Anda di halaman 1dari 100

Kementerian Keuangan

Laporan Tahunan | Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Tahun 2018
Republik Indonesia

Transformasi Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

LAPORAN
TAHUNAN

2018

Central Transformation Office Program Reformasi Birokrasi


Dan Transformasi Kelembagaan
Gedung Djuanda I Lt.6
Jl. Dr Wahidin Raya No.1 transformasi_kelembagaan Kementerian Keuangan
Jakarta Pusata
Transformasi Kelembagaan
transformasi@kemenkeu.go.id
Kementerian Keuangan

+62-21 3512202 Central Transformation Office


+62-21 3449230 Ext:6195/6196
LAPORAN TAHUNAN
Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan Tahun 2018

1
EXECUTIVE SUMMARY

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (RBTK) Kementerian


Keuangan merupakan program strategis Kementerian Keuangan dalam upaya
merespon dan mengantisipasi perubahan, peluang, dan tantangan yang terjadi baik
dalam skala nasional, regional, maupun global untuk mewujudkan Kementerian
Keuangan yang lebih efektif dan efisien serta mampu meningkatkan pelayanan dan
kepuasan stakeholders.

Program RBTK pada tahun 2018 dilaksanakan melalui Implementasi 20 Inisiatif


Strategis (IS) RBTK yang telah dimulai sejak awal tahun 2017. 20 IS RBTK tersebut
tersebar dalam 4 tema utama sebagaimana ditetapkannya dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 974/MK.01/2016. Adapun tujuan dari Implementasi 20 Inisiatif
Strategis RBTK tersebut adalah untuk mencapai strategic outcomes Kementerian
Keuangan yaitu terjaganya kesinambungan fiskal melalui pendapatan negara yang
optimal, belanja negara yang efisien dan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Implementasi 20 IS RBTK di tahun 2018 dinilai dapat berjalan dengan baik dan telah
menghasilkan berbagai output/outcome yang cukup signifikan. Melalui program
monitoring yang diselenggarakan, capaian implementasi 20 IS RBTK adalah sebesar
98%, dengan rincian pada masing-masing tema sebagai berikut:

1. Tema Sentral: 99% dengan capaian signifikan diantaranya penetapan PMK Kode
etik, implementasi program secondment & penetapan PMK Leaders Factory, serta
implementasi e-learning;

8
2. Tema Penerimaan: 98% dengan capaian signifikan diantaranya penetapan payung
hukum pengadaan core tax system, penerimaan dari Join program DJP-DJBC
mencapai Rp23,25T, penetapan UU PNBP, dan sinergi APIP K/L/Pemda;
3. Tema Perbendaharaan: 97% dengan capaian signifikan diantaranya piloting SAKTI
pada Satuan Kerja Kementerian Keuangan, launching SBN Ritel secara online,
manfaat pengelolaan aset sebesar Rp2.271,29M dari target Rp700M, dan asistensi
pelaksanaan ICOFR pada beberapa K/L;
4. Tema Penganggaran: 98% dengan capaian signifikan diantaranya penetapan SBM
untuk mendorong efisiensi pada K/L, penilaian proposal Dana Alokasi Khusus (DAK)
on-line dan penggunaan OMSPAN untuk web based reporting system DAK Fisik, serta
persetujuan Presiden atas skema baru pensiun PNS dengan cut-off 2020.

Selain implementasi 20 IS RBTK, pada tahun 2018 juga dilakukan pembangunan


Enterprise Architecture sebagai suatu metode strategis untuk mencapai tujuan
Kementerian Keuangan secara lebih efektif dan efisien dengan mendefinisikan,
memetakan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan empat domain, yaitu bisnis, data,
aplikasi, dan teknologi. Capaian pembangunan Enterprise Architecture adalah sebesar
82%. Progres pembangunan EA Kementerian Keuangan pada tahun 2018 dilaksanakan
melalui perumusan visi transformasi digital Kementerian Keuangan, pembangunan
stakeholder awareness, pelaksanaan EA readiness assessment, pelaksanaan EA maturity
assessment, melihat current state architecture, dan pelaksanaan capacity building.

Capaian Implementasi Program RBTK yang di atas target tersebut tidak terlepas dari
pelaksanaan program change management, monitoring, dan langkah-langkah strategis
lainnya baik yang dilakukan oleh pemilik inisiatif, Project Management Office, Central
Transformation Office, maupun pimpinan Kementerian Keuangan.

Dari 20 IS RBTK yang dilaksanakan pada tahun 2018, terdapat 14 IS RBTK yang telah/
dapat dilakukan project closing dan tindak lanjutnya dilaksanakan secara rutin oleh unit
terkait, adapun 6 IS RBTK yang milestone-nya masih berlanjut di tahun 2019 adalah IS
#5 Pengamanan Pajak atas Belanja Pemerintah, IS #6 Pembangunan Core Tax System, IS
#7 Joint Program DJP-DJBC, IS #8 Pembangunan SKPJ, IS #10 Pengelolaan Keuangan
Negara yang Modern dan Terintegrasi, dan IS #20 Pengelolaan Program Pensiun.

9
Enam IS RBTK yang masih berlanjut di tahun 2019 tersebut akan disinergikan dengan
IS hasil/solusi pembangunan Enterprise Architecture dan IS baru hasil Leaders Offsite
Meeting yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 14 – 15 Desember 2018. Hasil
sinergi/gabungan dari inisiatif-inisiatif RBTK tersebut akan menjadi fokus baru
pelaksanaan Program RBTK di tahun 2019 dengan penekanan pada Transformasi
Digital sebagai respon dan antisipasi atas bergulirnya revolusi industri 4.0. Hasil
identifikasi awal IS RBTK yang akan diterapkan pada tahun 2019 antara lain:

1. Tema Sentral: New thinking of working; Office Automation; Pengembangan Organisasi


dan SDM; dan Modern E-learning;
2. Tema Penerimaan: Joint Program Penerimaan; Unified Revenue Account Management;
dan Pembangunan Core tax system;
3. Tema Perbendaharaan: Shared services & government platform; dan Konsolidasi
informasi keuangan pusat dan daerah melalui penyediaan data transaksional
Pemerintah Daerah;
4. Tema Penganggaran: Integrasi Perencanaan & Penganggaran; dan Program Pensiun
PNS.

Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Program RBTK, Central


Transformation Office juga mengoordinasikan kegiatan Penilaian Mandiri Program
Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional yang
dilaksanakan oleh Kementerian PAN-RB. Pada tahun 2018 nilai PMPRB yang dilakukan
oleh seluruh assessor Kementerian Keuangan adalah 94,07 meningkat dari penilaian
tahun 2017 sebesar 93.71. Sedangkan nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional
tahun 2017 adalah 84,4 dan nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional tahun 2018
adalah 85,68.

10
“ At least 40% of all businesses will die
in the next 10 years… if they don’t fig-
ure out how to change their entire
company to accommodate new tech-
nologies”

John Chambers | Executive Chairman, Cisco System


11
Daftar Isi

12
13
Daftar Gambar

14
“ Your work is going to fill a large part
of your life, and the only way to be tru-
ly satisfied is to do what you believe is
great work. And the only way to do
great work is to love what you do

Steve Jobs

15
“ The biggest impedient to a
company’s future success
is its past success.”

Dan Schulman | CEO of PayPal


16
Inisiatif Strategis
Program Reformasi Birokrasi BAB I
Dan Transformsi Kelembagaan

17
Inisiatif Strategis
Program Reformasi Birokrasi Dan Transformasi Kelembagaan

Gambar 1. Change Story Kementerian Keuangan

A. Overview 20 Inisiatif Strategis


Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (RBTK) di
lingkungan Kementerian Keuangan di mulai sejak tahun 2002 melalui program
reformasi pengelolaan Keuangan Negara dan modernisasi administrasi perpajakan.

18
Inisiatif Strategis RBTK

Pada akhir tahun 2016, Leaders’ Offsite Meeting Kementerian Keuangan


menyepakati arah kebijakan RBTK periode 2016 – 2018 melalui
implementasi 20 (dua puluh) Inisiatif Strategis (IS) RBTK yang panduan
pelaksanaannya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor
974/KMK.01/2016.

19
20 IS RBTK tersebut menggantikan program RBTK periode sebelumnya yang
dilaksanakan melalui 94 IS RBTK sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014. 94 IS yang masih dalam proses
implementasi sebagian besar telah diserahkan pengelolaan kepada unit
pemilik IS terkait.

Gambar 2. Peta Inisiatif Strategis Program RBTK

20
Inisiatif Strategis RBTK
20 IS RBTK periode 2017 – 2019 dikelompokan dalam 4 tema utama yaitu
Tema Sentral, Tema Penerimaan, Tema Perbendaharaan, dan Tema
Penganggaran. Keempat tema ini ditujukan untuk mencapai strategic
outcomes Kementerian Keuangan “Terjaganya kesinambungan fiskal melalui
pendapatan negara yang optimal, belanja negara yang efisien dan efektif,
dan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan sustainable.”
Tema Sentral memiliki 4 IS yang berada di tengah merupakan jiwa menjadi
penghubung, pendukung, serta penggerak pencapaian ketiga tema IS RBTK
lainnya. Pada Tema Sentral, IS “Penguatan Budaya Kementerian Keuangan”
menjadi hal yang membedakan dengan tema Sentral program IS RBTK
sebelumnya. Ketiga tema lainnya menjadi core functions dan memiliki
outcomes tematik sebagai berikut:
1. Tema Penerimaan “Pendapatan negara yang optimal”, yang dicapai
melalui 5 inisiatif.
2. Tema Perbendaharaan “Pengelolaan Keuangan Negara yang akuntabel”,
yang akan dicapai melalui 7 inisiatif.
3. Tema Penganggaran “Belanja Negara yang efektif dan efisien”, yang
akan dicapai melalui 4 inisiatif.
4. Gambaran ringkas mengenai peta inisiatif-inisiatif pada keempat tema IS
RBTK dapat dilihat pada gambar 2.

B. Performance Management
Secara garis besar kedua puluh IS RBTK di tahun 2018 berjalan sesuai
rencana/on-track walaupun tidak terlepas dari tantangan dan dinamika
perkembangan kebijakan pada proses implementasi. Capaian implementasi
20 IS RBTK pada 31 Desember 2018 adalah sebesar 98% dari target 92%.

21
20 Target 92%
IS RBTK Capaian : 98%

Gambar 3. Capaian Program IS RBTK 2018

Target 92%
Tema Sentral
Capaian : 99%

Target 92%
Tema Penerimaan
Capaian : 98%

Target 92%
Tema Penganggaran
Capaian : 98%

Target 92%
Tema Perbendaharaan
Capaian : 97%

Gambar 4. Capaian Program IS RBTK Per Tema

Penjelasan capaian IS RBTK sepanjang tahun 2018 adalah sebagai berikut:


1. Tema Sentral
Tema Sentral diimplementasikan melalui 4 Inisiatif Strategis yang turun dan
dikelola oleh tiga unit eselon I yaitu Sekretariat Jenderal, Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan, dan Badan Kebijakan Fiskal. Capaian implementasi
IS RBTK tema Sentral adalah sebesar 99% dengan rincian sebagai berikut:
IS#1 : Penguatan Budaya Target 92%
Organisasi Kemenkeu
Capaian : 100%

IS#2: Pengembangan SDM


Target 92%
melalui Kemenkeu Corpu
Capaian : 98%

IS#3: Optimalisasi Kemenkeu Leaders


Target 92%
Factory untuk Mendukung Pengelolaan
Keuangan Negara yang Kredibel
Capaian : 100%

IS#4 : Integrasi Perumusan Target 92%


Kebijakan Fiskal
Capaian : 99%

Gambar 5. Capaian IS RBTK Tema Sentral Tahun 2018


22
a. Penguatan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan (IS #1)

Inisiatif Strategis RBTK


IS #1 memiliki key outcomes living the values: menjadi pengelola keuangan
negara yang berintegritas, profesional, bermatabat, dan kredibel untuk
mencapai peningkatan indeks persepsi publik. Penanggung jawab IS RBTK
ini adalah Sekretaris Jenderal c.q. Central Transformation Office. Adapun
capaian signifikan yang berhasil diraih pada tahun 2018 diantaranya:
 Penyelesaian program Duta Transformasi (Penetapan KMK, Workshop,
Penyusunan guidelines, dan Integrity Campaign oleh Duta);
 Penyusunan konsep integrity framework;
 Identifikasi potensi efisiensi Anggaran Kemenkeu TA 2019 (bersama
Biro Perencanaan dan Keuangan, Inspektorat Jenderal, dan Dirketorat
Jenderal Anggaran) sebagai tindak lanjut Budget Commiteee Meeting;
 Internalisasi budaya oleh duta transformasi dan dalam berbagai
kesempatan (HC Summit, Festival Literasi 2018, Festival Budaya
Kemenkeu);
 Penetapan PMK 190/PMK.01/2018 tentang Kode etik dan Kode
Perilaku Pegawai;
 Pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi Penyuluh Anti Korupsi;
 Penyelesaian Surat Edaran nomor SE-12/MK.1/2018 tentang
Penerapan Nilai – Nilai Kemenkeu dan Kode etik Sebagai Early
Warning System di Lingkungan Kementerian Keuangan;
 Reviu pelaksanaan IMK efisiensi yang dikoordinasikan oleh Inspektur
Jenderal Kementerian Keuangan;
 Rangkaian pembahasan dan FGD indeks efisiensi birokrasi, serta
pelaksanaan Simulasi Indeks Efisiensi Birokrasi di Biro Umum, Kanwil
DJPB Jakarta, KPPN Jakarta VII, KPKNL Jakarta III, dan KPPBC Kantor
Pos Pasar Baru tanggal 2- 6 November 2018;
 Survei aspirasi pegawai dan survei penilaian kondisi budaya
Kementerian Keuangan tahun 2018 dengan hasil 8,4 (naik dari 7.7
pada tahun 2017).

