Ekonomi Indonesia
yang Berdaya Tahan 2019
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
Dua buah lingkaran yang saling
beririsan menggambarkan pemerintah
dan stakeholdernya saling bekerja
satu sama lain. Ruang irisan yang
terbentuk menggambarkan kekuatan
yang tercipta ketika bekerjasama dan
bergotongroyong. Kekuatan kerjasama
01
01
ini lah yang akan mewujudkan daya
tahan ekonomi Indonesia.
Bab
Bab
4
Bab 01 Kilas Kinerja Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Ekonomi Indonesia
yang Berdaya Tahan
5
11 Arah Kebijakan dan Strategi Penghargaan Kementerian 43 Visi, Misi dan Tata Nilai 77 Profil SDM Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan 2020-2024 29 Keuangan Tahun 2019
46 Sejarah Pengelolaan Keuangan 81 Pengelolaan SDM
18 Pengelolaan Kinerja Organisasi Sambutan Menteri Keuangan Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan 37 Laporan Tahunan Kementerian 51 Struktur Organisasi Kemenkeu
Keuangan 2019 93 Pengembangan Sumber Daya
22 Highlight Laporan Keuangan 52 Profil Pejabat Manusia Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan TA 2019
Audited Laporan Realisasi Anggaran 99 Penghargaan dan Penegakan
Disiplin
6 7
04 05 06 07
Analisis Kinerja Tata Kelola Pemerintahan Stakeholder Relations Laporan Keuangan
Kementerian
Keuangan
Kilas Kinerja
Kilas Kinerja
107 Perumusan Kebijakan Fiskal 171 Sistem Pengendalian Intern di 197 Kerjasama Internasional
Kementerian Keuangan
111 Pengelolaan Keuangan Negara Republik Indonesia
179 Manajemen Risiko
115 Pengelolaan Pajak
181 Whistleblowing System: Pengelolaan
128 Pengelolaan Kepabeanan dan Cukai Saluran Pengaduan
01
158 Pengelolaan Pembiayaan melalui Utang
Bab
Bab
8
Bab 01 Kilas Kinerja Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
10
Rencana Strategis 1.1. Arah Kebijakan
dan Strategi 2020 - 2024
Rencana Strategis Kementerian
Keuangan (Renstra Kemenkeu)
Tahun 2020-2024 merupakan
2024 adalah merebaknya pandemi
Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) di dunia, termasuk
11
Kilas Kinerja
Pemerintah Pengganti Undang-
01
Keuangan dalam penyusunan ditetapkan menjadi Undang-Undang
Renstra Kemenkeu Tahun 2020- Nomor 2 Tahun 2020.
Bab
Sesuai elemen pertama Renstra melalui (i) Pusat Logistik Berikat;
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
iklim usaha dan investasi melalui nasional yaitu: (1) peningkatan
Omnibus Law perpajakan yang keunggulan kompetitif pusat-
akan mengatur tentang PPh, PPN, pusat pertumbuhan wilayah; (2)
pajak dan retribusi daerah, serta peningkatan kualitas tata kelola
ketentuan umum perpajakan, pelayanan dasar, daya saing,
perbaikan peringkat kemudahan serta kemandirian daerah; dan
berusaha, dan penerapan sistem (3) peningkatan pemerataan
perizinan berusaha terintegrasi antarwilayah kawasan barat
secara elektronik; (4) pemberian Indonesia dan kawasan timur
insentif fiskal terhadap bahan baku Indonesia, maupun Jawa dan luar
melalui Kemudahan Impor Tujuan Jawa; dan 4) arah pembangunan
01
01
Ekspor (KITE); dan (5) peningkatan wilayah per pulau.
sistem logistik dan stabilitas harga
Bab
Bab
Strategi untuk mencapai arah daerah; (4) akselerasi penguatan pemeliharaan; (2) penguatan RPJMN 2020-2024, Renstra
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
kebijakan tersebut antara lain: ekonomi keluarga, melalui fasilitasi pendanaan pembangunan jaringan Kemenkeu juga menjabarkan
(1) optimalisasi pembangunan pendanaan ultra mikro bagi individu jalan melalui pengembangan arah kebijakan dan strategi
kawasan strategis prioritas atau kelompok usaha produktif inovasi pendanaan infrastruktur Kementerian Keuangan sebagai
sebagai pusat-pusat pertumbuhan dari keluarga miskin dan rentan; seperti KPBU, pemanfaatan dana upaya untuk mencapai visi dan
wilayah; (2) penataan hubungan (5) pengembangan sistem insentif/ jangka panjang, dan program dana misi Kementerian Keuangan yaitu
pusat dan daerah yang lebih regulasi untuk mendorong peran bergulir (revolving fund) khususnya menjadi pengelola keuangan negara
sinergis; (3) pengembangan industri/swasta dalam pendidikan untuk pengembangan jalan tol; untuk mewujudkan perekonomian
kebijakan dan pelaksanaan dan pelatihan vokasi; (6) penyediaan (3) pengembangan kebijakan indonesia yang produktif,
pembangunan afirmatif untuk insentif bagi perguruan tinggi dan pendanaan dan pembiayaan dalam kompetitif, inklusif, dan berkeadilan
mempercepat pembangunan industri yang mengembangkan rangka pemenuhan akses, pasokan untuk mendukung visi dan misi
daerah tertinggal, kecamatan kerja sama litbang strategis; dan energi, dan tenaga listrik merata, Presiden dan Wakil Presiden:
lokasi prioritas perbatasan, pulau- (7) pemberian insentif fiskal untuk andal, efisien, dan berkelanjutan; ”Indonesia Maju yang Berdaulat,
pulau kecil terluar dan terdepan, penelitian dan pengembangan (4) perluasan layanan bantuan Mandiri dan Berkepribadian
serta kawasan transmigrasi; iptek-inovasi. sosial non-tunai, konten digital Berlandaskan Gotong Royong”.
(4) percepatan pembangunan pendidikan dan informasi publik, Kementerian Keuangan dalam hal
desa secara terpadu; dan (5) Pada Agenda Pembangunan layanan digital kesehatan serta ini melaksanakan misi Presiden dan
pembangunan wilayah pulau secara keempat, “Revolusi mental dan informasi pertanian melalui Wakil Presiden untuk membangun
terintegrasi dengan pengembangan pembangunan kebudayaan”, pemberian insentif start-up struktur ekonomi yang produktif,
infrastruktur pendukung aktivitas Kementerian Keuangan yang fokus pada layanan sosial, mandiri, dan berdaya saing serta
ekonomi dan sosial. diamanatkan untuk dapat pendidikan, kesehatan, informasi mewujudkan pembangunan yang
berkontribusi mendukung arah publik serta informasi pertanian. merata dan berkeadilan.
Pada Agenda Pembangunan ketiga, kebijakan pembangunan nasional
“Meningkatkan SDM berkualitas yakni revolusi mental dan Pada Agenda Pembangunan Kementerian Keuangan telah
dan berdaya saing”, Kementerian pembinaan ideologi Pancasila untuk keenam, “Membangun lingkungan menetapkan lima Tujuan dan
Keuangan diamanatkan untuk dapat memperkukuh ketahanan budaya hidup, meningkatkan ketahanan sepuluh Sasaran Strategis untuk
berkontribusi mendukung arah bangsa dan membentuk mentalitas bencana, dan perubahan menjabarkan visi dan misi tersebut.
kebijakan pembangunan nasional bangsa yang maju, modern, iklim”, Kementerian Keuangan Tujuan dan Sasaran Strategis yang
yaitu: (1) penguatan pelaksanaan dan berkarakter. Strategi untuk diamanatkan untuk dapat disusun mencerminkan outcome
perlindungan sosial; (2) peningkatan mencapai arah kebijakan tersebut berkontribusi mendukung arah dari tugas dan fungsi Kementerian
pelayanan kesehatan menuju salah satunya dilaksanakan kebijakan pembangunan nasional Keauangan yang pelaksanaannya
cakupan kesehatan semesta; (3) melalui revolusi mental dalam yaitu peningkatan ketahanan diimplementasikan oleh seluruh
peningkatan pemerataan layanan tata kelola pemerintahan untuk bencana dan iklim. Arah kebijakan unit eselon I di lingkungan
14 pendidikan berkualitas; (4) penguatan budaya birokrasi yang tersebut dilaksanakan dengan Kementerian Keuangan. Tujuan dan 15
pengentasan kemiskinan; dan (5) bersih, melayani, dan responsif strategi peningkatan pengembangan Sasaran Strategis Kementerian
peningkatan produktivitas dan daya mencakup: (a) peningkatan budaya dan inovasi skema alternatif Keuangan pada Renstra Kemenkeu
saing. kerja pelayanan publik yang pembiayaan penanggulangan Tahun 2020-2024 disajikan lebih
ramah, cepat, efektif, efisien, dan bencana. lengkap pada Tabel berikut.
Strategi untuk mencapai arah terpercaya; dan (b) penerapan Tujuan pertama yaitu “Pengelolaan
kebijakan tersebut antara lain: (1) disiplin, penghargaan (reward) Pada Agenda Pembangunan fiskal yang sehat dan
penguatan pelaksanaan jaminan dan sanksi (punishment) dalam ketujuh, “Memperkuat stabilitas berkelanjutan”. Beberapa strategi
sosial, salah satunya melalui birokrasi. polhukhankam dan transformasi yang dilakukan Kementerian
keberlanjutan pendanaan dan pelayanan publik”, Kementerian Keuangan untuk mencapai
penguatan tata kelola Sistem Pada Agenda Pembangunan kelima, Keuangan diamanatkan untuk dapat kondisi kebijakan fiskal yang
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), “Memperkuat infrastruktur untuk berkontribusi mendukung arah ekspansif konsolidatif antara
termasuk penyesuaian sistem mendukung pembangunan ekonomi kebijakan pembangunan nasional lain: (1) penyusunan peraturan
iuran, tarif dan paket manfaat, dan pelayanan dasar”, Kementerian yaitu: (1) optimalisasi kebijakan perundang-undangan di bidang
serta pembangunan sistem Keuangan diamanatkan untuk luar negeri; (2) penegakan hukum fiskal dan sektor keuangan,
monitoring dan evaluasi yang dapat berkontribusi mendukung nasional; dan (3) menjaga stabilitas khususnya kebijakan relaksasi
terintegrasi; (2) penguatan sistem arah kebijakan pembangunan keamanan nasional. Arah kebijakan dan refocusing belanja untuk
Kilas Kinerja
Kilas Kinerja
kesehatan dan pengawasan obat nasional dalam hal penguatan: tersebut dilaksanakan antara lain percepatan penanganan Covid-19
dan makanan, salah satunya (1) infrastruktur pelayanan dasar; dengan strategi penguatan lembaga dan pemulihan ekonomi nasional
melalui peningkatan pemanfaatan (2) infrastruktur ekonomi; (3) pemberi bantuan dan kerja sama dampak Covid-19; (2) pemberian
anggaran untuk penguatan promotif energi dan ketenagalistrikan; dan pembangunan internasional, insentif fiskal dan prosedural guna
dan preventif berbasis bukti dan (4) transformasi digital. Strategi penguatan sistem anti korupsi, dan memulihkan kinerja perekonomian
pengembangan sumber pembiayaan untuk mencapai arah kebijakan Penguatan keamanan laut. yang terdampak Covid-19; (3)
baru seperti penerapan earmark tersebut antara lain dilaksanakan penyusunan kebijakan APBN
cukai dan pajak; (3) peningkatan melalui: (1) penyediaan mekanisme dengan defisit yang terkendali dan
efektivitas pemanfaatan anggaran insentif bagi pemerintah daerah Arah Kebijakan dan Strategi kesinambungan fiskal dapat terjaga,
pendidikan untuk peningkatan untuk mengalokasikan anggaran Kementerian Keuangan 2020-2024 dengan tetap memberikan ruang
akses, kualitas, relevansi, dan daya pembangunan infrastruktur untuk pemulihan perekonomian;
01
01
saing pendidikan, dan pemenuhan sanitasi dan/atau penyediaan Selain menjabarkan arah kebijakan (4) perumusan strategi kebijakan
ketentuan Anggaran Pendidikan di subsidi bagi operasional dan dan strategi nasional sesuai makro fiskal untuk APBN yang
Bab
Bab
sehat dan berkelanjutan; (5) efisien, dan tetap akuntabel; (2)
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
belanja negara yang berkualitas”. lebih efisien dengan tetap
Beberapa strategi yang dilakukan menjamin ketersediaan kas; (2)
Kementerian Keuangan untuk simplifikasi pengelolaan dan
mencapai alokasi belanja pusat pertanggungjawaban keuangan
dan TKDD yang tepat antara serta penyederhanaan proses bisnis
lain: (1) memprioritaskan belanja pelaksanaan anggaran melalui
negara dan penyusunan regulasi optimalisasi teknologi informasi;
terkait APBN yang memberikan (3) penyusunan kebijakan dan
fleksibilitas bagi pemerintah untuk pedoman tentang mekanisme
pendanaan isu strategis jangka pelaksanaan belanja APBN dalam
menengah, pencapaian prioritas masa pandemi untuk menjaga good
01
01
nasional, maupun penanganan governance pengelolaan keuangan
bencana nasional secara cepat, negara; (4) harmonisasi pengukuran
Bab
Bab
Surat Utang Negara (SUN) dan/ hal tersebut terdiri dari: (1) (3) pengembangan kerangka
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Lembaga Keuangan Bukan Bank empat kondisi yang ingin dicapai empat perspektif, yaitu stakeholder, selaras dan didukung oleh seluruh unit
(LKBB) untuk membantu sektor oleh Kementerian Keuangan. customer, internal process, dan learning dan pegawai pada setiap level.
industri terdampak; (4) stimulus Pertama, Organisasi dan SDM yang and growth. Dalam implementasinya,
ekonomi (penangguhan angsuran, optimal. Strategi yang dilakukan Kementerian Keuangan terus berusaha Secara umum, pengelolaan kinerja di
restrukturisasi, perpanjangan jatuh untuk mencapai hal tersebut untuk menyempurnakan model lingkungan Kementerian Keuangan
tempo, top-up penyaluran kredit) antara lain: (1) implementasi work pengelolaan kinerja dengan konsep meliputi seluruh tahapan dalam eksekusi
bagi debitur Kredit usaha Rakyat from home secara bertahap dan BSC agar sesuai dengan kondisi riil dan strategi Kementerian Keuangan yakni
(KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro selektif dengan memperhatikan selaras dengan best practice sektor perencanaan, pelaksanaan, monitoring
(UMi) terdampak pandemi; (5) prinsip work life balance; (2) publik secara internasional. dan evaluasi kinerja, review dan
penyempurnaan Standar Barang penetapan Business Continuity penyempurnaan kontrak kinerja. Selain
Standar Kebutuhan (SBSK) untuk Plan (BCP) sebagai strategi untuk Dari masing-masing perspektif tersebut, itu, sebagai bentuk komitmen untuk
Barang Milik Negara (BMN) dengan meminimalisir dampak pandemi Kementerian Keuangan kemudian selalu meningkatkan dan menjamin
mempertimbangkan dinamika Covid-19 terhadap aktivitas merumuskan sasaran strategis (SS), kualitas (quality assurance) pengelolaan
flexible working space, kemajuan unit organisasi; (3) percepatan indikator kinerja utama (IKU), dan target kinerja Kementerian Keuangan, pada
ICT, tren coworking space, dan implementasi Enterprise kinerja yang selaras dengan Rencana tahun 2019 telah dilakukan penilaian
green building; dan (6) pengamanan Architecture untuk penyempurnaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja efektivitas implementasi manajemen
Kilas Kinerja
Kilas Kinerja
aset strategis tanah milik negara proses bisnis Kementerian (Renja) Kementerian Keuangan. SS, IKU kinerja melalui survei bersama
dengan percepatan penyelesaian Keuangan berbasis digital; (4) dan target kinerja tersebut kemudian pihak ketiga. Adapun detail tahapan
sertifikasi BMN berupa tanah. implementasi penyederhanaan dimuat dalam dokumen Komitmen pengelolaan kinerja yang dilaksanakan
Ketiga, pengelolaan pembiayaan birokrasi (delayering); dan (5) Kinerja Menteri Keuangan dan Wakil pada tahun 2019 antara lain meliputi:
yang optimal dan risiko keuangan kebijakan minus-growth melalui Menteri Keuangan. Dokumen tersebut
negara yang terkendali. Strategi moratorium rekrutmen Calon kemudian dituangkan dalam sebuah Refinement Kontrak Kinerja
yang dilakukan untuk mencapai hal Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dashboard yang menggambarkan Kementerian Keuangan-Wide-One
tersebut antara lain: (1) optimalisasi redistribusi, dan implementasi exit keseluruhan perjalanan strategi Tahun 2019
potensi sumber pembiayaan dalam strategy. Kementerian Keuangan yang dikenal
dan luar negeri secara selektif, dengan nama Peta Strategi Kementerian Tahapan perencanaan pengelolaan
prudent, transparan, dan akuntabel Kedua, sistem informasi yang Keuangan. kinerja diawali dengan pelaksanaan
01
01
untuk mendukung pemulihan andal dan terintegrasi. Strategi review atas kontrak kinerja tahun 2018.
ekonomi nasional; (2) penerbitan yang dilakukan untuk mencapai Peta strategi tersebut kemudian Tindak lanjut hasil review tersebut
Bab
Bab
adalah penyempurnaan dan pembaruan dan Target IKU pada level Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
Penandatanganan Kontrak Kinerja Dalam rangka mewujudkan penilaian
kinerja yang lebih objektif, Kementerian
Setelah dilakukan pembahasan bersama Keuangan telah memiliki mekanisme
antara Menteri Keuangan dengan yang dapat mendorong diferensiasi
seluruh pimpinan unit eselon I, tahapan kinerja antarpegawai dan meningkatkan
selanjutnya adalah penandatanganan kualitas pengelolaan kinerja secara
Komitmen Kinerja Menteri Keuangan dan berkesinambungan, yaitu dengan
Kontrak Kinerja seluruh pejabat eselon I menerapkan penghitungan NKP
di Lingkungan Kementerian Keuangan, berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja
yang dilaksanakan pada tanggal (K3). Penilaian K3, dilakukan terhadap
28 Januari 2019. Komitmen Kinerja 2 (dua) komponen yaitu kualitas IKU
01
01
mencakup penetapan Peta Strategi, IKU, pegawai dan kualitas target IKU yang
Bab
Bab
telah ditetapkan. NKP yang merupakan kinerja Kementerian Keuangan berorientasi hasil pada Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
maturitas eksekusi strategi dan kinerja Laporan Operasional
pengelolaan kinerja berbasis BSC di Rp10.654.221.871.705,00 atau
Kementerian Keuangan pada tahun lingkungan Kementerian Keuangan. mencapai 58,41 persen dari target
2019 berada pada level atau predikat Laporan Operasional menyajikan
Wujud nyata pengelolaan kinerja yang ditetapkan.
utilization dengan nilai sebesar berbagai unsur pendapatan-
Kementerian Keuangan dibuktikan
3.82 pada level 4 (skala 4). Hasil tersebut LO, beban, surplus/defisit dari
dengan tercapainya target kinerja Realisasi Belanja Negara sampai
menunjukkan bahwa Kementerian operasi, surplus/defisit dari
Kementerian Keuangan yang dengan 31 Desember 2019 adalah
Keuangan telah berhasil dalam kegiatan non operasional, surplus/
dicerminkan dalam Nilai Kinerja sebesar Rp39.546.053.068.399,00
mengeksekusi strategi dan kinerja defisit sebelum pos luar biasa,
Organisasi (NKO) mencapai 107.74 atau mencapai 85,68 persen
secara efektif. Hal ini ditandai dengan pos luar biasa, dan surplus/
dan NKO berdasarkan Kualitas Kontrak dari alokasi anggaran sebesar
pemanfaatan capaian kinerja sebagai defisit-LO, yang diperlukan untuk
Kinerja (K3) mencapai 112.5 dengan Rp46.153.539.201.000,00.Jumlah
dasar dalam pengambilan keputusan/ penyajian yang wajar. Pendapatan
status kinerja Baik Sekali. realisasi Belanja tersebut terdiri
penentuan kebijakan strategis organisasi. operasional untuk periode sampai
01
01
dari realisasi Belanja Pegawai dengan 31 Desember 2019 adalah
Variabel dengan nilai tertinggi adalah Selain itu, hasil evaluasi atas akuntabilitas sebesar Rp21.460.995.199.786,00
Bab
Bab
sebesar Rp1.587.926.943.938.211,00
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Aset
24 25
Aset Lancar 77.189.737.072.745 64.144.482.579.394 13.045.254.493.351 20,34
Kewajiban
Ekuitas
Kilas Kinerja
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
01
01
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
01
01
Bab
Bab
1. Penghargaan Merit Sistem hingga korporasi. Tak ayal,
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
6. Public Relation Indonesia • Predikat Zona Integritas
Awards (PRIA) 2019 (1 April Menuju Wilayah Bebas
2019) dari Korupsi Tahun
2019 dari Kementerian
7. Majalah Auditoria edisi 53 Pendayagunaan Aparatur
berhasil meraih gold winner Negara dan Reformasi
dan edisi 52 berhasil meraih Birokrasi diraih oleh:
silver winner di kategori media • Direktorat Kepatuhan
cetak subkategori kementerian. Internal dan Transformasi
PRIA menjadi ajang tolok Sumber Daya Aparatur
ukur bagi para praktisi humas • Kantor Wilayah DJP Wajib
01
01
BUMN/D, kementerian/ Pajak Besar
lembaga, pemerintah daerah, • Kantor Wilayah DJP
Bab
Bab
Sumatera Selatan dan ke‐2) pada ajang The Best 76,63 dari nilai maksimal 100.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
yang diselenggarakan oleh 17. Penghargaan pada ajang 23. DJPK melalui Sekretariat 26. Inovasi dalam program IDS
Kementerian Pendayagunaan The 14th Annual Contact Direktorat Jenderal berhasil ini, meliputi: 1. Penyusunan
Aparatur Negara dan Reformasi Center World Top Ranking mendapatkan prestasi materi program internship
Birokrasi. Performers Awards Asia sebagai unit kerja pelayanan didasarkan pada permasalahan
Pacific (APAC) Region 2019 berpredikat Wilayah Bebas Pemda (tailor made). 2.
12. Top 99 Inovasi Pelayanan yang diselenggarakan oleh Korupsi (WBK). Hasil penilaian Penyampaian materi berupa
Publik kategori Tata Kelola ContactCenterWorld.com: dari Tim Penilai Internal sharing knowledge atas best
Pemerintahan dalam ajang • Platinum Medal kategori (Inspektorat Jenderal practice kebijakan dan proses
Kompetisi Inovasi Pelayanan Contact Center Manager; Kementerian Keuangan) pencapaian keberhasilan
Publik Tahun 2019 yang • Platinum Medal kategori adalah sebesar 96,72 dari pengelolaan keuangan
diselenggarakan oleh Contact Center Innovation. nilai maksimal 100 sedangkan daerah. 3. Pembekalan
01
01
Kementerian Pendayagunaan hasil penilaian Tim Penilai materi bersifat dua arah,
Aparatur Negara dan Reformasi 18. First Runner Up 2 (Juara Umum Nasional (TPN) adalah sebesar karena peserta dapat secara
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
• Deals of the Year dari reguler untuk utang bermata
Islamic Finance News uang rupiah, bergantian antara
• Green Bond Pioneer Award Sukuk dan Surat Utang Negara
dari Climate Bond Initiative setiap minggunya.
• International Islamic
Issue of the Year dan SRI 35. Tahun 2018 merupakan tahun
Capital Market Issue of yang berat bagi pengelolaan
the Year dari International utang Indonesia dan dapat
Financing Review Asia dikatakan merupakan tahun
• Most Innovative Debt dengan tingkat suku bunga
Management Office (DMO) tinggi dan hal tersebut amat
01
01
Issuer of Sovereign Sukuk berpengaruh terhadap besaran
dari London Sukuk Summit yield Surat Berharga Negara.
2019
Bab
Bab
36. Di satu sisi, Indonesia sebagai juta menjadi Rp1 juta. Kedua 45. Majalah Edukasi Keuangan Raih 48. Badan Pendidikan dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
oleh Direktorat Jenderal PT Telekomunikasi Indonesia
Pengelolaan Pembiayaan dan (Telkom) menjadi perwakilan
Risiko (DJPPR). Indonesia yang berhasil lolos
sebagai finalis di Global CCU
41. Sebagai bagian dari upaya Award. Penghargaan tersebut
untuk memperdalam pasar diberikan sebagai apresiasi
keuangan dan memperluas terhadap praktisi Corporate
basis investor dalam negeri, University yang menghasilkan
DJPPR menerapkan dua nilai strategis untuk
inovasi penjualan SBN ritel, masyarakat dan bisnisnya.
yaitu dengan menggunakan
01
01
sistem online dan penurunan
nominal investasi dari Rp5
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
1.5. Sambutan Menteri
Keuangan
Tahun 2019 yang merupakan tahun utang secara bijaksana dan hati-
politik sudah kita lalui dengan hati. Apalagi, semua pihak yang
banyak pelajaran berharga. Pesta terlibat dalam politik mempunyai
demokrasi berlangsung dalam itikad untuk mengelola utang
suasana gaduh dan sangat panas. secara baik dalam rangka
Beruntung semua berakhir dengan mendorong tercapainya masyarakat
damai dan mulus dengan kembali adil dan makmur. Utang bukanlah
menetapkan Joko Widodo sebagai sesuatu yang buruk jika negara
presiden ke delapan. memastikan bisa membayarnya dan
menggunakannya untuk kegiatan
Dalam masa persiapan Pemilu kali produktif.
ini semua kebijakan pemerintah
termasuk ekonomi mendapat Tahun politik juga merupakan 37
sorotan tajam. Kementerian tahun yang rumit dalam mengelola
Keuangan selaku penjaga keuangan keuangan negara. Butuh
negara dengan sendirinya ikut perhitungan khusus agar situasi
terbawa ke dalam pusaran tetap terjaga. Misalnya, bagaimana
perdebatan dan berita. Mulai pajak, membuat institusi pemerintah
gaji ASN, dan isu lainnya tentang memiliki kualitas belanja yang
keuangan negara. Tugas utama optimal. Sebab, pesta demokrasi
kami di Kementerian Keuangan bukan hanya memberikan dampak
adalah menjaga kepercayaan sosial-politik tetapi juga pada
masyarakat bahwa keuangan perekonomian.
negara dikelola secara transparan,
akuntabel dan menjaga tata kelola Sementara itu, situasi ekonomi
yang baik. Dengan informasi positif dunia juga terdampak oleh
yang cukup beredar tentang tusi eskalasi perang dagang politik
Kementerian Keuangan, hal ini antar Amerika Serikat dengan RRT.
menunjukkan Indonesia cukup Hal ini menimbulkan goncangan
matang dalam berdemokrasi. perdagangan global, melemahkan
Kilas Kinerja
investasi dan pertumbuhan
Salah satu topik yang paling ekonomi dunia. Ditambah lagi
banyak dikupas adalah mengenai muncul ketidakpastian zona Eropa
utang. Kesimpangsiuran informasi seperti keluarnya Inggris dari Uni
terjadi secara luar biasa. Dengan Eropa (Brexit) dan persaingan geo-
kematangan demokrasi dan politik global.
pengetahuan yang cukup tentang
utang, masyarakat bisa menilai Hong Kong menjadi contoh negara
bagaimana pengelolaan utang yang menghadapi gejolak politik
pemerintah. Meskipun ada pro dan sangat tinggi, sehingga aktivitas
kontra, kita bisa mengambil momen ekonominya terganggu dan berada
01
di jurang resesi. Gelombang protes
SRI MULYANI INDRAWATI untuk menegaskan komitmen
juga terjadi di berbagai kawasan
pemerintah untuk menggunakan
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Bab
seperti Amerika Latin, Timur dengan pertumbuhan pada Di sisi lain, secara umum stabilitas investor dan dunia internasional
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kilas Kinerja
pemerintah, serta investasi.
Kinerja perekonomian yang terjaga Berdasarkan realisasi pendapatan
serta pelaksanaan program dan belanja negara tersebut, defisit
pembangunan juga telah berhasil anggaran tahun 2019 mencapai
menurunkan tingkat pengangguran, sebesar Rp353 triliun (2,2 persen
mengurangi ketimpangan dan dari PDB) yang sedikit lebih lebar
mempertahankan kesejahteraan dibandingkan dengan target awal
masyarakat. 1,84 persen dari PDB namun tetap
dalam batas yang diamanatkan
Permintaan domestik yang stabil dalam Undang-Undang Keuangan
dipengaruhi konsumsi rumah Negara.
01
01
tangga yang tumbuh 5,04 persen
pada 2019, tidak banyak berbeda
Bab
Bab
02 Profil Kementerian
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Visi
1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui
42
Visi dan misi hanya 2.
pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat;
bisa terwujud dengan 3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum;
implementasi tata 4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif;
dan
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
nilai dan perilaku yang 5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan
menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.
Profil Kementrian
bertindak dengan baik dan benar,
serta memegang teguh kode etik
dan prinsip-prinsip moral
02
kepentingan, untuk menghasilkan karya
yang
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Bersikap jujur, tulus Mempunyai keahlian Memiliki sangka baik, Melayani dengan Berwawasan ke
dan dapat dipercaya dan pengetahuan saling percaya dan berorientasi pada depan dan adaptif
yang luas menghormati kepuasan pemangku
kepentingan
Menjaga martabat Bekerja efisien dan Menemukan dan Bersikap ramah dan Mengembangkan
dan tidak melakukan efektif melaksanakan solusi santun inovasi dan kreatifitas
hal-hal tercela terbaik
44 45
Bertanggung jawab Bekerja cerdas, Berorientasi Bersikap proaktif dan Peduli lingkungan
atas hasil kerja cepat, cermat dan pada hasil yang cepat tanggap
tuntas memberikan nilai
tambah
Profil Kementrian
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Sebelum Kemerdekaan
46 47
Profil Kementrian
dan melakukan kebijakan uang kertas, mengadakan cultuurstelsel menjadikan meningkat, terutama dari cultuurstelsel menjadikan
perekonomian. monopoli perdagangan beras, Indonesia sebagai produsen sejumlah pajak strategis, Indonesia sebagai produsen
serta melanjutkan kebijakan tanaman ekspor, tetapi seperti pajak opium dan tanaman ekspor, tetapi
ekonomi zaman VOC. tidak sedikit penderitaan pajak tanah. tidak sedikit penderitaan
yang dirasakan rakyat yang dirasakan rakyat
akibat pemberlakuan akibat pemberlakuan
kebijakan ini. kebijakan ini.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pemerintah Hindia Belanda Pemerintah Jepang Pasca proklamasi Menteri Keuangan A.A. Pada Kabinet Sjahrir 1, saat Menteri Keuangan
menganut sistem imperialisme menerapkan sistem ekonomi kemerdekaan 17 Agustus Maramis membentuk Mr. Sunarjo Kolopaking digantikan oleh Ir.
modern yang menerapkan autarki (memenuhi kebutuhan 1945, Gedung Department Panitia Penyelenggaraan menjabat Menteri Surachman Tjokroadisurjo
politik pintu terbuka pada daerah sendiri dan menunjang of Financien masih Pencetakan Uang Kertas Keuangan, panglima yang melakukan sejumlah
modal swasta asing (liberal). kegiatan perang), seperti: 1) berfungsi sebagai pusat Republik Indonesia untuk AFNEI (Allied Forces upaya mengatasi kesulitan
Pada masa itu, pemerintah memaksa penyerahan seluruh kegiatan pengolahan melakukan pencetakan for Netherlands East ekonomi dengan: 1)
48 membuat kebijakan laissez aset bank; 2) melakukan keuangan. Pada masa itu, Oeang Republik Indonesia Indies) mengumumkan melakukan Program 49
faire laissez passer, yaitu ordonansi berupa perintah keadaan ekonomi keuangan (ORI) di percetakan G. Kolff berlakunya uang NICA Pinjaman Nasional; 2)
penyerahan perekonomian likuidasi untuk seluruh negara sangat buruk Jakarta dan Nederlands (Nederland Indie Civil melakukan penembusan
pada kaum kapitalis serta Bank Belanda, Inggris, dan akibat inflasi yang tinggi. Indische Mataaalwaren Administration) di daerah blokade dengan diplomasi
menetapkan Undang- Tiongkok; 3) melakukan Kondisi ini terjadi karena en Emballage Fabrieken yang dikuasai sekutu. Hal beras ke India; (3)
Undang Agraria. Meskipun invasion money pada tahun beredarnya tiga buah (NIMEF). ini menyebabkan Kabinet mengadakan kontrak
pada awalnya peraturan 1946 senilai 2,4 miliar gulden mata uang yang berlaku di Sjahrir mengalami kesulitan dengan perusahaan swasta
tersebut dibuat untuk di pulau Jawa hingga 8 wilayah RI, yaitu mata uang mengedarkan ORI. Amerika yang dirintis oleh
memberi perlindungan pada miliar gulden yang bertujuan De Javasche Bank, mata badan semi pemerintah
rakyat, namun kenyataannya menghancurkan nilai mata uang pemerintah Hindia bernama Banking and
merugikan rakyat karena uang Belanda; 4) menjadikan Belanda, dan mata uang Trading Corporations
perusahaan swasta hanya para tenaga produktif sebagai pendudukan Jepang. dibawah pimpinan
mencari keuntungan semata. romusha (buruh kasar) Soemitro Djojohadikusumo;
untuk pertambangan dan (4) membuka perwakilan
perkebunan. Akibat kebijakan dagang resmi yang bernama
ini, kesejahteraan Indonesia Office (Indoff).
Profil Kementrian
Profil Kementrian
rakyat merosot tajam dan
terjadi
inflasi yang tinggi.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
2.3 Struktur Organisasi
Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan
Profil Kementrian
Keuangan Republik Indonesia.
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Profil Kementrian
baik, beliau dinobatkan sebagai Kemudian pada bulan November
Menteri Keuangan Terbaik Asia 2019, beliau kembali mendapatkan
tahun 2006 oleh Emerging Markets penghargaan Stateperson Awards
Forum pada Sidang Tahunan Bank yang diberikan pada acara Asian
Dunia dan IMF di Singapura tanggal Business Leadership Forum. Pada
18 September 2006. tahun yang sama Sri Mulyani
juga kembali dinobatkan sebagai
Sri Mulyani juga dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia
Menteri Keuangan Terbaik tahun Pasifik untuk ketiga kalinya oleh
2006 oleh majalah Euromoney dan FinanceAsia.
menjadi Menteri Keuangan Terbaik
di Asia di tahun yang sama oleh
Emerging Market Forum. Pada
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Mardiasmo lahir di Solo pada tanggal Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang
Mardiasmo Suahasil Nazara Suahasil Nazara lahir di Jakarta pada hingga 2011. Suahasil juga aktif di Ikatan
10 Mei 1958. Beliau menempuh Pengeluaran Negara pada 2004-2006,
tanggal 23 November 1970. Pada tahun Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai
pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Wakil Menteri Keuangan Kepala Badan Kebijakan 1994, beliau meraih gelar Sarjana pengurus dan juga pernah memegang
periode Oktober 2014 - Universitas Gajah Mada pada tahun 1981 Kementerian Keuangan pada 2006-2010,
Fiskal Ekonomi dari Universitas Indonesia dan jabatan Wakil Ketua Komite Pengawas
Oktober 2019 dan melanjutkan pendidikan Master Wakil Ketua Tim Pembahas Rancangan
(Oktober 2016 s.d. mendapatkan gelar Master of Science Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)
of Business Administration (MBA) di Undang-Undang tentang BPK-RI pada
Oktober 2019) dari Cornell University USA pada pada periode 2009-2015. Jabatan
University of Bridgeport, Connecticut, 2006, dan Kepala Badan Pengawasan
tahun 1997. Pada tahun 2003, beliau lain yang pernah didudukinya adalah
USA pada tahun 1989. Beliau Keuangan dan Pembangunan Republik
Wakil Menteri Keuangan meraih gelar Doctor of Philosophy Koordinator Pokja Kebijakan di Sekretariat
melanjutkan studi Doktor di School of Indonesia (BPKP-RI) pada 2010–2014.
(Sejak Oktober 2019) dari University of Illinois at Urbana- Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Public Policy, University of Birmingham, Selama menjabat sebagai Kepala BPKP-RI,
Champaign, USA. Kemiskinan (TNP2K) pada Kantor Wakil
Inggris pada tahun 1999. beliau juga mengemban tugas sebagai
Presiden RI tahun 2010-2015, serta
Ketua Tim Quality Assurance Reformasi
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Suahasil Nazara mengawali karirnya menjadi Anggota Dewan Komite Ekonomi
Sejalan dengan bidang pendidikannya, Birokrasi Nasional (TQA RBN) dan Wakil
sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Nasional (KEN) pada 2013-2014.
Mardiasmo menjabat sebagai Ketua Ketua Tim Evaluasi dan Pengawasan
dan Bisnis Universitas Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia dari tahun Percepatan Anggaran (TEPPA).
sejak 1999 dan memperoleh gelar Sejak tanggal 6 Februari 2015, beliau
2010 hingga sekarang. Beliau juga Sebelumnya, pada 1 Desember 2014
Guru Besar Ilmu Ekonomi pada tahun menjalankan tugas sebagai Pelaksana
menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomika hingga 6 Februari 2015, beliau dipercaya
2009. Suahasil pernah menjadi Kepala Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal.
dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah untuk menjabat sebagai Plt. Direktur
Program Studi Pascasarjana Ilmu Hingga pada tanggal 31 Oktober 2016,
Mada yang aktif menulis beberapa Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Ekonomi (2004-2005), Kepala Lembaga beliau dilantik oleh Menteri Keuangan
buku, antara lain Perpajakan (2006), Pada 27 Oktober 2014, Mardiasmo dilantik
Demografi (2005-2008), dan Ketua sebagai pejabat definitif Kepala Badan
Seri Otonomi Daerah: Otonomi dan sebagai Wakil Menteri Keuangan dan
Departemen Ilmu Ekonomi (2009-2013) Kebijakan Fiskal. Setelah menjabat
Manajemen Keuangan Daerah (2003), mengakhiri masa jabatan sebagai Wakil
di Universitas Indonesia. sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal,
Akuntansi Sektor Publik (2003), dan Menteri Keuangan sejak Kabinet Indonesia
beliau mendapat kepercayaan pemerintah
Akuntansi Keuangan Dasar (2000). Maju sebagai kabinet pemerintahan baru
Suahasil pernah menjadi anggota Tim untuk menjabat sebagai Wakil Menteri
Sepanjang perjalanan karirnya, yang terbentuk pada akhir bulan Oktober
02
02
Asistensi Menteri Keuangan bidang Keuangan sejak tanggal 25 Oktober 2019.
Mardiasmo pernah menjabat sebagai 2019.
