional/Bappenas kolaborasi arsitektur keuangan dengan keuangan. UHC dinilai
di bawah Tim Koordinasi Nasional internasional. berkontribusi dalam pengembangan
06

06
Berdasarkan arahan Menteri
Kerja Sama Selatan-Selatan dan Keuangan, yang selanjutnya SDM dan pertumbuhan yang
Bab

Bab
inklusif nan berkelanjutan. Namun, disusun G20 membahas dampak governance, as well as 2020 - Rethinking Education
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

hampir separuh penduduk dunia perubahan demografi terhadap Fostering effective urban for the Digital Era (2 November
belum dapat mengakses dan makroekonomi, khususnya terkait policies and multi-level 2019)
memperoleh layanan kesehatan produktifitas, saving-investment, governance.
secara memadai. Dalam konteks aliran modal lintas batas, fiscal Dari keseluruhan program
ini, negara-negara G20 menyepakati pressure, dan implikasinya ke Selama tahun 2019 capaian kerjasama JWP 2019- 2021, masih
pendekatan multi- sektoral, kebijakan moneter serta sistem implementasi JWP 2019- 2021 terdapat beberapa kegiatan yang
khususnya antara otoritas keuangan keuangan. Delri juga menyampaikan telah menunjukan hasil output masih berjalan pelaksanaannya,
dan kesehatan serta organisasi perlunya koordinasi internasional yang positif. Beberapa capaian diantaranya pelaksanaan The
non-pemerintah untuk memperkuat untuk mengatasi perbedaan dari program kerjasama tersebut 2nd Investment Policy Review
pembiayaan kesehatan. Sumber dalam supervisory and regulatory diantaranya: of Indonesia, OECD Reviews on
pembiayaan kesehatan dapat framework, terutama terkait a. Green Growth Policy Review Local Job Creation, dan Clean
dikembangkan, selain dari pencucian uang, illicit finance, (GGPR) telah diluncurkan pada Energy Finance and Investment
penerimaan pajak, misalnya pajak dan perlindungan investor dan tanggal 10 Juli 2019 di Jakarta. Mobilization (CEFIM).
yang di-earmark untuk produk konsumen. GGPR merupakan policy review
hasil tembakau, alkohol, gula, dan yang dilakukan OECD terkait 4. The Base Erosion and Profit
polusi udara serta pengembangan 3. Joint Work Programme dengan pertumbuhan hijau Shifting (BEPS) Project
domestic resource mobilisation. Indonesia-OECD 2019-2021 (green growth). Reviu dimaksud
Indonesia berkomitmen dalam bersifat independen berbasis Penggerusan Basis Pemajakan
menciptakan kehidupan yang sehat Joint Work Programme (JWP) bukti yang menghasilkan dan Penggeseran Laba atau Base
melalui Program Indonesia Sehat tahun 2019-2021 di-launching oleh rekomendasi kebijakan yang Erosion and Profit Shifting (BEPS)
dengan tiga pilar, yaitu mendorong Menteri Keuangan RI bersama bertujuan untuk membantu yang belakangan mulai banyak
gerakan masyarakat hidup sehat, dengan Sekretaris Jenderal OECD Indonesia mencapai tujuan dipraktikkan oleh pelaku usaha di
memperkuat layanan kesehatan, pada tanggal 10 Oktober 2018 pertumbuhan hijau dan target berbagai negara dapat berakibat
dan pengembangan program bertepatan dengan pelaksanaan ekonomi rendah karbon; hilangnya potensi penerimaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sidang Tahunan IMF/World Bank b. Social Protection System dari sektor pajak di suatu negara.
Dalam Forum G20 kali ini, Indonesia 2018 di Bali. JWP tersebut terdiri Review (SPSR), telah BEPS dilakukan oleh pelaku usaha
turut aktif menyampaikan atas lima area prioritas kerja sama diluncurkan pada tanggal 11 dengan memanfaatkan kelemahan
pengalaman dan pengetahuan dan dituangkan dalam 18 program, April 2019. SPSR mengkaji aturan domestik suatu negara
dalam mendukung framework yaitu: isu-isu seputar informalitas dan mengakibatkan terjadinya
country platform yang tengah di a. Macroeconomic Management dan gender sebagai kebijakan penggerusan basis pemajakan dan
bahas di forum karena Indonesia and Infrastructure utama untuk memperluas pengalihan laba ke negara lain yang
mendukung berbagai upaya dan Development: Maintaining perlindungan sosial. SPSR memiliki tarif pajak lebih rendah.
210 inovasi untuk meningkatkan sound macroeconomic and juga berfokus pada bukti dan Berdasarkan data OECD, kerugian
iklim investasi, terutama dalam fiscal policy, Strengthening rekomendasi kebijakan untuk yang ditimbulkan oleh praktik BEPS
rangka menstimulasi perdagangan tax policy, administration and perluasan dan keberlanjutan mencapai 100-240 miliar USD dari
internasional dan mengkatalisasi compliance, as well as Boosting sistem asuransi kesehatan potensi penerimaan PPh Badan
investasi yang dapat mendorong infrastructure development; nasional (JKN); setiap tahunnya. Kerugian tersebut
negara berkembang mendapatkan b. The Business Climate: c. Economic Outlook for akan lebih dirasakan oleh negara
akses atas pendanaan global. Fostering trade, investment and Southeast Asia, China and berkembang dibandingkan negara
Indonesia juga mendukung regulatory reform, Supporting India. Outlook tersebut terdiri maju, karena penerimaan negara
sejumlah upaya dari organisasi SME policies, Harnesing the dari empat bagian, yang berkembang sebagian besar masih
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

internasional dalam mengatasi opportunities of the digital mencakup analisis situasi bersumber dari pajak. Berangkat
kerentanan utang upaya-upaya transformation, and Developing makroekonomi di kawasan dari fakta tersebut, negara-negara
tersebut dapat memfasilitasi competition policy; Emerging Asia, perkembangan yang tergabung dalam G20 bersama
transparansi utang dan mengurangi c. Inclusive Growth: Mapping an terbaru dalam upaya integrasi OECD berinisiatif untuk memerangi
praktik-praktik collateralized inclusive growth framework, regional, fokus tematik, serta praktik BEPS tersebut dengan
financing. BKF sebagai delegasi Nurturing early child care, paparan mengenai tantangan menerbitkan 15 BEPS Action Plan.
Republik Indonesia (Delri) dalam education and skills, Enhancing kebijakan struktural di masing-
Forum G20 ini berkontribusi aktif employment and social masing negara, termasuk Indonesia sebagai anggota
dalam pemenuhan G20 Data protection, Strengthening Indonesia. Selama tahun 2019 G20 berkomitmen untuk
Initiative, menjaga komitmennya health care, and Promoting telah diterbitkan: mengimplementasikan 15 BEPS
untuk menggunakan semua gender equality; Action Plan yang disusun ke dalam
alat kebijakan yang ada dalam d. Sustainable Development • Economic Outlook for ketentuan domestik di Indonesia.
mengantisipasi pelemahan and Resilience: Fostering Southeast Asia, China and India Adapun capaian Indonesia sampai
perekonomian global, serta green growth and chemical 2019 UPDATE - Responding to dengan akhir tahun 2019 dalam
mengedepankan dialog dan safety, Promoting sustainable Environmental Hazards in Cities mengimplementasikan BEPS
aksi nyata untuk memperkuat agriculture, fisheries and (10 Juli 2019) Deliverables, bisa dilihat di tabel
kepercayaan pelaku ekonomi tourism, Improving disaster risk • Economic Outlook for 6.2.
terhadap perekonomian global. management; Southeast Asia, China and India
Indonesia juga mendukung isu e. Governance: Designing
perubahan demografi, termasuk sound anti-corruption
06

population aging. Policy note yang policies, Enhancing corporate


Bab
kepada CA negara/yurisdiksi mitra
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Capaian Indonesia Sampai Dengan Akhir Tahun 2019 5. Pertukaran Informasi Perpajakan
Dalam Mengimplementasikan BEPS Deliverables yang menyampaikan permintaan,
Seiring dengan semakin marak dan sementara itu terdapat 2 kasus
beragamnya praktik penghindaran masih diproses oleh unit kerja di
pajak dan pengelakan pajak melalui lingkungan DJP.
BEPS Action Plans Implementasi transaksi lintas batas negara/
Action 3 PMK Nomor 93/PMK.03/2019 (Perubahan atas PMK nomor 107/PMK.03/2017 tentang yurisdiksi pada era globalisasi b. Pertukaran Informasi Secara
Penetapan Saat Diperolehnya Dividen dan Dasar Penghitungannya oleh Wajib Pajak Dalam sekarang ini, tentunya diperlukan Spontan (Spontaneous EoI)
Negeri atas Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri selain Badan Usaha yang mekanisme pengawasan dan
Menjual Sahamnya di Bursa Efek). tindakan pencegahan yang efektif Pada tahun 2019, terdapat 9
oleh otoritas perpajakan di setiap kasus Outbound Spontaneous
Action 5 Perdirjen Nomor PER-24/PJ/2018 tentang Tata Cara Pertukaran Informasi secara Spontan
negara. Salah satu mekanisme EoI yang terdiri dari 4 kasus yang
dalam Rangka Melaksanakan Perjanjian Internasional.
pengawasan yang dilakukan dikembalikan/diklarifikasi kepada
Action 6 Pengadopsian Preamble dan Principal Purpose Test di dalam Multilateral Instrument oleh Direktorat Jenderal Pajak unit kerja di lingkungan DJP, serta
(MLI). sebagai instrumen tindak lanjut 5 kasus yang telah disampaikan
Action 7 Perdirjen Nomor PER-25/PJ/2018 tentang Tata Cara Penerapan P3B (yang mencabut atas perjanjian internasional kepada CA negara/yurisdiksi mitra.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2017). adalah Exchange of Information Terdapat juga 60 kasus Inbound
(EoI). EoI merupakan pertukaran Spontaneous EoI yang terdiri
Action 13 PMK Nomor 213/PMK.03/2016 tentang Jenis Dokumen dan/atau Informasi Tambahan
informasi yang berkaitan dari 1 kasus yang dikembalikan/
yang Wajib Disimpan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi dengan Para Pihak yang
dengan perpajakan berdasarkan diklarifikasi kepada CA negara/
Mempunyai Hubungan Istimewa, dan Tata Cara Pengelolaannya
perjanjian internasional yang yurisdiksi mitra, serta 59 kasus
dapat dimanfaatkan oleh yang telah disampaikan kepada unit
Direktorat Jenderal Pajak sebagai kerja di lingkungan DJP.
otoritas pajak di Indonesia guna
mendapatkan informasi berkaitan c. Pertukaran Informasi Secara
dengan perpajakan dari otoritas Otomatis (Automatic EoI)
pajak negara/yurisdiksi mitra.
Automatic EoI merupakan
a. Pertukaran Informasi pertukaran informasi yang
Berdasarkan Permintaan (EoI on dilakukan pada waktu tertentu,
Request) secara periodik, sistematis, dan
berkesinambungan atas Informasi
Pada tahun 2019, terdapat total mengenai hal-hal yang berkaitan
212 167 usulan Outbound EoI on dengan perpajakan dari pejabat 213
Request yang terdiri atas 53 yang berwenang di Indonesia
usulan yang diteruskan kepada kepada pejabat yang berwenang
Competent Authority (CA) negara/ di negara mitra atau yurisdiksi
yurisdiksi mitra dan 114 usulan mitra atau sebaliknya. Berdasarkan
yang dikembalikan/diklarifikasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor
kepada unit kerja di lingkungan 39/PMK.03/2017, Automatic EoI
DJP. Dari 53 usulan yang diteruskan dapat dikelompokkan menjadi tiga
kepada CA negara/yurisdiksi mitra, kategori, yaitu:
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


38 kasus masih dilakukan proses • Pertukaran Informasi Secara

EoI merupakan pertukaran penghimpunan data dan informasi


oleh CA negara/yurisdiksi mitra,
Otomatis atas Data Withholding
Tax, yaitu pertukaran
sementara itu terdapat 15 kasus informasi yang berisi transaksi

informasi yang berkaitan yang sudah selesai diproses oleh


CA negara/yurisdiksi mitra dan
penghasilan yang bersumber
dari Indonesia dalam satu
disampaikan kepada unit kerja tahun pajak yang terkait/

dengan perpajakan pengusul. diterima oleh Wajib Pajak (tax


resident) yang menyatakan
Pada tahun 2019, terdapat total 21 bahwa mereka merupakan

berdasarkan perjanjian permintaan Inbound EoI on Request


yang terdiri atas 18 permintaan
penduduk/entitas negara/
yurisdiksi mitra maupun
yang diteruskan kepada unit sebaliknya. Pada tahun 2019,

internasional yang dapat kerja di lingkungan DJP dan 3


permintaan yang dikembalikan/
Indonesia telah menerima
informasi AEoI atas data
diklarifikasi kepada CA negara/ withholding tax dari 7 negara/

dimanfaatkan oleh yurisdiksi mitra. Dari 18 permintaan


yang diteruskan kepada unit kerja
yurisdiksi mitra serta telah
mengirimkan informasi AEoI
di lingkungan DJP, 16 kasus sudah atas data withholding tax ke 4

Direktorat Jenderal Pajak selesai diproses oleh unit kerja di negara/yurisdiksi mitra.
06

06
lingkungan DJP dan disampaikan • Pertukaran Informasi Secara
Bab

Bab
Otomatis atas Data Country by Myanmar Roundtable on dengan Roadmap to Infrastructure
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


bersama Head of Regional Office
Country (CbCR). Pada tahun Insurance and Retirement as an Asset Class yang diinisiasi for Capacity Building (RCOB)
2019, Indonesia telah menerima Saving in Asia, 4-5 March 2019, pada masa presidensi Argentina for the Asia/Pacific Region, Mr.
informasi Laporan Per Negara Nay Pyi Taw, Myanmar. di 2018. Agenda utama IWG G20 Norikazu Kuramoto ke Jakarta.
dari 45 negara/yurisdiksi c. Blue Economy, Disaster adalah menyusun sebuah dokumen Dalam kunjungannya, Sekjen WCO
mitra serta telah mengirimkan Risk Financing, and prinsip-prinsip petunjuk (guiding mengadakan pertemuan dengan
informasi Laporan Per Negara Ocean Infrastructure: principles) terkait dengan standar Wakil Presiden RI, Kementerian
ke 18 negara/yurisdiksi mitra. Regional Workshop, 1 May 2019, Quality Infrastructure Investment terkait, pimpinan DJBC, Kedubes
• Pertukaran Informasi Secara Nadi, Fiji. (QII). Prinsip tersebut diharapkan Jepang yang bertujuan di antaranya
Otomatis atas Data Informasi d. Asian Regional Forum on menjadi rujukan bagi negara-negara untuk meningkatkan hubungan
Keuangan (AEoI CRS). Indonesia Investment Management of anggota G20 khususnya dan negara kerja sama antara DJBC dan WCO,
memulai pertukaran informasi Foreign Exchange Reserve, lain pada umumnya. Prinsip ini mendiskusikan kebijakan dan
keuangan secara otomatis Singapore, 29-31 October 2019. bersifat voluntary dan non-binding. arahan WCO serta inisiatif DJBC
pertama kali pada tahun 2018 e. How to Increase Rate of terkait reformasi dan modernisasi
di mana data yang dilaporkan Returns in Asia: Capital Flows 8. Kerja Sama Multilateral Bidang Bea Cukai Indonesia yang sedang
adalah data tahun 2017. and Infrastructure Investment Kepabeanan dan Cukai berlangsung. Sekjen WCO
Pertukaran ke-2 dilakukan pada 17 Sept 2019, ADB, Manila mengapresiasi capaian DJBC dalam
tahun 2019 di mana data yang Philipines. Di tahun 2019, Ditjen Bea dan Cukai penegakan hukum kepabeanan
dilaporkan adalah data tahun f. ESG Investment: Opportunities telah melaksanakan beberapa dan mengharapkan agar Indonesia
2018. Informasi keuangan and Risks for Asia 12-13 kegiatan dalam rangka menjalin dapat membagikan pengalaman
yang dilaporkan oleh lembaga November 2019 Tokyo, Japan. kerja sama yang baik antara DJBC dan pengetahuannya kepada
jasa keuangan, lembaga g. Shanghai International Program dengan organisasi-organisasi Administrasi Pabean lain melalui
jasa keuangan lainnya dan for Development Evaluation multilateral, seperti World Customs pemberian bantuan pelatihan
entitas lain kepada DJP, akan Training 18-29 November 2019, Organization (WCO), World Trade capacity building.
dikirimkan oleh DJP kepada Shanghai, People’s Republic of Organization (WTO), Asia-Pacific
CA negara/yurisdiksi mitra China. Economic Cooperation (APEC), DJBC juga menjalin kerja sama
melalui aplikasi CTS (Common Asia-Europe Meeting (ASEM), dalam bidang enforcement dalam
Transmission System). 7. Forum G20 Infrastructure United Nations (UN) dan beberapa forum WCO, yang diwujudkan
Working Group 2019 organisasi di bawahnya, serta dalam Asia Pacific Security Project
Pada tahun 2019, DJP menerbitkan organisasi multilateral lainnya. dengan 3 fokus utama:
Pengumuman Direktur Jenderal Infrastructure Working Group Beberapa kegiatan dalam rangka • Program Global Shield dengan
Pajak Nomor PENG-05/PJ/2019 merupakan bentuk transformasi kerja sama internasional tersebut di target bahan kimia yang dapat
tentang Daftar Yurisdiksi Partisipan dari Infrastructure Investment antaranya sebagai berikut: digunakan untuk memproduksi
214 dan Yurisdiksi Tujuan Pelaporan Working Group yang dihasilkan Improvised Explosive Device 215
Dalam Rangka Pertukaran Informasi pada G20 Brisbane Summit 2014 Pada sidang the 133rd/134th Session (IEDs),
Secara Otomatis (AEoI) yang yang bertujuan untuk membentuk of the Customs Co-operation • Small Arms and Light Weapon
memuat 98 yurisdiksi partisipan komitmen dari negara anggota Council yang diselenggarakan oleh dengan target senjata api, dan
dan 82 yurisdiksi tujuan pelaporan. G20 untuk meningkatkan investasi WCO, Indonesia mendapatkan • Passenger Control dengan
khususnya pada infrastruktur mandat dan kepercayaan dari WCO pemanfaatan Advance
Pada tahun 2019, Indonesia telah yang berkualitas dan usaha kecil yaitu: Passenger Information/
menerima informasi keuangan menengah. Dalam IWG G20 ini, • terpilih kembali sebagai Vice Passenger Name Record (API/
dari 80 negara/yurisdiksi mitra Indonesia menjadi anggota bersama Chair on WCO Integrity Sub-
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


PNR).
Automatic Exchange of Financial dengan negara anggota G20 lainnya Committee 2019/2020,
Account Information atas pemegang serta beberapa negara observer. • terpilih kembali sebagai Kegiatan yang dilakukan dalam
rekening keuangan Indonesia/ Lembaga-lembaga pembangunan anggota WCO Audit Committee project tersebut terdiri dari
Wajib Pajak Indonesia serta telah multilateral seperti World Bank, 2019/2020 mewakili Asia/ pelatihan training of trainer di
mengirimkan informasi keuangan ADB, ECB, EIB, IsDB juga menjadi Pacific Region, tingkat regional, national training,
ke 64 negara/yurisdiksi mitra atas peserta non-voting dari IWG. • terpilih sebagai salah satu hibah peralatan pendukung dari
pemegang rekening keuangan Pemerintah Indonesia selama Gender Equality and Diversity WCO kepada Indonesia, dan Operasi
asing/Subjek Pajak Luar Negeri. ini selalu diwakili oleh pihak (GED) Champion dan mandat Bersama. Saat ini DJBC mempunyai
Kementerian Keuangan (BKF dan GED Awareness di wilayah Asia 7 orang trainer bidang SALW dan
6. Forum/Seminar/Workshop oleh DJPPR) serta Bank Indonesia. Pasifik, 6 orang trainer bidang PGS. Ada
Pada tahun 2019, Asian Development Bank Setiap tahunnya IWG mengangkat • terpilih sebagai Co-Hosting pun peralatan yang dihibahkan
Indonesia telah tema yang berbeda yang menjadi WCO Technology Conference dari WCO ke DJBC meliputi 8
Beberapa penyelenggaraan forum/ concern dari negara yang menjadi 2020, dan unit buah Raman Spectrometer, 2
menerima informasi seminar/workshop oleh Asean presidensi. Pada tahun IWG • diusulkan sebagai Vice-Chair unit Backscatter X-Ray, 1 unit XRF
keuangan dari 80 Development Bank yang diikuti 2019 yang diselenggarakan di WCO Asia/Pacific Region Handheld Analyzer, serta 130 set
negara/yurisdiksi mitra pejabat/pegawai DJPPR, antara lain: Riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 2020/2022. test kit
a. OECD-ADBI Rountable on 18 – 19 Desember 2019, di
Automatic Exchange Capital Market and Fnacial bawah presidensi Jepang, tema Pada bulan Juli 2019, DJBC a. DJBC turut hadir pada
of Financial Account Reform in Asia 26-27 February yang diangkat adalah the G20 mendapat kesempatan untuk pertemuan Joint Statement
2019, ADBI, Tokyo, Japan. Principles for Quality Infrastructure mengkoordinir kunjungan Sekretaris
06

06
Information Initiative (JSI) on E-Commerce
b. OECD-ADBI-FRD of MoPF Investment hal mana sesuai Jenderal WCO, Mr. Kuniyo Mikuriya di Kantor Pusat WTO Jenewa
Bab

Bab
tanggal 19-22 November 2019, dan sanitasi (Cole Engineering
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Menteri Keuangan mengenai konferensi tersebut DJPPR juga
di mana Indonesia menyatakan Tata Cara Pengenaan Tarif Bea melakukan serangkaian kegiatan TECTA-PDS), transportasi
ikut serta dalam pembahasan Masuk berdasarkan Perjanjian pendalaman minat investor (Bombardier), kontraktor
JSI on e-Commerce. Internasional khusus untuk internasional terhadap proyek KPBU serta advisor (CPCS, Deloitte,
Keikutsertaan Indonesia EFTA untuk mengakomodir di Indonesia, antara lain Filtrum Construction , PwC)
dalam forum JSI memberikan proses implementasi perjanjian • Pertemuan dengan Long Term dan Canadian Commercial
perubahan signifikan dan tersebut. Investor, dalam hal ini 3 dana Corporation (CCC).
diharapkan menjadi game c. Sedangkan untuk Perundingan pensiun yang termasuk dana
changer. DJBC juga telah IEU-CEPA saat ini telah pensiun dengan aset terbesar Melalui konferensi dan pendalaman
menyiapkan beberapa strategi mencapai perundingan ke-9 di Kanada yaitu, CPPIB, CDPQ minat investor tersebut dapat
penerapan bea masuk atas yang dilaksanakan pada dan OMERS. dipelajari bahwa potensi untuk
transaksi dimaksud. Strategi bulan Desember 2019 dengan • Pertemuan dengan expert memasarkan investasi infrastruktur
tersebut dipersiapkan dalam mencapai kemajuan dalam hal dibidang innovative financing Indonesia di Kanada besar dan
rangka mengantisipasi pembahasan teks perjanjian. seperti Convergence Blended sudah terbukti dengan terlibatnya
perubahan business model DJBC sendiri terlibat aktif pada Finance, Global Affairs Canada, CPPIB sebagai pemilik 45% saham
yang saat ini semakin beberapa Working Group (WG) Global Infrastructure Hub, jalan Tol Cipali. Hal kunci yang
berkembang bersamaan di antaranya: WG on Customs dan Canadian Commercial menjadi perhatian bagi sektor
dengan teknologi yang ada saat and Trade Facilitation (WG- Cooperation. swasta untuk menanamkan
ini. CTF), WG on Trade in Goods • Pertemuan dengan pelaku investasinya adalah kepastian
b. Dalam hal perundingan (WG-TIG), WG on Rules of Origin infrastruktur di Kanada bahwa pihak publik bisa menjadi
kerja sama perdagangan (WG-RoO), WG on Trade in termasuk pemilik teknologi long term partner dan memiliki
internasional, DJBC turut Services – Digital Trade, dan waste management (Anaergia, long term commitment untuk
terlibat dalam perundingan lain-lain. Wco-Waste Solutions), air bekerjasama dalam proyek
Indonesia–EFTA Comprehensive infrastruktur.
Economic Partnership Dalam rangka peningkatan
Agreement (IE-CEPA) kapasitas SDM, DJBC telah
dan Indonesia–European berpartisipasi, baik sebagai
Union CEPA (IEU-CEPA). pembicara maupun peserta, dalam
Perundingan IE-CEPA telah beberapa kegiatan capacity building
selesai ditandatangani pada yang diadakan oleh Organisasi
tahun 2018 dan saat ini Multilateral, seperti United Nations
dalam tahap proses ratifikasi Office on Drugs and Crime (UNODC),
perjanjian dengan target United Nations Conference on
216 diselesaikan di tahun 2020. Trade and Development (UNCTAD), 217
Saat ini DJBC sedang dalam International Narcotic Control Board
proses penyusunan Peraturan (INCB), COMCEC, dan INTERPOL.

6.1.4. Kerja Sama Indonesia Infrastructure sedang disiapkan. Acara ini dihadiri
Internasional Lainnya Investment Forum (IIIF) 2019 setidaknya 70 pihak swasta yang
terdiri dari investor, kontraktor,
IIIF merupakan forum yang supplier maupun lembaga finansial.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Hubungan dengan Pemangku Kepentingan


diselenggarakan oleh KBRI, Bank Secara garis besar, antusiasme dan
Indonesia dan BKPM bekerja sama respon pihak swasta sangat baik
dengan Kementerian Pariwisata dan atas kebijakan maupun proyek yang
Kementerian Perhubungan. IIIF 2019 disampaikan pada acara IIIF 2019.
dilaksanakan di dua tempat yakni Beberapa isu yang menjadi concern
London, UK pada tanggal 2 Juli 2019 investor antara lain risiko nilai tukar
dan Paris, Perancis pada tanggal dan fasilitas hedging masih banyak
4 Juli 2019. Pada kesempatan ini, dipertanyakan dalam forum ini.
DJPPR Kementerian Keuangan
hanya berpartisipasi pada IIIF CCPPP Annual Conference 2019
2019 di London UK sesuai dengan
undangan yang diterima. Selain Konferensi yang diadakan pada
DJPPR, PT SMI dan PT PII sebagai tanggal 18 – 19 November 2019 di
SMV di bawah Kemenkeu juga turut Toronto, Kanada ini merupakan
berpartisipasi. konferensi tahunan (tahun 2019
merupakan konferensi ke-27)
Dalam forum ini, Pemerintah yang dilakukan dalam rangka
Indonesia berdialog dengan menjembatani komunikasi para
pihak swasta bukan hanya pelaku infrastruktur PPP di Kanada
terkait kebijakan namun juga baik dari pihak publik maupun
06

06
mengkomunikasikan proyek yang pihak swasta. Selain hadir dalam
Bab

Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

218

07 Laporan Keuangan
Kementerian Keuangan
219

Bab 07 Sumber Daya Manusia Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

220

Laporan Keuangan

akurat, dan akuntabel


Kementerian Keuangan
disusun secara transparan,
221

Bab 07 Sumber Daya Manusia Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU ......................................................................................... iii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... v
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ xii
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN...................................................................................1
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN .........................................................................5
II. NERACA ....................................................................................................................6
III. LAPORAN OPERASIONAL .....................................................................................8
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS...........................................................................9
A. PENJELASAN UMUM .................................................................................. 10
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN ......... 41
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ................................................... 79
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL ..................... 119
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ........ 139
222 223
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA ...................................... 147
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


07

07
-ii-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ............................................................. 1
Tabel 2 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................... 2
Tabel 3 Laporan Operasional untuk periode yang berakhir
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ............................................................. 3
Tabel 4 Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 ........................................................................................................ 3
Tabel 5 Nilai Kinerja Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2019 .................................21
Tabel 6 Program Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019 ........................................22
Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Satker yang Menyampaikan Laporan Keuangan
Menurut Eselon I .....................................................................................................24
Tabel 8 Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan TA 2019 .........................41
Tabel 9 Rincian Realisasi Pendapatan Bruto TA 2019 .......................................................41
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................42
Tabel 11 Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I TA 2019 ..........................................42
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................43
Tabel 13 Realisasi Pendapatan Neto Per Jenis Penerimaan TA 2019 ...................................43
Tabel 14 Perbandingan Realisasi Pendapatan Per Jenis Penerimaan TA 2019....................43
Tabel 15 Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 ...................................................44
Tabel 16 Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I TA 2019 ........................45
Tabel 17 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................45
224
Tabel 18 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan 225
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................46
Tabel 19 Realisasi Penerimaan Perpajakan Per Jenis Penerimaan Bruto..............................47
Tabel 20 Realisasi Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri Neto TA 2019 .............................47
Tabel 21 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Bruto ....................................................48
Tabel 22 Realisasi Pengembalian Pendapatan Pajak TA 2019 ..............................................49
Tabel 23 Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................49
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tabel 24 Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto TA 2019..................55


Tabel 25 Realisasi Pendapatan dan Pengembalian Pajak Perdagangan Internasional Bruto
TA 2019 ..................................................................................................................55
Tabel 26 Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................55

Sumber Daya Manusia


Tabel 27 Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 ...................................56
Tabel 28 Realisasi dan Pengembalian Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 2019 .............56
Tabel 29 Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto
TA 2019 dan 2018 ...................................................................................................57
Tabel 30 Rincian Pendapatan PNBP Lainnya Neto TA 2019 ................................................58
Tabel 31 Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto TA 2019 ..............................................58
Tabel 32 Perbandingan Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto TA 2019 dan TA 2018 ..59
Tabel 33 Realisasi Pendapatan BLU Neto TA 2019 ..............................................................59
Tabel 34 Realisasi Pendapatan BLU Neto TA 2019 ..............................................................59
Tabel 35 Perbandingan Realisasi Pendapatan BLU Neto TA 2019 dan TA 2018 ..................60
Tabel 36 Realisasi Pendapatan BLU Neto Berdasarkan Satuan Kerja TA 2019.....................60
Tabel 37 Perbandingan Pagu dan Realisasi Neto Belanja Kementerian Keuangan
07

07
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) ..................................................................62

-v-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 38 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I TA 2019 Tabel 70 Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan Per Jenis
(Termasuk BLU) ......................................................................................................63 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................89
Tabel 39 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU TA 2019 ............................64 Tabel 71 Rincian Piutang Pajak Daluwarsa per 31 Desember 2019.......................................89
Tabel 40 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I TA 2019 Tabel 72 Rincian Penjelasan Perubahan Status Daluwarsa TA 2018 ....................................90
(Non BLU) ...............................................................................................................64 Tabel 73 Rincian Penambahan Piutang Pajak Status Daluwarsa per Jenis Pajak..................90
Tabel 41 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Unit Eselon I Tabel 74 Nilai Setuju/Tidak Setuju SKBKB/SKPKBT ..............................................................92
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) ..................................................................65 Tabel 75 Rincian Realisasi Pencairan Piutang dari Tindakan Penagihan ...............................92
Tabel 42 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Satker BLU TA 2019 dan TA 2018 ...............65 Tabel 76 Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .......94
Tabel 43 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2019 .....................66 Tabel 77 Rincian Kualitas dan Penyisiham Piutang PNBP .....................................................94
Tabel 44 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019 Tabel 78 Rincian Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018...95
(Termasuk BLU) ......................................................................................................66 Tabel 79 Rincian Piutang Operasional BLU Bruto per Unit BLU
Tabel 45 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
(Termasuk BLU) ......................................................................................................67 Tabel 80 Rincian Piutang Operasional BLU bruto per unit BLU
Tabel 46 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU Menurut Jenis Belanja per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
TA 2019 ..................................................................................................................67 Tabel 81 Rincian Piutang BLU dari Kegiatan Non Operasional
Tabel 47 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Jenis Belanja (Termasuk BLU) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................68 Tabel 82 Rincian Piutang Non Operasional BLU per unit BLU .....
Tabel 48 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 (Termasuk BLU) .....69 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................97
Tabel 49 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 83 Rincian Persediaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .....................97
(Termasuk BLU) ......................................................................................................70 Tabel 84 Perbandingan Saldo Menurut LK dan LBMN per 31 Desember 2019 ......................98
Tabel 50 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai Per Eselon I TA 2019 Tabel 85 Mutasi/Perubahan Tanah per 31 Desember 2019 ..................................................99
(Termasuk BLU) ......................................................................................................70 Tabel 86 Rincian Mutasi Tanah dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ..........................99
Tabel 51 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang TA 2019 (Termasuk BLU) .......71 Tabel 87 Selisih Nilai Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah per 31 Desember 2019 .............100
Tabel 52 Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 88 Mutasi/Perubahan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 ...........................101
(Termasuk BLU) ......................................................................................................72 Tabel 89 Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ..101
Tabel 53 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang Per Eselon I TA 2019 Tabel 90 Mutasi/ Perubahan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019 ......................102
(Termasuk BLU) ......................................................................................................73 Tabel 91 Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan dari Belanja Modal
226 227
Tabel 54 Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto Per Eselon I TA 2019 dengan per 31 Desember 2019 ..........................................................................................103
TA 2018 (Termasuk BLU)........................................................................................73 Tabel 92 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan
Tabel 55 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal TA 2019 (Termasuk BLU) .........75 per 31 Desember 2019 ..........................................................................................103
Tabel 56 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 93 Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan 31 Desember 2019 ..........................................104
(Termasuk BLU) ......................................................................................................76 Tabel 94 Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal 31 Desember 2019 ............105
Tabel 57 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto Per Eselon I TA 2019 dan TA 2018 Tabel 95 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal
(Termasuk BLU) ......................................................................................................76 31 Desember 2019 ................................................................................................105
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tabel 58 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal TA 2019 (Termasuk BLU) .........77 Tabel 96 Rincian Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019..............................................106
Tabel 59 Aset Lancar per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................79 Tabel 97 Mutasi/Perubahan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019 .............................106
Tabel 60 Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran Tabel 98 Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ....107
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................80 Tabel 99 Mutasi/Perubahan Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 ............108
Tabel 61 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Tabel 100 KDP yang Tidak Dilanjutkan Pelaksanaan Pekerjaannya per 31 Desember 2019 .108

Sumber Daya Manusia


per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................81 Tabel 101 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 31 Desember 2019 ............................109
Tabel 62 Perbandingan Rincian Kas Lainnya di BLU Tabel 102 Komposisi Piutang Jangka Panjang
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................81 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................................109
Tabel 63 Perbandingan Kas pada BLU per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......82 Tabel 103 Komposisi Aset Lainnya Per Jenis Aset
Tabel 64 Rincian kas pada BLU per unit BLU Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..................................................112
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................82 Tabel 104 Aset Tak Berwujud per Jenis Aset
Tabel 65 Perbandingan Rincian Investasi Jangka Pendek BLU Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..................................................112
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................83 Tabel 105 Rincian Aset Lain-Lain Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..............114
Tabel 66 Perbandingan Rincian Belanja Dibayar di Muka Tabel 106 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................83 Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..................................................114
Tabel 67 Rincian Piutang Pajak Per Jenis per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..85 Tabel 107 Rincian Kewajiban Jangka Pendek
Tabel 68 Rincian Piutang Perpajakan Per Eselon I per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................................115
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................86 Tabel 108 Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......116
07

07
Tabel 69 Mutasi Piutang Perpajakan DJP per 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 ..................87 Tabel 109 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per Akun Per 31 Desember 2019 .....117
-vi- -vii-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 110 Perbandingan Pendapatan Operasional Kementerian Keuangan Tabel 143 Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Eselon I
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................119 Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................136
Tabel 111 Perbandingan Pendapatan Operasional Per Unit Eselon I Tabel 144 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Sebelum
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................119 dan Setelah Koreksi ..............................................................................................137
Tabel 112 Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .120 Tabel 145 Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya per Akun Periode TA 2019
Tabel 113 Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Unit Eselon I dan TA 2018..........................................................................................................137
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................120 Tabel 146 Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Unit Eselon I Periode
Tabel 114 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Jenis Penerimaan TA 2019 dan TA 2018 ..........................................................................................138
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................121 Tabel 147 Rincian Ekuitas Awal Per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
Tabel 115 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Unit Eselon I Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................139
periode TA 2019 dan TA 2018...............................................................................122 Tabel 148 Rincian Surplus/ Defisit LO Per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 116 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Satker BLU pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................140
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................122 Tabel 149 Rincian Koreksi Nilai Persediaan per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 117 Rincian Beban Operasional Periode TA 2019 dan TA 2018 ................................123 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................141
Tabel 118 Rincian Beban Operasional per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ......123 Tabel 150 Rincian Koreksi atas Reklasifikasi per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 119 Beban Operasional Sebelumdan Setelah Koreksi .................................................124 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................141
Tabel 120 Rincian Beban Pegawai Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .......................124 Tabel 151 Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap per Unit Eselon I Untuk Periode
Tabel 121 Rincian Beban Pegawai per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ...........125 yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..........................142
Tabel 122 Rincian Beban Persediaan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ..................125 Tabel 152 Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Unit Eselon I Untuk Periode yang
Tabel 123 Rincian Beban Persediaan Per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 .....126 Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................143
Tabel 124 Rincian Beban Barang dan Jasa Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .........126 Tabel 153 Rincian Koreksi Lainnya Menurut Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
Tabel 125 Rincian Beban Barang dan Jasa Per Unit Eselon I Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................143
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................127 Tabel 154 Rincian Transaksi Antar Entitas per Akun Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 126 Beban Barang dan Jasa Sebelumdan Setelah Koreksi .........................................127 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................144
Tabel 127 Rincian Beban Pemeliharaan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............128 Tabel 155 Rincian Transaksi Antar Entitas per Unit Eselon I Untuk Periode yang
Tabel 128 Rincian Beban Pemeliharaan Per Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ..........128 Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................145
Tabel 129 Rincian Beban Perjalanan Dinas per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ........129 Tabel 156 Rincian Ekuitas Akhir per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
228 229
Tabel 130 Rincian Beban Perjalanan Dinas Per Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ....129 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................145
Tabel 131 Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Akun Tabel 157 Koreksi yang Langsung Menambah/Mengurangi Ekuitas Untuk Periode yang
Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................130 Berakhir pada 31 Desember 2019 .........................................................................146
Tabel 132 Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Eselon I Tabel 158 Rekening Pemerintah Lingkup Kementerian Keuangan per 31 Desember 2019 ...147
Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................130 Tabel 159 Rekapitulasi Barang Jaminan per 31 Desember 2019 ...........................................148
Tabel 133 Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Akun Periode TA 2019 dan Tabel 160 Rekapitulasi PHLN sampai dengan 31 Desember 2019 ........................................149
TA 2018 ................................................................................................................131 Tabel 161 Rincian Realisasi BM-DTP Satuan Kerja per 31 Desember 2019 ..........................156
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tabel 134 Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Unit Eselon I Periode TA 2019 Tabel 162 Data SP3DRI per KPPBC/KPUBC ........................................................................157
dan TA 2018..........................................................................................................131 Tabel 163 Data SP3DRI Yang Disampaikan DJBC kepada DJP
Tabel 135 Beban Penyusutan dan Amortisasi Sebelum dan Setelah Koreksi Tahun 2010 s.d 31 Desember 2019 ......................................................................158
Periode TA 2019 ...................................................................................................132 Tabel 164 Data Realisasi Belanja Barang BPDPKS TA 2019 ................................................161
Tabel 136 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Per Akun Tabel 165 Data Rincian Dana Cadangan BPDPKS ...............................................................162

Sumber Daya Manusia


Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................132 Tabel 166 Data Alokasi dan Realisasi Dana Dukungan Manajemen BPDPKS Tahun 2015-
Tabel 137 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Piutang Pajak dan Piutang PNBP) 2019 ......................................................................................................................162
Per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan 2018 .......................................................132 Tabel 167 Daftar BLU yang Menyusun LK BLU dan Telah Diperiksa oleh KAP .....................164
Tabel 138 Rincian Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Akun Periode Tabel 168 Perkembangan Dana Kelolaan LPDP 2012 – 2019 ..............................................164
TA 2019 dan TA 2018 ..........................................................................................133
Tabel 139 Rincian Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Unit Eselon I Periode
TA 2019 dan TA 2018 ..........................................................................................134
Tabel 140 Rincian Beban Kerugian dari Pelepasan Aset Non Lancar
Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................134
Tabel 141 Rincian Beban Kerugian dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Unit Eselon I Periode
TA 2019 dan TA 2018 ..........................................................................................135
Tabel 142 Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Periode TA 2019 dan
TA 2018 ................................................................................................................136
07

07
-viii- -ix-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN


Grafik 1 Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto ......................................41
Grafik 2 Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan
Lampiran I Neraca Percobaan
TA 2019 ..................................................................................................................44
Grafik 3 Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I TA 2019 .......45
LRA Belanja
Grafik 4 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri TA 2019 ..............................................48
Grafik 5 Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri TA 2019 dan TA 2018 ..49
LRA Pendapatan
Grafik 6 Komposisi Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto ...................................50
Grafik 7 Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto Laporan Barang Milik Negara
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................57
Grafik 8 Komposisi Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 ...................57 Berita Acara Rekonsiliasi Aset Tetap
Grafik 9 Perbandingan Pagu dan Realisasi Neto Belanja Kementerian Keuangan
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) ..................................................................62 Berita Acara Rekonsiliasi Penerimaan Perpajakan
Grafik 10 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019
(Termasuk BLU) ......................................................................................................68 Rekapitulasi Rincian TGR
Grafik 11 Komposisi Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019 (Termasuk BLU) .....68
Grafik 12 Komposisi Realisasi Belanja Pegawai TA 2019......................................................69 Rincian Aset Lancar, Aset Lain dan Kewajiban per Eselon I
Grafik 13 Komposisi Realisasi Belanja Barang TA 2019 ........................................................72
Rincian Kewajiban Jangka Pendek per Eselon I
Grafik 14 Komposisi Belanja Modal TA 2019 (Termasuk BLU) ..............................................75

Lampiran II Rincian Piutang Pajak

Laporan Rekening Pemerintah

Rekapitulasi Piutang Negara

230 Rekapitulasi Barang Jaminan 231

Berita Acara Rekonsiliasi Hibah

Matriks Tindak Lanjut Temuan BPK RI


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


07

07
-x- -xi-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

DAFTAR SINGKATAN DJA : Direktorat Jenderal Anggaran

DJP : Direktorat Jenderal Pajak


APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan DJBC : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BLU : Badan Layanan Umum DJPK : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

BMDTP : Bea Masuk Ditanggung Pemerintah DJPPR : Direktorat Jenderal Pengelolaan Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan DJPB : Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BPDPKS : Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit DJKN : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
BUN : Bendahara Umum Negara
BPPK : Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
BKF : Badan Kebijakan Fiskal
DPPN : Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
PIP : Pusat Investasi Pemerintah
LMAN : Lembaga Manajemen Aset Negara
STAN : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
LNSW : Lembaga National Single Window
MA : Mata Anggaran Penerimaan/Pengeluaran

MPN : Modul Penerimaan Negara

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara


232 233
SAI : Sistem Akuntansi Instansi

SAU : Sistem Akuntansi Umum

SAK : Sistem Akuntansi Keuangan

SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran

TA : Tahun Anggaran

TAB : Tahun Anggaran Berjalan

Sumber Daya Manusia


TAYL : Tahun Anggaran Yang Lalu

TGR : Tuntutan Ganti Rugi

TPA : Tagihan Penjualan Angsuran

UP : Uang Persediaan

TNP : Treasury Notional Pooling

SETJEN : Sekretariat Jenderal

ITJEN : Inspektorat Jenderal


07

07
-xii- -xiii-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN


B. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019 Audited ini telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Nilai Aset per 31 Desember 2019 dicatat dan disajikan sebesar Rp192.217.896.563.128,00
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp77.189.737.072.745,00; Aset Tetap (neto) sebesar
sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: Rp114.498.771.836.952,00; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp1.720.875.514,00;
dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp527.666.777.917,00.
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp29.221.490.076.931,00 dan Rp
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan 162.996.406.486.197,00.
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode
1 Januari sampai dengan 31 Desember 2019. Ringkasan Neraca pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 2.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Tabel 2
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Rp1.556.788.973.735.429,00 atau mencapai 86,27 persen dari estimasi Pendapatan-LRA
sebesar Rp 1.804.618.392.193.800,00. Jumlah tersebut terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar (dalam rupiah)
Tanggal Neraca Kenaikan/(Penurunan)
Rp1.546.134.751.863.724,00 atau mencapai 86,55 persen dari target yang ditetapkan dan
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp10.654.221.871.705,00 atau mencapai 58,41 (Rp) (Rp)
(Rp) %
persen dari target yang ditetapkan.
Aset
Realisasi Belanja Negara sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar Aset Lancar 77.189.737.072.745 64.144.482.579.394 13.045.254.493.351 20,34
Investasi Jangka Panjang - - - -
Rp39.546.053.068.399,00 atau mencapai 85,68 persen dari alokasi anggaran sebesar
Aset Tetap 114.498.771.836.952 34.102.797.111.343 80.395.974.725.609 235,75
Rp46.153.539.201.000,00.Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja Piutang Jangka Panjang 1.720.875.514 278.418.524 1.442.456.990 518,09
Pegawai sebesar Rp21.460.995.199.786,00 atau 99,48 persen dari anggarannya, Belanja Aset Lainnya 527.666.777.917 514.836.470.216 12.830.307.701 2,49
Barang sebesar Rp16.605.824.448.271,00 atau 73,21 persen dari anggarannya dan Belanja Jumlah Aset 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
Kewajiban
234
Modal sebesar Rp1.479.233.420.342,00 atau 77,96 persen dari anggarannya. 235
Kewajiban Jangka Pendek 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan Kewajiban Jangka Panjang - - - -
Jumlah Kewajiban 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74
31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 1.
Ekuitas
Tabel 1 Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Jumlah Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
(dalam rupiah) Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
31 Desember 2019 31 Desember 2018
C. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari
PENDAPATAN NEGARA
1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 1.632.479.872.321.277 1.539.713.970.066.291 operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
DAN HIBAH
Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376.000 1.546.134.751.863.724 1.618.095.493.162.000 1.518.791.948.865.511 pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
PNBP 18.239.741.817.800 10.654.221.871.705 14.384.379.159.277 20.922.021.200.780
Pendapatan operasional untuk periode sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar

Sumber Daya Manusia


Hibah - - - -
JUMLAH PENDAPATAN Rp1.587.926.943.938.211,00 sedangkan jumlah beban operasional adalah sebesar
1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 1.632.479.872.321.277 1.539.713.970.066.291
DAN HIBAH Rp51.289.127.466.745,00 sehingga terdapat Surplus dari Kegiatan Operasional senilai
BELANJA NEGARA 46.153.539.201.000 39.546.053.068.399 46.987.862.720.000 39.900.468.088.665
Belanja Pegawai 21.572.228.899.000 21.460.995.199.786 20.908.396.593.000 20.361.276.169.469 Rp1.536.637.816.471.466,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-
Belanja Barang 22.683.918.611.000 16.605.824.448.271 23.757.374.945.000 17.744.369.417.285 masing defisit sebesar Rp144.630.963.696,00 dan Rp0,00 sehingga entitas mengalami
Belanja Modal 1.897.391.691.000 1.479.233.420.342 2.322.091.182.000 1.794.822.501.911 Surplus-LO sebesar Rp1.536.493.185.507.770,00.
JUMLAH BELANJA 46.153.539.201.000 39.546.053.068.399 46.987.862.720.000 39.900.468.088.665
Ringkasan Laporan Operasional untuk periode sampai dengan 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 3.
07

07
-1- -2-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 3
Laporan Operasional untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 E. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(dalam rupiah)
Tanggal LO Kenaikan/(Penurunan) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Rp) %
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
(Rp) (Rp)
KEGIATAN OPERASIONAL
Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK
Pendapatan Operasional 1.587.926.943.938.211 1.521.657.589.406.736 66.269.354.531.475 4,36 adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Pendapatan Perpajakan 1.577.511.460.535.552 1.500.170.160.060.551 77.341.300.475.001 5,16
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian
PNBP 10.415.483.402.659 21.487.429.346.185 (11.071.945.943.526) (51,53)
Beban Operasional 51.289.127.466.745 48.384.485.610.750 2.904.641.855.995 6,00 yang wajar atas laporan keuangan.
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
1.536.637.816.471.466 1.473.273.103.795.986 63.364.712.675.480 4,30
OPERASIONAL Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan
KEGIATAN NON OPERASIONAL
tanggal 31 Desember 2019 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca,
(23.934.121.473) (13.602.319.294) (10.331.802.179) 75,96
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas sampai dengan 31 Desember 2019
Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka Panjang
- - - - disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non
(120.696.842.223) 156.207.458.393 (276.904.300.616) (177,27)
Operasional Lainnya
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
(144.630.963.696) 142.605.139.099 (287.236.102.795) (201,42)
NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA - - - -
SURPLUS (DEFISIT) LO 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085 63.077.476.572.685 4,28

D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2019
adalah sebesar Rp73.514.668.353.763,00 ditambah Surplus-LO sebesar
Rp1.536.493.185.507.770,00 kemudian ditambah dengan koreksi sebesar
236 237
Rp68.584.965.666.832,00 dan transaksi antar entitas sebesar Rp(1.515.596.413.042.168,00)
sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2019 adalah senilai
Rp162.996.406.486.197,00.
Ringkasan Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode sampai dengan 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
Tanggal LPE Kenaikan/(Penurunan)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Rp) %
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 73.514.668.353.763 58.566.437.595.383 14.948.230.758.380 25,52

Sumber Daya Manusia


Surplus (Defisit) LO 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085 63.077.476.572.685 4,28
Dampak Kumulatif Perubahan
- - - -
Kebijakan Akuntansi
Koreksi yang
68.584.965.666.832 29.882.528.876.262 38.702.436.790.570 129,52
Menambah/Mengurangi Ekuitas