Salah satu isu dan tantangan dalam implementasi penguatan budaya


organisasi Kementerian Keuangan sebagaimana hasil survei penilaian
kondisi budaya Kemenkeu tahun 2018 adalah perlunya peningkatan
komitmen dan keteladanan pimpinan pada seluruh level jabatan. Selain itu
pegawai juga mendukung penerapan collaborative working space di

23
Gambar 6. Booth Transformasi pada HC Summit

Gambar 7. Festival Budaya 2018

lingkungan kerjanya. Untuk itu, rekomendasi strategi penguatan Budaya di


tahun 2019 akan difokuskan pada pembangunan Budaya Digital dalam
inisiatif the new thinking of working.

b. Penguatan SDM Melalui Kementerian Keuangan Corporate University (IS #2)


IS #2 memiliki key outcomes sistem pendidikan dan pelatihan yang selaras
dengan strategi Kementerian Keuangan. Penanggung jawab IS ini adalah
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Adapun capaian utama
pada tahun 2018 diantaranya:
 Penetapan dan implementasi Regulasi pendukung Corpu (blueprint,
Standar Kompetensi Teknis Manajemen Pelatihan, Analisis Kebutuhan
Pembelajaran, Standar Smart Classroom, Desain Pembelajaran, Evaluasi
Pembelajaran, dan Knowledge Capture);

24
Inisiatif Strategis RBTK
 Identifikasi Crucial Job Kementerian Keuangan dan penyusunan
Learning Journey untuk beberapa Crucial Job;
 Pelibatan 636 Leader as Teacher dan 91 Retired Faculty;
 Pelaksanaan e-learning melalui portal Knowledge ManagementS ystem
(klc.kemenkeu.go.id);
 Peralihan diklat konvensional ke e-learning berpotensi menekan biaya
pelatihan sebesar 88.07%;
 Implementasi evaluasi pelatihan Kirkpatrick level 3 dan 4 (level
tertinggi)
 Penetapan Learning Quality Sistem melalui Keputusan Kepala BPPK
nomor KEP-97/PP/2018.

Implementasi IS #2 secara garis besar dilakukan dengan baik, namun


bukan tanpa tantangan. Isu strategis yang masih perlu menjadi
perhatian adalah komitmen dan sinergi seluruh unit eselon I terkait
produk dan layanan Kementerian Keuangan Corporate University seperti
knowledge management serta pengukuran competency gap index (CGI),
memerlukan penetapan Standar Kompetensi Teknis Jabatan yang
berlaku secara umum di lingkungan Kementerian Keuangan.

c. Optimalisasi Kemenkeu Leaders Factory untuk mendukung pengelolaan


keuangan Negara yang kredibel (IS #3)
IS #3 memiliki key outcomes leaders yang mendukung pengelolaan
Keuangan Negara yang akuntabel. Penanggung jawab IS RBTK ini adalah
Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Sumber Daya Manusia. Beberapa
capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Implementasi Secondment: 100 orang pegawai DJP dan DJBC, 5
orang pegawai Kementerian Keuangan ke Bank Indonesia, 16 orang
pegawai Bank Indonesia ke Kementerian Keuangan (DJPB, DJPK,
DJPPR, dan BKF), 2 orang pegawai Kementerian Keuangan ke ADB,
dan 3 orang pegawai Biro Advoksasi ke lawfirm swasta;
 Pegawai yang dipekerjakan (10 orang: BAWASLU, BEKRAF, BNN,
Kemenko Perekonomian, Kementerian PUPR, KPK, KSP, dan PPATK);
 Penempatan lulusan PKN STAN di 26 K/L;
 Penetapan PMK 191/PMK.01/2018 tentang Leaders Factory dan
aturan pendukung lainnya (leadership framework dan development

25
framework sebagai infrastruktur Leaders factory);
 Implementasi Jabatan Fungsional berupa pengangkatan JF AKPD
sebanyak 47 orang di Kementerian Keuangan, 53 orang dari K/L/
Pemda telah lulus uji kompetensi serta pembentukan Jabatan
Fungsional Analis Anggaran (Kepmenpan 17 Tahun 2018) dan Penilai
Pemerintah (Kepmenpan 11 Tahun 2018).

d. Perumusan Kebijakan Fiskal yang Terintegrasi (IS #4)


IS #4 memiliki key outcomes kebijakan Fiskal yang sinergis dan terintegrasi.
Penanggung jawab IS ini adalah Kepala Badan Kebijakan Fiskal. Beberapa
capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Protokol sinergi proses bisnis kebijakan fiskal telah dirumuskan dan akan
ditetapkan dalam KMK terkait proses bisnis dalam penyusunan APBN;
 Telah dilakukan kajian evaluasi kebijakan negara (Ekspor Jasa 0%,
Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan produk benang kapas
selain benang jahit, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
Indonesia-Singapura dan P3B Indonesia – Jepang;
 Penetapan PMK Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (PMK 14/
PMK.010/ 2018) dan penyampaian pagu indikatif untuk Tahun
Anggaran 2019 ke Direktorat Jenderal Anggaran;
 Penetapan PMK Fasilitas Pajak dan Bea Cukai Sektor Jasa dalam
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA);
 Pengaturan insentif fiskal dalam Kawasan Ekonomi Khusus, Bea Masuk
ditanggung Pemerintah, Fasilitas Pajak, bea, dan cukai sektor Jasa dalam
rangka MEA dan pengaturan Cukai Hasil Tembakau;
 Hasil kesepakatan pembahasan KEM-PPKF 2019 antara pemerintah
dan DPR telah menjadi dasar yang mengikat dalam penyusunan NK-
RAPBN 2019, dan APBN 2019 telah disahkan pada tanggal 31 Oktober
2018;
 KEM-PPKF sudah didesiminasi dalam beberapa media (mis. APBN KiTa,
Warta Fiskal);
 Pelaksanaan spending review masalah kemiskinan dan Penerbitan artikel
kajian terkait transfer ke daerah dana desa, Energi Baru Terbarukan
(EBT), dan infrastruktur telah diterbitkan pada majalah Tinjauan
Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal edisi Q1 s.d. Q4 Tahun 2018.

26
Inisiatif Strategis RBTK
2. Tema Penerimaan
Tema penerimaan diimplementasikan melalui 5 Inisiatif Strategis yang turun
dan dikelola oleh tiga unit eselon I yaitu Direktur Jenderal Pajak, Direktur
Jenderal Bea dan Cukai, dan Direktur Jenderal Anggaran. Capaian
implementasi IS RBTK tema Penerimaan adalah sebesar 98% dengan
rincian sebagai berikut:

IS#5 : Pengamanan Penerimaan Pajak Target 92%


atas Belanja Pemerintah
Capaian : 99%

IS#6: Modernisasi Sistem Target 92%


Informasi DJP untuk
Optimalisasi Penerimaan Capaian : 91%

IS#7: Joint Program Optimalisasi


Target 92%
Penerimaan

Capaian : 97%

IS#8 : Pembangunan Sistem


Kepatuhan Pengguna Jasa Target 92%
Terintegrasi untuk Optimalisasi
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Capaian : 100%

Target 92%
IS#9 : Optimalisasi PNBP

Capaian : 100%

Gambar 8. Capaian IS RBTK Tema Penerimaan Tahun 2018

a. Pengamanan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah (IS #5)


IS #5 memiliki key outcomes peningkatan kepuasan penggunaan layanan,
peningkatan kualitas pengawasan yang berujung pada Peningkatan
kepatuhan WP/Pengguna Jasa/Pengusaha BKC/Wajib Bayar.
Penanggung jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur
Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan yang didukung oleh Inspektur
Jenderal. Beberapa capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Pembahasan RPMK revisi PMK Nomor 64/PMK.05/2013 (dalam
proses harmonisasi di KemenkumHAM);
 Pemutakhiran database bendahara;
 Penyusunan kajian tentang Redesign Proses Bisnis Perpajakan
Bendahara, termasuk penyederhanaan formulir SPT (BEND 17)
untuk pelaporan pemotongan/pemungutan pajak oleh

27
Bendaharawan selain PPh Pasal 21/26;
 Pengembangan Dashboard Penganggaran, Realisasi, Pelaporan, dan
Penerimaan Pajak, dalam rangka pengawasan pajak belanja pemerintah
melalui pemanfaatan Sistem Layanan Data Kementerian Keuangan;
 Penetapan Inpres 4/2018 tentang Pengawasan Penerimaan Pajak atas
Belanja Pemerintah dan PNBP.

b. Modernisasi Sistem Informasi DJP untuk optimalisasi penerimaan pajak (IS #6)
IS #6 memiliki key outcomes peningkatan kepuasan penggunaan layanan,
peningkatan kualitas pengawasan yang berujung pada peningkatan
kepatuhan WP/Pengguna Jasa/Pengusaha BKC/Wajib Bayar. Penanggung
jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Transformasi
Teknologi Komunikasi dan Informasi yang didukung oleh Direktur Jenderal
Perbendaharan. Adapun beberapa capaian utama tahun 2018 diantaranya:
 Pengembangan multichannel e-Services berupa MoU smartcard Kartin1
dengan 4 Bank telah dilaksanakan dan telah implementasi di Kantor
Wilayah DJP Malang, Implementasi Aplikasi e-Form 1771 SPT Tahunan
Badan, dan Implementasi Tahap 2 Aplikasi e-Bupot PPh Pasal 23;
 Pengembangan Predictive Analytic (Obyek Faktur Pajak);
 Penetapan Perpres No 40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem
Administrasi Perpajakan dan Revisi PMK nomor 238/PMK.02/2015
tentang Tata Kontrak Tahun Jamak sebagai dasar hukum pengadaan
core tax system;
 Pengajuan Kontrak Tahun Jamak pembaruan sistem inti administrasi
perpajakan;
 Analisis dan kajian Seleksi atas calon penyedia jasa yang akan ditunjuk
sebagai Procurement Agent dalam pembangunan core tax system.

c. Joint Program Optimalisasi Penerimaan (IS #7)


IS #7 memiliki key outcomes Peningkatan Kualitas Pengawasan dan
Peningkatan kepatuhan WP/Pengguna Jasa/Pengusaha BKC/Wajib Bayar.
Penanggung jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai c.q.
Direktur Audit Kepabeanan dan Cukai yang didukung oleh Direktur
Jenderal Pajak. Beberapa capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Penetapan KMK Nomor 255/KMK.01/2018 tentang Pembentukan Tim
Implementasi Program Sinergi Reformasi DJP dan DJBC TA 2018;

28
Inisiatif Strategis RBTK
 Implementasi program sinergi DJP-DJBC dengan realisasi penerimaan
mencapai Rp. 23,25T;
 Simulasi dan penetapan joint analysis tools;
 Penyusunan draf RKMK tentang Joint Collection.

d. Sistem Kepatuhan Pengguna Jasa Terintegrasi untuk optimalisasi


penerimaan kepabeanan dan cukai (IS #8)
IS #8 memiliki key outcomes peningkatan kepuasan penggunaan layanan,
peningkatan kualitas pengawasan, yang berujung pada peningkatan
kepatuhan WP/Pengguna Jasa/Pengusaha BKC/Wajib Bayar.
Penanggung jawab IS RBTK ini adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai
c.q. Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis. Beberapa capaian
utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Telah disusun Risk Engine Pengguna Jasa Prioritas;
 Telah disusun desain sistem database yang terintegrasi;
 Telah diselesaikan peraturan terkait integrasi Nomor Pokok
Pengusaha Barang Kena Cukai dan Nomor Pokok Wajib Pajak, yaitu
PMK No 66/PMK.04/2018;
 Telah diselesaikan ketentuan terkait Sistem Kepatuhan Pengguna
Jasa dan single profile pengguna jasa;
 Telah dilakukan simulasi profile pengguna jasa pada tanggal 16-20
April 2018;
 Telah disusun Risk Engine Pengguna Jasa Reguler dan dilakukan
simulasi Risk Engine Pengguna Jasa Reguler tanggal 13 Juli 2018;
 Telah dilakukan piloting Risk Engine Reguler pada tanggal 26
Desember 2018;
 Telah disusun laporan terkait pengintegrasian database.

e. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (IS #9)


IS #9 memiliki key outcomes penyederhanaan penerapan tarif PNBP,
dan peningkatan peran K/L dalam optimalisasi PNBP. Penanggung
jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur
Penerimaan Negara Bukan Pajak. Beberapa capaian utama pada tahun
2018 diantaranya:

29
 Penetapan UU 9/2018 tentang PNBP dan penyiapan peraturan
turunan UU PNBP;
 Penetapan Inpres 4/2018 tentang Pengawasan Penerimaan Pajak atas
Belanja Pemerintah dan PNBP.

3. Tema Perbendaharaan
Tema Perbendaharaan memiliki 7 Inisiatif Strategis yang turun dan dikelola
oleh empat unit eselon I yaitu Direktur Jenderal Perbendaharaan, Direktur
Jenderal Kekayaan Negara, dan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko, dan Inspektorat Jenderal. Capaian implementasi IS RBTK tema
Perbendaharan adalah sebesar 97% dengan rincian sebagai berikut:

IS#10 : Pengelolaan Keuangan Target 92%


Negara yang Modern, Efisien dan
Terintegrasi Capaian : 100%

IS#11: Pengelolaan Target 92%


Likuiditas Keuangan Negara
dengan Instrumen Modern Capaian : 99%

IS#12: Peningkatan Partisipasi


Target 92%
Masyarakat dalam Pengembangan Jalur
Distribusi SBN Ritel Secara Online
Capaian : 100%

IS#13: Penjaminan Obligasi untuk


Target 92%
Percepatan Pembangunan
Infrastruktur
Capaian : 100%

IS#14 : Pemberadayaan Aset untuk


Target 92%
Mendorong Perkonomian Nasional
Capaian : 94%

IS#15 : Optimalisasi Investasi Target 92%


Pemerintah untuk Mendukung
Pembangunan yang Berkelanjutan Capaian : 95%

IS#16 : Sinergi Pengawasan Pelaksanaan


Anggaran BUN dan Implementasi Target 92%
Pengendalian Internal atas Pelaporan
Keuangan pada LKPP (K/L & BUN)
Capaian : 100%

Gambar 9. Capaian IS RBTK Tema Perbendaharaan Tahun 2018

30
Inisiatif Strategis RBTK
a. Pengelolaan Keuangan Negara yang Modern dan Terintegrasi (IS #10)
IS #10 memiliki key outcomes peningkatan kepuasan pengguna layanan
(wajib pajak/wajib setor/wajib bayar dan satker), penghematan biaya
operasional, dan peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Penanggung jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Beberapa capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Piloting Sistem Aplikasi Keungan Tingkat Instansi (SAKTI) pada Satker
Kantor Pusat Kementerian Keuangan dan beberapa K/L (sebagian
termasuk modul Anggaran/RKA K/L);
 Penyelesaian Portal single sign on dan rencana pengembangan Modul
Penerimaan Negara Generasi 3 (MPN G3);
 Penyelesaian interkoneksi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) dengan LKPP (data Online Monitoring SPAN
(OMSPAN) sudah terkoneksi dengan Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan (SiRUP);
 Penyelesaian integrasi aplikasi Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah ke dalam SAKTI;
 Telah dilakukan interkoneksi SAKTI dengan Sistem Informasi
Manajemen Aset Negara (SIMAN) melalui push data SAKTI ke
Database SIMAN;
 Interkoneksi SPAN dengan Portal Program K/L telah dipiloting di 11
K/L;
 Telah ditetapkan Perdirjen Perbendaharaan No PER-2/PB/2018
tentang Pelaksanaan Pembayaran Gaji Menggunakan Database Gaji
Terpusat.

