MODUL 0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Hidrogeologi sebagai Materi Substansi dalam
Pelatihan Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
Sumber Daya Air.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL........................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat..............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran........................................................................................2
1.3.1 Hasil Belajar...........................................................................................2
1.3.2 Indikator Hasil Belajar............................................................................2
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok................................................................3
BAB IV PENUTUP......................................................................................................69
4.1 Simpulan.........................................................................................................69
4.2 Tindak Lanjut..................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................72
GLOSARIUM...............................................................................................................73
KUNCI JAWABAN......................................................................................................74
LAMPIRAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Hidrogeologi ini terdiri dari empat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar pertama membahas pengertian dan cekungan air tanah. Kegiatan belajar
kedua membahas deskripsi air tanah. Kegiatan belajar ketiga membahas kualitas
air tanah. Kegiatan belajar keempat membahas potensi air tanah.
Persyaratan
Metode
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI viii
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1) Pengertian
2) Cekungan Air Tanah
3) Latihan
4) Rangkuman
5) Evaluasi
6)
BAB II
PENGERTIAN DAN CEKUNGAN AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan
cekungan air tanah dengan baik
2.1 Pengertian
Ada banyak pengertian atau definisi air tanah. Undang-Undang No 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air (UU No. 7 Tahun 2004) mendefinisikan air
tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Sementara beberapa ahli di dalam buku-buku teks
memberikan definisi seperti berikut.
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau system drainase atau
dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir
ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978;
Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie,1996).
Sedangkan menurut Soemarto (1989) air tanah adalah air yang mempunyai
rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah
permukaa tanah dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak
jenuh terletak diatas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-
rongganya berisi air dan udara.
Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah
permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah bawah
tanah (underground water dan sub terranean water) adalah istilah lain yang
digunakan untuk air yang berada pada jalur jenuh, namun istilah yang lazim
digunakan adalah air tanah (Johnson, 1972).
Pada kedalaman tertentu pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan
mulai jenuh. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah
(water table). Air yang tersimpan pada lajur jenuh disebut dengan air tanah,
yang kemudian bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan dan
lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 4
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter,
1994).
Air bawah permukaan adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir
di bawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda
potensi kelembaban tanah, dangaya gravitasi bumi. Air bawah permukaan
tersebut biasa dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002). Air yang berada di
bawah muka air pada umumnya disebut air tanah, dan lajur di bawahnya
disebut sebagai lajur jenuh.
Cuah hujan yang masuk ke dalam tanah dan meresap ke lapisan yang ada
di bawahnya, yang kemudian tertampung pada lapisan di bawah
permukaan tanah disebut air tanah Wilson, 1993).
Jumlah air tawar yang terbesar, menurut catatan yang ada, tersimpan di
dalam perut bumi, yang dikenal sebagai air tanah (Chow, 1978).
Berdasarkan Perkiraan Jumlah Air di Bumi (UNESCO, 1978 dalam Chow
et. al, 1988) dijelaskan bahwa jumlah air yang ada di bumi ini jauh lebih
besar dibanding jumlah air permukaan
(98 % dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah
dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran).
Air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia (Toth, 1990) yaitu:
1. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan
dalam formasi batuan dan akhirnya mencapai muka air tanah.
2. Air dari aliran air permukaan sungai, danau, dan reservoir yang
meresap melalui tanah melalui lajur jenuh.
Air tanah dan air permukaan merupakan sumber air yang mempunyai
ketergantungan satu sama lain. Air tanah sumber persediaan air yang
Tabel 2.1. Potensi Air Tanah pada CAT di Indonesia per Pulau Air Tanah
(Danaryanto et. al, 2005)
Potensi air tanah pada akuifer
Pulau/Kepulauan/ Jumlah Luas CAT (juta m3/tahun)
No
Provinsi CAT (Km2) Bebas Tertekan
1 Bali 8 4,381 1,577 21
2 NTB 9 9,475 1,908 107
3 NTT 38 31,929 8,229 200
4 Maluku 68 25,830 11,943 1,231
5 Sulawesi 91 37,778 19,694 550
6 Jawa 80 81,147 38,851 2,046
7 Sumatera 65 272,843 123,528 6,551
8 Papua 40 262,870 222,524 9,098
250,000
222,524
200,000
150,000
123,528
100,000
67,963
50,000 38,851
19,694
8,229 11,943 6551 9098
1,57721 1,908
107 200 1231 550 2046 1102
0
Bali NTB NTT Maluku SulawesiColumn4
Column3 Jawa Suma... Kalima... Papua
Gambar 2.2. Potensi Air Tanah pada CAT Akuifer Bebas dan Tertekan
2.3 Latihan
2.4 Rangkuman
2.5 Evaluasi
BAB III
DESKRIPSI AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan deskripsi air tanah dengan baik.
