MODUL 04
Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
Modul 4 Konservasi SDA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Modul Konservasi Sumber Daya Air sebagai salah satu mata pelatihan dalam
Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air di lingkungan
Kementerian PUPR.
Modul Konservasi Sumber Daya Air ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi
atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
pengelolaan SDA terpadu. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan
Kementerian PUPR.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN...................................................................................vi
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat................................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................2
E. Estimasi Waktu...................................................................................................2
1.3 Latihan..........................................................................................................4
1.4 Rangkuman..................................................................................................4
2.2 Pengawetan.................................................................................................9
2.4 Latihan........................................................................................................23
2.5 Rangkuman................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................................24
A. Simpulan...........................................................................................................24
B. Tindak Lanjut....................................................................................................24
EVALUASI FORMATIF..........................................................................................26
A. Soal...................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 4 Konservasi SDA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 - Parameter Limbah Cair Industri yang Tidak Memenuhi BMLC Industri
SK.Gub, Jabar No. 6/1999, di DAS Citarum Hulu..................................................15
Tabel 2. 2 - Tabel Kualitas Air S. Citarum di Wangisagara, Majalaya, Margahayu
dan Nanjung............................................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
PETUNJUK PENGGUNAAN
Deskripsi
Modul Konservasi Sumber Daya Air ini terdiri dari 2 (dua) materi pokok. Materi
pokok pertama membahas definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya
air. Materi pokok kedua membahas kegiatan konservasi sumber daya air.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan
baik materi yang merupakan kemampuan wawasan umum dari Pelatihan
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Untuk menambah wawasan, peserta
diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang berkaitan dengan
Konservasi Sumber Daya Air dalam ruang lingkup pengelolaan sumber daya air
terpadu dan sumber lainnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan brainstorming dan diskusi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar serta
film/visualisasi.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan
mampu mengetahui dan memahami tentang konservasi sumber daya air.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan bidang sumber daya air pada umumnya dan
pengelolaan Sumber Daya Air terpadu pada khususnya, maka perlu dilakukan
pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas dan profesional
dalam bidangnya. Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN
yang mempunyai integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan
dan kesiapan sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan
ASN yang baik dan selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya
pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya ASN untuk membentuk dan
mengkader aparatur yang berintegritas dan profesional.
Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan
memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.
Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah
pola pikir, sikap dan perilaku sebagai PNS yang berintegritas dan profesional
menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu.
Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional adalah dengan
mengikuti pelatihan ini. Dengan keikutsertaan pada pelatihan tersebut maka
diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsi
dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan kegiatan
pengelolaan sumber daya air terpadu.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas materi yang berkaitan dengan konservasi sumber
daya air sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan memepertahankan
kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, yang disajikan dengan
menggunakan metode brainstorming, ceramah interaktif, dan diskusi.
Keberhasilan peserta pelatihan dinilai dari kemampuan untuk memahami dan
menjelasakan hal-hal yang berkaitan dengan konservasi sumber daya air sebagai
salah satu upaya pengelolaan sumber daya air terpadu.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami dan menjelaskan konservasi sumber daya air sebagai salah satu
upaya pengelolaan sumber daya air tepadu.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :
1) Menerapkan Konservasi Sumber Daya Air;
2) Melaksanakan Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air.
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Konservasi Sumber Daya Air” ini adalah 6 (enam) jam pelajaran
(JP) atau sekitar 270 menit.
MATERI POKOK 1
DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA
AIR
Dengan demikian pengelolaan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai upaya
untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air,
dan pengendalian daya rusak air.
1.3 Latihan
1. Jelaskan definisi dari konservasi sumber daya air
menurut pendapat anda!
2. Jelaskan maksud dari di selenggarakannya konservasi
sumber daya air!
3. Jelsakan tujuan dari diselenggarakannya konservasi
sumber daya air!
1.4 Rangkuman
Pengertian Konservasi Sumber daya air, merupakan salah satu upaya dalam
Pengelolaan Sumber daya air, dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan
kelangsungan dan keberadaan Sumber daya air, melalui kegiatan yang mengacu
kepada Pola Pengelolaan Sumber daya air.
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya.
MATERI POKOK 2
KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan tata ruang.
Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa,
cekungn air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam,
kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai.
