KATA PENGANTAR
Hal | i
2020
Kami juga berterima kasih kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati
Bantaeng, atas dukungan dan perhatiannya serta kepada para Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah membantu menyampaikan dokumen
Laporan Kinerja SKPD dengan tepat waktu, sehingga penyusunan Laporan Kinerja
Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 ini dapat diselesaikan sesuai target yang telah
ditentukan.
Hal | ii
2020
RINGKASAN EKSKUTIF
Hal | iii
2020
Hal | iv
2020
Hal | v
2020
DAFTAR ISI
................................................................................................... i
KATA PENGANTAR
................................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
................................................................................................... Vi
DAFTAR ISI
................................................................................................... Vii
DAFTAR TABEL
................................................................................................... X
DAFTAR GAMBAR
................................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK
................................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA
BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Laporan Kinerja (LKj) ........................................... 1
B. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 ............................................................. 4
C. Profil Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 6
D. Penduduk .................................................................................................................... 8
E. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bantaeng ................ 31
F. Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 2020 ............. 39
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 127
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Hal | vi
2020
DAFTAR TABEL
Hal | vii
2020
Tabel 3.25 Perbandingan target kinerja dengan RPJM Tahun 2020 ......... 100
Hal | viii
2020
Tabel 3.32 Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tahun 2020 ............................... 113
Hal | ix
2020
DAFTAR GAMBAR
Hal | x
2020
DAFTAR GRAFIK
Hal | xi
2020
DAFTAR SKEMA
Hal | xii
2020
0
2020
BAB I
cxÇwt{âÄâtÇ
A. MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN KINERJA (LKj)
2
2020
4
2020
5
2020
6
2020
Gambar 1.1
Peta Adminitrasi Kabupaten Bantaeng
Provinsi Sulawesi Selatan
D. PENDUDUK
Grafik 1.1
Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2019
205,000
201,115 201,688
200,234
200,000
195,000
190,000
184,517
185,000 183,386
180,000
175,000
170,000
2015 2016 2017 2018 2019
Series1 183,386 184,517 200,234 201,115 201,688
8
2020
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk, Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan Kabupaten Bantaeng Tahun 2019
Kepadatan
No Kecamatan Luas Area Jumlah Penduduk Distribusi Penduduk
Penduduk
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk menurut
Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Bantaeng
Penduduk (jiwa)
Rasio Jenis
No Kecamatan
Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
a. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bantaeng tergolong kabupaten yang tidak padat, hal ini dapat
dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini. Tabel 1.2 memperlihatkan kepadatan penduduk
di Kabupaten Bantaeng dengan luas 395,83 km2, Kabupaten Bantaeng didiami
oleh 201.688 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 408 jiwa/km2.. Dengan kata lain
rata-rata setiap km2 Kabupaten Bantaeng didiami sebanyak 485 jiwa.
10
2020
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan
Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantaeng
11
2020
12
2020
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bantaeng, Tahun 2019, diolah Tahun 2020
13
2020
Penduduk berusia kurang dari 15 tahun cukup besar pula yaitu hampir
seperempat penduduk Kabupaten Bantaeng (25,45%).Hal ini harus menjadi
perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi entry tenaga
kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai baik
ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal tersebut,
diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai serta lingkungan
pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di masyarakat. Sehingga ketika
mereka memasuki pasar kerja, mampu memperoleh peluang kerja yang tersedia.
Disisi yang lain pemerintah Kabupaten Bantaeng harus mampu pula menciptakan
pasar kerja yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
Jika dicermati lebih lanjut, ternyata 6,32% penduduk Kabupaten
Bantaeng merupakan balita. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah
Kabupaten Bantaeng dalam penanganan penduduk balita terutama dari segi
kesehatan dan investasi bidang pendidikan
Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok umur 25-29 tahun
menunjukkan jumlah kedua yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur
ini adalah kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia
tersebut ditambah dengan migran yang masuk ke Kabupaten Bantaeng. Penduduk
umur lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang masih kecil yaitu 5,32
persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat
naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin
meningkat. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari
sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga
diperlukan kebijakan seperti ketenaga kerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta
kebutuhan sosial dasar lainnya
Bila dikaitkan dengan umur median penduduk, maka penduduk
Kabupaten Bantaeng termasuk dalam kategori penduduk intermediate. Dimana
umur median penduduk Kabupaten Bantaeng tahun 2019 adalah 30,00 tahun,
yang berarti setengah penduduk Kabupaten Bantaeng pada tahun 2018 berusia di
bawah 30 tahun dan setengahnya lagi berusia lebih tua dari 30 tahun. Dengan
kata lain, penduduk Kabupaten Bantaeng dikategorikan sebagai penduduk
intermediate (intermediate population).
Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, bahwa rasio jenis kelamin (sex
ratio) hampir disetiap kecamatan di bawah 100, hal ini berarti bahwa jumlah
penduduk laki-laki disetiap kecamatan lebih sedikit daripada perempuan. Jika
diamati masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan
14
2020
Tabel 1.6
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
JENIS KELAMIN
KEPALA KELUARGA
NO. PENDIDIKAN TERAKHIR
LAKI-LAKI PEREMPUAN
n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%)
1. TIDAK/BLM SEKOLAH 11,168 19.29 3,662 4.47 16,260 27.75
15
2020
Tabel 1.7
Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Kabupaten Bantaeng Tahun 2020
JENIS KELAMIN
JENIS PEKERJAAN PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
NO. JENIS PEKERJAAN n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%)
5. PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 2,264 1.1419 2,486 1.2539 4,750 2.3957
17
2020
Tabel 1.8
Prosentase Penduduk menurut Agama Kabupaten Bantaeng
JENIS KELAMIN
PENDUDUK
NO. AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN
(JIWA) (%) (JIWA) (%) (JIWA) (%)
1. ISLAM 98,554 49.2 99,779 50.33 197,323 99.52
4. HINDU 3 0 2 0 5 0
6. KHONGHUCU 1 0 0 0 1 0
7. KEPERCAYAAN 8 0 6 0 14 0.01
18
2020
STATUS PERKAWINAN
PENDUDUK
KELOMPOK BELUM KAWIN KAWIN CERAI HIDUP CERAI MATI
UMUR
n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%)
25-29 7.758 5.55 9.555 5.77 152 0.07 55 0.05 17.289 8.22
50-55 5.595 1.77 15.951 7.05 185 0.09 125 0.07 17.755 8.97
55-59 2.055 1.05 15.897 7.51 220 0.11 189 0.10 17.559 8.77
50-55 1.225 0.72 15.202 7.77 202 0.10 522 0.17 15.95 7.55
55-59 995 0.50 11.971 7.05 185 0.09 575 0.29 15.715 7.92
50-55 751 0.52 9.007 5.55 155 0.07 729 0.57 10.502 5.50
55-59 597 0.20 7.927 5.59 99 0.05 910 0.57 8.551 5.20
19
2020
70-75 221 0.11 5.718 2.55 55 0.05 898 0.55 5.792 2.92
75-79 155 0.08 5.117 1.57 57 0.02 978 0.59 5.297 2.17
70-75 115 0.07 2.158 1.08 57 0.02 951 0.58 5.25 1.75
>= 75 155 0.07 2.509 1.17 59 0.02 1.89 0.95 5.582 2.21
JUMLAH 92.558 57.75 97.802 58.82 1.58 0.70 7.757 5.85 198.279 100.00
Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bantaeng, Tahun 2018, diolah Tahun 2020
20
2020
21
2020
Tabel 1.10
Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga,
Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga Kabupaten Bantaeng
22
2020
1. Struktur Ekonomi
Perekonomian suatu wilayah bergantung pada sumber daya alam dan sektor
produksi yang dimilikinya. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam suatu
periode tertentu tidak terlepas dari perkembangan masing-masing sektor yang ikut
membantu nilai tambah perekonomian wilayah yang bersangkutan. Kesanggupan
mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan refleksi dari kondisi
ekonomi pada periode tertentu tersebut.
23
2020
Semakin tinggi PDRB suatu wilayah, semakin tinggi pula hasil atau kinerja
pembangunan di wilayah tersebut.
