Anda di halaman 1dari 137

Proposal Teknik

Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Bab E
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
E.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
Pendekatan teknis dan metodologi untuk layanan jasa konsultansi Supervisi
Berupa Bantuan Teknis Pengawasan, Review Design, Contract Change Order
(CCO), Justifikasi Teknis TerhadapPelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015. , adalah :
E.1.1. METODOLOGI/PENDEKATANLINGKUP KEGIATAN
Kegiatan ini adalah kegiatan Layanan Jasa Konsultansi Konsultan Review Desain
dan Pengawasan TeknisTerhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015, ini dengan metodologi kegiatan adalah :
1.

Membantu Kepala Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya

2.

Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi


Jawa Barat pada kegiatan Review Desain Restorasi Sungai Cikapundung
Membantu Kepala Satuan/Kepala bagian Pelaksana Kegiatan satuan Kerja
Fisik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan agar dapat dikerjakan sesuai dengan desain,

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-1

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

perdsyaratan dan ketentuan ketentuan yang tercantum dalam dokumen


kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
3. Membantu Kepala Satuan Kerja/Kepala bagian Pelaksana Kegiatan Satuan
Kerja Fisik dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum
yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama sehubungan dengan
pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor.
4. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan Kontrak Change Order dan
Addenda sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat
dibuat secara optimum.
5. Melaksanakan pengecekan secara cermat pengukuran dan perhitungan
volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga
semua pengukuran pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran
didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak
6. Melaporkan monitoring dan pengecekan secara terus menerus sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keteriambatan pencapaian target
fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindak turun tangan yang
diperlukan dengan terlebih dahulu meng-konsultasikannya kepada Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Provinsi Jawa Barat.
7. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus sehubungan
dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani
"monthly certificate (MC)" apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang ditentukan.
8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana "As
BuiltDrawing" yang menggambarkan secara terinci setiap bagian pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh kontraktor, serta membantu Kepala Satuan
Kerja/Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan Satuan Kerja Fisik.
9. Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan (Monthly Report);
Laporan Triwulan (Quarterly Report} dan Laporan Akhir (Final Report) yang
mencakup laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan serta masalahmasalah yang ditemui dilapangan.
10. Membantu Kepala Satuan Kerja/Kepala Bagian Pelaksana Kegiatan Satuan
KerjaFisik dalam pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO) dan Final
Hand Over(FHO) terutama dalam menyusun daftar kerusakan dan
penyimpangan yang perlu diperbaiki.
11. Membantu dan bekerjasama dengan staf "Technical Assistance on
ImplementationQuality
Improvement,
terutama
membantu
dalam

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-2

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

mendapatkan data lapangan yang lengkap serta membantu melaksanakan


test-test yang diperlukan

E.1.2. PENDEKATAN TUJUAN/SASARAN KEGIATAN


Tujuan dan sasaran adanya Layanan Jasa Konsultansi Review Desain dan
Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015, ini adalah untuk memenuhi :
Jaminan Kualitas desain yang serasi dan seimbang dengan lingkungan
pada kegiatan review Desain Restorasi Sungai Cikapundung.
Jaminan Kualitas, melalui kegiatan Monitoring, Pengendalian, Advice Teknik
untuk mencapai pekerjaan yang berkualitas yang sesuai dengan sasaran
pada spesifikasi teknis (Pengendalian Mutu).
Jaminan Tepat Waktu, melalui kegiatan Monitoring, Pengendalian, Advice
Teknik untuk mencapai pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia (Pengendalian Waktu Pelaksanaan).
Jaminan Hemat Biaya, melalui kegiatan Monitoring, Pengendalian, Advice
Teknik untuk mencapai pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan hemat
biaya (Pengendalian Biaya Pelaksanaan).
Kegiatan pengendalian adalah :
1.

Pengendalian Mutu
Sasaran Kegiatan Layanan Jasa Konsultansi Review Desain dan
Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat,
Tahun Anggaran 2015,adalah sasaran tercapainya Kualitas, melalui kegiatan
Monitoring, Pengendalian, Advice Teknik untuk mencapai pekerjaan yang
berkualitas yang sesuai spesifikasi tekniik dan sesuai dengan sasaran
(Pengendalian Mutu)
Untuk setiap jenis pekerjaan yang menyangkut mutu, Konsultan akan
selalu mengawasi sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-3

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Untuk itu Konsultan akan menerapkan pola manajemen pengendalian


mutu sebagaiman dikenal dengan istilah "Pola 3-2-5", yang artinya
bertahap 3 (tiga), berlingkup 2 (dua) dan berstruktur 5 (lima).
Pola tersebut dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut :
Tahapan Pengujian :
1. Pengujian bahan baku
2. Pengujian bahan olahan
3. Pengujian bahan jadi
-

Lingkup Pengujian :
1. Dimensi
2. Kualitas

Struktur Pengujian :
1.
Jenis pemeriksaan
2.
Metode pemeriksaan
3.
Frekwensi pemeriksaan
4.
S p e s if i ka s i
5.
Toleransi hasil pekerjaan

Nomor Narasi pengujian bahan olahan dan jadi NK 07 Nomor Bagan Alir
pengujian Bahan olahan dan jadi BK 07 Nomor Fomulir pengujian Bahan
olahan dan jadi FK 07
.
Bagan alir pengendalian mutu seperti terlihat padaGambar E.1.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-4

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar
GambarE.1
F.1
BAGAN ALIR PENGENDALIAN MUTU

- DESAIN
- SPESIFIKASI UMUM
- SPESIFIKASI KHUSUS

REVISI DISAIN

GAMBAR KERJA
MANUAL PEMERIKSAAN

PRA PELAKSANAAN
- REQUEST PELAKSANAAN
- REQUEST PENGETESAN
- REQUEST PENGUKURAN
VOLUME
- METODE KONSTRUKSI

PELAKSANAAN
KONSTRUKSI/PENGUJIAN/
PENGUKURAN VOLUME

- EVALUASI PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
- WORK ABILITY

PELAKSANAAN

- DATA TEST LABORATORIUM


- SURVEY HASIL PELAKSANAAN
PASCA PELAKSANAAN
- INSPECTION SHEET
- LAMPIRAN-LAMPIRAN
- REKOMENDASI-REKOMENDASI

2.

Pengendalian Waktu
Sasaran berikut yang ingin hendak dicapai dari jasa konsultan pada
kegiatan pengawasan teknis ini adalahJaminan Tepat Waktu, melalui
kegiatan Monitoring, Pengendalian, Advice Teknik untuk mencapai
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
(Pengendalian Waktu Pelaksanaan).
Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana baik dan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-5

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

efektif serta dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Konsultan perencana


maupun konsultan pengawas, melalui pelaksanaan fisik.
Seluruh pekerjaan berjalan di dalam sekuen dan mengikuti jadwal waktu yang
ditetapkan di dalam program kerja kontrak. Konsultan akan mengendalikan waktu
dengan metode tertentu sehingga proyek dapatdiselesaikan sesuai periode
kontrak
Metode pengendalian waktu yang lazim dijalankan yaitu dengan revisi
kurva " S " setelah dilakukan langkah-langkah administratif yaitu rapatrapat pembuktian (Show Couse Meeting) Show Couse Meeting biasanya
diikuti dengan crash program yaitu menambahkan jam kerja dan peralatan
kontraktor.
Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana baik dan
efektif serta dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kontraktor. Bagan Alir
pengendalian Waktu yang diusulkan Konsultan seperti terlihat pada
Bagan Alir pengendalian Waktu yang diusulkan Konsultan seperti terlihat
pada Gambar E.2.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-6

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.2
BAGAN ALIR PENGENDALIAN WAKTU

3.

Pengendalian Biaya
Sasaran terakhir yang ingin hendak dicapai dari jasa konsultan pada
kegiatan Review Desain dan pengawasan teknis ini adalah tercapainya
Jaminan Hemat Biaya, melalui kegiatan Monitoring, Pengendalian, Advice
Teknik untuk mencapai pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan hemat
biaya (Pengendalian Biaya Pelaksanaan).
Bagan alir pengendalian biaya yang diusulkan yang dikaitkan dengan
progres fisik dan kualitasnya dapat dilihat pada Gambar E.3.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-7

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.3
BAGAN ALIR PENGENDALIAN BIAYA
KONTRAK ASLI

REKAYASA LAPANGAN

REVIEW & VALUE


(OPTIMASI)

METODE :
- KUANTITAS/PENGUKURAN
- KONSTRUKSI

ANALISA SUMBER DAYA

BIAYA

GAMBAR KERJA

SITE INSTRUCTION/
RAPAT HARIAN

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

EVALUASI PELAKSANAAN

LAMPIRAN INSPECTION SHEET

INSPECTION SHEET

MONTHLY CERTIFICATE (MC)

EVALUASI BIAYA

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-8

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.1.3. PENDEKATAN KELUARAN PEKERJAAN SUPERVISI


Pendekatan Keluaran adalah pendekatan kegiatan pelaksanaan Review Desain
dan Superviasi yang didasarkan atas Keluaran Pekerjaan Layanan Jasa
Konsultansi Review Desain dan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan
Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan
Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015, adalah untuk memenuhi :
Adapun Keluaran kegiatan ini adalah :
a.
Buku-buku/pelaporan yang tercantum dalam RAB.
b.
Buku Harian, yang memuat semua kejadian, perintah dan petunjuk penting dari
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
supervisi;
c.
Laporan harian, berisi keterangan tentang :
- Tenaga kerja
- Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
- Alat-alat yang dipergunakan
- Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
- Waktu pelaksanaan pekerjaan
d.
Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
e.
Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
f.
Menyiapkan surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan
pekerjaan tambah kurang;
g.
Laporan rapat di lapangan (site meting);
h.
Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan Time Schedule yang dibuat
i.

oleh kontraktor pelaksana;


Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);

j.
k.
l.
m.
n.

Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%);


Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
Setiap laporan dibuat bervariasi 5 (lima) sampai 15(lima belas) rangkap
Laporan Bulanan disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
Buku Petunjuk Pemeliharaan Bangunan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-9

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.1.4. PENDEKATAN KERANGKA KERJA PEKERJAAN SUPERVISI


Tujuan dan sasaran adanya Layanan Jasa Konsultansi Review Desain dan
Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015, adalah untuk memenuhi :
Kegiatan monitoring dan pengendalian mutu, kualitas dan biaya pelaksanaan
pada pelaksanaan Revitalisasi, dan Restorasi Sungai Cikapundung, untuk itu
digunakan Kerangka kerja pekerjaan supervisi yang akan meliputi pengawasan
pelaksanaan pekerjaan fisik dalam 3 (tiga) tahapan sebagai berikut :

Tahap persiapan / mobilisasi

Tahap Review Desain dan konstruksi

Tahap pemeliharaan / serah terima


Setiap tahapan dalam konstruksi akan selalu mengacu kepada aspek
pengendalian waktu, biaya dan mutu serta evaluasi untuk mendapatkan hasil
yang memenuhi persyaratan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-10

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.4
BAGAN ALIR KERANGKA KERJA SUPERVISI PENGENDALIAN

1. Koordinasi Dengan Instansi Terkait


Agar pelayanan jasa konsultan supervisi menghasilkan kinerja yang baik
dan dapat berjalan dengan lancarmaka diperlukan adanya koordinasi yang
baik dengan instansi terkait antara lain dengan, Dinas Intalasi Perkotaan
(PDAM), PLN, termasuk dengan DLLAJ, Polisi Jalan Raya.
Kantor konsultan supervisi akan berkedudukan disekitar proyek, sehingga
dalam pelayanan jasa Konsultan Supervisi dapat secara efektif melaksanakan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-11

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

tugas pengawasan dan konsultasi dengan Pemimpin Proyek.


2.
Keselamatan Kerja
Pengendalian keselamatan kerja yang berkaitan dengan keamanan dan
keselamtan kerja baik terhadap publik (umurn) merupakan salah satu sasaran
dari Manajemen Konstruksi. Untuk mencapai sasaran, prosedur yang dipakai
oleh Konsultan pengawas dari pra pelaksanaan, digunakan bagan alir
pengendalian keselamatan kerja seperti pada gambar E.5
GambarE.5
BAGAN ALIR PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA

METODE KERJA
PELAKSANAAN

GAMBAR KERJA

- REQUEST PELAKSANAAN
- REQUEST PENGETESAN
- REQUEST PENGUKURAN
VOLUME

PEMERIKSAAN PERSIAPAN
PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

EVALUASI PELAKSANAAN

BAHAYA

STOP

PENGAMANAN PASCA
PELAKSANAAN

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-12

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

3. Penguasaan Daerah Kerja


Agar pengendalian proyek menjadi efektif dan efisien, maka team konsultan
supervisi akan meugaskan personil yang mempunyai tingkat kemampuan
yang tinggi dalam hal penguasaan daerah kerja
dalam berbagai aspek antara lain :

Wilayah administrasi pemerintahan dimana lokasi proyek yang sedang


dan akan dikerjakan

Kondisi medan topografi

Lokasi quarry, jenis, kaulitas dan jumlah deposit material yang ada
Penguasaan
data-data
tersebut
akan
sangat
membantu
mempermudah dalam pengawasan

dan

4. Kerangka Kerja Pekerjaan Review Desain dan Supervisi


Kerangka kerja pekerjaan supervisi akan meliputi pengawasan pelaksanaan
pekerjaan fisik dalam 4 (empat) tahapan sebagai berikut :

Tahap persiapan / mobilisasi

Tahap Review Desain

Tahap Konstruksi

Tahap Serah Terima

5. Dukungan Kantor Pusat Konsultan Supervisi


Untuk mencapai produk layanan jasa pengawasan teknik yang maksimal, maka
konsultan supervisi akan membentuk tim yang solid dan terintegrasi serta didukung
oleh team tenaga ahli dari berbagai disiplin keahlian. Kantor Pusat Konsultan
secara terus menerus akan mengawasi tim yang ditugaskan di lapangan dengan
menugaskan secara khusus seorang penghubung (contact person) yang dapat
dihubungi oleh Pemberi Tugas atau pihak terkait lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu penanganan masalah khusus, baik teknis maupun administrasi yang
tidak terrnasuk dalam Kerangka Acuan Kerja, namun hal-hal tersebut perlu
ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan proyek ini khususnya pada Jasa
Konsultansi Konsultan Review Desain dan Pengawasan Teknis Terhadap
Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-13

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.1.5. PENDEKATAN LINGKUP, LOKASI OBYEK PELAKSANAAN


Tujuan dan sasaran adanya Layanan Jasa Konsultansi Konsultan Review Desain
dan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015, ini adalah untuk memenuhi :
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah Review Desain dan Pengawasan Teknis Terhadap
Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015, dengan titik
berat adalah pengawasan dan pengendalian :

Mutu Pekerjaan (pengendalian Kualitas pekerjaan)

Jumlah Pekerjaan (pengendalian Kuantitas pekerjaan)

Biaya Pekerjaan (Pengendalian biaya pekerjaan)

Waktu pelaksanaan (Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan).