R E
Ri Ri
∆S
Ke Jaringan
P Sungai, waduk,
danau, dan laut
Rumus umum neraca air yang dikemukakan oleh Dunne dan Leopolp
(1978):
R = Ri + E + P + ∆Sm + ∆Sg
dimana:
R = Curah hujan rata-rata tahunan yang terjadi diatas basin (mm)
Ri = Air permukaan (run off) yang mengalir dibasin (mm)
E = Evapotranspirasi nyata (mm)
P = Perkolasi dalam (mm)
∆Sm = Perubahan dalam cadangan kelengasan tanah (mm)
∆Sg = Perubahan dalam cadangan air tanah / groundwater (mm)
Kemiringan permukaan
Air tanah normal
Equipotential
line (h)
dq dh
dq
dm
dq
dq
c) Alluvial Aquifer
Merupakan akuifer yang terjadi akibat proses fisik baik pergeseran
sungai maupun perubahan kecepatan penyimpanan yang beragam dan
heterogen disepanjang daerah aliran sungai atau daerah genangan
(flood plains). Akibatnya kapasitas air di akuifer ini menjadi besar dan
umumnya air tanahnya seimbang (equillibrium) dengan air yang ada di
sungai. Didaerah hulu DAS umumya air sungai meresap ke tanah
(infiltrasi) dan mengisi akuifer ini. Sedangkan di hilir muka air tanah di
akuifer lebih tinggi dari dasar sungai, dan akuifer mengisi sungai
terutama pada musim kemarau.
(a) Alluvial Aquifer (b) Pengisian air oleh sungai dan akuifer
3.7 Karst
Menurut Ford dan Williams, karst adalah suatu kawasan yang memiliki
karakteristik relief dan drainase yang khas terutama disebabkan oleh
derajad pelarutan batuan-batuannya yang intensif.
Batu gamping menyebar hampir di seluruh Indonesia, tersingkap dalam
bentuk batu gamping berlapis, batu gamping terumbu dan sedikit batu
gamping berkristal. Batu gamping berumur Pra-Tersier terdapat di Aceh,
Sumatera Utara, Sulawesi dan Indonesia bagian Timur (Maluku dan Irian
Jaya). Batu gamping berumur Tersier di pulau Jawa terdapat di bagian
Selatan mulai dari pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Pada bagian utara dimulai dari Rembang, Pegunungan Kendeng,
dan Madura. Pada daerah lain terdapat di Bali, Lombok dan Timor. Batu
gamping Kuarter berupa batu gamping terumbu koral (coral reef limestone)
terdapat di beberapa pulau pada bagian timur Indonesia, seperti pantai
Ambon, Seram, Buru dan Sulawesi Tengah.
Aliran air tanah di dalam rekahan dan rongga batu gamping dapat
menimbulkan pelarutan dan memperbesar rongga, sehingga sering
berkembang menjadi sungai bawah tanah. Pada daerah batu gamping
sangat umum dijumpai keadaan topografi karstik, yang bercirikan tidak
terdapat aliran air atau sungai di permukaan, hanya terdapat “sink holes”
(lubang-lubang masuknya air ke dalam tanah) dan sungai bawah tanah
Beberapa contoh air tanah dalam bentuk mata air yang cukup besar di batu
gamping dapat di lihat pada Tabel 3.1.
PERKIRAAN KUANTITAS
PROVINSI NAMA MATA AIR
(L/det)
3.8 Latihan
3.9 Rangkuman
3.10 Evaluasi
BAB IV
KUALITAS AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan tentang kualitas air tanah
dengan baik.
Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk perkolasi
maupun infiltrasi, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur kimia. Komposisi
kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap berbagai kegiatan
pemanfaatannya seperti pertanian, industri, maupun domestik. (Danaryanto dkk,
2008).
b) Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai
aroma yang terkandung dalam air.
c) Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung
dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 22
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
f) Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh
keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat
ataupun lokasinya.
Jumlah garam terlarut (total dissolved solids atau TDS) adalah jumlah
garam yang terkandung di dalam air. Klasifikasi air berdasarkan jumlah
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 23
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
garam terlarut menurut Hem (1959) tertera seperti pada Tabel 4.2,
sedangkan menurut Davis dan De Wiest (1996) tertera seperti pada
Tabel 4.3.