(27.246.405.989.201) 1,83
Transaksi Antar Entitas (1.515.596.413.042.168) (1.488.350.007.052.967)
Kenaikan/Penurunan Ekuitas 89.481.738.132.434 14.948.230.758.380 74.533.507.374.054 498,61
EKUITAS AKHIR 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
07

07
-3- -4-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN


KEMENTERIAN KEUANGAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(dalam rupiah)
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
%
URAIAN CATATAN
Anggaran Realisasi Realisasi Realisasi
Anggaran
A.PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.1
1. PENERIMAAN DALAM NEGERI B.1.1 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 86,27 1.539.713.970.066.291
a.Penerimaan Perpajakan B.1.1.1 1.786.378.650.376.000 1.546.134.751.863.724 86,55 1.518.791.948.865.511
i. Pendapatan Pajak Dalam Negeri B.1.1.1.1 1.743.056.850.376.000 1.505.081.062.538.228 86,35 1.472.910.754.750.063
ii. Pendapatan Pajak Perdagangan
B.1.1.1.2 43.321.800.000.000 41.053.689.325.496 94,76 45.881.194.115.448
Internasional
b.Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1.2 18.239.741.817.800 10.654.221.871.705 58,41 20.922.021.200.780
i. Pendapatan PNBP Lainnya B.1.1.2.1 577.694.038.800 1.035.832.978.653 179,30 715.540.677.351
Pendapatan Badan Layanan
ii. B.1.1.2.2. 17.662.047.779.000 9.618.388.893.052 54,46 20.206.480.523.429
Umum (BLU)
2. HIBAH B.1.2 -
JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 86,27 1.539.713.970.066.291
B.BELANJA B.2
Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai B.3 21.572.228.899.000 21.460.995.199.786 99,48 20.361.276.169.469
2. Belanja Barang B.4 22.683.918.611.000 16.605.824.448.271 73,21 17.744.369.417.285
Jumlah Belanja Operasi 44.256.147.510.000 38.066.819.648.057 86,01 38.105.645.586.754
238 Belanja Modal B.5 239

1. Belanja Modal Tanah B.5.1 59.259.242.000 59.257.848.750 99,99 25.715.168.720


2. Belanja Peralatan dan Mesin B.5.2 828.420.101.000 782.866.388.305 94,50 1.098.483.657.722
3. Belanja Gedung dan Bangunan B.5.3 570.154.703.000 446.392.608.437 78,29 470.227.244.191
4. Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan B.5.4 1.628.563.000 1.472.364.190 90,41 6.371.710.110
5. Belanja Modal Lainnya B.5.5 406.285.030.000 158.759.340.727 39,08 183.828.086.728
6. Belanja Modal BLU B.5.6 31.644.052.000 30.484.869.933 96,34 10.196.634.440
Jumlah Belanja Modal 1.897.391.691.000 1.479.233.420.342 77,96 1.794.822.501.911
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

JUMLAH BELANJA 46.153.539.201.000 39.546.053.068.399 85,68 39.900.468.088.665

Sumber Daya Manusia


Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Keuangan
07

07
-5-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

II.NERACA Peralatan dan Mesin C.2.2 14.299.282.360.083 14.107.977.235.913


Gedung dan Bangunan C.2.3 16.435.861.201.445 14.544.545.225.457

KEMENTERIAN KEUANGAN Jalan Irigasi dan Jaringan C.2.4 494.748.320.295 492.466.667.314

NERACA Aset Tetap Lainnya C.2.5 62.353.519.449 51.089.377.176

PER 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 130.966.788.109 278.968.308.402
Akumulasi Penyusutan C.2.7 (12.917.838.052.352) (14.808.785.207.013)
(dalam rupiah)
JUMLAH ASET TETAP 114.498.771.836.952 34.102.797.111.343
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
PIUTANG JANGKA PANJANG C.3
ASET Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
C.3.1
Rugi 12.619.224.233 12.051.328.428
ASET LANCAR C.1 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan
2.210.908.064 2.313.040.226 C.3.2 (12.003.781.456) (11.772.909.904)
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
5.041.393.083 3.658.057.948 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 C.3.3 615.442.777 278.418.524
(Netto )
Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 454.064.488.257 363.024.058.349
Piutang Jangka Panjang lainnya C.3.4 1.110.987.674 -
Kas pada Badan Layanan Umum C.1.4 19.207.516.720.261 22.717.545.215.069 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka
Investasi Jangka Pendek- Badan Layanan Umum 7.652.521.798.124 2.592.473.339.265 Panjang C.3.4 (5.554.938) -
C.1.5
Lainnya
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1.6 2.511.562.702.712 403.999.653.767
Piutang Jangka Panjang Lainnya Neto 1.105.432.736 -
Uang Muka Belanja C.1.7 3.556.618.919 3.191.963.782
JUMLAH PIUTANG JANGKA PANJANG 1.720.875.513 278.418.524
Pendapatan yang Masih Harus Diterima C.1.8 528.706.457.547 547.460.256.932 C.4
ASET LAINNYA
Piutang Perpajakan C.1.9 94.699.061.189.535 81.477.055.227.031 Aset Tak Berw ujud C.4.1 1.486.761.130.449 1.370.630.220.833
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan C.1.9 (48.334.305.462.989) (44.487.442.867.354) Aset Tak Berw ujud Dalam Pengerjaan C.4.2 139.890.000 -
Piutang Perpajakan (Netto) 46.364.755.726.546 36.989.612.359.677 Dana Yang Dibatasi Penggunaannya C.4.3 533.545.393 -
Piutang Bukan Pajak C.1.10 76.080.391.177 106.065.442.231 Aset Lain-lain C.4.4 1.280.812.642.589 1.139.813.993.517
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.10 (45.332.331.819) (45.572.869.279) Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.5 (2.240.580.430.514) (1.995.607.744.134)

Piutang Bukan Pajak (Netto) 30.748.059.358 60.492.572.952 JUMLAH ASET LAINNYA 527.666.777.917 514.836.470.216
240 JUMLAH ASET 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 241
Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
C.1.11 308.286.675 239.190.122
Ganti Rugi KEWAJIBAN
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5
C.1.11 (1.541.434) (1.195.951)
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 866.046.141.211 472.206.297.236
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Utang Yang Belum Ditagihkan C.5.2 - 117.500.000
306.745.241 237.994.171
Rugi (Netto)
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan C.5.3 28.255.733.681.955 24.681.785.707.564
C.1.12 72.842.746.758 93.149.342.874 Pendapatan Diterima Dimuka C.5.4 87.794.965.558 88.730.205.183
Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan Umum
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Uang Muka dari KPPN C.5.5 2.210.908.064 2.313.040.226


Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Kegiatan
C.1.12 (1.829.762.058) (1.297.908.067) Utang Jangka Pendek Lainnya C.5.6 9.704.380.143 2.573.475.505
Operasional BLU
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU (Netto) 71.012.984.700 91.851.434.807 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714
JUMLAH KEWAJIBAN 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714
Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum C.1.13 467.335.113 547.339.240

Sumber Daya Manusia


Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang dari Kegiatan Non EKUITAS
C.1.13 (467.335.113) (467.735.133)
Operasional BLU
Ekuitas C.6 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU (Netto) - 79.604.107
JUMLAH EKUITAS 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763
Persediaan C.1.14 357.732.469.934 368.543.028.343 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477
JUMLAH ASET LANCAR 77.189.737.072.745 64.144.482.579.394
ASET TETAP C.2
Tanah C.2.1 95.993.397.699.923 19.436.535.504.094

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
07

07
Laporan Keuangan

-6- -7-
Bab

Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

242
243

Bab 07 Sumber Daya Manusia Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

III. LAPORAN OPERASIONAL


KEMENTERIAN KEUANGAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(dalam rupiah)
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN D.1
Pendapatan Pajak D.1.1 1.577.511.460.535.552 1.500.170.160.060.551
Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1.2 10.415.483.402.659 21.487.429.346.185
JUMLAH PENDAPATAN 1.587.926.943.938.211 1.521.657.589.406.736

BEBAN D.2
Beban Pegawai D.2.1 21.611.669.201.735 20.455.990.236.598
Beban Persediaan D.2.2 363.613.311.615 402.192.660.657
Beban Barang dan Jasa D.2.3 11.083.021.876.954 12.932.743.025.323
Beban Pemeliharaan D.2.4 1.297.673.548.422 1.245.505.584.295
Beban Perjalanan Dinas D.2.5 1.683.098.924.014 1.760.282.211.778
Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat D.2.6 543.018.317.549 453.463.604.095
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.2.7 1.797.557.359.872 1.653.119.744.914
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.2.8 12.909.474.926.584 9.481.188.543.090
JUMLAH BEBAN 51.289.127.466.745 48.384.485.610.750
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN
244
OPERASIONAL D.3 1.536.637.816.471.466 1.473.273.103.795.986 245

KEGIATAN NON OPERASIONAL


Surplus/ (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar D.4 (23.934.121.473) (13.602.319.294)
Surplus/ (Defisit) dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya D.5 (120.696.842.223) 156.207.458.393
SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL D.6 (144.630.963.696) 142.605.139.099
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

POS LUAR BIASA


Beban Luar Biasa - -
SURPLUS/(DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA - -
SURPLUS/ (DEFISIT) LO D.7 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085

Sumber Daya Manusia


Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Keuangan
07

07
-8-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


KEMENTERIAN KEUANGAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(dalam rupiah)
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
EKUITAS AWAL E.1 73.514.668.353.763 58.566.437.595.383
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS 68.584.965.666.832 29.882.528.876.262
PENYESUAIAN NILAI ASET
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3 26.232.547 18.577.099
KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI E.4 9.473.447.127 -
SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.5 80.752.600.545.142 -
KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI E.6 57.378.108.469 (24.609.806.951)
LAIN-LAIN E.7 (12.234.512.666.453) 29.907.120.106.114
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.8 (1.515.596.413.042.168) (1.488.350.007.052.967)
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 89.481.738.132.434 14.948.230.758.380
EKUITAS AKHIR E.9 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763

246 247
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan
Keuangan
07

07
-9-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM
A.1. Dasar Hukum dan Peraturan
Dasar
1. UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Hukum
Penyusunan
Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Laporan ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
Keuangan terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 30
ayat (1) menetapkan bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-
undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah tahun anggaran berakhir;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Pasal 55 ayat (4) menetapkan bahwa Menteri/Pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
Pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
248
dengan standar akuntansi pemerintahan; 249

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menetapkan bahwa Laporan
Keuangan (Audited) disusun berdasarkan Laporan Keuangan (Unaudited)
yang telah dikoreksi atau disesuaikan menurut hasil pemeriksaan BPK;
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Cara Perpajakan;
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;
8. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak;

Sumber Daya Manusia


9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2019;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
07

07
-10-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Negara Bukan Pajak atas Hasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2008 tentang
untuk Pembangkitan Energi/Listrik;
Pengenaan Bea Keluar terhadap Barang Ekspor;
28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/2010 tentang Mekanisme
14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Atas Bea Masuk Ditanggung
Pemerintahan;
Pemerintah sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Keuangan Nomor 72/PMK.05/2012;
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.05/2011 tentang Mekanisme
terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018;
Pengelolaan Dana Operasional Khusus Pengamanan Penerimaan Negara;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Milik Negara/Daerah;
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Perkebunan; 247/PMK.06/2014;
18. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan 31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem
Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana
19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif atas terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Keuangan; 215/PMK.05/2016;

20. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 1991 tentang 32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun
Perlakuan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pungutan- Standar;
Pungutan Lainnya terhadap Pelaksanaan Kuasa dan Ijin Pengusahaan 33. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Sistem
Sumberdaya Panas Bumi untuk Pembangkitan Energi/Listrik; Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah;
21. Instruksi Presiden RI Nomor 12 tahun 1975 tentang Tata Cara Penyetoran 34. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.05/2015 tentang Tarif
Penerimaan Negara yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Karya, Kontrak Layanan BLU BPDPKS pada Kementerian Keuangan;
250 Production Sharing dan kegiatan Pertamina sendiri; 251
35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.010/2005 tentang Perubahan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.02/2005 tentang Negara/Lembaga sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Penetapan Tarif Pungutan Ekspor atas Batubara; Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016;
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.05/2007 tentang Perubahan 36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.01/2015 tentang Organisasi
Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Dan Tata Kerja Lembaga Manajemen Aset Negara;
Modul Penerimaan Negara;
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

37. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.05/2015 tentang Tata Cara


24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas
Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara dalam Rangka Impor, Pemerintah Pusat;
Penerimaan Negara dalam Rangka Ekspor, Penerimaan atas Barang Kena
38. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.09/2015 tentang Standar
Cukai, dan Penerimaan Negara yang berasal dari Pengenaan Denda

Sumber Daya Manusia


Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
Administrasi atas Pengangkutan Barang Tertentu sebagaimana terakhir
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.04/2013; 39. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan
25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak
Keuangan Pemerintah Pusat;
Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah Atas Penghasilan Pekerja
pada Kategori Usaha Tertentu sebagaimana terakhir diubah dengan 40. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.03/2009; Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara;
26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang 41. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2016 tentang Perubahan
Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara sebagaimana terakhir atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.02/2014 tentang Tata
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 532/KM.06/2015; Cara Pembayaran Kembali (Reimbursement) Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Perolehan Barang Kena Pajak
27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.02/2010 tentang Mekanisme
dan/atau Jasa Kena Pajak Kepada Kontraktor dalam Kegiatan Usaha Hulu
07

07
Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah dan Penghitungan Penerimaan
Minyak dan Gas Bumi;
-11- -12-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

42. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang 58. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul
Penatausahaan Barang Milik Negara; Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat;
43. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum; 59. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara
Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas
44. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan
Pemerintah Pusat;
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;
60. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1319/KMK.05/2015 tentang
45. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2017 tentang Pelaksanaan
Penetapan Lembaga Manajemen Aset Negara sebagai Instansi Pemerintah
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian
yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
Negara/Lembaga;
61. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 962/KMK.05/2017 tentang
46. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2017 tentang Penilaian
Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi Tahap III;
Kembali Barang Milik Negara;
62. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 950/KMK.01/2019 tentang
47. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman
Petunjuk Teknis Kebijakan Akuntansi Pendapatan Perpajakan dan
Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara;
Penerimaan Negara Bukan Pajak Berbasis Akrual Lingkup Kementerian
48. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Rekening Keuangan Bagian Anggaran 015;
Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja;
63. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 211/PB/2018 tentang
49. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.010/2017 tentang Perubahan Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar; dan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 tentang
64. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 29/MK.01/2018 tentang Panduan
Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk
Penggunaan Aplikasi SAKTI.
atas Barang Impor;
50. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2018 tentang Tata A.2. Profil dan Kebijakan Teknis Kementerian Keuangan
252 Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2019; 253
A.2.1. Profil Kementerian Keuangan
51. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.05/2018 tentang
Profil dan
Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015
Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi;
Kebijakan tentang Kementerian Keuangan mempunyai tugas yang sangat strategis dalam
52. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 tentang Organisasi Teknis pemerintahan Republik Indonesia. Hal ini karena Kementerian Keuangan
dan Tata Kerja Lembaga National Single Window; Kementerian merupakan pengelola fiskal yang berwenang dalam penyusunan kebijakan fiskal
Keuangan
dan kerangka ekonomi makro seperti penganggaran dan pengelolaan Anggaran
53. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.05/2019 tentang Pengelolaan
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), administrasi perpajakan, administrasi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Rekening Pengeluaran Milik Kementerian Negara / Lembaga;


kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, pengelolaan kekayaan Negara,
54. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.06/2019 tentang Perubahan perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta pengelolaan pembiayaan dan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang risiko.
Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Dalam melaksanakan peran strategis seperti diuraikan di atas, sesuai dengan
Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum

Sumber Daya Manusia


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas
Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan
55. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan mempunyai tugas
Akuntansi Pemerintah Pusat; menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam
56. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 766/KMK.04/1992 tentang Tata Cara pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Bagian Pemerintah, Pajak Negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Keuangan mempunyai
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pungutan-Pungutan Lainnya fungsi: (a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
atas Hasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi untuk Pembangkitan penganggaran, pajak, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara,
Energi/Listrik; perimbangan keuangan, dan pengelolaan pembiayaan risiko; (b) perumusan,
penetapan, dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan; (c)
57. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan; (d)
07

07
Pada Entitas Pemerintah Pusat; pengelolaan barang milik/kekayaan negara; (e) pengawasan atas pelaksanaan
-13- -14-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

tugas di lingkungan Kementerian Keuangan; (f) pelaksanaan bimbingan teknis dan 6. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah; (g) Gd. Prijadi Praptosuhardjo I, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta
pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah; (h) pelaksanaan Pusat, DKI Jakarta.
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara; dan 7. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(i) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi Gd. Syafrudin Prawiranegara, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta
di lingkungan Kementerian Keuangan. Pusat, DKI Jakarta.
8. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Gd. Radius Prawiro, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
dibantu oleh Wakil Menteri Keuangan, 11 (sebelas) Unit Eselon I, 1 Unit Organisasi 9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Non Eselon, 8 (delapan) staf ahli, dan 3 (tiga) Pusat. Selain itu, untuk mendukung Gd. Frans Seda, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan telah dibentuk Sekretariat Pengadilan 10. Inspektorat Jenderal
Pajak, Pusat Investasi Pemerintah, Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, dan Gd. Djuanda II, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Bagan struktur organisasi Kementerian 11. Badan Kebijakan Fiskal
Keuangan dapat dilihat dalam gambar berikut: Gd. R.M. Notohamiprodjo, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta.
12. Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan
Jl. Purnawarman No. 99, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
13. Lembaga National Single Window
Gedung Sarana Jaya 3 lantai GF, 5, 6, dan 7, Jalan Rawamangun No.59 C,
Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

A.2.2. Visi Kementerian Keuangan


Visi Kementerian Keuangan untuk tahun 2015-2019 adalah ‘Kami akan menjadi
penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-
21’.

254 Dalam visi yang baru, penggerak utama berarti bahwa Kementerian Keuangan, 255
dalam perannya sebagai pengatur dan pengelola keuangan negara, berperan
sebagai prime mover dalam mendorong pembangunan nasional di masa depan.
Melalui manajemen pendapatan dan belanja negara yang proaktif, Kementerian
Keuangan menggerakkan dan mengarahkan perekonomian negara menyongsong
masa depan.
Dasar Hukum:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga National Single Window
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Berdasarkan :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak
pembangunan yang diarahkan oleh Kementerian Keuangan akan menghasilkan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
dampak yang merata di seluruh Indonesia. Hal ini akan tercapai melalui koordinasi
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Perubahan Ketiga atas PMK 56/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Investasi Pemerintah
yang solid antar pemangku kepentingan dalam pemerintahan serta melalui
penetapan kebijakan fiskal yang efektif.

Sumber Daya Manusia


Berikut ini domisili Kementerian Keuangan dan masing-masing unit Eselon I Menekankan abad ke-21 sebagai periode waktu menunjukkan bahwa Kementerian
dibawahnya. Keuangan menyadari peran yang dapat dan harus dijalankan di dunia modern,
1. Kementerian Keuangan dengan menghadirkan teknologi informasi serta proses-proses yang modern guna
Gd. Djuanda I, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. mewujudkan peningkatan yang berkelanjutan.
2. Sekretariat Jenderal
Dengan visi baru ini, Kementerian Keuangan dengan sepenuh hati memegang
Gd. Djuanda I, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
peranan pentingnya dalam menentukan perkembangan negara. Kementerian
3. Direktorat Jenderal Anggaran
Gd. Sutikno Slamet, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Keuangan juga memperbarui misinya agar mencerminkan kegiatan inti dan
4. Direktorat Jenderal Pajak mandatnya dengan lebih baik.
Gd. Utama, Jl. Gatot Subroto, Kavling 40-42, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
5. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Jl. Achmad Yani By Pass, Rawamangun, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
07

07
-15- -16-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

A.2.3. Misi Kementerian Keuangan 3. Sinergi


1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan Dalam sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh PNS di
prima dan penegakan hukum yang ketat; lingkungan Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang
2. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent; harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum; bermanfaat dan berkualitas.
Pelaksanaan nilai-nilai Kementerian Keuangan diwujudkan dalam kaidah-kaidah
4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif;
perilaku utama sinergi sebagai berikut:
5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan a. Memiliki sangka baik, saling percaya, dan menghormati;
proposisi nilai pegawai yang kompetitif.
b. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.
A.2.4. Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
4. Pelayanan
Dalam visi yang baru, penggerak utama berarti bahwa Kementerian Keuangan,
Dalam pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan,
dalam perannya sebagai pengatur dan pengelola keuangan negara, berperan
Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan
sebagai prime mover dalam mendorong pembangunan nasional di masa depan.
melakukannya untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan
Melalui manajemen pendapatan dan belanja negara yang proaktif, Kementerian
dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.
Keuangan menggerakkan dan mengarahkan perekonomian negara menyongsong
masa depan. Pelaksanaan nilai-nilai Kementerian Keuangan diwujudkan dalam kaidah-kaidah
perilaku utama pelayanan sebagai berikut:
Dalam mewujudkan Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintahan
terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati, dan mendukung a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan;
peningkatan kinerja institusi Kementerian Keuangan yang akan menjadi dasar dan
b. Bersikap proaktif dan cepat tanggap.
pondasi bagi institusi Kementerian Keuangan, pimpinan dan seluruh pegawai
dalam mengabdi, bekerja, dan bersikap, Menteri Keuangan telah menerbitkan 5. Kesempurnaan
Keputusan Kementerian Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tanggal
Dalam kesempurnaan terkandung makna bahwa pimpinan dan seluruh PNS di
12 September 2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan yang meliputi:
256 lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di 257
1. Integritas segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.
Dalam integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, Pelaksanaan nilai-nilai Kementerian Keuangan diwujudkan dalam kaidah-kaidah
dan bertindak, Pimpinan dan seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan perilaku utama kesempurnaan sebagai berikut:
melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik a. Melakukan perbaikan terus menerus;
dan prinsip-prinsip moral.
b. Mengembangkan inovasi dan kreativitas.
Pelaksanaan nilai-nilai Kementerian Keuangan diwujudkan dalam kaidah-
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

kaidah perilaku utama integritas sebagai berikut: A.2.5. Tujuan Kementerian Keuangan
a. Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya;
Kebijakan fiskal yang tercermin dalam alokasi pendapatan dan belanja pemerintah
b. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. dalam APBN memiliki pengaruh yang besar terhadap alokasi sumber daya dalam
perekonomian yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, redistribusi
2. Profesionalisme

Sumber Daya Manusia


pendapatan dan stabilitas perekonomian. Dengan pengelolaan fiskal yang baik
Dalam profesionalisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan maka diharapkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan
seluruh PNS di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud.
tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab Kebijakan fiskal pada tahun 2015-2019 diarahkan untuk mendukung pertumbuhan
dan komitmen yang tinggi. ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi reindustrialisasi
Pelaksanaan nilai-nilai Kementerian Keuangan diwujudkan dalam kaidah-kaidah dalam transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal
perilaku utama profesionalisme sebagai berikut: melalui peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas
belanja Negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayan/utang dan
a. Memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas;
peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara.
b. Bekerja dengan hati.
07

07
-17- -18-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tujuan Kementerian Keuangan pada tahun 2015-2019 adalah:


5. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas
1. Terjaganya kesinambungan fiskal;
pengelolaan kekayaan negara dan pembiayan anggaran adalah:
2. Optimalisasi penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan serta
a. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;
reformasi kepabeanan dan cukai;
b. Pembiayaan yang aman untuk mendukung kesinambungan fiskal.
3. Pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal
untuk optimalisasi penerimaan negara; 6. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan pengawasan di
bidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan adalah optimalisasi
4. Peningkatan kualitas perencanaan penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan
pengawasan dalam rangka mendukung fungsi community protection serta
transfer ke daerah;
melaksanakan fungsi sebagai border management.
5. Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan negara dan pembiayaan
7. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kesinambungan reformasi
anggaran;
birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaan adalah:
6. Peningkatan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai serta perbatasan;
a. Organisasi yang fit for purpose;
7. Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan
b. SDM yang kompetitif;
kelembagaan.
c. Sistem informasi manajemen yang terintegrasi;
A.2.6. Sasaran Strategis Kementerian Keuangan
d. Peningkatan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan
Dalam rangka mendukung pencapaian 7 tujuan sebagaimana disebutkan di atas, kementerian.
Kementerian Keuangan telah menetapkan 16 sasaran strategis yang merupakan
kondisi yang diinginkan untuk dicapai oleh Kementerian Keuangan pada tahun A.2.7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kementerian Keuangan
2019: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN,
1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan terjaganya kesinambungan adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
fiskal adalah : Dewan Perwakilan Rakyat. APBN Tahun Anggaran 2019 diatur di Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan
a. Meningkatnya tax ratio;
258 Belanja Negara Tahun Anggaran 2019. 259
b. Terjaganya rasio utang pemerintah;
A.2.8. Nilai Kinerja Organisasi
c. Terjaganya defisit anggaran.
Pada Tahun 2019, dari 33 IKU terdapat 28 IKU berstatus hijau, 4 IKU berstatus
2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan optimalisasi penerimaan kuning dan 1 IKU berstatus merah dengan rincian sebagaimana disajikan dalam
negara dan reformasi administrasi perpajakan serta reformasi kepabeanan dan tabel berikut.
cukai adalah:
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

a. Penerimaan pajak negara yang optimal;


b. Penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai yang optimal;
c. Percepatan waktu penyelesaian proses kepabeanan (customs clearance)
untuk mendukung upaya penurunan rata-rata dwelling time.

Sumber Daya Manusia


3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan pembangunan sistem
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi
penerimaan negara adalah Sistem pelayanan PNBP yang optimal.
4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas
perencanaan penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan transfer ke daerah
adalah:
a. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas;
b. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Adil dan Transparan.
07

07
-19- -20-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 5 Learning and Growth Perspective 112,95


Nilai Kinerja Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2019
9 SDM yang kompeten dan berkinerja tinggi 104,65

Kode Sasaran Strategis/ Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi
Target Realisasi Nilai 9a 94% 95,92% 102,04
SS/IKU Indikator Kinerja Utama jabatan

9b Persentase alumni pelatihan yang meningkat kinerjanya 90% 96,03% 106,70


Stakeholder Perspective 101,18
10 Organisasi yang fit for purpose 114,16
1 Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan guna mendukung masyarakat adil dan makmur 101,18
10a Indeks integritas organisasi 93,82 112,80 120,00
1a Rasio Kesinambungan Fiskal 87,26
10a1 Tingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBK 100% 120% 120,00
1a1 Rasio defisit APBN terhadap PDB -1,84% -2,20% 80,43
10a2 Indeks Persepsi Integritas 87,65 92,55 105,59
1a2 Rasio Utang terhadap PDB 30,30% 29,72% 101,91
10b Indeks kesehatan organisasi (MOFIN) 81 83 102,47
1a3 Rasio Penerimaan Pajak terhadap PDB 12,10% 9,61% 79,44
10c Persentase penyelesaian program transformasi digital 80% 96% 120,00
1b Indeks angka kemiskinan dan pengangguran 4,0 4,0 100,00
11 Sistem manajemen informasi yang andal 120,00
1c Indeks pemerataan kemampuan keuangan antar daerah 0,55 0,53 103,64
11a Tingkat downtime sistem TIK 0,10% 0,0101% 120,00
1d Indeks pencapaian ranking variabel fiskal dalam GCI 3,50 3,50 100,00
12 Pengelolaan anggaran yang berkualitas 113,00
1e Indeks Sovereign Credit Rating 100 115 115,00
12a Indeks opini BPK atas LK BA 15 4 4 120,00
Customer Perspective 107,05
Persentase kualitas penyelesaian tindak lanjut temuan BPK atas
12b 90% 93,14% 103,49
2 Pelayanan publik yang prima 97,94 LK BA 15

2a Indeks kepuasan publik atas layanan Kemenkeu 4,39 4,56 103,87 Nilai Kinerja Organisasi 107,75

2b Dwelling Time 2,9 3,15 91,38

3 Kepatuhan terhadap kebijakan pengelolaan keuangan negara yang tinggi 116,15 A.2.9. Program dan Kegiatan Kementerian Keuangan
3a Rata-rata persentase kepatuhan atas aturan perpajakan 70,00% 77,66% 110,94
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran strategis, telah ditetapkan 12 (dua belas)
Tingkat kepatuhan daerah terhadap kualitas pemenuhan belanja
3b 90,00% 116,04% 120,00 Program di lingkungan Kementerian Keuangan, yaitu sebagaimana disajikan dalam
wajib
tabel berikut.
Internal Process Perspective 108,38
260 261
4 Formulasi kebijakan fiskal yang inklusif dan berkualitas 107,91 Tabel 6
Program Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019
4a Indeks efektivitas kebijakan fiskal 75,00 77,80 103,73
NO PROGRAM
4b Persentase pemenuhan target penyediaan tenaga kerja siap pakai 70,00% 93,47% 120,00
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
4c Tingkat efektivitas penggunaan DD untuk mengurangi kemiskinan 0,50% 0,50% 100,00
1
Kementerian Keuangan
5 Kerjasama ekonomi dan keuangan internasional yang bernilai tambah 117,65 2 Program Pengelolaan Anggaran Negara
Persentase pencapaian kerjasama ekonomi dan keuangan 3 Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak
5a 85,00% 100,00% 117,65
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

internasional
Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang
6 Penerimaan, belanja, dan transfer yang optimal 100,39 4
Kepabeanan dan Cukai
6a Persentase penerimaan negara (pajak, bea & cukai, dan PNBP) 100% 90,10% 90,10
5 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara
6b Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L 80,80 85,20 105,45
Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan
6c Rata-rata persentase pencapaian output TKDD 100% 105,62% 105,62 6

Sumber Daya Manusia


Piutang Negara, dan Pelayanan Lelang
7 Pengelolaan aset negara dan pembiayaan yang optimal 105,02 Program Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan Antara
7
7a Indeks likuiditas kas negara 3,00 3,17 105,67 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
7b1 Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap 90,00% 104,68% 116,31 8 Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
7b2 Rasio dana aktif terhadap total ekuitas pada BUMN/lembaga 3,60 3,04 84,44 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
9
Persentase pemenuhan target pembiayaan dengan biaya dan
Kementerian Keuangan
7c 100% 116,81% 116,81
risiko yang terkendali 10 Program Perumusan Kebijakan Fiskal
8 Pengawasan dan pengendalian mutu yang efektif 110,93
11 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bidang Keuangan Negara
8a Persentase keberhasilan pelaksanaan Joint Program 80% 84,52% 105,65

8b Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN 4 4 120,00 12 Program pelayanan perijinan ekspor dan impor melalui portal INSW

Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah


8c 89% 92,46% 103,89
ditindaklanjuti
07

07
-21- -22-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 7
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Rekapitulasi Jumlah Satker yang Menyampaikan Laporan Keuangan
Pendekatan Menurut Eselon I
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2019 ini merupakan laporan yang mencakup
Penyusunan
Laporan seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Keuangan. Laporan Kode Jumlah
Uraian KP KD
Keuangan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian Eselon I Satker
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
01 Sekretariat Jenderal 9 20 29
pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI dirancang untuk 02 Inspektorat Jenderal 1 - 1
menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi 03 Ditjen Anggaran 1 - 1
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
04 Ditjen Pajak 4 388 392
SAI terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem 05 Ditjen Bea dan Cukai 6 135 141
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Dalam
06 Ditjen Perimbangan Keuangan 1 - 1
penerapannya, baik SAK maupun SIMAK BMN menggunakan Sistem Aplikasi
Keuangan Tingkat Instansi yang selanjutnya disingkat SAKTI. Sistem ini 07 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 1 - 1
merupakan aplikasi yang dibangun guna mendukung pelaksanaan sistem 08 Ditjen Perbendaharaan 5 216 221
perbendaharaan dan penganggaran negara pada tingkat instansi meliputi modul
09 Ditjen Kekayaan Negara 2 88 90
penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul bendahara, modul
persediaan, modul aset tetap, modul akuntansi dan pelaporan dengan 10 BPPK 7 13 20
memanfaatkan sumber daya dan teknologi informasi. 11 BKF 1 - 1
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 ini merupakan laporan 12 Lembaga National Single Window 1 1
konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Kementerian Keuangan seperti
55 Satker Konsolidasi 1 1
eselon I, wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang
diberikan. Jumlah 40 860 900

Keterangan: KP=Kantor Pusat; KD=Kantor Daerah


Jumlah satuan kerja lingkup Kementerian Keuangan adalah 900 satker termasuk 5
262 263
satker BLU dan 1 satker konsolidasi. Dari jumlah tersebut yang menyampaikan A.4. Basis Akuntansi
laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 900 satker (100%). Rincian Basis
Kementerian Keuangan menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan
satuan kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Akuntansi
penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta
basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sumber Daya Manusia


A.5. Dasar Pengukuran
Dasar
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
Pengukuran
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang
diterapkan Kementerian Keuangan dalam penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar


nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.

Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
07

07
-23- -24-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. A.6.2. Pendapatan- LO
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan
Pendapatan- • Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah
dinyatakan dalam mata uang rupiah. LO ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
A.6. Kebijakan Akuntansi dibayar kembali.
Kebijakan • Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2019 telah mengacu pada
Akuntansi
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip- Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik
• Pengakuan Pendapatan Perpajakan-LO dibedakan berdasarkan sistem
yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan
pemungutan pajak, yaitu secara Self Assessment System, Withholding
keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini
Assessment System, dan Official Assessment System. Pengakuan Pendapatan
adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
Perpajakan-LO yang diperoleh dengan sistem self assessment maupun sistem
Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
withholding assessment diakui pada saat realisasi penerimaan perpajakan yang
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
masuk ke Rekening Kas Umum Negara tanpa terlebih dahulu Pemerintah
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan menerbitkan ketetapan. Dokumen sumber pencatatan Pendapatan Perpajakan-
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan adalah sebagai berikut: LO dengan sistem self assessment maupun sistem withholding assessment di
lingkup Kementerian Keuangan yang digunakan adalah hasil rekonsiliasi
A.6.1. Pendapatan- LRA penerimaan. Pada DJBC, apabila pada akhir periode pelaporan masih terdapat
Pendapatan-
• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang penerimaan yang belum mendapatkan nomor pendaftaran pada dokumen
LRA
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang kepabeanan, maka diungkap dalam CaLK.
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh • Sesuai dengan Buletin Teknis 24 tentang Akuntansi Pendapatan Perpajakan,
pemerintah. Pengakuan Pendapatan Perpajakan-LO yang dipungut dengan sistem official
• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). assessment diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih Pendapatan
Perpajakan. Timbulnya hak menagih adalah pada saat Pemerintah telah
• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan menerbitkan ketetapan yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah harus dibayar oleh Wajib Pajak sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang
264 265
dikompensasikan dengan pengeluaran). berlaku atau saat badan peradilan mengeluarkan putusan atas gugatan.
• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Ketetapan tersebut menjadi dokumen sumber untuk mencatat Pendapatan
Perpajakan-LO. Dokumen sumber pencatatan Pendapatan Perpajakan-LO
dengan sistem official assessment di lingkup Kementerian Keuangan adalah
ketetapan/keputusan/putusan diterbitkan oleh Pemerintah atau badan peradilan
yang mengakibatkan kurang bayar sehingga timbul Piutang Perpajakan.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

• Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Kementerian Keuangan telah


diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-950/KMK.01/2019
tentang Petunjuk Teknis Kebijakan Akuntansi Pendapatan, Piutang, dan Utang
Berbasis Akrual Lingkup Kementerian Keuangan BA 015, adalah sebagai
berikut:

Sumber Daya Manusia


o Pendapatan Perpajakan
- Pendapatan Pajak Penghasilan diakui pada saat penghasilan terutang
dibayar dan/atau dilaporkan oleh wajib pajak atau penerbitan ketetapan
atau keputusan yang mengakibatkan kurang bayar pada wajib pajak.

- Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan


Barang Mewah (PPnBM) diakui pada saat PPN dan PPnBM terutang
dibayar dan/atau dilaporkan oleh pengusaha atau pada saat ketetapan
atas pemeriksaan/keputusan keberatan/banding yang mengakibatkan
kurang bayar diterbitkan petugas pajak dan tidak diajukan upaya hukum
oleh Wajib Pajak sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
07

07
-25- -26-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

- Pendapatan PPh 22 Impor, PPN Impor, dan PPnBM Impor diakui pada
• Pendapatan Denda Administrasi Pabean diakui pada saat penetapan
saat setoran pajak yang terutang dibayar dan/atau dilaporkan.
SPTNP, SPKTNP, SPP, SPSA, dan SPPBMCP;
- Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diakui pada saat terbit • Pendapatan Pabean Lainnya diakui pada saat diterbitkannya
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) oleh DJP. dokumen penetapan SPP, SPSA;
- Pendapatan Bea Meterai diakui pada saat diterimanya penyetoran atas • Pendapatan atas Fasilitas Kepabeanan pengakuan pendapatannya
Bea Meterai paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau pada saat sama dengan pengakuan pendapatan saat disetor untuk self
penetapan jika diketahui adanya penggunaan Bea Meterai yang melebihi assesment maupun saat ditetapkan untuk official assessment.
jumlah yang diperbolehkan oleh DJP.
o Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri – Pendapatan Cukai - Pendapatan atas keterlambatan/kekurangan penyetoran penerimaan
negara oleh Bank Persepsi diakui pada saat diterbitkannya surat
• Pendapatan Cukai Hasil Tembakau (CK-HT) diakui pada saat
pengenaan denda.
dokumen pemesanan pita cukai telah mendapat nomor pendaftaran
(CK-1) dan telah dilakukan pembayaran (SSPCP) atau dokumen CK- - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli atas Lelang Non Eksekusi
1 Kredit dan SK Penundaan Pembayaran. Pencatatan pendapatan oleh Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat terdapat penyetoran ke
cukai sebesar nilai dalam dokumen CK-1 dan SSPCP; Kas Negara.

Nilai CK-1 yang dicatat sebagai pendapatan Cukai HT berasal dari - Penerimaan atas Kertas Sekuriti untuk Pembuatan Kutipan Risalah
pemesanan pita cukai dikurangi penggantian pita cukai yang berasal Lelang Bagi Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat terdapat
dari dokumen CK-2 dan CK-3; penyetoran ke Kas Negara.

• Pendapatan Cukai Etil Alkohol (CK-EA) diakui pada saat - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli Atas Lelang Pegadaian
mendapatkan nomor pendaftaran dokumen Pemberitahuan Mutasi diakui pada saat terdapat penyetoran ke Kas Negara.
Barang Kena Cukai (CK-5);
- Penerimaan atas Pengangkatan Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat
266 • Pendapatan Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol; terdapat penyetoran ke Kas Negara. 267

• Pada saat impor, mendapatkan nomor pendaftaran dokumen - Penerimaan Pemberian Izin Operasional Balai Lelang diakui pada saat
permohonan pemesanan pita cukai MMEA (CK-1A); sudah terbitnya SK dan sudah disetor ke Kas Negara.
• Jika hasil produksi dalam negeri, menggunakan CK-1A (pelekatan) - Penerimaan atas Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Lelang Kelas II
dan SSPCP (pembayaran); diakui pada saat izin perpanjangan telah terbit dan sudah disetor ke Kas
Negara.

Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Untuk Pengusaha BKC yang mendapat fasilitas penundaan pada


saat mendapatkan nomor pendaftaran dokumen CK-1A Kredit; - Penerimaan Denda Keterlambatan Penyetoran Bea Lelang Ke Kas
Negara Oleh Balai Lelang Atau Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat
• Pendapatan Denda Administrasi Cukai diakui pada saat
diketahui bahwa Pejabat Lelang Kelas II atau Balai Lelang terlambat
diterbitkannya dokumen STCK-1 oleh Kantor Pelayanan DJBC;
menyetorkan Bea Lelang.

Sumber Daya Manusia


• Pendapatan Cukai Lainnya diakui pada saat diterbitkan dokumen
- Penerimaan Bea Lelang Batal Atas Permintaan Penjual diakui pada saat
STCK atau SPPBP oleh Kantor Pelayanan DJBC.
diterimanya surat pemberitahuan pembatalan dari penjual oleh Kepala
- Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional KPKNL dan disetor ke Rekening Penampungan Lelang KPKNL.

• Bea Masuk diakui pada saat disetorkan dan/atau diterbitkan nomor - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli Atas Lelang Eksekusi, Non
pendaftaran pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) oleh Eksekusi oleh Pejabat Lelang Kelas I, dan Lelang Kayu Hasil Hutan
Kantor Pelayanan DJBC atau pada saat terbitnya Lainnya dari Tangan Pertama diakui pada saat pembeli melunasi
ketetapan/keputusan kurang bayar; pembayaran Pokok Lelang ke Rekening Penampungan Lelang KPKNL.
• Bea Keluar diakui pada saat disetorkan dan/atau diterbitkan nomor - Penerimaan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara dari
pendaftaran oleh Kantor Pelayanan DJBC atau pada saat terbitnya Penanggung Hutang diakui pada saat telah pastinya pembayaran
ketetapan/ keputusan kurang bayar; angsuran atau penarikan yang diindikasikan oleh telah diterimanya
07

07
pembayaran oleh Bendahara Penerima atau telah masuk ke dalam
-27- -28-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

rekening Bendahara Penerima dan telah terverifikasi. A.6.3. Belanja


Belanja
- Penerimaan Uang Jaminan Penawaran Lelang dari Pembeli • Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
Wanprestasi diakui pada saat telah ditetapkannya Pembeli Lelang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
wanprestasi oleh Pejabat Lelang. bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
- Penerimaan Atas Uang Jaminan Penawaran Lelang yang Tidak Diambil
• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
diakui pada saat 6 bulan setelah upaya pemberitahuan melalui surat
panggilan/pengumuman melalui surat kabar harian kepada pemilik uang • Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
jaminan dan telah disetor ke Kas Negara. terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
- Penerimaan Kelebihan Hasil Bersih Lelang PUPN yang Tidak Diambil
oleh Penanggung Hutang dan/atau Penjamin Hutang diakui setelah 3 • Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
(tiga) kali dipanggil secara patut tidak bersedia mengambil uang klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan
kelebihan hasil lelang atau telah dipanggil melalui koran dan telah disetor atas Laporan Keuangan.
ke Kas Negara.
Beban A.6.4. Beban
- Penerimaan Pemohon Lelang Tidak Bersedia Mengambil/ Mencairkan
• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
Cek/BG Menerima Hasil Bersih Lelang diakui pada saat pemberitahuan
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
tertulis telah dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 kali dan telah disetor
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
ke Kas Negara.
• Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
- Penyetoran atas Penerimaan Piutang Negara yang Tidak Jelas diakui terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
setelah Proses verifikasi dan konfirmasi dilakukan paling lama 6 (enam)
bulan sejak penerimaan tersebut masuk ke Rekening Penampungan • Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
Piutang dan telah disetorkan ke Kas Negara. klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
268 - Pendapatan denda administrasi atas perpanjangan izin akuntan publik 269

diakui ketika timbul hak menagih kepada akuntan publik yang telah habis Aset A.6.5. Aset
masa berlaku izinnya. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang
dan Aset Lainnya.
- Pendapatan Denda Administrasi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik diakui pada saat PPPK mengeluarkan surat penetapan sanksi A.6.5.1. Aset Lancar
administratif (surat tagihan pertama). Aset Lancar
• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

- Pendapatan imbal jasa penjaminan infrastruktur diakui pada saat timbul direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
hak atas pendapatan Imbal Jasa Penjaminan Infrastruktur yang telah bulan sejak tanggal pelaporan.
diberikan sesuai berlalunya waktu. • Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk
valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada
• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

Sumber Daya Manusia


tanggal neraca yaitu tanggal 31 Desember 2019 senilai Rp13.901,005.
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). • Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar
nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar
• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
nilai nominal.
• Semua pendapatan-LO di Kementerian Keuangan yang belum diatur
• Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak
dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 950/KMK.01/2019
yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan,
tentang Petunjuk Teknis Kebijakan Akuntansi Pendapatan, Piutang, dan
yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan
Utang Berbasis Akrual Lingkup Kementerian Keuangan BA 015 mengikuti
setelah tanggal pelaporan.
kebijakan akuntansi pendapatan-LO secara umum sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. • Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila
07

07
telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung
-29- -30-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang Pajak Kurang Bayar Tambahan yang tidak disetujui oleh Wajib Pajak;
mempunyai kekuatan hukum tetap. f) diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah
pajak yang masih harus dibayar bertambah;
- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang
g) Wajib Pajak tidak mengajukan banding sampai dengan berakhirnya
menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang
batas waktu jatuh tempo pengajuan banding atas Surat Keputusan
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur
Keberatan;
dengan andal.
h) diterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Banding;
• Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net i) diterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Peninjauan
realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang Kembali yang menyebabkan jumlah yang masih harus dibayar
tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang bertambah;
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan j) diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang;
pemerintah. k) diterbitkan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan l) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai m) diterbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bagian Lancar TPA/TGR. Bangunan Kurang Bayar;
n) diterbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
• Terhadap Piutang Perpajakan, keputusan saat terjadinya Piutang Perpajakan, Bangunan Kurang Bayar Tambahan; dan
dicatat dan dinilai berdasarkan sistem pemungutan pajak yang berlaku dan o) diterbitkan Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
basis akuntansi pengakuan aset yang diatur dalam Standar Akuntansi Bangunan.
Pemerintah. Selanjutnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan • Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal
perpajakan yang berlaku, kebijakan akuntansi yang diambil dalam pengakuan neraca dikalikan dengan:
dan pengukuran piutang pajak adalah sebagai berikut: - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
- Untuk Tahun Pajak 2007 dan Tahun Pajak sebelumnya, piutang pajak - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
diakui pada saat diterbitkan: - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
a) Surat Tagihan Pajak; cara lainnya.
270 271
b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
c) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; dan A.6.5.2. Aset Tetap
Aset Tetap
d) Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan • Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
Banding, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat
pajak yang masih harus dibayar bertambah; lebih dari 1 tahun.
e) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Tagihan PBB, SKP PBB;
• Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
f) Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Kurang Bayar; • Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
g) Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut:
Kurang Bayar Tambahan;
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga
h) Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);

Sumber Daya Manusia


- Untuk Tahun Pajak 2008 dan Tahun Pajak selanjutnya, piutang pajak
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau
diakui setelah melewati masa jatuh tempo dari:
lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);
a) diterbitkan Surat Tagihan Pajak;
b) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang telah disetujui c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
oleh WP; tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk
c) Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan sampai dengan berakhirnya tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi
batas waktu jatuh tempo pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Pajak Kurang Bayar untuk jumlah yang tidak disetujui oleh Wajib
• Pemerintah melakukan penilaian kembali (revaluasi) pada tahun 2017 dan
Pajak;
2018 berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
d) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan untuk
2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan
jumlah yang telah disetujui oleh Wajib Pajak;
Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan
e) Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan sampai dengan berakhirnya
07

07
Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Revaluasi dilakukan terhadap aset
batas waktu jatuh tempo pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan
-31- -32-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

tetap berupa Tanah, Gedung, dan Bangunan, serta Jalan, Jaringan, dan Irigasi daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
berupa Jalan, Jembatan dan Bangunan Air pada Kementerian
• Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan
Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang Milik Negara yang diperoleh
Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan
sampai dengan 31 Desember 2015. Termasuk dalam ruang lingkup objek
melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.
revaluasi adalah aset tetap pada Kementerian/Lembaga yang sedang
dilaksanakan Pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian dalam rangka revaluasi • Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai
dilakukan dengan pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan/atau negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
pendekatan pendapatan oleh Penilai Pemerintah di lingkungan Direktorat menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai
Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Revaluasi dilakukan akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar
pada tahun 2017 dan 2018. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan
waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan survey tugasnya.
lapangan untuk objek penilaian berupa Tanah dan tanpa survey lapangan
untuk objek penilaian selain Tanah. • Pengukuran piutang ganti rugi berdasarkan pengakuan yang dikemukakan di
atas, dilakukan sebagai berikut:
• Pada tahun 2019, atas hasil penilaian kembali tahun 2017 dan 2018 terdapat
- Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun
perbaikan/koreksi yang dilakukan guna menyempurnakan hasil penilaian
berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan
kembali agar diperoleh nilai Aset Tetap yang lebih akurat, andal, dan wajar.
berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
• Berdasarkan surat Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nomor
- Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12
50/S/IV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian
(dua belas) bulan berikutnya.
Tindak Lanjut Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 yang
menyatakan bahwa koreksi hasil penilaian kembali beserta perbaikannya A.6.5.4. Aset Lainnya
dapat disajikan di laporan keuangan tahun 2019. Aset Lainnya
• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang
• Nilai aset tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan baru dan nilai jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan
akumulasi penyusutannya adalah nol. Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi Aset Lain-lain.
lebih tinggi dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai • Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
272 273
penambah ekuitas pada Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai aset tetap mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
diakui sebagai pengurang ekuitas pada Laporan Keuangan. kekayaan intelektual.
• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang • Sesuatu diakui sebagai Aset Tak Berwujud diakui jika dan hanya jika:
disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai - Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang
diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari Aset Tak Berwujud
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah
berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. tersebut akan mengalir kepada/dinikmati oleh entitas; dan
- Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
• Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari Neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan • Untuk keseragaman penyajian dan pengungkapan ATB di seluruh satuan kerja

Sumber Daya Manusia


ketentuan perundang-udangan di Bidang Pengelolaan BMN. di Pemerintah Pusat, tata cara penyajian dan pengungkapan ATB (sesuai
Bultek SAP No.17) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik
A.6.5.3. Piutang Jangka Panjang Indonesia Nomor 251/PMK.06/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Tata
Piutang • Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan Cara Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas
Jangka direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Pemerintah Pusat dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KM.6/2015
Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat.
lebih dari satu tahun. • Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan
• TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset operasional entitas.
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar
nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah
07

07
dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau

-33- -34-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

A.6.6. Kewajiban Kualitas


Uraian Penyisihan
Kewajiban Piutang
• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
pemerintah. Kurang Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama
10%
Lancar tidak dilakukan pelunasan
• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak
Diragukan 50%
dilakukan pelunasan
a. Kewajiban Jangka Pendek
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga
1.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika tidak dilakukan pelunasan
Macet 100%
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
2.
setelah tanggal pelaporan. Piutang Negara/DJKN

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja


• Secara khusus, kualitas Piutang Perpajakan diatur dalam Peraturan Direktur
yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar
Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2020 tanggal 13 Januari 2020 tentang
Utang Jangka Panjang,dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
Penggolongan Kualitas Piutang Pajak dan Tata Cara Penghitungan Penyisihan
b. Kewajiban Jangka Panjang Piutang Pajak. Menurut PER-01/PJ/2020 Kualitas Piutang Pajak digolongkan
menjadi kualitas yang terdiri dari: lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua a. Piutang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
belas bulan setelah tanggal pelaporan. atas Barang Mewah, Bea Meterai, dan pajak lainnya digolongkan dalam:

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban 1) kualitas lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak sampai
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. dengan 4 (empat) bulan;

A.6.7. Ekuitas 2) kualitas kurang lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih
Ekuitas dari 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun;
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu
274 275
periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan 3) kualitas diragukan, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih dari
Perubahan Ekuitas. 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun; dan

A.7. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 4) kualitas macet apabila:


Penyisihan
Piutang Tak • Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk (a). mempunyai umur Piutang Pajak lebih dari 3 (tiga) tahun;
Tertagih sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas (b). hak penagihannya telah daluwarsa;
piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. (c). hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat
untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturan perundang-
• Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal undangan di bidang perpajakan dan telah dibuat laporan hasil
pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor penelitian administrasi atau laporan hasil penelitian setempat
207/PMK.06/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan yang menyimpulkan bahwa piutang pajak tersebut memenuhi

Sumber Daya Manusia


Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan syarat untuk diusulkan untuk dihapuskan; atau
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian
(d). Ketetapan pajak sebagai dasar timbulnya Piutang Pajak
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang
diterbitkan melewati daluwarsa penetapan.
diatur sebagai berikut:
b. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan untuk Pengusahaan
Panas Bumi, Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Sektor Lainnya
digolongkan dalam:
1) kualitas lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak sampai
dengan 6 (enam) bulan;
2) kualitas kurang lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih
dari 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun;
07

07
-35- -36-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

3) kualitas diragukan, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih dari


A.8. Penyusutan Aset Tetap
1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun; dan Penyusutan
4) kualitas macet apabila: Aset Tetap • Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
(a) mempunyai umur Piutang Pajak lebih dari 3 (tiga) tahun; penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan
(b) hak penagihannya telah daluwarsa, aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013
(c) hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat sebagaimana diubah dengan PMK No.90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan
untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturan perundang- Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
undangan di bidang perpajakan dan telah dibuat laporan hasil
• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
penelitian administrasi atau laporan hasil penelitian setempat
a. Tanah;
yang menyimpulkan bahwa piutang pajak tersebut memenuhi
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP);
syarat untuk diusulkan untuk dihapuskan; atau
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau
(d) ketetapan pajak sebagai dasar timbulnya Piutang Pajak
dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
diterbitkan melewati daluwarsa penetapan.
Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
c. Dalam hal suatu Piutang Pajak memenuhi lebih dari 1 (satu) kriteria • Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir
penggolongan kualitas Piutang Pajak sebagaimana dimaksud tersebut di semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
atas, Piutang Pajak tersebut digolongkan ke dalam salah satu kualitas
Piutang Pajak dengan mendahulukan urutan macet, diragukan, kurang • Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
lancar, atau lancar. yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap
secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
d. Dalam hal suatu Piutang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor • Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri
Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi, Pertambangan Mineral Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas
dan Batubara, dan Sektor Lainnya berdasarkan Surat Tagihan Pajak Pajak Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Bumi dan Bangunan (STP PBB), Bea Meterai, dan pajak lainnya Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
276 memenuhi kriteria penggolongan kualitas Piutang Pajak kurang lancar, 277

atas Piutang Pajak tersebut harus dilakukan Penagihan Pajak sekurang- Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
kurangnya berupa penerbitan Surat Teguran atau Surat Perintah Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Penagihan Seketika dan Sekaligus.
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
e. Dalam hal suatu Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan,
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Perhutanan, Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi,
Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Sektor Lainnya berdasarkan Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) atau Surat Ketetapan Pajak


Pajak Bumi dan Bangunan (SKP PBB) memenuhi kriteria penggolongan A.9. Amortisasi Aset Tak Berwujud
kualitas Piutang Pajak kurang lancar, atas Piutang Pajak tersebut harus
Amortisasi
segera dilakukan Penagihan Pajak dengan terlebih dahulu diterbitkan STP • Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.06/2015,
Aset Tak
PBB.