Grafik 1.2
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Bantaeng, 2015-2018 (Juta Rupiah)
9,000,000,000.00
7,765,007,000
8,000,000,000.00
7,000,000,000.00
6,000,000,000.00
5,000,000,000.00
4,000,000,000.00
3,000,000,000.00
2,000,000,000.00
1,000,000,000.00
5,579,335.48 6,283,514.26 6,951,076.49
0.00
2015 2016 2017 2018
24
2020
Tabel 1.11
Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha (%)
Kabupaten Bantaeng, Tahun 2015-2018
Salah satu tolak ukur pembangunan suatu daerah yaitu dengan mengamati
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat memang menjadi syarat utama atau
indikator keberhasilan pembangunan itu sendiri. Pembangunan ekonomi diartikan
sebagai proses kenaikan output (tergantung dari jenis output yang
diharapkan/ditetapkan) dalam jangka panjang. Laju pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator makro dalam melihat perkembangan perekonomian suatu
daerah, sehingga keberhasilan pembangunan daerah secara umum dapat terukur.
Oleh karena itu, indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan
ke depannya, baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik maupun
pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial.
25
2020
Tabel 1.12
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha (%)
Kabupaten Bantaeng, Tahun 2015-2018
26
2020
Grafik 1.3
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
Kabupaten Bantaeng, 2017-2019 (Juta Rupiah)
45.00 41.84
40.00
37.46
34.05
35.00 30.42
30.00
25.00
20.00
2016 2017 2018 2019
27
2020
c. Inflasi
Dari Tahun 2013-2017 tidak pernah terjadi inflasi di Kabupaten Bantaeng.
Hal ini berarti tingkat penawaran dan ketersediaan barang dapat terpenuhi dengan
baik (stabil) sehingga tidak pernah terjadi lonjakan harga yang bisa dikategorikan
sebagai inflasi. Sehingga laju inflasi Kabupaten Bantaeng tidak pernah terjadi. Hal
ini berbeda dengan beberapa daerah lain di Sulawesi selatan yang mengalami
inflasi seperti daerah tetangga yaitu Bulukumba yang mengalami inflasi setiap
tahun. Dengan demikian dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.13
Perkembagan Inflasi Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2017
Tahun
No Nama Inflasi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. - 0 0 0 0 0 0
2. - 0 0 0 0 0 0
d. Indeks Gini
28
2020
Grafik 1.4
Indeks Gini Kabupaten Bantaeng
0.46
0.453
0.44
0.42 0.422
0.4
0.38 0.382
0.36
0.34
2017 2018 2019
29
2020
Grafik 1.5
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Bantaeng Tahun 2014-2018
68.00
67.50 67.76
67.00 67.27
66.50
66.59
66.00
66.20
65.50 65.77
65.00
64.50
2016 2017 2018 2019 2020
30
2020
Tabel 1.14
Komponen IPM Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2019
Angka rata-rata lama sekolah Tahun 5,92 6,16 6,16 6,17 6,45 6.67
Harapan Usia Lama Sekolah Tahun 11,07 11,48 11,67 11,88 11,99 12.20
Angka Harapan Hidup Tahun 69,65 69,68 69,77 69,84 69,90 69.95
Paritas daya beli Rp 10.226 10.294 10.467 10.596 10.751 10,892
IPM % 64,88 65,77 66,20 66,59 67,27 67.76
Sumber Data : Kabupaten Bantaeng Dalam Angka 2020
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten Bantaeng mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan tugas pokok penyelenggaraan pemerintahan,
administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan
administrasi kepada seluruh perangkat daerah, dengan susunan organisasi
sebagai berikut:
1) Asisten Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
a. Bagian Pemerintahan
b. Bagian Kesejahteraan Rakyat
c. Bagian Hukum
2) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan.
a. Bagian Administrasi Pembangunan
b. Bagian Perekonomian dan SDA
c. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
31
2020
33
2020
Tabel 1.15
Jumlah Kelurahan/Desa, RW dan RT
dalam Wilayah Kabupaten Bantaeng
1 Bissappu 11 64 163
2 Uluere 6 45 92
3 Sinoa 6 50 100
4 Bantaeng 9 76 186
5 Eremerasa 9 65 141
6 Tompobulu 10 75 190
7 Pajukukang 10 94 178
7. Staf Ahli
Berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 84 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Tata Kerja, tugas Pokok dan Uraian Tugas Staf Ahli Bupati Bantaeng,
disebutkan bahwa jumlah staf ahli Bupati sebanyak 5 (lima) staf ahli dengan
nomenklatur sebagai berikut :
1) Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik;
2) Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan;
3) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.
Selain struktur organisasi perangkat daerah, Pemerintah Kabupaten
Bantaeng juga membentuk unit pelaksana teknis yang menjadi ikon/percontohan
bagi daerah-daerah lain yakni unit Brigade Siaga Bencana. Unit ini merupakan
salah satu unit kesiagaan pada emergency service yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan pertama/darurat yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, trauma, kebakaran dan
sebagainya. Unit ini terdiri dari Ambulance, Pemadam Kebakaran, Tanggap
Bencana (TAGANA), Search And Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia (PMI) dan
Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) dan Satuan Pengamanan.
34
2020
35
2020
Skema 1.1
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantaeng
BUPATI
WAKIL
DPRD
STAF AHLI
SETDA
(Unsur Staf)
INSPEKTORAT BAPPEDA
(Unsur Penunjang) (Unsur Penunjang)
KECAMATAN
KELURAHAN
Keterangan :
Garis Komando
Garis Peratnggungjawaban
Garis Koordinasi
36
2020
37
2020
Tabel 1.17
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Bantaeng Tahun 2020
JABATAN JUMLAH
JABATAN FUNGSIONAL
SKPD FUNGSIONAL PEGAWAI
STRUKTURAL UMUM/STAF
TERTENTU
1 2 3 4 5
Sekretariat Daerah 42 - 95 137
Sekretariat DPRD 10 - 15 25
Badan Pengelola Keuangan Daerah 25 - 53 75
Bappeda 15 - 23 38
Badan Kepegawaian dan SDM 11 - 15 26
Badan Penanggulangan Bencana 14 - 8 22
Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil 19 - 10 29
Dinas PMD dan PPPA 19 - 20 39
Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang 25 - 56 81
Dinas Sosial 16 - 13 29
Dinas Perikanan & Kelautan 19 - 13 32
Dinas Lingkungan Hidup 19 - 20 39
Dinas Koperasi,Usaha Kecil, Menengah dan 14 - 22 36
Perdagangan
Dinas Perhubungan 16 1 35 52
Dinas Pengendalian Penduduk & KB 20 17 18 55
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian 17 - 6 23
Dinas Ketahanan Pangan 10 - 11 21
Dinas Infokom, Statistik & Persandian 16 - 11 27
Dinas Pertanian 38 57 47 142
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 34 1624 504 2162
Dinas Perumahan,Kawasan Pemukiman dan Pertanahan 12 - 6 18
Dinas Pemuda dan Olah raga 12 - 9 21
Dinas Satuan Pol PP & Pemadan Kebakaran 20 - 37 57
Dinas Penanaman Modal dan PTS 19 - 7 26
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 16 - 6 22
Dinas Kesehatan 27 230 78 335
Dinas Pariwisata 17 - 10 27
Inspektorat Daerah 7 21 8 36
Kecamatan Bantaeng 43 - 54 97
Kecamatan Bisappu 40 - 52 92
Kecamatan Eremerasa 8 - 31 39
Kecamatan Tompobulu 27 - 23 50
Kecamatan Pa:jukukang 9 - 19 28
Kecamatan Sinoa 9 - 14 23
Kecamatan Uluere 9 - 14 23
Kecamatan Gantarangkeke 16 - 19 35
Kantor RUSD Prof Anwar Makkatutu 7 166 32 205
Kantor Kesbangpol 4 - 7 11
Jumlah : 701 2116 1421 4238
Sumber Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM bulan Desember 2020
38
2020
BAB IV PENUTUP
Bab Penutup memuat kesimpulan LKJ Pemerintah Kabupaten Bantaeng
tahun 2020 dan saran/rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan
kinerja di masa yang akan datang.
40
2020
40
2020
BAB II
cxÜxÇvtÇttÇ ^|ÇxÜ}t
A. PERENCANAAN KINERJA
Dalam rumusan visi ini terkandung tiga rumusan pokok visi yakni
“Sejahtera Lahir Batin”, “Berorientasi pada Kemajuan, Keadilan dan
Kelestarian”, dan “Keunggulan Berbasis Agama dan Budaya Lokal”. Ketiga
rumusan pokok visi ini merupakan satu kesatuan pernyataan tentang kondisi
ideal yang hendak diwujudkan dalam 5 (lima) tahun kedepan.
