BIDANG HIDROLOGI
HIDROMETRI
SUMBER MATERI
SNI 03-2412-1991 Metode Pengambilan Sample Air
SNI 06-2414-1991, Tata Cara Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung
SNI 3414-2008 Tata Cara Pengambilan Muatan Sedimen di Sungai dengan Cara
Integrasi Kedalaman Berdasarkan Pembagian Debit
QA/HDR/01/2009, Prosedur dan Instruksi Kerja Survei Penempatan dan
Pembangunan Pos Hidrologi, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Sumber Daya Air
Linsley, Ray K. JR; Max A. Kohler and Joseph L.H. Paulhus. (1989). Hidrologi Untuk
Insinyur. Terjemahan Hermawan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Montarcih, Lily (2010), Hidrologi Teknik Dasar, CV Citra Malang
Soemarto, CD. (1995). Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soewarno, (1991). Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri), Nova, BandungHidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa
Soewarno, (1995). Data– Jilid 2, Nova, Bandung
Sosrodarsono, Suyono. (1977). Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Sri Harto, Br. (1993). Hidrologi: Teori, Soal, Penyelesaian. Nafiri Offset. Yogyakarta.
Vita Ayu Kusuma Dewi, Tugas Besar Hidrologi Dasar - Lengkung Debit, Teknik
Pengairan Universitas Brawijaya Malang
www.pln.co.id |
TATA CARA PEMASANGAN
STASIUN PENGAMATAN
HIDROLOGI (HIDROMETRI)
Setelah mempelajari Tata Cara Pemasangan Stasiun
Hidrometri, diharapkan peserta dapat:
1. Memahami fungsi stasiun pengamatan hidrologi
(hidrometri) khususnya untuk perencanaan dan
operasiona pembangkit tenaga air
2. Menentukan kerapatan jaringan stasiun hujan
3. Merencanakan dan melakukan supervisi serta
evaluasi terhadap pemasangan stasiun pengamatan
hidrologi
4. Dapat memperkirakan kebutuhan bahan bangunan
untuk bangunan sipil pembangunan pos hidrologi
JENIS PERALATAN HIDROLOGI
A. HIDRO KLIMATOLOGI
Penakar Surah Hujan Biasa
Penakar Hujan Otomatis /Automatic Rainfall Recorder (ARR) (ARGR)
Pengukur Tekanan Udara / Barometer
Pengukur Kelembaban Udara
Suhu Udara
Panci Pengukur Penguapan
Pengukur Arah & Kecepata Angin
Pengukur Lama Penyinaran Matahari
Pengukur Radiasi Matahari
A. HIDROMETRI
Pos Duga Air Biasa (Peilschall) / Staff Gauge Observer
Pos Duga Air Otomats/Automatic Water Level Recorder (AWLR)
Pengukur Kecepatan Aliran / Currentmeter
Pengukur Sedimen / Sediment Sampler
Bangunan Ukur Debit : Thonson, Cipoletti, Amabnag Lebar dll
www.pln.co.id |
DEFINISI DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
STASIUN HIDROLOGI
Stasiun pengamatan hidrologi adalah suatu tempat/lokasi peralatan hidrologi
yang dibangun melalui tahapan survei dan perencanaan jaringan hidrologi yang
berfungsi sebagai pemantau karakteristik hidrologi.
Tahapan pembangunan stasiun pengamatan hidrologi adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pengadaan bahan
c. Pelaksanaan pembangunan
d. Pemasangan alat
e. Pelatihan operasi dan pemeliharaan peralatan bagi pengamat
f. Penunjukkan petugas pengamat dipilih dari penduduk setempat yang terdekat
dengan syarat dapat mebaca, menulis, jujur dan bertanggung jawab.
g. Untuk menghindari kehilangan data dalam proses pengiriman, maka
pengamat diwajibkan memiliki buku arsip data pembacaan/rekaman data
pengamatan hidrologi.
h. Hasil pembacaan/rekaman data pengamatan harus segera dilaporkan kepada
pengelola hidrologi setiap bulannya..
www.pln.co.id |
KRITERIA UMUM PENENTUAN LOKASI
STASIUN HIDROMETRI
Kriteria umum atau syarat umum untuk menentukan lokasi penempatan
stasiun hidrometri adalah sebagai berikut:
Memperhatikan hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hidrologi yang telah
ada.
