HASBI ASSIDDIQ
NIM. C1021181042
HASBI ASSIDDIQ
NIM. C1021181042
Oleh:
HASBI ASSIDDIQ
NIM. C1021181042
Tim Pembimbing
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua
Dr. Dra. Eva Dolorosa, MM. M Dr. Wanti Fitrianti, SP. M.Si
NIP. 196707151994032005 NIP. 198507012010122007
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Penulisan proposal penelitian ini merupakan satu diantara syarat yang harus di
penuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Dra.
Eva Dolorosa, MM. M.Sc selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Dr. Wanti
Fitrianti, SP. M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua yang bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal hingga akhir
selesainya penulisan proposal penelitian ini. Selain itu, penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Denah Suswati, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura
2. Dr Ir. Erlinda Yurisinthae, M.P. selaku Dosen penguji pertama sekaligus
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura yang telah bersedia memberikan masukan dan saran kepada
penulis
3. Anita Suharyani, SP, M.P. selaku Dosen penguji kedua yang telah bersedia
memberikan masukan dan saran kepada penulis
4. Seluruh Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis Universitas
Tanjungpura Pontianak yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama masa kuliah
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Karwadi dan Ibu Arjuna serta Kakak tercinta Diah
Tursina, atas cucuran keringat, kesabaran, dukungan moril dan material serta doa
yang selalu diberikan kepada penulis.
i
6. Untuk seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih atas bantuan doa dan kasih sayangnya kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis
Universitas Tanjungpura , khususnya Agribisnis B 2018 yang memberikan semangat,
bantuan, dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Hasbi Assiddiq
C1021181042
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Perumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................5
A. Landasan Teori.....................................................................................................6
1. Definisi Agrowisata...........................................................................................6
4. Aspek Finansial.................................................................................................9
5. Analisis Sensitivitas.........................................................................................13
6. Penelitian Terdahulu........................................................................................13
B. Kerangka Konsep................................................................................................15
B. Pelaksanaan Penelitian........................................................................................17
C. Asumsi Dasar......................................................................................................20
D. Variable Penelitian..............................................................................................21
1. Biaya (Cost).....................................................................................................22
2. Manfaat (Benefit).............................................................................................23
1. Analisis Finansial............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Wisatawan Nusantara (WISNUS) dan Wisatawan Mancanegara
(WISMAN) Yang Berkunjung Ke Kabupaten Kubu Raya, 2013-2018......2
Tabel 2. Produksi Tanaman Kopi Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Barat..............................................................................2
Tabel 3. Penelitian Terdahulu.....................................................................................14
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep.......................................................................................16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata kini telah menjadi salah satu tumpuan dan andalan
pembangunan di banyak negara, termasuk Indonesia. Perkembangan pembangunan
pariwisata berjalan cukup pesat dan industri pariwisata merupakan penghasil devisa
non migas terbesar di dunia. Salah satu jenis kegiatan pariwisata adalah agrowisata.
Agrowisata merupakan jenis wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai
objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
rekreasi, dan mendukung peningkatan produk-produk pertanian serta menumbuhkan
usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan
budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani dapat meningkat
bersamaan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya
maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan
alaminya (Widayati dan Nugroho, 2018).
Selain itu, agrowisata merupakan salah satu wahana yang efektif dalam
rangka promosi produk-produk pertanian dan budaya masyarakat lokal. Hal tersebut
karena selain dapat menikmati hasil pertanian secara langsung dari sumbernya, para
pengunjung akan terkesan dengan sensasi wisata alam yang unik dan segar yang akan
terbawa hingga mereka kembali ketempat asalnya bahkan mereka akan bercerita
kepada keluarga serta kerabatnya (Bagus, 2015). Oleh karena itu, Agrowisata telah
menjadi salah satu alternatif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya
tarik wisata di Indonesia (Palit, et al. 2017). Salah satu provinsi yang memiliki
potensi untuk agrowisata ialah Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Kubu
Raya. Lokasi Kabupaten Kubu Raya yang berbatasan langsung dengan Kota
Pontianak menjadikan lokasi ini strategis serta akses yang mudah menjadi faktor
1
2
pendukung banyaknya wisatawan yang berwisata di daerah ini (Aniska dan Pratiwi,
2018).