Sejahtera Lahir Batin adalah kondisi dimana sektor-sektor
perekonomian memiliki produksi dan produktivitas masyarakat berkeunggulan
dan berdaya saing yang tinggi dalam menghadapi dinamika perubahan sehingga
dapat mendorong perbaikan pendapatan dan kemampuan masyarakat untuk
peningkatan taraf hidupnya.
Berorientasi pada Kemajuan, Keadilan dan Kelestarian masing-
masing dijabarkan secara terpisah. Orientasi pada Kemajuan, yakni peningkatan
kualitas pendidikan, ekonomi masyarakat dan kesehatan yang dibingkai oleh
pelayanan publik yang optimal.
41
2020
SEJAHTERA LAHIR
BATIN
MAJU
KEADILAN KELESTARIAN
42
2020
43
2020
44
2020
pertanian seperti irigasi, sarana dan prasarana pertanian, pengairan, dan lain-
lain. Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bantaeng mengarah pada
pembangunan infrastruktur sumber daya air, sanitasi, dan infrastruktur pertanian
(irigasi) dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan perhubungan. Masifnya
pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mengakselerasi pemerataan
pembangunan dan bergeraknya ekonomi produktif yang berbasis kerakyatan,
memperlancar pertukaran barang dan jasa antar wilayah. Sehingga selain antar
wilayah dapat terakses dengan mudah, infrastruktur pendukung lainnya juga
dapat menjadi pendorong untuk kemajuan daerah.
45
2020
Berdasarkan visi dan penjelasan misi diatas maka keterkaitan antara visi dan
misi dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.2
Keterkaitan antara Visi dan Misi
VISI
TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANTAENG YANG SEJAHTERA LAHIR BATIN BERORIENTASI PADA KEMAJUAN, KEADILAN,
KELESTARIAN DAN KEUNGGULAN BERBASIS AGAMA DAN BUDAYA LOKAL
46
2020
Tabel 2.1
Indikator Makro Pembangunan Kabupaten Bantaeng Tahun 2018-2023
Kondisi Kondisi
No INDIKATOR 2019 2020 2021 2022 2023
Awal Akhir
1 IPM 67,2 69,50 70,61 71,72 72,84 73,95 73,95
46,46- 49,84- 53,22- 56,61- 56,61-
2 PDRB Perkapita (juta) 37,46 43,08-45,22
48,60 51,98 55,36 58,75 58,75
3 Tingkat Kemiskinan 9,66 9,24 8,97 8,79 8,56 8,28 8,28
4 Tingkat Pengangguran 5,23 4,81 4,60 4,38 4,17 3,96 3,96
5 Indeks Gini 0,422 0,414 0,410 0,0405 0,401 0,397 0,397
Indeks Kesenjangan
6 Wilayah/Indeks 0,68 0,65 0,64 0,63 0,61 0,60 0,60
Williamson
Laju Pertumbuhan 7,32 7,55 7,66 7,77 7,89 8,00 8,00-9,00
7
Ekonomi (LPE)
Sumber Data: Bappeda tahun 2019
Gambar 2.3
Arsitektur Kinerja Pembangunan Daerah
47
2020
Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi kepala daerah dan
wakil kepala daerah juga akan menjadi landasan perumusan tujuan dan sasaran
Renstra Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Tujuan adalah
pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan
pembangunan daerah. Tujuan juga merupakan suatu kondisi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan. Rumusan tujuan dan
sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan – pilihan strategi
pembangunan dan sasaran untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Kriteria
rumusan tujuan pembangunan sebagai berikut :
1) Diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi pembangunan
daerah yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi;
2) Untuk mewujudkan misi dapat dicapai melalui beberapa tujuan;
3) Disusun dengan memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis
pembangunan daerah;
4) Dapat diukur dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan; dan
5) Disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya
tujuan, berupa hasil pembangunan daerah/perangkat daerah yang diperoleh dari
pencapaian outcome program Perangkat Daerah. Kriteria sasaran memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Dirumuskan untuk mencapai atau menjelaskan tujuan;
2) Untuk mencapai satu tujuan dapat dicapai melalui beberapa sasaran;
3) Disusun dengan memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis
pembangunan daerah; dan memenuhi kriteria SMART-C.
Merujuk dari berbagai penjelasan diatas dan untuk mewujudkan visi
pembangunan Kabupaten Bantaeng Tahun 2018 – 2023 maka dirumuskan
tujuan dan indikator beserta target sebagai berikut:
48
2020
Tabel 2.2
Rumusan Tujuan dan Indikator Kabupaten Bantaeng Tahun 2018-2023
VISI: TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANTAENG YANG SEJAHTERA LAHIR BATIN BERORIENTASI PADA KEMAJUAN, KEADILAN,
KELESTARIAN DAN KEUNGGULAN BERBASIS AGAMA DAN BUDAYA LOKAL
Kondisi Kondisi
MISI TUJUAN INDIKATOR
Awal Akhir
M.1. MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA T1. Meningkatkan kualitas
IPM 67,2 73,95
YANG BERKUALITAS pembangunan manusia
M.2. MENINGKATKAN AKSELERASI PROGRAM T2. Meningkatkan kesejahteraan
PENGENTASAN KEMISKINAN DAN sosial masyarakat dan Tingkat Kemiskinan 9,66 8,28
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA investasi daerah
M.3. MENINGKATKAN AKSES, PEMERATAAN
IPG (Indeks
DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN T3. Meningkatkan Derajat Sosial 96,38
Pembangunan 98,49
DAN PELAYANAN SOSIAL DASAR Kemasyarakatan (2015)
Gender)
LAINNYA
T4.1. Meningkatkan pemerataan Indeks Kesenjangan
M.4. MENGOPTIMALKAN KUALITAS DAN pembangunan infrastruktur Wilayah/Indeks 0,68 0,60
PEMERATAAN PEMBANGUNAN wilayah Williamson
INFRASTRUKTUR YANG BERBASIS T4.2. Meningkatkan pembangunan
KELESTARIAN LINGKUNGAN IKLH (Indeks Kualitas
yang berbasis kelestarian 73,24 80,00
Lingkungan Hidup)
lingkungan
M.5. MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN
T5. Meningkatkan pertumbuhan Laju Pertumbuhan
PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN 7,32% 8,00-9,00
ekonomi unggulan daerah Ekonomi (LPE)
EKONOMI KERAKYATAN
T6. Meningkatnya tata kelola Indeks Reformasi
M.6. MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI
pemerintahan yang baik dan Birokrasi (penilaian 48,86 100,00
DAN PELAYANAN PUBLIK
bersih mandiri)
Sumber Data: Bappeda tahun 2019
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu hasil yang akan dicapai
Kabupaten Bantaeng dari masing-masing tujuan dalam rumusan yang lebih
spesifik dan terukur dalam suatu indikator beserta targetnya. Oleh karena itu,
sasaran dinyatakan sesuai indikator secara spesifik, fokus, terukur, dan dapat
dicapai dengan indikator kinerja atau tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran
yang akan diwujudkan selama 5 (lima) tahun. Setiap sasaran mencerminkan
indikator kinerja yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Merujuk dari berbagai penjelasan diatas dan berdasarkan visi dan misi
Kepala Daerah maka sasaran beserta indikator pada tiap Tujuan yang dijabarkan
sebagai berikut :
49
2020
50
2020
Lingkungan menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia, yang perlu
dijaga dan dilestarikan. Pembangunan yang dilakukan saat ini harus diiringi dan
mempertimbangkan aspek lingkungan hidup. Hal ini diilakukan agar
kelangsungan dan kelestarian alam dalam kseimbangan pembangunan dapat
terjaga, sehingga pembangunan tidak hanya dapat dirasakan pada saat ini namun
sampai masa yang akan datang. Agar tujuan ini tercapai maka dilaksanakan
melalui sasaran sebagai berikut : Meningkatnya kualitas lingkungan hidup,
keberhasilan sasaran ini dapat diukur dengan indikator indeks pencemaran air,
Indeks pencemaran udara, dan tutupan lahan.
51
2020
Good and clean governance memiliki pengertian segala hal yang berkaitan
dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan,
atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik
dan bersih ini dicapai dengan sasaran sebagai berikut:
a. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, sasaran ini
dapat diukur dengan indikator predikat akuntabilitas kinerja.
b. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
pencapaian sasaran tersebut dapat diukur dengan jumlah kasus korupsi dan
OPINI BPK
c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik, sasaran tersebut dapat diukur
dengan indikator Nilai IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat).
