Anda di halaman 1dari 104

Usulan Teknis :

SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE


KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI


DAN PROGRAM KERJA

6.1 PENDEKATAN UMUM

6.1.1 Pendekatan Teknis


Agar diperoleh hasil SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG
BALIASE KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN , salah satu aspek
pokok adalah pengetahuan tentang kondisi teknis Bendung Baliase dengan segala
permasalahan yang ada. Berdasarkan data sekunder yang kami peroleh berikut diuraikan
pendekatan teknis Bendung Baliase.
1. Pemahaman Tentang Bendung Baliase.

a. Lokasi Bedungan
Lokasi rencana Bendung Baliase secara geografis berada pada di kabupaten Luwu
Utara yang tepatnya di kecamatam Masamba yang terletak di Sungai Baliase, Panjang
Sungai Baliase, ± 112,59 Km, Daerah Aliran Sungai ± 946,20 Km².
Untuk mencapai lokasi Bendungan dapat ditempuh melalui :
 Jalur Udara : Dari Bandara Sultan Hasanuddin (Maros) ke Bandara Andi
Djemma (Masamba) dengan pesawat ringan.
 Jalur Darat : Dari Kota Makassar menuju Kota Pare-Pare – Pangkajene (Kab.
Sidrap) – Anabanua (Kab. Wajo) – Belopa (Kab. Luwu) – Masamba (Kab.
Luwu Utara) dengan jarak tempuh ± 452 Km. Dari Makassar

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 1. Peta Lokasi Bendung Baliase

Data Teknis
Bendung Baliase adalah sebagai berikut :

Nama : Bendung Baliase


Type : Bendung Tetap, mercu Bulat, Ruang Olak Vlughter.
Beban Konstruksi : Beton dengan Selimut Beton Bertulang.

Tinggi Bendung :
Terhadap lantai depan = 4,00 m
Terhadap ruang olak = 8,93 m

Panjang Bendung :
Dari muka tubuh bendung sampai dengan ruang olak = 28,26 m
Dari lantai depan sampai dengan tubuh bending = 40,00 m

Lebar Bendung : Dari abutment kiri sampai dengan kanan = 100,00 m

Ruang Olak :
Panjang Ruang Olak = 18,50 m

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Tinggi Ensill terhadap Ruang Olak = 1,00 m

Pembilas Bendung Kiri :


Pembilas Bawah, Lebar @ 1,75 m, Tinggi @ 2,85 m = 3 buah
Pembilas Atas, Lebar @ 1,75 m, Tinggi @ 1,45 m = 3 buah

Pembilas Bendung Kanan :


Pembilas Bawah, Lebar @ 1,75 m, Tinggi @ 2,65 m = 3 buah
Pembilas Atas, Lebar @ 1,75 m, Tinggi @ 1,65 m = 3 buah

Pintu Pengambilan :
Kiri, Lebar @ 3,00 m, Tinggi @ 1,10 m = 4 buah
Kanan, Lebar @ 3,00 m, Tinggi @ 1,30 m = 5 buah

Bangunan Sediment Trap Kiri :


Panjang Total = 200 m
Lebar Total = 16,20 m
Jumlah Kamar / Ruas = 4 buah
Lebar tiap ruas = 3,50 m
Pintu Bilas Sedimen, L = @ 2,50 m T= @ 1,80 m = 4 buah

Bangunan Sediment Trap Kanan :


Panjang Total = 231,00 m
Lebar Total = 27,60 m
Jumlah Kamar / Ruas = 5 buah
Lebar tiap ruas = 5,00 m
Pintu Bilas Sedimen, L = @ 2,5 m T =@2m = 5 buah

Bangunan Ukur Debit Kiri :


Type = Ambang Lebar
Lebar = 13,80 m
Tinggi (h1) = 0,64 m

Bangunan Ukur Debit Kanan :


Type = Ambang Lebar
Lebar = 13,80 m
Tinggi (h1) = 0,61 m

Bangunan Fasilitas O & P :


Kantor (10,00 m x 26,00 m) = 1 buah
Rumah Dinas Kepala O & P (7 x 10 m) = 1 buah
Rumah Dinas Karyawan (6 x 5 m) = 3 buah
Rumah Jaga (2,5 x 3 m) = 2 buah

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar LAYOUT BENDUNGAN,

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar DENAH BENDUNG BALIASE

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar POTONGAN BENDUNG


5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar POTONGAN INTAKE KANAN BENDUNG

Gambar POTONGAN INTAKE KIRI BENDUNG


5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6.1.2 Metodologi
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis,
maka Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
A. Tahapan Program.
Pada tahapan ini aktivitas–aktivitas proyek dijabarkan sampai ke level yang terendah
yang mencerminkan keterkaitan antara aktivitas. Tahapan ini dimulai dari
pendiskripsian dan penggolongan aktivitas proyek yang ada, menentukan volume
dan bobot dari masing–masing aktivitas, pengurutan pelaksanaan aktivitas (network
planning) dan tipe dari relasi – relasi antar aktivitas.
Setiap aktivitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (presentase
perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal - rupiah). Hasil dari
tahap ini akan digunakan sebagai baseline / dasar untuk pengendalian proyek pada
saat pelaksanaan.
B. Tahapan Pengendalian.
Pada tahapan ini Ms Project dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya
pelaksanaan proyek. Termasuk di dalam tahapan ini adalah proses update data
kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yang terperinci dari prestasi sampai ke prestasi
secara umum, mengawasi aktivitas–aktivitas kritis yang ditampilkan pada barchart
dan pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau
mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
C. Tahapan Pelaporan.
Pada pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek
aktual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas untuk mendapatkan gambaran
kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal–hal kritis yang
diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan
kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara
tabular. Pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve,
yang membandingkan pencapaian aktual dengan baseline proyek.
1. Aspek Biaya.
Perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi dilakukan oleh konsultan dengan tujuan
agar harga kontrak tidak terlampaui dan Pemberi Tugas melakukan pembayaran kepada
Kontraktor sesuai dengan besar Volume yang dapat dihasilkan. Untuk dapat
mengamankan biaya konstruksi tersebut perlu diambil langkah – langkah tertentu antara
lain memonitor volume pekerjaan dengan perubahan–perubahan konstruksi yang terjadi.
A. Monitoring Kuantitas Pekerjaan.
Monitoring Kuantitas Pekerjaan perlu dilakukan dari waktu ke waktu untuk
mengetahui apakah kuantitas pekerjaan masih mencukupi atau tidak untuk
mempertahankan harga kontrak. Monitoring dilakukan dengan mengakumulasikan
volume yang telah selesai dikerjakan dan sisa pekerjaan yang masih ada. Bila
terdapat salah satu item yang diperkirakan kurang maka item pekerjaan lain harus
ada yang bisa dikurangi namun tidak mempengaruhi kualitas dan fungsi bangunan.
B. Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order).
Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaa, Konsultan
bersama-sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi Kepada Pemberi Tugas yang
dalam hal ini diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen perihal tersebut Konsultan

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

akan meneliti usulan Kontraktor dan memberikan advis–advis teknis sehubungan


dengan Contract Change Order.
C. Pembayaran Bulanan ( Monthly Certificate )
Konsultan akan memeriksa setiap pengajuan pembayaran oleh kontraktor apakah
volume pekerjaan yang dimintakan pembanyarannya, cara perhitungan volume
maupun kualitas pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan spesifikasi atau belum.
Prosedur mengenai pengajuan pembayaran ini digambarkan dalam Gambar 6.3

GAMBAR 6.3.
PROSEDUR PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN
- Data - data Pendukung

PENGAJUAN
PERMOHONAN
PEMERIKSAAN DAN
PENGUKURAN HASIL
TIDAK PEKERJAAN
PERSETUJUAN

YA
Pejabat LAPORAN PENGUKURAN
Pembuat BERSAMA
Komitmen

Pejabat LAPORAN TIDAK


Pembuat PERSETUJUAN
Komitmen
YA

PEMERIKSAAN TIDAK
TERHADAP HASIL PERBAIKAN PEKERJAAN
PENGUJIAN MUTU

LAPORAN YA

Pejabat PERHITUNGAN VOLUME HASIL


Pembuat PEKERJAAN DISETUJUI
Komitmen

PEMERIKSAAN PENYUSUNAN BERITA ACARA


TANGGUNGAN
AKHIR PEMBAYARAN

YA
PEMERIKSAAN
PERSETUJUAN TIDAK
AKHIR
2.
2.
TIDAK
2.
PERSETUJUAN
2.
2.

TIDAK
5 - 1
PEMBAYARAN
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
HASIL PEKERJAAN
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

2. Aspek Lingkup Pekerjaan.

GAMBAR 6.4.
BAGAN ALIR PERUBAHAN DAN EVALUASINYA
PEMILIK PROYEK KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR

MEMBUAT PERMINTAAN
PEKERJAAN PERUBAHAN

DISTRIBUSI DISTRIBUSI

EVALUASI
PERMINTAAN
PEKERJAAN
PERUBAHAN

YA
DISTRIBUSI HASIL EVALUASI DISTRIBUSI

TIDAK

RAPAT REVIEW PEKERJAAN PERUBAHAN

TIDAK
PERSETUJUAN

YA
MEMBUAT USULAN
PERHITUNGAN PEKERJAAN
BIAYA PERUBAHAN BATAL

SPP KEPADA MELAKSANAKAN PEKERJAAN


KONTRAKTOR PERUBAHAN

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Pengendalian lingkup pekerjaan bertujuan untuk memastikan bahwa semua lingkup


pekerjaan yang tertuang di dalam dokumen kontrak telah dikerjakan oleh Kontraktor
dengan melakukan proses verifikasi terhadap semua item pekerjaan antara yang
tercantum di dalam dokumen kontrak beserta addendemunya dengan yang telah
dilaksanakan oleh Kontaktor.
Pada tahap initialisasi, Konsultan akan membuat struktur lingkup pekerjaan konstruksi
berdasarkan lingkup pekerjaan yang disepakati antara Pejabat Pembuat Komitmen
Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Kementerian Pekerjaan
Umum, dengan Kontraktor, yang tertuang di dalam dokumen kontrak. Struktur tersebut
akan dibuat cukup detail sampai kepada paket-paket pekerjaan yang harus dikerjakan
oleh Kontraktor, dimana struktur tersebut akan digunakan sebagai acuan bagi proses
verifikasi lingkup pekerjaan Kontraktor.
Pada dasarnya, pada tahap pengendalian lingkup pekerjaan adalah mengelola adanya
pengajuan pekerjaan tambahan atau kurang. Pengelolaan Pekerjaan tambah kurang
memenuhi tujuan dari diadakannya proyek tersebut. Secara ringkas proses pengelolaan
pekerjaan tambah kurang dijelaskan dalam diagram alir yang tercantum pada Gambar
6.4.

6.1.3 Rencana Kerja Konsultan Supervisi


Untuk mencapai tujuan pekerjaan SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN
BENDUNG BALIASE KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN,
Konsultan merencanakan Rencana Kerja sebagai berikut :
Bagan Hubungan Kerja antara Direksi Proyek, Konsultan dan Kontraktor. KONSEP
HUBUNGAN KERJA SEPERTI Gambar 6.5 .
Langkah Kerja Tiap Pekerjaan :
1. Tahap awal (Persiapan)
Kegiatan utama pada tahap awal antara lain :

 Mobilisasi dan koordinasi dengan Direksi Proyek dan Instansi yang terkait.

 Mempelajari Laporan DED Bendung Baliase yang berhubungan dengan desain


Bangunan

 Membahas/diskusi dengan Direksi tentang Rencana Kerja Konsultan Supervisi


agar diperoleh kesamaan persepsi dalam pelaksanaannya.
 Orientasi lapangan dan Kondisi Lingkungan sekitar proyek.

 Menyiapkan Laporan pendahuluan serta Standart formulir kerja

2. Tahap Konstruksi
Langkah – langkah yang diperlukan selama tahap konstruksi antara lain :
 Meneliti rencana kerja (work plan) yang diajukan oleh kontraktor untuk setiap
tahapan pekerjaan bangunan

 Melakukan pemeriksaan penggunaan bahan/ material beserta penyediaannya


(stok bahannya)

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Mengerahkan penggunaan peralatan yang berkaitan dengan jenis pekerjaannya.

 Melakukan supervisi selama berlangsungnya kegiatan pekerjaan konstruksi

 Monitoring perkembangan progress masing – masing tahap pekerjaan

 Membuat laporan kegiatan yang berkaitan dengan progress pekerjaan kosntruksi

 Memberikan pemecahan (solusi) bilamana terdapat permasalahan yang terjadi


dilapangan.

Gambar 6.5
BAGAN HUBUNGAN KERJA

DIREKSI PEKERJAAN

KONTRAKTOR KONSULTAN
GENERAL
SUPERINTEDENT TEAM LEADER

ADMINISTRASI Supporting Staff

PELAKSANA PEKERJAAN
CONSTRUCTION INSPECTOR

ASISTEN INSPEKTOR
PEL LAPANGAN 1

: Garis Instruksi
: Garis Koordinasi

3. Tahap Akhir Pekerjaan / Konstruksi


Sebelum penerimaan hasil akhir pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor,
langkah – langkah yang dilakukan oleh konsultan supervisi dalam pemeriksaan
akhir pekerjaan guna memberikan kelengkapan data (dokumen pemeriksaan)
proyek pada Direksi adalah sebagai berikut :
 Pemeriksaan riwayat berlangsungnya pekerjaan yang berkaitan dengan prosedur
progress kegiatan, hasil – hasil pemeriksaan kualitas dan kuantitias yang
tercantum dalam sertifikat bulanan (monthly certificate) terutama tahapan
pembayaran yang telah dilakukan (Financial Program)

 Melakukan pemeriksanaan bersama (kontraktor, konsultan, Direksi) terhadap


hasil phisik pekerjaan dilapangan (Melakukan PHO, Profesional Hand Over)

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Melakukan perhitungan (phisik dan keuangan) bilamana terdapat perubahan


(penambahan atau pengurangan) pekerjaan (change order), yang dinyatakan
dalam pembuatan pernyataan peritungan akhir.
 Menyiapkan draft sertifikat pekerjaan seleksi beserta addedumnya (final
addendum).
Dalam pekerjaan Supervisi Kontruksi ini kegiatan pengawasan dikelompokkan menjadi :
1). Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi.
2). Kegiatan pada Tahap Konstruksi.
3). Kegiatan pada Tahap Pasca Konstruksi.
Setiap tahap tersebut kemudian dirinci menjadi kegiatan yang lebih kecil, baik dalam lingkup
waktu yang dibutuhkan dan sumber daya yang diperlukan. Dengan pemecahan tersebut,
pengendalian menjadi lebih sederhana.
A. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
A.1. Mobilisasi Tim Konsultan.
A.2. Serah Terima Lapangan.
A.3. Review Data / Dokumen Kontrak.
A.4. Pemeriksaan Lapangan
A.5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor.
A.6. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor.
A.7. Pemeriksaan Rencana Pengaturan lalu lintas.
- Pengalihan aliran
- Kontruksi – konstruksi Sementara (Kisdam)
A.8. Pre Construction Meeting
B. Tahap Aktivitas Konstruksi.
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
B.1. Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja
B.2. Survey dan Pengukuran.
B.3. Pengujian material
B.4. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
B.5. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan
B.6. Pemantauan Kemajuan pekerjaan (Progress Monitoring)
B.7. Pengendalian Biaya Konstruksi
B.8. Pengendalian Proyek.
B.9. Rapat Koordinasi.
B.10. Sistem Pencatatan.
B.11. Sistem Pelaporan.
C. Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
C.1. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima pekerjaan
C.2. Penyiapan Laporan Akhir
C.3. Penyiapan Laporan Akhir dan Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan.
Secara diagramatik metodologi konsultan diperlihatkan dalam Gambar 6.6.

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Konsultan Dengan Pejabat Pemeriksaan Pengawasan Teknik


Pembuat Komitmen Rencana Kerja Pelaksanaan

Pengendalian Mutu

Survey
Pengukuran Pemeriksaan
Perhitungan Akhir dan
Kuantitas dan Serah Terima
Pemeriksaan
Pembayaran
Program
Mobilisasi

Pemantauan Penyiapan dan Penyerahan


Mobilisasi Pemeriksaan
Kemajuan Kerja - Laporan Akhir
Pengumpulan Pemeriksaa Gambar
dan Review - Manual Pemeliharaan
n Site
Data

Pemeriksaan
Rencana Pengendalian dan
Pengaturan Lalu Schedule Proyek Persetujuan
Lintas Gambar
Pengujian
Material Terlaksana

Rapat Koordinasi

Pre
Penyusunan
Construction
Laporan
Meeting

TAHAP PRA KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI TAHAP PASCA KONSTRUKSI

GAMBAR 4.6. METODOLOGI KERJA TIM KONSULTAN

5 - 1
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. Widya Grha Asana
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

A. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.


Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak Pemberi tugas dalam
mempersiapkan aktifitas selama kontruksi agar aktivitas konstruksi dapat berjalan
sesuai dengan rencana dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
A.1. Mobilisasi Tim Konsultan
Mobilisasi Tim Konsultan akan segera dilakukan setelah Surat Perintah
Kerja diterima Konsultan. Rencana kerja yang lebih terperinci dari Tim
Konsultan akan disusun dan dibicarakan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen. Pembahasan pelaksanaan pekerjaan akan segera dilakukan
dengan Pemberi Tugas guna tercapainya koordinasi kerja yang baik antara
berbagai pihak yang akan terlibat dalam penanganan pekerjaan ini.
Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja serta format–
format standar yang akan diterapkan dalam melaksanakan pengawasan
teknis ini yang meliputi, antara lain :
- Format Pengujian Mutu pekerjaan.
- Format Pengukuran dan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.
- Format Instruksi Kepada Kontraktor.
- Format Laporan Harian dan Mingguan.
- Format Pembayaran dan Sertifikat Pembayaran.
- Format Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
- Format Laporan Bulanan.

A.2. Serah Terima Lapangan.


Tim Supervisi akan memulai pekerjaan segera setelah melakukan mobilisasi
dan memberitahukan keberadaannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen
dan juga kepada Kontraktor. Agar pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dapat
dimulai segera setalah penandatanganan kontrak, maka Team Leader akan
berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen untuk melakukan serah
terima lapangan dari Pejabat Pembuat Komitmen staf-nya kepada
Kontraktor. Serah terima ini akan dicatat dalam Berita Acara Serah Terima
Lapangan.
Berita Acara Serah Terima lapangan ini sebaiknya dilengkapi dengan
dokumentasi foto dan progress pekerja yang sudah ada.

A.3. Review Data / Dokumen Kontrak.


Berbagai data dan laporan perencanaan dari paket–paket ini, dikumpulkan
dan segera direview oleh Tim Konsultan.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh
kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai acauan
pelaksanan konstruksi, antara lain :
- Persyaratan Kontrak.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

- Spesifikasi Teknis dan

- Gambar Rencana.

Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin


masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan konstruksi.
A.4. Pemeriksaan Lapangan.
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan
dan laporan – laporan teknis lainnya, maka Team Leader dan Tenaga Ahli
akan mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
Pemeriksaan ini antara lain meliputi :
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar rencana.

- Identifikasi atas lokasi–lokasi yang memerlukan data dan


perencanaan detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan minor yang
diperlukan.
- Identifikasi atas masalah–masalah yang diperkirakan akan dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
- Masalah–masalah khusus lokasi–lokasi yang mungkin belum dapat
dibebaskan sepenuhnya.
Hasil pemeriksaan lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan dan
dibahas dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Diharapkan hasil pemeriksaan
lapangan ini sudah dapat diselesaikan sebelum kontraktor melakukan
mobilisasi agar berdasarkan temuan–temuan ini mereka dapat
menyesuaikan Program Mobilisasi yang disiapkannya.

A.5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor


Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor akan menyiapkan, menyerahkan
dan mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen suatu
Program mobilisasi yang terdiri dari :
- Daftar alat berat yang akan digunakan.
- Daftar peralatan laboratorium lapangan.
- Daftar Tenaga kerja kontraktor.
- Financial Schedule.
- Network Planning, Construction Project Management.
- Time Schedule.
- Dan lain–lain.

Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor ini


guna meyakinkan bahwa :
- Program Kontraktor tersebut cukup praktis

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

- Program Kontraktor tersebut cukup memadai.


- Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya.
- Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu
peraturan Pemerintah.
- Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak luar
manapun.

A.6. Pemeriksaan Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Kerja


Kontraktor.
Suatu rencana kerja yang merupakan langkah awal untuk
terlaksananya pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya.
Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan
oleh Kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek,
antara lain :
- Waktu pelaksanaan.
- Metode konstruksi
- Pengadaan dan penyiapan material.
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan.
- Organisasi kerja
- Sub Kontraktor ( apabila ada ).
- Sumber Daya Manusia.
- Sistem Dokumentasi,
- Dan lain – lain.

Setelah mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan akan


memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan
perbaikan dari rencana kerjanya. Secara garis besar proses pembuatan
rencana kerja Kontraktor dapat dilihat pada Gambar 6.7.
a. Lokasi untuk Base Camp dan Pelaksanaan Aktivitas
Lainnya.
Tim Supervisi lapangan akan memeriksa apakah lokasi–
lokasi yang diperlukan Kontraktor untuk Kantor, Base
Camp, Gudang, tempat Pabrikasi dan pelaksanaan
aktivitas lainnya cukup memadai dan memenuhi
persyaratan di dalam spesifikasi umum, dan konsultan
akan memeriksa apakah lokasi/kawasan yang diperlukan
benar– benar tersedia dan Kontraktor telah
merundingkannya dengan pemiliknya yang syah.
b. Kantor Kontraktor dan Fasilitasnya
Semua bangunan dan fasilitasnya di Base Camp
Kontraktor harus cukup memenuhi syarat–syarat
kesehatan, memiliki sistem drainase yang baik, sistem
penerangan dan pengamanan yang baik pula.
c. Kantor Direksi Teknik dan Stafnya

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Akan diperiksa tentang kelengkapan Kantor Direksi Teknik


dan stafnya , jika di dalam kontrak tercantum.
d. Bengkel.
Di lapangan Kontraktor harus memiliki bengkel yang
diperlengkapi dengan peralatan perbengkelan secukupnya,
serta gudang untuk penyimpangan suku cadang peralatan.
e. Pelayanan Pengujian Laboratorium.
Pada hakekatnya pekerjaan pengujian dilaksanakan oleh
Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan. Tetapi
beberapa pengujian tertentu sesuai kebutuhan akan
dilaksanakan oleh Konsultan dan Pemberi Tugas.

