Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDRAULIKA

Laporan Ini untuk memenuhi persayaratan dalam menyelesaikan


Mata kuliah Hidraulika

Asisten Pembimbing :
Nandira Virgie A.N

Disusun Oleh
Lamhot Tua Silalahi

22 2014 021

Rani Ramanda Tanjung

22 2014 022

Sidiq Permana

22 2014 023

Hanif Ramdhani

22 2014 024

Gheizhara Aghatta Irawadi

22 2014 025

Muhammad Faisal S

22 2014 026

Fakhry Fakhrul Rozy S

22 2014 027

Muhammad Fadhillah

22 2014 028

Genna Budhiantari

22 2014 029

Rinoval Rio

22 2014 030

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG

2015

PRAKTIKUM HIDRAULIKA
LAPORAN

Disusun oleh
Lamhot Tua Silalahi

22 2014 021

Rani Ramanda Tanjung

22 2014 022

Sidiq Permana

22 2014 023

Hanif Ramdhani

22 2014 024

Gheizhara Aghatta Irawadi

22 2014 025

Muhammad Faisal S

22 2014 026

Fakhry Fakhrul Rozy S

22 2014 027

Muhammad Fadhillah

22 2014 028

Genna Budhiantari

22 2014 029

Rinoval Rio

22 2014 030

Bandung, 30 November 2015


Disetujui oleh :
Asisten Pembimbing

Nandira Virgie A.N

Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi.


Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak
berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi
individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?

(Jejak Langkah, h. 32)

Pramoedya Ananta Toer


Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku
seperti samudera yang menampung sampah-sampah. Apa gunanya kepandaian
kalau tidak memperbesar kepribadian seseorang sehingga ia makin sanggup
memahami orang lain?

Emha Ainun Nadjib

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami
melakukan praktikum mengenai Hidraulika. Laporan tersebut kami susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang
sebenarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini, terutama pada Pak
Taryani senantiasa membimbing kami selama berada di laboratorium ,
Ir.F.Yiniarti Eka Kumala Dipl.H.E selaku dosen Hidraulika, dan

Asisten

pembimbing Nandira Virgie A.N yang telah memberi bimbingan dan arahan
kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian
lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu , kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
praktikum yang telah kami susun ini .

Bandung,

November 2015

Tim Penyusun

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... vi
Daftar Grafik ....................................................................................................... vii

BAB I. ALIRAN DALAM PELUAP ................................................................. 1


1.1 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.2 Dasar Teori .................................................................................................... 1
1.3 Alat Percobaan .............................................................................................. 2
1.4 Langkah Percobaan ....................................................................................... 2
1.5 Analisa Perhitungan ...................................................................................... 3
1.6 Data Praktikum.............................................................................................. 5
1.7 Dokumentasi ................................................................................................. 9
1.8 Kesimpulan ................................................................................................... 10

BAB II. DISTRIBUSI KECEPATAN ................................................................ 11


2.1 Tujuan ........................................................................................................... 11
2.2 Dasar Teori .................................................................................................... 11
2.3 Alat Percobaan .............................................................................................. 13
2.4 Langkah Percoban ......................................................................................... 13
2.5 Analisa dan Perhitungan ............................................................................... 14
2.6 Dokumentasi ................................................................................................. 17
2.7 Kesimpulan ................................................................................................... 18

BAB III. ENERGI SPESIFIK ............................................................................. 19


3.1 Tujuan ........................................................................................................... 19
3.2 Dasar Teori .................................................................................................... 19

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | iii

3.3 Alat Percobaan .............................................................................................. 20


3.4 Langkah Percobaan ....................................................................................... 21
3.5 Analisa dan Perhitungan ............................................................................... 22
3.6 Dokumentasi ................................................................................................. 24
3.7 Kesimpulan ................................................................................................... 24

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

Gambar 1.1 Kurva C terhadap H (Hulu Bendung)