2. Lokasi Pekerjaan
Pendekatan Sebaran Lokasi Pekerjaan Jasa Konsultansi Konsultan Review
Desain dan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai
Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran 2015, dengan sebaran lokasi pekerjaan, yaitu :
1. Kawasan Sungai Cikapundung. Tepatnya berada pada kawasan Babakan
Siliwangi, Jawa Barat.
3. Jenis dan Besaran Obyek Pengawasan Pembangunan
Pendekatan Jenis dan besaran obyek pengawasan Pembangunan sarana dan
prasarana gedung dan bangunan restorasi Sungai Cikapundung yang
merupakan kompleks Aphitheater, Joging Trake, Schupture area, Natural
area, kommersial spot dan edukasi area yang berada pada, kawasan
Babakan Siliwangi sampai Bendung Leuwi Beurit, Bandung Jawa Barat.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-14

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.1.6. PENDEKATAN OPERASIONAL


1. Pendekatan Operasional
Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan
efektif dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, dan beberapa langkah
yang dilakukan meliputi :

Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang


merupakan tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.

Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan pengawasan akan ditangani oleh


konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang
maksimal.

Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap


aktivitas pengawasan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam
melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.

2. Pendekatan Teknis
Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan supervisi yaitu :
1.
Standar yang Digunakan
Dalam pengawasan pekerjaan dan pengujian material yang digunakan
untuk semua jenis pekerjaan mengacu pada standar antara lain Standar
ASTM, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1971), Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan kegiatan Konstruksi
Pembangunan/Perbaikan bangunan air, serta studi terdahulu
2.
Sistem Manajemen Proyek
Konsultan harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian
jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi.
3.
Engineering Desain Selama Masa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatannya konsultan konsultan melakukan
perubahan atau pembuatan desain apabila terjadi perubahan desain
sesuai dengan kondisi lapangan setelah melalui kajian dan analisa,
memberikan persetujuan terhadap gambar konstruksi yang diajukan
kontraktor.
4.
Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-15

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

5.

Konsultan melakukan monitoring pelaksanaan pabrikasi, pengujian dan


pengiriman barang untuk menjamin tepat waktu melalui inspeksi secara
periodik, melakukan kajian dan persetujuan atas prosedur pengujian yang
dibuat kontraktor.
Supervisi Konstruksi
Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut :

Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi


pekerjaan

Pengawasan terhadap mutu pekerjaan

Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan

Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja

Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap


Gambar Kerja (Shop Drawing), Sertifikat dan As-Built Drawing.

Inspeksi dan pekerjaan commissioning

E.1.7. PENDEKATAN SUPERVISI


1. Sistem Management Proyek
Konsultan akan melaksanakan suatu sistim management proyek (management
Konstruksi) yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi
pengendalian jadwal, kuantitas, kualitas dan biaya :

Mengkaji ulang jadual pelaksanaan Konstruksi proyek yang dibuat oleh


Kontraktor dan melakukan pengendalian terhadap terlaksananya jadual
tersebut.

Membuat Cost Disbursement Schedule sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku di Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.

Menyiapkan System Management dan prosedur-prosedur yang diperlukan


untuk monitoring dan kontrol biaya dan jadwal waktu agar dapat diambil
langkah-langkah perbaikan secara tepat waktu jika diperlukan.

Melakukan koordinasi, supervisi, mengambil keputusan dan mengeluarkan


instruksi atas semua aspek enjinering disain dan semua aktivitas konstruksi
yang terkait dengan proyek guna menjamin terpenuhinya standard enjinering
dan metoda konstruksi termasuk program Quality Control .

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-16

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Membuat laporan-laporan atas semua kegiatan dan kemajuan pekerjaan


konstruksi, enjinering disain dan kegiatan konsultan sendiri.

2. Kajian Desain Selama Konstruksi

Melakukan kajian ulang (review) dan membuat persetujuan (approval)


terhadap semua analisa, perhitungan-perhitungan dan gambar konstruksi
yang dibuat oleh Kontraktor baik pekerjaan sipil maupun pekerjaan lainnya
yang berhubungan.

Melakukan kajian ulang dan membuat persetujuan terhadap enjinering disain


pabrikasi dan gambar-gambar metoda pelaksanaan yang dianggap
memerlukan.

Melakukan Supervisi umum terhadap aktivitas lapangan untuk menjamin


bahwa maksud dari disain telah dipertimbangkan secara baik sesuai kondisi
lapangan dan jika diperlukan melakukan penyesuaian-penyesuaian dari
disain serta memonitor dan mengkaji ulang penyiapan gambar-gambar revisi.

Melakukan kajian ulang dan membuat persetujuan terhadap Laporan Akhir


Disain Konstruksi termasuk gambar-gambar revisi yang disiapkan oleh
Kontraktor.

3. Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi.

Melakukan kajian ulang dan membuat persetujuan atas usulan Program


Quality Control dan Program penyediaan material yang disiapkan oleh
Kontraktor.

Memonitor pelaksanaan pabrikasi, pengujian dan pengiriman barang untuk


menjamin tepat waktu melalui inspeksi-inspeksi secara periodik.

Melakukan kajian secara periodik atas jadwal pabrikan dan pengiriman


barang dan monitor pelaksanaan pabrikasi untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan spesifikasi.

Melakukan kajian dan membuat persetujuan atas prosedur pengujian di


pabrik (Factory Testing) yang dibuat oleh Kontraktor.

Supervisi Pelaksanaan Konstruksi

Memeriksa dan membuat persetujuan atas bangunan sementara dan


bangunan fasilitas dari kontraktor.

Membuat persetujuan atas peralatan Kontraktor yang akan digunakan.

Melakukan koordinasi, supervisi dan inspeksi atas semua kegiatan konstruksi


dan instalasi

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-17

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Melakukan kajian ulang membuat persetujuan serta membuat penilaian dan


evaluasi terhadap metoda Konstruksi dan Instalasi.

Melakukan penyesuaian
diperlukan.

Membuat persetujuan terhadap pekerjaan konstruksi yang diajukan oleh


Kontraktor.

Mengeluarkan perintah kerja kepada Kontraktor atas nama Proyek.

Menentukan dan membuat persetujuan atas nama Proyek dalam hal


pemakian peralatan yang dipergunakan Kontraktor dan menyaksikan
pengujian peralatan tersebut.

Melaksanakan dan membuat persetujuan atas pelaksanaan Quality Survey


untuk evaluasi kemajuan pekerjaan dan pengajuan pembayaran (Progress
Payment).

Membuat rekomendasi atas perubahan-perubahan atau pekerjaan pelengkap


yang dipandang perlu kepada Kontraktor.

Mengontrol atau cecking laporan mingguan yang dibuat Kontraktor.

Menyiapkan data dan catatan-catatan yang terkait terhadap kegiatan selama


proyek.

Membantu Proyek dalam penyelesaian masalah-masalah kontraktual dengan


Kontraktor.

Memeriksa dan melakukan langkah-langkah penangulangan secara langsung


menyangkut keamanan dan masalah lingkungan.

Menyiapkan laporan penyelesaian konstruksi (Complection Report)

Mengontrol/checking dan memberi persetujuan atas kemajuan progress yang


diajukan Kontraktor secara berkala(bulanan).

disain terhadap kondisi aktual lapangan, jika

4. Commisioning dan Acceptance Tests

Melakukan kajian ulang dan mambuat persetujuan atas prosedur pengujian


yang diusulkan oleh Kontraktor.

Melakukan koordinasi dan supervisi atas pelaksanaan pengujian sesuai


dengan standart Departeman Pekerjaan Umum.

Meakukan kajian dan menerima Laporan Commisioning Test yang dibuat


Kontraktor dan memberikan rekomendasi kepada Proyek dalam rangka serah
terima pekerjaan(Handing Over).

Mengeluarkan rekomendasi untuk penerbitan Sertifikat Serah Terima


sebelum diterbitkan oleh Proyek.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-18

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

5. Pengawasan pengujian material

Menentukan lokasi dan quarry untuk mencari material yang sesuai


untuk berbagai pekerjaan dan dalam jumlah cukup

Mengawasi operasi dan quarry yang meliputi penggalian dan


pengkondisian material sehingga memenuhi standar kebutuhan material,
yang berbeda-beda untuk tiap pekerjaan.

Mengawasi pelaksanaan pengujian material timbunan

Mengawasi pengolahan material batu sehingga sesuai dengan spesifikasi


material yang ditentukan, yang berbeda untuk tiap jenis pekerjaan

E.1.8. METODOLOGI PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEKERJAAN


Metodologi Pelaksanaan Pengendalian Pekerjaan pada Pelaksanaaan Review
Desain dan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai
Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran 2015, ini adalah :
A.
1.

Metodologi Pengendalian pekerjaan Pengawasan


Tahap Persiapan
a) Rapat Pra- Pelaksanaan
Rapat
pra
pelaksanaan
(Pre
Construction
Meeting)
adalah
rapat/pertemuan awal yang diadakan oleh prakarsa/undangan dari
Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas Teknik dan
Kontraktor.
Hal ini diperlukan untuk menyamakan pengertianlbahasa atau
pemahaman mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan supervisi akan memberikan masukan-masukan didalam
pemahaman isi dari seluruh Dokumen Kontrak, dan merumuskan pokokpokok bahasan dalam rapat tersebut.
Pokok-pokok penting yang perlu dibahas :

Pemahaman
kontrak

PT SANITEK

dan

Engineering and Management Consultant

Penyamaan

interpretasi

atas

dokumen

Hal E-19

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Dalam hal ini harus disamakan interpretasi terhadap dokumen kontrak


antara Pemberi Tugas, Konsultan dan Kontraktor menyangkut :

Pekerjaan tambah/kurang

Terminasi/for dfeiture

Asuransi, dll

Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaan sebagai Pemberi Tugas
beserta Konsultan pengawas Teknik haruslah betul-betul memahami
jadwal kerja Kontraktor, dengan titik berat masalah pada :

Skala prioritas yang ada pada schedule pelaksanaan

Pekerjaan major (utama)

Sumber daya (manusia, peralatan dan material)

Waktu pelaksanaan dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan


rencana kerja (net work planning)

Rencana dan metode kerja

Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah pada :

Survai sumber material (quarry), meliputi :

banyaknya material, yaitu mengenai jumlah dan jarak ke lokasi

Kualitas material, yaitu mengenai penguj ian atau pengetesan


material yang akan dipakai.

Penetapan base camp untuk lokasi :

Laboratorium kantor (office) kontraktor, konsultan,pengawas


teknik dan pemberi tugas

Pengukuran ulang lapangan (field engineering/rekayasa


lapangan)
Pematokan lapangan (Setting Out), pekerjaan ini perlu dibahas dan
ditetapkan bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang
yang didapat merupakan/dasar penghitungan kuantitas selanjutnya.

Pemasangan Peralatan Konstruksi (installation)


Pemasangan alas atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi
keberhasilan pekerjaan pada proyek sehingga perlu adanya
pembahasan pada rapat awal,dimana kontraktor akan mengajukan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-20

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

peralatan konstruksi (sesuai dalam penawaran), selama masa


konstruksi selalu siap/tersesia di lapangan dan tidak boleti dipindah ke
tempat lain. Apabila mendapat penggantian peralatan konstruksi
harus ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih
dahuluantara, pemberi Tugas, Konsultan pengawasteknik dan
Kontraktor sehingga dalam penentuan kemajuan pekerjaan tidak terjadi
salah pengertian, seperti :
Cara atau metoda perhitungan volume
Batasan daerah pekerjaan (Construction limit)
Dasar pembayaran termasuk satuan pembayaran
Hasil kesepakatan rapat dicatat serta dibuatkan Berita Acara
serta ditandatangani bersama ketiga unsur : pemberi tugas,konsultan
pengawas teknik dan kontraktor.

Lintas koordinasi dan komunikasi


Pemberi tugas, konsultan dan kontraktor bersama-sama menetapkan
perangkat komunikasi yang digunakan, pusat informasi/komunikasi,
operator yang bertanggung jawab ada perintahnya.
Nomor Narasi Rapat Pra Pelaksanaan NP 03 Nomor Bagan Alir Rapat
Pra Pelakanaan BP 03

b). Mobilisasi Konsultan


Konsultan akan segera melakukan mobilisasi personilnya sesuai dengan
jadwal, segera setelah menerima Surat Perintah Kerja dari Pemberi
Tugas. Semua tenaga inti yang dimobilisasi akan dibekali bahan rujukan
berupa formulir pengawasan serta manual pengawasan yang umum
digunakan di lingkungan proyek Pengawasan Bangunan Gedung dan
sarana dan prasarana lain di PSDA Provinsi Jawa Barat. termasuk disini
adalah penetapan struktur organisasi konsultan
c). Mobilisasi Kontraktor
Pekerjaan mobilisasi kontraktor dapat dikategorikan menjadi 2 bagian

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-21

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil, alat dan material secara
keseluruhan, termasuk penetapan struktur organisasi kontraktor.
Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi
yang paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya baik
manusia,peralatan maupun bahan. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan
selanjutnya semua sumber daya tersebut harus siap dioperasikan untuk
memperlancar tahapan konstruksi selanjutnya, sehingga tercapai suatu
mutu, waktu dan kuantitas sesuai yang diharapkan.
Proses kegiatan mobilisasi dalam suatu proyek dapat diuraikan dalam 2
bagian, yaitu :

Mobilisasi awal untuk pelayanan pengendalian mutu proyek.

