Anda di halaman 1dari 26

konsep

L1UNIUk LNUSUNAN INDIkA1Ck kINLkIA U1AMA


DI LINGkUNGAN CLkI
NCMCk kL ] ] VII ] 2011 tangga| Iu|| 2011
11
SIS1LMA1IkA
L1UNIUk LNUSUNAN INDIkA1Ck kINLkIA U1AMA
DILINGkUNGAN CLkI
I LNDAnULUAN
1 uMuM
2 uASA8
3 MAkSuu uAn 1u!uAn
4 8uAnC LlnCku
3 LnCL81lAn LnCL81lAn
II LNGLk1IAN INDIkA1Ck kINLkIA
6 LnCL81lAn lnulkA1C8 klnL8!A
7 S?A8A1 uAn k8l1L8lA lnulkA1C8 klnL8!A
8 1lL uAn !LnlS lnulkA1C8 klnL8!A
9 LnCCunAAn lnulkA1C8 klnL8!A
III LNL1AAN INDIkA1Ck kINLkIA
10 LnL1AAn lnulkA1C8 klnL8!A
11 LnCLM8AnCAn lku 8ACl C8CAnlSASl
IV kLVILW DAN LNGLM8ANGAN INDIkA1Ck kINLkIA
V ADMINIS1kASI
V LNU1U
22
Pembangunan Good Governance, kebijakan umum
pemerintah yg berorientasi pd hasiI (ResuIt Oriented
Goverment), fokus pd keseIamatan bg masy, berupaya
utk menghasiIkan output dan outcome yg sesuai dgn
kebutuhan masy.
Utk memperkuat akuntabiIitas dIm kerangka tata
pemerintahan yg baik, dikeIuarkan Permenpan no :
PER/09/M.PAN/5/2007, tgI 31 Mei 2007, ttg Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Instansi
Pemerintah.
HasiI peniaIaian akuntabiIitasn kinerja dijajaran poIri,
berdasarkan Surat Permenpan dan RB No : B/6827/M-
PAN-RB/03/2011, perihaI hasiI evaIuasi atas akuntabiIitas
kinerja organisasi PoIri, kekurangan dan perIu
diperbaikinya aI: memperbaiki penyusunan Indikator
Kinerja Utama (IKU) yeng Iebih ReIevan dan terukur.
Ditetapkannya Indikator Kinerja adaIah agar proses yang
wajar, digunakan baik oIeh para peIaksana dan pimpinan
dIm mengeIoIa usaha2 organisasi PoIri agar mencapai
hasiI atau berkinerja tinggi.

1 eraLuran reslden nomor 20 1hn 2010 LLg 8!Mn 20102014


2 lnpres no 3 1hn 2004 LLg ercepaLan emberanLasan korupsl
3 lnpres no 7 1hn 1999 LLg AkunLablllLas klner[a olrl
4 ermenpan endayagunaan AparaLur negara no er/09/MAn/3/2007 LLg edoman umum
eneLapan lndlkaLor klner[a uLama dl llngk lnsLansl emerlnLah
3 eraLuran menLerl negara pendayagunaan aparaLur negara nomor L8/20/MAn/11/2008
Langgal 26 nopember 2008 LenLang eLun[uk enyusunan lndlkaLor klner[a uLama
6 eraLuran menLerl negara pendayagunaan aparaLur negara nomor L8/29/MAn/12/2010
Langgal 31 uesember 2010 LenLang edoman enyusunan eneLapan klner[a dan elaporan
AkunLablllLas klner[a lnsLansl emerlnLah
7 kepuLusan kepala kepollslan negara 8epubllk lndonesla no ol kep/ 44/12/lv/2001 Langgal
22 !unl 2001 LenLang SlsLem erencanaan SLraLegls kepollslan negara 8epubllk lndonesla
(SlsrensLra olrl)
8 kepuLusan kepala kepollslan negara 8epubllk lndonesla no ol kep /33/l/2010 Langgal 29
!anuarl 2010 LenLang 8encana SLraLegls kepollslan negara 8epubllk lndonesla (8ensLra olrl)
,8,7
1. NDKATOR KNERJA ADL UKURAN KUANTTATF DAN
KUALTATF YANG MENGGAMBARKAN TNGKAT
PENCAPAAN SUATU KEGATAN DAN SASARAN YANG
TELAH DTETAPKAN. NDKATOR KNERJA MEMBERKAN
PENJELASAN, BAK SECARA KUANTTATF MAUPUN
KUALTATF MENGENA APA YANG D UKUR UNTUK
MENENTUKAN APAKAH TUJUAN SUDAH TERCAPA.
2. NDKATOR KNERJA ADL UKURAN KUANTTATF DAN
ATAU KUALTATF YANG MENGGAMBARKAN TNGKAT
PENCAPAAN SUATU SASARAN ATAU TUJUAN YANG
DTETAPKAN ORGANSAS.