Desentralisasi Fiskal pada tahun 2009
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Hadiyanto Hadiyanto lahir di Ciamis pada tanggal 1 Maret 1987. Beliau Askolani Askolani lahir di Palembang sebagai Kepala Subdirektorat
tanggal 10 Oktober 1962. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala pada tanggal 11 Juni 1966. Beliau Penyusunan Anggaran Belanja
Sekretaris Jenderal meraih gelar Sarjana Hukum dari Biro Hukum Sekretariat Jenderal Direktur Jenderal meraih gelar Sarjana Ekonomi Pemerintah Pusat di Direktorat
Universitas Padjadjaran Bandung Kementerian Keuangan pada tahun Anggaran dari Jurusan Ilmu Ekonomi dan Jenderal Anggaran. Selanjutnya, di
pada tahun 1986 dan memperoleh 2005. Sejak tahun 2006, beliau Studi Pembangunan di Universitas tahun 2006-2008, beliau menjabat
gelar Master of Law dari Harvard memimpin Direktorat Jenderal Sriwijaya Palembang pada sebagai Kepala Bidang Perumusan
University, Amerika Serikat pada Kekayaan Negara Kementerian tahun 1990. Selanjutnya, beliau Rekomendasi Kebijakan Belanja
tahun 1993. Tahun 2012 beliau Keuangan dan pada 1 Juli 2015, mendapatkan gelar Master of Negara di Direktorat Perimbangan
meraih gelar Doktor Studi Ilmu beliau ditetapkan menjadi Arts Economics and Banking dari Keuangan.
hukum dari Universitas Padjajaran. Sekretaris Jenderal Kementerian Universitas Colorado pada tahun
Hardiyanto memulai karir di Keuangan. 1999. Pada tahun 2008, beliau menjabat
Kementerian Keuangan pada sebagai Kepala Bidang Kebijakan
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Askolani memulai karirnya di Badan Penerimaan Negara Bukan Pajak,
Analisa Keuangan dan Moneter Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Kementerian Keuangan tahun 1992- Keuangan. Pada 31 Desember
2001 sebagai Pelaksana, Kepala 2008, beliau melanjutkan karirnya
Urusan Penerimaan Minyak Bumi, sebagai Kepala Pusat Kebijakan
Kepala Sub Bagian penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Migas, dan Kepala Sub Bagian Negara. Selanjutnya, pada tanggal
Penerimaan Pembangunan. Sejak 21 Juni 2011, beliau dipercaya
2001 hingga 2004, beliau meniti untuk menjabat sebagai Direktur
karir di Badan Analisa Fiskal Penerimaan Negara Bukan Pajak di
sebagai Kepala Subbidang Analisa Direktorat Jenderal Anggaran. Pada
Pembayaran Bunga Hutang dan 27 November 2013 beliau dilantik
kemudian sebagai Kepala Bidang sebagai Direktur Jenderal Anggaran
02
02
Analisa Pengeluaran Rutin. Pada Kementerian Keuangan.
tahun 2004-2006, beliau menjabat
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Robert Robert Pakpahan lahir di Tanjung Selanjutnya, beliau dilantik menjadi Suryo Utomo Suryo Utomo lahir di Semarang menjadi Kepala Kantor Pelayanan
Balai pada tanggal 20 Oktober 1959. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara pada tanggal 26 Maret 1969. Pajak Penanaman Modal Asing
Pakpahan Beliau merupakan lulusan Diploma pada tahun 2011 dan pada tanggal Staf Ahli Bidang Beliau mendapatkan gelar Tiga tahun 2006, Kepala Kantor
III Keuangan Spesialisasi Akuntansi 27 November 2013 dilantik menjadi Kepatuhan Pajak Sarjana Ekonomi dari Universitas Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar
Direktur Jenderal Pajak Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Direktur Jenderal Pengelolaan (Juli 2015 s.d. Oktober Diponegoro pada tahun 1992. Pada Satu tahun 2008, Kepala Kantor
(November 2017 s.d. pada tahun 1981 dan melanjutkan Utang Kementerian Keuangan. 2019) tahun 1998, beliau mendapatkan Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Oktober 2019) pendidikan Diploma IV di kampus Seiring dengan penyempurnaan gelar Master of Business Taxation Jawa Tengah I tahun 2009. Pada
yang sama pada tahun 1985 hingga organisasi di Kementerian Direktur Jenderal Pajak dari University of Southern tahun 2010, beliau menjadi Direktur
1987. Beliau meraih Gelar Doctor Keuangan, pada 19 Maret 2015 (sejak November 2019) California, Amerika Serikat. Peraturan Perpajakan I. Selanjutnya,
of Philosophy in Economics dari beliau dilantik sebagai Direktur pada 31 Maret 2015 beliau menjadi
University of North Carolina at Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Beliau mengawali karir di Direktur Ekstensifikasi dan
Chapel Hill, USA pada tahun 1998. dan Risiko. Kemudian, pada 30 Sekretariat Direktorat Jenderal Penilaian. Hingga pada 1 Juli 2015,
Profil Kementrian
Profil Kementrian
November 2017, beliau dipercaya Pajak Kementerian Keuangan beliau dipercaya menjabat sebagai
Pada tahun 2003 hingga 2005, menjabat sebagai Direktur Jenderal pada tahun 1993. Beliau pernah Staf Ahli Menteri Keuangan bidang
beliau sempat menjadi Tenaga Pajak dan pada awal November menjabat sebagai Kepala Seksi Kepatuhan Pajak sampai dengan
Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan 2019, beliau memasuki masa PPN Industri pada tahun 1998 akhir Oktober 2019. Pada tanggal
Intensifikasi Pajak. Kemudian beliau purna bhakti sebagai aparatur sipil dan sebagai Kepala Seksi Pajak 1 November 2019, beliau dilantik
menjabat sebagai Direktur Potensi negara di lingkungan Kementerian Penghasilan Badan pada tahun menjadi Direktur Jenderal Pajak
dan Sistem Perpajakan hingga Keuangan. 2002. Selanjutnya, pada tahun menggantikan Robert Pakpahan
tahun 2006 dan menjabat sebagai 2002, beliau dipromosikan menjadi yang memasuki masa purna
Direktur Transformasi Proses Bisnis Kepala Subdirektorat Pertambahan bhaktinya.
hingga tahun 2011. Nilai Industri. Karir beliau berlanjut
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Heru Pambudi Heru Pambudi lahir di Bondowoso menjadi Kepala Kantor Pelayanan Marwanto Marwanto Harjowiryono lahir di Luar Negeri Sekretariat Jenderal
pada tanggal 11 Febuari 1970. Beliau Bea dan Yogyakarta pada tanggal 6 juni Departemen Keuangan RI dari
Direktur Jenderal meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Cukai Tipe A4 Tanjung Uban. Harjowiryono 1959. Beliau meraih gelar Sarjana tahun 2001 hingga 2004, Kepala Biro
Bea dan Cukai Jurusan Ekonomi Manajemen di Kemudian pada tahun 2008, Ekonomi dari Fakultas Ekonomi, Hubungan Masyarakat di Sekretariat
Universitas Indonesia pada tahun beliau menjabat sebagai Kepala Direktur Jenderal Universitas Gajah Mada pada Jenderal dari tahun 2004 hingga
1996. Pada tahun 2001, beliau Subdirektorat Kerjasama Perbendaharaan tahun 1983. Beliau melanjutkan 2006, dan Staff Ahli Tim Reformasi
meraih gelar Master of Law dari Internasional III. pendidikan pasca sarjana dengan Birokrasi Departemen Keuangan
Universitas of Newcastle Upon (November 2013 s.d. Juli memperoleh gelar Master dari dari tahun 2007 hingga 2009.
Tyne, Inggris. Pada 26 Maret 2010, beliau 2019) Vanderbilt University USA pada
dipromosikan menjadi Tenaga tahun 1991 dan pada tahun 2009, Sebelumnya, beliau pernah
Beliau mengawali karir di Direktorat Pengkaji Bidang Pelayanan beliau meraih gelar Doktor Bidang menjabat sebagai Direktur
Verifikasi, Direktorat Jenderal Bea dan Penerimaan Kepabeanan Ekonomi Pembangunan dan Eksekutif Bank Pembangunan Asia
Profil Kementrian
Profil Kementrian
dan Cukai Kementerian Keuangan dan Cukai. Beliau melanjutkan Kebijakan Fiskal dari Universitas sejak tahun 2009 hingga 2011. Pada
pada tahun 1992. Beliau juga karirnya menjadi Kepala Kantor Gadjah Mada. tanggal 21 Januari 2011, beliau
pernah menjabat sebagai Kepala Wilayah Direktorat Jenderal Bea menjabat sebagai Direktur Jenderal
Seksi Kepabeanan dan Cukai II pada dan Cukai Sulawesi pada tahun Beliau memulai karirnya di Perimbangan Keuangan. Hingga
tahun 2002, dilanjutkan menjabat 2011. Selanjutnya, sejak 19 Maret Kementerian Keuangan pada pada 27 November 2013, beliau
sebagai Kepala Seksi Impor pada 2015, beliau menjabat sebagai tanggal 1 Desember 1983. Sepanjang dilantik menjadi Direktur Jenderal
tahun 2003. Selanjutnya, pada Direktur Penerimaan dan Peraturan perjalanan karirnya, beliau pernah Perbendaharaan dan pensiun dari
tahun 2006, beliau menjabat Kepabeanan dan Cukai. Pada 1 Juli menjabat sebagai Kepala Biro jabatan tersebut pada bulan Juli
sebagai Kepala Kantor Pelayanan 2015 beliau dipercaya menjabat Analisa APBN dari tahun 1991 2019.
Pajak Penanaman Modal Asing Tiga. sebagai Direktur Jenderal Bea dan hingga 2001, Kepala Biro Kerjasama
Tahun 2007, beliau dipromosikan Cukai Kementerian Keuangan.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Andin Andin Hadiyanto lahir di Wonosobo Pada November 2013, beliau Isa Rachmatarwata Isa Rachmatarwata lahir di Kementerian Keuangan. Pada tahun
pada tanggal 9 Juni 1965. Beliau dilantik sebagai Pelaksana Tugas Jombang pada tanggal 30 2006, beliau menjabat sebagai
Hadiyanto menamatkan pendidikan Ilmu Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Direktur Jenderal Kekayaan Desember 1966. Beliau menempuh Kepala Biro Perasuransian di
Ekonomi dan Studi Pembangunan dan Keuangan Internasional. Pada Negara pendidikan di Institut Tekhnologi Badan Pengawas Pasar Modal dan
Staf Ahli Bidang Makro di Universitas Gajah Mada pada Desember 2013, beliau merangkap Bandung, Fakultas Matemarika dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK/
Ekonomi dan Keuangan 1989. Pada tahun 1997, beliau jabatan sebagai Plt Kepala Badan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan menjadi Otoritas Jasa Keuangan).
Internasional mendapatkan gelar Master of Art Kebijakan Fiskal sampai dengan Matematika tahun 1985-1990. Pada Pada tahun 2013, beliau menjadi
(Desember 2018 - Juli dan gelar Doctor of Philosophy pada 6 Februari 2015. Andin Hadiyanto tahun 1994, beliau melanjutkan Pegawai Diperbantukan pada Badan
2019) tahun 2000 dari Graduate School of pernah menempati posisi sebagai pendidikan dan mendapatkan gelar Kebijakan Fiskal. Pada tanggal 27
International Development Nagoya Direktur Eksekutif Bank Dunia, Master Of Mathematic Actuarial November 2013, beliau dilantik
Direktur Jenderal University, Jepang. mewakili 11 negara ASEAN. Hingga Science dari University of Waterloo, menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan
Perbendaharaan pada 7 Desember 2018, beliau
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Kanada. bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa
(sejak Juli 2019) Beliau mengawali karirnya di kembali dipercaya untuk menjabat Keuangan dan Pasar Modal. Hingga
Kementerian Keuangan pada sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Pada tahun 1991, beliau memulai pada 3 juli 2017, beliau diangkat
1 Desember 1990. Sepanjang Makro dan Keuangan Internasional. karirnya di Direktorat Jenderal menjadi Direktur Jenderal Kekayaan
perjalanan karirnya, beliau pernah Selanjutnya, beliau menduduki Lembaga Keuangan, Bagian Negara.
menjabat sebagai Kepala Pusat jabatan Direktur Jenderal Direktorat Dana Pensiun,
Kebijakan Kerjasama Internasional Perbendaharaan dan dilantik
(2009-2011), Kepala Pusat Kebijakan Menteri Keuangan pada tanggal 22
Regional dan Bilateral (2011-2012), Juli 2019 menggantikan Marwanto
dan Sekretaris Badan Kebijakan Harjowiryono yang memasuki masa
Fiskal (2012). purna bhaktinya.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Astera Astera Primanto Bhakti lahir di dan Kerjasama Perpajakan Luky Alfirman Luky Alfirman lahir di Bandung Manajemen Transformasi pada
Jakarta pada tanggal 20 Januari Internasional Direktorat Jenderal 27 Maret 1970. Pada tahun 1994, Direktorat Jenderal Pajak. Selain
Primanto 1968. Beliau menyelesaikan studi Pajak pada tahun 2009, Kepala Direktur Jenderal beliau memperoleh gelar Sarjana itu, beliau juga pernah menjabat
Sarjana Ekonomi dari Jurusan Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Teknik Industri di Institut Teknologi sebagai Kepala Kantor Pelayanan
Bhakti Manajemen di Universitas Badan Kebijakan Fiskal pada tahun
Pengelolaan Pembiayaan
Bandung. Selanjutnya, beliau Pajak Pratama Jakarta Kebayoran
dan Risiko
Soedirman pada tahun 1990. Pada 2012, serta dilantik sebagai Staf Ahli memperoleh gelar Master of Arts Lama.
Direktur Jenderal tahun 1997, beliau menyelesaikan Bidang Penerimaan Negara pada 6 in Economics di University of
Perimbangan Keuangan studi Master of Taxation di Februari 2015. Colorado, Boulder, USA pada tahun Pada Juli 2011, Luky Alfirman diberi
University of Denver. 2000 dan menerima gelar Doctor of amanah untuk bekerja di Badan
Sesuai dengan perubahan Philosophy (PhD) in Economics dari Kebijakan Fiskal sebagai Pelaksana
Beliau melaksanakan tugas nomenklatur jabatan dalam universitas yang sama pada tahun Tugas Kepala Pusat Kebijakan
pertamanya di Kementerian Peraturan Presiden Nomor 28 2004. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Keuangan sebagai Penata Muda Tahun 2015 tentang Kementerian Negara. Tidak lama kemudian,
pada tahun 1992. Perjalanan karir Keuangan, pada 3 September 2015 Pada tahun 1995, beliau memulai beliau ditugaskan menjadi Kepala
beliau selanjutnya adalah menjabat beliau dilantik sebagai Staf Ahli karirnya di Direktorat Jenderal Pusat Kebijakan
sebagai Kepala Bidang Administrasi Kebijakan Penerimaan Negara. Pajak Kementerian Keuangan. Ekonomi Makro.
dan Kerjasama Perpajakan Beliau pernah dipercaya menjabat Selanjutnya, pada bulan Juli
Direktorat Jenderal Pajak pada sebagai Kepala Badan Pendidikan 2004, beliau ditugaskan sebagai Mulai September 2015, beliau
tahun 2004, Kepala Subdirektorat dan Pelatihan Keuangan pada 23 Kepala Subbagian Kelembagaan ditugaskan menjadi Kepala Pusat
Peraturan Pajak Penghasilan Januari 2017. dan Pelaporan Direktorat Jenderal Analisis dan Harmonisasi Kebijakan,
Direktorat Jenderal Pajak pada Pajak. Tidak lama kemudian, beliau Sekretariat Jenderal Kementerian
tahun 2006, Kepala Subdirektorat Hingga pada 26 Juni 2018, beliau dipromosikan sebagai Kepala Keuangan. Pada tahun 2017, beliau
Peraturan PPh Badan Direktorat diamanatkan menjadi Direktur Subdirektorat Potensi Perpajakan. dilantik sebagai Staf Ahli Bidang
Jenderal Pajak pada tahun 2007, Jenderal Perimbangan Keuangan. Beliau pernah ditugaskan untuk Kebijakan Penerimaan Negara,
Kepala Subdirektorat Perjanjian menangani program reformasi sebelum akhirnya dilantik sebagai
02
02
atau modernisasi administrasi Direktur Jenderal Pengelolaan
perpajakan dan menjabat sebagai Pembiayaan dan Risiko pada 30
Bab
Bab
Kepala Bagian Organisasi dan Tata November 2017.
Laksana dan Kepala Subdirektorat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Sumiyati Sumiyati lahir di Sragen pada Pada tahun 2010, beliau Rionald Silaban lahir di Pekanbaru, Kebijakan Sekretariat Jenderal.
tanggal 6 Juli 1961. Beliau lulus dari memperoleh promosi menjadi Rionald Silaban
23 April 1966. Meraih gelar Pada 13 Januari 2012 beliau dilantik
Inspektur Jenderal pendidikan Diploma IV Akutansi Kepala Bagian Akuntansi dan Sarjana Hukum di Universitas sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi,
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Pelaporan Keuangan, sekaligus Kepala Badan
Pendidikan dan Indonesia pada tahun 1989. Beliau Birokrasi, dan Teknologi Informasi.
(STAN) pada tahun 1989. Pada tahun menjadi Plt. Kepala Biro melanjutkan pendidikannya di
1994, beliau memperoleh gelar Perencanaan Keuangan Sekretariat Pelatihan Keuangan
LLM Common Law Georgetown Selanjutnya, pada tahun 2015,
Master of Financial Management Jenderal. Pada 21 Juni 2011, beliau University pada tahun beliau diangkat menjadi Direktur
dari Central Queensland University. dipromosikan menjadi Kepala 1993. Sebelumnya, pada tahun 1990, Eksekutif di World Bank. Pada
Biro Perencanaan dan Keuangan, Rionald telah mulai bekerja 16 Desember 2016, beliau
Sumiyati mengawali karirnya pada Sekretariat Jenderal. Kemudian di Kementerian Keuangan. dilantik menjadi Staf Ahli Bidang
tahun 1982 di Badan Akuntansi pada 6 Februari 2015, beliau Makro Ekonomi dan Keuangan
Keuangan Negara, Kementerian dipercaya menjabat sebagai Kepala
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Karir beliau di Kementerian Internasional di Kementerian
Keuangan. Beliau pernah menjabat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berlanjut hingga pada Keuangan. Hingga pada 26 Juni
sebagai Kepala Subbidang Keuangan. Hingga pada 23 Januari tahun 2016 diangkat menjadi Kepala 2018, beliau dipercaya menjabat
Bimbingan Akuntansi Keuangan 2017, beliau dilantik sebagai Bidang Perumusan Rekomendasi sebagai Kepala Badan Pendidikan
Pemerintah Daerah pada tahun Inspektur Jenderal Kementerian Pengelolaan Risiko Fiskal Badan dan Pelatihan Keuangan.
2002. Selanjutnya, beliau menjabat Keuangan. Kebijakan Fiskal. Pada tahun
sebagai Kepala Seksi Pola dan 2008, beliau menjadi Kepala
Standar Teknis Pengelolaan Pusat Analisis dan Harmonisasi
Keuangan Badan Layanan Umum
tahun 2007.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Awan Awan Nurmawan Nuh lahir 11 November 2013, beliau ditunjuk Puspita Puspita Wulandari lahir di Jakarta Pembayaran masa PPh Badan
di Bandung pada tanggal 26 sebagai Sekretaris Direktorat pada tanggal 2 November 1965. tahun 1997, Kepala Seksi Kerjasama
Nurmawan September 1968. Pada tahun 1992, Jenderal Pajak. Pada Oktober 2015, Wulandari Beliau mendapatkan gelar Sarjana Perpajakan Multilateral tahun 1999,
beliau memperoleh gelar Sarjana beliau menjabat sebagai Direktur Ekonomi Jurusan Manajemen dari Kepala Seksi Pajak Penghasilan
Nuh Ekonomi dari Universitas Gadjah Ekstensifikasi dan Penilaian, Staf Ahli Bidang Fakultas Ekonomi Universitas Badan tahun 2002, dan Kepala
Mada. Beliau meraih gelar Master sebelum akhirnya dipercaya sebagai Pengawasan Pajak Indonesia pada tahun 1992. Subdirektorat Transformasi
Staf Ahli Bidang of Business Taxation dari University Kepala Kantor Wilayah Direktorat Pada tahun 1993, beliau meraih Organisasi tahun 2007. Pada
Peraturan dan of Southern California, Amerika Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah I gelar Magister Manajemen dari tanggal 14 Agustus 2012, beliau
Penegakan Hukum Serikat, pada tahun 1997. sejak 23 Mei 2016. Hingga pada 31 Universitas Gadjah Mada. Pada diangkat sebagai Tenaga Pengkaji
Pajak Oktober 2016, beliau dilantik oleh tahun 2008, beliau meraih gelar Bidang Pembinaan dan Penertiban
Sepanjang perjalanan karirnya, Menteri Keuangan sebagai Staf Ahli Doctor of Business Administration Sumber Daya Manusia di Direktorat
beliau pernah menjabat sebagai Bidang Peraturan dan Penegakan dari Swinburne University of Jenderal Pajak. Selanjutnya, pada
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Direktur Perpajakan I Direktorat Hukum Pajak. Technology Australia. 27 Maret 2013, beliau dipercaya
Jenderal Pajak. Kemudian, sejak menjabat sebagai Sekretaris Komite
Beliau memulai karirnya pada Pengawas Perpajakan, Sekretariat
tahun 1995 di Direktorat Jenderal Jenderal. Hingga pada 1 Juli 2015,
Pajak. Selama menjalani karirnya, beliau dipercaya menjabat sebagai
beliau pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang
Kepala Subseksi Pengawasan Pengawasan Pajak.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Robert Leonard Robert Leonard Marbun lahir di dan Penegakan Hukum Suminto Suminto lahir di Sragen pada 7 dan Plt. Direktur Pinjaman dan
Medan pada 23 Juni 1970. Beliau Kepabeanan dan Cukai pada Juli 1972. Beliau mendapat gelar Hibah (2017-2018). Sebelumnya,
Marbun mendapatkan gelar Sarjana Juni 2011. Pada Oktober 2012, Staf Ahli Bidang Sarjana Hubungan Internasional beliau telah melaksanakan berbagai
Hubungan Internasional dari beliau menjabat Kepala Kantor Pengeluaran Negara dari Universitas Airlangga. penugasan di lingkungan Direktorat
Staf Ahli Universitas Padjajaran. Pada tahun Wilayah Direktorat Jenderal Bea Selanjutnya, beliau meraih gelar Jenderal Anggaran, Direktorat
Bidang Kebijakan 2000, beliau meraih gelar Master dan Cukai Sulawesi. Selanjutnya, Master of Science in Development Jenderal Perbendaharaan,
Penerimaan Negara of Policy Analysis dari Saitama sejak April 2015, beliau menjabat Finance dari Hiroshima University Sekretariat Jenderal, dan Direktorat
University, Jepang dan pada tahun sebagai Direktur Kepabeanan dan gelar Doctor of Philosophy Jenderal Pengelolaan Utang/
2004, beliau menyelesaikan Doctor Internasional. Pada tahun in Development Economics dari Direktorat Jenderal Pengelolaan
of Philosophy in Economics di Kobe berikutnya, beliau diangkat Ritsumeikan Asia Pacific University, Pembiayaan dan Risiko. Hingga
University. menjadi Direktur Kepabeanan Jepang. pada 17 Juli 2018, beliau
Internasional dan Antar Lembaga. dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang
Profil Kementrian
Profil Kementrian
Sepanjang perjalanan karirnya, Hingga 17 Juli 2018, beliau Suminto pernah menjabat Direktur Pengeluaran Negara.
beliau pernah menjabat sebagai dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang Pembiayaan Syariah (2014-2018)
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan Kebijakan Penerimaan Negara.
02
02
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Arif Baharudin Arif Baharudin mendapatkan dilantik sebagai Sekretaris Badan Sudarto Sudarto lahir di Madiun pada Beliau mulai bekerja di Kementerian
gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Kebijakan tanggal 9 April 1969. Pada Keuangan pada tanggal 1 Desember
Staf Ahli Bidang dari Universitas Brawijaya Fiskal, setelah sebelumnya pernah Staf Ahli Bidang tahun 1996, beliau meraih gelar 1989. Sepanjang karirnya, beliau
Kebijakan dan Regulasi Malang pada tahun 1991. Beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Organisasi, Birokrasi, Sarjana Ekonomi dari Fakultas pernah menjabat sebagai Tenaga
Jasa Keuangan dan melanjutkan pendidikannya dan Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, dan Teknologi Informasi Ekonomi Universitas Indonesia Pengkaji Bidang Perbendaharaan
Pasar Modal meraih gelar Sekretariat Jenderal. Hingga pada dan menamatkan pendidikan S2 sejak 2012 hingga 2013, Direktur
Master of Business Administration 28 Juli 2017, beliau dilantik sebagai dengan gelar Master of Business Sistem Perbendaharaan dari Januari
dari University of Denver - Daniels Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Administration di International 2013 hingga April 2013, dan Direktur
College of Business, Amerika Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar University of Japan pada tahun Transformasi Perbendaharaan sejak 3
Serikat pada tahun 1998. Modal. 2001. Selanjutnya, beliau meraih April 2013. Hingga pada 21 November
Pada 4 September 2015, Arif gelar Doctor of Philosophy 2018, beliau menjabat
Economics di The University of New sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi,
Profil Kementrian
Profil Kementrian
South Wales pada tahun 2008. Birokrasi, dan Teknologi Informasi.
02
02
Bab
Bab
03 Manajemen
03 Sumber
Sumber Daya
Daya Manusia
Manusia
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Manajemen Sumber
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018
Daya Manusia
3.1. Profil Sumber Daya Sumber daya manusia (SDM) 34.819 pegawai berada pada 77
76
Sumber daya manusia Manusia Kementerian
Keuangan
merupakan unsur yang sangat
berperan penting terhadap
golongan II. Sementara itu, jumlah
pegawai yang berada di golongan
kelancaran operasional suatu III adalah sebesar 37.476 pegawai
03
06
Bab
pendidikan Doktoral berjumlah pegawai. Sebagian dari pegawai
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
SD SMA DIV S2 S3 atau 34.3% dari total seluruh yaitu sebanyak 44.533 pegawai
SMP DI DII DIII S1
Bab
Bab
SDM Kementerian Keuangan Pada Unit (56.22%). Kemudian komposisi menjadi unit eselon I yang berada
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
Formasi SDM Kementerian pegawai dari jalur umum.
Bab
Bab
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
PKN STAN jalur reguler bertujuan
untuk memperoleh persetujuan kecuali pensiun per Agustus 2019,
Bab
Bab
sebanyak 134 pegawai, kuota UPKP Kementerian/Lembaga yang
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
Pada tahun 2019, terdapat 32 ditujukan untuk melaksanakan
Bab
Bab
program prioritas atau adanya oleh Kementerian Keuangan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
CPNS tersebut dilakukan Sipil. Peraturan ini ditetapkan
Bab
Bab
sekaligus menggantikan aturan pelaksanaannya bertujuan untuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
merupakan proses penilaian yang talenta.
Bab
Bab
sebagai jabatan yang ditargetkan 20 Desember 2019. Di antara masuk pada tahun 2019, jumlah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Sebanyak 328 talenta pejabat dalam KMK Nomor 677/KM.01/2019, Menteri Keuangan ditugaskan pada dan penetapan KMK tentang
administrator yang telah diusulkan sebanyak 71 pejabat mengikuti Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/ pemindahan para PNS Kementerian
oleh masing-masing unit eselon proses evaluasi talenta yang lembaga pemerintah/lembaga non- Keuangan antarunit eselon I,
I ditetapkan dalam Keputusan dilaksanakan untuk mengukur pemerintah baik di dalam maupun maupun perpindahan PNS ke
Menteri Keuangan Nomor 677/ kesiapan talenta pada saat di luar negeri dengan ketentuan instansi pusat/ instansi daerah.
KMK.01/2019 tanggal 22 Agustus ditempatkan di jabatan setingkat gaji dibebankan pada lembaga Sesuai dengan usulan yang
2019 tentang Penetapan Talenta lebih tinggi. Nilai evaluasi diperoleh penerima bantuan. masuk,selama tahun 2019, rincian
Kementerian Keuangan Tahun 2019 dari hasil capaian kinerja tahun Jumlah PNS Kementerian jumlah pegawai yang diusulkan
Dalam Rangka Manajemen Talenta berjalan, peningkatan kompetensi Keuangan yang dipekerjakan dan pemindahannya dan jumlah
Kementerian Keuangan. selama program pengembangan, diperbantukan aktif sampai dengan pegawai yang telah ditetapkan
dan hasil uji kelayakan dan 31 Desember 2019 berjumlah 119 pemindahannya di lingkungan
Dalam tiga tahun terakhir, terjadi kepatutan oleh panitia seleksi pegawai. Kementerian Keuangan.
peningkatan dalam beberapa
Pada tahun 2019 telah diisusun
Sumber Daya Manusia
03
untuk berkarier lebih tinggi. Pada
tahun 2019, 20 jabatan dijadikan dan telah dilantik pada tanggal Adapun sesuai dengan usulan yang fungsional) pada tanggal 21
Bab
Bab
Februari 2019. jabatan fungsional non-inti
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
fungsional aktif. Kementerian Keuangan. BPPK sangat strategis sebagai sistem
Bab
Bab
manajemen pembelajaran (learning pengajuan usulan, pelaporan, BLU dan regulator, serta pembinaan lingkungan Kementerian Keuangan.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
untuk mempermudah proses Dewan Pengawas dengan BUMN/ bagian dari pengembangan SDM di (PHRD) sebagai persiapan sebelum
Bab
Bab
melanjutkan ke universitas tujuan. BPPK menerima kunjungan dari Anak (KPPPA) melakukan 2019, Kementerian Dalam
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
Keuangan.
• Pada tanggal 12 Februari 2019, Perempuan dan Perlindungan • Pada tanggal 21 Agustus 2.667 mahasiswa baru mengikuti
Bab
Bab
acara pengukuhan mahasiswa dan kerja sama kegiatan-kegiatan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
03
berprestasi yang diberikan pada Sipil Negara Inspiratif dan Pejabat
tahun 2019 ini (lihat Tabel 3.12).
Bab
Bab
wwwwww
03
Pegawai Negeri Sipil berjumlah yang dapat dimanfaatkan untuk
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
keperluan pengawasan internal di dalam pelaporannya, seperti fitur
lingkungan Kementerian Keuangan. verifikasi untuk memastikan surat
elektronik (email) yang digunakan
Melaporkan harta kekayaan dan merupakan surat elektronik
seluruh pajak pribadi merupakan kedinasan yang aktif. Selain itu,
cerminan integritas pejabat/ ada juga fitur verifikasi kirim
pegawai di lingkungan Kementerian berkas untuk mempermudah
Keuangan. Dengan melakukan pengguna di dalam melakukan riviu
penyampaian LHK dan LP2P, isian data pajak dan atau harta
pejabat/pegawai dengan penuh yang telah di isikan. Fitur ini juga
kesadaran melaporkan harta bermanfaat dalam meminimalisir
yang dimiliki demi terwujudnya kesalahan validasi data yang
transparansi di lingkungan dikirimkan. Fasilitas “catatan” dapat
Kementerian Keuangan. Kesadaran digunakan untuk menjelaskan
pejabat/pegawai Kementerian hal-hal tertentu dalam laporan
Keuangan ini terbukti dengan yang ingin disampaikan. Fitur
meningkatnya kepatuhan “undo delete” digunakan apabila
penyampaian laporan. Di tahun pengguna ingin membatalkan
2017, tingkat kepatuhannya sebesar penghapusan data harta yang
96,17%. Sedangkan di tahun 2018, sudah masuk ke menu “informasi
tingkat kepatuhannya meningkat dalam setahun”. Kemudian, ada
hingga menjadi 96,81% dan 99,86% pula fitur yang digunakan untuk
di tahun 2019 (lihat Figur 3.10). melihat ulang laporan sehingga
Pada tahun 2019, ALPHA telah mempermudah pengguna melihat
diintegrasikan dengan sistem ulang semua laporan yang sudah
HRIS agar sinkronisasi data dapat pernah dikirimkan, baik pada
terpenuhi. Dengan demikian, tahun berjalan maupun pada tahun
pengisian atau pembaharuan sebelumnya. Dan terakhir adalah
seluruh data pokok dan data fitur untuk mengirim ulang bukti
keluarga dapat dilakukan di HRIS. pengiriman yang mempermudah
ALPHA sendiri telah memiliki pengguna di dalam memperoleh/
banyak fitur yang diperbarui mengirim ulang bukti pengiriman
untuk mempermudah pengguna ALPHA.
103
Sumber Daya Manusia
03
Bab
Bab
04 Analisis Kinerja
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Analisis Kinerja
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
106
KEM-PPKF 2020 merupakan 4.1. Perumusaan
Kebijakan Fiskal
Penyusunan Kerangka Ekonomi
Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan
Fiskal Tahun 2020
Tema kebijakan fiskal yang diambil
dalam KEM-PPKF tahun 2020 ini
adalah “APBN untuk Akselerasi
107
Pengelolaan Pajak
sekaligus arah kebijakan yang akan Visi Indonesia 2045: Berdaulat,
dijalankan oleh pemerintah pada Maju, Adil, dan Makmur.
tahun anggaran berikutnya serta
04
06
Bab
Bab
dan pendidikan sehingga
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
tantangan pembangunan dalam
upaya mencapai Visi Indonesia Peningkatan alokasi belanja
2045, kebijakan belanja diarahkan Transfer ke Daerah dan Dana
mampu memberikan efek multiplier Desa (TKDD) harus diiringi
bagi perekonomian, dengan tetap dengan peningkatan kualitas
menjaga kesinambungan fiskal. implementasinya. Belanja
Kualitas belanja harus ditingkatkan pemerintah daerah perlu
kebijakan belanja ditingkatkan efektivitasnya
diarahkan mampu melalui penguatan alokasi anggaran
untuk program-program prioritas untuk mendorong peningkatan
memberikan efek layanan dasar publik
multiplier bagi sebagai berikut.
serta upaya pengurangan
perekonomian, • Meningkatkan kualitas SDM kesenjangan dan kemiskinan.
dengan tetap menjaga Di samping itu, peningkatan
kesinambungan fiskal. Pembangunan manusia kualitas desentralisasi fiskal
04
04
Indonesia dilakukan dengan diharapkan dapat mendorong
peningkatan kualitas kesehatan
Bab
Bab
peningkatan perekonomian Hasil dari pemantauan rutin ini Polis. Penyusunan naskah akademik naskah akademik dan draf RUU
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
110
Keuangan menyediakan suatu pemantauan perkembangan pasar layanan, dan; 1. Amanat dari Undang-Undang 111
sistem pemantauan keuangan yang obligasi pemerintah maupun pasar nomor 20 Tahun 2019 tentang
bijak. obligasi korporasi, khususnya 2. Simplifikasi regulasi/peraturan
yang tumpang tindih. Anggaran Pendapatan dan
terkait nilai penerbitan per sektor, Belanja Negara TA 2020;
Sistem pemantauan perekonomian jumlah perusahaan penerbit, dan
oleh Kementerian Keuangan Penyempurnaan Regulasi di Bidang
yield. Selanjutnya, pemantauan Penganggaran 2. Peraturan Presiden nomor 78
mencakup kegiatan pemantauan, pasar uang mencakup pemantauan Tahun 2019 tentang Rincian
analisis, dan pelaporan kondisi Pasar Uang Antarbank (PUAB) dan PMK tentang Petunjuk Penyusunan APBN TA 2020, serta;
sistem keuangan yang mencakup pemantauan pasar valuta asing. dan Penelaahan RKA-K/L
lembaga keuangan, pasar modal, 3. Adanya penyesuaian kebijakan
dan pasar komoditas. Kementerian Salah satu hasil kebijakan terkait PMK ini pada dasarnya merupakan terkini di bidang penganggaran.
Keuangan mengembangkan sektor keuangan di 2019 yaitu regulasi yang memuat norma
aplikasi serta pengelolaan dan Rancangan Undang-Undang panduan bagi seluruh stakeholder Beberapa ketentuan baru dan
penyediaan basis data melalui tentang Program Penjaminan Polis terkait proses penyusunan RKA-KL. pengaturan tambahan yang
model-model ekonometrika (RUU Penjaminan Polis). RUU ini Setiap tahun dilakukan penyesuaian berkaitan dengan pokok pengaturan
untuk melaksanakan pemantauan dibentuk sebagai amanat dari dan penyempurnaan terhadap PMK revisi anggaran, antara lain:
Pengelolaan Pajak
Pengelolaan Pajak
sistem keuangan. Pengembangan Undang-Undang Nomor 40 Tahun ini sebagai instrumen “guidance” 1. Pergeseran anggaran antar-
tersebut memungkinkan pemantau 2014 untuk melakukan penyusunan dari Kementerian Keuangan kepada Program antarbagian anggaran
untuk memahami perkembangan suatu undang-undang yang pimpinan K/L dalam melakukan dalam rangka penyelesaian
stabilitas sistem keuangan secara mengatur mengenai program perencanaan anggaran. Pokok- restrukturisasi Kementerian/
umum dan kemudian dilaporkan penjaminan polis. Program pokok perbaikan yang dilakukan Lembaga;
kepada pimpinan Kementerian penjaminan polis bertujuan untuk tahun 2019 adalah sebagai
Keuangan. untuk memberikan perlindungan berikut. 2. Pergeseran anggaran
terhadap pemegang polis dalam antar-Program dalam satu
Selain itu, Kementerian Keuangan bentuk pengembalian sebagian 1. Penyempurnaan pendekatan bagian anggaran untuk
juga melakukan pemantauan rutin atau seluruh hak pemegang polis Penganggaran Berbasis Kinerja penanggulangan bencana alam;
melalui analisis atas data-data high ketika perusahaan asuransi dicabut (PBK) dalam RKA-K/
frequency, yakni informasi terkait izin usahanya. Dalam rangka 3. Pergeseran anggaran belanja
pergerakan serta perkembangan Penyempurnaan ini dilakukan yang dibiayai dari PNBP
penyusunan RUU Penjaminan dalam rangka menindaklanjuti
pasar dan perekonomian global antarsatuan kerja antar-
04
04
Polis, perlu disusun suatu naskah arahan Menteri Keuangan untuk
maupun domestik secara umum. akademik dan draf RUU Penjaminan Program dalam satu bagian
mewujudkan konsep value for anggaran;
Bab
Bab
penetapan PNBP Terutang, mekanisme pengusulan dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
pertimbangan sebagai berikut: PNBP, keikutsertaan pihak lain
RPP ini merupakan induk beberapa RPP tentang Tata Cara Penetapan dalam proses pemeriksaan,
1. Memberikan pijakan payung peraturan pelaksanaan UU PNBP Tarif atas Jenis PNBP penetapan PNBP Terutang secara
hukum bagi implementasi dan merupakan pilar utama regulasi jabatan, pembahasan akhir atas
konsep Program lintas, pengelolaan PBNP. Materi utama RPP ini salah satunya mengatur laporan hasil pemeriksaan, serta
sebagai sebuah konsep ide yang diatur dalam RPP Pengelolaan penguatan kewenangan Menteri tindak lanjut atas laporan hasil
RPP ini merupakan dalam sistem penganggaran PNBP antara lain: Keuangan untuk menyusun pemeriksaan.
induk beberapa yang telah menjadi konsensus kebijakan umum penetapan tarif
1. perencanaan PNBP, bahwa atas jenis PNBP yang berasal dari RPP Tata Cara Pengajuan
peraturan pelaksanaan pimpinan Kementerian penetapan target dan/atau
UU PNBP dan Keuangan dan Kementerian pemanfaatan SDA, pelayanan, dan Penyelesaian Keberatan,
pagu penggunaan dana PNBP pengelolaan kekayaan negara Keringanan, dan Pengembalian
merupakan pilar utama Perencanaan; dilaksanakan dengan mengikuti
regulasi pengelolaan dipisahkan (KND), pengelolaan PNBP
2. Penyiapan regulasi untuk siklus APBN; barang milik negara (BMN),
PBNP. RPP ini merupakan perwujudan
04
04
mengantisipasi adanya 2. penentuan dan mekanisme pengelolaan dana, dan hak negara
perubahan struktur lainnya, serta pengaturan mengenai aspek keadilan dan pemenuhan
Bab
Bab
hak yang diberikan oleh Pemerintah DJA sebagai salah satu pengelola Negara Bukan Pajak Sumber Kementerian/Lembaga I;
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
dibebaskan; KND terdiri atas atas 5 (lima) sebesar Rp28,15 triliun (tumbuh Moderasi nilai impor juga berlaku
subdirektorat sebagai berikut: 5,63 persen), dan jasa keuangan untuk komponen-komponen di
6. batas waktu pengajuan sebesar Rp24,07 triliun (tumbuh
permohonan, kriteria dan 1. Subdirektorat Penerimaan dalamnya. Secara sektoral setoran
13,82 persen). Pertumbuhan PPh Pasal 22 Impor didominasi
dokumen yang diperlukan, Sumber Daya Alam Minyak dan realisasi penerimaan PPh Pasal 21
proses verifikasi dokumen, Gas Bumi; oleh sektor industri pengolahan
sejalan dengan perbaikan kondisi sebesar Rp25,22 triliun (tumbuh
proses penelitian; dan ketenagakerjaan yang tercermin
2. Subdirektorat Penerimaan negatif -9,09 persen) dan sektor
7. penetapan atas pengajuan Sumber Daya Alam Non Minyak pada kenaikan tingkat upah dan perdagangan sebesar Rp24,31 triliun
keberatan, keringanan, atau dan Gas Bumi; menurunnya tingkat pengangguran (tumbuh 4,68 persen).
pengembalian PNBP. pada tahun 2019.