b. Pengelolaan Likuiditas Keuangan Negara dengan Instrumen Modern (IS #11)


IS #11 memiliki key outcomes penurunan cost of fund. Penanggung jawab
IS RBTK ini adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara dan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko c.q. Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan. Beberapa
capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Piloting penggunaan Kartu Kredit dalam rangka penggunaan uang
persediaan pada Satker Istana Kepresidenan, DJPK dan BKF
Kementerian Keuangan, PPATK serta KPK;
 Penyusunan draft strategi pengelolaan kas telah selesai disusun

31
dengan dukungan US Treasury OTA dan IMF, dan telah dipublikasikan
ke DJPB dan DJPPR Kementerian Keuangan;
 Pembahasan terkait credit line dengan 4 Bank BUMN, Bank Indonsia,
OJK, dan Kementerian Keuangan (DJPPR serta Direktorat PPK BLU
DJPB);
 RPMK Kartu Kredit Pemerintah telah diharmonisasi oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
 Kesepakatan penetapan cash buffer sebesar Rp. 50 T dalam Rapat
ALM;
 Evaluasi Operasionalisasi TDR dan Kajian terkait term deposit
(penyempurnaan MoU dengan Bank Indonesia).

c. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dengan Pengembangan Jalur Distribusi


Surat Berharga Negara (SBN) Ritel secara Online (IS #12)
IS #12 memiliki key outcomes peningkatan partisipasi masyarakat untuk
sektor keuangan yang inklusif. Penanggung jawab IS ini adalah Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko c.q. Direktur Surat Utang
Negara dan Direktur Pembiayaan Syariah. Beberapa capaian penting pada
tahun 2018 diantaranya:
 Pembangunan sistem SBN Ritel Online (e-SBN) yang mencakup sistem
pengolah database SBN Ritel online dan Application Programming
Interface (API), pengembangan Sistem Informasi PNBP Online
(SIMPONI), dan pengembangan aplikasi Mitra Pilot Project;
 Penetapan PMK No 31/PMK.08/2018 sebagai dasar penerbitan SBN
Ritel secara online;
 Pelaksanaan public outreach di 10 kota antara lain: Medan, Palembang,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Balikpapan,
Manado, dan Makassar;
 Launching Savings Bond Ritel seri SBR003 melalui sistem SBN Ritel
Online, dengan capaian nominal penerbitan sebesar Rp1.928T (target
Rp1 T), Perluasan Mitra Distribusi (5 dari Perbankan, 1 Perusahaan
Efek, 1 Perusahaan Fintech Peer-to-Peer Lending, dan 2 Perusahaan
Efek Khusus), coverage wilayah mencakup Indonesia Bagian barat
(46,85%), DKI jakarta (42,21%) dan Indonesia Bagian Tengah &Timur
(10,94%), jumlah investor menjangkau 7.642 investor di 34 provinsi
(investor baru sebesar 5.683 investor).

32
Inisiatif Strategis RBTK
d. Penjaminan Obligasi Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan
Infrastruktur (IS #13)
IS #13 memiliki key outcomes naiknya nilai proyek infrastruktur yang
terealisasi dengan skema penjaminan obligasi infrastruktur. Penanggung
jawab IS ini adalah Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko c.q. Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan dan Direktur
Pengelolaan Risiko Keuangan Negara. IS ini telah di-closing / dinyatakan
selesai dengan capaian utama pada tahun 2017 antara lain:
 Penjaminan Obligasi Infrastruktur didasarkan pada satu Perpres
untuk satu penjaminan proyek infrastruktur;
 Penetapan Perpres 49/2017 yang mengamanatkan pemberian
jaminan atas obligasi PT KAI dalam proyek Light Rail Transit;
 Penetapan PMK 148/PMK.08/2017 Tentang Tata Cara Pemberian
Jaminan Obligasi Infrastruktur;
 Penerbitan Surat Jaminan Obligasi bagi PT Hutama Karya dalam
rangka pembangunan Tol Sumatera (tindak lanjut Perpres
117/2015).

e. Pemberdayaan Aset untuk Mendorong Perekonomian Nasional (IS #14)


IS #14 memiliki key outcomes Pemanfaatan aset yang optimal, yang
berujung pada Berkurangnya exposure APBN untuk Pembiayaan
Pembangunan. Penanggung jawab IS ini adalah Direktur Jenderal
Kekayaan Negara. Beberapa capaian utama tahun 2018 diantaranya:
 Capaian Revaluasi BMN 2018 sebesar 106,94% (Realisasi sebesar
945.460 BMN) dengan nilai wajar sebesar Rp5.728,49T. Nilai BMN
ini mengalami kenaikan sebesar Rp4.190,30T atau 272,42% dari nilai
buku hasil inventarisasi sebesar Rp1.538,18T;
 Capaian Pengelolaan Aset berupa utilisasi aset pada tahun 2018
sebesar 87,30% (target 80%, dengan menggunakan nilai hasil
revaluasi), manfaat ekonomi dari pengelolaan aset pada tahun 2018
sebesar Rp 4.083,05 M (target Rp 700M), dan pendanaan lahan
Proyek Strategis Nasional pada tahun 2018 telah dilakukan untuk 41
ruas tol, 15 bendungan, dan 5 infrastruktur transportasi;
 Penyelesaian Laporan Potensi Fiskal untuk akun Timah.

33
f. Optimalisasi Investasi Pemerintah untuk Mendukung Pembangunan yang
berkelanjutan (IS #15)
IS #15 memiliki key outcomes berkurangnya exposure APBN untuk
Pembiayaan Pembangunan dan meningkatnya penerimaan negara yang
berasal dari portofolio investasi pemerintah. Penanggung jawab IS RBTK
ini Direktur Jenderal Kekayaan Negara c.q. Direktur Kekayaan Negara
Dipisahkan. Beberapa capaian utama yang berhasil diraih pada tahun
2018 adalah:
 Interkoneksi data dengan BUMN di bawah Kementerian Keuangan;
 Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Project Charter interkoneksi
data KBUMN dan Kemenkeu, serta pengembangan Modul Kekayaan
Negara Dipisahkan selesai dilakukan;
 MoU Pertukaran data dengan Kementerian BUMN telah dilaksanakan
pada tanggal 15 November 2018;
 Manfaat ekonomi dari investasi Pemerintah tahun 2018 adalah sebesar
RP.733,25M (target Rp 906,8 M) .

g. Sinergi Pengawasan Pelaksanaan Anggaran BUN dan Implementasi


Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan pada LKPP (K/L dan BUN) (IS
#16)
IS #16 memiliki key outcomes peningkatan akuntabilitas pelaporan
keuangan. Penanggung jawab IS ini adalah Inspektur Jenderal c.q.
Inspektur III. Beberapa capaian utama yang berhasil diraih pada tahun
2018 diantaranya:
 Reviu Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (PIKP/ICOFR)
atas LK BUN, LK BA 015, dan LKPP;
 Pelaksanaan training of trainers (ToT) penerapan, penilaian, dan reviu
Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (PIPK)
untuk seluruh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) K/L
dengan berkoordinasi dengan BPPK Kementerian Keuangan, sebanyak
4 Angkatan (6 Kelas);
 Asistensi penerapan, penilaian, dan reviu PIPK untuk seluruh K/L
(beberapa eselon I Kementerian Keuangan, Badan Siber dan Sandi
Negara, Arsip Nasional Republik Indonesia, Komnas HAM,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kemenko Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Perhubungan, Kementerian

34
Inisiatif Strategis RBTK
Kelautan dan Perikanan, BPS, Kementerian Komunukasi dan
Informasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Narkotika
Nasional, dan Badan Pengawas Pemilu);
 Uji coba pelaksanaan reviu PIPK pada seluruh K/L dengan
berkoordinasi dengan Dit. AKP DJPB selaku konsolidator LKPP
(DJPB telah menyampaikan surat kepada seluruh K/L terkait
implementasi PIKP).

4. Tema Penganggaran
Tema Penganggaran memiliki 4 Inisiatif Strategis yang turun dan dikelola
oleh dua unit eselon I Kementerian Keuangan yaitu Direktur Jenderal
Anggaran dan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Capaian
implementasi IS RBTK tema Penganggaran adalah 98% dengan rincian
sebagai berikut:

IS#17 : Mewujudkan APBN Target 92%


Berkualitas melalui Efisiensi
dan Efektifitas Belanja Negara Capaian : 100%

IS#18: Perbaikan Kualitas Belanja


Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Target 92%
dalam Meningkatkan Kualitas
SDM dan Standar Kesehatan
Capaian : 100%

IS#19: Sinkronisasi Target 92%


Penganggaran Pusat dan
Daerah Capaian : 94%

IS#20 : Optimalisasi Kebijakan Target 92%


Penganggaran terkait Pengelolaan
Program Pensiun Capaian : 100%

Gambar 10. Capaian IS RBTK Tema Penganggaran Tahun 2018

a. Mewujudkan APBN Berkualitas Melalui Efisiensi dan Efektivitas Belanja


(K/L dan BUN) (IS #17)
IS #17 memiliki key outcomes berkurangnya biaya birokrasi dengan
output yang sama (strategic cost saving). Penanggung jawab IS RBTK ini

35
adalah Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Anggaran Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Beberapa capaian utama pada
tahun 2018 diantaranya:
 Penetapan Standar Biaya Masukan (PMK 32/PMK.01/2018) untuk
mendorong efisiensi pada K/L, diantaranya tidak ada kenaikan uang
harian perjalanan dinas, pembatasan jumlah honor tim untuk tim lintas
K/L dan yang ditandatangani Presiden, pemberian kudapan/makan
siang rapat diberikan apabila pembahasan lintas unit eselon II;
 Penyiapan Rancangan Keppres Standar Biaya Regional untuk
mendorong efisiensi pada Pemerintah Daerah;
 Indentifikasi potensi inefisiensi belanja K/L.

b. Meningkatkan Kualitas SDM dan Standar Kesehatan Masyarakat melalui


Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan dan Kesehatan (IS #18)
IS #18 memiliki key outcomes peningkatan akses dan kualitas bidang
pendidikan dan kesehatan. Penanggung jawab IS RBTK ini adalah Direktur
Jenderal Anggaran c.q. Direktur Penyusunan Anggaran Penerimaan dan
Belanja Negara. Beberapa capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Prototype peta anggaran dan dashboard telah disinergikan dalam portal
data APBN;
 Identifikasi data anggaran di pusat dan daerah;
 Tersedianya data kinerja (output) bidang pendidikan dan kesehatan
melalui K/L dan Transfer ke Daerah untuk beberapa komponen utama;
 Tersedianyanya data anggaran dan kinerja yang terintegrasi sampai
dengan Kabupaten/Kota;
 Koordinasi dengan KSP, Bappenas, DJPK untuk design monitoring dan
evaluasi pendidikan dan kesehatan yang terintegrasi.

c. Menghadirkan Pemerintah pada seluruh Wilayah Indonesia Melalui


Sinkronisasi Penganggaran Pusat dan Daerah (IS #19)
IS #19 memiliki key outcomes meningkatkan rasio belanja modal terhadap
APBD untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Penanggung jawab IS RBTK
ini adalah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Dana
Perimbangan. Beberapa capaian utama yang berhasil diraih pada tahun
2018 diantaranya:

36
Inisiatif Strategis RBTK
 Proses penilaian proposal Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
sinkronisasi telah dilaksanakan melalui aplikasi Kolaborasi
Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA) tanpa
melalui tatap muka;
 Pelaporan dan penyaluran DAK Fisik melalui aplikasi berbasis web
(OMSPAN) telah berjalan dengan baik termasuk pelaporan dalam
bentuk foto kegiatan dan GPS tagging location;
 Telah dilakukan Launching Aplikasi Mobile Dashboard SIKD (platform
Android dan IOS) dan Telah dilakukan inisiasi koordinasi dengan lead
Teknologi Informasi - Kantor Staf Presiden;
 Telah disusun database knowledge management dan desain sistem
informasi Jabatan Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Daerah (JF
AKPD), serta revisi Juknis dan penyusunan Standar Kompetensi
Jabatan JF AKPD.

d. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait Pengelolaan Program Pensiun


(IS #20)
IS #20 memiliki key outcomes efisiensi belanja dana pensiun dan
kesejahteraan pegawai. Penanggung jawab IS RBTK ini adalah Direktur
Jenderal Anggaran c.q. Direktur Harmonisasi Peraturan Penganggaran.
Beberapa capaian utama pada tahun 2018 diantaranya:
 Penyusunan konsep RPP tentang Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari
Tua Aparatur Sipil Negara bersama dengan instansi terkait antara lain:
internal Kementerian Keuangan (BKF, DJA, DJPB, Setjen),
Kementerian PAN-RB, BKN, Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Setneg, PT Taspen, dan PT Asabri;
 Pembahasan skema pensiun oleh 4 (empat) Menteri Koordinator yang
dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan;
 Pembahasan dan Persetujuan Presiden dalam Rapat Terbatas. Arahan
Presiden dalam Rapat Terbatas terkait pengelolaan dana pensiun:
 Implementasi skema pensiun baru pada tahun 2020
 Badan Penyelenggara merupakan BUMN di bawah Kementerian
Keuangan
 Perlu dilakukan simulasi/ exercise terkait kewajiban Pemda
sebagai pemberi kerja dengan memperhatikan:

37
 Kapasitas Fiskal Daerah
 Validitas Jumlah PNS Daerah
 Variasi THP antar daerah

Isu Strategis Implementasi IS RBTK ke Depan

Belajar dari pelaksanaan implementasi IS RBTK di tahun 2018, terdapat


beberapa tantangan dan isu strategis yang perlu untuk menjadi perhatian
dalam implementasi IS RBTK tahun 2019, antara lain:
 Belum tersedianya peraturan yang mengatur tentang pemberian tunjangan
tambahan bagi Pegawai yang dipekerjakan/diperbantukan di luar
Kementerian Keuangan;
 Mekanisme pemotongan pajak di depan mempunyai tantangan rekonsiliasi
di belakang dan berpotensi menimbulkan kegaduhan;
 Pembangunan core tax system harus disinergikan dengan rencana
pembangunan single tax payer account termasuk wacana penyatuan DC/
DRC Core tax system di Pusintek;
 Scale-up Joint Program untuk mencakup penerimaan dari PNBP (DJA) dan
pajak belanja pemerintah (DJPB, DJPK);
 Perlu antisipasi terkait Implementasi OSS sesuai Perpres 24/2018 terkait
implikasi pada field database di DJP dan DJBC;
 Sesuai dengan Hasil LOM 2018, SAKTI akan menjadi aplikasi tunggal
keuangan negara (mengintegrasikan KRISNA, RKA KL, SPAN Custom
Web, SAKTI, dan Satu DJA). Hal ini membutuhkan komitmen seluruh
eselon I dan dukungan dari Bappenas dan KemenPAN-RB;
 Isu perpajakan atas penggunaan kartu kredit bendahara untuk chaneling
pembayaran (Bukti Potong PPN dan Pengenaan PPh Pasal 22);
 Resistensi dan pemahaman K/L terkait perubahan SBM (perjadin/honor
tim/biaya rapat);
 Resistensi Pemda atas rancangan Keppres terkait standar biaya regional;
 Terkait wacana penyeragaman aplikasi keuangan dan Bagan Akun Standar
yang digunakan oleh Pemda, membutuhkan dukungan dari Kemendagri
dan BPKP;

