Modul Pantai
Bangunan : 08
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karunia-
Nya sehingga Modul Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai yang
merupakan salah satu dari 12 modul yang disusun oleh PT. Bumi Harmoni Indoguna dan
DR. Drs. Permadi Mulajaya, MSi, MPd sebagai Ketua Tim sehingga dapat disusun sesuai
target waktu yang ditentukan.
Sejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
maka Pusdiklat SDA dan Konstruksi Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM)
menetapkan strategi peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan
Kementerian PUPR melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Guna meningkatkan kompetensi manajerial dan teknis SDM ASN Ke-PU-an di bidang pantai,
Pusdiklat SDA dan Konstruksi sesuai tugas fungsinya akan terus melaksanaan diklat
pengawasan pelaksanaan pantai dasar. Salah satu upaya mendukung diklat tersebut,
melalui penerbitan Modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar.
Kehadiran modul ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses
pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi
penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu
fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat;
membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan
membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka
dilakukan penyusunan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar yang
meliputi substansi dan format.
KEPALA PUSAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................. v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...................................................................................vi
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Deskripsi Singkat.........................................................................................................1
1.3. Hasil Belajar................................................................................................................ 1
1.4. Indikator Hasil Belajar..................................................................................................2
1.5. Materi Pokok................................................................................................................2
MATERI 01 PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI.............3
2.1. Pengertian Pengawasan..............................................................................................3
2.2. Tujuan Pengawasan....................................................................................................3
2.3. Sasaran Pengawasan..................................................................................................4
2.4. Ruang Lingkup Pengawasan.......................................................................................4
2.5. Unsur-unsur Pengawasan...........................................................................................4
2.6. Rangkuman.................................................................................................................5
2.7. Tindak Lanjut............................................................................................................... 6
MATERI 02 INSTRUMEN PENGAWASAN.............................................................................7
3.1. Pengertian Instrumen..................................................................................................7
3.2. Manfaat Instrumen.......................................................................................................7
3.3. Jenis-Jenis Instrumen..................................................................................................8
3.4. Langkah-langkah Menyusun Instrument......................................................................9
3.5. Format Instrumen Pengawasan Pantai........................................................................9
3.6. Rangkuman............................................................................................................... 11
3.7. Tindak Lanjut............................................................................................................. 11
MATERI 03 METODE PENGAWASAN.................................................................................12
4.1. Pengertian Metode Pengawasan...............................................................................12
4.2. Tahapan Pengawasan...............................................................................................12
4.3. Metode Pengawasan.................................................................................................13
4.4. Teknik-Teknik Pengawasan.......................................................................................14
4.5. Rangkuman............................................................................................................... 15
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 – Tanggul Laut (Sea Dike)....................................................................................24
Gambar 2 – Contoh Potongan melintang Tembok Laut (Sea Wall).......................................26
Gambar 3 – Contoh Potongan melintang Perkuatan Lereng (Revetment)...........................28
Gambar 4 – Contoh Potongan melintang Pemecah Gelombang (Break Water)....................30
Gambar 5 – Gambar Krib (Groin)..........................................................................................32
Gambar 6 – Gambar Jeti (Jetty)............................................................................................34
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
DAFTAR LAMPIRAN
A. TUJUAN
C. ALOKASI WAKTU
D. METODE PENYAMPAIAN
E. MEDIA
Bahan bacaan
Flip chart
Bahan presentasi
Kertas HVS dan spidol (kecil)
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
Metaplan
Lembar Latihan instrument pengawasan
1. Pendahuluan
a. Pelatih membuka dengan salam dilanjutkan perkenalan diri dengan menyebutkn
Nama, Jabatan, Asal Instansi dan nomor telepon Menciptakan kelas yg kondusif;
b. Menggali harapan peserta dari materi yang disapaikan:
c. Menjelaskan materi secara global dan sistematis;
2. Penyajian
a Pelatih menanyakan pada 2 atau 3 peserta apa yang dipahami tentang Pengawasan
b Beberapa jawaban oleh pelatih dirumuskan kemudian menjelaskan apa pengertian
pengawasan dengan bantuan bahan tayang.
c Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan apa tujuan dari pengawasan.
d Pelatih menjelaskan apa saja sasaran yang ingin dicapai dengan materi
pengawasan.
e Pelatih melanjutkan dengan apa saja ruang lingkup dalam pengawasan.
f Kembali pelatih dapat melemparkan pertanyaan agar 2 atau 3 peserta untuk
memberikan jawaban terkait unsur-unsur pengawasan.
g Rumusan dari jawaban peserta yang telah disepakati bersama dijadikan instrument
pelatih untuk menjelaskan unsur-unsur pengawasan dengan bantuan bahan tayang
h Pelatih menjelaskan dengan bantuan bahan tayang apa yang dimaksud dengan
pengertian instrumen
i Pelatih menanyakan pada 1 atau 2 orang peserta terkait apa manfaat Instrumen
dalam pengawasan.
j Pelatih melanjutkan dengan menjelaskan apa manfaat istrumen dalam pengawasan
k Pelatih melanjutkan menjelaskan Jenis Instrumen dengan banttuan bahan tayang
l Pelatih menjelaskan bagaimana langkah2 dalam menyusun instrument pengawasan.
m Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan Contoh Format Instrumen dengan
membagi peserta dalam kelompok kecil maksimal 5 orang peserta.
n Pelatih meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan peserta
lainnya diminta untuk memberikan tanggapan atau masukan.
o Pelatih melanjutkan materi lain dengan menjelaskan pengertian metode pengawasan
p Pelatih menjelaskan tahapan pengawasan dengan bantuan bahan tayang
q Pelatih meminta bantuan peserta untuk menjelaskan apa yang dimaksud denan
metode pengawasan.
r Pelatih melanjutkan dengan memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan
metode pengawasan dengan bantuan bahan tayang.
s Pelatih meminta peserta untuk mendiskusikan teknik2 pengawasan, dengan
membagi kelompok maksimal 5 orang peserta yang anggotanya berbeda.
t Peserta diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi
pleno.
u Kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan.
v Rumusan diskusi pleno dapat dijadikan bahan pelatih untuk menjelaskan tekni-teknik
pengawasan dengan bantuan bahan tayang.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
3. Penutup
a Meminta peserta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ditanyakan
b Membuat rangkuman Bersama peserta secara menyeluruh
c Menyusun tindak lanjut Bersama peserta dalam rangka pengembangan
d Pelatih mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
PENDAHULUAN
Setelah membaca dan mempelajari modul pelatihan tata cara pengawasan pelaksanaan
bangunan pantai ini peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan terkait tata
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
cara pengawasan pelaksanaan bangunan pantai pada organisasi atau unit kerja dimana
peserta bekerja.
Materi pokok yang dibahas pada modul pekerjaan persiapan ini adalah :
1. Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
2. Instrumen Pengawasan
3. Metoda Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
4. Pengendalian Kualitas dan Kuantitas Bangunan
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
MATERI 01
2.6. Rangkuman
Untuk pendalaman materi Tata cara pengawasan, peserta pelatihan diberi waktu untuk
menyusun deskripsi singkat tentang bagaimana mengaplikasikan materi ini dalam
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
MATERI 02
INSTRUMEN PENGAWASAN
Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan
tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien.
Instrumen disebut juga sebagai alat. Instrumen pengawasan juga dapat diartikan sebagai
perangkat pengawasan. Atau instrumen merupakan alat atau perangkat yang digunakan
untuk merekam melakukan pengawasan, baik pengawasan kuantitas maupun kualitas.
Lebih lanjut di kemukakan bahwa prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen
yang baik adalah :
1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variable.
Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan table spesifikasi.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman
wawancara.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat
pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.