3. Subdirektorat Penerimaan PPh Pasal 23
PENGUATAN ORGANISASI Kekayaan Negara Dipisahkan; PPh Pasal 22
Realisasi penerimaan PPh Pasal
Dengan penetapan UU Nomor 9 4. Subdirektorat Potensi dan Realisasi penerimaan PPh Pasal 23 mencapai Rp42,58 triliun,
04
Tahun 2018 tentang PNBP, fungsi Pengawasan Penerimaan 22 mencapai Rp21,31 triliun, dengan pertumbuhan 7,16 persen
Bab
dibandingkan realisasi tahun triliun (tumbuh 1,63 persen), diikuti
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
dan mencapai 82,77 persen dari Juli 2018. Setoran PPh Final atas
target tahun 2019. Perlambatan jasa konstruksi juga mengalami
pertumbuhan penerimaan PPh peningkatan sebesar 9,01 persen
Pasal 25/29 Badan dipengaruhi sejalan dengan peningkatan PDB
oleh penurunan setoran masa yang nominal konstruksi. Selanjutnya,
tumbuh negatif -3,67 persen dan setoran PPh Final atas diskonto
perlambatan setoran tahunan yang bunga obligasi dan persewaan
hanya tumbuh 2,91 persen. Kondisi tanah dan bangunan mampu
ini sejalan dengan perlambatan tumbuh double digit masing-
pertumbuhan laba korporasi tahun masing sebesar 15,93 persen dan
2018. Secara sektoral, kontribusi 11,72 persen. Namun, setoran PPh
terbesar penerimaan PPh Pasal Final atas Wajib Pajak dengan
25/29 Badan berasal dari sektor penghasilan bruto tertentu
04
04
jasa keuangan sebesar Rp77,88 (berdasarkan ketentuan Peraturan
Bab
Bab
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2019. Secara sektoral, penerimaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
penerimaan PPN Impor berasal dari Pajak Lainnya
sektor industri pengolahan sebesar Realisasi penerimaan Pajak
Rp102,27 triliun (tumbuh -9,16 Lainnya mencapai Rp7,68 triliun
Kinerja Ekstensifikasi, 2019
persen) dan sektor perdagangan dengan pertumbuhan 15,79 persen
Jumlah Wajib Pajak baru hasil ekstensifikasi 1.264.070 sebesar Rp59,04 triliun (tumbuh dibandingkan realisasi tahun
-6,96 persen). sebelumnya, serta mencapai
(Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi nonkaryawan)
PPnBM Dalam Negeri mencapai 89,18 persen dari
Jumlah Wajib Pajak baru hasil ekstensifikasi melakukan 1.258.632 target tahun 2019. Pertumbuhan
pembayaran Realisasi penerimaan PPnBM Dalam penerimaan Pajak Lainnya salah
Kepatuhan pelaporan SPT Tahunan atas Wajib Pajak Tidak Lapor- 844.796 Negeri mencapai Rp10,85 triliun satunya disebabkan oleh lonjakan
Tidak Bayar dengan pertumbuhan negatif -15,22 setoran Bunga Penagihan yang
persen dibandingkan realisasi tahun tumbuh hingga 205,96 persen.
Penerimaan extra effort ekstensifikasi Rp28,40 triliun
sebelumnya, serta hanya mencapai Sedangkan kontributor besar
04
04
75,83 persen dari target tahun lainnya mengalami perlambatan
Bab
Bab
Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT sama dengan pihak ketiga; dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
2019 pelaksanaan ketentuan Pasal 18 4. peningkatan pengawasan
ayat (2) dan (4) Undang-Undang terhadap WP OP prominen,
Kinerja Penilaian, 2019 Pengampunan Pajak, DSE dari WP Tidak Lapor-Terdapat Data
data ILAP berbasis risiko (CRM), (TLTD), pemenuhan kewajiban
Jumlah laporan penilaian 7.987 laporan
maupun DSE dari sumber data pajak atas belanja pemerintah
Nilai hasil penilaian Rp1.609.773 miliar internal dan data pengamatan dan bea meterai;
Kontribusi terhadap penerimaan pajak Rp 1.597 miliar lapangan termasuk dari hasil
kegiatan ekstensifikasi sektoral 5. peningkatan pengawasan
dan teritorial; melalui kegiatan Joint Program
DJP-DJBC dengan fokus
4. penanganan UMKM melalui kegiatan analisis pada area
pendekatan Business ekspor, impor, dan kawasan
Development Service (BDS), berfasilitas;
baik secara independen
04
04
maupun melalui pola kerja 6. penyelesaian saldo potensi
Bab
Bab
pajak dan menindaklanjuti data 1. optimalisasi pelaksanaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
adanya dugaan tindak pidana di
Penilaian bidang perpajakan serta tindak
pidana kepabeanan dan cukai yang
Penilaian adalah kegiatan untuk merugikan penerimaan negara.
menentukan NJOP yang akan Sektor usaha yang menjadi prioritas
dijadikan dasar pengenaan dalam Joint Investigasi DJP dan
PBB sektor perkebunan, sektor DJBC untuk dilakukan pemeriksaan
perhutanan, sektor pertambangan, bukti permulaan pada tahun 2019,
dan sektor lainnya, dengan yaitu:
menggunakan pendekatan data
pasar, biaya, dan pendapatan. DJP 1. Wajib Pajak perdagangan
menjalankan strategi penilaian pada elektronik dan telepon seluler
tahun 2019 dengan fokus pada dua (handphone);
04
04
hal sebagai berikut: 2. Wajib Pajak perdagangan rokok;
Bab
Bab
3. Wajib Pajak pertambangan 6. meluncurkan aplikasi
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Penerbitan surat ketetapan pajak/skp (surat) 5 melakukan restitusi PPN dengan Pada tahun 2019, menjalankan
dugaan penyalahgunaan fasilitas sejumlah upaya untuk
Sumir (laporan) 34
konsolidasi barang ekspor. Dalam mengoptimalkan kinerja penagihan
Risalah Temuan (laporan) 0 hal ini, kegiatan Joint Investigasi yang meliputi ranah data dan
Jumlah penyelesaian (546) DJP dan DJBC mencakup mitigasi teknologi informasi, kebijakan
risiko terhadap 43 WP konsolidator, dan koordinasi dengan pemangku
D Pembatalan SPPBP (surat) 7
1.500 WP eksportir konsolidasi yang kepentingan, serta sumber daya
E Tunggakan akhir (surat) (A+B-C-D) 687 menerima restitusi, dan 7.509 WP manusia.
Penerimaan extra effort dari pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan Rp2,50 triliun eksportir konsolidasi yang SPT-nya
dikompensasi nonrestitusi. Dalam ranah data dan teknologi
informasi, dilakukan akselerasi
Keterangan: Penyidikan penyempurnaan tools atau aplikasi
• Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang KUP adalah Wajib Pajak mengungkapkan Penyidikan tindak pidana di bidang yang dibutuhkan dalam tindakan
ketidakbenaran perbuatan. perpajakan adalah serangkaian penagihan seperti Compliance Risk
• Penerbitan skp dilakukan apabila laporan pemeriksaan bukti permulaan tindakan untuk mencari serta Management; pemanfaatan data
menyatakan hasil antara lain tidak ada indikasi tindak pidana namun terdapat mengumpulkan bukti yang dengan Automatic Exchange of Information
pajak yang kurang bayar. bukti itu membuat terang tindak (AEoI) dari lembaga jasa keuangan;
• Sumir adalah laporan pemeriksaan bukti permulaan ditutup dalam hal antara lain pidana di bidang perpajakan serta mendorong penyediaan dan
tidak ada indikasi tindak pidana atau Wajib Pajak orang pribadi sudah meninggal. yang terjadi serta menemukan pemanfaatan data perlintasan
• Risalah Temuan adalah laporan sumir namun terdapat potensi pajak terutang. tersangkanya. Beberapa dari Direktorat Jenderal Imigrasi
124
• Pembatalan SPPBP adalah pembatalan atas SPPBP yang sudah diterbitkan antara langkah yang diambil DJP untuk termasuk penggunaan aplikasi 125
lain karena: mengoptimalkan pelaksanaan Cekal Online.
• perubahan pemeriksaan bukti permulaan dari tertutup menjadi terbuka; penyidikan pada tahun 2019, antara
• perubahan Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti Permulaan karena reorganisasi; Dalam ranah kebijakan, langkah
lain: yang dijalankan DJP, yaitu
• kesalahan administrasi seperti penulisan nama, NPWP, atau dugaan peristiwa
pidana; 1. meningkatkan pelaksanaan penyusunan Daftar Prioritas
• sebelum SPPBP disampaikan kepada Wajib Pajak terperiksa, Wajib Pajak tersebut penanganan tindak pidana yang Tindakan Penagihan berdasarkan
telah menyampaikan Surat Pengampunan Harta. diketahui seketika; Compliance Risk Management
• Terdapat joint IKU penerimaan dari pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan fungsi penagihan serta mendorong
2. melaksanakan penyidikan pelaksanaan usulan penghapusan
korporasi dengan menerapkan piutang daluwarsa. DJP menjalin
sistem pertanggungjawaban komunikasi dan koordinasi dengan
pidana korporasi; pihak eksternal untuk mendukung
kinerja penagihan pajak, antara lain
3. melaksanakan penyidikan TPP dengan Polri, Direktorat Jenderal
(Tindak Pidana Perpajakan) dan Pemasyarakatan, Direktorat
TPPU (Tindak Pidana Pencucian
Pengelolaan Pajak
Pengelolaan Pajak
Jenderal Imigrasi, Direktorat
Uang) untuk mengoptimalkan Jenderal Administrasi Hukum
efek jera dan pemulihan Umum, Pengadilan Niaga, Direktorat
pengembalian kerugian pada Jenderal Kekayaan Negara, Badan
pendapatan negara (asset Pertanahan, Sistem Administrasi
recovery); Manunggal Satu Atap (Samsat),
4. melaksanakan kegiatan asset Direktorat Jenderal Perhubungan
tracing dan penyitaan aset atas Laut, serta pihak pemerintah
kegiatan penyidikan; daerah dan perbankan.
04
Pengawas PPNS, Jaksa, dan Pembatalan
Hakim.
Bab
Bab
Penerbitan surat keputusan atas pengajuan Dalam pelaksanaan ketentuan Nonkeberatan yang diterbitkan DJP
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
pajak atau surat ketetapan Namun, peningkatan jumlah
pajak dari hasil pemeriksaan total permohonan tersebut tidak
4.288 4.400 yang dilaksanakan tanpa diimbangi dengan peningkatan
3.903 adanya penyampaian jumlah sengketa yang diputus oleh
Surat Pemberitahuan Hasil
3.249 Pengadilan Pajak. Pada tahun 2018,
Pemeriksaan (SPHP) atau DJP menerima sebanyak 6.036
pembahasan akhir hasil Putusan untuk rentang pengajuan
pemeriksaan dengan WP. banding/gugatan tahun 2011 s.d.
Terdapat peningkatan jumlah 2018, sedangkan pada tahun 2019
Surat Keputusan Keberatan yang DJP menerima sebanyak 6.590
diterbitkan DJP pada tahun 2019 putusan untuk rentang permohonan
sebesar 82,38 persen dari jumlah banding/gugatan tahun 2011 s.d.
penerbitan tahun sebelumnya. 2019, atau hanya naik sebesar 9,18
04
04
Pengajuan Permohonan persen.
PK Sedangkan jumlah Surat Keputusan
PK
Bab
Bab
menjawab dalam bentuk Kontra tersebut sebagai akibat perubahan pembebasan yang diberikan adalah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
penerimaan atas Bea Masuk (BM) Kondisi tersebut merupakan imbas berdasarkan Undang-Undang pada tahun 2019, antara lain:
dan Bea Keluar (BK). pelemahan kinerja impor nasional Kepabeanan dalam bentuk fasilitas • Penambahan subjek penerima
yang lebih rendah dibandingkan kepabeanan yang diberikan kepada KITE Industri Kecil Menengah
Komponen penerimaan kepabeanan tahun 2018. perusahaan importir dan eksportir. (IKM) dengan kriteria seluruh
dan cukai yang terdiri dari BM, Fasilitas kepabeanan yang diberikan bahan bakunya berasal dari
BK dan cukai sepanjang tahun Penerimaan BK sampai dengan antara lain berupa pembebasan, lokal untuk mendapatkan
2019 sangat dipengaruhi oleh akhir tahun 2019 mencapai fasilitas pertambangan, fasilitas fasilitas pembebasan bea
kondisi eksternal dan internal. Rp3,49 triliun atau 79,7% dari impor untuk tujuan ekspor, tempat masuk atas impor mesin
Faktor eksternal dimaksud target yang diamanatkan. Kinerja penimbunan berikat, dan fasilitas dan barang. Kebijakan ini
salah satunya kondisi geopolitik penerimaan BK terimbas aktivitas kawasan khusus. diatur dalam PMK Nomor
perang dagang antara Amerika ekspor komoditas pertambangan, 110/PMK.04/2019 tentang
Serikat dengan Tiongkok yang terutama konsentrat tembaga, yang Dari fasilitas pembebasan, selama Perubahan Atas Peraturan
memengaruhi perekonomian global tidak lebih baik dibanding kinerja periode pelaporan 1 Januari s.d. 31 Menteri Keuangan Nomor
04
04
dan menekan volume perdagangan tahun lalu. Pelemahan kinerja Desember 2019, nilai impor fasilitas 177/PMK.04/2016 tentang
Bab
Bab
Realisasi Penerimaan Pembebasan Bea Masuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
Authorized Economics Operator
beroperasi. Diharapkan untuk ke (AEO), dengan penjelasan sebagai
depannya PLB perbatasan ini akan berikut.
beroperasi sesuai aturan yang
berlaku sehingga dapat membantu 1. Di bidang impor, beberapa
perekonomian masyarakat di kebijakan didorong untuk
perbatasan. mendukung percepatan arus
logistik impor dalam kerangka
Selain capaian di atas, terdapat implementasi National Logistic
pula capaian dalam hal fasilitas Ecosystem (NLE). Dimulai
kawasan khusus, antara lain: dengan penyampaian Surat
Edaran Nomor SE-01/BC/2019
1. Telah ada 15 Kawasan Ekonomi mengenai petunjuk pelayanan
Khusus (KEK) yang terdiri dari
04
04
dan pengawasan Tempat
enam KEK pariwisata dan Penimbunan Sementara
Bab
Bab
(TPS) sebagai pusat distribusi sebagai BTD dan BDN, dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
(MITA) dan AEO dapat
3. Untuk mengakomodir memasukkan barang ekspor
penyelesaian Barang yang ke kawasan pabean sebelum
Dinyatakan Tidak Dikuasai mengajukan Pemberitahuan
(BTD), Barang yang Dikuasai Ekspor Barang (PEB). Kebijakan
Negara (BDN), dan Barang yang lainnya di bidang ekspor
Menjadi Milik Negara (BMN), antara lain: (1) PMK Nomor
Direktorat Teknis Kepabeanan 21/PMK.04/2019 yang secara
menginisiasi PMK Nomor 178/ umum mengatur relaksasi
PMK.04/2019 dengan beberapa pembuktian/rekonsiliasi ekspor
pokok pengaturan baru di terutama untuk perusahaan
antaranya mengenai jangka yang mendapat fasilitas
waktu penimbunan barang di KITE; (2) PMK Nomor 22/
04
04
TPS, barang yang dinyatakan PMK.04/2019 yang menjadi
Bab
Bab
landasan pelayanan ekspor sesuai janji layanan pada tahun kerja sama ini meliputi sembilan Kantor Pelayanan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
Kebijakan ini memudahkan Perikanan (BKIPM), Karantina 2019, ditemukan sebanyak 75
Untuk menjamin pengguna jasa karena terdapat Hewan dan Karantina 21. Sedangkan persentase pelanggaran yang dilakukan
terwujudnya kepastian penyederhanaan syarat Tumbuhan. Berdasarkan kepatuhan importir pada oleh MITA Kepabeanan dan/
hukum bagi pejabat Bea untuk mendapatkan akses Nota Kesepahaman dan tahun 2019 adalah 92,7% atau AEO dengan rata-rata
Cukai dalam melakukan kepabeanan. Hal tersebut Perjanjian Kerja Sama tersebut, dari target yang ditetapkan tingkat kepatuhan sampai
pengisian pengisian sejalan dengan program satu tiga instansi yaitu DJBC, 80%. Perhitungan tersebut dengan bulan Desember 2019
Lembar Penelitian identitas melalui Nomor Induk Karantina, dan LNSW telah dilaksanakan berdasarkan sebesar 98,81%.
dan Penetapan Tarif Berusaha (NIB) sebagai syarat membuat sistem dalam rangka jumlah importir jalur
(LPPT) dan/atau sebuah perusahaan untuk penyampaian super set data merah dan jalur kuning 24. Sebagai bentuk tindak lanjut
Lembar Penelitian dan melakukan kegiatan berusaha. pemberitahuan yang secara yang memenuhi komponen dari kegiatan monitoring,
Penetapan Nilai Pabean Waktu layanan registrasi teknis menggabungkan tiga kepatuhan penyerahan dilakukan evaluasi dengan
(LPPNP), kepabeanan juga telah subsistem yang terpisah. hardcopy, penyerahan PKB, menerbitkan 70 Surat
ditingkatkan dari 1 (satu) hari dan penyerahan Deklarasi Peringatan untuk MITA
04
04
kerja menjadi hanya 3 (tiga) jam 19. Ruang lingkup perjanjian Nilai Pabean (DNP) pada pada Kepabeanan, lima Surat
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
Sebagai salah satu upaya inovasi
Kegiatan Pengawasan NPP di bidang pengawasan, DJBC
melakukan revitalisasi dan
Fakta bahwa perkembangan peningkatan kapasitas pengawasan
kejahatan narkotika di Indonesia laut melalui modernisasi sarana
saat ini menjadi salah satu dan prasarana pengawasan laut.
bentuk ATHG (Ancaman, Upaya ini diwujudkan dengan
Tantangan, Hambatan, Gangguan) pembentukan Pusat Komando dan
yang berbahaya dan sangat Pengendalian (Puskodal) Patroli
memprihatinkan bagi kelangsungan Laut DJBC. Puskodal Bea Cukai
hidup bangsa dan keamanan menjalankan fungsi penyediaan
negara Indonesia menjadikan sarana dan prasarana untuk
Indonesia dalam keadaan darurat menjalankan fungsi komando,
04
04
bahaya narkotika dan obat-obatan kendali, dan komunikasi selama
terlarang (narkoba) sebagaimana pelaksanaan patroli. Di samping
Bab
Bab
itu Puskodal juga melaksanakan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
dengan pembentukan Kabinet prinsip efektif, fleksibel, aman,
Indonesia Maju; dan akuntabel. Pada Tahun 2019,
pemerintah telah melaksanakan
2. peningkatan kualitas implementasi KKP secara penuh.
pelaksanaan anggaran; Berdasarkan hasil monitoring
3. peningkatan kinerja penggunaan KKP hingga akhir tahun
pelaksanaan anggaran 2019, terdapat 85 Kementerian/
berdasarkan penilaian Indikator Lembaga dan 9.637 Satuan Kerja
Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian/Lembaga yang telah
(IKPA); dan mendapatkan KKP yang diterbitkan
oleh Himbara. Mereka juga telah
4. peningkatam kualitas melakukan transaksi pembayaran
monitoring dan evaluasi menggunakan KKP yang nilainya
04
04
pelaksanaan anggaran. telah mencapai sebesar Rp806,3
Bab
Bab
(PIP) yang merupakan BLU di bawah
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo dapat dikatakan sebagai bentuk Pembiayaan UMi adalah produk
Rate. uji coba infrastruktur TDR dalam pembiayaan untuk Membina
memproses transaksi reverse repo Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro
Transaksi Perdana Reverse Repo Ekonomi Keluarga Sejahtera
SBN. Pemerintah melalui DJPb (Mekaar) dengan memberikan
SBN
Selama tahun 2019, TDR DJPb mengelola Pembiayaan Ultra Mikro modal dan pendampingan kepada
Pada tahun 2019 telah dilaksanakan telah menyelenggarakan 41 lelang (UMi) yang menyasar masyarakat wanita prasejahtera yang tidak
transaksi perdana reverse repo transaksi reverse repo SBN yang usaha mikro lapisan terbawah, memiliki modal untuk membuka
SBN, yang dimulai pada tanggal mana 14 kali lelang yang dilakukan yang belum dapat difasilitasi oleh usaha maupun yang membutuhkan
13 Februari 2019. Tujuan kegiatan tersebut telah mendapatkan perbankan melalui program Kredit modal untuk mengembangkan
reverse repo tersebut adalah pemenangnya. Selama tahun 2019, Usaha Rakyat (KUR). Pembiayaan usaha.
untuk membangun pengelolaan transaksi reverse repo tersebut tersebut diregulasi oleh Direktorat
kas yang aktif, sebagaimana Sistem Manajemen Investasi dan Berdasarkan nilai akadnya,
menghasilkan PNBP sebesar sebanyak 61% akad bernilai di
diamanatkan dalam Peraturan secara operasional dilaksanakan
04
04
Rp9.190.197.108. Kemudian, DJPb bawah Rp2,5 juta. Sedangkan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 akan melakukan evaluasi agar oleh Pusat Investasi Pemerintah
Bab
Bab
dalam DIPA. Total belanja BLU
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
penyumbang pendapatan terbesar sekaligus penurunan porsi PNBP
dengan nilai lebih dari Rp16,8 dikarenakan tidak terdapatnya
triliun, yang kemudian disusul penerimaan dari kelapa sawit yang
rumpun pendidikan, rumpun menyebabkan terjadinya penurunan
pengelola dana, rumpun barang PNBP BLU di tahun 2019.
jasa lainnya, dan rumpun kawasan.
Dalam menjalankan tugas dan
fungsi BLU, selain menggunakan
sumber dana yang berasal dari Fungsi Akuntasi dan Pelaporan
pendapatan BLU, BLU sendiri Keuangan
juga menggunakan dana yang Dukungan Teknis Standar
berasal dari APBN. Pada tahun Akuntansi Pemerintahan
2019, realisasi belanja BLU telah
04
04
mencapai 85,3% dari total yang Pemberian sosialisasi berformat
dianggarkan dan ditetapkan di paparan dan diskusi terkait materi
Bab
Bab
Standar Akuntansi Pemerintahan 2. PMK Nomor 225/PMK.05/2019 Produk Domestik Bruto (PDB)
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
yang disajikan berdasarkan 21 Februari 2019. Berdasarkan Jabatan Fungsional yang berlaku di
Sepanjang tahun 2019, terdapat data keuangan konsolidasian pengumuman nomor PENG-2/ internal DJPb.
2 Peraturan Menteri Keuangan, dan Laporan Statistik Keuangan PB/2019 tanggal 19 Maret 2019,
1 Peraturan Direktur Jenderal Pemerintah (LSKP) adalah bentuk hasil sertifikasi bendahara
Perbendaharaan, dan 2 Keputusan transparansi fiskal pemerintah periode I tahun 2019 dengan
Direktur Jenderal Perbendaharaan pusat dan daerah. LSKP digunakan FUNGSI SISTEM PERBENDAHARAAN
jumlah 1.607 BNT dari 1.862
yang diterbitkan terkait dengan oleh para pemangku kepentingan, peserta. Implementasi SAKTI Tahun 2019
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan seperti Bank Indonesia (BI) dan
dengan rincian sebagai berikut. Badan Pusat Statistik (BPS). 2. Periode II 2019 untuk ujian Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
sertifikasi bendahara dilakukan Instansi (SAKTI) merupakan
1. Peraturan Menteri Keuangan DJPb telah menyampaikan LSKP pada tanggal 10 sampai dengan aplikasi terintegrasi pada tingkat
(PMK) Nomor 212/PMK.05/2019 sektor pemerintah umum, baik 30 April 2019. Berdasarkan satuan kerja yang dibangun untuk
tentang Jurnal Akuntansi pada tingkat wilayah maupun pengumuman nomor PENG-5/ mendukung pencapaian prinsip-
04
04
Pemerintahan pada Pemerintah tingkat pusat, untuk digunakan PB/2019 tanggal 28 Juni 2019, prinsip pengelolaan anggaran yang
Pusat; dalam perhitungan komponen
Bab
Bab
transparan, akuntabel, terintegrasi, internet sangat penting untuk Direktorat Jenderal Kekayaan Kementerian Keuangan yang
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
melalui website di alamat : 4.3.2 Asuransi BMN sebanyak 21.297 bidang tanah
untuk menjamin keamanan data monsakti.kemenkeu.go.id. Pelaksanaan asuransi BMN dimulai berhasil disertifikatkan dari tahun
transaksi keuangan pemerintah, Untuk tahap sekarang ini baru pada tahun 2019. Kegiatan ini 2013 s.d. tahun 2018. Di tahun
antara lain untuk kebutuhan dapat diakses pada jaringan bertujuan untuk meminimalisir 2019, pemerintah menganggarkan
notifikasi pendaftaran akun intranet dengan username dan resiko atas potensi terjadinya biaya untuk penyertifikatan BMN
pengguna SAKTI dan notifikasi password Om SPAN sebagai bencana alam ataupun force berupa tanah sebanyak 6.787
status transaksi keuangan. satuan kerja. majeure yang mengakibatkan BMN bidang. Realisasi capaian di tahun
Sementara itu penyediaan akses
rusak, hilang, dan sebagainya. 2019 adalah 101,66 persen yakni
Kementerian Keuangan menjadi penyertifikatan sebanyak 6.900
pilot project pelaksanaan asuransi bidang tanah. Dengan demikian,
BMN sementara itu implementasi selama tujuh tahun total bidang
pada Kementerian/Lembaga akan tanah yang berhasil disertifikasi
dilakukan secara bertahap. Pada sebanyak 28.197.
04
04
tahun 2019, jumlah BMN pada Pada tahun 2019, rapat koordinasi
percepatan penyertifikatan BMN
Bab
Bab
antara jajaran DJKN dengan tidak diatur secara memadai, dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
upaya pengamanan aset negara
dapat segera tuntas. Indonesia, PT Natanarang Mining, PT
Ensbury, Kasongan Bumi Kencana,
dan Galuh Cempaka.
04
penilaian tanah dalam pelaksanaan diperoleh yaitu teknik penilaian
penilaian kembali BMN 2017-2018 pada setiap tahapan Migas, Jenis
Bab
Bab
Kontrak Kerjasama Migas, Teknik hasil sebagai berikut:
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
dampak sosial dan ekonomi pada hasil analisis input-output dapat
Stadion Bima yang merupakan dijelaskan bahwa setiap input
aset eks PT Pertamina yang akan Rp1 akan menghasilkan output
dihibahkan untuk Pemerintah ke perekonomian Kabupaten
Kota Cirebon, dan aset eks PT. Siak sebesar Rp1,57. Untuk
Pertamina di Kabupaten Siak yang dampak jangka panjang setelah
akan dihibahkan untuk Pemerintah pembangunan atas tanah BMN
Kabupaten Siak. Analisis tersebut tersebut, tim penilai mendapat
bertujuan untuk mengetahui angka efek pengganda di mana
dampak sosial dan ekonomi bagi setiap tambahan Rp1 akan
masyarakat dan negara atas mengubah perekonomian sebesar
optimalisasi pengelolaan BMN di 1,44 di sektor jasa perdagangan, 1,93
suatu daerah. di sektor jasa pemerintahan umum
04
04
dan 1,92 di sektor jasa hiburan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh Apabila dihitung berdasarkan
Bab
Bab
holding tersebut dengan anggota
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
dampak ekonomi bagi masyarakat dalam bentuk Multi Years Bond
Cirebon. Aktivitas ekonomi dengan (MYB) dengan Menteri Keuangan
berbagai macam perdagangan sebagai satu-satunya Pemegang
maupun retribusi di sekitar Obligasi (MYB Holder). PT TPI
kawasan Stadion Bima Cirebon merupakan holding company di
sangat bervariasi sehingga mampu bidang industri petrokimia yang
menarik jumlah pengunjung selama dibentuk pada tahun 2004.
weekdays maupun weekend.
Dalam rangka mendukung
4.3.8 Pembentukan Holding pemenuhan kebutuhan petrokimia
Farmasi Indonesia, tindakan strategis
diambil yakni melakukan konversi
Pembentukan Holding Farmasi utang (MYB) menjadi saham Menteri
dilakukan pada 15 Oktober 2019.
04
04
Keuangan di TPI dengan melakukan
PT Bio Farma menjadi induk dari konversi utang TPI. Konversi utan
Bab
Bab
ini adalah strategi DJKN dalam dan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
administrasi yang dikenakan oleh
2. melakukan debt tracing dan pihak bank.
asset tracing ;
Pembuatan Risalah Lelang sebagai
3. menginventarisasi berkas akta autentik atas pelaksanaan
piutang negara penyerahan penjualan barang saat ini bisa
dari K/L dan mengoptimalkan didapat secara digital melalui
tingkat pengurusan piutang aplikasi SMILE (Sistem Manajemen
negara; dan Informasi Lelang Elektronik).
Penggunaan teknologi telah
4. menginventarisasi pengurusan meningkatkan hasil lelang secara
piutang negara penyerahan signifikan. Rasio kenaikan hasil
di atas Rp500 juta untuk lelang atas nilai limit lelang dari
menjadi prioritas penyelesaian
04
04
tahun 2017 s.d. 2019 dapat dilihat
pengurusan piutang negara; dalam grafik berikut ini. (Sumber:
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
BMN.
Rating & Investment BBB Stable
Pada tahun 2019, terdapat 14 Selain itu, untuk menimbulkan
(empat belas) PMK dan 3 (tiga) kesadaran masyarakat bahwa
KMK yang ditetapkan di lingkungan menjaga aset negara adalah tugas
DJKN. Selama tahun 2019 DJKN kita bersama, DJKN menggagas
juga telah melakukan analisis sebuah kampanye “Jaga Aset
hukum yang hasilnya disampaikan Negara”. Kampanye dilaksanakan
secara tertulis kepada stakeholder sepanjang tahun melalui berbagai
internal dan eksternal, terkait kegiatan seperti DJKN Muda on Car
pengelolaan kekayaan negara, Free Day, pembuatan lagu tema
penilaian, piutang negara, lelang, “Jaga Aset Negara”, penerbitan buku
dan kesekretariatan DJKN. anak “Pergi ke Kantor Ayah”, dan
Pelaksanaan evaluasi peraturan juga edukasi #JagaAsetNegara di
04
04
juga rutin dilakukan. Pada tahun media sosial maupun pameran.
2019 evaluasi dibagi dalam empat
kategori, yaitu:
Bab
Bab
persen (30%) dari PDB di bulan penerbitan SBN ritel online, baik
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
realisasi pembiayaan anggaran telah ketergantungan atas pinjaman luar
mencapai 134,9% dari target APBN, negeri. pengadaan pembiayaan cukup dan volumenya yang lebih kecil
sehingga Hal ini tentu menjadi berhasil mengingat pertumbuhan apabila dibandingkan dengan
bagian dari upaya pemerintah Posisi utang pemerintah per ekonomi Indonesia tahun ORI yang memiliki tujuan untuk
untuk mengantisipasi kemungkinan akhir Desember 2019 berada di 2019 tetap di atas angka lima mendapatkan informasi awal
pelebaran defisit anggaran negara angka Rp4.779,28 triliun, dengan persen (5%), meskipun terjadi penggunaan e-SBN dalam
yang mana realisasi sementara rasio utang pemerintah terhadap berbagai peristiwa ekonomi pemasaran SBN ritel. Pemerintah
defisit APBN tahun 2019 telah PDB menjadi 29,8%. Terjaganya yang menyebabkan stagnasi dan bekerjasama dengan 23 mitra
mencapai Rp353,0 triliun. rasio utang terhadap PDB pada penurunan pertumbuhan ekonomi distribusi dalam rangka penjualan
akhir Desember 2019 merupakan di berbagai negara. SUN ritel yang diharapkan mampu
Namun demikian, hal tersebut salah satu tindakan pemerintah meningkatkan jumlah investor
dilakukan pemerintah dengan yang pruden dalam mengelola Penerbitan Surat Berharga Negara baru sehingga akan meningkatkan
memperhitungkan semua risiko pembiayaan sehingga rasio utang Ritel kedalaman pasar SBN ritel.
yang akan dihadapi. Kondisi terus dijaga untuk tidak melebihi
04
04
Selama tahun 2019 pula, Adapun ringkasan hasil penerbitan
ekonomi dunia yang tidak batas psikologis tiga puluh pembiayaan didukung oleh
Bab
Bab
SBN Ritel pada tahun 2019 dapat syariah dan sekaligus mengatasi Kementerian Lingkungan Hidup Standardisasi Nasional senilai
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
sebanyak 44.224 orang. infrastruktur sebagai prioritas 7. 6 proyek pembangunan taman mengubah pinjaman dari mata uang
pembangunan nasional dalam nasional dan 1 pembangunan dolar Amerika Serikat ke mata uang
Berbeda dari penerbitan sukuk rangka meningkatkan daya saing laboratorium lapangan di
tabungan seri sebelumnya, yen Jepang. Konversi pinjaman ini
bangsa. Kementerian Lingkungan Hidup tentu juga disertai dengan negosiasi
ST006 diterbitkan dengan format dan Kehutanan senilai Rp106,23
Green, dimana seluruh hasil Pembiayaan sebesar Rp28,43 penurunan suku bunga.
miliar;
penerbitan digunakan untuk triliun tersebut digunakan untuk Peringkat Kredit Naik, Bukti
pembiayaan proyek-proyek yang membiayai 619 proyek di 34 provinsi 8. 7 proyek pembangunan Ekonomi Indonesia Semakin Baik
ramah lingkungan baik refinancing yang dilakukan oleh 7 Kementerian/ gedung perguruan tinggi
maupun new financing. ST006 Lembaga, yaitu Kementerian di Kementerian Riset dan S&P (Standard’s and Poor’s)
merupakan penerbitan Green Agama, Kementerian Perhubungan, Teknologi senilai Rp498,08 kembali menaikkan peringkat
Sukuk Ritel pertama sekaligus Kementerian Pekerjaan Umum dan miliar; kredit Indonesia dari BBB- dengan
menunjukkan komitmen dan Perumahan Rakyat, Kementerian outlook stabil di tahun 2018
9. 1 proyek pengembangan
04
04
kontribusi pemerintah dalam Riset dan Teknologi, Lembaga menjadi BBB dengan outlook stabil
mengembangkan pasar keuangan Ilmu Pengetahuan Indonesia, laboratorium di Badan di tahun 2019. Hal ini merupakan
Bab
Bab
prestasi tersendiri bagi Indonesia kondisi ekonomi makro terutama
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
inflow) yang mampu meningkatkan
cadangan devisa dan menguatkan tahun 2020 sebesar Rp7.451,8
nilai tukar. miliar. Rekomendasi tersebut
telah disetujui dan dianggarkan
Pengelolaan Risiko Keuangan dalam APBN 2020.
Negara
2. Pengungkapan Risiko Fiskal
Pengelolaan risiko keuangan negara pada Nota Keuangan APBN
semakin berkembang seiring Tahun Anggaran
dengan perkembangan kebijakan (TA) 2020
pemerintah dan perubahan kondisi
perekonomian. Pengelolaan risiko engungkapan risiko fiskal
keuangan negara dan pelaksanaan dalam Nota Keuangan APBN
APBN pada tahun 2019 secara menjadi bagian penting dalam
04
04
umum masih dipengaruhi oleh mendukung pelaksanaan
kebijakan fiskal, khususnya
Bab
Bab
dalam rangka transparansi dianggap perlu oleh pemerintah. perekonomian nasional dengan Ketenagalistrikan.
Pengelolaan Pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 43 1. PMK Nomor 142/PMK.08/2019
Ekspor (PKE) atau disebut pula tentang Tata Cara Pelaksanaan
National Interest Account (NIA). Tahun 2019 (PP KDPEN). Penerbitan Dalam pemberian fasilitas
PP KDPEN merupakan mandat Pemberian Jaminan Pemerintah ini, Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan berperan untuk Percepatan Proyek
dalam penerbitan regulasi kebijakan dari Undang-Undang (UU) Nomor menerbitkan Surat Keputusan
2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembangunan Jalan Tol di (SK) penugasan kepada PT SMI
pembiayaan ekspor melalui proses Sumatera; dan
koordinasi dengan instansi terkait, Pembiayaan Ekspor Indonesia Dana PISP ditujukan untuk melaksanakan fasilitasi
khususnya dalam Komite PKE. (LPEI) untuk mendorong terciptanya untuk mendukung 2. PMK Nomor 135/PMK.08/2019 penyediaan data dan informasi
iklim usaha yang kondusif bagi pembiayaan kegiatan tentang Perubahan Atas panas bumi. Pada tahun 2019, telah
Program PKE pada dasarnya peningkatan ekspor nasional eksplorasi, eksploitasi, Peraturan Menteri Keuangan diterbitkan dua SK Penugasan
ditujukan untuk menunjang dan mempercepat peningkatan dan pengembangan Nomor 130/PMK.08/2016 untuk lokasi Nage, Nusa Tenggara
kebijakan/program ekspor melalui ekspor nasional. Melalui ketentuan proyek Pembangkit Tentang Tata Cara Pelaksanaan Timur dan Bittuang, Sulawesi
penyediaan pembiayaan ekspor atas tersebut, PP KDPEN diharapkan Listrik Tenaga Panas Pemberian Jaminan Selatan. Sebelumnya di tahun 2018
transaksi atau proyek yang secara dapat memberikan pengaruh Bumi (PLTP). Pemerintah Untuk Percepatan telah diterbitkan SK Penugasan
04
04
komersial sulit dilaksanakan, tetapi positif bagi kinerja ekspor dan Pembangunan Infrastruktur untuk wilayah kerja Jailolo, Maluku
Bab
Bab
Timur dengan besaran komitmen 2019, semua proyek tersebut di atas
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengelolaan Pajak
Pelaksanaan Project Development meliputi
Facility (PDF) selama tahun 2019
telah berjalan untuk 15 proyek • Rumah Sakit Umum Daerah dr.
yang terbagi ke dalam 7 sektor Pirngadi Kota Medan; dan
infrastruktur, yaitu 2 sektor air
minum, 4 sektor kesehatan, • Rumah Sakit Perguruan
1 sektor fasilitas pendidikan, Tinggi Negeri Universitas Sam
penelitian, dan pengembangan, 2 Ratulangi.
sektor jalan, 3 sektor transportasi, • Dukungan Kelayakan atau
1 sektor konservasi energi, dan Viability Gap Fund (VGF)
2 sektor sistem pengelolaan
persampahan. Dari 15 proyek Sampai dengan tahun 2019, proyek
tersebut, 6 proyek dalam fase KPBU yang telah mendapat VGF
04
04
transaksi dan 9 proyek dalam fase adalah proyek SPAM Umbulan, Jawa
Bab
Bab
05 Tata Kelola Pemerintahan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018
170
Kementerian Keuangan 5.1. Sistem Pengendalian
Intern di Lingkungan
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) melalui Program
Kementerian Keuangan terus
berkomitmen untuk menerapkan
171
SPIP
KMK.09/2011 tentang Peningkatan
(SPIP) lahir sebagai amanat UU Penerapan Pengendalian Intern di
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Lingkungan Kementerian Keuangan.