GAMBAR 6.7.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN RENCANA MUTU KONTRAK ( RMK ) DAN
RENCANA KERJA KONTRAKTOR

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

USULAN RMK DAN


RENCANA KERJA
KONTRAKTOR

YA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
OLEH TIM
PROYEK
SUPERVISI
YA

TIDAK
TIDAK

PERBAIKAN USULAN
RMK DAN RENCANA
KERJA

PELAKSANAAN

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

1). Kantor Lapangan.

2). Sumber Material.


Di dalam Gambar Rencana tersedia gambar sumber material
yang memberi indikasi tentang jenis dan lokasi dari masing–
masing material. Pada Tahap awal / mobilisasi, lokasi sumber
material ini akan diperiksa oleh Team Leader.
Contoh–contoh bahan yang diperlukan akan teruji, untuk
bahan–bahan aspal, semen dan bahan pabrikasi lainnya yang
diusulkan untuk dipakai, syarat-nya adalah bahwa harus ada
surat tanda lulus pengujian dari Produsen atau Instansi
Pengujian Independent, dan diserahkan kepada Konsultan
untuk dimintakan persetujuannya.
Penyimpangan dari Material–material ini harus memenuhi
syarat–syarat dan ketentuan dalam Spesifikasi Umum.

3). Perencanaan Sumber Daya / Resources Planning.


Dapat terlaksananya pekerjaan secara baik, tepat waktu, dan
masih dalam batasan nilai kontrak, akan sangat tergantung
pada adanya perencanaan (planning) yang memadai dari
Kontraktor atas pemberi daya (resource) yang dimilikinya.
Pada hakekatnya hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, tetapi kepentingan Pemberi Tugas juga
tergantung padanya, mengingat bahwa keberhasilan
penanganan proyek berkaitan erat dengan hal tersebut.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Dengan demikian, minimal Team Leader dan Pejabat Pembuat


Komitmen harus mengetahui rencana kerja (planning)
Kontraktor untuk :
Equipment provision, operation dan maintenancenya
- Labour supply
- Material supply
- Cash Flow
Dan juga harus waspada terhadap kemungkinan
berkembangnya setiap persoalan yang berkaitan dengan hal
tersebut.
Dalam kasus tertentu Kontraktor mungkin memerlukan bantuan
yang lebih aktif jika kemampuan manajemen-nya atau
pengertiannya terhadap kondisi setempat atau hal – hal lain
tampaknya sangat kurang. Dalam hal ini Team Leader akan
juga ambil bagian dalam proses planning ini dan memberikan
saran – sarannya pada Kontraktor untuk memperbaiki
planningnya tersebut.

Yang penting adalah bahwa Kontraktor disarankan untuk


memperbaiki plannya tersebut, bukan diperintahkan untuk
melakukannya.

A.7. Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu Lintas.

Mengingat lokasi pekerjaan di beberapa ruas tertentu, maka


pengaturan lalu lintas selama masa kontruksi adalah masalah yang
sangat penting dan harus sangat diperhatikan dan direncanakan
secara baik dan efektif, sehingga lalu lintas dapat tetap bergerak
secara lancar.
Fasilitas pengatur lalu lintas akan dikoordinasikan dengan Dinas
Perhubungan setempat dengan peralatan pengaturan lalu lintas antara
lain :
 Traffic cones.
 Rambu – rambu konstruksi (yang bersifat tetap).
 Rambu konstruksi yang dapat dipindah – pindah.
 Rambu – rambu peringatan dan marka replektor.
 Lampu kedip (flashing light).
 Pagar (fence).
 Orang pemegang bendera (pengatur), dan
 Papan (rambu) petunjuk.
Pemasangan
Item berikut ini akan diatur dan dipasang berdasarkan peraturan lalu
lintas yang berlaku, seperti :
 Lokasi dan batas pemasangan peralatan dan rambu-rambu.
 Batas transisi untuk pengaturan lalu lintas.
 Jarak antara cones dengan penghalang, dan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Pengaturan / pemasangan pagar.

A.8. Pre Construction Meeting.

Koordinasi awal yang melibatkan ketiga pihak yaitu Direksi, Konsultan


dan Kontraktor akan diadakan sebelum kegiatan lapangan dimulai.
Koordinasi kerja diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan
pekerjaan serta mencapai hasil kerja yang sebaik – baiknya. Untuk itu
diperlukan kejelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi bertugas
membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pengawasan teknik,
memberi nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi
proyek.
Selanjutnya koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal
penting dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan
yang akan dilakukan oleh masing–masing pihak. Pekerjaan persiapan
tersebut mencakup:

 Organisasi dari masing–masing pelaku proyek (direksi, Konsultan


dan Kontraktor).
 Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang jelas dan
kurang dimengerti.
 Bentuk serta jenis/macam pelaporan dan sistem serta batas
waktu pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan
awal.
 Wewenang dan tanggung jawab serta segala sanksi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas.
 Menentukan waktu kunjungan bersama ke lokasi menentukan
batas awal serta akhir proyek serta survei lapangan dengan
kondisi saat ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan
menentukan metode kerja selanjutnya.

B. Aktivitas Tahap Konstruksi.


Dalam tahap ini konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan teknik
terhadap pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
hasil yang sesuai dengan rencana meliputi aspek mutu, waktu dan biaya.
B.1. Pemeriksaan Shop Drawing/Gambar Kerja.
Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus
menyiapkan Gambar Kerja secara detail berdasarkan Gambar Rencana
yang telah dikaji ulang (review). Gambar kerja tersebut akan memuat
semua informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tim
Konsultan akan memeriksa secara cermat Gambar Kerja tersebut dan
melakukan koreksi – koreksi yang diperlukan. Kontraktor akan
melakukan revisi Gambar Kerja sesuai dengan koreksi – koreksi yang
diberikan oleh Tim Konsultan tersebut. Revisi Gambar kerja tersebut
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

akan diperiksa kembali oleh Tim Konsultan dan dilanjutkan kepada


Proyek dan bila telah sesuai Team Leader akan memberikan
persetujuan untuk dapat dilaksanakan. Prosedur pengajuan Gambar
kerja dapat dilihat pada Gambar 6.8.

GAMBAR 6.8.
PROSEDUR PENGAJUAN GAMBAR KERJA

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

- PERSIAPAN
- Pekerjaan Survei
- Spesifikasi teknis
- Pengalihan Traffic
- dan lain - lain

PEJABAT PEMBUAT GAMBAR KERJA


KOMITMEN RENCANA

TIM KONSULTAN

TIDAK
DISETUJUI

YA

GAMBAR KERJA
DEFINITF

PEJABAT PEMBUAT CHIEF INSPECTOR


KOMITMEN DI LAPANGAN

PELAKSANAAN

B.2. Survey dan Pengukuran


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Dalam pekerjaan Supervisi pekerjaan survei dan pengukuran meliputi :


1). Pengecekan Design.
Diharapkan crew survey Kontraktor sudah dimobilisasi di Site
terlebih dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan
mereka sebelum mobilisasi dan peralatan.
2). Pengukuran Stock Piles.
Pengukuran ini terutama dimaksudkan guna verifikasi atas
ketersediaan dan kebutuhan angkutan material, seperti gravel,
agregat, pasir, batu pecah dan lain-lain ke site.
3). Pengukuran Pres Construction.
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada
Kontraktor dihitung berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan
yang diselesaikan. Untuk ini diperlukan sejumlah pengukuran
yang meliputi pengukuran kondisi existing dan lain–lainnya,
sebelum pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kualitas
pekerjaan dapat dihitung dari survei selanjutnya yang akan
diadakan setelah pekerjaan yang dimaksud selesai.
4). Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan.
Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan
guna :
- Tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan
pekerjaan.
- Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidakpastian

5). Pengukuran Pekerjaan Yang Telah Selesai.


Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam
penagihan Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai
dikerjakannya.
Bagan alir pekerjaan pengukuran dan perubahan gambar dapat
dilihat pada Gambar 6.9.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN
GAMBAR 4.9.
BAGAN ALIR PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERUBAHAN GAMBAR

START

RAPAT PRA PELAKSANAAN


(PRE CONSTRUCTION MEETING)

KONTRAKTOR BERSAMA - SAMA KONSULTAN


PENGAWAS TEKNIK DAN STAFF KA. SATKER
MEMERIKSA KE LAPANGAN DAN GAMBAR
KERJA
(ISSUED FOR CONSTRUCTION)
APAKAH ADA KETIDAKSESUAIAN

TIDAK
ADA KETIDAKSESUAIAN ?

YA

TIDAK
ADA PERUBAHAN BIAYA ? SIAPKAN REVISI GAMBAR

YA

SIAPKAN REVISI GAMBAR

SIAPKAN COA
(CHANGE ORDER ACTIVATOR)

SIAPKAN CCA
(CONTRACT CHANGE ORDER )

DICATAT DI SISTEM
DIBUATKAN BERITA SECARA DOKUMENTASI ARSIP
PERUBAHAN GAMBAR (FILE)

END

B.3. Pengujian Material


Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan
menggunakan peralatan test di lapangan maupun di laboratorium yang
disediakan Kontraktor serta mengikuti standar prosedur pengujian
seperti yang tercantum dalam Dokumen Kontrak. Pengujian mutu
dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi–lokasi yang dicantumkan oleh Konsultan. Secara garis besarnya
pengujian akan mencakup :
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

1). Pengujian Material Konstruksi.


Pengujian Material Konstruksi dilakukan sebelum material
digunakan sebagai komponen struktur seperti beton, penerapa
batu kali, aspal, concrete, tanah untuk timbunan, dll.
Pengujuan material dilakukan ulang setiap terjadi perubahan
lokasi sumber material / quarry. Pengujian itu antara lain :
 Test keausan agregat.
 Test ekstraksi agregat.
 Test portland cement.
 Test kandungan zat kimia air.

Bagan Alir Proses Pengujian Material Konstruksi dapat dilihat


pada Gambar 6.10.

GAMBAR 6.10.
BAGAN ALIR PENGUJIAN MATERIAL KONSTRUKSI

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN BEBERAPA USULAN


SUMBER MATERIAL (QUARRY) YANG SIAP DIUJI
BAGI MATERIAL TERTENTU

DILAKUKAN PENGAMBILAN CONTOH MATERIAL


SESUAI DENGAN TATA CARA PENGAMBILAN
SAMPLING.
(LIHAT MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
NO.01/MM/BM/1976

TIDAK

TIAP SAMPLE MATERIAL DITEST DISAKSIKAN OLEH CARI CALON SUMBER


KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK SESUAI PROSEDUR MATERIAL (QUARRY) LAIN
DAN HASILNYA DILAPORKAN KEPADA PIMPRO

YA

TIDAK
SESUAI SPESIFIKASI
TEKNIS

YA

DATA MATERIAL YANG TERPILIH DISIMPAN SERTIFIKASI PEMAKAIAN


DALAM SISTEM ARSIP (FILE) DAN MENJADI MATERIAL YANG BOLEH
ACUAN BAGI TESTING BAHAN OLAHAN DIPAKAI PADA PROYEK

6 - 17
END
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

2). Pengujian Hasil Pekerjaan.


Setelah material digunakan dalam konstruksi, maka perlu diuji
apakah dalam aplikasinya Kontraktor telah menerapkan cara
yang benar sehingga menghasilkan konstruksi yang sesuai
dengan spesifikasi. Pengujian itu antara lain :
 Pengujian kepadatan.
 Pengujian mutu beton.
3). Pengujian Job Mix Formula
Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran
untuk pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton. Konsultan
akan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan
pengujian laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap
material konstruksi yang akan dipergunakan. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut, Konsultan akan membuat rekomendasi
berupa persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai
dengan persyaratan teknis dalam spesifikasi. Diagram Alir
Pembuatan Job Mix Formula dapat dilihat pada Gambar 6.11.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

GAMBAR 6.11.
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN JOB MIX FORMULA

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

MATERIAL YANG
AKAN DIGUNAKAN

HASIL TEST
MATERIAL

DIPERIKSA

DISAHKAN

JOB MIX FORMULA

DIPERIKSA

DISAHKAN

PELAKSANAAN

B.4. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengajukan


permohonan kerja yang dilampirkan dengan Gambar Rencana untuk
disetujui oleh Konsultan dan pemberi Tugas.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Prosedur Permohonan kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar E.12.

GAMBAR E.12.
PROSEDUR PERMOHONAN KERJA

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN

PERMOHONAN KERJA

TIDAK
DISETUJUI

YA
DISAHKAN DIREKSI

DITERIMA OLEH
DITERIMA KEPALA
PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

Selama pelaksanaan konstruksi Tim Konsultan akan melakukan


pengawasan teknis dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, Pengawasan dan Pemeriksaan ini mencakup seluruh aspek
kualitas dan kuantitas. Tim Konsultan harus memberikan petunjuk
yang benar kepada Kontraktor untuk memperoleh kerja yang lebih
efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan tepat
waktu.
a. Galian dan timbunan ( Cut and Fill ).
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan saluran Utama dan tanggul
pembentukan, dimana dalam pelaksanaannya dapat
dikategorikan sebagai berikut :

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Suitable excavation for embankment, yaitu penggalian tanah


yang selanjutnya material tanah tersebut digunakan untuk
timbunan di lokasi yang berdekatan.
Unsuitbale excavation for disposal, yaitu penggalian tanah yang
secara teknis material tersebut tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai material timbunan, sehingga material
tersebut harus dibuang keluar lokasi proyek.
Pekerjaan penimbunan tanah dilaksanakan dengan cara lapis
per lapis dengan tebal 20cm, dimana material timbunan dari
lokasi galian tanah yang secara teknis memenuhi persyaratan
spesifikasi. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian
timbunan sebagai berikut :
 Dump truck :
Mengangkut/memindahkan material tanah galian ke
lokasi timbunan.
 Motor grader :
Pembentukan dan perataan hamparan tanah timbunan.
 Bulldozer :
Mendorong dan mengumpulkan tanah galian.
 Excavator :
Menggali dan memindahkan tanah ke dump truck.
 Vibro :
Pemadatan lapisan tanah timbunan.
 Tire Roller :
Pemadatan akhir lapisan tanah timbunan.
Untuk pekerjaan timbunan ke lokasi penggatian material
tanah (unsuitable excavation for disposal), maka sebelum
dilakukan penggatian tanah, sebelum-nya terlebih dahulu
dilakukan pemadatan tanah sehingga mencapai kepadatan
90% kepadatan menurut AASHTO T-99.

Kepadatan minimum yang harus dicapai pada pekerjaan


timbunan dengan lapis per lapis adalah 95%, data
pengendalian mutu pekerjaan pemadatan tanah akan
dilampirkan pada dokumen pengendalian mutu (quantity
control).
Bagan Alir Pekerjaan Tanah dapat dilihat pada Gambar 6.13.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN
GAMBAR 4.13.
BAGAN ALIR PEKERJAAN TANAH

START

CARI SUMBER MATERIAL PERSIAPAN PENGUJIAN MATERIAL


(QUARRY) LAIN CALON SUMBER MATERIAL (QUARRY)

TIDAK
DITERIMA ?

YA

DICATAT DAN DISIMPAN


HASIL PENGUJIAN DI SISTEM DOKUMENTASI
SEBAGAI ACUAN ARSIP (FILE)

KONTRAKTOR MENGAJUKAN SUMBER


MATERIAL (REQUEST) PEKERJAAN
TANAH

PEKERJAAN PEMOTONGAN PEKERJAAN ARSIP (FILLING)

AMATI TIAP LAPISAN DAN AMATI TIAP 20 CM LAPISAN


KEPADATANNYA PERBAIKI PADATKAN DAN PENGUJIAN KADAR AIR
LAGI LAGI

TIDAK TIDAK
SESUAI PENYELIDIKAN
SESUAI SPESIFIKASI
TANAH (SOIL
DITERIMA ?
INVESTIGATION)

YA UKUR, CATAT DI YA

OPNAME

DICATAT DAN DISIMPAN


VERIFIKASI DI SISTEM DOKUMENTASI
ARSIP (FILE)

END

Catatan : Bila Borrow Area belum ditetapkan tempat

b. Sub-base Course dan Base Course


Pekerjaan ini dilakukan pada tanggul yang berfungsi sebagai
jalan:
 Menyiapkan elevasi muka subgrade sesuai rencana.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Material untuk sub-base dan base course harus diperiksa


kesesuaiannya dengan spesifikasi.
 Pemadatan.

c. Lapis Asphalt
Langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mendapatkan
pekerjaan lapis aspal yang sesuai mutu yang ditetapkan adalah
:
 Pemeriksaan alat.
Peralatan yang diperiksa mencakup :
- Mesin pencaca batu.
- Mesin penyemprot aspal.
- Mesin penggelar campuran aspal.
 Percobaan Pemadatan.
Konsultan akan memastikan prosedur pemadatan aspal
dengan malakukan beberapa percobaan pemadatan. Dari
percobaan ini akan dapat ditentukan :
- Luas lapis agregat yang dilapisi aspal resap
pengikat.
- Temperatur penyemprotan aspal.
- Volume penggelaran agregat per satuan waktu.
- Metode pemadatan.
 Pemeriksaan permukaan yang akan diaspal.
Langkah ini untuk memastikan bahwa permukaan aspal
lama siap untuk dipasangi aspal.
 Pemeriksaan hasil pengaspalan.
Konsultan akan melakukan pengujian campuran aspal
yang dipadatkan.

B.5. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan.


Kontraktor akan diminta untuk menyerahkan daftar kuantitas
pekerjaan dan bahan yang digunakan selama bulan bersangkutan.
Daftar tersebut akan diterima oleh Team Leader untuk diperiksa dan
dimintakan pesetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.

Pemeriksaan lapangan akan dilakukan secara bersama–sama antara


Kontraktor dan Konsultan dalam pekerjaan galian, timbunan, galian
saluran, dan lain–lain. Tim Konsultan akan memastikan kuantitas
pekerjaan dan bahan berdasarkan pengamatan lapangan, gambar
rencana dan hasil pengukuran dengan mengacu kepada dokumen
kontrak dan menyetujui nilai yang diajukan Kontraktor.

Atas dasar kuantitas yang telah disetujui antara Konsultan dan


Kontraktor, maka berita acara pembayaran bulanan (MC) yang
menunjukkan kuantitas pekerjaan dan nilai uang netto yang harus
dibayarkan kepada Kontraktor akan disiapkan oleh Konsultan.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Penyiapan MC ini harus diselesaikan paling cepat tanggal 25 setiap


bulan yang bersangkutan dan paling lambat pada tanggal 5 bulan
berikutnya.

Jumlah kumulatif dari kuantitas pekerjaan dan nilai uang yang


dibayarkan dari waktu sebelumnya akan dicantumkan dalam sertifikat
pembayaran bulanan. Sertifikat bulanan akan ditandatangani oleh
Konsultan dan Kontraktor sebelum diserahkan kepada Pemberi Kerja.

Pada akhir kontrak pekerjaan, Konsultan akan memeriksa ulang semua


jenis pekerjaan yang telah diselesaikan dan menghitung ulang semua
volume pekerjaan untuk setiap jenis (item) pekerjaan.

B.6. Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring).

Kemajuan semua pekerjaan konstruksi akan dimonitor terus menerus.


Begitu terjadi keterlambatan, Kontraktor diingatkan untuk memperbaiki
jadwal kerjanya dan Konsultan akan memeriksa jadwal yang baru
tersebut. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah
tanggal penyelesaian yang diajukan cukup masuk akal dan akan tepat
atau mungkin sebelum jadwal utama Pejabat Pembuat Komitmen akan
selalu diberitahu mengenai kemajuan pekerjaan dan langkah – langkah
yang telah dilakukan untuk memastikan proyek selesai tepat waktu.
Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam pekerjaan Pengawasan
untuk pekerjaan sejenis, pengamatan secara kontinyu dan perubahan
secara periodeik jadwal kerja Kontraktor hampir selalu perlu dilakukan.
Selain itu dibutuhkan pula identifikasi hal – hal yang memungkinkan
terjadinya keterlambatan pekerjaan yang dilakukan Konsultan. Karena
itu, Konsultan akan secara teratur mereview jadwal kerja Kontraktor
sesuai dengan urutan pekerjaan yang benar.

Konsultan mengusulkan untuk mengajukan beberapa metode


penjadwalan yang sudah umum digunakan yaitu CPM (Critical Path
Method), Diagram Ruang Waktu dan bar Chart. Penampilan ketiga
metode tersebut secara grafis akan sangat mudah untuk dipahami.
Sedangkan penggunaan komputer akan sangat membantu untuk
mengetahui secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan juga untuk
membantu menganalisa kondisi : jika ada dari suatu pekerjaan yang
mengalami keterlambatan.

Rapat Kemajuan Pekerjaan.


Dalam melaksanakan teknik – teknik penjadwalan di atas, Konsultan
akan selalu berkoordinasi dengan Kontraktor untuk membahasnya
secara lebih lengkap, antara lain melalui rapat-rapat secara periodik,
yaitu rapat mingguan dan rapat bulanan.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

B.7. Pengendalian Biaya Konstruksi


Pengendalian biaya akan dilakukan oleh Konsultan agar Biaya
Konstruksi yang ada tidak mengalami perubahan dan tetap sesuai
dengan Harga Kontrak yang ada.

Pengendalian tersebut meliputi :


1. Mencatat semua volume pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Kontraktor.
2. Melakukan Change Orfer untuk mempertahankan harga kontrak
pekerjaan.

Pengawasan terhadap biaya pekerjaan aka dilakukan oleh Konsultan


agar harga kontrak tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi.

Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-


langkah tertentu yaitu antara lain melakukan monitoring terhadap
kuantitas pekerjaan dan perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi
yang tidak diduga sebelumnya.

1. Monitoring Kuantitas Pekerjaan.


Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantities
adalah kuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh
karena itu, perlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu
untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan tersebut
mencukupi atau tidak.

Selanjutnya langkah – langkah apa yang harus diambil bila


terjadi penambahan atau pengurangan kuantitas sehubungan
dengan hal–hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat
mempengaruhi terhadap nilai kontrak yang ada.

Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan dengan


mengakumulasikan kuantitas pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan sisa kuantitas yang ada. Bila terdapat satu item
pekerjaan yang diperkirakan kurang, maka untuk mencukupi
kekurangan tersebut akan diambilkan dari kuantitas item
pekerjaan yang diperkirakan lebih atau berprioritas lebih rendah
bila diharapkan harga kontrak yang ada tetap dipertahankan.