4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dan
sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri
pada data yang diperoleh sewaktu uji coba
Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu :
1. Valid, adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan
sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
2. Reliabel, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
f. Daftar listr pemeriksaan dan pengisian progess pelaksanaan konstruksi dari setiap
item dan rincian pekerjaan proyek
g. Daftar List pemeriksaan dan pengisian volume dan biaya progress pelaksanaan dari
setiap Item dan rincian Pekerjaan proyek
h. Daftar list pelaporan pekerjaan
i. Daftar List dokumentasi proses dari setiap Item dan rincian Pekerjaan proyek
2. Buku Laporan; laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan proyek yang isinya
terdiri dari :
a. Hasil Pengendalian teknis;
b. Pengendalian atas proses koordinasi terkait;
c. Pengendalian administrasi kegiatan;
d. Evaluasi rencana kegiatan;
e. Value engineering; dan
f. Kurva S
3. Manajemen Sistem Informasi Proyek; yaitu suatu metoda informal pengadaan dan
penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu
untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi
perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
Daftar simak dapat menjadi bahan penyusunan manajemen sistem informasi proyek.
3.6. Rangkuman
Instrument pengawasan merupakan alat yang digunakan utuk mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan guna menggetahui ada tidaknya penyimpangan dari
rencana yang telah ditetapkan.
Agar pengawasan terselenggara dengan efektif, dalam arti berhasil menemukan secara
faktual hal-hal yang terjadi dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional, baik yang
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
1. Perlu pemahaman daftar simak secara utuh dan lengkap dengan berbagai
komponennya.
2. Perlu dicoba menyusun instrument pengawasan secara berkelanjutan.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
MATERI 03
METODE PENGAWASAN
Menurut Depatemen Sosial RI mendefinisikan metode adalah cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan menurut Kamus ahasa Indonesia yang dimaksud dengan metode adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
yang dikeheendaki; atau cara kerja yan bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka
perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan metode pengawasan ialah suatu proses untuk menegaskan
bahwa seluruh aktifitas yang terselenggara telah sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
a. Standar-standar phisik; meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk.
b. Standar-standar moneter; yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya
tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
c. Standar-standar waktu; meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu
pekerjaan harus diselesaikan.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh sebab itu, langkah kedua dalam proses pengawasan
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu 1) pengamatan
(observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan dan tertulis, 3) metode-metode otomatis dan 4)
inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel.
4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Penyimpangan-
penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk, seperti :
a. Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah).
b. Mengubah pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekwensinya, atau
kurang, atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri).
c. Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-
penyimpangan.
Metode pengawasan dalam perjalannya dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, antara lain :
1. Non Kuantitatif
Metode pengawasan non kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan dan keadaan
organisasi dan lebih banyak menyangkut cara kerja karyawan. Beberapa teknik yang
biasa digunakan menurut Leon C. Mengginson, cs. dalam Devung (1988:126) adalah :
a. Observasi
b. Pengawasan berkala
c. Laporan lisan dan tertulis
d. Penilaian kegiatan
e. Diskusi antara manajer dan karyawan.
2. Kualitatif
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
1. Pengawasan Langsung
Menurut Siagian (2008:115) yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila
pimpinan organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang
dijalankan oleh para bawahannya. Pengawasan langsung ini dapat berbentuk:
Inspeksi langsung
On the spot observation, dan
On the spot report.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
Dalam inspeksi langsung dapat dengan peninjauan pribadi yaitu mengawasi dengan
jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan.
Cara ini mengandung kelemahan, menimbulkan kesan kepada bawahan bahwa mereka
diamati secara keras dan kuat sekali. Namun, ada yang berpendapat bahwa cara inilah
yang terbaik, karena melakukan kontak langsung antara atasan dan bawahan dapat
dipererat. Serta, kesukaran dalam praktek dapat dilihat lansung dan tidak dapat
dikacaukan oleh pendapat bawahan sebagaimana mungkin terselip dengan cara
menerima laporan tertulis.
Langkah kerja pemeriksaan pengawasan atasan langsung menurut Khusnuridlo (online)
adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa apakah atasan Langsung Bendaharawan telah melakukan pemeriksaan
kas terhadap Bendaharawan sedikitnya tiga bulan sekali.
b. Meneliti apakah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perlengkapan telah melakukan pemeriksaan penyimpanan barang inventaris yang
dikelolanya, baik secara langsung melihat fisik barangnya maupun melalui
pembukuannya.