Upaya pelestarian sumber air yang menjadi dasar dalam penatagunaan lahan,
secara umum dapat dilakukan melalui :
a) Pemeliharaan dan mempertahankan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air. Upaya pelestarian ini dapat dilakukan melalui pelarangan/ijin
penggunaan zone/daerah tangkapan air untuk pengembangan pemukiman
dan lokasi-lokasi komercial lainnya. Kalaupun zone resapan air ini akan
digunakan untuk pengembangan pemukiman, seyoganya di persyaratkan
adanya penerapan kebijakan pemanfaatan lahan dengan “Zero Run Off
Polecy”.
b) Pengendalian pemanfaatan sumber air, berupa perizinan yang ketat, atau
pelarangan pemanfaatan sumber air. Peraturan ini dapat diterapkan pada
kegiatan pengambilan bahan dasar sungai (pasir, kerikil ataupun batu-batuan)
dalam upaya pengamanan/pemeliharaan atas palung sungai sebagai badan
sumber air.
Perijinan ini bisa dikeluarkan oleh Gubernur atau Bupati berdasarkan atas
kriteria jumlah volume material dasar sungai yang akan ditambang.
c) Pengisian air pada sumber air, seperti pemindahan aliran air dari satu
daerah aliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, dengan pekerjaan
sudetan, interkoneksi, atau suplesi, serta melakukan imbuhan air tanah.
Pengisian air pada sumber air juga dapat diterapkan adanya peraturan dalam
melakukan alokasi air pada lokasi bendung irigasi, misalnya adanya
pelarangan terhadap pengambilan air yang secara keseluruhan digunakan
untuk air irigasi/ air baku lainnya, sehingga pemberian air ke sungai dibagian
hilir nol. Hal ini berarti aliran pemeliharaan (maintenance flow) diabaikan.
d) Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, seperti pengelolaan air limbah
dan persampahan
e) Perlindungan sumber air, dalam kaitannya dengan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan di sekitar sumber air. Kegiatan jenis
ini selain “Pengendalian Material Dasar Sungai” seperti yang telah diuraikan
pada butir b) juga dapat dilakukan melalui penataan pemanfaatan lahan
bantaran sungai dalam pengamanan alur sungai dari bahaya longsoran tebing
sungai, sedimentasi pada alur sungainya, terdegradasinya kemampuan alur
sungai dalam mengalirkan debit banjir. Rencana serta kegiatan-kegiatan
pembenahan lingkungan sungai (River Environment) lainnya dalam
meningkatkan manfaat sungai sebagai sumber air.
f) Pengendalian pemanfaatan lahan di daerah hulu
g) Pengaturan daerah sempadan sumber air (River Environment)
h) Rehabilitasi hutan dan lahan pertanian
i) Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
alam
Metode pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan melalui pendekatan
sosial, ekonomi, dan budaya, adalah sebagai berikut:
a) Cara Vegetatif
Pelestarian sumber daya air secara vegetative ini menggunakan tanaman,
tumbuhan atau sisa tanaman sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi
laju erosi, dengan cara mengurangi daya rusak butiran air hujan yang jatuh
dan daya rusak aliran permukaan.
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini menjalankan fungsinya melalui :
1) Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena proses
intersepsi butiran air hujan oleh daun atau tajuk tanaman
2) Pengurangan volume air permukaan, karena meningkatnya kapasitas
infiltrasi oleh perakaran tanaman
3) Memperlambat aliran air permukaan, karena meningkatnya panjang
lintasan aliran permukaan oleh keberadaan tanaman
4) Pengurangan daya rusak aliran air permukaan, karena pengurangan
kecepatan dan volume aliran air permukaan karena meningkatnya panjang
lintasan dan kekasaran permukaan.
b) Cara Mekanis
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah
mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena erosi, serta
memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan
kelebihan air di musim hujan, dan menyediakan air yang cukup di musim
kemarau.
Adapun usaha pelestarian sumber daya air secara mekanis, antara lain
meliputi pengolahan tanah menurut garis kontour, pembuatan terasering,
pembuatan saluran air, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan dam
pengendali sedimen.
c) Cara Kimiawi
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah
memperkuat struktur permukaan tanah dengan mencampur bahan kimiawi
atau pemantap tanah, sehingga tidak mudah tererosi oleh butiran atau aliran
air hujan.
