BAB I
PENDAHULUAN
akan keindahan alam, flora dan fauna serta beraneka ragam budaya, yang
semua dapat memberikan devisa yang cukup besar bagi dunia pariwisata.
manusia yang berkualitas dan profesional. Sarana dan prasarana dalam suatu
yang disediakan disuatu objek wisata akan membuat wisatawan nyaman dan
yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik
halnya dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki banyak potensi
adalah untuk melihat keindahan dan fenomena alam baik secara alami
maupun buatan manusia. Disini penulis sangat tertarik untuk meneliti salah
satu objek wisata yang terletak di Kecamatan Riung yaitu objek wisata 17
pulau taman laut yang setiap pulau mempunyai karakteristik yang berbeda.
Alam adalah daya tarik wisata ekologinya mulai dari ekosistem perairan
yang lengkap yaitu terumbu karang, mangrove dan lamun serta ekosistem
klatur kawasan ini adalah Taman Wisata Alam 17 Pulau. Keseluruhan pulau
3
tersebut tidak dihuni oleh manusia. Masing-masing pulau ini memiliki daya
tarik pemandangan yang luar biasa. Daya tarik masing-masing pulau ini
Tabel 1.1
Jumlah Wisatawan Domestik Di Kabupaten Ngada Provinsi NTT
Tahun 2015-2019
4.62
4.51
4.47
3.86
Tabel 1.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara Di Kabupaten Ngada Provinsi
NTT Tahun 2015-2019
ju m la h k u n ju n g a n m a n ca n eg a ra
13.19
5.13
5.12
3.09
2.98
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan setiap
tahun mengalami fluktuatif dari keseluruhan objek wisata yang ada di Kecamatan
dampak yang positif bagi Daerah Tujuan Wisata (DTW) terutama sebagai sumber
Asli Daerah (PAD), bantuan pemerintah dan sumber-sumber lain yang sah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber yang memiliki arti penting karena
satu daerah yang kaya akan tempat wisata, sehingga hal tersebut dapat mendorong
mempunyai wilayah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan non lokal.
yang masuk selama tahun 2019. Hampir semua obyek wisata di Kecamatan-
kunjungi wisatawan baik domestik maupun asing. Di Kabupaten Ngada PAD dari
di Kabupaten Ngada seharusnya menjadi modal yang kuat untuk PAD daerah.
7
1.4.1 Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
1.4.2 Secara akademis, dijadikan bahan referensi bagi pembaca yang ingin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
1. Pengertian Pariwisata
yang terdiri atas dua suku kata yaitu “pari yang berarti banyak, berkali-kali,
berputar-putar, dan keliling. Sedangkan kata “wisata” yang berarti perjalanan atau
tempat ketempat yang lain. Menurut Spillane (1985:5) definisi yang luas
pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara,
atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkuangan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam, dan ilmu.Pariwisata menurut Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2011
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh Masyarakat, Pengusaha, dan
Pemerintah Daerah.
(dalam Yoeti 1996: 116) mengatakan :“Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia
orang-orang dalam suatu negara itu sendiri , meliputi tempat tinggal orang-orang
dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka
10
ragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana ia memperoleh pekerjaan
tetap, pariwisata itu terdiri dari tiga unsur yaitu manusia (man), orang yang
malakukan perjalanan; dan waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam
bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang atau lebih
menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergian adalah karena
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin
berhubungan erat dengan perjalanan wisata yaitu sebagai suatu perubahan tempat
tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan
a. Wisata Budaya
keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, budaya dan seni
11
dapat berada dalam situasi yang berbeda. Hal ini dimaksudkan dengan
lain.
d. Wisata Komersial
e. Wisata Industri
f. Wisata Politik
dan sebagainya.
g. Wisata Konvensi.
pertemuan lainya.
mahasiswa.
j. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan
k. Wisata Cagar Alam. Jenis wisata ini banyak diselenggarakan oleh agen
dengan fasilitas yang istimewa atau khusus yang sedang berbulan madu
3. Komponen Pariwisata
Pitana (2009 :63), sistem pariwisata terdiri dari tujuh komponen besar,
Sektor ini terfokus pada penyediaan daya tarik atau atraksi wisata bagi
dalam beberapa kasus juga terletak pada daerah transit. Misalnya, taman
budaya, hiburan (entertainment), event olah raga dan budaya, tempat dan
daya tarik wisata alam, peninggalan budaya, dan sebagainya. Jika suatu
daerah tujuan wisata tidak memiliki sumber daya atau daya tarik wisata
15
bebas bea (duty free shops), restoran, asuransi perjalanan wisata, travel
4. Pelaku Pariwisata
Pelaku pariwisata adalah setiap pihak yang berperan dan terlibat dalam
yang menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya
5. Manfaat Pariwisata
industri lainnya.
devisa negara;
6. Obyek Wisata
menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 5, Objek Wisata atau
disebut Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
dimaksud dengan obyek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik
dan lain-lain.
20
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek
wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai
yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.
Sesuai kondisi morfologi dan geografis yang berbeda antara daerah satu
dengan daerah lain ataupun hasil warisan dari nenek moyang dahulu, maka
sini maka timbulah berbagai macam jenis obyek wisata yang dikembangkan
Menurut Sujali (1989) dalam Asmoro (2011), ada tiga jenis atau bentuk bahan
dasar yang harus dimiliki oleh suatu industri pariwisata, yaitu antara lain:
Bentuk dan obyek wisata ini berupa pemandangan alam, seperti obyek
yang berupa flora dan fauna atau bentuk lain yang menarik.
Bentuk dan obyek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
lain.
21
Bentuk dan wujud obyek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas serta
dibangun seperti wisata taman mini, taman wisata kota, kawasan wisata
ancol, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, obyek wisata yang dimaksud
peneliti adalah obyek wisata alami yaitu 17 pulau, pulau kelelawar dan
seseorang. Dari wisatawan yang datang akan digolongkan menjadi dua yaitu
harus rela mengeluarkan uang. Hal ini akan memicu timbulnya perilaku
1.1.3 Retribusi
1. Pengertian Retribusi
dana yang dapat dhiandalkan bagi daerah karena besarnya retribusi seiring
daerah sebagai pembayarn atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
atas, maka dapat disimpulkan bahwa retribusi daerah adalah pungutan yang
dikenakan secara langsung kepada pengguna jasa, dalam hal ini pengguna
ekonomi layak untuk dijadikan sebagai objek retribusi jasa tertentu tersebut
dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha, dan
perizinan tertentu.Hal ini sesuai dengan ketentuan pada Pasal 108 ayat (1)
yaitu:
Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa retibusi jasa
umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
anak, akta ganti nama bagi warga negara asing dan akta kematian.
i. Retribusi Pengganti Alat Cetak Peta. Peta adalah peta yang dibuat
swasta.
Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Jasa
Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah yang menganut
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Retribusi Jasa Usaha ini dibagi menjadi
b. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan. Pasar dan atau pertokoan
lelang ikan, ternak, hasil bumi dan hasil hutan yang disediakan di tempat
pelelangan.
dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, dengan ketentuan ini maka
atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang dimiliki dan
Pemerintah Daerah.
kendaraan di atas air yang dimiliki dan atau dikelola oleh pemerintah
daerah.
Daerah antara lain bibit tanaman, bibit ternak, dan bibit ikan
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
Lemari
Kursi
Meja Rias
Kamar mandi
dalam
Tahun2020
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
maka akan memberi dampak yang positif bagi Daerah Tujuan Wisata (DTW)
32
Alam yang dimiliki dan pariwisata budaya namun belum diotimalkan. Dari tahun
pemasukan dana yang dapat diandalkan bagi daerah karena besarnya retribusi
PERATURAN
DAERAH NOMOR 2
TAHUN 2017
RETRIBUSI TEMPAT
REKREASI DAN OLAHRAGA
33
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian selama dua bulan yaitu bulan Januari sampai Juni 2020.
Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka. Hasil dari suatu
(Riadi, 2016).
atau pemberi izin tertentu yang khusus disediakan dan /atau diberikan
sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti
ada empat uji asumsi klasik yang paling sering digunakan yaitu:
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna
1. Nilai R2 tinggi, tetapi hanya sedikit nilai t ratio yang signifikan. Jika nilai R 2
tinggi di atas 0.80, maka uji F pada sebagian besar kasus akan menolak
sama dengan nol, tetapi uji t individual menunjukkan sangat sedikit koefisien
pair-wise atau zero order correlation antar dua variabel independen tinggi,
38
katakan 0.80, maka multikolinearitas merupakan masalah serius. Hal ini dapat
3. Melihat korelasi parsial. Pada regresi variabel X1, X2, terhadap Y, jika nilai R2
sangat tinggi tetapi r2 relatif rendah nilainya, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel X1, X2, saling berkorelasi tinggi dan salah satu dari variabel ini
superfluous.
Variabel megikuti distribusi F dengan derajat bebas (df) k-2 dan n-k+1, n
dengan variabel X’s lainnya. Tanpa menguji semua nilai R2 auxilary, kita
5. Eigenvalues dan condition Index. Pertama kita hitung terlebih dahulu nilai
jika nilai k antara 100 dan 1000, maka terdapat multikolinearitas moderat
sampai kuat. Jika k lebih besar dari 1000 terdapat multikolinearitas sangat
39
kuat. Cara lain dengan melihat nilai CI antara 10 dan 30 menunjukkan adanya
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran
adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10.
Tolerance dan VIF, tetapi kita masi tetap tidak mengetahui variabel-variabel
dalam suatu model regresi linear ada korelasi kesalahan pengganggu (residual)
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
regresi dan tidak ada variabel lain dintara variabel bebas. Hipotesis yang akan
diuji adalah:
Ha = ada autokorelasi (p ≠ 0)
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper boud (du) dan (4 - du),
autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl),
autokorelasi positif.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
disimpulkan.
sama adalah nilai residual atau error μi dalam model regresi. Jadi asumsi
variance yang sama (equal variance) atau secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
E(μi2)=σ2 i=1,2,3,……..,n
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu X adalah ỷ (Y yang telah diprediksi (ZPRED) dan
Dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
nilai variabel independen yang diketahui. Hasil regresi adalah berupa koefisien
dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan umumnya
Y =α + β 1 X 1+ β 2 X 2+ μ
Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukan
hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan kata lain,
dengan variabel terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai
43
variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan
sebaliknya.
dengan Y, X2 dengan Y ) yang dapat dilihat dari besarnya t hitung terhadap t tabel
secara bersama-sama atau simultan terhadap dependen. Hipotesis nol adalah joint
H0: β1 = β2 = ……..= βk = 0
significance) terhadap garis regresi yang ingin menguji apakah Y secara linear
berhubungan dengan kedua X1 dan X2. Joint hipotesis dapat diuji dengan teknik
ESS/df ESS/(k−1)
F= =
RSS /df RSS /(n−k )
Jika F hitung > F tabel yaitu Fα(k-1, n-k), maka hipotesis nol ditolak. Dimana
Fα(k-1, n-k) adalah nilai kritis F pada tingkat signifikansi α dan derajat bebas (df)
Terdapat hubungan yang erat antara koefisien determinasi (R2) dan nilai F test.
R 2/( k−1)
F=
(1−R 2)/(n−k )
Jika R2 = 0, maka F juga sama dengan nol. Semakin besar nilai R 2, maka semakin
besar pula nilai F. namun demikian jika R2 = 1, maka F menjadi tak terhingga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa uji F statistic yang mengukur signifikansi secara
keseluruhan dari garis regresi dapat juga digunakan untuk menguji signifikansi
dari R2. Dengan kata lain pengujian F statistik sama dengan pengujian terhadap
yaitu μi ~ N (0, σ2) terpenuhi, maka kita dapat menggunakan uji t untuk menguji
β1
Uji t t=
se (β 1)
Dimana β1 adalah koefisien parameter dan se(β1) adalah standard error koefisien
parameter. Jika nilai hitung t > nilai t tabel tα(n-k), maka H0 ditolak yang berarti
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
dikehendaki harus positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif,
maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R 2 = 1,
DAFTAR PUSTAKA
Offset.Yogyakarta
Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa Grafindo Persada
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Rafika Aditama
Widya.
ttps://nusadaily.com/headline/7-destinasi-wisata-paling-hits-di-kabupaten-ngada-
flores-ntt.html
Dokumen :
48