Gambar 1.2 Kurva Q terhadap nilai ambang thompson

Gambar 1.3 Kurva Q terhadap Hulu Bendung

Gambar 1.4 Membaca H Thompson

Gambar 1.5 Membaca H udik Bendung

10

Gambar 2.1 Kurva distribusi kecepatan vertical dan distribusi

12

kecepatan tranversal
Gambar 2.2 Sketsa Titik Pengukuran

16

Gambar 2.3 Alat Currentmeter

17

Gambar 2.4 Menghitung kecepatan dengan alat Currentmeter

17

Gambar 2.5 Stopwatch

18

Gambar 3.1 Pengukuran Energi Spesifik

24

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | v

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

Tabel 1.1

Data Perhitungan Thompson

Tabel 1.2

Data Perhitungan Udik Bendung

Tabel 2.1

Pehitungan Kecepatan

14

Tabel 2.2

Kecepatan Rata-rata

15

Tabel 3.1

Data Perhitungan Subkritis

22

Tabel 3.2

Data Perhitungan Super Kritis

22

Tabel 3.3

Data Perhitungan Kritis

23

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | vi

DAFTAR GRAFIK

Nomor

Judul

Halaman

Grafik 1.1

Ambang Thompson

Grafik 1.2

Udik Bendung 1

Grafik 1.3

Udik Bendung 2

Grafik 2.1

Profil Distribusi Kecepatan

15

Grafik 3.1

Kurva Energi Spesifik

23

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | vii

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

BAB I
ALIRAN MELALUI PELUAP
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari aliran melalui peluap ambang tipis
2. Mengukur debit yang melalui ambang Thompson dan menghitung
koefisien debitnya
3. Mengetahui hubungan antara kedalaman aliran dengan debit
4. Mampu menggambarkan kurva lengkung debit

1.2 Dasar Teori


Peluap merupakan suatu bukaan pada salah satu sisi kolam atau tangki
yang berfungsi untuk mengukur debit yang dari hulu. Debit diukur
berdasarkan tinggi energi (head H), yaitu muka air yang diukur dari puncak
peluap (tinggi peluapan). Bentuk peluap dibedakan menjadi peluap segitiga,
segi empat, dan trapesium.
Berdasarkan ketebalannya, peluap ada dua macam, yakni :
1. Peluap ambang tipis ( t < 0,5 H )
2. Peluap ambang tebal ( t > 0,66 H )
Berdasarkan muka air dihilir, peluap ada dua macam, yakni :
1. Peluap terendam, yaitu jika muka air dihilir melebihi puncak peluap
2. Peluap terjunan, yaitu muka air dihilir lebih rendah dari puncak peluap
Ambang Thompson merupakan peluap ambang tipis berbentuk segitiga.
Debit yang mengalir melalui peluap segitiga dihitung dengan rumus :

Q=

5
8

Cd tg ( ) 2g H 2
15
2

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 1

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Thompson memberikan rumus debit sebagai berikut :


5

Q = C. tg ( ) 2
2
Kedua rumus disederhanakan menjadi :
5

Q = C. H 2
Dengan :
Q = debit aliran;
C = Koefisien debit
= 90
H = Kedalaman air pada ambang peluap (m)

Kurva lengkung debit sangat berguna untuk perencanaan bangunan air,


terutama jika harus merencanakan suatu bangunan air pada daerah tertentu
yang belum ada bangunan air disekitarnya. Debit yang diketahui, diperlukan
untuk mendinensi saluran, tampungan dan menentukan muka air maksimal
suatu bangunan air.

1.3 Alat percobaan


Alat percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Bak air (flume)
2. Peluap ambang Thompson
3. Alat ukur kedalaman aliran (point gauge meter)
4. Alat tulis

1.4 Langkah percobaan


Langkah percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Baca tinggi muka air awal pada ambang Thompson dan hulu bending

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 2

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

2. Alirkan air ke dalam flume , atur bukaan pintu dihulu untuk


mendapatkan variasi nilai debitnya
3. Baca tinggi muka air awal pada ambang Thompson dan hulu bending
setiap perubahan nilai debit dihulu
4. Lakukan pengukuran secara berulang dengan debit yang bervariasi
agar diperoleh data lengkung debit.