2. Change Order.
Dalam hal perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik
karena keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan
biaya keseluruhan proyek, maka Change Order dapat dilakukan.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Konsultan atas masukan dari Kontraktor akan memberitahukan


terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas tentang adanya change
order yang harus dilakukan disertai dengan data pendukung,
gambar detail, prakiraan kuantitas, prakiraan kebutuhan alat dan
personil, waktu yang dibutuhkan, prakiraan biaya dan lain-lain.
Change order sedapat mungkin dihindari karena dapat
mengakibatkan perubahan harga satuan atau tambahan waktu
yang dapat dituntut oleh Kontraktor.

Data – data tersebut di atas akan diserahkan kepada Pemberi


Tugas untuk dapat disetujui dan dilaksanakan perubahannya.

B.8. Pengendalian Proyek


Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan
pelaksanaan proyek aktual di lapangan kepada pihak pemberi tugas /
Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan gambaran kemajuan
proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal – hal kritis yang
diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini
disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dan terbagi menjadi
pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan
proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve ; yang
membandingkan pencapaian aktual dengan baseline proyek.

B.9. Rapat Koordinasi


Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan ini, suatu sistem komunikasi dan konsultasi
yang efektif harus tetap dijaga.

Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam


permasalahan membutuhkan sejumlah kontak – kontak baik formal
maupun informal, khusunya antara anggota dari Team Supervisi
Lapangan, antara Resident Engineer dengan Kontraktor dan Pejabat
Pembuat Komitmen.

Suatu reguler meetings yang terencana dengan agenda dan catatan


(minute) akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya
catatan dari setiap diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.

Konsultan berpendapat bahwa rapat – rapat / pertemuan yang


diperlukan antara lain adalah :
 Rapat mingguan intern antara anggota Tim Supervisi
Lapangan.
 Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor.
 Rapat bulanan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor.
 Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Pejabat
Pembuat Komitmen.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Rapat mingguan Antara Tim Konsultan dengan Pejabat


Pembuat Komitmen dan Kontraktor.
Frekuensi rapat yang diusulkan di atas tentunya dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.

B.10. Sistem Pencatatan.


Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
 Menunjang sistem pelaporan.
 Sebagai dasar perhitungan kualitas.
 Sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan
 Sebagai dasar perhitungan pembayaran.

Jenis – jenis pencatatan yang diperlukan antara lain, adalah :


 Buku harian
 Catatan Pengujian.
 Catatan Pengukuran.
 Koresponden.
 Notulen Rapat – rapat koordinasi,
 Perhitungan Pembanyaran dan Sertifikat Pembayaran.
 Data Teknik Lapangan.
 (Contractor’s Request) Permohonan Kerja Konstruksi.
 (Shop Drawings) Gambar Kerja.
 (Construction Schedule) Jadwal Pelaksanaan Kontruksi
 Daftar Peralatan Kontraktor.
 Data Perhitungan Kuantitas.
 Pengukuran Materials on-site.
 Daftar Pekerjaan Tambah.
 Progres Kemajuan Pekerjaan Bulanan.
 (MC Back-up data) Data Penunjang Sertifikat Bulanan.
 (Change Orders) Perintah Perubahan.
 Addenda.
 Perpanjangan Waktu yang disetujui.
 Klaim
 Catatan Keterlambatan.
 Catatan Kecelakaan Kerja.
 Kondisi Cuaca.
 Foto.
 dan lain – lain.

B.11. Sistem Pelaporan.


1) Laporan harian, mingguan dan bulanan.
2) Berita acara rapat berikut daftar hadirnya.
3) Lembar request dan pengesahannya.
4) Buku direksi yang merupakan lembar komunikasi lapangan.
5) Surat menyurat.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6) Hasil pemeriksaan uji konstruksi dan material, baik dari uji


lapangan, uji laboratorium maupun rekomendasi pabrik.
7) Berkas-berkas administrasi penagihan.
8) Foto-foto dokumentasi dari 0% hingga 100%.
9) Catatan khusus apabila terdapat Contract Change Order.
10) Catatan khusus apabila sampai terjadi Addendum Kontrak

C. Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.

Dalam tahap ini konsultan akan membantu Pemberi tugas dalam seluruh
aktivitas yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor
kepada Pemberi Tugas.

C.1. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan.

Bila pihak Kontraktor menganggap bahwa pekerjaan yang menjadai


kewajibannya telah diselesaikannya secara menyeluruh, maka mereka
dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses Provesional Hand
Over (PHO). Kondisi Umum Kontrak dan Spesifikasi Umum telah
mengatur secara rinci proses penutupan kontrak.

Team Leader akan membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam


pemeriksaan dokumen PHO ini dan akan turut dalam panitia yang akan
memeriksa ke site pekerjaan yang telah selesai dikerjakan secara
menyeluruh. Segala kekurangan– kekurangan dan kerusakan yang
ditemui akan dimasukkan ke dalam Berita Acara PHO.

Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan memenuhi kerusakan dan


kekurangan tersebut selama Periode Jaminan (Warranty Period).

Setelah pekerjaan perbaikan ini diselesaikan dan periode jaminan


habis, dan pekerjaan dapat diterima dengan baik, maka Resident
Engineer akan membuat dalam menyiapkan dan menerbitkan Surat
Berita Acara Penyelesaian Akhir (Final Hand Over/FHO) berdasarkan
Surat Permohonan dari Kontraktor.

C.2. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana (As Built


Drawing).

Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan memeriksa dan


memberikan persetujuan terhadap “As Built Drawing” yang dibuat oleh
Kontraktor. Selanjutnya, Konsultan akan menyerahkan kepada Pemberi
Tugas, lengkap dengan informasi tentang pekerjaan yang dibuat
selama masa konstruksi.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6.1.4 Program Kerjai

Secara Umum Lingkup Kegiatan Konsultan Supervisi Lanjutan Pembangunan Bendung Baliase
meliputi tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Melakukan review desain bendungan dan bangunan fasilitasnya apabila terjadi
perbedaan antara kondisi di lapangan dan laporan desain;
2) Melakukan tambahan investigasi apabila diperlukan;
3) Memeriksa, mengevaluasi, memberi saran, dan menyetujui atau tidak menyetujui
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja yang diajukan oleh Kontraktor
pelaksana;
4) Melakukan pengawasan (supervisi) dan memberi arahan kepada Kontraktor
pelaksana pada setiap tahapan pelaksanaan fisik pekerjaan, dan memberi saran ke
Pemberi Kerja untuk memerintahkan Kontraktor pelaksana mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan;
5) Mengawasi dan menguji kualitas pekerjaan konstruksi
6) Mengawasi dan menguji mutu bahan-bahan bangunan/konstruksi;
7) Memeriksa dan menyetujui gambar pelaksanaan/kerja (construction drawings),
gambar fabrikasi (shop drawing), gambar purna laksana/terpasang (as-built
drawings) yang diajukan/dibuat oleh Kontraktor pelaksana;
8) Memeriksa, mengklarifikasi dan mengkonfirmasi, menyetujui atau tidak menyetujui
semua atau sebagian katalog, spesifikasi, contoh material, sertifikasi yang diajukan
oleh Kontraktor pelaksana dan mendistribusikan kembali kepada Kontraktor dan
semua pihak terkait untuk tindak selanjutnya;
9) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui kuantitas dan kualitas
material/bahan bangunan alami (air, pasir pasang, pasir beton, batu pecah/split,
batu belah/alam/gunung, dan lain-lain yang didatangkan oleh Kontraktor
pelaksana berdasarkan dokumen kontrak;
10) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui kuantitas dan kualitas
material/bahan buatan pabrik (semen, bahan tambah/additive agent, geo-tekstil,
geo-membran, pita drainase vertikal/pre-fabricated vertical strip drain, instrumen
bendungan, dll) yang didatangkan oleh Kontraktor pelaksana berdasarkan
dokumen kontrak;
11) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui kuantitas dan kualitas peralatan
(peralatan kerja, alat uji/laboratorium, dan alat berat) yang didatangkan oleh
Kontraktor pelaksana berdasarkan dokumen kontrak;
12) Melakukan kajian terhadap dokumen perencanaan teknis yang ada selama
pelaksanaan berlangsung yang disebabkan karena perubahan-perubahan kondisi
lapangan dan atau usulan desain rekasaya teknik yang diajukan oleh Kontraktor
pelaksana;
13) Melakukan pemantauan atas kemajuan pekerjaan, memberi arahan dan memberi
saran ke pemberi kerja memerintahkan Kontraktor pelaksana mengambil langkah
percepatan apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
14) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
Kontraktor pelaksana, dan menyarankan pemberi kerja untuk merintahkan
Kontraktor pelaksana untuk mengganti atau memperbaiki pekerjaan apabila terjadi
ketidaksesuaian dengan dokumen kontrak;
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

15) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui laporan kemajuan pekerjaan yang
dibuat oleh Kontraktor pelaksana (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) selama pelaksanaan pekerjaan;
16) Memeriksa, menyetujui atau tidak menyetujui laporan uji laboratorium dan atau uji
lapangan hasil pekerjaan Kontraktor pelaksana (uji beton, uji material, uji coba
timbun/trial embankment test, uji kepadatan dan permeabilitas timbunan, dan lain-
lain) selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung;
17) Memeriksa dan mengevaluasi keberatan-keberatan yang diajukan oleh Kontraktor
pelaksana dan melaporkannya kepada Pemberi Tugas;
18) Mengikuti/melakukan pemeriksaan barang/material di pabrik yang diajukan oleh
Kontraktor, bilamana diperlukan atau ditentukan lebih lanjut oleh PPK;
19) Meneliti, dan mengesahkan pembayaran angsuran biaya pelaksanaan
pekerjaan/bangunan;
20) Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan
pekerjaan kurang;
21) Menyiapkan dan menyusun berita-berita acara pekerjaan;
22) Melakukan kaji ulang desain apabila di lapangan diperlukan perubahan terhadap
desain yang ada.
23) Melakukan pemeriksaan akhir terhadap seluruh pekerjaan;
24) Menyiapkan dokumen untuk proses persetujuan inpounding Bendung Baliase
sesuai dengan persyaratan yang ada pada Komisi Keamanan Bendungan.

Program Kerja pelaksanaan SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG


BALIASE KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN dapat dikelompokkan
menjadi 6 (Enam) bagian yaitu :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data/Survai Investigasi Tambahan
3. Tahap Modifikasi Desain
4. Tahap Supervisi Konstruksi
5. Tahap Pelaksanaan Rapat / Konsultasi
6. Tahap Pelaporan

1. Tahap Persiapan.
Sebelum memulai kegiatan-kegiatan teknis, Konsultan akan melaksanakan kegiatan awal
yang disebut dengan Tahap Persiapan. Sub kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan antara lain orientasi yang lebih mendalam terhadap proyek dengan melakukan
kegiatan diskusi kecil antara Konsultan dengan proyek, penyusunan program kerja, serta
penetapan metodologi yang akan dilaksanakan oleh Konsultan.
A. Orientasi Proyek
Tujuan orientasi proyek adalah untuk lebih mendalami lingkup pekerjaan,
sasaran yang dicapai, batasan-batasan lingkup kerja dengan cara
mengumpulkan data-data awal dan informasi-informasi yang berkaitan dengan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

pekerjaan. Agar terjadi kesamaan visi dan persepsi antara Konsultan dan pihak
Proyek maka pada tahap ini akan dilakukan diskusi kecil/intern atau asistensi
dengan Direksi Pekerjaan.
B. Identifikasi Awal
Identifikasi awal dilakukan dengan cara melakukan studi meja ( desk studi)
berdasar pada literatur, buku-buku pedoman, hasil-hasil studi terdahulu serta
informasi terkait yang bersal dari sumber-sumber lain. Pada tahap ini
dirumuskan jenis dan sumber data yang diperlukan. Maksud dari identifikasi awal
ini adalah untuk lebih memfokuskan lagi kepada permasalahan dan dijadikan
acuan untuk kegiatan survey atau tinjauan lapangan, sehingga akan lebih
mengefisienkan kegiatan selanjutnya.
C. Penyusunan Program Kerja dan Metodologi
Berdasarkan informasi dan masukan pada tahap Orientasi Proyek, selanjutnya
akan dilakukan penyusunan metodologi dan program kerja. Metodologi berisi
tentang tatacara dan metode-metode pendekatan yang akan dipakai dalam
melakukan analisis sedangkan rencana kerja penerapan metode dikaitkan
dengan waktu yang disediakan.
Penyusunan Program Kerja ini meliputi antara lain :
1) Program Penyediaan dan Penggunaan Sumber Daya Manusia
Di dalam melakukan pengawasan pekerjaan, tim Konsultan terdiri dari
tenaga-tenaga ahli yang professional dan diperkuat oleh tenaga Sub-
profesional serta tenaga pendukung.
2) Program Pengadaan dan Penggunaan bahan
Tim konsultan akan melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap bahan-
bahan materials yang akan digunakan untuk konstruksi.
Pengecekan/evaluasi akan mengacu pada dokumen spesifikasi teknis dan
peraturan-peraturan/standarisasi bahan yang digunakan di Indonesia.
Pengecekan dan evaluasi ini meliputi antara lain :
- Pengecekan lokasi stock materials dilapangan ataupun
penambangan materials.
- Pengecekan stock materials untuk mengetahui pengadaan
bahan/materials disesuaikan dengan kebutuhan bahan untuk
pelaksanaan konstruksi, bila diperlukan dengan melakukan
pengukuran.
- Pengecekan sertifikasi bahan/materials.
Disamping itu, tim konsultan akan melakukan pengecekan terhadap
pengujian-pengujian bahan/materials, dan hasil pengujian ini akan
dicatat/didata dalam format-format/tabel-tabel pengujian yang disiapkan
dan akan diakui oleh Direksi Lapangan/konsultan pengawas.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

3) Program pencapaian sasaran fisik proyek.


Tim konsultan yang terdiri dari Team Leader dan tenaga-tenaga ahli bidang
pengawasan konstruksi, bidang pengawasan quality dan dibantu tenaga sub
Profesional melaksanakan pengawasan dan evaluasi selama pelaksanaan
pekerjaan.
Didalam melakukan pengawasan, Tim konsultan akan mengacu
(berpedoman) pada dokumen spesifikasi teknis dan peraturan-
peraturan/standarisasi yang digunakan di Indonesia, serta dilengkapi
dengan format-format/tabel-tabel pengawasan ataupun format-format
pengujian bahan/materials
Pengawasan dengan menggunakan data-data penunjang ini sebagai bentuk
pengawasan yang tercatat, sehingga segala permasalahan baik kuantitas
maupun qualitas selama pelaksanaan pekerjaan akan terkontrol dan akan
diakui (ditanda-tangani) oleh Direksi lapangan/staf, konsultan pengawas
dan kontraktor pelaksana.
Disamping itu, data pengawasan ini sebagai kontrol terhadap kemajuan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan, baik kontrol
pelaksanaan maupun kontrol kualitas.
Sehingga diharapkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilakukan
kontraktor dapat dikendalikan secara effisien dan effektip dan menghasilkan
pekerjaan yang berqualitas serta tepat waktu dengan sasaran yang tepat.
D. Pengecekan Dokumen Kontrak
Tim konsultan melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap dokumen kontrak .
Dokumen ini akan digunakan sebagai acuan/ pedoman di dalam melakukan
pengawasan pekerjaan.
E. Pemeriksaan Lapangan
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan dan
laporan-laporan teknis lainnya, maka tim konsultan supervisi melakukan
pengecekan ke lokasi proyek.
Pengecekan/pemeriksaan ini meliputi :
 Pengecekan kondisi lapangan disesuaikan dengan gambar rencana.

 Pengecekan areal lokasi yang akan dijadikan Stock Material,


Workshop alat berat, fabrikasi bahan dan lain-lain yang berakitan
dengan pekerjaan.
 Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi saat
pelaksanaan pekerjaan.
F. Pengecekan dan Evaluasi terhadap Rencana Mobilisasi Kontraktor
Kontraktor akan menyerahkan rencana mobilisasi ke Direksi Lapangan/konsultan
supervisi.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Rencana mobilisasi ini meliputi :


 Denah Base Camp kontraktor dll

 Daftar Personil Kontraktor

 Daftar Jadual Pelaksanaan konstruksi (Construction Schedule).

 Daftar Alat-alat berat yang akan digunakan dalam pelaksanaan

 Daftar Peralatan Survey/Alat Ukur, dan peralatan lainnya untuk menunjang


pelaksanaan pekerjaan.

 Daftar Kendaraan Operasional Proyek

G. Pemeriksaan Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Kerja Kontraktor


Rencana kerja yang merupakan langkah awal untuk terlaksananya pekerjaan
sesuai rencana dan tepat waktu.
Pada tahap ini, konsultan akan melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap
jadwal kerja yang diajukan oleh Kontraktor antara lain :
 Sturktur Organisasi Kerja Kontraktor
 Sumber Daya Manusia
 Sub Kontraktor (apabila ada)
 Mobilisasi dan penggunaan peralatan
 Pengadaan dan penyiapan material
 Metode pelaksanaan pekerjaan.
 Waktu pelaksanaan
 Dll.
Setelah memeriksa dan mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan akan
memberikan petunjuk-petunjuk bila ada suatu perbaikan dalam rencana kerja
tersebut.

2. Tahap Pengumpulan Data


Setelah Tahap Persiapan telah dilakukan, tahap selanjutnya Konsultan akan melakukan
pengumpulan data primer berupa :
1) Pengukuran topografi berupa pemetaan daerah waduk dan tapak Bendung
Baliase.
2) Investigasi geologi teknik berupa pemboran inti, testpit, vane shear test dan uji
laboratorium.
Data hasil investigasi dan pengukuran topografi diatas selanjutnya digunakan untuk
evaluasi kondisi fondasi dan material timbunan.

3. Tahap Modifikasi Desain/Review Desain


Konsultan harus/wajib membuat revisi dan penyesuaian desain dari waktu ke waktu pada
saat diperlukan akibat dari adanya temuan-temuan di lapangan.
Apabila ditemukan suatu perubahan kondisi lapangan saat perencanaan dan pelaksanaan,
maka tim konsultan akan melakukan pengkajian (review) terhadap desain
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Untuk memberikan hasil pekerjaan yang sesuai dengan kondisi lapangan dan
perkembangan desain yang dilakukan maka konsultan supervisi akan melakukan kajian
terhadap data dan analisa yang telah dilakukan berhubungan dengan pekejaan terkait.
Secara umum lingkup tugas konsultan terdiri dari supervisi konstruksi proyek dan
modifikasi/perbaikan desain apabila tejadi ketidakcocokan di lapangan. Selain itu konsultan
harus memberikan tanggapan dalam membantu Pejabat Pembuat Balai Besar
Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Ditjen Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum pada supervisi konstruksi proyek untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

4. Tahap Supervisi Konstruksi

A. Standar Yang Digunakan.


Pengawasan pekerjaan dan pengujian material yang dilakukan untuk semua jenis
pekerjaan pada pekerjaan ini mengacu pada standar antara lain :

 Standar ASTM (American Sosiety for Testing and Materials ) atau standar lain
yang setingkat.
 Standard Nasional Indonesia atau peraturan penggantiannya.

 Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi (KP – 1 s/d KP- 7)

B. Pengawasan Pekerjaan
Pekerjaan Pengawasan ini meliputi :
1) Pemeriksaan dan evaluasi Shop Drawing / Gambar Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan Gambar
Kerja (gambar pelaksanaan) secara detail berdasarkan Gambar Rencana .
Gambar Kerja tersebut akan memuat semua informasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Tim Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi secara cermat Gambar
Kerja tersebut dan apabila terdapat koreksi-koreksi terhadap gambar kerja
tersebut, maka Kontraktor akan melakukan revisi terhadap Gambar Kerja
tersebut sesuai rekomendasi dari Konsultan dan Proyek.
2) Survey dan Pengukuran
Pekerjaan survei dan pengukuran meliputi:
a) Pengecekan Data Survey dan Gambar Rencana
Tim Konsultan akan melakukan pengecekan dan koreksi terhadap data
survey saat desain dan gambar rencana sebelum melakukan pengawasan
di lapangan .
b) Pengukuran Stock Piles

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Pengecekan/ pengukuran stock material dimaksudkan untuk


mendapatkan gambaran akan ketersediaan bahan/ material, sehingga
pada saat pelaksanaan tidak terjadi kekurangan bahan yang dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
c) Pengukuran Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan pengukuran dilaksanakan dengan cara Joint Survey antara
kontraktor, konsultan dan Direksi lapangan/Staf, dan pengukuran ini
diperlukan untuk mengetahui kondisi lapangan (Actual Condition)
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Data hasil pengukuran ini diplotkan dalam gambar rencana, untuk
mengetahui ada tidaknya suatu perbedaan disamping diperlukan untuk
perhitungan volume.
d) Pengukuran pada saat Pelaksanaan Pekerjaan
Pengukuran dilakukan mengikuti kemajuan pekerjaan (progress) dan
dengan cara joint survai.
Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi data survey lapangan,
sebelum diakui/ditandatangani pihak Konsultan dan Direksi Lapangan/
Staf.
3) Pengawasan Pengujian Material
Tim Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi di setiap pengujian
material/ test bahan untuk konstruksi dengan pedoman pada dokumen
Spesifikasi Teknik.
Pengujian material dilakukan secara rutin sesuai dengan petunjuk-petunjuk di
dalam Spesifikasi Teknik.
Data test material yang telah memenuhi syarat teknis akan ditandatangani
pihak Konsultan dan Direksi/ Staf.
Pengujian material ini meliputi antara lain :
- Pengujian material beton :
 Test material aggregate
 Test Portland Cement
 Test pengukuran tulangan
 Test kekuatan beton

- Pengujian material :
 Test Specific Gravity
 Test Los Angeles
 Test Kuat Tekan
 Test Grain Size Distribution.

4) Pengawasan Mutu Pekerjaan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Item Pekerjaan Utama yang harus diawasi mutu bahan, alat dan prosedurnya
meliputi :
a) Pekerjaan galian dan timbunan, pengawasan yang dilakukan :
 Menentukan batas, evaluasi dan dimensi pekerjaan galian yang
dikerjakan kontraktor.