Bahan pemantap tanah yang dapat dipakai untuk pelestarian sumber daya air
harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Mempunyai sifat yang adhesif, serta dapat bercampur dengan tanah secara
merata
2) Dapat merubah sifat hidropobik tanah, sehingga dapat merubah kurva
penahanan air tanah
Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl
acetate, polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya.
2.2 Pengawetan
Pengawetan air dimaksudkan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air
atau kuantitas air, baik air permukaan maupun air tanah sesuai dengan fungsi dan
manfaatnya.
penampungnya. Sebaiknya air hujan yang jatuh pada awal musim hujan
tidak dimasukan ke dalam bak penampung air hujan.
Untuk skala yang lebih besar, pemanenan air hujan pada dasarnya dapat
dilakukan di daerah tangkapan air, dengan menampung aliran permukaan
pada suatu kawasan kedalam suatu bak penampungan. Besarnya air hujan
yang dapat dipanen dipengaruhi oleh topografi dan kemampuan lapisan tanah
atas dalam menahan air hujan yang jatuh.
Persiapan pemanenan air hujan dari suatu lahan yang luas, dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1) Membuat saluran sejajar dengan garis kontour
2) Membersihkan dan memadatkan bidang/lahan tangkapan air
3) Bila diperlukan dapat pula dilengkapi dengan saluran searah lereng
4) Menampung air hujan yang jatuh dan mengalir di saluran tersebut.
Cara yang paling efektif dalam meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah adalah
dengan menutup permukaan tanah dengan tanaman, atau mencampurnya
dengan bahan organik.
tanah dalam suatu cekungan air tanah ditentukan. Fungsi daerah resapan
utama perlu dipertahankan baik dengan cara menjadikan daerah lindung atau
dengan cara rekayasa peningkatan resapan sehingga jumlah air yang bisa
meresap kedalam tanah tetap atau menjadi lebih besar.
Simpanan air dalam tanah ini merupakan sumber air yang dapat dihandalkan
untuk menambah potensi sumber daya air, dan kemampuan tanah untuk
menyimpan air tergantung dari tinggi muka air tanah dan pori-pori tanah.
Syarat-syarat fisik yang diperlukan untuk pengisian air tanah secara buatan,
antara lain :
1) Tersedia akuifer dengan kapasitas dan permeabilitas yang memadai
2) Tersedia cukup air untuk melakukan pengisian
3) Pemompaan air tidak boleh berlebihan, agar tingkat pengimbuhannya
tidak rendah
4) Kualitas air yang akan diisikan cukup memadai bila dibandingkan
dengan air tanah yang ada.
Pengisian resevoir air tanah secara buatan ini dapat dipakai untuk :
1) Menyimpan kelebihan air permukaan menjadi air tanah
2) Memperbaiki kualitas air tanah dengan mencampur air tanah lokal
dengan air pengisian
3) Membentuk tabir tekanan untuk mencegah instrusi air laut
4) Meningkatkan produksi pertanian karena lebih terjaminnya air irigasi
5) Menurunkan biaya pemompaan air tanah karena kedalaman air tanah
yang relatif menjadi kecil
6) Mencegah terjadinya penurunan muka tanah
Keseimbangan baru ini akan terjadi bila laju pengambilan air tanah lebih kecil
dari pengisian air hujan di daerah resapan, namun bila laju pengambilan air
tanah lebih besar dari pengisiannya maka lengkung penurunan muka air
tanah di antara sumur-sumur tersebut akan semakin curam, dan akan terjadi
penurunan muka tanah secara permanen.
Untuk itu dalam kerangka konservasi sumber daya air, maka pemanfaatan
air tanah harus dapat dikendalikan, dan disesuaikan dengan besarnya
pengimbuhan atau pengisian oleh air hujan di daerah resapan
a) Kualitas Air
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu
dalam memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungannya, kualitas air dapat
dibedakan atas sifat dan karakteristiknya sebagai berikut :
a. Sifat Fisik
Karakteristik fisik yang mempengaruhi kualitas air antara lain :
(a) Bahan-bahan padat, diukur dengan melakukan penyaringan,
pengendapan dan penguapan, zat padat ini dapat mempengaruhi
kualitas air.
(b) Kandungan sedimen, mempengaruhi tingkat/proses pendangkalan
saluran, sungai dan waduk, serta mempengaruhi biaya pengolahan air
bersih. Air tanah dan air waduk yang kurang mengandung sedimen,
kurang baik untuk air irigasi.