1.5 Analisa dan perhitungan


Rumus yang digunakan :
a. Thompson

= ( )

5
2

= 1,39
b. Udik Bendung
=

2
2.

untuk mencari nilai V gunakan rumus =

A = B . Hu
dengan nilai B = Lebar ( 0,5 m )
=
=

2
2

3
( 2 )

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 3

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Berikut ilustrasi kurva C terhadap H (Hulu Bendung)

Gambar 1.1 Kurva C terhadap H (Hulu Bendung)

Berikut ilustrasi kurva Q terhadap ambang Thompson (Hulu


Bendung)

Gambar 1.2 Kurva Q terhadap nilai ambang Thompson

Berikut ilustrasi kurva Q terhadap Hulu Bendung

Gambar 1.3 Kurva Q terhadap hulu bendung

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 4

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

1.6 Data Praktikum

Tabel 1.1 Data perhitungan Thompson

No.

H awal
(cm)

Thompson
H akhir
(cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33
14.33

18.09
18.55
18.99
19.25
20.58
23.55
25.05
26.55
27.59
28.57
29.68
31.09
32.39
33.87
34.88
35.38
36.38
36.85
37.55
39.33

H
(m)

Q
(m /dt)

0.0376
0.0422
0.0466
0.0492
0.0625
0.0922
0.1072
0.1222
0.1326
0.1424
0.1535
0.1676
0.1806
0.1954
0.2055
0.2105
0.2205
0.2252
0.2322
0.25

0.0004
0.0005
0.0007
0.0007
0.0014
0.0036
0.0052
0.0073
0.0089
0.0106
0.0128
0.016
0.0193
0.0235
0.0266
0.0283
0.0317
0.0335
0.0361
0.0434

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 5

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Tabel 1.2 Data perhitungan udik bendung


Udik Bendung

(cm)

(cm)

(m)

(m /dt)

2
2
(m)

26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84
26.84

27.77
27.85
28.09
28.15
28.28
29.58
29.86
30.55
30.67
31.67
31.89
32.36
33.64
34.15
34.43
34.93
35.24
35.71
36.49
37.28

0.0093
0.0101
0.0125
0.0131
0.0144
0.0274
0.0302
0.0371
0.0383
0.0483
0.0505
0.0552
0.068
0.0731
0.0759
0.0809
0.084
0.0887
0.0965
0.1044

0.0004
0.0005
0.0007
0.0007
0.0014
0.0036
0.0052
0.0073
0.0089
0.0106
0.0128
0.016
0.0193
0.0235
0.0266
0.0283
0.0317
0.0335
0.0361
0.0434

0.0003
0.0005
0.0006
0.0007
0.0018
0.0035
0.0061
0.0078
0.011
0.0099
0.0132
0.0171
0.0164
0.021
0.0251
0.0249
0.0291
0.029
0.0286
0.0353

H awal

H akhir

Q
3

H
(m)
0.0096
0.0106
0.0131
0.0138
0.0162
0.0309
0.0363
0.0449
0.0493
0.0582
0.0637
0.0723
0.0844
0.0941
0.101
0.1058
0.1131
0.1177
0.1251
0.1397

C
0.8049
0.9297
0.8738
0.9246
1.3152
1.3214
1.5115
1.5254
1.6256
1.5156
1.5977
1.6446
1.5725
1.6255
1.659
1.6429
1.6687
1.6569
1.6333
1.6639

