Anda di halaman 1dari 45

IRIGASI

Di dalam Dalam tahap analisa dan perhitungan akan digunakan berbagai


perangkat lunak yang dimiliki oleh Konsultan dalam pekerjaan Irigasi. Adapun
beberapa software yang akan digunakan dalam tahap analisa dan perhitungan
yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Perangkat Lunak Dalam Proses Analisia dan Perhitungan

Perangkat
No. Jenis Analisa Lunak/Softwar Fungsi
e
Microsoft Excel Melakukan input data hasil
Inventarisasi dan
inventarisasi dan identifikasi
1. Identifikasi
Kondisi Eksisting
GIS Application Photo tagging hasil inventarisasi

2. Analisis Hidrologi Microsoft Excel  Membantu perhitungan-


perhitungan hidrologi yang
berhubungan dengan
pengolahan angka-angka.
 Membantu penyajian data-
data hidrologi dalam bentuk
tabel dan grafik.
GIS Application  Membantu perhitungan secara
spasial seperti hujan rencana,
Thiessen, dan Isohyet.
 Menyajikan hasil hitungan
hidrologi secara spasial.
HEC HMS  Membantu melakukan simulasi
hidrologi.
 Membantu perhitungan
hidrologi.
3. Analisis HEC RAS  Membantu perhitungan
Hidraulika hidraulika penampang dan
sedimen, untuk menentukan
jenis penanganan yang akan
dilakukan.
Perangkat
No. Jenis Analisa Lunak/Softwar Fungsi
e
 Membantu proses simulasi
hidraulika.
GIS Application  Membantu penyajian hasil
analisis hidraulika secara
spasial.
3. Analisis Stabilitas Geo-Slope  Membantu analisis stabilitas
Lereng lereng dengan berbagai macam
skenario/keadaan.
4. Penggambaran AutoCAD  Penggambaran peta situasi
 Penggambaran desain
 Perhitungan volume pekerjaan
5. Analisis Ekonomi Microsoft Excel  Membantu pembuatan jadwal
pelaksanaan kerja (Time
Schedule).
 Membantu pembuatan jadwal
kebutuhan bahan dan material
(Material Schedule).
 Membantu pembuatan jadwal
kebutuhan tenaga kerja (Man
Power Schedule).
 Membantu proses perhitungan
RAB (Rencana Anggaran
Biaya) pada pelaksanaan
proyek.

Penjelasan dari beberapa Perangkat Lunak/Software yang digunakan dalam


proses analisa dan perhitungan Irigasi adalah sebagai berikut ini:

1. Microsoft Excel
1. Deskripsi Software
Microsoft Excel adalah sebuah program atau aplikasi yang merupakan
bagian dari paket instalasi Microsoft Office, berfungsi untuk mengolah
angka menggunakan spreadsheet yang terdiri dari baris dan kolom untuk
mengeksekusi perintah. Microsoft Excel telah menjadi software pengolah
data / angka terbaik di dunia, selain itu Microsoft Excel telah
didistribusikan secara multi-platform. Microsoft Excel secara fundamental
menggunakan spreadsheet untuk manajemen data serta melakukan
fungsi-fungsi Excel yang lebih dikenal dengan formula Excel. Excel
merupakan program spreadsheet elektronik. Spreadsheet adalah
kumpulan dari Sel yang terdiri atas baris dan kolom tempat memasukkan
angka pada Microsoft Excel.
Aplikasi Microsoft Excel ini merupakan pengolah data secara otomatis
yang dapat berupa penghitungan dasar, penggunaan rumus-rumus,
pemakaian fungsi, pembuatan grafik, pengolahan data dan table, serta
manajemen data. Namun, dalam pemakaian fungsi anda harus paham
betul arti dari fungsi tersebut serta logika excelnya. Karena jika salah
dalam pemakaian fungsi, dapat menyebabkan kesalahan sewaktu
membaca data.
Dalam pekerjaan ini, Microsoft Excel digunakan untuk membantu
menganalisis dan menampilkan hasilnya dalam bentuk grafik yang lebih
mudah dipahami. Analisis-analisis yang dapat disajikan dengan software
ini antara lain sebagai berikut:
 Analisis hidrologi yang terdiri dari perhitungan evapotranspirasi,
infiltrasi, curah hujan, ketersediaan air, kebutuhan air, debit banjir,
patokan rancangan, volume genangan, dan sedimentasi.
 Analisis hidraulika
 Analisis stabilitas lereng.
 Analisis ekonomi yang terdiri dari pembuatan jadwal pelaksanaan
kerja (Time Schedule), jadwal kebutuhan bahan dan material
(Material Schedule), jadwal kebutuhan tenaga kerja, dan perhitungan
RAB (Rencana Anggaran Belanja) pada pelaksanaan proyek.