Didasarkan pada hasil kajian kebutuhan rehab / penambahan /
pembangunan pos berdasarkan tingkat akurasi yang telah ditetapkan
dengan mempertimbangkan pendanaan.
Penentuan jenis pos hidrologi (alat biasa/ otomatik/telemetri) perlu
memperhatikan tujuan, ketelitian data yang diinginkan dan rencana
pengembangan proyek.
Telah ada kesepakatan dengan pemilik tanah/lahan yang akan digunakan
sebagai lokasi pos hidrologi (status tanah tidak dalam sengketa).
Lokasi pos diusahakan dekat dengan permukiman penjaga pos/penduduk
dan mudah jangkauannya (untuk tujuan keamanan dan kemudahan
dalam pelaksanaan pencatatan/inspeksi pos).
.
www.pln.co.id |
Tidak membangun pos hidrologi pada lokasi yang sama/berdekatan
dengan pos hidrologi milik instansi lain.
Ada lahan tambahan untuk membangun pos jaga yang berfungsi sebagai
ruang kerja penjaga pos dalam menjalankan tugas-tugasnya (khusus pos
klimatologi).
Untuk pos berbasis Global Standard for Mobile Communications (GSM),
lokasi yang dipilih harus mempertimbangkan kekuatan signal provider
yang akan digunakan.
Pos/stasiun hidrologi yang dibangun agar dilengkapi bangunan pos
hidrologi, pagar pengaman, papan informasi pos dan patok bench mark
(BM).
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
KETENTUAN TEKNIS
Untuk menghindari pembacaan negative (-) maka 0 (nol) duga muka
air dipasang pada elevasi ± 25 cm di bawah muka air minimum
bagian atas peilskal dipasang ± 0.50 m di atas muka air maksimum
yang pernah terjadi.
Elevasi 0 (nol) duga muka air harus diikatkan pada suatu datum/titik
tetap yang dipasang didekat pos dan elevasi datum tersebut harus
dicek setiap tahun dengan BM terdekat.
Posisi stasiun duga muka air di pasang secara bertingkat ke arah
darat dan tidak harus dalam satu titik lokasi.
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
PERALATAN AWLR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
PEMILIHAN TIPE ALAT PDAO/AWLR
Tipe Pembilas : tebing sungai landai, tidak terdiri dari batuan
keras dan air sungai tidak berkadar sedimen tinggi.
Disebut juga dengan tipe Sumuran
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
PEMILIHAN TIPE ALAT PDAO/AWLR
Tipe Gelembung: tebing sungai landai, tidak terdiri dari batuan
keras & air sungai tidak berkadar sedimen tinggi.