(c) Kekeruhan, karena adanya kandungan material yang kasat mata
dalam air, seperti tanah liat, lempung, bahan organik dan non organik,
tingkat kekeruhan air diukur dengan turbidmeter.
(d) Warna, air murni tidak berwarna, dan warna air diakibatkan oleh
adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral.
Sinar matahari secara alamiah mempunyai sifat disinfeksi dan
mengelantang terhadap bahan pewarna air, tapi sifatnya terbatas.
(e) Bau dan rasa, rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam
terlarut. Bau dan rasa dalam air pada umumnya disebabkan
keberadaan mikro-organisme, bahan organik, bahan mineral, dan gas
terlarut. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki
dapat dilakukan aerasi, pemakaian potassium permanganat,
pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
(f) Temperatur, tergantung dari sumbernya, temperatur normal/alami di
daerah tropis berkisar antara 20 - 30 0 C.
b. Sifat Kimia
Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian
penggunaan air, antara lain :
1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur
dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang
dibangkitkan oleh ion H+ atau bahan celup penunjuk warna seperti
methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH =
7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah
nilai 7 bersifat basa.
2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di
kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium
dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium
karbonat.
3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan
kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum
membentuk busa.
4) Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium
bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah
kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium,
magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan
perlakuan khusus.
c. Sifat Biologi
Tabel 2.1 - Parameter Limbah Cair Industri yang Tidak Memenuhi BMLC
Industri SK.Gub, Jabar No. 6/1999, di DAS Citarum Hulu
Kualitas air sungai di daerah tropis pada umumnya telah memenuhi syarat
untuk air irigasi, kecuali sungai yang melalui daerah industri, atau yang telah
tercemar oleh limbah industri yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemberian air irigasi dengan kualitas yang baik, dapat memperbaiki struktur
tanah, karena kandungan kalsium dalam air, dan proses pencucian garam-
garam yang dikandung dalam tanah.
kation lain. Klasifikasi air irigasi, dikaitkan dengan nilai SAR dapat
dibedakan atas 4 kelompok, yaitu :
(a) Sodium rendah (1 - 10), dapat dipakai untuk irigasi berbagai jenis
tanaman
(b) Sodium sedang (10 - 18), dapat dipakai untuk irigasi, bila dilakukan
pencucian tanah yang memadai
(c) Sodium tinggi (18 - 26), tidak dapat dipakai untuk irigasi, yang sistem
drainasenya tidak baik
(d) Sodium sangat tinggi (> 26), tidak sesuai untuk irigasi dalam keadaan
normal
Air tersebut harus aman dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa karena terlarutnya gram mineral atau bahan mineral lainnya.
Persyaratan kualitas air untuk rumah tangga, baik parameter fisik, kimia
anorganik, mikrobiologi dan radioaktifitas, dapat dilihat pada lampiran dari
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tersebut diatas.
Salah satu sistim Pengelolaan kualitas air untuk rumah tangga adalah sistim
IPAL (instalasi Pengelolaan Air Limbah), Sarana Sanitasi sistim ini masih
sangat terbatas dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di berbagai
kota besar. Akibat dari keterbatasan sarana ini, banyak sungai yang kualitas
airnya sudah tercemar.
Pencemaran Sungai
Dari penelitian industri tekstil di DAS Citarum Hulu (Ratna Hidayat, 2004)
terdapat 84 dari 100 industri telah dilengkapi IPAL Industri, namun effluent
IPAL yang dibuang ke S. Citarum tidak memenuhi Baku Mutu Limbah Cair
(BMLC) seperti yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
a) Sumber Pencemar
Berbagai jenis limbah yang terjadi karena proses alam dan/ atau aktifitas
manusia, dan dapat mencemari air dan sumber air, antara lain :
1) Limbah Domestik, meliputi air buangan sanitari, dari toilet, dapur, restoran,
hotel, rumah sakit, laundry dan sebagainya, yang dibuang kesaluran
drainase atau sungai. Limbah ini terutama mengandung bahan organik
yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikro organisme, bakteri
b) Pengendalian Pencemaran
1) Cara Teknis
Pengendalian pencemaran air secara teknis dapat dilakukan dengan cara
preventif maupun kuratif. Tindakan preventif ditujukan untuk menjaga
regim sungai, dimana limbah buangan yang masuk kedalamnya sudah
dalam kondisi yang baik.