Perbendaharaan Negara. SPIP Peraturan tersebut mengamanatkan
merupakan sistem pengendalian penunjukan unit kerja sebagai
intern yang diselenggarakan pelaksana pemantauan
05
Kerja (EPITE) dan Pemantauan
Bab
Bab
Pengendalian Intern Tingkat Selama tahun 2019, pelaksanaan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
05
sembilan SKJ.
Bab
Bab
Dalam rangka penyusunan standar Dalam rangka penguatan UKI
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
68,89%
95,56%
55,07%
92,79%
97,87%
86,01%
61,56%
97,78%
yang disediakan mensyaratkan pada grafik disamping..
pendidikan minimal SMP s.d. D-IV/
S1, namun demikian masih terdapat Hasil pemetaan pejabat dan
unit yang belum mensyaratkan pegawai UKI pada Unit Eselon I
pendidikan formal. tanpa unit vertikal (DJPPR, BKF,
DJA, DJPK, Setjen, dan Itjen)
3. Komunikasi dengan Stakeholders mencakup: (1) Formasi pejabat/
pegawai sebanyak 47 orang telah
Itjen mendefinisikan ulang pola terisi oleh 46 orang (97,87%); (2)
hubungan Itjen dengan UKI agar Sebanyak 44 orang atau 97,78%
terlihat hubungan yang lebih jelas dari 45 orang berpendidikan
antara pihak-pihak terkecil yang minimal D3; (3) Sebanyak 43
terlibat. Pola hubungan tersebut orang atau 95,56% dari 45 orang
telah disampaikan kepada para berusia 50 tahun ke bawah; dan (4)
pimpinan Eselon II di Lingkungan Sebanyak 31 atau 68,89% dari 45
Itjen. orang pejabat/pegawai UKI telah
Itjen juga membentuk Tim Pembina mengikuti pelatihan terkait UKI.
UKI pada seluruh Unit Eselon I Hasil pemetaan pejabat dan
melalui Keputusan masing-masing pegawai UKI pada Unit Eselon I
Eselon I Tanpa Unit Vertikal Inspektur mitra Eselon I. Tim dengan unit vertikal (DJP, DJBC,
Pembina UKI merupakan auditor DJPb, DJKN, dan BPPK) mencakup:
Eselon I Dengan Unit Vertikal Itjen yang bertugas melakukan (1) Formasi pejabat/pegawai
pembinaan pada UKI Wilayah sebanyak 2.775 orang telah terisi
(UKI-W) atau UKI Pelayanan (UKI-P). oleh 2.575 orang (92,79%); (2)
Formasi Pendidikan Usia 50 Telah Ikut Untuk menyiapkan Tim Pembina Sebanyak 1.936 orang atau 61,56%
Jabatan D3 ke Atas Tahun Pelatihan UKI yang kompeten, Auditor Mitra
Terisi Kebawah UKI dari 3.145 orang berpendidikan
UKI selaku auditor Itjen yang minimal D3; (3) Sebanyak 2.705
174 bertugas melakukan pembinaan orang atau 86,01% dari 3.145 orang 175
pada UKI Eselon I (UKI-E1) telah berusia 50 tahun ke bawah; dan
memberikan pembekalan kepada (4) Sebanyak 1.732 atau 55,07% dari
Tim Pembina UKI. 3.145 orang pejabat/pegawai UKI
Komunikasi antara Itjen dengan UKI telah mengikuti pelatihan terkait
dan Auditor Mitra UKI/Tim Pembina UKI.
terjalin dalam rapat koordinasi Dari hasil pemetaan di atas, dapat
yang dilaksanakan tiga bulan sekali. diketahui bahwa sebagian besar
Tujuannya untuk meningkatkan pejabat/pegawai UKI berada dalam
koordinasi dan sinergi UKI dengan rentang usia produktif. Untuk
Itjen. pelatihan UKI, masih banyak
4. Sumber Daya Manusia pejabat/pegawai yang belum
mengikuti pelatihan terkait UKI.
Tata Kelola Pemerintahan
05
Bab
Bab
Rekapitulasi jumlah proses bisnis yang dipantau Unit Eselon I untuk memastikan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
1 DJP 2.034 1 DJPPR 79 pegawai oleh UKI. Selain itu, UKI juga menyusun profil
2 DJBC 479 2 BKF 21 7. Dukungan Teknologi Informasi pegawai (profiling) sebagai salah
satu upaya pencegahan fraud di
3 DJPb 1.107 3 DJA 9
Sejak tahun 2018, telah dibangun lingkungan Kemenkeu. Selama
Tata Kelola Pemerintahan
05
kegagalan untuk mencapai tujuan juga telah melakukan asistensi dan
pembinaan kepada UKI Eselon I
Bab
Bab
(UKI-E1), UKI Wilayah (UKI-W), dan berhasil apabila berdampak pada
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
91,41
pemantauan kode etik, penyusunan peningkatan Indeks Penilaian
90,27 Indeks Internal Fraud Risk Scenario, penyusunan Integritas (IPI) Kemenkeu sebesar
Profil Pegawai, dan pendampingan 3,76 poin. IPI Kemenkeu pada tahun
penyusunan usulan infrastruktur 2019 adalah 91,41 dan IPI tahun
92,55 Indeks Eksternal SDM yang mendukung UKI. 2018 sebesar 87,65. Secara umum
IPI seluruh Unit Eselon I Kemenkeu
Monitoring dan Evaluasi mengalami kenaikan dengan
Kegiatan monitoring dan evaluasi pencapaian di atas target IPI 2019
yang dilakukan Itjen antara lain: (87,65). Dalam semua komponen
monitoring dan evaluasi atas penilaian baik internal maupun
Indeks Penilaian Integritas 2018 eksternal, Kemenkeu mengalami
pelaksanaan Evaluasi Pengendalian
Intern Tingkat Entitas (EPITE), kenaikan yaitu: Budaya Organisasi
(2,39), Sistem Anti Korupsi
91,41
Pemantauan Pengendalian Intern
Tingkat Aktivitas (PPITA), serta (2,93), Pengelolaan SDM (3,51),
88,01 Indeks Internal Pengelolaan Anggaran (1,42), Budaya
pemantauan kode etik.
Integritas Organisasi (9,69), dan
Peningkatan Integritas dan Kinerja Budaya lntegritas Kerja (2,88). Hal
87,28 Indeks Eksternal
Organisasi ini mengindikasikan bahwa program
penguatan UKI berpengaruh secara
Program penguatan UKI di tidak langsung bagi peningkatan
Lingkungan Kemenkeu dapat dinilai integritas Kemenkeu.
Indeks Penilaian Integritas Eselon I Pada awal implementasinya, Strategy and Performance serta
2019 5.2 Manajemen Risiko
2018 Kementerian Keuangan penerapan dan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan
manajemen risiko pada organisasi. Dengan penerapan
178 Kementerian Keuangan baru ERM, manajemen risiko di 179
dilaksanakan pada level eselon lingkungan Kementerian Keuangan
Setjen 90,78
II sebagai unit yang memiliki dilaksanakan secara holistik
90,46
risiko untuk selanjutnya disebut dan terkoordinasi melibatkan
DJA 92,37 Unit Pemilik Risiko (UPR). Dalam seluruh tingkatan organisasi dan
88,67 perkembangannya, penerapan dapat menjangkau berbagai jenis
88,63 manajemen risiko menuntut risiko, wilayah, dan proses bisnis
DJP perlunya penyelarasan yang lebih organisasi. Adapun detail dari
80,29
komprehensif dan integratif tahapan manajemen risiko yang
DJBC 88,47 mulai dari level kementerian, unit dilaksanakan pada tahun 2019
87,89 eselon I, hingga unit operasional adalah sebagai berikut.
dalam kerangka Enterprise Risk
DJPB 95,99
Management (ERM). Pelaksanaan Manajemen Risiko
91,69
Tata Kelola Pemerintahan
05
LNSW 91,32 Framework - Integrating with proses manajemen risiko
Bab
Bab
selanjutnya dituangkan dalam Manajemen Risiko untuk UPR level Management Guidelines, COSO terintegrasi dan selaras dengan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
05
Dapat dilihat dalam grafik diatas wewenang, 15 dugaan pemerasan,
Adapun penandatanganan Piagam merujuk pada ISO 31000:2018 Risk selama tiga tahun terakhir jumlah 9 dugaan menerima suap, 11
Bab
Bab
dugaan gratifikasi, dan dugaan kegiatan penindakan terkait
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
86%
166
baik dari segi keamanan maupun disiplin yang diberikan, dengan 276
kemudahan. rekomendasi hukuman disiplin yang
Selain merespon pengaduan yang telah selesai ditindaklanjuti.
diterima, Itjen juga melakukan
Selesai
5.4 Kebijakan Layanan Gambaran Umum Kebijakan Atasan Pejabat Pengelola Informasi
2017 2018 2019 2017 2018 2019
Informasi Publik Layanan Informasi Publik dan Dokumentasi Kementerian
Keuangan, Atasan Pejabat Pengelola
Tata Kelola Pemerintahan
2019
229
69
20
21
21
19
19
21
16
16
05
4
Bab
Publik yang diterima oleh PPID Gambaran Umum Pelaksanaan
Kementerian Keuangan, sebanyak Pelayanan Informasi Publik Tahun
92 persen permohonan Informasi 2019
Publik diajukan melalui saluran
digital seperti aplikasi mobile PPID Sarana dan Prasarana Pelayanan
Kementerian Keuangan, aplikasi Informasi Publik
e-PPID Kementerian Keuangan, dan Setiap permohonan Informasi
email ppid.kemenkeu@kemenkeu. Publik yang menggunakan dasar
go.id. Sementara itu, 8 persen hukum UU KIP dan/atau ditujukan
permohonan disampaikan melalui kepada PPID Kementerian Keuangan
petugas di ruang layanan Informasi akan dilayani melalui mekanisme
Publik atau melalui surat. layanan Informasi Publik melalui
Kondisi tersebut memperlihatkan PPID Kementerian Keuangan.
saluran digital berperan PPID Kementerian Keuangan telah
penting bagi publik dalam menyediakan beberapa saluran
mendapatkan informasi. Untuk layanan Informasi Publik guna
itu, PPID Kementerian Keuangan memfasilitasi pemohon, yaitu
memprioritaskan pada upaya melalui petugas di Ruang Layanan
penguatan internal PPID Informasi Publik, surel ppid.
Kementerian Keuangan dan kemenkeu@kemenkeu.go.id, laman
Perangkat PPID Kementerian permohonan informasi pada situs
Keuangan dari sisi sumber daya web e-PPID Kementerian Keuangan
manusia (SDM) dan proses kerja, (http://e-ppid.kemenkeu.go.id/),
sesuai rekomendasi laporan serta aplikasi seluler m-PPID
tahunan PPID Kementerian Kementerian Keuangan. Pada
Keuangan tahun 2018. Namun, tahun 2019 dilakukan berbagai
upaya peningkatan layanan kepada pengembangan, yaitu:
publik juga terus ditingkatkan • Pada situs web e-PPID
Dalam melaksanakan tugas Kementerian Keuangan dan
dan tanggung jawabnya, PPID aplikasi m-PPID Kementerian
Kementerian Keuangan dibantu Keuangan telah ditambahkan
oleh petugas layanan informasi. fitur untuk memilih PPID
184
Dengan mempertimbangan struktur tujuan permohonan informasi 185
05
• Memberikan kemudahan bagi
Bab
Bab
pemohon untuk mengakses yang ramah pengguna, diharapkan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
05
dan disajikan melalui situs web Seminar tersebut menghadirkan
Bab
Bab
narasumber Ketua Komisi Informasi atau belum didokumentasikan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
1083 Perorangan
Pelayanan Informasi Publik • Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik
Pada tahun 2019, PPID Kementerian
Keuangan dan Perangkat PPID Pada tahun 2019, Kementerian
Kementerian Keuangan telah Keuangan telah menyelesaikan
menerima 1102 permohonan dua sengketa informasi atas satu
Informasi Publik. permohonan informasi tahun 2017
dan satu permohonan informasi
Berdasarkan kedudukan hukum tahun 2018.
pemohon Informasi Publik, maka
Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Ketersediaan Informasi Publik yang Diberikan dari 1102 permohonan Informasi Capaian Tahun 2019
Informasi Publik kepada Pemohon Publik yang diterima oleh PPID
Kementerian Keuangan dan Selama tahun 2019, terdapat
Perangkat PPID Kementerian beberapa capaian yang berhasil
Keuangan, 1083 permohonan diraih oleh PPID Kementerian
Informasi Publik diajukan oleh Keuangan dan Perangkat PPID
Warga Negara Indonesia dan 19 Kementerian Keuangan sebagai
permohonan Informasi Publik berikut.
799
188 diajukan oleh Badan Hukum 1. Menetapkan Keputusan 189
Indonesia. PPID Kementerian Keuangan
Berdasarkan materi permohonan mengenai DIP dan Klasifikasi
Informasi Publik yang diajukan oleh Informasi Kementerian
pemohon Informasi Publik. Keuangan Tahun 2020 pada
awal tahun 2020.
134 Berdasarkan jangka waktu
penyelesaiannya, dari 1102 2. Menetapkan Peraturan
permohonan informasi publik yang Menteri Keuangan Nomor 129/
telah selesai ditanggapi tersebut PMK.01/2019 tentang Pedoman
16 Layanan Informasi Publik Oleh
>= 17 hari dapat dirinci lagi sseperti grafik
disampingt. Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi Kementerian
Berdasarkan ketersediaan Informasi Keuangan Dan Perangkat
Tata Kelola Pemerintahan
05
informasi yang belum dikuasai Keuangan, dan Perangkat
Bab
Bab
(SIPPID) kepada PPID Tingkat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
05
Sistem Informasi PPID 4. Mengusulkan adanya
Bab
Bab
suatu basis data terpadu 5. Melaksanakan sosialisasi
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengaduan
2
Kepegawaian 2
Peraturan Perundang-
undangan 2
Kebijakan Fiskal 5
Layanan Informasi
Publik 6
Kearsipan
9
Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko
13
Kepabeanan dan
Cukai
17
Perpajakan
33
Kekayaan Negara dan
192 Lelang 193
47
Alokasi dan Realisasi
APBN 68
Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah 193
LPDP 273
Pendidikan dan Pelatihan
432
Keuangan
Tata Kelola Pemerintahan
05
Bab
Bab
06 Hubungan dengan Pemangku
Kepentingan
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018
196
Indonesia melalui 6.1. Kerja Sama
Internasional
1. Pelebaran Sayap Diplomasi
Indonesia Melalui Proyek Kerja
Sama Lintas Batas dengan Timor
2. Indonesia-Jepang Joint Working
Group/Financial Policy Dialogue
Framework (JWG/FPDF)
197
06
dimaksud. Indonesia yang dipimpin oleh Staf
Bab
Bab
asuransi bencana, dan dana
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Japan Ministry of Finance Joint reformasi sektor keuangan di kedua para pemangku kepentingan yang Regulatory PPP Frameworks),
Working Group (21 November 2019) negara. terlibat dalam pengelolaan dana dilakukan melalui asistensi
pensiun. Berkenaan dengan hal dari Legal Specialist melalui
JWG merupakan salah satu Delegasi Indonesia menyampaikan tersebut, Indonesia dan Kanada beberapa kegiatan terkait
forum yang digunakan oleh perbaikan fundamental pada sektor mendiskusikan pengaturan pengembangan kerangka
Kementerian Keuangan Indonesia keuangan, dan penyempurnaan kelembagaan terutama untuk dana hukum berupa kajian regulasi
dan Jepang sejak tahun 2013 untuk kerangka jaring pengaman sektor pensiun, serta upaya mendidik pembiayaan infrastruktur
masyarakat memahami pentingnya 5.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
06
Social Infrastructure Development mendiskusikan isu-isu terkait VGF yang diperlukan. Selain
Policy, (iii) Fiscal Incentive for program penjaminan polis asuransi, Pemerintah Indonesia terkait itu melalui pilar ini telah
Bab
Bab
antara Pemerintah Republik Administrative Assisstance s.d. 19 April 2019.
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
E-CoO Data Exchange antara mengurangi jumlah reject/ 5-9 Agustus 2019 di • Indonesia-Bangladesh Preferential
Indonesia diwakili DJBC; Ditjen retroactive check pada SKA Thailand. Trade Agreement (IB-PTA), 1st Trade
Perdagangan Luar Negeri, form E. • Workshop on Customs Negotiating Committee di Dhaka
Kementerian Perdagangan d. Penandatanganan Letter of Regulations and Facilities pada tanggal 27-28 Februari 2019.
dan Indonesia National Single Intent (LoI) on Collaboration bekerja sama dengan • Indonesia-Tunisia Preferential Trade
Window (LNSW) dengan between Customs Authorities Kedutaan Besar Belanda Agreement (IT-PTA), Perundingan
Korea Customs Service (KCS) antara DJBC dan Belgia pada 13 Agustus 2019 di Putaran ke- 3 di Tunis pada tanggal
Customs yang dilakukan pada Kantor Pusat DJBC dan 11-13 Maret 2019.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
06
perdagangan.
b. Penandatanganan Persetujuan Cooperation and Mutual
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2018
06
yang ingin dikomitmenkan.
dalam pertemuan ASEAN Finance
Bab
Bab
Proyek Infrastruktur Di Indonesia Yang Memperoleh Tindak lanjut dari workshop
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
kebutuhan pembangunan
Infrastruktur, DJPPR. Hingga b. ASEAN Customs Regional
tahun 2019 proyek infrastruktur Experts
di Indonesia yang memperoleh
06
mengembangkan kapasitas
Bab
Bab
ASEAN selalu berusaha untuk
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
6.1.3. Kerja Sama 1. Pendirian Lembaga Dana Kerja asing, menjadi salah satu sarana
Multilateral Sama Pembangunan Internasional untuk meningkatkan kepemimpinan
Indonesia pada forum-forum
Sebagai salah satu pelaksanaan internasional, investasi politik
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
06
kepada pemerintah asing/lembaga Nasional (RPJMN) III 2015-2019 di
Bab
Bab
mana Indonesia bertujuan untuk bertindak sebagai pembina Prinsip-prinsip yang bersifat
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
06
Berdasarkan arahan Menteri
Kerja Sama Selatan-Selatan dan Keuangan, yang selanjutnya SDM dan pertumbuhan yang
Bab
Bab
inklusif nan berkelanjutan. Namun, disusun G20 membahas dampak governance, as well as 2020 - Rethinking Education
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
hampir separuh penduduk dunia perubahan demografi terhadap Fostering effective urban for the Digital Era (2 November
belum dapat mengakses dan makroekonomi, khususnya terkait policies and multi-level 2019)
memperoleh layanan kesehatan produktifitas, saving-investment, governance.
secara memadai. Dalam konteks aliran modal lintas batas, fiscal Dari keseluruhan program
ini, negara-negara G20 menyepakati pressure, dan implikasinya ke Selama tahun 2019 capaian kerjasama JWP 2019- 2021, masih
pendekatan multi- sektoral, kebijakan moneter serta sistem implementasi JWP 2019- 2021 terdapat beberapa kegiatan yang
khususnya antara otoritas keuangan keuangan. Delri juga menyampaikan telah menunjukan hasil output masih berjalan pelaksanaannya,
dan kesehatan serta organisasi perlunya koordinasi internasional yang positif. Beberapa capaian diantaranya pelaksanaan The
non-pemerintah untuk memperkuat untuk mengatasi perbedaan dari program kerjasama tersebut 2nd Investment Policy Review
pembiayaan kesehatan. Sumber dalam supervisory and regulatory diantaranya: of Indonesia, OECD Reviews on
pembiayaan kesehatan dapat framework, terutama terkait a. Green Growth Policy Review Local Job Creation, dan Clean
dikembangkan, selain dari pencucian uang, illicit finance, (GGPR) telah diluncurkan pada Energy Finance and Investment
penerimaan pajak, misalnya pajak dan perlindungan investor dan tanggal 10 Juli 2019 di Jakarta. Mobilization (CEFIM).
yang di-earmark untuk produk konsumen. GGPR merupakan policy review
hasil tembakau, alkohol, gula, dan yang dilakukan OECD terkait 4. The Base Erosion and Profit
polusi udara serta pengembangan 3. Joint Work Programme dengan pertumbuhan hijau Shifting (BEPS) Project
domestic resource mobilisation. Indonesia-OECD 2019-2021 (green growth). Reviu dimaksud
Indonesia berkomitmen dalam bersifat independen berbasis Penggerusan Basis Pemajakan
menciptakan kehidupan yang sehat Joint Work Programme (JWP) bukti yang menghasilkan dan Penggeseran Laba atau Base
melalui Program Indonesia Sehat tahun 2019-2021 di-launching oleh rekomendasi kebijakan yang Erosion and Profit Shifting (BEPS)
dengan tiga pilar, yaitu mendorong Menteri Keuangan RI bersama bertujuan untuk membantu yang belakangan mulai banyak
gerakan masyarakat hidup sehat, dengan Sekretaris Jenderal OECD Indonesia mencapai tujuan dipraktikkan oleh pelaku usaha di
memperkuat layanan kesehatan, pada tanggal 10 Oktober 2018 pertumbuhan hijau dan target berbagai negara dapat berakibat
dan pengembangan program bertepatan dengan pelaksanaan ekonomi rendah karbon; hilangnya potensi penerimaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sidang Tahunan IMF/World Bank b. Social Protection System dari sektor pajak di suatu negara.
Dalam Forum G20 kali ini, Indonesia 2018 di Bali. JWP tersebut terdiri Review (SPSR), telah BEPS dilakukan oleh pelaku usaha
turut aktif menyampaikan atas lima area prioritas kerja sama diluncurkan pada tanggal 11 dengan memanfaatkan kelemahan
pengalaman dan pengetahuan dan dituangkan dalam 18 program, April 2019. SPSR mengkaji aturan domestik suatu negara
dalam mendukung framework yaitu: isu-isu seputar informalitas dan mengakibatkan terjadinya
country platform yang tengah di a. Macroeconomic Management dan gender sebagai kebijakan penggerusan basis pemajakan dan
bahas di forum karena Indonesia and Infrastructure utama untuk memperluas pengalihan laba ke negara lain yang
mendukung berbagai upaya dan Development: Maintaining perlindungan sosial. SPSR memiliki tarif pajak lebih rendah.
210 inovasi untuk meningkatkan sound macroeconomic and juga berfokus pada bukti dan Berdasarkan data OECD, kerugian
iklim investasi, terutama dalam fiscal policy, Strengthening rekomendasi kebijakan untuk yang ditimbulkan oleh praktik BEPS
rangka menstimulasi perdagangan tax policy, administration and perluasan dan keberlanjutan mencapai 100-240 miliar USD dari
internasional dan mengkatalisasi compliance, as well as Boosting sistem asuransi kesehatan potensi penerimaan PPh Badan
investasi yang dapat mendorong infrastructure development; nasional (JKN); setiap tahunnya. Kerugian tersebut
negara berkembang mendapatkan b. The Business Climate: c. Economic Outlook for akan lebih dirasakan oleh negara
akses atas pendanaan global. Fostering trade, investment and Southeast Asia, China and berkembang dibandingkan negara
Indonesia juga mendukung regulatory reform, Supporting India. Outlook tersebut terdiri maju, karena penerimaan negara
sejumlah upaya dari organisasi SME policies, Harnesing the dari empat bagian, yang berkembang sebagian besar masih
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
internasional dalam mengatasi opportunities of the digital mencakup analisis situasi bersumber dari pajak. Berangkat
kerentanan utang upaya-upaya transformation, and Developing makroekonomi di kawasan dari fakta tersebut, negara-negara
tersebut dapat memfasilitasi competition policy; Emerging Asia, perkembangan yang tergabung dalam G20 bersama
transparansi utang dan mengurangi c. Inclusive Growth: Mapping an terbaru dalam upaya integrasi OECD berinisiatif untuk memerangi
praktik-praktik collateralized inclusive growth framework, regional, fokus tematik, serta praktik BEPS tersebut dengan
financing. BKF sebagai delegasi Nurturing early child care, paparan mengenai tantangan menerbitkan 15 BEPS Action Plan.
Republik Indonesia (Delri) dalam education and skills, Enhancing kebijakan struktural di masing-
Forum G20 ini berkontribusi aktif employment and social masing negara, termasuk Indonesia sebagai anggota
dalam pemenuhan G20 Data protection, Strengthening Indonesia. Selama tahun 2019 G20 berkomitmen untuk
Initiative, menjaga komitmennya health care, and Promoting telah diterbitkan: mengimplementasikan 15 BEPS
untuk menggunakan semua gender equality; Action Plan yang disusun ke dalam
alat kebijakan yang ada dalam d. Sustainable Development • Economic Outlook for ketentuan domestik di Indonesia.
mengantisipasi pelemahan and Resilience: Fostering Southeast Asia, China and India Adapun capaian Indonesia sampai
perekonomian global, serta green growth and chemical 2019 UPDATE - Responding to dengan akhir tahun 2019 dalam
mengedepankan dialog dan safety, Promoting sustainable Environmental Hazards in Cities mengimplementasikan BEPS
aksi nyata untuk memperkuat agriculture, fisheries and (10 Juli 2019) Deliverables, bisa dilihat di tabel
kepercayaan pelaku ekonomi tourism, Improving disaster risk • Economic Outlook for 6.2.
terhadap perekonomian global. management; Southeast Asia, China and India
Indonesia juga mendukung isu e. Governance: Designing
perubahan demografi, termasuk sound anti-corruption
06
Direktorat Jenderal Pajak selesai diproses oleh unit kerja di negara/yurisdiksi mitra.
06
06
lingkungan DJP dan disampaikan • Pertukaran Informasi Secara
Bab
Bab
Otomatis atas Data Country by Myanmar Roundtable on dengan Roadmap to Infrastructure
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
06
Information Initiative (JSI) on E-Commerce
b. OECD-ADBI-FRD of MoPF Investment hal mana sesuai Jenderal WCO, Mr. Kuniyo Mikuriya di Kantor Pusat WTO Jenewa
Bab
Bab
tanggal 19-22 November 2019, dan sanitasi (Cole Engineering
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
6.1.4. Kerja Sama Indonesia Infrastructure sedang disiapkan. Acara ini dihadiri
Internasional Lainnya Investment Forum (IIIF) 2019 setidaknya 70 pihak swasta yang
terdiri dari investor, kontraktor,
IIIF merupakan forum yang supplier maupun lembaga finansial.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
06
mengkomunikasikan proyek yang pihak swasta. Selain hadir dalam
Bab
Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
218
07 Laporan Keuangan
Kementerian Keuangan
219
220
Laporan Keuangan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU ......................................................................................... iii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... v
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ xii
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN...................................................................................1
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN .........................................................................5
II. NERACA ....................................................................................................................6
III. LAPORAN OPERASIONAL .....................................................................................8
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS...........................................................................9
A. PENJELASAN UMUM .................................................................................. 10
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN ......... 41
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ................................................... 79
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL ..................... 119
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ........ 139
222 223
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA ...................................... 147
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-ii-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ............................................................. 1
Tabel 2 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................... 2
Tabel 3 Laporan Operasional untuk periode yang berakhir
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ............................................................. 3
Tabel 4 Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 ........................................................................................................ 3
Tabel 5 Nilai Kinerja Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2019 .................................21
Tabel 6 Program Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019 ........................................22
Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Satker yang Menyampaikan Laporan Keuangan
Menurut Eselon I .....................................................................................................24
Tabel 8 Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan TA 2019 .........................41
Tabel 9 Rincian Realisasi Pendapatan Bruto TA 2019 .......................................................41
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................42
Tabel 11 Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I TA 2019 ..........................................42
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................43
Tabel 13 Realisasi Pendapatan Neto Per Jenis Penerimaan TA 2019 ...................................43
Tabel 14 Perbandingan Realisasi Pendapatan Per Jenis Penerimaan TA 2019....................43
Tabel 15 Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 ...................................................44
Tabel 16 Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I TA 2019 ........................45
Tabel 17 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................45
224
Tabel 18 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan 225
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................46
Tabel 19 Realisasi Penerimaan Perpajakan Per Jenis Penerimaan Bruto..............................47
Tabel 20 Realisasi Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri Neto TA 2019 .............................47
Tabel 21 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Bruto ....................................................48
Tabel 22 Realisasi Pengembalian Pendapatan Pajak TA 2019 ..............................................49
Tabel 23 Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Neto
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................49
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) ..................................................................62
-v-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 38 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I TA 2019 Tabel 70 Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan Per Jenis
(Termasuk BLU) ......................................................................................................63 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................89
Tabel 39 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU TA 2019 ............................64 Tabel 71 Rincian Piutang Pajak Daluwarsa per 31 Desember 2019.......................................89
Tabel 40 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Unit Eselon I TA 2019 Tabel 72 Rincian Penjelasan Perubahan Status Daluwarsa TA 2018 ....................................90
(Non BLU) ...............................................................................................................64 Tabel 73 Rincian Penambahan Piutang Pajak Status Daluwarsa per Jenis Pajak..................90
Tabel 41 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Unit Eselon I Tabel 74 Nilai Setuju/Tidak Setuju SKBKB/SKPKBT ..............................................................92
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU) ..................................................................65 Tabel 75 Rincian Realisasi Pencairan Piutang dari Tindakan Penagihan ...............................92
Tabel 42 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Satker BLU TA 2019 dan TA 2018 ...............65 Tabel 76 Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .......94
Tabel 43 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2019 .....................66 Tabel 77 Rincian Kualitas dan Penyisiham Piutang PNBP .....................................................94
Tabel 44 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019 Tabel 78 Rincian Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018...95
(Termasuk BLU) ......................................................................................................66 Tabel 79 Rincian Piutang Operasional BLU Bruto per Unit BLU
Tabel 45 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2019 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
(Termasuk BLU) ......................................................................................................67 Tabel 80 Rincian Piutang Operasional BLU bruto per unit BLU
Tabel 46 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU Menurut Jenis Belanja per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
TA 2019 ..................................................................................................................67 Tabel 81 Rincian Piutang BLU dari Kegiatan Non Operasional
Tabel 47 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Menurut Jenis Belanja (Termasuk BLU) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................96
TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................................68 Tabel 82 Rincian Piutang Non Operasional BLU per unit BLU .....
Tabel 48 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 (Termasuk BLU) .....69 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................97
Tabel 49 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 83 Rincian Persediaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .....................97
(Termasuk BLU) ......................................................................................................70 Tabel 84 Perbandingan Saldo Menurut LK dan LBMN per 31 Desember 2019 ......................98
Tabel 50 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai Per Eselon I TA 2019 Tabel 85 Mutasi/Perubahan Tanah per 31 Desember 2019 ..................................................99
(Termasuk BLU) ......................................................................................................70 Tabel 86 Rincian Mutasi Tanah dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ..........................99
Tabel 51 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang TA 2019 (Termasuk BLU) .......71 Tabel 87 Selisih Nilai Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah per 31 Desember 2019 .............100
Tabel 52 Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 88 Mutasi/Perubahan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 ...........................101
(Termasuk BLU) ......................................................................................................72 Tabel 89 Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ..101
Tabel 53 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang Per Eselon I TA 2019 Tabel 90 Mutasi/ Perubahan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019 ......................102
(Termasuk BLU) ......................................................................................................73 Tabel 91 Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan dari Belanja Modal
226 227
Tabel 54 Perbandingan Realisasi Belanja Barang Neto Per Eselon I TA 2019 dengan per 31 Desember 2019 ..........................................................................................103
TA 2018 (Termasuk BLU)........................................................................................73 Tabel 92 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan
Tabel 55 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal TA 2019 (Termasuk BLU) .........75 per 31 Desember 2019 ..........................................................................................103
Tabel 56 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto TA 2019 dan TA 2018 Tabel 93 Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan 31 Desember 2019 ..........................................104
(Termasuk BLU) ......................................................................................................76 Tabel 94 Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal 31 Desember 2019 ............105
Tabel 57 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto Per Eselon I TA 2019 dan TA 2018 Tabel 95 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan dari Belanja Modal
(Termasuk BLU) ......................................................................................................76 31 Desember 2019 ................................................................................................105
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Tabel 58 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal TA 2019 (Termasuk BLU) .........77 Tabel 96 Rincian Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019..............................................106
Tabel 59 Aset Lancar per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................79 Tabel 97 Mutasi/Perubahan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019 .............................106
Tabel 60 Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran Tabel 98 Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal per 31 Desember 2019 ....107
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ......................................................80 Tabel 99 Mutasi/Perubahan Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 ............108
Tabel 61 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Tabel 100 KDP yang Tidak Dilanjutkan Pelaksanaan Pekerjaannya per 31 Desember 2019 .108
07
Tabel 69 Mutasi Piutang Perpajakan DJP per 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 ..................87 Tabel 109 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per Akun Per 31 Desember 2019 .....117
-vi- -vii-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 110 Perbandingan Pendapatan Operasional Kementerian Keuangan Tabel 143 Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Eselon I
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................119 Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................136
Tabel 111 Perbandingan Pendapatan Operasional Per Unit Eselon I Tabel 144 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Sebelum
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................119 dan Setelah Koreksi ..............................................................................................137
Tabel 112 Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .120 Tabel 145 Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya per Akun Periode TA 2019
Tabel 113 Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Unit Eselon I dan TA 2018..........................................................................................................137
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................120 Tabel 146 Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Per Unit Eselon I Periode
Tabel 114 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Jenis Penerimaan TA 2019 dan TA 2018 ..........................................................................................138
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................121 Tabel 147 Rincian Ekuitas Awal Per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
Tabel 115 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Unit Eselon I Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................139
periode TA 2019 dan TA 2018...............................................................................122 Tabel 148 Rincian Surplus/ Defisit LO Per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 116 Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Satker BLU pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................140
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................122 Tabel 149 Rincian Koreksi Nilai Persediaan per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 117 Rincian Beban Operasional Periode TA 2019 dan TA 2018 ................................123 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................141
Tabel 118 Rincian Beban Operasional per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ......123 Tabel 150 Rincian Koreksi atas Reklasifikasi per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 119 Beban Operasional Sebelumdan Setelah Koreksi .................................................124 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................141
Tabel 120 Rincian Beban Pegawai Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .......................124 Tabel 151 Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap per Unit Eselon I Untuk Periode
Tabel 121 Rincian Beban Pegawai per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ...........125 yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ..........................142
Tabel 122 Rincian Beban Persediaan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ..................125 Tabel 152 Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Unit Eselon I Untuk Periode yang
Tabel 123 Rincian Beban Persediaan Per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 .....126 Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................143
Tabel 124 Rincian Beban Barang dan Jasa Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 .........126 Tabel 153 Rincian Koreksi Lainnya Menurut Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
Tabel 125 Rincian Beban Barang dan Jasa Per Unit Eselon I Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................143
Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............................................................................127 Tabel 154 Rincian Transaksi Antar Entitas per Akun Untuk Periode yang Berakhir
Tabel 126 Beban Barang dan Jasa Sebelumdan Setelah Koreksi .........................................127 pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 .................................................144
Tabel 127 Rincian Beban Pemeliharaan Per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ..............128 Tabel 155 Rincian Transaksi Antar Entitas per Unit Eselon I Untuk Periode yang
Tabel 128 Rincian Beban Pemeliharaan Per Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ..........128 Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...................................145
Tabel 129 Rincian Beban Perjalanan Dinas per Akun Periode TA 2019 dan TA 2018 ........129 Tabel 156 Rincian Ekuitas Akhir per Unit Eselon I Untuk Periode yang Berakhir pada 31
228 229
Tabel 130 Rincian Beban Perjalanan Dinas Per Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018 ....129 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 ...............................................................145
Tabel 131 Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Akun Tabel 157 Koreksi yang Langsung Menambah/Mengurangi Ekuitas Untuk Periode yang
Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................130 Berakhir pada 31 Desember 2019 .........................................................................146
Tabel 132 Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Per Eselon I Tabel 158 Rekening Pemerintah Lingkup Kementerian Keuangan per 31 Desember 2019 ...147
Periode TA 2019 dan TA 2018 .............................................................................130 Tabel 159 Rekapitulasi Barang Jaminan per 31 Desember 2019 ...........................................148
Tabel 133 Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Akun Periode TA 2019 dan Tabel 160 Rekapitulasi PHLN sampai dengan 31 Desember 2019 ........................................149
TA 2018 ................................................................................................................131 Tabel 161 Rincian Realisasi BM-DTP Satuan Kerja per 31 Desember 2019 ..........................156
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Tabel 134 Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Unit Eselon I Periode TA 2019 Tabel 162 Data SP3DRI per KPPBC/KPUBC ........................................................................157
dan TA 2018..........................................................................................................131 Tabel 163 Data SP3DRI Yang Disampaikan DJBC kepada DJP
Tabel 135 Beban Penyusutan dan Amortisasi Sebelum dan Setelah Koreksi Tahun 2010 s.d 31 Desember 2019 ......................................................................158
Periode TA 2019 ...................................................................................................132 Tabel 164 Data Realisasi Belanja Barang BPDPKS TA 2019 ................................................161
Tabel 136 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Per Akun Tabel 165 Data Rincian Dana Cadangan BPDPKS ...............................................................162
07
-viii- -ix-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-x- -xi-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan DJBC : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
BMDTP : Bea Masuk Ditanggung Pemerintah DJPPR : Direktorat Jenderal Pengelolaan Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
BPDPKS : Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit DJKN : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
BUN : Bendahara Umum Negara
BPPK : Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
BKF : Badan Kebijakan Fiskal
DPPN : Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
PIP : Pusat Investasi Pemerintah
LMAN : Lembaga Manajemen Aset Negara
STAN : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
LNSW : Lembaga National Single Window
MA : Mata Anggaran Penerimaan/Pengeluaran
TA : Tahun Anggaran
UP : Uang Persediaan
07
-xii- -xiii-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019 Audited ini telah disusun
dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Nilai Aset per 31 Desember 2019 dicatat dan disajikan sebesar Rp192.217.896.563.128,00
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp77.189.737.072.745,00; Aset Tetap (neto) sebesar
sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: Rp114.498.771.836.952,00; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp1.720.875.514,00;
dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp527.666.777.917,00.
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp29.221.490.076.931,00 dan Rp
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan 162.996.406.486.197,00.
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode
1 Januari sampai dengan 31 Desember 2019. Ringkasan Neraca pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 2.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Tabel 2
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Rp1.556.788.973.735.429,00 atau mencapai 86,27 persen dari estimasi Pendapatan-LRA
sebesar Rp 1.804.618.392.193.800,00. Jumlah tersebut terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar (dalam rupiah)
Tanggal Neraca Kenaikan/(Penurunan)
Rp1.546.134.751.863.724,00 atau mencapai 86,55 persen dari target yang ditetapkan dan
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp10.654.221.871.705,00 atau mencapai 58,41 (Rp) (Rp)
(Rp) %
persen dari target yang ditetapkan.