 Menentukan area pembuangan material hasil galian ( Disposal


Area)
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan galian

 Melakukan pengecekan hasil pekerjaan dan pekerjaan lain yang


termasuk dalam item.
 Mengawasi pekerjaan timbunan backfiil concrete

b) Pekerjaan beton, pengawasan yang dilakukan :


Mutu bahan :
 Semen
 Semen harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknik
dan dilengkapi dengan sertifikat lolos pengujian untuk
kekerasan (Soundness), Time of Setting (Waktu Mengeras),
Compressive Strength (Kuat Tekan).
 Mengawasi dan memeriksa proses pengangkutan,
pemindahan dan penyimpanan semen agar tidak
menurunkan kualitas beton
 Aditif
 Menentukan penambahan aditif bila diperlukan
 Mengawasi dan memeriksa proses pengangkutan,
pemindahan dan penyimpanan aditif agar tidak menurunkan
kualitas beton.
 Agregat Halus dan Kasar
 Mengawasi produksi dan pengujian agregat harus di quary
dan mengawasi pengujian agregat di laboratorium lapangan.
 Mengawasi dan menentukan alat, metode pengolahan dan
sertifikasi agregat.
 Mengawsi pengujian agregat di laboratorium
 Mengawasi proses pengangkutan dan pemindahan agregat
agar tidak berpegaruh pada mutu beton dan secara periodik
melakukan pengawasan pengujian material beton.

 Air Campuran
 Mengawasi dan memeriksa kualitas air pencampuran.
 Air harus bersih dari unsur kimia dan organik yang dapat
menurunkan kualitas beton, turbiditas ≤ 2000 ppm,
kandungan sulfat ≤ 1 gr/I.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Mutu Pekerjaan :
 Campuran Beton
 Tipe dan kelas beton yang digunakan sesuai dengan
Standart Nasional Indonesia (SNI).
 Mengawasi dan memberikan keputusan terhadap pengujian
Trial Mixes
 Mengawasi proses pencampuran sampai pengangkutan
beton ke lokasi pekerjaan, termasuk memeriksa kondisi
peralatan pencampuran, peralatan pendukung, dan alat
angkut campuran beton.

 Besi Tulangan
 Mengawasi pengangkutan, penyimpanan dan penempatan
besi tulangan pada lokasi pengecoran agar tetap bersih,
tidak kotor, berkarat..
 Material besi tulangan bermutu U39 dengan bentuk tulangan
sesuai gambar rencana/gambar kerja.
 Mengecek sertifikasi mutu besi tulangan dari pabrik dan
mengawasi pengetesan dilaboratorium untuk besi yang akan
dipasang Kontraktor.
 Mengecek daftar gambar Kontraktor potongan-potongan besi
yang akan dipasang.
 Melakukan perhitungan volume besi tulangan yang
terpasang dan harus sesuai dengan gambar rencana untuk
keperluan pembayaran.
 Bekisting
 Mengawasi kualitas bekisting harus rata dan seragam cukup
tebaldan kaku supaya tak terjadi pelendutan.
 Mengawasi pemasangan bekisting supaya tetap kokoh bila
beton dituangkan dan sesuai dengan dimensi pada gambar.
 Mengawasi kondisi bekisting supaya tetap kedap air dan
mudah dibongkar bila beton selesai dituangkan dengan
menghasilkan permukaan beton expose.

 Penempatan Beton
 Mengawasi persiapan pondasi yang sesuai untuk pekerjaan
beton.
 Mengawasi dan memberikan petunjuk pada saat
penempatan campuran beton pada berbagai kondisi cuaca
dan karakteristik lokasi pekerjaan.
 Memeriksa dan mengawasi mutu beton yang telah
ditempatkan (di cor) mengadakan slum test setiap saat.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Melakukan pengukuran hasil pekerjaan dan usur pekerjaan


lain yang termasuk dalam item pengukuran dan
pembayaran.

5) Pengawasan Pekerjaan Bangunan Pelengkap lainnya


Bangunan pelengkap meliputi bangunan kantor, laboratorium, bengkel dan
base camp termasuk perlengkapannya,
a) Menentukan lokasi dan tata letak bangunan yang berada di site
office.
b) Mengawasi dan memeriksa material yang akan digunakan dalam
pekerjaan site office.
c) Mengawasi pelaksaaan pekerjaan
d) Melakukan pengukuran hasil pekerjaan dan unsur pekerjaan lain
yang termasuk dalam item pengukuran dan pembayaran.
6) Data Pendukung (Supporting Data) Untuk Pembayaran.
Tim Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi data-data pendukung yang
menggambarkan kemajuan pekerjaan (Progress Pekerjaan) dan data ini
sebagai dasar (back up) untuk mengajukan suatu pembayaran pekerjaan.
Data-data pendukung ini meliputi :
 Semua data-data format lapangan yang telah diakui oleh Konsultan
dan Direksi Lapangan/ Staff, termasuk data-data hasil test
laboratorium (data sesuai dengan progress pekerjaan)
 Perhitungan volume (termasuk data pengukuran dan gambar) dan
sesuai dengan Progress pekerjaan.
 Foto-foto Progress pekerjaan
 Sertifikasi bahan-bahan.
 Dll.

C. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan


Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan ini meliputi antara lain :

1) Pengawasan menyeluruh secara berkala atas jalannya pelaksanaan pekerjaan


di lapangan serta penyusunan laporannya.

2) Penilaian kemajuan pelaksanaan.

Kemajuan semua pekerjaan konstruksi akan dimonitor terus menerus. Begitu


terjadi keterlambatan, Kontraktor diingatkan untuk memperbaiki jadual
kerjanya dan Konsultan akan memeriksa jadual yang baru tersebut. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah tanggal penyelesaian yang
diajukan cukup masuk akan dan akan tepat atau mungkin sebelum jadual
utama Pejabat Pembuat Komitmen akan selalu diberitahu mengenai kemajuan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

pekerjaan dan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk memastikan


proyek selesai tepat waktu.
Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam pekerjaan Pengawasan untuk
pekerjaan sejenis, pengamatan secara kontinyu dan perubahan secara
periodeik jadual kerja Kontraktor hampir selalu perlu dilakukan. Selain itu
dibutuhkan pula identifikasi hal-hal yang memungkinkan terjadinya
keterlambatan pekerjaan yang dilakukan Konsultan. Karena itu, Konsultan
akan secara teratur me-review jadual kerja Kontraktor sesuai dengan urutan
pekerjaan yang benar.
Konsultan mengusulkan untuk mengajukan beberapa metode penjadualan
yang sudah umum digunakan yaitu CPM (Critical Path Method), Diagram
Ruang Waktu dan Bar Chart. Penampilan ketiga metode tersebut secara grafis
akan sangat mudah untuk dipahami. Sedangkan penggunaan komputer akan
sangat membantu untuk mengetahui secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan
jaga untuk membantu menganalisa kondisi : jika-maka" dari suatu pekerjaan
yang mengalami keterlambatan.

 Penetapan koreksi teknis atau penyimpangan dan hambatan-hambatan


yang mungkin terjadi terhadap kualitas bahan, peralatan, hasil
pelaksanaan.

 Tinjauan dan analisa jika perlu terhadap program-program kerja yang


telah disusun.

 Menyelenggarakan koordinasi aktif antara berbagai penyelenggaraan


pekerjaan di lapangan.

 Memberi petunjuk kepada pelaksana pekerjaan mengenai hal-hal yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan.

 Pengawasan terhadap ketepatan waktu, biaya, pelaksanaan pekerjaan


kuantitas dan kualitas pekerjaan.

 Mencatat dan meneliti semua pekerjaan tambah dan atau kurang yang
terjadi, termasuk juga meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan
atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksanaan pekerjaan.

 Membantu Pemberi Tugas dalam mengelola dan mengendalikan


pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

D. Pengujian, Kepanitiaan dan Berita Acara Pekerjaan Selesai


Pada bagian penyelesain pekerjaan dan penyelesain jadwal kontrak, operasi
seluruh peralatan akan diuji sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Setelah
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan akan menyiapkan
berita acara pekerjaan selesai.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Konsultan akan menyiapkan laporan pekerjaan selesai yang meliputi, as built


drawing, spesifikasi, kuantitas material, peralatan yang digunakan pada proyek,
biaya masing-masing komponen pekerjaan dan biaya penyelesain aktual dan
termasuk juga berita acara pengujian pada berbagai tahapan pekerjaan.

5. Tahap Pelaksanaan Rapat / Konsultansi

Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam penanganan pekerjaan ini,
suatu sistem komunikasi dan konsultasi yang efektif harus tetap dijaga.

Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam permasalahan


membutuhkan sejumlah kontak-kontak baik formal maupun informal, khususnya antara
anggota dari Team Supervisi Lapangan, antara Engineer dengan Kontraktor Pejabat
Pembuat Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Ditjen Sumber
Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

Suatu reguler meetings yang terencana dengan agenda dan catatan (minute) akan
merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap diskusi,
kesepakatan ataupun keputusan.

Rapat/Konsultasi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :


 Rapat Koordinasi
Tujuan rapat ini adalah untuk membahas masalah-masalah yang timbul
berkaitan dengan rencana kerja pelaksanaan, sasaran proyek dan program
kerja. Rapat ini dihadiri oleh pihak Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas,
Kontraktor, Supplier dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pekerjaan.

 Rapat Lapangan
Tujuan ini akan dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan personil yang
terkait yang ada di kantor maupun lapangan. Tujuan rapat ini adalah untuk
mengevaluasi dan mencari pemecahan atas penyimpangan /perubahan dari
perencanaan semula yang mungkin terjadi di lapangan menyangkut
substitusi bahan, metode pelaksanaan, serta untuk melengkapi kekuranan
detail perencanaan.
 Rapat Intern Konsultan
Rapat ini akan dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan personil yang
terkait baik yang ada di kantor maupun lapangan. Tujuan rapat ini adalah
untuk mengevaluasi dan mencari pemecahan atas penyimpangan
/perubahan dari perencanaan semula yang mungkin terjadi di lapangan
menyangkut substitusi bahan, metode pelaksanaan, serta untuk melengkapi
kekurangan detail perencanaan.

6. Tahap Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Laporan Pendahuluan harus diselesaikan paling lambat satu (1) bulan setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Laporan Pendahuluan memuat
antara lain : (dibuat sebanyak 5 (lima) buku)
 Informasi laporan dan data teknis bendungan beserta hasil analisisnya
 rencana program kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
 mobilisasi tenaga ahli, tenaga pendukung dan peralatan;
 metodologi/strategi pelaksanaan pekerjaan;
 struktur organisasi;
 jadwal pelaksanaan pekerjaan;
 rencana kerja
 foto hasil pemeriksaan Rencana Bendung Baliase, hulu dan daerah hilir bendungan
 kendala yang dihadapi dan pemecahannya.

2. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Rencana Mutu Kontrak (Quality Assurance), berupa dokumen yang memuat sistematika
kerja atau kerangka acuan kerja bagi konsultan yang telah disetujui oleh pemilik
pekerjaan dalam rangka memberikan hasil pengawasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diketahui oleh kedua pihak. Dokumen ini harus diserahkan
sebelum konsultan memulai pekerjaan dan diselesaikan paling lambat 2 (dua) minggu
setelah SPMK.

Quality Assurance yaitu suatu dokumen yang berisi seluruh kegiatan terencana dan
sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa
produk/jasa yang akan dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Rencana Mutu Kontrak minimal harus berisi :
a. Organisasi yang melaksanakan pengawasan harus sesuai dengan keahlian yang
diperlukan untuk memenuhi mutu yang diminta.
b. Tahapan kegiatan penting pada pengawasan yang harus jelas
c. Jadwal rencana inspeksi untuk memastikan kesesuaian prosedur termasuk standar
kriteria penerimaannya.
d. Pelaksanaan verifikasi pada tahapan yang sesuai dengan mengacu pada standar
penerimaan.
e. Pelaksanaan identifikasi dan rekaman mutu.

Dokumen ini harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sejak SPMK


diterbitkan. Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

3. Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat untuk mengetahui kemajuan/progres pekerjaan dalam setiap
bulannya yang selalu diasistensikan secara berkala kepada Pengawas dan Direksi
Pekerjaan. Laporan Bulanan, memuat :
1) Hasil kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan dilengkapi
lengkung-S kemajuan kerja.
2) Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif dan
permasalahannya.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Laporan bulanan harus menguraikan kemajuan/progres pekerjaan baik secara


keseluruhan, masalah-masalah yang dihadapi serta rencana kerja berikutnya. Selain itu
diuraikan hambatan / kendala - kendala yang dihadapi dan rencana penanganannya.

Notulen rapat koordinasi rutin/berkala termasuk keputusan yang diambil yang


ditandatangani ketiga pihak yaitu Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan,
beserta daftar hadir peserta rapat, juga harus dilampirkan dalam laporan bulanan.

Laporan bulanan harus menguraikan, nama dan tugas tim, pekerjaan yang
dilaksanakan, dan hasil/produk pekerjaan. Laporan ini ditandatangani oleh Team Leader
dan sebelum diserahkan laporan ini harus sudah diperiksa/disahkan oleh Direksi
pekerjaan yang bersangkutan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setiap awal bulan


berikutnya. Dibuat sebanyak 5 (lima) buku selama pekerjaan berlangsung.

4. Laporan Mutual Cek Awal (MC 0%)


Laporan ini menginformasikan kondisi awal kegiatan, lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh Kontraktor, kesesuaian dengan desain yang telah ada, berita acara
pemeriksaan bersama tiga pihak yaitu Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan
Konsultan serta kegiatan lain yang terkait dengan awal pelaksanaan konstruksi.
Laporan ini dilengkapi dengan foto-foto lapangan keadaan sebelum pekerjaan fisik
dilaksanakan.
Laporan Mutual Cek Awal ini setiap tahun berjalan harus selalu ada, jadi pertahun
anggaran sesuai dengan pentahapan pekerjaan. Dibuat sebanyak 5 (lima) buku

5. Laporan Mutual Cek Pertengahan (MC 50%)


Laporan ini menginformasikan kemajuan pekerjaan/ progres pelaksanaan konstruksi
sampai dengan sekitar 50%, yang ditetapkan setelah dilakukannya pemeriksaan tiga
pihak yaitu Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan. Dalam laporan ini juga
disampaikan laporan tentang perubahan desain jika ada dan alasan perubahan tersebut
serta rencana kerja selanjutnya.

Laporan Mutual Cek Pertengahan ini setiap tahun berjalan harus selalu ada, jadi
pertahun anggaran sesuai dengan pentahapan pekerjaan. Dibuat sebanyak 5 (lima)
buku

6. Laporan Mutual Cek Akhir (MC 100%)


Laporan ini menginformasikan kemajuan pekerjaan/ progres pelaksanaan konstruksi
100% atau pekerjaan selesai yang ditetapkan setelah dilakukannya pemeriksaan tiga
pihak yaitu Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan.

Dalam laporan ini juga disampaikan laporan tentang perubahan desain jika ada dan
alasan perubahan tersebut.
Laporan Mutual Cek Pertengahan ini setiap tahun berjalan harus selalu ada, jadi
pertahun anggaran sesuai dengan pentahapan pekerjaan.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Khusus untuk tahun akhir disampaikan laporan hasil pemeriksaan bersama Tim
Pemeriksa Pekerjaan/Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan dalam rangka
peninjauan dan pemeriksaan hasil akhir pekerjaan konstruksi untuk keperluan

Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai (Project Hand Over/PHO) dan Penyerahan


Kedua Pekerjaan Selesai (Final Hand Over/FHO). Dibuat sebanyak 5 (lima) buku

7. Laporan Pelaksanaan
Sebagai laporan hasil pelaksanaan pekerjaan, laporan ini menginformasikan kemajuan
pekerjaan/pelaksanaan konstruksi dari awal hingga pekerjaan selesai sepenuhnya
dibuat per tahun. Dibuat sebanyak 5 (lima) buku

8. Laporan Ringkasan Pelaksanaan


Sebagai laporan ringkasan hasil pelaksanaan pekerjaan, laporan ini menginformasikan
kemajuan pekerjaan/pelaksanaan konstruksi dari awal hingga pekerjaan selesai
sepenuhnya dibuat pada akhir periode pekerjaan. Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

9. Laporan Dokumentasi
Pada akhir pekerjaan per tahap / per tahun, konsutan harus menyerahkan Laporan
Dokumentasi, yang terdiri dari: (dibuat sebanyak 5 (lima) buku)
1) Foto-foto dokumentasi awal pekerjaan ukuran 4R yang ditata dalam album foto
2) Foto-foto dokumentasi kegiatan pekerjaan ukuran 4R yang ditata dalam album
foto
3) Foto-foto dokumentasi akhir pekerjaan ukuran 4R yang ditata dalam album foto

10. Laporan Akhir (Final Report)


Hasil keseluruhan kegiatan pengawasan supervisi di sampaikan pada Laporan Akhir
yang berisikan tentang pelaksanaan pekerjaan, kendala, hasil akhir apabila terjadi
perubahan, gambar konstruksi, kajian operasi dan pemeliharaan dll.
Dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

6.1.5 Organisasi dan Personil

1. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Struktur organisasi pelaksanaan Pekerjaan “SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


BENDUNG BALIASE KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN”, disusun
berdasarkan hirarkhi yang berlaku diantara Konsultan sebagai Penyedia Jasa dan Pejabat
Pembuat Komitmen Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Ditjen
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum sebagai Pengguna Jasa.

Kedudukan antara Penyedia jasa dan Pengguna jasa dalam hal ini adalah sederajat Penyedia
jasa dengan anggota tim tenaga ahli berada dalam satu pihak, sedangkan Pengguna Jasa yang
akan dibantu oleh Tim Direksi pekerjaan berada di pihak lainnya. Hubungan antara Pengguna

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Jasa dengan tim pelaksana konsultan akan dijembatani oleh Tim Direksi yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa. Ketua Tim membawahi seluruh tenaga ahli, tenaga asisten dan tenaga
pendukung. Selain itu, tugas-tugas yang berhubungan dengan kelancaran koordinasi dan
konsultasi dengan Pengguna Jasa dan Instansi terkait berada di bawah tanggung jawab Ketua
Tim.

Organisasi Pelaksanaan pekerjaan SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG


BALIASE KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN dapat dilihat pada di
bawah ini.

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Seperti sudah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR), bahwa tujuan umum
dari pekerjaan Pengawasan/Supervisi Konstruksi ini adalah melakukan pengawasan
pekerjaan konstruksi dan pengendalian proyek (Project Management) oleh Kontraktor
sehingga didapat hasil kerja yang efisien dan efektif sesuai dengan Dokumen Kontrak baik
segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dan dikendalikan dalam waktu dan biaya
yang sudah ditentukan.

Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK/TOR), PT. Caturbina Guna Persada Jo PT. Amythas akan mengerahkan
Tim Supervisi yang sudah berpengalaman luas bidang Supervisi Konstruksi, khususnya
penanganan pengawasan pekerjaan dalam bidang bangunan air.

“Tim Desain” yang terdiri dari Construction Engineer dan Desain Engineer akan bertugas
melakukan konfrmasi desain terhadap pekerjaan konstruksi/perubahan lapangan serta
memecahkan berbagai masalah desain struktur/konstruksi yang digunakan di lapangan,
sedangkan “Tim Lapangan” yang dipimpin oleh Koordinator Pengawas akan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan “Field Engineering” selama waktu konstruksi dengan
menggunakan data lapangan yang diperoleh dari kontraktor. Hal ini sesuai dengan yang
disebut dalam spesifikasi Kontrak (Kontrak).

Layanan pekerjaan juga mencakup supervisi dari semua aspek pelaksanaan pekerjaan dan
menjamin bahwa pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dari SNVY PJPA
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara pada PPK Irigasi dan Rawa II. Tim supervisi akan
melakukan monitoring dan evaluasi secara terus-menerus tentang kemajuan pekerjaan,
inspeksi dan pemeriksaan terhadap seluruh hasil pekerjaan, pengendalian mutu dan
volume pekerjaan serta masalah-masalah yang berkaitan dengan progres penyelesaian
konstruksi, ketepatan waktu pelaksanaan, termasuk progress pembayaran pekerjaan
kepada kontraktor.

6.2 PENDEKATAN TEKNIS

Untuk mencapai kerja yang maksimal dan dapat tercapai kondisi kerja yang baik, maka
diperlukan koordinasi yang baik antara konsultan supervisi dengan pihak-pihak yang
terkait dengan proyek itu, serta hubungan antara konsultan dengan instansi lainnya yang
membantu PPK Irigasi dan Rawa II, SNVT PJPA Sulawesi IV. Konsultan sebagai pihak
pengawas dan kontraktor sebagai pihak pelaksana, masing-masing merupakan bagian
yang tak terpisahkan di dalam penentuan lancar tidaknya pelaksanaan proyek. Konsultan
harus dapat bekerja sama sepenuhnya dengan lembaga pemerintah yang lain.

Tugas-tugas yang akan didelegasikan oleh Pengguna Jasa/Pemberi Kerja/Pengguna Jasa


adalah berupa tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah pengawasan konstruksi,
khususnya yang terkait dengan teknis dan kontrak, dimana tugas-tugas tersebut diuraikan
dalam BAB lain dari dokumen usulan teknis ini.

Agar diperoleh hasil pengawasan pekerjaan yang maksimal dalam pekerjaan Supervisi
Konstruksi ini, Team Supervisi akan melaksanakan sistem pengawasan dan pembagian
kerja yang sistematis dan terencana sebagaimana prinsip-prinsip dalam manajemen
konstruksi (Project Management). Untuk itu pemilihan personil yang berpengalaman dan
pengelompokan personil dalam team merupakan hal yang tak dapat dipisahkan untuk
mencapai sasaran diatas.

Pemahaman atas lingkup supervisi yang akan dilaksanakan sangat mutlak diperlukan,
khususnya sifat jenis pekerjaan dalam kategori Task Concept ataupun Assistance Concept.

Kategori Task Concept akan menuntut peranan dan tanggung jawab Konsultan yang
lebih mendalam dan berwenang penuh untuk penanganan supervisi pelaksanaan
pekerjaan mencakup diantaranya pekerjaan perencanaan dan review design (jika
diperlukan) berikut penyiapan gambar design dan estimasi biaya konstruksinya serta
terhadap pengawasan pekerjaan agar hasil akhir mutu pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan. Disamping itu pada akhir pekerjaan menyiapkan hasil as built drawing yang
dibuat oleh Kontraktor.