Desa Punggur Kecil memiliki banyak lahan yang digunakan sebagai lahan
pertanian dengan berbagai komoditas, salah satunya ialah tanaman kopi. Cukup
banyak masyarakat di Desa Punggur Kecil memiliki kebun kopi dengan diselingi
tanaman kelapa, langsat dan durian. Jenis tanaman kopi yang ditanam ialah kopi
robusta. Meskipun sebagai salah satu sentra perkebunan kopi, masih terdapat
beberapa masalah yang ditemui, diantaranya kurangnya pengetahuan petani akan
cara panen yang baik sehingga harga tawar kopi punggur yang masih rendah, dan
semangat petani yang mulai menurun dalam membudidayakan tanaman kopi, bahkan
ada juga masyarakat yang mulai mengganti tanaman kopi dengan tanaman pisang
karena di anggap tanaman pisang lebih mudah dalam perawatan dan lebih
mengungtungkan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mempertahankan
dan meningkatkan nilai jual dan daya saing serta untuk mempromosikan produk-
produk pertanian khususnya kopi Punggur dalam pasar persaingan yang ketat saat ini.
Salah satu upayanya adalah pegembangan usaha kebun kopi menjadi sebuah
agrowisata (Dwiridotjahjono, et al. 2017).
(aksesibilitas). Akses menuju ke objek wisata sangat mudah karena letak Desa
Punggur Kecil tidak jauh dari Kota Pontianak ditambah dengan kondisi jalan yang
sudah di semen dan aspal, sehingga dari aspek aksesibilitas pengunjung dapat
menggunakan tranportasi mobil ataupun motor untuk mencapai objek wisata tersebut.
Atraksi di Desa Punggur Kecil meliputi perkebunan kopi, kelapa, durian, langsat dan
pisang, yang tentunya dapat memberikan nuansa alam yang sejuk dan indah.
Kemudian juga terdapat agen - agen pengumpul yang mengolah biji kopi sampai
menjadi bubuk kopi serta memiliki warung – warung kopi yang jumlahnya terus
meningkat merupakan faktor pendukung dalam rencana pengembangan usaha kebun
kopi menjadi sebuah Agrowisata.
Selain itu atraksi yang dapat disuguhkan dalam rencana usaha agrowisata
kebun kopi rakyat ialah spot foto yang menarik, kemudian pengunjung dapat
menggunakan ayunan (hammock) diantara pohon-pohon langsat, berkemah, wahana
permainan air seperti kano, bermain bersama keluarga dan edukasi kepada
masyarakat pengunjung khususnya generasi muda tentang tanaman kopi, mulai dari
bagaimana dan darimana kopi berasal hingga proses dari biji kopi menjadi bubuk
kopi sampai dengan terhidangnya minuman kopi serta dapat menikmati hasil kebun
secara langsung dari sumbernya. Edukasi tersebut dimaksudkan agar generasi muda
paham hulu sampai hilirnya pertanian dan termotivasi untuk menjadi bagian dari
petani milenial. Amenitas yang sudah dimiliki yaitu beberapa buah kano dan yang
masih diperlukan dalam sebuah agrowisata yaitu seperti gerbang wisata, toilet, tempat
sampah, tempat beribadah, tempat parkir dan lainya. Amenitas tersebut merupakan
pelengkap dari atraksi. Ketiga faktor ini memiliki peran penting dalam membangun
pengalaman berwisata yang nyaman serta menyenangkan sehingga juga akan
menaikkan citra dari lokasi wisata tersebut (Tirtawinata dan Fachruddin, 1996).