38
Inisiatif Strategis RBTK
C. Change Management

Dalam rangka mendukung implementasi program RBTK, pada tahun 2018


telah dilaksanakan beberapa program Change Management, diantaranya:

1. Program Duta Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan


Duta Transformasi Tahun 2018 berjumlah 1.177 orang yang terdiri dari
205 Change Agent (Pejabat Eselon III) dan 972 Anggota Lighthouse Team
(Pejabat Eselon IV dan Pelaksana yang membantu change agent dalam
menyebarluasakan program RBTK). Duta Transformasi 2018 ditunjuk oleh
Pimpinan di Unit Eselon I masing–masing dan ditetapkan oleh Menteri
Keuangan melalui KMK nomor 463/KMK.01/2018 tentang Duta
Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Sebaran Duta
Transformasi berdasarkan Unit Eselon I adalah sebagai berikut:

Gambar 11. Sebaran Duta Transformasi

Tugas Duta Transformasi diantaranya:


a. melakukan sosialisasi, membantu terlaksananya proses perubahan
dalam kaitannya dengan implementasi Program RBTK Kementerian
Keuangan di lingkungan unit kerja masing-masing;

39
b. mengumpulkan umpan balik, baik dari pemangku kepentingan internal
maupun eksternal Kementerian Keuangan terkait implementasi Program
RBTK Kementerian Keuangan;
c. berpartisipasi dalam kegiatan RBTK Kementerian Keuangan, baik yang
diselenggarakan oleh Tim RBTK Pusat (Central Transformation Office/
CTO) maupun Tim RBTK Unit (Project Management Office/PMO);
d. menjadi penghubung antara CTO dan PMO dengan pegawai
Kementerian Keuangan dalam menyampaikan pesan perubahan dan
pelaksanaan Program RBTK Kementerian Keuangan;
e. menjadi panutan (role model) bagi pegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan dengan menerapkan inisiatif dan menunjukkan pola pikir
yang semakin berfokus pada layanan pelanggan sebagai bentuk
dukungan terhadap Program RBTK Kementerian Keuangan; dan
f. menjadi panutan (role model) bagi pegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan dengan menerapkan nilai-nilai Kementerian Keuangan
sebagai perwujudan budaya Kementerian Keuangan.
Kegiatan yang dilakukan/diikuti oleh Duta Transformasi pada Tahun 2018
yaitu:
a. Workshop Duta Transformasi
Pada Tahun 2018, dilakukan dua kali kegiatan workshop Duta
Transformasi yaitu pertama pada tanggal 8-9 Mei 2018 dan workshop
kedua pada tanggal 3-4 November 2018. Pada workshop pertama
dilakukan penguatan integritas melalui seminar terkait Integritas dalam
Memberantas Korupsi oleh Bp. Sujanarko (Direktur Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat) dan board games “It’s My Business”. Dalam games
tersebut, peserta berperan menjadi para pengusaha yang berusaha
memenangkan proyek dari pemerintah. Pemain yang nantinya memiliki
penghasilan paling banyak akan menjadi pemenangnya.

Dari permainan tersebut, peserta dapat mengetahui besarnya kerugian


negara akibat dari tindakan korupsi, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan awareness terhadap tindakan antikorupsi. Dalam workshop
pertama, dilaksanakan juga sharing mengenai kode etik Kementerian
Keuangan oleh Biro SDM. Selanjutnya, untuk memperkuat nilai – nilai
Kementerian Keuangan lain dilaksanakan kegiatan Synergy and Continuous
Improvement Session, dan Professionalism and Service Excellence Session.
Terkait dengan transformasi, Vice President of Corporate Transformation

40
Inisiatif Strategis RBTK
Group PT Angkasa Pura II melakukan sharing mengenai transformasi
yang dilaksanakan di PTAngkasa Pura II untuk memotivasi sekaligus
memberikan perspektif baru kepada para peserta mengenai proses
transformasi di instansi lain.
Workshop kedua dilaksanakan bersamaan dengan Festival Budaya
Kementerian Keuangan. Peningkatan kapasitas kapada para Duta
Transformasi pada workshop tersebut dilakukan dengan menghadirkan
berbagai narasumber yang berpengalaman di bidang integritas, digital
transformasi dan the new thinking of working. Dengan adanya sharing
dari para expert tersebut, para duta diharapkan dapat lebih siap dalam
menjadi garda terdepan dalam program RBTK.

Gambar 12. Workshop Duta Transformasi

b. Sosialisasi Program RBTK dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan


Pada workshop pertama tahun 2018 yang dilaksanakan pada bulan Mei,
para Duta Transformasi telah mendapatkan guidelines yang digunakan
sebagai acuan dalam internalisasi program RBTK. Oleh karena itu

41
selama bulan Mei hingga September 2018, para Duta melakukan
sosialisasi program Duta sesuai dengan panduan tersebut. Internalisasi
baik yang dilaksanakan melalui tatap muka maupun non tatap muka
diunggah di media sosial, agar implementasi program RBTK dapat
diketahui oleh seluruh pegawai Kementerian Keuangan.

Gambar 13. Tangkapan Layar Aktifitas Duta Transformasi

42
Agustus (Synergi Campaign)

Inisiatif Strategis RBTK


Mei & Juni (Integrity Campaign)
Jenis kegiatan:
Jenis kegiatan:
 IHT terkait integritas (penguatan kembali nilai-nilai
 Gerakan sinergi antar unit (dapat berupa acara
sosialisasi bersama, MoU, ramah tamah atau
Kemenkeu, kode etik unit eselon I masing-masing
pertandingan olah raga)
dan gerakan efisiensi unit eselon I
 Membuat video/desain/mading/tulisan/media lain
 Gerakan sinergi antar K/L lain (dapat berupa acara
sosialisasi bersama, MoU, ramah tamah atau
terkait integritas (dapat dilakukan pada tema lain
pertandingan olah raga)
setiap bulan
 Sharing kegiatan Bersama dengan stakeholder

Juli (Professionalism Campaign) September (Excellent Service & Continu-


Jenis kegiatan: ous Improvement Campaign)
 Menggali feedback terkait aplikasi yang digunakan Jenis kegiatan:
di Kemenkeu: email Kemenkeu, aplikasi SDM  IHT mengenai progress program RBTK Kemenkeu
(HRIS, CeHRIS, SIKKA, PBN-Open, dll), aplikasi inti
(sekaligus penggalian feedback program RBTK)
(SPAN, SAKTI, SIKD, CEISA, SHDJP, SIMAN,
RKAK/L, KRISNA, dll). Feedback wajib disam-  Kampanye terkait dengan pelayanan prima (going
paikan ke: dutatransformasi@kemenkeu.go.id extra miles)

 Gerakan penggunaan email kedinasan  Gerakan paperless working

Gambar 14. Panduan Campaign Duta Transformasi 2018

c. Penetapan Duta Transformasi Teraktif 2018


Untuk memberikan apresiasi terhadap duta yang telah melaksanakan
tugas dengan baik, Central Transformation Office melakukan pemilihan
duta teraktif dengan kriteria:

43
Berdasarkan kriteria tersebut terpillih 3 duta teraktif yaitu Duta
Transformasi dari Kanwil DJP Jateng I, Biro KLI, dan Kanwil DJPB
Gorontalo. Seluruh Change Agent sebagai wakil unit organisasi tersebut
mendapatkan penghargaan langsung dari Menteri Keuangan.

Gambar 15. Duta Transformasi Teraktif 2018

2. Penyampaian BERAKSI
BERAKSI yang merupakan akronim dari Berita Aktual Transformasi
diterbitkan sebagai media informasi kepada seluruh pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan. BERAKSI 2018 memuat capaian dan progress
program RBTK diantaranya penetapan Inpres Nomor 4/2018 tentang
Peningkatan Pengawasan Penerimaan Pajak Atas Belanja Pemerintah dan
PNBP, penetapan Perpres Nomor 40/2018 tentang Pembaruan Sistem
Administrasi Perpajakan, dan peluncuran Saving Bond Retail Seri 003
(SBR003). Selain itu, dimuat juga Fokus BERAKSI yang menjelaskan secara
lebih detil Program RBTK. Pada tahun 2018, fokus Beraksi memuat informasi
tentang peran dan tugas Duta Transformasi, panduan kerja tahun 2018.

44
Inisiatif Strategis RBTK

Gambar 16. Contoh Buletin BERAKSI

45
3. Festival Budaya
Dalam rangka menyebarluaskan Program Penguatan Budaya Organisasi
Kementerian Keuangan, telah dilaksanakan Festival Budaya pada tanggal 3 &
4 Desember 2018 di Aula Dhanapala. Festival Budaya juga dilaksanakan
sebagai bagian dari manajemen perubahan dalam Program Digital
Transformation dan untuk meningkatkan awareness terkait the New Thinking
of Working. Peserta yang hadir yaitu Menteri Keuangan, Para Pimpinan Unit
Eselon I, Pimpinan Unit Eselon II terkait di lingkungan Setjen, Sekretaris Unit
Eselon I, Ketua dan Anggota PMO, Duta Transformasi, Pengelola SDM,
Organisasi dan UKI Unit Eselon I, Open Registration. Kegiatan yang
dilaksanakan pada Festival Budaya yaitu :
 Peluncuran aplikasi HRIS, NADINE 2.0., Dashboard BMN, dan
KemenkeuLIB oleh Menteri Keuangan yang dilanjutkan dengan
pemberian arahan dan dialog;
 Seminar dan Diskusi mengenai Implement an Effective Code of Ethics and
Code of Conduct dengan narasumber Humaniati (Kepala Biro SDM
Kemenkeu), Tasdik Kinanto (Anggota KASN), Nurirdzuana Ismail (Head of
Integrity Risk Management – Petronas), serta moderator Rahayu Puspasari
(Direktur LMAN);
 Seminar mengenai Living the Values oleh Hiskia Purwoko (Head of Human
Capital Development Astra International);
 Seminar mengenai Channeling the Value with Your Executive Presence oleh
Wiweko Adi Nugroho (CEO Lead+Beyond);
 Seminar dan Diskusi mengenai Transformasi Mindset & Produktifitas di
Era Digital dengan narasumber Wawan Ariyanto (Corporate Deputy
Director of Personal Care, Control, and Development PT. KAI), Isnaeni
Achdiyat (Partner PT. Ernst & Young), Dharma Syahputra (VP HC Strategic
Management Telkom), serta moderator Eka Damayanti (Kepala Sub
Direktorat Analisis dan Evaluasi Sistem Informasi, DJP);
 Seminar mengenai The New Landscape of Working oleh Lea Avilliani Aziz
(Ketua Himpunan Desainer Indonesia);
 Seminar dan Diskusi Membangun Digital Culture yang Positif Melalui
Media Sosial dengan narasumber Yudhist Ardana (Youtuber), Wafa
Taftazani (Youtube Indonesia), Alffy Rev (Youtuber), dan narasumber
Anggi (Badan Kebijakan Fiskal);
 Seminar dan Diskusi mengenai The New Thinking of Working oleh Amadea
Verena Leonardo (Diaspora Indonesia) dan Muhammad Hafizullah Lubis

46
Inisiatif Strategis RBTK
(Duta Transformasi Terbaik 2017) dengan moderator Billy Boen
(Founder Young on Top);
 Showcase Coworking Space oleh Anggota HDII;
 Dialog Aspirasi yang merupakan sesi dialog antara Tim CTO dengan
pegawai Kemenkeu dalam rangka menggali aspirasi-aspirasi dari
pegawai Kemenkeu untuk kemudian dirumuskan menjadi masukan bagi
pimpinan;
 User experience and showcase aplikasi HRIS, NADINE 2.0., Dashboard
BMN, dan KemenkeuLIB.

4. Kegiatan pada Unit Eselon I


Kegiatan Change Management juga dilakukan dengan berpartisipasi kegiatan
yang diselenggarakan oleh Unit Eselon I diantaranya Pembekalan Duta
Transformasi Sekretariat, Ministry of Finance Human Capital Summit 2018
dan Festival Literasi.
HC Summit merupakan kegiatan Biro SDM yang dilaksanakan pada tanggal
14-15 Agustus 2018 membahas mengenai pengelolaan sumber daya
manusia di era digital. Diskusi sesi pertama yang dilakukan mencakup topik
“ASN di era digital, menyambut revolusi industry 4.0.”, dengan narasumber
Bima Haria Wibisana (Kepala BKN), Hadiyanto (Sekretaris Jenderal
Kemenkeu), Setiawan Wangsaatmaja (Deputi Bidang SDM Aparatur
Kemenpan-RB) dan moderator Suminto (Staf Ahli Menteri Keuangan
Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu).
Diskusi sesi pertama yang dilakukan mencakup topik “How to build digital
leadership” dengan narasumber Hery Kustanto (Vice President of
Corporate Services PT NET Mediatama Televisi), Alex Denni (Chief Human
Capital Officer PT BNI Persero Tbk), dan moderator Dino Martin (Chief
Executive Officer Karir.com). Pada kegiatan tersebut, CTO membuka
photobooth sebagai salah satu strategi change management terkait digital
transformation.
Festival Literasi merupakan kegiatan Biro KLI yang dilaksanakan pada
tanggal 4 dan 5 September 2018 untuk mengkampanyekan literasi dan
meningkatkan minat baca. Pada kegiatan tersebut dilakukan diskusi terkait
the Great Shifting (Rhenald Kasali), Yang Fana adalah waktu (Prof Sapardi
Djoko Damono), dan Teman Tapi Menikah 2 (Ayudia Bing Slamet dan Ditto
Percussion). Pada kegiatan tersebut, CTO juga membangun photobooth
sebagai salah satu strategi change management terkait program RBTK.

47
Pembekalan Duta Sekretariat Jenderal dilaksanakan pada tanggal 12
September 2018. Pada kegiatan tersebut, CTO menyampaikan paparan
mengenai arah RBTK yang memerlukan dukungan Sekretariat Jenderal. Fokus
paparan dalam kegiatan tersebut adalah mengenai pentingnya penguatan
budaya organisasi dan transformasi digital Kemenkeu. Selain itu, terkait
partisipasi para Duta Transformasi, disampaikan bahwa bentuk dukungan
yang diperlukan diantaranya, pelaksanaan internalisasi sesuai panduan Duta,
kreativitas dalam melakukan internalisasi, dan perlunya dorongan terkait
upaya perbaikan di Kemenkeu.