Sedangkan kategori Assistance Concept, Konsultan cenderung akan lebih banyak


membantu Pihak Pengguna Jasa/Pemberi Kerja untuk pekerjaan pengawasan/supervisi
dalam usaha menyelesaikan pekerjaan kontruksi sesuai dengan standar teknis yang
diinginkan sesuai dengan dokumen yang telah disiapkan oleh Pihak Pengguna
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Jasa/Pemberi Kerja.

Dalam hal pelaksanaan supervisi konstruksi pada PPK Irigasi dan Rawa II, SNVT PJPA
Sulawesi IV untuk Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan
Irigasi D.I. Tonggauna, sebagaimana telah disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja
adalah dalam bentuk Task Concept.
Adapun lokasi pekerjaan pelaksanaan konstruksi pembangunan bending dan jaringan
irigasi yang menjadi lingkup kegiatan pengawasan/supervisi konstruks terletak di Desa
Tonggauna Kecamatan Uesi Kabupaten Kolaka Timur.

Sebagai tugas/sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi konstruksi adalah mencapai


sasaran yang diinginkan, yakni mencakup :
a. Tercapainya Kualitas Pekerjaan, dimana hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan kualitas teknik yang diinginkan.
b. Fungsi Bangunan yang Optimal, dalam hal ini bangunan konstruksi yang dibuat
sesuai dengan dimensi yang direncanakan dan dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan.
c. Pengendalian Ketepatan Waktu Pelaksanaan, dimana pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan jadwal kontrak yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian Biaya Pekerjaan, dimana konsultan supervisi turut mengendalikan
sehingga biaya pekerjaan sesuai dengan kuantitas dan kualitas bangunan yang dibuat
dan secara keseluruhan tidak melampauai dana yang telah disediakan.
e. Ketepatan Cara Pelaksanaan, dilakukan dengan cara yang tepat.
f. Terjaminnya Keselamatan Kerja, dapat terjaga dengan baik.
g. Hasil Akhir Pelaksanaan, diselesaikan dengan rapih.
h. Diterima Lingkungan, tidak mengganggu lingkungan.
i. Dokumentasi, berupa foto-foto bangunan dan as built drawing

Disamping tugas utama tersebut, konsultan supervisi juga akan melaksanakan kegiatan
pelatihan, baik di ruangan maupun on the job training langsung dilapangan kepada staff
Pengguna Jasa/Pemberi Kerja, checking gambar konstruksi yang dibuat kontraktor, Mutual
Check, evaluasi BOQ dan estimasi biaya konstruksi, monitoring kemajuan pekerjaan dan
pembayaran, checking as built drawing, dokumentasi dan pengarsipan administrasi
pelaksanaan konstruksi dan lain-lain.

Bagan alir (flow chart) tentang tugas dan tanggung jawab Konsultan dalam pelaksanaan
Kegiatan Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
Tonggauna secara umum disajikan pada Gambar 6.1.

6.2.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh Konsultan Supervisi. Pekerjaan ini lebih bersifat intern Konsultan dan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang sekiranya akan dapat


mendukung kelancaran pekerjaan.

Pekerjaan persiapan ini diantaranya adalah :

A. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal dari Konsultan setelah


menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)/Kontrak dari Pengguna Jasa/Pemberi
Kerja. Persiapan administrasi tersebut mencakup pembuatan dokumen kontrak,
pengurusan surat ijin ke instansi terkait, pembuatan surat tugas kepada personil yang
akan terlibat dalam penanganan pekerjaan, surat pernohonan data dan sebagainya.

Persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan sesegera mungkin


sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik yang telah
cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga diharapkan
dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu
yang terkait dengan masalah administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan
Koordinator Pengawas yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.

B. Sistem Pengorganisasian

Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai target
yang diinginkan, maka konsultan akan menyusun struktur organisasi pelaksanaan
pekerjaan yang mencerminkan :
 Tugas dan tanggung jawab
 Sistem koordinasi
 Keterlibatan, maupun
 Jalur komunikasi dan lain-lain

Dibawah pimpinan Koordinator Pengawas seluruh kegiatan diatur seefektif mungkin


sehingga tercipta team work yang padu dan solid, serta bertanggung jawab penuh
terhadap semua hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan Supervisi Konstruksi
pada Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
Tonggauna.

C. Koordinasi Intern Team Pelaksana

Diskusi intern antar seluruh team pelaksana dilakukan dibawah pimpinan Koordinator
Pengawas. Diskusi intern akan membahas :
 Semua masalah yang ada
 Kemungkinan masalah yang timbul
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Merumuskan pemecahannya
 Tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan
 Prosedur pelaksanaan supervisi konstruksi serta menampung usulan-usulan team
pelaksana sebagai bahan masukan dan evaluasi pelaksanaan.

D. Penyusunan Rencana Kerja

Tingkat keberhasilan suatu pekerjaan tidak hanya tergantung atas kemampuan dari
para Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor perencanaan (kerja) akan
memegang peranan kunci yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan hasil
yang akan dicapai. Dengan adanya rencana kerja diharapkan tidak ada kerancuan dan
tumpang tindih pelaksanaan kegiatan, sehingga dukungan dari masing-masing
personil baik “Team Desain” maupun “Team Lapangan” akan memberikan hasil yang
optimal.

Mengingat pentingnya rencana kerja ini, Koordinator Pengawas akan memimpin


langsung untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan :
 Jadwal pelaksanaan supervisi pekerjaan
 Jadwal penugasan masing-masing personil
 Uraian tugas dari masing-masing personil
 Hubungan kerja antar personil maupun dengan proyek.
 Hubungan kerja dengan Kontraktor
 Peralatan yang akan dibutuhkan
 Dukungan pendanaan
 Dan sebagainya.

E. Penempatan Tenaga Ahli

Konsultan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menugaskan tenaga ahli yang
cukup berpengalaman sesuai dengan bidang disiplin ilmu masing-masing untuk
mengawasi, mengkoordinasi dan menganalisa aktivitas pekerjaan agar diperoleh
standar kualitas yang cukup tinggi.

F. Dukungan Kantor Pusat

Kantor pusat konsultan di Jakarta sepenuhnya akan mendukung pelaksanaan


pekerjaan Supervisi Konstruksi pada PPK Irigasi dan Rawa II, SNVT PJPA Sulawesi IV
dengan menyiapkan :
 Tenaga ahli supervisi
 Finansial yang memadai
 Dukungan administrasi
 Sistem komunikasi, dan lain-lain

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

G. Ketepatan Waktu Pelaksanaan

Evaluasi dan analisa semua aktivitas kegiatan pelaksanaan konstruksi akan dilakukan
konsultan supervisi secara kontinyu sehingga ketepatan waktu pelaksanaan sesuai
dengan jadwal yang telah disediakan.

Mengingat pelaksanaan pekerjaan cukup padat yakni harus sudah dapat diselesaikan
dalam waktu 27 (dua puluh tujuh) bulan, maka diperlukan suatu manajemen
pengelolaan yang cermat dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menghambat aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Pengenalan terhadap item-item
pekerjaan serta urut-urutan kerja serta keterkaitan item satu dengan yang lain harus
dipahami. Dari hasil evaluasi dan analisa semua aktivitas kegiatan selanjutnya
dituangkan dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan.

6.2.2 Pekerjaan Pendahuluan

Dalam Pekerjaan Pendahuluan kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai


berikut :
 Penyusunan Bagan Organisasi Pekerjaan Supervisi
 Pengumpulan data, diantaranya hasil survey topografi dan penyelidikan tanah dilokasi
pekerjaan
 Gambar kerja dan spesifikasi teknik
 Dokumen Perjanjian Pemborongan (Kontrak) pekerjaan
 Kick off Meeting dengan Kontraktor Pelaksana dan Pengguna Jasa
 Peninjauan kondisi lapangan

A. Penyusunan Bagan Organisasi Pekerjaan Supervisi

Bagan organisasi dibuat dimaksudkan agar semua pelaksanaan pekerjaan dapat


berjalan dengan baik karena telah terdifinisi masing-masing tugas, wewenang dan
tanggung jawab antara semua pihak yang terkait, dalam hal ini pelaksanaan
Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
Tonggauna.

Secara garis besar, pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan konstruksi ini adalah:
 PPK Irigasi dan Rawa II, SNVT PJPA Sulawesi IV.
 Konsultan Supervisi.
 Kontraktor Pelaksana.

Bagan Organisasi yang akan diusulkan oleh Konsultan Supervisi dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.2. akan mencerminkan :
 Hubungan kerja
 Tugas, wewenang dan tanggung jawab
 Mekanisme Kerja
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Jalur instruksi
 Jalur koordinasi
 Jalur komunikasi

B. Hubungan Kerja dan Koordinasi dengan Pengguna Jasa/Pemberi Kerja

Team Supervisi yang terdiri dari Ketua Tim, Construction Engineer, Desain Engineer,
Ahli Hidrologi, Asisten Konstruksi 1, Asisten Konstruksi 2, Asisten Quality Control /
Quantity, Cadman, Surveyor dan Tenaga Penunjang akan berada dan berkantor di
dekat lokasi pekerjaan sebagai upaya untuk dapat memonitor secara langsung dan
terus menerus mengenai perkembangan dan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh kontraktor serta mengupayakan agar segala pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan standard mutu dan persyaratan / spesifikasi teknis yang ada. Team supervisi
akan membuat laporan kemajuan yang akan disampaikan kepada Pengguna Jasa /
Pemberi Kerja yang mencakup aktivitas konsultan sendiri maupun aktivitas Kontraktor
sebagai pelaksana fisik.

Pekerjaan-pekerjaan ini juga mencakup hal-hal seperti pembuatan rekayasa lapangan,


MC 0% dan MC berikutnya sampai MC 100%, Contract Change Order, Menganalisa
klaim Kontraktor, memeriksa pengajuan Sertifikasi Pembayaran Bulanan (Monthly
Certificate) lengkap dengan back up datanya, serta penyiapan Professional Hand Over
(PHO).

Disamping itu Konsultan Supervisi akan membantu Pengguna Jasa/Pemberi Kerja


dalam menyelesaikan perbedaan pendapat yang mungkin timbul dengan Kontraktor
dan memberikan pendapat yang diminta atau tidak berdasarkan pertimbangan dan
analisa obyektif terhadap semua tuntutan yang mungkin diajukan oleh Kontraktor.
Koordinasi kegiatan Team Pengawasan Lapangan akan dilaksanakan oleh Team
Supervisi yang dalam hal ini akan diwakili oleh Koordinator Pengawas bersama-sama
dengan Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
Tonggauna.

C. Hubungan Kerja dan Koordinasi dengan Kontraktor

Hubungan koordinasi dengan kontraktor dilakukan melalui Pengguna Jasa/Pemberi


Kerja atau Direksi yang ditunjuk. Dalam hubungan ini konsultan adalah bertindak
sebagai wakil dari Pengguna Jasa/Pemberi Kerja atau biasa disebut dengan ‘Engineer
Representative”. Konsultan di dalam melaksanakan tugasnya akan memberikan saran-
saran kepada Kontraktor mengenai masalah-masalah yang berkaitan dan timbul di
dalam pelaksanaan pekerjaan.

Selain itu konsultan akan membantu kontraktor dengan memberikan instruksi dan
saran-saran mengenai metode kerja, organisasi pelaksanaan, pemilihan dan
penempatan staf/tenaga, pemilihan dan penempatan peralatan kerja yang digunakan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

dan membantu monitoring pelaksanaan kerja, pemilihan bahan/material konstruksi,


dll. Selain itu terhadap masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul di dalam
pelaksanaan pekerjaan, akan didiskusikan secara bersama-sama antara konsultan,
kontraktor, dan direksi lapangan. Konsultan akan memberikan saran, alternatif
pemecahan masalah serta rekomendasi di dalam upaya untuk pengambilan
keputusan, dimana keputusan ini nantinya harus disetujui oleh Pengguna
Jasa/Pemberi Kerja sebelum dilaksanakan di lapangan.

Periodik meeting, sedikitnya sekali dalam seminggu diadakan bersama-sama dengan


Kontraktor dan bilamana perlu dengan Pengguna Jasa/Pemberi Kerja untuk
mengevaluasi pelaksanaan kerja minggu sebelumnya, serta membuat program kerja
minggu berikutnya.

D. Pengumpulan Data

Konsultan Supervisi akan melakukan pengumpulan data dan dokumen yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini yang utama adalah :
o KAK Konsultan
o KAK Konstraktor
o Dokumen Pelelangan dan Dokumen Kontrak Jasa Pemborongan
o Gambar Kerja
o Spesifikasi Teknik Pelaksanaan Konstruksi
o Hasil survey topografi dan penyelidikan tanah.

Disamping itu Konsultan juga akan mengumpulkan pedoman-pedoman dan standar


pelaksanaan bangunan sipil dan bangunan air, khususnya bangunan perkuatan tebing
sungai yang akan mendukung kelancaran dan peningkatan kualitas pekerjaan.

E. Kick of Meeting dengan Kontraktor Pelaksana dan Pengguna Jasa

Pada awal pelaksanaan pekerjaan, perlu dilakukan pertemuan dan rapat dengan para
kontraktor pelaksana dan Pengguna Jasa dalam rangka perkenalan dan penjelasan
kepada lingkup tugas Konsultan Supervisi kepada para Kontraktor Pelaksana.

Rapat awal ini diharapkan tercapai pengertian dari para kontraktor pelaksana akan
tugas dan fungsi yang Konsultan Supervisi.

Disamping itu Konsultan Supervisi akan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan
oleh Para Kontraktor Pelaksana sebelum mereka melaksanakan kegiatan pekerjaan
konstruksi, diantaranya :
1. Penyiapan kantor lapangan (Direksi keet)
2. Penyiapan gudang penyimpanan bahan konstruksi, baik untuk pengamanan
maupun rawan terhadap kerusakan dan pencurian, diantaranya : semen, besi
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

tulangan, bahan peledak, dan lain-lain.


3. Penyiapan jadwal pelaksanaan, termasuk S-Curve
4. Laporan Harian Lapangan
5. Gambar Kerja (construction drawing)
6. Jadwal personil dan peralatan
7. Bagan Organisasi Kontraktor Pelaksana
8. Sistem koordinasi dan komunikasi
9. MC 0 %
10. dan lain-lain

F. Peninjauan Kondisi Lapangan

Pada awal pelaksanaan pekerjaan, konsultan supervisi akan melaksanakan survey


lapangan untuk mengetahui kondisi existing, rencana konstruksi bendung dan trase
jaringan irigasi dan bangunan pelengkapnya. Survey pendahuluan ini, disebut sebagai
Field Engineering atau Rekayasa Lapangan.

Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Rekayasa Lapangan oleh team
supervisi diantaranya sebagai berikut :

- Melakukan identifikasi lapangan jenis-jenis kegiatan yang perlu dilakukan untuk


masing-masing konstruksi disesuaikan dengan hasil SID dan desain terbaru
hasil survey lapangan.

- Melakukan inventarisasi masalah-masalah di bangunan existing (jika ada) serta


melakukan klarifikasi terhadap kebutuhan konstruksi yang diperlukan.

- Melakukan kajian kembali terhadap data dan masukan teknis dari SID yang
pernah dilakukan serta melakukan klarifikasi dengan kondisi existing untuk
dapat mengevaluasi apakah diperlukan modifikasi desain atau tidak.

- Melakukan penajaman rencana kerja konsultan.

Selanjutnya Team Supervisi akan membuat rangkuman evaluasi dengan menampilkan


sket desain serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi termasuk
estimasi biayanya.

F. Evaluasi Hasil SID ataupun Desain Tipikal.

Berdasarkan hasil peninjauan kondisi lapangan yang dilengkapi dengan catatan


mengenai karakteristik sungai yang akan di bending dan jaringan irigasi yang perlu
dikonstruksi untuk masing-masing lokasi, selanjutnya dibandingkan dengan hasil
survey, investigasi dan desain (SID), jika ada, untuk mengevaluasi apakah terdapat
perbedaan yang cukup signifikan sehingga diperlukan adanya review desain terhadap
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

beberapa konstruksi yang relatif vital.

G. Kajian Desain (Modifikasi/Review Desain)

Team Supervisi akan berkoordinasi dengan Direksi untuk menentukan jenis dan
macam Modifikasi Desain yang akan dilakukan.

- Team Supervisi akan mengusulkan kegiatan Review Desain jika didapatkan


beberapa hal sebagai berikut :

- Jika jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan belum ada survey, investigasi dan
desainnya.

- Jika terdapat perbedaan kondisi lapangan dengan data yang terdapat dalam
hasil SID.

- Jika dipandang perlu dilakukan perubahan type dan konstruksi berdasarkan


pertimbangan teknis dan sepanjang masih tercantum dalam surat perjanjian
kontrak.

H. Modifikasi/Review Desain

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam review desain apabila tidak diperlukan lagi
adanya survei dan investigasi ulang, meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Standar/peraturan yang dipakai sebagai acuan
- Cara dan metode perhitungan yang digunakan
- Rumus-rumus yang digunakan
- Persyaratan-persyaratan sebagai batasan yang harus dipenuhi
- Penentuan dimensi dan analisa stabilitas struktur
- Penggambaran bangunan hasil review desain
- Perhitungan volume dan biaya pelaksanaan konstruksi
- Penyusunan spesifikasi teknis
- Usulan Addendum bila perubahan konstruksinya relatif besar

Tidak menutup kemungkinan bahwa pelaksanaan review design masih diperlukan


survey topografi dan penyelidikan tanah tambahan, agar design yang dihasilkan
sesuai dengan kondisi lapangan terakhir.

Konsultan supervisi dalam mengusulkan review desain akan selalu berkonsultasi


dengan direksi yang telah ditunjuk serta Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung
dan Jaringan Irigasi D.I. Tonggauna.

Pelaksanaan review desain dan penggambaran akan dilaksanakan oleh Kontraktor dan
diperiksa oleh Konsultan dan disertai dengan alasan hasil analisa selanjutnya diajukan
kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja untuk mendapat persetujuan.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6.2.3 Pelaksanaan Supervisi Konstruksi

Team supervisi yang dipimpin oleh Koordinator Pengawas akan secara kontinyu melakukan
supervisi atas pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, dimana seluruh
pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam dokumen kontrak pekerjaan
fisik (spesifikasi).

Sebelum pelaksanaan pekerjaan supervisi konstruksi dimulai, Konsultan Supervisi terlebih


dahulu akan membuat suatu pedoman dasar pelaksanaan konstruksi agar pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dapat berjalan lancar dan sesuai dengan standar mutu yang
diinginkan, hal ini mencakup antara lain :
A. Penyusunan Rencana Konstruksi (Construction Plan)

Maksud dari penyusunan rencana konstruksi adalah agar pelaksanaan konstruksi


dapat berjalan lancar sesuai dengan schedule yang telah dibuat yang didukung oleh :
 Sarana jalan masuk dan jembatan yang memadai (kekuatan, kapasitas maupun
lebar jalan/jembatan) untuk transportasi bahan dan peralatan konstruksi. Jika
diperlukan rencana perbaikan yang dibutuhkan.
 Terdifinisinya lokasi, kuantitas dan kualitas material konstruksi yang akan
digunakan.
 Tersedianya peralatan konstruksi yang diperlukan baik itu jenis, kapasitas maupun
jumlahnya.
 Tersedianya sumber daya manusia (manpower) dalam jumlah yang cukup serta
mempunyai skill sebagaimana tuntutan jenis pekerjaan yang akan ditangani.
 Terdifinisinya bangunan sementara yang diperlukan (dewatering, cofferdam, dll).

Rencana Konstruksi ini akan dijabarkan lebih jauh dengan program Microsoft
Project atau program sejenis dalam rangka membuat :
 Rencana perbaikan jalan dan jembatan yang diperlukan
 Rencana pembuatan bangunan sementara yang diperlukan
 Jadwal Pelaksanaan Konstruksi
 Jadwal, Jumlah dan Jenis Peralatan yang akan digunakan
 Route/rencana jalur pengangkutan material konstruksi
 Jadwal, Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja yang dibutuhkan
 Rencana Alokasi Pemakaian Bahan Konstruksi

Dengan adanya Rencana Konstruksi ini diharapkan dapat dihindari berbagai hal
mencakup :
 Terkonsentrasinya puncak kegiatan konstruksi pada satu waktu tertentu.
 Terjadinya Idle peralatan konstruksi
 Terlalu padatnya trafik pengangkutan material konstruksi
 Dapat dihindari kerusakan jalan kerja serta gangguan terhadap lingkungan.
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat direduksi sekecil mungkin
 Dimungkinkan efisiensi biaya pelaksanaan konstruksi
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Dan lain sebagainya.

B. Penyusunan Pedoman Kendali Mutu Pekerjaan

Guna memperoleh mutu yang handal dari pembangunan infrastruktur, diperlukan


langkah-langkah pendekatan terhadap segala aspek yang akan mempengaruhi
tercapainya kehandalan mutu tersebut. Beberapa system standar yang diperlukan
dalam rangka pencapaian kehandalan mutu konstruksi adalah :
 Quality Assurance
 Quality Control Circle
 ISO 9000 & SNI terkait
 Total Quality Management
 Sistem Mutu menurut spesifikasi teknik
 Dan lain sebagainya.

Sehubungan dengan besarnya cakupan sektor yang harus ditangani dan ditetapkan
indikatornya, dalam hal ini Konsultan akan membatasi pada pengendalian mutu
pekerjaan konstruksi. Diagram penilaian dan pencapaian mutu konstruksi dapat dilihat
pada Gambar 6.3.