Mobilisasi keseluruhan (personil,peralatan dan bahan)

Mobilisasi Awal
Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk mempersiapkan :

Pengkajian ulang terhadap desain

Pengukuran awal

Mempersiapkan program detil dan gambar kerja yang akan


dilaksanakan pada masa konstruksi

Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk


ujicoba dan running well.
Nomor Narasi dari Mobilisasi Awal NP - 02
Nomor Bagan Alir dan Mobilisasi Awal BP - 02
Nomor Formulir dan Mobilisasi Awal FP 02 (A+B)

siap

menjalani

Mobilisasi Keseluruhan
Pada periode mobilisasi ini, personil , alat dan material, semua
pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi
telah selesai semuanya.
Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa dan menyetujui daftar
material, petralatan yang akan didatangkan, fasilitas base camp
dan lokasi penempatan peralatan, menyiapkan titik data survai,
mengecek pemasangan patok center line dan review design restorasi
Sungai Cikapundung.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-22

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

d). Program Kerja


Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana kontraktor
harus menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian-bagian, antara
lain :
Jaringan rencana kerja (net work planning), menjadi :
1) Jadwal tenaga kerja (Man Power Schedule).
2) Jadwal peralatan (Equipment Schedule).
3) Jadwal Material (Material Schedule).
4) Pengalokasian Dana ( Cash Flow).
5) Jadwal Pelaksanaan Kerja.
Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metode kerja,
atau prosentasi kemajuan pekerjaan.
Penyusunan program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan
proyek dengan suatu sistem yang teratur dan memberikan sitem informasi
manajemen (Mangement Information System/MIS), secara jelasdan tepat
guna.

Untuk setiap minggu, sehingga kontraktor dapat menyiapkan


dana,kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan
tenaga setiap minggu

Program ini hams diperbaharui (up date) setiap minggu sesuai


kenyataanlapangan

Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis


(Critical PathMethod/CPM)

Je n is pekerjaarilkegiatan apa saja yang berada pada garis


lintas kritisdiprioritaskan untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1
hari saja, secara keseluruhan proyek ketinggalan 1 hari

Penanganan/jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja ekstra


atau lembur pada lintasan kritis
Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa program/jadwal kerja yang
diajukan oleh Kontraktor. Dan akan meninjau program kerja ini dari berbagai
aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan ini dapat atau tidak
dilaksanakan secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dalam waktu dan biaya seperti tercantum dalam kontrak, dan lain-lain.
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Kontraktor.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-23

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Bagan Alir penyusunan Program Kerja diperlihatkan pada Gambar E.6.


Gambar E.6
BAGAN ALIRPENYUSUNAN PROGRAM KERJA
START

BUAT JARINGAN
RENCANA KERJA
(NETWORK PLANNING)

METODE KERJA

CATAT SEMUA
PERUBAHAN
TERHADAP
PERUBAHAN BIAYA

DIAGRAM BATANG
(BAR CHART)

UP DATING

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
RENCANA KERJANYA KEPADA
KONSULTAN PENGAWAS DAN
PIMPRO

JADWAL KERJA
(WORK SCHEDULE)

STORE DATA

MATERIAL
SCHEDULE

MANNING
SCHEDULE

EQUIPMENT
SCHEDULE

LAKSANAKAN
PEKERJAAN LAPANGAN

PENGALOKASIAN DANA
(CASH FLOW)

REVISI
PROGRAM

BACKUP
DATA

YA

TIDAK
DATA PROGRAM
LAPANGAN WORK
SCHEDULE MAT
SCHEDULE MANNING
SCHEDULE EQUIPMENT
SCHEDULE CASH FLOW

LANJUTKAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN

SIMPAN DATA
DI SISTEM
DOKUMEN
ARSIP FILE
A
TAGIHAN MONTHLY
CERTIFICATE

PROGRESS REPORT

ADA
PERBAIKAN?

PROGRESS
REPORT

END

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-24

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

e). Sumber Material (Quarry) dan Pengujian Awal


Sumber Material (Quarry)
Sumber material (Quarry) adalah suatu lokasi bahan mentah di
lapangan yang dipergunakan sebagai material pembangunan suatu
proyek.
Bahan mentah dapat berupa :

Batu, batu kjali atau gunung.

Tanah

Air

Pasir
Dengan ditentukannya sumber material (Quarry) pada suatu lokasi
tertentu, mempermudah :

Dalam pelaksanaan pekerjaan, efisien waktu dan biaya

Mempermudah pemeriksaan material harian atau periodik

Perkiraan volume material

Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi sumber material


(quarry), antara lain :

Bahan mentah cukup banyak.

Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan


suara.

Jarak angkut dekat dengan base camp

Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik termasuk


jembatanjembatan yang akan dilalui.

Sosialisasi ijin penambangan

Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.

Pengujian Awal
Pengujian awal adalah suatu kegiatan pengujian awal bahan mentah
hasil alam sebelum dipergunakan sebagai material untuk pembangunan
suatu proyek.
Hal ini diperlukan agar material yang akan dipergukan nanti dapat
dipertanggung jawabkan mengenai : kekerasan, keawetan, kebersihan
dan lain-lain sesuai syaratsyarat yang tercantum dalam spesifikasi
teknik.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-25

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi sumber


material (quarry), yaitu antara lain :

Batuan atau aggregat ; pengetesan atau kekuatan/keausan


dengan mesin Los Angeles.

Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga


diketahui sepintas sifat-sifat tanah.

Air adalah air yang bersih dari kotoran organik/kandungan


lumpur dan sebagainya.

Pasir, bersih dari kotoran lempung bahan organik dan


pemeriksaan gradasi.
Konsultan akan mengevaluasi alternatif sumber material yang
diajukan oleh Kontraktor dengan mengestimasi kuantitas yang ada
dan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian-pengujian. Dan
hasil-hasil pengujian tersebut, Konsultan akan memberikan
rekomendasi untuk pemakaian material atau tidak dari sumber material
tersebut.
Bagan alir Pengajuan Sumber Material dan Pengujian Awal diperlihatkan
pada Gambar E.7.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-26

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.7
BAGAN ALIR DAN PENGAJUAN SUMBER MATERIAL DAN
PENGUJIAN AWAL

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
BEBERAPA CALON MATERIAL
(QUARRY) YANG SIAP DI-UJI
BAGI MATERIAL TERTENTU

DILAKUKAN PENGAMBILAN CONTOH


MATERIAL, SESUAI DENGAN TATA CARA
PENGAMBILAN SAMPLING

CARI CALON
SUMBER MATERIAL
(QUARRY) LAIN

TIAP SAMPLE MATERIAL DITEST


DISAKSIKAN OLEH KONSULTAN
PENGAWAS TEKNIK SESUAI PROSEDUR
DAN HASILNYA DILAPORKAN KEPADA
PIMPRO

SESUAI
SPESIFIKASI
TEKNIS?

TIDAK

YA
KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK
MEMBERIKAN REKOMENDASI UNTUK
PEMAKAIAN MATERIAL DARI QUARRY
YANG TERPILIH SUMBER MATERIAL
(QUARRY) TIDAK HARUS SEBUAH SAJA

DATA MATERIAL YANG TERPILIH


DISIMPAN DALAM SISTEM ARSIP
(FILE) DAN MENJADI ACUAN BAGI
TERSTING BAHAN OLAHAN

SERTIFIKASI
PEMAKAIAN MATERIAL
YANG BOLEH DIPAKAI
PADA PROYEK

END

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-27

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

f).
Base Camp dan Fasilitasnya
Base Camp adalah suatu lokasi tertentu dolapangan yang merupakan
tempat semua kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek, sedangkan
fasilitas base camp. adalah semua fasilitas yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai dengan syaratsyarat dan spesifikasi teknik yang berlaku.
Base Camp dan fasilitasnya bertujuan untuk
1)
Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di
lapangan.
2)
Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan suatu proyek.
3)
Sebagai tempat tinggal kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.
Agar maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal
menunjang pelaksanaan proyek, maka :
1)
Pada saat Kontraktor, mengajukan gambar denah base camp diminta
supaya

Lokasi dekat dengan proyek

Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada


dalam satu lokasi base camp.

Jalan keluar base camp cukup baik.

Keamanan lingkungan terjamin

Agak jauh dari pemukiman menghindari polusi udara dan suara.

Memiliki tingkat kesejukan ruang kerja yang memadai.


Konsultan akan memeriksa gambar denah base camp yang diajukan
oleh Kontraktor dan mengecek langsung ke lokasi, kemudian dievaluasi
sesuai yang diminta dalam Dokumen Kontrak.
Dari hasil evaluasi, Konsultan akan memberikan rekomendasi terhadap
pemakaian base camp tersebut.
Nomor Narasi dari Sumber Material dan Penyusunan Awal NP 09
Nomor Bagan Alir dari Sumber Material dan Penyusunan Awal BP 09 Nomor
Formulir dari Sumber Material dari Penyusunan Awal FP 09
Bagan Alir Mengenai penyiapan base camp dan fasilitasnya diperlihatkan pada
Gambar E.8.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-28

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.8
GAMBAR ALIR PENYIAPAN BASE CAMP DAN FASILITAS

2) Cara Pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat


dilihat pada syarat kontrak dan spesifikasi teknik yang berlaku.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-29

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2.

Tahap Review Desain


a)
Review, Identifikasi & Analisis Geologi Sungai.
Melakukan review, identifikasi & analisis kodisi geologi sungai
sebagai bahan untuk kegiatan review desain sungai.
b)

Review, Identifikasi & Analisis Kondisi Alur Sungai.


Melakukan review, identifikasi & analisis kodisi alur sungai
sebagai bahan untuk kegiatan review desain sungai.

c).

Review, Identifikasi & Analisis Kondisi topografi.


Melakukan review, identifikasi & analisis kondisi topografi
dengan melakukan pengecekan kembali kondisi topografi
terutama alur sungai dan kemiringan lereng tepi sungai dengan
mengunakan :

Pengukuran Poligon, menentukan titik-titik tetap (titik poligon) yang


berkoordinat sebagai kerangka utama dari pemetaan, yang berupa
kerangka

horizontal

dan

kerangka

vertikal

dengan

dilakunan

pengukuran sudut arah jarak dan beda tinggi. Kerangka horizontal


merupakan poligon keliling dan tertutup (dari titik awal kembali)
dengan mempergunakan alat Theodolite T-1. Kerangka Vertikal
merupakan pengukuran Waterpass pulang pergi dan tertutup (dari
titik awal kembali ke titik awal) dan dipekerjakan melalui titik-titik
poligon dengan mempergunakan alat sejenis T-1.

Sistim koordinat titik-titik poligon yang dibuat harus diikat pada titik
triangulasi

yang

ada

dan

harus

dalam

keadaan

baik

serta

mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Alat yang digunakan adalah theodolit dilengkapi dengan centering


optic (Wild T1

atau T2) atau merk lain yang setingkat untuk

pengukuran polygon, pengukuran waterpass dengan Ni 1 (self


levelling) atau yang sederajat, dan pita ukurdari baja

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-30

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

d)

e)

Review, Identifikasi & Analisis Hidrolika Sungai.


Melakukan review, identifikasi & analisis Hidrolika
sebagai bahan untuk kegiatan review desain sungai.

sungai

Review Identifikasi & Analisis Perancangan Restorasi Sungai.


Pengkajian desain dalam hal ini untuk mengkaji hasil perencanaan yang telah
dilakukan dalam usaha penyesuaian dengan data lapangan yang baru dan
penyesuaian dengan kondisi lapangan dalam konteks metode pelaksanaan.
Pengkajian desain ini meliputi desain yang akan dilaksanakan pada tahap ini
maupun desain yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya, yaitu semua
item pekerjaan rehabilitasi bangunan sungai seperti dimensi dan jenis perkuatan
tebingnya. Pengkajian desain ini meliputi perhitungan dan pengambaran

Dalam

merencanakan

bangunan

pengendali

banjir

selain

harus

dipertimbangkan tata letak (lay-out) dan analisa manfaat bangunan


pengendali

tersebut

juga

yang

tidak

kalah

pentingnya

adalah

pertimbangan dari aspek ekonomis dan dampak yang mungkin terjadi


setelah bangunan tersebut dilaksanakan, baik dari aspek teknis maupun
non teknis.
Bangunan pengendali banjir sesuai dengan jenis dan fungsinya berikut
metode perencanaannya bisa dikatagorikan antara lain :
1). Tanggul (Embankment/Levee)
Tanggul adalah salah satu sarana sungai, yang dibuat untuk meng-

cover debit banjir sungai. Tangul biasanya dibuat dari material pasir,
tanah dan semacam bangunan hidrolik yang selalu terkena gerusan
atau infltrasi akibat aliran air.
Standar Bentuk Tanggul
Bentuk

standar

tanggul

harus

dibahas

pertama-tama

dari

pandangan mekanika tanah. Rencana HWL, durasi hujan, kondisi


topografi, mekanika tanah pondasi, bahan timbunan, perkuatan
permukaan dan sebagainya merupakan hal-hal penting untuk
dipelajari.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-31

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Bahan-bahan timbunan umumnya diambil dari bagian terdekat


sehingga kerap kali terjadi

material dasar sungai dipakai untuk

bahan timbunan. Dalam perencanaan tanggul, rembesan (seepage)


longsoran dan penurunan (settlement) akan dipelajari lebih cermat.
Tinggi Tanggul akan ditentukan berdasarkan rencana HWL dengan
penambahan jagaan yang diperlukan.
Jagaan adalah tinggi tambahan dari rencana HWL dimana air tidak
diijinkan melimpah. Tabel di bawah ini memperlihatkan standar
hubungan antara besarnya debit banjir rencana dengan tinggi
jagaan yang disaranakan.
Dalam perencanan tinggi tanggul rencana, maka dari hasil
perhitungan tinggi aliran (HWL) juga perlu ditambah dengan tinggi
jagaan (free board) sebagai berikut :

Tabel B.1 Tinggi Jagaan berdasarkan Debit Rencana


No

Debit Banjir Rencana

Jagaan

(m /dt)

(m)

200 - < 500

0,80

500 - < 2.000

1,00

200 - < 5.000

1,20

5.000 - < 10.000

1,50

10.000 atau lebih

2,00

Sedangkan untuk penentuan lebar puncak tanggul standar teknisnya


adalah sebagai berikut :
Tabel B.2 Lebar Puncak Tanggul berdasarkan Debit Rencana

No

Debit Rencana
3

(m /dt)

Lebar
Tanggul
(m)

500

3,00

500 - 2000

4,00

2000 - 5000

5,00

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Puncak

Hal E-32

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

5000 - 10000

6,00

10000

7,00

Selain

itu

kadang-kadang

tanggul

yang

relatif

tinggi

perlu

direncanakan berm. Berm dan kemiringan talud mempunyai


hubungan yang sangat erat satu sama lain dan keduanya harus
ditentukan melalui pengujian terhadap bahan badan tanggul, durasi
banjir, stabilitas terhadap kebocoran dari air tinggi dan pondasi
subsoil dari pada tanggul tersebut.

