Anda di halaman 1dari 20

Drainase 2 - 1

BAB 2.
PENERAPAN HIDROLOGI
DALAM PERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN

2.1 Data Hujan


Ada 2 (dua) macam data hujan yang umum digunakan dalam analisa hidrologi,
yaitu data hujan yang berasal dari pencatatan manual (data hujan harian) dan data yang
dicatat oleh alat penakar otomatik (data hujan jangka waktu pendek, menitan). Data
hujan harian (24 jam) adalah tinggi hujan yang terjadi dalam waktu 24 jam. Dalam
kurun waktu 24 jam tersebut, tidak diketahui distribusi hujannya serta saat terjadinya
hujan maksimum, sedang pada data dari stasiun otomatik, hasil pencatatan berupa
grafik, yaitu hubungan antara tinggi hujan dan waktu, sehingga dapat diketahui tinggi
hujan setiap menitnya. Sehubungan dengan itu, rumus yang digunakan untuk analisa
hidrologi, disesuaikan dengan macam data yang tersedia.

2.2. Perhitungan Tinggi Hujan Rencana

Tinggi hujan rencana atau curah hujan maksimum yang terjadi 1x dalam suatu
periode ulang tertentu. Pernyataan tinggi hujan harian rencana 10 tahunan sebesar 120
mm, mempunyai arti menurut teori probabilitas adalah bahwa rata-rata dalam kurun
waktu 10 tahun akan terjadi satu kali hujan yang lebih besar atau sama dengan 120
mm, peluang kemungkinan terjadinya adalah 10% akan terjadi setiap tahun.
Prosedur analisanya adalah sebagai berikut :
1. Hitung tinggi hujan rata-rata daerah, menggunakan salah satu dari metode
berikut ini :
a. Metode aritmatik (rata-rata aljabar)
b. Metode Thiessen
c. Metode Isohyet
Pilihan metode tergantung pada jumlah stasiun yang tersedia yang diperkirakan
berpengaruh pada lokasi studi/proyek, serta kondisi topografi daerah. Pemilihan
Drainase 2 - 2

stasiun hujan tidak dipengaruhi oleh batas administratif daerah.


2. Analisa statistik untuk menentukan tinggi hujan rencana, antara lain dapat
digunakan metode berikut ini:
a. Gumbel
b. Log Pearson Tipe III
c. Normal
d. Log Normal, dsb.
Uji statistik perlu dilakukan untuk dapat memilih distribusi hujan yang sesuai
dengan data yang tersedia.
3. Menetapkan Periode Ulang (Return Period)
Besaran periode ulang tidak sama, tergantung pada tingkat urgensi lokasi/
daerah studi, serta luas daerah pengaliran.

Tabel 2.1. Periode Ulang Hujan (PUH) untuk perencanaan


saluran kota dan bangunan-bangunannya
No Distribusi Puh (tahun)
1 Saluran Mikro Pada Daerah :
- Lahan rumah, taman, kebun, kuburan, lahan tak 2
terbangun
- Kesibukan dan perkantoran 5
- Perindustrian :
* Ringan 5
* Menengah 10
* Berat 25
* Super berat/proteksi negara 50
2 Saluran Tersier :
- Resiko kecil 2
- Resiko besar 5
3 Saluran Sekunder :
- Tanda resiko 2
- Resiko kecil 5
- Resiko besar 10
4 Saluran Primer (Induk) :
- Tanda resiko 5
- Resiko kecil 10
Lanjutan Tabel 2.1.
No Distribusi Puh (tahun)
- Resiko besar 25
Atau :
Drainase 2 - 3

- Luas DAS (25 A 50) Ha 5


- Luas DAS (50 A 100) Ha (5-10)
lanjutan
- Luas DAS (100 A 1300) Ha (10-25)
- Luas DAS (1300 A 6500) Ha (25-50)
5 Pengendali Banjir Makro 100
6 Gorong-gorong :
- Jalan raya biasa 10
- Jalan by pass 25
- Jalan ways 50
7 Saluran Tepian :
- Jalan raya biasa (5-10)
- Jalan by pass (10-25)
- Jalan ways (25-50)
Catatan : Dikategorikan sebagai resiko besar, apabila pada hujan periode ulang setingkat di
bawahnya menimbulkan genangan yang merugikan.