Z. Fl86l81l8 l80lk108 kl8l8l


. $f81 08 k8l1l8l l80lk108 kl8l8l
Syarat syarat yg berlaku utk semua indikator kinerja adalah :
1. Relevan; indikator kinerja harus berhubungan dengan apa yang diukur
dan secara objektif dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau
kesimpulan tentang pencapaian apa yang diukur;
2. Penting / menjadi prioritas dan harus berguna untuk menunjukkan
keberhasilan, kemajuan, atau pencapaian (accomplishment);
3. Efektif dan layak; data / informasi yang berkaitan dengan indikator
kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis
dengan biaya yang layak.
lndikator kinerja yang baik dan cukup memadai, setidak-tidaknya memenuhi
kriteria yang terdiri dari:
1. Spesifik;
2. dapat dicapai;
3. relevan;
4. menggambarkan sesuatu yang diukur;
5. dapat dikuantifikasi dan diukur.

Berdasarkan tipenya, indikator kinerja dapat dibagi menjadi:


1. Kualitatif, menggunakan skala (misal: baik, cukup, kurang);
2. Kuantitatif absolut: menggunakan angka absolut (misal: 30
orang, 80 unit);
3. Persentase: menggunakan perbandingan angka absolut dari
yang diukur dengan populasinya (misal: 50%, 100%);
4. Rasio: membandingkan angka absolut dengan angka absolut
lain yang terkait (misal: rasio jumlah kriminalitas
dibandingkan jumlah penduduk);
5. Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total
kejadian (misal: rata-rata biaya pelatihan per anggota Polri
dalam suatu diklat / dikjur);
6. ndeks: angka patokan dari beberapa variabel kejadian
berdasarkan suatu rumus tertentu (misal: indeks harga
saham, indeks pembangunan manusia).

1IL INDIkA1Ck kINLkIA


ILNIS INDIkA1Ck kINLkIA
Untuk tujuan analisis dan perencanaan indikator kinerja juga dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, seperti:
1. ndikator nput,
Gambaran mengenai sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan 4:95:9
dan 4:9.420 (kuantitas, kualitas, dan kehematan);
2. ndikator Process,
Gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan
barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal dan ketaatan
terhadap ketentuan/standar);
3. ndikator Output,
Gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan (kuantitas, kualitas, dan efisiensi);
4. ndikator Outcome,
Gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa
yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan proses, peningkatan efisiensi,
peningkatan kualitas, perubahan perilaku, peningkatan efektivitas, dan
peningkatan pendapatan);
5. ndikator Dampak,
Gambaran mengenai akibat langsung atau tidak langsung dari tercapainya tujuan.
lndikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga
ultimate.

LNGGUNAAN INDIkA1Ck kINLkIA


Secara umum indikator kinerja memiliki beberapa fungsi,
sebagai berikut:
1. Memperjelas tentang apa, berapa dan bagaimana kemajuan
pelaksanaan kegiatan / program dan kebijakan orgnisasi;
2. Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak
terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi selama
pelaksanaan kebijakan / program / kegiatan dan dalam
menilai kinerjanya temasuk kinerja organisasi Polri yang
melaksanakannya;
3. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi
kinerja organisasil unit kerja;
88

PEM0EPTIAM IMIIATOP IIMEPJA UTAMA


KU (Key Performance ndikator) adalah merupakan ukuran keberhasilan
dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi Polri. Dengan kata lain
KU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari organisasi Polri yang
bersangkutan.
Tujuan dari ditetapkannya indikator kinerja utama bagi setiap organisasi Polri
adalah:
1) Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik;
2) Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan
peningkatan akuntabilitas kinerja.
ndikator kinerja utama, organisasi Polri dapat menggunakannya untuk
beberapa dokumen, antara Lain:
1) Perencanaan Jangka Menengah;
2) Perencanaan Tahunan;
3) Perencanaan Anggaran.
HRARK KU
Terciptanya Kamtibcar
Lantas yang Kondusif
Prosentase angka kecelakaan
lalu lintas akibat kesalahan
pengemudi
Menurunnya prosentase jumlah
kemacetan lalu lintas
Jumlah personil yg
ditempatkan di titik
Kemacetan lalu lintas
Jumlah patroli yg
dilaksanakan dgn
ranmor R4 dan R2
ORGAN8A8
POLR
E8ELON
E8ELON
Jumlah pelanggaran
lalu lintas Ranmor R2
dan R4 yang tidak
mempunyai SM
Jumlah pelanggaran
pengemudi kendaraan
R2 yang tidak
menggunakan Helm