Sumber Daya Manusia


Berwujud amortisasi dilakukan terhadap Aset Tak Berwujud yang memiliki Masa Manfaat
f. Umur Piutang Pajak dihitung dari tanggal pengakuan Piutang Pajak sesuai terbatas, antara lain meliputi:
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. a. Perangkat Lunak (Software) Komputer;
b. Lisensi;
c. Waralaba (Franchise);
d. Hak Cipta (Copyright); dan
e. Hak Paten.
• Amortisasi tidak dilakukan terhadap:
a. Aset Tak Berwujud yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang Hak Cipta (Copyright) dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang
atau Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan peraturan
07

07
-37- -38-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

perundangundangan di bidang pendelegasian kewenangan, untuk 8 01 01 01 013 Paten Biasa 20


dilakukan penghapusannya; dan
b. Aset Tak Berwujud dalam kondisi usang dan/ atau rusak berat yang telah 8 01 01 01 014 Merek 10

diusulkan kepada Pengelola Barang atau Pengguna Barang sesum dengan 8 01 01 01 015 Desain Industri 10
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendelegasian
8 01 01 01 016 Rahasia Dagang 10
kewenangan, untuk dilakukan pemindahtanganan, pemusnahan, atau
penghapusan. 8 01 01 01 017 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10
• Amortisasi pertama kali dilakukan terhadap Aset Tak Berwujud yang diperoleh
8 01 01 01 018 Perlindungan Varietas Tanaman Musiman 20
sampai dengan 31 Desember 2015, berdasarkan saldo pada tanggal 1 Januari
2016, dengan menggunakan nilai buku Aset Tak Berwujud sampai dengan 31 8 01 01 01 019 Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25
Desember 2015 yang telah dilakukan amortisasi.
• Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tak Berwujud sebelum tahun 2015
sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset A.10. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan BLU
Tak Berwujud, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan Dalam rangka penerapan PSAP 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU
dalam nilai yang dapat diamortisasikan. dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
• Hasil amortisasi pertama kali dibukukan pada tanggal 1 Januari 2016. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU, kebijakan akuntansi dalam
• Untuk Aset Tak Berwujud yang diperoleh setelah tanggal 31 Desember 2015, penyusunan Laporan Keuangan BLU lingkup Kementerian Keuangan TA 2019
nilai yang dapat diamortisasi merupakan nilai perolehan. Penentuan nilai yang adalah sebagai berikut:
dapat diamortisasi dilakukan untuk setiap unit Aset Tak Berwujud tanpa adanya
a. Kementerian Keuangan memiliki 5 (lima) satker BLU, yaitu: PKN STAN,
nilai residu.
LPDP, LMAN, BPDP Kelapa Sawit, dan Pusat Investasi Pemerintah;
• Amortisasi Aset Tak Berwujud dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus dengan mengalokasikan nilai yang dapat dilakukan Amortisasi atas Aset b. Kelima satker BLU menyusun Laporan Keuangan TA 2019 berdasarkan
Tak Berwujud secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. SAP berbasis akrual. Selain itu, untuk keperluan manajerial, satker BLU
• Penerapan atas Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud dapat juga menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK;
pada Entitas Pemerintah Pusat berdasarkan SAP Berbasis Akrual c. Penyusunan Neraca per 1 Januari 2019 memperhatikan saldo Neraca per
278 279
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini dilaksanakan mulai Tahun 31 Desember 2018, baik versi SAK maupun SAP;
Anggaran 2016.
• Amortisasi di Kementerian Keuangan dilaksanakan pada Semester II Tahun d. Satker BLU merekam saldo awal dana kelolaan BLU dan/atau reklasifikasi
Anggaran 2019. serta penyesuaiannya sesuai saldo Neraca (versi SAK) audited 2018 serta
• Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KM.6/2015, masa Utang Jangka Panjang Kepada BUN ke dalam Neraca awal 1 Januari
2019;
manfaat Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud adalah sebagai
berikut. e. Keseluruhan Laporan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca,


Kode Barang Uraian Tahun Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Laporan Arus
8 01 01 01 001 Software Komputer 4 Kas (LAK) disajikan secara komparasi untuk periode pelaporan tahun
2019 dan 2018;
8 01 01 01 002 Lisensi 10

Sumber Daya Manusia


f. Transaksi antar BLU dalam satu entitas Kementerian Keuangan dilakukan
8 01 01 01 003 Franchise 5 eliminasi pada Satuan Kerja Konsolidasi Kementerian Keuangan.
Transaksi yang dieliminasi adalah transaksi antar satker BLU (selaku
8 01 01 01 004 Hak Cipta Atas Ciptaan Gol.I 70
penerima kerja) dengan satker lain, baik BLU maupun non BLU (selaku
8 01 01 01 005 Hak Paten Sederhana 10 pemberi kerja) TA 2019.
8 01 01 01 008 Hak Cipta Atas Ciptaan Gol.II 50

8 01 01 01 009 Hak Cipta Karya Seni Terapan 25

8 01 01 01 010 Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan 50

8 01 01 01 011 Hak Ekonomi Produser Fonogram 50


07

07
8 01 01 01 012 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran 20

-39- -40-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto TA 2019 mengalami kenaikan
sebesar Rp17.075.003.669.138,00 atau 1,11 persen dari realisasi Pendapatan
B.1. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Negara dan Hibah TA 2018. Kenaikan ini berasal dari Pendapatan Pajak Dalam
Realisasi
Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto Kementerian Keuangan TA 2019 Negeri dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya.
Negara dan sebesar Rp1.556.788.973.735.429,00 atau 86,27 persen dari target yang
Hibah Neto Perbandingan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto TA 2019 dan TA
TA 2019
ditetapkan dalam APBN TA 2019 sebesar Rp1.804.618.392.193.800,00.
2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Rp1.556,78
Triliun
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan TA 2019 dapat dilihat
Tabel 10
pada tabel berikut. Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto
TA 2019 dan TA 2018
Tabel 8
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan (dalam ribuan rupiah)
TA 2019 Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
(dalam ribuan rupiah) %
Uraian Estimasi Realisasi % Penerimaan Perpajakan 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80
Penerimaan Negara Bukan Pajak 10.654.221.871 20.922.021.200 (10.267.799.329) (49,08)
Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55
Jumlah 1.556.788.973.735 1.539.713.970.066 17.075.003.669 1,11
Penerimaan Negara Bukan Pajak 18.239.741.818 10.654.221.871 58,41
Jumlah 1.804.618.392.194 1.556.788.973.735 86,27 1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Per Unit Eselon I (Neto)
Adapun Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Bruto dan Pengembalian Realisasi Pendapatan per Unit Eselon I Neto lingkup Kementerian Keuangan
Pendapatan Kementerian Keuangan TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9 Tabel 11
Rincian Realisasi Pendapatan Bruto Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 TA 2019
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto No. Eselon I Estimasi Realisasi %

280 1 Sekretariat Jenderal 2.970.589.137 3.712.981.782 124,99 281


Penerimaan Perpajakan 1.691.315.224.211 (145.180.472.347) 1.546.134.751.864
2 Inspektorat Jenderal 0 764.359 0,00
Penerimaan Negara Bukan Pajak 11.734.793.298 (1.080.571.427) 10.654.221.871 3 Ditjen Anggaran 0 1.652.789 0,00
Jumlah 1.703.050.017.509 (146.261.043.774) 1.556.788.973.735 4 Ditjen Pajak 1.577.561.498.251 1.332.702.180.569 84,48
5 Ditjen Bea dan Cukai 208.845.765.196 213.562.921.621 102,26
Komposisi realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto TA 2019 dapat dilihat 6 Ditjen Perimbangan Keuangan 0 207.709 0,00
pada grafik berikut. 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 106.986.795 110.714.556 103,48
8 Ditjen Perbendaharaan 13.677.833.603 1.745.454.166 12,76
Grafik 1
9 Ditjen Kekayaan Negara 1.433.962.756 4.897.862.116 341,56
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto


TA 2019 10 Badan Diklat Keuangan 21.756.456 53.342.703 245,18
11 Badan Kebijakan Fiskal 0 891.269 0,00
12 Lembaga National Single Window 0 96 0,00
0,68%
Jumlah 1.804.618.392.194 1.556.788.973.735 86,27

Perbandingan realisasi pendapatan per Unit Eselon I Neto TA 2019 dan 2018

Sumber Daya Manusia


dapat dilihat pada tabel berikut.

99,32%

Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak


07

07
-42-
Bab

Bab
-41-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 12 B.1.1. PENERIMAAN DALAM NEGERI


Perbandingan Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 dan TA 2018 B.1.1.1. Penerimaan Perpajakan
(dalam ribuan rupiah) Realisasi
Penerimaan
Penerimaan Perpajakan berasal dari Pajak Dalam Negeri dan Pajak
Naik (Turun)
No. Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan) Perdagangan Internasional. Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019
% Perpajakan
1 Sekretariat Jenderal 3.712.981.782 1.867.070.102 1.845.911.680 98,87 Neto sebesar Rp1.546.134.751.863.724,00 atau 86,55 persen dari target yang
2 Inspektorat Jenderal 764.359 161.638 602.721 372,88 Rp1.546,13 ditetapkan dalam APBN TA 2019 sebesar Rp1.786.378.650.376.000,00.
3 Ditjen Anggaran 1.652.789 699.535 953.254 136,27 Triliun
4 Ditjen Pajak 1.332.702.180.569 1.313.347.887.240 19.354.293.329 1,47 Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
5 Ditjen Bea dan Cukai 213.562.921.621 205.530.571.812 8.032.349.809 3,91
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 207.709 677.539 (469.831) (69,34) Tabel 15
Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan 110.714.556 95.499.404 15.215.152 15,93 TA 2019
8 Ditjen Perbendaharaan 1.745.454.166 15.563.997.941 (13.818.543.775) (88,79)
9 Ditjen Kekayaan Negara 4.897.862.116 3.255.633.927 1.642.228.189 50,44 (dalam ribuan rupiah)
10 Badan Diklat Keuangan 53.342.703 50.746.903 2.595.800 5,12
11 Badan Kebijakan Fiskal 891.269 1.024.026 (132.757) (12,96) Uraian Estimasi Realisasi %
12 Lembaga National Single Window 96 0 96 -
Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.743.056.850.376 1.505.081.062.538 86,35
Jumlah 1.556.788.973.735 1.539.713.970.066 17.075.003.669 1,11
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 43.321.800.000 41.053.689.326 94,76
2. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Per Jenis Penerimaan Jumlah 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55

Pendapatan Kementerian Keuangan terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Komposisi realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 per jenis penerimaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). dapat dilihat pada grafik berikut.

Komposisi realisasi pendapatan Neto per jenis penerimaan TA 2019 dapat dilihat Grafik 2
pada tabel berikut. Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan
TA 2019
Tabel 13
Realisasi Pendapatan Neto Per Jenis Penerimaan
TA 2019
2,66%
282 (dalam ribuan rupiah) 283

Uraian Estimasi Realisasi %

Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55


Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.743.056.850.376 1.505.081.062.538 86,35
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 43.321.800.000 41.053.689.326 94,76 Pendapatan Pajak Dalam
Penerimaan Negara Bukan Pajak 18.239.741.818 10.654.221.872 58,41 Negeri
PNBP BLU 17.662.047.779 9.618.388.893 54,46 Pendapatan Pajak
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

PNBP Lainnya 577.694.039 1.035.832.979 179,30 Perdagangan Internasional

Perbandingan realisasi pendapatan per jenis penerimaan untuk periode yang


berakhir pada TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
97,34%

Sumber Daya Manusia


Tabel 14
Perbandingan Realisasi Pendapatan Per Jenis Penerimaan
TA 2019
(dalam ribuan rupiah)
Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 per Unit Eselon I lingkup
Kementerian Keuangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
Penerimaan Perpajakan 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80
Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.505.081.062.538 1.472.910.754.750 32.170.307.788 2,18
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 41.053.689.326 45.881.194.116 (4.827.504.790) (10,52)
Penerimaan Negara Bukan Pajak 10.654.221.871 20.922.021.200 (10.267.799.329) (49,08)
PNBP BLU 9.618.388.893 20.206.480.523 (10.588.091.630) (52,40)
PNBP Lainnya 1.035.832.978 715.540.677 320.292.301 44,76
07

07
-43- -44-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 16 1. Selisih senilai Rp7.114.931.366,00 merupakan selisih kurs valas akibat


Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I
TA 2019 perbedaan titik pengakuan penerimaan antara SAI dan SAU dimana SAI
mengakui saat tanggal transaksi sedangkan SAU mengakui pada saat
(dalam ribuan rupiah) dibukukan/diterima di rekening KUN, dan senilai Rp485.110,00 merupakan
Uraian Estimasi Realisasi % selisih kurs SAU;

Ditjen Pajak 1.577.555.850.376 1.332.659.148.380 84,48 2. SAI tidak mengakui pendapatan perpajakan yang terindikasi bukan
Ditjen Bea dan Cukai 208.822.800.000 213.475.603.484 102,23 pendapatan atau tusi DJBC yaitu berupa Penerimaan Cukai Hasil Tembakau
Jumlah 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55 dari potongan SPM sebesar Rp26.112.000,00.
Penerimaan Perpajakan di DJBC per 31 Desember 2019 yang belum
Komposisi realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 per Unit Eselon I
mendapatkan nomor pendaftaran pada dokumen kepabeanan sebesar
dapat dilihat pada grafik berikut.
Rp19.608.840.961,00. Sampai dengan tanggal 5 Februari 2020 atas dokumen
Grafik 3 kepabeanan tersebut seluruhnya telah mendapatkan nomor pendaftaran.
Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I
TA 2019 Perbandingan realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 dan TA 2018 per
Jenis Penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18
Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan
13,81% TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
Penerimaan Perpajakan 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80
Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.505.081.062.538 1.472.910.754.750 32.170.307.788 2,18
DJP DJBC Pendapatan PPh 772.275.378.230 749.986.231.280 22.289.146.950 2,97
Pendapatan PPN 531.560.398.706 537.261.153.014 (5.700.754.308) (1,06)
284 285
Pendapatan PBB 21.145.900.040 19.444.517.438 1.701.382.603 8,75
Pendapatan Cukai 172.421.914.159 159.588.540.355 12.833.373.803 8,04
Pendapatan Pajak Lainnya 7.677.471.403 6.630.312.663 1.047.158.740 15,79
86,19%
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 41.053.689.326 45.881.194.116 (4.827.504.790) (10,52)
Pendapatan Bea Masuk 37.526.979.533 39.117.123.486 (1.590.143.953) (4,07)
Pendapatan Bea Keluar 3.526.709.793 6.764.070.630 (3.237.360.837) (47,86)
Realisasi Penerimaan Perpajakan Bruto TA 2019 sebesar
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Perbandingan realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 dan TA 2018 per Rp1.691.315.224.210.553,00 dan Pengembalian Penerimaan Perpajakan
Unit Eselon I lingkup Kementerian Keuangan dapat dilihat pada tabel berikut. sebesar Rp145.180.472.346.829,00.
Tabel 17 Rincian Penerimaan Perpajakan Bruto dan Pengembalian Penerimaan
Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Unit Eselon I Perpajakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Sumber Daya Manusia


TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
Ditjen Pajak 1.332.659.148.380 1.313.322.214.395 19.336.933.985 1,47
Ditjen Bea dan Cukai 213.475.603.484 205.469.734.471 8.005.869.013 3,90
Jumlah 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80

Pencatatan Penerimaan Perpajakan di LK BA 015 berbeda dengan pencatatan


Penerimaan Perpajakan di BUN. Hal ini disebabkan adanya perbedaan data
antara SAU dan SAI sebesar Rp7.141.528.476,00 (lebih besar SAU) dengan
penjelasan:
07

07
-45- -46-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Grafik 4
Tabel 19 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri
Realisasi Penerimaan Perpajakan Per Jenis Penerimaan Bruto TA 2019
TA 2019

(dalam ribuan rupiah) 1.000,00 894,45


900,00
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto 772,28

Dalam Triliun Rupiah


800,00
Penerimaan Perpajakan 1.691.315.224 (145.180.472) 1.546.134.752 700,00 655,39
Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.648.894.215 (143.813.152) 1.505.081.063 600,00 531,56
Pendapatan PPh 813.320.580 (41.045.201) 772.275.378
500,00
Pendapatan PPN 633.599.754 (102.039.355) 531.560.399
400,00
Pendapatan PBB 21.281.094 (135.194) 21.145.900
Pendapatan Cukai 172.433.753 (11.839) 172.421.914 300,00
165,50 172,42
Pendapatan Pajak Lainnya 8.259.035 (581.564) 7.677.471 200,00
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 42.421.009 (1.367.320) 41.053.689 100,00 19,10 21,15 8,61 7,68
Pendapatan Bea Masuk 38.369.643 (842.663) 37.526.980 -
Pendapatan Bea Keluar 4.051.366 (524.657) 3.526.710 Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
PPh PPN PBB Cukai Pajak Lainnya

Pemindahbukuan yang terjadi selama Tahun 2019 adalah sebesar


Estimasi Realisasi
Rp19.475.206.774.591,00. Nilai tersebut merupakan pemindahbukuan yang
disebabkan oleh perubahan Akun Pendapatan Perpajakan. Pemindahbukuan
dimaksud telah tercermin dalam nilai Penerimaan Perpajakan dalam laporan Realisasi Pendapatan Pajak Penghasilan (Pendapatan PPh) yang didalamnya
keuangan. termasuk Pendapatan Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah (PPh DTP)
sebesar Rp11.153.510.635.628,00 pada LK BA 015 TA 2019 berbeda dengan
B.1.1.1.2. Pendapatan Pajak Dalam Negeri (Neto) penyajian realisasi Belanja PPh DTP sebesar Rp11.153.533.500.306,00 pada LK
Realisasi BA 999.07.
Pendapatan
Pajak Dalam
Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto TA 2019 sebesar
Negeri Neto Rp1.505.081.062.538.228,00 atau 86,35 persen dari target yang ditetapkan Selisih atas Pendapatan PPh DTP dan Belanja PPh DTP tersebut sebesar
286 Rp1.505,08 dalam APBN TA 2019 sebesar Rp1.743.056.850.376.000,00. Jika dibandingkan Rp22.864.678,00 disebabkan karena terdapat akun potongan SPM satker yang 287
Triliun
dengan realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri TA 2018 terjadi kenaikan menggunakan akun penerimaan PPh DTP sehingga disajikan di LK BA 015
sebesar Rp32.170.307.788.165,00 atau 2,18 persen. sebagai penerimaan perpajakan sesuai dengan dokumen sumber SPM dan
terdapat akun Pengembalian Pendapatan Pajak menggunakan akun PPh DTP.
Rincian realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto dapat dilihat pada tabel
dan grafik berikut. Rincian Pendapatan Pajak Dalam Negeri Bruto dan Pengembalian Pendapatan
Pajak Dalam Negeri dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Realisasi Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri Neto Tabel 21


TA 2019 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Bruto
TA 2019
(dalam ribuan rupiah)
(dalam ribuan rupiah)
Uraian Estimasi Realisasi %
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto

Sumber Daya Manusia


Pendapatan PPh 894.448.650.110 772.275.378.230 86,34
Pendapatan PPh 813.320.579.594 (41.045.201.364) 772.275.378.230
Pendapatan PPN 655.394.900.106 531.560.398.706 81,11
Pendapatan PPN 633.599.753.708 (102.039.355.002) 531.560.398.706
Pendapatan PBB 19.103.600.160 21.145.900.040 110,69
Pendapatan PBB 21.281.093.563 (135.193.522) 21.145.900.041
Pendapatan Cukai 165.501.000.000 172.421.914.159 104,18 Pendapatan Cukai 172.433.752.904 (11.838.746) 172.421.914.158
Pendapatan Pajak Lainnya 8.608.700.000 7.677.471.403 89,18 Pendapatan Pajak Lainnya 8.259.035.044 (581.563.640) 7.677.471.404
Jumlah 1.743.056.850.376 1.505.081.062.538 86,35 Jumlah 1.648.894.214.813 (143.813.152.274) 1.505.081.062.539

Nilai Pengembalian Pendapatan Pajak Dalam Negeri untuk periode yang berakhir
per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp143.813.152.274.393,00. Nilai
tersebut terdiri dari Pengembalian Pendapatan Pajak sebesar
Rp143.801.313.528.773,00 yang merupakan produk dari Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (SKPLB) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak serta
Pengembalian Pendapatan Cukai sebesar Rp11.838.745.620,00.
07

07
-47- -48-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Pada total Pengembalian Pendapatan Pajak pada DJP sebesar


Komposisi Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto TA 2019 dapat dilihat
Rp.143.801.313.528.773,00, terdapat pengembalian yang merupakan
pada grafik berikut.
pembayaran Imbalan Bunga sebanyak 423 transaksi dengan nilai sebesar
Rp1.693.701.080.908,00, sedangkan sisanya sebesar Grafik 6
Rp142.107.612.447.865,00 merupakan transaksi Surat Perintah Membayar Komposisi Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto
Kelebihan Pajak (SPMKP) sebanyak 56.827 transaksi. 0,51%

Rincian jenis Pengembalian Pendapatan Pajak Tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut. 1,40%
11,46%

Tabel 22 Pendapatan PPh


Realisasi Pengembalian Pendapatan Pajak Pendapatan PPN
TA 2019
Pendapatan PBB
(dalam ribuan rupiah) Pendapatan Cukai
51,31%
Pengembalian Pendapatan Pajak Jumlah Transaksi Realisasi Pendapatan Pajak Lainnya

SPMKP 56.827 142.107.612.448 35,32%

SPMIB 423 1.693.701.081


Jumlah 57.250 143.801.313.529
Perbandingan realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto TA 2019 dan 2018
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Jika dibandingkan dengan TA 2018, Pendapatan Pajak Dalam Negeri mengalami
Tabel 23 kenaikan, diantaranya disebabkan oleh kenaikan Pendapatan Pajak
Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto
TA 2019 dan TA 2018 Penghasilan (PPh) sebesar Rp22.289.146.949.897,00 dan Pendapatan Cukai
(dalam ribuan rupiah) sebesar Rp12.833.373.803.421,00.
Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan) Realisasi Pendapatan Cukai sebesar Rp172.421.914.158.562,00 mengalami
288 % 289
Pendapatan PPh 772.275.378.230 749.986.231.280 22.289.146.950 2,97 kenaikan sebesar Rp12.833.373.803.421,00 atau 8,04 persen dari realisasi TA
Pendapatan PPN 531.560.398.706 537.261.153.014 (5.700.754.308) (1,06) 2018. Secara umum, faktor yang mempengaruhi kenaikan penerimaan Cukai
Pendapatan PBB 21.145.900.040 19.444.517.438 1.701.382.602 8,75
TA 2019 antara lain:
Pendapatan Cukai 172.421.914.159 159.588.540.355 12.833.373.804 8,04
Pendapatan Pajak Lainnya 7.677.471.403 6.630.312.663 1.047.158.740 15,79 1. Pertumbuhan penerimaan Cukai Hasil Tembakau senilai Rp8,8 Triliun yang
Jumlah 1.505.081.062.538 1.472.910.754.750 32.170.307.788 2,18 dipengaruhi oleh pergeseran penerimaan akibat Peraturan Menteri
Keuangan nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Grafik 5
Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Untuk Pengusaha Pabrik Atau Importir Barang Kena Cukai Yang
TA 2019 dan TA 2018 Melaksanakan Pelunasan Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
900,00 2. Hasil pengawasan peredaran rokok illegal nasional yang merupakan salah
772,28 satu kegiatan dari program Penertiban Cukai Berisiko Tinggi (PCBT). Hal
800,00 749,99
tersebut mengakibatkan potensi cukai karena PCBT meningkat menjadi

Sumber Daya Manusia


700,00
Dalam Triliun Rupiah

600,00 531,56
537,26 Rp4,7 Triliun;
500,00
3. Extra effort DJBC untuk memastikan tebusan pita cukai sesuai pesanan
awal dan menciptakan iklim kondusif kepada pabrik BKC yang legal;
400,00
4. Peningkatan kepatuhan pengusaha BKC (dampak dari operasi gempur);
300,00
172,42 159,59 5. Cukai MMEA terjadi perbaikan karena meningkatnya produksi lokal akibat
200,00
kuota impor eks Eropa tidak diterbitkan dan massive-nya operasi gempur
100,00
21,15 19,44 7,68 6,63 minuman.
-
Pendapatan PPh Pendapatan PPN Pendapatan PBB Pendapatan Pendapatan Gambaran umum penerimaan pajak DJP TA 2019 adalah sebagai berikut:
Cukai Pajak Lainnya
Secara umum penerimaan pajak neto di tahun 2019 mencapai Rp1.332,65
TA 2019 TA 2018 triliun, atau 84,48% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,56 triliun. Realisasi
07

07
-49- -50-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

tersebut tumbuh 1,49% dibandingkan realisasi tahun 2018, melambat 4) Pajak Penghasilan Pasal 23
dibandingkan pertumbuhan tahun 2018 yang mampu tumbuh 14,10%. Realisasi penerimaan PPh Pasal 23 mencapai Rp42,58 triliun, dengan
Tekanan utama penerimaan pajak pada periode ini berasal dari: pertumbuhan 7,16% melambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh
14,99%. Realisasi PPh Pasal 23 mencapai 81,90% dari total target.
(i) restitusi yang meningkat 20,97%;
Perlambatan PPh Pasal 23 terutama dipengaruhi oleh penurunan setoran
(ii) moderasi harga komoditas di pasar global;
PPh dari Dividen yang tumbuh -17,29%, akibat melambatnya pertumbuhan
(iii) normalisasi aktivitas impor yang mengakibatkan pertumbuhan negatif PPh
laba korporasi di tahun 2018 dan penurunan SKPKB. Sementara itu,
dan PPN Impor sebesar -6,29%; dan
realisasi setoran utama lainnya masih mampu tumbuh positif, antara lain
(iv) masih terbatasnya ekspansi sektor manufaktur yang tercermin pada nilai
Jasa tumbuh 12,89%, Masa tumbuh 7,38% dan Bunga tumbuh 23,19%.
Purchasing Manager Index (PMI) semester II 2019 yang selalu di bawah 50.
Secara sektoral penerimaan terbesar berasal dari Industri Pengolahan
Beberapa jenis pajak utama mengalami kontraksi namun masih mampu
sebesar Rp9,53 triliun, tumbuh -5,64% dan Pertambangan sebesar Rp8,07
tumbuh meskipun di bawah tahun 2018, yaitu PPh Pasal 21 tumbuh 10,07%,
triliun, tumbuh 2,27%.
PPh Badan tumbuh 0,01%, dan PPN Dalam Negeri tumbuh 3,15%. Akan
tetapi terdapat jenis pajak utama yang tumbuh negatif seperti pada PPN 5) Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Orang Pribadi
Impor yang tumbuh -8,06%, PPh 22 Impor tumbuh -1,86% dan PPh 26 Realisasi penerimaan PPh Pasal 25/29 OP mencapai Rp11,20 triliun,
tumbuh -8,89%. dengan pertumbuhan 19,06% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Realisasi PPh OP menunjukkan pencapaian yang baik yaitu sebesar
1) Pajak Penghasilan Pasal 21 102,53% dari total target. Pertumbuhan ini ditopang oleh positifnya kinerja
Realisasi penerimaan PPh Pasal 21 mencapai Rp148,50 triliun dengan aktivitas usaha secara umum yang tercermin pada pertumbuhan setoran
pertumbuhan 10,07% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi masa dan tahunan sebesar 12,9% dan 18,4%. Secara sektoral, PPh Pasal
penerimaan PPh Pasal 21 mampu mencapai 101,88% dari total target. 25/29 OP didominasi oleh sektor Kegiatan Jasa Lainnya sebesar Rp8,60
Pertumbuhan PPh Pasal 21 ditopang oleh pertumbuhan sektor-sektor utama triliun, dengan pertumbuhan 20,14% dan sektor Perdagangan sebesar
seperti Industri Pengolahan sebesar Rp28,75 triliun, (tumbuh 8,41%), Rp1,34 triliun dengan pertumbuhan 14,52%.
Administrasi Pemerintahan sebesar Rp28,15 triliun (tumbuh 5,63%), dan 6) Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Badan
Jasa Keuangan sebesar Rp24,07 triliun (tumbuh 13,82%). Pertumbuhan Realisasi penerimaan PPh Pasal 25/29 Badan mencapai Rp252,16 triliun
290 PPh Pasal 21 sejalan dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang dengan pertumbuhan 0,01% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. 291

tercermin pada kenaikan tingkat upah dan menurunnya tingkat Realisasi PPh Badan tahun 2019 mencapai 82,77% dari total target.
pengangguran pada tahun 2019. Perlambatan setoran PPh Badan dipengaruhi oleh penurunan setoran masa
2) Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar -3,67% dan perlambatan setoran Tahunan yang hanya tumbuh
Realisasi penerimaan PPh Pasal 22 mencapai Rp21,31 triliun, dengan sebesar 2,91%. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan laba
pertumbuhan 18,32% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi korporasi tahun 2018. Setoran terbesar berasal dari Sektor Jasa Keuangan
ini mencapai 93,92% dari total target tahun 2019. Penerimaan PPh Pasal 22 sebesar Rp77,88 triliun dengan pertumbuhan 1,63% diikuti Industri
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

didominasi oleh setoran masa sebesar Rp10,48 trilliun dengan pertumbuhan Pengolahan sebesar Rp71,67 triliun dengan pertumbuhan 5,19%. Adapun
14,74%. Pertumbuhan terutama ditopang oleh sektor Industri Pengolahan realisasi sektor Pertambangan terpuruk dengan pertumbuhan -23,25% yang
sebesar Rp6,38 triliun dan Pengadaan Listrik sebesar Rp6,02 triliun dengan salah satunya diakibatkan tren penurunan harga komoditas tambang.
pertumbuhan 19,41% dan 76,84%. 7) Pajak Penghasilan Pasal 26

Sumber Daya Manusia


3) Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor Realisasi penerimaan PPh Pasal 26 mencapai Rp46,14 triliun dengan
Realisasi penerimaan PPh Pasal 22 Impor mencapai Rp53,71 triliun, dengan pertumbuhan -8,89% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
pertumbuhan -1,86% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi ini PPh Pasal 26 ini mencapai 76,10% dari total target. Pertumbuhan negatif ini
mencapai 78,12% dari total targetnya di tahun 2019. Penurunan penerimaan disebabkan oleh menurunnya PPh Pasal 26 atas Dividen yang merupakan
PPh Pasal 22 Impor ini sejalan dengan menurunnya laju pertumbuhan impor kontributor terbesar, sebesar -13,72% akibat melambatnya pertumbuhan
Indonesia selama tahun 2019 yang tumbuh negatif setiap bulannya (yoy). laba korporasi tahun 2018. Meskipun demikian, setoran PPh Pasal 26 atas
Moderasi nilai impor juga berlaku untuk komponen-komponen di dalamnya. Bunga, Royalti dan Jasa mengalami pertumbuhan yang cukup baik masing-
Secara sektoral setoran PPh Pasal 22 Impor didominasi oleh Industri masing sebesar 25,98%, 3,34%, dan 10,34%. Adapun kontributor terbesar
Pengolahan sebesar Rp25,22 triliun dengan pertumbuhan -9,09% dan PPh Pasal 26 berasal dari sektor Industri Pengolahan sebesar Rp17,08
sektor Perdagangan sebesar Rp24,31 triliun dengan pertumbuhan 4,68%. triliun dengan pertumbuhan 6,27%.
07

07
-51- -52-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

8) Pajak Penghasilan Final dan sepeda motor yang mencapai Rp3,97 triliun dengan pertumbuhan
Realisasi penerimaan PPh Final mencapai Rp126,22 triliun dengan 23,10%. Pertumbuhan positif PPnBM impor disebabkan oleh pergerakan
pertumbuhan 9,32% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi aktfitas impor mobil (CBU).
PPh Final mencapai 83,94% dari total targetnya di tahun 2019. Pertumbuhan
13) Pajak Bumi dan Bangunan
PPh Final terutama ditopang oleh kenaikan setoran PPh Final atas Bunga
Realisasi penerimaan PBB mencapai Rp21,15 triliun, dengan pertumbuhan
Deposito/Tabungan yang mencapai 17,17% karena tingkat suku bunga
8,75% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi PBB di tahun
deposito yang mengalami tren peningkatan sejak Juli 2018. Jasa konstruksi
2019 menunjukkan pencapaian yang baik yaitu sebesar 110,69% dari total
menunjukkan peningkatan sebesar 9,01% sejalan dengan peningkatan PDB
target. Kontribusi penerimaan terbesar berasal dari PBB Pertambangan
nominal Konstruksi. PPh Final atas Diskonto Bunga Obligasi dan Persewaan
Migas sebesar Rp14,25 triliun dengan pertumbuhan -0,91% dan PBB
Tanah dan Bangunan mampu tumbuh double digit masing-masing sebesar
Pertambangan Mineral dan Batubara sebesar Rp3,49 triliun, tumbuh
15,93% dan 11,72%. Namun, Penerimaan WP Bruto Tertentu (PP23)
104,91%.
mengalami penurunan dengan pertumbuhan -14,71% akibat penurunan
tarif. Secara sektoral, kontributor terbesar PPh Final berasal dari sektor Jasa 14) Pajak Lainnya
Keuangan sebesar Rp57,84 triliun dengan pertumbuhan 15,11% dan sektor Realisasi penerimaan Pajak Lainnya mencapai Rp7,68 triliun dengan
Perdagangan sebesar Rp12,21 triliun dengan pertumbuhan sebesar 2,62%. pertumbuhan 15,79% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
pajak Lainnya mencapai 89,18% dari total target. Peningkatan penerimaan
9) Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri
ini salah satunya disebabkan oleh lonjakan setoran Bunga Penagihan yang
Realisasi penerimaan PPN DN mencapai Rp344,43 triliun dengan
tumbuh hingga 205,96%. Sementara itu, setoran terbesar pajak lainnya yaitu
pertumbuhan 3,15 dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi PPN
Penjualan Benda Meterai dan Bea Meterai mencapai Rp4,12 triliun dan
DN mencapai 82,45% dari total target. Perlambatan realisasi PPN DN salah
Rp1,47 triliun tumbuh melambat masing-masing sebesar 3,27% dan 0,73%,
satunya disebabkan oleh peningkatan restitusi dan terbatasnya ekspansi
lebih rendah dari tahun 2018 dimana keduanya berada pada level 7%.
sektor manufaktur yang tercermin pada nilai PMI di bawah 50 selama
semester II-2019. Secara bruto, pertumbuhan PPN DN mencapai 7,53%.
Secara sektoral, realisasi PPN DN didominasi oleh sektor Perdagangan
sebesar Rp90,70 triliun dengan pertumbuhan 4,38% diikuti sektor Industri
Pengolahan sebesar Rp90,27 triliun dengan pertumbuhan -3,57%.
292 293
10) Pajak Pertambahan Nilai Impor
Realisasi penerimaan PPN Impor mencapai Rp171,36 triliun dengan
pertumbuhan -8,06% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
PPN Impor hanya mencapai 78,49% dari total target. Sejalan dengan kinerja
PPh Pasal 22 Impor, PPN Impor juga mencatat perlambatan, bahkan
pertumbuhan negatif karena penurunan volume dan nilai impor di tahun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

2019. Secara sektoral, kinerja PPN Impor terbesar berasal dari Industri
Pengolahan sebesar Rp102,27 triliun dengan pertumbuhan -9,16% dan
Perdagangan sebesar Rp59,04 triliun dengan pertumbuhan -6,96%.
11) Pajak Penjualan atas Barang Mewah Dalam Negeri
Realisasi penerimaan PPnBM DN mencapai Rp10,85 triliun dengan

Sumber Daya Manusia


pertumbuhan -15,22% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
PPnBM DN hanya mencapai 75,83% dari total target. Secara sektoral
realisasi PPnBM DN didominasi oleh Industri Pengolahan terutama Industri
Kendaraan Bermotor yang mencapai Rp10,27 triliun, dengan pertumbuhan
-15,38%. Pertumbuhan negatif pada PPnBM DN disebabkan oleh
penurunan penjualan jenis mobil, termasuk di dalamnya penjualan mobil
yang terutang PPnBM.
12) Pajak Penjualan atas Barang Mewah Impor
Realisasi penerimaan PPnBM Impor mencapai Rp4,73 triliun dengan
pertumbuhan 15,02% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
PPnBM Impor mencapai 98,66% dari total target. Secara sektoral, realisasi
07

07
terbesar berasal dari Sektor Perdagangan, khususnya perdagangan mobil
-53- -54-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

B.1.1.1.3. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional c. Impor masih terbatas sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI)
Indonesia masih dibawah 50 (48,2) yang berarti kecenderungan perusahaan
Realisasi Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto TA 2019 sebesar
Pajak belum melakukan ekspansi;
Rp41.053.689.325.496,00 atau 94,76 persen dari target yang ditetapkan dalam
Perdagangan d. Penurunan realisasi impor sebesar 9,80% (YoY).
Internasional APBN TA 2019 sebesar Rp43.321.800.000.000,00.
Neto
Rp41,05 Rincian realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto dapat Realisasi Pendapatan Bea Keluar TA 2019 (neto) sebesar Rp3.526.709.792.377,00 atau
Triliun dilihat pada tabel berikut. Bea Keluar 79,74 persen dari target TA 2019.
TA 2019
Tabel 24 sebesar Secara umum, faktor yang mempengaruhi penurunan penerimaan Bea Keluar
Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto Rp3,52 TA 2019 antara lain:
TA 2019
Triliun a. Kinerja Bea Keluar tumbuh negatif -47.92% (YoY), dikontribusi oleh
(dalam ribuan rupiah)
penurunan ekspor komoditas mineral yang memiliki share terbesar ;
Uraian Estimasi Realisasi %
b. Komoditas mineral yang mengalami kinerja negatif terendah adalah tembaga
Pendapatan Bea Masuk 38.899.300.000 37.526.979.533 96,47 (-83.55%);
Pendapatan Bea Keluar 4.422.500.000 3.526.709.792 79,74 c. Kinerja Bea Keluar Tembaga dari PT. AMNT tumbuh negatif -71.61% karena
Jumlah 43.321.800.000 41.053.689.325 94,76 realisasi ekspor hanya 25% dari kuota 2019 (336.100 WMT), yang
Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Bruto dan realisasi diutamakan penjualan ke smelter Gresik;
Pengembalian Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional TA 2019 dapat d. Penerimaan Bea Keluar Nikel lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
dilihat pada tabel berikut. tahun 2018 (127.25%) dikarenakan kebijakan moratorium ekspor Nikel yang
semula dipercepat per 29 Oktober 2019 ditunda hingga 1 Januari 2020;
Tabel 25
Realisasi Pendapatan dan Pengembalian Pajak Perdagangan Internasional Bruto
TA 2019
B.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (Neto)
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak berasal dari Pendapatan PNBP Lainnya dan
(dalam ribuan rupiah)
Penerimaan
Negara Pendapatan Badan Layanan Umum. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto
Realisasi Bukan (PNBP) Neto TA 2019 sebesar Rp10.654.221.871.705,00 atau 58,41 persen dari
Pendapatan Pajak Neto
Pendapatan Bea Masuk 38.369.642.984 (842.663.451) 37.526.979.533 Rp10,65
target yang ditetapkan dalam APBN TA 2019 sebesar Rp18.239.741.817.800,00.
294
Pajak 295
Perdagangan Pendapatan Bea Keluar 4.051.366.414 (524.656.621) 3.526.709.792 Triliun
Internasional Jumlah 42.421.009.398 (1.367.320.072) 41.053.689.325 Rincian Realisasi PNBP dapat dilihat pada tabel berikut.
Bruto
Rp42,42 Tabel 27
Triliun
Adapun perbandingan realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto
Neto TA 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. TA 2019

Tabel 26 (dalam ribuan rupiah)


Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto
Uraian Estimasi Realisasi %
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

TA 2019 dan TA 2018


(dalam ribuan rupiah) PNBP BLU 17.662.047.779 9.618.388.893 54,46
Naik (Turun) PNBP Lainnya 577.694.039 1.035.832.979 179,30
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
% Jumlah 18.239.741.818 10.654.221.872 58,41
Pendapatan Bea Masuk 37.526.979.533 39.117.123.486 (1.590.143.952) (4,07) Realisasi Adapun realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Bruto TA 2019

Sumber Daya Manusia


Pendapatan Bea Keluar 3.526.709.792 6.764.070.630 (3.237.360.838) (47,86) Penerimaan
Negara sebesar Rp11.734.793.298.559,00 dengan Pengembalian PNBP sebesar
Jumlah 41.053.689.325 45.881.194.116 (4.827.504.790) (10,52) Bukan Rp1.080.571.426.854,00.
Pajak Bruto
Realisasi Bea Penerimaan Bea Masuk TA 2019 (neto) tercapai sebesar Rp11,73
Masuk TA Rincian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Rp37.526.979.533.119,00 atau 96,47 persen dibandingkan target TA 2019. Triliun
2019 sebesar
Rp37,53 Tabel 28
Triliun Realisasi dan Pengembalian Penerimaan Negara Bukan Pajak
Secara umum, faktor yang mempengaruhi penurunan penerimaan Bea Masuk TA 2019
TA 2019 antara lain: (dalam ribuan rupiah)
a. Penurunan devisa bayar 9,21% dan penguatan kurs Rupiah terhadap US
Dollar; Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto
b. Penurunan impor yang didorong oleh penurunan di semua kategori Broad PNBP BLU 10.698.656.053 (1.080.267.160) 9.618.388.893
Economics Categories (BEC) dibandingkan tahun lalu; PNBP Lainnya 1.036.137.246 (304.267) 1.035.832.979
07

07
Jumlah 11.734.793.299 (1.080.571.427) 10.654.221.872

-55- -56-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Perbandingan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 dan B.1.1.2.1. Pendapatan PNBP Lainnya (Neto)
2018 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Realisasi Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto TA 2019 sebesar
Pendapatan
Tabel 29 PNBP Rp1.035.832.978.653,00 atau 179,30 persen dari target yang ditetapkan dalam
Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto Lainnya APBN TA 2019, yaitu sebesar Rp577.694.038.800,00.
TA 2019 dan 2018 Neto
Rp1.035,83
(dalam ribuan rupiah) Miliar
Rincian realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto dapat dilihat pada tabel
Naik (Turun) berikut.
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
PNBP BLU 9.618.388.893 20.206.480.523 (10.588.091.630) (52,40) Tabel 30
Rincian Pendapatan PNBP Lainnya Neto
PNBP Lainnya 1.035.832.979 715.540.677 320.292.302 44,76 TA 2019
Jumlah 10.654.221.872 20.922.021.200 (10.267.799.328) (49,08)
(dalam ribuan rupiah)

Grafik 7 Uraian Estimasi Realisasi %


Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto
Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN,
TA 2019 dan TA 2018 32.654.225 107.438.625 329,02
dan Iuran Badan Usaha
25.000.000 Pendapatan Administrasi Dan Penegakan Hukum 1.662.075 2.439.760 146,79
Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan
20.206.481 0 962.800 0,00
Teknologi
20.000.000
Pendapatan Jasa Lainnya 858.354 8.949.883 1.042,68
Dalam Jutaan rupiah

Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening


531.287.265 771.849.378 145,28
15.000.000 Perbankan, dan Pengelolaan Keuangan
Pendapatan Denda 5.636.511 13.303.290 236,02
9.618.389 Pendapatan Lain-Lain 5.595.609 130.889.243 2.339,14
10.000.000
Jumlah 577.694.039 1.035.832.979 179,30

5.000.000 Realisasi Pendapatan Lainnya Bruto dan realisasi Pengembalian Pendapatan


1.035.833 715.541 PNBP Lainnya TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
-
PNBP BLU PNBP Lainnya Tabel 31
296 297
TA 2019 TA 2018
Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto
TA 2019

Komposisi realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 dapat dilihat (dalam ribuan rupiah)
pada grafik berikut. Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto

Grafik 8 Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN,


107.442.334 (3.709) 107.438.625
Komposisi Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto dan Iuran Badan Usaha
TA 2019
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Pendapatan Administrasi Dan Penegakan Hukum 2.441.760 (2.000) 2.439.760


Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan
962.800 - 962.800
Teknologi
9,72% Pendapatan Jasa Lainnya 8.949.883 - 8.949.883
Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening
772.145.793 (296.415) 771.849.378
Perbankan, dan Pengelolaan Keuangan

Sumber Daya Manusia


Pendapatan Denda 13.303.290 - 13.303.290
Pendapatan Lain-Lain 130.891.385 (2.143) 130.889.243
Jumlah 1.036.137.246 (304.267) 1.035.832.979

Pada TA 2019 terdapat Pengembalian Pendapatan PNBP Lainnya sebesar


Rp304.266.899,00.