2. Langkah-langkah Pemodelan
Microsoft Excel dapat digunakan pada beberapa analisa di Perhitungan
Irigasi yaitu sebagai berikut:
1) Analisis Hidrologi
Perencanaan irigasi memerlukan data hidrologi yang meliputi data
curah hujan. Penggunaan metode dan parameter yang digunakan
dalam analisis hidrologi disesuaikan dengan kondisi areal proyek
dan ketersediaan data. Analisis hidrologi yang dilakukan
sehubungan dengan perencanaan jaringan irigasi adalah meliputi:
a) Analisis kebutuhan air irigasi

Kebutuhan air irigasi adalah banyaknya air yang tersedia dan


dibutuhkan untuk mengelola suatu daerah irigasi, untuk mengairi
areal persawahan. Banyaknya air yang diperlukan untuk sistim
jaringan irigasi juga ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya
pola tanam dan jenis tanaman. Untuk menentukan besarnya air
yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi atau keperluan air di
sawah (NFR), terlebih dahulu dihitung besarnya kebutuhan air
untuk penyiapan lahan (PWR), penggunaan konsumtif (ETc),
perkolasi dan rembesan (P) dan penggantian lapisan air (WLR).
Kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti curah hujan efektif (Re), kebutuhan
pengambilan air irigasi (DR), dan juga faktor efisiensi irigasi
secara keseluruhan (η). Perkiraan kebutuhan air irigasi sebagai
berikut:

NFR = Etc+P+WLR-Re

dimana:

NFR = kebutuhan air irigasi di sawah (lt/det/ha)

DR = kebutuhan air di pintu pengambilan (lt/det/ha)

ETc = penggunaan konsumtif (mm/hari)

P = perkolasi (mm/hari)

WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)

η = efisienasi irigasi secara keseluruhan

Ref = curah hujan efektif (mm/hari)

 Curah hujan efektif


Curah hujan efektif didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan
curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air bagi
tanaman. Untuk tanaman padi biasanya curah hujan efektif
diprediksikan sebesar 70% dari curah hujan tengah bulanan
dengan probabilitas 80%, dengan bentuk persamaan:

 Evapotranspirasi
Untuk perhitungan evapotranspirasi digunakan rumus Penman
Modifikasi Metode Nedeco/Prosida adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan


Untuk daerah yang baru, jangka waktu penyiapan lahan dapat
ditentukan berdasarkan kebiasaan yang ada di daerah
terdekat yang sudah mempunyai jaringan irigasi teknis.
Jumlah air yang dibutuhkan selama penyiapan lahan,
tergantung dari kondisi tanah dan pola tanam yang
ditetapkan. Van de Goor dan Zilstra (1968), membuat suatu
metode untuk penyiapan lahan yang dapat digunakan pada
kondisi dan keadaan tanah yang berbeda-beda.
Persamaannya adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan air irigasi di sawah


b) Analisis debit andalan
Pada Daerah Aliran Sungai (DSA), debit andalan dihitung
dengan
berdasarkan metode Dr.F.J Mock. Metode ini didasarkan pada
data curah hujan, data klimatologi dan kondisi dari daerah aliran
sungai yang bersangkutan. Adapun data yang diperlukan dalam
perhitungan metode Dr.F.J Mock, antara lain:
 Hujan bulanan rata-rata (mm)
 Hujan harian rata-rata (hari)
 evapotranspirasi (mm/bulan)

Debit andalan metode neraca air Dr.F.J Mock, dirumuskan


sebagai berikut:

c) Perkolasi
Perkolasi adalah proses meresapnya air permukaan ke dalam
tanah melalui pori-pori tanah. Laju perkolasi sangat bergantung
kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat dengan
karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat
mencapai 1 s/d 3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan,
laju perkolasi bisa lebih tinggi.
d) Neraca air
Neraca air adalah keseimbangan antara jumlah kebutuhan air
irigasi dengan jumlah ketersediaan sumber air dari suatu areal
proyek. Usaha untuk menghasilkan yang baik adalah dengan
meminimalkan kebutuhan air irigasi.
2) Analisis Ekonomi
 Jadwal pelaksanaan kerja (Time Schedule)
Dilakukan pembuatan jadwal-jadwal pekerjaan yang dilakukan pada
pekerjaan irigasi. Jadwal-jadwal ini dibuat di Microsoft Excel dengan
memperhatikan waktu pekerjaan.
 Jadwal kebutuhan tenaga kerja
Dilakukan pembuatan jadwal-jadwal kebutuhan tenaga kerja pada
pekerjaan irigasi. Jadwal-jadwal ini dibuat di Microsoft Excel dengan
memperhatikan daftar tenaga kerja dan lama waktu pekerjaan.
 Jadwal kebutuhan bahan dan material (Material Schedule)
Dilakukan pembuatan jadwal-jadwal kebutuhan bahan dan material
pada pekerjaan irigasi. Jadwal-jadwal ini dibuat di Microsoft Excel
dengan memperhatikan daftar material.
 Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Belanja)
Dilakukan perhitungan RAB di Microsoft Excel dengan
memperhatikan biaya personil dan biaya non personil.

