Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No.

2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (79-83)

ANALISIS KINERJA KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK


JALAN DAN JEMBATAN DI SULAWESI UTARA
Fergita Tomigolung
Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Marthin D. J. Sumajouw, Huibert Tarore


Dosen Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat melakukan
pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Di Indonesia,
penyelenggaraan jalan terbagi atas tiga kewenangan yaitu pemerintah pusat yang berwenang dalam
penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah daerah provinsi yang berwenang dalam
penyelenggaraan jalan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang berwenang dalam
penyelenggaraan jalan kabupaten/kota. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi,
Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan
ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan
pengawasan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
Penelitian ini bertujuan :1) Mengidentifikasi faktor-faktor pengawasan yang berpengaruh terhadap
kinerja konsultan pengawas; dan 2) Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor pengawasan
terhadap kinerja konsultan pengawas. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisa regresi
berganda. Jumlah sampel yang ada adalah 33 konsultan pengawas proyek jalan dan jembatan di
Provinsi Sulawesi Utara.
Kesimpulan yang diperoleh adalah: 1) Keenam aspek tersebut memberikan pengaruh secara umum
terhadap peningkatan atau penurunan Kinerja Konsultan Pengawas proyek jalan dan jembatan di
Provinsi Sulawesi Utara; Aspek Mutu, Aspek Biaya, Aspek Kualifikasi Personil dan Aspek Pelaporan
memberikan pengaruh signifikan secara khusus terhadap peningkatan atau penurunan Kinerja
Konsultan Pengawas proyek jalan dan jembatan di Provinsi Sulawesi Utara; dan Aspek Kuantitas
dan Aspek Waktu tidak memberikan pengaruh signifikan secara khusus terhadap faktor yang sama;
dan 3) Formula dari penelitian ini adalah Y = 0,165 + 2,097X1 + 0,339X2 - 4,217X3 + 0,786X4 +
1,125X5 + 0,859X6.
Pimpinan dan pegawai yang ada di Provinsi Sulawesi Utara harus memperhatikan peran penting
dari keenam faktor tersebut dan faktor-faktor lainnya terhadap terhadap peningkatan atau penurunan
Kinerja Konsultan Pengawas untuk setiap proyek jalan dan jembatan di Provinsi Sulawesi Utara,
dalam rangka menjamin pembangunan daerah ke depan.
Kata kunci: mutu, kuantitas, waktu, biaya, pelaporan, Kinerja Konsultan Pengawas

PENDAHULUAN penyelenggaraan jalan terbagi atas tiga


kewenangan yaitu pemerintah pusat yang
Latar Belakang berwenang dalam penyelenggaraan jalan
Jalan merupakan prasarana infrastruktur nasional dan jalan tol, pemerintah daerah
dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat provinsi yang berwenang dalam penyeleng-
melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke garaan jalan provinsi dan pemerintah daerah
lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan kabupaten/kota yang berwenang dalam
kebutuhan. Menurut Oglesby dan Hicks penyelenggaraan jalan kabupaten/kota.
(1990), rencana spesifikasi jalan raya Keberhasilan proyek pembangunan jalan
sebenarnya adalah merupakan petunjuk yang dilakukan oleh pemerintah sangat
pembangunan jalan raya. Di Indonesia, ditentukan oleh peran dari para pelaku

79
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (79-83)