48
Inisiatif Strategis RBTK
“ The price of doing the same
old thing is far higher than the
price of change

Bill Clinton

49
“ Shaping your culture is more than
half done when you hire your
team.

Jessica Herrin

50
Penguatan Budaya Organisasi
BAB II
Kementerian Keuangan

51
Penguatan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan

Inisiatif Penguatan Budaya Kementerian Keuangan merupakan inisiatif


strategis (IS) yang menjiwai dan mendorong implementasi IS Program RBTK
Kementerian Keuangan dan pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan
lainnya. Inisiatif Penguatan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan
dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan perbaikan budaya organisasi
Kementerian Keuangan guna mendorong Reformasi Birokrasi dan menjadi
branding Kementerian Keuangan secara nasional melalui pengelolaan APBN
yang kredibel, berkeadilan, dan berkelanjutan. Inisiatif ini diharapkan
memberikan outcomes meningkatnya Indeks Efisiensi Birokrasi, meningkatkan
nilai pembangunan integritas (Indeks Persepsi Korupsi), mewujudkan inspirasi
program budaya ini untuk instansi pemerintah lainnya, meningkatkan Indeks
Persepsi Kesehatan Organisasi (MOFIN/ SFO), dan meningkatkan Indeks
Persepsi Publik.
Implementasi IS Penguatan Budaya mulai dilakukan pada tahun 2017, dengan
capaian utama diagnostic budaya yang melibatkan 97% pegawai Kementerian
Keuangan dan Launching Gerakan Efisiensi (IMK 346/IMK.01/2017). Untuk
tahun 2018 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu, penyusunan Ministry
of Finance Integrity Framework, reviu pelaksanaan efisiensi birokrasi yang
dilakukan oleh Unit Kepatuhan Internal, sinergi dengan program reformasi
birokrasi nasional, penyusunan Kode etik Kementerian Keuangan,
penyusunan Indeks Efisiensi Birokrasi, dan survei Budaya Organisasi
Kementerian Keuangan.
A. Penyusunan Ministry of Finance Integrity Framework

Dalam upaya peningkatan penegakan integritas pegawai Kementerian


Keuangan, pada tahun 2018 telah ditetapkan Ministry of Finance Integrity

52
Framework (MIF) oleh Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi,
Birokrasi, dan Teknologi Informasi selaku Ketua Pelaksana Harian TRBTKP
(CTO). MIF merupakan pendekatan komprehensif untuk memperkuat
integritas dan meningkatkan upaya pencegahan korupsi dalam organisasi
Kementerian Keuangan.
MIF digunakan sebagai panduan (guidelines) pegawai di Kementerian
Keuangan untuk meminimalisir peluang penyalahgunaan wewenang dalam

Penguatan Budaya
berhubungan dengan stakeholders. MIF merupakan living document yang

Organisasi
dapat direvisi atau diperbaharui apabila terdapat masukan dari unit Eselon I
maupun stakeholders lain. MIF disusun dengan mengadopsi framework yang
dimiliki oleh OECD (best practices). Dalam penyusunan MIF CTO

Cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilaku bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas

Indeks Persepsi Integritas yang Tinggi

Rendahnya Perbuatan Koruptif yang DIlaporkan

Meningkanya Unit Kerja yang Memenuhi Kriteria ZI WBK WBBM

Defining Integrity: Monitoring & Evaluating Integrity


• Identifikasi Risiko (Risk Identification) • Detectoon Mechanism through Complaints

03
(whistleblowing system)
01 •
Values, legislation, policies (code of conduct),
rules for disclosure, disciplinary regime, etc • Internal and External Audit Mechanism
Internal control rules and procedure (hiring, • Integrity Test
financial management and reporting,
procurement, IT, etc

Supporting Integrity:
Enforcing Integrity
• Leadership and Culture of Integrity
• Investigations and Hearings
02 •

Business Process Development
Communications and Awareness Rising 04 • Sanctions

• Tarining

Gambar 17. Ministry of Finance Integrity Framework (MIF)

berkoordinasi dengan Biro Organisasi dan Tatalaksana, Biro Sumber Daya


Manusia, dan unit eselon II di BPPK serta Itjen.
MIF mencakup area definisi, faktor pendukung, monitoring dan evaluasi
serta area penegakan integritas. Target MIF diantaranya mencapai indeks
persepsi integritas yang tinggi, rendahnya perbuatan koruptif, dan

53
meningkatnya unit Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

B. Reviu Pelaksanaan Efisiensi Birokrasi

Gerakan Efisiensi Birokrasi merupakan salah satu kelanjutan milestone yang


telah dilaksanakan pada tahun 2017 melalui Instruksi Menteri Keuangan
Nomor 346/IMK.01/2017. Untuk memastikan gerakan efisiensi dilaksanakan
dengan baik oleh seluruh eselon I, masing-masing Unit Kepatuhan Internal di
Lingkungan Kementerian Keuangan diwajibkan melakukan reviu pelaksanaan
efisiensi birokrasi di unit masing-masing di bawah koordinasi Inspektorat
Jenderal. Berdasarkan pembahasan atas reviu yang dilakukan oleh Unit
Kepatuhan Internal, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan efisiensi birokrasi
di Kementerian Keuangan telah dilakukan oleh seluruh unit eselon I dengan
karakteristiknya masing-masing. Adapun rekomendasi perbaikan yang
diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Kementerian Keuangan perlu mendorong Gerakan Efisiensi menjadi
Gerakan Nasional melalui kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh
Kementerian Keuangan;
2. Implementasi gerakan efisiensi perlu dilihat secara menyeluruh dan dimulai
dari tahap perencanaan anggaran;
3. Implementasi gerakan efisiensi di Kementerian Keuangan kiranya dapat
dilakukan secara seragam oleh setiap unit eselon I agar konsisten dan tidak
menimbulkan kecemburuan, dan dapat didorong dengan penetapan
ketentuan mengenai standar biaya khusus bagi Kementerian Keuangan.

C. Sinergi Program Penguatan Budaya dengan Program Reformasi Birokrasi


Nasional

Gerakan efisiensi yang merupakan salah satu milestone Penguatan Budaya


Kementerian Keuangan merupakan salah satu komponen dalam Penilaian
Mandiri Program Reformasi Birokrasi (PMPRB). Dalam kerangka Reformasi
Birokrasi Nasional, penguatan budaya merupakan bagian dari delapan area
perubahan khususnya area manajemen perubahan. Sinergi program
penguatan budaya dengan program Reformasi Birokrasi Nasional dilakukan
melalui komunikasi dengan Kementerian PAN-RB yang dilakukan pada saat

54
Evaluasi Reformasi Birokrasi baik pada kick-off meeting tanggal 20 Agustus
2018 maupun pada saat rapat pendalaman. Pada prinsipnya Kementerian
PAN-RB mendukung program perubahan/perbaikan yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan, termasuk program penguatan budaya Kementerian
Keuangan serta gerakan efisiensi, dan akan dijadikan contoh bagi
Kementerian/Lembaga lain.

Penguatan Budaya
D. Penyusunan Kode etik Kementerian Keuangan

Organisasi
Menteri Keuangan telah menetapkan kode etik melalui Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.01/2018 mengenai kode etik dan kode
Perilaku Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Penyusunan Kode etik tersebut telah melalui serangkaian proses yaitu
penyusunan konsep, benchmarking, Focus Group Discussion, permintaan
masukan dari unit eselon I, dan rapat pembahasan. Benchmarking
dilaksanakan untuk menggali mengenai konsep awal dan format kode etik
serta implementasinya berdasar best practice misalnya implementasi kode
etik di Komisi Pemberantasan Korupsi, Dewan Perwakilan Rakyat dan
Otoritas Jasa Keuangan.
Tidak seperti PMK sebelumnya (PMK 161/2012) yang merujuk pada PP
42/2004, PMK 190/2018 ini merujuk pada nilai – nilai Kementerian
Keuangan yaitu nilai Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan
Kesempurnaan. Selain mengatur mengenai kode etik dan kode Perilaku,
PMK tersebut mengatur juga mengenai pencegahan pelanggaran kode etik
dan kode perilaku, dan penegakan pelanggaran kode etik dan kode perilaku
yang mencakup penegakan oleh atasan langsung dan pembentukan majelis.

E. Indeks Efisiensi Birokrasi

Penyusunan alat ukur Indeks Efisiensi Birokrasi merupakan salah satu


bagian dari IS RBTK Program Penguatan Budaya Kementarian Keuangan.
Penyusunan indeks efisiensi birokrasi dimulai dengan brainstorming dan
rapat One on one dengan beberapa unit eselon II lingkungan Sekretariat
Jenderal, dan Inspektorat Jenderal untuk mengumpulkan gambaran awal
mengenai konsep indeks efisiensi birokrasi, dan menggali lebih dalam atas
pengelolaan indikator-indikator yang sudah ada di Kementerian Keuangan.

55
Selanjutnya, indikator-indikator yang telah ada dikalibrasi dengan tools model
Bureaucracy Measurement Index, untuk selanjutnya dilakukan penyusunan
rancangan awal atas indikator-indikator yang akan digunakan dalam
mengukur indeks efisiensi birokrasi. Untuk menggali masukan terhadap
indikator efisiensi birokrasi yang telah disusun CTO melaksanakan Focus
Group Discussion (FGD) dengan para Sekretaris Unit Eselon I, para pejabat
pengelola SDM, Organisasi dan Tatalaksana, Keuangan, Kinerja dan Risiko
pada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.
Simulasi indikator hasil FGD pada beberapa satuan kerja di lingkungan
Kementerian Keuangan (Biro Umum Setjen, Kanwil DJPP DKI Jakarta, KPPN
VII DKI Jakarta, KPKNL III DKI Jakarta, dan KPPBC Kantor Pos Pasar Baru)
dilakukan dengan hasil sebagai berikut:

INDEKS BIROKRASI
Bubble size indicates the risk management maturity (i.e. large = high maturity, small = minimal maturity

100%
EFEKTIVITAS

35,8 Unit 3

59,6% Unit 2
90%
58,2%
Unit 1
55,8%
Unit 5
80% Unit 4 48,2%

50% 60% 70%

EFISIENSI

Gambar 18 Hasil Simulasi Indeks Efisiensi Birokrasi

Terakhir dilakukan diseminasi hasil simulasi indeks efisiensi birokrasi kepada


para pejabat pengelola SDM, Organisasi dan Tatalaksana, Keuangan, Kinerja
dan Risiko pada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan
untuk membahas hasil simulasi dan menggali usulan perbaikan.
Finalisasi dan implementasi pengukuran indeks efisiensi birokrasi pada
seluruh unit Kementerian Keuangan akan dilanjutkan pada tahun 2019,
dengan indikator sebagaimana ditunjukkan gambar 18.

56
Penguatan Budaya
Organisasi
Gambar 19 Indikator Efisiensi Birokrasi

F. Workshop dan Sertifikasi Penyuluh Antikorupsi

Pembangunan kompetensi Penyuluh Antikorupsi ini dilatarbelakangi oleh


peran strategis penyuluh antikorupsi dalam memberi penerangan dan
menggerakkan masyarakat untuk mencegah korupsi dengan
mengembangkan budaya antikorupsi, sehingga diharapkan visi masyarakat
Indonesia yang berbudaya hukum pada tahun 2045 dapat tercapai.
Penyuluh Antikorupsi Pratama adalah personil yang bersertifikat Okupasi
Penyuluh Antikorupsi Pratama dan mempunyai lingkup penyuluhan
antikorupsi bidang tertentu serta diberi tugas oleh organisasinya untuk
melakukan kegiatan penyuluhan antikorupsi pada pada lingkup
organisasinya dan jejaring organisasinya. Sertifikasi Penyuluh Antikorupsi
mengacu kepada kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yakni ASEAN Guiding Principles for Quality Assurance and Recognition for
Certification System.
Pada tahun 2018, Kementerian Keuangan bekerjasama dengan Pusat
Edukasi Antikorupsi KPK melaksanakan workshop dan sertifikasi Penyuluh
Antikorupsi Jenjang Pratama. Dari 136 daftar peserta yang disampaikan
oleh Sekretaris Unit Eselon I Kementerian Keuangan untuk melakukan
pendaftaran e-learning dan melakukan tes online melalui e-learning, 105
peserta berhasil menyelesaikan e-learning dengan baik, dan hanya 88

57
peserta yang lulus tes e-learning.
Namun demikian, hanya 70 orang
yang mengikuti workshop
Penyuluh Antikorupsi Jenjang
Pratama, dan sebanyak 41 orang
mengikuti sertifikasi dengan
predikat kompeten. Setelah
dilaksanakan klarifikasi integritas,
hanya 38 yang berhasil
mendapatkan sertifikasi Penyuluh
Antikorupsi Jenjang Pratama.
Pada tahun 2019 pelaksanaan
workshop dan sertifikasi
penyuluh antikorupsi akan
dilaksanakan oleh BPPK dengan
berkerjasama dengan Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan
dan KPK. Pelaksanaan workshop
tahun 2019 ditargetkan diikuti
oleh 915 peserta yang
merupakan perwakilan dari
seluruh unit eselon II
Kementerian Keuangan. Dengan
meningkatnya jumlah pegawai
Kementerian Keuangan yang
menjadi penyuluh antikorupsi,
Gambar 20. Progress Jumlah Peserta diharapkan pemahaman dan
Sertifikasi Anti Korupsi Per tahap awareness pegawai terhadap sikap
antikorupsi semakin meningkat.

G. Culture Reassessment

Pengukuran Budaya Organisasi Kementerian Keuangan dilakukan untuk


mengukur change readiness survey, indeks persepsi efisiensi, dan indeks
budaya. Survei budaya organisasi kepada seluruh pegawai Kementerian
Keuangan dilakukan pada tanggal 3 s.d. 16 Desember 2018, dengan

58
responden sebanyak 16.700 orang (21,9% dari populasi).
Hasil pengukuran Budaya Organisasi Kementerian Keuangan adalah sebagai
berikut:

Penguatan Budaya
Organisasi
Gambar 21. Change Readiness Kemenkeu

1. Change Readiness Survey.


Dari pengukuran change readiness survey, secara keseluruhan pegawai
Kementerian Keuangan sudah terbiasa dengan perubahan sehingga
bukan menjadi hal yang ditakuti. Pegawai melihat perubahan sebagai hal
yang inovatif dan sebagai langkah untuk maju. Namun, arah
pengembangan perubahan perlu diperjelas sehingga tidak menimbulkan
keresahan. Kebersamaan dalam melakukan perubahan juga menjadi
bekal dalam menanamkan tata nilai. Kementerian Keuangan perlu
mengelola/memilah prosedur dan sistem kerja agar tidak terjadi
benturan kebijakan.
Dalam hal sumber ide perubahan, pegawai sudah merasakan bahwa ide
perubahan dapat datang dari seluruh jajaran meskipun perumusan
kebijakannya hanya pada level tertentu. Selain para pegawai juga
merasakan bahwa pimpinan mampu menjadi pendorong utama
perubahan.

