Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“LAPORAN KEUANGAN YAYASAN”

Dosen Pengampu :
Dr. Dien Novianty R. S.E., M.M., Ak

Disusun Oleh :

1. Tizza lifanny Muizza (4317500195)


2. Tri Atmojo (4317500079)
3. Dwi Putra Febrianto (4319500167)
4. Mega Penti Fishelly (4318500227)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya-Nya, yang telahmelimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Akuntansi
Sektor Publik tentang Laporan keuangan yayasan.

Adapun makalah Akuntansi Sekor Publik tentang Laporan keuangan yayasan telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi. bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu kami menerima semua kritikan
dan saran sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami mengharapkan semoga makalah Akuntansi Sektor Publik tentang Laporan


keuangan yayasan. ini dapat bermanfaat baik secaa pribadi, teman-teman, serta orang lain
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Tegal 29, September 2019

Kelompok 7

ii
DAFTARISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


DAFTARISI................................................................................................................................... iii
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 2
3. TUJUAN MAKALAH................................................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
2.1. Pengerian dan Ruang lingkup yayasan ....................................................................................... 3
2.2. tahap pengembangan sistem akuntansi yayasan ......................................................................... 5
2.3. Bagan Akun Yayasan. .................................................................................................................. 7
2.4 Peryataan standar akuntansi keuangan. ........................................................................................ 8
BAB III ..................................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan. ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Secara garis besar tujuan organisasi yang dikelola lembaga pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu : memperoleh laba (bisnis), sedangkan yang lainnya
adalah tidak berorientasi laba (nirlaba). Baik itu lembaga pendidikan swasta maupun
yang didirikan oleh pemerintah seperti sekolah-sekolah negeri pada umumnya.
Namun, akuntansi tidak saja digunakan dalam praktek bisnis, tetapi juga berbagai
kehidupan. Pencatatan, penjurnalan, serta perhitungan anggaran juga termasuk dalam
sistem akuntansi. Tanpa disadari semua bidang membutuhkan akuntansi, termasuk
organisasi nirlaba (nonprofit). Sebagaimana halnya organisasi bisnis, organisasi
nirlaba seperti yayasan juga membutuhkan jasa akuntansi. Baik untuk menghasilkan
informasi keuangan maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan yayasan yang
bersangkutan. Akan tetapi karena sifat yayasan atau nirlaba berbeda dengan
organisasi laba lainnya, maka sifat akuntansinya pun berbeda. Bagi yayasan, tujuan
utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan bagi entitas
bisnis tujuan utamanya adalah mencari laba (profit) semata.

Yayasan pada umumnya termasuk dalam organisasi nirlaba, sehingga laporan


keuangannya mengacu pada PSAK 45, namun untuk yayasan yang berlandaskan
Islam, harus terdapat Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat dan Dana
Kebajikan, sebab dalam Islam, dana zakat merupakan kewajiban yang harus
dikeluarkan setiap muslim. Karena dalam PSAK 45 tidak membahas dana zakat dan
dana kebajikan, maka untuk menyesuaikan laporan keuangan sesuai syariat Islam,
acuan yang harus diikuti adalah PSAK syariah khususnya untuk laporan keuangannya
yang terdapat pada PSAK 101. Dana zakat dan dana kebajikan merupakan komponen
yang ada dalam Laporan Keuangan Syariah. Berdasarkan Standar Akuntansi Syariah,
khususnya pada PSAK 101, terdapat pernyataan yang mengatur pelaporan Sumber
dan Penggunaan Dana Zakat serta Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan. Jika
suatu organisasi nirlaba merupakan organisasi syariah, maka acuan yang sepatutnya
diikuti adalah PSAK 45 serta PSAK 101 khusunya pada laporan sumber dan
penggunaan dana zakat dan dana kebajikan.

Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada


prioritas kualitas program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya sistem
pengelolaan keuangan. Padahal sistem pengelolaan keuangan yang baik merupakan
salah satu indikator utama akuntabilitas dan transparansi sebuah lembaga. Untuk
membangun sistem pengelolaan keuangan yang andal dibutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang cukup.

