MODUL 06
MODUL 02
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Kebijakan dalam Pengembangan Bendungan
sebagai Materi Wawasan dalam Pelatihan Perencanaan Bendungan Tingkat Dasar.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat..............................................................................................3
1.3 Tujuan Pembelajaran.......................................................................................3
1.3.1 Hasil Belajar...........................................................................................3
1.3.2 Indikator Hasil Belajar............................................................................3
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok................................................................4
3.4 Latihan............................................................................................................32
3.5 Rangkuman....................................................................................................32
3.6 Evaluasi..........................................................................................................33
BAB V PENUTUP......................................................................................................45
5.1 Simpulan.........................................................................................................45
5.2 Tindak Lanjut..................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................46
GLOSARIUM...............................................................................................................48
KUNCI JAWABAN......................................................................................................52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pokok Bahasan Materi UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan........6
Gambar 2.2. Pokok Bahasan Materi UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi................................................................................................8
Gambar 2.3. Pola Pikir Proses Pengaturan Pengembangan Bendungan....................9
Gambar 2.4. Pokok Bahasan Materi Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015.............12
Gambar 3.1. Bagan Alir Tahap I Persiapan Pembangunan.......................................23
Gambar 3.2. Bagan Alir Tahap I Persiapan Pembangunan (lanjutan).......................24
Gambar 3.3. Bagan Alir Tahap II Perencanaan Pembangunan.................................25
Gambar 3.4. Bagan Alir Tahap III Pelaksanaan Konstruksi.......................................26
Gambar 3.5. Bagan Alir Tahap III Pelaksanaan Konstruksi (lanjutan).......................27
Gambar 3.6. Bagan Alir Tahap IV Pengisian awal Waduk.........................................28
Gambar 4.1. Profil Prosentasi Peningkatan Layanan Irigasi dengan Solusi
Bendungan.............................................................................................39
Deskripsi
Modul Kebijakan dalam Pengembangan Bendungan ini terdiri dari tiga kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas tentang garis besar dasar
hokum kebijakan pengembangan bendungan. Kegiatan belajar kedua membas
tentang prosedur pembangunan bendungan. Kegiatan belajar ketiga membahas
tentang kondisi eksisting bendungan dan program pengembangan bendungan.
Persyaratan
Metode
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GARIS BESAR DASAR HUKUM KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN BENDUNGAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan garis besar dasar hukum kebijakan p
muatan materi yang terdapat dalam dua belas bab mencakup 17 pasal
dengan pokok bahasan materi: (1) Pengertian; (2) Fungsi; (3) Hak
Penguasaan dan Wewenang; (4) Perencanaan dan Perencanaan Teknis; (5)
Pembinaan; (6) Pengusahaan; (7) Eksploitasi dan Pemeliharaan; (8)
Perlindungan; (9) Pembiayaan; (10) Ketentuan Pidana; (11) Ketentuan
Peralihan; dan (12) Ketentuan Penutup. Lihat Gambar 2.1. Pokok Bahasan
materi UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
VIII. Pembinaan
VI. Keamanan, Keselamatan, Kesehatan VII.
& Keberlanjutan
Tenaga Kerja Konstruksi
Konstruksi
Gambar 2.2. Pokok Bahasan Materi UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
KEBIJAKAN
LINGKUNGAN STRATEGIS
Esensi pengaturan bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada saat
musim penghujan agar dapat dimanfaatkan guna pemenuhan kebutuhan air
dan daya air pada waktu diperlukan, serta mengendalikan daya rusak air,
perlu membentuk waduk yang dapat menampung air.
Waduk selain berfungsi menampung air dapat pula untuk menampung limbah
tambang (tailing) atau menampung lumpur dalam rangka menjaga keamanan
serta keselamatan lingkungan hidup. Untuk membentuk waduk yang dapat
menampung air, limbah tambang (tailing), atau lumpur, perlu membangun
bendungan.
Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan, terdiri dari Diktum
dan muatan materi yang terdapat dalam 11 (sebelas) Bab yang mencakup
161 pasal dengan pokok-pokok muatan materi.
I. Ketentuan Umum
(hal 3) XI. Ketentuan Penutup
(hal 70).
Gambar 2.4. Pokok Bahasan Materi Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2015.
2.6 Latihan
1. Jelaskan secara singkat tentang Komponen-komponen yang menentukan
sehingga diperlukan pengaturan pengembangan bendungan!
