Anda di halaman 1dari 16

MODUL 2

PRINSIP ENERGI DAN MOMENTUM

2.1. Pendahuluan
Prinsip ketetapan energi dan ketetapan momentum merupakan dasar penurunan
persamaan aliran saluran terbuka disamping ketetapan momentum. Dengan persamaan
energi dan persamaan momentum dapat dibedakan tipe aliran sub-kritis, aliran kritis dan
aliran superkritis. Persamaan-persamaan tersebut sangat diperlukan untuk perencanaan
saluran terbuka.
Di dalam modul ini akan dibahas kriteria dan perhitungan aliran kritis dengan
menggunakan persamaan energi spesifik dan gaya spesifik. Agar mahasiswa memahami
penggunaan persamaan-persamaan dasar energi dan momentum, di akhir suatu pokok
bahasan diberi contoh soal dan latihan yang berupa pekerjaan rumah dan dibahas pada
awal kuliah berikutnya.

2.2. Tujuan Perkuliahan dan Outline Pembahasan


2.2.1. Tujuan Perkuliahan
(1) Menjelaskan prinsip energi dan momentum agar mahasiswa memahami penggunaan
hukum ketetapan energi (energy concervation) dan hukum ketetapan
momentum dalam penurunan persamaan energi dan persamaan momentum
yang memegang peran penting di dalam analisa gerak air (aliran).
(2) Memberi contoh penggunaan persamaan energi dan persamaan momentum
dalam perhitungan aliran saluran terbuka yang melalui bangunan- bangunan air.
(3) Memberi contoh agar mahasiswa memahami terjadinya kehilangan energi di dalam
aliran saluran terbuka.

2.2.2. Outline Pembahasan


(1) Penggunaan hukum ketetapan energi dalam penurunan Persamaan Energi di
sepanjang garis arus (Persamaan Euler).
(2) Penurunan Persamaan Bernoulli dan Persamaan Energi dari Persamaan Euler.
(3) Penjelasan Persamaan Energi untuk aliran saluran terbuka dan aliran saluran tertutup
dan contoh penggunaannya.
(4) Penjelasan Persamaan Momentum dan contoh penggunaannya.
2.3. Persamaan Energi

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah membaca modul mahasiswa memahami prinsip ketetapan energi dan
penggunaannya.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah membaca modul dan menyelesaikan soal – soal latihan mahasiswa
dapat menjelaskan penggunaan hukum energi untuk aliran saluran terbuka.

2.3.1. Persamaan Gerak dari Euler


Penetapan hukum ketetapan energi di sepanjang garis arus dapat dijelasakan
sebagai berikut:

 p  s
 p +  ds
 s 
ds

dz
θ

E1
E2 .g.dA.ds
y1
E
y2
Gambar 2.1 Uraian gaya- gaya yang bekerja pada filamen kecil sekali pada suatu garis
y
arus E
Q
Emin
Ambil suatu filamen kecil sekali
E pada suatu garis arus dengan luas penampang
y
E sebesar dA dan panjangnya adalah ds di arah
melintang/tegak lurus arah aliran
garis arus. Gaya-gaya yangy0 bekerja pada sisi-sisi filamen dan gaya berat
yc
 gaya yang bekerja terhadap filamen tersebut.
filamen merupakan jumlah gaya
Di arah aliran (arah s) jumlahVgaya-gaya yang bekerja adalah :
gD
V
gD
c
c
V
gD
p
Fs = p.d A – ( p + ds ) d A - g .d A.ds. cos 
s
p
Fs = - dA.ds - g .dA.ds.cos 
s

Menurut Hukum Newton :


F = m.a
Dimana:
F = jumlah gaya gaya yang bekerja pada suatu benda.
m = massa benda.
a = percepatan gerak benda.

Dalam hal filamen pada gambar di atas :

p
F = - dA.ds - g dA.ds cos  ....................................... (2.1)
s

m =  dA .ds ........................................................................ (2.2)

V
a = , dimana V = kecepatan ........................................... (2.3)
t

Karena kecepatan V merupakan fungsi dari tempat (s) dan waktu (t), atau
dalam suatu persamaan dinyatakan dalam V = f (s,t), maka:

V V
dV = ds + dt
s t
V ds V dt V V
+ =a=V +
s dt s dt t s

Apabila Pers.(2.1), (2.2), dan (2.3) digabung maka diperoleh persamaan


sebagai berikut:

p V V
- dA.ds - g dA.ds cos  =  dA.ds (V + )
s t s

dan apabila persamaan tersebut di atas dibagi dengan  dA.ds, akan manjadi
menjadi:
1 p V V
- - g.cos  = V  +  ................................................ (2.4)
 s s t

dari gambar (2.1) dapat dilihat bahwa :

dz z
cos  = = , jadi persamaan (2.4) menjadi
ds s

1 p z V V
- -g -V - =0
 s s s t

Untuk aliran tetap yaitu aliran yang tidak berubah menurut waktu maka
semua penurunan (deferensiasi) terhadap waktu menjadi sama dengan nol,
sehingga persamaan tersebut di atas menjadi:

1 p z V
- -g -V = 0 ........................................................ (2.5)
 s s s

Kemudian karena perubahan hanya terhadap tempat, maka Pers.(2.5) dapat


diubah menjadi:

1 dp dz V
+ g d +V = 0 ....................................................... (2.6)
 s
d s s

Pers.(2.6) disebut Persamaan gerak dari Euler.

2.3.2. Persamaan Bernoulli


Pers.(2.6) tersebut diatas adalah persamaan dasar dari Euler yang
kemudian apabila diintegrasikan menjadi:

p V2
+ gz + 2 = C (konstan) , atau dapat dinyatakan pula sebagai berikut :

p V2
+z+ = H atau biasanya ditulis sebagai berikut:
g 2g
p V2
z+ + = H = Konstan ....................................................... (2.7)
g 2g

Dimana :
z = tinggi letak diukur dari datum ( tinggi potensial) dalam ft atau m.
p
= tinggi tekanan (tinggi hidraulik) dalam ft atau m.
g

V2
= tinggi kecepatan dalam ft atau m.
2g
H = tinggi energi dalam ft atau m.

Pers.2.7 disebut Persamaan Bernoulli. Dalam hal ini tinggi energi


dapat dinyatakan sebagai energi tiap satuan berat.
Setiap suku dari Pers.(2.7) tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Suku pertama adalah energi potensial tiap satuan massa.

Datum
W

Gambar 2.2. Sket definisi energi potensial

Dari sket definisi seperti pada Gb.2.2 tersebut di atas dapat dijelaskan
bahwa “jumlah kerja” yang diperlukan untuk mengangkat benda seberat W
Newton ke jarak z dari datum adalah Wz. Karena jumlah massa benda
W
tersebut adalah  = kg , maka besarnya energi potensial adalah:
g

Wz Nm
W / g kg
= gz

Suku kedua adalah kerja aliran atau energi aliran tiap satuan waktu.
Kerja aliran adalah jumlah kerja netto yang dilakukan oleh elemen cairan
pada benda di sekitarnya pada saat cairan mengalir. Misalnya suatu aliran air
yang menggerakkan baling baling suatu turbine (lihat Gb.2.3) seperti berikut
ini.
Baling-baling turbin bergerak /berputar
Karena adanya aliran yang menggerak
H kannya dan membuat putaran (torque)
pada porosnya. Kerja yang dilakukan
dalam hal ini adalah sebesar: p.dA.ds
Turbin
Gambar 2.3. Sket definisi aliran yang mengenai baling-baling suatu turbin

Besarnya kerja tiap satuan massa adalah :

p.dA.ds p
 .dA.ds =  = energi aliran

dimana:
p = tekanan rotor
dA = luas bidang tekan
ds = jarak dari pusat gaya sampai sumbu rotor

Suku ketiga diinterpertasikan sebagai berikut:


.mV2
Energi kinetik dari suatu pertikel dari suatu massa adalah : . Untuk
2
mengungkapkannya dalam satuan massa maka harga tersebut dibagi .m,
sehingga menjadi:

 .mV 2 V2
=
2 .m 2

Penggunaan Hukum Bernoulli antara dua titik pada satu garis arus adalah
sebagai berikut:

p1 V1 p2 V2
z1 +  + 2g = z2 +  .g + = tetap (constant) ........... (2.8)
.g 2g
Contoh penerapan Hukum Bernoulli.
Penerapan Hukum Bernoulli pada suatu aliran saluran terbuka yang sederhana
dapat dilihat pada contoh sebagai berikut (lihat Gb. 2.4).