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 6

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Grafik 1.1 Ambang Thompson

Ambang Thompson
0.3

0.25

0.15

0.1
0.05
0
0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

y = 0.0437ln(x) + 0.359

Grafik 1.2 Udik bendung 1

Udik Bendung
2
1.8
1.6

0.2

1.4
1.2
1
0.8
0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

y = 0.313ln(x) + 2.3871

Grafik 1.3 Udik bendung 2

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 7

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Udik Bendung
0.16
0.14
0.12
0.1

0.08
0.06
0.04
0.02
0
-0.02

0.01

0.02

0.03

Contoh Perhitungan

0.04

0.05

y = 0.0253ln(x) + 0.1894

1. HT = H akhir - H awal
= 20.58 14.33
= 0.0625 m
5

2. QT

= CT (HT)2
5

= 1.39 (0.0625)2
= 0.0014 m3/dt
3. HU = H akhir - H awal
= 28.28 26.84
= 0.0144 m
4. QU

= QT
= 0.0014 m3/dt

5. A

= B x HU
= 0.5 x 0.0144
= 0.0072 m2

6. V

Qu
A

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 8

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

0.0014
0.0072

= 0.1944 m/dt

7.

v2
2g

0.19442
2 x 9.8

= 0.0018 m
8. H

= HU +

v2
2g

= 0.0144 + 0.0018
= 0.0162 m
9. C

Qu

B (H2 )
0.0014

0.5 (0.01622 )

= 1.3152

1.7 Dokumentasi

Gambar 1.4 Membaca H Thompson

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 9

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Gambar 1.5 Membaca H udik bendung


1.8 Kesimpulan
Dalam melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat kedalaman air maka semakin besar debit yang diperoleh.

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 10

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

BAB II
DISTRIBUSI KECEPATAN
2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.

Mampu mengukur kecepatan aliran arah vertical dan transversal


menggunakan alat ukur Current meter dan menghitung kecepatan rerata
aliran.

2.

Mampu menggambarkan profil distribusi kecepatan.

3.

Mampu menghitung koefisien koreksi momentum dan koefisien koreksi


kinetis.

2.2 Dasar Teori


Kecepatan aliran pada setiap penampang saluran terbuka memounyai
bentuk atau profil berupa kurva distribusi kecepatan. Profil distribusi
kecepatan pada saluran terbuka ada dua macam, yaitu distribusi kecepatan
arah vertical diperoleh dengan melakukan pengukuran kecepatan pada
beberapa titik disepanjang kedalaman aliran sedangkan distribusi kecepatan
arah transversal diperoleh dengan membagi lebar saluran menjadi beberapa
titik dan melakukan pengukuran kecepatan secara vertical pada titik-titik
tersebut kemudian dibuat kurva dengan menghubungkan titik-titik kecepatan
pada kedalaman yang sama.
Kecepatan rerata suatu aliran dapat diperoleh dengan merata-rata
kecepatan 1,2, dan 3 titik pengukuran saja, sebagaimana pada persamaan
berikut :
= V0,6H
V
= 0,5 ( V0,2H + V0,8H )
V

=
V

0,5 ( V0,2H + V0,8H ) + V0,6H


V
+ V0,6H . V0,8H
= 0,2H
V
2
3

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 11

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Gambar 2.1 Kurva distribusi kecepatan vertical dan distribusi kecepatan


transversal

Distribusi keceoatan vertical pada setiap tampang saluran terbuka


berbeda-beda, tergantung koefisien distribusinya. Oleh karena itu ada
koefisien distribusi kecepatan, yaitu koefisien koreksi energi kinetic ( ) dan
koefisien koreksi ( ), yang ditulis dalam persamaan sebagai berikut :
n

=
v=1

Vi3 . Ai
V3 . A

Vi2 . Ai
= 2
V .A
v=1

Dengan -= koefisien koreksi energy kinematic ; = koefisien koreksi


momentum ; Vi = kecepatan pada kedalamanh ; V = kecepatan aliran; Ai =
luas pias dan A = luas tampang saluran.
LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 12

