MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan
yang diampu oleh: Drs. Sukadi, M.Pd., M.T.
Oleh:
Yulia Nurwulan
NIM. 1602155
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
segala karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas Makalah “Bangunan Tanggul”.
Penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
kita terhadap sesama.
Makalah ini merupakan salah satu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Irigasi dan Bangunan Keairan. Harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat untuk
rekan-rekan penulis baik dalam proses pembelajaran di kampus maupun luar
kampus.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.3.4 Alinemen Perkuatan Tanggul ........................................... 14
2.3.5 Elevasi Peekuatan Lereng/Tebing .................................... 14
2.3.6 Pemasangan Perkuatan Lereng/Tebing ............................ 15
2.3.7 Pemilihan Metode Pelaksanaan ........................................ 15
2.3.8 Pelindung Kaki ................................................................. 15
BAB III PENUTUP .................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan................................................................................. 19
3.2 Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Nilai Tinggi Jagaan Untuk Beberapa Debit Banjir
Rencana ......................................................................................... 7
Tabel 2.2 Debit Banjir Rencana - Lebar Puncak Tanggul ............................. 9
v
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan tanggul yang terbuat dari tanah dapat diperoleh dari hasil galian di
kanan-kiri trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil
1
pekerjaan normalisasi sungai, berupa galian pelebaran alur sungai, yang
biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan tanggul. Dalam
tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil dari pekerjaan
normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul.
Selain itu, tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya
dan setelah menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan
lapisan tanah pondasi yang mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan
dengan kemungkinan penurunan yang tidak rata, sehingga perbaikan yang
disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan. Selanjutnya tanah
merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak selama
puluhan, bahkan ratusan tahun.
Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka tanggul, perbaikannya
sangat mudah dan cepat menggunakan tanah yang tersedia disekitar lokasi
kerusakan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Bangunan Tanggul.
2. Untuk memahami ketentuan Konstruksi dan Perkuatan Revetment) dari
Bangunan Tanggul.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa khususnya yang mengontrak mata kuliah Irigasi dan Bangunan
Keairan, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memahami
2
kontruksi dan perkuatan bangunan tanggul yang kemudian dapat digunakan
untuk keperluan khususnya dibidang Keairan dan Irigasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dapat menjadi suatu perlindungan militer. Tanggul bisa jadi hasil pekerjaan
tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya terbuat dari
kantong pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir. Mediterania.
Peradaban Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul.
5
Gambar 2.4 Aliran sungai berbelok-belok tajam (meandering)
Gambar 2.5 Rencana trase tanggul dari Aliran sungai berbelok-belok tajam
(meandering)
6
2.2.3 Elevasi Puncak Tanggul
Elevasi (ketinggian) puncak tanggul harus ditentukan berdasar elevasi muka
air banjir rencana ditambah tinggi jagaan (freeboard). Besarnya tinggi jagaan
mengikuti ketentuan/pedoman yang berlaku
Keterangan :
HWL = High Water Level atau
MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir
Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan
7
200 - 500 0,80
500 - 2.000 1,00
2.000 - 5.000 1,20
5.000 - 10.000 1,50
Gambar 2.8 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada
pertemuan dengan sungai utama
Gambar 2.9 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada
pertemuan dengan sungai utama yang terpengaruh aliran balik (reverse
flow)
8
untuk pengendalian banjir, lebar puncak dapat dibuat 3 m atau lebih dengan
tetap memperhatikan debit banjir rencana.
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak
tanggul ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai
utama: Lebar ini juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika
tinggi tanggul dari tanah kurang dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat
dihindari karena alasan topografi, dsb.
9
b. Bila tanggul dari beton atau sheet pile baja atau dari material sejenisnya,
tersedia seluruhnya atau sebagian, atau bila perbedaan tinggi antara
tanggul dan permukaan tanah daratan kurang dari 0,6 m :
1) Lebar minimal 3 m
2) Tinggi bersih 4,5 m atau lebih
Gambar 2.13 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul dan lebar pada tanggul khusus
10
2.2.9 Bagian Tanggul yang Dipengaruhi Air Pasang
Elevasi bagian tanggul yang di pengaruhi air pasang (dibagian pada
tempat dimana elevasi muka air pasang lebih tinggi dari banjir rencana) harus
lebih tinggi dari :
a. Elevasi (ketinggian) yang disebut pada Tabel 2.1, atau
b. Elevasi dari ketinggian muka air pasang rencana ditambah kenaikan tinggi
uprush (karena gelombang) yang dipakai sebagai bahan pertimbangan.