1
2

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun dari latar belakang timbulah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan ruang lingkup yayasan?
2. Bagaimana tahap pengembangan sistem akuntansi yayasan ?
3. Apa yang termasuk dalam akun yayasan?
4. Bagaimana pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ?

3. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari rumusan masalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi sektor publik
2. Untuk mengetahun pengertian dan tujuan dari yayasan
3. Untuk mengetahui tahapan pengeembangan akuntansi yayasann
4. Untuk mengetahui akun-akun yang ada di yayasan
5. Untuk mengetahui cara pengendalian keuangan di yayasan.
6. Untuk mengetahu PSAK dalam yayasan
7. Untuk mengetahui pelaporan keuangan yayasan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengerian dan Ruang lingkup yayasan

2.1 pengertian yayasan

Menurut UU No.16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan,


pengertian yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, kegamaan, dan kemanusiaan. Seiring berjalannya waktu undang-undang
yang mengatur tentang Yayasan telah diperbaharui dengan UU No. 28 Tahun 2004
pada

pasal 5 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut: kekayaan yayasan baik berupa
uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-
undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung,
baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.

Berikut adalah istilah yang sering digunakan di dalam akuntansi yayasan:


(Bastian, 2007:74)
a. Pembatasan permanen, adalah pembatasan dalam penggunaan sumber daya
yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya atau penyumbang agar sumber
daya tersebut dapat dipertahankan secara permanen. Yayasan diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya
yang berasal dari sumber daya tersebut.
b. Pembatasan temporer, adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang, agar sumber daya tersebut dapat dipertahankan sampai dengan
periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
c. Sumbangan terikat, adalah sumber daya yang penggunaanya dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat
permanen atau temporer.
d. Sumbangan tidak terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

Yayasan merupakan badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan (UU No.16 Tahun 2001). Kemudian UU No.16
Tahun 2001 tersebut digantikan dengan UU No.18 Tahun 2004 tentang Perubahan
atas UU No.16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. Menurut Sukmana dan Gusman
(2008:423) yayasan adalah suatu organisasi yang mendapatkan sumber daya dari

3
4

sumbangan para anggota dan donatur yang tidak mengharapkan imbalan dari
organisasi tersebut. Terlepas dari semua hal tersebut, semua hal yang menyangkut
keuangan baik itu uang yang masuk maupun keluar harus dilaporkan dalam laporan
keuangan. Karena keuangan yang dikelola oleh suatu manajemen juga menyangkut
kepentingan pihak lain, tidak terkecuali yayasan sebagai organisasi nirlaba
(Sukmana dan Gusman, 2008:433).

2.2 Tujuan laporan keuangan yayasan

Yayasan memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba
maksimum, penguasaan pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan produktifitas.
Sementara tujuan kwalitatif dapat di sebutkan sebagai efensiensi dan efektivitas
organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral karyawan yang tinggi,
reputasi organisasi, stabilitas pelyanan kepada masyarakat, dn citra perusahaan.

Tujuan utama laporan keuangan yayasan adalah menyediakan informasi yang


relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola,
kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi yayasan. Pihak
pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama dalam rangka
menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut.
b. Cara pengelola melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja
yayasan.

Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi


dalam suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi laporan keuangan
lain. Secara rinci tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan,
adalah untuk menyajikan informasi mengenai :
a. Jumlah dan aktiva, kewajiban serta aktiva bersih suatu yayasan
b. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai serta
sifat aktiva bersih
c. Jenis dan jumlah arus masuk serta arus keluar sumber daya selama satu
periode dan hubungan diantara keduanya
d. Cara suatu yayasan mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjama, serta faktor lainnya yang berpengaruh
terhadap likuiditasnya
e. Usaha jasa suatu yayasan.
5

2.2. tahap pengembangan sistem akuntansi yayasan


Sistem akuntansi yang di terapkan akan berubah sebagaimana halnya dengan sumber
daya dan kebudayaan yayasan. Yayasan bersekala kecil yang baru berdiri hanya perlu
mempertahankan akurasi catatan aktivitas dalam buku cek. Dengan kompleksitas dan
volume kerja yayasan yang semakin berkembang, aktivitas manajemen keuangan
membutuhkan peningkatan jumlah staf sukarelawan atau staf yang dibayar atau
kombinasi staf dan penyedia jasa dari luar. Jadi, sistem akuntansi harus dirancang
sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi pemakainya