Perbandingan realisasi Pendapatan PNBP Lainnya TA 2019 dan TA 2018 dapat


dilihat pada tabel berikut.
90,28%

PNBP BLU PNBP Lainnya


07

07
-57- -58-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 32 Pengembalian pendapatan yang signifikan yaitu Pengembalian Pendapatan


Perbandingan Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto
TA 2019 dan TA 2018 Jasa Layanan Umum pada LPDP sebesar Rp1.079.661.409.901,00.
Pengembalian pendapatan tersebut merupakan koreksi pengesahan
(dalam ribuan rupiah) pendapatan LPDP yang telah disahkan ke akun 424139 (Pendapatan
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto Pengelolaan Dana Khusus Lainnya) sampai dengan 30 April 2019. Pengesahan
pendapatan tersebut dikoreksi ke akun 424137 (Pendapatan Pengelolaan Dana
Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN,
dan Iuran Badan Usaha
107.442.334 (3.709) 107.438.625 Pengembangan Pendidikan Nasional). Rincian pengembalian pendapatan terdiri
Pendapatan Administrasi Dan Penegakan Hukum 2.441.760 (2.000) 2.439.760 dari pendapatan atas investasi pada instrumen deposito sebesar
Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan
962.800 - 962.800 Rp658.364.609.989,00 dan pendapatan atas investasi pada instrumen obligasi
Teknologi
Pendapatan Jasa Lainnya 8.949.883 - 8.949.883
sebesar Rp421.296.799.912,00.
Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening
772.145.793 (296.415) 771.849.378 Perbandingan realisasi Pendapatan BLU TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat
Perbankan, dan Pengelolaan Keuangan
pada tabel berikut.
Pendapatan Denda 13.303.290 - 13.303.290
Pendapatan Lain-Lain 130.891.385 (2.143) 130.889.243 Tabel 35
Jumlah 1.036.137.246 (304.267) 1.035.832.979 Perbandingan Realisasi Pendapatan BLU Neto
TA 2019 dan TA 2018
Jika dibandingkan dengan realisasi TA 2018 yang sebesar
Rp715.540.677.351,00 maka realisasi PNBP Lainnya TA 2019 mengalami (dalam ribuan rupiah)
kenaikan sebesar Rp320.292.301.302,00 atau 44,76 persen. Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
B.1.1.2.2. Pendapatan Badan Layanan Umum (Neto)
Pendapatan Jasa Layanan Umum 4.470.517.522 17.271.437.233 (12.800.919.710) (74,12)
Realisasi Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 5.713.535 4.756.700 956.835 20,12
Pendapatan
Realisasi Pendapatan BLU TA 2019 Rp9.618.388.893.052,00 atau 54,46 persen
BLU Rp9,62 dari target yang ditetapkan dalam DIPA TA 2019 yaitu sebesar Pendapatan BLU Lainnya 5.142.157.836 2.930.286.590 2.211.871.246 75,48
Triliun Rp17.662.047.779.000,00. Jumlah 9.618.388.893 20.206.480.523 (10.588.091.630) (52,40)

Rincian Realisasi Pendapatan BLU Neto yang diperoleh dapat dilihat pada tabel Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 mencakup 5 (lima) unit
berikut. satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) yaitu:
298 1. Pusat Investasi Pemerintah (PIP); 299
Tabel 33
Realisasi Pendapatan BLU Neto 2. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP);
TA 2019 3. Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN);
(dalam ribuan rupiah) 4. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS);
5. Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Uraian Estimasi Realisasi %
Realisasi Pendapatan BLU Neto berdasarkan satuan kerja dapat dilihat pada
Pendapatan Jasa Layanan Umum 16.977.166.512 4.470.517.522 26,33
tabel berikut.
Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 0 5.713.535 0
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Pendapatan BLU Lainnya 684.881.267 5.142.157.836 750,81 Tabel 36


Jumlah 17.662.047.779 9.618.388.893 54,46 Realisasi Pendapatan BLU Neto Berdasarkan Satuan Kerja TA 2019

Realisasi Pendapatan BLU Bruto dan realisasi Pengembalian Pendapatan BLU (dalam ribuan rupiah)

TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Eselon I Uraian Estimasi Realisasi %

Sumber Daya Manusia


Tabel 34 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
SETJEN 2.959.340.000 3.613.885.891 122,12
Realisasi Pendapatan BLU Neto (LPDP)
TA 2019 DJPB Pusat Investasi Pemerintah (PIP) 132.923.779 250.264.176 188,28
Badan Pengelola Dana Perkebunan
(dalam ribuan rupiah) DJPB 13.538.000.000 1.485.719.460 10,97
Kelapa Sawit (BPDPKS)
Lembaga Manajemen Aset Negara
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto DJKN 1.011.195.000 4.221.909.745 417,52
(LMAN)
Pendapatan Jasa Layanan Umum 5.550.178.932 (1.079.661.410) 4.470.517.522 BPPK Politeknik Keuangan Negara STAN 20.589.000 46.609.621 226,38
Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 5.713.535 - 5.713.535 Jumlah 17.662.047.779 9.618.388.893 54,46
Pendapatan BLU Lainnya 5.142.763.586 (605.750) 5.142.157.836
Jumlah 10.698.656.053 (1.080.267.160) 9.618.388.893 Pendapatan PIP merupakan Pendapatan Investasi dan Pendapatan Jasa
Layanan Perbankan BLU, Pendapatan LPDP merupakan pendapatan investasi
(deposito dan obligasi), Pendapatan BPDPKS yang terbesar terdiri dari
07

07
Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU, Pendapatan LMAN merupakan

-59- -60-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

PNBP dari aktivitas manajemen aset dan PNBP dari jasa layanan perbankan, B.2. BELANJA
sedangkan Pendapatan STAN merupakan Pendapatan Jasa Pelayanan
Pendidikan. Realisasi Realisasi Belanja neto Kementerian Keuangan TA 2019 adalah sebesar
Belanja
Rp39,54 Rp39.546.053.068.399,00 atau 85,68 persen dari pagu belanja sebesar
B.1.2. HIBAH Triliun Rp46.153.539.201.000,00. Pada TA 2019 jumlah pengembalian belanja
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Kementerian Keuangan adalah sebesar Rp29.142.493.068,00.
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah, yang diberi kuasa atas nama Realisasi Belanja neto pada TA 2019 mengalami penurunan sebesar
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mewakili Pemerintah Rp354.415.020.266,00 atau 0,89 persen dari realisasi belanja neto pada periode
dalam pencatatan Penerimaan Hibah adalah Direktorat Jenderal Pengelolaan TA 2018 sebesar Rp39.900.468.088.665,00. Penurunan belanja yang signifikan
Pembiayaan dan Risiko, oleh karena itu di dalam Laporan Keuangan Bagian terjadi pada Belanja Barang. Hal tersebut terjadi antara lain karena
Anggaran 015 ini tidak ada Penerimaan Hibah. berkurangnya Belanja Barang operasional BPDP Kelapa Sawit dalam rangka
belanja penyaluran insentif biodiesel. Penurunan Harga Indeks Pasar Biodiesel
dan kenaikan Harga Indeks Pasar Solar menyebabkan selisih harga biodiesel
(insentif) yang dibayarkan menurun.
Perbandingan antara pagu dan realisasi Belanja Kementerian Keuangan TA
2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut.

Grafik 9
Perbandingan Pagu dan Realisasi Neto Belanja Kementerian Keuangan
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
Perbandingan
Pagu dan
Realisasi
Belanja Neto
Kementerian
Keuangan TA
300 301
2019 dan TA
2018
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tabel 37

Sumber Daya Manusia


Perbandingan Pagu dan Realisasi Neto Belanja Kementerian Keuangan
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)

(dalam ribuan rupiah)


07

07
-61- -62-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

B.2.1. Realisasi Belanja Tabel 39


Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU
Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan TA 2019
efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana (dalam ribuan rupiah)
ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Keuangan. Adapun Belanja
Kementerian Keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan Unit Eselon I,
Program, dan Jenis Belanja.
B.2.1.1. Belanja Kementerian Keuangan per Unit Eselon I
Realisasi Realisasi Belanja Kementerian Keuangan TA 2019 sebesar
Belanja Per Rp39.546.053.068.399,00 dapat dirinci per Unit Eselon I sebagaimana dapat
Eselon I
dilihat pada tabel. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran terbesar
adalah pada Sekretariat Jenderal sebesar Rp19.836.580.701.309,00 atau 50,16
persen dari total realisasi Belanja Kementerian Keuangan.
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja per Unit Eselon I dapat dilihat pada
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Unit Eselon I TA 2019 (Non BLU)
tabel berikut.
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 38
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I Tabel 40
TA 2019 (Termasuk BLU) Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I
TA 2019 (Non BLU)
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

302 303
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


Adapun perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja menurut Satker BLU dapat
Perbandingan antara Realisasi Belanja neto menurut unit Eselon I termasuk
dilihat pada tabel berikut.
satker BLU TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
07

07
-63- -64-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 41 B.2.1.2. Belanja Kementerian Keuangan Menurut Program


Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Unit Eselon I Realisasi
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) Belanja Neto Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2019 menurut Program dapat dilihat pada
TA 2019 tabel berikut ini.
(dalam ribuan rupiah) Menurut
Program Tabel 43
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program
TA 2019
(dalam ribuan rupiah)

Perbandingan realisasi Belanja neto satker BLU pada TA 2019 dan TA 2018
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 42
304 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Satker BLU 305
TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)

B.2.1.3. Belanja Kementerian Keuangan Menurut Jenis Belanja


Realisasi Belanja Kementerian Keuangan menurut Jenis Belanja terdiri dari Belanja
Belanja Neto
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

TA 2019 Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal. Perbandingan Pagu dan
Menurut Realisasi Belanja menurut Jenis Belanja dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis
Belanja
Tabel 44
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja

Sumber Daya Manusia


TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
07

07
-65- -66-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Perbandingan pagu dan realisasi Belanja menurut Jenis Belanja Kementerian Grafik 10
Keuangan baik satker BLU maupun Non BLU dapat dilihat pada tabel berikut. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja
TA 2019 (Termasuk BLU)
Tabel 45
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah)
TA 2019 (Termasuk BLU)

(dalam ribuan rupiah)

Adapun perbandingan pagu dan realisasi Belanja menurut Jenis Belanja per
satker BLU dapat dilihat pada tabel berikut. Komposisi Realisasi Belanja berdasarkan Jenis Belanja untuk TA 2019 juga
dapat dilihat pada grafik berikut.
Tabel 46
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU Menurut Jenis Belanja Grafik 11
TA 2019 Komposisi Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)

306 307
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Satker BLU yang memiliki Belanja Pegawai hanya PKN STAN. Adapun Belanja
Pegawai PNS pada satker BLU LPDP, BPDPKS, PIP, dan LMAN dibiayai oleh

Sumber Daya Manusia


satker kantor pusat unit eselon I satker BLU dan Belanja Gaji non PNS dibiayai Perbandingan Realisasi Belanja Kementerian Keuangan menurut Jenis Belanja
dari akun Belanja Barang. untuk TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja berdasarkan Jenis Belanja untuk Tabel 47
TA 2019 dapat dilihat pada grafik berikut. Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Jenis Belanja (Termasuk BLU)
TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
07

07
-67- -68-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

B.3. Belanja Pegawai Perbandingan antara realisasi Belanja Pegawai termasuk satker BLU TA 2019
dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Belanja Realisasi Belanja Pegawai Neto TA 2019 adalah sebesar
Pegawai
Rp21.460.995.199.786,00 atau 99,48 persen dari pagu yang ditetapkan dalam Tabel 49
Rp21,46
Triliun DIPA TA 2019 sebesar Rp21.572.228.899.000,00 dan jumlah Pengembalian Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Neto
Belanja Pegawai pada TA 2019 adalah sebesar Rp12.232.524.870,00. Apabila TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)

dibandingkan dengan TA 2018, realisasi Belanja Pegawai TA 2019 mengalami (dalam ribuan rupiah)
kenaikan sebesar Rp1.099.719.030.317,00 atau 5,40 persen. Adapun realisasi
Belanja Pegawai pada TA 2018 adalah sebesar Rp20.361.276.169.469,00.
Kenaikan Belanja Pegawai pada TA 2019 dibandingkan dengan TA 2018 dan
tingginya realisasi disebabkan antara lain:
1. Terdapat penerimaan pegawai baru pada akhir Tahun Anggaran 2018 yang
mengakibatkan meningkatnya Belanja Pegawai berupa gaji dan tunjangan
kinerja pada TA 2019.
2. Penyesuaian Gaji Pokok PNS sesuai Peraturan Pemerintah nomor 15 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai per Unit Eselon I dapat
Tahun 2019 tentang perubahan ke delapan belas atas Peraturan dilihat pada tabel berikut.
Pemerintah nomor 7 tahun 1977 tentang Gaji Pokok PNS.
Tabel 50
3. Peningkatan tunjangan kinerja pegawai karena kenaikan grade regular. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai Per Eselon I
TA 2019 (Termasuk BLU)
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 termasuk satker
(dalam ribuan rupiah)
BLU dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 48
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
308 309
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Komposisi Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 12
Komposisi Realisasi Belanja Pegawai
TA 2019

Sumber Daya Manusia


Satker BLU yang memiliki Belanja Pegawai hanya PKN STAN (BPPK). Adapun
Belanja Pegawai PNS pada satker BLU LPDP (Setjen), BPDPKS (DJPB), PIP
(DJPB), dan LMAN (DJKN) dibiayai oleh satker kantor pusat unit eselon I satker
BLU dan Belanja Gaji non PNS dibiayai dari akun Belanja Barang.
07

07
-69- -70-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

B.4. Belanja Barang Grafik 13


Belanja Komposisi Realisasi Belanja Barang
Barang Realisasi Belanja Barang Neto TA 2019 adalah sebesar TA 2019
Rp16,60 Rp16.605.824.448.271,00 yang berarti 73,21 persen dari pagu yang ditetapkan
Triliun dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp22.683.918.611.000,00 dan jumlah
Pengembalian Belanja Barang TA 2019 adalah sebesar Rp16.895.478.190,00.
Apabila dibandingkan dengan TA 2018, realisasi Belanja Barang TA 2019
mengalami penurunan sebesar Rp1.138.544.969.014,00 atau 6,42 persen.
Adapun realisasi Belanja Barang TA 2018 adalah sebesar
Rp17.744.369.417.285,00.

Penurunan realisasi Belanja Barang TA 2019 dibandingkan dengan TA 2018


dan rendahnya realisasi disebabkan antara lain:

1. Berkurangnya Belanja Barang operasional BLU BPDP Kelapa Sawit dalam


penyaluran pembiayaan selisih Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati
jenis biodiesel dengan Harga Indeks Pasar minyak jenis solar. Penurunan
Harga Indeks Pasar Biodiesel dan kenaikan Harga Indeks Pasar Solar
Perbandingan antara Realisasi Belanja Barang termasuk satker BLU TA 2019
menyebabkan selisih harga biodiesel yang dibayarkan menurun.
dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Terdapat event besar pada TA 2018 yaitu World Bank Annual Meeting Tabel 52
sehingga Belanja Barang Jasa pada TA 2018 lebih besar dari TA 2019. Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
3. Adanya implementasi Instruksi Menteri Keuangan nomor 346/MK.01/2017 (dalam ribuan rupiah)
tanggal 17 April 2017 tentang Gerakan Efisiensi Dalam Rangka Penguatan
Budaya Kementerian Keuangan.
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Barang termasuk satker BLU TA 2019
310 311
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 51
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Barang per unit eselon I termasuk
pada satker BLU dan Non BLU dapat dilihat pada tabel berikut.

Komposisi Belanja Barang TA 2019 dapat dilihat dalam grafik.


07

07
-71- -72-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 53 Berdasarkan tabel di atas, realisasi Belanja Barang BLU DJPB terdiri dari 2
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang Per Eselon I (dua) yaitu Belanja Barang BLU BPDP Kelapa Sawit dan BLU PIP. Realisasi
TA 2019 (Termasuk BLU) Belanja Barang BLU DJPB oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
(dalam ribuan rupiah) Sawit (BPDP Kelapa Sawit) turun signifikan sebesar Rp548.573.297.706,00
karena berkurangnya penyaluran pembiayaan selisih Harga Indeks Pasar
Bahan Bakar Nabati jenis biodiesel dengan Harga Indeks Pasar minyak jenis
solar. Penurunan Harga Indeks Pasar Biodiesel dan kenaikan Harga Indeks
Pasar Solar menyebabkan selisih harga biodiesel yang dibayarkan menurun.

Adapun penurunan pada Belanja Barang BLU pada Setjen oleh Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) terjadi karena berkurangnya belanja atas
pengelolaan endowment fund. Pengelolaan endowment fund merupakan
belanja penyaluran layanan beasiswa kepada penerima beasiswa, belanja atas
layanan riset, dan persiapan keberangkatan.

Pada TA 2019, BPDPKS telah menyalurkan dana Peremajaan Perkebunan


Kelapa Sawit (PPKS) kepada rekening pekebun (netto) sebesar
Rp2.247.944.362.500,00. Total dana yang disalurkan sejak 2016 s.d 2019
adalah sebesar Rp2.628.156.942.500,00. Dari dana yang telah disalurkan
BPDPKS tersebut, masih terdapat dana yang belum digunakan untuk
peremajaan mulai TA 2016 sampai dengan TA 2019 pada rekening pekebun
dan pada rekening escrow milik gabungan kelompok tani/kelompok
tani/koperasi/kelembagaan petani lainnya sebesar Rp1.840.047.799.709,00
dan penggunaan dana oleh pekebun yang belum diterima dokumen
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Barang per Unit Eselon I termasuk
pertanggungjawabannya oleh BPDPKS per 31 Desember 2019 sebesar
satker BLU dapat dilihat pada tabel berikut.
312
Rp258.776.272.591,00. 313
Tabel 54
Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto Per Eselon I Atas dana yang telah dicairkan dari rekening escrow maupun pekebun tersebut,
TA 2019 dengan TA 2018 (Termasuk BLU)
sesuai laporan Ditjen Perkebunan - Kementerian Pertanian telah dilaksanakan
(dalam ribuan rupiah)
untuk tumbang chipping seluas 35.548,3171 ha dan penanaman kelapa sawit
seluas 20.174,4364 ha.

B.5. Belanja Modal


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Belanja Realisasi Belanja Modal Neto Kementerian Keuangan TA 2019 adalah sebesar
Modal
Rp1.479.233.420.342,00 yang berarti 77,96 persen dari pagu yang ditetapkan
Rp1,479
Triliun dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp1.897.391.691.000,00 dan Pengembalian
Belanja Modal TA 2019 sebesar Rp14.490.008,00. Apabila dibandingkan

Sumber Daya Manusia


dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal TA 2019 mengalami penurunan
sebesar Rp315.589.081.569,00 atau 17,58 persen. Adapun realisasi Belanja
Modal TA 2018 sebesar Rp1.794.822.501.911,00.

Penurunan Belanja Modal TA 2019 dibandingkan dengan TA 2018 terjadi


karena pengadaan Peralatan dan Mesin untuk kantor baru pada DJP dan DJPB
telah direalisasikan pada TA 2018. Adapun rendahnya realisasi Belanja Modal
secara keseluruhan disebabkan oleh adanya kendala dalam pengadaan
Gedung dan Bangunan pada Setjen dan Pengembangan Core Tax pada DJP.

Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Modal termasuk satker BLU TA 2019
dapat dilihat pada tabel berikut.
07

07
-73- -74-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 55 Tabel 56
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto
TA 2019 (Termasuk BLU) TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

Perbandingan Realisasi Belanja Modal per Unit Eselon I TA 2019 dapat dilihat
Komposisi Belanja Modal termasuk satker BLU TA 2019 dapat dilihat pada grafik
pada tabel berikut.
berikut.
Tabel 57
Grafik 14 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto Per Eselon I
Komposisi Belanja Modal TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)

314 315
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Sumber Daya Manusia


Perbandingan antara Realisasi Belanja Modal termasuk satker BLU TA 2019
dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Modal per unit eselon I satker BLU
dan Non BLU dapat dilihat pada tabel berikut.
07

07
-75- -76-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 58 B.5.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan


Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal
TA 2019 (Termasuk BLU) Belanja Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Neto TA 2019 adalah sebesar
Modal
(dalam ribuan rupiah) Gedung dan Rp446.392.608.437,00 yang berarti 78,29 persen dari pagu yang ditetapkan
Bangunan dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp570.154.703.000,00. Apabila dibandingkan
Rp446,39
Miliar dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2019
mengalami penurunan sebesar Rp23.834.635.754,00 atau 5,07 persen.
Penurunan dan rendahnya realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
disebabkan oleh adanya kendala pembangunan gedung pada GKN Mamuju
Setjen.

B.5.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan


Belanja Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Neto TA 2019 adalah
Modal Jalan,
Irigasi, dan sebesar Rp1.472.364.190,00 yang berarti 90,41 persen dari pagu yang
Jaringan ditetapkan dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp1.628.563.000,00. Apabila
Rp1,472 dibandingkan dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan
Miliar
Jaringan TA 2019 mengalami penurunan sebesar Rp4.899.345.920,00 atau
76,89 persen. Penurunan realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
disebabkan oleh selesainya pengerjaan jaringan pada KPPBC Jakarta dan KPP
Pratama Muara Teweh.

B.5.5. Belanja Modal Lainnya


Belanja
Modal Realisasi Belanja Modal Lainnya Neto TA 2019 adalah sebesar
Lainnya
B.5.1. Belanja Modal Tanah Rp158.759.340.727,00 yang berarti 39,08 persen dari pagu yang ditetapkan
Rp158,75
316 Miliar dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp406.285.030.000,00. Apabila dibandingkan 317
Belanja Realisasi Belanja Modal Tanah Neto TA 2019 adalah sebesar
Modal Tanah dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2019 mengalami
Rp59,25 Rp59.257.848.750,00 yang berarti 99,99 persen dari pagu yang ditetapkan
penurunan sebesar Rp25.068.746.001,00 atau 13,64 persen. Penurunan dan
Miliar dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp59.259.242.000,00. Apabila dibandingkan
rendahnya realisasi Belanja Modal Lainnya disebabkan oleh belum selesainya
dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal TA 2019 mengalami kenaikan
pengembangan core-tax DJP dan pengembangan SAKTI di DJPB.
sebesar Rp33.542.680.030,00 atau 130,44 persen. Realisasi Belanja Modal
Tanah pada TA 2019 terdiri dari pengadaan tanah pada satker Kanwil DJBC
Sumatera Bagian Barat sebesar Rp52.568.753.064,00, KPP Pratama Balige B.5.6. Belanja Modal BLU
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

sebesar Rp5.304.250.625,00, Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Utara sebesar Belanja Realisasi Belanja Modal BLU Neto TA 2019 adalah sebesar
Rp1.384.845.061,00. Modal BLU Rp30.484.869.933,00 yang berarti 96,34 persen dari pagu yang ditetapkan
Rp30,48
B.5.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Miliar
dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp31.644.052.000,00. Apabila dibandingkan
dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal BLU TA 2019 mengalami kenaikan
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Neto TA 2019 adalah sebesar

Sumber Daya Manusia


Belanja sebesar Rp20.288.235.493,00 atau 198,97 persen. Realisasi Belanja Modal
Modal Rp782.866.388.305,00 yang berarti 94,50 persen dari pagu yang ditetapkan
Peralatan BLU terbesar senilai Rp22.026.462.072,00 terdapat pada BLU LMAN yang
dan Mesin dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp828.420.101.000,00. Apabila dibandingkan digunakan diantaranya untuk kegiatan renovasi gedung kantor.
Rp782,86 dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2019
Miliar
mengalami penurunan sebesar Rp315.617.269.417,00 atau 28,73 persen.
Penurunan Belanja Modal Peralatan dan Mesin disebabkan oleh pengadaan
Peralatan dan Mesin untuk kantor baru pada DJP dan DJPB telah direalisasikan
pada TA 2018.
07

07
-77- -78-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA


Tabel 60
C.1. Aset Lancar Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Aset Lancar
Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing- (dalam ribuan rupiah)
Rp77,18
Triliun. masing sebesar Rp77.189.737.072.745,34 dan Rp64.144.482.579.394,00 naik Kenaikan/
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 %
sebesar Rp13.045.254.493.351,34 atau naik 20,34 persen dari tahun (Penurunan)
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.886.035 2.175.223 (289.188) (13,29)
sebelumnya. Aset Lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat
Kas di Bendahara Pengeluaran TUP 324.873 137.817 187.056 135,73
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12)
Jumlah 2.210.908 2.313.040 (102.132) (4,42)
bulan sejak tanggal pelaporan.
Atas Kas di Bendahara Pengeluaran sisa UP senilai Rp1.886.035.370,00
Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 disajikan
tersebut telah disetor ke kas negara senilai Rp20.352.731,00, senilai
pada tabel berikut.
Rp1.542.861.576,000,00 yang merupakan saldo pada satuan kerja perwakilan
Tabel 59 DJBC di luar negeri diperhitungkan dengan UP Tahun Anggaran 2020, dan
Aset Lancar sisanya senilai Rp322.821.063,00 merupakan saldo kas untuk keperluan
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 transaksi VAT Refund For Tourist pada Kantor Pelayanan Pajak. Atas Kas di
(dalam ribuan rupiah) Bendahara Pengeluaran sisa TUP senilai Rp324.872.694,00 seluruhnya telah
Kenaikan
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 % disetor ke kas negara. Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada per
(Penurunan)
unit eselon I disajikan pada lampiran.
Kas di Bendahara Pengeluaran 2.210.908 2.313.040 (102.131) (4,42)
Kas di Bendahara Penerimaan 5.041.393 3.658.058 1.383.336 37,82 Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada per unit eselon I disajikan
Kas Lainnya dan Setara Kas 454.064.488 363.024.058 91.040.431 25,08 pada lampiran.
Kas pada Badan Layanan Umum 19.207.516.720 22.717.545.215 (3.510.028.494) (15,45)
C.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek BLU 7.652.521.798 2.592.473.339 5.060.048.460 195,18
Kas di
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) 2.511.562.703 403.999.654 2.107.563.050 521,67 Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Bendahara
Uang muka belanja (prepayment) 3.556.619 3.191.964 364.656 11,42 Penerimaan
masing-masing sebesar Rp5.041.393.082,88 dan Rp3.658.057.948,00, naik
318 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 528.706.458 547.460.257 (18.753.798) (3,43) Rp5,04 sebesar Rp1.383.335.134,88 atau 37,82 persen dari tahun sebelumnya. Kas di 319
Piutang Perpajakan (Netto) 46.364.755.727 36.989.612.360 9.375.143.368 25,35 Miliar Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank
Piutang Bukan Pajak (Netto) 30.748.059 60.492.573 (29.744.513) (49,17) yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR (Netto) 306.745 237.994 68.752 28,89 sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan
Piutang dari Kegiatan Operasional BLU (Netto) 71.012.985 91.851.435 (20.838.449) (22,69) Negara Bukan Pajak dan Penerimaan Perpajakan. Atas Kas di Bendahara
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU (Netto) 0 79.604 (79.603) (100,00) Penerimaan pada Satuan Kerja lingkup DJKN senilai Rp2.678.898.448,88 dan
Persediaan 357.732.470 368.543.028 (10.810.557) (2,93) pada Satuan Kerja lingkup DJBC senilai Rp2.362.494.634,00.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Jumlah 77.189.737.073 64.144.482.579 13.045.254.494 20,34 Rincian saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada per unit eselon I disajikan
pada lampiran.
C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas
Kas di
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan menjadi Kas Lainnya
Bendahara Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang

Sumber Daya Manusia


dan Setara
Pengeluaran 2018 masing-masing sebesar Rp454.064.488.256,83 dan
Kas Rp454
Rp2,21 Persediaan/ Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) yang belum
Miliar Rp363.024.058.349,00, naik sebesar Rp91.040.429.907,83 atau 25,08 persen
Miliar dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal
dari tahun sebelumnya. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada
neraca.
Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas pada Bendahara
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada Kementerian Keuangan per Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan satker, dan kas lainnya di
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar BLU.
Rp2.210.908.064,00 dan Rp2.313.040.226,00, turun sebesar
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut.
Rp102.132.162,00 atau (4,42) persen dari tahun sebelumnya.
Rincian posisi Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 adalah sebagai berikut.
07

07
-79- -80-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 61 sehingga tertolak oleh sistem pembayaran. Proses pembayaran kembali telah
Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas dilaksanakan pada bulan Januari 2020.
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
Rincian atas Kas Lainnya dan Setara Kas pada unit eselon I disajikan dalam
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ lampiran.
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) C.1.4. Kas pada Badan Layanan Umum
Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 84.390.999 63.280.335 21.110.664 33,36
Kas pada
Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan 350.372.222 296.211.335 54.160.887 18,28
Kas pada Badan Layanan Umum per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
BLU Rp19,2
Triliun 2018 adalah masing-masing sebesar Rp19.207.516.720.261,00 dan
Kas Lainnya di BLU 18.176.249 3.532.388 14.643.861 414,56
Rp22.717.545.215.069,00, turun sebesar Rp3.510.028.494.808,00 atau
Kas Lainnya di Kementerian Negara/
1.125.018 0 1.125.018 0 (15,45) persen dari tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut.
Lembaga dari Hibah
Jumlah 454.064.488 363.024.058 91.040.430 25,08 Tabel 63
Perbandingan Kas pada BLU
Nilai Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan terbesar berasal dari DJBC yaitu per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
sebesar Rp191.617.089.974,10 yang merupakan kas yang berada di bawah (dalam ribuan rupiah)
tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang bukan merupakan hak DJBC dan 31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Uraian %
tidak dapat diakui sebagai pendapatan DJBC, berasal dari: 2019 2018 (Penurunan)
Kas dan Bank - BLU 2.056.771.693 1.459.447.243 597.324.450 40,93
- Pendapatan Pajak yang dipungut oleh DJBC dan belum disetorkan ke kas
Setara kas Lainnya - BLU 17.150.745.027 21.258.097.972 (4.107.352.945) (19,32)
negara.
Jumlah 19.207.516.720 22.717.545.215 (3.510.028.495) (15,45)
- Sisa hasil lelang yang bukan merupakan hak pemerintah yang belum
diambil oleh pemiliknya. Kas dan Bank – BLU merupakan kas yang dimiliki BLU untuk melakukan
- Jaminan dalam bentuk Tunai dalam rangka kepabeanan, antara lain kegiatan operasionalnya pada PIP, LPDP, BPDPKS, LMAN, dan PKN STAN.
jaminan impor sementara, keberatan dan rush handling.
- Bunga dan Jasa Giro yang masih ada pada rekening Bendahara Rincian kas pada BLU per unit BLU disajikan sebagai berikut.
Penerimaan walaupun telah menerapkan Treasury Notional Pooling (TNP).
Tabel 64
320 - Saldo kas yang tidak teridentifikasi baik di rekening Bendahara Penerimaan Rincian kas pada BLU per unit BLU 321

maupun di rekening jaminan. per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018


(dalam ribuan rupiah)
Nilai Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan yang berasal dari DJKN yaitu
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
sebesar Rp158.755.132.525,73 berasal dari: Uraian %
2019 2018 (Penurunan)
- Dana pihak ketiga yang belum dipindahbukukan/ditransfer ke pihak yang PIP 219.458.478 245.805.093 (26.346.615) (10,72)
berhak (Uang Jaminan Lelang yang belum diambil dan hasil bersih lelang). LPDP 558.686.674 104.356.341 454.330.333 435,36
- BPDPKS 16.357.770.984 20.922.093.871 (4.564.322.887) (21,82)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Dana yang masih dalam proses identifikasi dan konfirmasi.


- Dana yang berasal dari Kredit Nota dan setoran yang tidak teridentifikasi LMAN 1.945.772.532 1.345.865.104 599.907.428 44,57
PKN-STAN 125.828.053 99.424.806 26.403.247 26,56
Rincian Kas Lainnya di BLU per unit BLU disajikan sebagai berikut.
Jumlah 19.207.516.720 22.717.545.215 (3.510.028.495) (15,45)
Tabel 62
Dalam Kas dan Bank BLU BPDPKS senilai Rp16.357.770.984.024,00 terdapat

Sumber Daya Manusia


Perbandingan Rincian Kas Lainnya di BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
dana cadangan BPDPKS sebesar Rp2.094.000.000.000,00. Dana cadangan
(dalam ribuan rupiah) pada BPDPKS adalah Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang dialokasikan
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ sebagai cadangan untuk menunjang program di tahun anggaran berikutnya.
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) Alokasi dana cadangan ditetapkan oleh Komite Pengarah setiap tahun.
BPDPKS 14.559.631 708.489 13.851.142 1.955,03 Penggunaan dana cadangan yang belum ditetapkan secara khusus oleh Komite
LMAN 3.616.618 2.823.899 792.719 28,07
Pengarah dan belum digunakan untuk dana program atau penyaluran, dana
Jumlah 18.176.249 3.532.388 14.643.861 414,56
tersebut akan diinvestasikan dalam investasi jangka Panjang.

Kas Lainnya di BLU BPDPKS sebesar Rp14.559.631.289,00 merupakan dana Rincian atas Kas di BLU pada unit eselon I disajikan dalam lampiran.
pihak ketiga yang belum terselesaikan proses pembayarannya s.d. bulan
Desember 2019 karena kesalahan input nama/nomor rekening penerima
07

07
-81- -82-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.1.5. Investasi Jangka Pendek pada Badan Layanan Umum menjadi diakui pada saat Pekebun telah menggunakan dana tersebut untuk
Investasi
kegiatan peremajaan kelapa sawit dan mempertanggungjawabkannya.
Investasi Jangka Pendek pada BLU per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Jangka
Pendek BLU 2018 masing-masing sebesar Rp7.652.521.798.124,00 dan Belanja Dibayar Dimuka pada BPDPKS terdiri dari saldo dana pada rekening
Rp7,65 Rp2.592.473.339.265,00, naik sebesar Rp5.060.048.458.859,00 atau 195,18 Pekebun dan rekening Kelompok Tani masing-masing sebesar
Triliun persen dari periode sebelumnya. Investasi Jangka Pendek pada BLU Rp752.089.613.360,00 dan Rp1.087.958.186.349,00 ditambah dengan
merupakan deposito yang jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) penggunaan dana sebesar Rp258.776.272.591,00 yang belum diterima
bulan sampai 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan dan surat berharga dokumen pertanggungjawabannya oleh BPDPKS per 31 Desember 2019.
yang mudah diperjualbelikan. Rincian saldo dana pada rekening Pekebun dan rekening Kelompok Tani per
31 Desember 2019 berdasarkan tahun penyaluran disajikan sebagai berikut:
Rincian atas Investasi Jangka Pendek pada BLU per unit BLU disajikan sebagai
berikut. Dana di Penyaluran Tahun Jumlah
Rekening 2016 2017 2018 2019
Pekebun
Tabel 65
6.350.000.000 - 11.276.382.280 734.463.231.080 752.089.613.360
Perbandingan Rincian Investasi Jangka Pendek BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Kelompok
- 4.136.303.998 36.690.383.255 1.047.131.499.096 1.087.958.186.349
(dalam ribuan rupiah) Tani
Uraian
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
% Jumlah 6.350.000.000 4.136.303.998 47.966.765.535 1.781.594.730.176 1.840.047.799.709
2019 2018 (Penurunan)
LPDP 1.122.359.944 0 1.122.359.944 0
BPDPKS 192.113.400 0 192.113.400 0
Rincian Belanja Dibayar Dimuka berdasarkan unit eselon I disajikan pada
LMAN 6.092.243.361 2.592.473.339 3.499.770.022 135,00 lampiran.
PIP 245.805.093 0 245.805.093 0
Jumlah 7.652.521.798 2.592.473.339 5.060.048.459 195,18 C.1.7. Uang Muka Belanja
Uang Muka
Belanja Uang Muka Belanja (prepayment) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Rp3,55 2018 masing-masing adalah sebesar Rp3.556.618.919,00 dan
C.1.6. Belanja Dibayar di Muka Miliar Rp3.191.963.782,00, naik sebesar Rp364.655.137,00 atau 11,42 persen dari
322 Belanja
Belanja Dibayar di Muka per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 tahun sebelumnya. Uang Muka Belanja merupakan pembayaran awal atas 323
Dibayar di
masing-masing adalah sebesar Rp2.511.562.702.712,00 dan perolehan barang/jasa yang akan dilunasi dalam jangka waktu tertentu setelah
Muka
Rp2,51 Rp403.999.653.767,00, naik sebesar Rp2.107.563.048.945,00 atau 521,67 diterimanya barang/jasa sesuai perjanjian pelunasan.
Triliun
persen dari tahun sebelumnya. Belanja Dibayar di muka merupakan hak yang Rincian Uang Muka Belanja berdasarkan unit eselon I disajikan pada lampiran.
masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa
telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima C.1.8. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
seluruhnya dengan rincian sebagai berikut. Pendapatan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

yang Masih Pendapatan yang Masih Harus Diterima per 31 Desember 2019 dan
Tabel 66 Harus 31 Desember 2018 masing-masing adalah sebesar Rp528.706.457.547,00 dan
Perbandingan Rincian Belanja Dibayar di Muka Diterima Rp547.460.256.932,00 turun sebesar Rp18.753.799.385,00 atau (3,43) persen
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Rp528,7
Miliar dari tahun sebelumnya. Pendapatan yang Masih Harus Diterima merupakan
(dalam ribuan rupiah)
hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diterima
31 Desember

Sumber Daya Manusia


31 Desember Kenaikan/
Uraian % tagihannya.
2019 2018 (Penurunan)
Belanja Barang yang Dibayar Dimuka 2.511.535.604 401.795.010 2.109.740.594 525,08 Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima per Eselon I disajikan pada
Belanja Modal yang Dibayar Dimuka 27.099 2.204.644 (2.177.545) (98,77) lampiran.
Jumlah 2.511.562.703 403.999.654 2.107.563.049 521,67 C.1.9. Piutang Perpajakan

Terdapat kenaikan Belanja Barang Dibayar Dimuka signifikan yang disebabkan Piutang Jumlah Piutang Perpajakan Bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
oleh adanya perubahan titik pengakuan beban pada kegiatan penyaluran dana Perpajakan 2018 sebesar Rp94.699.061.189.535,00 dan Rp81.477.055.227.031,00, naik
Rp94,70 sebesar Rp13.222.005.962.504,00 atau 16,23 persen dari tahun sebelumnya.
Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit (PPKS) BPDPKS DJPB sebesar Triliun
Rp2.098.824.072.300,00 sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepakatan Final Jumlah tersebut merupakan piutang negara kepada Wajib Pajak berupa pajak
antara Kementerian Keuangan dan BPK. Pengakuan beban yang semula diakui berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, namun
pada saat Surat Keputusan Dirut BPDPKS tentang Penerima Dana PPKS terbit sampai dengan tanggal neraca belum mendapat pelunasan.
07

07
-83- -84-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Perubahan saldo Piutang Perpajakan yang signifikan jika dibandingkan dengan pelunasan piutang tahun pajak sebelumnya melalui pemindahbukuan oleh
TA 2018 antara lain karena adanya kenaikan saldo pada Piutang Cukai dan Bea Direktorat Jenderal Anggaran.
Meterai sebesar Rp8.588.081.733.696,00, dan nilai saldo Piutang Pajak PPh
3. Untuk Piutang Pajak lainnya dan Piutang Bunga Penagihan PPh terjadi
Non Migas naik sebesar Rp6.208.882.149.222,00.
kenaikan karena adanya keputusan/putusan upaya hukum yang
Rincian Piutang Perpajakan Bruto berdasarkan jenis disajikan sebagai berikut. menambah nilai piutang dan piutang inkracht, sedangkan untuk Piutang
Bunga Penagihan PPN, dan Bunga Penagihan PPn BM terjadi penurunan
Tabel 67 karena ketetapan induk atas kohir tersebut telah daluwarsa.
Rincian Piutang Pajak Per Jenis
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Rincian Piutang Perpajakan per eselon I disajikan sebagai berikut.
(dalam ribuan rupiah)
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ Tabel 68
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) Rincian Piutang Perpajakan Per Eselon I
Piutang Pajak PPh Non Migas 30.435.164.968 24.226.282.818 6.208.882.150 25,63 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
Piutang Pajak PPN 24.748.525.693 24.061.126.456 687.399.237 2,86
Kenaikan/
Piutang Pajak PPnBM 418.059.962 506.938.435 (88.878.473) (17,53) Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 %
(Penurunan)
Piutang Pajak PBB dan BPHTB 6.626.561.565 7.968.671.988 (1.342.110.423) (16,84)
Piutang Perpajakan
Piutang Cukai dan Bea Meterai 17.501.473.662 8.913.391.928 8.588.081.734 96,35 DJP 72.630.633.482.223 68.090.740.725.765 4.539.892.756.458 6,67
Piutang Pajak Lainnya 10.813.279.461 11.704.776.608 (891.497.147) (7,62) DJBC 22.068.427.707.312 13.386.314.501.266 8.682.113.206.046 64,86
Piutang Pajak Perdagangan Internasional 4.124.104.112 4.030.766.089 93.338.023 2,32 Jumlah 94.699.061.189.535 81.477.055.227.031 13.222.005.962.504 16,23
Piutang Bea Masuk Tindakan 31.891.767 65.100.905 (33.209.138) (51,01) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan
Jumlah 94.699.061.190 81.477.055.227 13.222.005.963 16,23 DJP (44.894.689.751.448) (41.098.667.934.037) (3.796.021.817.411) 9,24
DJBC (3.439.615.711.541) (3.388.774.933.317) (50.840.778.224) 1,50
Kenaikan Piutang Cukai dan Bea Meterai yang signifikan pada unit Eselon I Jumlah (48.334.305.462.989) (44.487.442.867.354) (3.846.862.595.635) 8,65
DJBC sebesar 96,35 persen dikarenakan adanya perbedaan batas waktu jatuh
324 Piutang Perpajakan (Netto) 325
tempo penundaan pembayaran cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir
Barang Kena Cukai yang Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan
DJP 27.735.943.730.775 26.992.072.791.728 743.870.939.047 2,76
Pita Cukai sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor DJBC 18.628.811.995.771 9.997.539.567.949 8.631.272.427.822 86,33
57/PMK.04/2017, yaitu pada tahun 2018 mengatur bahwa pemesanan pita Jumlah 46.364.755.726.546 36.989.612.359.677 9.375.143.366.869 25,35
cukai sampai dengan tanggal 15 Desember 2018, jatuh temponya tanggal
31 Desember 2018 sedangkan tahun 2019 pemesanan pita cukai yang Jumlah Piutang Pajak Bruto Per 31 Desember 2019 pada DJP sebesar
dilakukan pada bulan Desember 2019 dapat dilunasi setelah tanggal Rp72.630.633.482.223,00. Saldo piutang tersebut berdasarkan laporan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

31 Desember 2019. Perkembangan Piutang Pajak (LP3) yang merupakan hasil generate dengan
data sumber dari Sistem Informasi DJP pada tanggal 10 April 2020 dan hasil
Kenaikan dan penurunan Piutang Perpajakan pada Unit Eselon I DJP yaitu perhitungan atas mutasi Piutang Pajak dari transaksi setelah tanggal neraca
sebagai berikut: (subsequent event) sampai dengan 31 Mei 2020 untuk posisi saldo per 31
Desember 2019.

Sumber Daya Manusia


1. Untuk Piutang Pajak PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh
Pasal 25 OP, PPh Pasal 25 Badan, PPh Final (Pasal 4 ayat 2), dan PPN
Rincian mutasi piutang pajak DJP per 31 Desember 2019 adalah sebagai
terjadi kenaikan karena terdapat penerbitan kohir baru yang cukup
berikut.
signifikan sebagai efek kegiatan pemeriksaan/penelitian serta adanya
penambahan kohir inkracht dan upaya hukum. Sedangkan untuk PPh
Pasal 26 terjadi penurunan karena terdapat pelunasan melalui
pembayaran MPN oleh Wajib Pajak dan penyelesaian melalui upaya
hukum.
2. Untuk Piutang PBB terjadi kenaikan pada Piutang PBB Kehutanan,
Perkebunan, Pertambangan Non Migas, dan PBB Lainya karena adanya
penerbitan SPPT yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak. Sedangkan untuk
Piutang PBB Pertambangan Migas terjadi penurunan karena terdapat
07

07
-85- -86-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 69 Pembayaran Pajak), hasil putusan hukum yang mengurangi piutang,


Mutasi Piutang Perpajakan DJP ketetapan pajak yang telah jatuh tempo dan mengurangi piutang,
per 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 perpindahan antar KPP, dan konversi mata uang asing yang mengurangi
nilai piutang (realized loss & unrealized loss), penghapusan piutang sesuai
(dalam rupiah)
Keputusan Menteri Keuangan (hapus tagih), dan perhitungan lebih bayar
No. Uraian Nilai (PLB); dan (2) Pengurangan dari transaksi tahun sebelumnya yang baru
1 SALDO_AWAL Rp 68.090.740.725.782 diakui pada tahun berjalan (pengurang lain dan pengurang periode lalu).
2 PIUTANG HAPUS_BUKU_AWAL Rp 23.545.731.800.088 3. Pengakuan Piutang atas Surat Ketetapan Pajak (SKP)
3 JUMLAH PIUTANG AWAL SELURUHNYA (1+2) Rp 91.636.472.525.870
Piutang pajak pada DJP terbentuk dengan adanya penerbitan ketetapan
4 PENAMBAH PIUTANG
pajak oleh DJP atas kewajiban Wajib Pajak (WP). Ketetapan pajak yang
KOHIR_TERBIT Rp 59.376.467.760.731
telah disetujui oleh WP dicatat sebagai penambah piutang pajak,
PUTUSAN UH MENAMBAH Rp 2.615.033.957.623
sedangkan ketetapan pajak yang belum disetujui oleh WP belum dicatat
PIUTANG_INCRAHT Rp 43.331.943.532.801
PENAMBAH LAIN Rp 23.626.369.813.090
sebagai penambah piutang pajak karena WP diberikan waktu untuk
PINDAH_MASUK Rp 1.682.625.438.734 melakukan upaya hukum atas ketetapan pajak yang diterimanya sesuai
UNREALIZED GAIN Rp - ketentuan yang berlaku. Jika dalam waktu yang diberikan WP tidak
REALIZED GAIN Rp 16.667.966.448 melakukan upaya hukum atau terdapat putusan hukum inkrah yang
JUMLAH PENAMBAH PIUTANG Rp 130.649.108.469.427 berdampak pada penambahan piutang, maka atas ketetapan pajak
tersebut akan diakui sebagai penambah piutang pajak.
5 PENGURANG PIUTANG Dalam pelaksanaan proses upaya hukum tersebut, WP dapat melakukan
MPN Rp 60.672.642.981.232 pembayaran terlebih dahulu atas ketetapan pajak yang telah disetujui
PBK Rp 12.727.581.092.945 maupun yang belum disetujui. Jika keputusan upaya hukum menghasilkan
SKPKPP Rp 7.905.984.965.193
nilai ketetapan pajak lebih kecil dari ketetapan pajak awal, maka akan
KURANG_PUTUSAN Rp 43.006.627.392.087
dilakukan penyesuaian pada akun piutang pajak untuk ketetapan pajak
KURANG_INCRAHT Rp -
terkait dengan mencatat sebagai penghitungan lebih bayar atas ketetapan
UNREALIZED LOSS Rp 178.498.659.360
pajak tersebut.
REALIZED LOSS Rp 50.401.829.676
326 PENGURANG LAIN Rp 4.223.191.499.377 327
Dari nilai Piutang Perpajakan Kementerian Keuangan bruto sebesar
PENGURANG PERIODE LALU Rp 29.428.835.934.898
Rp94.699.061.189.535,00 terdapat Penyisihan Piutang Perpajakan sebesar
PINDAH_KELUAR Rp 1.682.625.438.734
HAPUS Rp 3.210.299.903.446 Rp48.334.305.462.989,00 sehingga nilai Piutang Perpajakan bersih yang
PLB Rp (45.341.638.111.061) diperkirakan dapat direalisasikan (Net Realizable Value) adalah sebesar
JUMLAH PENGURANG PIUTANG Rp 117.745.051.585.887 Rp46.364.755.726.546.
6 SALDO AKHIR SEBELUM HAPUS BUKU (3+4-5) Rp 104.540.529.409.410
Dalam menghitung Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Perpajakan di
7 HAPUS BUKU 2019 Rp 31.909.895.927.163
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

atas, terdapat nilai sitaan/jaminan yang dikurangkan dari nilai piutang sebagai
8 SALDO PIUTANG SETELAH HAPUS BUKU (6-7) Rp 72.630.633.482.247
dasar perhitungan nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Perpajakan.
9 PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH Rp 44.894.689.751.334
10 SALDO PIUTANG NETTO Rp 27.735.943.730.913 Nilai estimasi aset Wajib Pajak yang dilakukan penyitaan yang belum dilakukan
Keterangan: terdapat selisih pembulatan nilai akun Piutang Pajak pada aplikasi E-Rekon LK dengan LP3 DJP
penjualan secara lelang, dan atau penjualan yang dikecualikan dari lelang per
31 Desember 2019 sebagai pengurang nilai Piutang untuk perhitungan nilai

Sumber Daya Manusia


1. Mutasi Tambah Piutang Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah sebesar Rp140.901.141.332,00
Mutasi tambah piutang terdiri dari (1) penambahan dari transaksi tahun pada DJP dan Rp2.213.438.000,00 pada DJBC.
berjalan yaitu penerbitan kohir (ketetapan pajak), hasil putusan hukum yang Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan per jenis disajikan
menambah piutang, ketetapan pajak yang telah jatuh tempo dan sebagai berikut.
menambah piutang, perpindahan antar KPP, dan konversi mata uang asing
yang menambah nilai piutang (realized gain & unrealized gain); dan (2)
penambahan dari transaksi tahun sebelumnya yang baru diakui pada tahun
berjalan (penambah lain).
2. Mutasi Kurang Piutang
Mutasi kurang piutang terdiri dari (1) pengurangan dari transaksi tahun
berjalan yaitu pembayaran piutang (MPN), Pemindahbukuan, kompensasi
07

07
dari pembayaran restitusi (Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan
-87- -88-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 70
Tabel 72
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan Per Jenis
Rincian Penjelasan Perubahan Status Daluwarsa TA 2018
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
(dalam ribuan rupiah)
NILAI 31 DESEMBER 2018
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ KETERANGAN PERUBAHAN NILAI
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) SEMULA MENJADI
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - BELUM 2.709.227.846 -
(19.093.073.805) (15.608.454.940) (3.484.618.866) 22,33
Piutang Pajak PPh Non Migas DALUWARSA PENAGIHAN DALUWARSA PENAGIHAN 21.387.903.670.504 24.994.056.668.003
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - DALUWARSA PENETAPAN 4.240.302.506 6.429.107.474
(13.589.170.171) (12.910.651.974) (678.518.196) 5,26
Piutang Pajak PPN
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - TOTAL DALUWARSA PENAGIHAN 21.394.853.200.856 25.000.485.775.477 3.605.632.574.621
(327.960.650) (452.316.382) 124.355.732 (27,49)
Piutang Pajak PPnBM
BELUM 8.105.103.176 -
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -
(3.491.773.939) (2.692.417.812) (799.356.127) 29,69 DALUWARSA PENETAPAN DALUWARSA PENAGIHAN 50.000 50.000
Piutang Pajak PBB dan BPHTB
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - DALUWARSA PENETAPAN 2.142.773.446.058 2.038.294.229.466
(166.669.071) (157.090.888) (9.578.183) 6,10
Piutang Cukai dan Bea Materai
TOTAL DALUWARSA PENETAPAN 2.150.878.599.234 2.038.294.279.466 -112.584.319.768
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -
(8.518.179.658) (9.561.022.376) 1.042.842.718 (10,91)
Piutang Pajak Lainnya
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - TOTAL DALUWARSA 23.545.731.800.090 27.038.780.054.943 3.493.048.254.853
Piutang Pajak Perdagangan Internasional (3.147.478.169) (3.105.488.495) (41.989.674) 1,35

Jumlah (48.334.305.463) (44.487.442.867) (3.846.862.596) 8,65 Terdapat penambahan piutang daluwarsa tahun berjalan sebesar
Rp4.871.115.872.222,00 dengan rincian sebagaimana tabel berikut.
Nilai Piutang Perpajakan daluwarsa per 31 Desember 2019 sebesar
Rp31.909.895.927.163,00 mengalami kenaikan Rp8.364.164.127.074,00 dari Tabel 73
Rincian Penambahan Piutang Pajak Status Daluwarsa per Jenis Pajak
saldo 31 Desember 2018 sebesar Rp23.545.731.800.089,00 sebagaimana
per 31 Desember 2019
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. (dalam rupiah)
DALUWARSA DALUWARSA
Tabel 71 JENIS PAJAK JUMLAH
Rincian Piutang Pajak Daluwarsa
PENAGIHAN PENETAPAN
328 per 31 Desember 2019 329
PPh Psl. 21 132.720.626.664 71.899.266 132.792.525.930
Kenaikan/ % Naik/ PPh Psl. 22 10.464.206.141 1.317.300.218 11.781.506.359
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Penurunan) (Turun) PPh Psl. 23 160.191.669.852 58.709.373 160.250.379.225
Piutang Pajak Daluwarsa 31.909.895.927.163 23.545.731.800.089 8.364.164.127.074 35,52 PPh Psl. 25 Badan 0 67.563.171 67.563.171
PPh Psl. 25 OP 0 17.813.773 17.813.773
Atas saldo Piutang Pajak status daluwarsa tersebut telah dihapusbukukan PPh Psl. 26 90.124.468.941 0 90.124.468.941
seluruhnya. Pada tahun 2019, terdapat perubahan status daluwarsa piutang PPh Psl.4 Ayat (2) 110.097.452.958 378.303.709 110.475.756.667
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

atas saldo Piutang Pajak daluwarsa tahun 2018 yang semula sebesar PPN 0 21.636.596.445 21.636.596.445
Rp23.545.731.800.089,00 menjadi sebesar Rp27.038.780.054.943,00, atau PPn BM 206.978.922.939 0 206.978.922.939
mengalami kenaikan sebesar Rp3.493.048.254.853,00 karena adanya Bunga Penagihan PPh 472.043.930.931 186.800.753.995 658.844.684.926
penghitungan kembali daluwarsa Piutang Pajak sebagaimana dijelaskan pada Bunga Penagihan PPN 1.224.921.823.681 8.693.968.631 1.233.615.792.312
tabel berikut.