52
2020
TABEL 2.3
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
1 Meningkatkan kualitas
pembangunan manusia
Tahun 7,59
1.1 Terwujudnya Kualitas Pendidikan 1.1.a. Angka Rata - Rata Lama Sekolah
Tahun 13,14
Masyarakat 1.1.b. Harapan Lama Sekolah
Ribu 1.000.000,-
1.2 Meningkatnya pemerataan 1.2.a. Pengeluaran per kapita
pendapatan masyarakat
2 Meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat dan investasi daerah
2.1. Meningkatkan Lapangan 2.1.a. Tingkat Pengangguran % 4,81
Pekerjaan Yang Berorientasi
Pada Wirausaha Baru 2.1.b. Jumlah Wirausaha Baru Orang 200
53
2020
1.3. Meningkatnya Kualitas Pelayanan 7.3.a. Rata-Rata Nilai IKM Rata-Rata 76.70
Publik
7.3.b. Indeks SPBE Indeks 2.50
54
2020
BAB III
T~âàtu|Ä|àtá ^|ÇxÜ}t
Pengukuran capaian kinerja yang terdiri dari beberapa indikator, dimana
capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis.
sesuai dengan dokumen perencanaan Kabupaten Bantaeng.
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat
ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan
akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil
(outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem
pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Hal. 55
2020
Hal. 56
2020
Hal. 57
2020
Hal. 58
2020
B. ANALISIS PENGUKURAN
Hal. 59
2020
Tabel 3.1
Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Pengukuran Kinerja Tahun 2020
1 Meningkatkan kualitas
pembangunan manusia
1.1 Terwujudnya Kualitas Pendidikan 1.1.a. Angka Rata - Rata Lama Tahun 7,59
Masyarakat Sekolah
1.1.b. Harapan Lama Sekolah Tahun 13,14
3.2. Meningkatnya Kualitas Derajat 3.1.a. Usia Harapan Hidup Tahun 70,68
Kesehatan Masyarakat
4 Meningkatkan Pemerataan
Pembangunan Infrastruktur Wilayah
4.1. Meningkatkan Aksestabilitas Antar 4.1.a. Panjang Jalan dalam Kondisi Km 401,95
dan inter wilayah Baik
6 Meningkatkan Pertumbuhan
Ekonomi Unggulan Daerah
6.1. Meningkatnya Pertumbuhan 6.1.a. Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,74
Ekonomi Sektor Pertanian Sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan
Hal. 60
2020
Hal. 61
2020
ditempuh). HLS ini dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti
Kebijakan Pemerintah yaitu program Wajib Belajar.
Tabel 3.2
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1
TAHUN 2020
CAPAIAN
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Terwujudnya kualitas
1 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,59 6.48 85.30
pendidikan masyarakat
Hal. 62
2020
dijalani saat ini (sedang bersekolah) atau pun pendidikan yang ditamatkan.
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bantaeng Tahun 2018 – 2023 target untuk rata-
rata lama sekolah di tahun 2020 sebesar 7,59 tahun.
Sedangkan realisasi tahun 2020 sebesar 6,48 tahun dengan angka
ketercapaian sebesar 85,37%. Dibandingkan pada tahun 2019 realisasi untuk
rata-rata lama sekolah sebesar 6,47 tahun.Dengan realisasi angka 6,48 tahun
tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat di Kabupaten Bantaeng rata-rata
sudah dapat menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar , ketercapaian rata-rata
lama sekolah sudah mendekati Wajar Pendidikan pendidikan Dasar 9 Tahun pada
tingkat Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, pemenuhannya sebesar 2,52 tahun
akan kita intervensi melalui program bersama dengan Pemerintah Propinsi
Sulawesi Selatan.
Harapan Lama Sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam
bentuk lamanya Pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh
setiap anak. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bantaeng Tahun 2018 - 2023 target
untuk angka Harapan Lama Sekolah di Tahun 2020 sebesar 13,14
tahun.Sedangkan realisasi tahun 2020 sebesar 12,03 tahun dengan angka
ketercapaian sebesar 91,55%. Dibandingkan pada tahun 2018 realisasi untuk
rata-rata lama sekolah sebesar 12,01 tahun. Hal tersebut bisa dikategorikan ada
kenaikan sebesar 0,02 tahun. Dengan realisasi angka 12,03 tahun tersebut dapat
diartikan bahwa peserta didik lulusan SD sekarang di Kabupaten Bantaeng punya
potensi untuk bisa melanjutkan pada tingkat perguruan Tinggi (S.I).
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah sampai dengan tahun 2020.
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka rata-rata
lama sekolah dan harapan lama sekolah terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Perbandingan Capaian Sasaran dari tahun sebelumnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 6,16 6,16 6,17 6,45 7,59 6,48 85.30
2 Harapan Lama Sekolah 11,48 11,67 11,88 11,99 13,14 12,03 91,55
Hal. 63
2020
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran Bidang Pendidikan Tahun 2020
Capaian
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
(%)
Hal. 64
2020
Dari hasil pengukuran dan evaluasi kinerja Secara umum Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 dapat dikemukakan bahwa
sebagian besar sasaran-sasaran strategis yang telah ditargetkan dapat dicapai,
namun demikian masih terdapat sasaran strategis yang belum mencapai target
yang diharapkan tahun 2020 dengan berbagai kendala. Rincian analisis capaian
masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berIndikator Kinerja
Utama (IKU)
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan
dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja.
Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel dibawah selanjutnya akan
dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk
tahun 2020.
Pencapaian Indikator tahun 2020 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel
berikut ini :
Tabel 3.5
Pencapaian Sasaran I Bidang Pendidikan Tahun 2020
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Tersedia dan Angka Partisipasi
Terjangkaunya 1. Pendidikan Anak Usia % 70,00 83,57 119,38
Layanan PAUD yang Dini
berkualitas dengan Guru PAUD yang
memperhatikan 2. memenuhi kualifikasi % 80,00 76,06 95,07
inklusifitas bagi anak S1/D-IVpendidikan
usia prasekolah di Guru PAUD yang
3. % 42,00 33,67 80,16
semua kecamatan bersertifikat Pendidik
Hal. 65
2020
Tabel 3.6
Perbandingan Pencapaian Sasaran I Bidang Pendidikan
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir, maka
secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Tersedia dan
Terjangkaunya Layanan PAUD yang berkualitas dengan memperhatikan
inklusifitas bagi anak usia prasekolah di semua kecamatan ini mengalami
peningkatan. Rata-rata capaian kinerja tahun 2019 mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun lalu.
Tabel 3.7
Perbandingan kinerja dalam perencanaan strategis organisasi.
Rata-rata
Kondisi kinerja
realisasi Capaian
Indikator Kinerja Satuan target jangka
sampai dengan (%)
menengah
tahun ini
Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia
1. % 95,00 83,57 87,97
Dini
Guru PAUD yang memenuhi kualifikasi
2. % 100,00 63,32 63.32
S1/D-IV
anggaran yang sangat besar dan waktu yang lama untuk menuntaskan, sehingga
target ini memang tidak untuk pencapaian jangka pendek tetapi dibutuhkan
waktu jangka panjang untuk dapat memasimalkan pencapaian target tersebut.
Sasaran Strategis II :
Tersedia, terjangkaunya dan terjaminnya kepastian memperoleh layanan
pendidikan dasar berkualitas dengan memperhatikan inklusifitas dalam rangka
penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Hal. 68
2020
Tabel 3.8
Pencapaian Sasaran II Bidang Pendidikan Tahun 2020
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Angka Partisipasi Kasar
1. % 115 97,24 84,56
(APK) SD/MI Paket A
Tersedia, Angka Partisipasi Murni
2. % 98 95,39 97,34
terjangkaunya dan (APM) SD/MI Paket A
terjaminnya kepastian Angka Partisipasi Kasar
3. % 90 96,45 107,17
memperoleh layanan (APK) SMP/MTs Paket B
pendidikan dasar Angka Partisipasi Murni
4. % 90 90,43 100,48
berkualitas dengan (APM) SMP/MTs Paket B
memperhatikan Angka Melanjutkan (AM)
5. % 100 114,72 114,72
inklusifitas dalam dari SD/MI ke SMP/MTs
rangka penuntasan Angka Melanjutkan (AM)
wajib belajar 6. dari SMP/MTs ke % 0 0 0
pendidikan dasar 9 SMA/SMK/MA
tahun Guru Jenjang Pendidikan
7 Dasar yang Memnuhi % 95 88,11 92,75
kualifikasi S1
Guru SD/MI, SMP/MTs
8 % 45 43,23 96,07
yang bersertifikat pendidik
Rata-rata capaian 90,43 89,37 99,01
Hal. 69
2020
Grafik 3. 1
Pencapaian APK PAUD, SD dan SMP
20.00
0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 3.9
Perbandingan kinerja dengan perencanaan strategis organisasi
Hal. 71
2020
Hal. 72
2020
Tabel 3.10
Realisasi Pencapaian Sasaran III Bidang Pendidikan
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Angka Putus Sekolah
1. % 1,00 0,43 232,56
(APS) SD/MI
Angka Kelulusan (AL)
Meningkatnya kualitas 2. % 100,00 92,90 92.90
SD/MI)
/ mutu layanan
Angka Putus Sekolah
pendidikan pendidikan 3. % 1,00 0,52 192,31
(APS) SMP/MTs
Angka Kelulusan (AL)
4. % 100,00 97,69 97,69
SMP/MTs
Rata-rata capaian 50,5 47,88 123,09
Hal. 73
2020
Tabel 3.11
Perbandingan Antara Capaian Kinerja Tahun ini
6 dengan beberapa tahun terakhir.
