DOSEN
Dr. Ir. H. Kartono Wibowo, MM., MT
DISUSUN OLEH
Muhammad Luqman Hadi
(30201900145)
1
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah “softskill
”MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI”.” yang merupakan tugas mata kuliah Manajemen
Proyek. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad
S.A.W dan keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman Aamiin ya rabbal
‘alamiin.
Dalam makalah ini saya membahas mengenai Pengertian Dan Peranan Manajemen
Konstruksi. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang
dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, semua masalah tadi bisa
teratasi dengan baik. Oleh karena itu saya banyak mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah khasanah cakrawala pemikiran bagi para pembaca.
Penulis
2
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
BAB I
PENDAHULUAN
3
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
manajemen konstruksi.
berikut :
3. Bagaimana sistem manajemen konstruksi agar sehingga sebuah proyek dapat dikatakan
berhasil ?
4. Mengapa manajemen konstruksi itu penting bagi pelaku usaha jasa kontruksi dalam
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam pembuatan makalah ini
adalah :
konstruksi.
4
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan setelah tujuan dicapai untuk apa hasilnya, dan apa sasaran berikutnya. Pertanyaan-
pertanyaan itu memerlukan jawaban yang tidak bias berdiri sendiri, karena merupakan satu
rangkaian aksi yang saling terkait. Jika semua pertanyaan sederhana itu dapat terjawab dengan
cara jelas, normative dan terukur, maka sesungguhnya itu adalah sebuah rangkaian penugasan
yang sarat dengan fungsi.
Mengurutkan fungsi-fungsi tersebut secara sistematis. Dimulai dari fungsi merencanakan
(planning), membuat program (programming), mengorganisasi (organizing), menempatkan
personel (staffing), memimpin (leading), memerintah (commanding), mengarahkan (directing),
mengumpulkan sumber daya (assembling resources), mengkoordinasikan (coordinating),
melaksanakan (actuating), memotivasi (motivating), menyusun pembiayaan (budgeting),
membuat pelaporan (reporting), mengendalikan (supervising), mengawasi (controlling), dan
fungsi-fungsi yang diurut dalam berbagai format dan hierarki itulah yang menjadi landasan
berbagai teori manajemen yang dibuat oleh para pakar tak ubahnya sebuah proses untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan melibatkan rangkaian fungsi-fungsi tersebut. Dari sinilah
lahir pemikiran-pemikiran manajemen dalam berbagai definisi.
Harold Koontz (1982), misalnya, membuat definisi manajemen berbasis fungsi-fungsi;
“manajemen adalah proses merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), menyusun
personel (staffing), memimpin (leading) dan mengendalikan (controlling) kegiatan anggota
serta sumber daya lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan”.
Bukankah dalam definisinya Harold Koontz telah merangkai beberapa fungsi seperti yang
dijelaskan tersebut. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut Harold Koontz (1998) menyebutkan
lima fungsi dasar para manajer, yaitu : merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing),
menyusun personel (staffing), memimpin (leading) dan mengendalikan (controlling). Manajer
bertanggung jawab untuk mengoordinasikan segala sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Karena sifat tugasnya adalah koordinatif, maka seorang manajer
harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, baik di kalangan internal maupun eksternal
perusahaan. Manajer harus pula memiliki kemampuan untuk member respon cepat dan tepat
terhadap sebuah masalah. Termasuk melakukan analisis dan kemudian membuat keputusan
untuk memecahkan persoalan tersebut.
Pemikiran manajemen kemudian berevolusi sehingga melahirkan berbagai pemikir mulai
dari Henry Fayol (1841-1925) yang disebut juga sebagai “Father of Modern Operational
Management Theory”, menyusul kemudian Frederick Winslow Taylor (1856-1912) disebut
sebagai “Father of Scientific Management”, Henry L. Gantt (1861-1919), George Elton Mayo
(1880-1949), Chester I. Barnard (1886-1961) penulis “The Functions of the Executive”, buku
6
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
7
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
BAB III
PEMBAHASAN
8
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
b. Tahap Perencanaan
Terdiri atas :
- Sketsa Rencana
9
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
- Perancanaan Detail
Keberhasilan proyek konsruksi diawali dan sangat ditentukan dengan berhasil
tidaknya untuk menyusun suatu landasannya, yaitu berupa perencanaan yang lengkap
dan matang. Sehingga dengan sendirinya suatu perencanaan harus dapat
mengakomodasikan seluruh kebutuhan dan kepentingan pelaksanaan konstruksi,
sejak dari hal-hal yang bersifat teknis termasuk metode kerja sampai dengan dampak
yang diakibatkannya. Proses perencanaan keseluruhan secara umum dibagi menjadi
empat tahap pelaksanaan, yaitu tahap tanggapan terhadap Arahan Penugasan (TOR)
atau seringkali disebut tahap pengajuan proposal, kemudian tahap survai dan
investigasi, tahap penyusunan pra-rencana atau dikenal sebagai sketsa rencana, serta
tahap perencanaan final atau perencanaan detail. Pelaksanaan keempat tahap kegiatan
perencanaan tersebut berurutan degan urutan tetap, tidak bias diubah, dan
kelengkapan serta hasil masing-masing tahap sangat ditentukan oleh hasil dari tahap
sebelumnya. Sehingga agar didapat hasil keseluruhan yang optimal, pada selang
antara masing-masing tahap biasanya diadakan pertemuan antara pihak-pihak yang
terkait untuk berdiskusi, membahas, memperjelas, dan menegaskan hasil-hasil
kegiatannya. Diskusi pembahasan pada dasarnya adalah untuk melakukan evaluasi
dan penilaian terhadap hasil yang dicapai pada tahap sebelumnya dan sekaligus
merancang pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya. Karena sifat kegiatan konstruksi
yang terurai dan terpisah-pisah, di dalam diskusi-diskusi biasanya masih selalu
muncul masukan-masukan baru yang cukup penting untuk diperhatikan, dan patut
untuk ditampung dikaitkan dengan upaya meraih keberhasilan secara keseluruhan.