Sumber Daya Manusia


Bunga Penagihan PPnBM 19.140.541.644 0 19.140.541.644
PBB Kehutanan 112.941.504.248 0 112.941.504.248
PBB Perkebunan 227.798.659.706 557.004.426 228.355.664.132
PBB Pertambangan Migas 1.466.781.563.288 0 1.466.781.563.288
PBB Pertambangan Non Migas 416.382.703.462 927.884.760 417.310.588.222
TOTAL 4.650.588.074.455 220.527.797.767 4.871.115.872.222

Piutang yang daluwarsa penagihan yang telah dihapusbukukan pada 2019


dilakukan penghapustagihan piutang pajak sesuai SE-13/PJ/2013. Usulan
Penghapusan Piutang Pajak dilakukan reviu oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk
dihapuskan. Sampai dengan tanggal laporan telah diterbitkan
16 Keputusan Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak yang
07

07
-89- -90-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tidak Dapat Ditagih Lagi senilai Rp3.210.299.903.444,00 dan atas piutang Tabel 74
Nilai Setuju/Tidak Setuju SKBKB/SKPKBT
pajak yang tersebut dikeluarkan dari Neraca Laporan Keuangan.
Terbit 1 Januari 2019 s.d. 31 Desember 2019
Dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak, Kementerian Jenis Pajak Kurs Jumlah Data Nilai Ketetapan Pajak Nilai Setuju Nilai Tidak Setuju
Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak memberikan hak kepada Wajib PPh Final IDR 47.675 3.734.987.504.445,00 1.270.727.048.687,36 2.464.260.455.757,64
Pajak untuk mengajukan pembetulan, keberatan, pengurangan atau USD 1 19,00 0,00 19,00
PPh Pasal 21 IDR 13.619 1.612.830.908.114,16 742.697.894.806,00 870.133.013.308,16
penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat USD 0 0,00 0,00 0,00
ketetapan pajak, pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak, PPh Pasal 22 IDR 2.323 452.354.643.630,00 167.549.718.413,00 284.804.925.217,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, banding, PPh Pasal 23 IDR 29.990 3.581.444.229.187,81 909.129.966.652,75 2.672.314.262.535,06
gugatan dan peninjauan kembali. Nominal ketetapan pajak kurang bayar yang USD 0 0,00 0,00 0,00
PPh Pasal 25 Badan IDR 5.102 19.372.829.832.224,30 3.110.425.305.107,10 16.262.404.527.117,20
menjadi sengketa pajak, yang belum diterbitkan keputusan atau putusan
USD 219 286.879.134,65 34.654.859,85 252.224.274,80
sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 adalah Rp172.801.953.011.925,00 PPh Pasal 25 OP IDR 2.128 423.055.005.698,00 285.504.741.438,00 137.550.264.260,00
dan USD3.290.145.508,53. USD 0 0,00 0,00 0,00
PPh Pasal 26 IDR 3.241 4.309.071.938.053,00 383.051.203.627,00 3.926.020.734.426,00
Nilai nominal ketetapan pajak/keputusan/putusan yang menjadi sengketa pajak USD 0 0,00 0,00 0,00
PPN IDR 66.509 14.818.565.115.035,40 5.039.048.736.767,40 9.779.516.378.268,00
tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan nilai piutang pajak per 31 Desember USD 1 50.829.280,00 0,00 50.829.280,00
2019. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, khusus untuk sengketa pajak PPnBM IDR 5 10.705.884.227,00 0,00 10.705.884.227,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
keberatan, nilai nominal ketetapan pajak yang menjadi sengketa pajak tersebut Bea Materai IDR 203 21.511.900.780,00 12.760.825.180,00 8.751.075.600,00
adalah atas nilai ketetapan pajak awal, bukan atas nilai piutang pajak atau USD 0 0,00 0,00 0,00
Pajak Penjualan Batubara IDR 1 1.285.124.618,00 0,00 1.285.124.618,00
tunggakan pajak yang belum dibayar. Kedua, nominal ketetapan pajak yang USD 0 0,00 0,00 0,00
menjadi sengketa pajak untuk SKPKB/SKPKBT hasil pemeriksaan tahun pajak PPh Non Migas Lainnya IDR 1 219.352.980,00 0,00 219.352.980,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
2008 dan seterusnya, sebagian nilai dalam SKPKB/SKPKBT tersebut yang
Total IDR 170.797 48.338.861.438.992,70 11.920.895.440.678,60 36.417.965.998.314,10
tidak disetujui oleh Wajib Pajak belum diakui sebagai piutang pajak. USD 221 337.708.433,65 34.654.859,85 303.053.573,80

Piutang pajak yang diakui pada SKPKB/SKPKBT adalah sebesar nilai yang
Pelaksanaan penagihan pajak mengacu pada Undang-Undang Nomor 19
disetujui oleh Wajib Pajak untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya. Hal ini tidak
Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
berlaku pada STP dan SPPT karena pada jenis ketetapan tersebut tidak ada
330 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Realisasi pencairan piutang 331
unsur nilai setuju atau tidak setuju atas nilai ketetapan pajak. Pada 1 Januari
pajak dari tindakan penagihan hingga 31 Desember 2019 sebesar
2019 sampai dengan 31 Desember 2019, SKPKB/SKPKBT yang terbit
Rp14.931.571.699.862,90, sebesar 90,18 persen dari total realisasi pencairan
sebanyak 171.018 dengan total nilai ketetapan sebesar
piutang 2019 sebesar Rp16.557.637.319.761,50, dengan rincian disajikan pada
Rp48.338.861.438.992,70, dan USD337.708.433,65.
tabel berikut:
Rincian nilai setuju/tidak setuju atas SKPKB/SKPKBT per jenis pajak disajikan
Tabel 75
sebagai berikut. Rincian Realisasi Pencairan Piutang dari Tindakan Penagihan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Terbit 1 Januari 2019 s.d. 31 Desember 2019

TINDAKAN PENAGIHAN JUMLAH PENCAIRAN


Surat Teguran 9.277.625.872.345,84
Surat Paksa 4.095.419.761.252,57

Sumber Daya Manusia


SPMP 935.974.052.715,35
Blokir 493.428.458.688,10
Lelang 20.016.660.981,00
Cegah 109.106.893.880,00
Sandera -
TOTAL 14.931.571.699.862,90

Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) dan Undang-Undang


Pengadilan Pajak memberikan hak kepada WP untuk mengajukan banding atau
gugatan ke Pengadilan Pajak. Atas putusan banding atau gugatan dari
Pengadilan Pajak, masing-masing pihak yang bersengketa baik DJP maupun
Wajib Pajak masih diberikan hak oleh Undang-Undang Pengadilan Pajak untuk
07

07
-91- -92-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

menempuh upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali ke Mahkamah C.1.10. Piutang Bukan Pajak
Agung. Piutang
PNBP Rp76 Piutang Bukan Pajak Bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar masing-masing adalah Rp76.080.391.177,00 dan Rp106.065.442.231,00, turun
Hasil upaya hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap dijadikan sebagai
sebesar Rp29.985.051.054,00 atau (28,27) persen dari tahun sebelumnya.
dasar bagi DJP dalam mencatat piutang perpajakan, baik sebagai penambah
Piutang Bukan Pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang
maupun pengurang piutang perpajakan WP.
atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan
Selama tahun 2019, terdapat upaya hukum yang telah dilakukan WP, baik pembayarannya. Piutang Bukan Pajak antara lain tagihan denda keterlambatan,
permohonan keberatan kepada Kantor Wilayah DJP, pengajuan banding kekurangan pekerjaan, dan lain-lain.
kepada Pengadilan Pajak, maupun pengajuan Peninjauan Kembali kepada Rincian Piutang Bukan Pajak secara Bruto dan Neto (setelah dikurangi
Mahkamah Agung. Namun demikian hasil upaya hukum tersebut belum penyisihan) dapat disajikan sebagai berikut.
seluruhnya dapat diakui sebagai piutang pajak, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 76
a. Ketetapan Pajak yang belum dapat diakui sebagai piutang pajak karena Rincian Piutang Bukan Pajak
masih dalam rentang waktu yang diberikan kepada WP untuk mengajukan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
upaya hukum keberatan dan banding atas ketetapan pajak yang diterbitkan (dalam ribuan rupiah)
oleh DJP sebanyak 5.203 ketetapan pajak senilai Uraian
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
%
2019 2018 (Penurunan)
Rp13.879.857.468.989,00 dan 41 ketetapan pajak senilai
USD113,015,827; Piutang PNBP 55.635.535 59.921.513 (4.285.978) (7,15)
Penyisihan Piutang PNBP (45.230.108) (45.342.150) 112.042 (0,25)
b. Ketetapan Pajak belum diakui sebagai piutang pajak Tahun 2019 karena Piutang PNBP Netto 10.405.427 14.579.363 (4.173.936) (28,63)
masih dalam upaya hukum banding sebanyak 2.601 ketetapan pajak senilai Piutang Lainnya 20.444.856 46.143.929 (25.699.073) (55,69)
Rp4.939.609.752.083; Penyisihan Piutang Lainnya (102.224) (230.720) 128.496 (55,69)
c. Ketetapan pajak yang belum disetujui WP namun telah dilakukan Piutang Lainnya Netto 20.342.632 45.913.209 (25.570.577) (55,69)
pembayaran dengan nilai sebesar Rp23.090.471.083.541 dan akan Piutang Bukan Pajak Bruto 76.080.391 106.065.442 (29.985.051) (28,27)
dilakukan penyesuaian pada akun piutang pajak setelah adanya keputusan Piutang Bukan Pajak Netto 30.748.059 60.492.572 (29.744.513) (49,17)
hukum tetap.
332 Dari nilai piutang Bukan Pajak di atas terdapat nilai Piutang Lainnya sebesar 333
Putusan Banding dari Pengadilan Pajak dan Putusan Peninjauan Kembali dari Rp20.444.856.443,00 yang seluruhnya mempunyai kualitas lancar. Sedangkan
Mahkamah Agung harus ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam Piutang PNBP senilai Rp55.635.534.734,00 memiliki kualitas Piutang sebagai
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Putusan diterima oleh Direktorat Jenderal berikut.
Pajak. Putusan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan syarat berkas fisik telah
Tabel 77
diterima dan tidak terdapat salah tulis dan/atau salah hitung. Terdapat Putusan
Rincian Kualitas dan Penyisiham Piutang PNBP
Banding dari Pengadilan Pajak yang diucap sampai dengan tanggal (dalam ribuan rupiah)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

31 Desember 2019 dan Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung Tarif
Kualitas Nilai Piutang Nilai Penyisihan
yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak sampai dengan tanggal Penyisihan
31 Desember 2019, yang belum diterbitkan SP2B atau SP2PK karena masih Lancar 4.620.006 0.5% 23.100
dalam tahap penelitian KPP terkait sehingga belum dapat diperhitungkan dalam Kurang Lancar 265.540 10% 26.554
saldo Piutang Pajak per 31 Desember 2019, dengan rincian sebagai berikut. Diragukan 11.139.070 50% 5.569.535

Sumber Daya Manusia


Macet 39.610.919 100% 39.610.919
a. Putusan Banding dari Pengadilan Pajak Jumlah 55.635.535 45.230.108
Uraian Jumlah Putusan
Atas piutang PNBP dengan kategori Macet, telah dilimpahkan penagihannya
- Diterbitkan SP2B Tahun 2020 21
kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebesar
- Belum diterbitkan SP2B 267 Rp39.486.178.484,00.

b. Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung Rincian Piutang Bukan Pajak Bruto, Neto, dan Penyisihan Piutang Bukan Pajak
Uraian Jumlah Putusan per unit eselon I disajikan pada lampiran.
- Diterbitkan SP2PK Tahun 2020 7
- Belum diterbitkan SP2PK 54
07

07
-93- -94-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.1.11. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Tabel 79


Rugi (TP/TGR) Rincian Piutang Operasional BLU Bruto per Unit BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (dalam ribuan rupiah)
Bagian (TP/TGR) Bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing 31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Lancar Uraian %
adalah sebesar Rp308.286.675,00 dan Rp239.190.122,00 naik sebesar 2019 2018 (Penurunan)
Tagihan
TP/TGR Rp69.096.553,00 atau 28,89 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan Piutang BLU Pelayanan Pendidikan 290.350 290.350 0 0
Rp308 Juta penyisihan Bagian Lancar Piutang TP/TGR per 31 Desember 2019 dan 31 Piutang BLU Penyedia Barang dan Jasa Lainn 68.246.366 91.722.808 (23.476.442) (25,59)
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.541.434,00 dan Rp1.195.951,00.
Piutang BLU Pengelola Dana Lainnya 4.306.031 990.360 3.315.671 334,79
Dengan demikian saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Piutang BLU Lainnya dari Kegiatan Operasion 0 145.825 (145.825) -100,00
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Neto masing-masing sebesar
Jumlah Bruto 72.842.747 93.149.343 (20.306.596) (21,80)
Rp306.745.241,00 dan Rp237.994.171,00.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih (1.829.762) (1.297.908) (531.854) 40,98
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang akan jatuh Jumlah Netto 71.012.985 91.851.435 (20.838.450) (22,69)
tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan,
dengan rincian sebagai berikut Rincian Piutang dari Kegiatan Operasional BLU (bruto) per unit BLU disajikan
Tabel 78
sebagai berikut.
Rincian Bagian Lancar TP/TGR
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Tabel 80
(dalam ribuan rupiah) Rincian Piutang Operasional BLU bruto per unit BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) (dalam ribuan rupiah)
Bagian Lancar TP 82.311 109.311 (27.000) (24,7) 31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Uraian %
2019 2018 (Penurunan)
Penyisihan Bagian Lancar TP (412) (547) 135 (24,68)
LPDP 4.306.031 990.360 3.315.671 334,79
Bagian Lancar TP Netto 81.899 108.764 (26.865) (24,7) LMAN 68.246.366 91.722.808 (23.476.442) (25,59)
Bagian Lancar TGR 225.976 129.879 96.097 73,99 PKN-STAN 290.350 290.350 0 0
Penyisihan Bagian Lancar TGR (1.130) (649) (481) 74,11 BPDPKS 0 145.825 (145.825) (100,00)
334 335
Bagian Lancar TGR Netto 224.846 129.230 95.616 73,99 Jumlah 72.842.747 93.149.343 (20.306.596) (21,80)

Bagian Lancar TP/TGR Bruto 308.287 239.190 69.097 28,89 Rincian Piutang dari Kegiatan Operasional BLU per unit eselon I disajikan pada
Bagian Lancar TP/TGR Netto 306.745 237.994 68.751 28,89 lampiran.
Rincian TP/TGR untuk per unit eselon I disajikan pada lampiran.
C.1.13. Piutang Dari Kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum
C.1.12. Piutang Dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum Piutang Dari Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum merupakan hak
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Kegiatan atau pengakuan BLU atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah
Piutang Dari Pengakuan BLU atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan
Non
Kegiatan dalam rangka kegiatan operasional BLU namun belum diselesaikan Operasional diberikan dalam rangka kegiatan non operasional BLU namun belum
Operasional pembayarannya. Nilai Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan Badan diselesaikan pembayarannya. Nilai Piutang dari Kegiatan Non Operasional
Badan Layanan
Layanan Umum bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing Umum
Badan Layanan Umum bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Umum Rp72 adalah sebesar Rp72.842.746.758,00 dan Rp93.149.342.874,00, turun sebesar Rp467,3 juta masing-masing adalah sebesar Rp467.335.113,00 dan Rp547.339.240,00,

Sumber Daya Manusia


Miliar turun sebesar Rp80.004.127,00 atau (14,62) persen dari tahun sebelumnya.
Rp 20.306.596.116,00 atau (21,80) persen dari tahun sebelumnya.
Rincian Piutang Dari kegiatan Operasional Badan Layanan Umum disajikan Tabel 81
sebagai berikut. Rincian Piutang BLU dari Kegiatan Non Operasional
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Uraian %
2019 2018 (Penurunan)
Piutang dari keg. Non Operasional BLU 467.335 547.339 (80.004) (14,62)
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih (467.335) (467.735) 400 (0,09)
Jumlah Netto 0 79.604 (79.604) (100,00)

Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per unit BLU disajikan
07

07
sebagai berikut.

-95- -96-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 82 C.2. Aset Tetap


Rincian Piutang Non Operasional BLU per unit BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Nilai Aset Tetap Kementerian Keuangan Per 31 Desember 2019 berdasarkan saldo
(dalam ribuan rupiah)
menurut Laporan Keuangan dan saldo menurut Laporan BMN adalah sebagai
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ berikut.
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) Tabel 84
PKN-STAN 467.335 467.335 0 0 Perbandingan Saldo Menurut LK dan LBMN
per 31 Desember 2019
LPDP 0 4.409 (4.409) (100,00)
(dalam ribuan rupiah)
BPDPKS 0 75.595 (75.595) (100,00)
No Jenis Aset Saldo Menurut LK Saldo Menurut LBMN Selisih Penjelasan Selisih
Jumlah 467.335 547.339 (80.004) (14,62) 1 Tanah 95.993.397.700 95.993.397.700 -
2 Peralatan dan Mesin 14.299.282.360 14.299.282.360 -
Piutang Kegiatan Non Operasional BLU kategori macet pada PKN STAN senilai
3 Gedung dan bangunan 16.435.861.201 16.421.823.020 14.038.181 Reklasifikasi ATR
Rp467.335.113,00 telah dilimpahkan penagihannya kepada Direktorat Jenderal
4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 494.748.320 494.748.320 -
Kekayaan Negara (DJKN).
5 Aset Tetap Lainnya 62.353.519 62.353.519 -
Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per unit eselon I disajikan 6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 130.966.788 130.966.788 -
pada lampiran.
Penjelasan mengenai masing-masing jenis aset diatas akan dijelaskan lebih rinci
dibawah ini.
C.1.14. Persediaan
C.2.1. Tanah
Persediaan Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
Rp357,7 dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau Nilai Aset Tetap berupa Tanah per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Tanah
untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada Rp95,99 masing-masing sebesar Rp95.993.397.699.923,00 dan Rp19.436.535.504.094,00.
masyarakat. Nilai Persediaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Triliun Terdapat kenaikan nilai aset tanah sebesar Rp76.556.862.195.829,00 atau 393,88
masing-masing adalah sebesar Rp357.732.469.934,00 dan persen. Dalam nilai Aset Tetap berupa Tanah per 31 Desember 2019, terdapat
Rp368.543.028.343,00, turun sebesar Rp10.810.558.409,00 atau (2,93) Tanah milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp2.899.192.614.000,00.
persen dari tahun sebelumnya. Adapun penjelasan atas status kepemilikan Tanah dapat dijelaskan sebagai
336 337
Rincian Persediaan disajikan sebagai berikut. berikut:

Tabel 83
1. Dari total jumlah bidang Tanah di Kementerian Keuangan, sebanyak 3.577
Rincian Persediaan bidang Tanah telah bersertifikat, dan sebanyak 738 bidang Tanah belum
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 bersertifikat;
(dalam ribuan rupiah) 2. Terdapat 9 bidang Tanah di Kementerian Keuangan masih dalam status
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ sengketa sampai ranah pengadilan.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Uraian %
2019 2018 (Penurunan)
Adapun rincian mutasi/perubahan nilai Tanah pada per 31 Desember 2019 dapat
Barang Konsumsi 236.546.917 221.316.332 15.230.585 6,88
dilihat pada tabel berikut.
Amunisi 4.631.614 3.778.336 853.278 22,58
Bahan untuk Pemeliharaan 7.625.582 6.538.175 1.087.407 16,63

Sumber Daya Manusia


Suku Cadang 34.580.960 33.162.111 1.418.849 4,28
Barang Persediaan Lainnya untuk
69.730.526 90.857.296 (21.126.770) (23,25)
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
Bahan Baku 0 8.252.216 (8.252.216) (100,00)
Persediaan Lainnya 4.616.870 4.638.563 (21.693) (0,47)
Jumlah 357.732.469 368.543.029 (10.810.560) (2,93)

Nilai Persediaan di Kementerian Keuangan paling besar adalah Persediaan


Barang Konsumsi senilai Rp236.546.917.363,00 atau sebanyak 66 persen dari
nilai total Persediaan, yaitu berupa barang/perlengkapan penunjang
pelaksanaan kegiatan kantor Satuan Kerja.
07

07
Rincian Persediaan per unit eselon I disajikan pada lampiran.

-97-
Bab

Bab
-98-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 85 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah merupakan hasil penilaian kembali
Mutasi/Perubahan Tanah
yang dilaksanakan pada Semester II tahun 2017 dan hasil perbaikan/koreksi pada
per 31 Desember 2019
tahun 2019 atas hasil penilaian kembali yang dilaksanakan pada Semester II tahun
(dalam ribuan rupiah) 2017. Total Selisih Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp4.556.311.323.751,00.
Saldo Awal E-Rekon SAI 19.436.535.504
Take Out Revaluasi TA 2018 71.910.879.554 Adapun Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa tanah terdapat pada:
Saldo Awal BMN 91.347.415.058
Mutasi Tambah 5.361.367.057 Tabel 87
255 Koreksi Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP 4.481.574.186 Selisih Nilai Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah
130 Koreksi barang Berlebih hasil Inventarisasi 311.840.617 per 31 Desember 2019
102 Transfer Masuk 245.593.651 (dalam ribuan rupiah)
107 Reklasifikasi Masuk 166.740.375 No Kode Entitas Entitas Selisih Nilai Revaluasi
105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 54.420.497 1 015.01 Sekretariat Jenderal 798.401.275
225 Koreksi Kesalahan input IP 50.948.838 2 015.02 Inspektorat Jenderal (4.891.717)
335 Koreksi Reklasifikasi Keluar Akibat Koreksi Penilaian Kembali 15.979.827 3 015.03 Direktorat Jenderal Anggaran (1.635.235)
100 Koreksi Saldo Awal 7.622.939 4 015.04 Direktorat Jenderal Pajak 1.099.196.600
232 Koreksi Transfer Masuk 6.449.860 5 015.05 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 2.524.151.494
333 Koreksi Beban Kerugian Penghapusan akibat koreksi Revaluasi 2.357.995 6 015.07 Direktorat Jenderal Pembayaran dan Pengelolaan Risiko (19.540.118)
Lain-Lain 17.838.272 7 015.08 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 40.126.865
Mutasi Kurang (715.384.415) 8 015.09 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (26.331.238)
259 Koreksi Saldo Awal Migrasi Barang Tidak Ditemukan B42 (262.839.761) 9 015.11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 145.298.858
302 Transfer Keluar (232.520.899) 10 015.12 Badan Kebijakan Fiskal 1.534.539
304 Reklasifikasi Keluar (166.740.375) Total 4.556.311.323
229 Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN Tak Ditemukan IP (18.566.840)
240 Koreksi Reklasifikasi Masuk Akibat Koreksi Penilaian Kembali 225 (15.865.822)
331 Koreksi Transfer Keluar atas 224 (6.391.816) C.2.2. Peralatan dan Mesin
334 Koreksi ekuitas akibat Koreksi Revaluasi (2.512.090)
254 Koreksi Non Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP (402.756) Nilai Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 dan
Lain-Lain (9.544.056) Nilai
Saldo Akhir 95.993.397.700
31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp14.299.282.360.083,00 dan
Peralatan
Saldo Akhir E-Rekon SAI 95.993.397.700 dan Mesin Rp14.107.977.235.913,00. Terdapat kenaikan nilai aset Peralatan dan Mesin per
Rp14,30 31 Desember 2019 sebesar Rp191.305.124.170,00 atau 1,36 persen. Dalam nilai
Adapun rincian mutasi Tanah dari belanja modal per 31 Desember 2019 dapat Triliun
338 Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019, terdapat Peralatan 339
dilihat pada tabel berikut.
dan Mesin milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp117.943.679.113,00.
Tabel 86 Adapun mutasi/perubahan nilai aset Peralatan dan Mesin pada per 31 Desember
Rincian Mutasi Tanah dari Belanja Modal
per 31 Desember 2019
2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
(dalam ribuan rupiah)
BELANJA ASET TANAH :
531 Belanja Modal Tanah 59.257.849
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

MUTASI : -
Pembelian 5.148.849
Penyelesaian pembangunan langsung -
Pengembangan langsung 193.327
Perolehan KDP 228.235

Sumber Daya Manusia


Pengembangan KDP 53.888.174
TOTAL MUTASI ASET 59.458.585
SELISIH (200.736)

PENJELASAN SELISIH:
BM Tanah untuk Pengembangan/Perolehan Aset dari Belanja Barang (7.409)
Perolehan/Pengembangan Tanah dari BM selain BM Tanah (193.327)

Mutasi aset tanah sebagian besar berasal dari pengembangan KDP sebesar
Rp53.888.075.625,00. Pengembangan KDP terbesar pada Unit Eselon I DJBC
sebesar Rp52.568.851.564,00 yang merupakan pembelian tanah untuk Gedung
Kantor dan Rumah Negara pada Kanwil DJBC Sumatera Bagian Barat.
07

07
-99- -100-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 88 C.2.3. Gedung dan Bangunan


Mutasi/Perubahan Peralatan dan Mesin
per 31 Desember 2019 Nilai Gedung Nilai Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019 dan
(dalam ribuan rupiah) dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp16.435.861.201.445,00 dan
Bangunan
Saldo Awal E-Rekon SAI 14.107.977.236 Rp16,43 Rp14.544.545.225.457,00. Terdapat kenaikan nilai aset Gedung dan Bangunan
Saldo Awal BMN 14.107.977.236 Triliun per 31 Desember 2019 sebesar Rp1.891.315.975.988,00 atau 13,00 persen.
Mutasi Tambah 1.893.667.793 Dalam nilai Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019,
101 Pembelian 551.317.873 terdapat Gedung dan Bangunan milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar
922 Internal Transfer Masuk 468.303.358 Rp235.781.640.262,00.
102 Transfer Masuk 332.402.674
105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 197.755.404 Adapun mutasi/perubahan nilai aset Gedung dan Bangunan pada per
177 Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 188.153.474 31 Desember 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
112 Perolehan Lainnya 66.328.794
204 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 48.541.920 Tabel 90
Mutasi/ Perubahan Gedung dan Bangunan
Lain-lain 40.864.296 per 31 Desember 2019
Mutasi Kurang (1.702.362.669) (dalam ribuan rupiah)
401 Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (774.602.053) Saldo Awal E-Rekon SAI 14.544.545.225
921 Internal Transfer Keluar (468.303.358) Take Out Revaluasi 2018 851.036.870
302 Transfer Keluar (331.034.426) Saldo Awal BMN 15.395.582.096
Mutasi Tambah 1.240.133.063
305 Koreksi Pencatatan (89.789.872) 105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 331.185.396
Lain-lain (38.632.960) 255 Koreksi Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP 317.096.547
Saldo Akhir BMN 14.299.282.360 208 Pengembangan Melalui KDP 234.233.616
Saldo Akhir E-Rekon SAI 14.299.282.360 225 Koreksi Kesalahan input IP 99.217.309
107 Reklasifikasi Masuk 56.112.501
Rincian mutasi Peralatan dan Mesin dari belanja modal dapat dilihat pada tabel 102 Transfer Masuk 52.860.406
130 Koreksi barang Berlebih hasil Inventarisasi 50.036.667
berikut. 240 Koreksi Reklasifikasi Masuk Akibat Koreksi Penilaian Kembali 225 10.105.469
Tabel 89 259 Koreksi Saldo Awal Migrasi Barang Tidak Ditemukan B42 9.954.017
340 Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin dari Belanja Modal 331 Koreksi Transfer Keluar atas 224 5.216.800 341
per 31 Desember 2019 334 Koreksi ekuitas akibat Koreksi Revaluasi 1.421.836
(dalam ribuan rupiah) Lain-lain 72.692.499
BELANJA ASET PERALATAN MESIN : Mutasi Kurang (213.892.137)
532 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 782.866.388 302 Transfer Keluar (66.446.432)
MUTASI : - 401 Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (54.363.119)
Pembelian 551.385.588 304 Reklasifikasi Keluar (43.609.102)
Penyelesaian pembangunan langsung - 204 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (10.661.342)
Pengembangan langsung 4.397.559 335 Koreksi Reklasifikasi Keluar Akibat Koreksi Penilaian Kembali (8.758.084)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Perolehan KDP 134.097.151 305 Koreksi Pencatatan (6.280.360)


Pengembangan KDP 54.333.898 333 Koreksi Beban Kerugian Penghapusan akibat koreksi Revaluasi (1.785.094)
TOTAL MUTASI ASET 744.214.196 Lain-lain (21.988.604)
SELISIH 38.652.192 Saldo Akhir 16.421.823.022
Reklasifikasi ATR 14.038.179
Saldo Akhir E-Rekon SAI 16.435.861.201

Sumber Daya Manusia


PENJELASAN SELISIH:
Pembelian Ekstrakomptabel 2.828.522
BM Peralatan Mesin untuk Pengembangan/Perolehan Aset selain PM 44.751.954
Perolehan/Pengembangan PM dari BM selain BM Peralatan & Mesin (8.837.270)
Rincian mutasi Gedung dan Bangunan dari belanja modal dapat dilihat pada tabel
Perolehan/Pengembangan PM dari Belanja Barang (91.014) berikut.
Belanja Modal Tidak Menjadi Aset -
Koreksi karena Pengembalian Belanja Modal -

Mutasi aset Peralatan dan Mesin terbesar dikarenakan adanya pembelian sebesar
Rp551.385.588.253,00. Porsi terbesar pembelian Peralatan dan Mesin terdapat
pada Unit Eselon I Sekretariat Jenderal dan Ditjen Perbendaharaan antara lain
berupa pengadaan perangkat infrastruktur Jaringan.
07

07
-101- -102-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 91 C.2.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan


Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan dari Belanja Modal
Nilai Jalan
per 31 Desember 2019
Irigrasi, dan Nilai Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2019 dan
(dalam ribuan rupiah)
Jaringan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp494.748.320.295,00 dan
BELANJA ASET GEDUNG BANGUNAN :
sebesar Rp492.466.667.314,00. Terdapat kenaikan nilai aset Jalan, Irigasi, dan Jaringan
533 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 446.392.608 Rp0,49
MUTASI : Triliun
per 31 Desember 2019 sebesar Rp2.281.652.981,00 atau 0,46 persen. Jalan,
Pembelian 3.468.598 Irigasi, dan Jaringan terdiri dari Jalan dan Jembatan senilai Rp236.401.612.354 00,
Penyelesaian pembangunan langsung 130.436 Irigasi senilai Rp53.432.369.645,00, dan Jaringan senilai Rp204.914.338.296,00.
Pengembangan langsung 12.256.917 Dalam nilai Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2019,
Perolehan KDP 22.408.562 terdapat Jalan, Irigasi, dan Jaringan milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar
Pengembangan KDP 428.948.837
Rp10.463.098.419,00.
TOTAL MUTASI ASET 467.213.350
SELISIH (20.820.742)
Adapun rincian mutasi/perubahan nilai aset Jalan, Irigasi dan Jaringan dapat dilihat
PENJELASAN SELISIH: pada tabel berikut.
Pembelian Ekstrakomptabel 213.294 Tabel 93
BM Gedung Bangunan untuk Pengembangan/Perolehan Aset selain GB 13.342.103
Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan
31 Desember 2019
Perolehan/Pengembangan GB dari BM selain BM GB (34.679.127)
(dalam ribuan rupiah)
Perolehan/Pengembangan GB dari Belanja Barang (419.320)
Saldo Awal E-Rekon SAI 492.466.667
Bank Garansi 693.993
Belanja Modal Tidak Menjadi Aset 42.806
Take Out Revaluasi 2018 (71.372.879)
Koreksi karena Pengembalian Belanja Modal (14.490) Saldo Awal BMN 421.093.788
Mutasi Tambah 97.634.089
255 Koreksi Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP 54.865.878
Kementerian Keuangan memiliki 2 (dua) unit Barang Bersejarah berupa Tugu 107 Reklasifikasi Masuk 10.132.453
Peringatan Lainnya pada KPPBC Tipe Madya Pabean B Samarinda dan Gedung 130 Koreksi barang Berlebih hasil Inventarisasi 9.665.693
A.A. Maramis pada Kantor Pusat Sekretariat Jenderal. 177 Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 7.530.428
232 Koreksi Transfer Masuk 7.510.283
Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan merupakan hasil 102 Transfer Masuk 2.302.174
342 343
penilaian kembali yang dilaksanakan pada Semester II tahun 2017 dan hasil 105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 1.893.547
perbaikan/koreksi pada tahun 2019 atas hasil penilaian kembali yang dilaksanakan 101 Pembelian 1.800.475
pada Semester II tahun 2017. Total Selisih Revaluasi Aset Tetap sebesar 208 Pengembangan Melalui KDP 1.113.852
Rp467.502.162.854,00. Adapun Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Gedung dan Lain-lain 819.306
Bangunan terdapat pada: Mutasi Kurang (23.979.556)
401 Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (8.958.759)
Tabel 92
Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan 331 Koreksi Transfer Keluar atas 224 (7.510.283)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

per 31 Desember 2019 304 Reklasifikasi Keluar (3.172.301)


(dalam ribuan rupiah) 302 Transfer Keluar (2.302.174)
No Kode Entitas Entitas Selisih Nilai Revaluasi
225 Koreksi Kesalahan input IP (1.835.560)
1 015.01 Sekretariat Jenderal 89.774.520
2 015.02 Inspektorat Jenderal 114.570 224 Koreksi Penilaian Kembali IP (90.234)
3 015.03 Direktorat Jenderal Anggaran (934.780) Lain-lain (110.245)

Sumber Daya Manusia


4 015.04 Direktorat Jenderal Pajak 211.677.063 Saldo Akhir 494.748.321
5 015.05 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 37.980.810
6 015.06 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (203.230)
Saldo Akhir E-Rekon SAI 494.748.321
7 015.07 Direktorat Jenderal Pembayaran dan Pengelolaan Risiko 16.921.407
8 015.08 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 105.347.527 Rincian mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan dari belanja modal dapat dilihat pada
9 015.09 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (6.508.591) tabel berikut.
10 015.11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 13.545.872
11 015.12 Badan Kebijakan Fiskal 321.095
12 015.13 Lembaga Nasional Single Window (534.100)
Total 467.502.163
07

07
-103- -104-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 94 C.2.5. Aset Tetap Lainnya


Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal
Nilai Aset
31 Desember 2019
Tetap Nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
(dalam ribuan rupiah) Lainnya masing sebesar Rp62.353.519.449,00 dan Rp51.089.377.176,00. Terdapat
Rp0,06 kenaikan nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019 sebesar
BELANJA ASET JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
Triliun
534 Belanja Modal Jalan, irigasi dan jaringan 1.472.364 Rp11.264.142.273,00 atau 22.05 persen. Dalam nilai Aset Tetap berupa Aset Tetap
Lainnya per 31 Desember 2019, terdapat Aset Tetap Lainnya milik Badan Layanan
TOTAL BELANJA Umum (BLU) sebesar Rp13.901.875.806,00.
MUTASI :
Pembelian 1.800.475 Adapun rincian Aset Tetap Lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Penyelesaian pembangunan langsung - Tabel 96
Pengembangan langsung 229.825 Rincian Aset Tetap Lainnya
Perolehan KDP 240.572 per 31 Desember 2019
Pengembangan KDP 701.819
(dalam ribuan rupiah)
TOTAL MUTASI ASET 2.972.691
Kelompok Barang Nilai Penyusutan
SELISIH (1.500.327)
Aset Tetap Renovasi 29.600.145 -
Bahan Perpustakaan Tercetak 26.257.468 -
PENJELASAN SELISIH:
Bahan Perpustakaan Terekam dan Bentuk Mikro 1.122.093 -
BM JIJ untuk Pengembangan/Perolehan Aset selain JIJ 995.535
Kartografi Naskah dan Lukisan 1.049.704 -
Perolehan/Pengembangan JIJ dari BM selain BM JIJ (2.482.092) Barang Bercorak Kesenian 3.944.627 996.181
Perolehan/Pengembangan JIJ dari Belanja Barang (13.770) Alat Bercorak Kebudayaan 378.047 -
Koreksi karena Pengembalian Belanja Modal - Barang Koleksi Non Budaya 1.435 -
Kurang/ Lebih Kapitalisasi - TOTAL 62.353.519 996.181

Mutasi aset terbesar berasal dari pembelian sebesar Rp1.800.475.228,00 antara Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-65/PMK.06/2017 Tentang
lain pembelian 1 (satu) unit jaringan sebesar Rp1.488.740.000,00 pada Unit Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah
Eselon I Sekretariat Jenderal. Pusat, Aset Tetap Lainnya yang disusutkan hanya Alat Musik Modern serta Aset
344 Tetap Renovasi yang menambah masa manfaat, sehingga selain dari kedua 345
Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan merupakan hasil kelompok barang tersebut tidak disusutkan.
penilaian kembali yang dilaksanakan pada Semester II tahun 2017 dan hasil
perbaikan/koreksi pada tahun 2019 atas hasil penilaian kembali yang dilaksanakan Adapun mutasi/perubahan Aset Tetap Lainnya pada per 31 Desember 2019 dapat
pada Semester II tahun 2017. Total Selisih Revaluasi Aset Tetap sebesar dilihat pada tabel berikut.
Rp70.621.789.038,00.
Tabel 97
Adapun Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan terdapat Mutasi/Perubahan Aset Tetap Lainnya
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

per 31 Desember 2019


pada:
Tabel 95 (dalam ribuan rupiah)
Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal Saldo Awal E-Rekon SAI 51.089.377
31 Desember 2019 Reklasifikasi ATR 12.884.311
(dalam ribuan rupiah)
Saldo Awal BMN 63.973.688

Sumber Daya Manusia


No Kode Entitas Entitas Selisih Nilai Revaluasi
Mutasi Tambah 26.321.001
1 015.01 Sekretariat Jenderal 5.071.529
2 015.04 Direktorat Jenderal Pajak (3.257.101) 105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 11.031.890
3 015.05 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 71.256.250 954 Penyelesaian dengan KDP Aset Tetap Renovasi 10.322.747
4 015.08 Direktorat Jenderal Perbendaharaan (1.859.532) Lain - lain 4.966.364
5 015.09 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 448.839 Mutasi Kurang (13.902.988)
6 015.11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (1.038.196) 302 Transfer Keluar (10.976.256)
Total 70.621.789 401 Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (2.357.172)
Lain - lain (569.560)
Saldo Akhir 76.391.701
Reklasifikasi ATR (14.038.182)
Saldo Akhir E-Rekon SAI 62.353.519
07

07
-105- -106-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Rincian mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal pada per 31 Desember 2019 Tabel 99
dapat dilihat pada tabel berikut. Mutasi/Perubahan Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tabel 98 per 31 Desember 2019
Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal (dalam ribuan rupiah)
per 31 Desember 2019 Saldo Awal E-Rekon SAI 278.968.308
(dalam ribuan rupiah) Mutasi Tambah 778.250.755
ASET TETAP LAINNYA
MUTASI TERKAIT BELANJA :
503 Pengembangan KDP 540.909.530
Pembelian INTRA 2.339.388 502 Perolehan/Penambahan KDP 154.628.267
pembelian EKSTRA - 504 Koreksi Nilai KDP 62.393.859
Penyelesaian pembangunan langsung - 510 Saldo Awal KDP Aset Konsesi Jasa 13.383.859
Pengembangan langsung 64.175 501 Saldo Awal KDP 5.135.193
Perolehan KDP - 506 Transfer Masuk KDP 1.800.047
Pengembangan KDP 93.500
Mutasi Kurang (926.252.275)
TOTAL MUTASI ASET 2.497.063
105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP (596.286.733)
BELANJA PEROLEHAN/PENGEMBANGAN ATL :
52 Belanja Barang 22.758
208 Pengembangan Melalui KDP (236.955.995)
531 Belanja Modal Tanah - 505 Penghapusan/ Penghentian KDP (56.167.507)
532 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 921.671 564 Koreksi Nilai KDP Kurang (24.600.164)
533 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1.163.494 954 Penyelesaian dengan KDP Aset Tetap Renovasi (10.441.829)
534 Belanja Modal JIJ - 507 Transfer Keluar KDP (1.800.047)
536 Belanja Modal Lainnya 283.090
Saldo Akhir 130.966.788
537 Belanja Modal BLU 106.051
Saldo Akhir E-Rekon SAI 130.966.788
TOTAL BELANJA 2.497.064
SELISIH (1)
PENJELASAN SELISIH: Berikut KDP yang tidak dilanjutkan lagi pelaksanaan pekerjaannya, antara lain:
Pembulatan angka ribuan rupiah (1)
Tabel 100
KDP yang Tidak Dilanjutkan Pelaksanaan Pekerjaannya
C.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019

346 Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 347
Konstruksi
Dalam masing-masing sebesar Rp130.966.788.109,00 dan Rp278.968.308.402,00.
Pengerjaan
Rp0,13 Terdapat penurunan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019
triliun sebesar Rp148.001.520.293,00 atau (53,05) persen. Dalam nilai Aset Tetap berupa
Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019, terdapat Konstruksi Dalam
Pengerjaan milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp4.916.936.585,00.
Mutasi/perubahan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan pada per 31 Desember 2019
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

dapat dilihat pada tabel berikut.

Sumber Daya Manusia


07

07
-107- -108-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.2.7. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.3.1. Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Akumulasi Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2019 dan 31 Desember Piutang TP/ Nilai Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Kementerian
Penyusutan 2018 masing-masing sebesar Rp12.917.838.052.352,00 dan TGR Rp12,6 Keuangan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
Miliar
Aset Tetap Rp14.808.785.207.013,00. sebesar Rp12.619.224.233,00 dan Rp12.051.328.428,00, naik sebesar
Rp12,92
Rp567.895.805,00 atau 4,71 persen dari tahun sebelumnya.
Triliun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi adalah piutang yang
dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Rincian Akumulasi Penyusutan selama periode 31 Desember 2019 dapat dilihat
Adapun pengakuan piutang TP/TGR di Kementerian Keuangan mengikuti PMK
pada tabel berikut.
Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat, Bab V
Tabel 101 Kebijakan Akuntansi Piutang adalah angka 3 Pengakuan Piutang Jangka Panjang
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap huruf b. Piutang Tagihan TP/TGR. Piutang Tagihan TP/TGR diakui apabila telah
31 Desember 2019 memenuhi kriteria:
(dalam ribuan rupiah)
No Uraian Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku a. Telah ditandatanganinya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
1 Peralatan dan Mesin 14.299.282.360 11.404.194.747 2.895.087.613 (SKTJM);
2 Gedung dan Bangunan 16.435.861.201 1.389.990.400 15.045.870.801
b. Telah diterbitkan:
3 Jalan dan Jembatan 236.401.612 36.254.535 200.147.077
4 Irigasi 53.432.370 14.453.885 38.978.485 1) Surat keputusan pembebanan sementara kepada pihak yang
5 Jaringan 204.914.338 71.948.304 132.966.034 dikenakan tuntutan perbendaharaan; atau
6 Aset Tetap Lainnya 62.353.519 996.181 61.357.338 2) Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara
Total 31.292.245.400 12.917.838.052 18.374.407.348
(SKP2KS) kepada pihak yang dikenakan tuntutan ganti kerugian
negara bukan bendahara; atau
C.3. Piutang Jangka Panjang c. Telah ada putusan Lembaga Peradilan yang berkekuatan hukum tetap
Piutang (inkracht van gewijsde) yang menghukum seseorang untuk membayar
Nilai Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
348
Jangka sejumlah uang kepada Pemerintah. 349
Panjang masing-masing sebesar Rp1.720.875.513,42 dan Rp278.418.524,00, naik
Rp1,7 Miliar sebesar Rp1.442.456.989,42 atau 518,09 persen dari tahun sebelumnya. Piutang
Atas saldo Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi tersebut,
Jangka Panjang tersebut seluruhnya merupakan saldo Piutang Tagihan Tuntutan
belum termasuk :
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dan saldo Piutang Jangka
a. Piutang Tuntutan Perbendaharaan yang telah terbit SKTJM dan SKPS senilai
Panjang Lainnya.
Rp2.638.333.757,00 karena belum terbit SK pembebanan oleh BPK RI.
Rincian Piutang Jangka Panjang dapat dilihat pada tabel berikut. b. Kerugian negara senilai Rp390.780.362,00 atas TGR yang sudah ada
penetapan (SKTGR), namun belum diakui sebagai Piutang karena adanya
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tabel 102
Komposisi Piutang Jangka Panjang banding kepada presiden untuk kemudian dilimpahkan ke PUPN.
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan (Penurunan) Atas saldo piutang TP/TGR termasuk kerugian negara senilai Rp55.680.000,00
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 masih dalam proses penetapan namun telah dilakukan penyetoran oleh
Rupiah %

Sumber Daya Manusia


Piutang Tagihan TP/TGR 12.619.224 12.051.328 567.896 4,71 penanggung kerugian negara.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -
(12.003.781) (11.772.910) (230.871) 1,96
Tagihan TP/TGR C.3.2. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Tagihan Tuntutan
Piutang Jangka Panjang lainnya 1.110.987 0 1.110.987 - Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan TP/TGR adalah cadangan yang harus
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-
(5.555) 0 (5.555) - Piutang TP/ dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun Tagihan TP/TGR berdasarkan
Piutang Jangka Panjang Lainnya TGR
Rp12,00 penggolongan kualitas piutang.
Piutang Jangka Panjang (Netto) 1.720.875 278.418 1.442.457 518,09 Miliar
Penyajian akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih didasarkan pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.06/2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang
dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian
07

07
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara, dan Perdirjen Perbendaharaan

-109- -110-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Nomor PER-43/PB/2015 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak C.4. Aset Lainnya
Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih–Tagihan TP/TGR periode 31 Desember Aset Lainnya sebesar Rp527.666.777.917,00 dan Rp514.836.470.216,00, naik sebesar
Rp527,66
2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp12.003.781.455,58 dan Miliar Rp12.830.307.701,00 atau 2,49 persen dari tahun sebelumnya. Aset lainnya
Rp11.772.909.904,00, naik sebesar Rp230.871.551,00 atau 1,96 persen dari tersebut terdiri dari saldo Aset Tak Berwujud, Aset Tak Berwujud Dalam
tahun sebelumnya. Pengerjaan, Dana Yang Dibatasi Penggunaanya, Aset Lain-lain, dan Akumulasi
Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya.
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih–Tagihan TP/TGR per Unit Eselon I
dapat dilihat pada lampiran Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Tagihan Tuntutan Rincian Aset Lainnya per Jenis Aset dapat dilihat pada tabel berikut.
Perbendaharaan/TGR per per Unit Eselon I.
Tabel 103
C.3.3. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) Komposisi Aset Lainnya Per Jenis Aset
Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Tagihan TP/ Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Netto per (dalam ribuan rupiah)
TGR (Netto)
Rp615 juta 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar
Rp615.442.777,42 dan Rp278.418.524,00, naik sebesar Rp337.024.253,42 atau
121,05 persen dari tahun sebelumnya. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan adalah
tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar
hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tagihan Tuntutan Ganti
Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas
suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya.
Daftar rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR per Unit Eselon I dapat
dilihat pada lampiran Daftar Tagihan TGR Per Eselon I.