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,76 0,52 0,52 0,62 0,43
3. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,85 0,86 0,99 0,58 0,52
Berdasarkan dari tabel diatas secara umum dapat dikatakan bahwa terjadi
fluktuasi mutu pada seluruh jenjang pendidikan, bahkan pada jenjang SMP/MTs
cenderung meningkat pada 2 (dua) tahun terakhir, meskipun persentase kelulusan
masih stabil mendekati angka 100%. Rendahnya sosialisasi dalam menyikapi
perubahan kurikulum melihat kecenderungan rata – rata nilai ujian yang
menurun pada jenjang SMP/MTs, maka perlu pembenahan proses pembelajaran
hingga proses penilaian peserta didik terutama jika dikaitkan dengan potensi
peserta didik. Jika nilai rata – rata ujian cenderung rendah, maka peluang untuk
bersaing dengan lulusan SMA/MA dari daerah lain untuk masuk ke Perguruan
Tinggi akan semakin berat, baik melalui jalur undangan maupun melalui jalur
seleksi peneirmaan mahasiswa baru. Perlu perhatian yang lebih besar terhadap
siswa pada tingkat terakhir di SMP/MTs dan SMA/MA terutama kesiapan dalam
menghadapi ujian nasional baik melalui optimalisasi pembelajaran maupun
melalui proses remedial dan pengayaan mata pelajaran, khususnya mata pelajaran
yang diujikan secara nasional.
Hal. 74
2020
Tabel 3.12
Pencapaian Sasaran Angka Literasi
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Hal. 75
2020
Hal. 76
2020
Tabel 3.13
Realisasi Pencapaian Sasaran Kualitas dan Kuantitas Pelaku Seni
Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
Meningkatnya
Kualitas dan Pelaku, organisasi dan
1. % 45,00 45,00 100
Kuantitas pelaku komunitas seni berkarya
Seni
Hal. 77
2020
Alokasikan sebesar Rp. 22.806.993.149,- jika dilihat dari realisasi anggaran per
sasaran, penyerapan anggaran tebesar pada program/kegiatan sebesar 98.88%
Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator
yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber
daya/input tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk
mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai
sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi.
Pencapaian kinerja dan anggaran pada Tahun 2020 secara umum
menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat
bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih
kecil daripada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum,
pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien
karena realiasi anggarannya lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih
kecil daripada realisasi capaian kinerjanya.
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan
prosedur penugasan Pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten dan/atau desa, serta dari pemerintah
kabupaten kepada desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan.
Tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan
tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi
dan asas dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas
pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian
permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan
pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Negara yang berusia 7 – 15 tahun
wajib mengIndikator Kinerja Utama (IKU)ti pendidikan dasar. Konsekuensi dari
amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005,
Hal. 78
2020
telah berperan besar dalam pencapaian program wajib belajar 9 tahun tersebut.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu.
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk
penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar. Salah satu kebijakan Kementerian
Pendidikan Nasional yakni progam buku murah yang dimulai tahun 2008, tetap
menjadi salah satu acuan utama program BOS Tahun 2020.
Dana alokasi khusus bidang pendidikan yang selanjutnya disebut DAK
bidang pendidikan merupakan salah satu dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada Kabupaten
Bantaeng untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program
yang menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana
dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai
standar tertentu atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan
dasar. DAK bidang pendidikan tahun Anggaran 2020 adalah dana yang disiapkan
pemerintah dalam upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagai salah
satu prioritas pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan peningkatan
akses bagi masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas.
Alokasi DAK bidang pendidikan per daerah dan pedoman umum DAK
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman
umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan Nasional menyusun petunjuk teknis
penggunaan DAK bidang pendidikan yang berkoordinasi dengan Menteri Dalam
Negeri.
Selain DAK, dana yang bersumber dari APBN yang ditransfer ke APBD
melalui mekanisme transfer daerah adalah Pembayaran Tunjangan Profesi bagi
guru PNS dan Pembayaran Tambahan Penghasilan bagi Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah Tahun 2019.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat Tahun 2020 pada Kabupaten
Bantaeng untuk jenjang Pendidikan Dasar dan menengah dialokasikan sebesar
Rp.22.270.360.000,- untuk 149 sekolah Tingkat SD dan 42 sekolah pada jenjang
SMP. Dana yang terserap hingga akhir tahun anggaran 2020 untuk 149 sekolah
pada jenjang SD adalah Rp. 22.270.360.000,- 100 % dari alokasi awal. Serapan
dana yang berbeda dengan alokasi dana awal tahun, karena adanya perubahan-
Hal. 79
2020
perubahan jumlah siswa sehingga transfer dana pada tiap triwulan dilakukan
penyesuaian.
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang pendidikan Tahun 2020, diarahkan
pada Pengadaan Buku – Buku dan Alat Tulis Siswa SD,Pengadaan Alat Praktek
dan Peraga Siswa SD,Pengadaan Moubiler Sekolah SD,Rehabilitasi Sedang / Berat
Ruang Kelas Sekolah SD, Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitary SD,
Rehabilitasi Sedang / Berat Sarana Air Bersih dan Sanitary SD, Rehabiltasi
Sedang / Berat Perpustakaan Sekolah SD, Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang
Guru Sekolah SD, Rehabilitasi Sedang / Berat Laboratorium dan Praktikum
Sekolah SMP, Pengadaan Buku – buku dan Alat Tulis Siswa SMP, Pengadaan Alat
Praktek dan Peraga Siswa SMP, Pengadaan Perlengkapan Sekolah SMP,
Pembangunan Ruang Kelas Sekolah SMP, Pembangunan Laboratorium dan Ruang
Praktikum Sekolah SMP, Pembangunan Perpustakaan Sekolah SMP,
Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitary SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat
Sarana Bersih dan Sanitary SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat Perpustakaan
Sekolah SMP, Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang Guru Sekolah SMP.
Alokasi DAK bidang pendidikan pada jenjang SD dan SMP Tahun 2020
adalah Rp. 23.939.996.200,-. Dana yang sudah terserap hingga akhir tahun
Anggaran 2020 adalah Rp. 22.806.993.149,- atau 98,88%.
Program Subsidi Guru Tahun 2020 berupa Tunjangan Profesi, Tambahan
Penghasilan bagi guru PNSD, Tunjangan Khusus, yang dananya berasal dari dana
transfer pusat ke daerah.
Dana Tunjangan Profesi Tahun 2020 bagi guru dan pengawas yang telah
lulus sertifikasi yang berasal dari APBN melalui mekanisme transfer daerah
dialokasikan sebesar Rp. 61.557.899.440 ( Enam Puluh Satu Milyar Lima Ratus
Lima Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Empat
Ratus Empat Puluh Rupiah ) ,- dan Silpa tahun 2019 sebesar Rp.
18.990.857.960,-. Tunjangan profesi dibayarkan secara Triwulan dengan serapan
hingga akhir Desember 2020 (Triwulan IV) ditambah pembayaran Carry Over (Co)
sebesar Rp. 80.548.133.060,- atau 82,31%, sisa anggaran tahun 2020 Rp.
624.340,-Selain melalui mekanisme transfer daerah, bagi sebagian guru PNS dan
guru non PNS serta guru SLB yang berjumlah 99 orang, dananya dibayarkan
melalui dana APBN dengan mekanisme transfer langsung dari pusat (Direktorat
PAUD, SD dan SMP ) langsung ke masing-masing rekening guru.