K

8
a
s
a
r
a
n
o
u
t
c
o
m
e

K

8
a
s
a
r
a
n
o
u
t
p
u
t
/
c
o
m
e

K

8
a
s
a
r
a
n
o
u
t
p
u
t
keLerangan
Lselon l 1lngkaL kaba AslsLen kapolda kadlv kakor kalemdlkpol Cubernur
Lselon ll SaLker 8lnLang SaLu kombes dan Ak8 yang men[abaL kesaLuan
Bidang kewenangan,tugas
pokok dan fungsi organisasi
Renstra, arah kebijakan
umum, strategi penting
KeperIuan Statistik
Pemerintah dan dunia
InternasionaI
Kebutuhan nformasi untuk
pengelolaan keuangan &
Kinerja
Kebutuhan nformasi untuk
akuntabilitas
Kriteria ndikator
Kinerja yang Baik
Kebutuhan nformasi untuk
akuntabilitas
Konsultasi
Pembuatan Daftar Awal
ndikator Kinerja
Penentuan & Penerapannya
Penilaian & Pemilihannya
11 11
AM0IAH - AM0IAH
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
PEMTAHAPAM M PEMETAPAM
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
%ahap pertama
Klarifikasi apa yang menjadi kinerja utama, pernyataan hasil (result statement) atau
tujuan sasaran yang ingin capai.
Suatu indikator kinerja yang baik, diawali dengan suatu pernyataan hasil yang dapat
dimengerti atau dipahami orang banyak. Untuk dapat menghasilkan pernyataan hasil
yang baik dan dapat dimengerti / dipahami orang banyak, perlu diperhatikan hal-ha1
sebagai berikut:
1. Secara hati-hati tentukan hasil yang akan dicapai;
2. Hindari pernyataan hasil yang terlalu luas/makro;
3. Pastikan jenis perubahan yang dimaksudkan;
4. Pastikan dimana perubahan akan terjadi;
5. ldentifikasikan target khusus perubahan dengan lebih cepat;
6. Pelajari kegiatan dan strategi yang diarahkan dalam mengupayakan perubahan;
Dicontohkan : Program Harkamtibmas
Sasaran yang ingin dicapai (Result Statement) adalah : tergelarnya pengamanan
wilayah perbatasan dan pulau - pulau terluar berpenghuni dan berpenduduk dimana
tujuan diharapkan terpeliharanya keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan
dan pulau - pulau terluar berpenghuni dan berpenduduk.
%ahap Kedua
Menyusun daftar awal KU yang mungkin dapat digunakan.Terdapat beberapa jenis indikator kinerja yang
dapat digunakan untuk mengukur suatu outcome, namun dari indikator-indikator kinerja tenebut biasanya
hanya beberapa indikator saja yang dapat digunakan dengan tepat. Daftar awal indikator kinerja ini disusun
setelah mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan akan informasi kinerja dan kewajiban-kewajiban pelaporan
akuntabilitas, dengan memperhatikan hal-hal yang diuraikan di dalam kerangka kerja penyusunan indikator
kinerja di atas. Proses identifikasi dapat dimulai dari hal-hal yang terkecil, misalnya pada tingkat kegiatan.
Penyusunan daftar awal indikator kinerja ini paling tidak sudah dapat menyebut nama atau judul indikator dan
untuk apa indikator itu diperlukan (rationale, atau alasan mengapa diperlukan).
DaIam menyusun daftar awaI indikator kinerja, perIu diIakukan haI-haI sebagai berikut:
1. Brainstorming internal oleh tim perumus;
2. Konsultasi dengan para ahli di bidang yang sedang dibahas;
3. Menggunakan pengalaman pihak lain dengan kegiatan yang sama atau sejenis.
Contoh : Daftar awaI Indikator kinerja yang disusun untuk tercapainya hasiI yang diharapkan
(outcome) :
1. Prosentase penjagaan, pengawalan dan patroli perbatasan daerah.
2. Prosentase penjagaan pengawalan dan patroli pengamanan di wilayah perbatasan perairan.
3. Prosentase pengamanan di pulau-pulau terluar berpenghuni dan berpenduduk (khusus Selat Malaka)
4. Prosentase gangguan keamanan yang berkadar tinggi di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar
yang dapat diatasi.
5. Jumlah personel yang ditempatkan di Polsek-polsek wilayah perbatasan.