2) Cara Non-teknis
Cara ini dilakukan dengan membuat peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi berbagai kegiatan sedemikian
rupa, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan sebagai akibat dari
kegiatan tersebut.
Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah pelaksanaannya, serta
menanamkan perilaku disiplin bagi semua pihak terkait dan masyarakat,
dalam mencegah terjadinya pencemaran air.
Semua pihak yang terkait dan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, dan
bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan, dengan tidak
membuang sampah atau yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.
2.4 Latihan
1. Sebutkan cara yang dapat dilakukan dalam upaya pelestarian sumber daya
air!
2. Jelaskan cara yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kuantitas air sebagai
suatu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air!
3. Jelaskan indikator untuk membedakan air berdasarkan atas sifat dan
karakteristiknya!
2.5 Rangkuman
Konservasi sumber daya air merupakan suatu upaya mempertahankan
keberadaan potensi sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya, agar
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, melalui upaya-
upaya pelestarian dan perlindungan sumber daya air, pengawetan air,
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Perlindungan dan pelestarian sumber daya air dimaksudkan untuk melindungi dan
melestarikan sumber air beserta linkungannya terhadap kerusakan dan gangguan
yang disebabkan oleh daya alam dan aktifitas manusia, dan dipakai sebagai dasar
untuk penatagunaan lahan, agar sumber daya air dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
PENUTUP
A. Simpulan
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan tata ruang.
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail Pelatihan Pengelolaan SDA Terpadu dalam
tata kelola dan ruang lingkup bidang sumber daya air dan ketentuan pendukung
terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai
pelatihan yang dilaksanakan.
EVALUASI FORMATIF
A. Soal
Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan-
pertanyaan di bawah ini!
1. Pembuatan Embung / Situ / Bendungan Kecil, termasuk dalam katagori …
a. Pengawetan air
b. Pengelolaan kualitas air tanah
c. Perlindungan dan pelestarian sumber air
d. Semuanya benar
e. Semuanya salah
2. Metode Pelestarian Sumber daya air yang efektif dan dapat diterapkan adalah
…
a. Cara Kimiawi
b. Cara Mekanik
c. Cara Vegetatif
d. Cara gabungan antar b) dan c)
e. Semuanya salah
4. Keberlanjutan dalam definisi konservasi sumber daya air, diartikan pada ...
a. Kuantitas dan kualitasnya
b. Sifat dan fungsi sumber daya air
c. Keberadaannya
d. Pengendalian debit
e. Waktu sekarang maupun yang akan datang
5. Upaya mempertahankan fungsi resapan air yang paling efektif dapat dilakukan
melalui ...
a. Terasering
b. Pembuatan embung-embung
c. Pembuatan sumur resapan
d. Sebagai hutan lindung
e. Semuanya salah
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
mengetahui dan memahami pengelolaan SDA terpadu. Proses berbagi dan
diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi pengelolaan SDA
terpadu dan juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang
Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B.,& Djoko Sasongko. (1995). Teknik Sumber
Daya Air. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A Tahun 2006 tentang Pembagian
Wilayah Sungai.
Suripin. (2002). Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari latihan-latihan dalam materi pokok adalah sebagai
berikut :
Latihan Materi Pokok 1
1. Definisi dari konservasi sumber daya air :
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan
datang.
b) Sifat Kimia
Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian
penggunaan air, antara lain :
1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur
dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang
dibangkitkan oleh ion H+ atau bahan celup penunjuk warna seperti
methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH =
7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah
nilai 7 bersifat basa.
2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di
kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium
dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium
karbonat.
3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan
kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum
membentuk busa.
4) Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium
bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah
kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium,
magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan
perlakuan khusus.
c) Sifat Biologi
Air permukaan umumnya mengandung berbagai macam organisme hidup,
sedangkan air tanah relatif lebih bersih karena adanya proses
penyaringan oleh akuifer.
Jenis organisme yang terdapat dalam kandungan air meliputi :
1) Macroskopik, seperti ganggang dan rumput laut, dapat menurunkan
kualitas air, dalam hal rasa, warna dan bau, dapat dihilangkan dengan
proses purifikasi.
2) Microsopik, seperti jamur dan alga dapat mempengaruhi kekeruhan
dan warna air, serta memberi andil terhadap rasa dan bau air yang
tidak diinginkan, dapat dikendalikan dengan sulfat atau chlorida.