Sama dengan lokasi untuk tipe pembilas/sumuran
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN DUGA MUKA AIR
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN CURAH HUJAN
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN CURAH HUJAN
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN CURAH HUJAN
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN CURAH HUJAN
KERAPATAN JARINGAN STASIUN HUJAN
Standar World Meteorological Organization (WMO)
Kisaran norma- Kisaran norma-
Tipe Wilayah norma jaringan norma sementara
minimum yang diperbolehkan
(luas dalam km2 dalam kondisi yang
untuk 1 stasiun) sulit (km2/stasiun)
Wilayah datar, zona iklim sedang, 600 – 900 900 – 3000
mediteran dan tropika
Wilayah bergunung-gunung pada zona 250-1000 (pada
iklim sedang, mediteran dan tropika 100 – 250 kondisi yang sulit
dapat melebihi 2000)
Kepulauan-kepulauan pegunungan yang 250 – 1000 (pada
kecil dengan presipitasi yang sangat tidak 25 kondisi yang sulit
beraturan, jaringan hidrografi sangat rapat dapat melebihi 2000)
Zona-zona arid dan kutub (tidak termasuk 1500 - 10000
gurun-gurun yang luas)
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN CURAH HUJAN
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN KLIMATOLOGI
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN KLIMATOLOGI
SANGKAR METEO
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN KLIMATOLOGI
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN KLIMATOLOGI
www.pln.co.id |
STASIUN PENGAMATAN SISTEM TELEMETRI
www.pln.co.id |
PENGUKURAN DEBIT
ALIRAN
Setelah mempelajari Pengukuran Debit Sungai,
diharapkan peserta dapat:
1. Menentukan lokasi pengukuran debit
2. Mengetahui dan menerapkan cara-cara
pengukuran debit sungai secara sederhana sesuai
kebutuhan, kondisi medan, kondisi air serta
peralatan yang ada dan memungkinkan
3. Melakukan perhitungan hasil pengukuran debit
4. Mengetahui manfaat pengukuran debit khususnya
untuk perencanaan PLTA/PLTM
DEFINISI & ISTILAH
PERSYARATAN LOKASI
Secara umum sama dengan lokasi Pos Duga Air.
Persyaratan lokasi pengukuran debit mempertimbangkan factor-faktor,
sebagai berikut:
Berada tepat atau di sekitar lokasi pos duga air, dimana tidak ada
perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok
Alur sungai harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar sungai pada
saat banjir/muka air tertinggi
Distribusi aliran merata dan tidak ada aliran yang memutar
Aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air dan tidak
terganggu oleh adanya bangunan air lainnya
Penampang melintang pengukuran diupayakan tegak lurus
terhadap alur sungai
Kedalaman pengukuran minimal 3 sampai dengan 5 kali diameter
baling – baling alat ukur arus yang digunakan
www.pln.co.id |
KETENTUAN UMUM PENGUKURAN DEBIT
PERSYARATAN LOKASI
www.pln.co.id |
KETENTUAN UMUM PENGUKURAN DEBIT
www.pln.co.id |
KETENTUAN UMUM PENGUKURAN DEBIT
www.pln.co.id |
KETENTUAN UMUM PENGUKURAN DEBIT
www.pln.co.id |
PENGUKURAN DEBIT SECARA LANGSUNG
www.pln.co.id |
PENGUKURAN DEBIT SECARA LANGSUNG
www.pln.co.id |
PERHITUNGAN PENGUKURAN DEBIT
www.pln.co.id |
PENGUKURAN DEBIT SECARA TIDAK
LANGSUNG
Dengan Metade Kemiringan Luas (Slope Area Method)
Metode ini meliputi perhitungan debit banjir pada saluran terbuka atau
sungai dengan menggunakan karakteristik penampang yang
representatif, kemiringan muka air, dan koefisien kekasaran.