2). Perkuatan Lereng (Revetment)


Untuk perencanaan revetment, maka perlu diperhatikan standar
hubungan antara bahan konstruksi, tinggi dan kemiringan talud
sebagaimana ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Perkuatan lereng (revetments) ialah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan lereng guna melindungi tebing atau lereng tanggul dan secara
keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh
tanggul yang dilindungi.
Perkuatan lereng dibagi 3 antara lain lereng tanggul (levee revetment),
perkuatan tebing sungai (low water revetment), perkuatan lereng menerus
(high water revetment).
Pada perencanaan perkuatan lereng sangat penting mengetahui berbagai
penyebab kerusakan perkuatan lereng yang telah dibangun dan keadaan
sesungguhnya dari gejala kerusakan tersebut.
Secara garis besar penyebab kerusakan ialah :

Penggerusan pondasi perkuatan lereng

Tersedotnya butiran tanah di belakang perkuatan lereng

Kerusakan pinggir hulu dan hilir perkuatan lereng

Gerusan pada mercu perkuatan lereng

Kerusakan pada zona transisi

Kerusakan akibat rendahnya ketahanan perkuatan lereng

Kerusakan akibat tekanan tanah di belakang perkuatan lereng

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-33

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai (Suyono Sosrodarsono,1984)


Gambar B.3, Jenis-jenis Perkuatan Lereng

Pemilihan tipe perkuatan lereng yang cocok tidak mudah dan bergantung
pada karakteristik sungai (dimensi, kecepatan aliran, penampang sungai,
kemiringan sungai, kedalaman air, jenis tanah dan keadaan tanah
pondasi).
Beberapa tipe perkuatan yang pernah dibangun
dibangun dengan hasil cukup baik
antara lain :
Tipe pondasi rendah
Tipe ini merupakan tipe umum yang sering digunakan dikarenakan
pelaksanaannya

mudah

terutama

pada

sungai

yang

mudah

dikeringkan dengan kist dam sederhana. Letak pondasi perkuatan


jauh di bawah permukaan dasar sungai rencana.
Pada tipe ini tidak diperlukan pelindung pondasi/kaki karena posisi
pondasi tidak akan terjangkau oleh gerusan air. Walaupun demikian
pada sungai yang deras (terjadi pukulan air), dibuat konsolidasi
pondasi ringan guna mencegah kerusakan akibat gerusan.

Sumber : Perbaikan dan Pengaturan


Pe ngaturan Sungai (Suyono Sosrodarsono,1984)

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-34

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar B.4,, Tipe Pondasi Rendah Standar Perkuatan Lereng


Tipe pondasi tinggi
Tipe ini digunakan pada sungai yang sukar dikeringkan. Dalam hal ini
pelindung kaki berfungsi pula sebagai landasan pondasi dan
konstruksi pondasinya terdiri dari turap pancang beton atau baja.
Selain itu dilengkapi pula dengan konsolidasi pondasi di depan
pelindung kaki yang berfungsi untuk memperkuat pelindung kaki
tersebut serta melindungi permukaan dasar sungai di depan kaki
perkuatan
rkuatan lereng.

Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai (Suyono


Sosrodarsono,1984)
Gambar B.5. Tipe Pondasi Tinggi Perkuatan Lereng

Tipe turap papan (wooden plank hurdle work type)


Tipe ini digunakan untuk sungai yang relatif kecil. Pelaksanaannya
mudah dan murah namun tidak tahan lama. Tiang
Tiang-tiang kayu
dipancang dengan jarak antara 1,0-1,5
1,0 1,5 m dan di antara kedua tiang
pancanag dipasang papan. Selanjutnya ruangan di belakangnya
diurug dengan pasir koral.
Sebaiknya pinggir bawah papan ditempatkan +30 cm di bawah
permukaan dasar sungai rencana agar pasir koral urugan tidak dapat
keluar.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-35

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai (Suyono Sosrodarsono,1984)


Gambar B.6, Tipe Turap Pancang Baja

Tipe turap pancang beton (concrete sheet pile type)


Tipe ini lebih ekonomis dibandingkan tipe turap pancang baja. Namun
sulit dalam pengaturan kerapatan antar tiang pancangnya. Tipe ini
sering digunakan di muara laut.
Beberapa jenis perlindungan
perlindungan lereng antara lain gebalan rumput,
hamparan anyaman dahan willow, hamparan anyaman ranting berisi
batu, bronjong kawat silinder, blok beton, pasangan batu, pasangan
blok beton. Selain perkuatan dan perlindungan lereng, harus
direncanakan juga konsolidasi
kons
pondasi (foundation consolidation)
yakni bangunan yang ditempatkan pada bagian atas yang berupa
pelindung kaki perkuatan lereng, agar dapat mengurangi kecepatan
arus air di depan perkuatan lereng dan melindungi perkuatan lereng
secara keseluruhan.

Hal-hal
hal dasar dalam perencanaan perkuatan lereng, adalah :
Beban rencana, terdiri dari :
Berat sendiri perkuatan lerengyang digunakan dalam perhitungan
kemantapan(Satbility) adalah perkuatan lereng itu sendiri dan berat
tanah pada bagian atas tumit pelat lantai.
Tekanan tanah meliputi tekanan tanah aktiof dan tekanan tanah
pasif. Kedua tekanan tersebut merupakan tekanan tanah dalam
keadaan batas di manan tanah isian di bagian belakang akan mulai

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-36

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

runtuh karena berat sendiri, atau keruntuhan gelincir mulai terjadi


karena gaya dan dinding.
Beban pemebebanan tanah
Beban lainnya seperti daya apung dan tekanan air bila disebutkan
maka harus dimasukkan dalam perhitungan.
Kemantapan perkuatan lereng.
Bebrapa parameter kemantapan perkuatan lereng yang harus dipenuhi
pada perencanaan :
Kemantapan terhadap Guling

Suatu konstruksi dapat diakatan aman terhadap guling apabila


resultante gayanya terletak pada daerah sepertiga lebar
pondasi.
Kemantapan terhadap Longsor/geser
Suatu konstruksi dikatakan aman terhadap gelincir apabila FS
perhtiungan lebih besar dari FS yang diijinkan.
Kemantapan terhadap Daya Dukung Tanah
Suatu konstruksi dikatakan aman ditinjau dari kemantapan daya
dukung tanah pondasinya apabila besarnya reaksi darai tanah lebih
kecil dari besar daya dukung yang diijinkan.
Kemantapan Kesluruhan sistem termasuk penangggulangan pada
bagian belakang tanah sebagai suatu kesatuan.
Untuk bagian yang harus didiskusikan apabila ternyata terdapat
lapisan lunak di bawah pondasi.
Dalam hal seperti ini, longsor denganm bidang lengkung melingkar
atau penurunan yang berebada akan terjadi pada dinidng penahan
yang diabngun pada tebing itu. Kelongsoran tanah atau pengurangan
daya dukungtanah pondasi dikhawatirkan akan mempenmgaruhi.
Apabila Keadaan ini siramalkan terjadi maka disarankan untuk
mengamati kemamntapan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan
dengan

mempergunakan

analisa

kelongsoran

dengan

bidang

lengkung melingkar.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-37

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

a). Dinding Penahan

Dinding penahan gravitasi setinggi tidak lebih dari 3 (tiga) m bisa


direncana dengan potongan melintang empiris seperti diberikan pada
gambar B..7, dengan:
b = 0,260 h untuk dinding bagian depan vertikal
B = 0,425 h
b = 0,230 h untuk dinding bagian depan kurang dari 1:1/13
B = 0,460 h

Gambar B.7,, Dinding Penahan Gravitasi Pasangan Batu

b). Krib (Groyne)

Krib adalah bangunan untuk mengatur arus air secara aktif. Menjorok
dari tepi ketengah aliran dengan suatu sudut tertentu.
Fungsi Krib :
Untuk merubah arah arus
Untuk mengurangi gaya arus atau menghilangkan energinya dekat

dasar sungai, mencegah penggerusan, menekan sedimentasi,


mengatur pusat arus sungai pada bagian tengah aliran sungai dan
melindungi tanggul serta lapis lindung (revetmen
revetment).
Mempertahankan kedalaman dan lebar dasar sungai, lepas (minor

bed)
Memusatkan arus air dan memudahkannya untuk pengambilan

(intake).

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-38

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Tipe Krib :
Tipe tembus air (permeable), dibuat sedemikian sehingga air dapat

melewati alirannya. Kecepatan aliran berkurang oleh tahanan


batang-batang krib dan pada saat itu mengendapkan sedimen,
selanjutnya tahanannya terhadap arus relatif tidak besar.
Krib kedap air (permeable), dibagi lagi menjadi tipe limpas dan tipe

tidak limpas. Krib tipe kedap air ini sangat berperan dalam
mengendalikan arah aliran tetapi bagian depan dan kedua sisinya
mudah sekali tergerus karena tahanannya terhadap arus terlalu
kuat. Sehingga perlu dilindungi dengan anyaman bronjong
(matress), atau batu sekeliling krib atau membuat kribnya fleksibel.
e)

3.

Review Identifikasi & Analisis Kebutuhan Bangunan sarana dan


prasarana pelengkap restorasi Sungai.
Melakukan identifikasi dan review jenis dan jumlah kebutuhan
bangunan pendukung dan penunjang restorasi Sungai.
Melakukan analisis tata letak bangunan dan review desain
bangunan pendukung dan penunjang sarana restorasi sungai.

Tahap Konstruksi
a)
Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja (shop Drawing) adalah gambar yang dibuat oleh
Kontraktor diperiksa oleh Konsultan Pengawas Teknik, persetujuan oleh
Pemberi Tugas untuk dilaksanakan di lapangan, pembuatannya merujuk
pada gambar perencanaan.
Dalam pembuatan gambar kerja (shop drawing) kontraktor harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.
2)
Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar
yang dibuat.
3)
Penomoran gambar kerja (Shop Drawing) harus teratur
danberurutan.
4)
Tampilan gambar kerja (Shop Drawing) antara lain :

Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-39

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik.

Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan


sedetail mungkin.
Konsultan akan memeriksa secara cermat dan teliti terhadap semua gambar
kerja (Shop Drawing) yang diajukan oleh Kontraktor danmemberikan koreksikoreksi seperlunya sampai dapat diterima dan disetujui baik oleh Konsultan
maupun Pemberi Tugas.

b).
Pengecekan Data Survey
Perlu diadakan pengecekan ulang titik survey yang berupa Bench Marks dan
titik kontrol yang dibuat pada waktu perencanaan teknik yang dilakukan
konsultan bersama-sama kontraktor untuk mendapatkan ketepatan dan
kebenaran dalam pelaksanaan. Apabila ada data yang tidak sesuai dengan
keadaan lapangan yang sebenarnya konsultan bisa membantu kontraktor
untuk menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan secara tuntas,
termasuk gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.
c).
Pengujian Bahan
Pengujian bahan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) macam yaitu
pengujian bahan olahan dan bahan jadi. Yang dimaksud pengujian
bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujian terhadap :
Bahan olahan, yaitu bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam
dengan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan
bangunan konstruksi jembatan dan jalan.
Bahan Olahan untuk pekerjaan beton antara lain :
Berasal dari basil alam

Pasir

Batu Pecah atau aggregat dan

Air
Pro duksi pabrik

Semen

Besi beton
Bahan jadi yaitu bahan basil olahan .tersebut setelah jadi suatu
konstruksi di lapangan.

Bahan jadi tersebut di lapangan dapat berupa :

Beton untuk konstruksi jembatan atau perkerasan kaku (rigid

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-40

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

pavement).
Maksud dilakukannya pengujian bahan adalah :
1.
Untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan di proyek.
2.
Hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang
disyaratkan atau yang dikehendaki spesifikasi.
3.
Mengefisienkan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan
karena kesalahankesalahan akibat mutu bahan yang tidak
sesuai dapat dihindari.
Semua material yang dipakai harus memenuhi spesifikasi teknik yang
berlaku seperti :
1)

2)

3)

Bahan asal alam :


Pasir, bersih dan bebas kotoran organik (AASHTO T-21-74)
(ASTM C40- 66T).
Batu pecah/aggregat :

Bergradasi baik

Mempunyai sudut pecah permukaan

Bersih

Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96-74)


(ASTM C131-55).
Air tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. PH antar (4,5
8,5) (AASHTO T-26-70).
Bahan hasil produksi pabrik :
Semen

Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan

Cara penyimpanan

Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya


Pencampuran atau pengolahan :
Perbandingan yang benar, sesuai rancanagn campuran (job mix
formula yang sudah disetujui bersama.
Temperatur yang tepat untuk pekerjaan aspal
Peralatan pencampuran (AMP/batching plant)berjalan baik.
Pengujian/pemeriksaan slump beton di lapangan dan batching plant
untuk pekerjaan beton

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-41

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

4)

Bahan jadi :
Pemeliharaan :

Pada masa pemeliharaan (cuffing time).