2.1 Perbedaan antara akuntansi untuk yayasan dan organisasi

Prinsip akuntansi yang diterima umum bisa diterpkan dalam prakterk akuntansi
nonprofit, Namun ada beberapa perbedaan yang signifikan sebagai berikut.

a. Akuntansi untuk sumbangan


Yayasan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan status bebas pajak akan
ditunjuk untuk menerima sumbangan. Prosedur yang ekuivalen untuk
menangani akuntansi sumbangan dalam yayasan adalah prosedur khusus yaitu :
1. Janji atau komitmen (jaminan untuk memberikan)
2. Jasa dan materi yang didermakan (jenis sumbangan)
3. Kejadian-kejadian khusus Hak Keanggotaan pembina
b. Kapasitas dan penyusutan aktiva
Yayasan perlu memncatat pembelian barang dan peralatan substansial jangka
panjang seperti komputer, mobil dan bangunan, sebagai aktiva serta
menanggung porsi biayaper tahun untuk barang-barang yang masih memiliki
manfaat. Proses ini disebut sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap.
Yayasan juga perlu mencatat penyusutan aktiva, namun ada beberapa aktifa di
sektor nonprovit yang menerima perlakuan khusus seperti museum, bangunan
sejarah, perpustakaan dan kebun binatang.
c. Klasifikasi pengeluaran fungsional.
Yayasan perlu melaporkan pengeluaran kas sesuai dengan klasifikasi
fungsinya. Dua klasifikasi pengeluaran fungsi primer adalah pelayanan program
dan aktivitas pendukung. Sementara itu klasifikasi aktivitas pendukung
meliputi pengelolaan dan akivitas umum, pengalian dana, pengembangan
keangotaan prakterk tersebut sangat bervariasi dari satu yayasan ke yayasan
lainnya
d. Implikasi perbedaan antara akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta.
Implikasi dari perbedaan praktek akuntansi non profit dan akuntansi swasta
adalah diperlukannya keahlian tambahan bagi personil, penasihat keuangan,
atau auditor. Jadi, sumbangan dan pambelian barang-barang serta peralatan
yang memerlukan penanganan khusus, diatur dengan melibatkan seorang
akuntan spesialis yayasan.

2.2 Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Akrual.


6

Sistem akuntansi merupkan prinsip akuntansi yang menentukan kapan transaksi


keuangan harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Sistem akuntansi ini
berhubungan dengan waktu pengukuran dilakukkan dan pada umumnya, bisa
dipilih menjadi sistem akuntansi berbasis kas dan berbasis aktual.

Pada sebuah yayasan, penekanan diberikan pada penyediaan biaya data yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menggunakan sistem akuntansi
berbasis aktual yaitu akuntansi pendapatan dan biaya. akuntansi berbasis akural
menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan kapan mengakui serta
mencatat pengeluaran dan penerimaan dalam catatan keuangan.

Pada akuntansi berbasis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima dan
disetorkan, sementara biaya dicatat dalam periode akuntansi ketika tagihan
dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diwujudkan dalam
periode akuntansi ketika pendapatan itu di peroleh, misalnya,saat jasa yang
dikontrak diberikan dan ditentukan hibah terpenuhi,tanpa menghiraukan waktu
penerimaan kas dari donasi. Belanja dicatat sebagai pengurangan utang saat
pembayaran, misal ketika membayar persediaan yang dipesan, membayar lembur
karyawan, dan meminjam printer untuk pencetakan

Contoh transaksi:
Yayasan Kemanusiaan Ibu Pertiwi belum membayar cicilan akhir atas
pembelian printer secara kredit pada tahun ini, sehingga berhutang Rp
1.500.000. Maka pencatatan jurnal atas transaksi tersebut adalah

Faktor-faktor pertimbangan basis akuntansi adalah :