2. Belajar dari Kondisi Awal bendungan yang ada, sehingga perlu
pengaturan pengembangan bendungan, kondisi apa yang diperoleh?
3. Dari sisi kemanfaatan pengembangan bendungan, esensi apakah yang
diperoleh dengan pengaturan pembangunan dan pengelolaan bendungan!
2.7 Rangkuman
Perencanaan Teknis tentang pengembangan bendungan, diamanatkan dalam
Bab IV, UU No. 11/1974 tentang Pengairan, dan Permen PUPR No. 10 Tahun
2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata
Pengairan, keputusan dengan pengembangan bendungan, tata pengaturan air
dan tata pengairannya dilaksanakan berdasarkan wilayah sungai.
Kondisi Awal, belajar dari bendungan yang ada: dalam membangun tanpa
mengikuti kaidah-kaidah dan persyaratan pembangunan bendungan; terjadi
kegagalan bendungan, belum ada kejelasan dalam pengaturan bendungan;
belum ada kejelasan tahapan pembangunan dan pengelolaan bendungan;
belum ada ketentuan mengenai peran pemilik bendungan, pengelola dan
pembangun bendungan, serta implikasi lembaga terkait; belum ada ketentuan
mengenai sanksi; dan belum ada pengaturan mengenai bendungan limbah
tambang atau penampung lumpur.
fungsi SDA, pengawetan air, dan pengendalian daya rusak air; penjagaan
keamanan dan keselamatan lingkungan hidup; dan keberlanjutan
pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.
Esensi pengaturan bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada saat
musim penghujan agar dapat dimanfaatkan guna pemenuhan kebutuhan air
dan daya air pada waktu diperlukan, serta mengendalikan daya rusak air,
dengan membentuk waduk yang dapat menampung air.
2.8 Evaluasi
1. Perencanaan Teknis tentang pengembangan bendungan, diamanatkan
dalam Bab IV, UU No. 11/1974 tentang Pengairan, dan Permen PUPR No.
10 Tahun 2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan
Air dan Tata Pengairan, dilaksanakan didasarkan pada…..
a. Keputusan dengan pengembangan bendungan, tata pengaturan air
dan tata pengairannya dilaksanakan berdasarkan Wilayah Sungai.
b. Keputusan dengan pengembangan bendungan, tata pengaturan air
dan tata pengairannya dilaksanakan berdasarkan studi kelayakan.
c. Keputusan dengan pengembangan bendungan, tata pengaturan air
dan tata pengairannya dilaksanakan berdasarkan rencana
pengelolaan SDA.
2. Penyelenggaraan Pekerjaan konstruksi (Bab V. UU No. 2 Tahun 2017),
termasuk pembangunan bendungan, dipastikan bahwa pembangunan
wajib memenuhi…..
a. Ketentuan tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja,
perlindungan tenaga kerja, dan tertib pekerjaan konstruksi.
b. Ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan
1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN
MODUL 2 KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN
BAB III
PROSEDUR PEMBANGUNAN BENDUNGAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan prosedur pembangunan bendungan.
• Studi kelayakan,
• Penyusunan desain, dan
• Studi pengadaan tanah.
Perencanaan pembangunan bendungan disusun dengan memperhatikan:
kondisi SDA; keberadaan masyarakat, benda sejarah, daya dukung
lingkungan hidup; dan rencana tata ruang wilayah. Dalam tahapan
perencanaan bendungan sudah harus dilakukan Pertemuan Konsultasi
Publik (PKM), dengan mengikut-sertakan instansi dan masyarakat terkait.
Bagan Alir Tahap III Pelaksanaan Konstruksi, pada Tahap III Pelaksanaan
Konstruksi Bendungan ini, kegiatan dimulai dari tersedianya (C1) Amdal-
RPL/RPL izin lingkungan ditetapkan; (C2) desain sudah disteujui; dan (C3)
Pengadaan Tanah, konsultasi publik dilaksanakan, dan diperoleh izin
pelaksanaan konstruksi. Lihat Gambar 3.4. Bagan Alir Tahap III Pelaksanaan
Konstruksi.
Bagan Alir Tahap IV Pengisian Awal Waduk, pada Tahap IV ini, pelaksanaan
kontruksi segera selesai, diperlukan izin pengisian awal waduk, Menteri
menerbitkan izin setelah mendapat penilaian dan rekomendasi dari KKB,
konsultasi publik diperlukan menghindari konflik. Sebelum pengisian awal
waduk dan penetapan unit pengelolan bendungan, perlu dilengkapi meliputi:
Laporan Pengisian Awal Waduk
Laporan Analisis Perilaku Bendungan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
Laporan Kejadian Khusus, jika ada.