konstruksi yang terlibat, salah satunya adalah Menurut Peraturan Presiden Republik
penyedia jasa konsultansi (Konsultan) dan Indonesia Nomor 70 tahun 2012 Tentang
keberhasilan suatu perusahaan jasa Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
konsultansi diukur dengan kinerja dari Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
perusahaan tersebut. Peraturan Menteri Barang/Jasa Pemerintah, Jasa Konsultansi
Pekerjaan Umum No: 08/PRT/M/2011 adalah Perusahaan jasa layanan profesional
tentang Pembagian Subklasifikasi dan yang membutuhkan keahlian tertentu
Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi diberbagai bidang keilmuan yang
menyebutkan bahwa Pengawas Konstruksi mengutamakan adanya olah pikir. Menurut
adalah penyedia jasa orang perseorangan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian
profesional dibidang pengawasan jasa Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan Konstruksi, Pengawas konstruksi adalah
pekerjaan pengawasan konstruksi sampai penyedia jasa orang perseorangan atau badan
selesai dan diserahterimakan. usaha yang dinyatakan ahli yang profesional
Hal yang perlu diingat dalam di bidang pengawasan jasa konstruksi yang
pengawasan yaitu biaya yang besar dari awal mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan
sampai akhir proyek pengawasan dan jadwal konstruksi sampai selesai dan diserah-
pelaksanaan. Pengawasan pekerjaan adalah terimakan.
salah satu kegiatan yang menjadi tugas Proyek
jajaran Satuan Kerja Perencanaan dan Menurut Sistem Manajemen Proyek dan
Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Konstruksi, Tarore dan Mandagi (2006).
Sulawesi Utara, dimana pada hakekatnya Definisi Proyek adalah Suatu proses dari
tujuan dari kegiatan pengawasan pekerjaan gabungan rangkaian aktivitas-aktivitas
adalah untuk membantu Satker fisik dalam sementara yang mempunyai titik awal dan
pelaksanaan pekerjaan. Satuan Kerja P2JN titik akhir, yang melibatkan berbagai sumber
Sulut mempunyai tugas untuk mewujudkan daya yang bersifat terbatas/tertentu untuk
sasaran Perencanaan dan Pengawasan Jalan mencapai sasaran dan tujuan yang telah
Nasional Provinsi Sulawesi Utara sesuai ditetapkan. Pelaksanaan proyek pada
dengan perkembangan lalu lintas dan umumnya merupakan rangkaian mekanisme
pertumbuhan ekonomi. Menurut Laporan tugas dan kegiatan yang kompleks, saling
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berhubungan, saling ketergantungan dan
dalam hal ini Satuan Kerja P2JN Sulut, mengandung berbagai permasalahan
Evaluasi sasaran kualitas layanan jalan tersendiri.
nasional dan pengelolaan jalan daerah tidak Kinerja
mencapai 100%, hanya memperoleh nilai Menurut Cushway (2002), kinerja
rata-rata 96.35%. adalah menilai bagaimana seseorang telah
Tujuan Penelitian bekerja dibandingkan dengan target yang
Tujuan penelitian adalah: telah ditentukan. Pengertian kinerja,
1) Mengidentifikasi faktor-faktor penga- sebagamana dikutip dalam Ansari (2009),
wasan yang berpengaruh terhadap menurut Stolovitch dan Keeps (1992) dalam
kinerja konsultan pengawas dan Rivai dan Basri (2005), adalah seperangkat
2) Mengetahui seberapa besar pengaruh hasil yang dicapai dan merujuk pada
faktor pengawasan terhadap kinerja tindakan pencapaian serta pelaksanaan
konsultan pengawas. sesuatu pekerjaan yang diminta. Kinerja
merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
TINJAUAN PUSTAKA mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Donnelly, Gibson, and Ivancevich, 1994
Perusahaan Jasa Konsultansi dalam Rivai dan Basri, 2005).

80
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (79-83)