Cara-cara perhitungan hujan rencana berdasarkan data hujan harian maksimum


yang dicatat selama beberapa tahun, diperlukan untuk merencanakan dimensi saluran
dan bangunan air yang diperlukan.
Uraian mengenai analisa hujan rencana menggunakan data hujan harian maksimum
(R24) tidak diberikan pada kuliah Drainase ini. Silahkan periksa kembali catatan kuliah
Hidrologi anda.

2.3. Perhitungan Intensitas Hujan


2.3.1. U m u m
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut
intensitas curah hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam t jam
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Rt
Ii =
t
Di mana Rt = curah hujan selama t jam
Besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya
curah hujan atau frekwensi kejadiannya Ada berbagai metode perhitungan intensitas
hujan untuk perencanaan drainase, namun pada pokoknya perhitungan intensitas hujan
Drainase 2 - 4

menggunakan data curah hujan harian (R24)terdiri dari :


 Perhitungan tinggi hujan rencana (lihat sub bab 2.2)
 Perhitungan untuk mendapatkan hubungan antara intensitas hujan dan durasi
hujan.
Sedang untuk hujan berjangka waktu pendek dilakukan analisa pada hasil
pencatatan hujan menitan (dari alat ukur hujan otomatis).

2.3.2. Perhitungan Intensitas Hujan


A. Untuk Data Hujan harian (R24)
Rumus yang umum dipakai adalah rumus Mononobe, sebagai berikut :
2/3
R  24 
I t  24   mm/jam (2.1)
24  t 
Dimana : It = intensitas hujan pada waktu t , mm/jam
R24 = tinggi hujan rencana periode ulang T tahun, mm
t = waktu, dalam jam.
 Dalam perencanaan saluran t diambil = tc = waktu konsentrasi

B. Data hujan Jangka Waktu Pendek


Hubungan antara intensitas hujan dan durasi hujan yang menggunakan data
hujan jangka pendek dapat dihitung dengan beberapa perumusan, antara lain adalah
dengan rumus Talbot (1881), Sherman (1905), dan Ishiguro (1953). Dari beberapa
rumus hubungan antara t dan I, dipilih rumus yang menghasilkan selisih terkecil
terhadap data yang ada.
Satuan untuk waktu t adalah menit dan mm/jam untuk I (intensitas).
a
 Talbot : I (2.2a)
t b
a
 Sherman : I  n (2.2b)
t
a
 Ishiguro : I 
t b (2.2c)
Drainase 2 - 5

Dimana : t = tc = waktu konsentrasi (menit)


I = intensitas hujan (mm/jam)
a, b = konstanta

2.4. Waktu Konsentrasi


Waktu Konsentrasi (Time of Concentration, tc)
Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus di bawah ini :
tc = to + tf (2.3)
Dimana : to = waktu yang dibutuhkan untuk mengalir di permukaan
untuk mencapai inlet (overland flow time, inlet time)
tf = waktu yang diperlukan untuk megalir di sepanjang saluran

 Perhitungan to :
a. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya to :
- intensitas hujan
- jarak aliran
- kemiringan medan
- jenis penutup permukaan lahan (tumbuhan, aspal dsb)
b. Diusahakan agar aliran secepatnya dapat masuk ke inlet sistem pembuangan.
Untuk daerah urban normal disarankan untuk memakai to : 4 menit dan
kurang dari 5 menit untuk daerah permukiman yang luas, dimana air hujan
mengalir dari atap, turun ke saluran di pekarangan / halaman menuju saluran
tepi jalan. Di permukaan jalan, air mengalir di lapisan perkerasan (aspal,
paving, beton) , dan berm lapangan, mencapai saluran tepi jalan. Perumusan
yang umum untuk menghitung to :
 Rumus Kerby (1959)
0.467
 l 
t o  1,44   nd   (2.4)
 s
I < 400 m
di mana : l = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)
nd = koefisien setara koefisien kekasaran
s = kemiringan medan
Drainase 2 - 6