Sampai umur rencana.


Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi
teknik (AASTM C-39-72).
Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan
melakukan core drill setelah 12 jam penghamparan, sesuai
syarat-syarat dan spesifikasi teknik untuk pekerjaan aspal.
Konsultan Pengawas akan mengecek kesiapan Kontraktor mengenai
:peralatan test, material baik jumlahnya dan jenisnya serta sumbernya,
kemudian Konsultan Pengawas akan menyetujui atau menolak
pengujian, tergantung dari kelengkapan yang sudah dipenuhi oleh
Kontraktor.Bagan Alir mengenai pengujian Kahan diperlihatkan pada Gambar
E.9.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-42

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.9
GAMBAR ALIR PENGUJIAN BAHAN OLAHAN DAN BAHAN JADI

c).
Material di Lapangan (Material on S) Pengujian Bahan
Material di lapangan (material on site) adalah material atau bahan
yang akan dipergunakan sebagai bahan konstruksi ytang ada di lapangan
dan sudah disetujui pemebri tugasuntuk dipakai sebagai bahan konstruksi.
contohnya :

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-43

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

1)
2)
3)

4)

Semen
Besi Tulangan
Baja bangunan (profil)
Aggregat/(batu pecah)

Maksud penyiapan material di lapangan adalah :


1)
Mempercepat pekerjaan kontraktor atau efisiensi waktu.
2)
Mempermudah pengawasan kendali mutu bahan
3)
Persiapan stok material bahan mentah kontraktor untuk jangka
panjang
Semua bahan yang digolongkan sebagai material di lapangan (material on
site) dapat ditagihkan dalam sertifikat bulanan, maka penyimpanan material
tersebut akan dicek oleh Konsultan Pengawas Teknik dan disetujui oleh
Pemberi Tugas mengenai :
1)
Keamanan material di lapangan (material on site), lokasi diberi pagar
keliling dekap pos keamanan (satpam).
2)
Rapih, material disusun menurut ukurannya seperti beton, semen
diberi sekat-sekat dan disusun menurut tanggal kedatangan.
3)
Terjaga mutunya, mutu material tidak terpengaruh dengan kelembaban
udara seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai, diberi matras yang
berongga sehingga memudahkan fork lift masuk.
4)
Tempat penyimpanan hams tertutup rapat untuk menghindari
pengaruh cuaca, seperti hujan dan panas matahari terutama untuk
material semen dan besi beton.
5)
Penumpukan mmaterial seperti aggregat diberi pembatas sesuai
ukuran material supaya tidak tercampur satu sama lain.
6)
Perhitungan dan pencatatan volume saat kedatangan yang ditolak atau
yang tidak bisa dipakai lagi ditempatkan terpisah
7)
Penumpukan besi tulangan harus dihindari dari tergenang air,
oksidasi, minyak dan kotoran lainnya.
Konsultan Pengawas akan mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :
Kebenaran dari material yang dikirim, apakh sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik. Kalau tidak maka material tersebut akan ditolak dan
sebaliknya apabila sudah sesuai maka Konsultan Pengawas akan
merekomendasikan untuk diterima.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-44

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pemeriksaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode Pelaksanaan pekerjaan yan dilakukan oleh Kontraktor akan diperiksa
dan diawasi serta diberi perhatian khusus oleh Konsultan Pengawas untuk
menghindari kesalahan yang bisa mengakibatkan berbagai hal baik mutu, biaya
dan waktu dari pelaksanaan pekerjaan.
e).

Pemeriksaan Peralatan yang Dipakai


Peralatan yangakan dipakai, terutama alat untuk pekerjaan perkerasan/aspal
dan alat untuk pemancangan, harus dalam keadaan baik menurut standart
yang disyahkan oleh badan tertentu. Oleh karena itu, setiap akan mulai suatu
pekerjaan Konsultan Pengawas akan memeriksa kondisi dan kesiapan dari
peralatan yang akan dipakai.
f).

Kesiapan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai pekerjaan Konsultan Pengawasakan memeriksa kesiapan
dari seluruh unsur pelaksanaan, antara lain : material, buruh dan peralatan.
Setelah semuanya siap, maka pekerjaan bisa dimulai.
g).

P e m e r i k s a a n M u tu P e l a k s a na a n
Pemeriksaan ini meliputi : pemeriksaan dimensi (tebal, lebar, panjang,
kedalaman, elevasi, jari-jari dan lain sebagainya). Pemeriksaan mutu
pelaksanaan untuk pekerjaan proyek ini secara umum adalah sebagai
berikut:

Pemeriksaan terhadap batu pecah meliputi : berat jenis, kekerasan,


kepipihan, penyerapan, keausan, daya lekat, gradasinya, CBR dan lain
sebagainya harus diperiksa di laboratorium sesuai dengan
spesifikasi teknik dan dokumen kontrak.
Untuk pekerjaan campuran asphalt perlu diperiksa terhadap
temperatumya, kerataannya, kadar aspal, stabilitas ketebalannya
dan lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar
kerja (shop drawing).

Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap dimensi,


penulangan, kuat tekan, slump dan lain sebagainyasesuai
spesifikasi teknik dan gambar kerja (shop drawing).
Berdasarkan permohonan untuk inspeksi dari Kontarktor,
Konsultan akan mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap
konstruksi yang sudah selesai dilaksanakan.
h).

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-45

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

i).
Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
Yang dimaksud gambar terlaksana (AsBuilt Drawing) adalah gambar
terlaksana di lapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan di
lapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan
sesuai dengan tagihan kontraktor dalam sertifikat bulanan (Monthly
Certificate / MC).
Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh
perubahan pekerjaan (Contract Change Order / CCO) dan modifikasi
lapangan karena adanya hal-hal yang tidak terdapat pada gambar rencana,
misalnya : kabel PLN, kabel Telkom dan utilitas lainnya).
Dalam pembuatan gambar terlaksana (As Built Drawing) kontraktor
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
I)
Ukuran dan standart kertas yang dipakai hams sama.
2)
Ukuran ketebalan garis alat gambar yang dipakai disesuaikan dengan
gambar yang dibuat.
3)
Pada gambar terlaksana (As Built Drawing) di sebutkan tanggal, bulan
dan tahun revisi gambar dari gambar kerja (Shop Drawing) yang
disesuaikan dengan perubahan kontrak pekerjaan (Contract
Change Order/CCO), Addendum (kalau ada)
4)
.Lokasi dan jenis pekerjaan hams jelas dicantumkan.Ukuran konstruksi
harus jelas.
4)
Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai.
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa (As Built
Drawing) dan mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan
rekomendasi untuk persetujuan dari Pemberi Tugas.

4.

Tahap Serah Terima


a). Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/PHO)
Serah terima awal (Provisional Hand Over/PHO) adalah suatu kegiatan
serah terima awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
Kontraktor kepada Pemberi Tugas, dimana pekerjaan utama (major works)
sudah mencapaui 100%.
Maksud pelaksanaan PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor dalam arti : sesuai
kualitas dan tepat waktu dengan segala konsekwensi yang tercantum

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-46

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

dalam kontrak.
Dengan adanya penyerahan awal ini maka tahap pemeliharaan dimulai.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut :

Rekomendasi konsultan pengawas teknik bahwa kontraktor telah


menyelesaikan pekerjaan utama (major works) 100% dan minimal
telah menyelesaikan 97% pekerjaan dari seluruh nilai kontrak.

Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi


kontrak.

Pembentukan Panitia Serah Terima yang anggotanya ditunjuk


oleh Pemberi Tugas

Penyerahan Jaminan Pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak


kontraktor kepada pemberi tugas.

Seluruh data yang ada (misalnya : seluruh hasil testing material/hasil


pekerjaan, surat-menyurat/administrasi, formulir-formulir, data disket,
photo dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, dll) sudah harus terarsip
dengan baik.

Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :

Kelengkapan administrasi proyek.

Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi


teknik.

Sesuai dengan perencanaan.

Pendataan / pencatatan data dan kurang (defect and


deficiencies list).
Kontraktor merungajukan request untuk PHO, kemudian Konsultan
Pengawas akan mengecek apakali persyaratan untuk PHO sudah
dipenuhi atau belum antara lain pengecekan progres pekerjaan.
Kemudian Konsultan akan memberikan rekomendasi kepada Pemberi
Tugas yang selanjutnya akan dibentuk Panitia PHO.
Bagan Alir mengenai serah terima awal (PHO) diperlihatkan pad Gambar
E.10.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-47

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.10
BAGAN ALIR SERAH TERIMA AWAL (PHO)
START

REQUEST KONTRAKTOR UNTUK


SERAH TERIMA
TUNDA

TIDAK

100% PEKERJAAN
MAJOR SELESAI

YA

KONSULTAN PENGAWAS
TEKNIK MEMBERIKAN
REKOMENDASI KEPADA
PEMBERI TUGAS

SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG


TERSIMPAN DI SISTEM DOKUMENTASI
BERKAS (FILE). LAKUKAN
PEMBERSIHAN DI SELURUH LAPANGAN
PEKERJAAN YANG TELAH SELESAI
SIMPAN UNTUK VISUAL. MONITORING
DIPERBAHARUI. PERHITUNGAN BOBOT
PRESTASI KERJA DIPERBAIKI
PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN
SECARA KESELURUHAN. PERSIAPKAN
PEMBUATAN JAMINAN
PERMELIHARAAN TERHADAP
KERUSAKAN

PEMBERI TUGAS
MELAPORKAN KEPADA
DIREKSI/PUSAT AKAN
DILAKUKAN PROSES
SERAH TERIMA

SEJAK TANGGAL YANG


DIREKOMENDASIKAN
KONSULTAN PENGAWAS
TEKNIK. MASA JAMINAN
TERJHADAP KERUSAKAN

DIBENTUK PANITIA PENILAI


SERAH TERIMA

PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA


KONTRAKTOR, PANITIA PHO,
KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK

YA

ADA
KETIDAKSESUAIAN/
KEKURANGAN ?

PERBAIKI

YA

DAFTAR
CACAT &
KEKURANGAN

TIDAK
JAMINAN
PEMELIHARAAN
DISERAHKAN KEPADA
PEMBARI TUGAS

PEMERIKSAAN KEBENARAN
(VERIFIKASI)

DICATAT DAN
DISIMPAN DI SISTEM
DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)

END

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-48

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

b).
Masa Jaminan Terhadap Kerusakan
Masa jaminan terhadap kerusakan adalah mulainya pemeliharaan hasil
pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100%
berdasarkan rekomendasi konsultan pengawas teknik sampai dengan
berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah di setujui .
Tujuan masa jaminan terhadap kerusakan adalah :
1.
Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki ,
menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau
memuaskan tim panitia penilai serah terima pada waktu
kunjungan ke lapangan mengenai kualitas dan kuantitas
pekerjaan.
2.
Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan
pekerjaan minor yang belum terselesaikan dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masa jaminan
terhadap kerusakan adalah sebagi berikut :
1.
Kontraktor hams melaksanakan perbaikan pekerjaan yang telah
disepakati/disetujui.
2.
Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan :

Syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknik.

Catatan dari tim panitia penilai serah terima.

Lokasi

Kerusakan, ketidak sempurnan

Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain.

Lama perbaikan tidak boleh lebih dari masa pemeliharaan.


Panitia Penilai Serah Terima akan mengadakan pemeriksaan ulang
ke lapangan,apakah perbaikan-perbaikan yang sudah didaftar itu sudah
dilaksanakan semua atau belum. Apakah bila dianggap sudah selesai
maka dibuat Berita Acara Pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan
kepada Pemberi Tugas.
c).
Serah Terima Akhir (Final Hand Over / FHO)
Serah terima akhir (Final hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serah
terima akhir lapangan dari kontraktor kepada Pemberi Tugas, setelah
kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan yang
ada pada daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah terima
setelah kunjungan kedua di lapangan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-49

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Maksud pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :


1.
Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Kontraktor
dengan Pemberi Tugas.
2.
Pernyataan bahwa tanggung jawab Kontraktor dengan Pemberi
Tugas secara keseluruhan sudah selesai.
3.
Hasil pekerjaan Kontraktor berupa fisik maupun administrasi
secar keseluruhan dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan hasil
pekerjaan tersebut sudah bisa dipakai untuk umum.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut
1.
Rekomendasi dari Konsultan Pengawas Teknik bahwa
Kontraktor telah menyelesaikan seluruh pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen kontrak dan telah memperbaiki/menyempurnakan
semua kekurangan yang diminta dalam daftar perbaikan serah
terima awal waktu kegiatan serah terima awal.
2.
Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi
kontrak.
3.
engembalian jaminan pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada pihak
Kontraktor.
4.
Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, suratmenyurat/administrasi, formulir-formulir, data disket, photo
pelaksanaan pekerjaan, dll) sudah terdokumentasikan dengan
baik.
5.
Yang perlu ditekankan adalah unsur-unsur :

Kelengkapan administrasi

Kondisi fisik pekerjaan yang baik fdan benar sesuai


spesifikasi teknik.

Kesesuaian dengan perencanaan.