3. Contoh Hasil Analisis


1) Analisis Hidrologi

Gambar 1 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Alternatif


Pola Tanam Daerah Irigasi
Gambar 2 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Kebutuhan
Air Irigasi

Gambar 3 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Analisis Debit Andalan

2) Analisis Ekonomi
 Jadwal pelaksanaan kerja (Time Schedule)

Gambar 4 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Jadwal


Pelaksanaan Kerja (Time Schedule)

 Jadwal kebutuhan tenaga kerja


Gambar 5 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Jadwal
Kebutuhan Tenaga Kerja

 Jadwal kebutuhan bahan dan material (Material Schedule)

Gambar 6 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian Jadwal


Kebutuhan Bahan dan Material

 Pembuatan RAB
No. URAIAN KEGIATAN JUMLAH BIAYA Rp
1 2 3

A. BIAYA LANGSUNG PERSONIL


A.1 TENAGA AHLI 1,474,425,000
A.2 TENAGA SUB PROFESIONAL 927,900,000
A.3 TENAGA PENDUKUNG 282,375,000

B. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL


B.1 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI 13,600,000
B.2 SEWA KANTOR 72,000,000
B.3 PERJALANAN DINAS 1,800,000
B.4 BELANJA BAHAN 72,000,000
B.5 PERLENGKAPAN KANTOR DAN LAPANGAN 294,300,000
B.6 BIAYA PELAPORAN 52,300,000
B.7 BIAYA DISKUSI 18,000,000
B.8 BIAYA SEWA ALAT UKUR 67,500,000

Jumlah 3,276,200,000
PPN 10% 327,620,000
TOTAL 3,603,820,000
DIBULATKAN 3,603,820,000
TERBILANG : Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Juta Delapan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah

Gambar 7 Aplikasi Microsoft Excel dalam Penyajian RAB

2. GIS Application
a. Deskripsi Software
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information
System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam
arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi
juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan
data sebagai bagian dari sistem ini.

b. Langkah-langkah Pemodelan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diuraikan menjadi beberapa
subsistem berikut:
1) Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau
mentransformasikan format data-data aslinya ke dalam format yang
dapat digunakan oleh SIG.
2) Data Output : subsitem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran
seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy
maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
3) Manajemen Data : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
4) Manipulasi dan Analisis Data : subsistem ini menentukan informasi-
informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini
juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan
informasi

c. Contoh Hasil Analisis


Gambar 8 Contoh Tampilan Aplikasi GIS

Gambar 9 Contoh Tampilan Aplikasi GIS pada Irigasi

3. HEC- HMS
a. Deskripsi Software
HEC-HMS (Hydrologic Modeling System) merupakan software pemodelan
hidrologi yang dikembangkan oleh Hydraulic Engineering Center USA
Army Corps of Engineer. Kompleksitas hidrologi terkadang memerlukan
suatu abstraksi untuk memahami fenomena hidrologi. Abstraksi tersebut
ditempatkan dalam pemodelan hidrologi, salah satunya HEC-HMS
(Indarto, 2010). Hydrologic Engineering Centre-Hydrologic Modeling
System (HEC-HMS) adalah pemodelan hidrologi untuk
mentransformasi curah hujan menjadi aliran pada suatu DAS (Affanfy
dkk, 2007).
HEC-HMS pada dasarnya tergolong model semi terdistribusi. HEC-HMS
berisi dari gabungan beberapa model yang diringkas dalam tools.
Beberapa model yang terdapat dalm HEC-HMS terbagi atas empat yaitu:
1) Model untuk volume runoff
2) Model untuk direct runoff
3) Model untuk memperkirakan baseflow
4) Model untuk saluran terbuka.

b. Langkah-langkah Pemodelan
Proses hidrologi oleh model HEC HMS secara singkat dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini. Proses diawali dengan presipitasi yang jatuh pada
vegetasi, permukaan tanah, dan tubuh air.

Gambar 10 Skema Proses Hidrologi HEC-HMS


Tabel 2 Model yang Terdapat dalam HEC-HMS (Scharffenberg, 2013)

Untuk pemodelan HEC-HMS adalah sebagai berikut:


1) Membuat project baru, dengan langkah klik File, pilih New, kemudian akan
muncul kotak dialog Create New Project seperti gambar berikut. Isikan
pada name, kemudian tentukan tempat penyimpanan project pada
location, dan gunakan metric pada Default Unit System, kemudian klik
Create.

Gambar 11 Tampilan New Project pada Aplikasi HEC-HMS


2) Memasukkan peta dasar dilakukan dengan memilih menu bar View, pilih
Background Maps seperti gambar di bawah ini. Kemudian isikan dengan
data shapefile yang akan digunakan seperti batas DAS dan sungai.
Gambar 12 Tampilan Aplikasi HEC-HMS
3) Membuat reach, junction, sink, dan subbasin.
 Pembuatan junction dengan junction creation tool.

Gambar 13 Tampilan Aplikasi HEC-HMS

 Pembuatan reach dengan reach creation tool.