Tabel 2.2. Harga koefisien hambatan, nd


Jenis Permukaan nd
Permukaan impervious dan licin 0.02
Tanah padat terbuka dan licin 0.10
Permukaan sedikit berumput, tanah dengan tanaman 0.20
berjajar, tanah terbuka kekasaran sedang
Padang rumput 0.40
Lahan dengan pohon-pohon musim gugur 0.60
Lahan dengan pohon-pohon berdaun, hutan lebat, 0.80
lahan berumput tebal

 Penentuan harga to dengan grafik


Ada dua grafik yang dapat dipakai untuk menentukan harga to.
 Kurva pada Gambar 2.1. untuk menetapkan harga waktu yang dibutuhkan
mengalir di atas permukaan beberapa jenis lahan (to), bila diketahui panjang
lintasan aliran dan kemiringan medan.
 Gambar 2.2 adalah hubungan antara kecepatan aliran di atas permukaan yang
ditentukan oleh kemiringan medan. Grafik ini berlaku untuk jarak lintasan air
sebesar 300 ft = 91,44 m ≈ 100 m. Untuk jarak yang lebih besar aliran sudah
terpusat. Selanjutnya to = panjang alur / kecepatan aliran
Contoh soal 1 :
 Diketahui :
Panjang alur/ lintasan air di atas permukaan medan = 150 m
Jenis permukaan : rumput tebal (dense grass)
Kemiringan medan : 1%
 Tentukan to.
 Penyelesaian :
 Jarak lintasan air 150 m = 150 × 3,28 = 492 ft.
Drainase 2 - 7

 Gunakan Gambar 2.1. Tarik garis mendatar dari Distance (jarak) 492 ft,
memotong kurva untuk Dense grass pada kemiringan 1%. Terbaca Time in
minutes (waktu, to) : 41 menit.  Jadi to = 41 menit.

Gambar 2.1. Penentuan Harga to

 Gambar 2.2 adalah hubungan antara kecepatan aliran di atas permukaan yang
ditentukan oleh kemiringan medan. Grafik ini berlaku untuk jarak lintasan air
sebesar 300 ft = 91,44 m ≈ 100 m. Untuk jarak yang lebih besar aliran sudah
terpusat. Selanjutnya to = panjang alur / kecepatan aliran
Contoh 2 :
Drainase 2 - 8

 Diketahui : Lahan di hutan dengan semak-semak lebat (kurang lebih sama


dengan Forest with heavy ground litter and hay meadow). Kemiringan medan
3%. Jarak lintasan airnya 150 m.
Tentukan to.
 Penyelesaian : Gunakan grafik pada Gambar 2.2. Baca kemiringan medan
(Slope) : 3%. Tarik garis mendatar memotong kurva Forest with heavy ground
litter and hay meadow). Kemudian dari perpotongan itu tarik garis vertikal ke
bawah, dan terbaca di absisnya : kecepatan limpasan air (velocity) = 0,42 ft/s =
0,42 × 0,3048 = 0,13 m/dt 
 Maka to = 150/0,13 = 1154 detik = 19,2 menit.

Gambar 2.2. Penentuan kecepatan aliran di atas lahan


Drainase 2 - 9

 Perhitungan tf :

Lsaluran
tf  (2.5)
Vsaluran

 Perhitungan tc secara langsung :


Rumus Kirpich (untuk luas lahan < 200 ha. di daerah pertanian atau pedesaan)
0.80
 1 
t c  0.00025   (jam) (2.6)
 s
di mana : l = panjang catchment menurut alur sungai terpanjang
s = kemiringan medan = H/l, dimana H adalah beda elevasi antara
titik terjauh dengan outlet.