Sampai saat ini, belum ada agrowisata berbasis komoditas perkebunan kopi di
Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Selain itu agrowisata kebun
kopi rakyat akan berdampak baik dalam peningkatan pemahaman tentang kopi,
pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat sekitar (Trimo & Mukti, 2018).
5
Agrowisata ini akan dikelola oleh sekelompok anak muda di Desa Punggur
Kecil dengan melibatkan masyarakat petani sekitar dalam pemberian edukasi tentang
hulu hilir tanaman kopi. Kondisi eksisting rencana pengembangan usaha kebun kopi
menjadi suatu usaha agrowisata di Desa Punggur Kecil dari hasil observasi yang
dilakukan yaitu hampir semua fasilitas yang diperlukan seperti gerbang wisata, toilet,
tempat sampah, tempat beribadah, tempat parkir dan beberapa fasilitas lainnya belum
tersedia. Menurut Ferdiansyah, (2010) sebuah perencanaan usaha agrowisata
memerlukan perhitungan yang tepat untuk mengukur kelayakan usaha yang akan
dijalankan. Perhitungan tersebut bertujuan untuk menilai apakah investasi yang akan
ditanamkan dalam pemenuhan aspek atraksi dan amenitas pada sebuah usaha
agrowisata layak atau tidak untuk dijalankan. Maka dari itu, perlu dilakukannya
penelitian terhadap kelayakan perencanaan usaha agrowisata kebun kopi rakyat di
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dilihat dari aspek finansial.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah usaha Agrowisata Kebun Kopi Rakyat di Desa Punggur Kecil Kecamatan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya layak diusahakan secara finansial?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
disampaikan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
kelayakan finansial usaha Agrowisata Kebun Kopi Rakyat di Desa Punggur Kecil
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Agrowisata
Agrowisata ialah bagian dari pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian
(agro) menjadi objek wisata. Tujuannya ialah untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui agrowisata
yang lebih menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani
dapat ditingkatkan sesuai dengan pelestarian sumber daya lahan, serta memelihara
budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah selaras dengan kondisi
lingkungan alaminya (Oka, 2000).
6
7
keindahan alam dan produk hasil pertanian serta edukasi mengenai komoditas yang di
jadikan objek wisata, sehingga wisatawan mendapat pengetahuan dan pengalaman
dari sebuah objek wisata. Sedangkan Amenitas ialah semua bentuk fasilitas yang
memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau
berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana utama yang diperlukan
dalam agrowisata meliputi; gerbang wisata, toilet umum, tempat sampah, tempat
beribadah, tempat parkir, dan gazebo. komponen tersebut memiliki peran penting
dalam membangun pengalaman berwisata yang nyaman serta menyenangkan
(Abdulhaji dan Yusuf, 2016).
agrowisata akan menjadi acuan atau dasar bagi pengambilan keputusan bahwa usaha
tersebut layak dilaksanakan atau sebaliknya. Tujuan dilakukannya studi kelayakan
adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
suatu usaha yang ternyata tidak menguntungkan (Juwitaningtiyas, 2018).
4. Aspek Finansial
Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah dana yang
besar dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali
berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu usaha. Oleh sebab itu, sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah
mengkaji aspek finansial. Aspek finansial dianalisis untuk mengetahui jumlah biaya
yang akan dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima serta menentukan proporsi
pemenuhan sumber dana, yaitu dengan pinjaman, modal sendiri, atau investor.
Terdapat tiga kegiatan utama dalam penilaian aspek finansial, yaitu membuat rekap
penerimaan, membuat rekap biaya, dan menguji aliran kas masuk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria kelayakan yang ada (Sofyan, 2003).
1. Biaya investasi, adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari usaha
tersebut dilaksanakan sampai usaha tersebut mulai beroperasi.
2. Biaya operasional, adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama usaha
berjalan, artinya secara rutin biaya ini dikeluarkan.