c. Tahap Pelelangan
Terdiri atas :
- Persiapan administrasi
- Prakualifikasi
- Pelelangan
- Pelulusan
Sebelum membahas langkah-langkah pada tahap pelelangan ini, ada baiknya
terlabih dahulu meninjau beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
diselenggarakannya pelelangan. Seperti diketaui, pekerjaan pada sector swasta
dibiayai sepenuhnya dengan dana swasta. Sumber dana proyek dikumpulkan dan
dikendalikan sepenuhnya baik oleh perorangan, suatu bentuk kerja sama, atau
10
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
11
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
d. Tahap Pelelangan
Terdiri atas :
- Persiapan Lapangan
- Pelaksanaan
- Pemeliharaan
Tahap konstruksi di lapangan telah dimulai sejak ditetapkannya pemenang
lelang, dan diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) serta penyerahan
lapangan dengan segala keadaannya, yang harus selalu dipelihara, kepada kontraktor.
Kontraktror mengawali kegiatannya dengan mengeluarkan surat pemberitahuan saat
mulai bekerja yang sekaligus memuat informasi mengenai organisasi dan petugas
lapagannya. Kemudian dimulailah pekerjaan-pekerjaan persiapan berupa
pembersihan (site clearing), pemagaran lapangan, membuat saluran drainasi,
mendirikan kantor lapangan, barak-barak kerja, gudang, membangun instalasi air
bersih dan kotor, daya listrik untuk kerja dan penerangan, telepon, merenacanakan
alokasi lahan untuk tempat bekerja, penempatan alat-alat berat, area terbuka untuk
penimbunan bahan baku, membuat jalan-jalan kerja dan lain sebagainya. Perlu
ditetapkan juga laboratorium pengujian material yang diperlukan dan melaksanakan
survai pengukuran atas keadaan awal lapangan pada saat diserahkan, baik
pengukuran contour ataupun penepatan kooordinat, yang kemudian diikuti dengan
program pengukuran rutin lebih lanjut. Disamping itu, perlu juga segera
mengupayakan izin-izin yang diperlukan seperti izin bangunan, pemakaian jalan raya
untuk alat berat, penggalian tanah, penggunaan obat keras untuk pengendalian rayap,
pembuangan bongkaran, dan sebagainya. Sementara itu dipersiapkan pula tata cara
dan prosedur penanganan masalah-masalah administratif, seperti prosedur surat-
menyurat, catatan harian dan pelaporannya, pendaftaran gambar-gambar
perencanaan, pembuatan gambar kerja (shop drawings) dan as built darwings, dan
lain-lainya.
Selama proses konstruksi berjalan dilakukan pengendalian dengan selalu
mengikuti lapaora dan evaluasi pekerjaan, termasuk jadwal rencana kerja yang
disiapkan secara teratur dalam waktu periodik harian, mingguan, dan bulanan.
Kepada Pemberi Tugas secara teratur harus diberikan laporan manajerial yang berupa
informasi rincian kuantatif memngenai keadaan proyek yang mutakhir. Biasanya
setiap laporan dilengkapi dengan foto-foto keadaan dan perkembangan lapangan
yang disertai pula dengan catatan-catatan penting seperlunya. Harus diupayakan agar
12
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
13
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
14
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipetik dari pembahasan masalah ini, yaitu :
a. Manajemen konstruksi secara arti sempit adalah mengatur pengalokasian semua
sumber daya proyek agar bangunan selesai terlaksana dengan cara efisien. Dengan
demikian manajemen konstruksi berkenaan erat dengan gambar bangunan, spesifikasi
teknisnya dan teknik penjadwalan.
b. Setiap pelaksanaan kegiatan memerlukan Rencana Kerja, Jadwal Waktu Kegiatan,
dan Rencana Anggaran yang realistis.
c. Manajemen secara keseluruhan harus diberlakukan sebagai suatu sistem. Sistem yang
dimaksudkan adalah sebagai kumpulan komponen-komponen kegiatan yang saling
berhubungan dan tergantung, yang harus dikoordinasikan dan dikendalikan
sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan yang menyeluruh.
d. Begitu banyak fungsi dan tujuan dari manajemen maka dapat dikatakan bahwa
manajemen konstruksi sangat berperan aktif dan harus berjalan sebaik-baiknya demi
keberhasilan sebuah proyek yang dijalankan.
4.2 Saran
Sebagai pelaku bisnis jasa pelaksana kontruksi hendaklah mengetahui dan memahami
akan pentingnya sebuah manajemen. Sebab, dengan pengetahuan di bidang menejemen sangat
diperlukan untuk meningkatkan performa usaha yang unggul. Maka dari itu seorang manager
harus mampu memahami pentingnya sebuah manajemen dalam mengerjakan sebuah proyek,
baik proyek swasta maupun pemerintahan. Indonesia butuh seorang manager yang mampu
mengatur segalanya dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Agar sebuah proyek tersebut
memberikan mutu dan kualitas yang akan dirasakan bersama demi terwujudnya tujuan bersama
pula.
15
Ujian Akhir Semester Manajemen Konstruksi (MK)
DAFTAR PUSTAKA
16