 Beberapa Contoh Penentuan tc


Untuk memperjelas cara perhitungan, lihat contoh-contoh berikut ini.
1) Suatu sub catchment area seperti pada gambar berikut. Garis lengkung putus-
putus menggambarkan batas sub DAS, panah menunjukkan arah aliran
dipermukaan lahan, sedang garis lengkung sejajar menggambarkan saluran.
Hitung waktu konsentrasi di outlet.
Drainase 2 - 10

Penyelesaian :
Data sebagai berikut :
Lahan Panjang alur Kemiringan Koef. Hamb
(m) n
A L1 i1 n1
B L2 i2 n2
C L3 i3 n3
D L4 i4 n4
E L5 i5 n5
Perhitungan waktu konsentrasi :
to ditentukan menggunakan grafik atau menggunakan rumus Kerby.
Titik kontrol Lahan to tf tc tcmaks
1 A toA -- toA
2 B toB tf1-2 t0B + tf1-2
C toC tf1-2 t0c + tf1-2 tc2maks *)
A tcAmaks tf1-2 tc1maks + tf1-2
3 D toD tf2-3 t0D + tf2-3
E toE tf2-3 t0E + tf2-3 tc3maks *)
A,B,C tc2maks tf2-3 tc2maks + tf2-3
Catatan : *) dipilih tc maksimum dari perhitungan di titik ybs.

2) Suatu lahan dengan penutup permukaan berbeda, luas masing-masing A1 dan


A2. Panjang alur aliran l1 dan l2, kemiringan medan masing-masing s1 dan s2,
koefisien hambatan n1 dan n2. Aliran lurus menuju saluran 1-2. Waktu untuk
mengalir di aluran 1-2 adalah tf1-2. Hitung waktu konsentrasi di titik 2.

2
t01 t02

Saluran
A1, C1 A2, C2 terbuka
to tf
to1 2 l1, n1, S1

l2, n2, S2

tc2 = (t01 + t02) + t f1-2


Saluran
1

Penyelesaian :
Drainase 2 - 11

Di atas lahan limpasan hujan mengalir di atas permukaan yang berbeda,


sehingga waktu yang dibutuhkan perlu dihitung masing-masing. Harga to untuk
masing-masing dapat dihitung dengan rumus Kerby atau grafik.
to1 dan to2 masing-masing adalah waktu pengaliran di atas lahan A1 dan A2,
sehingga waktu untuk mencapai saluran adalah: to = to1 + to2.
Selanjutnya tc dapat dihitung : tc = to + tf1-2

3) Lihatlah 2 lahan di kiri dan kanan saluran. Permukaan lahan kiri terdiri dari 2
macam penutup : Luas lahan A1, panjang alur aliran l1 kemiringan medan s1,
luas lahan A2, panjang alur aliran l2 kemiringan medan s2. , Permukaan lahan
kanan luas lahan A3, panjang alur aliran l3 kemiringan medan s3.
Hitung waktu konsentrasi di titik 2.

to2 A2, C2

Penyelesaian :
Dari lahan kanan : tokanan = to1
tc = tokanan + tf1-2
Dari lahan kiri : tokiri = to2 + to3
tc = tokiri + tf1-2  Pilih harga tc terbesar.

4) Tiga lahan A1, A2, dan A3. Arah aliran di atas lahan ditunjukkan dengan panah.
Aliran dari lahan A1 masuk kesaluran 0-1 melalui inlet 0, dari lahan A2 masuk
Drainase 2 - 12

saluran 1-2 melalui inlet 1, dan dari lahan A3 masuk saluran 2-3 melalui inlet 2.
Saluran 0-1, 1-2 dan 2,3 adalah saluran tertutup.
Hitung waktu konsentrasi di titik 3.

A1, C1 A2, C2 A3, C3

0 1 2

Di titik 0 : tc0 = toA1 = tc0max 3

Di titik 1 : tc1 = tc0max + tf0-1


tc1 = toA2 (kiri inlet)
Pilih yang terbesar → tc1max
Di titik 2 : tc2 = toA3
tc2 = tc1max + tf1-2
Pilih yang terbesar → tc2max
Di titik 3 : tc3 = tc2 max + tf2-3

PERHATIKAN SOAL NO 4 :
o Contoh saluran 0-1, Lahan (2) tidak masuk saluran tersebut, jadi tidak diikutkan
dalam perhitungan debit saluran 0-1.
Di pipa 1-2 tepat di kiri manhole 1, ada tambahan aliran dari lahan (2), berarti
dalam pipa 1-2 mengalir air dari lahan (1) dan (2).

2.5. Koefisien Pengaliran C


Drainase 2 - 13

Untuk menjadi limpasan, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mengalami
kehilangan air akibat :
 Intersepsi oleh daun tumbuh-tumbuhan (di daerah permukiman 0,03 cm, di
daerah hutan 0,13 cm).
 Infiltrasi pada tanah permeabel (lulus air) tergantung pada jenis tumbuhan
 penutup tanah mempengaruhi harga infiltrasi. Pada tanah terbuka besarnya
kapasitas infiltrasi dapat mencapai 3 sampai 7 kali kapasitas infiltrasi pada
tanah yang tertutup rumput-rumputan.

Tabel. 2.3. Infiltrasi


Jenis Tanah Infiltrasi (cm/hari)
Permeabilitas tinggi
(tanah berpasir, struktur lepas) 1.3 – 2.5
Permeabilitas sedang (loam) 0.3 – 1.3
Permeabilitas rendah
(clay, struktur padat) 0.003 – 0.3

 Retensi pada depresi permukaan,


Hujan-hujan yang pertama turun mengisi ceruk-ceruk di permukaan tanah.
Besarnya retensi tergantung pada sifat permukaan tanah.
Jenis tumbuhan penutup tanah mempengaruhi harga infiltrasi. Pada tanah
terbuka besarnya kapasitas infiltrasi dapat mencapai 3 sampai 7 kali kapasitas
infiltrasi pada tanah yang tertutup rumput-rumputan.

Tabel 2.3. Besarnya retensi di permukaan tanah


No Sifat Permukaan Tanah Besarnya retensi (cm)
1 Hutan dengan permukaan penuh sisa daun-
daun 0.08
2 Padang rumput 0.02
3 Tanah terolah baik 0.13 – 0.30
4 Daerah permukiman dengan permukaan
impervious 0.13
5 Daerah permukiman dengan permukaan
pervious normal 0.3
Drainase 2 - 14

Pada prakteknya kehilangan air dihitung secara total, dengan kata lain koefisien
C mencakup semua cara kehilangan air. Diasumsikan, koefisien C tidak bervariasi
dengan durasi hujan.
Koefisien C pada Tabel 2.3 dapat diaplikasikan untuk hujan dengan periode
ulang 5 – 10 tahun. Intensitas hujan tinggi menyebabkan koefisien C tinggi, sebab
infiltrasi dan kehilangan air lainnya hanya berpengaruh kecil pada limpasan. Koefisien
C untuk suatu wilayah permukiman (blok, kelompok) dimana jenis permukaannya leih
dari satu macam, diambil harga rata-ratanya dengan rumus seperti dibawah ini :
 CiAi
C rata-rata = A
(2.7)

dimana :

Ci = Koefisien pengaliran untuk bagian daerah


yang ditinjau dengan satu jenis permukaan
Ai = Luas bagian daerah

Tabel 2.1. menyajikan harga-harga koefisien C untuk periode ulang T :


T = 5 s/d 10 tahun
Tabel 2.4. Koefisien pengaliran C.
Komponen lahan Koefisien C ( %)
Jalan : - aspal 70 - 95
- beton 80 - 95
- bata/paving 70 - 85
Atap 75 - 95
Lahan berumput:
- tanah berpasir, - landai (2%) 5 - 10
- curam (7%) 15 - 20
- tanah berat , - landai (2%) 13 - 17
- curam (7%) 25 - 35
Untuk Amerika Utara, harga secara keseluruhan :
Koefisien pengaliran total

Lahan C (%)
Daerah perdagangan - penting, padat 70 - 95
- kurang padat 50 - 70
Area permukiman :
- perumahan tunggal 30 - 50
- perumahan kopel berjauhan 40 - 60
- perumahan kopel berdekatan 60 - 75
Drainase 2 - 15

- perumahan pinggir kota 25 - 40


- apartemen 50 - 70
Area industri :
- ringan 50 - 80
- berat 60 - 90
Taman dan makam 10 - 25
Taman bermain 20 - 35
Lahan kosong/terlantar 10 - 30
(Dikutip dan diterjemahkan dari Design and Contruction of Sanitary and Storm Sewers)

Untuk persawahan atau kolam diambil harga C = 1, karena dianggap tanah dibawahnya
sudah dalam keadaan jenuh air dan tidak dapat menerima resapan lagi.

2.6. Perhitungan debit


Rumus untuk debit, tergantung pada luas daerah pematusannya. Untuk kawasan
di perkotaan dengan luas < 150 ha, dapat menggunakan rumus rasional, sedang untuk
daerah yang lebih luas digunakan rumus lain, diantaranya rumus….
 Rumus Rasional :
Q = 0,278 C i A m³/detik (2.8)
dimana :
Q = debit (m³/detik)
C = koefisien pengaliran
i = intensitas hujan untuk periode ulang tertentu (mm/jam)
A = area yang akan didrain (km²)

 Hidrograf aliran
Hidrograf adalah hubungan antara besarnya debit dengan waktu. Apabila
menggunakan rumus Rasional, maka bentuk umum hidrografnya adalah segitiga atau
trapesium. Setiap titik di sepanjang saluran mempunyai hidrograf masing-masing,
karena waktu konsentrasi untuk mencapai titik tersebut berbeda-beda; makin ke hilir
waktu konsentrasi semakin panjang. Luasan segitiga dan trapezium menggambarkan
volume limpasan.
Hidrograf saluran digunakan untuk merencana kapasitas kolam tampungan.
Drainase 2 - 16

a) : tc = td

Gambar 2.3a. Hidrograf segitiga

Volume limpasan = ½ × tb × Qp = ½ × 2tc × Qp = tc × Qp


b) td > tc

Gambar 2.3b. Hidrograf trapesium


Drainase 2 - 17

2.7. Perhitungan debit sungai


Untuk menghitung debit suatu sungai yang melalui daerah perkotaan /
permukiman, dapat digunakan berbagai metode perhitungan. Diantaranya metode :
 Gabungan Rasional-Weduwen untuk luas daerah aliran ≥ 100 km2
 Weduwen untuk luas daerah aliran < 100 km2
 Rasional untuk luas daerah aliran < 1 km2
Dalam materi kuliah Drainase digunakan rumus Bayern untuk mengestimasi waktu
konsentrasi aliran dari suatu daerah aliran sebagai berikut :
0,6
H 
W  72    km/jam (2.9)
L
di mana : W = kecepatan aliran
H = beda tinggi/elevasi antara titik terjauh di daerah pengaliran
dengan titik yang ditinjau (m)
L = panjang sungai
L
tc  km/jam
W

Contoh :
Suatu sungai melalui kota. Jarak dari titik terjauh sampai dengan titik X di kota : L =
15 km, sedang beda tinggi antara hulu dan hilir H = 10 m Luas daerah aliran sungai
terhadap titik X = 60 km2. Koefisien C rata-rata = 0,55. Hujan rencana R24 = 120 mm.
Hitung debit sungai di titik X.
Penyelesaian :
0, 6 0, 6
H  10 
W  72     72     0,895 km/jam
L  15000 
L 15
tc    16,8 jam
W 0,895
2/3
120  24 
I    6,342 mm/jam
24  16,8 
1
Q  0,55  6,342  60  58,13 m3/dt
3,6
Drainase 2 - 18