3. Biaya lain:
a.) Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian biaya investasi suatu
usaha pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis usaha tersebut, demi
menjamin agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca rugi-
laba tahunan benar-benar mencerminkan adanya biaya modal itu. Biaya
penyusutan pada umumnya hanya dikenakan pada peralatan,
perlengkapan, gazebo, dan fasilitas fisik lainnya.
b.) Bunga Modal
Bunga modal dalam proyek atau usaha digunakan untuk mengetahui
berapa persen keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang
ditanamkan pada awal tahun bahkan bunga modal yang dijadikan sebagai
pembanding dengan persen keuntungan usaha untuk menentukan
kelayakan suatu usaha.
b. Manfaat (benefit)
Manfaat merupakan suatu manfaat yang diperoleh dari suatu usaha yang dapat
dinilai dengan uang ataupun yang tidak dapat dinilai dengan uang, baik secara
lansung maupun tidak lansung (Kadariah, et al. 1999). Manfaat suatu proyek atau
usaha dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.) Tangible benefit, ialah manfaat yang diperoleh dari suatu usaha yang dapat
dinilai dengan uang. Misal hasil produksi biji kopi yang dihitung Rp/Kg.
tangible terdiri dari dua macam manfaat yaitu:
a.) Manfaat lansung (direct benefit), ialah manfaat yang diterima suatu usaha
secara lansung. Misalnya hasil dari peningkatan jumlah pengunjung
agrowisata akan memberikan peningkatan penerimaan usaha agrowisata.
11
b.) Manfaat tidak lansung (indirect benefit), ialah manfaat yang diterima
suatu usaha secara tidak lansung, biasanya manfaat ini berkenaan dengan
pihak disekitar lingkungan usaha.
2.) Intangible Benefit ialah manfaat yang diperoleh dari suatu usaha yang tidak
dapat dihitung dengan uang, manfaat ini misalnya adanya penyerapan tenaga
kerja bagi masyarakat Desa Punggur Kecil dan edukasi tentang kopi sehingga
generasi muda paham hulu sampai hilirnya pertanian dan termotivasi untuk
menjadi bagian dari petani milenial dengan adanya usaha agrowisata kebun
kopi rakyat.
Menurut (Kadariah, et al. 1999) suatu usaha yang memerlukan modal besar
dengan resiko yang besar diperlukan analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan
usaha dimaksudkan untuk mengevaluasi kelayakan usaha perlu diketahui besar
manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang di analisis. Adapun komponen yang
diperlukan dalam analisis kelayakan finansial adalah sebagai berikut:
a. Cashflow
Aliran kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode
tertentu juga agar bisa memberikan alasan mengenai perubahaan kas tersebut
dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas dan penggunaannya (Sofyan,
2003). Berdasarkan jenis transaksinya menurut Haming, et al. (2003), kas dalam
cash flow dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.) Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas yang mengakibatkan terjadinya
arus penerimaan kas menurut jenis transaksinya. Cash inflow pada
agrowisata kebun kopi rakyat ini terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat
tambahan, dan nilai sisa.
2.) Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas yang mengakibatkan
terjadinya pengeluaran dana kas menurut jenis transaksinya.
12
5. Analisis Sensitivitas
Meneliti kembali suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang
akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah disebut sebagai analisis sensitivitas.
Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil
analisis usaha jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan
biaya atau manfaat. Analisis ini diperlukan sebab analisis usaha didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan
terjadi di waktu akan datang (Kadariah, et al. 1999).
Analisis sensitivitas ini dilakukan pada perubahan harga jual produk wisata, dan
perubahan jumlah kunjungan wisatawan. Perubahan yang terjadi pada tingkat
penerimaan dan biaya akan mempengaruhi kondisi usaha agrowisata tersebut yang
dapat dilihat dari nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Of Return),
Benefit Cost Ratio dan Payback Period setelah terjadi perubahan (Puspitasari dan
Dwiastuti, 2018).
6. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang analisis finansial usaha agrowisata kebun kopi rakyat di
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya didasari dari beberapa referensi
penelitian terdahulu yang disajikan pada tabel 3 dibawah ini.