Akan tetapi, karena banyak dan kompleksnya tugas-tugas seorang pimpinan terutama
dalam organisasi besar seorang pemimpin tidak mungkin dapat selalu menjalankan
pengawasan langsung itu. Karena itu sering pula ia harus melakukan pengawasan yang
bersifat tidak langsung.
2. Pengawasan Tidak Langsung
Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan
(Siagian, 2008:115).
Laporan pengawasan yang bersifat tidak langgsung dapat berbentuk ;
a. Lisan.
Pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan
yang diberikan bawahan. Dengan cara ini kedua pihak aktif, bawahan memberikan
laporan lisan tentang hasil pekerjaannya dan atasan dapat bertanya lebih lanjut
untuk memperoleh fakta-fakta yang diperlakukannya. Pengawasan seperti ini dapat
mempercepat hubungan pejabat, karena adanya kontak wawancara antara mereka.
b. Tertulis.
Laporan tertulis merupakan suatu pertanggungjawaban kepada atasannya
mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan tugas-
tugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan laporan tertulis sulit pimpinan
menentukan mana yang berupa kenyataan dan apa saja yang berupa pendapat.
4.5. Rangkuman
Metode Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu aktivitas kegiatan. Karena dapat
sebagai alat atau cara untuk melakukan pengawasan, sehingga dapat memperkecil dan
bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari
pegawai/karyawan/bawahan maupun lingkungan tempat kerja.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
Metode Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu tatacara
dan komunikasi yang baik antara pekerjaan yang ddiawasi dengan pekerja yang
menjalankan, yang berujung pada kemudahan dalam melakukan pengawasan.
Secanggih apapun cara atau metode pengawasan tanpa di imbangi dengan keikhlasan
pelaksana pengawas dalam melakukan pengawasan secara baik dan benar serta
mengedepankan profesionalisme tentu tidak akan dapat menerapkan cara-cara atau metode
pengawasan yang telah disiapkan.
MATERI 04
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
5.1. Pengertian
1. Pengendalian Kualitas
Pengertian kualitas lebih luas (Bina Produktivitas Tenaga Kerja, 1998:24-25) adalah: a.
Derajat yang sempurna (degree of exelence): mengandung pengertian komperatif
terhadap tingkat produk (grade) tertentu. b. Tingkat kualitas (quality level): mengandung
pengertian kualitas untuk mengevaluasi teknikal. c. Kesesuaian untuk digunakan (fitness
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
for purpose user satisfaction): kemampuan produk atau jasa dalam memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Pengendalian kualitas adalah teknik-teknik pemakaian & kegiatan-kegiatan untuk
mencapai, memperpanjang, dan memperbaiki mutu produk atau pelayanan. Tujuan
pengendalian kualitas adalah :
a. Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien,
b. Pengembangan kemampuan tenaga kerja,
c. Memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan
d. Penurunan biaya kualitas secara keseluruhan
Dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada
konstruksi akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek
pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain
meliputi :
a. Peralatan yang digunakan
b. Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
c. Penyimpanan bahan/material
d. Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
e. Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
f. Test lapangan
g. Administrasi dan formulir-formulir
2. Pengendalian Kuantitas
Pengendalian kuantitas dapat diartikan segala bentuk satuan ukuran yang berhubungan
dengan jumlah hasil kerja yang dapat dinyatakan dalam ukuran.
Menurut Wungu dan Brotoharsojo (2003:56) bahwa “Quantity (kuantitas) adalah segala
bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam
ukuran angka atau yang dapat dipadankan dengan angka”.
Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja pegawai dalam kerja penggunaan waktu tertentu dan
kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.”
Dalam pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek bahan-
bahan/campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh penyedia jasa
konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-
bahan/campuran berdasarkan atas :
a. Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
b. Metoda perhitungan
c. Lokasi kerja
d. Jenis pekerjaan
e. Tanggal diselesaikannya pekerjaan
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu Bahan
a. Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan yang
digunakan untuk konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan pompa.