3.4 Latihan
1. Jelaskan secara singkat tahapan pelaksanaan konstruksi!
2. Jelaskan secara singkat tahapan pengisian awal waduk!
3. Peraturan perundang-undangan pendukung tahapan pembangunan
bendungan, mencakup mengenai apa!
3.5 Rangkuman
Tahapan dan prosedur pembangunan bendungan meliputi: tahap I. Persiapan
pembangunan; tahap II. Perencanaan pembangunan; tahap III.
Pelaksanaan Konstruksi; dan Tahap IV. Pengisian Awal Waduk.
3.6 Evaluasi
1. Tahapan dan prosedur pembangunan bendungan, meliputi…
a. Tahapan persiapan pembangunan; tahapan perencanaan
pembangunan; tahapan pelaksanaan konstruksi; dan tahapan
pengisian awal waduk.
b. Tahapan persiapan pembangunan; tahapan perencanaan
pembangunan; tahapan pelaksanaan konstruksi; tahapan pengisian
awal waduk; dan tahapan operasi dan pemeliharaan.
c. Tahapan tahapan perencanaan pembangunan; tahapan pelaksanaan
konstruksi; dan tahapan pengisian awal waduk.
BAB IV
KONDISI EKSISTING BENDUNGAN DAN
PROGRAM PENGEMBANGAN BENDUNGAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kondisi eksisting bendungan dan pro
4.4 Latihan
1. Jelaskan tentang Pembangunan bendungan oleh Pemerintah lebih lebih
kepada fungsi sosial kemasyarakatan!
2. Program diklat tentang bendungan: Perencanaan; Pelaksanaan;
Pengawasan; dan diklat Operasi dan Pemeliharaan; harus terus berlanjut.
Mengapa..?
3. Program Pembangunan bendungan, ditargetkan menyelesaikan 65
bendungan, Jelaskan secara singkat pelaksanaan program tersebut!
4.5 Rangkuman
Perkembangan pembangunan bendungan di Indonesia pertama sekali
dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke 19, yaitu
bendungan Nglangon, Jawa Tengah (1911–1916), sampai saat ini masih
banyak dibangun bendungan tipe urugan batu dan urugan tanah, karena
alasan-alasan: bersifat fleksibel, cocok dibangun di daerah (zone) gempa;
bendungan jenis lain, misal bendungan beton, memerlukan pondasi dan
tumpuan yang cukup kuat.
Sumber daya manusia, ahli bidang bendungan perlu terus ditingkatkan dari
segi kualitas dan kuantitasnya dalam rangka pembangunan dan pengelolaan
bendungan ke depan. Program melalui diklat Perencanaan; Pelaksanaan;
Pengawasan; dan diklat Operasi dan Pemeliharaan; harus terus berlanjut dan
dipertajam, mengantisipasi kesiapan SDM dalam aktivitas pembangunan dan
pengelolaan bendungan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Perencanaan Teknis tentang pengembangan bendungan, diamanatkan
dalam Bab IV, UU No. 11/1974 tentang Pengairan, dan Permen PUPR No.
10 Tahun 2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air
dan Tata Pengairan, keputusan dengan pengembangan bendungan, tata
pengaturan air dan tata pengairannya dilaksanakan berdasarkan wilayah
sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (PSN).
Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana dan Rencana
Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi.
Peraturan Presiden No. 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Undang-undang Dasar 1945 tentang Dasar dan Bentuk Negara RI, Poliyama
Widyapustaka, Jakarta.
Pengairan.
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
2. Belajar dari Kondisi Awal bendungan yang ada, sehingga perlu pengaturan
pengembangan bendungan, kondisi apa yang diperoleh?
Jawaban:
Kondisi dalam membangun tanpa mengikuti kaidah-kaidah dan persyaratan
pembangunan bendungan; terjadi kegagalan bendungan, belum ada
kejelasan dalam pengaturan bendungan; belum ada kejelasan tahapan
pembangunan dan pengelolaan bendungan; belum ada ketentuan mengenai
peran pemilik bendungan, pengelola dan pembangun bendungan, serta
implikasi lembaga terkait; belum ada ketentuan mengenai sanksi; dan belum
ada pengaturan mengenai bendungan limbah tambang atau penampung
lumpur