METODE PENELITIAN kemampuan variabel-variabel independen


dalam menjelaskan variasi variabel dependen
Jenis dan Sumber Data amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
Menurut Indriantoro (2002), sumber berarti variabel-variabel independen
data dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: memberikan hampir semua informasi yang
1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dibutuhkan untuk memprediksi variasi
secara langsung dalam hal ini dengan variabel dependen.
melakukan survey lapangan yang
menggunakan metode pengumpulan data
original lewat pembagian kuesioner; dan 2) HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Sekunder, yaitu data yang diambil dari
perusahaan berupa dokumen, catatan, Tabel 1 Hasil korelasi dan Determinasi
laporan-laporan, hasil-hasil penelitian, buku-
buku, artikel dan berbagi publikasi serta
instansi terkait yang relevan dengan masalah
yang diangkat.
Metode Analisis
Analisis data menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan software Dari Tabel 1, disimpulkan bahwa
SSPS dengan empat tahap, Tahap pertama, hubungan di antara Aspek Mutu (X1), Aspek
pengujian kualitas data, melalui uji Validitas Kuantitas (X2), Aspek Waktu (X3), Aspek
dan Reliabilitas. Tahap kedua, melakukan uji Biaya (X4), Aspek Kualifikasi Personil (X5)
penyimpangan asumsi klasik, melalui uji dan Aspek Pelaporan (X6) dengan Kinerja
asumsi klasik (heteroskedastisitas, bebas Konsultan Pengawas (Y) sangatlah kuat,
multikolinearitas, normalitas dan yang mana didasarkan pada nilai R
autokorelasi). Tahap ketiga, melakukan (Coefficient) (= 0,944) yang lebih tinggi
analisis regresi. Dan tahap keempat, daripada 0,5.
melakukan uji hipotesis (Uji t dan Uji F). Selanjutnya, dari hasil pada tabel yang
Analisis Regresi Berganda sama, disimpulkan bahwa keenam variabel
Untuk mencapai tujuan penelitian maka penting tersebut, yaitu, Aspek Mutu (X1),
digunakan metode analisis regresi linear Aspek Kuantitas (X2), Aspek Waktu (X3),
berganda. Menurut Sugiyono (2007), regresi Aspek Biaya (X4), Aspek Kualifikasi
linear berganda dilakukan untuk meramalkan Personil (X5) dan Aspek Pelaporan (X6),
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel mempunyai peranan penting sebesar 0,891
dependen (kritarium), bila dua atau lebih atau 89,1 persen terhadap peningkatan atau
variabel independent sebagai faktor prediktor penurunan Kinerja Konsultan Pengawas (Y);
dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya) jadi dan 10,1 persen sisanya (= 0,101) adalah
analisis regresi linear barganda akan persentasi dari kontribusi faktor-faktor
dilakukan bila jumlah variabel penting lain dan tidak dianalisa di dalam
independennya minimal 2. Formula yang penelitian terhadap perubahan Kinerja
digunakan adalah Konsultan Pengawas (Y).
Y = α + β₁X₁+ β2X2+β3 X3 + β4 X4+β5X5+β6 X6
Tabel 2. Hasil ANOVA
Koefisien Korelasi (R) dan determinasi
(R2 )
Uji determinan (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel
depeden. Nilai koefisien determinasi adalah
antar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

81
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (79-83)

Dari Tabel 2, disimpulkan bahwa Aspek kedua Aspek tersebut dengan Kinerja
Mutu (X1), Aspek Kuantitas (X2), Aspek Konsultan Pengawas (Y) adalah benar.
Waktu (X3), Aspek Biaya (X4), Aspek
Kualifikasi Personil (X5) dan Aspek
Pelaporan (X6) secara umum memberikan KESIMPULAN
pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan dan penurunan Kinerja 1. Keenam faktor tersebut memberikan
Konsultan Pengawas (Y). Hal ini dibuktikan pengaruh secara umum terhadap
dengan nilai Fhitung yang lebih tinggi dari peningkatan atau penurunan Kinerja
pada Ftabel, 58,516 > 8,59, dan menunjukkan Konsultan Pengawas proyek jalan dan
bahwa hipotes alternatif dari penelitian ini, jembatan di Provinsi Sulawesi Utara.
yaitu “Aspek Mutu, Aspek Kuantitas, Aspek 2. Aspek Mutu, Aspek Biaya, Aspek
Waktu, Aspek Biaya, Aspek Kualifikasi Kualifikasi Personil dan Aspek
Personil dan Aspek Pelaporan memberikan Pelaporan memberikan pengaruh
pengaruh secara umum terhadap Kinerja signifikan secara khusus terhadap
Konsultan Pengawas”, diterima. peningkatan atau penurunan Kinerja
Konsultan Pengawas proyek jalan dan
Tabel 3. Hasil Coefficients jembatan di Provinsi Sulawesi Utara; dan
Aspek Kuantitas dan Aspek Waktu tidak
memberikan pengaruh signifikan secara
khusus terhadap peningkatan atau
penurunan Kinerja Konsultan Pengawas
proyek jalan dan jembatan di Provinsi
Sulawesi Utara.
3. Formula dari penelitian ini adalah Y =
0,165 + 2,097X1 + 0,339X2 - 4,217X3 +
0,786X4 + 1,125X5 + 0,859X6.