2 2
V1 V2
2g 2g
p1 p2
H1 H1=H2
 .g  .g

z z2
z1=0 Datum

Gambar 2.4. Penampang memanjang suatu aliran melalui suatu dasar saluran yang
menanjak

Apabila aliran dari penampang 1 ke penampang 2 tidak menyebabkan


kehilangan energi maka tinggi energi di penampang 1 (H 1) sama dengan tinggi
energi di penampang 2 (H2). Dalam hal ini penerapan Hukum Bernoulli
menghasilkan persamaan :
2 2
p1 V1 p2 V2
H 1 = z1 +  + = z2 +  + = H2 ............................. (2.9)
.g 2g .g 2g

Karena adanya kenaikan elevasi dasar saluran sebesar z maka penampang


aliran di penampang 2 menjadi lebih kecil daripada penampang 1. Dengan
demikian maka kecepatan aliran di penampang 2 menjadi lebih besar daripada
kecepatan aliran di penampang 1. (lihat hukum kontinuitas). Ini berarti tinggi
kecepatan di penampang 2 lebih besar daripada tinggi kecepatan di penampang
2 2
V V
1 ( 2 > 1 ), dan oleh karena itu permukaan air di penampang 2 lebih rendah
2 g 2g

daripada permukaan air di penampang 1.


Batas berlakunya Hukum Bernoulli
Penurunan gerak dari Euler yang dilanjutkan dengan penurunan
persamaan Bernoulli mengambil asumsi bahwa cairan tidak berkekentalan,
sehingga tidak ada kehilangan energi karena geseran yang diperhitungkan
dalam penurunan tersebut. Oleh karena itu Hukum Bernoulli hanya berlaku
dalam batas:
(1). Cairan tidak berkekentalan (tidak ada geseran),
(2). Tidak ada kehilangan energi.
(3). Persamaan berlaku hanya sepanjang garis arus.

2.3.3 Persamaan Energi


Hukum pertama dari termodinamika mengatakan bahwa untuk sembarang
system yang diketahui, perubahan energi (E) sama dengan selisih antara
panas yang dipindahkan (ditransfer) ke system (Q) dan kerja yang dilakukan
oleh sistem ke sekitarnya (W) dalam suatu interval waktu tertentu.
Mengacu pada prinsip energi tersebut jumlah energi total dari system adalah
jumlah dari energi potensial, energi kinetik, dan energi internal (molekuler).
Dalam aplikasi hydraulik, nilai energi seringkali dikonversikan ke energi tiap
satuan berat yang menghasilkan tinggi energi yang mempunyai satuan
panjang. Dengan menggunakan ekuvalensi panjang tersebut para praktisi
teknik hydraulik akan mempunyai feeling lebih baik pada perilaku dari system.
Bilamana menggunakan ekuvalensi panjang tersebut maka energi dinyatakan
dalam tingginya (head). Tinggi energi pada sembarang titik dalam suatu system
hydraulik selalu dinyatakan dalam tiga bagian yaitu:
• Tinggi letak (elevation head) z
• Tinggi Tekanan (pressure head) p/
• Tinggi Kecepatan (velocity head) V2/2g
Dimana:
z = elevasi lokasi yang ditinjau (ft atau m)
p = adalah tekanan (lbs/ft2 atau N/m2)
 = adalah berat jenis (lbs/ft3 atau N/m3)
V = adalah kecepatan ( ft/s atau m/s)

Disamping elevation head, pressure head, dan velocity head, dimungkinkan


terdapat pula energi yang ditambahkan ke dalam system (seperti pompa)
dan/atau energi yang diambil dari system ( karena geseran atau gangguan
lain). Perubahan dalam energi disebut tambahan atau kehilangan energi.
Perbedaan besarnya energi antara dua titik di dalam system,dinyatakan dalam
Hukum Energi sebagai berikut:
2
V1 2
p1 p 2 V2
Z1 + + + HG = z 2 + + + HL .......................................... (2.10)
 2g  2g

Dimana:
z = elevasi lokasi byang ditinjau (ft atau m)
p = tekanan (lbs/ft2 atau N/m2)
 = berat jenis (lbs/ft3 atau N/m3)
V = kecepatan ( ft/s atau m/s)
g = percepatan gravitasi (ft/s2 atau m/s2)
HG = tambahan tinggi energi (ft atau m) [karena kerja pompa]
HL = Kehilangan tinggi energi (ft atau m) [akibat geseran, perubahan
penampang aliran, kerja turbin]

Tinggi Hydraulik atau Tinggi Tekanan (Hydraulic Grade)


Tinggi hydraulik (hydraulic grade) adalah jumlah dari tinggi letak (z) dan
tinggi tekanan( p/). Untuk aliran saluran terbuka, tinggi tekanan adalah elevasi
permukaan air (karena tekanan di permukaan adalah sama dengan nol/ diukur
terhadap tekanan atmosfer). Apabila elevasi tersebut di gambar disepanjang
permukaan saluran akan didapat garis tekanan ( hydraulic grade line), atau
HGL.
Tinggi Energi (Energy Grade)
Tinggi energi (energy grade) adalah jumlah dari tinggi letak, tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan atau tinggi hydraulik ditambah tinggi kecepatan
(V2/2g). Ini adalah elevasi dimana air akan naik dalam kolom Pipa Pitot yang
diletakkan di dalam aliran ( suatu alat yang sama dengan alat yang disebut
piezometer). Apabila digambarkan sepanjang aliran maka akan didapat garis
energi (energy grade line), atau EGL. Pada suatu danau atau waduk (reservoir)
dimana kecepatan aliran sama dengan nol maka garis energi berimpit dengan
garis tekanan ( EGL sama dengtan HGL).