Aset
Realisasi Belanja Negara sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar Aset Lancar 77.189.737.072.745 64.144.482.579.394 13.045.254.493.351 20,34
Investasi Jangka Panjang - - - -
Rp39.546.053.068.399,00 atau mencapai 85,68 persen dari alokasi anggaran sebesar
Aset Tetap 114.498.771.836.952 34.102.797.111.343 80.395.974.725.609 235,75
Rp46.153.539.201.000,00.Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja Piutang Jangka Panjang 1.720.875.514 278.418.524 1.442.456.990 518,09
Pegawai sebesar Rp21.460.995.199.786,00 atau 99,48 persen dari anggarannya, Belanja Aset Lainnya 527.666.777.917 514.836.470.216 12.830.307.701 2,49
Barang sebesar Rp16.605.824.448.271,00 atau 73,21 persen dari anggarannya dan Belanja Jumlah Aset 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
Kewajiban
234
Modal sebesar Rp1.479.233.420.342,00 atau 77,96 persen dari anggarannya. 235
Kewajiban Jangka Pendek 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan Kewajiban Jangka Panjang - - - -
Jumlah Kewajiban 29.221.490.076.931 25.247.726.225.714 3.973.763.851.217 15,74
31 Desember 2018 disajikan dalam Tabel 1.
Ekuitas
Tabel 1 Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Jumlah Ekuitas 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
(dalam rupiah) Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 93.455.501.983.651 94,63
31 Desember 2019 31 Desember 2018
C. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari
PENDAPATAN NEGARA
1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 1.632.479.872.321.277 1.539.713.970.066.291 operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
DAN HIBAH
Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376.000 1.546.134.751.863.724 1.618.095.493.162.000 1.518.791.948.865.511 pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
PNBP 18.239.741.817.800 10.654.221.871.705 14.384.379.159.277 20.922.021.200.780
Pendapatan operasional untuk periode sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar
07
-1- -2-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 3
Laporan Operasional untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 E. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(dalam rupiah)
Tanggal LO Kenaikan/(Penurunan) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Rp) %
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
(Rp) (Rp)
KEGIATAN OPERASIONAL
Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK
Pendapatan Operasional 1.587.926.943.938.211 1.521.657.589.406.736 66.269.354.531.475 4,36 adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Pendapatan Perpajakan 1.577.511.460.535.552 1.500.170.160.060.551 77.341.300.475.001 5,16
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian
PNBP 10.415.483.402.659 21.487.429.346.185 (11.071.945.943.526) (51,53)
Beban Operasional 51.289.127.466.745 48.384.485.610.750 2.904.641.855.995 6,00 yang wajar atas laporan keuangan.
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
1.536.637.816.471.466 1.473.273.103.795.986 63.364.712.675.480 4,30
OPERASIONAL Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan
KEGIATAN NON OPERASIONAL
tanggal 31 Desember 2019 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca,
(23.934.121.473) (13.602.319.294) (10.331.802.179) 75,96
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas sampai dengan 31 Desember 2019
Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka Panjang
- - - - disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non
(120.696.842.223) 156.207.458.393 (276.904.300.616) (177,27)
Operasional Lainnya
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
(144.630.963.696) 142.605.139.099 (287.236.102.795) (201,42)
NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA - - - -
SURPLUS (DEFISIT) LO 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085 63.077.476.572.685 4,28
Tabel 4
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
Tanggal LPE Kenaikan/(Penurunan)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Rp) %
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 73.514.668.353.763 58.566.437.595.383 14.948.230.758.380 25,52
(27.246.405.989.201) 1,83
Transaksi Antar Entitas (1.515.596.413.042.168) (1.488.350.007.052.967)
Kenaikan/Penurunan Ekuitas 89.481.738.132.434 14.948.230.758.380 74.533.507.374.054 498,61
EKUITAS AKHIR 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763 89.481.738.132.434 121,72
07
07
-3- -4-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
(dalam rupiah)
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
%
URAIAN CATATAN
Anggaran Realisasi Realisasi Realisasi
Anggaran
A.PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.1
1. PENERIMAAN DALAM NEGERI B.1.1 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 86,27 1.539.713.970.066.291
a.Penerimaan Perpajakan B.1.1.1 1.786.378.650.376.000 1.546.134.751.863.724 86,55 1.518.791.948.865.511
i. Pendapatan Pajak Dalam Negeri B.1.1.1.1 1.743.056.850.376.000 1.505.081.062.538.228 86,35 1.472.910.754.750.063
ii. Pendapatan Pajak Perdagangan
B.1.1.1.2 43.321.800.000.000 41.053.689.325.496 94,76 45.881.194.115.448
Internasional
b.Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1.2 18.239.741.817.800 10.654.221.871.705 58,41 20.922.021.200.780
i. Pendapatan PNBP Lainnya B.1.1.2.1 577.694.038.800 1.035.832.978.653 179,30 715.540.677.351
Pendapatan Badan Layanan
ii. B.1.1.2.2. 17.662.047.779.000 9.618.388.893.052 54,46 20.206.480.523.429
Umum (BLU)
2. HIBAH B.1.2 -
JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1.804.618.392.193.800 1.556.788.973.735.429 86,27 1.539.713.970.066.291
B.BELANJA B.2
Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai B.3 21.572.228.899.000 21.460.995.199.786 99,48 20.361.276.169.469
2. Belanja Barang B.4 22.683.918.611.000 16.605.824.448.271 73,21 17.744.369.417.285
Jumlah Belanja Operasi 44.256.147.510.000 38.066.819.648.057 86,01 38.105.645.586.754
238 Belanja Modal B.5 239
07
-5-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
PER 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 130.966.788.109 278.968.308.402
Akumulasi Penyusutan C.2.7 (12.917.838.052.352) (14.808.785.207.013)
(dalam rupiah)
JUMLAH ASET TETAP 114.498.771.836.952 34.102.797.111.343
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
PIUTANG JANGKA PANJANG C.3
ASET Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
C.3.1
Rugi 12.619.224.233 12.051.328.428
ASET LANCAR C.1 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan
2.210.908.064 2.313.040.226 C.3.2 (12.003.781.456) (11.772.909.904)
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
5.041.393.083 3.658.057.948 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 C.3.3 615.442.777 278.418.524
(Netto )
Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 454.064.488.257 363.024.058.349
Piutang Jangka Panjang lainnya C.3.4 1.110.987.674 -
Kas pada Badan Layanan Umum C.1.4 19.207.516.720.261 22.717.545.215.069 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka
Investasi Jangka Pendek- Badan Layanan Umum 7.652.521.798.124 2.592.473.339.265 Panjang C.3.4 (5.554.938) -
C.1.5
Lainnya
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1.6 2.511.562.702.712 403.999.653.767
Piutang Jangka Panjang Lainnya Neto 1.105.432.736 -
Uang Muka Belanja C.1.7 3.556.618.919 3.191.963.782
JUMLAH PIUTANG JANGKA PANJANG 1.720.875.513 278.418.524
Pendapatan yang Masih Harus Diterima C.1.8 528.706.457.547 547.460.256.932 C.4
ASET LAINNYA
Piutang Perpajakan C.1.9 94.699.061.189.535 81.477.055.227.031 Aset Tak Berw ujud C.4.1 1.486.761.130.449 1.370.630.220.833
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan C.1.9 (48.334.305.462.989) (44.487.442.867.354) Aset Tak Berw ujud Dalam Pengerjaan C.4.2 139.890.000 -
Piutang Perpajakan (Netto) 46.364.755.726.546 36.989.612.359.677 Dana Yang Dibatasi Penggunaannya C.4.3 533.545.393 -
Piutang Bukan Pajak C.1.10 76.080.391.177 106.065.442.231 Aset Lain-lain C.4.4 1.280.812.642.589 1.139.813.993.517
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.10 (45.332.331.819) (45.572.869.279) Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.5 (2.240.580.430.514) (1.995.607.744.134)
Piutang Bukan Pajak (Netto) 30.748.059.358 60.492.572.952 JUMLAH ASET LAINNYA 527.666.777.917 514.836.470.216
240 JUMLAH ASET 192.217.896.563.128 98.762.394.579.477 241
Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
C.1.11 308.286.675 239.190.122
Ganti Rugi KEWAJIBAN
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5
C.1.11 (1.541.434) (1.195.951)
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 866.046.141.211 472.206.297.236
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Utang Yang Belum Ditagihkan C.5.2 - 117.500.000
306.745.241 237.994.171
Rugi (Netto)
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan C.5.3 28.255.733.681.955 24.681.785.707.564
C.1.12 72.842.746.758 93.149.342.874 Pendapatan Diterima Dimuka C.5.4 87.794.965.558 88.730.205.183
Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan Umum
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
07
07
Laporan Keuangan
-6- -7-
Bab
Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
242
243
(dalam rupiah)
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN D.1
Pendapatan Pajak D.1.1 1.577.511.460.535.552 1.500.170.160.060.551
Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1.2 10.415.483.402.659 21.487.429.346.185
JUMLAH PENDAPATAN 1.587.926.943.938.211 1.521.657.589.406.736
BEBAN D.2
Beban Pegawai D.2.1 21.611.669.201.735 20.455.990.236.598
Beban Persediaan D.2.2 363.613.311.615 402.192.660.657
Beban Barang dan Jasa D.2.3 11.083.021.876.954 12.932.743.025.323
Beban Pemeliharaan D.2.4 1.297.673.548.422 1.245.505.584.295
Beban Perjalanan Dinas D.2.5 1.683.098.924.014 1.760.282.211.778
Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat D.2.6 543.018.317.549 453.463.604.095
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.2.7 1.797.557.359.872 1.653.119.744.914
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.2.8 12.909.474.926.584 9.481.188.543.090
JUMLAH BEBAN 51.289.127.466.745 48.384.485.610.750
SURPLUS/ (DEFISIT) DARI KEGIATAN
244
OPERASIONAL D.3 1.536.637.816.471.466 1.473.273.103.795.986 245
07
-8-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
(dalam rupiah)
URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
EKUITAS AWAL E.1 73.514.668.353.763 58.566.437.595.383
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 1.536.493.185.507.770 1.473.415.708.935.085
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS 68.584.965.666.832 29.882.528.876.262
PENYESUAIAN NILAI ASET
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3 26.232.547 18.577.099
KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI E.4 9.473.447.127 -
SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.5 80.752.600.545.142 -
KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI E.6 57.378.108.469 (24.609.806.951)
LAIN-LAIN E.7 (12.234.512.666.453) 29.907.120.106.114
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.8 (1.515.596.413.042.168) (1.488.350.007.052.967)
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 89.481.738.132.434 14.948.230.758.380
EKUITAS AKHIR E.9 162.996.406.486.197 73.514.668.353.763
246 247
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-9-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Dasar Hukum dan Peraturan
Dasar
1. UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Hukum
Penyusunan
Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Laporan ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
Keuangan terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 30
ayat (1) menetapkan bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-
undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah tahun anggaran berakhir;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Pasal 55 ayat (4) menetapkan bahwa Menteri/Pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
Pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
248
dengan standar akuntansi pemerintahan; 249
Cara Perpajakan;
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;
8. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak;
07
-10-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Negara Bukan Pajak atas Hasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2008 tentang
untuk Pembangkitan Energi/Listrik;
Pengenaan Bea Keluar terhadap Barang Ekspor;
28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/2010 tentang Mekanisme
14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Atas Bea Masuk Ditanggung
Pemerintahan;
Pemerintah sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Keuangan Nomor 72/PMK.05/2012;
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.05/2011 tentang Mekanisme
terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018;
Pengelolaan Dana Operasional Khusus Pengamanan Penerimaan Negara;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Milik Negara/Daerah;
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Perkebunan; 247/PMK.06/2014;
18. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan 31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem
Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana
19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif atas terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Keuangan; 215/PMK.05/2016;
20. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 1991 tentang 32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun
Perlakuan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pungutan- Standar;
Pungutan Lainnya terhadap Pelaksanaan Kuasa dan Ijin Pengusahaan 33. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Sistem
Sumberdaya Panas Bumi untuk Pembangkitan Energi/Listrik; Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah;
21. Instruksi Presiden RI Nomor 12 tahun 1975 tentang Tata Cara Penyetoran 34. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.05/2015 tentang Tarif
Penerimaan Negara yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Karya, Kontrak Layanan BLU BPDPKS pada Kementerian Keuangan;
250 Production Sharing dan kegiatan Pertamina sendiri; 251
35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.010/2005 tentang Perubahan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.02/2005 tentang Negara/Lembaga sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Penetapan Tarif Pungutan Ekspor atas Batubara; Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016;
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.05/2007 tentang Perubahan 36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.01/2015 tentang Organisasi
Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Dan Tata Kerja Lembaga Manajemen Aset Negara;
Modul Penerimaan Negara;
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah dan Penghitungan Penerimaan
Minyak dan Gas Bumi;
-11- -12-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
42. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang 58. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul
Penatausahaan Barang Milik Negara; Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat;
43. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum; 59. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara
Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas
44. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan
Pemerintah Pusat;
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat;
60. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1319/KMK.05/2015 tentang
45. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2017 tentang Pelaksanaan
Penetapan Lembaga Manajemen Aset Negara sebagai Instansi Pemerintah
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian
yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
Negara/Lembaga;
61. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 962/KMK.05/2017 tentang
46. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2017 tentang Penilaian
Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi Tahap III;
Kembali Barang Milik Negara;
62. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 950/KMK.01/2019 tentang
47. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman
Petunjuk Teknis Kebijakan Akuntansi Pendapatan Perpajakan dan
Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara;
Penerimaan Negara Bukan Pajak Berbasis Akrual Lingkup Kementerian
48. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Rekening Keuangan Bagian Anggaran 015;
Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja;
63. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 211/PB/2018 tentang
49. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.010/2017 tentang Perubahan Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar; dan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 tentang
64. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 29/MK.01/2018 tentang Panduan
Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk
Penggunaan Aplikasi SAKTI.
atas Barang Impor;
50. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2018 tentang Tata A.2. Profil dan Kebijakan Teknis Kementerian Keuangan
252 Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2019; 253
A.2.1. Profil Kementerian Keuangan
51. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/PMK.05/2018 tentang
Profil dan
Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015
Pelaksanaan Piloting Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi;
Kebijakan tentang Kementerian Keuangan mempunyai tugas yang sangat strategis dalam
52. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 tentang Organisasi Teknis pemerintahan Republik Indonesia. Hal ini karena Kementerian Keuangan
dan Tata Kerja Lembaga National Single Window; Kementerian merupakan pengelola fiskal yang berwenang dalam penyusunan kebijakan fiskal
Keuangan
dan kerangka ekonomi makro seperti penganggaran dan pengelolaan Anggaran
53. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.05/2019 tentang Pengelolaan
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), administrasi perpajakan, administrasi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
Pada Entitas Pemerintah Pusat; pengelolaan barang milik/kekayaan negara; (e) pengawasan atas pelaksanaan
-13- -14-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
tugas di lingkungan Kementerian Keuangan; (f) pelaksanaan bimbingan teknis dan 6. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah; (g) Gd. Prijadi Praptosuhardjo I, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta
pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah; (h) pelaksanaan Pusat, DKI Jakarta.
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara; dan 7. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(i) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi Gd. Syafrudin Prawiranegara, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta
di lingkungan Kementerian Keuangan. Pusat, DKI Jakarta.
8. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Gd. Radius Prawiro, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
dibantu oleh Wakil Menteri Keuangan, 11 (sebelas) Unit Eselon I, 1 Unit Organisasi 9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Non Eselon, 8 (delapan) staf ahli, dan 3 (tiga) Pusat. Selain itu, untuk mendukung Gd. Frans Seda, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan telah dibentuk Sekretariat Pengadilan 10. Inspektorat Jenderal
Pajak, Pusat Investasi Pemerintah, Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, dan Gd. Djuanda II, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Bagan struktur organisasi Kementerian 11. Badan Kebijakan Fiskal
Keuangan dapat dilihat dalam gambar berikut: Gd. R.M. Notohamiprodjo, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta.
12. Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan
Jl. Purnawarman No. 99, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
13. Lembaga National Single Window
Gedung Sarana Jaya 3 lantai GF, 5, 6, dan 7, Jalan Rawamangun No.59 C,
Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
254 Dalam visi yang baru, penggerak utama berarti bahwa Kementerian Keuangan, 255
dalam perannya sebagai pengatur dan pengelola keuangan negara, berperan
sebagai prime mover dalam mendorong pembangunan nasional di masa depan.
Melalui manajemen pendapatan dan belanja negara yang proaktif, Kementerian
Keuangan menggerakkan dan mengarahkan perekonomian negara menyongsong
masa depan.
Dasar Hukum:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga National Single Window
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Berdasarkan :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak
pembangunan yang diarahkan oleh Kementerian Keuangan akan menghasilkan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
dampak yang merata di seluruh Indonesia. Hal ini akan tercapai melalui koordinasi
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Perubahan Ketiga atas PMK 56/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Investasi Pemerintah
yang solid antar pemangku kepentingan dalam pemerintahan serta melalui
penetapan kebijakan fiskal yang efektif.
07
-15- -16-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
kaidah perilaku utama integritas sebagai berikut: A.2.5. Tujuan Kementerian Keuangan
a. Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya;
Kebijakan fiskal yang tercermin dalam alokasi pendapatan dan belanja pemerintah
b. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. dalam APBN memiliki pengaruh yang besar terhadap alokasi sumber daya dalam
perekonomian yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, redistribusi
2. Profesionalisme
07
-17- -18-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-19- -20-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Kode Sasaran Strategis/ Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi
Target Realisasi Nilai 9a 94% 95,92% 102,04
SS/IKU Indikator Kinerja Utama jabatan
2a Indeks kepuasan publik atas layanan Kemenkeu 4,39 4,56 103,87 Nilai Kinerja Organisasi 107,75
3 Kepatuhan terhadap kebijakan pengelolaan keuangan negara yang tinggi 116,15 A.2.9. Program dan Kegiatan Kementerian Keuangan
3a Rata-rata persentase kepatuhan atas aturan perpajakan 70,00% 77,66% 110,94
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran strategis, telah ditetapkan 12 (dua belas)
Tingkat kepatuhan daerah terhadap kualitas pemenuhan belanja
3b 90,00% 116,04% 120,00 Program di lingkungan Kementerian Keuangan, yaitu sebagaimana disajikan dalam
wajib
tabel berikut.
Internal Process Perspective 108,38
260 261
4 Formulasi kebijakan fiskal yang inklusif dan berkualitas 107,91 Tabel 6
Program Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2019
4a Indeks efektivitas kebijakan fiskal 75,00 77,80 103,73
NO PROGRAM
4b Persentase pemenuhan target penyediaan tenaga kerja siap pakai 70,00% 93,47% 120,00
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
4c Tingkat efektivitas penggunaan DD untuk mengurangi kemiskinan 0,50% 0,50% 100,00
1
Kementerian Keuangan
5 Kerjasama ekonomi dan keuangan internasional yang bernilai tambah 117,65 2 Program Pengelolaan Anggaran Negara
Persentase pencapaian kerjasama ekonomi dan keuangan 3 Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak
5a 85,00% 100,00% 117,65
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
internasional
Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang
6 Penerimaan, belanja, dan transfer yang optimal 100,39 4
Kepabeanan dan Cukai
6a Persentase penerimaan negara (pajak, bea & cukai, dan PNBP) 100% 90,10% 90,10
5 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara
6b Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L 80,80 85,20 105,45
Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan
6c Rata-rata persentase pencapaian output TKDD 100% 105,62% 105,62 6
8b Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN 4 4 120,00 12 Program pelayanan perijinan ekspor dan impor melalui portal INSW
07
-21- -22-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 7
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Rekapitulasi Jumlah Satker yang Menyampaikan Laporan Keuangan
Pendekatan Menurut Eselon I
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2019 ini merupakan laporan yang mencakup
Penyusunan
Laporan seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Keuangan. Laporan Kode Jumlah
Uraian KP KD
Keuangan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian Eselon I Satker
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
01 Sekretariat Jenderal 9 20 29
pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI dirancang untuk 02 Inspektorat Jenderal 1 - 1
menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi 03 Ditjen Anggaran 1 - 1
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
04 Ditjen Pajak 4 388 392
SAI terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem 05 Ditjen Bea dan Cukai 6 135 141
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Dalam
06 Ditjen Perimbangan Keuangan 1 - 1
penerapannya, baik SAK maupun SIMAK BMN menggunakan Sistem Aplikasi
Keuangan Tingkat Instansi yang selanjutnya disingkat SAKTI. Sistem ini 07 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 1 - 1
merupakan aplikasi yang dibangun guna mendukung pelaksanaan sistem 08 Ditjen Perbendaharaan 5 216 221
perbendaharaan dan penganggaran negara pada tingkat instansi meliputi modul
09 Ditjen Kekayaan Negara 2 88 90
penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul bendahara, modul
persediaan, modul aset tetap, modul akuntansi dan pelaporan dengan 10 BPPK 7 13 20
memanfaatkan sumber daya dan teknologi informasi. 11 BKF 1 - 1
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 ini merupakan laporan 12 Lembaga National Single Window 1 1
konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Kementerian Keuangan seperti
55 Satker Konsolidasi 1 1
eselon I, wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang
diberikan. Jumlah 40 860 900
atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
07
07
-23- -24-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. A.6.2. Pendapatan- LO
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan
Pendapatan- • Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah
dinyatakan dalam mata uang rupiah. LO ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
A.6. Kebijakan Akuntansi dibayar kembali.
Kebijakan • Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2019 telah mengacu pada
Akuntansi
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip- Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik
• Pengakuan Pendapatan Perpajakan-LO dibedakan berdasarkan sistem
yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan
pemungutan pajak, yaitu secara Self Assessment System, Withholding
keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini
Assessment System, dan Official Assessment System. Pengakuan Pendapatan
adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
Perpajakan-LO yang diperoleh dengan sistem self assessment maupun sistem
Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
withholding assessment diakui pada saat realisasi penerimaan perpajakan yang
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
masuk ke Rekening Kas Umum Negara tanpa terlebih dahulu Pemerintah
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan menerbitkan ketetapan. Dokumen sumber pencatatan Pendapatan Perpajakan-
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan adalah sebagai berikut: LO dengan sistem self assessment maupun sistem withholding assessment di
lingkup Kementerian Keuangan yang digunakan adalah hasil rekonsiliasi
A.6.1. Pendapatan- LRA penerimaan. Pada DJBC, apabila pada akhir periode pelaporan masih terdapat
Pendapatan-
• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang penerimaan yang belum mendapatkan nomor pendaftaran pada dokumen
LRA
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang kepabeanan, maka diungkap dalam CaLK.
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh • Sesuai dengan Buletin Teknis 24 tentang Akuntansi Pendapatan Perpajakan,
pemerintah. Pengakuan Pendapatan Perpajakan-LO yang dipungut dengan sistem official
• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). assessment diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih Pendapatan
Perpajakan. Timbulnya hak menagih adalah pada saat Pemerintah telah
• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan menerbitkan ketetapan yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah harus dibayar oleh Wajib Pajak sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang
264 265
dikompensasikan dengan pengeluaran). berlaku atau saat badan peradilan mengeluarkan putusan atas gugatan.
• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Ketetapan tersebut menjadi dokumen sumber untuk mencatat Pendapatan
Perpajakan-LO. Dokumen sumber pencatatan Pendapatan Perpajakan-LO
dengan sistem official assessment di lingkup Kementerian Keuangan adalah
ketetapan/keputusan/putusan diterbitkan oleh Pemerintah atau badan peradilan
yang mengakibatkan kurang bayar sehingga timbul Piutang Perpajakan.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-25- -26-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
- Pendapatan PPh 22 Impor, PPN Impor, dan PPnBM Impor diakui pada
• Pendapatan Denda Administrasi Pabean diakui pada saat penetapan
saat setoran pajak yang terutang dibayar dan/atau dilaporkan.
SPTNP, SPKTNP, SPP, SPSA, dan SPPBMCP;
- Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diakui pada saat terbit • Pendapatan Pabean Lainnya diakui pada saat diterbitkannya
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) oleh DJP. dokumen penetapan SPP, SPSA;
- Pendapatan Bea Meterai diakui pada saat diterimanya penyetoran atas • Pendapatan atas Fasilitas Kepabeanan pengakuan pendapatannya
Bea Meterai paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau pada saat sama dengan pengakuan pendapatan saat disetor untuk self
penetapan jika diketahui adanya penggunaan Bea Meterai yang melebihi assesment maupun saat ditetapkan untuk official assessment.
jumlah yang diperbolehkan oleh DJP.
o Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri – Pendapatan Cukai - Pendapatan atas keterlambatan/kekurangan penyetoran penerimaan
negara oleh Bank Persepsi diakui pada saat diterbitkannya surat
• Pendapatan Cukai Hasil Tembakau (CK-HT) diakui pada saat
pengenaan denda.
dokumen pemesanan pita cukai telah mendapat nomor pendaftaran
(CK-1) dan telah dilakukan pembayaran (SSPCP) atau dokumen CK- - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli atas Lelang Non Eksekusi
1 Kredit dan SK Penundaan Pembayaran. Pencatatan pendapatan oleh Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat terdapat penyetoran ke
cukai sebesar nilai dalam dokumen CK-1 dan SSPCP; Kas Negara.
Nilai CK-1 yang dicatat sebagai pendapatan Cukai HT berasal dari - Penerimaan atas Kertas Sekuriti untuk Pembuatan Kutipan Risalah
pemesanan pita cukai dikurangi penggantian pita cukai yang berasal Lelang Bagi Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat terdapat
dari dokumen CK-2 dan CK-3; penyetoran ke Kas Negara.
• Pendapatan Cukai Etil Alkohol (CK-EA) diakui pada saat - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli Atas Lelang Pegadaian
mendapatkan nomor pendaftaran dokumen Pemberitahuan Mutasi diakui pada saat terdapat penyetoran ke Kas Negara.
Barang Kena Cukai (CK-5);
- Penerimaan atas Pengangkatan Pejabat Lelang Kelas II diakui pada saat
266 • Pendapatan Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol; terdapat penyetoran ke Kas Negara. 267
• Pada saat impor, mendapatkan nomor pendaftaran dokumen - Penerimaan Pemberian Izin Operasional Balai Lelang diakui pada saat
permohonan pemesanan pita cukai MMEA (CK-1A); sudah terbitnya SK dan sudah disetor ke Kas Negara.
• Jika hasil produksi dalam negeri, menggunakan CK-1A (pelekatan) - Penerimaan atas Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Lelang Kelas II
dan SSPCP (pembayaran); diakui pada saat izin perpanjangan telah terbit dan sudah disetor ke Kas
Negara.
•
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
• Bea Masuk diakui pada saat disetorkan dan/atau diterbitkan nomor - Penerimaan Bea Lelang Penjual dan Pembeli Atas Lelang Eksekusi, Non
pendaftaran pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) oleh Eksekusi oleh Pejabat Lelang Kelas I, dan Lelang Kayu Hasil Hutan
Kantor Pelayanan DJBC atau pada saat terbitnya Lainnya dari Tangan Pertama diakui pada saat pembeli melunasi
ketetapan/keputusan kurang bayar; pembayaran Pokok Lelang ke Rekening Penampungan Lelang KPKNL.
• Bea Keluar diakui pada saat disetorkan dan/atau diterbitkan nomor - Penerimaan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara dari
pendaftaran oleh Kantor Pelayanan DJBC atau pada saat terbitnya Penanggung Hutang diakui pada saat telah pastinya pembayaran
ketetapan/ keputusan kurang bayar; angsuran atau penarikan yang diindikasikan oleh telah diterimanya
07
07
pembayaran oleh Bendahara Penerima atau telah masuk ke dalam
-27- -28-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
diakui ketika timbul hak menagih kepada akuntan publik yang telah habis Aset A.6.5. Aset
masa berlaku izinnya. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang
dan Aset Lainnya.
- Pendapatan Denda Administrasi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik diakui pada saat PPPK mengeluarkan surat penetapan sanksi A.6.5.1. Aset Lancar
administratif (surat tagihan pertama). Aset Lancar
• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
- Pendapatan imbal jasa penjaminan infrastruktur diakui pada saat timbul direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
hak atas pendapatan Imbal Jasa Penjaminan Infrastruktur yang telah bulan sejak tanggal pelaporan.
diberikan sesuai berlalunya waktu. • Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk
valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada
• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
07
telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung
-29- -30-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang Pajak Kurang Bayar Tambahan yang tidak disetujui oleh Wajib Pajak;
mempunyai kekuatan hukum tetap. f) diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah
pajak yang masih harus dibayar bertambah;
- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang
g) Wajib Pajak tidak mengajukan banding sampai dengan berakhirnya
menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang
batas waktu jatuh tempo pengajuan banding atas Surat Keputusan
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur
Keberatan;
dengan andal.
h) diterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Banding;
• Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net i) diterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Peninjauan
realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang Kembali yang menyebabkan jumlah yang masih harus dibayar
tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang bertambah;
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan j) diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang;
pemerintah. k) diterbitkan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan l) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai m) diterbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bagian Lancar TPA/TGR. Bangunan Kurang Bayar;
n) diterbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
• Terhadap Piutang Perpajakan, keputusan saat terjadinya Piutang Perpajakan, Bangunan Kurang Bayar Tambahan; dan
dicatat dan dinilai berdasarkan sistem pemungutan pajak yang berlaku dan o) diterbitkan Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
basis akuntansi pengakuan aset yang diatur dalam Standar Akuntansi Bangunan.
Pemerintah. Selanjutnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan • Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal
perpajakan yang berlaku, kebijakan akuntansi yang diambil dalam pengakuan neraca dikalikan dengan:
dan pengukuran piutang pajak adalah sebagai berikut: - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
- Untuk Tahun Pajak 2007 dan Tahun Pajak sebelumnya, piutang pajak - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
diakui pada saat diterbitkan: - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
a) Surat Tagihan Pajak; cara lainnya.
270 271
b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
c) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; dan A.6.5.2. Aset Tetap
Aset Tetap
d) Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan • Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
Banding, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat
pajak yang masih harus dibayar bertambah; lebih dari 1 tahun.
e) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Tagihan PBB, SKP PBB;
• Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
f) Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Kurang Bayar; • Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
g) Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut:
Kurang Bayar Tambahan;
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga
h) Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);
07
Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Revaluasi dilakukan terhadap aset
batas waktu jatuh tempo pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan
-31- -32-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
tetap berupa Tanah, Gedung, dan Bangunan, serta Jalan, Jaringan, dan Irigasi daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
berupa Jalan, Jembatan dan Bangunan Air pada Kementerian
• Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan
Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang Milik Negara yang diperoleh
Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan
sampai dengan 31 Desember 2015. Termasuk dalam ruang lingkup objek
melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.
revaluasi adalah aset tetap pada Kementerian/Lembaga yang sedang
dilaksanakan Pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian dalam rangka revaluasi • Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai
dilakukan dengan pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan/atau negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
pendekatan pendapatan oleh Penilai Pemerintah di lingkungan Direktorat menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai
Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Revaluasi dilakukan akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar
pada tahun 2017 dan 2018. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan
waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan survey tugasnya.
lapangan untuk objek penilaian berupa Tanah dan tanpa survey lapangan
untuk objek penilaian selain Tanah. • Pengukuran piutang ganti rugi berdasarkan pengakuan yang dikemukakan di
atas, dilakukan sebagai berikut:
• Pada tahun 2019, atas hasil penilaian kembali tahun 2017 dan 2018 terdapat
- Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun
perbaikan/koreksi yang dilakukan guna menyempurnakan hasil penilaian
berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan
kembali agar diperoleh nilai Aset Tetap yang lebih akurat, andal, dan wajar.
berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
• Berdasarkan surat Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nomor
- Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12
50/S/IV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian
(dua belas) bulan berikutnya.
Tindak Lanjut Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 yang
menyatakan bahwa koreksi hasil penilaian kembali beserta perbaikannya A.6.5.4. Aset Lainnya
dapat disajikan di laporan keuangan tahun 2019. Aset Lainnya
• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang
• Nilai aset tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan baru dan nilai jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan
akumulasi penyusutannya adalah nol. Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi Aset Lain-lain.
lebih tinggi dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai • Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
272 273
penambah ekuitas pada Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai aset tetap mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
diakui sebagai pengurang ekuitas pada Laporan Keuangan. kekayaan intelektual.
• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang • Sesuatu diakui sebagai Aset Tak Berwujud diakui jika dan hanya jika:
disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai - Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang
diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari Aset Tak Berwujud
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah
berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. tersebut akan mengalir kepada/dinikmati oleh entitas; dan
- Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
• Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari Neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan • Untuk keseragaman penyajian dan pengungkapan ATB di seluruh satuan kerja
07
dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau
-33- -34-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban 1) kualitas lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak sampai
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. dengan 4 (empat) bulan;
A.6.7. Ekuitas 2) kualitas kurang lancar, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih
Ekuitas dari 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun;
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu
274 275
periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan 3) kualitas diragukan, apabila mempunyai umur Piutang Pajak lebih dari
Perubahan Ekuitas. 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun; dan
tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. (c). hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat
untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturan perundang-
• Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal undangan di bidang perpajakan dan telah dibuat laporan hasil
pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor penelitian administrasi atau laporan hasil penelitian setempat
207/PMK.06/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan yang menyimpulkan bahwa piutang pajak tersebut memenuhi
07
-35- -36-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
atas Piutang Pajak tersebut harus dilakukan Penagihan Pajak sekurang- Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
kurangnya berupa penerbitan Surat Teguran atau Surat Perintah Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Penagihan Seketika dan Sekaligus.
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
e. Dalam hal suatu Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan,
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Perhutanan, Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi,
Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Sektor Lainnya berdasarkan Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-37- -38-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
diusulkan kepada Pengelola Barang atau Pengguna Barang sesum dengan 8 01 01 01 015 Desain Industri 10
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendelegasian
8 01 01 01 016 Rahasia Dagang 10
kewenangan, untuk dilakukan pemindahtanganan, pemusnahan, atau
penghapusan. 8 01 01 01 017 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10
• Amortisasi pertama kali dilakukan terhadap Aset Tak Berwujud yang diperoleh
8 01 01 01 018 Perlindungan Varietas Tanaman Musiman 20
sampai dengan 31 Desember 2015, berdasarkan saldo pada tanggal 1 Januari
2016, dengan menggunakan nilai buku Aset Tak Berwujud sampai dengan 31 8 01 01 01 019 Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25
Desember 2015 yang telah dilakukan amortisasi.
• Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tak Berwujud sebelum tahun 2015
sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset A.10. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan BLU
Tak Berwujud, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan Dalam rangka penerapan PSAP 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU
dalam nilai yang dapat diamortisasikan. dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
• Hasil amortisasi pertama kali dibukukan pada tanggal 1 Januari 2016. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU, kebijakan akuntansi dalam
• Untuk Aset Tak Berwujud yang diperoleh setelah tanggal 31 Desember 2015, penyusunan Laporan Keuangan BLU lingkup Kementerian Keuangan TA 2019
nilai yang dapat diamortisasi merupakan nilai perolehan. Penentuan nilai yang adalah sebagai berikut:
dapat diamortisasi dilakukan untuk setiap unit Aset Tak Berwujud tanpa adanya
a. Kementerian Keuangan memiliki 5 (lima) satker BLU, yaitu: PKN STAN,
nilai residu.
LPDP, LMAN, BPDP Kelapa Sawit, dan Pusat Investasi Pemerintah;
• Amortisasi Aset Tak Berwujud dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus dengan mengalokasikan nilai yang dapat dilakukan Amortisasi atas Aset b. Kelima satker BLU menyusun Laporan Keuangan TA 2019 berdasarkan
Tak Berwujud secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. SAP berbasis akrual. Selain itu, untuk keperluan manajerial, satker BLU
• Penerapan atas Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud dapat juga menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK;
pada Entitas Pemerintah Pusat berdasarkan SAP Berbasis Akrual c. Penyusunan Neraca per 1 Januari 2019 memperhatikan saldo Neraca per
278 279
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini dilaksanakan mulai Tahun 31 Desember 2018, baik versi SAK maupun SAP;
Anggaran 2016.
• Amortisasi di Kementerian Keuangan dilaksanakan pada Semester II Tahun d. Satker BLU merekam saldo awal dana kelolaan BLU dan/atau reklasifikasi
Anggaran 2019. serta penyesuaiannya sesuai saldo Neraca (versi SAK) audited 2018 serta
• Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KM.6/2015, masa Utang Jangka Panjang Kepada BUN ke dalam Neraca awal 1 Januari
2019;
manfaat Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud adalah sebagai
berikut. e. Keseluruhan Laporan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
8 01 01 01 012 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran 20
-39- -40-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto TA 2019 mengalami kenaikan
sebesar Rp17.075.003.669.138,00 atau 1,11 persen dari realisasi Pendapatan
B.1. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Negara dan Hibah TA 2018. Kenaikan ini berasal dari Pendapatan Pajak Dalam
Realisasi
Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto Kementerian Keuangan TA 2019 Negeri dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya.
Negara dan sebesar Rp1.556.788.973.735.429,00 atau 86,27 persen dari target yang
Hibah Neto Perbandingan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto TA 2019 dan TA
TA 2019
ditetapkan dalam APBN TA 2019 sebesar Rp1.804.618.392.193.800,00.
2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Rp1.556,78
Triliun
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan TA 2019 dapat dilihat
Tabel 10
pada tabel berikut. Perbandingan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Neto
TA 2019 dan TA 2018
Tabel 8
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan (dalam ribuan rupiah)
TA 2019 Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
(dalam ribuan rupiah) %
Uraian Estimasi Realisasi % Penerimaan Perpajakan 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80
Penerimaan Negara Bukan Pajak 10.654.221.871 20.922.021.200 (10.267.799.329) (49,08)
Penerimaan Perpajakan 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55
Jumlah 1.556.788.973.735 1.539.713.970.066 17.075.003.669 1,11
Penerimaan Negara Bukan Pajak 18.239.741.818 10.654.221.871 58,41
Jumlah 1.804.618.392.194 1.556.788.973.735 86,27 1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Per Unit Eselon I (Neto)
Adapun Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Bruto dan Pengembalian Realisasi Pendapatan per Unit Eselon I Neto lingkup Kementerian Keuangan
Pendapatan Kementerian Keuangan TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9 Tabel 11
Rincian Realisasi Pendapatan Bruto Realisasi Pendapatan Neto Per Unit Eselon I
TA 2019 TA 2019
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto No. Eselon I Estimasi Realisasi %
Perbandingan realisasi pendapatan per Unit Eselon I Neto TA 2019 dan 2018
99,32%
07
-42-
Bab
Bab
-41-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pendapatan Kementerian Keuangan terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Komposisi realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 per jenis penerimaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). dapat dilihat pada grafik berikut.
Komposisi realisasi pendapatan Neto per jenis penerimaan TA 2019 dapat dilihat Grafik 2
pada tabel berikut. Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan
TA 2019
Tabel 13
Realisasi Pendapatan Neto Per Jenis Penerimaan
TA 2019
2,66%
282 (dalam ribuan rupiah) 283
07
-43- -44-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Ditjen Pajak 1.577.555.850.376 1.332.659.148.380 84,48 2. SAI tidak mengakui pendapatan perpajakan yang terindikasi bukan
Ditjen Bea dan Cukai 208.822.800.000 213.475.603.484 102,23 pendapatan atau tusi DJBC yaitu berupa Penerimaan Cukai Hasil Tembakau
Jumlah 1.786.378.650.376 1.546.134.751.864 86,55 dari potongan SPM sebesar Rp26.112.000,00.
Penerimaan Perpajakan di DJBC per 31 Desember 2019 yang belum
Komposisi realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 per Unit Eselon I
mendapatkan nomor pendaftaran pada dokumen kepabeanan sebesar
dapat dilihat pada grafik berikut.
Rp19.608.840.961,00. Sampai dengan tanggal 5 Februari 2020 atas dokumen
Grafik 3 kepabeanan tersebut seluruhnya telah mendapatkan nomor pendaftaran.
Komposisi Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto per Unit Eselon I
TA 2019 Perbandingan realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 dan TA 2018 per
Jenis Penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 18
Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Jenis Penerimaan
13,81% TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Naik (Turun)
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
Penerimaan Perpajakan 1.546.134.751.864 1.518.791.948.866 27.342.802.998 1,80
Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.505.081.062.538 1.472.910.754.750 32.170.307.788 2,18
DJP DJBC Pendapatan PPh 772.275.378.230 749.986.231.280 22.289.146.950 2,97
Pendapatan PPN 531.560.398.706 537.261.153.014 (5.700.754.308) (1,06)
284 285
Pendapatan PBB 21.145.900.040 19.444.517.438 1.701.382.603 8,75
Pendapatan Cukai 172.421.914.159 159.588.540.355 12.833.373.803 8,04
Pendapatan Pajak Lainnya 7.677.471.403 6.630.312.663 1.047.158.740 15,79
86,19%
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 41.053.689.326 45.881.194.116 (4.827.504.790) (10,52)
Pendapatan Bea Masuk 37.526.979.533 39.117.123.486 (1.590.143.953) (4,07)
Pendapatan Bea Keluar 3.526.709.793 6.764.070.630 (3.237.360.837) (47,86)
Realisasi Penerimaan Perpajakan Bruto TA 2019 sebesar
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Perbandingan realisasi Penerimaan Perpajakan Neto TA 2019 dan TA 2018 per Rp1.691.315.224.210.553,00 dan Pengembalian Penerimaan Perpajakan
Unit Eselon I lingkup Kementerian Keuangan dapat dilihat pada tabel berikut. sebesar Rp145.180.472.346.829,00.