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

2.3 Alat percobaan


Alat percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Bak air (flume)
2. Ambang Thompson
3. Currentmeter lengkap dengan alat bantu
4. Alat ukur kedalaman aliran (point gauge meter)
5. Stopwatch
6. Meteran

2.4 Langkah percobaan


Langkah percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Baca tinggi muka air awal pada ambang Thompson.
2. Ukur kedalaman aliran (H) pada flume dengan menggunakan meteran.
Pengukuran dilakukan saat aliran sudah stabil.
3. Hitung dan ukur titik pengukuran arah vertical pada 0,2H ; 0,6H ; dan
0,8H.
4. Ukur lebar flume (B) dan bagi dengan sejumlah titik pengukuran arah
transversal dengan jarak yang sama (misal : 0,2B ; 0,25B, dan 0,5B).
5. Lakukan pengukuran kecepatan aliran pada titik 0,2H ; 0,6H ; dan
0,8H. Pengukuran tersebut dilakukan pada titik-titik 0,2B ; 0,25B ; dan
0,5B.
6. Lakukan pengukuran kecepatan dengan menghitung jumlah putaran
currentmeter selama 20 detik pada setiap posisi titik-titik pengukuran.
Pengukuran kecepatan tiap titik dilakukan dua kali.

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 13

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

2.5 Analisa dan Perhitungan


Data Praktikum disajikan dalam bentuk tabel 2.1 dan tabel 2.2

Perhitungan Kecepatan:
H ambang Thompson

= 31,5 cm = 0,315 m

Debit Thompson

= 0,01648 m3/s

Kedalaman aliran saluran (h)

= 31,3 cm = 0,313 m

Tabel 2.1 Perhitungan Kecepatan

0,2 h ( 6,26 cm )

0,6 H ( 18,78 cm )

0,8 h ( 25,04 cm)

0,4

0,2

0,2

0,3

0,2

0,2

0,3

0,3

0,2

Titik

PERHITUNGAN :

HT = Hakhir Hawal
HT = 31,3 14,33 = 16,97 cm = 0,1697 m

H Ambang Thompson
5
2

QT = CT ( HT )

QT = 1,39 (0,1697)

V=

QT
A

0,01648
0,5 .0,313

5
2

= 0,01648 m3 / s

= 0,1053 m/s

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 14

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Hitung kecepatan rata-rata berdasarkan debit dari Ambang


Thompson :
V = 0,1079 m/s
Tabel 2.2 Kecepatan rata-rata

KECEPATAN RATA-RATA
Pengukuran Titik 1

Titik

V
1
2
3

0,2
0,2
0,3

V V
| . 100%
V
0,853568
0,853568
1,780352

Pengukuran Titik 2

V
0,3
0,25
0,23

Pengukuran Titik 3

V V
| . 100%
V
1,780352
1,31696
1,131603

V
0,27
0,23
0,27

V V
| . 100%
V
1,502317
1,131603
1,502317

Grafik 2.1 Profil Distribusi Kecepatan


0.9
0.8

0.7
height (h)

0.6
0.5

titik 1

0.4

titik 2

0.3

titik 3

0.2
0.1
0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Velocity (m/s)

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 15

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

h
0,2
0,6
0,8

xh
0,0626
0,1878
0,2504

Titik
1

PERHITUNGAN :

A
0,01252
0,03756
0,05008
0,01878
0,05634
0,07512
0,01252
0,03756
0,05008

v
0,4
0,2
0,2
0,3
0,2
0,2
0,3
0,3
0,2

2
0,16
0,04
0,04
0,09
0,04
0,04
0,09
0,09
0,04

3
0,064
0,008 7,641998 3,023429
0,008
0,027
0,008 7,928573 3,813643
0,008
0,027
0,027 8,915664 3,573143
0,008