Hubungan antara DHL dengan jumlah garam terlarut secara tepat perlu
banyak koreksi seperti temperatur pengukuran, maupun tergantung
juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum angka
tersebut diatas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga
DHL dan macam air seperti terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Klasifikasi Air Berdasarkan Harga DHL
(Hadipurwo, 2006 dalam Danaryanto dkk., 2008)
DHL (µumhos/cm
Macam Air
pada 25°C)
0,055 Air murni
0,5 – 5,0 Air suling
5 – 30 Air hujan
30 – 2000 Air tanah
35.000 – 45.000 Air laut
c) Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1
– 14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang
mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi
air yang mengandung garam Ca atau Mg karbonat, bersifat basa (pH
7,5-8), sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam,
sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya
mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air dilapangan
dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006
dalam Danaryanto dkk., 2008).
d) Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau
mg/l. Ionion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu,
Zn, Cl, SO4, CO2, yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat
sebagai racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006
dalam Danaryanto dkk., 2008).
Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
yang Diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
Jumlah Zat Padat
2. mg/ L 1000 -
Terlarut (TDS)
3. Kekeruhan NTU 5 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu Χ° Suhu Udara 3°C -
6. Warna TCU 15 -
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa mg/ L 0.001
2 Alumunium mg/ L 0.2
3 Arsen mg/ L 0.01
4 Barium mg/ L 0.7
5 Besi mg/ L 0.3
6 Fluorida mg/ L 1.5
7 Kadmium mg/ L 0.003
8 Kesadahan ( CaCO3 ) mg/ L 500
9 Khlorida mg/ L 250
10 Kromium, val 6 mg/ L 0.05
11 Mangan mg/ L 0.1
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 26
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
Keterangan:
mg = miligram mL= mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometric Turbidity Units
TCU = True Color Units
Logam berat merupakan logam terlarut
Keterangan:
- = tidak dipersyaratkan
Ug = mikrogram
mg = miligram
mL = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
Logam berat merupakan logam terlarut
Kekeruhan (unit) 5 10 -
Warna (unit) 5 5 -
Bau dan rasa Rendah - -
Zat terlarut 170 - 1300 200 Rendah
Kesadahan (CaCO3) - 100 Rendah
Alkalinitas (CaCO3) - 75 -
PH (unit) - - -
Cl (mg/l) - 20
SO4 (mg/l) - - 20
Fe (mg/l) 0,2 0,1
Mn (mg/l) 0,2 0,05
Fe & Mn (mg/l) 0,2 -
H2S (mg/l) - -
F (mg/l) 1,5 -
Lain-lain
4.3 Latihan
4.4 Rangkuman
4.5 Evaluasi
BAB V
POTENSI AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan tentang potensi air tanah
dengan baik
b) Metode Geolistrik
Pada metode geolistrik, penyelidikan didasarkan pada variasi vertikal
dan horizontal yang menyangkut perubahan dalam hantaran elektrik
suatu arus listrik. Metode ini banyak digunakan dalam penentuan
struktur geologi, ketebalan lapisan penutup, kadar kelembaban tanah
dan permukaan air tanah.
c) Metode Magnetik
Metode magnetic merupakan salah satu bentuk pengukuran terhadap
variasi dalammedan magnetic bumi. Metode ini banyak digunakan
dalam pencarian material magnetic dalam lingkungan yang tidak
magnetis atau sebaliknya.
GEOLOGI
CITRA
PENGINDERAAN JAUH
SECARA
LANGSUNG HIDROLOGI
GEOHIDROLOGI
PENYELIDIKAN
DI PERMUKAAN
GEOGRAFI GEOLISTRIK
SECARA PENDUGAAN
GEOFISIKA SEISMIK
TIDAK LANGSUNG
AIR TANAH
PENYELIDIKAN
MAGNETIK
AIR TANAH
PEMBORAN
PEMBORAN
EKSPLORASI UJI POMPA
UJI KUALITAS
PENYELIDIKAN AIR TANAH
DI BAWAH
PERMUKAAN
RESISVITY LOG
LOGGING
GEOFISIKA SP LOG
GAMMARAY LOG
Pada metode tahanan jenis, arus diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua
elektroda arus (terletak di luar konfigurasi). Beda potensial yang terjadi
diukur melalui dua potensial yang berada di dalam konfigurasi. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak tertentu, dapat
ditentukan variasi harga tahanan jenis untuk masing-masing lapisan pada
tiap titik ukur (titik sonding). Tujuan geolistrik tahanan jenis adalah untuk
mengeahui keadaan geologi bawah permukaan dengan menggunakan
tahanan jenis batuan. Perbedaan tahanan jenis berbagai batuan mewakili
perbedaan karakteristik tiap lapisan tersebut. Besarnya tahanan jenis diukur
dengan mengalirkan arus listrik dan memperlakukan lapisan batuan
sebagai media penghantar arus. Ketika arus diinjeksikan ke dalam
permukaan bumi, nilai tahanan jenis yang diamati secara tidak langsung
adalah tahanan jenis suatu lapisan tertentu. Namun tahanan jenis ini bukan
nilai sebenarnya melainkan nilai tahanan jenis semu. Besaran ini tidak
boleh diartikan sebagai suatu harga rata-rata. Tahanan jenis merupakan
suatu konsep abstrak yang di dalamnya engandung suatu keterangan
tentang kedalaman dan sifat suatu lapisan tertentu.