Sehubungan dengan pelaksanaan FHO, sebelumnya Konsultan
Pangawas akan mengevaluasi dan memriksa persyaratan kelengkapan
yang harus dipenuhi yaitu pekerjaan seluruhY A selesai setelah masa
pemeliharaan berakhir. Kemudian KonsultanPengawas memberikan
rekomendasi kepada Pemebri Tugas untuk selanjutnya Panitia Serah
Terima akan diundang kembali untuk proses Serah Terima Akhir (FHO).
Bagan alir mengenai serah terima akhir (FHO) diperlihatkan pada Gambar
E.11.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-50

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.11
BAGAN ALIR SERAH TERIMA AKHIR (FHO)

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-51

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

B. Metodologi Pengendalian Pekerjaan Pengukuran Topografi


Survey topografi lapangan adalah untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi
kondisi lapangan pada masing-masing komponen pekerjaan sesuai dengan
rencana kebutuhan.
Pekerjaan Survey Topografi mencakup pengukuran poligon dan sipat datar untuk
trase jalan dan saluran drainase.
1. Pengukuran Topografi
Untuk mengetahui kondisi eksisting dari lokasi perencanaan, perlu dilakukan
pengukuran topografi yang meliputi situasi/posisi dan elevasi dari rencana dan
kondisi eksisting lokasi bangunan, jalan, saluran drainase dan konstruksi lainnya
yang akan direncanakan.
Berdasarkan pengukuran topografi diketahui posisi horizontal, vertikal dan elevasi
detail daerah kajian. Pekerjaan pengukuran topografi dilakukan melalui proses
pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan, penggambaran dan
penyajian data pada laporan, terdiri dari :
o
o
o
o

Pemasangan Bench Mark (BM) dan patok-patok pada lokasi dan jalur
pengukuran;
Pengukuran polygon untuk mengikat posisi horizontal;
Pengukuran situasi;
Pengukuran penampang trase jalan dan trase saluran meliputi pengukuran
profil memanjang dan melintang.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Pesawat Theodolit dan Waterpass.


Secara garis besar pengambilan data topografi meliputi :
1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal;
2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal;
3. Pengukuran Situasi, Profil memanjang dan melintang.
1. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal.
Maksud pengukuran kerangkan dasar horizontal adalah untuk menentukan posisi
planimetris (X,Y) dari titik BM atau patok sebagai kerangka dasar pengukuran dan
kerangka dasar penggambaran daerah yang akan dipetakan. Sebelum melakukan
pekerjaan pengukuran kerangka dasar horizontal, terlebih dahulu dilakukan
pematokan yang meliputi seluruh areal yang akan dipetakan. Spesifikasi

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-52

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

pemasangan patok permanen dan patok kerangka dasar pengukuran adalah


sebagai berikut :
1. Pemasangan Patok Permanen Bench Mark (BM).
Patok BM terbuat dari beton bertulang, dipasang sebanyak 4 (empat) buah
dan dipasang ditempat yang tidak terganggu. Bagian BM yang muncul
dipermukaan tanah setinggi 40 cm ukuran 30 x 30 cm.
2.

Pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan dengan metoda poligon.


Pengukuran ini ditujukan untuk mengetahui posisi horizontal (koordinat (X,Y ).
Adapun spesifikasi pengukurannya sebagai berikut :

Pengukuran Jarak.
1. Rantai ukur
2. Pembacaan dilakukan pergi pulang.
3. Hasil pembacaan jarak diperiksa beberapa kali.

Pengukuran Sudut.
Menggunakan Theodolite, jumlah seri pengukuran 2 seri (B,LB) muka
belakang.
Selisih sudut antara dua pembacaan < 5 (lima detik ).
Kesalahan penutup sudut f < 10 n detik.
Kesalahan penutup jarak fd < 1:10.000.
dimana : n = Jumlah titik Poligon, f = Jumlah penutup sudut,
dan fd = jumlah penutup jarak

Untuk mendapatkan hasil yang memenuhi toleransi yang diijinkan, maka alat ukur
polygon (Theodolit ) harus memenuhi persyaratan berikut :
Sumbu I harus tegak lurus sumbu II;
Garis bidik harus tegak lurus sumbu II, artinya garis bidik harus berimpit
dengan sumbu optis teropong ( sumbu optis teropong telah dibuat tegak lurus
sumbu II );
Garis jurusan nivo skala tegak lurus sejajar garis indeks skala tegak;
Garis jurusan nivo skala mendatar harus tegak lurus dengan sumbu I.
Metoda pengukuran poligon adalah :
Pengukuran dilakukan satu seri yaitu B B LB LB dimana B =
pembacaan biasa dan LB pembacaan luar biasa. Sistim pembacaan sudut
horizontal dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama, dengan cara

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-53

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

menset alat pada posisi 00. 0. 0 dan yang kedua pada posisi pembacaan
sudut horizontal seadanya pada alat ukur theodolit;
Pengukuran jarak dari patok kesatu terhadap patok kedua menggunakan roll
meter dan dibaca sebanyak 3 (tiga) kali pembacaan diukur bolak balik dan
untuk perhitungan yang dipakai adalah hasil rata rata dari ketiga
pembacaan;

Salah penutup sudut maksimum adalah 10 n, dimana n = banyaknya titik


polygon;
Kontrol pengukuran sudut dengan cara membuat loope tertutup, atau terikat
kedua ujungnya;
Pada beberapa titik simpul dilakukan pengamatan matahari dengan
menggunakan Prisma Roelloph, yang bertujuan sebagai kontrol hasil ukuran
dan sebagai azimuth awal dari perhitungan;
Kesalahan linier polygon harus maksimum 1 : 7.500.

3.
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
Pengukuran kerangka dasar dilakukan untuk mengetahui posisi elevasi (Z), pada
masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan
adalah metoda sipat datar (waterpas), yaitu dengan melakukan pengukuran beda
tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi yang dipilih (SWL), jalannya
pengukuran setiap titik seperti diilustrasikan pada Gambar 1.

Slag II
Slag I

RII
RI

RI

Gambar 1. Pengukuran sipat datar

Spesifikasi Pengukuran Waterpass adalah sebagai berikut :

Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.

Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.

Pengukuran dilakukan dengan cara double stand, ring.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-54

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm.

Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan meliwati (BM).

Toleransi salah penutup tinggi N < 8 mm D dimana :


N = Salah penutup tinggi.
D = Jarak dalam satuan km.

Alat ukur yang digunakan waterpas (NAK2) dan rambu ukur alumunium 3 m.

4. Pengukuran Situasi Detail


Situasi detail yang diukur adalah :

Trase jalan desa dengan jarak profil melintang 50 m, atau 25 m pada


belokan.

Trase saluran drainase dengan jarak profil melintang 50 m, atau 25 m pada


belokan.

Sebelum pelaksanaan pengukuran dilakukan terlebih dahulu dilakukan orientasi


lapangan dengan tujuan :
-

Menentukan titik referensi yang terletak di sekitar lokasi rencana trase jalan
dan saluran drainase yang akan diukur.
Mencari base camp untuk memudahkan jalannya pekerjaan pengukuran.

Pemasangan Patok Kayu


Patok kayu dipasang dengan ukuran 5/7 cm dan panjang 50 cm dipotong dan
diruncingkan. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pemasangan patok adalah
sebagai berikut :
-

Penomoran patok dilakukan setelah patok dipasang dan pemberian nomor


patok disesuaikan dengan urutan nomor patok di lapangan, kemudian di
atasnya diberi paku dan dicat dengan warna merah;
Penomoran patok dimulai dari pangkal (awal pengukuran);
Patok dibuat muncul 10 cm dari permukaan tanah dan lokasi sekitar patok
harus dibersihkan untuk memudahkan pencarian dan pembacaan nomor
patoknya.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-55

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pemasangan BM dan CP
BM dipasang di tempat yang terbuka, stabil dan didampingi CP sebagai
basis;
Ukuran BM (20 x 20 x 100) cm sedangkan untuk CP (10 x 10 x 80) cm;
Penyetelan besi dan pembuatan papan cetakan dilakukan di base camp;
Bahan campuran semen dan sirtu dibawa dari base camp apabila di lokasi
-

pemasangan tidak terdapat bahan campuran;


Setelah kering papan cetakan BM dibongkar kemudian dilakukan
penyempurnaan permukaan BM, pemasangan nama BM, pembuatan foto
BM dan sketsa detail sekitar lokasi BM.

Maksud dari pengukuran situasi detail disini adalah untuk mengetahui lebih detail
rupa topografi rencana jalan dan saluran drainase yang akan dikembangkan.
Untuk mengetahui belokan-belokan tersebut dilakukan pengukuran situasi yang
terikat pada patok-patok poligon, begitu pula batas alam seperti jalan desa,
gorong-gorong, batas kampung dan lain-lain diambil detailnya.
Teori Tachymetri
Pengukuran titiktitik detail dimaksudkan untuk mendapatkan posisi horizontal dan
ketinggian dari titiktitik detail tersebut. Untuk mendapatkan ketinggian titiktitik
detail, dihitung beda tinggi antara tempat berdiri alat terhadap titik detail
bersangkutan. Perhitungan beda tinggi tersebut lazim disebut sebagai hitungan
beda tinggi secara tachymetry
Alat berdiri di titik 1, rambu berdiri dititik a, dibaca benang atas, benang bawah,
benang tengah dan sudut miring .

Karena kemiringan alat sebesar sudut ,

maka bacaan benang yang seharusnya adalah ba = (ba bb) cos , jadi Dm =
(ba bb) cos . Untuk mendapatkan beda tinggi titik 1 dan titik a adalah:
Dari gambar dapat dilihat beda tinggi titik 1 dan titik a adalah h1a, karena
bacaan benang tengah (bt) setinggi alat (Ta), maka dari bentuk geometrisnya H1a
= Dm sin
Dimana Dm = 100 ( ba bb ) cos
h1a = 100 (ba bb) cos . sin
= .100 (ba bb) sin 2
= 100 (ba bb) sin 2

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-56

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Selain dari perhitungan beda tinggi, juga dapat dihitung jarak mendatarnya yaitu
Dd = Dm cos2 = 100 ( ba bb ) cos2. Tinggi titik detail, misalnya tinggi titik a =
Ha, maka Ha = H1 + H1a, dimana H1 = tinggi titik yang telah didapat dari titik
polygon yang telah dihitung tingginya.
5. Pengukuran Profil
Untuk mengetahui bentuk permukaan tanah asli penampang sungai maupun trase
saluran maka dilakukan pengukuran profil memanjang dan melintang. Pengukuran
profil dilakukan dengan metode waterpass, dengan jarak titik ukur (patok) rata-rata
50 meter. Sedangkan untuk rencana saluran drainase dilakukan di sepanjang trase
jalan desa mengikuti tapak pengukuran situasi.
Pengukuran profil melintang untuk saluran dan jalan dilakukan setiap jarak 50 m
(sesuai dengan patok profil memanjang). Pengukuran ini harus dilakukan pada
patokpatok yang dilalui oleh polygon (lihat Gambar 3).

As
a

2 3

67

Gambar 3. Titik pengukuran profil.

Keterangan :
P

Patok polygon

1,2,3,4,5,6,7,8
4,As,5

=
=

Saluran drainase
Jalan desa

As

As jalan desa

a, b dan c

Titik detail

Spesifikasi pengukuran profil sebagai berikut :


Pengukuran dilakukan di sepanjang rencana jalan dan trase saluran drainase pada
patok-patok profil yang telah dipasang;
Pengukuran profil melintang dilakukan setiap jarak 50 m;
Jarak titik disesuaikan dengan relief permukaan tanah setempat;

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-57

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pengukuran terikat terhadap titik poligon.

6.
Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat
Untuk mengetahui kondisi eksisting dari lokasi perencanaan, perlu dilakukan
pengukuran topografi yang meliputi situasi/posisi dan elevasi dari rencana dan
kondisiPerhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat.
Koordinat yang dihitung adalah koordinat kerangka dasar horisontal/titik-titik
poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Syarat Geometrik Sudut.
akhir - awal = - (n + 2) . 180 + f
akhir - awal = d sin + f x
akhir - awal = d cos + f y
Koreksi absis

d
.fx
d

Koreksi ordinat

d
.fy
d

dimana :
akhir =

azimut akhir.

awal

azimut awal.

jumlah sudut ukuran.

jumlah titik poligon.

salah penutup sudut.

xakhir
xawal
Yakhir
Yawal

=
=
=
=

absis akhir.
absis awal.
ordinat akhir.
ordinat awal.

jumlah jarak poligon.

azimut.

fx
fy

=
=

salah penutup absis.


salah penutup ordinat.

Koordinat definitif :
Hitungan Absis Definitif (x).
Xi

X(i-1) + Xi + k Xi

Xi

absis titik ke i.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-58

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

X(i-1)

absis titik ke titik sebelum i.

Xi

selisih absis.

Hitungan Ordinat Definitif (y).


Yi

Y(i-1) + Yi + k YI

k Xi
Yi
Y(i-1)

= koreksi absis.
ordinat titik ke i.
ordinat sebelum titik i.

=
=

Yi

selisih ordinat.

KYi

koreksi ordinat.

Perhitungan Ketinggian (Sipat datar)


Langkah langkah perhitungan ketinggian / elevasi adalah sebagai berikut :
Menghitung beda tinggi per seksi.
Beda tinggi stand satu = h1
Beda tinggi stand 2 = h2
Beda tinggi ukuran pergi = hpr = (D1+D2).
Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua tidak boleh melebihi
batas toleransi
yang diizinkan (10D) , D=dalam Km.
Jarak tiap slag , didapat dari jumlah jarak ke belakang ditambah jarak ke muka.
Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H).
H = h1 + h2 + .+ hn + SP = 0
SP
Menghitung tinggi : Hj = hi + hij +
. dij
D

7.
Penggambaran
berikut :

Peta Situasi
Hasil pengukuran geodesi, digambar dalam bentuk
gambar situasi dan profil, pada kertas ukuran A3 sesuai dengan standar
penggambaran. Gambar-gambar tersebut diplot dengan skala sebagai:
1 :
5000 atau 1 : 2000

Profil Memanjang

1 : 2000

Profil Melintang

1 : 100

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

atau 1 : 200

Hal E-59

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

C. Metodologi Pengendalian Lingkungan


Istilah lingkungan hidup berasal dari kata "Environment" (lingkungan sekitar),
yang oleh Michael Allaby diartikan sebagai "The physical, chemical, and biotic
condition surrounding an organism", sedangkan Emil Salim mengemukakan bahwa
secara umum lingkungan hidup dapat diartikan sebagai benda, kondisi dan
keadaannya, serta pengaruh yang terdapat pada ruang yang kita tempati dan
mempengaruhi makhluk hidup, termasuk kehidupan manusia.
Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dari berbagai dimensi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup
pada dasarnya terdiri atas 4 unsur, yaitu materi, energi, ruang dan kondisi/situasi
setempat, dengan uraian sebagai berikut :

Unsur Materi.
Materi adalah zat yang dapat berbentuk biotik (hewan, tumbuhan, manusia),
atau abiotik (tanah, air, udara, dsb). Kedua unsur tersebut mempunyai
hubungan timbal balik, dan saling pengaruh mempengaruhi secara ekologis.
Unsur ini mengalami proses siklinal yaitu proses yang berulang kembali
kepada keadaan semula, adapun dalam perjalanannya akan mengalami
perubahan bentuk. Misalnya tumbuh-tumbuhan, untuk dapat hidup
memerlukan energi dan mineral, kemudian melalui proses "rantai makanan",
tumbuhan ini dimakan oleh hewan konsumen Tk. I (Herbivora = pemakan
tumbuhan), yang selanjutnya menjadi mangsa dari hewan konsumen Tk. II
(Omnivora = pemakan segala).
Pada saatnya, tumbuhan dan hewan tersebut mengalami proses kematian,
dan jasadnya menjadi mangsa bakteri Saprodit (bakteri pembusuk) yang
menguraikan jasad tadi menjadi unsur basa (C, N, O, S, P dsb) yang
diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup.