Lebar puncak di tentukan dengan mempertimbangkan struktur dari
tanggul, dan lebar puncak yang telah diuraikan sebelumnya.
11
Struktur harus mempunyai tembok penahan dengan pasangan pada puncak
tanggul yang lebar puncaknya dispesifikasikan pada pada Tabel 2.2 pada bab
ini, pada ketinggian muka air banjir rencana (elevasi diatas elevasi muka air
pasang rencana untuk bagian tanggul yang dipengaruhi oleh air pasang):
Apabila masih tetap sulit, maka digunakan struktur serupa yang berdiri
sendiri, menggunakan beton, sheet piles baja dan sebagainya.
12
2.2.13 Tanggul Pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang
berdekatan, agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling
mengganggu, terutama pada sungai-sungai yang kemiringannya dan kondisi
hidrologinya berbeda. Selain itu pada sungai-sungai yang banyak
mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengendapan pada
pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara
masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.
13
panjang 10 m dari ujung hulu ground sill atau bendung atau 5 m dari ujung
hulu bronjong (mattres) pada pias dibagian hulu, ke lebih panjang 15 m dari
ujung hilir apron, 5 m dari ujung hilir bronjong pada pias bagian hilir dari
bronjong dibagian hilir, diluar kasus pada dasar batuan (bed-rock), dan
sebagainya dalam bagian-bagian susunan bumi (geologic features).
c. Tentang perpanjangan revetment suatu sungai dari saluran dimana suatu
pintu melintasi 2 akan dipasang. Bila ground-sill atau bendung akan
membaca 'pintu', ‘ruas bagian hulu' akan membaca ‘ruas bagian hulu” dari
sungai atau alur dengan pintu perpotongan dan “ruas bagian hulu” akan
membaca “ruas bagian hilir dari sungai atau alur dengan pintu perpotongan”
d. Revetment suatu tebing atau tanggul dengan pintu atau saluran melintas
harus di berikan pada bagian penutup berturut-turut 10 m pada pias teratas
dan pias terbawah dari pintu. Namun hal yang sama tidak akan
dipergunakan pada saluran kecil yang tidak lebih besar dari 0,5 m luas
potongannya, saat ketidak-harusan tersebut dikenal karena kondisi topografi
dan sebagainya.
e. Revetment yang berkaitan dengan pembangunan suatu jembatan harus
diletakkan pada bagian arah ke pias teratas dan pias terbawah dari ujung
hulu dan hilir jembatan berturut-turut dengan besarnya hubungan lebih
besar dari pada setengah panjang jarak jembatan (30 m jika panjang jarak
lebih besar dari 30 m) sebagai mana ol eh "Structural Standard", dan
sebagainya. Asalkan besarnya tidak akan kurang dari 10 m.
14
sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang mempunyai angin dan
gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada sungai dengan
aliran yang deras.
Revetment untuk aliran lambat harus dibuat setinggi elevasi yang
diperlukan, disesuaikan dengan keadaan alur air.
15
2.3.8 Pelindung Kaki
Metode pembangunan, lebar, ketebalan, dan lain-lain. dari pelindung kaki
harus ditetapkan menurut kekasaran dasar, sungai kekuatan aliran,kedalaman
air dan variasi dasar sungai. Ketinggian puncak pelindung kaki tidak akan lebih
dari ketinggian dasar sungai rencana (ketinggian dasar sungai yang ada, jika
ketinggian dasar sungai yang ada lebih rendah dari pada ketinggian dasar
sungai rencana). Namun juga untuk hal yang sama tidak harus diterapkan,
apabila tidak tepat saat ada anggaran yang sesuai dari besarnya kedalaman air
kondisi dasar, dan lain-lain.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan
tergantung kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan
sifat hidrolik sungai.
Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam
tembok miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka
air. Biasanya terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai
atau pantai. Tanggul juga merupakan suatu konstruksi bangunan/prasana yang
berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
sungai.
Pada umumnya tinggi revetment tanggul dibuat dengan menggunakan
prinsip harus setinggi muka air banjir rencana. Namun juga harus dibuat
setinggi puncak tanggul jika diperlukan, pada suatu kolam penampungan, suatu
tempat dengan lebar sungai yang cukup lebar, sebuah tempat dengan lebar
sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang mempunyai angin dan
gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada sungai dengan
aliran yang deras.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat saya sampaikan
adalah kepada pengelola tanggul yang berada dilokasi untuk dapat memahami
detail perencanaan teknis sungai terlebih dahulu sehingga bisa menerapkan
perencanaan teknis sungai secara baik dan bijaksana dan meminimalisir
terjadinya rembesan pada dasar tanggul.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan
Pantai, Satker Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai -
Juni 2011.