Tabel 17 Rincian Penerimaan Perpajakan Bruto dan Pengembalian Penerimaan
Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Neto Per Unit Eselon I Perpajakan dapat dilihat pada tabel berikut.
07
-45- -46-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Grafik 4
Tabel 19 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri
Realisasi Penerimaan Perpajakan Per Jenis Penerimaan Bruto TA 2019
TA 2019
Nilai Pengembalian Pendapatan Pajak Dalam Negeri untuk periode yang berakhir
per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp143.813.152.274.393,00. Nilai
tersebut terdiri dari Pengembalian Pendapatan Pajak sebesar
Rp143.801.313.528.773,00 yang merupakan produk dari Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (SKPLB) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak serta
Pengembalian Pendapatan Cukai sebesar Rp11.838.745.620,00.
07
07
-47- -48-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Rincian jenis Pengembalian Pendapatan Pajak Tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut. 1,40%
11,46%
Grafik 5
Perbandingan Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri Untuk Pengusaha Pabrik Atau Importir Barang Kena Cukai Yang
TA 2019 dan TA 2018 Melaksanakan Pelunasan Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
900,00 2. Hasil pengawasan peredaran rokok illegal nasional yang merupakan salah
772,28 satu kegiatan dari program Penertiban Cukai Berisiko Tinggi (PCBT). Hal
800,00 749,99
tersebut mengakibatkan potensi cukai karena PCBT meningkat menjadi
600,00 531,56
537,26 Rp4,7 Triliun;
500,00
3. Extra effort DJBC untuk memastikan tebusan pita cukai sesuai pesanan
awal dan menciptakan iklim kondusif kepada pabrik BKC yang legal;
400,00
4. Peningkatan kepatuhan pengusaha BKC (dampak dari operasi gempur);
300,00
172,42 159,59 5. Cukai MMEA terjadi perbaikan karena meningkatnya produksi lokal akibat
200,00
kuota impor eks Eropa tidak diterbitkan dan massive-nya operasi gempur
100,00
21,15 19,44 7,68 6,63 minuman.
-
Pendapatan PPh Pendapatan PPN Pendapatan PBB Pendapatan Pendapatan Gambaran umum penerimaan pajak DJP TA 2019 adalah sebagai berikut:
Cukai Pajak Lainnya
Secara umum penerimaan pajak neto di tahun 2019 mencapai Rp1.332,65
TA 2019 TA 2018 triliun, atau 84,48% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,56 triliun. Realisasi
07
07
-49- -50-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
tersebut tumbuh 1,49% dibandingkan realisasi tahun 2018, melambat 4) Pajak Penghasilan Pasal 23
dibandingkan pertumbuhan tahun 2018 yang mampu tumbuh 14,10%. Realisasi penerimaan PPh Pasal 23 mencapai Rp42,58 triliun, dengan
Tekanan utama penerimaan pajak pada periode ini berasal dari: pertumbuhan 7,16% melambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh
14,99%. Realisasi PPh Pasal 23 mencapai 81,90% dari total target.
(i) restitusi yang meningkat 20,97%;
Perlambatan PPh Pasal 23 terutama dipengaruhi oleh penurunan setoran
(ii) moderasi harga komoditas di pasar global;
PPh dari Dividen yang tumbuh -17,29%, akibat melambatnya pertumbuhan
(iii) normalisasi aktivitas impor yang mengakibatkan pertumbuhan negatif PPh
laba korporasi di tahun 2018 dan penurunan SKPKB. Sementara itu,
dan PPN Impor sebesar -6,29%; dan
realisasi setoran utama lainnya masih mampu tumbuh positif, antara lain
(iv) masih terbatasnya ekspansi sektor manufaktur yang tercermin pada nilai
Jasa tumbuh 12,89%, Masa tumbuh 7,38% dan Bunga tumbuh 23,19%.
Purchasing Manager Index (PMI) semester II 2019 yang selalu di bawah 50.
Secara sektoral penerimaan terbesar berasal dari Industri Pengolahan
Beberapa jenis pajak utama mengalami kontraksi namun masih mampu
sebesar Rp9,53 triliun, tumbuh -5,64% dan Pertambangan sebesar Rp8,07
tumbuh meskipun di bawah tahun 2018, yaitu PPh Pasal 21 tumbuh 10,07%,
triliun, tumbuh 2,27%.
PPh Badan tumbuh 0,01%, dan PPN Dalam Negeri tumbuh 3,15%. Akan
tetapi terdapat jenis pajak utama yang tumbuh negatif seperti pada PPN 5) Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Orang Pribadi
Impor yang tumbuh -8,06%, PPh 22 Impor tumbuh -1,86% dan PPh 26 Realisasi penerimaan PPh Pasal 25/29 OP mencapai Rp11,20 triliun,
tumbuh -8,89%. dengan pertumbuhan 19,06% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Realisasi PPh OP menunjukkan pencapaian yang baik yaitu sebesar
1) Pajak Penghasilan Pasal 21 102,53% dari total target. Pertumbuhan ini ditopang oleh positifnya kinerja
Realisasi penerimaan PPh Pasal 21 mencapai Rp148,50 triliun dengan aktivitas usaha secara umum yang tercermin pada pertumbuhan setoran
pertumbuhan 10,07% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi masa dan tahunan sebesar 12,9% dan 18,4%. Secara sektoral, PPh Pasal
penerimaan PPh Pasal 21 mampu mencapai 101,88% dari total target. 25/29 OP didominasi oleh sektor Kegiatan Jasa Lainnya sebesar Rp8,60
Pertumbuhan PPh Pasal 21 ditopang oleh pertumbuhan sektor-sektor utama triliun, dengan pertumbuhan 20,14% dan sektor Perdagangan sebesar
seperti Industri Pengolahan sebesar Rp28,75 triliun, (tumbuh 8,41%), Rp1,34 triliun dengan pertumbuhan 14,52%.
Administrasi Pemerintahan sebesar Rp28,15 triliun (tumbuh 5,63%), dan 6) Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Badan
Jasa Keuangan sebesar Rp24,07 triliun (tumbuh 13,82%). Pertumbuhan Realisasi penerimaan PPh Pasal 25/29 Badan mencapai Rp252,16 triliun
290 PPh Pasal 21 sejalan dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan yang dengan pertumbuhan 0,01% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. 291
tercermin pada kenaikan tingkat upah dan menurunnya tingkat Realisasi PPh Badan tahun 2019 mencapai 82,77% dari total target.
pengangguran pada tahun 2019. Perlambatan setoran PPh Badan dipengaruhi oleh penurunan setoran masa
2) Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar -3,67% dan perlambatan setoran Tahunan yang hanya tumbuh
Realisasi penerimaan PPh Pasal 22 mencapai Rp21,31 triliun, dengan sebesar 2,91%. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan laba
pertumbuhan 18,32% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi korporasi tahun 2018. Setoran terbesar berasal dari Sektor Jasa Keuangan
ini mencapai 93,92% dari total target tahun 2019. Penerimaan PPh Pasal 22 sebesar Rp77,88 triliun dengan pertumbuhan 1,63% diikuti Industri
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
didominasi oleh setoran masa sebesar Rp10,48 trilliun dengan pertumbuhan Pengolahan sebesar Rp71,67 triliun dengan pertumbuhan 5,19%. Adapun
14,74%. Pertumbuhan terutama ditopang oleh sektor Industri Pengolahan realisasi sektor Pertambangan terpuruk dengan pertumbuhan -23,25% yang
sebesar Rp6,38 triliun dan Pengadaan Listrik sebesar Rp6,02 triliun dengan salah satunya diakibatkan tren penurunan harga komoditas tambang.
pertumbuhan 19,41% dan 76,84%. 7) Pajak Penghasilan Pasal 26
07
-51- -52-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
8) Pajak Penghasilan Final dan sepeda motor yang mencapai Rp3,97 triliun dengan pertumbuhan
Realisasi penerimaan PPh Final mencapai Rp126,22 triliun dengan 23,10%. Pertumbuhan positif PPnBM impor disebabkan oleh pergerakan
pertumbuhan 9,32% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi aktfitas impor mobil (CBU).
PPh Final mencapai 83,94% dari total targetnya di tahun 2019. Pertumbuhan
13) Pajak Bumi dan Bangunan
PPh Final terutama ditopang oleh kenaikan setoran PPh Final atas Bunga
Realisasi penerimaan PBB mencapai Rp21,15 triliun, dengan pertumbuhan
Deposito/Tabungan yang mencapai 17,17% karena tingkat suku bunga
8,75% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi PBB di tahun
deposito yang mengalami tren peningkatan sejak Juli 2018. Jasa konstruksi
2019 menunjukkan pencapaian yang baik yaitu sebesar 110,69% dari total
menunjukkan peningkatan sebesar 9,01% sejalan dengan peningkatan PDB
target. Kontribusi penerimaan terbesar berasal dari PBB Pertambangan
nominal Konstruksi. PPh Final atas Diskonto Bunga Obligasi dan Persewaan
Migas sebesar Rp14,25 triliun dengan pertumbuhan -0,91% dan PBB
Tanah dan Bangunan mampu tumbuh double digit masing-masing sebesar
Pertambangan Mineral dan Batubara sebesar Rp3,49 triliun, tumbuh
15,93% dan 11,72%. Namun, Penerimaan WP Bruto Tertentu (PP23)
104,91%.
mengalami penurunan dengan pertumbuhan -14,71% akibat penurunan
tarif. Secara sektoral, kontributor terbesar PPh Final berasal dari sektor Jasa 14) Pajak Lainnya
Keuangan sebesar Rp57,84 triliun dengan pertumbuhan 15,11% dan sektor Realisasi penerimaan Pajak Lainnya mencapai Rp7,68 triliun dengan
Perdagangan sebesar Rp12,21 triliun dengan pertumbuhan sebesar 2,62%. pertumbuhan 15,79% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
pajak Lainnya mencapai 89,18% dari total target. Peningkatan penerimaan
9) Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri
ini salah satunya disebabkan oleh lonjakan setoran Bunga Penagihan yang
Realisasi penerimaan PPN DN mencapai Rp344,43 triliun dengan
tumbuh hingga 205,96%. Sementara itu, setoran terbesar pajak lainnya yaitu
pertumbuhan 3,15 dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi PPN
Penjualan Benda Meterai dan Bea Meterai mencapai Rp4,12 triliun dan
DN mencapai 82,45% dari total target. Perlambatan realisasi PPN DN salah
Rp1,47 triliun tumbuh melambat masing-masing sebesar 3,27% dan 0,73%,
satunya disebabkan oleh peningkatan restitusi dan terbatasnya ekspansi
lebih rendah dari tahun 2018 dimana keduanya berada pada level 7%.
sektor manufaktur yang tercermin pada nilai PMI di bawah 50 selama
semester II-2019. Secara bruto, pertumbuhan PPN DN mencapai 7,53%.
Secara sektoral, realisasi PPN DN didominasi oleh sektor Perdagangan
sebesar Rp90,70 triliun dengan pertumbuhan 4,38% diikuti sektor Industri
Pengolahan sebesar Rp90,27 triliun dengan pertumbuhan -3,57%.
292 293
10) Pajak Pertambahan Nilai Impor
Realisasi penerimaan PPN Impor mencapai Rp171,36 triliun dengan
pertumbuhan -8,06% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi
PPN Impor hanya mencapai 78,49% dari total target. Sejalan dengan kinerja
PPh Pasal 22 Impor, PPN Impor juga mencatat perlambatan, bahkan
pertumbuhan negatif karena penurunan volume dan nilai impor di tahun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
2019. Secara sektoral, kinerja PPN Impor terbesar berasal dari Industri
Pengolahan sebesar Rp102,27 triliun dengan pertumbuhan -9,16% dan
Perdagangan sebesar Rp59,04 triliun dengan pertumbuhan -6,96%.
11) Pajak Penjualan atas Barang Mewah Dalam Negeri
Realisasi penerimaan PPnBM DN mencapai Rp10,85 triliun dengan
07
terbesar berasal dari Sektor Perdagangan, khususnya perdagangan mobil
-53- -54-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
B.1.1.1.3. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional c. Impor masih terbatas sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI)
Indonesia masih dibawah 50 (48,2) yang berarti kecenderungan perusahaan
Realisasi Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto TA 2019 sebesar
Pajak belum melakukan ekspansi;
Rp41.053.689.325.496,00 atau 94,76 persen dari target yang ditetapkan dalam
Perdagangan d. Penurunan realisasi impor sebesar 9,80% (YoY).
Internasional APBN TA 2019 sebesar Rp43.321.800.000.000,00.
Neto
Rp41,05 Rincian realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto dapat Realisasi Pendapatan Bea Keluar TA 2019 (neto) sebesar Rp3.526.709.792.377,00 atau
Triliun dilihat pada tabel berikut. Bea Keluar 79,74 persen dari target TA 2019.
TA 2019
Tabel 24 sebesar Secara umum, faktor yang mempengaruhi penurunan penerimaan Bea Keluar
Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Neto Rp3,52 TA 2019 antara lain:
TA 2019
Triliun a. Kinerja Bea Keluar tumbuh negatif -47.92% (YoY), dikontribusi oleh
(dalam ribuan rupiah)
penurunan ekspor komoditas mineral yang memiliki share terbesar ;
Uraian Estimasi Realisasi %
b. Komoditas mineral yang mengalami kinerja negatif terendah adalah tembaga
Pendapatan Bea Masuk 38.899.300.000 37.526.979.533 96,47 (-83.55%);
Pendapatan Bea Keluar 4.422.500.000 3.526.709.792 79,74 c. Kinerja Bea Keluar Tembaga dari PT. AMNT tumbuh negatif -71.61% karena
Jumlah 43.321.800.000 41.053.689.325 94,76 realisasi ekspor hanya 25% dari kuota 2019 (336.100 WMT), yang
Realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Bruto dan realisasi diutamakan penjualan ke smelter Gresik;
Pengembalian Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional TA 2019 dapat d. Penerimaan Bea Keluar Nikel lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
dilihat pada tabel berikut. tahun 2018 (127.25%) dikarenakan kebijakan moratorium ekspor Nikel yang
semula dipercepat per 29 Oktober 2019 ditunda hingga 1 Januari 2020;
Tabel 25
Realisasi Pendapatan dan Pengembalian Pajak Perdagangan Internasional Bruto
TA 2019
B.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (Neto)
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak berasal dari Pendapatan PNBP Lainnya dan
(dalam ribuan rupiah)
Penerimaan
Negara Pendapatan Badan Layanan Umum. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto
Realisasi Bukan (PNBP) Neto TA 2019 sebesar Rp10.654.221.871.705,00 atau 58,41 persen dari
Pendapatan Pajak Neto
Pendapatan Bea Masuk 38.369.642.984 (842.663.451) 37.526.979.533 Rp10,65
target yang ditetapkan dalam APBN TA 2019 sebesar Rp18.239.741.817.800,00.
294
Pajak 295
Perdagangan Pendapatan Bea Keluar 4.051.366.414 (524.656.621) 3.526.709.792 Triliun
Internasional Jumlah 42.421.009.398 (1.367.320.072) 41.053.689.325 Rincian Realisasi PNBP dapat dilihat pada tabel berikut.
Bruto
Rp42,42 Tabel 27
Triliun
Adapun perbandingan realisasi Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto
Neto TA 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. TA 2019
07
Jumlah 11.734.793.299 (1.080.571.427) 10.654.221.872
-55- -56-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perbandingan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 dan B.1.1.2.1. Pendapatan PNBP Lainnya (Neto)
2018 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Realisasi Realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto TA 2019 sebesar
Pendapatan
Tabel 29 PNBP Rp1.035.832.978.653,00 atau 179,30 persen dari target yang ditetapkan dalam
Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto Lainnya APBN TA 2019, yaitu sebesar Rp577.694.038.800,00.
TA 2019 dan 2018 Neto
Rp1.035,83
(dalam ribuan rupiah) Miliar
Rincian realisasi Pendapatan PNBP Lainnya Neto dapat dilihat pada tabel
Naik (Turun) berikut.
Uraian TA 2019 TA 2018 Kenaikan (Penurunan)
%
PNBP BLU 9.618.388.893 20.206.480.523 (10.588.091.630) (52,40) Tabel 30
Rincian Pendapatan PNBP Lainnya Neto
PNBP Lainnya 1.035.832.979 715.540.677 320.292.302 44,76 TA 2019
Jumlah 10.654.221.872 20.922.021.200 (10.267.799.328) (49,08)
(dalam ribuan rupiah)
Komposisi realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Neto TA 2019 dapat dilihat (dalam ribuan rupiah)
pada grafik berikut. Uraian Realisasi Bruto Pengembalian Realisasi Neto
07
-57- -58-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Rincian Realisasi Pendapatan BLU Neto yang diperoleh dapat dilihat pada tabel Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2019 mencakup 5 (lima) unit
berikut. satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) yaitu:
298 1. Pusat Investasi Pemerintah (PIP); 299
Tabel 33
Realisasi Pendapatan BLU Neto 2. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP);
TA 2019 3. Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN);
(dalam ribuan rupiah) 4. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS);
5. Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Uraian Estimasi Realisasi %
Realisasi Pendapatan BLU Neto berdasarkan satuan kerja dapat dilihat pada
Pendapatan Jasa Layanan Umum 16.977.166.512 4.470.517.522 26,33
tabel berikut.
Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 0 5.713.535 0
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Realisasi Pendapatan BLU Bruto dan realisasi Pengembalian Pendapatan BLU (dalam ribuan rupiah)
TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Eselon I Uraian Estimasi Realisasi %
07
Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU, Pendapatan LMAN merupakan
-59- -60-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
PNBP dari aktivitas manajemen aset dan PNBP dari jasa layanan perbankan, B.2. BELANJA
sedangkan Pendapatan STAN merupakan Pendapatan Jasa Pelayanan
Pendidikan. Realisasi Realisasi Belanja neto Kementerian Keuangan TA 2019 adalah sebesar
Belanja
Rp39,54 Rp39.546.053.068.399,00 atau 85,68 persen dari pagu belanja sebesar
B.1.2. HIBAH Triliun Rp46.153.539.201.000,00. Pada TA 2019 jumlah pengembalian belanja
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Kementerian Keuangan adalah sebesar Rp29.142.493.068,00.
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah, yang diberi kuasa atas nama Realisasi Belanja neto pada TA 2019 mengalami penurunan sebesar
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mewakili Pemerintah Rp354.415.020.266,00 atau 0,89 persen dari realisasi belanja neto pada periode
dalam pencatatan Penerimaan Hibah adalah Direktorat Jenderal Pengelolaan TA 2018 sebesar Rp39.900.468.088.665,00. Penurunan belanja yang signifikan
Pembiayaan dan Risiko, oleh karena itu di dalam Laporan Keuangan Bagian terjadi pada Belanja Barang. Hal tersebut terjadi antara lain karena
Anggaran 015 ini tidak ada Penerimaan Hibah. berkurangnya Belanja Barang operasional BPDP Kelapa Sawit dalam rangka
belanja penyaluran insentif biodiesel. Penurunan Harga Indeks Pasar Biodiesel
dan kenaikan Harga Indeks Pasar Solar menyebabkan selisih harga biodiesel
(insentif) yang dibayarkan menurun.
Perbandingan antara pagu dan realisasi Belanja Kementerian Keuangan TA
2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut.
Grafik 9
Perbandingan Pagu dan Realisasi Neto Belanja Kementerian Keuangan
TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
Perbandingan
Pagu dan
Realisasi
Belanja Neto
Kementerian
Keuangan TA
300 301
2019 dan TA
2018
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Tabel 37
07
-61- -62-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
302 303
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-63- -64-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perbandingan realisasi Belanja neto satker BLU pada TA 2019 dan TA 2018
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 42
304 Perbandingan Realisasi Belanja Neto Satker BLU 305
TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
TA 2019 Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal. Perbandingan Pagu dan
Menurut Realisasi Belanja menurut Jenis Belanja dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis
Belanja
Tabel 44
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja
07
-65- -66-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja menurut Jenis Belanja Kementerian Grafik 10
Keuangan baik satker BLU maupun Non BLU dapat dilihat pada tabel berikut. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja
TA 2019 (Termasuk BLU)
Tabel 45
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah)
TA 2019 (Termasuk BLU)
Adapun perbandingan pagu dan realisasi Belanja menurut Jenis Belanja per
satker BLU dapat dilihat pada tabel berikut. Komposisi Realisasi Belanja berdasarkan Jenis Belanja untuk TA 2019 juga
dapat dilihat pada grafik berikut.
Tabel 46
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Satker BLU Menurut Jenis Belanja Grafik 11
TA 2019 Komposisi Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
306 307
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Satker BLU yang memiliki Belanja Pegawai hanya PKN STAN. Adapun Belanja
Pegawai PNS pada satker BLU LPDP, BPDPKS, PIP, dan LMAN dibiayai oleh
07
-67- -68-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
B.3. Belanja Pegawai Perbandingan antara realisasi Belanja Pegawai termasuk satker BLU TA 2019
dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Belanja Realisasi Belanja Pegawai Neto TA 2019 adalah sebesar
Pegawai
Rp21.460.995.199.786,00 atau 99,48 persen dari pagu yang ditetapkan dalam Tabel 49
Rp21,46
Triliun DIPA TA 2019 sebesar Rp21.572.228.899.000,00 dan jumlah Pengembalian Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Neto
Belanja Pegawai pada TA 2019 adalah sebesar Rp12.232.524.870,00. Apabila TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
dibandingkan dengan TA 2018, realisasi Belanja Pegawai TA 2019 mengalami (dalam ribuan rupiah)
kenaikan sebesar Rp1.099.719.030.317,00 atau 5,40 persen. Adapun realisasi
Belanja Pegawai pada TA 2018 adalah sebesar Rp20.361.276.169.469,00.
Kenaikan Belanja Pegawai pada TA 2019 dibandingkan dengan TA 2018 dan
tingginya realisasi disebabkan antara lain:
1. Terdapat penerimaan pegawai baru pada akhir Tahun Anggaran 2018 yang
mengakibatkan meningkatnya Belanja Pegawai berupa gaji dan tunjangan
kinerja pada TA 2019.
2. Penyesuaian Gaji Pokok PNS sesuai Peraturan Pemerintah nomor 15 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai per Unit Eselon I dapat
Tahun 2019 tentang perubahan ke delapan belas atas Peraturan dilihat pada tabel berikut.
Pemerintah nomor 7 tahun 1977 tentang Gaji Pokok PNS.
Tabel 50
3. Peningkatan tunjangan kinerja pegawai karena kenaikan grade regular. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai Per Eselon I
TA 2019 (Termasuk BLU)
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 termasuk satker
(dalam ribuan rupiah)
BLU dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 48
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
308 309
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Komposisi Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 12
Komposisi Realisasi Belanja Pegawai
TA 2019
07
-69- -70-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 51
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-71- -72-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 53 Berdasarkan tabel di atas, realisasi Belanja Barang BLU DJPB terdiri dari 2
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Barang Per Eselon I (dua) yaitu Belanja Barang BLU BPDP Kelapa Sawit dan BLU PIP. Realisasi
TA 2019 (Termasuk BLU) Belanja Barang BLU DJPB oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
(dalam ribuan rupiah) Sawit (BPDP Kelapa Sawit) turun signifikan sebesar Rp548.573.297.706,00
karena berkurangnya penyaluran pembiayaan selisih Harga Indeks Pasar
Bahan Bakar Nabati jenis biodiesel dengan Harga Indeks Pasar minyak jenis
solar. Penurunan Harga Indeks Pasar Biodiesel dan kenaikan Harga Indeks
Pasar Solar menyebabkan selisih harga biodiesel yang dibayarkan menurun.
Adapun penurunan pada Belanja Barang BLU pada Setjen oleh Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) terjadi karena berkurangnya belanja atas
pengelolaan endowment fund. Pengelolaan endowment fund merupakan
belanja penyaluran layanan beasiswa kepada penerima beasiswa, belanja atas
layanan riset, dan persiapan keberangkatan.
Belanja Realisasi Belanja Modal Neto Kementerian Keuangan TA 2019 adalah sebesar
Modal
Rp1.479.233.420.342,00 yang berarti 77,96 persen dari pagu yang ditetapkan
Rp1,479
Triliun dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp1.897.391.691.000,00 dan Pengembalian
Belanja Modal TA 2019 sebesar Rp14.490.008,00. Apabila dibandingkan
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Modal termasuk satker BLU TA 2019
dapat dilihat pada tabel berikut.
07
07
-73- -74-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 55 Tabel 56
Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja Modal Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto
TA 2019 (Termasuk BLU) TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Perbandingan Realisasi Belanja Modal per Unit Eselon I TA 2019 dapat dilihat
Komposisi Belanja Modal termasuk satker BLU TA 2019 dapat dilihat pada grafik
pada tabel berikut.
berikut.
Tabel 57
Grafik 14 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Neto Per Eselon I
Komposisi Belanja Modal TA 2019 dan TA 2018 (Termasuk BLU)
TA 2019 (Termasuk BLU)
(dalam ribuan rupiah)
314 315
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Perbandingan pagu dan realisasi Belanja Modal per unit eselon I satker BLU
dan Non BLU dapat dilihat pada tabel berikut.
07
07
-75- -76-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
sebesar Rp5.304.250.625,00, Kanwil DJPB Provinsi Kalimantan Utara sebesar Belanja Realisasi Belanja Modal BLU Neto TA 2019 adalah sebesar
Rp1.384.845.061,00. Modal BLU Rp30.484.869.933,00 yang berarti 96,34 persen dari pagu yang ditetapkan
Rp30,48
B.5.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Miliar
dalam DIPA TA 2019 sebesar Rp31.644.052.000,00. Apabila dibandingkan
dengan TA 2018, realisasi Belanja Modal BLU TA 2019 mengalami kenaikan
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Neto TA 2019 adalah sebesar
07
-77- -78-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Jumlah 77.189.737.073 64.144.482.579 13.045.254.494 20,34 Rincian saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada per unit eselon I disajikan
pada lampiran.
C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas
Kas di
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan menjadi Kas Lainnya
Bendahara Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang
07
-79- -80-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 61 sehingga tertolak oleh sistem pembayaran. Proses pembayaran kembali telah
Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas dilaksanakan pada bulan Januari 2020.
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
Rincian atas Kas Lainnya dan Setara Kas pada unit eselon I disajikan dalam
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ lampiran.
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) C.1.4. Kas pada Badan Layanan Umum
Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 84.390.999 63.280.335 21.110.664 33,36
Kas pada
Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan 350.372.222 296.211.335 54.160.887 18,28
Kas pada Badan Layanan Umum per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
BLU Rp19,2
Triliun 2018 adalah masing-masing sebesar Rp19.207.516.720.261,00 dan
Kas Lainnya di BLU 18.176.249 3.532.388 14.643.861 414,56
Rp22.717.545.215.069,00, turun sebesar Rp3.510.028.494.808,00 atau
Kas Lainnya di Kementerian Negara/
1.125.018 0 1.125.018 0 (15,45) persen dari tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut.
Lembaga dari Hibah
Jumlah 454.064.488 363.024.058 91.040.430 25,08 Tabel 63
Perbandingan Kas pada BLU
Nilai Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan terbesar berasal dari DJBC yaitu per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
sebesar Rp191.617.089.974,10 yang merupakan kas yang berada di bawah (dalam ribuan rupiah)
tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang bukan merupakan hak DJBC dan 31 Desember 31 Desember Kenaikan/
Uraian %
tidak dapat diakui sebagai pendapatan DJBC, berasal dari: 2019 2018 (Penurunan)
Kas dan Bank - BLU 2.056.771.693 1.459.447.243 597.324.450 40,93
- Pendapatan Pajak yang dipungut oleh DJBC dan belum disetorkan ke kas
Setara kas Lainnya - BLU 17.150.745.027 21.258.097.972 (4.107.352.945) (19,32)
negara.
Jumlah 19.207.516.720 22.717.545.215 (3.510.028.495) (15,45)
- Sisa hasil lelang yang bukan merupakan hak pemerintah yang belum
diambil oleh pemiliknya. Kas dan Bank – BLU merupakan kas yang dimiliki BLU untuk melakukan
- Jaminan dalam bentuk Tunai dalam rangka kepabeanan, antara lain kegiatan operasionalnya pada PIP, LPDP, BPDPKS, LMAN, dan PKN STAN.
jaminan impor sementara, keberatan dan rush handling.
- Bunga dan Jasa Giro yang masih ada pada rekening Bendahara Rincian kas pada BLU per unit BLU disajikan sebagai berikut.
Penerimaan walaupun telah menerapkan Treasury Notional Pooling (TNP).
Tabel 64
320 - Saldo kas yang tidak teridentifikasi baik di rekening Bendahara Penerimaan Rincian kas pada BLU per unit BLU 321
Kas Lainnya di BLU BPDPKS sebesar Rp14.559.631.289,00 merupakan dana Rincian atas Kas di BLU pada unit eselon I disajikan dalam lampiran.
pihak ketiga yang belum terselesaikan proses pembayarannya s.d. bulan
Desember 2019 karena kesalahan input nama/nomor rekening penerima
07
07
-81- -82-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
C.1.5. Investasi Jangka Pendek pada Badan Layanan Umum menjadi diakui pada saat Pekebun telah menggunakan dana tersebut untuk
Investasi
kegiatan peremajaan kelapa sawit dan mempertanggungjawabkannya.
Investasi Jangka Pendek pada BLU per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Jangka
Pendek BLU 2018 masing-masing sebesar Rp7.652.521.798.124,00 dan Belanja Dibayar Dimuka pada BPDPKS terdiri dari saldo dana pada rekening
Rp7,65 Rp2.592.473.339.265,00, naik sebesar Rp5.060.048.458.859,00 atau 195,18 Pekebun dan rekening Kelompok Tani masing-masing sebesar
Triliun persen dari periode sebelumnya. Investasi Jangka Pendek pada BLU Rp752.089.613.360,00 dan Rp1.087.958.186.349,00 ditambah dengan
merupakan deposito yang jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) penggunaan dana sebesar Rp258.776.272.591,00 yang belum diterima
bulan sampai 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan dan surat berharga dokumen pertanggungjawabannya oleh BPDPKS per 31 Desember 2019.
yang mudah diperjualbelikan. Rincian saldo dana pada rekening Pekebun dan rekening Kelompok Tani per
31 Desember 2019 berdasarkan tahun penyaluran disajikan sebagai berikut:
Rincian atas Investasi Jangka Pendek pada BLU per unit BLU disajikan sebagai
berikut. Dana di Penyaluran Tahun Jumlah
Rekening 2016 2017 2018 2019
Pekebun
Tabel 65
6.350.000.000 - 11.276.382.280 734.463.231.080 752.089.613.360
Perbandingan Rincian Investasi Jangka Pendek BLU
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Kelompok
- 4.136.303.998 36.690.383.255 1.047.131.499.096 1.087.958.186.349
(dalam ribuan rupiah) Tani
Uraian
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
% Jumlah 6.350.000.000 4.136.303.998 47.966.765.535 1.781.594.730.176 1.840.047.799.709
2019 2018 (Penurunan)
LPDP 1.122.359.944 0 1.122.359.944 0
BPDPKS 192.113.400 0 192.113.400 0
Rincian Belanja Dibayar Dimuka berdasarkan unit eselon I disajikan pada
LMAN 6.092.243.361 2.592.473.339 3.499.770.022 135,00 lampiran.
PIP 245.805.093 0 245.805.093 0
Jumlah 7.652.521.798 2.592.473.339 5.060.048.459 195,18 C.1.7. Uang Muka Belanja
Uang Muka
Belanja Uang Muka Belanja (prepayment) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Rp3,55 2018 masing-masing adalah sebesar Rp3.556.618.919,00 dan
C.1.6. Belanja Dibayar di Muka Miliar Rp3.191.963.782,00, naik sebesar Rp364.655.137,00 atau 11,42 persen dari
322 Belanja
Belanja Dibayar di Muka per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 tahun sebelumnya. Uang Muka Belanja merupakan pembayaran awal atas 323
Dibayar di
masing-masing adalah sebesar Rp2.511.562.702.712,00 dan perolehan barang/jasa yang akan dilunasi dalam jangka waktu tertentu setelah
Muka
Rp2,51 Rp403.999.653.767,00, naik sebesar Rp2.107.563.048.945,00 atau 521,67 diterimanya barang/jasa sesuai perjanjian pelunasan.
Triliun
persen dari tahun sebelumnya. Belanja Dibayar di muka merupakan hak yang Rincian Uang Muka Belanja berdasarkan unit eselon I disajikan pada lampiran.
masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa
telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima C.1.8. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
seluruhnya dengan rincian sebagai berikut. Pendapatan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
yang Masih Pendapatan yang Masih Harus Diterima per 31 Desember 2019 dan
Tabel 66 Harus 31 Desember 2018 masing-masing adalah sebesar Rp528.706.457.547,00 dan
Perbandingan Rincian Belanja Dibayar di Muka Diterima Rp547.460.256.932,00 turun sebesar Rp18.753.799.385,00 atau (3,43) persen
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 Rp528,7
Miliar dari tahun sebelumnya. Pendapatan yang Masih Harus Diterima merupakan
(dalam ribuan rupiah)
hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diterima
31 Desember
Terdapat kenaikan Belanja Barang Dibayar Dimuka signifikan yang disebabkan Piutang Jumlah Piutang Perpajakan Bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
oleh adanya perubahan titik pengakuan beban pada kegiatan penyaluran dana Perpajakan 2018 sebesar Rp94.699.061.189.535,00 dan Rp81.477.055.227.031,00, naik
Rp94,70 sebesar Rp13.222.005.962.504,00 atau 16,23 persen dari tahun sebelumnya.
Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit (PPKS) BPDPKS DJPB sebesar Triliun
Rp2.098.824.072.300,00 sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepakatan Final Jumlah tersebut merupakan piutang negara kepada Wajib Pajak berupa pajak
antara Kementerian Keuangan dan BPK. Pengakuan beban yang semula diakui berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, namun
pada saat Surat Keputusan Dirut BPDPKS tentang Penerima Dana PPKS terbit sampai dengan tanggal neraca belum mendapat pelunasan.
07
07
-83- -84-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perubahan saldo Piutang Perpajakan yang signifikan jika dibandingkan dengan pelunasan piutang tahun pajak sebelumnya melalui pemindahbukuan oleh
TA 2018 antara lain karena adanya kenaikan saldo pada Piutang Cukai dan Bea Direktorat Jenderal Anggaran.
Meterai sebesar Rp8.588.081.733.696,00, dan nilai saldo Piutang Pajak PPh
3. Untuk Piutang Pajak lainnya dan Piutang Bunga Penagihan PPh terjadi
Non Migas naik sebesar Rp6.208.882.149.222,00.
kenaikan karena adanya keputusan/putusan upaya hukum yang
Rincian Piutang Perpajakan Bruto berdasarkan jenis disajikan sebagai berikut. menambah nilai piutang dan piutang inkracht, sedangkan untuk Piutang
Bunga Penagihan PPN, dan Bunga Penagihan PPn BM terjadi penurunan
Tabel 67 karena ketetapan induk atas kohir tersebut telah daluwarsa.
Rincian Piutang Pajak Per Jenis
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Rincian Piutang Perpajakan per eselon I disajikan sebagai berikut.
(dalam ribuan rupiah)
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ Tabel 68
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) Rincian Piutang Perpajakan Per Eselon I
Piutang Pajak PPh Non Migas 30.435.164.968 24.226.282.818 6.208.882.150 25,63 per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
Piutang Pajak PPN 24.748.525.693 24.061.126.456 687.399.237 2,86
Kenaikan/
Piutang Pajak PPnBM 418.059.962 506.938.435 (88.878.473) (17,53) Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 %
(Penurunan)
Piutang Pajak PBB dan BPHTB 6.626.561.565 7.968.671.988 (1.342.110.423) (16,84)
Piutang Perpajakan
Piutang Cukai dan Bea Meterai 17.501.473.662 8.913.391.928 8.588.081.734 96,35 DJP 72.630.633.482.223 68.090.740.725.765 4.539.892.756.458 6,67
Piutang Pajak Lainnya 10.813.279.461 11.704.776.608 (891.497.147) (7,62) DJBC 22.068.427.707.312 13.386.314.501.266 8.682.113.206.046 64,86
Piutang Pajak Perdagangan Internasional 4.124.104.112 4.030.766.089 93.338.023 2,32 Jumlah 94.699.061.189.535 81.477.055.227.031 13.222.005.962.504 16,23
Piutang Bea Masuk Tindakan 31.891.767 65.100.905 (33.209.138) (51,01) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan
Jumlah 94.699.061.190 81.477.055.227 13.222.005.963 16,23 DJP (44.894.689.751.448) (41.098.667.934.037) (3.796.021.817.411) 9,24
DJBC (3.439.615.711.541) (3.388.774.933.317) (50.840.778.224) 1,50
Kenaikan Piutang Cukai dan Bea Meterai yang signifikan pada unit Eselon I Jumlah (48.334.305.462.989) (44.487.442.867.354) (3.846.862.595.635) 8,65
DJBC sebesar 96,35 persen dikarenakan adanya perbedaan batas waktu jatuh
324 Piutang Perpajakan (Netto) 325
tempo penundaan pembayaran cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir
Barang Kena Cukai yang Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan
DJP 27.735.943.730.775 26.992.072.791.728 743.870.939.047 2,76
Pita Cukai sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor DJBC 18.628.811.995.771 9.997.539.567.949 8.631.272.427.822 86,33
57/PMK.04/2017, yaitu pada tahun 2018 mengatur bahwa pemesanan pita Jumlah 46.364.755.726.546 36.989.612.359.677 9.375.143.366.869 25,35
cukai sampai dengan tanggal 15 Desember 2018, jatuh temponya tanggal
31 Desember 2018 sedangkan tahun 2019 pemesanan pita cukai yang Jumlah Piutang Pajak Bruto Per 31 Desember 2019 pada DJP sebesar
dilakukan pada bulan Desember 2019 dapat dilunasi setelah tanggal Rp72.630.633.482.223,00. Saldo piutang tersebut berdasarkan laporan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
31 Desember 2019. Perkembangan Piutang Pajak (LP3) yang merupakan hasil generate dengan
data sumber dari Sistem Informasi DJP pada tanggal 10 April 2020 dan hasil
Kenaikan dan penurunan Piutang Perpajakan pada Unit Eselon I DJP yaitu perhitungan atas mutasi Piutang Pajak dari transaksi setelah tanggal neraca
sebagai berikut: (subsequent event) sampai dengan 31 Mei 2020 untuk posisi saldo per 31
Desember 2019.
07
-85- -86-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
atas, terdapat nilai sitaan/jaminan yang dikurangkan dari nilai piutang sebagai
8 SALDO PIUTANG SETELAH HAPUS BUKU (6-7) Rp 72.630.633.482.247
dasar perhitungan nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Perpajakan.