Gambar 14 Tampilan Aplikasi HEC-HMS

 Pembuatan sink dengan sink creation tool.


Gambar 15 Tampilan Aplikasi HEC-HMS

 Pembuatan subbasin dengan subbasin creation tool.

Gambar 16 Tampilan Aplikasi HEC-HMS


4) Membuat downstream pada masing-masing titik.
5) Pengisian menu Subbasin, Loss, dan Transform.
6) Input Data
 Membuat stasiun hujan untuk data Fire Department. Pilih menu bar
Components, lalu pilih Meteorological Model Manager, untuk mengisi
data iklim seperti curah hujan yang akan digunakan dalam pemodelan
ini.

Gambar 17 Tampilan Aplikasi HEC-HMS

 Buat control specification dengan memilih menu bar Components, lalu


pilih Control Specification Manager. Pada tools ini digunakan untuk
menentukan periode data hujan yang digunakan untuk pemodelan ini.
7) Membuat dan Menghitung Simulation Run
Membuat suatu simulation run dengan memilih menu Compute, lalu pilih
Create Simulation Run, untuk mengetahui hasil akhir dari pemodelan.

c. Contoh Hasil Analisis


Gambar 18 Contoh Hasil Simulasi HEC-HMS

4. HEC-RAS
a. Deskripsi Software
HEC-RAS merupakan aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai (River
Analysis System/RAS). Software ini dibuat oleh Hydrologic Engineering
Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water
Resources (IWR) (Istiarto, 2014). HEC-RAS merupakan software satu
dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one
dimensional flow model). HEC-RAS memiliki empat komponen analisa
hidraulika satu dimensi untuk:
1) Hitungan profil muka air aliran permanen
2) Simulai aliran tak permanen
3) Hitungan transport sedimen
4) Hitungan kualitas air

Selain itu, HEC-RAS merupakan aplikasi yang mengintegrasikan fitur


graphical user interface, analisis hidraulik, manajemen, dan penyimpanan
data, grafik, serta pelaporan. Khusus untuk aliran tak permanen, pada
software ini terdapat fitur spesial yang mencakup analisis keruntuhan
bendungan (dam break analysis), limpasan melalui tanggul, keruntuhan
tanggul, pompa, operasi dam navigasi, serta aliran dalam pipa (Istiarto,
2011).

Dalam perkembangannya HEC-RAS berkolaborasi dengan Arc-GIS untuk


dapat menampilkan hasil pemodelan hidraulika secara spasial melalui
aplikasi GIS. HEC-RAS merupakan program aplikasi yang
mengintegrasikan fitur graphical user interface, analisis hidraulik,
manajemen dan penyimpanan data, grafik, serta pelaporan.

Gambar 19 Tampilan Menu Utama HEC-RAS 4.1.0

Berikut kegunaan tentang beberapa tools yang ada dalam software


HECRAS.

1) Edit/Enter Geometric Data ( ) untuk membuat dan mengisi data


geometri sungai yang akan dimodelkan.

2) Edit/Enter Unsteady Flow Data ( ) untuk memasukkan data aliran


unsteady serta kondisi batas hulu dan hilir.
3) Perform An Unsteady Flow Simulation ( ) untuk running simulasi
aliran.

4) View Cross Sections ( ) untuk melihat potongan melintang sungai.

5) View Profiles ( ) untuk melihat potongan memanjang sungai.


6) View 3D Multiple Cross Section Plot ( ) untuk melihat penampakan
3D dari pemodelan yang telah dibuat.
7) View Summary Output Tables by Profile ( ) untuk melihat hasil
running berupa tabel.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Graphical User Interface


Interface ini berfungsi sebagai penghubung antara pemakai dan HEC-
RAS. Graphical interface dibuat untuk memudahkan pemakaian HEC-
RAS dengan tetap mempertahankan efisiensi. Melalui graphical
interface ini, dimungkinkan untuk melakukan hal-hal berikut ini:

 Manajemen file
 Menginputkan data serta mengeditnya
 Melakukan analisis hidraulik
 Menampilkan data masukan maupun hasil analisis dalam bentuk
tabel dan grafik
 Penyusunan laporan, dan
 Mengakses on-lipe help
2) Pemodelan Analisis Hidraulika
 Steady Flow Water Surface Component
Steady Flow Water Surface Component berfungsi untuk menghitung
profil muka air aliran permanen berubah beraturan (steady gradually
varied flow). Program mampu memodelkan jaringan sungai, sungai
dendritik, maupun sungai tunggal. Regime aliran yang dapat
dimodelkan adalah aliran sub-kritik, maupun campuran antara
keduanya.

Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan oleh modul aliran
permanen HEC-RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan
energi (satu dimensi). Kehilangan energi dianggap diakibatkan oleh
gesekan (Persamaan Manning) dan kontraksi/ekspansi (koefisien
dilakukan beda tinggi kecepatan). Persamaan momentum dipakai
manakala dijumpai aliran berubah cepat (rapididly varied flow),
misalnya campuran regime aliran sub-kritik dan super-kritik
(hydraulic jump), aliran melalui jembatan, aliran di percabangan
sungai (stream junctions).