Unsur Energi
Semua makhluk yang bergerak untuk dapat hidup memerlukan energi,
demikian pula untuk dapat berinteraksi diperlukan adanya energi.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-60

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Sumber energi yang berlimpah berasal dari cahaya matahari, energi ini dapat
menyebabkan pohon dan tumbuhan yang berdaun hidau akan dapat
melakukan proses photo sintesa untuk tumbuh menuju suatu proses
kehidupan. Demikian pula dengan biji-biji dapat tumbuh dan berkembang
karena adanya energi matahari ini.

Unsur Ruang
Ruang adalah tempat atau wadah di mana lingkungan hidup berada, suatu
ekosistem habitat tertentu akan berada pada suatu ruang tertentu, artinya
mempunyai batas-batas tertentu yang dapat dilihat secara fisik. Dengan
mengetahui ruang habitat suatu ekosistem maka pengelolaan lingkungan
dapat lebih mudah ditangani secara spesifik.

Unsur Kondisi/Situasi
Kondisi atau situasi tertentu dapat mempengaruhi lingkungan hidup, misalnya
karena desakan ekonomi masyarakat pada suatu daerah tertentu, maka
penduduk di wilayah tersebut terpaksa melakukan pembakaran hutan untuk
usaha pertanian, yang dapat menimbulkan ancaman erosi lahan.

Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1892 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok


Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian dijabarkan ke dalam Peraturan
Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
serta Pedoman-pedoman Umum Pelaksanaannya, maka aspek-aspek Lingkungan
Hidup yang terkait dengan pekerjaan konstruksi dapat dibedakan atas :

Komponen Fisik Kimia


1. Iklim seperti suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, keadaan angin,
intensitas radiasi matahari, serta pola iklim makro.
Uraian tentang iklim termasuk pula kualitas udara, pola penyebaran
pencemaran udara, serta tingkat kebisingan dan sumbernya.
2. Fisiografi, seperti topografi bentuk lahan, struktur geologi dan tanah, serta
keunikan dan kerawanan bentuk lahan secara geologis, termasuk
indikatornya.
3. Hidrologi, seperti karakteristik fisik sungai, danau, rawa, debit aliran,
kondisi fisik daerah resapan, tingkat erosi, tingkat penyediaan dan
pemanfaatan air, serta kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologisnya.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-61

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

4. Hidrooceanologi, atau pola hidrodinamika kelautan seperti pasang surut,


arus dan gelombang/ombak, morphologi pantai serta abrasi dan akresi
pantai.
5. Ruang, tanah dan lahan, seperti tata guna lahan yang ada, rencana
pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna tanah,
estetika bentang lahan, serta adanya konflik penggunaan lahan yang ada.

Komponen Biologi.
1. Flora, seperti peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami, jenis-jenis
vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang, serta adanya
keunikan dari vegetasi dan ekosistem yang ada.
2. Fauna, seperti kelimpahan dan keanekaragaman fauna, habitat,
penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya, serta satwa yang
habitatnya dilindungi undang-undang. Termasuk dalam fauna ini adalah
penyebaran dan populasi hewan, invertebrata yang mempunyai potensi
dan peranan sebagai bahan makanan, atau sumber hama dan penyakit.

Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya


1. Demografi seperti struktur kependudukan, tingkat kepadatan, angkatan
kerja, tingkat kelahiran dan kematian, serta pola perkembangan penduduk.
2. Sosial ekonomi, seperti kesempatan kerja dan berusaha, tingkat
pendapatan penduduk, prasarana dan sarana ekonomi, serta pola
pemilikan dan pemanfaatan sumber daya alam.
3. Sosial budaya, seperti pranata sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan, adat istiada dan pola kebiasaan, proses sosial,
akulturasi, asimilasi dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat,
pelapisan sosial dalam masyarakat, perubahan sosial yang terjadi serta
sikap dan persepsi masyarakat.
4. Komponen kesehatan masyarakat, seperti sanitasi lingkungan, jenis dan
jumlah fasilitas kesehatan, cakupan pelayanan paramedis, tingkat gizi dan
kecukupan pangan serta insidensi dan prevalensi penyakit yang terkait
dengan rencana kegiatan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-62

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Ekologi dan Ekosistem


Dalam lingkungan hidup dikenal adanya istilah ekologi dan ekosistem, yang
keduanya sangat terkait dengan masalah lingkungan hidup.
Ekologi berasal dari kata Yunani, oikos (= rumah tangga) dan logos (= ilmu),
dengan demikian ekologi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang rumah
tangga alami.
Menurut Otto Sumarwoto, ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dan lingkungan hidupnya, baik biotis maupun abiotis. Oleh
karena itu pada hakekatnya masalah lingkungan hidup adalah masalah ekologi.
Perbedaan utama antara disiplin lingkungan hidup dan disiplin ekologi terletak
pada penekanannya. Lingkungan hidup lebih menonjolkan peran manusianya,
sehingga faktor manusia lebih dominan, misalnya bagaimana aktivitas manusia
agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Sedangkan ekologi sebagai
cabang ilmu biologi mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya ditinjau dari disiplin biologi, misalnya bagaimana
terselenggaranya mata rantai makanan, sistem reproduksi atau karakteristik habitat
makhluk pada suatu ekosistem. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu
lingkungan hidup lebih bersifat ilmu aplikatif (applied science), yaitu menggunakan
pengetahuan ekologi untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia yang lebih
lestari.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang terjalin sangat erat antara makhluk
hidup dan lingkungannya dan membentuk suatu sistem.
Hubungan interaksi antar komponen pada suatu ekosistem, dapt berbentuk :
1. Interaksi simbiosa, di mana kedua belah pihak yang berhubungan tidak
dirugikan, misalnya tumbuhan polong-polongan (leguminosa) mengadakan
simbiosa dengan bakteri yang ada di akarnya, di mana bakteri mendapat zat
hidrat arang (C) dari tumbuhan sedangkan bakteri sendiri menghasilkan zat
lemas (N) yang berguna bagi tumbuhan.
2. Interaksi antagonistik, dapat berupa :
1. Antibiosa, yang dapat mematikan makhluk lain.
2. Eksploitasi, yang dapat mengkonsumsi makhluk lain.
3. Kompetisi, yang saling bersaing untuk mempertahankan eksistensinya
dalam upaya memperoleh sumber daya yang jumlahnya terbatas.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-63

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

3. Netralistik, tidak adanya interaksi antar komponen, misalnya antara makhluk


burung dengan anjing tidak terjadi interaksi, baik yang sifatnya simbiosa
maupun antagonistik.

Baku Mutu Lingkungan


Dalam pekerjaan konstruksi perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya perubahan
kualitas lingkungan akibat masuknya bahan pencemar yang ditimbulkan oleh
rencana kegiatan, yang pada umumnya terjadi pada komponen fisik kimia, namun
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan lain seperti biologi atau sosial ekonomi dan sosial budaya.
Untuk mengetahui apakah perubahan lingkungan tersebut mencapai toleransi mutu
lingkungan yang diperkenankan, dikenal adanya standar baku mutu lingkungan
yang ditetapkan secara nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup atau
tingkat Daerah oleh Gubernur.
Baku Mutu Air
Baku mutu air atau sumber air adalah batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau
bahan pencemar pada air, namun air tetap berfungsi sesuai peruntukannya.
Penentuan baku mutu air didasarkan atas daya dukung air pada sumber air, yang
disesuaikan dengan peruntukan air tersebut sebagai berikut :
1.
Golongan A, air yang dipakai sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan lebih dulu.
2.
Golongan B, air yang dapat dipakai sebagai air baku untuk diolah sebagai air
minum dan untuk keperluan rumah tangga.
3.
Golongan C, air yang dapat dipakai untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4.
Golongan D, air yang dapat dipakai untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air.
Selain baku mutu air, dikenal pula istilah baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar
yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang ke dalam air atau
sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
Penentuan baku mutu limbah cair ini ditetapkan dengan pertimbangan beban
maksimal yang dapat diterima air dan sumber air, dan dibedakan atas 4 golongan
baku mutu air limbah, yakni Golongan, I, II, III dan IV.
Besarnya kadar pencemaran yang diperbolehkan untuk setiap parameter kualitas
air dan air limbah dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu lingkungan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-64

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara LIngkungan Hidup seperti terlihat
pada lampiran.
Baku Mutu Udara
Baku mutu udara dibedakan atas dua hal, yaitu :
1. Baku mutu udara ambien, yaitu kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau benda hidup lainnya, yang
penentuannya dengan mempertimbangkan kondisi udara setempat.
2. Baku mutu udara emisi, yaitu batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan
pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, yang penentuannya
didasarkan sumber bergerak atau sumber tidak bergerak serta dibedakan
antara baku mutu berat, sedang dan ringan.
3. Besarnya kadar pencemaran yang dibolehkan untuk setiap parameter udara
dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu lingkungan yang diterbitkan
oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Integrasi Aspek Lingkungan Pada Kegiatan Konstruksi
Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai
dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Disesuaikan dengan jenis kegiatannya, AMDAL dapat dibedakan atas :
1. AMDAL Sektoral, biasanya disebut AMDAL, bila kegiatan terletak pada satu
lokasi tertentu dan melibatkan kewenangan satu instansi yang bertanggung
jawab.
2. AMDAL Kawasan, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan hamparan
ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instalasi yang bertanggung
jawab.
3. AMDAL Terpadu/Multi Sektor, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan
hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan lebih sari satu instalasi
yang bertanggung jawab.
4. AMDAL Regional, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan hamparan
ekosistem dan satu rencana pengembangan wilayah sesuai dengan RUTR dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instalasi yang bertanggung jawab.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-65

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Dokumen AMDAL tersebut di atas terdiri dari berbagai dokumen yang berturut-turut
sebagai berikut :
1. KA - ANDAL, yaitu ruang lingkup studi ANDAL yang merupakan hasil
pelingkupan atau proses pemusatan studi pada hal-hal penting yang berkaitan
dengan dampak penting.
2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), yaitu dokumen yang menelaah secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana atau kegiatan.
3. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung
upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan.
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung
upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting
akibat rencana kegiatan.
Suatu pekerjaan konstruksi terkadang dapat menimbulkan dampak penting, atau
perubahan lingkungan yang mendasar, yang penentuannya didasarkan oleh faktorfaktor sebagai berikut :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
2. Luas wilayah sebaran dampak.
3. Lamanya dampak berlangsung.
4. Intensitas dampak.
5. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak.
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Kriteria-kriteria atas besaran faktor-faktor yang menimbulkan dampak penting
tersebut dapat dilihat pada pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting yang
tercantum dalam Keputusan Kepala Bapedal No. 056 tahun 1994, dan perlu dikaji
secara mendalam dalam laporan ANDAL.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berpotensi mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan seperti tersebut diatas antara lain :
1. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Exploitasi sumber daya alam yang terbaharui maupun yang tak terbaharui.
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-66

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan


konservasi sumber daya alam dan atau perlindunan cagar budaya.
5. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,jenis hewan dan jasad renik.
6. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
7. Penerapan terknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
mempengaruhi lingkungan.
8. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan mempengaruhi pertahanan
negara.
Penentuan apakah kegiatan ini menimbulkan dampak penting sehingga perlu
melaksanakan AMDAL, ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup setelah
mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat instansi yang bertanggung
jawab atas kegiatan tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak menimbulkan dampak penting dan
atau secara teknologi dampak penting yang timbul dapat dikelola, maka kegiatan
tersebut tidak diwajibkan menyusun ANDAL, namun diharuskan melakukan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan, dalam rangka
mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kedudukan AMDAL
dalam proses pengembangan konstruksi
Kedudukan AMDAL dalam proses pengembangan kegiatan konstruksi
Proses pengembangan kegiatan konstruksi pada umumnya meliputi tahapantahapan perencanaan umum, studi kelayakan termasuk pra-studi kelayakan,
perencanaan teknis, konstruksi dan tahapan pasca konstruksi yang mencakup
operasi, pemeliharaan serta pemanfaatannya.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan AMDAL merupakan bagian dari
proses dari setiap tahapan pengembangan kegiatan konstruksi tersebut di atas.
Penyaringan AMDAL pada tahap Perencanaan Umum
Perencanaan umum merupakan awal dari suatu gagasan atau ide untuk memenuhi
suatu kebutuhan atau permintaan masyarakat, dapat berupa rencana jangka
panjang, rencana jangka menengah dan jangka pendek, yang secara terus
menerus menghasilkan rencana dan progaram untuk diimplementasikan.
Pada tahap ini dilakukan penyaringan AMDAL untuk mengetahui secara umum
apakah kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan perubahan yang mendasar
terhadap lingkungan, sehingga harus melaksanakan AMDAL, ataukah tidak
menimbulkan dampak yang berarti sehingga cukup melaksanakan UKL dan UPL.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-67

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Besarnya perubahan lingkungan yang timbul tesebut sangat dipengaruhi oleh :

Volume dan besaran rencana kegiatan.