14
2018), (Sulaiman, et al. 2020), (Utari, 2017), (Abdulhaji dan Yusuf, 2016)
B. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengenai analisis kelayakan finansial dari usaha agrowisata
kebun kopi rakyat di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Agrowisata
merupakan pemanfaatan suatu lahan pertanian yang kemudian juga dijadikan tempat
untuk berwisata serta memberikan manfaat tambahan di sisi finansial. Sebelum
dilaksanakan pendirian usaha agrowisata kebun kopi maka harus dianalisis
kelayakannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kegagalan dalam
pelaksanaan usaha yang telah direncanakan (Kasmir & Jakfar, 2012).
Analisis kuantitatif:
Aspek Finansial
- Cashflow
Kriteria Kelayakan Finansial:
- NPV
- IRR
- Net B/C
- Payback Period
Analisis Sensitivitas
METODE PENELITIAN
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).
Populasi dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan perencanaan
usaha agrowisata kebun kopi rakyat Desa Punggur Kecil diantaranya, kelompok
17
18
Juragan Muda dan kontraktor atau pemborong bangunan yang ada di Desa
Punggur Kecil. Kelompok Juragan Muda ini adalah kelompok pemuda di Desa
Punggur Kecil yang bakal menjadi pengelola dari agrowisata kebun kopi
tersebut. Berdasarkan observasi yang dilakukan jumlah anggota kelompok
Juragan Muda sebanyak 10 orang sedangkan jumlah pemborong bangunan tidak
diketahui.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2019). Teknik pengambilan sampel kelompok
Juragan Muda dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Sampling
jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana semua
anggota populasi digunakan menjadi sampel (Sugiyono, 2017). Jumlah sampel
kelompok Juragan Muda sebanyak 10 orang. Sedangkan untuk teknik
pengambilan sampel kontraktor atau pemborong bangunan yaitu dengan
menggunakan Snowball Sampling (bola salju) dikarenakan jumlahnya tidak
diketahui. Metode bola salju merupakan teknik pemilihan sampel dengan terlebih
dahulu menetapkan satu informasi kunci (key person), kemudian pemilihan
sampel berikutnya tergantung pada informan pertama, begitu seterusnya yang
semakin lama menggelinding seperti bola salju (Sugiyono, 2017).
a. Sumber Data
Sumber data ada dua yaitu data primer dan sekunder. Sumber data
sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data sekunder digunakan apabila peneliti mengumpulkan
informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2017).
(1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang
disimpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah
19
yang diteliti (Sugiyono, 2017). Data primer tersebut berupa data mentah
didapat dari jawaban responden yang diberikan mengenai perencanaan
usaha agrowisata kebun kopi rakyat.
(2) Data sekunder
Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil
pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian maupun pencatatan di
lapangan (Sugiyono, 2017). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal, artikel, skripsi, buku-
buku yang relevan dan sumber lainnya yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
(1) Wawancara
Wawancara ini digunakan untuk pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukuan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti pada perencanaan usaha agrowisata kebun kopi rakyat
di Desa Punggur Kecil.
(2) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2017). Penelitian
ini menggunakan lembar kertas kuesioner yang disebarkan kepada
kelompok Juragan Muda dan kontraktor atau pemborong bangunan dan
juga wawancara secara langsung. Pertanyaan yang diajukan yaitu
mengenai perencanaan usaha agrowisata kebun kopi rakyat di Desa
Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap.
20
(3) Observasi
Observasi yang dilakukan sebagai teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung dan mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian analisis finansial usaha agrowisata kebun
kopi rakyat di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
C. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Konsep Agrowisata pada usaha ini adalah konsep agrowisata kebun kopi rakyat.
Adapun produk yang ditawarkan adalah produk barang dan jasa. Produk barang
berupa bubuk kopi kemasan. Sedangkan produk jasa yang ditawarkan
diperuntukkan bagi wisatawan berupa keindahan alam, pengalaman baru dengan
paket wisata edukasi dan penyewaan ayunan (hammock).