Model aliran permanen HEC-RAS mampu memperhitungkan


pengaruh berbagai hambatan aliran, seperti jembatan (bridges),
gorong-gorong (culverts), bendung (weirs), ataupun hambatan di
bantaran sungai. Model aliran permanen dirancang untuk dipakai
pada permasalahan pengelolaan bantaran sungai dan penetapan
asuransi risiko berkenaan dengan penetapan bantaran sungai dan
dataran banjir. Model aliran permanen dapat pula dipakai untuk
perkiraan perubahan muka air akibat perbaikan alur atau
pembangunan tanggul.

Fitur spesial model aliran permanen HEC-RAS mencakup analisis


ganda, hitungan profil ganda, analisis bukaan gorong-gorong atau
pintu ganda, optimasi pemisahan aliran, serta desain dan analisis
saluran stabil.

 Unsteady Flow Simulation


Model ini mampu mensimulasikan aliran tak-permanen satu dimensi
pada sungai yang memiliki alur kompleks. Semula, model aliran tak-
permanen HEC-RAS hanya dapat diaplikasikan pada aliran sub-
kritik, namum sejak diluncurkanya versi 3.1, model aliran tak-
permanen HEC-RAS dapat pula mensimulasikan regime aliran
campuran (sub-kriotik, super-kritik, loncat air, dan draw-downs).

Bagian program yang menghitung aliran di tampang lintang,


jembatan, gorong-gorong, dan berbagai jenis struktur hidraulik lainya
merupakan program yang sama dengan program hitungan yang ada
pada model aliran permanen HEC-RAS.

Fitur spesial model aliran tak-permanen mencakup analisis dam-


break, limpasan melalui tanggul dan tanggul jebol, pompa, operasi
dam navigasi, serta tekan dalam pipa.

 Sediment Transport/Movable Boundary Computations


Model ini mampu mensimulasikan transpor sedimen satu dimensi
(simulasi perubahan dasar sungai) akibat gerusan atau deposisi
dalam waktu yang cukup panjang (umumnya tahunan, namun dapat
pula dilakukan simulasi perubahan dasar sungai akibat sejumlah
banjir tunggal).

Potensi transpor sedimen dihitung berdasarkan fraksi ukuran butir


sedimen sehingga memungkinkan simulasi amoring dan sorting. Fitur
utama modul transport sedimen mencakup kemampuan untuk
memodelkan suatu jaring (network) sungai, dredging, berbagai
alternatif tanggul, dan pemakaian berbagai persamaan (empiris)
transpor sedimen.

Modul transpor sedimen dirancang untuk mensimulasikan trend


jangka panjang gerusan dan deposisi yang diakibatkan oleh
perubahan frekuensi dan durasi debit atau muka air, ataupun
perubahan geometri sungai. Model ini dapat pula dipakai untuk
memprediksi deposisi didalam reservoir, desain kontraksi untuk
keperluan navigasi, mengkaji pengaruh dredging terhadap laju
deposisi, memperkirakan kedalaman gerusan akibat banjir, serta
mengkaji sedimensasi di suatu saluran.

3) Pembuatan Geometri Sungai


Parameter geometri sungai/saluran yang di perlukan dalam program
HEC-RAS adalah alur, tampang memanjang dan melintang sungai,
kekasaran dasar sungai (koefisien manning), dan kehilangan energi di
perubahan tampang (koefisien ekspansi dan kontraksi). Dalam
pemodelan dengan menggunakan HEC-RAS, juga dapat dimasukkan
geometri bangunan-bangunan hidrolik yang ada di sepanjang saluran
seperti jembatan, pintu air, bendung, pelimpah dan bangunan sungai
lainnya.
Gambar 20 Tampilan Pembuatan Geometri Sungai

Gambar 21 Tampilan Pemasukan Data Tampang Melintang


Sungai

4) Hasil Pemodelan Analisis Hidraulika


Hasil pemodelan analisis menggunakan HEC-RAS berupa tinggi elevasi
muka air banjir sesuai dengan debit banjir rencana yang dapat dilihat
atau ditampilkan dalam beberapa pilihan yaitu bentuk grafik dan tabel.
Presentasi dalam bentuk grafis di pakai untuk menampilkan tampang
melintang di suatu ruas sungai, tampang memanjang (profil tinggi
elevasi muka air sepanjang alur), kurva ukur debit, gambar prespektif
alur, dan hidrograf (untuk hitungan aliran tidak permanen). Selain itu
hasil analisis pemodelan dengan menggunakan HEC-RAS juga dapat
dipresentasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk menampilkan
hasil rinci berupa angka (nilai) variabel di lokasi/titik tertentu.