59
2. Pengukuran indeks persepsi efisiensi
Indeks persepsi efisiensi berbeda dengan indeks efisiensi birokrasi pada
pembahasan sebelumnya. Pada penilaian ini, efisiensi diukur berdasarkan
persepsi/yang dirasakan pegawai. Indeks persepsi efisiensi Kementerian
Keuangan dinilai meningkat yaitu dari 6.4 dari tahun 2017 menjadi 7.5
(skala 10) di tahun 2018. Beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi
diantaranya intepretasi gerakan efisiensi ternyata masih bervariasi dan
dalam pelaksanaannya, dan ada yang diterapkan sebagai pengurangan
anggaran semata. Gerakan efisiensi yang telah mencakup penyempurnaan
proses bisnis dan layanan serta teknologi informasi diyakini telah
digunakan secara maksimal dalam melakukan monitoring dan evaluasi
antar wilayah terutama untuk menekan biaya.

3. Indeks Budaya
Hasil penilaian terkait tata nilai Kementerian Keuangan untuk melihat
indkes budaya adalah sebagai berikut:

Gambar 22. Indeks Budaya Kemenkeu

Indeks Budaya Kementerian Keuangan mengalami peninkatan dari indeks


sebelumnya sebesar 7.8 tahun 2017 menjadi 8.3 pada tahun 2018,
dengan penjelasan sebagai berikut:

60
 Pegawai sudah memahami dan menjalankan nilai integritas, serta
memiliki keberanian untuk menegur dan menjadi contoh.
 Pegawai Kementerian Keuangan sudah sadar atas tuntutan tugas dan
harapan organisasi, pegawai juga memahami pentingnya berbagi
pengetahuan dan komitmen waktu.
 Dalam implementasi sinergi, kerjasama antar unit sepertinya sudah
berjalan dengan baik dan tidak ada ketimpangan.

Penguatan Budaya
 Pegawai Kementerian Keuangan juga sudah memahami perlunya

Organisasi
pelayanan dalam menjalankan tugasnya dan juga secara terus
menerus mencari jalan yang terbaik untuk melayani masyarakat.
 Untuk kesempurnaan, sebagian unit kerja sudah mulai terbuka akan
ide kreatif untuk melakukan perbaikan dan arahan pimpinan.

Selain penilaian atas tata nilai, aspek keteladanan merupakan aspek yang
penting dalam perbaikan budaya organisasi. Seperti hasil survei tahun
2017, Menteri Keuangan dan pejabat eselon III masih menjadi sosok
penting yang menjadi teladan para pegawai. Oleh karenanya, Duta
Transformasi tahun 2019 akan lebih baik apabila tetap diisi oleh para
pejabat eselon III selaku Change Agent yang dibantu oleh Pejabat Eselon IV
dan Pelaksana selaku Lighthouse Team.
Peninkatan indeks Budaya Kementerian Keuangan menandakan bahwa
program Penguatan Budaya Kementerian Keuangan telah dilaksanakan
dengan baik dan membawa dampak positif bagi perbaikan Budaya
Organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

H. Program Duta Transformasi

Program duta transformasi merupakan bagian dari implementasi IS#1


Penguatan Budaya yang telah diuraikan pada Bab I. Duta Transformasi
Kementerian Keuangan tahun 2018 berjumlah 1.177 orang yang terdiri dari
205 Change Agent dan 972 Anggota Lighthouse Team. Tugas Duta
Transformasi adalah melakukan sosialisasi, membantu change management
Program RBTK, mengumpulkan umpan balik, berpartisipasi dalam kegiatan
RBTK, menjadi penghubung antara CTO dan PMO dengan pegawai
Kementerian Keuangan, dan menjadi panutan (role model) bagi pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan.

61
“ “When digital transformation
is done right, it’s like a cater-
pillar turning into a butterfly,
but when done wrong, all you
have is a really fast caterpillar.”
George Westerman | Principal Research Scientist with
the MIT Sloan Initiative on the Digital Economy

62
PEMBANGUNAN
ENTERPRISE ARCHITECTURE (EA) BAB III
KEMENTERIAN KEUANGAN

63
Pembangunan Enterprise Architecture
Kementerian Keuangan

Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (RBTK) yang


sudah dimulai sejak tahun 2014 dengan diterbitkanya KMK nomor 36/
KMK.01/2014 terus mengalami perkembangan. Sejalan dengan revolusi
industri 4.0 dan untuk mencapai tujuan utama transformasi yaitu
mengakselerasi pencapaian visi Kementerian Keuangan sebagai penggerak
utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21,
Kementerian Keuangan melaksanakan strategi baru yang dapat meningkatkan
kapasitas dan kapabiltas digitalnya melalu pembangunan Enterprise
Architecture (EA). Hal ini dilaksanakan dengan ditetapkannya Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 452/KMK.01/2018, yang selanjutnya menjadikan
EA sebagai suatu metode strategis untuk mencapai tujuan organisasi
Kementerian Keuangan secara lebih efektif dan efisien dengan
mendefinisikan, memetakan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan empat
domain, yaitu bisnis, data, aplikasi, dan teknologi

64
A. Progres Pembangunan EA Kementerian Keuangan
Pembangunan EA yang sudah dimulai sejak awal September tahun 2018
telah menunjukkan progres yang cukup signifikan dengan mulai
dirumuskannya visi digital transformasi serta dilaksanakannya EA readiness
assessment dan EA maturity assessment yang hasilnya digunakan sebagai
masukan awal untuk membangun EA Kementerian Keuangan dan
memperbaiki layanan di tingkat pusat maupun vertikal (kantor wilayah/
kantor pelayanan). Secara garis besar, progres pembangunan EA
Kementerian Keuangan pada tahun 2018 dilaksanakan melalui perumusan
visi transformasi digital Kementerian Keuangan, pembangunan stakeholder

Enterprise Architecture
awareness, pelaksanaan EA readiness assessment, pelaksanaan EA maturity

Kemenkeu
assessment, melihat current state architecture, dan pelaksanaan capacity
building baik melalui sharing session, training maupun workshop.

1. Perumusan Visi Digital Transformation Kementerian Keuangan


Perumusan visi digital Kementerian Keuangan merupakan bagian dari
pembangunan EA. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggali dan
memahami visi, misi, dan strategi Kementerian Keuangan dan
stakeholders melalui assessment atas visi Kementerian Keuangan saat ini
(Current MOF Business Vision Assessment). Assessment ini dilakukan
melalui wawancara dengan Menteri Keuangan dan 11 pimpinan eselon 1
di seluruh unit eselon I di Kementerian Keuangan untuk menjaring
aspirasi pimpinan. Dari wawancara yang dilakukan, dapat dirumuskan
aspirasi sebagai berikut:
a. Integration & Connectivity:
• Meningkatkan integrasi antar unit eselon I
• Meningkatkan interkoneksi data di internal Kementerian Keuangan
dan eksternal (contoh: Kementerian Lembaga lain)

65
Gambar 23. Wawancara dengan Sekretaris Jenderal dalam Rangka Current MOF Business Vision Assessment

b. Data Analytics
• Layanan kepada stakeholder didukung oleh analisis data (data driven)
terutama dalam pengambilan keputusan
• Terdapat dukungan berupa keberadaan dashboard dan reporting
system.
c. Mobility
• Layanan kepada stakeholder dapat dilakukan secara mobile sehingga
dapat meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan
d. Stakeholder Engagement
• Meningkatkan kenyamanan stakeholder dalam menerima layanan
• Meningkatkan efisiensi
• Otomasi
e. Cyber Security
• Memiliki kemampuan keamanan cyber yang memadai khususnya
terkait layanan yang menggunakan teknologi.
66
Disamping itu, wawancara juga telah dilakukan dengan stakeholder
eksternal Kementerian Keuangan sebagai bagian dalam proses
penyusunan visi digital Kementerian Keuangan. Wawancara dilakukan
antara lain dengan Bank Dunia, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan

Enterprise Architecture
Kemenkeu
Gambar 24. FGD Digital Vision

Pembangunan Nasional, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri, Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia, akademisi, dan masyarakat serta pengguna
layanan Kementerian Keuangan. Aspirasi dan perumusan misi digital
Kemenkeu telah dibahas lebih lanjut dalam LOM.

2. Stakeholder Awareness
Pembangunan awareness atau kesadaran terhadap pentingnya EA
Kementerian Keuangan telah dilakukan untuk memperoleh dukungan dan
komitmen pimpinan Kementerian Keuangan dalam implementasi the

67
Gambar 25. Workshop Enterprise Architecture

Enterprise Architecture Ministry of Finance (TEAM Finance). Stakeholder


awareness dibangun melalui berbagai kegiatan antara lain workshop tentang
Enterprise Architecture yang telah dilaksanakan pada awal September tahun
2018. Peserta workshop adalah perwakilan dari seluruh unit eseleon 1 serta
stakeholder eksternal Kementerian Keuangan. Workshop bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang EA dan memberikan gambaran atas
beberapa topik, sebagai berikut:
a. Apa itu Enterprise Architecture dan Mengapa Pembangunan EA
Diperlukan. Dalam topik ini dijelaskan secara lengkap tentang definisi
EA, komponen EA, tujuan dan manfaat EA termasuk diskusi tentang
kesalahpahaman (misconceptions) sebagian orang dalam memahami EA.
b. Tahapan Metodologi EA. Pada Topik ini dibahas mengenai bagaimana
menyiapkan aktivitas yang dibutuhkan untuk membuat kapabilitas

68
arsitektur serta melakukan kustomisasi atas The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) yang digunakan sebagai framework
dalam pembangunan EA.
c. Topik terakhir adalah ilustrasi tahapan pengembangan EA untuk
masing-masing arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan
arsitektur teknologi.

Stakeholder awareness pada dasarnya merupakan kegiatan yang


berkelanjutan sepanjang pembangunan EA dilakukan. Disamping melalui
workshops, stakeholder awareness juga dilakukan melalui wawancara dengan

Enterprise Architecture
pimpinan di Kementerian Keuangan untuk memperoleh dukungan dan

Kemenkeu
komitmen pimpinan Kementerian Keuangan dalam implementasi the
Enterprise Architecture Ministry of Finance (TEAM Finance).
Pengembangan stakeholders awareness juga dilaksanakan melalui
sosialisasi/ kampanye implementasi EA dalam berbagai kesempatan, serta
melalui assessment yang meliputi EA readiness assessment dan maturity
assessment yang akan dipaparkan pada poin-poin selanjutnya.

3. EA Readiness Assessment
EA readiness assessment telah dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat
kesiapan Kementerian Keuangan dalam rangka implementasi EA. Hasil
assessment ini memberikan gambaran EA capability yang dimiliki
Kementerian Keuangan saat ini, baik dari aspek kualitatif maupun
kuantitatif. Assessment ini selanjutnya memungkinkan Kementerian
Keuangan mendefinisikan dan mamahami desired state dari EA capability.
EA readiness assessment dilakukan dengan menggunakan framework
berbasis survei pada unit-unit eselon I di Kementerian Keuangan yang
bertujuan untuk menilai kemampuan arsitektur Kementerian Keuangan.
Pendekatan yang digunakan memberikan gambaran kesiapan organisasi

69
Kementerian Keuangan untuk mengadopsi EA yaitu meliputi aspek SDM,
proses, pemerintahan, struktur, dan teknologi.

Gambar 26. Hasil EA Readiness Assessment

70
4. EA Maturity Assessment
EA maturity assessment dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat maturitas
EA Kementerian Keuangan. Sama halnya dengan EA readiness assessment,
maturity assessment ini juga menggunakan framework berbasis survei
kepada unit-unit di Kementerian Keuangan. EA maturity assessment
bertujuan untuk menilai kemampuan arsitektur Kementerian Keuangan.

Hasil survei atas maturity assessment dikelompokkan dalam lima level


berikut:

Enterprise Architecture
Kemenkeu
Gambar 27. EA Maturity Level

Survei maturity assessment di Kementerian Keuangan dilaksanakan


berdasarkan tiga dimensi yaitu architecture planning, architecture practice
and architecture people.

a. Dimensi Architecture Planning


Terkait perencanaan arsitektur (architecture planning), terdapat pola yang
beragam pada unit eselon I, beberapa unit memperoleh skor nol
(nonexistent), sedangkan beberapa unit lain berada pada skor di atas 3
(project compliance yang tinggi). Rata-rata skor untuk level Kementerian
Keuangan adalah 1,64. Arsitektur perencanaan Kementerian Keuangan
secara umum digunakan dalam hal adanya suatu kebutuhan untuk

71
program/proyek tertentu (ad-hoc), dan belum diimplementasikan
terstruktur sebagai bagian dari alat strategis organisasi. Salah satu
responden bahkan menyatakan bahwa perencanaan arsitektur saat ini
terbatas pada proram/proyek terkait IT saja.

b. Dimensi Architecture Practices

Terkait praktek arsitektur (architecture practices), sebagian besar unit


eselon I berada antara level nol dan level awal (skor 0 s.d 1,9), tapi
beberapa unit eselon I lain berada pada level cukup tinggi diatas 3. Rata-
rata skor untuk Kementerian Keuangan saat ini adalah 1,53. Hasil
assessment terhadap dimensi architecture practices Kementerian Keuangan
antara lain sebagai berikut:
 Tata kelola dalam implementasi EA saat ini pada dasarnya sudah
tersedia namun tidak memenuhi standar yang ditetapkan;
 Tanggung jawab dan akuntabilitas dalam implementasi EA Kemenkeu
saat ini belum terdefinisi dengan jelas;
 Saat ini belum tersedia komite kepatuhan arsitektur;
 Kemenkeu sudah menggunakan Orbus iServer sebagai EA tools yang
merupakan alat pemodelan arsitektur di Kementerian Keuangan,
namun belum digunakan secara konsisten dan menyeluruh (ad-hoc).

c. Dimensi Architecture People

Hasil assessment terhadap dimensi arsitektur manusia (people) dapat


dijelaskan sebagai berikut:
 Ditemukan kondisi pemahaman yang beragam terhadap implementasi
EA pada masing-masing unit Eselon I (Sebagian unit eselon I
menyatakan diri mereka berada pada level nol dan sebagian berada
pada level 3);

72
 Keahlian dibidang arsitektur saat ini terbatas di beberapa individu,
karena pelatihan tidak diberikan kepada seluruh pegawai tetapi
hanya kepada beberapa pegawai di setiap unit eselon I;
 Tingginya kesadaran (awareness) terhadap implementasi EA hanya
berada pada pegawai pada lingkungan kantor pusat, khususnya pada
unit-unit yang terkait langsung dengan arsitektur;
 Kolaborasi dan sosialisasi atas EA awareness belum terjadi secara
sistematis, namun masih dalam level individual antar pegawai.