Gambar 2.2 Sketsa Titik Pengukuran


A = bi . h
= 0,2 . 0,0626
= 0,01252 m2
n

=
v=1

(0,43 . 0,01252) + (0,23 . 0,03756) + (0,23 . 0.05008)


Vi3 . Ai
=
V3. A
0,10793 . 0,1565
= 7,641998

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 16

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

(0,42 . 0,01252) + (0,22 . 0,03756) + (0,22 . 0.05008)


Vi2 . Ai
= 2
=
V .A
0,10792 . 0,1565
v=1

= 3,023429
2.6 Dokumentasi

Gambar 2.3 alat Currentmeter

Gambar 2.4 Menghitung kecepatan dengan alat Currentmeter

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 17

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Gambar 2.5 Stopwatch

2.7 Kesimpulan
Kecepatan air di tengah saluran dan dipermukaan akan lebih besar (cepat)
karena pada bagian tersebut hambatan akibat gaya gesek dinding dan dasar
saluran akan minimum.

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 18

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

BAB III
ENERGI SPESIFIK
3.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.

Mengetahui prinsip-prinsip dasar aliran terbuka, meliputi jenis aliran dan


tinggi energy, meliputi energy potensial, energy kinetic, dan energy
spesifik

2.

Mengenal salah satu bentuk aliran berubah cepat (rapidly varied flow)

3.

Mengetahui hubungan antara kedalaman dan energy spesifik dan


menggmabar kurva energy spesifik

3.2 Dasar Teori


Tinggi energy saluran terbuka terhadap suatu garis refrensi terdiri dari
tiga komponen, yaitu : energy elevasi, enenergi tekanan dan enenergi kinetic,
yang ditulis dalam persamaan :
H= z+

P
V2
+ ( )

2g

Apabila refrensi yang digunakan adalah dasar saluran maka tinggi


enenrgi tersebut disebut enenrgi spesifik. Enenergi spesifik terdiri dari tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan.
ES = y + (

V2
)
2g

Pada debit konstan dapat dibuat suatu kurva hubungan antara kedalaman
aliran (H) dan energy Spesifik (ES) yang disebut dengan kurva enenrgi
spesifik. Sebaliknua padda suatu energy spesifik yang sama dapat dibuat suatu
kurva hubungan antara debit (Q) dan kedalaman aliran (H). Setiap debit
mempunyai dua kedalaman yang berbeda, yautu kedalaman alam (y1) dan (y2).
Kedua kedalaman di hitung dengan persamaan momentum berikut :

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 19

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

2Q2
yA2 + yA . yB (
)=0
g . B2 . yA
Pada kurva enenrgi spesifik, semakin bertambah kedalaman aliuran, yaitu
energy akan semakin berkurang mencapai titik minimum (kritis) lalu akan
bertambah kembali sebanding dengan perubahan kedalaman aliran. Energi
spesifik minimum di capai pada kedalaman kritis dan debit maksimum dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
3

yc =

Q2
gB2

3
2
Qmax . B
Qmax = g . ( . yc ) atau
=1
3
gAC 3

Kurva enenergi spesifik terdiri dari 3 komponen enenrgi, yaitu : energy


spesifik, energi potensial, dan energy kinetic. Energi potensial berupa garis
lurus yang membentuk sudut 45o terhdapa kedua sumbusedang enegrgi
asimtotis terhadap kedua sumbu. Berdasarkan kedalaman aliran, kurva enenrgi
spesifik dan kurva hubungan antara kedalaman dan debit dibagi menjadi dua
bagian kedalam aliran lebih dari kedalaman kritis disebut dengan aliran
subkritis dan aliran super kritis terjadi jika kedalaman aliran kurang dari
kedalaman kritisnya. Jenis aliran dapat dibedakan berdasarkan nilai angka
Froude (Fr0 yang ditulis dengan persamaan berikut :
Fr =

V
gD

Jika Fr < 1 disebut aliran sub kritis (Aliran mengalir)