 Besaran transaksi yayasan dalam piutang dan pembayaran atas basis yang terus -
menerus. Jika tagihan hibah belum dibayar atau belum dilunasi sepanjangbtahun
makan akuntnsi berbasis kas akan memberikan gambaran keuangan yang sama
baiknya dengan akuntansi berbasis akrual.
 Keahlian dan waktu yang membatasi staf pembukuan.
 Possisi arus kas yayasna, jika arus kas dijadikan fookus, maka akun pembayaran
dan piutang dijadikan pengendali.
 Ukuran anggaran yayasan. Beberapa yayasan baru belum memiliki kewajiban
dan tidak memiliki piutang akan memilih akuntansi berbasis kas.
7

2.3. Bagan Akun Yayasan.

Bagan akun merupakan daftar prakiraan (rekening) sistem akuntansi yang dirancang
untuk mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan,
dan membuat keputusan keuangan. Informasi tersebut hanya dicatat dengan kode akun
dari bagan akun. Bagan tersebut dibagi ke dalam 5 kategori yaitu aktiva, utang, aktiva
bersih, pendapatan, dan biaya.
1. Aktiva
Aktiva adalah item nyata dari suatu yayasan dimana sumber daya, termasuk kas,
akun piutang, perlengkapan, dan kekayaan, diungkapkan. Aktiva biasanya
dimasukkan dalam daftar menurut urutan menurun (descending) dari likuiditasnya.
Hal ini berarti bahwa kas dan aktiva lainnya yang mudah diubah menjadi kas
dicantumkan pada urutan awal; dan aktiva tetap seperti kekayaan dan peralatan
diurutan akhir. Akun aktiva biasanya dimulai dengan angka “1”.
2. Utang
Utang adalah kewajiban ke kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Utang yang
jatuh temponya sekarang dicantumkan lebih awal dibanding utang yang jatuh
temponya dalam tahun berikutnya. Utang usaha dan utang pajak upah biasanya
dicantumkan sebelum utang lainnya. Penerimaan yang ditangguhkan dan utang
lainnya sering kali dicantumkan dalam urutan berikutnya pada daftar. Utang sering
kali dimulai dengan angka “2”.
3. Aktiva Bersih
Aktiva bersih mencantumkan nilai keuangan dari suatu yayasan. Aktiva tersebut
mencerminkan saldo yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi. Perangkat lunak
akuntansi yang dirancang untuk yayasan melaporkan “aktiva bersih”. Sementara
itu, yayasan penerima pemberian yang tidak terikat memiliki satu akun aktiva
bersih. Aktiva tetap yang terikat, baik secara permanen maupun temporer, seperti
sumbangan memiliki lebih dari satu akun aktiva bersih, yang biasanya dimulai
dengan angka “3”.
4. Pendapatan.
5. Biaya.

Bagan akun akan menjadi lebih kompleks jika yayasan menginginkan laporan yang
lebih rinci. Namun, sekali lagi, hal itu tergantung pada waktu dan kemampuan staf
keuangan serta kerumitan transaksi keuangan.

Yayasan harus mencatat pembelian peralatan dan kekayaan yang bersifat jangka
panjang, karena jenis aktiva tersebut menanggung biaya per tahun sesuai dengan umur
manfaatnya. Proses ini disebut sebagai kapitalisasi dan penyusutan aktiva tetap.
Pencatatan akuntansi untuk mencatat penyusutan aktiva tetap yang dimiliki oleh
yayasan sama dengan pencatatan akuntansi untuk penyusutan aktiva tetap pada
umumnya.
8

2.4 Peryataan standar akuntansi keuangan.


Standar akuntansi yang digunakan dalam penyusutan laporan keuangan adalah
Peryataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 45. Tentang pelaporan organisasi
nirlaba. Meliputi posisi keuangan pada periode laporan. Laporan aktifitas serta laporan
arus kas untuk suatu periode pelaporan. Dan catatan atas laporan keuangan.

4.1 Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisis keuangan sebuah laporan memperlihatkan keadaan keuangan pada
suatu saat. Laporan posisis keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang. Yaitu terikat secara
permanene terikat secara temporer dan tidak terikat.

Contoh ilustrasi laporan posisis keuangan yayasan.

akun-akun yang akan dijelaskan sebagai berikut.