Presentasi hasil pemodelan tampang melintang salah satu ruas sungai


menggambarkan tinggi elevasi muka air banjir dari debit banjir rencana
tertentu pada cross section yang di tinjau.

b. Langkah-langkah Pemodelan
Terdapat lima langkah penting dalam membuat model hidraulika dengan
HEC-RAS berikut ini.
1) Pembuatan project
Agar memudahkan pengguna dalam melakukan pemodelan ada
beberapa hal yang harus diatur, pengaturan yang sebaiknya dilakukan
antara lain Program Setup | Default Project Folder, Default Project
Parameters | Expansion and Contraction Coef, serta Unit System (US
Customary/SI).
2) Memasukkan data geometri sungai
Parameter geometri sungai yang dibutuhkan dalam pemodelan adalah
penggambaran sistem sungai berdasarkan keadaan di lapangan,
penampang sungai, meliputi data stasioning suatu penampang, elevasi,
daerah bantaran sungai, halangan (obstacle), tanggul, dan bendungan
serta koefisien kekasaran Manning yang ditentukan berdasarkan
kondisi dan kenampakan material alur sungai.
3) Memasukkan data aliran dan kondisi batas
Data aliran dimasukkan langsung ke dalam tabel, data tersebut
dimasukkan dari hulu ke hilir. Setelah data aliran dimasukkan, besarnya
aliran dianggap tetap sampai menemui lokasi yang memiliki nilai aliran
yang berbeda. Aliran dapat berupa aliran sub kritis, superkritis, atau
gabungan dari keduanya. Setelah semua data aliran dimasukkan,
langkah selanjutnya adalah kondisi batas yang mungkin dibutuhkan.
Kondisi batas diperlukan untuk menentukan permukaan air mula-mula
di ujung-ujung sistem sungai (hulu dan hilir). Muka air awal dibutuhkan
untuk memulai perhitungan. Pada rezim aliran sub kritis, kondisi batas
hanya diperlukan di ujung sistem sungai bagian hilir. Jika rezim aliran
superkritis yang hendak dihitung, kondisi batas hanya diperlukan pada
ujung hulu dari sistem sungai. Jika perhitungan rezim aliran campuran
yang akan dibuat, kondisi batas harus dimasukkan pada kedua ujung
sistem sungai.
Pada aliran steady, Boundary Condition yang perlu dimasukkan adalah
data yang ada di hulu maupun di hilir sungai dengan cara mengklik
salah satu ikon Known W.S., Critical Depth, Normal Depth, dan Rating
Curve. Data yang dimasukkan harus sesuai dengan kondisi yang ada
dan pada kondisi puncak. Jika memilih Known W.S. berarti mengetahui
muka air di hilir saluran, jika memilih Critical Depth berarti pengguna
mengasumsikan bahwa di hilir saluran akan terjadi muka air kritis,
sedangkan apabila memilih Normal Depth, akan diminta untuk
memasukkan kemiringan dasar saluran (slope), dan jika memilih rating
curve, berarti pengguna sudah memiliki data elevasi vs debit, yang
biasanya terdapat pada bendung.
Pada aliran unsteady, Boundary Condition data yang dimasukkan
hampir sama dengan kondisi batas pada aliran steady. Hanya saja,
data yang dimasukkan bukan hanya pada kondisi puncak melainkan
data aliran tiap waktu. Data yang dimasukkan bisa tiap detik, menit,
jam, hari bahkan bulan. Untuk Boundary Condition pada unsteady
dibedakan menjadi 2 yaitu kondisi batas di hulu (upstream boundary
conditions) dan kondisi batas hilir (downstream boundary conditions).
Upstream boundary conditions diperlukan pada akhir hulu dari semua
reach yang tidak terhubung ke reach lain atau storage areas. Kondisi
batas hulu diterapkan sebagai hidrograf aliran debit terhadap waktu
(Flow Hydrograph). Sementara untuk downstream boundary conditions
diperlukan pada akhir hilir yang tidak terhubung ke reach lain ataupun
storage area. Terdiri dari 4 kondisi dari downstream boundary
conditions yaitu Stage Hydrograph, Flow Hydrograph, Single-Valued
Rating Curve, dan Normal Depth. Pada aliran unsteady, selain data
boundary condition, data initial conditions juga harus dimasukkan. Data
initial condition ini merupakan asumsi aliran pada jam ke-nol.
4) Perhitungan hidraulika aliran
Hitungan penelusuran aliran banjir (hydraulic flood routing) dengan
syarat batas dan syarat awal yang telah disiapkan dilakukan melalui
menu Run.
5) Presentasi hasil hitungan
HEC-RAS menampilkan hasil hitungan dalam bentuk grafik atau tabel.
Presentasi dalam bentuk grafik dipakai untuk menampilkan tampang
lintang di suatu River Reach, tampang panjang (profil muka air
sepanjang alur), kurva ukur debit, gambar perspektif alur, atau
hidrograf. Presentasi dalam bentuk tabel dipakai untuk menampilkan
hasil rinci berupa angka (nilai) variabel di lokasi/titik tertentu atau di
sepanjang alur. Pada setiap layar tampilan hasil hitungan/simulasi
disediakan menu Options. Menu ini untuk mengatur tampilan.
Pengguna dapat memilih plan, parameter, variabel, atau ruas sungai
yang ditampilkan.