Cara ini dapat dilakukan manual ataupun dengan software Hecrass
www.pln.co.id |
ANALISIS LENGKUNG DEBIT
(RATING CURVE)
www.pln.co.id |
PERSYARATAN MEMBUAT LENGKUNG DEBIT
www.pln.co.id |
MODEL PERHITUNGAN LENGKUNG DEBIT
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
B. MODEL EKSPONENSIAL
No Xi (H) Yi (Q) P= ln Y (X-Xrerata) (P-Prerata) (X-Xrerata)2 (P-Prerata)2 (X-Xrerata) (P-Prerata)
1 0,00 0,60 -0,51 -0,75 -2,52 0,56 6,34 1,89
2 0,10 1,10 0,10 -0,65 -1,91 0,42 3,65 1,24
3 0,20 1,90 0,64 -0,55 -1,37 0,30 1,86 0,75
4 0,30 2,70 0,99 -0,45 -1,01 0,20 1,03 0,46
5 0,40 3,90 1,36 -0,35 -0,65 0,12 0,42 0,23
6 0,50 5,50 1,70 -0,25 -0,30 0,06 0,09 0,08
7 0,60 6,90 1,93 -0,15 -0,08 0,02 0,01 0,01
8 0,70 8,80 2,17 -0,05 0,17 0,00 0,03 -0,01
9 0,80 10,90 2,39 0,05 0,38 0,00 0,15 0,02
10 0,90 13,20 2,58 0,15 0,57 0,02 0,33 0,09
11 1,00 15,80 2,76 0,25 0,75 0,06 0,57 0,19
12 1,10 18,60 2,92 0,35 0,92 0,12 0,84 0,32
13 1,20 21,60 3,07 0,45 1,07 0,20 1,14 0,48
14 1,30 24,80 3,21 0,55 1,20 0,30 1,45 0,66
15 1,40 28,10 3,34 0,65 1,33 0,42 1,77 0,86
16 1,50 31,50 3,45 0,75 1,44 0,56 2,08 1,08
Jumlah 12,0 195,9 32,11 0,00 0,00 3,40 21,74 8,34
Rerata 0,75 - 2,01 - - - - -
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
B. MODEL EKSPONENSIAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
B. MODEL EKSPONENSIAL
H (m) Qdata Qmodel Kesalahan Relatif
(m3/dt) (m3/dt) (%)
0,00 0,60 1,18 96,83
0,10 1,10 1,51 37,23
0,20 1,90 1,93 1,55
0,30 2,70 2,47 8,67
0,40 3,90 3,15 19,18
0,50 5,50 4,03 26,75
0,60 6,90 5,15 25,37
0,70 8,80 6,58 25,21
0,80 10,90 8,41 22,82
0,90 13,20 10,75 18,54
1,00 15,80 13,74 13,02
Kesalahan Relatif = 1,10 18,60 17,57 5,56
Abs ( Q model – Q data) / Q data x 100%. 1,20 21,60 22,45 3,94
1,30 24,80 28,70 15,71
1,40 28.10 36.68 30.53
1,50 31.50 46.88 48.83
Kesalahan Relatif Rata-Rata (%) 24.98
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
C. MODEL LOGARITMIK
No Y(Q) q = log X Y-Yrerata q-qrerata (Y-Yrerata)2 (q- qrerata)2 (Yi-Y rerata) (q-qrerata)
1 0,60 0,00 -11,64 0,18 135,58 0,03 -2,10
2 1,10 -1,00 -11,14 -0,82 124,18 0,67 9,14
3 1,90 -0,70 -10,34 -0,52 106,99 0,27 5,37
4 2,70 -0,52 -9,54 -0,34 91,08 0,12 3,27
5 3,90 -0,40 -8,34 -0,22 69,62 0,05 1,82
6 5,50 -0,30 -6,74 -0,12 45,48 0,01 0,81
7 6,90 -0,22 -5,34 -0,04 28,56 0,00 0,22
8 8,80 -0,15 -3,44 0,03 11,86 0,00 -0,09
9 10,90 -0,10 -1,34 0,08 1,81 0,01 -0,11
10 13,20 -0,05 0,96 0,13 0,91 0,02 0,13
11 15,80 0,00 3,56 0,18 12,65 0,03 0,64
12 18,60 0,04 6,36 0,22 40,40 0,05 1,41
13 21,60 0,08 9,36 0,26 87,54 0,07 2,43
14 24,80 0,11 12,56 0,29 157,66 0,09 3,69
15 28,10 0,15 15,86 0,33 251,42 0,11 5,17
16 31,50 0,18 19,26 0,36 370,80 0,13 6,86
Jumlah 195,9 -2,88 0,00 0,00 1536,54 1,65 38,66