2. Umur usaha disesuaikan dengan umur teknis mayoritas beberapa nilai aset
terbesar yaitu 10 tahun dengan periode investasi pada tahun ke-0.
Pertimbangannya ialah aset-aset tersebut merupakan aset yang penting yang akan
banyak digunakan selama usaha dijalankan. Aset tersebut antara lain mushola,
gerbang masuk, gazebo dan toilet.
3. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan umur
ekonomis aset.
4. Modal yang digunakan adalah sepenuhnya modal milik sendiri. Pemilik usaha
atau investor tidak melakukan pinjaman kepada bank, lembaga, atau pihak
manapun.
5. Lahan yang digunakan adalah seluas 1 Ha.
6. Tingkat suku bunga yang digunakan berdasarkan tingkat suku bunga acuan Bank
Rakyat Indonesia (BRI) yang berlaku saat penelitian yaitu sebesar 8,75%.
7. Analisis data menggunakan data pajak penghasilan yang dikenakan berdasarkan
tarif pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008
21
D. Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dari suatu penelitian (Sugiyono, 2019). Variabel merupakan segala yang
menjadi obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya-biaya yang diperlukan
untuk menyuguhkan atraksi dan amenitas serta manfaat yang diperoleh pada usaha
agrowista kebun kopi rakyat ini. Atraksi yang dapat disuguhkan meliputi perkebunan
22
kopi, durian, dan langsat. Kemudian spot foto yang menarik, penggunaan ayunan
(hammock) diantara pohon-pohon langsat, berkemah, bermain kano dan edukasi
tentang kopi, mulai dari bagaimana dan darimana kopi berasal hingga proses dari biji
kopi menjadi bubuk kopi sampai dengan terhidangnya minuman kopi serta tersedia
kopi bubuk kemasan yang bisa dibeli oleh pengunjung. Amenitas utama yang
diperlukan dalam sebuah agrowisata seperti gerbang wisata, toilet, tempat sampah,
tempat beribadah, tempat parkir dan gazebo (Abdulhaji dan Yusuf, 2016). Adapun
variable dalam penelitian ini adalah:
1. Biaya (Cost)
a. Biaya Investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari usaha
tersebut mulai dilaksanakan sampai usaha tersebut mulai beroperasi
(Suliyanto, 2010). Komponen dari biaya investasi meliputi:
1.) Biaya toilet, biaya yang dikeluarkan untuk membuat sebuah toilet yang
diukur dalam Rp/unit.
2.) Biaya tempat sampah, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli
tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya
terbuat dari logam atau plastik dan diukur dalam Rp/unit.
3.) Biaya mushola, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membuat tempat
ibadah yang diukur dalam Rp/unit.
4.) Biaya tempat parkir, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan
tempat parkir yang diukur dalam Rp/unit.
5.) Biaya spot foto, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu
tempat yang digunakan untuk fotografi atau mengambil gambar dan
diukur dalam Rp/unit.
6.) Biaya gazebo, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan salah
satu fasilitas dengan ruang-ruang terbuka sebagai alternatif tempat
berkumpul dan melakukan kegiatan santai bersama angota keluarga,
teman, dan lainnya dan diukur dalam satuan rupiah perunit (Rp/unit).
23
2. Manfaat (Benefit)
Manfaat yang dianalisis dalam penelitian ini ialah apa saja yang secara
lansung diperoleh dari usaha agrowisata yang dapat dihitung dan dinilai dengan uang
(Putra, et al. 2020). Manfaat dari usaha agrowisata kebun kopi rakyat ini meliputi:
24
a. Penerimaan hasil penjualan olahan kopi adalah semua hasil dari penjualan biji
kopi yang telah dilakukan pengolahan sampai menjadi kopi bubuk kemasan,
hasil produksi tersebut dihitung dalam Rp/Kg.