Sebelum digunakan, bahan-bahan ini akan diuji kualitasnya oleh Konsultan
Pengawasan.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
1) kedisiplinan kerja,
2) tingkat kerjasama,
3) perasaan aman dan nyaman dalam bekerja,
4) teknologi yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan dan
5) bidang pekerjaan sesuai dengan bidang yang diminati.
5.4. Rangkuman
Dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada
konstruksi akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek
pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain
meliputi : a) Peralatan yang digunakan; b) Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi
kerja; c) Penyimpanan bahan/material; d) Pengujian material yang akan digunakan termasuk
peralatan laboratorium; e) Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan; f) Test
lapangan; dan g) Administrasi dan formulir-formulir.
Dalam pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek bahan-
bahan/campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran
berdasarkan atas : a) Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran; b)
Metoda perhitungan, c) Lokasi kerja; d) Jenis pekerjaan; e) Tanggal diselesaikannya
pekerjaan.
PENUTUP
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
6.1. Kesimpulan
LEMBAR LATIHAN
LAMPIRAN 1
BAGAN ALIR INSTRUMEN PENGAWASAN KONSTRUKSI BANGUNAN PANTAI
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
LAMPIRAN 2
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
TANGGUL LAUT ( SEA DIKE)
LAMPIRAN 3
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
TEMBOK LAUT ( SEA WALL)
LAMPIRAN 4
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERKUATAN LERENG ( REVETMENT)
LAMPIRAN 5
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEMECAH GELOMBANG (BREAK WATER)
LAMPIRAN 6
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
KRIB (GROIN)
LAMPIRAN 7
FORM PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
JETI (JETTY)
3. penempatan material antara dan - Check dimensi dan ukuran - Lihat spektek
armor dilakukan secara bertahap, material pengisi/antara dalam kontrak.
agar material yang sudah - Check berat armor - Cocokkan dengan
ditempatkan tidak hanyut oleh (terutama batu alam) mutu manual
gelombang bandingkan dengan sample geotektil yang
yang ada (sample mewakili dipilih.
berat yang ditentukan) - Cocokkan dengan
ukuran/volume
4. penempatan lapis armor secara Armor diperiksa untuk - Lihat spektek
individual dilaksanakan dengan mengatahui berat minimal dalam kontrak.
crane atau derek terapung di atas dan maksimal yang - Sample armor
ponton atau bergerak sendiri (self disyaratkan. Untuk - Cocokkan dengan
propelled). memeriksa berat armor, ukuran/volume
tentukan dua sample, satu - Meteran
sample dengan berat - Visual dan
minimal dan yang satunya dokumentasi (foto)
sesuai dengan berat
maksimal. Untuk mengetahui
berat armor yang akan
dipasang, cukup dengan
membandikan dimensinya
dengan dimensi sample.
Modul 08. Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Bangunan Pantai
DAFTAR SIMAK
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
5. Apakah yang peserta pahami dari manfaat instrumen pengawasan dalam pelaksanaan
pengawasan pantai ?
Jawab :
a. Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di
lapangan bagi tim yang akan bertugas di lapangan;
b. Memberikan kemudahan dalam penilaian kinerja di lapangan;
c. Manajemen Sistem Informasi Proyek; yaitu suatu metoda informal pengadaan dan
penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat
waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-
fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan
secara efektif. Daftar simak dapat menjadi bahan penyusunan manajemen sistem
informasi proyek.
10. Sebutkan Manfaat dalam memahami pengendalian kualitas dan kuantitas bangunan
dalam pelaksanaan pengawasan pantai ?
Jawab :
a. Agar mengetahui mutu pelaksanaan dan mutu bahan dan material pelaksanaan
konstruksi yang sesuai, tertib dan aman dalam pelaksanaanya;
b. Agar dapat memberikan kepastian dalam meminimalkan resiko kegagalan kontruksi
dan kegagalan bangunan;