C.4.1. Aset Tak Berwujud


C.3.4. Piutang Jangka Panjang Lainnya
Aset Tak Nilai Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
350 Piutang Nilai Piutang Jangka Panjang Lainnya Kementerian Keuangan per 31 Desember Berwujud masing sebesar Rp1.486.761.130.449,00 dan Rp1.370.630.220.833,00, naik 351
Jangka 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.110.987.674,00 dan Rp1,48
Triliun sebesar Rp116.130.909.616,00 atau 8,47 persen dari tahun sebelumnya. Aset
Panjang Rp0,00, naik sebesar Rp1.110.987.674,00 atau 100 persen dari tahun
Lainnya Tak Berwujud terdiri dari Software, Lisensi, Hasil Kajian/Penelitian, dan Aset Tak
(Netto)
sebelumnya tidak ada. Berwujud Lainnya.
Rp1,11 Miliar
Piutang jangka Panjang Lainnya terdapat pada Unit Badan Pendidikan dan
Rincian Aset Tak Berwujud dapat dilihat pada tabel berikut.
Pelatihan Keuangan yang merupakan hasil temuan dari Pemeriksaan oleh BPK-
RI Tahun Anggaran 2018 No. 65.c/LHP/XV/04/2019 tanggal 26 April 2019 pada Tabel 104
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Satuan Kerja Pusdiklat PSDM untuk pelaksanaan kegiatan Latsar Tahun Aset Tak Berwujud per Jenis Aset
Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Anggaran 2018.
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan (Penurunan)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Penyisihan C.3.5. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Jangka Panjang Lainnya Rupiah %
Piutang Software 994.558.302 971.292.378 23.265.924 2,40

Sumber Daya Manusia


Tidak Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang Lainnya per
Lisensi 485.284.554 392.695.081 92.589.473 23,58
Tertagih- 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 sebesar Rp5.554.938,00 dan Rp0,00,
Piutang Hasil Kajian/Penelitian 998.898 809.982 188.916 23,32
Jangka
naik sebesar Rp5.554.938,00 atau 100 persen dari tahun sebelumnya tidak ada Aset Tak Berwujud Lainnya 5.919.376 5.832.779 86.597 1,48
Panjang Jumlah 1.486.761.130 1.370.630.220 116.130.910 8,47
Lainnya
Rp5,5 juta

Piutang C.3.6. Piutang Jangka Panjang Lainnya (Netto)


Jangka
Panjang
Nilai Piutang Jangka Panjang Lainnya (Netto) per 31 Desember 2019 dan
Lainnya 31 Desember 2018 sebesar Rp1.105.432.736,00 dan Rp0,00, naik sebesar
(Netto) Rp1.105.432.736,00 atau 100 persen dari tahun sebelumnya tidak ada.
Rp1,11Miliar
07

07
-111- -112-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.4.2. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan Tabel 105


Rincian Aset Lain-Lain
Aset Tak Nilai Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 dan Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Berwujud (dalam ribuan rupiah)
Dalam 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp139.890.000,00 dan Rp0,00, naik
Pengerjaan sebesar Rp139.890.000,00 atau 100 persen dari tahun sebelumnya tidak ada.
Rp139,9
Juta Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan terdapat pada Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak berupa pembuatan Core Tax Administration System atau Sistem
Inti Administrasi Perpajakan.

C.4.3. Dana Yang Dibatasi Penggunaannya


Dana yang Nilai Dana Yang Dibatasi Penggunaannya per 31 Desember 2019 dan
dibatasi 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp533.545.393,00 dan Rp0,00, naik
pengunaann Aset Lain-lain sebesar Rp1.280.812.642.589,00 merupakan Aset Tetap yang tidak
ya sebesar Rp533.545.393,00 atau 100 persen dari tahun sebelumnya tidak ada. digunakan dalam operasi pemerintahan dan Aset Tak Berwujud yang tidak
Rp533,5
Juta Nilai Dana Yang Dibatasi Penggunaannya terdapat pada Unit Direktorat Jenderal digunakan dalam operasional pemerintahan.
Kekayaan Negara yaitu Lembaga Manajemen Aset Negara. Entitas memberikan Rincian Aset Lain-Lain per Unit Eselon I dapat dilihat pada Lampiran Aset Lainnya
tunjangan purna jabatan kepada pejabat pengelola (Direktur Utama dan Direktur) per Unit Eselon I.
dan dewan pengawas. Entitas membebankan belanja pegawai untuk pengeluaran
tunjangan purna jabatan untuk kemudian dana yang dikeluarkan dari rekening
C.4.5. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya
Entitas dimasukkan ke dalam rekening dana yang dikelola oleh perusahaan
Akumulasi Akumulasi penyusutan/amortisasi aset lainnya per 31 Desember 2019 dan
asuransi yang ditunjuk berdasarkan beauty contest. Entitas memiliki kontrol penuh penyusutan/
atas rekening tersebut. Kebijakan atas tunjangan purna jabatan tersebut amortisasi 31 Desember 2018 adalah Rp2.240.580.430.514,00 dan
dituangkan dalam Peraturan Direktur Utama nomor 15/LMAN/2019 tentang aset lainnya Rp1.995.607.744.134,00, naik sebesar Rp244.972.686.380,00 atau 12,28 persen
Rp2,24
Asuransi Purna Jabatan bagi Pejabat Pengelola, Ketua, dan Anggota Dewan Triliun
dari tahun sebelumnya.
Pengawas di Lingkungan Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Rincian Akumulasi penyusutan/amortisasi aset lainnya per jenis aset per
352 Negara. 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. 353

Pada Periode penambahan dana kelolaan tunjangan purna jabatan. Entitas


Tabel 106
mengakui adanya pembentukan dana perhitungan fihak ketiga dan mengkredit Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya
beban gaji/tunjangan. Entitas melakukan penyesuaian atas dana perhitungan fihak Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
ketiga pada tanggal pelaporan berdasarkan laporan yang disampaikan oleh mitra (dalam ribuan rupiah)
pengelola dana tersebut. Pengakuan atas beban gaji/tunjangan dilakukan pada Kenaikan (Penurunan)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rupiah %
saat tunjangan purna jabatan tersebut dibayarkan kepada pejabat pengelola atau
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

dewan pengawas. yang Tidak Digunakan dalam 1.122.943.247 910.595.401 212.347.846 23,32
Operasi Pemerintahan
C.4.4. Aset Lain-lain
Akumulasi Amortisasi Software 867.043.029 839.584.857 27.458.172 3,27
Aset Lain- Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
lain sebesar Rp1.280.812.642.589,00 dan Rp1.139.813.993.517,00, naik sebesar Akumulasi Amortisasi Lisensi 168.917.159 132.642.201 36.274.958 27,35

Sumber Daya Manusia


Rp1,28
Triliun
Rp140.998.649.072,00 atau 12,37 persen dari tahun sebelumnya.
Akumulasi Amortisasi Aset Tak
Rincian Aset Lain-lain per jenis aset per 31 Desember 2019 dan 31 Desember Berwujud Yang Tidak Digunakan 81.676.995 112.785.285 (31.108.290) (27,58)
Dalam Operasional Pemerintahan
2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
JUMLAH 2.240.580.430 1.995.607.744 244.972.686 12,28

Rincian Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya per Unit Eselon I dapat


dilihat pada Lampiran Aset Lainnya.
07

07
-113- -114-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.5. Kewajiban Jangka Pendek Tabel 108


Utang Kepada Pihak Ketiga
Nilai Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Kewajiban
Jangka masing-masing sebesar Rp29.221.490.076.930,89 dan (dalam ribuan rupiah)
Pendek Rp25.247.726.225.714,00, naik sebesar Rp3.973.763.851.217,89 atau 15,74 Uraian Akun 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Kenaikan (Penurunan)
Rupiah %
Rp29,22 persen dari tahun sebelumnya. Kewajiban Jangka Pendek merupakan kelompok
Triliun Belanja pegawai yang masih harus dibayar 16.420.803 10.816.392 5.604.411 51,81
kewajiban yang diharapkan segera diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Pendek ini terdiri dari Belanja barang yang masih harus dibayar 272.652.356 31.839.727 240.812.629 756,33
Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Yang Belum Ditagihkan, Utang Kelebihan
Utang kepada Pihak Ketiga BLU 136.553.056 74.254.560 62.298.496 83,90
Pembayaran Pendapatan, Pendapatan Diterima Dimuka, Uang Muka dari KPPN,
Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 81.946.922 58.059.075 23.887.847 41,14
dan Utang Jangka Pendek Lainnya. Dana Pihak Ketiga 355.253.917 294.512.644 60.741.273 20,62
Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Dana Pihak Ketiga Lainnya - BLU 3.219.087 2.723.899 495.188 18,18
Jumlah 866.046.141 472.206.297 393.839.844 83,40
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 107 Pada tahun 2019 terdapat belanja barang yang masih harus dibayar sebesar
Rincian Kewajiban Jangka Pendek
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Rp272.652.356.413,00, mengalami kenaikan sebesar 756,33% dibandingkan
dengan tahun 2018. Kenaikan terbesar terdapat pada kewajiban yang masih harus
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan (Penurunan) dibayar pada BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) sebesar
Uraian Akun 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Rupiah % Rp261.917.478.131,00 yang terdiri dari:
Utang kepada Pihak Ketiga 866.046.141 472.206.297 393.839.844 83,40 1. Belanja Jasa berupa pembayaran langganan daya dan jasa air listrik telepon
Utang yang Belum Ditagihkan 0 117.500 (117.500) (100,00) bulan Desember 2019 sebesar Rp23.626.114,00.
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 28.255.733.682 24.681.785.708 3.573.947.974 14,48 2. Belanja Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit berupa pembayaran
Pendapatan Diterima Dimuka 87.794.965 88.730.205 (935.240) (1,05) biaya surveyor kepada PT. Surveyor Indonesia bulan Desember 2019 sebesar
Uang Muka dari KPPN 2.210.908 2.313.040 (102.132) (4,42) Rp8.816.212.383,00.
Utang Jangka Pendek Lainnya 9.704.380 2.573.475 7.130.905 277,09 3. Belanja Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit berupa Pembiayaan
354 Kewajiban Jangka Pendek 29.221.490.076 25.247.726.225 3.973.763.851 15,74 selisih Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati jenis biodiesel dengan Harga 355
Indeks Pasar minyak jenis solar bulan Desember 2019 sebesar
Rp267.283.092.134,00.
C.5.1. Utang Kepada Pihak Ketiga
4. Terhadap kegiatan penyaluran Dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit
Utang Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 (PPKS) dan retur dana kegiatan tersebut, terdapat perubahan pengakuan
kepada masing-masing sebesar Rp866.046.141.210,83 dan Rp472.206.297.236,00, naik beban yang semula diakui pada saat Surat Keputusan Dirut BPDPKS tentang
Pihak Ketiga
Rp866,04
sebesar Rp393.839.843.974,83 atau 83,40 persen dari tahun sebelumnya. Penerima Dana PPKS terbit menjadi diakui pada saat Pekebun telah
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Miliar menggunakan dana tersebut untuk kegiatan peremajaan kelapa sawit sebesar
Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan
minus Rp14.205.452.500,00.
merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya
dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan.
C.5.2. Utang yang Belum Ditagihkan
Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga per Unit Eselon I dapat dilihat pada Lampiran
Utang yang

Sumber Daya Manusia


Kewajiban Jangka Pendek per Unit Eselon I. Nilai Utang Yang Belum Ditagihkan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Belum
Ditagihkan masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp117.500.000,00, turun sebesar
Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga Per Akun dapat dilihat pada tabel berikut, Rp 0 Rp117.500.000,00 atau (100) persen dari tahun sebelumnya sehingga saldo tahun
2019 menjadi Rp0,00.
Utang Yang Belum Ditagihkan merupakan belanja pengadaan barang dan atau
jasa yang telah memiliki kontrak dan atau Berita Acara Serah Terima (BAST)
namun belum terbit SPP (Surat Perintah Pembayaran) sampai dengan periode
pelaporan.
07

07
-115- -116-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

C.5.3. Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan


C.5.5. Uang Muka dari KPPN
Nilai Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per 31 Desember 2019 dan
Utang Uang Muka dari KPPN merupakan uang persediaan (UP) atau tambahan uang
Kelebihan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp28.255.733.681.955,00 dan Uang Muka
dari KPPN Uang Muka dari KPPN merupakan uang persediaan (UP) atau tambahan uang
Pembayaran Rp24.681.785.707.564,00, naik sebesar Rp3.573.947.974.391,00 atau 14,48 Rp2,21
Pendapatan persen dari tahun sebelumnya. Nilai tersebut merupakan pengembalian kelebihan Miliar persediaan (TUP) diberikan KPPN sebagai uang muka kerja yang masih
Rp28,25
Triliun pembayaran perpajakan pada DJP, DJBC, dan non perpajakan pada DJPB per berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.
31 Desember 2019 yang belum terbit SP2D-nya. Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
masing-masing sebesar Rp2.210.908.064,00 dan Rp2.313.040.226,00, turun
Rincian Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per Unit Eselon I dapat dilihat sebesar Rp102.132.162,00 atau (4,42) persen dari tahun sebelumnya.Nilai
pada Lampiran Kewajiban Jangka Pendek per Unit Eselon I.
tersebut merupakan saldo uang muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan
Rincian Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan Per Akun dapat dilihat pada (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) diberikan KPPN sebagai uang muka
tabel berikut. kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada
tanggal pelaporan.
Tabel 109
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per Akun Rincian Uang Muka dari KPPN per Unit Eselon I dapat dilihat pada Lampiran
Per 31 Desember 2019 Kewajiban Jangka Pendek.
(dalam ribuan rupiah)
Uraian Akun 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Kenaikan (Penurunan) C.5.6. Utang Jangka Pendek Lainnya
Rupiah % Utang
Utang Kelebihan Bayar Pajak PPh 6.424.444.104 6.698.614.306 (274.170.202) (4,09) Jangka Nilai Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Utang Kelebihan Bayar Pajak PPN/PPnBM 21.710.720.304 17.900.745.313 3.809.974.991 21,28 Pendek 2018 masing-masing sebesar Rp9.704.380.143,00 dan Rp2.573.475.505,00, naik
Lainnya
Utang Kelebihan Bayar Cukai 6.528 0 6.528 - Rp9,70
sebesar Rp7.130.904.638,00 atau 277,09 persen dari tahun sebelumnya. Nilai
Utang Kelebihan Bayar Pajak PBB 6.181.439 4.649.615 1.531.824 32,95 Miliar tersebut merupakan utang potongan pajak oleh bendahara pengeluaran dan
Utang Kelebihan Bayar Bea Masuk 114.345.393 77.745.646 36.599.747 47,08 bendahara penerimaan yang belum disetor ke rekening kas negara.
Utang Kelebihan pembayaran Pendapatan
35.914 30.828 5.086 16,50 Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya per Unit Eselon I dapat dilihat pada
Non Pajak Lainnya Lampiran Kewajiban Jangka Pendek per Unit Eselon I.
356 Jumlah 28.255.733.682 24.681.785.708 3.573.947.974 14,48 357

C.6. Ekuitas
C.5.4. Pendapatan Diterima Dimuka
Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing
Pendapatan Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Ekuitas
Diterima masing-masing sebesar Rp87.794.965.558,06 dan Rp88.730.205.183,00, turun sebesar Rp162.996.406.486.196,87 dan Rp73.514.668.353.763,00, naik sebesar
Rp162,99
Dimuka Triliun
Rp87,79 sebesar Rp935.239.625,00 atau (1,05) persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan Rp89.481.738.132.434,87 atau 121,72 persen dari tahun sebelumnya. Ekuitas
Miliar Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang sudah disetor ke kas Negara, adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

namun barang/jasa belum diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka PNBP. kewajiban.
Pendapatan Diterima Dimuka antara lain merupakan pendapatan sewa ruangan
untuk mesin ATM, fotocopy, kantin, dan sewa tanah untuk Base Transceiver Station Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
(BTS).

Sumber Daya Manusia


Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per Unit Eselon I dapat dilihat pada Lampiran
Kewajiban Jangka Pendek per Unit Eselon I.
07

07
-117- -118-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1.1. Pendapatan Perpajakan

Sesuai PSAP 12 tentang Laporan Operasional, Laporan Operasional adalah Pendapatan Pendapatan Perpajakan periode TA 2019 adalah sebesar
laporan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional Perpajakan Rp1.577.511.460.535.552,00. Jika dibandingkan dengan Pendapatan
Rp1.577,51 Perpajakan periode TA 2018 sebesar Rp1.500.170.160.060.551,00, maka terjadi
keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, Beban, Triliun
dan Surplus/Defisit Operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya kenaikan sebesar Rp77.341.300.475.001,00 atau sebesar 5,16 persen.
disandingkan dengan periode sebelumnya. Rincian pendapatan perpajakan per jenis pajak TA 2019 dapat dilihat dari tabel
Laporan Operasional periode TA 2019 disandingkan dengan Laporan berikut.
Operasional periode TA 2018. Tabel 112
Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018
D.1. Pendapatan Kegiatan Operasional (dalam ribuan rupiah)

Pendapatan Pendapatan Operasional pada Kementerian Keuangan TA 2019 adalah sebesar


Operasional Rp1.587.926.943.938.210,00 terdiri dari Pendapatan Perpajakan dan
Rp1.587,92 Pendapatan Negara Bukan Pajak.
Triliun
Komposisi pendapatan Kementerian Keuangan per jenis penerimaan TA 2019
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut.
Tabel 110
Perbandingan Pendapatan Operasional Kementerian Keuangan
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan perpajakan di lingkungan Kementerian Keuangan dikelola oleh


358 359
Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Rincian Pendapatan Perpajakan per Unit Eselon I periode TA 2019 dan TA 2018
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Perbandingan pendapatan per unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan
Periode TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 113
Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Unit Eselon I
Tabel 111 Periode TA 2019 dan TA 2018
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Perbandingan Pendapatan Operasional Per Unit Eselon I (dalam ribuan rupiah)


Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)

Sumber Daya Manusia


Pendapatan Perpajakan diatas merupakan pelunasan pajak periode Januari
sampai dengan Desember 2019 yang dilakukan oleh Wajib Pajak tanpa terlebih
dahulu adanya penetapan dan ketetapan, serta keputusan yang mengakibatkan
kurang bayar yang diterbitkan pada TA 2019.
07

07
-120-
Bab

Bab
-119-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

D.1.2. Pendapatan Negara Bukan Pajak Tabel 115


Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Unit Eselon I
Pendapatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) periode TA 2019 adalah sebesar periode TA 2019 dan TA 2018
Negara Bukan Rp10.415.483.402.659,00. Jika dibandingkan dengan Pendapatan Negara Bukan (dalam ribuan rupiah)
Pajak Rp10,41 Pajak periode TA 2018 sebesar Rp21.487.429.346.185,00, maka terjadi
Triliun
penurunan sebesar Rp11.071.945.943.526,00 atau sebesar 51,53 persen.
Pendapatan tersebut terdiri dari atas PNBP Badan Layanan Umum dan PNBP
Lainnya.
Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak per jenis penerimaan periode TA 2019
dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 114
Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Jenis Penerimaan
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan Negara Bukan Pajak tersebut termasuk pendapatan bukan pajak


pada satker BLU di lingkungan Kementerian Keuangan. Perbandingan
pendapatan bukan pajak per Satker BLU di lingkungan Kementerian Keuangan
Pada tahun 2019 terjadi penurunan PNBP BLU yaitu dari satuan kerja BPDPKS.
periode TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Hal tersebut disebabkan karena Peraturan Menteri Keuangan Nomor
152/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor Tabel 116
81/PMK.05/2018 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Satker BLU
Periode TA 2019 dan TA 2018
Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan, terhitung mulai
360 tanggal 4 Desember 2018 ditetapkan tarif pungutan dana perkebunan atas ekspor (dalam ribuan rupiah) 361

kelapa sawit, crude palm oil (CPO), dan produk turunannya dengan nilai Rp0,00.
Sehingga sampai dengan TA 2019 tidak terdapat realisasi Pendapatan Dana
Perkebunan Kelapa Sawit.

Perbandingan pendapatan bukan pajak per unit eselon I di lingkungan


Kementerian Keuangan periode TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

berikut.

PNBP BLU terbesar berasal dari Satker Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN) yaitu sebesar Rp4.172.500.556.538,00 yang sebagian besar merupakan
pendapatan dari penempatan dana pada perbankan. Tingginya tingkat

Sumber Daya Manusia


pendapatan dari jasa perbankan disebabkan oleh masih adanya penempatan
dana atas dana investasi untuk pengadaan tanah PSN yang belum direalisasikan.
07

07
-122-
Bab

Bab
-121-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

D.2. Beban Operasional Nilai Beban Operasional 31 Desember 2019 pada tabel di atas belum termasuk
koreksi sebesar Rp(1.459.871.555.927) yang dilakukan pada satuan kerja
Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dan/ atau potensi jasa dalam periode
operasional konsolidasi BA 015. Koreksi tersebut merupakan transaksi eliminasi atas Aset
pelaporan yang mengakibatkan penurunan ekuitas, yang dapat berupa
Rp51,29 Lainnya LMAN terkait investasi di BUN sebesar Rp(1.459.566.620.275,00) dan
triliun pengeluaran atas konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban operasional koreksi atas transaksi resiprokal pada satker BLU LMAN dan LPDP sebesar
merupakan beban yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan operasional Rp(304.935.652,00) sehingga total Beban Operasional setelah koreksi adalah
entitas. Rp51.289.127.466.745,00.
Beban Operasional pada Kementerian Keuangan untuk periode yang berakhir pada Adapun nilai Beban Operasional sebelum dan setelah koreksi adalah sebagai
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar berikut:
Rp51.289.127.466.745,00 dan Rp48.384.485.610.749,00. Saldo tersebut naik
Tabel 119
sebesar Rp2.904.641.855.996,00 atau sebesar 6,00 persen dari tahun Beban Operasional Sebelumdan Setelah Koreksi
sebelumnya.
No Uraian TA 2019
Rincian Beban Operasional dapat dilihat dalam rincian tabel berikut.
1 Beban Operasional sebelum koreksi 52.748.999.022.672
2 Koreksi satker Konsolidasi BA 015 (1.459.871.555.927)
Tabel 117
Rincian Beban Operasional
3 Beban Operasional setelah koreksi 51.289.127.466.745
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
D.2.1. Beban Pegawai
Kenaikan/ Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan (Turun) % Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun
Beban
Beban Pegawai 21.611.669.202 20.455.990.237 1.155.678.965 5,65 Pegawai barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
Beban Persediaan 363.613.312 402.192.661 (38.579.349) (9,59) Rp21,61 diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang
Beban Barang dan Jasa 11.083.021.877 12.932.743.025 (1.849.721.148) (14,30) triliun
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
Beban Pemeliharaan 1.297.673.548 1.245.505.584 52.167.964 4,19 pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
Beban Perjalanan Dinas 1.683.098.924 1.760.282.212 (77.183.288) (4,38) pembentukan modal. Jumlah Beban Pegawai pada 31 Desember 2019 dan 31
Beban Barang Untuk Diserahkan Kepaada Masyarakat 543.018.318 453.463.604 89.554.714 19,75 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp21.611.669.201.735,00 dan
362 363
Beban Penyusutan dan Amortisasi 1.797.557.360 1.653.119.745 144.437.615 8,74
Rp20.455.990.236.598,00. Saldo beban pegawai tersebut mengalami kenaikan
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 12.909.474.926 9.481.188.543 3.428.286.383 36,16
sebesar Rp1.155.678.965.137,00 atau sebesar 5,65 persen dari tahun
Jumlah 51.289.127.467 48.384.485.611 2.904.641.856 6,00
sebelumnya.
Sedangkan rincian Beban Operasional per unit Eselon I disajikan dalam tabel Rincian Beban Pegawai disajikan dalam tabel berikut.
berikut.
Tabel 120
Tabel 118 Rincian Beban Pegawai Per Akun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Rincian Beban Operasional per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Kenaikan / Naik
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan % Penurunan (Turun) %
1 Sekretariat Jenderal 19.812.541.918 19.729.959.863 82.582.055 0,42 Beban Gaji dan Tunjangan PNS 4.763.685.491 4.349.660.955 414.024.536 9,52

Sumber Daya Manusia


2 Inspektorat Jenderal 97.709.760 100.948.942 (3.239.182) (3,21) Beban Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 44.362.751 43.998.804 363.947 0,83
3 Ditjen Anggaran 125.075.179 123.248.791 1.826.388 1,48 Beban Lembur 121.182.199 122.548.187 (1.365.988) (1,11)
4 Ditjen Pajak 19.996.598.935 16.133.099.567 3.863.499.368 23,95 Beban Tunj. Khusus & Beban Pegawai Transito 16.533.977.518 15.842.793.721 691.183.797 4,36
5 Ditjen Bea dan Cukai 3.800.603.340 3.867.140.474 (66.537.134) (1,72) Beban Barang BLU 148.461.243 96.988.570 51.472.673 53,07
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 105.673.360 115.493.703 (9.820.343) (8,50) Jumlah 21.611.669.202 20.455.990.237 1.155.678.965 5,65
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 114.922.798 108.283.235 6.639.563 6,13
8 Ditjen Perbendaharaan 5.755.110.320 7.010.798.832 (1.255.688.512) (17,91) Sedangkan rincian Beban Pegawai per unit Eselon I disajikan dalam tabel berikut.
9 Ditjen Kekayaan Negara 2.145.017.575 2.181.873.740 (36.856.165) (1,69)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 608.793.604 651.963.009 (43.169.405) (6,62)
11 Badan Kebijakan Fiskal 144.512.378 130.811.460 13.700.918 10,47
12 Lembaga Nasional Single Window 42.439.856 - 42.439.856 -
Jumlah 52.748.999.023 50.153.621.616 2.595.377.407 5,17
07

07
-123- -124-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 121 Tabel 123


Rincian Beban Pegawai per Unit Eselon I Rincian Beban Persediaan Per Unit Eselon I
Periode TA 2019 dan TA 2018 Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
Penurunan % Penurunan %
1 Sekretariat Jenderal 16.768.334.085 16.056.833.082 711.501.003 4,43 1 Sekretariat Jenderal 12.885.659 12.174.079 711.580 5,85
2 Inspektorat Jenderal 46.756.448 43.502.054 3.254.394 7,48 2 Inspektorat Jenderal 1.161.965 1.232.969 (71.004) (5,76)
3 Ditjen Anggaran 63.228.090 59.720.969 3.507.121 5,87 3 Ditjen Anggaran 971.668 897.653 74.015 8,25
4 Ditjen Pajak 2.685.677.156 2.401.925.174 283.751.982 11,81 4 Ditjen Pajak 177.328.614 195.543.376 (18.214.762) (9,31)
5 Ditjen Bea dan Cukai 917.645.498 862.010.132 55.635.366 6,45 5 Ditjen Bea dan Cukai 106.307.587 114.904.534 (8.596.947) (7,48)
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 36.941.145 32.904.999 4.036.146 12,27 6 Ditjen Perimbangan Keuangan 1.346.425 2.258.173 (911.748) (40,38)
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 31.531.903 30.274.104 1.257.799 4,15 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 2.373.468 2.887.121 (513.653) (17,79)
8 Ditjen Perbendaharaan 26.262.358 27.832.743 (1.570.385) (5,64)
8 Ditjen Perbendaharaan 606.351.529 586.920.363 19.431.166 3,31
9 Ditjen Kekayaan Negara 13.651.652 14.668.376 (1.016.724) (6,93)
9 Ditjen Kekayaan Negara 314.053.294 262.599.816 51.453.478 19,59
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 91.224.666 84.620.218 6.604.448 7,80 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 17.910.654 27.913.178 (10.002.524) (35,83)
11 Badan Kebijakan Fiskal 36.592.511 34.679.326 1.913.185 5,52 11 Badan Kebijakan Fiskal 3.347.957 1.880.459 1.467.498 78,04
12 Lembaga Nasional Single Window 13.332.877 - 13.332.877 - 12 Lembaga Nasional Single Window 65.305 - 65.305 -
Jumlah 21.611.669.202 20.455.990.237 1.155.678.965 5,65 Jumlah 363.613.312 402.192.661 (38.579.349) (9,59)

D.2.3. Beban Barang dan Jasa


D.2.2. Beban Persediaan
Beban Persediaan adalah beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang Beban Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas barang dan jasa dalam rangka
Beban
Persediaan yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan Barang dan penyelenggaraan kegiatan entitas. Beban Barang dan Jasa pada pada 31
Rp363,61 Jasa Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar
maupun tidak dipasarkan. Jumlah Beban Persediaan untuk periode yang berakhir Rp11,08
miliar Rp11.083.021.876.954,00 dan Rp12.932.743.025.323,00. Saldo tersebut turun
pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar triliun
Rp363.613.311.615,00 dan Rp402.192.660.657,00. Saldo tersebut turun sebesar sebesar Rp1.849.721.148.369,00 atau sebesar (14,30) persen dari tahun
Rp38.579.349.042,00 atau sebesar (9,59) persen dari tahun sebelumnya. sebelumnya.

364 Rincian Beban Barang dan Jasa disajikan dalam tabel berikut. 365
Rincian Beban Persediaan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 122 Tabel 124


Rincian Beban Persediaan Per Akun Rincian Beban Barang dan Jasa Per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018 Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan / Naik
Penurunan (Turun) % Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan (Turun) %
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Beban Persediaan konsumsi 353.494.107 344.365.103 9.129.004 2,65


Beban Persediaan amunisi 868.475 691.475 177.000 25,60 Beban Barang Operasional 1.481.731.597 1.576.847.564 (95.115.967) (6,03)
Beban Persediaan pita cukai, materai dan leges - 900 (900) (100,00) Beban Barang Non Operasional 2.139.668.486 2.072.413.269 67.255.217 3,25
Beban Persediaan bahan baku - 45.347.527 (45.347.527) (100,00) Beban Langganan Daya dan Jasa 1.233.294.120 1.494.770.144 (261.476.024) (17,49)
Beban Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga - - - - Beban Barang dan Jasa BLU 6.225.479.703 7.780.398.527 (1.554.918.824) (19,99)
Beban Persediaan Lainnya 9.250.730 11.787.656 (2.536.926) (21,52) Beban Aset Ekstrakomptabel 2.847.971 8.313.521 (5.465.550) (65,74)

Sumber Daya Manusia


Jumlah 363.613.312 402.192.661 (38.579.349) (9,59) Jumlah 11.083.021.877 12.932.743.025 (1.849.721.148) (14,30)

Sedangkan rincian Beban Persediaan per unit Eselon I disajikan dalam tabel Sedangkan rincian Beban Barang dan Jasa per unit Eselon I disajikan dalam tabel
berikut. berikut.
07

07
-125- -126-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 125 Tabel 127


Rincian Beban Barang dan Jasa Per Unit Eselon I Rincian Beban Pemeliharaan Per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018 Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

Kenaikan / Naik (Turun)


Kenaikan / Naik
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan % Penurunan (Turun) %
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 406.152.329 392.393.259 13.759.070 3,51
1 Sekretariat Jenderal 2.500.402.640 3.189.721.057 (689.318.417) (21,61)
2 Inspektorat Jenderal 14.774.734 17.899.946 (3.125.212) (17,46) Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 794.696.506 765.464.776 29.231.730 3,82
3 Ditjen Anggaran 31.035.998 27.864.620 3.171.378 11,38 Beban Pemeliharaan Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.435.681 4.432.038 1.003.643 22,65
4 Ditjen Pajak 2.323.237.731 2.229.458.221 93.779.511 4,21 Beban Pemeliharaan Lainnya 60.131.951 45.015.898 15.116.053 33,58
5 Ditjen Bea dan Cukai 1.085.064.559 1.055.661.845 29.402.714 2,79 Beban Barang dan Jasa BLU - 9.105.402 (9.105.402) (100,00)
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 29.957.478 31.574.187 (1.616.709) (5,12) Beban Persediaan Untuk Pemeliharaan 31.166.025 29.047.498 2.118.527 7,29
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 43.640.458 43.068.649 571.809 1,33 Beban Aset Ekstrakomtabel Gedung dan Bangunan 91.056 46.713 44.343 94,93
8 Ditjen Perbendaharaan 4.498.728.436 5.783.267.068 (1.284.538.632) (22,21) Jumlah 1.297.673.548 1.245.505.584 52.167.964 4,19
9 Ditjen Kekayaan Negara 142.723.780 150.177.416 (7.453.635) (4,96)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 333.666.414 364.073.888 (30.407.474) (8,35) Sedangkan rincian Beban Pemeliharaan per eselon I disajikan dalam tabel berikut:
11 Badan Kebijakan Fiskal 55.254.154 39.976.128 15.278.026 38,22
12 Lembaga Nasional Single Window 24.840.431 - 24.840.431 - Tabel 128
Jumlah 11.083.326.813 12.932.743.023 (1.849.416.210) (14,30) Rincian Beban Pemeliharaan Per Eselon I
Periode TA 2019 dan TA 2018
Nilai Beban Barang dan Jasa 31 Desember 2019 pada tabel di atas belum termasuk (dalam ribuan rupiah)
koreksi sebesar Rp(304.935.652,00) yang dilakukan pada satuan kerja konsolidasi Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
BA 015. Koreksi tersebut merupakan koreksi atas transaksi resiprokal pada BLU Penurunan %
LMAN dan LPDP sehingga total Beban Barang dan Jasa setelah koreksi adalah 1 Sekretariat Jenderal 190.912.238 161.158.872 29.753.366 18,46
Rp13.228.336.750.796,00. Adapun nilai Beban Barang dan Jasa sebelum dan 2 Inspektorat Jenderal 4.762.595 4.826.453 (63.858) (1,32)
3 Ditjen Anggaran 2.359.628 4.378.995 (2.019.367) (46,11)
setelah koreksi adalah sebagai berikut:
4 Ditjen Pajak 445.580.143 451.407.515 (5.827.372) (1,29)
Tabel 126 5 Ditjen Bea dan Cukai 423.791.771 388.431.534 35.360.237 9,10
366 367
Beban Barang dan Jasa Sebelumdan Setelah Koreksi 6 Ditjen Perimbangan Keuangan 5.076.802 7.618.859 (2.542.057) (33,37)
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 4.486.836 4.241.292 245.544 5,79
No Uraian TA 2019
8 Ditjen Perbendaharaan 145.356.327 149.437.266 (4.080.939) (2,73)
1 Beban Barang dan Jasa sebelum koreksi 11.083.326.812.606
9 Ditjen Kekayaan Negara 46.788.953 46.755.117 33.836 0,07
2 Koreksi satker Konsolidasi BA 015 (304.935.652)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 21.407.984 20.357.799 1.050.185 5,16
3 Beban Barang dan Jasa setelah koreksi 11.083.021.876.954
11 Badan Kebijakan Fiskal 6.663.345 6.891.882 (228.537) (3,32)
12 Lembaga Nasional Single Window 486.926 - 486.926 -
D.2.4. Beban Pemeliharaan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Jumlah 1.297.673.548 1.245.505.584 52.167.964 4,19


Beban Beban Pemeliharaan adalah beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan
Pemeliharaan
Rp1,30 triliun
aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Beban D.2.5. Beban Perjalanan Dinas
Pemeliharaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 adalah sebesar Rp1.297.673.548.422,00 dan
Beban Beban Perjalanan Dinas adalah beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam
Perjalanan rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Beban Perjalanan Dinas untuk

Sumber Daya Manusia


Rp1.245.505.584.295,00. Saldo tersebut naik sebesar Rp52.167.964.127,00 atau Dinas
sebesar 4,19 persen dari tahun sebelumnya. Rp1,68 periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
triliun masing sebesar Rp1.683.098.924.014,00 dan Rp1.760.282.211.778,00. Saldo
Rincian Beban Pemeliharaan disajikan dalam tabel berikut. tersebut turun sebesar Rp77.183.287.764,00 atau sebesar (4,38) persen dari tahun
sebelumnya.

Rincian Beban Perjalanan Dinas disajikan dalam tabel berikut.


07

07
-127- -128-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 129 D.2.6. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat


Rincian Beban Perjalanan Dinas per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018 Beban Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat adalah beban barang dalam
(dalam ribuan rupiah) Barang
Untuk rangka pelayanan kepada masyarakat. Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Kenaikan / Naik Diserahkan Masyarakat untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan (Turun) % Kepada
Masyarakat
31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp543.018.317.549,00 dan
Beban Perjalanan Biasa 1.201.208.948 1.317.200.127 (115.991.179) (8,81)
Rp543,02 Rp453.463.604.095,00. Saldo tersebut naik sebesar Rp89.554.713.454,00 atau
Beban Perjalanan Tetap - 16.928 (16.928) (100,00)
miliar sebesar 19,75 persen dari tahun sebelumnya.
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 117.001.221 105.519.526 11.481.695 10,88
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 111.877.890 102.539.378 9.338.512 9,11
Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat disajikan dalam tabel
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 104.607.648 115.644.631 (11.036.983) (9,54)
Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 69.668.508 52.376.106 17.292.402 33,02 berikut.
Beban Perjalanan Tetap - Luar Negeri - 15.610.792 (15.610.792) (100,00)
Tabel 131
Beban Perjalanan 78.734.709 51.374.724 27.359.985 53,26 Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Akun
Jumlah 1.683.098.924 1.760.282.212 (77.183.288) (4,38) Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Sedangkan rincian Beban Perjalanan Dinas per unit Eselon I disajikan dalam tabel Kenaikan / Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
berikut. Penurunan (Turun) %
Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada
Tabel 130 543.018.318 453.463.604 89.554.714 19,75
Rincian Beban Perjalanan Dinas Per Eselon I Masyarakat/Pemda
Periode TA 2019 dan TA 2018 Jumlah 543.018.318 453.463.604 89.554.714 19,75
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Sedangkan rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
Penurunan % eselon I disajikan dalam tabel berikut.
1 Sekretariat Jenderal 133.216.290 126.331.729 6.884.561 5,45
2 Inspektorat Jenderal 24.814.563 28.791.782 (3.977.219) (13,81) Tabel 132
Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Eselon I
3 Ditjen Anggaran 18.666.849 22.293.596 (3.626.747) (16,27) Periode TA 2019 dan TA 2018
368
4 Ditjen Pajak 704.482.427 705.500.409 (1.017.982) (0,14) (dalam ribuan rupiah) 369
5 Ditjen Bea dan Cukai 337.608.387 338.019.761 (411.374) (0,12) Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 23.943.273 32.331.699 (8.388.426) (25,94) Penurunan %
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 24.707.162 20.808.407 3.898.755 18,74 1 Sekretariat Jenderal 5.610 - 5.610 -
2 Inspektorat Jenderal - - - -
8 Ditjen Perbendaharaan 204.489.784 189.451.884 15.037.900 7,94
3 Ditjen Anggaran - - - -
9 Ditjen Kekayaan Negara 101.017.335 173.513.024 (72.495.689) (41,78) 4 Ditjen Pajak 181.651.921 141.109.986 40.541.935 28,73
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 74.527.667 84.788.854 (10.261.187) (12,10) 5 Ditjen Bea dan Cukai 361.360.787 312.353.618 49.007.169 15,69
11 Badan Kebijakan Fiskal 33.104.405 38.451.067 (5.346.662) (13,91)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

6 Ditjen Perimbangan Keuangan - - - -


12 Lembaga Nasional Single Window 2.520.782 - 2.520.782 - 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko - - - -
Jumlah 1.683.098.924 1.760.282.212 (77.183.288) (4,38) 8 Ditjen Perbendaharaan - - - -
9 Ditjen Kekayaan Negara - - - -
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan - - - -
11 Badan Kebijakan Fiskal - - - -

Sumber Daya Manusia


12 Lembaga Nasional Single Window - - - -
Jumlah 543.018.318 453.463.604 89.554.714 19,75

Berdasarkan tabel di atas, Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat


terdapat pada eselon I Sekretariat Jenderal, DJP dan DJBC. Beban Barang untuk
Diserahkan kepada Masyarakat tersebut terbentuk akibat adanya penyerahan
persediaan berupa souvenir dan plakat pada satker P2PK Setjen, penjualan Benda
Meterai pada Kantor Pusat DJP dan penjualan Pita Cukai pada DJBC.
07

07
-129- -130-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

D.2.7. Beban Penyusutan dan Amortisasi Tabel 135


Beban Penyusutan dan Amortisasi Sebelum dan Setelah Koreksi
Beban Beban penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis Periode TA 2019
Penyusutan atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa No Uraian TA 2019
dan
Amortisasi manfaat aset yang bersangkutan. Adapun beban amortisasi digunakan untuk 1 Beban Penyusutan dan Amortisasi sebelum koreksi 3.257.123.980.147
Rp1,80 mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Jumlah 2 Koreksi satker Konsolidasi BA 015 (1.459.566.620.275)
triliun
beban penyusutan dan amortisasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 3 Beban Penyusutan dan Amortisasi setelah koreksi 1.797.557.359.872
2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.797.557.359.872,00
dan Rp1.653.119.744.914,00. Saldo tersebut naik sebesar Rp144.437.614.958,00 D.2.8. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
atau sebesar 8,74 persen dari tahun sebelumnya.
Beban Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi
Penyisihan ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi disajikan dalam tabel berikut. Piutang Tak
Tertagih Tak Tertagih untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
Tabel 133 Rp12,91 31 Desember 2018 masing-masing Rp12.909.474.926.584,00 dan
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Akun triliun
Rp9.481.188.543.090,00. Saldo tersebut naik sebesar Rp3.428.286.383.495,00
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) atau sebesar 36,16 persen dari tahun sebelumnya.
Kenaikan / Naik
Uraian TA 2019 TA 2018 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih disajikan dalam tabel berikut.
Penurunan (Turun) %
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.078.262.771 1.085.491.038 (7.228.267) (0,67) Tabel 136
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 549.981.372 395.659.875 154.321.497 39,00 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018
Beban Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan 26.544.370 16.382.320 10.162.050 62,03 (dalam ribuan rupiah)
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 410.124 66.470 343.654 517,00 Kenaikan / Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Beban Amortisasi Aset Lainnya 126.935.054 138.181.526 (11.246.472) (8,14) Penurunan (Turun) %
Beban Penyusutan Aset Lainnya 15.423.669 17.338.516 (1.914.847) (11,04) Beban Penyisihan Piutang Pajak 12.908.892.432 9.480.573.981 3.428.318.451 36,16
Jumlah 1.797.557.360 1.653.119.745 144.437.615 8,74 Beban Penyisihan Piutang PNBP (168.481) (100.420) (68.061) 67,78
Beban Penyisihan Piutang TP/TGR 1.159 62.403 (61.244) (98,14)
370 Sedangkan rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi per eselon I disajikan dalam Beban Penyisihan Piutang Kegiatan Operasional BLU 531.832 361.305 170.527 47,20 371

tabel berikut. Beban Penyisihan Piutang Kegiatan Non Operasional BLU (378) 400 (778) (194,49)
Tabel 134 Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka Panjang 218.363 290.874 (72.511) (24,93)
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Unit Eselon I Jumlah 12.909.474.927 9.481.188.543 3.428.286.384 36,16
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Sedangkan rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per Eselon I disajikan
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
Penurunan % dalam tabel berikut.
1 Sekretariat Jenderal 206.253.529 183.570.155 22.683.374 12,36
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

2 Inspektorat Jenderal 5.439.455 4.695.763 743.692 15,84


Tabel 137
3 Ditjen Anggaran 8.910.779 7.935.313 975.466 12,29 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Piutang Pajak dan Piutang PNBP) Per Unit Eselon I
4 Ditjen Pajak 556.838.500 611.619.585 (54.781.085) (8,96) Periode TA 2019 dan 2018
5 Ditjen Bea dan Cukai 581.760.717 711.945.098 (130.184.381) (18,29) (dalam ribuan rupiah)
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 8.408.259 8.805.763 (397.504) (4,51)
Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018

Sumber Daya Manusia


7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 7.808.655 7.003.619 805.036 11,49 Penurunan %
8 Ditjen Perbendaharaan 273.925.211 273.893.466 31.745 0,01
1 Sekretariat Jenderal 531.868 170.889 360.979 211,24
9 Ditjen Kekayaan Negara 1.526.921.550 1.533.919.959 (6.998.409) (0,46)
2 Inspektorat Jenderal - (24) 24 100,00
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 70.113.863 69.934.385 179.478 0,26 3 Ditjen Anggaran (97.834) 157.644 (255.478) (162,06)
11 Badan Kebijakan Fiskal 9.549.926 8.932.644 617.282 6,91 4a Ditjen Pajak (Piutang Pajak) 12.921.791.382 9.396.469.207 3.525.322.175 37,52
12 Lembaga Nasional Single Window 1.193.536 - 1.193.536 - 4b Ditjen Pajak 11.062 66.096 (55.034) (83,26)
Jumlah 3.257.123.980 3.422.255.750 (165.131.770) (4,83) 5a Ditjen Bea dan Cukai (Piutang Pajak) (12.898.950) 84.104.774 (97.003.724) (115,34)
5b Ditjen Bea dan Cukai (37.017) (290.823) 253.806 (87,27)
6 Ditjen Perimbangan Keuangan (23) 23 (46) (198,69)
Tabel di atas belum termasuk koreksi atas Beban Penyusutan dan Amortisasi yang 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 374.317 42 374.275 882.723,45
dilakukan pada satuan kerja konsolidasi BA 015 sebesar 8 Ditjen Perbendaharaan (3.325) (3.957) 632 (15,96)
9 Ditjen Kekayaan Negara (138.990) 240.030 (379.020) (157,91)
Rp(1.459.566.620.275,00). Koreksi tersebut merupakan transaksi eliminasi atas 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (57.642) 274.687 (332.329) (120,98)
Aset Lainnya LMAN terkait investasi di BUN, sehingga nilai Beban Penyusutan dan 11 Badan Kebijakan Fiskal 79 (45) 124 (273,91)
Amortisasi setelah koreksi adalah Rp1.797.557.359.872,00. 12 Lembaga Nasional Single Window - - - -
07

07
Jumlah 12.909.474.927 9.481.188.543 3.428.286.384 36,16

-131- -132-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Berdasarkan tabel Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Piutang Pajak Tabel 139
Rincian Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Unit Eselon I
dan Piutang PNBP) Per Unit Eselon I, terdapat Beban Penyisihan Piutang Tak Periode TA 2019 dan TA 2018
Tertagih bersaldo negatif pada eselon I DJA, DJBC, DJPK, DJPB, DJKN dan BPPK. (dalam ribuan rupiah)
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih bersaldo negatif tersebut disebabkan Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
karena adanya pelunasan atas piutang yang terbit di tahun sebelumnya dan telah Penurunan %
dicadangkan penyisihan piutangnya. Hal ini telah sesuai dengan PMK Nomor 1 Sekretariat Jenderal 4.280.682 1.246.513 3.034.169 243,41
225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis 2 Inspektorat Jenderal 636.055 71.900 564.155 784,64
Akrual pada Pemerintah Pusat. 3 Ditjen Anggaran 1.544.994 457.975 1.087.019 237,35
4 Ditjen Pajak 17.198.104 8.504.660 8.693.444 102,22
D.3. Surplus/ Defisit Kegiatan Operasional 5 Ditjen Bea dan Cukai 41.379.379 11.371.930 30.007.449 263,87
Pos Surplus/ Defisit dari Kegiatan Operasional merupakan selisih antara 6 Ditjen Perimbangan Keuangan 130.004 121.983 8.021 6,58
Surplus dari
Kegiatan pendapatan dan beban yang sifatnya rutin dan merupakan tugas pokok dan fungsi 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 1.052.608 235.040 817.568 347,84
Operasional
entitas selama satu periode pelaporan. Surplus Kegiatan Operasional untuk 8 Ditjen Perbendaharaan 1.821.609 1.758.082 63.527 3,61
Rp1.536,64
triliun periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing- 9 Ditjen Kekayaan Negara 2.366.515 1.131.319 1.235.196 109,18
masing sebesar Rp1.536.637.816.471.466,00 dan Rp1.473.273.103.795.986,00. 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 612.135 550.214 61.921 11,25
Surplus Kegiatan Operasional merupakan selisih antara total Pendapatan 11 Badan Kebijakan Fiskal 718.613 443.596 275.017 62,00
Operasional sebesar Rp1.587.926.943.938.210,00 dan total Beban Operasional 12 Lembaga Nasional Single Window - - - -
sebesar Rp51.289.127.466.745,00. Jumlah 71.740.698 25.893.212 45.847.486 177,06