c. Contoh Hasil Analisis

Gambar 21 Tampilan Hasil Pemodelan HEC-RAS


Saluran tampang Kali Caban Plan: hitungan profil aliran permanen normal 11/21/2008
Kali
Keyang CabanKali
dandim
2.5 L egend
Keyang
EG PF 1

2.0 WS PF 1
Crit PF 1
Ground

E levation (m )
1.5 LOB
ROB

1.0

0.5

0.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Main C hannel Dis tance (m)

Gambar 22 Tampilan Hasil Pemodelan HEC-RAS

5. Geo-Slope
a. Deskripsi Software
GEO-SLOPE Office adalah sebuah paket aplikasi untuk pemodelan
geoteknik dan geo-lingkungan. Software ini melingkupi SLOPE/ W,
SEEP / W, SIGMA / W, QUAKE/ W, TEMP /W, dan CTRAN / W. Yang
sifatnya terintegrasi sehingga memungkinkan untuk menggunakanhasil
dari satu produk ke dalam produk yang lain. Ini unik dan fitur yang kuat
sangat memperluas jenis masalah yang dapat dianalisis dan memberikan
fleksibilitas untuk memperoleh modul seperti yang dibutuhkan untuk
proyek yang berbeda.
SLOPE / W merupakan produk perangkat lunak untuk menghitung faktor
keamanan tanah dan kemiringan batuan. Dengan SLOPE / W, kita dapat
menganalisis masalah baik secara sederhana maupun kompleks dengan
menggunakan salah satu dari delapan metode kesetimbangan batas untuk
berbagai permukaan yang miring, kondisi tekanan pori-air, sifat tanah dan
beban terkonsentrasi. Kita dapat menggunakan elemen tekanan pori air
yang terbatas, tegangan statis, atau tekanan dinamik pada analisis
kestabilan lereng.

b. Langkah-langkah Pemodelan
1) Membuka New Project
Pilih File pada menu > New > User Defines Default Settings
Gambar 23 Ikon New untuk User Defined Defaut Settings
Setelah akan muncul Icon Analysis

Pilih SLOPE/W > OK

Gambar 24 Project untuk Analysis SLOPE/W


2) Identifikasi toolbar
Pilih View pada menu > Toolbar > Checklist semua fitur analysis
(biasanya sudah aktif semua).
Gambar 25 Identifikasi Toolbar
3) Set Printer
Pilih Set pada menu > Page > Unit pilih mm > Ubah working area
seperti Icon gambar di bawah ini.

Gambar 26 Page setting printer


4) Set Skala
Pilih Set pada menu > Unit and Scale > Rubah data input dengan
data gambar di bawah ini.
Gambar 27 Mengatur Unit dan Skala
5) Set Grid
Pilih Set pada menu > Grid > Cheklist pada Display Grid dan Snap
Grid.

Gambar 28 Mendefinisikan Grid


6) Simpan data
Pilih File pada menu > Save > Berikan Nama pada File Name.
Gambar 29 Menyimpan file
7) Mendefinisikan sumbu X dan Y
Pilih Sketch pada menu > Axes > Isikan pada Bottom x = Distance
(m) dan pada Left y= Elevation (m)

Gambar 30 Mengatur Axes


8) Menggambar sketsa sumbu x dan y Profil Lereng
Pilih gerakkan dengan klik kursor mouse dan buat berbentuk
persegi.
Gambar 31 Sketsa Profil

Gambar 32 Hasil sketsa profil sumbu x dan y


9) Menggambar penampang profil
Pilih Sketch pada menu > Lines >Tarik garis dari titik koordinat (0,0)
dan diakhiri pada koordinat yang ditentukan.
Gambar 33 Mendefinisikan sketch profil lereng
10) Mendifinisikan Sketch Line Properties
Pilih Sketch pada menu > Lines > buat garis.

Gambar 34 Sketch garis sejajar sumbu x di koordinat


11) Spesifikasi Metode Analisis

Pilih KeyIn pada menu>Analyis Settings>pada Project ID, Isikan


Title dan Comment seperti berikut.
Gambar 35 Analysis Settings pada Project ID

Untuk method, pilih Side Function > Half sine-function

Gambar 36 Analysis Settings pada Method


untuk PWP, Cheklist Piezometric lines with Ru/B-bar
Gambar 37 Analysis Settings pada PWP

untuk PWP, pada Slip Surface Option, pilih Entry and Exit > OK

Gambar 38 Analysis Settings pada Slip Surface


12) Menentukan karakteristik material tanah

Pilih KeyIn pada menu>Material Properties


Untuk upper soil layer, isikan sesuai dengan material yang
diketahui soal, setelah itu klik copy.