Menurut Robinson (1998), interpretasi dan pengukuran geolistrik
didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut:
a) Bawah pemukaan tanah terdiri atas beberapa lapisan yang dibatasi
oleh bidang batas horizontal, dan adanya kontras tahanan jenis antar
bidang batas lapisan.
b) Tiap lapisan dianggap memiliki ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan
terbawah ketebalannya tak terhingga.
c) Tiap lapisan dianggap bersifat homogeny isotropic.
d) Tidak ada sumber selain arus yang diinjeksikan diatas permukaan
bumi.
e) Arus yang diinjeksikan adalah arus searah (DC).
Menurut Telford dkk (1990) aliran arus listrik di dalam batuan dapat
digolongkan menjadi 3 macam yaitu:
a) Konduksi elektronik jika batuan mempunyai elekron bebas, sehingga
arus listrik dialirkan oleh elektron-elektron bebas.
b) Konduksi elektrolit terjadi jika batuan bersifat porous dan pori-pori terisi
oleh cairan elektrolit. Pada konduksi ini arus listrik dibawa oleh
elektrolit.
c) Konduksi dielektrik terjadi jika batuan bersifat dielektik terhadap aliran
arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.
Tiap lapisan batuan penyusun merupakan suatu material batuan yang
memiliki tahanan jenis yang berbeda. Besar tahanan jenis tiap batuan
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a) Kandungan air
Kandungan air yang ada dalam batuan akan menurunkan harga
tahanan jenis, sehingga nilai daya hantar listrik pada batuan tersebut
akan akan semakin besar
b) Porositas batuan
Batuan yang pori-porinya mengandung air mempunyai tahanan jenis
yang lebih rendah daripana batuan yang kering
Kelarutan garam di dalam air di dalam batuan, akan mengakibatkan
meningkatnya kandungan ion dalam air, sehingga tahanan jenis suatu
batuan menjadi rendah (berfungsi sebagai konduktor).
Metode listrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan tujuan
pengukuran lapangan, yaitu: (Robert, 1986):
a) Metode tahanan jenis sounding.
Metode ini dipakai jika ingin mendapatkan distribusi tahanan jenis listrik
bumi terhadap kedalaman dibawah suatu titik di permukaan bumi.
Dalam metode ini spasi antara elektroda titik diperbesar secara
berangsur-angsur. Apabila spasinya semakin besar, maka efek material
yang lebih dalam akan tampak. Konfigurasi elektroda yang dapat
dipakai untuk tujuan ini terutama adalah konfigurasi Wenner.
b) Metode tahanan jenis mapping
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 37
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
K = π n (n + 1) a
K = 2π a
Dimana:
K = Faktor geometri
n = Kelipatan jarak elektroda
C1 = Elektroda arus
C2 = Elektroda arus
a = Jarak elektroda
na = Jarak elektroda x kelipatan jarak elektroda
P1 = Elektroda tegangan
P2 = Elektroda tegangan
5.3 Latihan
5.4 Rangkuman
5.5 Evaluasi
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Guidelines for Developing Emergency Action Plans for Dams in Texas, Dam
Safety Program, Critical Infrastructure Division, Texas Commission on
Environmental Quality, Revised March 2012.
GLOSARIUM
Air permukaan : Air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air,
sungai danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan
berhubungan dengan air bawah tanah atau air
atmosfer.