Kehilangan Energi (energy losses)


Tinggi kehilangan energi (HL) di dalam suatu system merupakan
kombinasi dari beberapa faktor. Kehilangan utama adalah karena geseran
sepanjang aliran baik antara partikel-partikel cairan selama bergerak maupun
antara cairan dengan lapisan padat yang membatasinya. Yang kedua adalah
karena turbulensi atau gangguan- gangguan lokal pada aliran.
Penampang memanjang dari suatu aliran dan letak garis energi dan
garis tekanan serta kehilangan energi antara dua penampang dari
prinsip energi dapat dilihat pada Gb. 2.5 sebagai berikut:

2
V1 2
V2
2g HL
2g
p1
 p2
1

2

z1 z2

Datum

Gambar 2.5. Prinsip energi


Contoh Soal penggunaan Hukum Bernoulli dan Hukum Energi

Contoh Soal 2.1 :


Dengan melihat gambar definisi seperti di bawah ini (Gb.2.6) buktikan bahwa
debit aliran teoritis untuk aliran saluran terbuka dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:

2g ( y − h f )
Q = A2
1 − ( A2 / A1 ) 2

2
V1
2g
H=hf

2
p1 V2 y
y1 =
 .g 2g

p2
y2 =
 .g
Datum

Gambar 2.6. Sket definisi persamaan energi antara dua penampang di suatu
penampang memanjang aliran
Jawaban :
Apabila persamaan energi diterapkan pada aliran dalam volume kontrol ( control
volume) antara penampang 1 sampai penampang 2 maka didapat persamaan
sebagai berikut :
2 2
p1 v1 p v
z1 + + = z2 + 2 + 2 + hf
g 2g g 2g

atau
2
V1 2 V p p
- 2 = - (z2 + 2 ) – (z1 + 1 ) + hf .............................. (i)
2g 2g  
apabila :
 p   p  penurunan (selisih) tinggi antara
 z 2 + 2  −  z 1 + 2  = −y =
 g   g  permukaan air di penampang 1 dan
penampang 2

maka Pers (i) menjadi :


V1 - V2 2 =  + h ............................................................
2
y f (ii)
2g 2g
Dengan menggunakan Hukum kontinuitas didapat hubungan antara V1 dan V2
sebagai berikut :
Q = A 1 V 1 = A2 V 2

V1 = A 2 V2 ............................................................. (iii)
A1

Apabila Pers (iii) dimasukkan ke dalam Pers (ii) didapat persamaan sebagai
berikut :
 A2 
 V2  2
A
 1  − V2 = − Δy + h
f
2g 2g

A2 2 V1
2
atau [( ) -1] = y + hf .................................................... (iv)
A1 2g

Q
Karena maka Pers (iv) menjadi :
A2

[( A 2 )2 -1] Q = - y + hf .............................................
2
(v)
A1 2g A22

atau
2
2g A 2 (Δ y − h f )
Q2 =
[1 − (A 2 /A 1 ) ]
2

2g(  y − h f )
Q = A2 ........................................................ (vi)
1 − (A 2 / A1 )
2

(terbukti)
Catatan :
Dari persamaan (vi) dapat dilihat bahwa debit aliran Q dapat dihitung
apabila luas penampang, selisih tinggi permukaan antara hulu (penampang 1)
dan hilir (penampang 2), dan selisih tinggi energi antara hulu dan hilir
diketahui.

Pertanyaan :
Bagaimana apabila luas penampang 1 sama dengan luas penampang 2.
Diskusikan hal ini pada kuliah yang akan datang.

Contoh Soal 2.2 :


Suatu saluran terbuka mempunyai penampang persegi empat dengan lebar B 1
= 2 m dan kedalaman air sebesar y 1 = 2,40 m, mengalirkan air sebesar: Q =
11,52 m3/s. Pada muaranya air mengalir ke saluran berikutnya yang
mempunyai elevasi lebih rendah melalui suatu “got miring”( shute) seperti
tampak pada gambar berikut ini :

2
V1
2g

p1
y1 =
 .g H

z1 2
V2
2g
p2
y2 =
Datum  .g

Gambar 2.7. Sket penampang memanjang aliran melalui got miring (contoh soal)
1) Apabila got miring tersebut dan saluran kedua yang ada di hilirnya
mempunyai lebar yang sama dengan saluran pertama, dan diharapkan
kedalaman air di saluran kedua adalah y2 dengan kecepatan aliran V2 =
9,60 m/s, serta tidak terjadi kehilangan energi, maka berapa perbedaan
elevasi dasar saluran antara saluran pertama dan saluran kedua (z1 = ?).

2) Apabila besarnya kehilangan energi akibat gerseran dan belokan-belokan di


sepanjang got miring diperhitungkan sama dengan 0,50 V 12/2g m , maka
berapa besar perbedaan elevasi dasar saluran pertama dan kedua tersebut
(z1 = ?).
Jawaban :
1) Tidak ada kehilangan energi
- Karena tidak ada kehilangan energi maka dapat digunakan Hukum
Bernoulli.
- Penggunaan Hukum Bernoulli antara penampang 1 dan penampang 2
(lihat Gb. 2.7)
2 2
p V p V
z1 + 1 + 1 = z 2 + 2 + 2
g 2g g 2g
2 2 2 2
p p V − V1 V − V1
z1 + z2 = 2 − 1 + 2 = y 2 − y1 + 2 ......... (i)
g g 2g 2g

Q 11,52 m 3 /det
V1 = = = 2,4 m/det
A1 2  2,4 m 2

Q 11,52 m 3 /det
A2 = = = 1,2 m 2
V2 9,6 m/det

A 2 1,2 m2
y2 = = = 0,6 m
B 2m
kembali ke Pers (i)
9,6 2 − 2,4 2
z1 – z2 = 0,60 – 2,4 + = 2,6 m
2  9,8
Apabila datumnya diambil pada dasar saluran hilir dimana z 2 = 0, maka
z1 = 2,6 m dari datum.
2) Bila ada kehilangan energi
Karena ada kehilangan energi maka yang digunakan adalah Hukum Energi.
2 2
p1 V1 p V
z1 + + = z2 + 2 + 2 + H
g 2g g 2g

atau :
2 2
p p V − V1
z1 + z2 = 2 − 1 + 2 + H
g g 2g

Q 11,52 m 3 /det
V1 = = = 2,4 m/det
A1 2  2,4 m 2

V2 0,5  2,4 2
ΔH = 0,5 = = 0,147 m
2g 2  9,8

Q 11,52 m 3 /det
A2 = = = 1,2 m/det
V2 9,6 m/det

A 2 1,2 m2
y2 = = = 0,6 m
B 2m
9,6 2 − 2,4 2
z = z1 – z2 = 0,6 – 0,24 + + 0,147
2  9,8
z = 2,747 m
2.3.4. Rangkuman
• Persamaan gerak dari Euler yang diturunkan dari ketetapan energi
disepanjang garis arus menghasilkan hukum Bernoulli.
• Hukum Bernoulli berlaku disepanjang garis arus untuk cairan tidak
berkekentalan dan tidak ada kehilangan energi.
• Tinggi energi adalah energi tiap satuan berat.
• Tinggi energi total terdiri dari jumlah tinggi letak, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan.
• Energi yang dihasilkan dari selisih tinggi letak disebut energi potensial.
Energi yang dihasilkan dari perbedaan tinggi kecepatan disebut energi
potensial. Energi yang dihasilkan dari perbedaan tekanan disebut energi
aliran (internal energy).
• Kehilangan energi dapat diakibatkan oleh geseran, perubahan penampang
saluran kerja pompa atau kerja turbin.

2.3.5. Penutup
Untuk mengukur kemampuannya sendiri mahasiswa dapat melihat kunci dan
nilai sebagai berikut :
No Soal Cara Pengerjaan Jawaban Nilai
1 Analisis Z1 – Z2 = 6,45 m 50
Seperti Gb 2.7 dengan angka-angka 50
2 Grafis
hasil perhitungan

2.3.6. Daftar Pustaka


1. Anggrahini, “Hidrolika Saluran Terbuka” penerbit CV Citra Media, 1966.
Bab II.
2. Chow, VT “Open Channel Hydraulic”, Mc Graw Hill Book Company, New
York 1959. Bab II.
3. Streeter Vlond Wyly J, “Fluid Mechanics”, Mc Graw Hill Book Company,
New York Copy right 1975.

Anda mungkin juga menyukai