9 PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH Rp 44.894.689.751.334
10 SALDO PIUTANG NETTO Rp 27.735.943.730.913 Nilai estimasi aset Wajib Pajak yang dilakukan penyitaan yang belum dilakukan
Keterangan: terdapat selisih pembulatan nilai akun Piutang Pajak pada aplikasi E-Rekon LK dengan LP3 DJP
penjualan secara lelang, dan atau penjualan yang dikecualikan dari lelang per
31 Desember 2019 sebagai pengurang nilai Piutang untuk perhitungan nilai
07
dari pembayaran restitusi (Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan
-87- -88-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 70
Tabel 72
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Perpajakan Per Jenis
Rincian Penjelasan Perubahan Status Daluwarsa TA 2018
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam rupiah)
(dalam ribuan rupiah)
NILAI 31 DESEMBER 2018
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ KETERANGAN PERUBAHAN NILAI
Uraian %
2019 2018 (Penurunan) SEMULA MENJADI
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - BELUM 2.709.227.846 -
(19.093.073.805) (15.608.454.940) (3.484.618.866) 22,33
Piutang Pajak PPh Non Migas DALUWARSA PENAGIHAN DALUWARSA PENAGIHAN 21.387.903.670.504 24.994.056.668.003
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - DALUWARSA PENETAPAN 4.240.302.506 6.429.107.474
(13.589.170.171) (12.910.651.974) (678.518.196) 5,26
Piutang Pajak PPN
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - TOTAL DALUWARSA PENAGIHAN 21.394.853.200.856 25.000.485.775.477 3.605.632.574.621
(327.960.650) (452.316.382) 124.355.732 (27,49)
Piutang Pajak PPnBM
BELUM 8.105.103.176 -
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -
(3.491.773.939) (2.692.417.812) (799.356.127) 29,69 DALUWARSA PENETAPAN DALUWARSA PENAGIHAN 50.000 50.000
Piutang Pajak PBB dan BPHTB
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - DALUWARSA PENETAPAN 2.142.773.446.058 2.038.294.229.466
(166.669.071) (157.090.888) (9.578.183) 6,10
Piutang Cukai dan Bea Materai
TOTAL DALUWARSA PENETAPAN 2.150.878.599.234 2.038.294.279.466 -112.584.319.768
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -
(8.518.179.658) (9.561.022.376) 1.042.842.718 (10,91)
Piutang Pajak Lainnya
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - TOTAL DALUWARSA 23.545.731.800.090 27.038.780.054.943 3.493.048.254.853
Piutang Pajak Perdagangan Internasional (3.147.478.169) (3.105.488.495) (41.989.674) 1,35
Jumlah (48.334.305.463) (44.487.442.867) (3.846.862.596) 8,65 Terdapat penambahan piutang daluwarsa tahun berjalan sebesar
Rp4.871.115.872.222,00 dengan rincian sebagaimana tabel berikut.
Nilai Piutang Perpajakan daluwarsa per 31 Desember 2019 sebesar
Rp31.909.895.927.163,00 mengalami kenaikan Rp8.364.164.127.074,00 dari Tabel 73
Rincian Penambahan Piutang Pajak Status Daluwarsa per Jenis Pajak
saldo 31 Desember 2018 sebesar Rp23.545.731.800.089,00 sebagaimana
per 31 Desember 2019
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. (dalam rupiah)
DALUWARSA DALUWARSA
Tabel 71 JENIS PAJAK JUMLAH
Rincian Piutang Pajak Daluwarsa
PENAGIHAN PENETAPAN
328 per 31 Desember 2019 329
PPh Psl. 21 132.720.626.664 71.899.266 132.792.525.930
Kenaikan/ % Naik/ PPh Psl. 22 10.464.206.141 1.317.300.218 11.781.506.359
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(Penurunan) (Turun) PPh Psl. 23 160.191.669.852 58.709.373 160.250.379.225
Piutang Pajak Daluwarsa 31.909.895.927.163 23.545.731.800.089 8.364.164.127.074 35,52 PPh Psl. 25 Badan 0 67.563.171 67.563.171
PPh Psl. 25 OP 0 17.813.773 17.813.773
Atas saldo Piutang Pajak status daluwarsa tersebut telah dihapusbukukan PPh Psl. 26 90.124.468.941 0 90.124.468.941
seluruhnya. Pada tahun 2019, terdapat perubahan status daluwarsa piutang PPh Psl.4 Ayat (2) 110.097.452.958 378.303.709 110.475.756.667
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
atas saldo Piutang Pajak daluwarsa tahun 2018 yang semula sebesar PPN 0 21.636.596.445 21.636.596.445
Rp23.545.731.800.089,00 menjadi sebesar Rp27.038.780.054.943,00, atau PPn BM 206.978.922.939 0 206.978.922.939
mengalami kenaikan sebesar Rp3.493.048.254.853,00 karena adanya Bunga Penagihan PPh 472.043.930.931 186.800.753.995 658.844.684.926
penghitungan kembali daluwarsa Piutang Pajak sebagaimana dijelaskan pada Bunga Penagihan PPN 1.224.921.823.681 8.693.968.631 1.233.615.792.312
tabel berikut.
07
-89- -90-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tidak Dapat Ditagih Lagi senilai Rp3.210.299.903.444,00 dan atas piutang Tabel 74
Nilai Setuju/Tidak Setuju SKBKB/SKPKBT
pajak yang tersebut dikeluarkan dari Neraca Laporan Keuangan.
Terbit 1 Januari 2019 s.d. 31 Desember 2019
Dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak, Kementerian Jenis Pajak Kurs Jumlah Data Nilai Ketetapan Pajak Nilai Setuju Nilai Tidak Setuju
Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak memberikan hak kepada Wajib PPh Final IDR 47.675 3.734.987.504.445,00 1.270.727.048.687,36 2.464.260.455.757,64
Pajak untuk mengajukan pembetulan, keberatan, pengurangan atau USD 1 19,00 0,00 19,00
PPh Pasal 21 IDR 13.619 1.612.830.908.114,16 742.697.894.806,00 870.133.013.308,16
penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat USD 0 0,00 0,00 0,00
ketetapan pajak, pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak, PPh Pasal 22 IDR 2.323 452.354.643.630,00 167.549.718.413,00 284.804.925.217,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, banding, PPh Pasal 23 IDR 29.990 3.581.444.229.187,81 909.129.966.652,75 2.672.314.262.535,06
gugatan dan peninjauan kembali. Nominal ketetapan pajak kurang bayar yang USD 0 0,00 0,00 0,00
PPh Pasal 25 Badan IDR 5.102 19.372.829.832.224,30 3.110.425.305.107,10 16.262.404.527.117,20
menjadi sengketa pajak, yang belum diterbitkan keputusan atau putusan
USD 219 286.879.134,65 34.654.859,85 252.224.274,80
sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 adalah Rp172.801.953.011.925,00 PPh Pasal 25 OP IDR 2.128 423.055.005.698,00 285.504.741.438,00 137.550.264.260,00
dan USD3.290.145.508,53. USD 0 0,00 0,00 0,00
PPh Pasal 26 IDR 3.241 4.309.071.938.053,00 383.051.203.627,00 3.926.020.734.426,00
Nilai nominal ketetapan pajak/keputusan/putusan yang menjadi sengketa pajak USD 0 0,00 0,00 0,00
PPN IDR 66.509 14.818.565.115.035,40 5.039.048.736.767,40 9.779.516.378.268,00
tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan nilai piutang pajak per 31 Desember USD 1 50.829.280,00 0,00 50.829.280,00
2019. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, khusus untuk sengketa pajak PPnBM IDR 5 10.705.884.227,00 0,00 10.705.884.227,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
keberatan, nilai nominal ketetapan pajak yang menjadi sengketa pajak tersebut Bea Materai IDR 203 21.511.900.780,00 12.760.825.180,00 8.751.075.600,00
adalah atas nilai ketetapan pajak awal, bukan atas nilai piutang pajak atau USD 0 0,00 0,00 0,00
Pajak Penjualan Batubara IDR 1 1.285.124.618,00 0,00 1.285.124.618,00
tunggakan pajak yang belum dibayar. Kedua, nominal ketetapan pajak yang USD 0 0,00 0,00 0,00
menjadi sengketa pajak untuk SKPKB/SKPKBT hasil pemeriksaan tahun pajak PPh Non Migas Lainnya IDR 1 219.352.980,00 0,00 219.352.980,00
USD 0 0,00 0,00 0,00
2008 dan seterusnya, sebagian nilai dalam SKPKB/SKPKBT tersebut yang
Total IDR 170.797 48.338.861.438.992,70 11.920.895.440.678,60 36.417.965.998.314,10
tidak disetujui oleh Wajib Pajak belum diakui sebagai piutang pajak. USD 221 337.708.433,65 34.654.859,85 303.053.573,80
Piutang pajak yang diakui pada SKPKB/SKPKBT adalah sebesar nilai yang
Pelaksanaan penagihan pajak mengacu pada Undang-Undang Nomor 19
disetujui oleh Wajib Pajak untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya. Hal ini tidak
Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
berlaku pada STP dan SPPT karena pada jenis ketetapan tersebut tidak ada
330 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Realisasi pencairan piutang 331
unsur nilai setuju atau tidak setuju atas nilai ketetapan pajak. Pada 1 Januari
pajak dari tindakan penagihan hingga 31 Desember 2019 sebesar
2019 sampai dengan 31 Desember 2019, SKPKB/SKPKBT yang terbit
Rp14.931.571.699.862,90, sebesar 90,18 persen dari total realisasi pencairan
sebanyak 171.018 dengan total nilai ketetapan sebesar
piutang 2019 sebesar Rp16.557.637.319.761,50, dengan rincian disajikan pada
Rp48.338.861.438.992,70, dan USD337.708.433,65.
tabel berikut:
Rincian nilai setuju/tidak setuju atas SKPKB/SKPKBT per jenis pajak disajikan
Tabel 75
sebagai berikut. Rincian Realisasi Pencairan Piutang dari Tindakan Penagihan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-91- -92-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
menempuh upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali ke Mahkamah C.1.10. Piutang Bukan Pajak
Agung. Piutang
PNBP Rp76 Piutang Bukan Pajak Bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar masing-masing adalah Rp76.080.391.177,00 dan Rp106.065.442.231,00, turun
Hasil upaya hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap dijadikan sebagai
sebesar Rp29.985.051.054,00 atau (28,27) persen dari tahun sebelumnya.
dasar bagi DJP dalam mencatat piutang perpajakan, baik sebagai penambah
Piutang Bukan Pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang
maupun pengurang piutang perpajakan WP.
atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan
Selama tahun 2019, terdapat upaya hukum yang telah dilakukan WP, baik pembayarannya. Piutang Bukan Pajak antara lain tagihan denda keterlambatan,
permohonan keberatan kepada Kantor Wilayah DJP, pengajuan banding kekurangan pekerjaan, dan lain-lain.
kepada Pengadilan Pajak, maupun pengajuan Peninjauan Kembali kepada Rincian Piutang Bukan Pajak secara Bruto dan Neto (setelah dikurangi
Mahkamah Agung. Namun demikian hasil upaya hukum tersebut belum penyisihan) dapat disajikan sebagai berikut.
seluruhnya dapat diakui sebagai piutang pajak, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 76
a. Ketetapan Pajak yang belum dapat diakui sebagai piutang pajak karena Rincian Piutang Bukan Pajak
masih dalam rentang waktu yang diberikan kepada WP untuk mengajukan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
upaya hukum keberatan dan banding atas ketetapan pajak yang diterbitkan (dalam ribuan rupiah)
oleh DJP sebanyak 5.203 ketetapan pajak senilai Uraian
31 Desember 31 Desember Kenaikan/
%
2019 2018 (Penurunan)
Rp13.879.857.468.989,00 dan 41 ketetapan pajak senilai
USD113,015,827; Piutang PNBP 55.635.535 59.921.513 (4.285.978) (7,15)
Penyisihan Piutang PNBP (45.230.108) (45.342.150) 112.042 (0,25)
b. Ketetapan Pajak belum diakui sebagai piutang pajak Tahun 2019 karena Piutang PNBP Netto 10.405.427 14.579.363 (4.173.936) (28,63)
masih dalam upaya hukum banding sebanyak 2.601 ketetapan pajak senilai Piutang Lainnya 20.444.856 46.143.929 (25.699.073) (55,69)
Rp4.939.609.752.083; Penyisihan Piutang Lainnya (102.224) (230.720) 128.496 (55,69)
c. Ketetapan pajak yang belum disetujui WP namun telah dilakukan Piutang Lainnya Netto 20.342.632 45.913.209 (25.570.577) (55,69)
pembayaran dengan nilai sebesar Rp23.090.471.083.541 dan akan Piutang Bukan Pajak Bruto 76.080.391 106.065.442 (29.985.051) (28,27)
dilakukan penyesuaian pada akun piutang pajak setelah adanya keputusan Piutang Bukan Pajak Netto 30.748.059 60.492.572 (29.744.513) (49,17)
hukum tetap.
332 Dari nilai piutang Bukan Pajak di atas terdapat nilai Piutang Lainnya sebesar 333
Putusan Banding dari Pengadilan Pajak dan Putusan Peninjauan Kembali dari Rp20.444.856.443,00 yang seluruhnya mempunyai kualitas lancar. Sedangkan
Mahkamah Agung harus ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam Piutang PNBP senilai Rp55.635.534.734,00 memiliki kualitas Piutang sebagai
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Putusan diterima oleh Direktorat Jenderal berikut.
Pajak. Putusan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan syarat berkas fisik telah
Tabel 77
diterima dan tidak terdapat salah tulis dan/atau salah hitung. Terdapat Putusan
Rincian Kualitas dan Penyisiham Piutang PNBP
Banding dari Pengadilan Pajak yang diucap sampai dengan tanggal (dalam ribuan rupiah)
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
31 Desember 2019 dan Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung Tarif
Kualitas Nilai Piutang Nilai Penyisihan
yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak sampai dengan tanggal Penyisihan
31 Desember 2019, yang belum diterbitkan SP2B atau SP2PK karena masih Lancar 4.620.006 0.5% 23.100
dalam tahap penelitian KPP terkait sehingga belum dapat diperhitungkan dalam Kurang Lancar 265.540 10% 26.554
saldo Piutang Pajak per 31 Desember 2019, dengan rincian sebagai berikut. Diragukan 11.139.070 50% 5.569.535
b. Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung Rincian Piutang Bukan Pajak Bruto, Neto, dan Penyisihan Piutang Bukan Pajak
Uraian Jumlah Putusan per unit eselon I disajikan pada lampiran.
- Diterbitkan SP2PK Tahun 2020 7
- Belum diterbitkan SP2PK 54
07
07
-93- -94-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Bagian Lancar TP/TGR Bruto 308.287 239.190 69.097 28,89 Rincian Piutang dari Kegiatan Operasional BLU per unit eselon I disajikan pada
Bagian Lancar TP/TGR Netto 306.745 237.994 68.751 28,89 lampiran.
Rincian TP/TGR untuk per unit eselon I disajikan pada lampiran.
C.1.13. Piutang Dari Kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum
C.1.12. Piutang Dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum Piutang Dari Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan Layanan Umum merupakan hak
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Kegiatan atau pengakuan BLU atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah
Piutang Dari Pengakuan BLU atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan
Non
Kegiatan dalam rangka kegiatan operasional BLU namun belum diselesaikan Operasional diberikan dalam rangka kegiatan non operasional BLU namun belum
Operasional pembayarannya. Nilai Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan Badan diselesaikan pembayarannya. Nilai Piutang dari Kegiatan Non Operasional
Badan Layanan
Layanan Umum bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing Umum
Badan Layanan Umum bruto per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Umum Rp72 adalah sebesar Rp72.842.746.758,00 dan Rp93.149.342.874,00, turun sebesar Rp467,3 juta masing-masing adalah sebesar Rp467.335.113,00 dan Rp547.339.240,00,
Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per unit BLU disajikan
07
07
sebagai berikut.
-95- -96-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 83
1. Dari total jumlah bidang Tanah di Kementerian Keuangan, sebanyak 3.577
Rincian Persediaan bidang Tanah telah bersertifikat, dan sebanyak 738 bidang Tanah belum
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 bersertifikat;
(dalam ribuan rupiah) 2. Terdapat 9 bidang Tanah di Kementerian Keuangan masih dalam status
31 Desember 31 Desember Kenaikan/ sengketa sampai ranah pengadilan.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Uraian %
2019 2018 (Penurunan)
Adapun rincian mutasi/perubahan nilai Tanah pada per 31 Desember 2019 dapat
Barang Konsumsi 236.546.917 221.316.332 15.230.585 6,88
dilihat pada tabel berikut.
Amunisi 4.631.614 3.778.336 853.278 22,58
Bahan untuk Pemeliharaan 7.625.582 6.538.175 1.087.407 16,63
07
Rincian Persediaan per unit eselon I disajikan pada lampiran.
-97-
Bab
Bab
-98-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 85 Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah merupakan hasil penilaian kembali
Mutasi/Perubahan Tanah
yang dilaksanakan pada Semester II tahun 2017 dan hasil perbaikan/koreksi pada
per 31 Desember 2019
tahun 2019 atas hasil penilaian kembali yang dilaksanakan pada Semester II tahun
(dalam ribuan rupiah) 2017. Total Selisih Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp4.556.311.323.751,00.
Saldo Awal E-Rekon SAI 19.436.535.504
Take Out Revaluasi TA 2018 71.910.879.554 Adapun Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa tanah terdapat pada:
Saldo Awal BMN 91.347.415.058
Mutasi Tambah 5.361.367.057 Tabel 87
255 Koreksi Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP 4.481.574.186 Selisih Nilai Revaluasi Aset Tetap berupa Tanah
130 Koreksi barang Berlebih hasil Inventarisasi 311.840.617 per 31 Desember 2019
102 Transfer Masuk 245.593.651 (dalam ribuan rupiah)
107 Reklasifikasi Masuk 166.740.375 No Kode Entitas Entitas Selisih Nilai Revaluasi
105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 54.420.497 1 015.01 Sekretariat Jenderal 798.401.275
225 Koreksi Kesalahan input IP 50.948.838 2 015.02 Inspektorat Jenderal (4.891.717)
335 Koreksi Reklasifikasi Keluar Akibat Koreksi Penilaian Kembali 15.979.827 3 015.03 Direktorat Jenderal Anggaran (1.635.235)
100 Koreksi Saldo Awal 7.622.939 4 015.04 Direktorat Jenderal Pajak 1.099.196.600
232 Koreksi Transfer Masuk 6.449.860 5 015.05 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 2.524.151.494
333 Koreksi Beban Kerugian Penghapusan akibat koreksi Revaluasi 2.357.995 6 015.07 Direktorat Jenderal Pembayaran dan Pengelolaan Risiko (19.540.118)
Lain-Lain 17.838.272 7 015.08 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 40.126.865
Mutasi Kurang (715.384.415) 8 015.09 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (26.331.238)
259 Koreksi Saldo Awal Migrasi Barang Tidak Ditemukan B42 (262.839.761) 9 015.11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 145.298.858
302 Transfer Keluar (232.520.899) 10 015.12 Badan Kebijakan Fiskal 1.534.539
304 Reklasifikasi Keluar (166.740.375) Total 4.556.311.323
229 Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN Tak Ditemukan IP (18.566.840)
240 Koreksi Reklasifikasi Masuk Akibat Koreksi Penilaian Kembali 225 (15.865.822)
331 Koreksi Transfer Keluar atas 224 (6.391.816) C.2.2. Peralatan dan Mesin
334 Koreksi ekuitas akibat Koreksi Revaluasi (2.512.090)
254 Koreksi Non Revaluasi Saldo Awal Migrasi IP (402.756) Nilai Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 dan
Lain-Lain (9.544.056) Nilai
Saldo Akhir 95.993.397.700
31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp14.299.282.360.083,00 dan
Peralatan
Saldo Akhir E-Rekon SAI 95.993.397.700 dan Mesin Rp14.107.977.235.913,00. Terdapat kenaikan nilai aset Peralatan dan Mesin per
Rp14,30 31 Desember 2019 sebesar Rp191.305.124.170,00 atau 1,36 persen. Dalam nilai
Adapun rincian mutasi Tanah dari belanja modal per 31 Desember 2019 dapat Triliun
338 Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019, terdapat Peralatan 339
dilihat pada tabel berikut.
dan Mesin milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp117.943.679.113,00.
Tabel 86 Adapun mutasi/perubahan nilai aset Peralatan dan Mesin pada per 31 Desember
Rincian Mutasi Tanah dari Belanja Modal
per 31 Desember 2019
2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
(dalam ribuan rupiah)
BELANJA ASET TANAH :
531 Belanja Modal Tanah 59.257.849
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
MUTASI : -
Pembelian 5.148.849
Penyelesaian pembangunan langsung -
Pengembangan langsung 193.327
Perolehan KDP 228.235
PENJELASAN SELISIH:
BM Tanah untuk Pengembangan/Perolehan Aset dari Belanja Barang (7.409)
Perolehan/Pengembangan Tanah dari BM selain BM Tanah (193.327)
Mutasi aset tanah sebagian besar berasal dari pengembangan KDP sebesar
Rp53.888.075.625,00. Pengembangan KDP terbesar pada Unit Eselon I DJBC
sebesar Rp52.568.851.564,00 yang merupakan pembelian tanah untuk Gedung
Kantor dan Rumah Negara pada Kanwil DJBC Sumatera Bagian Barat.
07
07
-99- -100-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Mutasi aset Peralatan dan Mesin terbesar dikarenakan adanya pembelian sebesar
Rp551.385.588.253,00. Porsi terbesar pembelian Peralatan dan Mesin terdapat
pada Unit Eselon I Sekretariat Jenderal dan Ditjen Perbendaharaan antara lain
berupa pengadaan perangkat infrastruktur Jaringan.
07
07
-101- -102-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-103- -104-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Mutasi aset terbesar berasal dari pembelian sebesar Rp1.800.475.228,00 antara Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-65/PMK.06/2017 Tentang
lain pembelian 1 (satu) unit jaringan sebesar Rp1.488.740.000,00 pada Unit Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah
Eselon I Sekretariat Jenderal. Pusat, Aset Tetap Lainnya yang disusutkan hanya Alat Musik Modern serta Aset
344 Tetap Renovasi yang menambah masa manfaat, sehingga selain dari kedua 345
Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan merupakan hasil kelompok barang tersebut tidak disusutkan.
penilaian kembali yang dilaksanakan pada Semester II tahun 2017 dan hasil
perbaikan/koreksi pada tahun 2019 atas hasil penilaian kembali yang dilaksanakan Adapun mutasi/perubahan Aset Tetap Lainnya pada per 31 Desember 2019 dapat
pada Semester II tahun 2017. Total Selisih Revaluasi Aset Tetap sebesar dilihat pada tabel berikut.
Rp70.621.789.038,00.
Tabel 97
Adapun Selisih Revaluasi Aset Tetap berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan terdapat Mutasi/Perubahan Aset Tetap Lainnya
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-105- -106-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Rincian mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal pada per 31 Desember 2019 Tabel 99
dapat dilihat pada tabel berikut. Mutasi/Perubahan Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tabel 98 per 31 Desember 2019
Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya dari Belanja Modal (dalam ribuan rupiah)
per 31 Desember 2019 Saldo Awal E-Rekon SAI 278.968.308
(dalam ribuan rupiah) Mutasi Tambah 778.250.755
ASET TETAP LAINNYA
MUTASI TERKAIT BELANJA :
503 Pengembangan KDP 540.909.530
Pembelian INTRA 2.339.388 502 Perolehan/Penambahan KDP 154.628.267
pembelian EKSTRA - 504 Koreksi Nilai KDP 62.393.859
Penyelesaian pembangunan langsung - 510 Saldo Awal KDP Aset Konsesi Jasa 13.383.859
Pengembangan langsung 64.175 501 Saldo Awal KDP 5.135.193
Perolehan KDP - 506 Transfer Masuk KDP 1.800.047
Pengembangan KDP 93.500
Mutasi Kurang (926.252.275)
TOTAL MUTASI ASET 2.497.063
105 Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP (596.286.733)
BELANJA PEROLEHAN/PENGEMBANGAN ATL :
52 Belanja Barang 22.758
208 Pengembangan Melalui KDP (236.955.995)
531 Belanja Modal Tanah - 505 Penghapusan/ Penghentian KDP (56.167.507)
532 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 921.671 564 Koreksi Nilai KDP Kurang (24.600.164)
533 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1.163.494 954 Penyelesaian dengan KDP Aset Tetap Renovasi (10.441.829)
534 Belanja Modal JIJ - 507 Transfer Keluar KDP (1.800.047)
536 Belanja Modal Lainnya 283.090
Saldo Akhir 130.966.788
537 Belanja Modal BLU 106.051
Saldo Akhir E-Rekon SAI 130.966.788
TOTAL BELANJA 2.497.064
SELISIH (1)
PENJELASAN SELISIH: Berikut KDP yang tidak dilanjutkan lagi pelaksanaan pekerjaannya, antara lain:
Pembulatan angka ribuan rupiah (1)
Tabel 100
KDP yang Tidak Dilanjutkan Pelaksanaan Pekerjaannya
C.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019
346 Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 347
Konstruksi
Dalam masing-masing sebesar Rp130.966.788.109,00 dan Rp278.968.308.402,00.
Pengerjaan
Rp0,13 Terdapat penurunan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019
triliun sebesar Rp148.001.520.293,00 atau (53,05) persen. Dalam nilai Aset Tetap berupa
Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019, terdapat Konstruksi Dalam
Pengerjaan milik Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp4.916.936.585,00.
Mutasi/perubahan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan pada per 31 Desember 2019
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-107- -108-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
C.2.7. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.3.1. Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Akumulasi Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2019 dan 31 Desember Piutang TP/ Nilai Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Kementerian
Penyusutan 2018 masing-masing sebesar Rp12.917.838.052.352,00 dan TGR Rp12,6 Keuangan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
Miliar
Aset Tetap Rp14.808.785.207.013,00. sebesar Rp12.619.224.233,00 dan Rp12.051.328.428,00, naik sebesar
Rp12,92
Rp567.895.805,00 atau 4,71 persen dari tahun sebelumnya.
Triliun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi adalah piutang yang
dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Rincian Akumulasi Penyusutan selama periode 31 Desember 2019 dapat dilihat
Adapun pengakuan piutang TP/TGR di Kementerian Keuangan mengikuti PMK
pada tabel berikut.
Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat, Bab V
Tabel 101 Kebijakan Akuntansi Piutang adalah angka 3 Pengakuan Piutang Jangka Panjang
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap huruf b. Piutang Tagihan TP/TGR. Piutang Tagihan TP/TGR diakui apabila telah
31 Desember 2019 memenuhi kriteria:
(dalam ribuan rupiah)
No Uraian Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku a. Telah ditandatanganinya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
1 Peralatan dan Mesin 14.299.282.360 11.404.194.747 2.895.087.613 (SKTJM);
2 Gedung dan Bangunan 16.435.861.201 1.389.990.400 15.045.870.801
b. Telah diterbitkan:
3 Jalan dan Jembatan 236.401.612 36.254.535 200.147.077
4 Irigasi 53.432.370 14.453.885 38.978.485 1) Surat keputusan pembebanan sementara kepada pihak yang
5 Jaringan 204.914.338 71.948.304 132.966.034 dikenakan tuntutan perbendaharaan; atau
6 Aset Tetap Lainnya 62.353.519 996.181 61.357.338 2) Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara
Total 31.292.245.400 12.917.838.052 18.374.407.348
(SKP2KS) kepada pihak yang dikenakan tuntutan ganti kerugian
negara bukan bendahara; atau
C.3. Piutang Jangka Panjang c. Telah ada putusan Lembaga Peradilan yang berkekuatan hukum tetap
Piutang (inkracht van gewijsde) yang menghukum seseorang untuk membayar
Nilai Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
348
Jangka sejumlah uang kepada Pemerintah. 349
Panjang masing-masing sebesar Rp1.720.875.513,42 dan Rp278.418.524,00, naik
Rp1,7 Miliar sebesar Rp1.442.456.989,42 atau 518,09 persen dari tahun sebelumnya. Piutang
Atas saldo Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi tersebut,
Jangka Panjang tersebut seluruhnya merupakan saldo Piutang Tagihan Tuntutan
belum termasuk :
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dan saldo Piutang Jangka
a. Piutang Tuntutan Perbendaharaan yang telah terbit SKTJM dan SKPS senilai
Panjang Lainnya.
Rp2.638.333.757,00 karena belum terbit SK pembebanan oleh BPK RI.
Rincian Piutang Jangka Panjang dapat dilihat pada tabel berikut. b. Kerugian negara senilai Rp390.780.362,00 atas TGR yang sudah ada
penetapan (SKTGR), namun belum diakui sebagai Piutang karena adanya
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Tabel 102
Komposisi Piutang Jangka Panjang banding kepada presiden untuk kemudian dilimpahkan ke PUPN.
per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan (Penurunan) Atas saldo piutang TP/TGR termasuk kerugian negara senilai Rp55.680.000,00
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 masih dalam proses penetapan namun telah dilakukan penyetoran oleh
Rupiah %
Penyisihan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan TP/TGR adalah cadangan yang harus
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-
(5.555) 0 (5.555) - Piutang TP/ dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun Tagihan TP/TGR berdasarkan
Piutang Jangka Panjang Lainnya TGR
Rp12,00 penggolongan kualitas piutang.
Piutang Jangka Panjang (Netto) 1.720.875 278.418 1.442.457 518,09 Miliar
Penyajian akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih didasarkan pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.06/2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang
dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian
07
07
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara, dan Perdirjen Perbendaharaan
-109- -110-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Nomor PER-43/PB/2015 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak C.4. Aset Lainnya
Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih–Tagihan TP/TGR periode 31 Desember Aset Lainnya sebesar Rp527.666.777.917,00 dan Rp514.836.470.216,00, naik sebesar
Rp527,66
2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp12.003.781.455,58 dan Miliar Rp12.830.307.701,00 atau 2,49 persen dari tahun sebelumnya. Aset lainnya
Rp11.772.909.904,00, naik sebesar Rp230.871.551,00 atau 1,96 persen dari tersebut terdiri dari saldo Aset Tak Berwujud, Aset Tak Berwujud Dalam
tahun sebelumnya. Pengerjaan, Dana Yang Dibatasi Penggunaanya, Aset Lain-lain, dan Akumulasi
Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya.
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih–Tagihan TP/TGR per Unit Eselon I
dapat dilihat pada lampiran Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Tagihan Tuntutan Rincian Aset Lainnya per Jenis Aset dapat dilihat pada tabel berikut.
Perbendaharaan/TGR per per Unit Eselon I.
Tabel 103
C.3.3. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) Komposisi Aset Lainnya Per Jenis Aset
Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Tagihan TP/ Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Netto per (dalam ribuan rupiah)
TGR (Netto)
Rp615 juta 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar
Rp615.442.777,42 dan Rp278.418.524,00, naik sebesar Rp337.024.253,42 atau
121,05 persen dari tahun sebelumnya. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan adalah
tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar
hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tagihan Tuntutan Ganti
Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas
suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya.
Daftar rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR per Unit Eselon I dapat
dilihat pada lampiran Daftar Tagihan TGR Per Eselon I.
Satuan Kerja Pusdiklat PSDM untuk pelaksanaan kegiatan Latsar Tahun Aset Tak Berwujud per Jenis Aset
Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Anggaran 2018.
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan (Penurunan)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Penyisihan C.3.5. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Jangka Panjang Lainnya Rupiah %
Piutang Software 994.558.302 971.292.378 23.265.924 2,40
07
-111- -112-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
dewan pengawas. yang Tidak Digunakan dalam 1.122.943.247 910.595.401 212.347.846 23,32
Operasi Pemerintahan
C.4.4. Aset Lain-lain
Akumulasi Amortisasi Software 867.043.029 839.584.857 27.458.172 3,27
Aset Lain- Nilai Aset Lain-lain per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
lain sebesar Rp1.280.812.642.589,00 dan Rp1.139.813.993.517,00, naik sebesar Akumulasi Amortisasi Lisensi 168.917.159 132.642.201 36.274.958 27,35
07
-113- -114-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Miliar menggunakan dana tersebut untuk kegiatan peremajaan kelapa sawit sebesar
Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan
minus Rp14.205.452.500,00.
merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya
dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan.
C.5.2. Utang yang Belum Ditagihkan
Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga per Unit Eselon I dapat dilihat pada Lampiran
Utang yang
07
-115- -116-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
C.6. Ekuitas
C.5.4. Pendapatan Diterima Dimuka
Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing
Pendapatan Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Ekuitas
Diterima masing-masing sebesar Rp87.794.965.558,06 dan Rp88.730.205.183,00, turun sebesar Rp162.996.406.486.196,87 dan Rp73.514.668.353.763,00, naik sebesar
Rp162,99
Dimuka Triliun
Rp87,79 sebesar Rp935.239.625,00 atau (1,05) persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan Rp89.481.738.132.434,87 atau 121,72 persen dari tahun sebelumnya. Ekuitas
Miliar Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang sudah disetor ke kas Negara, adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
namun barang/jasa belum diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka PNBP. kewajiban.
Pendapatan Diterima Dimuka antara lain merupakan pendapatan sewa ruangan
untuk mesin ATM, fotocopy, kantin, dan sewa tanah untuk Base Transceiver Station Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
(BTS).
07
-117- -118-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Sesuai PSAP 12 tentang Laporan Operasional, Laporan Operasional adalah Pendapatan Pendapatan Perpajakan periode TA 2019 adalah sebesar
laporan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional Perpajakan Rp1.577.511.460.535.552,00. Jika dibandingkan dengan Pendapatan
Rp1.577,51 Perpajakan periode TA 2018 sebesar Rp1.500.170.160.060.551,00, maka terjadi
keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, Beban, Triliun
dan Surplus/Defisit Operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya kenaikan sebesar Rp77.341.300.475.001,00 atau sebesar 5,16 persen.
disandingkan dengan periode sebelumnya. Rincian pendapatan perpajakan per jenis pajak TA 2019 dapat dilihat dari tabel
Laporan Operasional periode TA 2019 disandingkan dengan Laporan berikut.
Operasional periode TA 2018. Tabel 112
Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Akun
Periode TA 2019 dan TA 2018
D.1. Pendapatan Kegiatan Operasional (dalam ribuan rupiah)
Rincian Pendapatan Perpajakan per Unit Eselon I periode TA 2019 dan TA 2018
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Perbandingan pendapatan per unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan
Periode TA 2019 dan TA 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 113
Perbandingan Pendapatan Perpajakan Per Unit Eselon I
Tabel 111 Periode TA 2019 dan TA 2018
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-120-
Bab
Bab
-119-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 114
Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak Per Jenis Penerimaan
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
kelapa sawit, crude palm oil (CPO), dan produk turunannya dengan nilai Rp0,00.
Sehingga sampai dengan TA 2019 tidak terdapat realisasi Pendapatan Dana
Perkebunan Kelapa Sawit.
berikut.
PNBP BLU terbesar berasal dari Satker Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN) yaitu sebesar Rp4.172.500.556.538,00 yang sebagian besar merupakan
pendapatan dari penempatan dana pada perbankan. Tingginya tingkat
07
-122-
Bab
Bab
-121-
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
D.2. Beban Operasional Nilai Beban Operasional 31 Desember 2019 pada tabel di atas belum termasuk
koreksi sebesar Rp(1.459.871.555.927) yang dilakukan pada satuan kerja
Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dan/ atau potensi jasa dalam periode
operasional konsolidasi BA 015. Koreksi tersebut merupakan transaksi eliminasi atas Aset
pelaporan yang mengakibatkan penurunan ekuitas, yang dapat berupa
Rp51,29 Lainnya LMAN terkait investasi di BUN sebesar Rp(1.459.566.620.275,00) dan
triliun pengeluaran atas konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban operasional koreksi atas transaksi resiprokal pada satker BLU LMAN dan LPDP sebesar
merupakan beban yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan operasional Rp(304.935.652,00) sehingga total Beban Operasional setelah koreksi adalah
entitas. Rp51.289.127.466.745,00.
Beban Operasional pada Kementerian Keuangan untuk periode yang berakhir pada Adapun nilai Beban Operasional sebelum dan setelah koreksi adalah sebagai
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar berikut:
Rp51.289.127.466.745,00 dan Rp48.384.485.610.749,00. Saldo tersebut naik
Tabel 119
sebesar Rp2.904.641.855.996,00 atau sebesar 6,00 persen dari tahun Beban Operasional Sebelumdan Setelah Koreksi
sebelumnya.
No Uraian TA 2019
Rincian Beban Operasional dapat dilihat dalam rincian tabel berikut.
1 Beban Operasional sebelum koreksi 52.748.999.022.672
2 Koreksi satker Konsolidasi BA 015 (1.459.871.555.927)
Tabel 117
Rincian Beban Operasional
3 Beban Operasional setelah koreksi 51.289.127.466.745
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
D.2.1. Beban Pegawai
Kenaikan/ Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan (Turun) % Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun
Beban
Beban Pegawai 21.611.669.202 20.455.990.237 1.155.678.965 5,65 Pegawai barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
Beban Persediaan 363.613.312 402.192.661 (38.579.349) (9,59) Rp21,61 diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang
Beban Barang dan Jasa 11.083.021.877 12.932.743.025 (1.849.721.148) (14,30) triliun
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
Beban Pemeliharaan 1.297.673.548 1.245.505.584 52.167.964 4,19 pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
Beban Perjalanan Dinas 1.683.098.924 1.760.282.212 (77.183.288) (4,38) pembentukan modal. Jumlah Beban Pegawai pada 31 Desember 2019 dan 31
Beban Barang Untuk Diserahkan Kepaada Masyarakat 543.018.318 453.463.604 89.554.714 19,75 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp21.611.669.201.735,00 dan
362 363
Beban Penyusutan dan Amortisasi 1.797.557.360 1.653.119.745 144.437.615 8,74
Rp20.455.990.236.598,00. Saldo beban pegawai tersebut mengalami kenaikan
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 12.909.474.926 9.481.188.543 3.428.286.383 36,16
sebesar Rp1.155.678.965.137,00 atau sebesar 5,65 persen dari tahun
Jumlah 51.289.127.467 48.384.485.611 2.904.641.856 6,00
sebelumnya.
Sedangkan rincian Beban Operasional per unit Eselon I disajikan dalam tabel Rincian Beban Pegawai disajikan dalam tabel berikut.
berikut.
Tabel 120
Tabel 118 Rincian Beban Pegawai Per Akun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Rincian Beban Operasional per Unit Eselon I Periode TA 2019 dan TA 2018
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Kenaikan / Naik
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018 Uraian TA 2019 TA 2018
Penurunan % Penurunan (Turun) %
1 Sekretariat Jenderal 19.812.541.918 19.729.959.863 82.582.055 0,42 Beban Gaji dan Tunjangan PNS 4.763.685.491 4.349.660.955 414.024.536 9,52
07
-123- -124-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
364 Rincian Beban Barang dan Jasa disajikan dalam tabel berikut. 365
Rincian Beban Persediaan disajikan dalam tabel berikut.
Sedangkan rincian Beban Persediaan per unit Eselon I disajikan dalam tabel Sedangkan rincian Beban Barang dan Jasa per unit Eselon I disajikan dalam tabel
berikut. berikut.
07
07
-125- -126-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-127- -128-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-129- -130-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
tabel berikut. Beban Penyisihan Piutang Kegiatan Non Operasional BLU (378) 400 (778) (194,49)
Tabel 134 Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka Panjang 218.363 290.874 (72.511) (24,93)
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per Unit Eselon I Jumlah 12.909.474.927 9.481.188.543 3.428.286.384 36,16
Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
Kenaikan / Naik (Turun) Sedangkan rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per Eselon I disajikan
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
Penurunan % dalam tabel berikut.