Dana tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum lulus sertifikasi
yang berasal dari APBN dialokasikan sebesar Rp. 250.000/bulan,- atau total
Hal. 80
2020
Hal. 81
2020
Tabel 3.14
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
1 2 7 8 9
Hal. 82
2020
Tabel 3.15
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
TAHUN 2020
CAPAIAN
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 3.16
Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan
Hal. 83
2020
Tabel 3.17
Capaian Kinerja Indikator Ketenagakerjaan
Realisasi
Realisasi Realisasi Tahun Realisasi Tahun Realisai Tahun
No Indikator Kinerja Satuan Tahun
Tahun 2017 2018 2019 2020
2016
Hal. 84
2020
Grafik 3.2
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 1
100
98
96
94
92
90
88
86
84
82
80
2016 2017 2018 2019 2020
Grafik Jumlah Tenaga Kerja yang Memperoleh Pelatihan Kerja
Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa pada tahun 2020 terjadi
peningkatan jumlah tenaga kerja yang memperoleh pelatihan kerja dibandingkan
dengan tahun 2019.
Grafik 3.3
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 2
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020
Grafik Meningkatnya Kesempatan Kerja
Hal. 85
2020
Grafik 3.4
Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 3
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020
Grafik Jumlah Partisipasi Angk. Kerja Perempuan
Hal. 86
2020
peserta pelatihan padat karya infrastruktur dan Tenaga Kerja Mandiri juga
diberikan bantuan berupa peralatan penunjang kerja.
a) Adanya perusahaan smelter yang beroperasi di Kabupaten Bantaeng menjadi
salah satu penyebab meningkatnya kesempatan kerja di Kabupaten Bantaeng.
Pada bulan Mei dan Juni tahun 2020 dilaksanakan Capacity Building Tenaga
Kerja Industri Smelter pada Bidang Furnace di Kendari yang diikuti oleh 32
orang calon tenaga kerja Industri Smelter. Beberapa perusahaan, swalayan dan
minimarket, instansi swasta dan pemerintah juga banyak membuka
penerimaan tenaga kerja/pegawai selama kurun waktu tahun 2019.
Selain itu, penyebarluasan dan kemudahan akses informasi bursa tenaga kerja
bagi para pencari kerja juga menjadi penyebab peningkatan kesempatan kerja.
b) Berdasarkan data BPS tahun 2020, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki
lebih tinggi dari perempuan yaitu 90,16% berbanding 66,47%. Hal ini
disebabkan pada umumnya perempuan lebih memilih untuk menjadi ibu
rumah tangga daripada menjadi seorang pekerja di luar. Selain itu mereka juga
kebanyakan lebih memilih melanjutkan pendidikan.
Adapun program yang menunjang pencapaian kinerja sasaran tersebut
adalah :
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan
kegiatan antara lain :
- Pendidikan dan Pelatihan ketramplan Bagi Pencari Kerja
- Pelatihan komputer basis perusahaan yang diikuti oleh 40 orang peserta.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang terampil
mengoperasikan komputer.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan antara lain :
- Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Penyediaan informasi bursa tenaga kerja dan pelayanan pembuatan kartu
pencari kerja kerja / kartu kuning (AK.1) bagi masyarakat pencari kerja.
Informasi bursa tenaga kerja disebarluaskan melalui berbagai media yang
mudah diakses oleh masyarakat. Selain informasi kerja, informasi yang
disebarluaskan juga ada yang dalam bentuk magang atau pelatihan. Untuk
kartu kuning (AK.1), jumlah pemohon pembuatan kartu kuning (AK.1) dari
bulan Januari s/d Desember 2020 mencapai 252 orang dengan jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat usia yang berbeda-beda.
Hal. 87
2020
Tabel 3.18
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
TAHUN 2021
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
4 Meningkatnya Daya
Saing Investasi 1 Nilai Investasi Trilyun 2.50 1,00 40,0%
Daerah
Hal. 88
2020
Tabel 3.19
Capaian Indikator Kinerja DPMPTSP Tahun 2021
Indikator
No Sasaran Strategis Satuan Target Realisasi Capaian
Kinerja
1.
Meningkatnya Jumlah realisasi Rp 100 Milyar 179.968.038.22 180 %
realisasi pelayanan investasi PMDN
penanaman modal
yang berorientasi
pada pembinaan,
pengawasan dan Jumlah realisasi Rp 900 Milyar 586.132.101.369 65,1 %
pemantauan investasi PMA
Rata-rata capaian
Hal. 89
2020
Hal. 90
2020
Hal. 91
2020
Gambar 3.1
Indeks Gini Kabupaten Bantaeng Tahun 2015-2017
0.44
0.435
0.43
0.42 0.422
0.41
0.4
0.39
0.38 0.382
0.37
0.36
0.35
2015 2016 2017
Tabel 3.20
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI KINERJA
STRATEGIS
(%)
1 2 3 4 5 6 7
5 Menurunnya
ketimpangan 1 Indeks Gini % 0.414 0.420 98,57%
pembangunan
wilayah
Hal. 92
2020
Gambar 3.2
Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender
Kabupaten Bantaeng Tahun 2011-2015
90
85
80
75 78.41 79.24
74.73 75.69
70 74.50
2011 2012 2013 2014 2015
IPG IDG
Gambar 3.3
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan Dan Anak
Dari Tindakan Kekerasan Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2017
30
25 26
22
20
15 15
10 11
5
3
0
2013 2014 2015 2016 2017
Hal. 93
2020
Jika menilik pada kasus terkait perlindungan perempuan dan anak dari tindak
kekerasan, maka terlihat fluktuasi kasus di setiap tahunnya hingga sebesar 15
kasus pada tahun 2021.
Tabel 3.21
Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
TAHUN 2021
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
6 Meningkatnya
Pemberdayaan Indeks Pemberdayaan Indeks 82,77 80,00 96.65
1
Perempuan di dalam Gender
pembangunan
Hal. 94
2020
Gambar 3.4
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2017
69.90
69.84
69.77
69.68
69.65
Tabel 3.22
Evaluasi Pencapaian Sasaran 7
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
Meningkatnya
Kualitas Derajat
7 1 Usia Harapan Hidup Tahun 70,68 69.00 97.62
Kesehatan
Hal. 95
2020
Tabel 3.23
Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2021
TINGKAT
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
Hal. 96
2020
Cakupan pemberian Fe 90
92 92,55 100
tablet pada ibu hamil
Persentase keluarga
64 74,5 116
menggunakan jamban sehat
Hal. 97
2020
Tabel 3.24
Perbandingan Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 s/d 2021
SASARAN
INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019 2020
STRATEGIS
Cakupan
Desa/kelurahan Universal 95,5 98,5 100 73,1
Child Immunization (UCI)
Pemberantasan Penemuan AFP (Accute
dan Pencegahan Flaccid Paralysis) Rate per
Penyakit 100 100 100 100
100.000 penduduk < 15
tahun
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita pneumonia balita
Penemuan dan penanganan
88,4 110,5 100 100
pasien baru TB BTA positif
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita DBD
Penemuan dan penanganan
100,0 100 100 100
penderita diare
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat 100,0 100 100 100
miskin
Meningkatnya Pemberantasan Cakupan desa/kelurahan
pelayanan dan Pencegahan mengalami KLB yang
kesehatan Penyakit 100,0 100 100 100
dilakukan penyelidikan
berdasarkan epidemiologi < 24 jam
zonasi wilayah
Peningkatan Cakupan pemantauan
untuk 100,0 100 100 1000
status Gizi pertumbuhan balita BGM
peningkatan
masyarakat
layanan Cakupan pemberian ASI
kesehatan ibu 65,2 65,9 70,17 65,25
eksklusif 0-6 bulan
dan anak serta
gizi Cakupan pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada 94,0 94,1 94 95,26
bayi usia 6-11 bulan
Hal. 98
2020
Cakupan pemberian Fe 90
90,4 92,34 88,76 92,55
tablet pada ibu hamil
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir,
maka secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Meningkatnya
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Gizi ini mengalami peningkatan.