b. Penerimaan tiket masuk biasa adalah semua hasil penjualan tiket masuk
agrowisata dan dihitung dalam Rp/orang.
c. Penerimaan sewa parkir adalah semua hasil dari penggunaan lahan parkir dan
dihitung dalam Rp/motor atau Rp/mobil.
d. Penerimaan sewa ayunan (hammock) adalah semua hasil dari penyewaan
ayunan (hammock) oleh pengunjung dan dihitung dalam Rp/unit.
e. Penerimaan sewa kano adalah semua hasil dari penyewaan kano oleh
pengunjung dan dihitung dengan satuan rupiah dalam unit/jam.
f. Penerimaan hasil penjualan bibit kopi adalah semua hasil dari penjualan bibit
kopi dan dihitung dalam Rp/unit.
g. Penerimaan hasil penjualan buah durian adalah semua hasil dari penjualan
buah durian dan dihitung dalam Rp/buah.
h. Penerimaan hasil penjualan buah langsat adalah semua hasil dari penjualan
buah langsat dan dihitung dalam Rp/Kg.
i. Penerimaan paket 1 (tiket masuk + wisata edukasi) adalah semua hasil dari
pembelian paket 1 dan dihitung dalam Rp/orang.
j. Penerimaan paket 2 (tiket masuk + hammock + segelas kopi dengan grade
terbaik) adalah semua hasil dari pembelian paket 2 dan dihitung dalam
Rp/orang.
k. Penerimaan paket 3 (tiket masuk + kano) adalah semua hasil dari pembelian
paket 3 dan dihitung dalam Rp/orang.
l. Penerimaan paket 4 (tiket masuk + wisata edukasi + hammock + segelas kopi
dengan grade terbaik) adalah semua hasil dari pembelian paket 4 dan dihitung
dalam Rp/orang.
25
1. Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk membandingkan antara pengeluaran dan
penerimaan suatu usaha yang dijalankan. Analisis finansial mengkaji berbagai
kebutuhan dana yang digunakan dalam usaha agrowisata kebun kopi rakyat, baik
kebutuhan dana untuk biaya investasi, biaya operasional dan biaya lainnya. Metode
yang digunakan untuk melakukan analisis finansial pada usaha ini ialah dengan
menggunakan kriteria penilaian investasi. Metode tersebut bertujuan untuk mengkaji
layak atau tidaknya suatu proyek atau usaha dapat dijalankan secara finansial.
Metode tersebut terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Net Benefit per Cost (Net B/C), dan Payback Period (PP) (Haming dan Basalamah,
2003).
NPV memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria
investasi, yaitu:
1. NPV < 0 (negatif), hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak
layak secara finansial karena masih mengalami kerugian.
2. NPV = 0, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak
mengalami kerugian dan juga tidak mengalami keuntungan, maka keputusan
untuk meneruskan usaha ini atau tidak berada di tangan pemillik usaha
sendiri.
3. NPV > 0 (positif), hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak
secara finansial sebab mendapatkan keuntungan.
b.) Internal Rate or Return (IRR)
Menurut Kadariah, et al. (1999) IRR merupakan discount rate yang membuat
NPV sama dengan nol, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan
discount rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek. Untuk menghitung
IRR sebelumnya harus dicari discount rate yang menghasilkan NPV positif,
kemudian dicari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Langkah
selanjutnya adalah melakukan interpolasi dengan rumus berikut:
1. IRR < bunga bank yang berlaku, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek
tersebut tidak layak secara finansial.
2. IRR = bunga bank yang berlaku, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek
tersebut berada dalam keadaan break even point.
3. IRR > bunga bank yang berlaku, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek
tersebut layak secara finansial.
c.) Benefit cost ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha
setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha
tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV
negatif. Nilai Net B/C memiliki arti sebagai berikut:
1. Net B/C > 1, berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial.
2. Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada
dalam keadaan break even point.
3. Net B/C < 1, berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara
finansial.