1 Sekretariat Jenderal 206.253.529 183.570.155 22.683.374 12,36
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
Jumlah 12.909.474.927 9.481.188.543 3.428.286.384 36,16
-131- -132-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Berdasarkan tabel Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Piutang Pajak Tabel 139
Rincian Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar Per Unit Eselon I
dan Piutang PNBP) Per Unit Eselon I, terdapat Beban Penyisihan Piutang Tak Periode TA 2019 dan TA 2018
Tertagih bersaldo negatif pada eselon I DJA, DJBC, DJPK, DJPB, DJKN dan BPPK. (dalam ribuan rupiah)
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih bersaldo negatif tersebut disebabkan Kenaikan / Naik (Turun)
No. Unit Eselon I TA 2019 TA 2018
karena adanya pelunasan atas piutang yang terbit di tahun sebelumnya dan telah Penurunan %
dicadangkan penyisihan piutangnya. Hal ini telah sesuai dengan PMK Nomor 1 Sekretariat Jenderal 4.280.682 1.246.513 3.034.169 243,41
225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis 2 Inspektorat Jenderal 636.055 71.900 564.155 784,64
Akrual pada Pemerintah Pusat. 3 Ditjen Anggaran 1.544.994 457.975 1.087.019 237,35
4 Ditjen Pajak 17.198.104 8.504.660 8.693.444 102,22
D.3. Surplus/ Defisit Kegiatan Operasional 5 Ditjen Bea dan Cukai 41.379.379 11.371.930 30.007.449 263,87
Pos Surplus/ Defisit dari Kegiatan Operasional merupakan selisih antara 6 Ditjen Perimbangan Keuangan 130.004 121.983 8.021 6,58
Surplus dari
Kegiatan pendapatan dan beban yang sifatnya rutin dan merupakan tugas pokok dan fungsi 7 Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 1.052.608 235.040 817.568 347,84
Operasional
entitas selama satu periode pelaporan. Surplus Kegiatan Operasional untuk 8 Ditjen Perbendaharaan 1.821.609 1.758.082 63.527 3,61
Rp1.536,64
triliun periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing- 9 Ditjen Kekayaan Negara 2.366.515 1.131.319 1.235.196 109,18
masing sebesar Rp1.536.637.816.471.466,00 dan Rp1.473.273.103.795.986,00. 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 612.135 550.214 61.921 11,25
Surplus Kegiatan Operasional merupakan selisih antara total Pendapatan 11 Badan Kebijakan Fiskal 718.613 443.596 275.017 62,00
Operasional sebesar Rp1.587.926.943.938.210,00 dan total Beban Operasional 12 Lembaga Nasional Single Window - - - -
sebesar Rp51.289.127.466.745,00. Jumlah 71.740.698 25.893.212 45.847.486 177,06
D.4. Surplus/ Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar Persentase kenaikan Pendapatan dari Pelepasan Aset Non Lancar tertinggi
terdapat pada unit eselon I Inspektorat Jenderal merupakan hasil penjualan lelang
Defisit dari Surplus/ Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar terdiri dari pendapatan pelepasan atas BMN berupa 12 (dua belas) unit mobil dinas yang sudah habis masa
Pelepasan aset non lancar dan beban kerugian pelepasan aset non lancar. Surplus/ Defisit manfaatnya.
Aset Non
Lancar
dari Pelepasan Aset Non Lancar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
Rp23,93 2019 dan 31 Desember 2018 adalah defisit sebesar Rp23.934.121.473,00 dan Rincian Beban Kerugian Pelepasan Aset Non Lancar disajikan dalam tabel berikut.
miliar Rp13.602.319.294,00. Defisit dari Pelepasan Aset Non Lancar pada 31 Desember
372 Tabel 140 373
2019 merupakan selisih antara total Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar Rincian Beban Kerugian dari Pelepasan Aset Non Lancar
sebesar Rp71.740.697.554,00 dan total Beban Pelepasan Aset Non Lancar Periode TA 2019 dan TA 2018
(dalam ribuan rupiah)
sebesar Rp95.674.819.027,00.
Kenaikan/ Naik
Uraian TA 2019 TA 2018
Rincian Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar pada 31 Desember 2019 Penurunan (Turun) %
disajikan dalam tabel berikut. Beban Pelepasan Aset Non Lancar 95.674.819 39.495.531 56.179.288 142,24
Jumlah 95.674.819 39.495.531 56.179.288 142,24
Tabel 138
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Sedangkan rincian Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar per eselon I disajikan
dalam tabel berikut.
07
07
-133- -134-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel di atas belum termasuk koreksi atas Pendapatan Penyesuaian Nilai Investasi
atas penilaian investasi non permanen yang merupakan kategori available for sale
07
07
pada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dilakukan pada satuan
-135- -136-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Eselon I disajikan dalam tabel berikut. tersebut diperoleh dari selisih antara Surplus Kegiatan Operasional sebesar
Rp1.536,49
triliun Rp1.536.637.816.471.470,00 dan Defisit Kegiatan Non Operasional sebesar
Rp144.630.963.696,00.
07
-137- -138-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas periode 1 Sekretariat Jenderal (15.992.353.337) (17.440.685.692) (8,30)
2 Inspektorat Jenderal (96.967.655) (100.812.152) (3,81)
pelaporan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
3 Ditjen Anggaran (123.521.930) (122.443.557) 0,88
E.1. Ekuitas Awal 4 Ditjen Pajak 1.335.293.933.067 1.269.790.796.974 5,16
5 Ditjen Bea dan Cukai 218.250.715.282 210.557.590.548 3,65
Ekuitas Awal Nilai Ekuitas Awal untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 6 Ditjen Perimbangan Keuangan (105.463.961) (114.936.627) (8,24)
Rp73,51 31 Desember 2018 adalah senilai Rp73.514.668.353.763,00 dan 7 Ditjen PPR (9.862.155) (55.910.744) (82,36)
Triliun
Rp58.566.437.595.383,00. 8 Ditjen Perbendaharaan (4.010.533.303) 8.561.006.911 (146,85)
9 Ditjen Kekayaan Negara 2.694.043.183 1.232.742.021 118,54
Rincian Ekuitas Awal per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (558.257.976) (605.270.367) (7,77)
Adapun rincian koreksi nilai persediaan per Unit Eselon I dapat dilihat dalam tabel
E.2. Surplus/Defisit LO berikut.
Surplus LO Jumlah Surplus/ Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019
Rp1.536,49
Triliun dan 31 Desember 2018 adalah surplus senilai Rp1.536.493.185.507.770,00 dan
07
-139- -140-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-141- -142-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Tabel 152 mutasi kurang sebesar (Rp36.595.824.635.256) akibat pengakuan piutang pajak
Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Unit Eselon I
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 tahun-tahun sebelumnya yang baru dicatat atau diakui di tahun berjalan, termasuk
penyesuaian piutang pajak dan penyisihannya karena adanya keputusan/putusan
(dalam ribuan rupiah)
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % upaya hukum tahun-tahun sebelumnya yang baru dicatat dan diakui di tahun
1 Sekretariat Jenderal 18.926.416 (770.164) (2.557,45) berjalan, dan koreksi beban penyisihan piutang pajak yang seharusnya dicatat
2 Inspektorat Jenderal (702.704) (275) 255.428,73 sebagai koreksi lainnya.
3 Ditjen Anggaran (950.944) 3.076 (31.014,95)
4 Ditjen Pajak 98.864.794 (39.269.587) (351,76) Koreksi lainnya di LMAN antara lain:
5 Ditjen Bea dan Cukai 548.696.139 (1.575.347) (34.930,18) 1. penghentian pengakuan atas aset tanah PSN yang dialihkan pencatatannya ke
6 Ditjen Perimbangan Keuangan (200.804) 98.876 (303,09) Kementerian PUPERA dan Kemenhub sebesar (Rp10.607.696.208.890,00);
7 Ditjen PPR (1.379.325) 26.180 (5.368,62) 2. penghentian pengakuan kewajiban kepada BUN atas penggantian dana
8 Ditjen Perbendaharaan 15.823.944 (352.415) (4.590,14)
talangan jalan tol dan bendungan yang asetnya telah ditransfer keluar pada TA
9 Ditjen Kekayaan Negara 2.216.803 348.488.888 (99,36)
10 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 9.455.748 1.722.229 449,04
2018 sebesar Rp4.956.634.160.371,00;
11 Badan Kebijakan Fiskal (13.181) - 3. penerimaan hasil renovasian aset kelolaan Danadyaksa Cikini dari BLU LPDP
12 Lembaga Nasional Single Window - - sebesar Rp5.607.940.642,00.
13 Konsolidasi Kementerian Keuangan (633.358.778) (332.981.268) 90,21
Jumlah 57.378.108 (24.609.807) (333,15) Adapun koreksi lainnya pada Satker Konsolidasi Kemenkeu dilakukan untuk
mengeliminasi transaksi atas penggunaan dana kelolaan BUN oleh BLU LMAN.
Koreksi nilai aset non revaluasi secaara nominal tertinggi terjadi pada Ditjen Pajak
dan Ditjen Bea dan Cukai karena adanya perbaikan pencatatan aset. E.8. Transaksi Antar Entitas
Transaksi Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019
E.7. Koreksi Lainnya Antar Entitas
(Rp1.515,59 dan 31 Desember 2018 adalah senilai (Rp1.515.596.413.042.168,00) dan
Koreksi Koreksi Lain-lain merupakan koreksi atas nilai ekuitas yang disebabkan oleh selain Triliun) (Rp1.488.350.007.052.967,00). Nilai tersebut merupakan transaksi antara Entitas
Lainnya
koreksi nilai persediaan, revaluasi aset tetap dan koreksi nilai aset non revaluasi.
(Rp12,23) Pelaporan dengan Entitas Pelaporan lain (Diterima dari Entas Lain, Ditagihkan ke
Triliun Koreksi Lain-lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan
Entitas Lain dan Pengesahan Hibah Langsung) serta antar unit di dalam Entitas
31 Desember 2018 adalah senilai (Rp12.234.512.666.453,00) dan
382
Pelaporan itu sendiri maupun dengan Entitas Pelaporan lain (Transfer Masuk dan 383
Rp29.907.120.106.114,00.
Transfer Keluar). Transfer Masuk dan Transfer Keluar sebagian besar disebabkan
Adapun rincian Koreksi Lain-lain per Unit Eselon I dapat dilihat dalam Tabel adanya perpindahan aset berupa piutang pajak dan aset tetap dari satu
sebagai berikut. instansi/satker ke instansi/satker lain.
Tabel 153
Rincian Koreksi Lainnya Menurut Eselon I Adapun rincian transaksi antar entitas per akun dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Tabel 154
(dalam ribuan rupiah) Rincian Transaksi Antar Entitas per Akun
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) % Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
1 Sekretariat Jenderal (22.888.303) (105.297.921) (78,26)
(dalam ribuan rupiah)
2 Inspektorat Jenderal - -
No. Akun Uraian Akun 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Naik (Turun) %
3 Ditjen Anggaran - -
4 Ditjen Pajak (12.474.298.225) 29.994.138.191 (141,59) 1 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 31.519.703.325 31.174.136.163 1,11
5 Ditjen Bea dan Cukai 20.113.355 (12.931.335) (255,54) 2 313121 Diterima dari Entitas Lain (1.547.170.584.842) (1.519.507.489.543) 1,82
07
penyesuaian mutasi tambah sebesar Rp24.121.472.547.850 dan penyesuaian
-143- -144-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-145- -146-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Pelaksanaan Piloting SAKTI meliputi seluruh modul yang terdapat dalam aplikasi
Lembaga National Sigle
13
Window
IDR 1 - - - - - SAKTI yaitu:
JUMLAH IDR 968 1.764.160.075 83 2.518.157.169 1.208 76.682.616.833.383
a. Modul Penganggaran;
b. Modul Komitmen;
c. Modul Bendahara;
Daftar rekening pemerintah lingkup Kementerian Keuangan sebagaimana
07
-147- -148-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
F.4.2. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) TA 2019 BERDASARKAN DATA E-REKON LK TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019
NILAI % NGAN JAWAB
Sampai dengan 31 Desember 2019, Kementerian Keuangan menerima Pinjaman 1 23TSV7CA Hibah langsung jasa Australia
HIBAH LANGSUNG
BARANG/JASA
Rp1.053.448.713
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
Kantor Pusat DJPB
Australia Indonesia Partnership for Department of
dan Hibah dari entitas lain, dengan realisasi pinjaman sebesar Rp0,00 dan 2 23TSV7CA Economic Development Foreign Affairs and
HIBAH LANGSUNG
BARANG/JASA
Rp603.924.841
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
Sekretariat KSSK
(PROSPERA) Trade
realisasi hibah sebesar Rp80.876.898.272,00 dan $53.000,00 dengan Program Kerjasama Indonesia
HIBAH LANGSUNG AUD1.010.145,66 HIBAH LANGSUNG Direktorat Transformasi
3 23TSV7CA Australia untuk Perekonomian DFAT
rekapitulasi PHLN per unit eselon I sebagai berikut. (PROSPERA)
JASA (Rp9.648.653.757) SUDAH DISAHKAN Proses Bisnis
Takmir Mushola Al- HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPP Pratama Sidoarjo
4 2YAU1M4A Hibah langsung barang (mushola) Rp774.258.000
Tabel 160 Program Australia Indonesia
Istiqomah BARANG SUDAH DISAHKAN Selatan
Pemerintah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
Rekapitulasi PHLN sampai dengan 31 Desember 2019 5 23TSV7CA Partnership for Economic
Australia JASA
Rp220.623.871
SUDAH DISAHKAN
Sekretariat, DJPK
Development (PROSPERA)
(dalam rupiah)
The Government of Australian And
BERDASARKAN DATA LPK-PHLN TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
The Government of Indonesia
HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
9 23TSV7CA Relating To The Australia DFAT Rp13.509.613.365 Setban, BKF
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG JASA SUDAH DISAHKAN
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019 Indonesia Partnership of Economic
NILAI % NGAN JAWAB Development (PROSPERA)
Implementation of Green Climate
Public Financial Management Europian Union HIBAH TERENCANA USD315,730 Global Green HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
1 2H816GHA USD53,000 16,79% - PSSU-GFMRAP 10 2XEF6JWA Fund Readiness and Preparatory Rp5.571.536.040 PKPPIM, BKF
Multi Donor Trust (PFM-MDTF) II (EU) melalui WB BARANG/JASA (Rp4.735.994.000) Growth Institute JASA SUDAH DISAHKAN
Support Programme
Indonesia Infrastructure Finance Canada melalui HIBAH TERENCANA Hibah langsung barang 1 buah
2 24DE9BGA Rp21.911.784.000 Rp21.049.450.139 96,06% - PDPPI, DJPPR container dari TSK Elektronika Y TSK Elektronika Y HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPPBC Lhok
Development Trust Fund (InIFD) WB BARANG/JASA 14 299ZD1VA Rp17.000.000
Electricidad untuk KPPBC Electricidad BARANG/JASA SUDAH DISAHKAN Seumawe, DJBC
Public Financial Management Europian Union HIBAH TERENCANA Sekretariat DJA dan
3 2H816GHA Rp971.600.000 Rp959.117.044 98,72% Lhoksumawe
Multi Donor Trust (PFM-MDTF) II (EU) melalui WB UANG Dit. Penyusunan APBN
Hibah langsung barang dari
Kolaborasi Masyarakat dan Australian Border HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
Pemerintah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG 16 2BM4FF2A Australian Border Force untuk Rp267.937.250 Kantor Pusat DJBC
4 2VBMBK3A Pelayanan untuk Kegiatan Rp6.265.104.687 Sekretariat, DJPK Force BARANG/JASA BELUM DISAHKAN
Australia JASA SUDAH DISAHKAN DJBC Kementerian Keuangan
(KOMPAK)
Australia Indonesia Partnership for
Asian HIBAH LANGSUNG AUD354.771,28 HIBAH LANGSUNG Dit. Sistem
Strengthening Knowledge Sharing HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG 17 23TSV7CA Economic Development DFAT
5 21SRT4Y3 Development Rp613.779.530 PKEM, BKF BARANG/JASA (Rp3.388.684.814) SUDAH DISAHKAN Penganggaran
in Indonesia JASA SUDAH DISAHKAN (PROSPERA)
Bank
Biodiversity Finance Initiative HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
6 2H1T8SHA UNDP Rp3.661.477.961 PKPPIM, BKF
(BIOFIN) JASA SUDAH DISAHKAN
7 2Q36JPE4
Sustainable Development
UNDP
HIBAH LANGSUNG
Rp3.724.628.515
HIBAH LANGSUNG
PKPPIM, BKF
Realisasi PHLN sebesar Rp80.876.898.272,00 dan $53.000,00 tersebut dapat
Financing JASA SUDAH DISAHKAN
Advisor For Capacity Development HIBAH LANGSUNG Y21.461.000 HIBAH LANGSUNG Dit Pelayanan,
dirinci sebagai berikut:
8 - JICA
on Tax Administration JASA (Rp2.746.000.000) BELUM DISAHKAN Penyuluhan dan Humas
1. Hibah terencana sebesar Rp22.008.567.183,00 dan $53.000,00.
2. Hibah langsung sebesar Rp58.868.331.089,00 terdiri dari:
BERDASARKAN DATA SISTEM MONITORING REGISTER HIBAH DJPPR TERDAPAT DATA SEBAGAI BERIKUT
a. hibah langsung tahun berjalan yang sudah disahkan sebesar
NO REGISTER NAMA PINJAMAN / HIBAH SUMBER DANA JENIS PAGU DIPA 2019
REALISASI s.d. Q4 STATUS/KETERA UNIT PENANGGUNG Rp55.854.393.839,00;
NILAI % NGAN JAWAB
1 2BJDC5A Hibah langsung barang (tanah)
Zainal Abidin M HIBAH LANGSUNG
Rp42.500.000
HIBAH LANGSUNG
Kanwil Prov Aceh
b. hibah langsung TAYL yang sudah disahkan sebesar Rp267.937.250,00.
Noer BARANG SUDAH DISAHKAN
2 2T46N1QA
Hibah langsung barang (gedung dan
bangunan rumah dinas)
Pemkab Musi
Banyuasin
HIBAH LANGSUNG
BARANG
Rp346.675.725
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
KPPN Sekayu Nilai tersebut telah disahkan setelah periode penyusunan LK unaudited
2DMDKMJ Hibah langsung barang (tanah HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
388
3
A 2.009m2)
Pemkab Berau
BARANG
Rp810.507.000
SUDAH DISAHKAN
KPPN Tanjung Redeb atau setelah BAR PHLN ditandatangani; dan 389
Hibah langsung barang (bangunan HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
4 2TMR33UA
mushola)
Taufik Hidayat
Pejabat dab
BARANG
Rp286.050.000
SUDAH DISAHKAN
KPPN Kutacane
c. hibah langsung yang belum disahkan sebesar Rp2.746.000.000,00
Hibah langsung barang (alat HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
5 292PVFSA
olahraga)
Pegawai Kanwil
DJPB Kaltim
BARANG
Rp12.717.000
SUDAH DISAHKAN
Kanwil DJPB Kaltim
dalam proses register.
Takmir Masjid HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
6 2QY4KF3A Hibah langsung barang (masjid) Rp405.300.000 KPP Madya Malang
Salahudin BARANG SUDAH DISAHKAN
Pemkab Kolaka HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
7 21ENE2BA Hibah langsung barang (tanah)
Utara BARANG
Rp72.975.000
SUDAH DISAHKAN
KPP Pratama Kolaka F.4.3. Satker Konsolidasi
HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG
8 2FS3R3HA HIbah langsung barang (tanah) Pemkab Sleman Rp1.776.750.000 KPP Pratama Sleman
BARANG SUDAH DISAHKAN
9 2ZHFJCEA Hibah langsung barang (tanah)
Pemda Kabupaten
Dharmasraya
HIBAH LANGSUNG
BARANG
Rp798.600.000
HIBAH LANGSUNG
SUDAH DISAHKAN
KPP Pratama Solok
(KP2KP Koto Baru)
Satuan kerja konsolidasi adalah satker pada Kementerian Keuangan yang
Hibah langsung barang berupa
body speedboat dari Jamiat Jamiat HIBAH LANGSUNG HIBAH LANGSUNG KPPBC Madya Pabean
dibentuk untuk menampung eliminasi dana BUN yang dikelola oleh BLU, jurnal
10 281UNU3A Rp15.000.000
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-149- -150-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
sebagai objek penilaian PIPK sebagai berikut: diungkapkan dalam CaLK LKKL.
07
-151- -152-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
c. Dalam hal tuntutan hukum masih belum memiliki putusan pengadilan yang Tindakan Pengamanan Sementara, Bea Masuk Imbalan, atau Bea Masuk
inkracht atau masih dimungkinkan dilakukan upaya hukum lanjutan/luar Tindakan Pembalasan;
biasa dari Pemerintah, maka Aset Tetap dalam sengketa tetap disajikan d. Barang dan Bahan yang ditujukan untuk ditimbun di Tempat Penimbunan
pada Neraca dan tidak perlu diungkapkan dalam CaLK LKKL. Berikat.
Sampai dengan 31 Desember 2019 terdapat 5 tuntutan hukum pada Kementerian
DASAR PELAKSANAAN BM-DTP TAHUN 2019
Kuangan yang telah memiliki putusan pengadilan inkracht, telah dilakukan
teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak terdapat lagi upaya hukum Dasar pelaksanaan BM-DTP yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik
lanjutan/luar biasa dari pemerintah, namun belum dianggarkan dalam DIPA Indonesia Nomor 248/PMK.011/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
senilai Rp201.369.286.270,75 dan tanah seluas 50.156,20 Ha. atas Impor Barang dan Bahan untuk Memproduksi Barang dan/atau Jasa Guna
Kepentingan Umum dan Peningkatan Daya Saing Industri sektor tertentu (PMK
F.4.7. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP) induk).
Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, menjaga daya tahan dunia usaha dan Berdasarkan PMK tersebut, selanjutnya dihimpun sektor-sektor industri yang
meningkatkan daya saing usaha dan industri, Pemerintah memberikan fasilitas dapat menerima BM-DTP, yang memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam
Bea Masuk yang Ditanggung Pemerintah (BM-DTP). Pemberian BM-DTP diawali PMK BM-DTP induk tersebut. Hasil dari penilaian kelayakan sektor industri
sejak krisis pertengahan tahun 2008 sampai dengan saat ini. Melalui pemberian dimaksud, ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan, yang didalamnya
BM-DTP diharapkan penyediaan barang dan jasa bagi kepentingan umum terdapat penetapan sektor industri tertentu beserta besaran pagu yang
dapat terpenuhi. Selain itu, sektor riil yang sempat terguncang dapat bertahan dialokasikan untuk BM-DTP.
dan meningkatkan daya saingnya.
Untuk tahun 2019, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
ALOKASI PAGU BM-DTP TAHUN 2019 Nomor 209/PMK.010/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Bea Masuk
Pemerintah bersama dengan DPR telah menetapkan alokasi pagu BM-DTP Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2019, dengan
tahun 2019 dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran rincian sebagai berikut.
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp634.297.000.000,00.
Nilai Pagu BM DTP yang ditetapkan pada UU APBN tersebut, merupakan batas
392 393
atas pengajuan nilai BM-DTP untuk semua Instansi Pembina Sektor (IPS).
PELAKSANAAN BM-DTP TAHUN 2019
Pemberian Insentif BM-DTP Tahun Anggaran 2019 dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.010/2018 tentang Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2019.
Nilai pada PMK 209/PMK.010/2018 tersebut merupakan batas atas untuk semua
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
07
-153- -154-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Perabot Rumah Tangga dari Plastik penetapan/surat keputusan/surat tagihan dalam jangka waktu (paling cepat)
Pembuatan Polyester berlapis logam dan kaca 520.000.000
film
7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran (60 hari sejak tanggal
Pembuatan kosmetik 10.000.000.000 penetapan atau keputusan) dan tidak sedang mengangsur/menunda pembayaran
Pembuatan cat 10.000.000.000
Pembuatan alat pemadam api 5.000.000.000 berdasarkan persetujuan, tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan
3 Direktur Jenderal Agro - Kementerian Pengolahan kacang almond 2.045.000.000
banding, maka Pejabat Bea dan Cukai (Kepala Kantor Pelayanan) akan
07
-155- -156-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-22/BC/2009
Tabel 163
diatur mengenai petunjuk pelaksanaan penyampaian SP3DRI yang meliputi: Data SP3DRI Yang Disampaikan DJBC kepada DJP Tahun 2010 s.d 31 Desember 2019
a. Penegasan bahwa SP3DRI disampaikan pada hari kerja berikutnya setelah
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran,
dimana penanggung belum melunasi kewajibannya;
b. Penyampaian SP3DRI disertai dengan:
1. Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai nomor 25/BC/2009 tanggal 18 Mei 2009; dan
2. Risalah Penetapan Pejabat.
c. SP3DRI disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayah penanggung, yaitu KPP yang mengawasi sesuai dengan domisili
dalam Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Melaporkan hasil tindak lanjut SP3DRI setiap bulannya kepada Direktur
Jenderal.
Palembang 10.432.000 - 2.608.000 - 13.040.000 c. 4 transaksi senilai Rp4.797.023.682,00 masih dalam proses penelitian oleh
Pasuruan 146.505.000 - 36.631.000 - 183.136.000 DJP.
Pekanbaru 164.899.500 - 101.972.000 - 266.871.500
Priok 947.600.818 422.217.000 475.016.000 11.937.000 1.856.770.818
Semarang 77.415.000 - 17.911.000 - 95.326.000 F.4.9. Kompensasi Atas Perusakan dan Penerimaan Pengembalian Pita
Soetta 447.311.325 - 229.639.993 10.706.000 687.657.318 Cukai (CK-2 dan CK-3)
Tj. Emas 188.738.000 - 16.635.000 58.659.000 264.032.000
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
Tj. Perak 277.670.000 - 168.613.000 - 446.283.000 Dokumen Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) adalah dokumen tanda bukti
Total 7.311.238.997 422.217.000 2.064.865.185 81.302.000 9.879.623.182 perusakan pita cukai yang telah dilekatkan pada barang kena cukai namun atas
barang kena cukai tersebut kemudian diekspor, diolah kembali, dimusnahkan,
Kantor Pelayanan Pajak yang menerima SP3DRI kemudian melakukan langkah- atau tidak jadi diimpor dan masih berada dalam kawasan pabean. Di dalam
langkah sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-65/PJ./2015 dokumen CK-2 terdapat informasi mengenai jumlah keping pita cukai yang
07
diterbitkan oleh DJBC pada tahun anggaran 2019 dan 2018 masing-masing
-157- -158-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
sebesar Rp1.274.975.101.950,00 dan Rp956.564.526.188,00 atau naik sebesar terdapat dokumen CK-2 dan CK-3 yang belum digunakan oleh perusahaan untuk
33%. dikompensasikan pada pemesanan pita cukai maupun diajukan untuk
pengembalian tunai masing-masing sebesar Rp302.692.121.020,00 dan
Dokumen Tanda Bukti Penerimaan Pengembalian Pita Cukai (CK-3) adalah
Rp241.083.306.950,00.
dokumen tanda bukti penerimaan pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak
dipakai oleh pengusaha pabrik ataupun importir barang kena cukai. Pita cukai F.4.10. Pencatatan Aset Lain-Lain BUN di BLU
yang rusak adalah pita cukai yang kurang sempurna fisik dan cetakannya dan
belum dilekatkan pada barang kena cukai. Pita cukai yang tidak dipakai adalah Berdasarkan surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-409/PB/2020
pita cukai yang belum dilekatkan pada barang kena cukai karena: tanggal 8 Mei 2020 tentang Penyesuaian Laporan Keuangan Tahun 2019 untuk
Penyajian Tanah Proyek Strategis Nasional (PSN), pada akhir tahun 2019 satker
1. adanya perubahan harga jual eceran, tarif cukai, dan/atau desain pita cukai BLU LMAN mencatat pengurangan nilai Aset Lainnya – Aset Lain-Lain BUN dan
baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas inisiatif/permintaan pengusaha Kewajiban Jangka Panjang BLU kepada BUN sebesar Rp11.752.106.536.877,00.
pabrik atau importir; Pengurangan nilai tersebut merupakan tindak lanjut hasil kesepakatan
2. batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang berlaku; pembahasan temuan LKPP Tahun 2019 antara pemerintah dan BPK.
3. pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai untuk
pemasaran dalam negeri; Berdasarkan kesepakatan pemerintah dan BPK pencatatatan aset lain-lain yang
4. pengusaha pabrik tidak lagi memproduksi barang kena cukai sesuai pesanan semula dicatat di LMAN yaitu terdiri dari tanah bidang bendungan, tanah bidang
pita cukainya;
perkertaapiaan, Pelabuhan, jalan tol dan irigasi tidak dicatat lagi oleh LMAN, tetapi
5. importir tidak lagi mengimpor barang kena cukai sesuai pesanan pita
pencatatannya dilakukan oleh kementerian/lembaga yang mempunyai tusi
cukainya;
dimaksud yaitu Kementerian PUPERA sebesar Rp10.727.536.141.233,00 dan
6. tidak sesuai dengan pesanan pengusaha pabrik atau Importir; dan
7. NPPBKC pengusaha pabrik atau importir dicabut. Kementerian Perhubungan sebesar Rp1.024.570.395.644,00.
Pita cukai yang dapat dikembalikan adalah pita cukai yang dipesan dalam tahun F.4.11. Pembentukan Lembaga Nasional Single Window
anggaran berjalan atau satu tahun terakhir sebelum tahun anggaran berjalan.
Guna menjaga kesinambungan pelaksanaan perekonomian Indonesia agar
Pengembalian atas pita cukai yang rusak dapat diterima apabila pita cukai masih
mampu bersaing dalam perekonomian internasional, pemerintah memandang
dalam bentuk lembaran disertai dengan label pengawasan pencetak pita cukai.
398
perlu pengintegrasian sistem penyampaian data dan informasi, sistem 399
Sedangkan untuk pita cukai yang tidak dipakai dapat diterima pengembalian pita
pemrosesan data dan informasi, dan sistem penyampaian keputusan secara
cukainya apabila pita cukai masih dalam bentuk lembaran sesuai yang dikirim dari
tunggal dalam proses ekspor dan/atau impor dalam Indonesia National Single
pencetak pita cukai. Nilai cukai yang tercantum dalam dokumen CK-3 terlebih
Window (INSW), atas dasar pertimbangan tersebut, pada 31 Mei 2018, telah
dahulu digunakan untuk melunasi hutang cukai dan dalam hal tidak memiliki
ditetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 tentang INSW.
hutang cukai, dapat diperhitungkan dan/atau dikompensasikan untuk pemesanan
pita cukai selanjutnya. Masa berlaku pemotongan dan/atau kompensasi adalah INSW adalah integrasi sistem secara nasional yang memungkinkan dilakukannya
12 (dua belas) bulan sejak tanggal diterbitkannya CK-3. penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
secara tunggal, dan penyampaian keputusan secara tunggal untuk pemberian izin
Adapun nilai cukai dalam dokumen CK-3 yang diterbitkan oleh DJBC pada tahun kepabeanan dan pengeluaran barang sesuai dengan ketentuan peraturan
anggaran 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp356.601.937.350,00 dan perundang-undangan. Penanganan dokumen kekarantinaan, dokumen
Rp319.423.048.050,00, atau naik sebesar 12%. kepabeanan, dokumen perizinan, dokumen kepelabuhanan/kebandarudaraan,
Pada Tahun 2019 dan 2018 DJBC telah merealisasikan kompensasi atas dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor dan/atau impor dilakukan melalui
07
masing sebesar Rp163.396.480,00 dan Rp782.310.000,00. Di sisi lain, masih
Penyelenggaraan SINSW dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen
-159- -160-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
07
-161- -162-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Piutang dengan nilai Rp0,00. dalam rangka optimalisasi pendapatan dan manajemen kas. Adapun rincian dana
kelolaan LPDP dapat dilihat pada rincian berikut.
F.4.14. Pengungkapan atas pemeriksaan LK BLU oleh KAP
Tabel 168
Perkembangan Dana Kelolaan LPDP 2012 – 2019
Pada Kementerian Keuangan terdapat 5 (lima) satuan kerja Badan Layanan (dalam miliar Rupiah)
Umum (BLU). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Berbasis Akrual Nomor
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
DPPN 1.000,00 3.617,70 10.617,70 15.617,70 15.617,70 15.617,70 20.617,70 31.117,70 46.117,70 51.117,70
13 tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum bahwa
KAS 2,49 2,52 0,38 5,77 17,11 12,65 5,58 2,94
penyusunan LK BLU selaku entitas pelaporan dilakukan dengan menggunakan
REINVESTASI 420,60 1.268,85 2.208,87 2.323,29 783,27 491,37 98,78 1.678,10
SAP berbasis akrual, sehingga sejak PMK ini ditetapkan penyusunan dan
TOTAL 1.000,00 3.617,70 11.040,79 16.889,07 17.826,95 17.946,77 21.418,08 31.621,73 46.222,06 52.798,75
penyampaian LK BLU mulai TA 2017 hanya mewajibkan penyusunan dengan
07
-163- -164-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
dan reinvestasinya dikonsolidasikan ke Kementerian Keuangan (BA 015) dalam inkracht tersebut telah diterima dan dibuatkan Surat Pelaksanaan Putusan
akun Kas pada BLU/ Invetasi Jangka Pendek BLU. Banding (SP2B). SP2B merupakan dasar untuk melaksanakan Putusan Banding
agar putusan tersebut dapat dicatat dalam sistem administrasi perpajakan.
Melalui Persetujuan Dewan Penyantun Nomor 01/DP-LPDP/2013 tanggal 28
Namun, tidak semua putusan upaya hukum berupa putusan banding atau putusan
Maret 2013 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Dewan Penyantun gugatan tersebut segera dapat diterima oleh KPP dan tidak semua Kantor
Nomor 01/DP-LPDP/2015 Januari 2015, Dewan Penyantun menetapkan bahwa Pelayanan Pajak setelah menerima putusan upaya hukum inkracht langsung
PNBP yang diperoleh BLU LPDP dapat digunakan untuk membiayai program membuat SP2B dan menginputnya ke dalam SIDJP.
layanan, biaya operasional, dan menambah pokok DPPN. Berdasarkan kebijakan
Perekaman SP2B di Sistem Informasi (SI) DJP hanya dapat dilakukan setelah
Dewan Penyantun tersebut, LPDP dapat menambah pokok DPPN sebesar 10%
dokumen-dokumen produk hukum sebelumnya (SKP, permohonan Keberatan,
dari pendapatan. Apabila hal tersebut diberlakukan sejak tahun 2013 s.d 2019 Keputusan Keberatan, permohonan Banding, dan Putusan Banding) terinput di
maka diestimasikan nominal DPPN dapat bertambah sebesar SIDJP. Namun DJP baru melakukan perekaman permohonan Keberatan melalui
Rp1.283.581.325.105. Case Management di SIDJP mulai permohonan yang diterima tanggal 1 Juni
2017.
Atas adanya optional klausul penambahan DPPN sebagai salah satu alternatif
penggunaan PNBP tersebut, perlu dipastikan kembali kepada Dewan Penyantun Putusan Pengadilan Pajak sebanyak 269 records dengan nilai
mengenai kelanjutan rencana implementasi antara lain besaran persentase Rp396.615.203.470,00 tersebut tidak langsung mencerminkan nilai Piutang
penambahan dana, masa mulai berlakunya kebijakan, dan kebijakan lainnya, Pajak, karena harus diteliti kembali ke masing-masing Putusan Pengadilan Pajak
mengingat telah terjadi pergantian Dewan Penyantun. tersebut. Atas Putusan Pengadilan Pajak dengan amar "mengabulkan
seluruhnya" seharusnya tidak berdampak terhadap nilai piutang. Namun
Selain itu, apabila klausul penambahan DPPN tersebut akan diimplementasikan, demikian, harus dipastikan melalui penelitian lebih lanjut terhadap dokumen
maka diperlukan juga regulasi terkait mekanisme transfer antar Bagian Anggaran sumber.
dan mekanisme penganggarannya.
Aplikasi perekaman SP2B tersedia di SIDJP sudah ada sejak tahun 2017 dan
Saat ini belum tersedia payung hukum terkait mekanisme transfer antar Bagian mekanisme pertukaran data pengajuan upaya hukum dan putusan Pengadilan
Anggaran dan mekanisme penganggarannya, mengingat PNBP LPDP Pajak melalui Sekretariat Pengadilan Pajak dimulai sejak tahun 2018.
merupakan bagian dari BA 015 (Kementerian/Lembaga) sedangkan DPPN
Dalam rangka perbaikan sistem pengendalian penerbitan SP2B, sedang
merupakan bagian dari BA 999.03 (BA BUN Investasi).
404 dikembangkan aplikasi penerimaan Putusan Pengadilan Pajak serta penerbitan 405
Untuk itu, LPDP selain meminta arahan kepada Dewan Penyantun LPDP yang SP2B di SIDJP.
baru terkait kelanjutan kebijakan alokasi PNBP sebagai penambah DPPN juga
akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka penetapan payung
F.4.17. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perubahan Postur dan Rincian
hukum/regulasi serta mekanisme penganggaran, transfer, dan akuntansi atas APBN TA 2020
alokasi PNBP dan/atau surplus BLU dari BA 015 ke DPPN di BA 999.03.
Sebagai tindak lanjut dari Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
Dalam hal LPDP telah mendapatkan arahan dari Dewan Penyantun mengenai Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
kelanjutan rencana implementasi, besarnya persentase dana, masa mulai COVID-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
berlakunya kebijakan, dan kebijakan lain terkait alokasi PNBP sebagai penambah Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, telah ditetapkan
DPPN, LPDP akan menetapkan mekanisme yang diperlukan untuk Perpres 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN TA 2020.
pelaksanaannya sesuai hasil kajian, arahan Dewan Penyantun, dan payung Dalam Perpres dimaksud, telah ditetapkan penurunan target penerimaan
perpajakan semula Rp1.865.702.816.382.000,00 menjadi
07
diperhitungkan sebagai pembentuk saldo Piutang Pajak apabila putusan hukum
pada 19 sektor selama 6 bulan sebesar Rp8,6triliun. Adapun terkait dunia usaha,
-165- -166-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
Rp66.529.853.000,00. laporan keuangan tahun 2017 dan tahun 2018. Hasil pelaksanaan revaluasi BMN akan disajikan
pada laporan keuangan tahun 2019 setelah dilakukan perbaikan dan diterima oleh BPK. Adapun
petunjuk teknis koreksi pencatatan (take out) hasil revaluasi BMN dilakukan sesuai dengan surat
Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-182/PB/2019 hal Petunjuk Teknis Koreksi Pencatatan
Pada tahun 2019 Kementerian Keuangan telah melaksanakan kegiatan perbaikan revaluasi BMN
atas seluruh objek revaluasi BMN TA 2017/2018. Sementara itu setelah periode pelaksanaan
tersebut, Berdasarkan surat Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nomor
50/S/IV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian Tindak Lanjut
Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 yang menyatakan bahwa koreksi hasil
07
07
-167- -168-
Bab
Bab
Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
penilaian kembali beserta perbaikannya dapat disajikan di laporan keuangan tahun 2019
(Unaudited).
Koreksi tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara
nomor S-15/KN/2020 tanggal 23 Januari 2020 dan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor
S-58/PB/2020 tanggal 24 Januari 2020. Kementerian Keuangan menindaklanjuti penginputan ke
dalam pembukuan menggunakan aplikasi SAKTI.
408
7. Berdasarkan hal tersebut, Kemenkeu telah menindaklanjuti koreksi hasil revaluasi BMN dan 409
telah menyajikan dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 Audited. Namun, masih terdapat
sisa koreksi hasil revaluasi BMN sebesar minus Rp12.190.391.881,00 yang terdiri dari Tanah
sebesar minus Rp335.355.000,00, Gedung dan Bangunan sebesar minus
Rp12.010.297.162,00, serta Jalan, Irigasi, dan Jembatan sebesar Rp155.260.281,00 yang
belum dapat diinput atau disajikan di dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 Audited dan
akan disajikan di dalam Laporan Keuangan BA 015 TA 2020.
Laporan Keuangan Kementerian Keuangan
8. Dalam saldo Aset Tetap yang disajikan di Neraca per 31 Desember 2019 didalamnya
termasuk pencatatan 211 BMN dengan nilai wajar Rp98.673.671.634,00 (hasil inventarisasi
BMN tahun 2017-2018 dengan status barang berlebih), yang pada tahun 2019 status
inventarisasinya menjadi tidak ditemukan. Atas 211 BMN tersebut masih dalam proses
penelusuran, sehingga belum dapat dieliminasi penyajian BMN nya dari Neraca per
07
-169-
Bab
Bab
Bab 07 Laporan Keuangan Kementerian Keuangan Laporan Tahunan Kementrian Keuangan 2019
410