Dari Tabel 3, formula yang didapatkan DAFTAR PUSTAKA


untuk hubungan semua variabel yang
dianalisa adalah Y = 0,165 + 2,097X1 + Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
0,339X2 - 4,217X3 + 0,786X4 + 1,125X5 + Nasional. 2012. Peraturan Lembaga
0,859X6. LPJK Nasional Nomor 03 Tahun 2011
Hasil tersebut juga menyatakan bahwa: tentang Tata Cara Registrasi Ulang,
Nilai thitung dari Aspek Mutu (X1), Aspek Perpanjangan Masa Berlaku, dan
Biaya (X4), Aspek Kualifikasi Personil (X5) Permohonan Baru Sertifikat Badan
dan Aspek Pelaporan (X6) (2,654; 6,786; Usaha Jasa Pengawas Konstruksi.
6,204; dan 3,548) lebih tinggi daripada ttabel Jakarta.
untuk jumlah informan dalam penelitian ini
(2,01). Hasil khusus tersebut membuktikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
bahwa hipotesis alternatif dari hubungan 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian
antara keempat Aspek Mutu tersebut dengan Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha
Kinerja Konsultan Pengawas (Y) adalah Jasa Konstruksi. Kementrian Pekerjaan
benar. Umum Republik Indonesia.
Nilai thitung dari Aspek Kuantitas (X2) Sekretariat Negara Republik Indonesia.
dan Aspek Waktu (X3) (1,298 dan -4.066) 2012. Peraturan Presiden Republik
lebih rendah daripada ttabel untuk jumlah Indonesia Nomor 70 Tahun 2012
informan dalam penelitian ini (2,01). Hasil tentang Perubahan Kedua Atas
khusus tersebut membuktikan bahwa Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
hipotesis awal (H0) dari hubungan antara
82
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (79-83)

2010 Tentang Pengadaan Barang dan Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian


Jasa. Jakarta. Kuantitatif, Jogyakarta.
Mandagi, R.J.M. 2012. Bunga Rampai Widayat. 2011. Bahan Pelatihan
Perencanaan dan Pengendalian Proyek Statistika:Analisa Faktor, Malang.
Konstruksi. Pasca Sarjana Universitas Oglesby, Clarkson & Hicks, R. 1990. Teknik
Sam Ratulangi, Manado. Jalan Raya, Jakarta
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Sompie, Bonny F. 2012. Manajemen Proyek,
Stratejik. Grasindo, Jakarta. Manado.
Sudarto. 2011. Meningkatkan Kinerja Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
Perusahaan Jasa Konstruksi di 06/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Indonesia. CSIS, Jakarta. Pengawasan Penyelenggaraan
Tarore, H. & Mandagi, R. J. M. 2006. Sistem Pekerjaan Konstruksi. Departemen
Manajemen Proyek dan Konstruksi. Pekerjaan Umum. Jakarta
Pasca Sarjana Universitas Sam Satker P2JN Sulut. 2012. Laporan
Ratulangi, Manado. Akuntabilitas Kinerja Instansi
Mulyadi. 2001. Penilaian Kinerja Pemerintah, Manado.
Manajemen, Jakarta.

83

Anda mungkin juga menyukai