Air tanah : Sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau
system drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga
disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
Akuifer Bebas : Lapisan rembesan air yang mempunyai lapisan dasar
kedap air, tetapi bagian atas muka air tanah lapisan ini
tidak kedap air, sehingga kandungan air tanah yang
bertekanan sama dengan tekanan udara
bebas/tekanan atmosfir.
Akuifer Lembah : Akuifer yang berada pada suatu lembah dengan sungai
sebagai batas (inlet atau outlet).
Akuifer Terangkat : Dimana air tanah pada akuifer ini terpisah dari air tanah
utama oleh lapisan yang relatif kedap air dengan
penyebaran tebatas, dan terletak diatas muka air tanah
utama.
Akuifer Tertekan : Lapisan rembesan air yang mengandung kandungan
air tanah yang bertekanan lebih besar dari tekanan
udara bebas/tekanan atmosfir, karena bagian bawah
dan atas dari akuifer ini tersusun dari lapisan kedap air
(biasanya tanah liat).
Alluvial Aquifer : Akuifer yang terjadi akibat proses fisik baik pergeseran
sungai maupun perubahan kecepatan penyimpanan
yang beragam dan heterogen disepanjang daerah
aliran sungai atau daerah genangan (flood plains).
Cekungan Air Tanah (CAT) : Suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengairan, dan pelepasan air tanah
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN 42
KONSTRUKSI
MODUL 4 PENGATURAN DAN KONSEPSI KEAMANAN BENDUNGAN
berlangsung.
Cekungan Endapan Sedimen : Suatu daerah dimana pengendapan telah terjadi secara
terus menerus untuk suatu periode waktu tertentu, dan
terbentuk dari akumulasi lapisan-lapisan yang tebal.
Daerah Imbuhan : Daerah resapan air yang mampu menambah air tanah
secara alamiah pada cekungan air tanah.
Daerah Lepasan : Daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara
alamiah pada cekungan air tanah.
Danau : Ccekungan besar di permukaan bumi yang digenangi
oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan
tersebut dikelilingi oleh daratan.
Daya Hantar Listrik (DHL) : Sifat menghantarkan listrik oleh air.
Embung : Cekungan yang digunakan untuk mengatur dan
menampung suplai aliran air hujan serta untuk
meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait
(sungai, danau).
Evaporasi : Proses penguapan air ke atmosfir dari tubuh-tubuh air
yang ada di bumi baik dari laut, sungai atau danau
Evapotranspirasi : Gabungan dari proses penguapan air yang terkandung
di tanah yaitu soil moisture dari zona perakaran dan
aktivitas vegetasi (transpirasi) dengan proses evaporasi
Geolistrik : Suatu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik dalam bumi.
Geologi : Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya,
struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses
pembentukannya.
Grafitasi : Gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta.
Hidrogeologi : Bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran
dan pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di
kerak Bumi (umumnya dalam akuifer)
Hidrostatigrafi : Suatu model untuk menggambarkan stratum geologis
penyusun akuifer, yang di dalamnya berisi informasi
tentang karakteristik air tanah.
Infrastruktur : Segala sesuatu yg merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses.
Jaringan Irigasi Air Tanah : Jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai
(JIAT) dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran
irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya
Karst : Suatu kawasan yang memiliki karakteristik relief dan
drainase yang khas terutama disebabkan oleh derajad
pelarutan batuan-batuannya yang intensif.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) : Suatu dokumen yang menginformasikan gambaran
umum dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan
yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi
kementerian negara/lembaga yang memuat latar
belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian,
waktu pencapaian, dan biaya yang diperlukan
Kualitatif : Sebuah nilai yang dikandung oleh sesuatu/sebuah
benda, dimana penilaian yang dilakukan akan
didasarkan pada mutu dan kualitas yang terkandung
didalamnya.
Kuantitatif : Sebuah penelitian yang dilakukan berdasarkan jumlah
sesuatu, yang mana dalam hal ini kualitas bukanlah
sebagai faktor utama yang menjadi dasar penelitian
Lapisan akuifer : Lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat
mengalirkan air.
Neraca Air : Keseimbangan air yang terjadi dalam sistem hidrologi,
yaitu antara jumlah masukan, keluaran dan perubahan
kandungan air yang terdapat dalam sistem.
Presipitasi : Turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut
dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di
daerah tropis dan curah hujan serta salju dan di daerah
beriklim sedang.
Sedimentasi : Suatu proses pengendapan material yang ditransport
oleh media air, angin, es atau gletser di suatu
cekungan.
Statigrafi : Studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif
serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi
lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah
Bumi.
KUNCI JAWABAN