Rerata 12,24 -0,18 - - - - -
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
B. MODEL LOGARITMIK
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
B. MODEL LOGARITMIK
Kesalahan
Qdata Qmodel
H (m) q = log X Relatif
(m3/dt) (m3/dt)
(%)
0.00 0.00 0.60 16.47 2,644.73
0.10 -1.00 1.10 -6.98 734.55
0.20 -0.70 1.90 0.08 95.99
0.30 -0.52 2.70 4.20 55.69
0.40 -0.40 3.90 7.13 82.88
0.50 -0.30 5.50 9.40 70.98
0.60 -0.22 6.90 11.26 63.19
0.70 -0.15 8.80 12.83 45.79
0.80 -0.10 10.90 14.19 30.17
0.90 -0.05 13.20 15.39 16.57
Kesalahan Relatif = 1.00 0.00 15.80 16.46 4.18
Abs ( Q model – Q data) / Q data x 100%. 1.10 0.04 18.60 17.43 6.29
1.20 0.08 21.60 18.32 15.20
1.30 0.11 24.80 19.13 22.86
1.40 0.15 28.10 19.89 29.23
1.50 0.18 31.50 20.59 34.64
Kesalahan Relatif Rata-Rata (%) 247.06
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
D. MODEL POLINOMIAL
No Xi Yi Xi2 Xi3 Xi4 XiYi Xi2x Yi
1 0,000 0,600 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
2 0,100 1,100 0,010 0,001 0,000 0,110 0,011
3 0,200 1,900 0,040 0,008 0,002 0,380 0,076
4 0,300 2,700 0,090 0,027 0,008 0,810 0,243
5 0,400 3,900 0,160 0,064 0,026 1,560 0,624
6 0,500 5,500 0,250 0,125 0,063 2,750 1,375
7 0,600 6,900 0,360 0,216 0,130 4,140 2,484
8 0,700 8,800 0,490 0,343 0,240 6,160 4,312
9 0,800 10,900 0,640 0,512 0,410 8,720 6,976
10 0,900 13,200 0,810 0,729 0,656 11,880 10,692
11 1,000 15,800 1,000 1,000 1,000 15,800 15,800
12 1,100 18,600 1,210 1,331 1,464 20,460 22,506
13 1,200 21,600 1,440 1,728 2,074 25,920 31,104
14 1,300 24,800 1,690 2,197 2,856 32,240 41,912
15 1,400 28,100 1,960 2,744 3,842 39,340 55,076
16 1,500 31,500 2,250 3,375 5,063 47,250 70,875
Jumlah 12,000 195,900 12,400 14,400 17,831 217,520 264,066
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
D. MODEL POLINOMIAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
D. MODEL POLINOMIAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
D. MODEL POLINOMIAL
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
D. MODEL POLINOMIAL
Kesalahan
Qdata Qmodel
H (m) Relatif
(m3/dt) (m3/dt)
(%)
0.00 0.60 0.56 6.185
0.10 1.10 1.08 1.585
0.20 1.90 1.82 3.966
0.30 2.70 2.79 3.300
0.40 3.90 3.98 1.947
0.50 5.50 5.39 2.088
0.60 6.90 7.02 1.691
0.70 8.80 8.87 0.803
0.80 10.90 10.95 0.431
0.90 13.20 13.25 0.346
Kesalahan Relatif = 1.00 15.80 15.77 0.210
1.10 18.60 18.51 0.483
Abs ( Q model – Q data) / Q data x 100%. 1.20 21.60 21.48 0.574
1.30 24.80 24.66 0.548
1.40 28.10 28.07 0.090
1.50 31.50 31.71 0.659
Kesalahan Relatif Rata-Rata 1.557
www.pln.co.id |
CONTOH SOAL
Hasil perhitungan kesalahan relatif model regresi Polinomial memiliki kesalahan relatif
paling kecil metode yang tepat adalah model regresi Polinomial.