 Aset
Kas dan setara kas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan merupakan
jumlah dari aset bersih pada setiap akhir tahun
 Liabilitas dan Aset Neto
Untuk aset bersih tidak terikat, merupakan hasil perhitungan jumlah
pendapatan dan penghasilan tidak terikat dikurangi jumlah beban dan
pengeluaran. Aset bersih terikat temporer adalah saldo akhir yang merupakan
hasil dari perhitungan sumbangan terikat dikurangi dengan penggunaannya
9

selama periode, perhitungannya disajikan dalam catatan atas laporan


keuangan.
 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat
 Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau
temporer akan diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan

4.2. Laporan Aktivitas


Tujuan dan Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva
dalam laporan aktivitas akam tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi
keuangan. Laporan ini melaporkan perubahan dalam aset bersih, saldo akhir aset bersih
harus sama dengan saldo aset bersih dalam neraca.laporan aktifitas juga menyatakan
pendapatan dan sumbangan, beban kenaikan/penurunan aset bersih.

Contoh ilustrasi laporan aktifitas yayasan.

Berikut adalah akun-akun yang dijelaskan berdasarkan Tabel B


10

 Pendapatan
Dalam laporan pondok pesantren, akun Pendapatan terdiri dari Sumbangan, SPP
yang dibayarkan santri setiap bulannya, Penghasilan usaha, dan Lain-lain. Nilai
sumbangan merupakan total sumbangan yang diterima pondok pesantren. SPP
merupakan jumlah SPP selama periode setahun yang diterima pondok pesantren.
Penghasilan usaha adalah total dari usaha yang dilakukan pondok pesantren berupa
kantin dan penjualan buku. Sedangkan pendapatan lain-lain merupakan total dari
penerimaan lain-lain pondok pesantren.
 Beban
Seluruh komponen yang termasuk dalam akun beban merupakan semua
penggunaan dana yang dikeluarkan pondok pesantren untuk membiayai setiap
program atau kegiatan yang dilaksanakan.

4.3 Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan
PSAK 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut ini:

Contoh laporan arus kas

Berikut adalah penjelasan sesuai dengan Tabel C


11

 Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Komponen yang disajikan dalam aktivitas operasi merupakan penambahan dan
pengurangan arus kas yang terjadi terkait dengan aktivitas operasional dari pondok
pesantren
 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Yang termasuk dalam arus kas ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran
pondok pesantren yang terkait dengan investasi pondok pesantren. Pada pondok
pesantren hanya terjadi pengeluaran berupa pebelian peralatan.
 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Komponen yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah pembayaran
kewajiban tahunan.

4.4 Catatan Atas laporan Posisi Keuangan.


catatan atas laporan keuangan sebagai penjelas dalam menyajian informasi yang
belum disajikan dilaporan posisis keuangan, laporanaktivitas, laporan arus kas.
kebijakan akuntansi tertentu yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan. berikut contoh catatan atas laporan posisi keuangan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepantingan bersama, yaitu untuk


menilai jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk memberikan jasa secara
berkesinambungan, dan mekanisme pertanggung jawaban dan aspek kinerja pengelola.
Kemampuan yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi
keuangan dimana informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut disampaikan.

Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih. Pertanggung jawaban
pengelola yayasan atas hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan disajikan melalui
laporan aktivitas dan laporan arus kas. Dengan adanya standar pelaporan tersebut
laporan keuangan yayasan dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan
memiliki daya banding yang tinggi.

Sistem pengendalian keuangan bertujuan memberikan informasi keuangan yang


dapat dipercaya, aktiva dan catatan-catatan organisasi tidak dicuri serta kebijaknan-
kebijakan yayasan terpenuhi dan peraturan pemerintah terpenuhi.

12
DAFTAR PUSTAKA

 http://indriellenzamaongko.blogspot.com/2011/09/akuntansi-yayasan.html?m=1
 https://www.academia.edu/upgrade?feature=search&search_id=67816820&trigger=a
dvanced-search-result-count-email
 https://www.slideshare.net/mobile/tarymarthen/makalah-akuntansi-sektor-publik-
studi-kasus-laporan-keuangan-yayasan-jiantari-c-301-09-013
 http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2013/11/akuntansi-yayasan.html?m=1
 http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_Sektor_Publik.

13

Anda mungkin juga menyukai