Enterprise Architecture
Kemenkeu

Gambar 28. EA Readiness & EA Maturity Assessment

5. Current State Architecture


Untuk mendisain EA yang nantinya dapat diimplementasikan (applicable)
dan sesuai dengan visi Kementerian Keuangan, telah digambarkan
bagaimana kondisi arsitektur saat ini (current state architecture). Current
state architecture ini nanti akan digunakan sebagai baseline dalam

73
menyusun future state architecture Kementerian Keuangan dengan
melakukan berbagai perbaikan dalam proses bisnis, data, aplikasi, dan

Gambar 29. Workshop As-Is Assessment EA Kementerian Keuangan

teknologi.
Sehubungan dengan hal ini, assessment telah dilakukan untuk melihat
arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi
Kementerian Keuangan saat ini, termasuk mengidentifikasi area-area yang
masih perlu perbaikan (pain points) serta inventarisasi sistem informasi dan
teknologi Kementerian Keuangan saat ini.
Pembangunan as-is business architecture, as-is information system architecture
dan as-is technology architecture telah mencapai hasil diatas 90% diakhir
tahun 2018.
a. As-is business architecture assessment telah mencapai 97%. Untuk
mencapai hasil 100% masih perlu dilakukan pembahasan gaps dan

74
opportunities untuk perbaikan proses bisnis dengan eselon 2 dan 3 di
salah satu unit eselon II di Kementerian Keuangan;
b. As-is information system architecture dan as-is technology architecture
telah mencapai hasil masing-masing 90%. Status per Desember 2018
tersebut menunjukkan masih diperlukan diskusi lebih dalam terkait
landscape information system architecture dan as-is technology
architecture.

Enterprise Architecture
Kemenkeu

Gambar 30. Arahan Staf Ahli OBTI dalam Workshop As-Is Assessment Kemenkeu

6. Capacity Building
Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung pembangunan EA
Kementerian Keuangan adalah terkait penyelenggaraan rangkaian kegiatan
capacity building berupa Forum Group Discussion, sharing session, training
dan workshops. Beberapa pelatihan teknis yang telah dilaksanakan meliputi
TOGAF, BPMN dan Archimate. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan

75
pegawai unit eselon II yang menangani proses bisnis dan IT pada seluruh unit
eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Rencana Tindak Lanjut Pembangunan EA Kementerian Keuangan

Dalam rangka melanjutkan pembangunan TEAM Finance, beberapa langkah


yang telah dilaksanakan untuk dapat mengantisipasi tantangan adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan koordinasi secara berkala dengan melibatkan berbagai
pihak terkait, yaitu tim konsultan EA, tim World Bank, dan tim teknis EA
Kementerian Keuangan dengan berdasarkan arahan pimpinan
Kemenkeu (Staf Ahli OBTI selaku Kalakhar TRBTKP/CTO dan Chief
Information Officer, serta Staf Khusus Bidang Sistem Informasi dan
Teknologi);
b. Menyelenggarakan rangkaian workshop yang bertujuan untuk
meningkatan awareness anggota kelompok kerja TEAM Finance serta
membahas konsep digital vision Kementerian Keuangan;
c. Menyelenggarakan rangkaian training yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas anggota Pokja TEAM Finance khususnya untuk
mengatasi kendala kurang optimalnya penggunaan EA tools.

Selanjutnya, untuk dapat mendorong percepatan pembangunan TEAM


Finance pada tahun 2019 direncanakan untuk dapat dilaksanakan
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) anggota TEAM
Finance tahun 2019 dimana terdapat perwakilan dari Unit Eselon I
(proses bisnis dan TIK) yang didedikasikan untuk fokus dalam menyusun
dan mengembangkan TEAM Finance;
b. Penyusunan dan penetapan charter sebagai rencana kerja untuk
menyelesaikan inisiatif strategis transformasi digital Kementerian

76
Keuangan sebagai konsep end-state arsitektur proses bisnis dan sistem
informasi (business case);
c. Finalisasi blueprint dan roadmap solusi TEAM Finance yang merupakan
target deliverables konsultansi EA tahun 2019;
d. Penugasan dedicated architect dari masing-masinf unit Eselon I untuk
melaksanakan beberapa tugas sebagai berikut:
 Penyelesaian arsitektur proses bisnis, data, aplikasi, dan teknologi
dengan menggunakan tools EA Kementerian Keuangan (Orbus
iServer);
 Penyiapan desain solusi untuk mendukung implementasi inisiatif

Enterprise Architecture
strategis transformasi digital Kementerian Keuangan (business

Kemenkeu
case);
 Pembahasan roadmap implementasi solusi EA.
e. Pembahasan dan finalisasi roadmap implementasi solusi EA dalam
Forum Sekretaris dan Rapat Pimpinan Kementerian Keuangan;
f. Penyiapan kajian untuk kemungkinan kebutuhan lisensi tambahan EA
tools Kemenkeu.

77
“ Few things are more important
during a change event than com-
munication from leaders who can
paint a clear and confidence-
inspiring vision of the future.

Sarah Clayton

78
PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2018 BAB IV
KEMENTERIAJN KEUANGAN

79
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan Tahun 2018

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) merupakan


instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan
secara mandiri (self assessement) oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah.

PMPRB mencakup penilaian terhadap dua komponen, yaitu Pengungkit


(Enablers) dan Hasil (Results). Pengungkit adalah seluruh upaya yang dilakukan
oleh instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan Hasil
adalah kinerja yang diperoleh dari komponen pengungkit. Hubungan sebab-
akibat antara komponen Pengungkit dan komponen Hasil dapat mewujudkan
proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, yang akan
meningkatkan kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan. Komponen
Pengungkit sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan
Komponen Hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan.

Bobot komponen dan sub-komponen PMPRB adalah sebagai berikut:

80
Gambar 31. Kriteria Penilaian PMPRB

A. Unit Pelaksana PMPRB

PMPRB Kemenkeu
Pelaksanaan RBTK di Kementerian Keuangan dikelola berdasarkan beberapa
payung hukum, antara lain, pertama Peraturan Presiden nomor 81 Tahun
2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Kedua,
Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK 36/KMK.01/2014 tentang Cetak
Biru Program Transformasi Kelembagaan Tahun 2014-2025. Ketiga,
Keputusan Menteri Keungan nomor KMK 974/KMK.01/2016 tentang
Implementasi Strategis Program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan.
Dan, keempat adalah Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK 43/
KMK.01/2017 tentang Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan tahun 2017-2019.

Pengelolaan RBTK dilaksanakan oleh Tim RBTK Pusat/Central Transformation


Office (CTO) sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK 179/
KMK.01/2018. Tugas Tim RBTK Pusat/CTO adalah mengakomodasikan
pelaksanaan RBTK level Kementerian Keuangan dan koordinasi pelaksanaan
PMPRB dan evaluasi RB yang dilakukan oleh KemenPAN-RB.

81
Gambar 32. Alur Penilaian PMPRB

Selanjutnya dibentuk Tim Assesor dengan Keputusan Sekretaris Jenderal


Nomor KEP-137/SJ/2018 tanggal 19 Maret 2018 tentang Pembentukan Tim
Assesor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian
Keuangan Tahun 2018 yang terdiri atas pengarah, penanggung jawab, tim
kerja dan asistensi, serta tim assessor unit eselon I Kementerian Keuangan.

Pengarah terdiri atas Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Staf Ahli
Menteri Keuangan Bidang Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi,
dengan penanggung jawab adalah Inspektur VII Inspektorat Jenderal, Chief
Change Management Officers II, CTO Sekretariat Jenderal dan Change
Management Officer II, CTO Sekretariat Jenderal.

82
PMPRB Kemenkeu

B. Alur Proses PMPRB

Proses PMPRB dilakukan secara online melalui aplikasi yang dapat diakses
melalui https://pmprb.menpan.go.id/. Untuk mengakses halaman ini,
Kementerian Lembaga/Instansi harus memiliki ID pengguna. ID pengguna
aplikasi PMPRB di Kementerian Keuangan dikelola oleh Inspektur Jenderal
Kementerian Keuangan dan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan.

CTO, Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan pelaporan PMPRB untuk


selanjutnya dilakukan penilaian oleh assessor di Inspektorat VII, Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan. Assessor akan mengisi/menilai delapan area

83
penilaian pada aspek Proses, dan tiga area penilaian pada aspek Hasil. Setelah
penilaian selesai dilakukan, Inspektur Jenderal melalui assessor kemudian
mengirimkan hasil penilaian kepada Sekretaris Jenderal Kemenkeu untuk
diperiksa, apabila ada yang kurang sesuai Sekretaris Jenderal akan
mengembalikan ke assessor di Inspektorat Jenderal untuk dikoreksi atau
dilengkapi. Apabila pemeriksaan telah selesai dilakukan oleh Sekretaris
Jenderal, maka penilaian ini dikirimkan kepada KemenPAN-RB untuk diperiksa
kembali dan dievaluasi oleh tim evaluator.

C. Hasil PMPRB

Kegiatan PMPRB Tahun 2018 telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan


sesuai dengan panduan yang telah diberikan oleh Kementerian PAN-RB. Hasil
PMPRB Kementerian Keuangan tahun 2018 yang diperoleh adalah
sebagaimana berikut”

Gambar 33.Hasil PMPRB Kemenkeu 2018

Dari hasil penilaian tersebut, terlihat Kementerian Keuangan telah


melaksanakan proses manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-
undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tatalaksana,

84
penguatan akuntabilitas, dan peningkatan kualitas pelayanan publik dengan
baik. Beberapa inovasi terkait manajemen perubahan misalnya komitmen
pimpinan unit eselon I terkait nilai-nilai Kementerian Keuangan yang
disampaikan melalui vlog. Dalam hal penataan peraturan perundang-
undangan, telah dilaksanakan pemangkasan peraturan/keputusan Menteri
Keuangan sebanyak 88 PMK/KMK, semula 124 PMK/KMK menjadi hanya 36
PMK/KMK.

Bidang Penataan dan Penguatan Organisasi, Kementerian Keuangan telah


menerbitkan PMK 212/PMK.01/2017 yang mengatur penggabungan Biro
Perlengkapan dan Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik menjadi Biro
Manajemen BMN dan Pengadaan sebagai bagian dari penataan organisasi
Kemenkeu. Inovasi dalam Bidang Penataan tatalaksana, yaitu adanya proses
pembelajaran melalui elektronik (e-Learning) dan mulai dibentuknya
Knowledge Management System sebagai teknik untuk mengelola pengetahuan
dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan
kompetitif.

Sub-komponen yang perlu mendapatkan perhatian, walaupun nilainya juga


cukup bagus adalah nilai survei kepada pegawai dan pengguna layanan.
Sejalan dengan rekomendasi dari KemenPAN-RB, responden melihat perlunya
integrasi semua pelaksanaan RB dengan kinerja yang dicapai sehingga

PMPRB Kemenkeu
pelaksanaan RB dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh stakeholder.
Kementerian Keuangan juga perlu menginternalisasi kebijakan terbaru, serta
mendorong pimpinan langsung untuk melaksanakan coaching dan konseling
minimal 3 bulanan untuk membangun budaya kinerja secara berkelanjutan.

PERBANDINGAN DENGAN HASIL PMPRB TAHUN 2017

Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program reformasi birokrasi di


Kementerian Keuangan, maka perlu dibandingkan hasil PMPRB tahun 2018
tersebut dengan hasil PMPRB tahun 2017 sebagaimana gambar (32)

85
Gambar 34. Perbandingan Hasil PMPRB

86
PMPRB Kemenkeu

87
“ In business, what’s
dangerous is not to
evolve
Jeff Bezos | CEO of Amazon

88
TRANSFORMASI DIGITAL MENUJU
KEMENTERIAN KEUANGAN MODERN BAB V

89
Transformasi Digital
Menuju Kementerian Keuangan Modern

Sebagai organisasi sektor publik yang menghasilkan berbagai kebijakan dan


instrumen di bidang keuangan dan kekayaan negara Kementerian Keuangan
harus senantiasa menjaga kinerjanya agar dapat menginspirasi dan
mempengaruhi banyak pihak. Dalam mengemban amanah tersebut,
Kementerian Keuangan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan
dalam merespon dinamika eksternal maupun situasi internal organisasi.
Kementerian Keuangan mendorong transformasi digital untuk (1) mewujudkan
perbaikan layanan yang berfokus pada masyarakat dan stakeholder (citizen-
centric), (2) meningkatkan efisiensi proses bisnis dan operasional, (3)
meningkatkan kualitas layanan melalui digitalisasi, (4) membangun data driven
organization untuk perumusan kebijakan yang lebih efisien, (5) mendorong
budaya kerja yang kolaboratif dan terdigitalisasi, serta (6) meningkatkan
kolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga lain, sehingga mampu
meningkatkan reputasi Kementerian Keuangan sebagai institusi kelas dunia.
Perbaikan dengan mengoptimalkan tren digital secara terstruktur telah
menjadi rencana strategis Kementerian Keuangan sebagai tahap lanjut dari
Program RBTK Kementerian Keuangan. Transformasi digital dilakukan dengan
pendekatan Enterprise Architecture melalui utilisasi peta digital organisasi yang
memungkinkan fleksibilitas organisasi (agile) dan meningkatkan kualitas
kebijakan publik lebih responsif dan komprehensif.