Koefisien korelasi (correlation coefficient) atau R menunjukkan kesamaan waktu, nilai
koefisien korelasi yang tinggi tidak berarti menunjukkan kesamaan fenomena hidrologi
(hydrological similarity) akan tetapi lebih cenderung menunjukkan kesamaan waktu
kejadian atau keserempakan kejadian fenomena hidrologi (simultaneity hydrological
events). (Soewarno, 1995)
www.pln.co.id |
RATING CURVE AWLR DAN PINTU AIR
www.pln.co.id |
PENGAMBILAN
SAMPLE SEDIMEN DAN AIR
Setelah mempelajari Pengambilan Sample Sedimen
dan Kualitas Air diharapkan peserta dapat:
1. Memahami tujuan pengambilan sample
sedimen dan kualitas air khususnya untuk
perencanaan dan operasioanl pembangkit
tenaga air dengan bangunan sipil baik berupa
bendung ataupun bendungan
2. Merencanakan dan melakukan supervisi serta
evaluasi terhadap pengambilan jumlah sample
sedimen dan kualitas air serta parameter yang
harus diukur atau diuji di laboratorium
TUJUAN PENGAMBILAN SAMPLE
www.pln.co.id |
PENGERTIAN SAMPLE SEDIMEN
www.pln.co.id |
PEMILIHAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPLE
Sama dengan lokasi pengukuran debit/pos duga air dengan persyaratan sbb:
Pada lokasi di sekitar pos duga air dimana tidak ada perubahan profil
melintang yang menyolok, penambahan/pengurangan debit aliran sungai.
Profil sungai tidak menunjukan indikasi akan pindah atau berubah
Distribusi garis aliran merata dan tidak ada aliran yang berputar, sebaiknya
aliran tidak terbagi-bagi karena ada batu-batu besar.
Aliran tidak terganggu akibat sampah atau tanaman air,
Tidak terletak pada lokasi dimana terjadi peninggian muka air akibat
pengaruh arus pasang surut air laut.
Tidak terletak pada atau dekat dengan lokasi pertemuan sungai atau disekitar
lokasi bangunan pengairan
Tidak terletak pada lokasi yang terpengaruh oleh adanya aliran lahar/air
terjun.
Sebaiknya profil melintang sungai dapat menampung debit aliran sungai
pada saat banjir (tidak meluap keatas bantaran sungai).
www.pln.co.id |
WAKTU PENGAMBILAN SAMPLE
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
Dalam analisa laboratorium dapat diketahui Berat Jenis (BD) dan besaran
ukuran butir. Untuk dapat mengetahui kandungan sedimen (dalam satuan
ton/hari)
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
Keterangan :
Kolom 1, 2, 4, 5, 6 dan 7 diukur di lapangan
Debit dihitung dengan metode interval tengah
Debit total = 0,927 m3/det,
bila sampel sedimen diambil pada 1/6, 3/6 dan 5/6 debit,
titik pengambilan sampel (tanda *) :
- 1/6 x 0,927 m3/det = 0,154 m3/det, di antara rai ke 3 dan ke 4.
- 3/6 x 0,927 m3/det = 0,463 m3/det, tepat pada rai ke 7.
- 5/6 x 0,927 m3/det = 0,772 m3/det, antara rai ke 9 dan ke 10.
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN LAYANG
LENGKUNG SEDIMEN
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN DASAR
PENGAMBILAN SAMPLE
Pengambilan sampel bed load dilakukan dengan alat penangkap sampel
menyerupai tipe US BLH-84.
www.pln.co.id |
SAMPLE SEDIMEN DASAR
PENGUJIAN LABORATORIUM
Pengujian Laboratorium - Uji Berat Jenis
Berat jenis (specific gravity) tanah diperlukan untuk perhitungan-
perhitungan parameter indeks tanah (indeks properties).
PENGUJIAN LABORATORIUM
Kegiatan hidrometri untuk perencanaan tata saluran seringkali perlu disertai
dengan pengukuran kualitas air.
Khusus untuk pembangkit listrik kualitas air biasanya diperlukan untuk sistem
water cooling pada PLTU dan untuk PLTA diperlukan dalam perencanaan turbin.
www.pln.co.id |
SAMPLE KUALITAS AIR
www.pln.co.id |
SAMPLE KUALITAS AIR
www.pln.co.id |
SURVEI BANJIR DAN KEKERINGAN