D.4. Surplus/ Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar Persentase kenaikan Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar tertinggi
terdapat pada unit eselon I Inspektorat Jenderal merupakan hasil penjualan lelang
Defisit dari Surplus/ Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar terdiri dari pendapatan pelepasan atas BMN berupa 12 (dua belas) unit mobil dinas yang sudah habis masa
Pelepasan aset non lancar dan beban kerugian pelepasan aset non lancar. Surplus/ Defisit manfaatnya.
Aset Non
Lancar
dari Pelepasan Aset Non Lancar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
Rp23,93 2019 dan 31 Desember 2018 adalah defisit sebesar Rp23.934.121.473,00 dan Rincian Beban Kerugian Pelepasan Aset Non Lancar disajikan dalam tabel berikut.
miliar Rp13.602.319.294,00. Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar pada 31 Desember
372 Tabel 140 373
2019 merupakan selisih antara total Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar Rincian Beban Kerugian dari Pelepasan Aset Non Lancar
sebesar Rp71.740.697.554,00 dan total Beban Pelepasan Aset Non Lancar Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
sebesar Rp95.674.819.027,00.
Kenaikan/ Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Rincian Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar pada 31 Desember 2019 Penurunan (Turun) %
disajikan dalam tabel berikut. Beban Pelepasan Aset Non Lancar 95.674.819 39.495.531 56.179.288 142,24
Jumlah 95.674.819 39.495.531 56.179.288 142,24
Tabel 138
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Rincian Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Akun


Periode TA 2019 dan TA 2018 Sedangkan rincian Beban Kerugian Pelepasan Aset Non Lancar per unit Eselon I
(dalam ribuan rupiah)
disajikan dalam tabel berikut.
Kenaikan/ Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Penuruanan (Turun) %

Sumber Daya Manusia


Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunan - 10.912 (10.912) (100,00)
Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 25.019.551 5.512.890 19.506.661 353,84
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 46.721.147 20.369.410 26.351.737 129,37
Jumlah 71.740.698 25.893.212 45.847.486 177,06

Sedangkan rincian Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar per eselon I disajikan
dalam tabel berikut.
07

07
-133- -134-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 141 Tabel 142


Rincian Beban Kerugian dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Unit Eselon I Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Periode TA 2019 dan TA 2018 Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Kenaikan / Naik
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan % Penurunan (Turun) %
1 Sekretariat Jenderal 3.193.665 8.548.931 (5.355.266) (62,64) Pendapatan Selisih Kurs Terealisasi - BLU 2.589.484 10.971.331 (8.381.847) (76,40)
2 Inspektorat Jenderal 64.911 3.469 61.442 1.770,99 Penerimaan Kembali Belanja Barang BLU Tahun Anggaran
3 Ditjen Anggaran 0 19.003 (19.003) (100,00) 2.671.271 6.773.072 (4.101.801) (60,56)
Yang Lalu
4 Ditjen Pajak 8.407.208 3.375.896 5.031.313 149,04
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan / TGR - 3.195.671 - 3.195.671 -
5 Ditjen Bea dan Cukai 74.521.667 19.697.112 54.824.555 278,34
BLU
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 0 34.757 (34.757) (100,00)
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 0 34.757 (34.757) (100,00)
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap 2.425.507 680.217 1.745.290 256,58
8 Ditjen Perbendaharaan 5.669.701 4.149.017 1.520.684 36,65 Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain.
9 Ditjen Kekayaan Negara 1.965.850 1.367.956 597.893 43,71
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 1.851.817 2.942.442 (1.090.625) (37,07) 5.445.572 4.240.103 1.205.469 28,43
Yang Lalu
11 Badan Kebijakan Fiskal 0 - - -
12 Lembaga Nasional Single Window 0 - - - Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang
64.151.065 16.097.124 48.053.941 298,53
Jumlah 95.674.819 40.173.340 55.501.479 138,16 Lalu
Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang
135.370 693.481 (558.111) (80,48)
Lalu
D.5. Surplus/ Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR 11.575 - 11.575 -
Defisit dari Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya terdiri dari Pendapatan dari
Pensiunan PNS
Kegiatan Kegiatan Non Operasional Lainnya dan Beban dari Kegiatan Non Operasional Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi 227.912 74.356.313 (74.128.401) (99,69)
Non
Lainnya. Surplus/ Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya untuk periode Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi BLU 0 258.139 (258.139) (100,00)
Operasional
Lainnya yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah Defisit Pendapatan Penyesuaian Selisih Kurs 16.667.966 135.250.191 (118.582.225) (87,68)
Rp120,70 sebesar Rp120.696.842.223,00 dan Surplus Rp156.207.458.393,00. Defisit dari Pendapatan Perolehan Aset Lainnya 16.846.618 22.847 16.823.771 73.635,19
miliar Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan 696.676.239 21.199.014 675.477.225 3.186,36
Kegiatan Non Operasional Lainnya merupakan selisih antara total Pendapatan dari
Jumlah 811.044.250 270.541.832 540.502.418 199,79
kegiatan Non Operasional Lainnya sebesar Rp811.044.249.594,00 dan total Beban
374 375
Kegiatan Non Operasional Lainnya sebesar Rp931.741.091.817,00.
Sedangkan rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya per
Eselon I disajikan dalam tabel berikut.
Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya disajikan dalam tabel
berikut. Tabel 143
Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Eselon I
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Naik (Turun)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 -


%
1 Sekretariat Jenderal 181.153.967 4.440.720 176.713.247 3.979,38
2 Inspektorat Jenderal 186.628 117.553 69.075 58,76
3 Ditjen Anggaran 48.125 462.411 (414.286) (89,59)
4 Ditjen Pajak 702.105.504 220.552.697 481.552.807 218,34

Sumber Daya Manusia


5 Ditjen Bea dan Cukai 31.889.051 15.189.982 16.699.069 109,93
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 181.801 427.372 (245.571) (57,46)
7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 1.461.254 445.967 1.015.287 227,66
8 Ditjen Perbendaharaan 4.712.114 10.010.184 (5.298.070) (52,93)
9 Ditjen Kekayaan Negara 3.783.773 13.644.970 (9.861.197) (72,27)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 7.351.802 4.630.964 2.720.838 58,75
11 Badan Kebijakan Fiskal 284.563 619.012 (334.449) (54,03)
12 lembaga Nasional Single Window 6.810 - 6.810 -
Jumlah 933.165.392 270.541.832 662.623.560 244,92

Tabel di atas belum termasuk koreksi atas Pendapatan Penyesuaian Nilai Investasi
atas penilaian investasi non permanen yang merupakan kategori available for sale
07

07
pada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dilakukan pada satuan
-135- -136-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

kerja konsolidasi BA 015 sebesar Rp(122.121.142.000,00). Adapun nilai Tabel 146


Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Unit Eselon I
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya sebelum dan setelah koreksi
Periode TA 2019 dan TA 2018
adalah sebagai berikut. (dalam ribuan rupiah)
Tabel 144 Kenaikan / Naik (Turun)
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Sebelum dan Setelah Koreksi No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
Penurunan %
1 Sekretariat Jenderal 209.650 74.507.867 (74.298.217) (99,72)
No Uraian TA 2019 2 Inspektorat Jenderal 15.704 50.394 (34.690) (68,84)
1 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya sebelum koreksi 933.165.391.594 3 Ditjen Anggaran 117.681 109.731 7.950 7,24
2 Koreksi satker Konsolidasi BA 015 (122.121.142.000) 4 Ditjen Pajak 908.395.615 89.756.097 818.639.518 912,07
3 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya setelah koreksi 811.044.249.594 5 Ditjen Bea dan Cukai 7.922.775 9.304.918 (1.382.143) (14,85)
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 119.974 52.371 67.603 129,09
Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya disajikan dalam tabel 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 618.901 61.431 557.470 907,47
berikut. 8 Ditjen Perbendaharaan 982.214 6.825.312 (5.843.098) (85,61)
9 Ditjen Kekayaan Negara 6.463.977 5.554.986 908.991 16,36
Tabel 145
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 6.840.791 1.662.288 5.178.503 311,53
Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018 11 Badan Kebijakan Fiskal 42.551 141.111 (98.560) (69,85)
(dalam ribuan rupiah) 12 Lembaga Nasional Single Window 11.259 - 11.259 -
Kenaikan/ Naik Jumlah 931.741.092 188.026.506 743.714.586 395,54
Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan (Turun) %
Beban Kerugian Persediaan Rusak/Usang 4.167.350 8.150.589 (3.983.239) (48,87) D.6. Surplus/ Defisit Kegiatan Non Operasional
Beban Kerugian Selisih Kurs Belum Terealisasi 178.788.701 4.175.026 174.613.675 4.182,34 Pos Surplus/ Defisit dari Kegiatan Non Operasional diperoleh dari selisih antara
Defisit
Beban Penyesuaian Selisih Kurs Invoice/SPP ke SP2D dan Kegiatan
5.133.584 4.800.875 332.709 6,93 pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok
Exotic Currency Non
Operasional dan fungsi entitas. Surplus/ Defisit Kegiatan Non Operasional untuk periode yang
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan 692.551.534 41.716.374 650.835.160 1.560,14 Rp144,63 berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah Defisit sebesar
Beban Kerugian Selisih Kurs Belum Terealisasi BLU 698.093 66.183 631.910 954,79 miliar
Rp144.630.963.696,00 dan Surplus Rp142.605.139.099,00. Defisit Kegiatan Non
Beban Penyesuaian Selisih Kurs 50.401.830 55.425.327 (5.023.497) (9,06)
Operasional merupakan jumlah dari Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
376 Jumlah 931.741.092 114.334.374 817.406.718 714,93 377
sebesar Rp120.696.842.223,00 dan Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar
sebesar Rp23.934.121.473,00.
Beban kerugian selisih kurs belum terealisasi adalah selisih kurs atas piutang
perpajakan wajib pajak yang menggunakan pembukuan dalam mata uang asing
D.7. Surplus/ Defisit Laporan Operasional
dan selisih kurs arus kas uang persediaan di perwakilan luar negeri.
Surplus Nilai Surplus/ Defisit Laporan Operasional untuk periode yang berakhir pada
Sedangkan rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya per unit Laporan 31 Desember 2019 adalah Surplus sebesar Rp1.536.493.185.507.770,00. Nilai
Operasional
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Eselon I disajikan dalam tabel berikut. tersebut diperoleh dari selisih antara Surplus Kegiatan Operasional sebesar
Rp1.536,49
triliun Rp1.536.637.816.471.470,00 dan Defisit Kegiatan Non Operasional sebesar
Rp144.630.963.696,00.

Sumber Daya Manusia


07

07
-137- -138-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tabel 148


Rincian Surplus/ Defisit LO Per Unit Eselon I
Ekuitas kementerian adalah kekayaan bersih kementerian yang merupakan selisih Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
antara aset dan kewajiban kementerian pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di (dalam ribuan rupiah)
Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %

Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas periode 1 Sekretariat Jenderal (15.992.353.337) (17.440.685.692) (8,30)
2 Inspektorat Jenderal (96.967.655) (100.812.152) (3,81)
pelaporan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
3 Ditjen Anggaran (123.521.930) (122.443.557) 0,88
E.1. Ekuitas Awal 4 Ditjen Pajak 1.335.293.933.067 1.269.790.796.974 5,16
5 Ditjen Bea dan Cukai 218.250.715.282 210.557.590.548 3,65
Ekuitas Awal Nilai Ekuitas Awal untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 6 Ditjen Perimbangan Keuangan (105.463.961) (114.936.627) (8,24)
Rp73,51 31 Desember 2018 adalah senilai Rp73.514.668.353.763,00 dan 7 Ditjen PPR (9.862.155) (55.910.744) (82,36)
Triliun
Rp58.566.437.595.383,00. 8 Ditjen Perbendaharaan (4.010.533.303) 8.561.006.911 (146,85)
9 Ditjen Kekayaan Negara 2.694.043.183 1.232.742.021 118,54
Rincian Ekuitas Awal per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (558.257.976) (605.270.367) (7,77)

Tabel 147 11 Badan Kebijakan Fiskal (143.546.977) (129.874.325) 10,53


Rincian Ekuitas Awal Per Unit Eselon I 12 Lembaga Nasional Single Window (42.444.209) -
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 13 Konsolidasi Kementerian Keuangan 1.337.445.478 1.843.505.945 (27,45)
(dalam ribuan rupiah) Jumlah 1.536.493.185.507 1.473.415.708.935 4,28

No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %


1 Sekretariat Jenderal 34.064.999.097 34.437.956.192 (1,08) Kenaikan surplus LO tertinggi berdasarkan persentase terjadi di Ditjen Kekayaan
2 Inspektorat Jenderal 99.526.803 96.447.763 3,19
Negara sebesar 118,54 persen dibanding TA 2018 yang sebagian besar
3 Ditjen Anggaran 52.505.491 37.149.759 41,33
disebabkan kenaikan PNBP Lainnya pada BLU LMAN.
4 Ditjen Pajak 40.319.637.054 47.229.463.697 (14,63) Adapun penurunan surplus LO terendah berdasarkan persentase terjadi pada
5 Ditjen Bea dan Cukai 27.917.752.696 19.301.943.877 44,64 Ditjen Perbendaharaan sebesar 146,85 persen yang sebagian besar disebabkan
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 38.640.880 24.255.545 59,31 adanya penurunan PNBP Lainnya pada BLU BPDPKS.
7 Ditjen PPR 323.958.663 358.819.384 (9,72)
378 8 Ditjen Perbendaharaan 32.537.936.499 22.195.161.238 46,60 E.3. Koreksi Nilai Persediaan 379
9 Ditjen Kekayaan Negara 22.931.088.790 21.002.955.833 9,18 Koreksi Nilai
Persediaan Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 6.864.286.856 6.822.257.127 0,62 Rp26,23 juta
diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada
11 Badan Kebijakan Fiskal 34.551.388 30.651.524 12,72
periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk periode yang berakhir pada
12 Lembaga Nasional Single Window - -
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah senilai Rp26.232.547,00 dan
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan (91.670.215.864) (92.970.624.344) (1,40)
Rp18.577.099,00.
Jumlah 73.514.668.353 58.566.437.595 25,52
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Adapun rincian koreksi nilai persediaan per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel
E.2. Surplus/Defisit LO berikut.

Surplus LO Jumlah Surplus/ Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019
Rp1.536,49
Triliun dan 31 Desember 2018 adalah surplus senilai Rp1.536.493.185.507.770,00 dan

Sumber Daya Manusia


Rp1.473.415.708.935.085,00. Surplus LO merupakan penjumlahan selisih lebih
antara surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan kejadian
luar biasa.
Rincian Surplus/ Defisit LO per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut.
07

07
-139- -140-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 149 E.5. Selisih Revaluasi Aset Tetap


Rincian Koreksi Nilai Persediaan per Unit Eselon I
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Selisih Selisih Revaluasi Aset Tetap adalah selisih yang diakibatkan oleh penilaian kembali
Revaluasi
(dalam ribuan rupiah) Aset Tetap aset tetap. Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % Rp80,75 nilai selisih revaluasi aset tetap adalah senilai Rp80.752.600.545.142,00 dan
1 Sekretariat Jenderal - - Triliun
2 Inspektorat Jenderal - -
Rp0,00.
3 Ditjen Anggaran - -
Penyajian hasil revaluasi aset tetap yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 dan
4 Ditjen Pajak - 1.628 (100,00)
5 Ditjen Bea dan Cukai 6.291 15 41.840,00 2018 baru disajikan pada LK TA 2019 sesuai surat Anggota II BPK RI Nomor
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 2.893 - 50/S/IV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 tentang Tanggapan atas Penyelesaian
7 Ditjen PPR - - Tindak Lanjut Penilaian Kembali BMN.
8 Ditjen Perbendaharaan 12.260 13.512 (9,27)
9 Ditjen Kekayaan Negara - 3.422 (100,00)
Tabel 151
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 4.789 - Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap per Unit Eselon I
11 Badan Kebijakan Fiskal - - Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
12 Lembaga Nasional Single Window - -
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan - - (dalam ribuan rupiah)
Jumlah 26.233 18.577 41,21 No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %
1 Sekretariat Jenderal 879.487.479 -
2 Inspektorat Jenderal (4.081.268) -
E.4. Koreksi atas Reklasifikasi 3 Ditjen Anggaran (1.608.635) -
Koreksi atas 4 Ditjen Pajak 1.282.522.289 945.903 135.487,08
Koreksi Atas Reklasifikasi mencerminkan transaksi koreksi pencatatan aset berupa
Reklasifikasi 5 Ditjen Bea dan Cukai 2.317.130.706 54.674.865 4.138,02
Rp9,47 reklasifikasi masuk dan reklasifikasi keluar terkait akun persediaan, aset tetap dan
6 Ditjen Perimbangan Keuangan - -
Miliar aset lainnya. Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 7 Ditjen PPR (1.764.151) -
2018 nilai koreksi atas reklasifikasi adalah senilai Rp9.473.447.127,00 dan Rp0,00. 8 Ditjen Perbendaharaan 125.412.212 -
9 Ditjen Kekayaan Negara (35.438.789) -
Tabel 150
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 158.181.512 -
Rincian Koreksi atas Reklasifikasi per Unit Eselon I
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 11 Badan Kebijakan Fiskal 1.715.390 -
380 12 Lembaga Nasional Single Window - - 381
(dalam ribuan rupiah)
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % 13 Konsolidasi Kementerian Keuangan 76.031.043.800 (55.620.768) (136.795,42)
1 Sekretariat Jenderal 720 - Jumlah 80.752.600.545 -
2 Inspektorat Jenderal - -
3 Ditjen Anggaran - -
4 Ditjen Pajak (251.136) - E.6. Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi
5 Ditjen Bea dan Cukai 9.867.640 - Koreksi Nilai Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan
6 Ditjen Perimbangan Keuangan - - Aset Non
perolehan aset tetap misalnya reklasifikasi antar Aset Tetap yang menyebabkan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

7 Ditjen PPR - - Revaluasi


8 Ditjen Perbendaharaan (99.887) - Rp57,38 perubahan penyusutan karena perbedaan masa manfaat Aset Tetap. Koreksi Nilai
9 Ditjen Kekayaan Negara (12.845) - Miliar Aset Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (31.045) - 31 Desember 2018 adalah senilai dan Rp57.378.108.469,00 dan
11 Badan Kebijakan Fiskal - -
(Rp24.609.806.951,00).
12 Lembaga Nasional Single Window - -

Sumber Daya Manusia


13 Konsolidasi Kementerian Keuangan - - Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel
Jumlah 9.473.447 -
sebagai berikut.
Koreksi atas Reklasifikasi merupakan komponen koreksi ekuitas yang mulai
disajikan pada TA 2019. Adapun koreksi atas reklasifikasi tertinggi sebesar
Rp9.603.688.920,00 terjadi pada Satker Pangsarop DJBC Pantoloan yang
diantaranya karena reklasifikasi dari kapal patrol menjadi monumen.
07

07
-141- -142-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 152 mutasi kurang sebesar (Rp36.595.824.635.256) akibat pengakuan piutang pajak
Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Unit Eselon I
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 tahun-tahun sebelumnya yang baru dicatat atau diakui di tahun berjalan, termasuk
penyesuaian piutang pajak dan penyisihannya karena adanya keputusan/putusan
(dalam ribuan rupiah)
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % upaya hukum tahun-tahun sebelumnya yang baru dicatat dan diakui di tahun
1 Sekretariat Jenderal 18.926.416 (770.164) (2.557,45) berjalan, dan koreksi beban penyisihan piutang pajak yang seharusnya dicatat
2 Inspektorat Jenderal (702.704) (275) 255.428,73 sebagai koreksi lainnya.
3 Ditjen Anggaran (950.944) 3.076 (31.014,95)
4 Ditjen Pajak 98.864.794 (39.269.587) (351,76) Koreksi lainnya di LMAN antara lain:
5 Ditjen Bea dan Cukai 548.696.139 (1.575.347) (34.930,18) 1. penghentian pengakuan atas aset tanah PSN yang dialihkan pencatatannya ke
6 Ditjen Perimbangan Keuangan (200.804) 98.876 (303,09) Kementerian PUPERA dan Kemenhub sebesar (Rp10.607.696.208.890,00);
7 Ditjen PPR (1.379.325) 26.180 (5.368,62) 2. penghentian pengakuan kewajiban kepada BUN atas penggantian dana
8 Ditjen Perbendaharaan 15.823.944 (352.415) (4.590,14)
talangan jalan tol dan bendungan yang asetnya telah ditransfer keluar pada TA
9 Ditjen Kekayaan Negara 2.216.803 348.488.888 (99,36)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 9.455.748 1.722.229 449,04
2018 sebesar Rp4.956.634.160.371,00;
11 Badan Kebijakan Fiskal (13.181) - 3. penerimaan hasil renovasian aset kelolaan Danadyaksa Cikini dari BLU LPDP
12 Lembaga Nasional Single Window - - sebesar Rp5.607.940.642,00.
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan (633.358.778) (332.981.268) 90,21
Jumlah 57.378.108 (24.609.807) (333,15) Adapun koreksi lainnya pada Satker Konsolidasi Kemenkeu dilakukan untuk
mengeliminasi transaksi atas penggunaan dana kelolaan BUN oleh BLU LMAN.
Koreksi nilai aset non revaluasi secaara nominal tertinggi terjadi pada Ditjen Pajak
dan Ditjen Bea dan Cukai karena adanya perbaikan pencatatan aset. E.8. Transaksi Antar Entitas
Transaksi Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019
E.7. Koreksi Lainnya Antar Entitas
(Rp1.515,59 dan 31 Desember 2018 adalah senilai (Rp1.515.596.413.042.168,00) dan
Koreksi Koreksi Lain-lain merupakan koreksi atas nilai ekuitas yang disebabkan oleh selain Triliun) (Rp1.488.350.007.052.967,00). Nilai tersebut merupakan transaksi antara Entitas
Lainnya
koreksi nilai persediaan, revaluasi aset tetap dan koreksi nilai aset non revaluasi.
(Rp12,23) Pelaporan dengan Entitas Pelaporan lain (Diterima dari Entas Lain, Ditagihkan ke
Triliun Koreksi Lain-lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
Entitas Lain dan Pengesahan Hibah Langsung) serta antar unit di dalam Entitas
31 Desember 2018 adalah senilai (Rp12.234.512.666.453,00) dan
382
Pelaporan itu sendiri maupun dengan Entitas Pelaporan lain (Transfer Masuk dan 383
Rp29.907.120.106.114,00.
Transfer Keluar). Transfer Masuk dan Transfer Keluar sebagian besar disebabkan
Adapun rincian Koreksi Lain-lain per Unit Eselon I dapat dilihat dalam Tabel adanya perpindahan aset berupa piutang pajak dan aset tetap dari satu
sebagai berikut. instansi/satker ke instansi/satker lain.
Tabel 153
Rincian Koreksi Lainnya Menurut Eselon I Adapun rincian transaksi antar entitas per akun dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Tabel 154
(dalam ribuan rupiah) Rincian Transaksi Antar Entitas per Akun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
1 Sekretariat Jenderal (22.888.303) (105.297.921) (78,26)
(dalam ribuan rupiah)
2 Inspektorat Jenderal - -
No. Akun Uraian Akun 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %
3 Ditjen Anggaran - -
4 Ditjen Pajak (12.474.298.225) 29.994.138.191 (141,59) 1 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 31.519.703.325 31.174.136.163 1,11
5 Ditjen Bea dan Cukai 20.113.355 (12.931.335) (255,54) 2 313121 Diterima dari Entitas Lain (1.547.170.584.842) (1.519.507.489.543) 1,82

Sumber Daya Manusia


6 Ditjen Perimbangan Keuangan - - 3 313211 Transfer Keluar (2.303.002.075) (7.010.187.583) (67,15)
7 Ditjen PPR - (66.000) (100,00) 4 313221 Transfer Masuk 2.301.348.219 6.979.801.983 (67,03)
8 Ditjen Perbendaharaan 241.250.569 35.015.816 588,98
5 391131 Pengesahan Hibah Langsung 55.854.394 13.887.909 302,18
9 Ditjen Kekayaan Negara (5.645.446.448) (964.900) 584.980,99
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 1.302.277 (37.567) (3.566,55)
6 391132 Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung - (155.982) (100,00)
11 Badan Kebijakan Fiskal - - 7 391133 Pengesahan Hibah Langsung TAYL 267.937 -
12 Lembaga Nasional Single Window - - Jumlah Transaksi Antar Entitas (1.515.596.413.042) (1.488.350.007.053) 1,83
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan 5.645.454.109 (2.736.178) (206.426,27)
Jumlah (12.234.512.666) 29.907.120.106 (140,91) Rincian Transaksi Antar Entitas per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut.
Adapun Koreksi Lainnya secara nominal tertinggi terjadi di Ditjen Pajak dan Ditjen
Kekayaan Negara. Pada Ditjen Pajak, nilai dimaksud terdiri dari koreksi piutang
pajak sebesar (Rp12.474.352.087.406) dan koreksi selain piutang pajak sebesar
Rp53.862.448,00. Koreksi dari piutang pajak tersebut merupakan selisih antara
07

07
penyesuaian mutasi tambah sebesar Rp24.121.472.547.850 dan penyesuaian
-143- -144-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Tabel 155 Sebagai tambahan informasi, koreksi yang langsung menambah/mengurangi


Rincian Transaksi Antar Entitas per Unit Eselon I
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ekuitas dapat dirinci sebagai berikut:
(dalam ribuan rupiah) Tabel 157
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % Koreksi yang Langsung Menambah/Mengurangi Ekuitas
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019
1 Sekretariat Jenderal 17.631.754.074 17.173.796.683 2,67
2 Inspektorat Jenderal 102.201.529 103.891.467 (1,63) Uraian Nilai (Rp)
3 Ditjen Anggaran 126.360.629 137.796.213 (8,30) Penyesuaian Nilai Aset -
4 Ditjen Pajak (1.325.745.867.704) (1.306.656.439.752) 1,46 Koreksi Nilai Persediaan 26.232.547
5 Ditjen Bea dan Cukai (210.074.722.071) (201.981.949.927) 4,01
Koreksi atas Reklasifikasi 9.473.447.127
6 Ditjen Perimbangan Keuangan 103.604.347 129.223.086 (19,83)
Selisih Revaluasi Aset 80.752.600.545.142
Koreksi Nilai Non Revaluasi 57.378.108.469
7 Ditjen PPR 4.014.526 21.089.841 (80,96)
Koreksi Lain-lain (12.234.512.666.453)
8 Ditjen Perbendaharaan 1.539.837.570 1.747.091.437 (11,86)
Jumlah koreksi yang langsung 68.584.965.666.832
9 Ditjen Kekayaan Negara 1.775.268 347.863.527 (99,49)
menambah/mengurangi ekuitas
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 581.700.306 645.615.435 (9,90)
11 Badan Kebijakan Fiskal 142.625.871 133.774.189 6,62
12 Lembaga Nasional Single Window 55.024.952 - 1. Koreksi atas nilai persediaan sebesar Rp26.232.547,00 tertinggi terjadi pada
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan (64.722.339) (151.759.252) (57,35) Ditjen Perbendaharaan sebesar Rp12.260.000,00;
Jumlah (1.515.596.413.042) (1.488.350.007.053) 1,83 2. Koreksi atas reklasifikasi Rp9.473.447.127 terutama terjadi di DJBC Satker
Pangsarop Pantoloan karena reklasifikasi kapal patroli yang dijadikan
E.9. Ekuitas Akhir monumen sebesar Rp9.603.688.920,00;
3. Selisih revaluasi aset tetap sebesar Rp80.752.600.545.142,00, tertinggi terjadi
Ekuitas Akhir Nilai Ekuitas Akhir untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
Rp162,99 di DJBC sebesar Rp2.317.130.706.430,00 dan DJP sebesar
Triliun 31 Desember 2018 adalah senilai Rp162.996.406.486.197,00 dan
Rp1.282.522.288.843,00;
Rp73.514.668.353.763,00. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan saldo awal
4. Koreksi nilai aset tetap non revaluasi sebesar Rp57.378.108.469,00 terutama
ekuitas, Surplus/ Defisit LO, Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan, Dampak Kumulatif
terjadi di DJBC sebesar Rp548.696.138.553,00;
Perubahan Kebijakan Akuntansi/ Kesalahan Mendasar dan Transaksi Antar
384 5. Koreksi lain-lain sebesar (Rp12.234.512.666.453,00) tertinggi terjadi di DJP 385
Entitas.
sebesar (Rp12.474.298.224.959,00) dan DJKN sebesar
Rincian Ekuitas Akhir per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut. (Rp5.645.446.447.535,00). Selanjutnya juga terdapat koreksi yang dilakukan
Tabel 156 Satker Konsolidasi sebesar Rp5.645.454.107.877,00 untuk mengakomodir
Rincian Ekuitas Akhir per Unit Eselon I eliminasi transaksi BLU LMAN.
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

1 Sekretariat Jenderal 36.579.926.147 34.064.999.097 7,38


2 Inspektorat Jenderal 99.976.705 99.526.803 0,45
3 Ditjen Anggaran 52.784.611 52.505.491 0,53
4 Ditjen Pajak 38.774.540.139 40.319.637.054 (3,83)
5 Ditjen Bea dan Cukai 38.989.560.039 27.917.752.696 39,66

Sumber Daya Manusia


6 Ditjen Perimbangan Keuangan 36.583.355 38.640.880 (5,32)
7 Ditjen PPR 314.967.558 323.958.663 (2,78)
8 Ditjen Perbendaharaan 30.449.639.863 32.537.936.499 (6,42)
9 Ditjen Kekayaan Negara 19.948.225.962 22.931.088.790 (13,01)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 7.056.642.469 6.864.286.856 2,80
11 Badan Kebijakan Fiskal 35.332.491 34.551.388 2,26
12 Lembaga Nasional Single Window 12.580.743 -
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan (9.354.353.596) (91.670.215.863) (89,80)
Jumlah 162.996.406.486 73.514.668.354 121,72
07

07
-145- -146-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

F.3.2. Daftar Barang Jaminan


F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA
Jumlah Barang Jaminan BKPN Instansi Pemerintah/Lembaga Negara per
F.1. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK
31 Desember 2019 sebanyak 3.013.250 unit. Jumlah tersebut terdiri dari Barang
Temuan dan Daftar temuan dan tindak lanjut temuan BPK RI sampai dengan 31 Desember Bergerak sebanyak 3.004.457 unit dan Barang Tidak Bergerak sebanyak 8.793
Tindak Lanjut
Temuan BPK 2019 terlampir. unit. Rekapitulasi Daftar Barang Jaminan per 31 Desember 2019 dapat dilihat
pada tabel berikut.
F.2. Rekening Pemerintah Tabel 159
Rekapitulasi Barang Jaminan per 31 Desember 2019
Rekening Jumlah rekening pemerintah lingkup Kementerian Keuangan yang terdata per
Pemerintah 31 Desember 2019 adalah 2.259 rekening senilai Rp76.682.616.833.383,00. Saldo Barang Jaminan
Penyerah Piutang
Rekapitulasi rekening pemerintah lingkup Kementerian Keuangan dapat dilihat Bergerak Tidak Total

pada tabel berikut. Pemerintah Pusat 3,003,724 6,368 3,010,092


Pemerintah Daerah 733 2,425 3,158
Tabel 158
Rekening Pemerintah Lingkup Kementerian Keuangan JUMLAH 3,004,457 8,793 3,013,250
per 31 Desember 2019
(dalam rupiah)
Mata Rekening Pengeluaran Rekening Penerimaan Rekening Lainnya
F.4. Pengungkapan Lain-Lain
No. Nama Unit Eselon I
Uang Jumlah Saldo Jumlah Saldo Jumlah Saldo
F.4.1. Implementasi SPAN-SAKTI
05 Sekretariat Jenderal IDR 31 1.764.160.075 - - 34 1.657.555.160.333
Berdasarkan PMK nomor 203/PMK.05/2019 tentang Perubahan atas Peraturan
02 Inspektorat Jenderal IDR 4 - - - 1 - Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.05/2018 tentang Pelaksanaan Piloting
03 Ditjen Anggaran IDR 1 - - - 1 -
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi, Piloting SAKTI dilaksanakan sebelum
seluruh modul SAKTI diterapkan pada seluruh Satker di Kementerian
04 Ditjen Pajak IDR 458 - - - 403 4.010.467
Negara/Lembaga.
05 Ditjen Bea dan Cukai IDR 137 - 80 2.518.157.169 184 276.975.227.104
SAKTI meliputi penggabungan fungsi-fungsi dalam penyusunan anggaran,
06
Ditjen Perimbangan
IDR 1 - - - 1 - pelaksanaan APBN, hingga penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan
Keuangan
386 anggaran, fungsi yang akan digabung meliputi penyusunan RKAKL, penyusunan 387
Ditjen Pengelolaan
07 IDR 1 - - - - - DIPA dan revisi DIPA. Dalam pelaksanaan APBN, akan terdapat beberapa proses
Pembiayaan dan Risiko

08 Ditjen Perbendaharaan IDR 222 - - - 259 20.684.124.212.045


bisnis yang baru, yaitu manajemen data supplier, manajemen data kontrak,
Resume Tagihan dan Surat Perintah Membayar. Dalam penyusunan laporan
09 Ditjen Kekayaan Negara IDR 90 - - - 300 53.938.147.683.835 keuangan, penyempurnaan yang akan dilakukan meliputi aplikasi akuntansi
11
Badan Pendidikan dan
IDR 21 - 3 - 24 125.810.539.599
keuangan, akuntansi barang milik negara, rekonsiliasi SAI, penyusunan LPJ
Pelatihan Keuangan
bendahara, dan akuntansi persediaan.
12 Badan Kebijakan Fiskal IDR 1 - - - 1 -
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Pelaksanaan Piloting SAKTI meliputi seluruh modul yang terdapat dalam aplikasi
Lembaga National Sigle
13
Window
IDR 1 - - - - - SAKTI yaitu:
JUMLAH IDR 968 1.764.160.075 83 2.518.157.169 1.208 76.682.616.833.383
a. Modul Penganggaran;
b. Modul Komitmen;
c. Modul Bendahara;
Daftar rekening pemerintah lingkup Kementerian Keuangan sebagaimana

Sumber Daya Manusia


d. Modul Pembayaran;
terlampir.
e. Modul Persediaan;
F.3. Rekapitulasi Piutang Negara Instansi Pemerintah/Lembaga Negara f. Modul Aset Tetap;
yang aktif diurus oleh PUPN/DJKN g. Modul Piutang; dan
h. Modul Akuntansi dan Pelaporan.
F.3.1. Piutang Negara
Pada TA 2019, Piloting SAKTI telah dilaksanakan pada seluruh satker Kemenkeu
Jumlah Piutang Negara yang diserahkan oleh Instansi Pemerintah/Lembaga dan PPATK. Selain itu, SAKTI telah melakukan perluasan interkoneksi dengan
Negara kepada DJKN per 31 Desember 2019 adalah 72.732 Berkas Kasus SPAN (sinkronisasi DIPA), GPP (akurasi pembayaran gaji), SIMAN (sinkronisasi
Piutang Negara (BKPN) sebesar Rp70.212.891.772.997,00. Realisasi Piutang data aset), dan data yang berasal dari SIDJP dan CEISA (estimasi dan realisasi
Negara Dapat Diselesaikan (PNDS) sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar pendapatan, hutang/piutang perpajakan pada DJP dan DJBC).
Rp808.791.015.068,00 atau sebesar 233,75 persen jika dibandingkan dengan
target PNDS tahun 2019 sebesar Rp346.000.000.000,00.
07

07
-147- -148-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

F.4.2. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) TA 2019 BERDASARKAN DATA E-REKON LK TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019
NILAI % NGAN JAWAB

Sampai dengan 31 Desember 2019, Kementerian Keuangan menerima Pinjaman 1 23TSV7CA Hibah langsung jasa Australia
HIBAH LANGSUNG
BARANG/JASA
Rp1.053.448.713
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
Kantor Pusat DJPB
Australia Indonesia Partnership for Department of
dan Hibah dari entitas lain, dengan realisasi pinjaman sebesar Rp0,00 dan 2 23TSV7CA Economic Development Foreign Affairs and
HIBAH LANGSUNG
BARANG/JASA
Rp603.924.841
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
Sekretariat KSSK
(PROSPERA) Trade
realisasi hibah sebesar Rp80.876.898.272,00 dan $53.000,00 dengan Program Kerjasama Indonesia
HIBAH LANGSUNG AUD1.010.145,66 HIBAH LANGSUNG Direktorat Transformasi
3 23TSV7CA Australia untuk Perekonomian DFAT
rekapitulasi PHLN per unit eselon I sebagai berikut. (PROSPERA)
JASA (Rp9.648.653.757) SUDAH DISAHKAN Proses Bisnis

Takmir Mushola Al- HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPP Pratama Sidoarjo
4 2YAU1M4A Hibah langsung barang (mushola) Rp774.258.000
Tabel 160 Program Australia Indonesia
Istiqomah BARANG SUDAH DISAHKAN Selatan
Pemerintah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
Rekapitulasi PHLN sampai dengan 31 Desember 2019 5 23TSV7CA Partnership for Economic
Australia JASA
Rp220.623.871
SUDAH DISAHKAN
Sekretariat, DJPK
Development (PROSPERA)
(dalam rupiah)
The Government of Australian And
BERDASARKAN DATA LPK-PHLN TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
The Government of Indonesia
HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
9 23TSV7CA Relating To The Australia DFAT Rp13.509.613.365 Setban, BKF
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG JASA SUDAH DISAHKAN
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019 Indonesia Partnership of Economic
NILAI % NGAN JAWAB Development (PROSPERA)
Implementation of Green Climate
Public Financial Management Europian Union HIBAH TERENCANA USD315,730 Global Green HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
1 2H816GHA USD53,000 16,79% - PSSU-GFMRAP 10 2XEF6JWA Fund Readiness and Preparatory Rp5.571.536.040 PKPPIM, BKF
Multi Donor Trust (PFM-MDTF) II (EU) melalui WB BARANG/JASA (Rp4.735.994.000) Growth Institute JASA SUDAH DISAHKAN
Support Programme
Indonesia Infrastructure Finance Canada melalui HIBAH TERENCANA Hibah langsung barang 1 buah
2 24DE9BGA Rp21.911.784.000 Rp21.049.450.139 96,06% - PDPPI, DJPPR container dari TSK Elektronika Y TSK Elektronika Y HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPPBC Lhok
Development Trust Fund (InIFD) WB BARANG/JASA 14 299ZD1VA Rp17.000.000
Electricidad untuk KPPBC Electricidad BARANG/JASA SUDAH DISAHKAN Seumawe, DJBC
Public Financial Management Europian Union HIBAH TERENCANA Sekretariat DJA dan
3 2H816GHA Rp971.600.000 Rp959.117.044 98,72% Lhoksumawe
Multi Donor Trust (PFM-MDTF) II (EU) melalui WB UANG Dit. Penyusunan APBN
Hibah langsung barang dari
Kolaborasi Masyarakat dan Australian Border HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
Pemerintah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG 16 2BM4FF2A Australian Border Force untuk Rp267.937.250 Kantor Pusat DJBC
4 2VBMBK3A Pelayanan untuk Kegiatan Rp6.265.104.687 Sekretariat, DJPK Force BARANG/JASA BELUM DISAHKAN
Australia JASA SUDAH DISAHKAN DJBC Kementerian Keuangan
(KOMPAK)
Australia Indonesia Partnership for
Asian HIBAH LANGSUNG AUD354.771,28 HIBAH LANGSUNG Dit. Sistem
Strengthening Knowledge Sharing HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG 17 23TSV7CA Economic Development DFAT
5 21SRT4Y3 Development Rp613.779.530 PKEM, BKF BARANG/JASA (Rp3.388.684.814) SUDAH DISAHKAN Penganggaran
in Indonesia JASA SUDAH DISAHKAN (PROSPERA)
Bank
Biodiversity Finance Initiative HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
6 2H1T8SHA UNDP Rp3.661.477.961 PKPPIM, BKF
(BIOFIN) JASA SUDAH DISAHKAN
7 2Q36JPE4
Sustainable Development
UNDP
HIBAH LANGSUNG
Rp3.724.628.515
HIBAH LANGSUNG
PKPPIM, BKF
Realisasi PHLN sebesar Rp80.876.898.272,00 dan $53.000,00 tersebut dapat
Financing JASA SUDAH DISAHKAN
Advisor For Capacity Development HIBAH LANGSUNG Y21.461.000 HIBAH LANGSUNG Dit Pelayanan,
dirinci sebagai berikut:
8 - JICA
on Tax Administration JASA (Rp2.746.000.000) BELUM DISAHKAN Penyuluhan dan Humas
1. Hibah terencana sebesar Rp22.008.567.183,00 dan $53.000,00.
2. Hibah langsung sebesar Rp58.868.331.089,00 terdiri dari:
BERDASARKAN DATA SISTEM MONITORING REGISTER HIBAH DJPPR TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
a. hibah langsung tahun berjalan yang sudah disahkan sebesar
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG Rp55.854.393.839,00;
NILAI % NGAN JAWAB
1 2BJDC5A Hibah langsung barang (tanah)
Zainal Abidin M HIBAH LANGSUNG
Rp42.500.000
HIBAH LANGSUNG
Kanwil Prov Aceh
b. hibah langsung TAYL yang sudah disahkan sebesar Rp267.937.250,00.
Noer BARANG SUDAH DISAHKAN
2 2T46N1QA
Hibah langsung barang (gedung dan
bangunan rumah dinas)
Pemkab Musi
Banyuasin
HIBAH LANGSUNG
BARANG
Rp346.675.725
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
KPPN Sekayu Nilai tersebut telah disahkan setelah periode penyusunan LK unaudited
2DMDKMJ Hibah langsung barang (tanah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
388
3
A 2.009m2)
Pemkab Berau
BARANG
Rp810.507.000
SUDAH DISAHKAN
KPPN Tanjung Redeb atau setelah BAR PHLN ditandatangani; dan 389
Hibah langsung barang (bangunan HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
4 2TMR33UA
mushola)
Taufik Hidayat
Pejabat dab
BARANG
Rp286.050.000
SUDAH DISAHKAN
KPPN Kutacane
c. hibah langsung yang belum disahkan sebesar Rp2.746.000.000,00
Hibah langsung barang (alat HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
5 292PVFSA
olahraga)
Pegawai Kanwil
DJPB Kaltim
BARANG
Rp12.717.000
SUDAH DISAHKAN
Kanwil DJPB Kaltim
dalam proses register.
Takmir Masjid HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
6 2QY4KF3A Hibah langsung barang (masjid) Rp405.300.000 KPP Madya Malang
Salahudin BARANG SUDAH DISAHKAN
Pemkab Kolaka HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
7 21ENE2BA Hibah langsung barang (tanah)
Utara BARANG
Rp72.975.000
SUDAH DISAHKAN
KPP Pratama Kolaka F.4.3. Satker Konsolidasi
HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
8 2FS3R3HA HIbah langsung barang (tanah) Pemkab Sleman Rp1.776.750.000 KPP Pratama Sleman
BARANG SUDAH DISAHKAN
9 2ZHFJCEA Hibah langsung barang (tanah)
Pemda Kabupaten
Dharmasraya
HIBAH LANGSUNG
BARANG
Rp798.600.000
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
KPP Pratama Solok
(KP2KP Koto Baru)
Satuan kerja konsolidasi adalah satker pada Kementerian Keuangan yang
Hibah langsung barang berupa
body speedboat dari Jamiat Jamiat HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPPBC Madya Pabean
dibentuk untuk menampung eliminasi dana BUN yang dikelola oleh BLU, jurnal
10 281UNU3A Rp15.000.000
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

(perorangan) kepada KPPBC (Perorangan) BARANG SUDAH DISAHKAN B Pontianak, DJBC


Madya Pabean Pontianak balik take out revaluasi aset, reklasifikasi Aset Tetap Renovasi, eliminasi transaksi
Hibah langsung uang dari
11 2HVFRH6A Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
untuk Kanwil DJBC Jateng dan DIY
PEMPROV Jawa
Tengah
HIBAH LANGSUNG
UANG
Rp1.500.000.000
HIBAH LANGSUNG KANWIL BC Jawa
SUDAH DISAHKAN Tengah, DJBC resiprokal. Pada 31 Desember TA 2019, transaksi yang direkam di satker
12 22NNFARA
Hibah langsung barang untuk Kanwil
Bea dan Cukai Kalimantan Bagian PemKab Ketapang
HIBAH LANGSUNG
Rp47.900.000
HIBAH LANGSUNG KANWIL BC Kalimantan konsolidasi adalah sebagai berikut:
BARANG SUDAH DISAHKAN Bagian Barat, DJBC
Barat
Hibah langsung barang berupa Koperasi Bhakti
13 2PV8ZLEA
gedung bangunan permanen di Caraka KPD HIBAH LANGSUNG
Rp86.620.500
HIBAH LANGSUNG KPPBC TMC Malang, 1. Transaksi resiprokal antara LPDP dan LMAN terkait Belanja Dibayar Dimuka
Kompleks Perkantoran KPPBC KPPBC TMC BARANG SUDAH DISAHKAN DJBC
dan Pendapatan Diterima Dimuka;

Sumber Daya Manusia


TMC Malang Malang
HIBAH BARANG HIBAH LANGSUNG
14 2NS1ZVTA Hibah barang berupa tanah Pemda Buleleng Rp600.064.520 KPKNL Singaraja
LANGSUNG SUDAH DISAHKAN
2. Koreksi atas penyajian dana BUN yang dikelola oleh BLU berdasarkan Surat
Dirjen Perbendaharaan nomor S-3481/PB/2018 tanggal 16 April 2018 tentang
Petunjuk Teknis Koreksi atas Penyajian Transaksi Terkait Investasi Jangka
Panjang BLU Yang Bersumber Dari Anggaran BUN;
3. Jurnal balik take out revaluasi Aset TA 2017, TA 2018 dan Semester I TA
2019;
4. Reklasifikasi Aset Tetap Renovasi antar satker di lingkungan Kementerian
Keuangan.
07

07
-149- -150-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

F.4.4. Pengelolaan terkait Penyelesaian Kerugian Negara F.4.6. Tuntutan Hukum


Data Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan sebanyak 133 Berdasarkan PMK Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Perubahan atas PMK
kasus dengan nilai sebesar Rp17.836.264.820,68. Dalam Laporan Keuangan Nomor 224/PMK.05/2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat,
dicatat hanya 94 kasus dengan nilai Rp12.927.510.908,55. Perbedaan disebutkan bahwa dalam hal terjadi tuntutan hukum kepada Pemerintah, maka
pencatatan tersebut, terjadi karena terdapat perbedaan kebijakan dalam hal perlakuan akuntansi atas tuntutan hukum kepada Pemerintah yang telah memiliki
pencatatan. Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian kekuatan hukum tetap (inkracht), adalah sebagai berikut:
Keuangan mencatat kasus kerugian negara pada Laporan Perkembangan
1. Pencatatan Kewajiban
Kerugian Negara apabila telah terdapat laporan kerugian negara kepada Menteri
Keuangan, sedangkan pencatatan piutang TGR/TP pada Laporan Keuangan a. dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan yang
sesuai dengan Bultek Piutang dilakukan dalam hal kasus kerugian negara telah berkekuatan hukum tetap (inkracht), telah dilakukan teguran (aanmaning)
terdapat dokumen pengakuan piutang. Dokumen pengakuan piutang tersebut dari Pengadilan Negeri setempat, dan tidak dimungkinkan lagi upaya
berupa Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), Surat Keputusan hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah, dan telah dianggarkan dalam
Pembebanan Penggantian Kerugian Negara (SKP2K), Surat Keputusan DIPA Kementerian Negara/Lembaga, maka nilai tuntutan hukum yang
Pembebanan Penggantian Kerugian Negara Sementara (SKP2KS) dan/atau SK sudah inkracht disajikan sebagai Utang kepada Pihak Ketiga dalam Neraca
Pembebanan BPK, sehingga kasus yang belum terdapat dokumen pengakuan LKKL;
piutang (SKTJM, SKPGR, SKP2K, SKP2KS dan SK Pembebanan BPK) belum b. dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan yang inkracht,
dapat diakui sebagai piutang dan tidak dicatat dalam Laporan Keuangan. telah dilakukan teguran (aanmaning) dari Pengadilan Negeri setempat,
tidak terdapat lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah,
F.4.5. Pengendalian Intern Penyusunan Laporan Keuangan (PIPK) namun belum dianggarkan DIPA Kementerian Negara/Lembaga, maka
Guna memberikan keyakinan memadai bahwa Pelaporan Keuangan disusun nilai tuntutan hukum yang sudah inkracht hanya diungkapkan dalam CaLK
dengan pengendalian intern yang memadai, Kementerian Keuangan pada LKKL secara agregat (yaitu total nilai tuntutan ganti rugi tanpa rincian per
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan telah menerapkan PIPK berdasarkan tuntutan hukum);
PMK 17/PMK.09/2019 tentang Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Reviu c. dalam hal tuntutan hukum belum memiliki putusan pengadilan yang
Pengendalian Intern Atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. inkracht atau masih dimungkinkan upaya hukum lanjutan/luar biasa dari
390 Dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Keuangan akun signifikan Pemerintah, maka tidak dilakukan pencatatan pada Neraca dan tidak 391

sebagai objek penilaian PIPK sebagai berikut: diungkapkan dalam CaLK LKKL.