Penerapan system pengendalian mutu konstruksi dilakukan dengan membuat model


sebagai checklist yang memuat semua aspek terkait, seperti tabel di bawah ini:

Nilai
ASPEK SISTEM PENILAIAN MUTU BOBOT Bobot
No.
KONSTRUKSI (%) Item
(%)
Bk Bi Mi

DATA UMUM

A SISTEM MANAJEMEN MUTU 20%


a1 Sertifikat ISO 9000 (SNI) 25
a2 Sistem Perencanaan Manajemen Mutu 20
a3 Sistem Pengarsipan Kontrol Mutu 10
a4 Sistem Keselamatan Kerja 10
a5 Sistem penanganan Pekerjaan yg Tidak 10
a6 Memenuhi 25
Hasil Audit Mutu
B 20%
b1 ALAT UJI MUTU 25
b2 Alat uji mutu bahan dasar 25
b3 Alat uji mutu percobaan campuran 25
b4 Alat uji mutu bahan jadi 25
Uji tera peralatan laboratorium
C 20%
c1 SISTEM SELEKSI PERSONIL 30
c2 Petugas inti kontraktor 10
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

c3 Keterlibatan kantor pusat/cabang 10


c4 Petugas monitoring manajemen mutu 20
c5 Petugas pengendali mutu 20
c6 Operator alat berat 10
Tenaga teknisi lainnya
D 20%
d1 ALAT-ALAT BERAT 30
d2 Kelengkapan alat berat 40
d3 Kondisi alat berat 30
Jumlah dan jenis alat berat
E 10%
e1 DOKUMEN PROYEK DAN 30
e2 PERUBAHANNYA 25
e3 Dokumen kontrak 25
e4 Gambar Desain 10
e5 Spesifikasi Teknik 10
Contract Change Order
F Addendum 10%

GANGGUAN/HAMBATAN DARI LUAR

TOTAL 100%

Indikasi penerapan mutu dalam pelaksanaan konstruksi akan diperoleh dari penilaian
kinerja system mutu di atas yaitu :

NKM =  mi x Bi x Bk

Dimana :
o NKM dibawah 50 % : kurang baik
o NKM diantara 50 % - 75 % : baik
o NKM diatas 75 % : sangat baik

Sesuai dengan tugas yang diberikan, Konsultan akan mengarahkan dan membantu
Kontraktor dalam pembuatan Rencana Mutu Kontrak (RMK).

C. Aktivitas Pelaksanaan Supervisi (Aspek Umum Pengawasan)

Kegiatan supervisi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan oleh Konsultan


Supervisi mencakup :

1. Kegiatan Pra-Konstruksi

Kegiatan pra-konstruksi yang akan dilaksanakan pada umumnya menyangkut


kegiatan proses tender kontraktor meliputi kegiatan penyiapan paket-paket
pekerjaan; penyiapan dokumen lelang termasuk penyiapan gambar konstruksi,
spesifikasi teknik maupun BOQ; prakualifikasi kontraktor; penjelasan pekerjaan;

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

evaluasi calon pemenang serta penyiapan dokumen kontrak pemborongan.

2. Selama Konstruksi

Selama pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan melaksanakan aktivitas supervisi


konstruksi pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan :
- Evaluasi dan kaji ulang terhadap jadwal pelaksanaan konstruksi yang telah
disusun oleh kontraktor, sehingga ketepatan waktu pelaksanaan dapat
dikendalikan.
- Meneliti dan mengevaluasi semua usulan rencana kerja dan dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan implementasi proyek dan pekerjaan
konstruksi yang diserahkan kontraktor untuk disetujui.
- Melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap aktivitas kontraktor apakah
telah sesuai dengan jadwal dan rencana kerja yang telah disetujui.
- Mengoptimasikan volume dan biaya pelaksanaan konstruksi agar diperoleh
biaya pekerjaan yang paling ekonomis.
- Meneliti gambar konstruksi dan perhitungan yang disiapkan oleh kontraktor.
- Menyiapkan format Laporan Harian, Mingguan, Bulanan dan Check List
Pengawasan Pekerjaan, dalam hal ini dapat diterapkan Rencana Mutu
Pekerjaan (RMP) atau disebut juga Rencana Mutu Kontrak (RMK). Format
Laporan-laporan tersebut dapat dilihat pada Lampiran.
- Menyediakan formulir (request) untuk pengajuan atas pelaksanaan setiap
item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Menetapkan pemeriksaan secara periodik dan cara kerja test bahan konstruksi
dan mengevaluasi hasil tesnya, memberi rekomendasi persetujuan bahan
bangunan yang digunakan sesuai dengan persyaratan teknis yang telah
ditentukan dalam kontrak.
- Memberikan saran dan persetujuan terhadap jadwal pengadaan dan jumlah
bahan konstruksi yang diusulkan oleh Kontraktor.
- Memberikan saran atas gudang dan cara-cara penyimpanan bahan konstruksi
untuk menjaga kualitas bahan, diantaranya penyimpanan semen, besi beton
dan sebagainya.
- Menolak bahan/material, peralatan dan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
ketentuan.
- Meneliti dan menginspeksi kualitas material/bahan dan peralatan yang dipakai
oleh kontraktor.
- Memeriksa spesifikasi teknis untuk setiap kegiatan pelaksanaan konstruksi.
- Mengevaluasi dan meneliti pekerjaan tambah/kurang jika diperlukan,
termasuk pengawasan terhadap tambahan pekerjaan penyelidikan dan
penelitian lapangan.
- Memberikan pengarahan pada rencana pengadaan dan kuantitas dari bahan
konstruksi.
- Melakukan inspeksi ke pabrik penyalur bahan konstruksi dan peralatan jika
diperlukan.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

- Menyiapkan laporan inspeksi, test dan aktivitas supervisi.


- Pengawasan yang teliti dalam pelaksanaan konstruksi.
- Bersama-sama Pelaksana Fisik (Kontraktor) dan Direksi/yang mewakili
melakukan pengukuran dan menyepakati hasil pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam kontrak pelaksanaan fisik.
- Mencatat semua hasil pengukuran besaran/volume pekerjaan yang diperlukan
untuk pembayaran dengan menggunakan formulir yang lazim dan disetujui
oleh Direksi.
- Melaporkan kepada Direksi atas setiap persoalan yang timbul dan potensial
sehubungan dengan kontrak dan memberikan pilihan/alternatif cara
penyelesaiannya. Persoalan tersebut dapar berupa kemungkinan anggaran
yang tidak mencukupi, kemungkinan terlambat, kualitas yang tidak dipenuhi.
- Menelaah semua tuntutan pembayaran tambahan atau perpanjangan waktu
yang diajukan oleh Kontraktor dan memberi saran/pendapat kepada Direksi.
- Terhadap Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan isi
SPK atau Surat Perjanjian Kontrak (SPK) dikenakan sanksi atau teguran atau
peringatan. Sebelum teguran dikeluarkan, Konsultan membuat surat
pemberitahuan/instruksi kepada Kontraktor dan tembusan kepada Pengguna
Jasa/Pemberi Kerja. Apabila Kontraktor tidak melaksanakan isi surat
pemberitahuan/instruksi dari Konsultan, maka Pengguna Jasa/Pemberi Kerja
akan mengeluarkan Surat Teguran I. Apabila Surat Teguran I tidak
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam waktu 3 (tiga) hari kerja, maka Konsultan
membuat rekomendasi kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja untuk
dikeluarkan Surat Teguran II.
- Mengevaluasi usulan dokumen pembayaran bulanan yang diajukan oleh
kontraktor.
- Melakukan pemeriksaan dan memberikan saran/pendapat atas pekerjaan
Pelaksanaan Fisik yang telah selesai secara lengkap untuk dapat dinyatakan
diterima oleh Direksi, guna menetapkan dimulainya masa pemeliharaan.
- Mengadakan telaah dan saran/pendapat penanganan atas kelainan-kelainan
yang mungkin terjadi selama masa pemeliharaan.
- Memeriksa gambar terlaksana (as-build drawing) kontraktor.
- On the job training kepada staff proyek dalam pelaksanaan kegiatan supervisi
konstruksi.
- Menyiapkan sertifikat pembayaran prestasi pekerjaan yang diperlukan
Kontraktor untuk mengajukan permintaan angsuran pembayaran atas hasil
kerja termasuk penyediaan material. Angsuran ini harus didasarkan pada
jumlah yang disetujui dalam rapat yang diselenggaran setiap akhir bulan
antara Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Direksi Lapangan. Sertifikat
pembayaran prestasi ini harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
pelaksanaan pemeriksaan akhir.

Penjabaran lebih lanjut terhadap pelaksanaan supervisi konstruksi tersebut


diuraikan dalam penjelasan berikut :
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor

Team supervisi akan mengevaluasi rencana kerja (Schedule) kontraktor


untuk disesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi seperti waktu
yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan, ketersediaan tenaga
kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus
diperhatikan di dalam penyusunan rencana kerja yang akan dimintakan
persetujuan ke Pengguna Jasa/Pemberi Kerja yang nantinya dapat dipakai
sebagai dasar rencana kerja secara keseluruhan agar dapat diperoleh cara
kerja yang efektif dan efisien.

Jadwal Kerja Kontraktor yang dibuat juga tidak terlepas dari pedoman dasar
yang telah dibuat yakni Rencana Konstruksi ( Construction Plan).

Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini harus


terus menerus dilakukan untuk dapat tercapainya jadwal seperti yang
diinginkan. Pada evaluasi jadwal kerja ini dapat dilakukan revisi-revisi dan
perubahan atau pembaharuan apabila timbul keterlambatan pelaksanaan,
untuk dapat dikejar dari sisa waktu yang telah disediakan.

b. Evaluasi Perhitungan dan Gambar Konstruksi

Team supervisi akan mengevaluasi analisis perhitungan selama desain atau


desain rehabilitasi, serta gambar rencana konstruksinya sebelum kontraktor
memulai pelaksanaannya. Evaluasi ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya
sudah tidak ada kesalahan, baik daftar keamanan konstruksi, efisiensi biaya
maupun kelayakan konstruksi. Tidak menutup kemungkinan pada tahapan
evaluasi ini akan dilakukan koreksi, revisi modifikasi desain, agar didapatkan
hasil yang lebih baik.

Team supervisi akan selalu melakukan koordinasi dengan Direksi, dan


Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
Tonggauna untuk mendapatkan persetujuan hasil evaluasi.

c. Tes Material

Team supervisi, selain melaksanakan pengawasan pekerjaan lapangan


secara visual, juga akan melakukan pengawasan kualitas material di
laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh material yang
dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan seperti yang
diuraikan di dalam dokumen kontrak, khususnya spesifikasi teknik. Teknisi
laboratorium beserta Supervisor Konstruksi akan memonitor pekerjaan-
pekerjaan laboratorium seperti analisa test, gradasi material, test stability,
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

test kompaksi/kepadatan, analisa formula campuran, soundness test untuk


agregat, dan test-test laboratorium lainnya.

d. Evaluasi Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan

Koordinator Pengawas supervisi akan secara rutin dan terus-menrus


melakukan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan kontraktor.

Dalam pengawasan kualitas pekerjaan, konsultan akan melakukan checking


terhadap metodologi pelaksanaan, kualitas bahan-bahan dan campuran
yang dilakukan.

Untuk beberapa pekerjaan khususnya konsultan akan meminta kepada


kontraktor untuk melakukan test material maupun test laboratorium untuk
mengetahui kekuatan material. Dan selanjutnya konsultan akan
mengevaluasi hasil test laboratorium tersebut.

Sampling kualitas bahan yang telah disetujui hendaknya disimpan di kantor


lapangan Kontraktor untuk digunakan sebagai monitoring visual atas bahan-
bahan konstruksi yang akan digunakan

Sedangkan untuk pengawasan kuantitas pekerjaan, konsultan supervisi akan


melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- melakukan pemeriksaan kuantitas material
- melakukan pemeriksaan terhadap pengukuran yang dilakukan baik
sebelum maupun sesudah pelaksanaan konstruksi ( joint measurement).

e. Supervisi Konstruksi

Pengawasan merupakan bagian pokok dari program kerja konsultan yakni


berupa monitoring secara kontinyu segala pekerjaan kontraktor serta
hasilnya. Metode pelaksanaan kerja kontraktor dimonitor agar sesuai dengan
persyaratan yang dikehendaki di dalam spesifikasi, dan apabila terdapat cara
pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang ada, kontraktor harus
dapat menjelaskan dan memberikan argumentasi bahwa metode pekerjaan
yang diterapkan tidak akan mengurangi kualitas pekerjaan. Inspektor
ataupun anggota team supervisi yang lain akan membuat laporan harian
mengenai pelaksanaan konstruksi, tenaga kerja yang ada, peralatan yang
dipakai, estimasi kuantitas hasil pekerjaan dan bilamana perlu konsep dan
sket gambar serta ukuran, serta total kuantitas, kondisi cuaca serta kondisi
lokasi pekerjaan.

Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti dan terkendali untuk


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

masing-masing item pekerjaan dengan menggunakan prosedur pengawasan


yang lazim digunakan dan dengan menggunakan tata cara dan flow chart
yang berlaku. Pengawasan detail akan dilakukan terhadap pekerjaan utama.

Selama kontraktor melaksanakan pekerjaan, team supervisi akan selalu


memonitor mengenai pembuatan profil konstruksi (Uitzet), pengukuran-
pengukuran awal, kualitas material, pemadatan, kadar air material, gradasi
material, pekerjaan shoulder (bahu jalan), saluran tepi dan lain-lain. Team
supervisi akan secara bersama memonitor, memberikan saran-saran teknis
apabila diperlukan dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila
terdapat kesulitan-kesulitan pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan
struktur akan dilakukan monitoring terhadap kestabilannya, pelaksanaan
campuran dan komposisi campuran dan lain-lain.

Hasil pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat dalam catatan Buku Harian
Lapangan (BHL) yang dilakukan baik pada saat awal, selama dan setelah
pekerjaan dilaksanakan. Pengukuran kuantitas hasil pekerjaan akan
dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor dan pihak Pengguna
Jasa/Pemberi Kerja dimana pengukuran ini dilakukan setelah pekerjaan
tersebut dan dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (performance)
maupun mutu, pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pembayaran yang
dilakukan akan mengikuti ketentuan yang disebutkan didalam dokumen
kontrak, terutama menginduk pada spesifikasi (persyaratan khusus) atau
pada buku dokumen Kontrak fisik. Bagan alir (flow chart) Proses
Pengawasan Pekerjaan disajikan pada Gambar 6.4. dan Bagan Alir Kerja
Lapangan team supervisi disajikan pada Gambar 6.5.

Tahapan dan Prosedur pengawasan dan pelaksanaan supervisi konstruksi


untuk berbagai jenis kegiatan pekerjaan lapangan adalah sebagai berikut:

1). Pre Construction Meeting

Penyelenggaraan pre construction meeting, dimaksudkan untuk


mempelajari lebih dalam hal-hal yang kurang atau tidak jelas tentang isi
dokumen kontrak beserta kelengkapannya serta penjelasan dari
kontraktor atas Rencana Mutu Pekerjaan (RMP) atau Rencana Mutu
Kontrak (RMK) yang dianggap belum jelas. Dengan demikian keraguan
atau beda pendapat dalam penafsiran pasal-pasal dokumen kontrak
dapat dihindari, demikian pula ketidak jelasan tentang Rencana Mutu
Pekerjaan (RMP) atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dibuat oleh
kontraktor dapat dipahami sehingga terdapat kesamaan dalam
pemahaman. Disamping itu dalam pertemuan tersebut kontraktor
diminta untuk menjelaskan program kerja pelaksanaan, struktur
organisasi kerja di lapangan dan mekanisme kerja, efisiensi dan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

efektivitas program kerja yang telah disusun serta bagian-bagian


pekerjaan yang akan diserahkan kepada sub-kontraktor.

Dalam membuat RMP atau RMK kontraktor sekurang-kurangnya


menjelaskan tentang uraian singkat pekerjaan, organisasi pelaksana
kontraktor, rencana kerja pelaksanaan oleh kontraktor dilengkapi
dengan bagan alurnya, standar prosedur dan standar desain yang akan
digunakan, inspeksi dan test yang akan dikerjakan.

2). Pekerjaan Persiapan

Dalam pekerjaan persiapan ini, Konsultan akan melakukan pengawasan


dan pemeriksaan terhadap kegiatan kontraktor menyangkut :
 Penyiapan Kantor Lapangan Kontraktor, termasuk system sanitasi,
penerangan, gudang penyimpanan material konstruksi dan bengkel
peralatan.
 Ruang kerja pengawas (Direksi keet)
 Penyiapan papan nama proyek.
 Penyiapan jalan kerja dan bangunan sementara.
 Mobilisasi peralatan dan SDM.
 Penyiapan gambar kerja.
 Pengadaan dan pengujian bahan konstruksi.

3). Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Uitzet)

Pekerjaan pengukuran ini dilakukan baik untuk pengukuran ulang


maupun pengukuran tambahan untuk memperoleh gambaran yang
lebih realistis atas keadaan lapangan kondisi terakhir. Sebelum
melaksanakan pengukuran, kontraktor harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas Pekerjaan untuk memulai pekerjaan.

Kontraktor harus memelihara benchmark (BM) yang telah ditunjuk dan


bilamana diperlukan harus membuat penambahan patok-patok tetap
sebagai patok bantu dalam melakukan kegiatan pengukuran.

Kegiatan pengecekan patok benchmark serta kegiatan pengukuran,


termasuk metode perhitungan hasil ukur maupun hasil gambar harus
dilakukan sesuai dengan pedoman atau standar prosedur pengukuran
yang berlaku dan disetujui.

Selanjutnya hasil dari pengukuran ini akan digunakan untuk pembuatan


Gambar Kerja serta pembuatan Mutual Check 0% (MC–0).

4). Pembuatan dan Pemeriksaan Gambar Kerja


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Yang dimaksud dengan Gambar Kerja adalah gambar dari bagian-


bagian disain konstruksi yang dibuat lebih jelas dengan skala gambar
yang lebih besar, sehingga dapat memperlihatkan bagian-bagian yang
terkecil, yang harus dikerjakan dan dapat digunakan secara langsung
sebagai tuntunan para tenaga kerja trampil untuk melaksanakan
pekerjaannya.

Gambar Kerja yang dibuat harus mengikuti ketentuan atau mengacu


pada pedoman membuat gambar teknik yang berlaku (bentuk simbul-
simbul gambar, ukuran huruf dan angka, maupun tanda-tanda lainnya).

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Gambar Kerja tersebut harus


mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan.

5). Penyiapan Buku Harian Lapangan, Buku Pengawasan

Yang dimaksud dengan Buku Harian Lapangan (BHL) adalah buku yang
disediakan oleh Kontraktor yang digunakan untuk mencatat kegiatan,
peristiwa, kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan, yang
terjadi setiap hari di lapangan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan Buku Pengawasan adalah buku yang disediakan


oleh Kontraktor yang digunakan oleh Pengawas Pekerjaan untuk
mencatat kegiatan, peristiwa atau kejadian yang menyangkut
pengawasan pekerjaan yang terjadi setiap hari di lapangan. Termasuk
disini adalah pemberian petunjuk dan pengarahan dari Konsultan agar
pelaksanaan pekerjaan benar-benar berlangsung sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak dan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.

Dalam Buku Harian, Kontraktor harus mencatat semua kegiatan,


diantaranya adalah:
 Penerimaan material konstruksi
 Kegiatan pekerjaan konstruksi yang dilakukan
 Penggunaan alat-alat kerja
 Jumlah tenaga kerja
 Progres pekerjaan yang telah dicapai
 Kejadian-kejadian baik yang mengganggu maupun yang tidak
mengganggu kegiatan lapangan
 Keadaan cuaca atau hari hujan
 Dan lain-lain kegiatan

Dalam Buku Pengawasan, Pengawas Pekerjaan/Konsultan akan


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

mencatat semua kegiatan atau peristiwa yang berkaitan dengan


pengawasan dan pengendalian pekerjaan, diantaranya adalah:
 Persetujuan rencana kerja kontaktor yang rinci, metode
pelaksanaan, setting out/uitzet, pekerjaan yang selesai dan
memenuhi persyaratan.
 Petunjuk atau arahan bagi pelaksana pekerjaan, agar pelaksanaan
pekerjaan atau mutu pekerjaan jangan sampai menyimpang.
 Teguran atau peringatan kalau terjadi penyimpangan atau
keterlambatan.
 Penolakan terhadap bahan material yang akan digunakan atau hasil
kegiatan yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Disamping hal tersebut diatas, Konsultan akan menyiapkan format


Laporan harian, Mingguan, Bulanan maupun checklist Pengawasan
Pekerjaan untuk diisi oleh Kontraktor maupun Pengawas Pekerjaan,
termasuk komentar Konsultan.

6). Monitoring dan Sistem Pelaporan

Monitoring kegiatan Kontraktor merupakan salah satu tugas utama


Konsultan Supervisi agar pekerjaan konstruksi dapat berjalan
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. Monitoring akan dilakukan
diantaranya melalui sistem pelaporan agar berjalan sesuai dengan
ketentuan dan standar isian yang telah ditentukan. Konsultan akan
memberi perhatian khusus terhadap tingkat kecermatan informasi,
ketepatan dan waktu pendistribusian laporan.

6). Pekerjaan Sementara atau Darurat

Konsultan supervisi akan melakukan pengawasan dan pengarahan


kepada Kontraktor atas pekerjaan sementara atau darurat yang
dilaksanakan.
Berbagai pekerjaan sementara yang mungkin terjadi diantaranya
adalah:
 Pekerjaan dewatering atau pengeringan
 Pembuatan saluran pengelak
 Pembuatan tanggul pengelak/Coverdam
 Pembuatan/perbaikan jalan/jembatan
 Pembuatan kerangka penyangga atau perancah
 Dan lain-lain.

7). Penempatan dan Pengujian Bahan Konstruksi

Supervisi yang dilaksanakan Konsultan dalam kegiatan ini adalah agar


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kontraktor dalam menempatkan/menyimpan bahan konstruksi pada


tempat yang memenuhi persyaratan, sebelum bahan tersebut
digunakan yakni aman, tidak mengganggu lingkungan dekat dengan
tempat penggunaan bahan tersebut dan terlindung dari gangguan
hujan dan sebagainya.

Sedangkan pengujian bahan konstruksi dengan cara menerapkan


tatacara dalam standar prosedur pengujian yang telah disepakati.
Bahan yang akan digunakan harus lulus dari pengujian mutu bahan dan
hasil pengujian dicatat dan disimpan dengan baik dan tertib karena
akan menjadi bagian dari bukti pelaksanaan pekerjaan.

8). Pemeriksaan dan Pemasangan Setting Out (Uitzet)

Konsultan akan melakukan supervisi terhadap pemasangan profil yang


dibuat dari kayu dan papan, disekitar atau dekat dengan rencana tapak
bangunan yang menunjukkan araah sumbu atau trase dari bangunan
yang akan dibangun, dan atau kedudukan elevasi tertentu sebagai
pembanding elevasi bangunan yang akan dibangun, serta menunjukkan
rencana bentuk bangunannya.

Pemasangan setting out/uitzet ini didasarkan pada gambar situasi dan


denah serta gambar potongan dari bangunan yang akan dibangun.
Kontraktor harus selalu memelihara kedudukan setting out/uitzet yang
telah didirikan dan telah disetujui Pengawas Pekerjaan.