Gambar 39 Mendefinisikan material tanah layer atas


Untuk lower soil layer, isikan sesuai dengan material yang
diketahui soal setelah itu klik copy dan klik OK.

Gambar 40 Mendefinisikan material tanah layer bawah


13) Menggambar wilayah tanah (soil region)
Pilih Draw pada menu > Regions > Gambarlah daerah.

Material Type pilih Type1.


Gambar 41 Proses menggambar type material untuk upper layer
Lanjutkan untuk menggambar layer kedua, metode menggambar
sama seperti layer 1 kemudian pilih pada material type untuk kategori
Lower Soil Layer > Close

Gambar 42 Tipe material untuk upper layer


14) Mendefinisikan kedalaman air
Pilih Draw pada menu>Pore-Water Pressure>pilih All>Draw.
Gambar 43 Piezometric lines
Kemudian gambarkan garis piezometrik kedalaman air

Gambar 44 Hasil sketsa posisi kedalaman air


Jika muncul icon draw piezometric line, klik done.

15) Menggambar Entry and Exit Location


Pilih Draw<Slip Surface>Entry and Exit>Tarik garis, setelah itu klik
Done.
Gambar 45 Sketsa Entry and Exit Location
16)View Preference
Pilih View pada menu > Pilih Preferences > kemudian Un-cheklist
pada point, point numbers dan region numbers > OK

Gambar 46 Preference
17) Mengecek Material Tanah yang telah diinput
Pilih View pada menu > Material Properties > akan muncul View
Material Properties > klik All Matls > Done.

Gambar 47 Semua material properties


18) Membuat text
Pilih Sketch pada menu > Text > Insert Field > Lalu akan muncul
icon berikutnya, pada select material pilih All Material>Insert. Maka
akan muncul icon di bawah ini.

Gambar 48 Sketch Text


19) Verify Problem/Mengecek masalah data
Klik Verify pada toolbar sebelah kiri Maka akan muncul
Verify/Optimize Data, kemudian klik Verify/Optimize. Klik Done.
Gambar 49 Verifikasi optimize data
20) Menganalisis solve (solve)

Klik icon solve disebelah kiri toolbar. Klik yes untuk


menyimpan.

Maka akan muncul Solve>Klik Start

Gambar 50 Analisis solve


21) Melihat Hasil analisa

Klik icon contour di sebelah kiri toolbar. Maka akan muncul gamabr
sebagai berikut.
Gambar 51 Hasil analisis SLOPE untuk SF

22) Melihat Hasil Slip Surface


Pilih Draw pada menu>Slip Surfaces>untuk melihat slip pada
Factor Of Safety pilih F of S. Kemudian Klik Select Critical Slip dan
Klik New Slice Info.

Gambar 52 Hasil Slip Surface


Untuk melihat bagian properties elemen karakteristik tanah tiap
slice (potongan). Klik bagian yang akan ditinjau, maka akan muncul
tabel Free Body Diagram and Force Polygon.
Gambar 53 Diagram bagian potongan yang ditinjau
23) Mengecek metode perhitungan yang dipakai
Pilih View pada menu > Method > Pilih method ordinary > OK

Gambar 54 Mengecek hasil metode yang dianalisis


24) Mengecek hasil perhitungan berbagai metode
Klik pada ujung kiri atas.
Gambar 55 Hasil perhitungan Safety Factor dari berbagai
metode
25) Melihat output hasil grafik
Pilih Draw pada menu > Graph > pilih type grafik yang diinginkan >
Data > Done.

Gambar 56 Output hasil grafik dengan berbagai karakter kurva


26) Melihat Multiple slip surface
Pilih View pada menu > Preferences > pilih View Multiple Slip
Surface > pilih nomor pada to view > OK.
Gambar 57 View Multiple Slip Surfaces
Setelah itu akan muncul gambar berikut.

Gambar 58 Profil slip surface

c. Contoh Hasil Analisis


Gambar 59 Contoh hasil perhitungan stabiltas lereng sungai dengan
aplikasi geoslope

6. AutoCAD
a. Deskripsi Software
AutoCAD adalah sebuah program perangkat lunak pembuat gambar rancangan
dengan bantuan komputer, yang memungkinkan pengguna untuk membuat
gambar 2 dan 3 dimensi secara presisi, yang digunakan di dalam bidang
konstruksi dan manufaktur. Aplikasi AutoCAD juga dapat membantu dalam
proses penyusunan RAB karena bisa digunakan untuk menentukan volume
pekerjaan.

b. Langkah-langkah Pemodelan
Langkah-langkah pemodelan pekerjaan irigasi dengan menggunakan
AutoCAD yaitu:
1) Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dilakukan penggambaran
skema jaringan irigasi.
2) Menyiapkan aplikasi AutoCAD.
3) Melakukan penggambaran.
Gambar 60 Tampilan Aplikasi AutoCAD

c. Contoh Hasil Penggambaran

Gambar 61 Contoh Hasil Penggambaran Jaringan Irigasi dengan


AutoCAD

Anda mungkin juga menyukai