A. PERSIAPAN
C. ANALISIS DATA
D. PERUMUSAN PERENCANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini CV. JATI UTAMA akan melibatkan tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek perencanaan ini, dengan didukung
oleh fasilitas penun¬jang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang
seefisien mungkin.
VI-1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
Demi tercapainya target pekerjaan yang telah ditentukan, diperlu¬kan suatu organisasi
pelaksanaan, yang akan mengatur tugas dan tanggung jawab, serta jalur-jalur perintah
dan koordinasi dari masing-masing tenaga ahli.
Dengan adanya organisasi yang baik diharapkan akan didapatkan suatu sistem kerja
yang efisien sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikerjakan secara tepat waktu
dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Organisasi pelaksana pekerjaan akan dipimpin oleh seorang Pimpi¬nan Tim (Tim
Leader), yang telah berpengalaman dalam menangani proyek sejenis dan akan
membawahi tenaga ahli dan unsur pelaksana pekerjaan lainnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan embung, CV. JATI UTAMA akan selalu
berhubungan dengan pihak-pihak maupun berbagai instansi yang terkait.
Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait akan sangat diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan, mulai dari tahap pengumpulan data sampai tahap perencanaan,
terutama yang berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah setempat.
Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan. Agar
diperoleh hasil perencanaan yang baik, CV. Jati Utama akan menempatkan tenaga ahli
dari berbagai disiplin ilmu, yang sudah berpengalaman dalam menangani proyek-
proyek yang sejenis. Tenaga Ahli untuk pekerjaan ini terdiri dari :
VI-2
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
Surveyor Data
Draftman Autocad
Office Administrator
Operator Komputer
Driver
7. Dsb.
Pendekatan teknis ini disusun untuk menguraikan secara rinci lingkup pekerjaan yang
akan dilakukan konsultan sesuai tujuan dan sasaran proyek yang tertuang dalam TOR.
Konsultan akan berusaha mencapai hasil yang maksimal dari pekerjaan perencanaan
ini, dengan memahami secara menyeluruh aspek-aspek yang tertuang dalam TOR.
Pemahaman pertama ditujukan pada lokasi proyek dan jadual penyelesaian dengan
jangka waktu pelaksanaan sejak penandatanganan kontrak.
Adapun pekerjaan tersebut dapat dibagi atas 3 bagian utama yaitu: kegiatan
lapangan / survey dan kegiatan kantor dan Kegiatan di Laboratorium .
VI-3
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
1) Kegiatan Lapangan
Pengukuran dan Pemetaan trase saluran rencana baik trase yang ada
maupun trase rencana, serta Pemetaan untuk tapak bendung rencana
serta geologi permukaan
2) Kegiatan Kantor
Analisa Hidroklimatologi
Pembuatan Pelaporan
Norma Standar Pedoman dan Manual yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
inspeksi Jaringan Irigasi, antara lain:
1. SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling.
2. SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
Dengan Pelampung Permukaan.
3. SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur Parshall Flume.
VI-4
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
4. SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur ambang v-rata.
5. SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur empat persegi.
6. SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
ambang tajam segitiga.
7. SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
ambang tajam persegi panjang
8. SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur Cipoletti.
9. SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka
dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.
10. SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air sungai dengan analisis
lengkung kekerepan.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :
11. RSNI T - 03 - 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis
12. Penggambaran dan Disain harus mengikuti Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria
Perencanaan Irigasi (KP Irigasi 01-07) dan Persyaratan Teknis (PT 01-04), yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan.
13. Standar lain yang berlaku di lingkungan Kementerian PU dan PR.
14. Serta Norma dan kaidah yang berlaku setempat.
Selama proses perencanaan, konsultan akan selalu mengadakan diskusi dengan pemberi
tugas. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin hasil perencanaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja serta terpenuhinya jadual pelaksanaan pekerjaan.
Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No.20
tahun 2006 tentang Irigasi, mengamanatkan bahwa kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan
irigasi dibagi-bagi sesuai dengan luasan daerah irigasi, sebagai berikut:
• Daerah Irigasi dengan luasan kurang dari 1.000 ha dan terletak dalam satu
kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.
VI-5
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
• Daerah Irigasi dengan luasan antara 1.000 s/d 3.000 ha dan daerah irigasi lintas
kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
• Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas
provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Dalam Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2006 tentang Irigasi, disebutkan bahwa : Operasi dan
Pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, perkumpulan petani pemakai air
dapat berperan serta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ketentuan dan persyaratan
lain yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan
pemeliharaan bangunan irigasi memuat :
• Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam,
dll).
Agar Operasi Jaringan Irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
tersedia
• Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), dengan plotting sumber air, waduk,
bendung, saluran induk, dan lahan irigasi.