6. Prosentase kelompok masyarakat yang ikut berpartisipasi menjaga kamtibmas dari wilayah perbatasan
dari pulau terluar.
7. Jumlah sarana dan prasarana yang tersedia Polsek dan Polsubsektor.
8. Prosentase gangguan keamanan khususnya kejahatan konvensional yang dapat ditangani /
diselesaikan.
%ahap Ketiga:
1. Melakukan penilaian setiap KU yang terdapat dalam daftar
awal indikator kinerja.
2. Melakukan evaluasi setiap indikator yang tercantum dalam
daftar awal indikator kinerja. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan setiap indikator kinerja dalam daftar
dengan kriterianya.
3. Dengan skala yang sederhana, misalnya satu sampai lima,
setiap indikator kinerja yang dievaluasi dapat ditetapkan
nilainya. Pemberian nilai ini akan memberikan pemahaman
yang menyeluruh terhadap kepentingan masing-masing
indikator yang dievaluasi dan membantu proses pemilihan
indikator yang paling tepat. Pendekatan dengan metode ini
harus diterapkan secara fleksibel dan dengan pertimbangan
yang matang, karena setiap kriteria tidak memiliki bobot
yang sama.
NO Indikator Kinerja Score
(1-5)
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Prosentase penjagaan, pengawalan dan patroli
perbatasan daerah.
Prosentase penjagaan pengawalan dan patroli
pengamanan di wilayah perbatasan perairan.
Prosentase pengamanan di pulau-pulau terluar
berpenghuni dan berpenduduk (khusus Selat
Malaka)
Prosentase gangguan keamanan yang berkadar
tinggi di daerah perbatasan dan pulau-pulau
terluar yang dapat diatasi.
Jumlah personel yang ditempatkan di Polsek-
polsek wilayah perbatasan.
Prosentase kelompok masyarakat yang ikut
berpartisipasi menjaga kamtibmas dari wilayah
perbatasan dari pulau terluar.
Jumlah sarana dan prasarana yang tersedia
Polsek dan Polsubsektor.
Prosentase gangguan keamanan khususnya
kejahatan konvensional yang dapat ditangani /
diselesaikan.
5
5
4
4
4
2
3
3
%ahap Keempat:
Tahap akhir dari proses ini adalah memiIih IKU. ndikator-
indikator kinerja tersebut, harus disusun dalam suatu set
indikator yang optimal yang dapat memenuhi kebutuhan
manajemen, yaitu informasi yang berguna dengan biaya yang
wajar. Dalam pemilihan ini harus selektif. Pilihlah indikator
kinerja yang dapat mewakili dimensi yang paling mendasar dan
penting dari setiap tujuan / sasaran.
Contoh ;
Sasaran : Tergelarnya pengamanan wilayah perbatasan dan
pulau-pulau terluar berpenghuni dan berpenduduk.
Program / kegiatan Indikator Kinerja Keterangan
Pemeliharaan keamanan
dan ketertiban
masyarakat
a. Prosentase penjagaan, pengawalan
dan patroli perbatasan daerah.
b. Prosentase penjagaan pengawalan
dan patroli pengamanan di wilayah
perbatasan perairan.
c. Prosentase pengamanan di pulau-
pulau terluar berpenghuni dan
berpenduduk (khusus Selat Malaka)
d. Prosentase gangguan keamanan
yang berkadar tinggi di daerah
perbatasan dan pulau-pulau terluar
yang dapat diatasi.
e. Jumlah personel yang ditempatkan
di Polsek-polsek wilayah
perbatasan.
ndikator satu (1)
sampai dengan
lima (5) merupa-
kan satu set
indikator kinerja
untuk mengukur
keberhasilan
program tsb.
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
IIM0IUM0AM OP0AMISASI POPI
KU pada lingkungan organisasi Polri disusun dengan
tataran sebagai berikut :
1. Pada tingkat organisasi Polri menggunakan
indikator hasil (outcome) sesuai dengan
kewenangan, tugas dan fungsi;
2. Pada Satuan Kerja setingkat eselon
menggunakan indikator hasil (outcome) program
dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih
tinggi dari keluaran (output) unit kerja di bawahnya;
3. Pada Satuan Kerja atau setingkat eselon l