90
Untuk mewujudkan komitmen transformasi digital Kementerian Keuangan
melalui integrasi arsitektur proses bisnis, data, aplikasi, dan teknologi,
dibutuhkan afirmasi visi transformasi digital Kementerian Keuangan yang telah
dilakukan pada Leaders Offsite Meeting (LOM) pada tanggal 14 s.d. 15
Desember 2018. Penetapan visi dan arah organisasi ke depan merupakan
tahapan krusial dalam Enterprise Architecture guna menemukan titik sinergi
dan memastikan dukungan high-level secara berkelanjutan di sepanjang proses
transformasi digital tersebut.
Afirmasi visi digital dalam LOM dilakukan dengan mengevaluasi relevansi dan
efektifitas visi dan misi Kementerian Keuangan saat ini dalam mendorong
aspirasi digital. Pembahasan visi dan misi Kementerian Keuangan oleh menteri
dan para eselon I dalam LOM tahun 2018 didasarkan dengan
mempertimbangkan tantangan masa kini menuju perkembangan Industri 4.0,
aspirasi pimpinan, aspirasi pegawai, serta tantangan pengembangan SDM.
Aspirasi pimpinan dan stakeholder dilakukan melalui in-depth interview terkait
harapan Kemenkeu di masa yang akan datang. Aspirasi pegawai diraih melalui
kuesiner terhadap pegawai dengan komposisi milenial saat ini yang telah
mencapai kurang lebih 60%. Sementara, tantangan pengembangan SDM 10
tahun mendatang dicapai untuk mengadopsi prinsip organisasi modern yaitu
flat and boundaryless organization dan adaptive and tech savvy HR.
Untuk mendorong Kementerian Keuangan digital, pimpinan Kementerian
Keuangan menilai bahwa visi Kementerian Keuangan untuk “menjadi
penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkeadilan di
Abad ke-21” telah mencakup aspirasi digital. Penerapan inovasi secara
berkelanjutan untuk terus meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas
layanan kepada masyarakat dengan lebih baik merupakan elemen intrisik
Transformasi Digital
dalam visi dan nilai-nilai Kementerian Keuangan serta didukung oleh budaya
organisasi yang terbuka dengan perubahan. Untuk itu, pengembangan proses
bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan SDM yang adaptif sesuai kemajuan
teknologi diyakini mampu memperkuat fokus atas misi Kementerian Keuangan
pada pengelolaan APBN secara efektif dan efisien serta pengelolaan neraca
pemerintah pusat dengan risiko minimum.
Pimpinan menyadari bahwa proses refining arsitektur proses bisnis dan sistem
informasi menuju Kementerian Keuangan Digital membutuhkan kolaborasi
seluruh jajaran dan pergeseran paradigma kinerja (new thinking of working).
Untuk itu, proses penyusunan Cetak Biru dan Peta Jalan implementasi solusi
Enterprise Architecture Kementerian Keuangan didorong melalui inisiatif

91
Program RBTK tahun 2019 untuk mendorong transformasi digital sejalan
dengan end-state Enterprise Architecture Kementerian Keuangan.

Gambar 35. Pembahasan Sejumlah Inisiatif Penyempurnaan Proses Bisnis Bersama


Pimpinan Unit Eselon I

Kerangka inisiatif transformasi digital sesuai dengan hasil pembahasan dalam


LOM disajikan pada gambar (34).

A. New Thinking of Working


New Thinking of Working menjadi fondasi bagi transformasi digital melalui
terwujudnya budaya kerja yang adaptif dan berbasis digital guna
meningkatkan produktivitas dan sinergi Kementerian Keuangan. Digital culture
menuntut perubahan mindset, pola kerja dan motivasi yang dapat mendukung
trust building, work-life balance, lebih cair dan kolaboratif di lingkungan kerja
dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas kerja. Transformasi digital
dibangun melalui penerapan collaborative working space sebagai alternatif

92
desain dalam mendorong hilangnya ’silo’ baik secara vertikal maupun
horisontal, kebijakan flexible working hour dan flexible working space termasuk

Transformasi Digital

Gambar 36. Konsep IS Transformasi Digital Hasil LOM 2018

remote working untuk mendorong work life balance dan produktivitas kerja, dan
membangun green office yang mendukung efisiensi dan environment friendly
(paperless & energy saving). Inisiatif untuk menciptakan New Thinking of Working
termanifestasi pula dalam inisiatif terkait Office Automation, Modern e-Learning
dan Flatter & Boundaryless Organization (organisasi dan SDM)

93
B. Implementasi Office Automation dalam rangka
Membangun Digital Workplace
Inisiatif ini bertujuan untuk mewujudkan proses bisnis dan layanan yang
efisien dari sisi biaya, mutu dan waktu. Penerapan e-Kemenkeu disiapkan
untuk menunjang kesiapan Kementerian Keuangan sebagai digital workplace
melalui satu platform office yang sama, terintegrasi dan dengan tingkat user
experience yang optimal. e-Kemenkeu diharapkan mampu mendorong respon
kebijakan lebih tanggap (lintas Unit Eselon I) melalui jalur arahan/disposisi
lebih lean dan terpantau, membangun pola kerja secara digital dan kolaboratif
melalui video conference, sharing folder, knowledge management system,
mendukung pemanfaatan data untuk kebutuhan strategis, konsistensi respon
kebijakan dan mengurangi silo melalui Single Sign On (dengan data Human
Resource Information System (HRIS) sebagai backbone).
Melalui optimalisasi Office Automation, akan terbentuk paradigma kerja baru
(New Thinking of Working) sebagai penentu kesiapan penerapan flexible working
scheme, compressed working hours dan remote working. Di sisi lain Office
Automation di Kementerian Keuangan untuk mewujudkan green organization
adalah sebuah tujuan, bukan hanya sebagai byproducts.

C. Pengembangan Organisasi dan SDM Kementerian Keuangan


Proses transformasi digital menuntut proses bisnis yang terintegrasi dan lean
serta organisasi yang adaptif dan efisien. Untuk itu, transformasi digital pada
suatu titik mendorong penyederhanaan proses bisnis dan birokrasi serta
fungsi antar unit. Untuk mencapai Kementerian Keuangan yang semakin
efisien, efektif, produktif dan berbasis digital dengan mengadopsi konsep
Flatter & Boundaryless Organization dan Adaptive & Tech Savvy HR, selain
melalui change management budaya sebagaimana butir A dan B, dilakukan
melalui penelahaan potensi penyelarasan fungsi antar unit eselon I. Hal ini
sejalan dengan arah kebijakan untuk melakukan simplifikasi proses bisnis dan
efisiensi seperti (1) penyelarasan fungsi pengelolaan kas dan pengelolaan
utang, (2) penyelarasan fungsi alokasi dan pengawasan ke daerah, (3
penyelarasan fungsi National Single Window dan sebagainya sebelum proses
transformasi lebih lanjut. Penyelarasan fungsi juga perlu mempertimbangkan
optimalisasi koordinasi lintas unit eselon I dalam pengelolaan special mission
vehicle sebagai instrumen dalam pengelolaan fiskal dan portfolio lain oleh

94
Menteri Keuangan. Sejalan dengan Transformasi Kelembagaan tersebut, maka
didukung dengan kebijakan zero growth pegawai Kemenkeu.

D. Modern e-Learning sebagai Alat Utama dalam


Pengembangan SDM
Inisiatif transformasi digital perlu didukung oleh SDM Kementerian Keuangan
yang kompetitif melalui proses pembelajaran yang mudah diakses, efisien,
relevan, aplikatif, dan berdampak nyata (impactful). Program pelatihan secara
tatap muka menjadi semakin tidak efisien dari sisi biaya dan waktu sehingga
pada beberapa situasi dipandang sebagai beban bagi operasional maupun
biaya kantor. Untuk itu, inisiatif modern e-Learning akan didorong melalui
sejumlah rencana aksi antara lain meningkatkan intensitas pemanfaatan e-
learning melalui Kemenkeu Learning Center (KLC) secara bertahap,
mengoptimalkan virtual meeting and sharing knowledge, dan mengintegrasikan
Analis Kebutuhan Pembelajaran dengan HRIS dan menyelaraskan pelatihan
dengan program Strategis Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

E. Pengelolaan Akun Penerimaan Terpadu


(Unified Revenue Account Management)
Mempertimbangkan pencapaian Joint Program Direktorat Jenderal Pajak dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, optimalisasi penerimaan didorong dengan
memperluas cakupan penerimaan negara terpadu meliputi database
penerimaan negara pajak, bea cukai dan bukan pajak. Integrasi pengelolaan
database diwujudkan melalui Unified Revenue Account Management yang Transformasi Digital
memuat data/informasi wajib pajak/wajib bayar/pengguna jasa (Single
Stakeholder Information) serta data hulu-hilir transaksi yang dilakukan sebagai
dasar dilakukan risk-profiling stakeholder dimaksud maupun pengujian/cross-
check data. Database dikembangkan sebagai big data untuk melakukan
integrated analysis yang mendukung core tax system. Melalui inisiatif ini,
Kementerian Keuangan mempunyai profile yang utuh atas setiap stakeholder
sehingga bisa memberikan pelayanan dan pengawasan yang sama oleh setiap
unit di Kementerian Keuangan atas masing-masing stakeholder.

95
F. Joint Program Optimalisasi Penerimaan
Untuk mengoptimalkan penerimaan negara dan penegakan hukum di bidang
perpajakan, kepabeanan dan/atau cukai, serta Penerimaan Negara Bukan
Pajak, dilakukan perluasan cakupan Joint Program Direktorat Jenderal Pajak
dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan melibatkan Direktorat Jenderal
Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan. Scale-up Joint Program didorong melalui integrasi
proses bisnis dan meningkatkan kolaborasi melalui kegiatan yang mencakup
joint analysis, joint audit, joint collection, joint investigasi, joint proses bisnis, dan
secondment. Outcomes dari inisiatif ini adalah pencapaian target penerimaan
negara yang bersumber dari sinergi, penurunan persentase piutang macet,
realisasi cost recovery tidak melebihi dari yang ditargetkan, dan meningkatkan
kepatuhan bendahara pemerintah daerah.

G. Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan


(Core Tax System)
Untuk mewujudkan sistem informasi administrasi perpajakan yang terpercaya,
andal dan terintegrasi diperlukan pembaruan sistem informasi Direktorat
Jenderal Pajak dengan platform teknologi baru yang mencakup keseluruhan
fungsi inti administrasi perpajakan (core tax system) yang terintegrasi. Sistem
informasi Direktorat Jenderal Pajak yang modern diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan dan kualitas pengawasan yang pada akhirnya dapat
mengoptimalkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak.

H. Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran melalui Penggunaan


Teknologi Digital (Shared Service dan Government Platform)
Simplifikasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi melalui automasi dan
penyederhanaan proses bisnis pelaksanaan anggaran. Automasi dan
simplifikasi proses bisnis pelaksanaan anggaran melalui government platform
dilakukan untuk pembayaran common expenses yang pada tahap selanjutnya
diarahkan untuk membangun unit khusus shared services sejalan dengan
semangat implementasi Sistem Aplikasi Keungan Tingkat Instansi (SAKTI).
Simplifikasi dan automasi pelaksanaan anggaran melalui shared services

96
diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pada integrasi proses
bisnis pengelolaan keuangan negara dan penurunan proses kerja klerikal dan
biaya administrasi di Satuan Kerja, KPPN, Kanwil DJPB, DJA, DJPK, dan DJKN
yang signifikan. Proses automasi juga diharapkan mampu memberikan
kepastian pembayaran belanja operasional pemerintah melalui service level
agreement dan audit trail yang lebih terjaga. Dengan demikian, K/L dan Satker
dapat menjadi lebih fokus dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok
utamanya.

I. Penyediaan Data Transaksi Pemerintah Daerah


Untuk Mendukung Perumusan Kebijakan Fiskal
Untuk mendukung quality spending, maka dibutuhkan integrasi informasi
keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara lengkap, andal dan
tepat waktu sampai dengan level transaksi guna mendukung penyusunan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi kebijakan fiskal secara nasional. Untuk
itu dalam jangka pendek perlu dilengkapi integrasi informasi keuangan
pemerintah daerah pada level Bagan Akun Standar yang memungkinkan
konsolidasi lebih efisien untuk lebih lanjut mendorong business inteligence
untuk optimalisasi penggunaan dana alokasi yang tepat sasaran.

J. Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran


Integrasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
perencanaan dan penganggaran dalam pengelolaan keuangan negara
melalui integrasi sejumlah aplikasi dan digitalisasi proses bisnis yang masih Transformasi Digital
manual. Integrasi diimplementasikan melalui sejumlah rencana aksi
dengan utamanya menjadikan SAKTI sebagai satu-satunya aplikasi
pengelolaan keuangan negara dan single database (dengan SPAN sebagai
backbone), termasuk revisi DIPA oleh K/L melalui SAKTI dengan tetap
mempertimbangkan kualitas output anggaran. Selain itu, sejumlah siklus/
proses perencanaan (Renstra/Renja/RKP dan KPJM/RKAKL) perlu lebih
streamline dengan memanfaatkan dengan KPJM sebagai baseline RKP dan
RKAKL tahun berikutnya. Melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi

97
dalam perencanaan dan penganggaran diharapkan mampu mendorong
quality spending dengan fokus integrated/comprehensive data analytics dan
evaluasi anggaran.

K. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait


Pengelolaan Program Pensiun
Inisiatif optimalisasi kebijakan penganggaran terkait pengelolaan program
pensiun bertujuan untuk menghasilkan program pensiun dan tunjangan
hari tua (THT) yang lebih efektif dan efisien yang di satu sisi dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi ASN dan di sisi lain tetap
memperhatikan kesinambungan fiskal. Inisiatif ini diharapkan dapat
mendorong penguatan regulasi, tata kelola pengelolaan program pensiun
ASN yang baru, dan kelembagaan.

98
“ The heart and soul of
a company is creativity
and innovation
Robert Iger | CEO of Walt Disney

99
100
Penutup

Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (RBTK) merupakan


program strategis Kementerian Keuangan yang berkesinambungan untuk
mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang lebih efektif, efisien, be-
retika, dan kredibel, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
kepuasan stakeholders.

Program RBTK yang dilaksanakan melalui Implementasi 20 IS RBTK se-


bagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974/
KMK.01/2017 pada prinsipnya dapat berjalan dengan baik dan sesuai
rencana. Di luar 20 IS RBTK tersebut, tahun 2018 juga mulai dilakukan
pembangunan Enterprise Architecture sebagai gateaway untuk menuju
Transformasi Digital.

Sebagaimana program perubahan pada umumnya, implementasi 20 IS


RBTK juga menghadapi berbagai tantangan, namun dengan dukungan
komitmen yang kuat dari segenap pimpinan Kementerian Keuangan dan
peran aktif dari Central Transformation Office, Project Management Office,
pemilik inisiatif, duta transformasi dan seluruh pegawai serta stakeholders,
optimisme kesuksesan program RBTK tetap terjaga.

Buku laporan tahunan 2018 ini bukan hanya sekedar mendokumentasikan


capaian dan perkembangan program RBTK, namun sekaligus menjadi me-
dia komunikasi dan media pembelajaran untuk menyongsong implementa-
si program RBTK tahun-tahun berikutnya.

Tantangan implementasi Program RBTK ke depan juga cukup menantang


seiring dengan komitmen dan keputusan segenap pimpinan Kementerian
Keuangan untuk menjalankan berbagai Inisiatif Strategis Transformasi
Digital guna merespon revousi industri 4.0 dan perkembangan yang ter-
jadi baik di internal Kementerian Keuangan maupun dalam skala nasional,
regional, maupun global.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kekuatan agar


Kementerian Keuangan dapat mengimplementasikan program-program
strategisnya, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih baik

101
“ The greatest danger in times
of turbulence is not the turbu-
lence – it is to act with yester-
day’s logic.
Peter Drucker

102

Anda mungkin juga menyukai