9). Pekerjaan Pondasi

Yang dimaksud dengan pekerjaan pondasi adalah konstruksi bangunan


yang terletak dibagian bawah yang merupakan bangunan yang
menyangga konstruksi diatasnya. Pada umumnya konstruksi pondasi
terletak dibawah permukaan tanah.

Mengingat pada pekerjaan pengairan konstruksi pondasi banyak yang


terletak dibawah permukaan air, maka Konsultan akan memberi
perhatian tersendiri terhadap pembangunan pondasi yang terletak
dibawah air.

Peletakan konstruksi pondasi harus benar-benar memperhatikan kondisi


tanah setempat sesuai dengan hasil penyelidikan geoteknikal
sebelumnya.

Apabila ditemui bahwa kondisi tanah untuk peletakan pondasi berbeda


dengan hasil penyelidikan tanah sebelumnya, Kontraktor diwajibkan
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan dan konsultan untuk dilakukan


tindakan seperlunya.

Bilamana diperlukan, Kontraktor harus membuat bangunan sementara


yang dibutuhkan (misal: dewatering, tanggul sementara, dll).

Apabila ada penggalian tanah dan atau dewatering, Kontraktor harus


menempatkan hasil galian dan pembuangan air sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lingkungan setempat.

Dilihat dari bentuk konstruksi pondasi, pada umumnya terdiri dari :


trapezium, plat beton (bentuk T terbalik), tiang pancang, sumuran,
tiang strauss. Sedangkan dari jenis konstruksinya, pada umumnya
terdiri dari: pasangan batu kali, konstruksi beton bertulang, konstruksi
beton siklup.

Untuk menjaga dan memelihara mutu pelaksanaan untuk setiap jenis


konstruksi pondasi, Kontraktor harus melakukan tindakan :

 Pondasi Pasangan Batu, mengikuti standar prosedur untuk:


 Pembuatan campuran spesi
 Penyusunan pasangan batu

 Pondasi Konstruksi Plat Beton Bertulang, sesuai standar


prosedur untuk:
 Pembuatan campuran beton
 Pengadukan campuran beton
 Pengecoran beton
 Pengujian mutu beton
 Pembuatan cetakan beton
 Pemasangan besi beton
 Pembongkaran cetakan beton
 Pemeliharaan beton setelah dicor.

 Pondasi Tiang Pancang Beton, sesuai dengan prosedur untuk:


 Pembuatan tiang pancang beton bertulang
 Pengangkutan tiang pancang beton
 Pemancangan tiang pancang beton
 Pemasangan atau instalasi peralatan pancang
 Penggunaan atau pengoperasian peralatan pancang
 Pemotongan sisa tiang pancang
 Uji beban tiang pancang

 Pondasi Tiang Pancang Strauss Beton, sesuai dengan prosedur


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

untuk:
 Pembuatan beton bertulang
 Pembuatan sumuran dengan mesin bor
 Standar prosedur penggunaan peralatan bor tanah

 Pondasi Sumuran, sesuai dengan prosedur untuk :


 Pembuatan sumuran dalam tanah
 Pembuatan dinding sumuran
 Pemasangan dinding sumuran ke dalam sumur tanah
 Pembuatan dan pengecoran beton siklop
 Penggunaan atau pengoperasian peralatan untuk pengangkatan
dan pemasangan dinding sumuran.

10).Pekerjaan Galian Tanah

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah penggalian tanah yang


berada tidak didalam air, termasuk didalamnya galian tanah untuk
penempatan suatu bangunan.

Pengawasan yang dilakukan Konsultan dalam tahap persiapan


mencakup kegiatan:
 Melakukan pemeriksaan terhadap metode pelaksanaan yang
disiapkan oleh Kontraktor, termasuk urutan dan jenis kegiatan yang
akan dilakukan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan pemeriksaan gambar kerja Kontraktor
 Memeriksa kesiapan peralatan Kontaktor yang akan dipakai untuk
menggali, mengangkut dan membuang hasil galian (excavator,
bulldozer, dumptruck, dll).
 Melakukan pemeriksaan setting out/uitzet.
 Memeriksa pekerjaan sementara (jika diperlukan).
 Memeriksa rencana lokasi tempat pembuangan hasil galian.

Selama pelaksanaan pekerjaan penggalian, Konsultan akan melakukan


supervisi dengan berpedoman atas standar prosedur yang berlaku
mencakup kegiatan:
 Galian tanah biasa, pasir atau lumpur
 Peledakan atau pemecahan batu, termasuk perijinan dari instansi
terkait.
 Pengambilan dan pengangkutan hasil galian
 Pengoperasian masing-masing peralatan yang digunakan
 Penempatan hasil galian di tempat buangan.
 Kemajuan pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan metode
pelaksanaan yang telah disusun dalam tahap persiapan dan apabila
terjadi keterlambatan, Kontraktor diminta untuk melakukan revisi
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

terhadap jadwal pekerjaan dalam rangka mengejar keterlambatan


yang terjadi.
 Apabila pekerjaan penggalian dilakukan dengan tenaga manusia,
Konsultan akan mengawasi agar tenaga yang dipekerjakan memang
cukup terampil untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
 Hasil kerja penggalian harus sesuai dengan gambar kerja seperti
yang telah direncanakan.
 Apabila pengangkutan hasil galian menggunakan jalan umum,
Konsultan akan selalu mengawasi agar Kontraktor selalu memelihara
jalan umum tersebut dan hasil galian tidak tercecer di jalan.
 Melakukan pemeriksaan terhadap Buku Harian Lapangan (BHL) yang
dibuat oleh Kontraktor.

11).Pekerjaan Pengerukan

Pada dasarnya pekerjaan pengerukan merupakan pekerjaan penggalian


tanah, namun mengingat sifatnya yang khusus yakni penggalian tanah
yang berada didalam/dibawah permukaan air dan mempunyai tingkat
kesulitan yang lebih tinggi.

Untuk itu Konsultan akan melakukan pengawasan yang lebih cermat.


Disamping pengawasan sebagaimana pelaksanaan penggalian tanah
juga akan dilakukan pengawasan sebagai berikut :
 Pemilihan peralatan pengerukan (kapal keruk, excavator) harus
dapat mendukung metode pelaksanaan pekerjaan yang seefisien
mungkin.
 Pengujian bahan yang dikeruk
 Pengoperasian peralatan keruk (kapal keruk atau excavator) harus
sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
 Pengoperasian peralatan lain yang mendukung pengerukan
 Pengangkutan lumpur atau pasir
 Pengukuran progress pengerukan

Untuk memelihara mutu proses pekerjaan, Konsultan akan melakukan


supervisi mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Agar Kontraktor selalu melakukan pemeliharaan terhadap peralatan
keruk (excavator, kapal keruk) sesuai dengan manual OP peralatan
tersebut.
 Pelaksanaan pengerukan agar dilakukan dari arah hilir ke hulu,
bilamana pengerukan dilakukan dalam alur sungai. Bilamana
pengerukan dilakukan di tempat terbuka seperti di muara sungai
harus disesuaikan dengan arah arus gelombang laut yang terjadi.
 Bilamana menggunakan kapal keruk jenis hisap atau suction, maka :
 Agar Kontraktor mengoperasikan kapal keruk sesuai dengan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

kemampuan mesin suctionnya sebagaimana diatur dalam manual


OP-nya.
 Pelaksanaan pengerukan agar sesuai dengan jenis tanah yang
dikeruk, misalnya dalam penentuan kecepatan kapal ke depan
serta laju kecepatan bergerak ke samping kiri kanan dan agar
sesuai dengan metode pelaksanaan pengerukan yang disepakati.
 Pemasangan perlengkapan berupa pipa-pipa semprot harus
sesuai dengan situasi lapangan dan diusahakan yang paling
efektif (panjang maksimum pemasangan pipa yang
diperkenankan)
 Pembuangan hasil pengerukan harus ditempat yang telah
disediakan dan dilakukan dengan system penyemprotan yang
cukup efektif atau waktu pengisian tempat pembuangan hingga
penuh memerlukan yang tersingkat.
 Penetapan dan pengaturan tempat pembuangan harus cukup
efektif.
 Bilamana menggunakan kapal keruk jenis basket, maka Konsultan
akan melakukan supervisi agar Kontraktor memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
 Agar Kontraktor mengoperasikan kapal keruk sesuai dengan
kemampuan mesin suctionnya sebagaimana diatur dalam manual
OPnya.
 Pelaksanaan pengerukan harus dilakukan sesuai dengan jenis
tanah yang dikeruk, yakni menentukan kecepatan putaran basket
dan kecepatan gerak laju kesamping kiri kanan serta dilakukan
berdasar metode pelaksanaan yang telah disetujui.
 Pembuangan hasil pengerukan harus dilakukan ditempat
pembuangan yang telah disepakati.
 Bentuk pengerukan alur harus sesuai dengan gambar rencana
atau gambar kerja. Untuk membuktikan bahwa bentuknya telah
sesuai dengan gambar alur rencana, perlu dilakukan pengukuran
secara periodik bersama Pengawas Pekerjaan.
 Pengukuran kedalaman hasil pengerukan dalam rangka
mengetahui progress pekerjaan sebaiknya dilakukan sesuai
dengan yang disepakati dalam kontrak.
 Bilamana Kontraktor menggunakan jalan umum sebagai jalan
logistiknya (untuk mengangkut bahan bakar, suku cadang atau
pipa-pipa, dll), Kontraktor harus mendapat ijin dan memelihara
jalan umum tersebut seperti dalam kondisi semula.

12).Pekerjaan Pemasangan Pipa

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan pipa adalah pekerjaan pemasangan


pipa untuk keperluan saluran air, termasuk perlengkapannya
(sambungan, valve, dll).

Untuk pekerjaan pemasangan pipa, Konsultan akan melakukan


supervisi terhadap Kontraktor meliputi:
 Bahwa pipa dan perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan
standar yang disetujui.
 Metode pemotongan dan penyambungan pipa harus dikerjakan
sesuai dengan standar yang berlaku.
 Penyetelan pipa harus sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi
teknik yang disetujui.
 Penempatan dan pemasangan pipa di tempat yang telah
direncanakan harus sesuai dengan kedudukan setting out/uitzet dan
gambar kerja.
 Pipa yang telah dipasang harus dipelihara sesuai dengan standar
yang berlaku.
 Bilamana pipa dan perlengkapannya adalah merupakan produk
manufaktur, harus disertakan sertifikasi dari manufakturingnya.
 Spesifikasi teknik yang disebutkan dalam sertifikat manufakturingnya
telah memenuhi ketentuan dalam spesifikasinya (ukuran atau
dimensi baik kapasitas dan tipenya, jenis bahan yang digunakan).
 Kedatangan pipa sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
 Pondasi pipa telah dinyatakan benar dan siap dibebani.
 Pemasangan angker atau jangkar dalam pondasi telah sesuai
dengan gambar kerja.
 Prosedur pengangkutan pipa sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.

Pemasangan pipa dan sambungannya memerlukan kecermatan sekali,


maka prosedur pemasangannya harus sesuai dengan metode
pemasangan dan spesifikasi teknik dan gambar kerja yang telah
disetujui.

13).Pekerjaan Timbunan Tanah

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pemilihan jenis bahan


timbunan, pengambilan tanah dari sumbernya (borrow area),
pemindahan atau transportasi tanah dari sumbernya ke tempat
penimbunan, pemadatan tanah hingga memenuhi persyaratan yang
ditetapkan (tanggul, bendung, saluran irigasi, tanggul banjir, dll).

Dalam pekerjaan timbunan tanah, Konsultan akan melakukan supervisi


mencakup hal-hal sebagai berikut:
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Agar kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-


ketentuan yang tercantum dalam pedoman spesifikasi teknik,
khususnya untuk pekerjaan bidang pengairan yang berlaku.
 Agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan disain/gambar
konstruksinya.
 Pemadatan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan pemadatan
baik tingkat pemadatan maupun tebal masing-masing lapisan tanah
timbunan yang diijinkan ataupun ketentuan stripping dan clearing
sebelum dilakukan pemadatan.
 Jika diperlukan, dilakukan trial test pemadatan lapangan dengan
menerapkan standar prosedur pemadatan yang berlaku.
 Uji mutu pemadatan di lapangan maupun di laboratirium.
 Apabila Kontraktor menggunakan jalan umum untuk pengangkutan
bahan timbunan, Konsultan akan selalu memonitor penggunaan
jalan umum tersebut sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan
tidak mengganggu lalu lintas.
 Untuk menjaga atau memelihara mutu pekerjaan timbunan tanah,
Konsultan akan melakukan tindakan/petunjuk kepada Kontraktor,
yaitu :
 Sebelum dilakukan penimbunan tanah perlu dilakukan
pengambilan contoh tanah dari borrow area untuk dilakukan
pengujian mutu bahan timbunan.
 Agar diperkirakan bahwa volume yang terdapat dalam borrow
area yang disiapkan telah mencukupi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
 Kontraktor agar selalu menjaga mutu bahan timbunan khususnya
kandungan airnya, agar dihindari terkena air hujan yang
berlebihan atau terlalu lama terkena sinar matahari.
 Apabila pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah dilakukan oleh
tenaga manusia, maka kontraktor harus mempekerjakan tenaga
kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang pengambilan,
perataan dan pemadatan timbunan.
 Apabila pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah dilakukan dengan
menggunakan peralatan berat, maka kontraktor agar menjaga
kesiapan peralatan yang digunakan sesuai dengan manual OP
peralatan tersebut.
 Pemadatan timbunan yang dilakukan didekat bangunan atau
struktur harus dulakukan dengan berhati-hati sekali.

14).Pekerjaan Bangunan Konstruksi

Yang dimaksud dengan bangunan konstruksi disini antara lain adalah:


 Konstruksi pasangan batu
 Konstruksi beton siklop
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Konstruksi tiang pancang


 Konstruksi beton bertulang
 Konstruksi bronjong

Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi, Konsultan akan


memeriksa kesiapan pelaksanaan Kontraktor mencakup:
 Jadwal Pelaksanaan pekerjaan yang lebih rinci.
 Metode pelaksanaan untuk setiap kegiatan, khususnya kesiapan
penggunanaan peralatan, ketersediaan bahan konstruksi,
ketersediaan tenaga kerja yang trampil agar tercapai hasil yang
optimal.
 Kesiapan Gambar Kerja yang detail lengkap dengan gamabar
penjelasan dari bagian-bagian konstruksi yang akan dikerjakan.
 Kesiapan bangunan sementara (jika diperlukan)
 Setting out/uitzet, telah dipasang dan telah sesuai dengan posisi
atau elevasi seperti dalam gambar rencana.
 dan lain-lain.

Selama pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan melakukan supervisi


konstruksi antara lain adalah :

 Untuk Konstruksi Pasangan Batu


 Dijaga agar Kontraktor dalam membuat perbandingan campuran
spesi sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan.
 Ukuran dan pemasangan batu sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku dan sesuai dengan ganbar kerja maupun bentuk
profil yang disiapkan.
 Apabila dibuat siaran atau plesteran, campuran spesi untuk
siaran atau plesteran sesuai dengan spesifikasi teknik dan
pengerjaannya secara rapih dan bersih.

 Untuk Konstruksi Beton Bertulang


 Pembuatan cetakan beton harus memenuhi ketentuan dalam
Gambar Kerja, dari bahan yang telah ditentukan dan dengan
dimensi seperti dalam Gambar Rencana dan harus dipasang
sesuai dengan setting out/uitzet yang telah disetujui.
 Apabila harus menggunakan Perancah, maka konstruksi
perancah ini harus cukup kuat.
 Pemotongan, penyambungan dan pembengkokan besi beton
harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja pembesian yang
telah disetujui.
 Penyetelan, pemasangan dan pengikatan besi beton harus
dikerjakan secara rapih, sesuai dengan petunjuk dalam gambar
kerja pembesian serta sesuai dengan standar desain
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

pemasangan besi beton yang berlaku.


 Kontraktor agar selalu menjaga perbandingan campuran beton
sesuai dengan spesifikasi teknik, dan selalu melakukan test atau
pengujian campuran beton pada waktu yang ditentukan dengan
menggunakan metode pengujian seperti yang ditentukan dalam
spesifikasi teknik.
 Pengangkutan, pengadukan dan pengecoran beton harus
dilakukan dengan secepatnya dan disuahakan dengan cara yang
paling efektif.
 Apabila harus dilakukan penghentian pengecoran sebelum
cetakan beton terisi penuh harus ditempat pemberhentian
menurut standar yang berlaku.
 Penggetaran beton harus dilakukan secara merata di semua
bagian dan dengan menggunakan alat penggetar yang telah
disetujui.
 Kontraktor harus melakukan pemeliharaan setelah pengecoran
beton dilakukan dengan cara selalu membasahi dengan air.
 Pembongkaran cetakan beton dan perancah dilakukan setelah
betonnya cukup keras dan cukup umur sesuai dengan metode
pembongkaran yang berlaku.

 Untuk Konstruksi Tiang Pancang


 Setiap pengangkatan tiang pancang beton harus sesuai dengan
standar prosedur pengangkatan, serta menggunakan peralatan
pengangkatan yang telah disepakati.
 Pemancangan tiang pancang harus menggunakan peralatan
pancang yang disepakati dan dilaksanakan dengan standar
prosedur pemancangan serta persyaratan batas pemancangan
yang telah disepakati.
 Lokasi tempat pemancangan tiang pancang harus sesuai dengan
gambar kerja dan sesuai dengan petunjuk setting out yang telah
disetujui Pengawas Pekerjaan.
 Bilamana diperlukan, harus dilakukan pemancangan percobaan
(trial-test), sehingga dapat diketahui persyaratan atau kriteria
batas pemancangan yang diijinkan ditempat.
 Penyimpangan terhadap penerapan metode pelaksanaan atau
penggunaan peralatan kerja harus sepengetahuan dan
persetujuan Pengawas Pekerjaan, namun tidak diperkenankan
mengurangi efektifitas pekerjaan.
 Waktu pelaksanaan pekerjaan pemancangan harus sesuai
dengan alokasi waktu yang disediakan dalam jadwal yang
disepakati.

 Untuk Konstruksi Bronjong


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Pembuatan anyaman kawat bronjong agar supaya sesuai dengan


gambar kerja.
 Penempatan atau pemasangan bronjong kawat ditempat
pekerjaan sesuai dengan profil yang telah dipasang.
 Pengisian batu dalam bronjong harus dikerjakan secara efektif
dan sesuai dengan spesifikasi teknik.
 Penutupan dan pengikatan bronjong harus dikerjakan sesuai
dengan standar yang berlaku.

15).Pekerjaan Hidro Mekanikal

Yang dimaksud dengan pekerjaan hidro mekanikal adalah pekerjaan


besi profil atau baja untuk keperluan bangunan air, termasuk pintu-
pintu air dan pompa.

Untuk pekerjaan besi profil atau baja, Konsultan akan melakukan


supervisi terhadap Kontraktor meliputi:
 Bahwa profil yang digunakan harus sesuai dengan standar besi yang
disetujui.
 Metode pemotongan dan penyambungan profil besi (keeling atau
las) harus dikerjakan sesuai dengan standar yang berlaku.
 Penyetelan (montage) kerangka besi harus sesuai dengan gambar
kerja dan spesifikasi teknik yang disetujui.
 Penempatan dan pemasangan kerangka besi di tempat yang telah
direncanakan harus sesuai dengan kedudukan setting out/uitzet dan
gambar kerja.
 Kerangka besi yang telah dipasang harus dipelihara sesuai dengan
standar yang berlaku.
 Bilamana peralatan hidromekanikal adalah merupakan produk
manufaktur, harus disertakan sertifikasi dari manufakturingnya.
 Standar prosedur pemasangan peralatan hidromekanikal harus
diikuti, misalnya :
 Pemasangan kerangka pintu air
 Pemasangan daun pintu air
 Pemasangan peralatan penggeraknya
 Pengujian atau pengetesan pintu air.

Untuk pekerjaan pompa air, Konsultan akan melakukan supervisi dan


pemeriksaan terhadap kebutuhan pompa air mencakup hal-hal sebagai
berikut:
 Spesifikasi teknik yang disebutkan dalam sertifikat manufakturingnya
telah memenuhi ketentuan dalam spesifikasinya (ukuran atau
dimensi baik kapasitas dan tipenya, jenis bahan yang digunakan
serta alat penggeraknya).
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

 Kedatangan pompa air sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


 Pondasi serta rumah pompa telah dinyatakan benar dan siap
dibebani pompa air.
 Pemasangan angker atau jangkar dalam pondasi telah sesuai
dengan gambar kerja.
 Prosedur pengangkutan pompa air sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
 Pemasangan pompa dan motornya memerlukan kecermatan sekali,
maka prosedur pemasangannya harus sesuai dengan metode
pemasangan dan spesifikasi teknik dan gambar kerja yang telah
disetujui.
 Bilamana pemasangan pompa air dilengkapi dengan rumah pompa,
maka dalam rumah pompa ini harus disediakan peralatan
pengangkat atau alat katrol (baik yang digerakkan secara manual
atau tenaga listrik).

16). On The Job Training kepada Staff Pengguna Jasa/Pemberi


Kerja

Pelatihan ini akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi pada saat


pelaksanaan konstruksi dan langsung dilakukan dilapangan. Hal ini
menyangkut cara pengawasan konstruksi, prosedur pemeriksaan mutu
konstruksi, dan lain sebagainya.

3. Setelah Konstruksi

Setelah pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai dikerjakan oleh Kontraktor,


tugas dan tanggung jawab Konsultan Supervisi mencakup hal-hal sebagai
berikut:

a. Perhitungan Progres Pekerjaan Selesai (MC-100)

Evaluasi progress pekerjaan yang terakhir atau MC-100, dilakukan bersama-


sama antara Pihak Proyek, Konsultan maupun Kontraktor dengan melakukan
peninjauan lapangan terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan pembahasan
atas progress yang telah dicapai.

Dalam MC-100 hal-hal yang harus diperhatikan adalah:


 Kemungkinan adanya kelebihan/kekurangan volume pekerjaan pada
bagian pekerjaan tertentu.
 Kemungkinan adanya keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan.
 Kemungkinan adanya bagian pekerjaan yang belum selesai 100 %, tetapi
telah dianggap selesai.
 Kemungkinan adanya pekerjaan yang telah selesai, tetapi belum dapat
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

diterima Pengawas Pekerjaan, tetapi telah dihitung volumenya.


 Kebersihan dan kerapihan lapangan yang dipersyaratkan belum
terpenuhi.
 Kemungkinan adanya pembongkaran dan pembersihan pekerjaan
sementara yang belum dilakukan atau diselesaikan.
 Kemungkinan adanya klaim sub-kontraktor yang belum diselesaikan oleh
Kontraktor.

b. Pemeriksaan As-built Drawings

Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dikerjakan, sebagaimana mestinya


kontraktor menyiapkan as-built drawings dari masing-masing bangunan.
Dalam hal ini Konsultan supervisi akan melakukan pemeriksaan terhadap as-
built drawings tersebut agar benar-benar sesuai dengan kondisi bangunan
dilapangan baik itu mencakup dimensi, posisi, elevasi maupun detail-detail
bagian bangunan lainnya. As-built drawings yang dibuat akan berperanan
cukup penting karena akan dipakai sebagai dasar untuk pembayaran
maupun keperluan dimasa mendatang.

c. Pekerjaan dalam Masa Pemeliharaan

Yang dimaksud dengan “Pekerjaan dalam masa pemeliharaan “ adalah:


kegiatan yang harus dilakukan oleh Kontraktor, selama masa pemeliharaan
yang bertujuan untuk tetap menjaga atau memelihara agar supaya
bangunan beserta kelengkapannya yang telah diserahkan dalam tahap
pertama, tetap dalam kondisi yang baik sesuai dengan yang telah disetujui.

Selama masa ini Konsultan supervisi akan melakukan kegiatan-kegiatan:


 Melakukan pemeriksaan untuk semua pekerjaan yang perlu diperlihara
dan dicatat hal-hal yang ada perubahan bentuk, misalnya retak-retak,
penurunan, longsor pengapuran atau pengecatan yang mengelupas.
 Membuat catatan-catatan agar Kontraktor melakukan perbaikan atau
penyempurnaan atau penggantian bagian-bagian yang dianggap
mengalami kerusakan atau perubahan atau yang belum sempurna dan
harus diperbaiki selama masa pemeliharaan.
 Membantu Pengguna Jasa/Pemberi Kerja dalam menyusun dokumen
penyerahan pekerjaan.
 Sebelum dilakukan penyerahan kedua, kondisi bangunan dan
kelengkapannya harus dalam kondisi masih baik tanpa ada perubahan
atau kerusakan.

d. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provesional Hand Over)

Pada akhir pekerjaan konstruksi, maka kontraktor akan mengajukan


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

permintaan PHO (Provesional Hand Over) kepada Pengguna Jasa/Pemberi


Kerja, Ketelibatan Team Supervivsi dalam hal ini adalah membantu
memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran-saran
teknis, informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-
gambar desain/revisi desain dll. Di samping itu Team Supervisi juga akan
membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu diperbaiki oleh kontraktor
dalam bentuk daftar keruasakan yang masih menjadi tanggung jawab
kontraktor selama periode pemeliharaan atau biasa disebut “Defect and
Defeciacies” dan penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada
Pengguna Jasa/Pemberi Kerja.

e. Serah Terima Akhir (FHO) Pekerjaan

Sebagai tahap akhir pelaksanaan konstruksi adalah Serah Terima Akhir


Pekerjaan (FHO) yang akan dilakukan dari Kontraktor kepada Pengguna
Jasa/Pemberi Kerja setelah masa pemeliharaan selesai. Sebelum dilakukan
Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO), Konsultan Supervisi akan menyusun
dokumen penyerahan pekerjaan yang telah sempurna dilaksanakan oleh
Kontraktor, termasuk perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan.

4. Administrasi

Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus


diselenggarakan dengan tertib, karena prosedurnya administrasi ini sangat
penting artinya didalam mendapatkan catatan-catatan secara tertulis mengenai
pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Team Supervisi
berkewajiban membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik mengikuti dan
mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan oleh kontraktor
(Request of Work), catatan-catatan hasil pengawasan pengawasan baik secara
visual di lapangan maupun hasil test laboratorium, termasuk juga perhitungan
quantitas hasil pekerjaan sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini
harus disimpan dan diarsipkan dengan tertib. Surat-menyurat dengan Kontraktor
baik yang menyangkut administrasi biasa maupun administrasi teknis akan
diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan ketentuan didalam
Dokumen kontrak. Pengajuan Pembayaran Bulanan ( Monthly Certificate) oleh
kontraktor akan dicocokkan dan dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian
inspektor lapangan dan hasil pengukuran dan perhitungan bersama (joint
measurement). Diagram alir pengajuan dana pembayaran oleh kontraktor
disajikan pada Gambar 6.6.

Pembuatan Contract Change Order (perubahan Kontrak) akan disiapkan dan


dibuat sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi yang dilengkapi alasan-
alasan dan argumen tasi dilakukan perubahan, perhitungan-perhitugan,
sket/gambar-gambar, dan usulan mengenai perpanjangan waktu (apabila
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

diperlukan) yang berkaitan dengan perubahan tersebut. Seluruh dokumen


kontrak, gambar-gambar hasil survei, gambar desain/redesain serta gambar-
gambar kerja dan gambar terlaksana, catatan-catatan hasil pekerjaan
pengawasan, test laboratorium, akan disimpan rapi di kantor Koordinator
Pengawas dan dapat dilihat apabila diperlukan setiap saat.

Setiap klaim yang diajukan oleh kontraktor, seperti permintaan perpanjangan


waktu pelaksanaan, permintaan pembayaran atas hasil pekerjaan akan selalu
dipelajari dan dichek terhadap hasil monitoring pekerjaan, serta didiskusi terlebih
dahulu sebelum diambil keputusan. Saran-saran teknis, rekomendasi, serta
alternatif-alternatif terhadap pemecahan setiap masalah yang timbul, akan selalu
diberikan oleh Team supervisi kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja baik secara
lisan maupun tertulis. Semua dokumen administrasi baik dokumen administrasi
biasa maupun administrasi teknis termasuk kelengkapan-kelengkapannya akan
diserahkan kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja pada akhir dari masa layanan
konsultasi pekerjaan Team Supervisi. Bagan Aliran ( flow chart) Prosedeur
Perubahaan Kontrak (CCO) seperti terlihat pada Gambar 6.7, sedangkan Flow
Chart Prosedur perpanjangan waktu dapat dilihat pada Gambar 6.8.

6.2.4 Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan

Pedoman operasi dan pemeliharaan yang dibuat antara lain mengenai hal-hal sebagai
berikut :
- Pedoman pengoperasian
- Pembacaan elevasi muka air di bangunan dan cara perhitungan debit
- Petunjuk perawatan.
- Petunjuk pengoperasian fasilitas konstruksi bangunan air, dalam hal ini bangunan
perkuatan tebing sungai.

6.2.5 Alih Teknologi

Konsultan diharapkan dapat memberikan dukungan untuk alih teknologi dan meningkatkan
kemampuan propesional Proyek dengan mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain
sebagai berikut :
- Pelatihan manajemen pelaksanaan proyek
- Mengadakan pendidikan teknis praktis untuk supervisi konstruksi
- Mengadakan pendidikan teknis praktis untuk pelaksanaan konstruksi
- Pelatihan dan pendidikan untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas bangunan
pengendali banjir.

6.2.6 Pelaporan

Laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan Supervisi
Konstruksi pada Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Tonggauna meliputi laporan-laporan sebagai berikut:

A. Rencana Mutu Kontrak

Dalam waktu paling lama 2 (dua) minggu, Konsultan akan menyiapkan RMK (Rencana
Mutu Kontrak). RMK akan memuat program kerja Konsultan, kriteria pelaksanaan,
pedoman standar yang digunakan demi pencapaian mutu yang diinginkan, disertai
dengan check list dalam bentuk tabel, alur pelaksanaan kegiatan dan sebagainya,
dengan maksud agar kualitas pekerjaan dapat terkontrol dari waktu ke waktu.

B. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan berisi tentang pekerjaan persiapan yang dilakukan oleh


Konsultan dan rencana/pola kerja yang akan dilakukan secara terperinci. Laporan ini
dibuat rangkap 5 (lima) dan diserahkan satu (satu) bulan setelah pelaksanaan
pekerjaan supervisi dimulai (tanggal SPK).

C. Laporan Bulanan/Bobot Bulanan/Administrasi Bulanan

Pada setiap akhir bulan, Konsultan Pengawas akan menyiapkan sebanyak 2 (dua)
rangkap Laporan Bulanan berisi tentang:

1. Kemajuan Pekerjaan Fisik


2. Hasil Pemeriksaan dan Persetujuan
3. Masalah dan upaya penyelesaian
4. Kumpulan Berita Acara Lapangan
5. Foto dokumentasi pelaksanaan fisik
6. Laporan Harian Lapangan (dari referensi Buku Harian Lapangan).
7. Laporan Mingguan/Bobot mingguan.
8. Administrasi kegiatan Proyek, antara lain meliputi :
 Berita Acara perubahan pekerjaan tambah/kurang (bila ada), termasuk
menyiapkan usulan addendum kontrak dan analisa perubahan pekerjaan
tambah kurang.
 Berita Acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada), termasuk penyiapkan
usulan addendum kontrak.
 Revisi schedule (bila ada) dan network planning.
 Quality Control antara lain berisi hasil uitzet, chek dimensi, test material
(beton, besi beton, batu, dll), test material timbunan dan hasil pemadatan.
 Rekomendasi kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja atas prestasi bobot
pekerjaan yang telah dicapai berkaitan dengan tagihan/penarikan termyn.
 Laporan Pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi berkaitan
dengan rencana serah terima pertama (PHO) dan serah terima akhir (FHO)
yang diusulkan oleh Kontraktor.
 As bulit drawing yang dibuat sebelu penyerahan pertama oleh pihak

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

kontraktor.

Laporan Bulanan dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan diserahkan pada setiap bulan.

D. Laporan Antara

Sebanyak 5 (lima)buku/ rangkap yang terdiri dari:


 Laporan tambahan/ sisipan yang diperlukan berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan kontraktor yang diawasi.
 Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pertengahan waktu pelaksanaan.

E. Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan hasil dari seluruh kegiatan termasuk hasil perbaikan dari
Laporan Akhir Sementara. Konsultan akan melakukan pemeriksaan terhadap seluruh
materi untuk Laporan Akhir, termasuk :
 Buku Harian Lapangan berkaitan dengan seluruh kegiatan Kontraktor dari hari ke
hari yang telah disetujui Kontraktor, Konsultan dan Pengguna Jasa.
 Laporan Mingguan yang telah disetujui Kontraktor, Konsultan dan Pengguna
Jasa.
 Laporan Bulanan Lapangan yang telah disetujui Kontraktor, Konsultan dan
Pengguna Jasa.
 Laporan Administrasi Teknik dan semua koreksi serta tindak lanjut.
 Gambar As built drawing yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.

Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima) dan diserahkan selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke 27 (dua puluh tujuh) sejak SPMK diterbitkan.

F. Laporan Hasil Peninjauan Desain Awal

Pada Laporan Hasil Peninjauan Desain Awal ini di harapkan ada masukan dari
peninjauan desain awal berdasar pada kick of meeting yang terdiri dari Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

G. Laporan Triwulan

Pada setiap 3 (tiga) bulan sekali, Konsultan Pengawas akan menyiapkan sebanyak 2
(dua) rangkap Laporan Triwulan berisi tentang:

1. Kemajuan Pekerjaan Fisik


2. Hasil Pemeriksaan dan Persetujuan
3. Masalah dan upaya penyelesaian
4. Kumpulan Berita Acara Lapangan
5. Foto dokumentasi pelaksanaan fisik
6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6. Laporan Harian Lapangan (dari referensi Buku Harian Lapangan).


7. Laporan Mingguan/Bobot mingguan.
8. Administrasi kegiatan Proyek, antara lain meliputi :
 Berita Acara perubahan pekerjaan tambah/kurang (bila ada), termasuk
menyiapkan usulan addendum kontrak dan analisa perubahan pekerjaan
tambah kurang.
 Berita Acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada), termasuk penyiapkan
usulan addendum kontrak.
 Revisi schedule (bila ada) dan network planning.
 Quality Control antara lain berisi hasil uitzet, chek dimensi, test material
(beton, besi beton, batu, dll), test material timbunan dan hasil pemadatan.
 Rekomendasi kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja atas prestasi bobot
pekerjaan yang telah dicapai berkaitan dengan tagihan/penarikan termyn.
 Laporan Pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi berkaitan
dengan rencana serah terima pertama (PHO) dan serah terima akhir (FHO)
yang diusulkan oleh Kontraktor.
 As bulit drawing yang dibuat sebelu penyerahan pertama oleh pihak
kontraktor.

Laporan Triwulan dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan diserahkan pada setiap bulan.

H. Laporan Hasil Uji Laboratorium

Pada Laporan uji Laboratorium akan dilaporkan mengenai pengawasan kualitas


material di laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh material yang
dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan seperti yang diuraikan di dalam
dokumen kontrak, khususnya spesifikasi teknik. Teknisi laboratorium beserta
Supervisor Konstruksi akan memonitor pekerjaan-pekerjaan laboratorium seperti
analisa test, gradasi material, test stability, test kompaksi/kepadatan, analisa formula
campuran, soundness test untuk agregat, dan test-test laboratorium lainnya.

I. Laporan Pekerjaan Konstruksi Selasai

Konsultan Supervisi akan menyusun dokumen penyerahan pekerjaan yang telah


sempurna dilaksanakan oleh Kontraktor, termasuk perbaikan-perbaikan selama masa
pemeliharaan.

J. Album Dokumentasi

Seluruh dokumentasi selama pelaksanaan supervisi oleh Konsultan Supervisi akan


dibukukan dalam bentuk album foto yang akan diserahkan kepada Pengguna Jasa.

6.3 FASILITAS KONSULTAN


6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6.3.1 Umum

Fasilatas yang disediakan konsultan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan supervisi di


lapangan meliputi fasilitas-fasilatas sebagai berikut:
- Fasilitas Lapangan
- Fasilitas Kantor
- Staf Penunjang

6.3.2 Fasilitas Lapangan

Fasilitas lapangan yang akan disediakan oleh konsultan adalah sebagai berikut:
- Sewa kantor/base camp type
- Kamera
- Theodolite T-1
- GPS
- Sewa mobil
- Sewa motor

6.3.3 Fasilitas Kantor

Untuk fasilitas kantor yang disediakan konsultan meliputi :


- Sewa Kantor
- Sewa komputer dan printer
- Sewa Peralatan Kantor (meja kursi, mesin fax, dll)
- Komunikasi kantor
- Alat tulis kantor dan bahan habis pakai

6.3.4 Staf Penunjang

Staf penunjang yang akan disediakan oleh konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan
supervisi ini terdiri dari:
- Office Manager/Administrasi

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Mulai

Tugas dan Tanggung Jawab


Konsultan Supervisi

Tugas Administrasi dan Pelaksanaan


Layanan Konsultan Supervisi Konstruksi

- Penyiapan sistem
pelaporan
Aspek Khusus
· Laporan Bulanan Aspek Umum
Pengawasan
· Laporan Penagihan Pengawasan/Supervisi
(Modifikasi Desain)
Kontrak
· Laporan Rutin
· Laporan Fiskal
Pekerjaan
· Laporan Pekerjaan Tahapan Kegiatan
Tambah, Amandemen
Kontrak & Spesifikasi
- Pengujian, Kepanitiaan dan Persiapan
Berita Acara Pekerjaan
- Pengurusan Administrasi
Selesai
Proyek
- Pertemuan (rapat)
- Konsolidasi Tim
· Rapat Konsolidasi
- Penyusunan Rencana Kerja
· Rapat Lapangan
· Rapat Intern Konsultan
Pendahuluan
Task Concept

Pengumpulan Data:
- Dokumen Kontrak
- Dokumen Pelelangan
- KAK Pekerjaan Pengawasan
- Gambar Kerja

Peninjauan Kondisi
Pelajari Data
Lapangan
- Dokumen Kontrak
- Kondisi Eksisting - Dokumen Pelelangan
- Inventarisasi Kebutuhan - KAK Pekerjaan
Konstruksi Pengawasan
- Gambar Kerja

Evaluasi dan
Kaji Ulang

Ya
Perbedaan Signifikan

Review Design
Tidak
- Struktur
Gambar Desain/ - Gambar
Review - BOQ & RAB

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 6.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Konstruksi

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 6.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Konstruksi (Lanjutan)

PPK PEKERJAAN

DIREKSI KONSULTAN
PEKERJAAN

KONTRAKTOR

Jalur Instruksi
Jalur Koordinasi

Gambar 6.2 Bagan Organisasi Supervisi Konstruksi

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

DIREKTORAT JENDERAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

KONTRAK
PHO FHO
Kegiatan Pengendalian
Spesifikasi & Mutu
K
Gambar E
G
I PRODUKSI
Spesifikasi A KONSTRUKSI
Pengendalian & T
Mutu A BERMUTU
N
Sistem QA K
Ditjen SDA O
N
S
T
R
Tim PenilaiUMutu
K
S
I
Sistem Penilaian Mutu Konstruksi

Gambar 6.3 Diagram Penilaian dan Pencapaian Mutu

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Mulai
Pelaksanaan

Dokumen
Kontrak

* Organisasi Terkait
* Personil Tim
* Spesifikasi Teknik
* Bahan Dan Material
* Peralatan Kerja
* Keselamatan Kerja

PEMIMPIN PROYEK
Perlu On The Job
TDK Training ? YA * Lakukan On The Job Training
Sesuai ? * Pengujian Bahan
Uji Laboratorium ?
Klasifikasi Alat ? * Alat Dikalibrasi

YA

TDK

Penyesuaian
Rekomendasi * Personil Team
* Mulai Pekerjaan * Spesifikasi Teknik
* Susunan Program Pelaksanaan * Bahan Bangunan

KONSULTAN
* Peralatan Kerja

* Gambar Kerja
* Spesifikasi Teknik

Orientasi Lapangan

PENGAWAS UTAMA
Check Titik Tetap

YA YA
Gambar TDK Berpengaruh
Banyak ? Revisi Gambar Addendum Kontrak
Sesuai ? RAB ?

TDK

YA
Modifikasi Gambar TDK

Penyerahan
Lapangan

Gambar 6.4
Gambar 5.4Bagan
Bagan Alir Pengawasan
Alir Proses Pekerjaan
Pengawasan Pekerjaan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kegiatan Pelaksanaan
* Jalan Kerja
* Fasilitas Bantu
* Pembersihan Lapangan
* Logistik Bahan
* Check Titik Bantu
* Check Profil-profil

PENGAWAS UTAMA
PEMIMPIN PROYEK
* Check Galian Pundasi

KONSULTAN
* Check Pek. Timbunan
* Dan Lain-lain

Tahapan Hasil
Pekerjaan.
* Kualitas Lakukan Pengujian, Analisis
* Kuantitas dan Evaluasi hasil pekerjaan.
* Kerapian
* Waktu

* Ambil Sample
YA * Ukur Hasil Pekerjaan * Bongkar
Perlu diuji * Siapkan Bahan
* Check Keselamatan
* Check Waktu Pelaksanaan yang sesuai.

TDK
YA

TDK Hentikan Sementara Lapor Kepada Pemimpin YA


Berhasil ? Pelaksanaan Proyek Perlu dibongkar ? Besar yang dibongkar ?

TDK
YA TDK

Laporan hasil
tahapan atau Lakukan perbaikan Adakan Modifikasi
laporan akhir

TDK
Pembayaran ? Lanjutan Pekerjaan

PENGAWAS LAPANGAN DAN PENGAWAS DAERAH


YA

Lakukan pengukuran
bersama dan buatkan
berita acara hasil pekerjaan

Pembayaran
Pekerjaan

Serah terima pertama


hasil pekerjaan

Percobaan Pemakaian
hasil pelaksanaan

TDK Lakukan Pekerjaan


Berhasil ?
Penyempurnaan

YA

Serah terima akhir


pelaksanaan

Dokumen untuk
O&M

Pengawasan Selesai

Gambar 6.45.4Bagan
Gambar Bagan Alir Pengawasan
Alir Proses PengawasanPekerjaan (lanjutan)
Pekerjaan (Lanjutan)

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Persiapan Gambar

Persiapan Lapangan

Peralatan Tenaga Kerja Pemasangan


Cuaca Bahan - Jenis - Jumlah Profile/Bowplank
- Jumlah - Jumlah - Kualifikasi Setting out/Uitzet
- Mutu - Kondisi - Tenaga Kerja

Ijin Pelaksanaan

Pelaksanaan Konstruksi
- Kontrol Kualitas
- Kelancaran Pelaksanaan
- Uji Kualitas
- Faktor Keselamatan Kerja
- Ketepatan Waktu
- Kesesuaian dengan Gambar

Selesai Konstruksi
- Perhitungan Volume
- Pembuatan as-built Drawing

Gambar 6.5 Bagan Alir Pekerjaan Lapangan

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Pembuatan
as-built Drawing

Harga Satuan Perhitungan Volume

Perhitungan
Biaya Pekerjaan

Persetujuan
Direksi Pekerjaan

Persetujuan
Konsultan

Berita Acara Pekerjaan

Pengajuan Dana
Pembayaran

Gambar 6.6 Bagan Alir Pengajuan Dana Pembayaran

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kontrak Awal Pelaksanaan


Pekerjaan

Perhitungan Biaya
Pekerjaan

Tidak Ada tidak Ada


Perubahan Kontrak Perbedaan?

ya

Persetujuan
Konsultan

Persetujuan
Proyek

Pembuatan
Berita Acara

Perubahan
Kontrak

Gambar 6.7 Bagan Alir Prosedur Perubahan Kontrak

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA
Usulan Teknis :
SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BENDUNG BALIASE
KAB. LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Jadwal Pelaksanaan Awal Pelaksanaan


(Sesuai Kontrak) Pekerjaan

ya Tidak Ada
Sesuai? Perpanjangan Waktu

tidak

Perhitungan
Sisa Volume Pekerjaan

Pembuatan Jadwal
Perpanjangan Waktu

Permohonan Perpanjangan Waktu


- Alasan
- Perpanjangan Waktu yang Diminta

Persetujuan oleh
Konsultan

tidak
Sesuai?

ya

Persetujuan
Proyek

Perpanjangan Waktu
Disetujui

Gambar 6.8 Bagan Alir Prosedur Perpanjangan Waktu

6 - 17
PT. CATURBINA GUNA PERSADA Jo PT. WIDYA GRAHA ASANA

Anda mungkin juga menyukai