sekurang-kurangnya menggunakan indikator
keluaran (output).
12 12
APIIASI & PPAITEI
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
IIM0IUM0AM OP0AMISASI POPI
Aplikasi dan Praktek KU pada Penyusunan
Perencanaan dilingkungan organisasi Polri, antara
lain:
1. Penentuan ndikator Kinerja Utama pada
Penyusunan RENSTRA
2. Penentuan ndikator Kinerja Utama pada
Penyusunan RKA-KL
3. Penentuan ndikator Kinerja Utama pada Dokumen
Penetapan Kinerja / TAPJA.
1 1
PEM0EM8AM0AM
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
Setelah organisasi Polri menetapkan KU di
lingkungan Polri, kemudian diformalkan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Pimpinan Polri wajib menetapkan KU untuk
organisasi Polri.
2. Pimpinan ditingkat eselon wajib
menetapkan KU untuk satuannya .
3. Pimpinan ditingkat eselon dan kasatwil
disetarakan eselon wajib menetapkan KU
untuk satuannya.
1 1
Setelah menetapkan KU, setiap pimpinan satuan
kerja baik di tingkat pusat maupun kewilayahan,
diharapkan menerapkan beberapa hal , antara lain :
1. Kewajiban menggunakan KU sebagai ukuran
keberhasilan masing-masing tingkatan organisasi;
2. Kewajiban menggunakan KU yang ditetapkan
tersebut dalam perencanaan tahunan,
penganggaran, pengukuran dan pelaporan serta
dalam pemberian ganjaran dan sanksi;
3. Pelaksanaan review dan evaluasi pelaksanaan
KU.
1 1
Metode yang dapat digunakan meliputi antara lain :
1. Performance monitoring, metode ini dimaksudkan untuk mengetahui
manfaat input dalam menghasilkan output. Teknik ini akan membantu
organisasi dalam mengidentifikasi terjadinya keterlambatan dan
masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan program.
2. Diagnostic studies, untuk memahami mengapa terjadi permasalahan
dalam implementasi.
3. Midterm assessment, berguna untuk menilai dan mengetahui kemajuan
pelaksanaan kegiatan secara menyeluruh. Dengan mengetahui hal-hal
tersebut, instansi pemerintah akan dapat menyiapkan perubahan-
perubahan yang diperlukan.
4. Completion, untuk mengetahui keberhasilan instansi dalam mencapai
kinerja yang telah ditetapkan.
5. Monitoring operations, maintenance, and sustainability, teknik yang
diimplementasikan akan dapat menilai kapasitas instansi pemerintah
dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
PEVIEW & PEM0EM8AM0AM
IMIIATOP IIMEPJA UTAMA
IIM0IUM0AM POPI
1 1
AMIMISTPASI
Dukungan administrasi dalam rangka penyusunan dan
pendistribusian indikator kinerja utama di jajaran Polri agar
memperhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Tata cara penulisan naskah dan lampiran - lampiran
disesuaikan dengan pedoman penyusunan dalam
Jukminu.
2. Dukungan anggaran yang dibutuhkan dalam
penyusunan serta pendistribusian menggunakan
anggaran rutin yang dialokasikan berdasarkan usulan
Rengiat.
3. Pendistribusian ndikator Kinerja Utama Polri kepada
Satker jajaran Polri di lingkungan Mabes Polri wajib
dikirim ke Asrena Mabes polri.
4. ndikator Kinerja Utama Polri setiap tingkat organisasi
Polri bersifat TERBATAS, hanya di distribusikan kepada
pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholders).
1 1
PEMUTUP
1. Demikian panduan penyusunan ndikator Kinerja
Utama Polri, disusun sebagai pedoman bagi
seluruh Satker dan Unit Organisasi Polri dalam
menyusun ndikator Kinerja Utama Polri.
2. Segala yang berkaitan dengan perbaikan dan
penyempumaan atas penyusunan ndikator Kinerja
Utama Polri ini, dilakukan sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan dalam stratifikasi buku petunjuk di
lingkungan Polri.
18 18
1er|ma kas|h
atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai