HIDRAULIKA
Asisten Pembimbing :
Nandira Virgie A.N
Disusun Oleh
Lamhot Tua Silalahi
22 2014 021
22 2014 022
Sidiq Permana
22 2014 023
Hanif Ramdhani
22 2014 024
22 2014 025
Muhammad Faisal S
22 2014 026
22 2014 027
Muhammad Fadhillah
22 2014 028
Genna Budhiantari
22 2014 029
Rinoval Rio
22 2014 030
2015
PRAKTIKUM HIDRAULIKA
LAPORAN
Disusun oleh
Lamhot Tua Silalahi
22 2014 021
22 2014 022
Sidiq Permana
22 2014 023
Hanif Ramdhani
22 2014 024
22 2014 025
Muhammad Faisal S
22 2014 026
22 2014 027
Muhammad Fadhillah
22 2014 028
Genna Budhiantari
22 2014 029
Rinoval Rio
22 2014 030
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami
melakukan praktikum mengenai Hidraulika. Laporan tersebut kami susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang
sebenarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini, terutama pada Pak
Taryani senantiasa membimbing kami selama berada di laboratorium ,
Ir.F.Yiniarti Eka Kumala Dipl.H.E selaku dosen Hidraulika, dan
Asisten
pembimbing Nandira Virgie A.N yang telah memberi bimbingan dan arahan
kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian
lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu , kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
praktikum yang telah kami susun ini .
Bandung,
November 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... vi
Daftar Grafik ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
10
12
kecepatan tranversal
Gambar 2.2 Sketsa Titik Pengukuran
16
17
17
18
24
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Pehitungan Kecepatan
14
Tabel 2.2
Kecepatan Rata-rata
15
Tabel 3.1
22
Tabel 3.2
22
Tabel 3.3
23
DAFTAR GRAFIK
Nomor
Judul
Halaman
Grafik 1.1
Ambang Thompson
Grafik 1.2
Udik Bendung 1
Grafik 1.3
Udik Bendung 2
Grafik 2.1
15
Grafik 3.1
23
BAB I
ALIRAN MELALUI PELUAP
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari aliran melalui peluap ambang tipis
2. Mengukur debit yang melalui ambang Thompson dan menghitung
koefisien debitnya
3. Mengetahui hubungan antara kedalaman aliran dengan debit
4. Mampu menggambarkan kurva lengkung debit
Q=
5
8
Cd tg ( ) 2g H 2
15
2
Q = C. tg ( ) 2
2
Kedua rumus disederhanakan menjadi :
5
Q = C. H 2
Dengan :
Q = debit aliran;
C = Koefisien debit
= 90
H = Kedalaman air pada ambang peluap (m)
= ( )
5
2
= 1,39
b. Udik Bendung
=
2
2.
A = B . Hu
dengan nilai B = Lebar ( 0,5 m )
=
=
2
2
3
( 2 )
No.
H awal
(cm)
Thompson
H akhir
(cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
18.09
18.55
18.99
19.25
20.58
23.55
25.05
26.55
27.59
28.57
29.68
31.09
32.39
33.87
34.88
35.38
36.38
36.85
37.55
39.33
H
(m)
Q
(m /dt)
0.0376
0.0422
0.0466
0.0492
0.0625
0.0922
0.1072
0.1222
0.1326
0.1424
0.1535
0.1676
0.1806
0.1954
0.2055
0.2105
0.2205
0.2252
0.2322
0.25
0.0004
0.0005
0.0007
0.0007
0.0014
0.0036
0.0052
0.0073
0.0089
0.0106
0.0128
0.016
0.0193
0.0235
0.0266
0.0283
0.0317
0.0335
0.0361
0.0434
(cm)
(cm)
(m)
(m /dt)
2
2
(m)
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
27.77
27.85
28.09
28.15
28.28
29.58
29.86
30.55
30.67
31.67
31.89
32.36
33.64
34.15
34.43
34.93
35.24
35.71
36.49
37.28
0.0093
0.0101
0.0125
0.0131
0.0144
0.0274
0.0302
0.0371
0.0383
0.0483
0.0505
0.0552
0.068
0.0731
0.0759
0.0809
0.084
0.0887
0.0965
0.1044
0.0004
0.0005
0.0007
0.0007
0.0014
0.0036
0.0052
0.0073
0.0089
0.0106
0.0128
0.016
0.0193
0.0235
0.0266
0.0283
0.0317
0.0335
0.0361
0.0434
0.0003
0.0005
0.0006
0.0007
0.0018
0.0035
0.0061
0.0078
0.011
0.0099
0.0132
0.0171
0.0164
0.021
0.0251
0.0249
0.0291
0.029
0.0286
0.0353
H awal
H akhir
Q
3
H
(m)
0.0096
0.0106
0.0131
0.0138
0.0162
0.0309
0.0363
0.0449
0.0493
0.0582
0.0637
0.0723
0.0844
0.0941
0.101
0.1058
0.1131
0.1177
0.1251
0.1397
C
0.8049
0.9297
0.8738
0.9246
1.3152
1.3214
1.5115
1.5254
1.6256
1.5156
1.5977
1.6446
1.5725
1.6255
1.659
1.6429
1.6687
1.6569
1.6333
1.6639
Ambang Thompson
0.3
0.25
0.15
0.1
0.05
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
y = 0.0437ln(x) + 0.359
Udik Bendung
2
1.8
1.6
0.2
1.4
1.2
1
0.8
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
y = 0.313ln(x) + 2.3871
Udik Bendung
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
-0.02
0.01
0.02
0.03
Contoh Perhitungan
0.04
0.05
y = 0.0253ln(x) + 0.1894
1. HT = H akhir - H awal
= 20.58 14.33
= 0.0625 m
5
2. QT
= CT (HT)2
5
= 1.39 (0.0625)2
= 0.0014 m3/dt
3. HU = H akhir - H awal
= 28.28 26.84
= 0.0144 m
4. QU
= QT
= 0.0014 m3/dt
5. A
= B x HU
= 0.5 x 0.0144
= 0.0072 m2
6. V
Qu
A
0.0014
0.0072
= 0.1944 m/dt
7.
v2
2g
0.19442
2 x 9.8
= 0.0018 m
8. H
= HU +
v2
2g
= 0.0144 + 0.0018
= 0.0162 m
9. C
Qu
B (H2 )
0.0014
0.5 (0.01622 )
= 1.3152
1.7 Dokumentasi
BAB II
DISTRIBUSI KECEPATAN
2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
=
V
=
v=1
Vi3 . Ai
V3 . A
Vi2 . Ai
= 2
V .A
v=1
Perhitungan Kecepatan:
H ambang Thompson
= 31,5 cm = 0,315 m
Debit Thompson
= 0,01648 m3/s
= 31,3 cm = 0,313 m
0,2 h ( 6,26 cm )
0,6 H ( 18,78 cm )
0,4
0,2
0,2
0,3
0,2
0,2
0,3
0,3
0,2
Titik
PERHITUNGAN :
HT = Hakhir Hawal
HT = 31,3 14,33 = 16,97 cm = 0,1697 m
H Ambang Thompson
5
2
QT = CT ( HT )
QT = 1,39 (0,1697)
V=
QT
A
0,01648
0,5 .0,313
5
2
= 0,01648 m3 / s
= 0,1053 m/s
KECEPATAN RATA-RATA
Pengukuran Titik 1
Titik
V
1
2
3
0,2
0,2
0,3
V V
| . 100%
V
0,853568
0,853568
1,780352
Pengukuran Titik 2
V
0,3
0,25
0,23
Pengukuran Titik 3
V V
| . 100%
V
1,780352
1,31696
1,131603
V
0,27
0,23
0,27
V V
| . 100%
V
1,502317
1,131603
1,502317
0.7
height (h)
0.6
0.5
titik 1
0.4
titik 2
0.3
titik 3
0.2
0.1
0
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
Velocity (m/s)
h
0,2
0,6
0,8
xh
0,0626
0,1878
0,2504
Titik
1
PERHITUNGAN :
A
0,01252
0,03756
0,05008
0,01878
0,05634
0,07512
0,01252
0,03756
0,05008
v
0,4
0,2
0,2
0,3
0,2
0,2
0,3
0,3
0,2
2
0,16
0,04
0,04
0,09
0,04
0,04
0,09
0,09
0,04
3
0,064
0,008 7,641998 3,023429
0,008
0,027
0,008 7,928573 3,813643
0,008
0,027
0,027 8,915664 3,573143
0,008
=
v=1
= 3,023429
2.6 Dokumentasi
2.7 Kesimpulan
Kecepatan air di tengah saluran dan dipermukaan akan lebih besar (cepat)
karena pada bagian tersebut hambatan akibat gaya gesek dinding dan dasar
saluran akan minimum.
BAB III
ENERGI SPESIFIK
3.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
Mengenal salah satu bentuk aliran berubah cepat (rapidly varied flow)
3.
P
V2
+ ( )
2g
V2
)
2g
Pada debit konstan dapat dibuat suatu kurva hubungan antara kedalaman
aliran (H) dan energy Spesifik (ES) yang disebut dengan kurva enenrgi
spesifik. Sebaliknua padda suatu energy spesifik yang sama dapat dibuat suatu
kurva hubungan antara debit (Q) dan kedalaman aliran (H). Setiap debit
mempunyai dua kedalaman yang berbeda, yautu kedalaman alam (y1) dan (y2).
Kedua kedalaman di hitung dengan persamaan momentum berikut :
2Q2
yA2 + yA . yB (
)=0
g . B2 . yA
Pada kurva enenrgi spesifik, semakin bertambah kedalaman aliuran, yaitu
energy akan semakin berkurang mencapai titik minimum (kritis) lalu akan
bertambah kembali sebanding dengan perubahan kedalaman aliran. Energi
spesifik minimum di capai pada kedalaman kritis dan debit maksimum dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
3
yc =
Q2
gB2
3
2
Qmax . B
Qmax = g . ( . yc ) atau
=1
3
gAC 3
V
gD
Y2
A2
V2
2
2
(cm)
(cm2)
(cm/s)
(cm)
10.05
10.66
11.63
13.56
16.31
9.75
13.32
15.43
16.36
18.25
502.50
533.00
581.50
678.00
815.50
487.50
666.00
771.50
818.00
912.50
2.69
2.53
2.32
1.99
1.66
2.77
2.03
1.75
1.65
1.48
0.37
0.33
0.28
0.20
0.14
0.39
0.21
0.16
0.14
0.11
ES2
FR2
tipe aliran
(cm)
0.27
0.25
0.22
0.17
0.13
0.28
0.18
0.14
0.13
0.11
16.04
16.00
15.95
15.87
15.81
16.06
15.88
15.83
15.81
15.78
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
Y1
A1
V1
2
2
(cm)
8.3
7.11
4.61
3.64
2.9
5.58
4.46
3.16
3.07
2.98
(cm2)
415
355.5
230.5
182
145
279
223
158
153.5
149
(cm/s)
3.26
3.80
5.86
7.42
9.32
4.84
6.06
8.55
8.80
9.07
(cm)
0.54
0.74
1.75
2.81
4.43
1.20
1.87
3.73
3.95
4.19
FR1
0.36
0.46
0.87
1.24
1.75
0.65
0.92
1.54
1.60
1.68
ES1
(cm)
16.21
16.41
17.42
18.48
20.10
16.87
17.54
19.40
19.62
19.86
Tipe Aliran
Subkritis
Subkritis
Subkritis
Super kritis
Super kritis
Subkritis
Subkritis
Super kritis
Super kritis
Super kritis
AC
QMAKS
VC
2
2
(cm)
(cm2)
(cm3/s)
(cm/s)
(cm)
4.21
210.33
14.71
0.07
0.00025
Ec
FR
Tipe
Aliran
(cm)
0.0109
0.16
Subkritis
0.3
Kedalaman (m)
0.25
0.2
SubKritis
0.15
SuperKritis
0.1
0.05
0
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
3.6 Dokumentasi
3.7 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa energi spesifik akibat tipe
aliran super kritis akan memiliki nilai lebih besar dari tipe lainnya. Hal ini
terjadi akibat perhitungan debit pada aliran super kritis akan menghasilkan
nilai yang besar, tetapi memiliki kedalaman yang kecil sehingga nilai luas
akan kecil, sehingga akan memiliki nilai kecepatan yang tinggi.