2.8. Rangkuman
1. Data untuk perhitungan intensitas hujan ada 2 macam, yaitu a) data hujan harian
(dari pencatatan manual) dan b) data hujan menitan (dari pencatatan otomatis).
2. Intensitas hujan dengan data a) dapat dihitung dengan rumus Mononobe dengan t c
dalam jam, sedang rumus Talbot, Sherman, Ishiguro untuk data b) dengan tc dalam
menit. Ingat !!!
3. Untuk menghitung tc, bayangkan jalannya titik air dari lahan-lahan (bila ada
lebih dari satu lahan) menuju saluran, kemudian bergerak/mengalir di sepanjang
saluran menuju titik kontrol. Dari beberapa kemungkinan harga tc = to + tf , pilih
harga tc terbesar/ maksimum. Ingat!!!
4. Rumu (2.4) Kerby dan rumus 2.6. (Kirpich) sesuai untuk menghitung tc lahan
dengan penutup yang homogen. Dalam rumus tsb. l adalah panjang alur atau
saluran di area itu yang dilalui titik air dari titik terjauh menuju titik kontrol.
Bedakan dengan panjang saluran, L.
5. Saluran terbuka menerima air dari lahan kiri kanannya sepanjang saluran.
Saluran tertutup meneruskan aliran air melalui inlet.
6. Debit dihitung dengan rumus rasional. Ingat satuan : Q (m3/dt), I (mm/jam), A
(km2). 1/3,6 adalah konversi untuk I : mm/jam  m/dt, A : km2  m2.
7. Cgabungan dihitung untuk limpasan dari beberapa lahan yang masuk ke saluran yang
sama.
8. Besarnya debit dihitung berdasarkan waktu konsentrasi tc, sedang debit rencana
untuk menentukan dimensi untuk saluran terbuka a-b pilih di hilir, Qb.
Untuk saluran tertutup antara titik a dan b, pilih debit rencana yang terbesar
untuk desain diameter pipa.
9. Hitung Cgabungan (beberapa lahan) untuk suatu titik kontrol yang ditinjau.
10. Untuk basin drainage bisa dipakai rumus Bayern atau perhitungan hidrograf (ada
macam-macam metode).
Drainase 2 - 19

2.9. Daftar Pustaka


 Geyer, John C., Okun, Daniel A, Water and Wastewater Engineering,
Volume 1, John Wiley and Sons, Inc, New York, 1966.
 Hardjosuprapto, Masduki Moh., Drainase Perkotaan, DPU Kanwil Propinsi
Jawa Barat, Proyek Peningkatan Prasarana Permukiman Jawa Barat, 1999.

2.9.1. Soal latihan


Soal seperti contoh perhitungan tc pada kasus No 3. Data :
Lahan Luas (km2) C Lo (m) nd S (%)
A1 0,040 0,5 100 0,2 0,5
A2 0,030 0,3 120 0,4 0,4
A3 0,.050 0,5 200 0,1 0,6
Ls = 400 m, kecepatan rata-rata = 0,5 m/dt, hujan rencana R24 = 80 mm. Hitung debit
saluran.
Jawaban :
to maksimum = 30,78 menit. = 0,51 jam, I = 43,3 mm/jam, Q = 0,649 m3/dt.

Dari lahan kiri : tokiri = to2 + to3


0, 467
 0,2 
to2  1,44  100   20,1 min
 0,005 
0, 467
 0,4 
t o3  1,44  120   31,9 min
 0,004 

tc = 20,1 + 31,9 = 52 min = 0,87 jam


Dari lahan kanan : tokanan = tc = to1
0, 467
 0,1 
t 01  1,44   200    29,3 min < tc lahan kiri
 1 

400
tf   13,3 min  0,22 jam
0,5  60

tc = 0,87 + 0,22 = 1,09 jam


Drainase 2 - 20

2/3
80  24 
Intensitas hujan : I 2    = 26,1 mm/jam
24  1,09 
0,5  0,04  0,3  0,03  0,5  0,05 0,054
Cgab    0,45
(0,04  0,03  0,05) 0,12
Debit : Q  0,278  0,45  26,1  0,12  0,391 m3/dt

Anda mungkin juga menyukai