• Peta Daerah Irigasi (skala 1:10.000 atau disesuaikan), dengan batas daerah
VI-6
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
irigasi dan plotting saluran induk dan sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta
pembagian golongan.
bangunan air & bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran,
petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang
masingmasing dilengkapi dengan nomenklatur.
petak dengan data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier,
saluran sekunder, saluran induk dan bendung/sumber air.
• Gambar Purna Laksana (as built drawing), untuk saluran maupun bangunan.
khusus lainnya.
Data klimatologi
• Perbaikan permanen/penggantian.
6.3.2.2.1 Lembaga pengelola irigasi yang terlibat dalam pelaksanaan O&P disuatu
daerah irigasi atau unit sekunder, yaitu :
VI-7
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
• Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Dinas/Sub Dinas yang membawahi
masalah irigasi).
- Status GP3A/IP3A
VI-8
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
lengkung kekerepan.
Penyusunan rencana tata tanam tahunan dirapatkan dan disusun oleh tiap unit
P3A, mengenai luas tanam, jenis tanaman, perkiraan umur tanaman, waktu
pengolahan tanah, waktu sebar benih dan lain-lain diusulkan ke GP3A terkait
(Formulir Operasi : Usulan Dan Keputusan Luas Tanam Per Juru
Pengairan/Mantri) selambat-lambatnya 3 bulan sebelum musim tanam pada
musim hujan (MT-I).
1) Laporan Keadaan Air Dan Tanaman. Untuk mengetahui realisasi tanam dan
usulan tanam beserta ketersediaan air di petak-petak tersier dengan
menggunakan Formulir Operasi : Laporan Keadaan Air Dan Tanaman yang diisi
oleh mantri/juru dengan periode 2 mingguan.
VI-9
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
2) Penentuan Rencana Kebutuhan Air Di Pintu Pengambilan/Bendung. Setelah
ditetapkan rencana tata tanam maka disiapkan rencana kebutuhan air di pintu
pengambilan dengan menggunakan Formulir Operasi : Rencana Kebutuhan Air
Di Pintu Pengambilan/Bendung yang diisi oleh ranting/mantri dan diketahui oleh
IP3A dengan periode 2 mingguan.
Pada kondisi air cukup (faktor K=1), pembagian dan pemberian air adalah sama
dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air
(K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang
sudah dihitung.
VI-10
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
penetapan pemberiannya di tingkat jaringan. Pemberian debit disesuaikan dengan
perhitungan faktor K nya.
7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi. Petugas dinas kabupaten
yang membidangi irigasi setingkat Pengamat/ Cabang/ Dinas/ Ranting/ Korwil
PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam, mengetahui realisasi luas
tanam, dan neraca pembagian airnya per daerah irigasi dengan melakukan
pencatatan per musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan Formulir
Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi. Formulir ini
menginformasikan antara lain :
• Kerusakan tanaman.
• Keadaan air.
• Produksi tanaman .
VI-11
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
tanam, dan areal terkena musibah. Formulir tersebut harus dikondisikan dengan
kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan KP Irigasi ada
6 macam, yaitu :
• Tipe Romijn.
• Tipe Cippoletti.
Enam tipe alat ukur diatas sudah memiliki rumus standar tersendiri, asal dipenuhi
syarat hidrolisnya. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam
satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus
standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai
kekasaran, endapan, umur, dan kekentalan air itu sendiri. Di samping itu,
pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh. Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus di
kalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir
dengan besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum.
Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata
VI-12
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
cara kalibrasi, sbb:
panjang.
Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka sambil
menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat
• Pengukuran debit dengan alat ukur arus tipe baling-baling atau metode
pelampung yang mengacu pada SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit
Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling- Baling dan SNI
03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan
Pelampung Permukaan.
• Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang masih
berfungsi.
VI-13
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air
Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.
Semua hal yang berkaitan dengan kegiatan operasi jaringan irigasi mengacu pada
Pedoman
VI-14
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
2) Kegiatan Perawatan
a. Perawatan Rutin
b. Perawatan Berkala
- Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap
2 (dua) tahun sekali harus di cat kembali;
3) Kegiatan Perbaikan
a. Perbaikan Darurat
b. Perbaikan Permanen
VI-17
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
4) Kegiatan Penggantian
b. Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru;
5) Petugas
VI-18
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan operasi dan pemeliharaan bendung harus memuat :
1) Pengukuran
2) Dasar Pembayaran
VI-19
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-20
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-21
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-22
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-23
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-24
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-25
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-26
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-27
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-28
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-29
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-30
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-31
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-32
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-33
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-34
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-35
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
VI-36
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
6.4 METODOLOGI
Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang kompleks
mengingat infrastruktur yang sudah terbangun akan dijaga kondisi kinerja dari hasil
perencanaan dan pembangunan yang sebelumnya. Terkadang infrastruktur yang
terbangun sudah memiliki umur yang tua dan tidak memiliki catatan (track record)
yang kurang lengkap mulai dari perencanaan sampai selesai pembangunan. Untuk
mencapai kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air yang tepat
sasaran untuk meningkatkan kinerja (efektif) dan biaya yang proporsional (efisien),
maka perlu adanya pendekatan siklus kegiatan operasi dan pemeliharaan. Pendekatan
metode pelaksanaan tersebut dapat digambarkan pada Gambar berikut.