Hal. 99
2020
Tabel 3.25
Perbandingan target kinerja dengan RPJM tahun 2021
CAPAIAN % (2020)
SASARAN
INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS REALISASI KINERJA
RENSTRA
Cakupan kunjungan ibu hamil
92,72 98 95
K4
Meningkatnya
pelayanan Cakupan pertolongan
kesehatan ibu persalinan oleh tenaga
90,14 92 98
dan anak kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Meningkatny
a pelayanan Cakupan pelayanan nifas 82,95 96 86
kesehatan Cakupan neonatus dengan
berdasarkan 100 92 108
komplikasi yang ditangani
zonasi
wilayah Cakupan kunjungan bayi 112,06 96 116
untuk
peningkatan Cakupan Pelayanan anak
layanan 55,42 96 58
balita
kesehatan
ibu dan anak Cakupan peserta KB aktif 88,47 88 100
serta gizi
Cakupan kunjungan ibu hamil
103,54 98 105
K1
Cakupan kunjungan neonatus
99,27 92 107
lengkap
Hal. 100
2020
Cakupan pemberian Fe 90
92,55 92,0 100
tablet pada ibu hamil
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SMA 45,10 100,0 45,10
setingkat
Cakupan pembinaan
83,33 92,0 91
kelompok lanjut usia
Optimalisasi Fasilitas Cakupan persalinan di
sarana dan pelayanan yang 99,40 92,0 108
fasilitas kesehatan
prasarana sesuai standar
kesehatan Capaian pembuatan profil
100 100,0 100
kesehatan puskesmas
Sarana pelayanan kesehatan
92 100,0 92
yang terakreditasi
Mewujujudk Peningkatan Cakupan Desa Siaga aktif 100 92,0 109
an pola kesehatan
hidup bersih lingkungan Persentase rumah yang
71,89 60,0 119
dan sehat memenuhi syarat kesehatan
berbasis Persentase air minum yang
pemberdayaa 86,15 86,0 100
memenuhi syarat kesehatan
n sebagai
upaya Persentase air bersih yang
77,9 86,0 91
preventif memenuhi syarat kesehatan
dibidang
kesehatan Persentase keluarga
74,5 64,0 116
menggunakan jamban sehat
Persentase Desa SBS 100 34,0 136
Hal. 101
2020
Hal. 102
2020
Hal. 104
2020
b. Kegiatan
1. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
Penegakan Regulasi penerbitan sertifikat laik sehat
2. Sosialisasi kesehatan lingkungan di tempat Pengelolaan Makanan
3. Perbaikan kualitas sanitasi dasar meliputi sarana kualitas air dan
pembuangan limbah.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program, terutama untuk sarana
pendidikan melalui kegiatan UKS.
5. Penguatan Alokasi Sumber Pembiayaan Program
2. Cakupan KB pasca salin
Penguatan Program
Sasaran kegiatan program adalah :
1. Ibu melahirkan /nifas
2. Bidan praktek swasta
3. Dukungan Lintas Sektor
3. Pelayanan kesehatann gigi, mulut serta kesehatan prasekolah dan remaja, dan
murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut
a. Penguatan Program
Sasaran kegiatan program adalah :
1. Institusi Sekolah/Siswa
2. Petugas Kesehatan
3. Petugas UKS/UKGS/UKGMD
b. Kegiatan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan Gigi di sekolah/Posyandu dengan
menentukan jadwal pelayanan
2. Pelatihan petugas UKS/UKGS/UKGMD
3. Mendorong terbentuknya Poskestren di setiap pondok pesantren
4. Penguatan Alokasi Sumber Pembiayaan Program
Penyerapan anggaran belanja langsung pada Tahun 2020 sebesar 94,49 %
dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp. 123.103.693.206.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, anggaran terbesar pada
program/kegiatan Masyarakat Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan
Program penanggulangnan penyakit menular Sedangkan Anggaran terkecil pada
program/kegiatan penyuluhan pola standar hidup sehat .
Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator
yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber
Hal. 105
2020
daya/input tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk
mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai
sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi.
Pencapaian kinerja dan anggaran pada Tahun 2020 secara umum
menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat
bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih
kecil daripada realisasi kinerjanya. Ini bisa bermakna bahwa secara umum,
pencapaian kinerja dari aspek program telah dicapai dengan cara yang efisien
karena realiasi anggarannya lebih kecil daripada yang ditargetkan dan juga lebih
kecil daripada realisasi capaian kinerjanya.
Tabel 3.26
Evaluasi Pencapaian Sasaran
Meningkatkan Aksestabilitas Antar dan Inter Wilayah
1 2 3 4 5 6 7
8 Meningkatkan
Aksestabilitas Antar 1 Panjang Jalan Dalam Kondisi
Km 401.95 387,310 96,35
dan Inter Wilayah Baik
Tabel 3.27
Capaian Kinerja Bidang Pekerjaan Umum
Tabel 3.28
Perbandingan Capaian Kinerja tahun sebelumnya
Capaian (%)
Indikator Kinerja
2017 2018 2019 2020
Persentase Panjang Jalan dan Jembatan dalam
1. 69 72 73 93
kondisi mantap
2. Kondisi Mantap/Baik Irigasi 80 81 80
Hal. 107
2020
Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir,
maka secara umum rata-rata capaian kinerja pada sasaran Peningkatan Kapasitas
Jalan , Meningkatnya luas dan tingkat layanan jaringan irigasi dan rawa
melalui pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi dan rawa Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana
permukiman pedesaan dan perkotaan. Rata-rata capaian kinerja tahun 2020
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu dari 78,96 %
pada tahun 2019 meningkat menjadi 88,25% pada tahun 2020 atau mengalami
peningkatan sebesar 9%.
Tebel 3.29
Perbandingan capaian Kinerja dengan kondisi kinerja target RPJMD
Hal. 108
2020
Jembatan ini adalah sebesar Rp. 59.881.985.000 dan setelah perubahan anggaran
meningkat menjadi Rp. 72.768.370.150 dan dari anggaran tersebut terealisasi
sebesar Rp. 60.480.703.135 atau 83 persen. Dibandingkan rata-rata capaian
kinerja sebesar 93 % berarti tingkat efisiensi sebsar 90 %.
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran
Peningkatan Kapasitas Jalan , Meningkatnya luas dan tingkat layanan jaringan
irigasi dan rawa melalui pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa Meningkatnya pemenuhan sarana dan
prasarana permukiman pedesaan dan perkotaan, yaitu: program Pemeliharan
Jalan dan Jembatan,Program Pembangunan jalan dan Jembatan, Program
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya, Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah,Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan 5 kegiatan
Penyerapan anggaran belanja langsung pada Tahun 2020 sebesar 79 %
dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per
sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran
Tersedianya jalan dan jembatan yang mantap dengan kondisi baik sebesar
minimal 75% pertahun 94 % Sedangkan penyerapan terkecil pada
program/kegiatan di sasaran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah sebesar 53 %.
Hal. 109
2020
Hal. 110
2020
Tabel 3.30
Evaluasi kinerja pencapaian sasaran 9
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
9 Meningkatnya
1 Indeks Kualitas Air Indeks 80.08 76.35 95.34
Kualitas Lingkungan
Hidup
2 Indeks
Indeks Kualitas Udara 89.77 94.94 105,75
Hal. 111
2020
Tabel 3.31
Evaluasi Kinerja Pencapaian Sasaran 10
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
Hal. 112
2020
Tabel 3.32
Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tahun 2020
Hal. 113
2020
persen kriteria kinerja rendah (3 indikator), dan 26,92 persen merupakan kriteria
kinerja sangat rendah (7 indikator).
Analisis keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinarja Dinas Pertanian
Tahun 2020 akan dijelaskan pada analisis capaian kinerja sasaran strategis di
bawah.
Pencapaian trend positif ini tidak terlepas dari faktor – faktor sebagai
berikut :
1. Motivasi petani dengan adanya jaminan asuransi pertanian terhadap usaha padi
dan usaha ternak (Asuransi Usaha Tani Padi – AUTP dan Asuransi Usaha
Ternak Sapi – AUTS).
2. Motovasi petani juga dengan mulai disosialisasikannya Kartu Tani sebagai
jaminan kemudahan memperoleh sarana produksi (saprodi) serta alat dan
mesin pertanian (alsintan).
3. Jaminan ketersediaan saprodi berupa pupuk dan pestisida dengan adanya
pengawasan yang terintegritas (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida-KP3)
terhadap peredaran saprodi serta dengan adanya koordinasi yang berkala dan
berkelanjutan antara SKPD, instansi terkait, petani, serta pengecer dan
distributor pupuk.