1. Untuk satker DJP: 2. Pencatatan Aset Tetap


a. Piutang a. Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap
b. Penerimaan (inkracht), telah dilakukan teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak
c. Pendapatan-LO dimungkinkan lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah dan
d. Persediaan telah dilakukan prosedur penghapusan, maka nilai Aset Tetap tuntutan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

2. Untuk satker DJBC hukum yang sudah inkracht:


a. Piutang i. tidak disajikan pada Neraca dan diungkapkan dalam CaLK pada LKKL
b. Penerimaan secara agregat (yaitu total nilai Aset Tetap tuntutan ganti rugi tanpa
c. Persediaan rincian per tuntutan hukum) jika SK penghapusan sudah terbit;

Sumber Daya Manusia


d. Kas Bendahara Penerimaan ii. dikeluarkan dari Neraca namun tetap disajikan dalam daftar BMN dan
3. Untuk satker selain DJP dan DJBC diungkapkan dalam CaLK pada LKKL secara agregat jika SK
a. Kas penghapusan belum terbit
b. Persediaan b. Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap
c. Beban (inkracht), telah dilakukan teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak
d. PNBP (Khusus DJKN, Setjen dan DJPB) dimungkinkan lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah namun
belum dilakukan prosedur penghapusan, maka Aset Tetap tuntutan hukum
yang sudah inkracht tersebut masih disajikan di Neraca dan juga
diungkapkan dalam CaLK pada LKKL secara agregat; dan
07

07
-151- -152-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

c. Dalam hal tuntutan hukum masih belum memiliki putusan pengadilan yang Tindakan Pengamanan Sementara, Bea Masuk Imbalan, atau Bea Masuk
inkracht atau masih dimungkinkan dilakukan upaya hukum lanjutan/luar Tindakan Pembalasan;
biasa dari Pemerintah, maka Aset Tetap dalam sengketa tetap disajikan d. Barang dan Bahan yang ditujukan untuk ditimbun di Tempat Penimbunan
pada Neraca dan tidak perlu diungkapkan dalam CaLK LKKL. Berikat.
Sampai dengan 31 Desember 2019 terdapat 5 tuntutan hukum pada Kementerian
DASAR PELAKSANAAN BM-DTP TAHUN 2019
Kuangan yang telah memiliki putusan pengadilan inkracht, telah dilakukan
teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak terdapat lagi upaya hukum Dasar pelaksanaan BM-DTP yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik
lanjutan/luar biasa dari pemerintah, namun belum dianggarkan dalam DIPA Indonesia Nomor 248/PMK.011/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
senilai Rp201.369.286.270,75 dan tanah seluas 50.156,20 Ha. atas Impor Barang dan Bahan untuk Memproduksi Barang dan/atau Jasa Guna
Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri sektor tertentu (PMK
F.4.7. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) induk).
Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, menjaga daya tahan dunia usaha dan Berdasarkan PMK tersebut, selanjutnya dihimpun sektor-sektor industri yang
meningkatkan daya saing usaha dan industri, Pemerintah memberikan fasilitas dapat menerima BM-DTP, yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam
Bea Masuk yang Ditanggung Pemerintah (BM-DTP). Pemberian BM-DTP diawali PMK BM-DTP induk tersebut. Hasil dari penilaian kelayakan sektor industri
sejak krisis pertengahan tahun 2008 sampai dengan saat ini. Melalui pemberian dimaksud, ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan, yang didalamnya
BM-DTP diharapkan penyediaan barang dan jasa bagi kepentingan umum terdapat penetapan sektor industri tertentu beserta besaran pagu yang
dapat terpenuhi. Selain itu, sektor riil yang sempat terguncang dapat bertahan dialokasikan untuk BM-DTP.
dan meningkatkan daya saingnya.
Untuk tahun 2019, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
ALOKASI PAGU BM-DTP TAHUN 2019 Nomor 209/PMK.010/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Bea Masuk
Pemerintah bersama dengan DPR telah menetapkan alokasi pagu BM-DTP Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2019, dengan
tahun 2019 dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran rincian sebagai berikut.
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp634.297.000.000,00.
Nilai Pagu BM DTP yang ditetapkan pada UU APBN tersebut, merupakan batas
392 393
atas pengajuan nilai BM-DTP untuk semua Instansi Pembina Sektor (IPS).
PELAKSANAAN BM-DTP TAHUN 2019
Pemberian Insentif BM-DTP Tahun Anggaran 2019 dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.010/2018 tentang Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2019.
Nilai pada PMK 209/PMK.010/2018 tersebut merupakan batas atas untuk semua
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

pengajuan BM-DTP yang diajukan perusahaan penerima fasilitas BM-DTP.


BM-DTP diberikan kepada Industri Sektor tertentu dengan kriteria penilaian:
a. memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk kepentingan umum,
dikonsumsi oleh masyarakat luas, dan/atau melindungi kepentingan

Sumber Daya Manusia


konsumen;
b. meningkatkan daya saing;
c. meningkatkan penyerapan tenaga kerja; dan
d. meningkatkan pendapatan negara.
Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) tidak diberikan atas :
a. Barang dan Bahan yang dikenakan tarif umum Bea Masuk sebesar 0% (nol
persen);
b. Barang dan Bahan yang dikenakan tarif Bea Masuk sebesar 0% (nol persen)
berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional;
c. Barang dan Bahan yang dikenakan Bea Masuk Anti Dumping/Bea Masuk Anti
Dumping Sementara, Bea Masuk Tindakan Pengamanan/ Bea Masuk
07

07
-153- -154-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Pagu Anggaran REALISASI BM-DTP TAHUN 2019


No KPA BM DTP Sektor Industri
(Rp)
1 Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Pembuatan bagian tertentu alat besar dan/atau 3.250.000.000
Alat Transportasi, dan Elektronika - perakitan alat besar Dari alokasi pagu BM-DTP Tahun 2019 tersebut terealisasi sebesar
Kementerian Perindustrian Pembuatan alat dan mesin pertanian 1.100.000.000 Rp354.326.302.000,00 atau sebesar 55,86 persen dari alokasi pagunya sebesar
Pembuatan peralatan energi dan 6.000.000.000
ketenagalistrikan Rp634.297.000.000,00.
Pembuatan komponen dan perlatan pabrik 2.700.000.000
Pembuatan kemasan kaleng, tutup botol (crown 13.000.000.000 Realisasi BM-DTP Tahun 2019 berdasarkan satuan kerja DJBC maka dapat
cork), dan jaket baterai
Pembuatan logam bukan besi untuk Pembuatan 3.000.000.000 dilihat pada tabel berikut.
lead ingot (timah hitam)
Pembuatan komponen kendaraan bermotor 101.000.000.000 Tabel 161
Pembuatan sepeda 40.000.000.000 Rincian Realisasi BM-DTP Satuan Kerja per 31 Desember 2019
Pembuatan sepeda motor listrik 1.000.000.000
Pembuatan dan perbaikan gerbong barang, 5.000.000.000 No Nama Satker Nilai
kereta penumpang, kereta rel listrik/diesel,
1 KPU BC SOEKARNO-HATTA 826.060.000
bogie, dan komponen kereta api
2 KPU BC TANJUNG PRIOK 202.130.294.000
Pembuatan komponen kapal 6.500.000.000
3 KPPBC BANDUNG 1.307.827.000
Pembuatan komponen dan/atau produk 10.000.000.000
4 KPPBC BELAWAN 4.053.883.000
elektronika
5 KPPBC BOGOR 10.028.157.000
Pembuatan peralatan telekomunikasi 2.000.000.000
6 KPPBC CIKARANG 355.939.000
Pembuatan kabel serat optik 2.800.000.000
7 KPPBC GRESIK 2.682.281.000
Pembuatan smart card berupa kartu plastik, 8.600.000.000
8 KPPBC JUANDA 625.234.000
kartu plastik security, kartu elektronik dan kartu
9 KPPBC MARUNDA 126.322.000
telepon seluler
10 KPPBC MERAK 2.986.399.000
Pembuatan telepon seluler 2.000.000.000
11 KPPBC TANJUNG MAS 32.246.807.000
2 Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmas, Pembuatan frit 1.400.000.000
12 KPPBC TANJUNG PERAK 90.542.550.000
dan Tekstil - Kementerian Perindustrian Pembuatan gypsum 3.900.000.000
13 KPPBC DUMAI 5.296.650.000
Pembuatan amplas 200.000.000
14 KPPBC PURWAKARTA 1.117.899.000
Pembuatan dikalsinasi kokas (calcined 8.800.000.000
JUMLAH 354.326.302.000
petroleum coke)
Pembuatan bahan kimia khusus yaitu 3.000.000.000
masterbatchl penetralisir air limbah berupa
aquaclear series (flocculant), bahan kimia untuk
kertas, dan katalis berupa mepoxe, cypoxe,
F.4.8. Monitoring Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor
cypoxe liquid, benzoxe (SP3DRI)
Pembuatan pupuk borate 21.130.000.000
Pembuatan resin berupa alkyd resin, Amino 6.000.000.000
Resin, Emulsi
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang tata cara
Resin, Pigment Phthalate, Solution Acrylic/ Penagihan Bea Masuk dan/atau Cukai, Surat Pemberitahuan Piutang Pajak
394 Synthetic Latex, Latex Synthetic Resin 395
Dispersion, Plasticizer, Formaldehyde dan Dalam Rangka Impor (SP3DRI) merupakan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak
Formaldehyde Resi
Pembuatan karpet, permadani, sajadah, dan/ 80.000.000.000
Dalam Rangka Impor berupa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang
atau PU, PVC Artificial Mewah, dan Pajak Penghasilan dari Kepala Kantor Pabean (KPPBC/KPU BC)
Pembuatan serat/benang/strip filamen buatan 4.500.000.000
dan/ atau serat stapel kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah penanggung
penyamakan kulit 400.000.000 (penanggung).
Pembuatan Kemasan Plastik, Plastik Lembaran, 114.000.000.000
Biaxially Oriented Poly Propylene Film, Karung
Plastik, Palet Plastik, Botol dan Jerigen Plastik, Penanggung yang tidak melunasi kewajibannya atas tagihan surat
Terpal Plastik, Geotekstil, Barang dan/atau
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Perabot Rumah Tangga dari Plastik penetapan/surat keputusan/surat tagihan dalam jangka waktu (paling cepat)
Pembuatan Polyester berlapis logam dan kaca 520.000.000
film
7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran (60 hari sejak tanggal
Pembuatan kosmetik 10.000.000.000 penetapan atau keputusan) dan tidak sedang mengangsur/menunda pembayaran
Pembuatan cat 10.000.000.000
Pembuatan alat pemadam api 5.000.000.000 berdasarkan persetujuan, tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan
3 Direktur Jenderal Agro - Kementerian Pengolahan kacang almond 2.045.000.000
banding, maka Pejabat Bea dan Cukai (Kepala Kantor Pelayanan) akan

Sumber Daya Manusia


Perindustrian Pembuatan Kertas Uang 4.000.000.000
4 Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, Pembuatan Mainan Anak 1.500.000.000 menerbitkan surat teguran.
dan Aneka - Kementerian Perindustrian Pembuatan Kacamata 1.500.000.000
5 Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Pembuatan Sediaan Farmasi 12.000.000.000
Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif - Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Teguran tesebut penanggung belum melunasi kewajibannya, maka Kepala
Kantor Pabean pada hari kerja berikutnya harus:
DJBC juga menyiapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai untuk
mengatur teknis pemberian BM-DTP beserta tata cara importasi dan a. menerbitkan surat paksa untuk penagihan piutang Bea Masuk, Cukai dan/atau
pertanggungjawaban dokumen importasi sehubungan dengan pemberian BM- sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga kepada penangung;
DTP tersebut. Perdirjen dimaksud ditetapkan melalui PER-10/BC/2018 tanggal b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor
(SP3DRI) kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah
21 Mei 2018.
penanggung.
07

07
-155- -156-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-22/BC/2009
Tabel 163
diatur mengenai petunjuk pelaksanaan penyampaian SP3DRI yang meliputi: Data SP3DRI Yang Disampaikan DJBC kepada DJP Tahun 2010 s.d 31 Desember 2019
a. Penegasan bahwa SP3DRI disampaikan pada hari kerja berikutnya setelah
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran,
dimana penanggung belum melunasi kewajibannya;
b. Penyampaian SP3DRI disertai dengan:
1. Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai nomor 25/BC/2009 tanggal 18 Mei 2009; dan
2. Risalah Penetapan Pejabat.
c. SP3DRI disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayah penanggung, yaitu KPP yang mengawasi sesuai dengan domisili
dalam Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Melaporkan hasil tindak lanjut SP3DRI setiap bulannya kepada Direktur
Jenderal.

DATA SP3DRI TAHUN 2019


SP3DRI sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp9.879.623.182,00
dengan rincian sebagaimana tabel berikut.
Pada Tahun 2019, atas 223 transaksi SP3DRI senilai Rp9.879.623.182,00 yang
Tabel 162 diterbitkan DJBC dan disampaikan ke DJP, tindak lanjut yang telah dilakukan DJP
Data SP3DRI per KPPBC/KPUBC
adalah sebagai berikut:
Piutang PPnBM Piutang Bunga
KPPBC/KPUBC PPN Impor PPH 22 Impor Jumlah a. 99 transaksi senilai Rp1.072.557.145,00 berdasarkan hasil penelitian KPP,
Impor Penagihan PPN
Bogor 1.603.708.847 - 547.812.712 - 2.151.521.559 atas transaksi tersebut telah dilakukan pembayaran oleh Wajib Pajak;
Cikarang 3.442.690.190 - 465.981.492 - 3.908.671.682 b. 120 transaksi senilai Rp4.010.042.355,00 masih dalam proses permintaan
Jakarta 1.953.317 - 1.464.988 - 3.418.305 penjelasan/keterangan oleh KPP kepada Wajib Pajak;
396 Juanda 2.315.000 - 580.000 - 2.895.000 397

Palembang 10.432.000 - 2.608.000 - 13.040.000 c. 4 transaksi senilai Rp4.797.023.682,00 masih dalam proses penelitian oleh
Pasuruan 146.505.000 - 36.631.000 - 183.136.000 DJP.
Pekanbaru 164.899.500 - 101.972.000 - 266.871.500
Priok 947.600.818 422.217.000 475.016.000 11.937.000 1.856.770.818
Semarang 77.415.000 - 17.911.000 - 95.326.000 F.4.9. Kompensasi Atas Perusakan dan Penerimaan Pengembalian Pita
Soetta 447.311.325 - 229.639.993 10.706.000 687.657.318 Cukai (CK-2 dan CK-3)
Tj. Emas 188.738.000 - 16.635.000 58.659.000 264.032.000
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Tj. Perak 277.670.000 - 168.613.000 - 446.283.000 Dokumen Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) adalah dokumen tanda bukti
Total 7.311.238.997 422.217.000 2.064.865.185 81.302.000 9.879.623.182 perusakan pita cukai yang telah dilekatkan pada barang kena cukai namun atas
barang kena cukai tersebut kemudian diekspor, diolah kembali, dimusnahkan,
Kantor Pelayanan Pajak yang menerima SP3DRI kemudian melakukan langkah- atau tidak jadi diimpor dan masih berada dalam kawasan pabean. Di dalam
langkah sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-65/PJ./2015 dokumen CK-2 terdapat informasi mengenai jumlah keping pita cukai yang

Sumber Daya Manusia


tanggal 20 Oktober 2015 tentang Penatausahaan, Tindak Lanjut, dan dikembalikan dan nilai cukai yang setara dengan pita cukai yang dikembalikan
Pengawasan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor tersebut. Berdasarkan PMK Nomor 113/PMK.04/2008 tentang Pengembalian
(SP3DRI). Dalam SE tersebut antara lain diatur bahwa Kantor Pelayanan Pajak Cukai dan/atau Sanksi Administrasi Berupa Denda, atas nilai cukai yang
dapat melakukan himbauan, penelitian/pemeriksaan dan/atau menerbitkan tercantum dalam dokumen CK-2 tersebut dapat digunakan untuk pemotongan
SKPKB atas pajak-pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam SP3DRI utang cukai dan/atau sebagai kompensasi pemesanan pita cukai berikutnya.
tersebut. SP3DRI yang ditindaklanjuti dengan SKPKB akan menambah piutang Pengembalian cukai atas barang kena cukai yang diekspor, diolah kembali, atau
pajak dalam Laporan Perkembangan Piutang dari masing-masing KPP. dimusnahkan hanya diberikan pada pengusaha pabrik barang kena cukai.
Sedangkan pengembalian cukai atas barang kena cukai yang tidak jadi diimpor
Adapun rincian SP3DRI yang diterbitkan dan progress tindak lanjutnya adalah
hanya diberikan pada importir barang kena cukai.
sebagaimana tabel berikut.
Masa berlaku pemotongan dan/atau kompensasi adalah 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal diterbitkannya CK-2. Adapun nilai cukai dalam dokumen CK-2 yang
07

07
diterbitkan oleh DJBC pada tahun anggaran 2019 dan 2018 masing-masing
-157- -158-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

sebesar Rp1.274.975.101.950,00 dan Rp956.564.526.188,00 atau naik sebesar terdapat dokumen CK-2 dan CK-3 yang belum digunakan oleh perusahaan untuk
33%. dikompensasikan pada pemesanan pita cukai maupun diajukan untuk
pengembalian tunai masing-masing sebesar Rp302.692.121.020,00 dan
Dokumen Tanda Bukti Penerimaan Pengembalian Pita Cukai (CK-3) adalah
Rp241.083.306.950,00.
dokumen tanda bukti penerimaan pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak
dipakai oleh pengusaha pabrik ataupun importir barang kena cukai. Pita cukai F.4.10. Pencatatan Aset Lain-Lain BUN di BLU
yang rusak adalah pita cukai yang kurang sempurna fisik dan cetakannya dan
belum dilekatkan pada barang kena cukai. Pita cukai yang tidak dipakai adalah Berdasarkan surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-409/PB/2020
pita cukai yang belum dilekatkan pada barang kena cukai karena: tanggal 8 Mei 2020 tentang Penyesuaian Laporan Keuangan Tahun 2019 untuk
Penyajian Tanah Proyek Strategis Nasional (PSN), pada akhir tahun 2019 satker
1. adanya perubahan harga jual eceran, tarif cukai, dan/atau desain pita cukai BLU LMAN mencatat pengurangan nilai Aset Lainnya – Aset Lain-Lain BUN dan
baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas inisiatif/permintaan pengusaha Kewajiban Jangka Panjang BLU kepada BUN sebesar Rp11.752.106.536.877,00.
pabrik atau importir; Pengurangan nilai tersebut merupakan tindak lanjut hasil kesepakatan
2. batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang berlaku; pembahasan temuan LKPP Tahun 2019 antara pemerintah dan BPK.
3. pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai untuk
pemasaran dalam negeri; Berdasarkan kesepakatan pemerintah dan BPK pencatatatan aset lain-lain yang
4. pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai sesuai pesanan semula dicatat di LMAN yaitu terdiri dari tanah bidang bendungan, tanah bidang
pita cukainya;
perkertaapiaan, Pelabuhan, jalan tol dan irigasi tidak dicatat lagi oleh LMAN, tetapi
5. importir tidak lagi mengimpor barang kena cukai sesuai pesanan pita
pencatatannya dilakukan oleh kementerian/lembaga yang mempunyai tusi
cukainya;
dimaksud yaitu Kementerian PUPERA sebesar Rp10.727.536.141.233,00 dan
6. tidak sesuai dengan pesanan pengusaha pabrik atau Importir; dan
7. NPPBKC pengusaha pabrik atau importir dicabut. Kementerian Perhubungan sebesar Rp1.024.570.395.644,00.

Pita cukai yang dapat dikembalikan adalah pita cukai yang dipesan dalam tahun F.4.11. Pembentukan Lembaga Nasional Single Window
anggaran berjalan atau satu tahun terakhir sebelum tahun anggaran berjalan.
Guna menjaga kesinambungan pelaksanaan perekonomian Indonesia agar
Pengembalian atas pita cukai yang rusak dapat diterima apabila pita cukai masih
mampu bersaing dalam perekonomian internasional, pemerintah memandang
dalam bentuk lembaran disertai dengan label pengawasan pencetak pita cukai.
398
perlu pengintegrasian sistem penyampaian data dan informasi, sistem 399
Sedangkan untuk pita cukai yang tidak dipakai dapat diterima pengembalian pita
pemrosesan data dan informasi, dan sistem penyampaian keputusan secara
cukainya apabila pita cukai masih dalam bentuk lembaran sesuai yang dikirim dari
tunggal dalam proses ekspor dan/atau impor dalam Indonesia National Single
pencetak pita cukai. Nilai cukai yang tercantum dalam dokumen CK-3 terlebih
Window (INSW), atas dasar pertimbangan tersebut, pada 31 Mei 2018, telah
dahulu digunakan untuk melunasi hutang cukai dan dalam hal tidak memiliki
ditetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 tentang INSW.
hutang cukai, dapat diperhitungkan dan/atau dikompensasikan untuk pemesanan
pita cukai selanjutnya. Masa berlaku pemotongan dan/atau kompensasi adalah INSW adalah integrasi sistem secara nasional yang memungkinkan dilakukannya
12 (dua belas) bulan sejak tanggal diterbitkannya CK-3. penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

secara tunggal, dan penyampaian keputusan secara tunggal untuk pemberian izin
Adapun nilai cukai dalam dokumen CK-3 yang diterbitkan oleh DJBC pada tahun kepabeanan dan pengeluaran barang sesuai dengan ketentuan peraturan
anggaran 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp356.601.937.350,00 dan perundang-undangan. Penanganan dokumen kekarantinaan, dokumen
Rp319.423.048.050,00, atau naik sebesar 12%. kepabeanan, dokumen perizinan, dokumen kepelabuhanan/kebandarudaraan,
Pada Tahun 2019 dan 2018 DJBC telah merealisasikan kompensasi atas dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor dan/atau impor dilakukan melalui

Sumber Daya Manusia


dokumen CK-2 terhadap pemesanan pita cukai (CK-1) masing-masing sebesar INSW.
Rp965.471.857.270,00 dan Rp890.688.499.652,00 atau naik sebesar 8%. Dokumen kepabeanan, dokumen kekarantinaan, dokumen perizinan, dokumen
kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor
Pada tahun 2019 dan 2018 DJBC telah merealisasikan kompensasi atas
dan/atau impor, disampaikan oleh pengguna jasa kepada kementerian/lembaga
dokumen CK-3 terhadap pemesanan pita cukai (CK-1) masing-masing sebesar
terkait melalui Sistem INSW (SINSW) dengan mekanisme penyampaian data dan
Rp114.859.866.400,00 dan Rp317.165.439.450,00, atau turun sebesar 64%,
informasi secara tunggal.
kenaikan realisasi secara signifikan selaras dengan kenaikan penerbitan
dokumen CK-3. Dalam rangka Pengelolaan INSW dan Penyelenggaraan SINSW dibentuk
Lembaga Nasional Single Window, yang merupakan unit organisasi non eselon
Sampai dengan akhir tahun anggaran 2019 terdapat dokumen CK-2 dan CK-3
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan,
yang tidak digunakan oleh perusahaan untuk dikompensasikan (daluarsa) pada
dan dipimpin oleh Kepala Lembaga. Lembaga National Single
pemesanan pita cukai maupun diajukan untuk pengembalian tunai masing-
Window mempunyai tugas melaksanakan Pengelolaan INSW dan
07

07
masing sebesar Rp163.396.480,00 dan Rp782.310.000,00. Di sisi lain, masih
Penyelenggaraan SINSW dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen
-159- -160-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

kekarantinaan, dokumen perizinan, dokumen kepelabuhanan/kebandarudaraan, Tabel 165


dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor dan/atau impor secara elektronik. Data Rincian Dana Cadangan BPDPKS
Susunan organisasi Lembaga Nasional Single Window, terdiri atas:
Penambahan Nilai
a. Kepala; Tahun Penggunaan Saldo
Dana Cadangan
b. Sekretariat; dan
2015 * - - -
c. Direktorat (dipimpin oleh Direktur).
2016 ** 404.000.000.000 - 404.000.000.000
Anggaran yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga National
2017 *** 344.000.000.000 - 748.000.000.000
Single Window dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
melalui anggaran belanja Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019, 2018 **** 900.000.000.000 - 1.648.000.000.000
anggaran LNSW adalah sebesar Rp48.664.059.000,00, dan menyusun laporan 2019 ***** 446.000.000.000 - 2.094.000.000.000
keuangan tahun 2019 dengan kode Bagian Anggaran BA 015.13.
Keterangan:
F.4.12. Penjelasan Dana Cadangan dan Dukungan Manajemen pada *) Nilai dana cadangan berdasarkan kutipan dari Renstra BPDPKS. Pada saat itu
Komite Pengarah belum menetapkan alokasi dana untuk penyaluran maupun
BLU BPDPKS cadangan.
1. Realisasi Belanja Barang BPDPKS TA 2019 sesuai dengan Pasal 11 **) Besaran alokasi dana cadangan baru ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 3% dari
dana tersedia untuk disalurkan/program.
Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 adalah sebesar ***) Besaran alokasi dana cadangan pada tahun 2017 sebesar 3% dari dana tersedia
Rp5.736.424.097.412,00 dengan rincian sebagai berikut: untuk disalurkan/program.
****) Besaran alokasi dana cadangan pada tahun 2018 sebesar 4% dari dana tersedia
Tabel 164 untuk disalurkan/program.
Data Realisasi Belanja Barang BPDPKS TA 2019 *****) Besaran alokasi dana cadangan pada tahun 2019 sebesar 0-2% dari dana tersedia
Pengembalian Realisasi Belanja untuk disalurkan/program.
Uraian Kegiatan Realisasi Belanja
Belanja (Netto)
3. Untuk imbal jasa/dukungan manajemen alokasinya ditetapkan oleh Komite
Biodiesel 3.157.750.443.560 60.248.036 3.157.690.195.524
Pengarah setiap tahun sebesar 1,25%. Alokasi dan akumulasi nilai dana
Riset 122.753.913.159 178.440.081 122.575.473.078
Peremajaan 2.318.358.023.459 8.517.356.523 2.309.840.666.936
dukungan manajemen dapat kami sampaikan besaran dan realisasinya s.d.
Pengembangan 37.099.826.542 - 37.099.826.542 Desember 2019 sebagai berikut:
400 401
SDM
Tabel 166
Sarana dan 597.268.280 - 597.268.280
Data Alokasi dan Realisasi Dana Dukungan Manajemen BPDPKS Tahun 2015-2019
Prasarana
Kemitraan 42.544.458.378 - 42.544.458.378
Promosi 24.215.685.868 - 24.215.685.868 No Tahun Alokasi Realisasi Sisa Pagu
Surveyor 39.733.485.035 39.733.485.035 1 2015 86.677.320.845 9.802.273.779 76.875.047.066
Perencanaan & 2.127.037.771 - 2.127.037.771
2 2016 152.455.320.614 73.218.448.715 79.236.871.899
Pengelolaan Dana
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Jumlah 5.745.180.142.052 8.756.044.640 5.736.424.097.412 3 2017 183.416.687.166 67.743.470.786 115.673.216.380


4 2018 191.652.573.658 85.569.304.052 106.083.269.606
2. Dana cadangan pada BPDPKS adalah Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang
5 2019 135.000.000.000 79.331.008.638 55.668.991.362
dialokasikan sebagai cadangan untuk menunjang program di tahun anggaran
Saldo Dukungan Manajemen 433.537.396.313
berikutnya. Alokasi dana cadangan ditetapkan oleh Komite Pengarah setiap
 Merupakan selisih antara alokasi DIPA BPDPKS dengan realisasi anggaran

Sumber Daya Manusia


tahun. Penggunaan dana cadangan sendiri masih belum ditetapkan secara
khusus oleh Komite Pengarah. Namun demikian, selama dana tersebut belum dukungan manajemen s.d. bulan Desember 2019.
digunakan untuk dana program atau penyaluran, dana tersebut akan
diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang. Kedepan perlu penetapan F.4.13. Pembebasan Bea Masuk melalui Rush Handling
dan pengaturan lebih lanjut apabila dana dimaksud akan direncanakan untuk
Pada dasarnya, importasi dengan fasilitas pembebasan bea masuk yang
menjadi “dana abadi” BPDPKS. Rincian dana cadangan BPDPKS adalah
dilakukan oleh Institusi KEMHAN, BIN, LSN, POLRI, dan TNI memperoleh
sebagai berikut:
pembebasan sesuai Pasal 25 angka 1 huruf h, UU Nomor 17 tahun 2016 tentang
Kepabeanan, yang dalam praktiknya dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan nomor 191/PMK.04/2016 tentang Pembebasan Bea Masuk
Atas Impor Persenjataan, Amunisi, Perlengkapan Militer dan Kepolisian, termasuk
Suku Cadang, serta Barang dan Bahan yang Dipergunakan Untuk Menghasilkan
Barang Yang Dipergunakan Bagi Keperluan Pertahanan dan Keamanan Negara.
07

07
-161- -162-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

Mengingat atas barang-barang sebagaimana tersebut di atas dibutuhkan Tabel 167


Daftar BLU yang Menyusun LK BLU dan Telah Diperiksa oleh KAP
penanganan khusus terkait waktu dan pengamanan, sehingga pengeluarannya
menggunakan skema pelayanan segera (Rush Handling) di mana barang impor Nama BLU Standar Akuntansi Nama KAP Opini
dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan menyerahkan dokumen pelengkap Politeknik Keuangan - - -
pabean, sementara menunggu proses penerbitan Surat Keputusan Menteri Negara (PKN) STAN
Keuangan tentang pembebasan Bea Masuk (SKMK) yang akan digunakan Pusat Investasi Standar Akuntansi Kanaka Puradiredja Wajar Tanpa
sebagai lampiran pengajuan pemberitahuan pabean berupa PIB. Apabila SKMK Pemerintah (PIP) Pemerintah Suhartono Pengecualian (WTP)
telah diterbitkan baru diajukan dokumen pemberitahuan berupa PIB Badan Pengelola Dana Standar Akuntansi Tanudiredja, Wajar Tanpa
Perkebunan Kelapa Sawit Keuangan Wibisana, Rintis & Pengecualian (WTP)
(Pemberitahuan Impor Barang) atas importasi tersebut. (BPDPKS) Rekan
Lembaga Manajemen - - -
Pada KPU Sukarno Hatta terdapat 10 importasi yang belum ditemukan dokumen
Aset Negara (LMAN)
SKMK-nya. Mengingat atas importasi sebagaimana tersebut di atas memperoleh
Lembaga Pengelola Dana Standar Akuntansi Kanaka Puradiredja Dalam proses audit
fasilitas pembebasan berdasarkan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 17 Tahun Pendidikan (LPDP) Pemerintah Suhartono
2006 mengenai Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan, maka atas importasi tersebut tidak terdapat kewajiban pembayaran F.4.15. Pengelolaan DPPN
Bea Masuk.
Melalui Undang Undang Nomor 2 Tahun 2010, Pemerintah dan DPR
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor Per-23/BC/2018 berkomitmen menjamin keberlangsungan program Pendidikan bagi generasi
tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Di Lingkungan DJBC, kegiatan rush berikutnya melalui pembentukan endowment fund berupa “Dana Pengembangan
handling yang belum diselesaikan kewajiban kepabeanannya merupakan Pendidikan Nasional (DPPN)” sejak tahun 2010.
kegiatan yang masuk dalam pencatatan piutang di DJBC. Sementara itu,
Berdasarkan amanat PMK 252/PMK.01/2011 tahun 2011, LPDP mengemban
berdasarkan Paragraf 19 PSAP 12, pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya
mandat pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional. LPDP
hak atas pendapatan atau pada saat pendapatan direalisasi (adanya aliran
sumber daya ekonomi). Dengan demikian, mengingat kegiatan RH yang menempatkan DPPN pada instrumen investasi yang berisiko rendah, dimana
dilakukan oleh institusi dimaksud merupakan kegiatan yang tidak menimbulkan hasil pengelolaan DPPN berupa PNBP digunakan untuk membiayai belanja
402 hak atas pendapatan (fasilitas bebas), maka DJBC mencatat di Kertas Kerja layanan dan operasional LPDP. Selain itu, LPDP juga melakukan reinvestasi 403

Piutang dengan nilai Rp0,00. dalam rangka optimalisasi pendapatan dan manajemen kas. Adapun rincian dana
kelolaan LPDP dapat dilihat pada rincian berikut.
F.4.14. Pengungkapan atas pemeriksaan LK BLU oleh KAP
Tabel 168
Perkembangan Dana Kelolaan LPDP 2012 – 2019
Pada Kementerian Keuangan terdapat 5 (lima) satuan kerja Badan Layanan (dalam miliar Rupiah)
Umum (BLU). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Berbasis Akrual Nomor
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

DPPN 1.000,00 3.617,70 10.617,70 15.617,70 15.617,70 15.617,70 20.617,70 31.117,70 46.117,70 51.117,70
13 tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum bahwa
KAS 2,49 2,52 0,38 5,77 17,11 12,65 5,58 2,94
penyusunan LK BLU selaku entitas pelaporan dilakukan dengan menggunakan
REINVESTASI 420,60 1.268,85 2.208,87 2.323,29 783,27 491,37 98,78 1.678,10
SAP berbasis akrual, sehingga sejak PMK ini ditetapkan penyusunan dan
TOTAL 1.000,00 3.617,70 11.040,79 16.889,07 17.826,95 17.946,77 21.418,08 31.621,73 46.222,06 52.798,75
penyampaian LK BLU mulai TA 2017 hanya mewajibkan penyusunan dengan

Sumber Daya Manusia


standar SAP.
Saldo dana kelolaan LPDP per 31 Desember 2019 adalah sebesar
Berkaitan dengan hal di atas, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor Rp52.798.746.617.421,00 yang terdiri dari saldo DPPN sebesar
225/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Rp51.117.700.000.000,00 dan saldo kas/surplus PNBP sebesar
Layanan Umum, maka reviu laporan keuangan dilakukan untuk memberikan Rp1.681.046.617.421,00. Dari surplus tersebut, sebesar
keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan Rp1.678.104.970.792,00 diinvestasikan dalam Setara Kas dam Investasi Jangka
LK BLU telah disajikan sesuai dengan SAP.
Pendek berupa deposito dalam rangka manajemen kas.
Namun demikian, dalam rangka kepentingan/kebutuhan informasi manajerial
Akumulasi pendapatan LPDP sejak tahun 2012 sampai dengan akhir 2019
maka BLU dapat pula menyusun LK berbasis SAK. Adapun daftar BLU yang
mencapai Rp13,307triliun, sementara akumulasi DPPN mencapai
menyusun LK berbasis SAP dan SAK dan telah diperiksa oleh Kantor Akuntan
Rp51,118triliun. Pencatatan investasi berupa DPPN dikonsolidasikan ke BA BUN
Publik (KAP) serta opini yang diberikan adalah sebagai berikut:
Investasi 999.03, sedangkan pencatatan pendapatan hasil pengelolaan DPPN
07

07
-163- -164-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

dan reinvestasinya dikonsolidasikan ke Kementerian Keuangan (BA 015) dalam inkracht tersebut telah diterima dan dibuatkan Surat Pelaksanaan Putusan
akun Kas pada BLU/ Invetasi Jangka Pendek BLU. Banding (SP2B). SP2B merupakan dasar untuk melaksanakan Putusan Banding
agar putusan tersebut dapat dicatat dalam sistem administrasi perpajakan.
Melalui Persetujuan Dewan Penyantun Nomor 01/DP-LPDP/2013 tanggal 28
Namun, tidak semua putusan upaya hukum berupa putusan banding atau putusan
Maret 2013 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Dewan Penyantun gugatan tersebut segera dapat diterima oleh KPP dan tidak semua Kantor
Nomor 01/DP-LPDP/2015 Januari 2015, Dewan Penyantun menetapkan bahwa Pelayanan Pajak setelah menerima putusan upaya hukum inkracht langsung
PNBP yang diperoleh BLU LPDP dapat digunakan untuk membiayai program membuat SP2B dan menginputnya ke dalam SIDJP.
layanan, biaya operasional, dan menambah pokok DPPN. Berdasarkan kebijakan
Perekaman SP2B di Sistem Informasi (SI) DJP hanya dapat dilakukan setelah
Dewan Penyantun tersebut, LPDP dapat menambah pokok DPPN sebesar 10%
dokumen-dokumen produk hukum sebelumnya (SKP, permohonan Keberatan,
dari pendapatan. Apabila hal tersebut diberlakukan sejak tahun 2013 s.d 2019 Keputusan Keberatan, permohonan Banding, dan Putusan Banding) terinput di
maka diestimasikan nominal DPPN dapat bertambah sebesar SIDJP. Namun DJP baru melakukan perekaman permohonan Keberatan melalui
Rp1.283.581.325.105. Case Management di SIDJP mulai permohonan yang diterima tanggal 1 Juni
2017.
Atas adanya optional klausul penambahan DPPN sebagai salah satu alternatif
penggunaan PNBP tersebut, perlu dipastikan kembali kepada Dewan Penyantun Putusan Pengadilan Pajak sebanyak 269 records dengan nilai
mengenai kelanjutan rencana implementasi antara lain besaran persentase Rp396.615.203.470,00 tersebut tidak langsung mencerminkan nilai Piutang
penambahan dana, masa mulai berlakunya kebijakan, dan kebijakan lainnya, Pajak, karena harus diteliti kembali ke masing-masing Putusan Pengadilan Pajak
mengingat telah terjadi pergantian Dewan Penyantun. tersebut. Atas Putusan Pengadilan Pajak dengan amar "mengabulkan
seluruhnya" seharusnya tidak berdampak terhadap nilai piutang. Namun
Selain itu, apabila klausul penambahan DPPN tersebut akan diimplementasikan, demikian, harus dipastikan melalui penelitian lebih lanjut terhadap dokumen
maka diperlukan juga regulasi terkait mekanisme transfer antar Bagian Anggaran sumber.
dan mekanisme penganggarannya.
Aplikasi perekaman SP2B tersedia di SIDJP sudah ada sejak tahun 2017 dan
Saat ini belum tersedia payung hukum terkait mekanisme transfer antar Bagian mekanisme pertukaran data pengajuan upaya hukum dan putusan Pengadilan
Anggaran dan mekanisme penganggarannya, mengingat PNBP LPDP Pajak melalui Sekretariat Pengadilan Pajak dimulai sejak tahun 2018.
merupakan bagian dari BA 015 (Kementerian/Lembaga) sedangkan DPPN
Dalam rangka perbaikan sistem pengendalian penerbitan SP2B, sedang
merupakan bagian dari BA 999.03 (BA BUN Investasi).
404 dikembangkan aplikasi penerimaan Putusan Pengadilan Pajak serta penerbitan 405
Untuk itu, LPDP selain meminta arahan kepada Dewan Penyantun LPDP yang SP2B di SIDJP.
baru terkait kelanjutan kebijakan alokasi PNBP sebagai penambah DPPN juga
akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka penetapan payung
F.4.17. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perubahan Postur dan Rincian
hukum/regulasi serta mekanisme penganggaran, transfer, dan akuntansi atas APBN TA 2020
alokasi PNBP dan/atau surplus BLU dari BA 015 ke DPPN di BA 999.03.
Sebagai tindak lanjut dari Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
Dalam hal LPDP telah mendapatkan arahan dari Dewan Penyantun mengenai Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

kelanjutan rencana implementasi, besarnya persentase dana, masa mulai COVID-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
berlakunya kebijakan, dan kebijakan lain terkait alokasi PNBP sebagai penambah Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, telah ditetapkan
DPPN, LPDP akan menetapkan mekanisme yang diperlukan untuk Perpres 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN TA 2020.
pelaksanaannya sesuai hasil kajian, arahan Dewan Penyantun, dan payung Dalam Perpres dimaksud, telah ditetapkan penurunan target penerimaan
perpajakan semula Rp1.865.702.816.382.000,00 menjadi

Sumber Daya Manusia


hukum/regulasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Rp1.462.629.688.832.000,00. Adapun target penerimaan PNBP secara nasional
F.4.16. Upaya Hukum atas Sengketa Pajak yang Inkracht sampai dengan diturunkan dari semula Rp366.995.145.278.000,00 menjadi
Tahun 2019 Rp297.755.472.298.000,00.
Putusan Pengadilan Pajak atas upaya hukum baik sengketa atau gugatan yang Berdasarkan perkembangan kontribusi sektoral pajak selama 5 tahun terakhir,
inkracht sampai dengan tahun 2019 tidak seluruhnya dapat diperhitungkan sektor industri masih menjadi sektor utama diikuti oleh sektor perdagangan dan
sebagai pembentuk saldo Piutang Pajak tahun yang bersangkutan. keuangan. Dengan demikian, dimungkinkan terjadinya risiko turunnya
Sampai dengan posisi per 31 Desember 2019 terdapat putusan Pengadilan Pajak penerimaan pajak pada sektor yang terdampak. Dalam rangka memberikan
sebanyak 269 records dengan Nilai Rp396.615.203.470 yang tidak dapat dukungan kepada UMKM dan dunia usaha, Menteri Keuangan telah menerbitkan
diperhitungkan dalam pembentuk saldo Piutang Pajak tahun 2019. PMK Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak
Terdampak Pandemi COVID-19. Kementerian Keuangan memberikan insentif
Hal tersebut dapat terjadi mengingat upaya hukum inkracht baru dapat perpajakan kepada UMKM berupa PPh Pasal 21 DTP dan PPh final UMKM DTP
07

07
diperhitungkan sebagai pembentuk saldo Piutang Pajak apabila putusan hukum
pada 19 sektor selama 6 bulan sebesar Rp8,6triliun. Adapun terkait dunia usaha,
-165- -166-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

diberikan insentif perpajakan berupa pembebasan PPh pasal 22 impor


(Rp8,2triliun), pengurangan angsuran PPh pasal 25 sebesar 30% (setara
Rp4,2triliun), pengembalian pendahuluan PPN (Rp1,5triliun), dan penurunan tarif
PPh Badan (dari 25% menjadi 22%).
Revaluasi Aset Kementerian Keuangan
Sebagai salah satu pelaksanaan Perpres 54/2020 di bidang belanja, Menteri
Keuangan selaku CFO mengeluarkan surat nomor S-302/MK.02/2020 tanggal 15
April 2020 perihal Langkah-langkah Penyesuaian Belanja Kementerian/Lembaga
TA 2020. Berdasarkan surat dimaksud, Kementerian Keuangan TA 2020 Pada tahun 2017 dilakukan penilaian kembali/revaluasi atas aset tetap. Penilaian Kembali
mengalami penyesuaian pagu belanja dari semula sebesar merupakan proses revaluasi sesuai standar akuntansi pemerintah yang metode penilaiannya
Rp43.511.223.211.000,00 menjadi sebesar Rp38.915.104.895.000,00 atau dilaksanakan sesuai standar penilaian. Pelaksanaan penilaian kembali aset tetap dilaksanakan
berkurang sebesar Rp4.596.118.316.000,00. berdasarkan:
Selanjutnya Menteri Keuangan selaku COO menerbitkan surat nomor a. PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
S-330/MK.01/2020 tanggal 28 April 2020 hal Penghematan Belanja Kementerian b. Perpres Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah;
Keuangan TA 2020. Adapun dampak dari penyesuaian pagu belanja dimaksud c. PMK Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;
akan terdapat proyek/kegiatan yang ditunda tahun berikutnya dan/atau d. PMK Nomor 111/PMK.06/2017 tentang Penilaian Barang Milik Negara;
diperpanjang waktu penyelesaiannya sebesar Rp877.212.880.272,00 yang e. PMK Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik
bersumber dari porsi Rupiah Murni dan tersebar di seluruh Unit Eselon I lingkup Negara.
Kementerian Keuangan. Dengan demikian, pada akhir tahun 2020 diproyeksikan
akan terdapat tambahan Konstruksi Dalam Pengerjaan atas penundaan Penilaian kembali aset tetap dilakukan terhadap Barang Milik Negara berupa tanah, gedung dan
proyek/kegiatan tersebut. Termasuk yang dilakukan penundaan diantaranya: bangunan, jalan dan jembatan, dan bangunan Air yang diperoleh sampai dengan 31 Desember
2015. Penilaian kembali tidak dilakukan terhadap Barang Milik Negara yang telah mendapat
1. Lanjutan pembangunan GKN Jayapura dan Pengembangan Data Center
persetujuan penghapusan atau pemindahtanganan dari Pengelola Barang/Pengguna Barang, dan
pada Sekretariat Jenderal sebesar Rp190.636.047.000,00.
Barang Milik Negara yang secara fisik tidak ditemukan.
2. Pembangunan gedung kantor dan rumah dinas di DJP sebesar
Rp90.504.151.000,00. Penilaian kembali aset tetap dilanjutkan sampai dengan 2018 oleh penilai pemerintah di
406 407
3. Pembangunan/renovasi/rehabilitasi gedung kantor, rumah dinas, sarana Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Penilaian BMN dilakukan dengan
prasarana di DJBC Rp133.161.919.000,00. menggunakan pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan/atau pendekatan pendapatan.
4. Rehab gedung kantor dan rumah dinas di DJPB sebesar Penilaian dilakukan dengan survei lapangan untuk obyek revaluasi Barang Milik Negara berupa
Rp59.287.333.758,00. tanah, sedangkan untuk Barang Milik Negara selain tanah tidak dilakukan survei lapangan.
5. Pembangunan rumah negara dan renovasi gedung kantor di DJKN sebesar
Rp26.328.252.300,00. Berdasarkan hasil temuan pemeriksanaan BPK terhadap pelaksanaan Revaluasi BMN tahun
6. Pembangunan gedung pendidikan pada PKN STAN sebesar 2017-2018, telah disepakati bahwa hasil revaluasi BMN tahun 2017 dan 2018 tidak disajikan pada
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

Rp66.529.853.000,00. laporan keuangan tahun 2017 dan tahun 2018. Hasil pelaksanaan revaluasi BMN akan disajikan
pada laporan keuangan tahun 2019 setelah dilakukan perbaikan dan diterima oleh BPK. Adapun
petunjuk teknis koreksi pencatatan (take out) hasil revaluasi BMN dilakukan sesuai dengan surat
Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-182/PB/2019 hal Petunjuk Teknis Koreksi Pencatatan

Sumber Daya Manusia


Hasil Penilaian Kembali Barang Milik Negara dalam rangka Penyusunaan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) Tahun 2018 Unaudited tanggal 11 Februari 2019.
Sedangkan dalam rangka menindaklajuti temuan pemeriksaan BPK, perbaikan pelaksanaan
revaluasi BMN dilaksanakan sesuai dengan pedoman dalam surat Direktur Jenderal Kekayaan
Negara nomor S-44/KN/2019 hal Tindak Lanjut Rekomendasi BPK RI dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan atas Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 tanggal 29 Januari 2019.

Pada tahun 2019 Kementerian Keuangan telah melaksanakan kegiatan perbaikan revaluasi BMN
atas seluruh objek revaluasi BMN TA 2017/2018. Sementara itu setelah periode pelaksanaan
tersebut, Berdasarkan surat Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nomor
50/S/IV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian Tindak Lanjut
Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 yang menyatakan bahwa koreksi hasil
07

07
-167- -168-
Bab

Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019


Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 Audited

penilaian kembali beserta perbaikannya dapat disajikan di laporan keuangan tahun 2019
(Unaudited).

Koreksi tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara
nomor S-15/KN/2020 tanggal 23 Januari 2020 dan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor
S-58/PB/2020 tanggal 24 Januari 2020. Kementerian Keuangan menindaklanjuti penginputan ke
dalam pembukuan menggunakan aplikasi SAKTI.

Kronologis proses revaluasi di Kementerian Keuangan (BA 015):


1. Tahun 2017 telah dilakukan pencatatan hasil revaluasi aset.
2. Dari hasil pemeriksaan BPK, penyajian hasil revaluasi dapat dilakukan apabila seluruh K/L
telah menyelesaikan proses revaluasi aset.
3. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Keuangan melakukan take out hasil revaluasi aset
tersebut pada Satker Konsolidasi senilai Rp75.975.423.031.858,00.
4. Pada tahun 2018 dilakukan revaluasi aset tambahan/perbaikan pada beberapa satker
Kementerian Keuangan, namun BPK masih belum dapat menerima beberapa metode
penilaian yang dilakukan pada proses revaluasi aset.
5. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Keuangan melakukan take out kembali hasil revaluasi
aset Laporan Keuangan TA 2018 pada Satker Konsolidasi senilai Rp76.031.043.800.043,00.
6. Pada tahun 2020, BPK dapat menerima perbaikan metode penilaian BMN pada seluruh objek
revaluasi untuk periode 2017-2018 dan hasil revaluasi BMN dapat disajikan pada laporan
keuangan K/L TA 2019.

408
7. Berdasarkan hal tersebut, Kemenkeu telah menindaklanjuti koreksi hasil revaluasi BMN dan 409
telah menyajikan dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 Audited. Namun, masih terdapat
sisa koreksi hasil revaluasi BMN sebesar minus Rp12.190.391.881,00 yang terdiri dari Tanah
sebesar minus Rp335.355.000,00, Gedung dan Bangunan sebesar minus
Rp12.010.297.162,00, serta Jalan, Irigasi, dan Jembatan sebesar Rp155.260.281,00 yang
belum dapat diinput atau disajikan di dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 Audited dan
akan disajikan di dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2020.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan

8. Dalam saldo Aset Tetap yang disajikan di Neraca per 31 Desember 2019 didalamnya
termasuk pencatatan 211 BMN dengan nilai wajar Rp98.673.671.634,00 (hasil inventarisasi
BMN tahun 2017-2018 dengan status barang berlebih), yang pada tahun 2019 status
inventarisasinya menjadi tidak ditemukan. Atas 211 BMN tersebut masih dalam proses
penelusuran, sehingga belum dapat dieliminasi penyajian BMN nya dari Neraca per

Sumber Daya Manusia


31 Desember 2019, namun ke-211 BMN tersebut sudah diberi penanda (flag) bahwa “BMN
tidak ditemukan”, untuk ditindaklanjuti di tahun 2020.
07

07
-169-
Bab

Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019

410

Anda mungkin juga menyukai