VI-37
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
Catatan :
*) Jika hasil re-kalkir gambar lama kualitasnya urang baik (tidak jelas
terbaca) maka perlu digambar ulang. Atau jika gambar lama yang tersedia
berupa cetakan (blue-print) maka perlu digambar ulang.
VI-40
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
5) Penggambaran : hasil pengukuran digambar pada kertas re-kalkir
gambar pengukuran lama. Demikian juga gambar perencanaan
dilakukan penggambaran ulang.
Mengingat gambar lama tidak ditemukan, maka kita kehilangan bahan dasar
untuk perbaikan perencanaan Rehabilitasi dan Peningkatan. Tidak ada jalan
lain kecuali melakukan pengukuran dan penggambaran ulang secara komplit
dan menyeluruh, dengan berpedoman pada sistim jaringan yag telah ada.
Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan
pelengkapnya, meliputi :
1) peta wilayah kerja pengelolaan air irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
2) peta daerah irigasi (skala 1 : 5.000)
3) skema jaringan irigasi
4) skema rencana pembagian dan pemberian air
5) gambar purna konstruksi (as built drawing)
6) dokumen dan data data lain, meliputi :
- manual pengoperasian bendung; bangunan ukur debit
- data seri dari catatan curah hujan
- data debit sungai
- data klimatologi
- data lengkung debit bendung
- data terkait analisa ekonomi
Analisa Ekonomi yang akan dilakukan menyangkut indikator-indikator
antara lain : Benefit/Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan Economic
Internal Rate of Return (EIRR), berdasarkan beberapa alternatif umur
ekonomis jaringan irigasi dan Interest Rate (bunga) yang berlaku. Untuk
keperluan tersebut, Konsultan harus mengumpul data mengenai jenis
VI-41
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
tanaman, hasil panen dan harga jual, kebutuhan tenaga dan peralatan yang
berlaku di lokasi pekerjaan sekurang-kurangnya 10 tahun.
Untuk mendapatkan data-data tersebut di atas maka diperlukan survey dan inspeksi
sehingga Konsultan akan lebih memahami operasional dan pemeliharaan maupun
rencana rehabilitasi Bendung yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Pengumpulan data lapangan harus sesuai dengan standar teknis yang berlaku:
1. SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling.
2. SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
Dengan Pelampung Permukaan.
3. SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur Parshall Flume.
VI-42
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
4. SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur ambang v-rata.
5. SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur empat persegi.
6. SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
ambang tajam segitiga.
7. SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
ambang tajam persegi panjang
8. SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan
bangunan ukur Cipoletti.
9. SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka
dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.
10. SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air sungai dengan analisis
lengkung kekerepan.
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :
11. RSNI T - 03 - 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis
12. Penggambaran dan Disain harus mengikuti Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria
Perencanaan Irigasi (KP Irigasi 01-07) dan Persyaratan Teknis (PT 01-04), yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan.
13. Standar lain yang berlaku di lingkungan Kementerian PU dan PR.
14. Serta Norma dan kaidah yang berlaku setempat.
VI-44
DOKUMEN USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI WADUK
LERAN (1114 HA), DI PIRANG (1347 HA), DI CAWAK (1733 HA) DI KABUPATEN BOJONEGORO
3. Harga/Biaya Konstruksi untuk Rehabilitasi dan Peningkatan hasil
perhitungan RAB selanjutnya akan dibuat suatau analisa ekonomi oleh Tim
Disain Konsultan. Analisa ekonomi akan dilakukan menyangkut indikator-
indikator antara lain : Benefit Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan
Economic Internal Rate of Return (EIRR), berdasarkan beberapa alternatif
umur ekonomis jaringan irigasi dan interest rate (bunga) yang berlaku. Untuk
keperluan tersebut Konsultan harus mengumpulkan data mengenai jenis
tanaman, hasil panen dan harga jual kebutuhan tenaga dan peralatan yang
berlaku di lokasi pekerjaan sekurang-kurangnya 10 tahun.
VI-45