4. Jaminan ketersediaan benih unggul melalui produksi benih Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang di bawah naungan SKPD seperti UPT Balai Benih Daerah
Tanaman Pangan, UPT Balai Benih Hortikultura dan Tanaman Perkebunan,
serta UPT Balai Pembibitan Ternak yang akan dimanfaatkan oleh petani.
5. Adanya program brigade alsintan dan brigade tanam/panen yang memberikan
dukungan dan membantu petani dalam berusaha tani berupa dukungan
sumber daya manusia dan sumber daya mesin pertanian.
6. Penerapan teknologi Jajar Legowo (JARWO) secara optimal.
7. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana produksi serta pembangunan
sarana dan prasarana pendukung pertanian, baik dari Dana Alokasi Umum
(DAU) maupun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lebih fokus pada
pembangunan sumber-sumber air untuk menjamin ketersediaan air pada lahan
pertanian. Pada tahun 2018, pembangunan sarana dan prasarana pendukung
pertanian adalah sebagai berikut :
- Pembangunan sumur bor tanah dalam sebanyak 26 paket
- Pembangunan embung sebanyak 6 paket
- Pembangunan jaringan irigasi sebanyak 17 paket
- Pembangunan jalan usaha tani sebanyak 11 paket
Hal. 114
2020
Hal. 115
2020
Tabel 3.33
Target dengan realisasi capaian kinerja
Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2020
CAPAIAN
No Indikator Kinerja Satuan Target REALISASI
(%)
1 Pertumbuhan PDRB Perikanan % 7.5 % 7,18 95,73
Kg/
11 Tingkat Konsumsi Ikan 52,54 48,84 92,96
Kapita/Thn
Dari tabel Indikator Kinerja Utama SKPD Dinas Perikanan dan Kelautan
diatas diketahui bahwa jumlah indicator kinerja sebanyak 12 indikator kinerja
yaitu : Pertumbuhan PDRB Perikanan dengan tingkat capaian ialah 95,73%, NTN
dengan nilai capaian sebanyak 85,22, NTPi dengan nilai capaian 82,40, jumlah
produksi rumput laut dengan tingkat prosentase capaian dari target ialah 99,38
%, Jumlah produksi ikan bandeng mencapai target sebanyak 102,63%, jumlah
produksi udang dengan target capaian sekitar 151,08%, jumlah produksi ikan air
tawar mencapai target sekitar 91,81%, jumlah produksi benih unggul ikan air
tawar mencapai target 107,20%, jumlah produksi bibit rumput laut kebun bibit
rumput laut mencapai target sekitar 76,67%, jumlah produksi ikan laut dengan
tingkat capaian sebanyak 102,81%, jumlah produksi produk olahan hasil
perikanan dengan prosentase tingkat capaian 65,71%, jumlah konsumsi ikan
dengan prosentase tingkat capaian 92,96%.
Hal. 116
2020
Hal. 117
2020
untuk mendukung ekowisata pantai marina, juga kegiatan ini mendampingi dalam
hal mengevaluasi kelompok pembudidaya ikan.
Sementara pada kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan
Budidaya Perikanan merupakan kegiatan yang juga sumber dananya APBD II,
adapun pekerjaan yang dilaksanakan yaitu Biaya operasional Hatchery dan KJA.
Permasalahan umum ini adanya indikator kinerja yang tak tercapai target
yaitu pengaruh sarana prasarana yang belum memadai (representatif) juga pada
Sumberdaya Manusia pada kelompok bidang perikanan dan kelautan masih
minim. Maka dari itu kami akan mencoba untuk terus membina kelompok (baik
teknis maupun kelembagaan) dan melengkapi sarana parasana penunjang demi
tercapainya target yang ingin dicapai.
Hal. 118
2020
Tabel 3.34
Evaluasi Kinerja Sasaran 11
TAHUN 2020
CAPAIAN
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
11 Meningkatnya Pertumbuhan
Ekonomi Sektor Pariwisata 1 Lama Kunjungan Wisata Hari 3.30 3,00 90,90
Hal. 119
2020
Hal. 120
2020
Tabel 3.35
Evaluasi Kinerja Sasaran 12
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
12 Meningkatnya Kinerja
Penyelenggaran 1 Predikat Akuntabilitas Predikat B B 100
Pemerintahan Daerah Kinerja
Gambar 3.5
Nilai SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan)
Kabupaten Bantaeng Tahun 2016-2019
61,72
60,40
53,38
29.00
Selain dari LAKIP, dalam melihat kinerja Pemerintah dapat terlihat dari
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah. SPIP sendiri adalah proses yang integral dalam tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan asset
negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Dalam mengevaluasinya, maka dirumuskan suatu indikator yakni Indeks
Maturitas SPIP yang dapat melihat tingkat kematangan/kesempurnaan
penyelenggaraan SPIP dalam mencapai tujuan pengendalian intern.Pada tahun
2020, Indeks Maturitas SPIP Kabupaten Bantaeng sudah mencapai level 3
sehingga masuk kategori berkembang. Berkembang disini dalam artian
Hal. 121
2020
Hal. 122
2020
Tabel 3.36
Evaluasi Kinerja Sasaran 13
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
13 Meningkatnya
Penyelenggaraan 1 Jumlah Kasus Korupsi Kali 2 - 100
Pemerintahan Yang Bersih
dan Bebas KKN Predikat WTP WTP 100
2 Opini BPK
Tabel 3.37
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Daerah
Kabupaten Bantaeng Tahun 2016-2020
Opini BPK terhadap laporan keuangan WDP WTP WTP WTP WTP
Hal. 123
2020
Tabel 3.38
Capaian Indikator Kinerja Inspektorat
Capaian Kinerja
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
(%)
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 50% 47,36% 94,72
2 Jumlah temuan BPK 258 263 101,93
Persentase Hasil Evaluasi SAKIP SKPD dengan nilai
3 70% 2,63% 3,75
B
31,57%
4 Persentase SKPD dengan SPIP minimal “BAIK” 50% 63,14
(12 SKPD)
Persentase SKPD yang telah melaksanakan
5 70% 0 0
Pembangunan Zona Integritas WBK/WBBM
6 Persentase Tindak Lanjut Temuan 86% 96,25% 111,91
7 Persentase Pelanggaran Pegawai 0,5% 0 0
8 Maturitas SPIP Lembaga Pengawasan Level 3 Level 3 100
Tabel 3.39
Evaluasi Kinerja Sasaran 14
TAHUN 2020
CAPAIAN
SASARAN
No INDIKATOR SASARAN SATUAN KINERJA
STRATEGIS TARGET REALISASI
(%)
1 2 3 4 5 6 7
14 Meningkatnya Kualitas Rata-
Pelayanan Publik 1 Rata-Rata Nilai IKM
Rata
76,70 75.05 97,84
2
Indeks SPBE Indeks 2,50 2.74 109,6
Hal. 125
2020
Tabel 3.40
Analisis Atas Capaian Keuangan
Nomor 2020
Uraian %
urut Target Realisasi
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah dapat
direalisasikan sebesar 67,54% dari target pendapatan sebesar Rp.
110.456.145.457.71. Tercapainya target Pendapatan Asli Daerah tersebut
dipengaruhi oleh tercapainya target pendapatan dari Hasil Pajak Daerah hanya
sebesar 48.00%, Hasil Retribusi Daerah sebesar 25.32%, Hasil Pengelolaan
Hal. 126
2020
Tabel. 3.41
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bantaeng TA. 2020
Nomor 2020
Uraian %
urut Target Realisasi
1 2 3 4 5
A BELANJA DAERAH
BELANJA TIDAK LANGSUNG 475.804.182.406.00 453.534.536.746.00 95.32
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1 Pembentukan Dana Cadangan - - -
Hal. 127
2020
Nomor 2020
Uraian %
urut Target Realisasi
2 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 7.500.000.000.00 7.500.000.000.00 100.00
3 Pembayaran Pokok Utang 4.456.501.300.00 4.566.501.300.00 100.00
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIYAAN 11.956.501.300.00 11.956.501.300.00 100.00
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO (449.847.953.28) (449.847.953.28) 100.00
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN
- 1.019.926.223.03 0.00
BERKENAAN ANGGARAN (SILPA)
Hal. 128
2020
2016
BAB IV
cxÇâàâÑ
A. KESIMPULAN
129
2020
2016
Tabel 4.1.
Pencapaian Sasaran Strategis RPJMD
dengan Indikator Kinerja Sasaran
3 4 5 6 7 8
130
2020
2016
B. SARAN SARAN
131