Bt-Ct = untuk Benefit lebih besar dari Cost pada tahun ke-t
Ct-Bt = untuk Cost lebih besar dari Benefit pada tahun ke-t
d.) Pay Back Period (PBP)
Pay Back Period (PBP) merupakan salah satu kriteria investasi yang berupa
jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian seluruh investasi atau bisa
diartikan juga sebagai teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Pay Back Period dapat dicari
dengan mengakumulatifkan arus manfaat dan biaya mulai dari yang bernilai
negatif hingga positif yang pertama. Pay back Period dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Kriteria keputusan:
Apabila PBP kurang dari suatu periode yang telah ditentukan maka proyek
atau usaha diterima, apabila tidak maka proyek atau usaha ditolak atau jika PPB
lebih pendek waktunya daripada maximum pay back period-nya, maka usulan
investasi dapat diterima.
e.) Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk menelaah
kembali sehingga dapat diketahui pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat keadaan
yang berubah-ubah. Analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat
tingkat kepekaan usaha tersebut apabila terjadi perubahan-perubahan terhadap
variabel harga dan perhitungan biaya maupun penerimaan (Kadariah, et al.
1999).
Untuk mengurangi resiko maka diperlukan analisis sensitivitas yang
digunakan untuk menguji tingkat sensitivitas proyek atau usaha terhadap
perubahan jumlah penjualan produk wisata dan perubahan jumlah pengunjung.
Pada penelitian ini digunakan 2 skenario sensitivitas, yaitu:
1. Skenario 1
29
2. Skenario 2
Sensitivitas penurunan jumlah pengunjung. Hal ini dimungkinkan
karena objek wisata yang kurang menarik, banyaknya fasilitas yang tersedia
tidak terawat, objek wisata tidak aman dan tidak ada perkembangan pada
objek wisata. Asumsi penurunan jumlah pengunjung yaitu sebesar 10% per
tahun (Novita, et al. 2017).
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhaji, S., & Yusuf, I. S. H. (2016). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, Dan Fasilitas
Terhadap Citra Objek Wisata Danau Tolire Besar Di Kota Ternate. Jurnal
Penelitian Humano, 7(2), 15-30.
Aniska, S., & Pratiwi, N. N. (2018). Pengembangan Agrowisata Di Desa Pal
Sembilan Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Jurnal PWK,
Laut, Sipil, Tambang, 5(2), 1–16.
Bagus, I. G. (2015). Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali.
Bakry, U. S. (2016). Metode Penelitian Hubungan Internasional. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
BPS Provinsi Kalimantan Barat. (2020). Produksi Tanaman Kopi Perkebunan Rakyat
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan Barat:
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.
BPTP Pontianak. (2021). Giatkan Semangat Petani Kopi Sungai Kakap. Pontianak:
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak.
Cooper, Fketcher, J., Gilbert, D., & Wanhill, S. (1995). Tourism, Principles and
Prantice. London: Logman.
31
Trimo, L., & Mukti, G. W. (2018). Kajian Strategi Pengembangan Agrowisata Kopi
Luwak (Studi Kasus Kopi Luwak Manglayang, Kampung Pondok Buahbatu-
Cikawari, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung).
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD, 3(2)(2528), 525–
536.
Utari, D. R. (2017). Pengembangan Atraksi Wisata Berdasarkan Penilaian Dan
Preferensi Wisatawan Di Kawasan Mangrove Karangsong, Kabupaten
Indramayu. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 14(2), 83–99.
Vergiawan, E. (2019). Analisis Studi Kelayakan Finansial Perencanaan Agrowisata
Bunga Mawar (Studi kasus CV.Kariksa Desa Sukajaya Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat). Skripsi. Jatinangor: Universitas Padjadjaran,
Fakultas Pertanian, Agribisnis.
Widayati, T., & Nugroho. (2018). Strategi Pengembangan Agrowisata Di Kota
Semarang. Jurnal Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologiptek, 12(1), 45–
54.
34