Jika Fr > 1 disebut aliran super kritis
Jika Fr = 1 disebut aliran kritis (Aliran meluncur)

3.3 Alat Percobaan


Alat percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 20

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

1. Baik air (flume )


2. Phadap eluap ambang Thompson
3. Alat ukur kedalaman air ( point gauge meter )
4. Alat tulis

3.4 Langkah Percobaan


Langkah percobaan dalam praktikum ini sebagai berikut :
1. Alirkan air kedalam flume pada debit tertentu sesuai yang ditetapkan
asisten
2. Baca muka air awal pada ambang Thompson
3. Buka pintu air ke hilir bending diatur untuk mendapatkan variasi
kedalaman air, baca tinggi muka air di hilir bending setiap perubahan
bukaan pintu air
4. Lakukan percobaan 3 berulang- ulang dengan bukaan pintu di hilir
yang bervariasi

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 21

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

3.5 Analisa Perhitungan


Tabel 3.1 Data perhitungan subkritis
Subkritis
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Y2

A2

V2

2
2

(cm)

(cm2)

(cm/s)

(cm)

10.05
10.66
11.63
13.56
16.31
9.75
13.32
15.43
16.36
18.25

502.50
533.00
581.50
678.00
815.50
487.50
666.00
771.50
818.00
912.50

2.69
2.53
2.32
1.99
1.66
2.77
2.03
1.75
1.65
1.48

0.37
0.33
0.28
0.20
0.14
0.39
0.21
0.16
0.14
0.11

ES2

FR2

tipe aliran

(cm)
0.27
0.25
0.22
0.17
0.13
0.28
0.18
0.14
0.13
0.11

16.04
16.00
15.95
15.87
15.81
16.06
15.88
15.83
15.81
15.78

subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis
subkritis

Tabel 3.2 Data perhitungan Super kritis


Super Kritis
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Y1

A1

V1

2
2

(cm)
8.3
7.11
4.61
3.64
2.9
5.58
4.46
3.16
3.07
2.98

(cm2)
415
355.5
230.5
182
145
279
223
158
153.5
149

(cm/s)
3.26
3.80
5.86
7.42
9.32
4.84
6.06
8.55
8.80
9.07

(cm)
0.54
0.74
1.75
2.81
4.43
1.20
1.87
3.73
3.95
4.19

FR1
0.36
0.46
0.87
1.24
1.75
0.65
0.92
1.54
1.60
1.68

ES1
(cm)
16.21
16.41
17.42
18.48
20.10
16.87
17.54
19.40
19.62
19.86

Tipe Aliran
Subkritis
Subkritis
Subkritis
Super kritis
Super kritis
Subkritis
Subkritis
Super kritis
Super kritis
Super kritis

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 22

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

Tabel 3.3 Data perhitungan kritis


Kritis
YC

AC

QMAKS

VC

2
2

(cm)

(cm2)

(cm3/s)

(cm/s)

(cm)

4.21

210.33

14.71

0.07

0.00025

Ec

FR

Tipe
Aliran

(cm)
0.0109

0.16

Subkritis

Grafik 3.1 Kurva Energi Spesifik

Kurva Energi Spesifik


0.35

0.3

Kedalaman (m)

0.25

0.2

SubKritis

0.15

SuperKritis

0.1

0.05

0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Energi Spesifik (m)

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 23

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA AIR


FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp. 022 7272215 ext. 134

3.6 Dokumentasi

Gambar 3.1 Pengukuran Energi Spesifik

3.7 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa energi spesifik akibat tipe
aliran super kritis akan memiliki nilai lebih besar dari tipe lainnya. Hal ini
terjadi akibat perhitungan debit pada aliran super kritis akan menghasilkan
nilai yang besar, tetapi memiliki kedalaman yang kecil sehingga nilai luas
akan kecil, sehingga akan memiliki nilai kecepatan yang tinggi.

LAPORAN HIDRAULIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN | 24

Anda mungkin juga menyukai