Lokasi proyek dan kondisi lingkungannya.

Fungsi dan peruntukan lahan di sekitar lokasi proyek.

Pelingkupan dan KA-ANDAL pada tahap pra studi kelayakan


Pra studi kelayakan merupakan bagian dari studi kelayakan, dilakukan untuk
menganalisis apakah kegiatan konstruksi yang diusulkan tersebut dapat
dipertanggung jawabkan baik dari segi teknis, ekonomi maupun lingkungan.
Kegiatan AMDAL berupa pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang timbul
dari rencana proyek yang diusulkan. Pelingkupan ini merupakan proses penting
dalam penyusunan KA-ANDAL (Kerangka Acuan ANDAL), karena melalui proses
ini dapat ditentukan:

Dampak penting hipotesis yang relevan untuk dibahas dalam ANDAL.

Batas wilayah studi ANDAL.


KA-ANDAL sebagai penjabaran lebih lanjut dari pelingkupan diatas merupakan
ruang lingkup studi ANDAL yang dipakai sebagai acuan untuk menyusun studi
ANDAL.
Untuk itu KA-ANDAL minimal harus mencakup :

Informasi rencana proyek dan kondisi lingkungannya.

Lingkup tugas studi termasuk metode studi.

Kebutuhan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaannya.


Studi ANDAL pada tahap Studi Kelayakan
Sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan studi
kelayakan harus mencakup aspek-aspek teknis, ekonomis dan lingkungan, akan
menghasilkan suatu dokumen bagi para pengambil keputusan apakah kegiatan
konstruksi tersebut layak untuk dilaksanakan. Studi ANDAL yang dilakukan pada
tahap ini merupakan penelaahan dampak penting yang timbul akibat rencana
kegiatan konstruksi secara cermat dan mendalam, dan hasilnya merupakan acuan
untuk merumuskan penanganan dampak yang timbul tersebut dalam bentuk
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL).

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-68

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Studi ini juga merupakan dokumen yang penting, karena dipakai oleh para
pengambil keputusan apakah kegiatan konstruksi tersebut layak ditinjau dari segi
lingkungan, sehingga dapat diimplementasikan.
Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan gambar-gambar teknis,
syarat dan spesifikasi teknis, sehingga dapat menggambarkan produk yang akan
dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam studi kelayakan.
Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang berwawasan lingkungan, maka
perumusan RKL dan RPL harus dijabarkan dalam gambar-gambar teknis dan
spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam dokumen kontrak,
sehingga mengikat pelaksana kegiatan konstruksi.
Pelaksanaan RKL dan RPL
1. Pada tahap pra konstruksi
Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan
penduduk harus didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang
lokasi, luas, jenis peruntukan serta kondisi penduduk yang memiliki atau
menempati tanah yang dibebaskan tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam
RKL dan RPL harus dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pembebasan tanah tersebut.
2.

Pada tahap konstruksi.


Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai
dengan gambar dan syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam
kegiatan perencanaan teknis.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada tahap ini meliputi
penerapan:
1. Metode konstruksi, spesifikasi serta persyaratan kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang terkait dengan penanganan dampak penting.
2. Penerapan Standard Operation Procedure yang mengacu pada dampak
lingkungan.
3. Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan tindak
lanjutnya.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-69

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Sedangkan penerapan RPL pada tahap ini mencakup :


1. Pemantauan pelaksanaan konstruksi agar sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang telah mengikuti kaidah lingkungan.
2. Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
3. Penilaian hasil pelaksanaan pengelolahan lingkungan dan pemantauan
lingkungan untuk masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan RKL dan
RPL.
3.

Pada tahap kPasca Konstruksi.


Evaluasi pasca konstruksi ditujukan : untuk menilai dan pengupayakan
peningkatan daya guna dan hasil guna dari prasarana yang telah dibangun dan
dioperasikan.
Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk
memantapkan Standard Operation Procedure dengan mengacu pada
pengalaman yang didapat di lapangan selama kegiatan konstruksi
berlangsung.

Proses Penyusunan dan Pelaksanaan AMDAL


Penyusunan AMDAL untuk kegiatan konstruksi fisik yang diperkirakan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, memerlukan data dan
informasi mengenai berbagai komponen kegiatan konstruksi yang berpotensi
menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan di sekitar lokasi
kegiatan yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan.
Penelaahan terhadap data dan informasi tersebut menjadi sangat penting karena
ketepatan dan ketelitian Analisis Dampak Lingkungan sepenuhnya tergantung
pada kelengkapan dan kedalaman data dan informasi yang diperoleh.
Dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat diperkirakan dan dievaluasi
jenis, besaran atau intensitas serta tingkat pentingnya dampak yang terjadi.
Intensitas dampak dapat diperkirakan atau dihitung besarnya dengan memakai
berbagai metode yang sesuai untuk komponen lingkungan tertentu, seperti metode
statistik, matematik, metode survai, experimental, analogi ataupun profesional
judgement. Sedangkan tingkat pentingnya dampak dapat mengacu pada Pedoman
Penentuan Dampak Penting yang ditetapkan oleh Kepala Bapedal No. 056 Tahun
1994, di mana tingkat pentingnya dampak ditentukan oleh faktor-faktor :
1. Jumlah penduduk yang akan terkena dampak.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-70

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2. Luas wilayah sebaran dampak.


3. Lamanya dampak berlangsung.
4. Intensitas dampak.
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak.
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis
dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan upaya
penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar kerja
dan syarat-syarat pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk
pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca
konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tesebut dilakukan
penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil pemantauan lingkungan ini
dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, serta dapat dikapai sebagai acuan bagi upaya pengembangan,
penyempurnaan atau pemantapan dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.
Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi
Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap
dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi yang
tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain :
1. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya
dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini kemungkinan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-71

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

timbulnya dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan


sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL
secara baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien sesuai
potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak
yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan
teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau
pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya,
dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang
timbul.
3. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan
kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan
yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain
yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan. Perangkat insentif ini
dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas
buangan limbah, iuran pemakaian air, proses perizinan dan sebagainya.
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengelolaan lingkungan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan
pendekatan teknologi, yang kemudian harus dapat dipadukan dengan pendekatan
ekonomi, serta pendekatan institusional sebagai berikut :
Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengelolaan
lingkungan, seperti :
1. Melakukan kerusakan lingkungan, antara lain dengan :
1. Melakukan reklamasi lahan yang rusak.
2. Memperkecil erosi dengan sistem terasering dan penghijauan.
3. Penanaman pohon-pohon kembali pada lokasi bebas quary dan tanah
kosong.
4. Tata cara pelaksana konstruksi yang tepat.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-72

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2. Menanggulangi menurunnya potensi sumber daya alam, antara lain dengan :


1. Mencegah menurunnya kualitas/kesuburan tanah, kualitas air dan udara.
2. Mencegah rusaknya kondisi flora yang menjadi habitat fauna.
3. Meningkatkan diversifikasi penggunaan bahan material bangunan.
3. Menanggulangi limbah dan pencemaran lingkungan, antara lain dengan :
1. Mendaur ulang limbah, hingga dapat memperkecil volume limbah.
2. Mengencerkan kadar limbah, baik secara alamiah maupun secara
engineering.
3. Menyempurnakan design peralatan/mesin dan prosesnya, sehingga kadar
pencemar yang dihasilkan berkurang.
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara
lain:
1. Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk
pengelolaan lingkungan.
2. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang
terkena dampak.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan tenaga kerja.
4. Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.
Pendekatan Institusional /Kelembagaan
Pendekatan institusional yang dipakai dalam pengelolaan lingkungan, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait, dan
masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan.
2. Melengkapi peraturan, dan ketentuan serta persyaratan pengelolaan
lingkungan termasuk sanksi-sanksinya.
3. Penerapan teknologi yang dapat didukung oleh institusi yang ada.
Mekanisme pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan tersebut menjadi tugas dan tanggung
jawab pemrakarsa/pengelola kegiatan, dilaksanakan selama pelaksanaan dampak
negatif, maupun pengembangan dampak positif.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-73

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Kegiatan pengelolan lingkungan terkait dengan berbagai instansi, dan masyarakat


setempat, sehingga perlu dijabarkan keterkaitan antar instansi dalam
melaksanakan pengelolaan lingkungan tersebut.
Penentuan instansi terkait, disesuaikan dengan fungsi, wewenang dan bidang
tugas serta tanggung jawab instansi tersebut.
Mengingat bahwa pengelolaan lingkungan harus dilakukan selama proyek
berlangsung, maka perlu ditetapkan unit kerja yang bertanggunga jawab
melaksanakan pengelolaan lingkungan, serta tata cara kerjanya. Unit kerja
tersebut dapat berupa pembentukan unit baru atau pengembangan dari unit kerja
yang sudah ada. Pemrakarsa/pengelola kegiatan harus mengambil inisiatif dalam
melakukan pengelolaan lingkungan, sedangkan instansi terkait diarahkan untuk
menyempurnakan dan memantapkannya.
Pembiayaan merupakan faktor yang penting atas terlaksananya pengelolaan
lingkungan, untuk itu sumber dan besarnya biaya harus dijabarkan dalam RKL.
Pada prinsipnya pemrakarsa/pengelola kegiatan harus bertanggung jawab atas
penyediaan dana untuk pengelolaan lingkungan yang diperlukan.
Komponen Pekerjaan Konstruksi Yang Menimbulkan Dampak
Komponen pekerjaan konstruksi dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup, sangat dipengaruhi oleh jenis besaran dan volume pekerjaan tersebut serta
kondisi lingkungan yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Pada umumnya komponen pekerjaan konstruksi yang dapat menimbulkan dampak
antara lain :

Persiapan Pelaksanaan Konstruksi


1. Mobilitas peralatan berat, terutama untuk jenis kegiatan konstruksi yang
memerlukan banyak alat-alat berat, dan terletak atau melintas areal
permukiman, serta kondisi prasarana jalan yang kurang memadai.
2. Pembuatan dan pengoperasian bengkel, base-camp dan barak kerja yang
besar dan terletak di areal pemukiman.
3. Pembukaan dan pembersihan lahan untuk lokasi kegiatan yang cukup luas
dan dekat areal pemukiman.

Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi


1. Pengelolaan quarry oleh proyek

yang

mencakup

pekerjaan

peledakan/penggalian di daratan atau penggalian di badan sungai

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-74

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2. Pembangunan dan pengoperasianj base camp, crushing plant, AMP dan


Batching Plant.
3.
4.
5.
6.
7.

Pekerjaan tanah, mencakup penggalian dan penimbunan tanah.


Pembuatan pondasi, terutama pondasi tiang pancang.
Pekerjaan struktur bangunan, berupa beton, baja dan kayu.
Pekerjaan jalan dan pekerjaan jembatan.
Pekerjaan pengairan seperti saluran dan tanggul irigasi/banjir, sudetan
sungai, bendung serta bendungan

Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar lokasi kegiatan,


kegiatan konstruksi tersebut di atas akan dapat menimbulkan dampak
terhadap komponen fisik kimia dan bahkan bila tidak ditanggulangi dengan
baik akan dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap komponen
lingkungan lain seperti komponen biologi maupun komponen sosial ekonomi
dan sosial budaya.
Dampak Yang Timbul Pada Pekerjaan Konstruksi Dan upaya
Penanganannya
Pada suatu pekerjaan konstruksi perlu dipertimbangkan adanya dampakdampak yang timbul akibat pekerjaan tersebut serta upaya untuk
menanganinya.
Disesuaikan dengan jenis dan besaran pekerjaan konstruksi serta kondisi
lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, penentuan jenis dampak lingkungan yang
cermat dan teliti, atau melakukan analisis secara sederhana dengan memakai
data sekunder.
Berdasarkan pengalaman selama ini berbagai dampak lingkungan yang dapat
timbul pada pekerjaan konstruksi dan perlu diperhatikan cara penanganannya
adalah sebagai berikut :
Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu
Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan
konstruksi seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah,
pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya
tiang pancang, pekerjaan badan jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan
struktur bangunan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-75

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu
udara atau adanya tanggapan dan keluhan masyarakat akan timbulnya
dampak tersebut.
Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak
itu sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak seperti
:
1. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi
setempat, seperti penempatan base-camp yang jauh dari lokasi
pemukiman, pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada
siang hari.
2. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan,
seperti memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar permukiman.
3. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak
menimbulkan debu.
Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air
Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan
permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya
longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem drainase yang ada, serta
mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan.
Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat
dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak
merusak atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
2. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
3. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.
Pencemaran kualitas air
Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi
tanah atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan
limbah ke badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan
serta hasil analisis kegiatan air/mutu air serta adanya keluhan masyarakat.
Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :
1. Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan
dialirkan ke badan air.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-76

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2. Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.


3. Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.
Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material
bangunan yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah yang berada disekitar prasarana dan utilitas umum
tersebut.
Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas
umum yang dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta
keluhan masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
1. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang
rusak.
2. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan
ketempat yang aman.
Gangguan Lalu Lintas
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material
bangunan serta pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar/berada di tepi
prasarana jalan umum, yang lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan
konstruksi.
Indikator dampak dapat dilihat dari adanya kemacetan lalulintas di sekitar
lokasi kegiatan dan tanggapan negatif dari masyarakat disekitarnya.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik dengan memberi prioritas
pada kelancaran arus lalulintas.
2. Pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat
tidak jam sibuk.
3. Pembuatan rambu lalulintas dan pengaturan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan.
4. Menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-77

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Berkurangnya keaneka-ragaman flora dan fauna


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi biologi
yang masih alami, seperti hutan.
Indikator dampal dapat dilihat dari jenis dan jumlah tanaman yang ditebang,
khususnya jenis-jenis tanaman langka dan dilindungi serta adanya reaksi
masyarakat.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai.
2. Penanaman kembali jenis-jenis pohon yang ditebang di sekitar lokasi
kegiatan.
Selain dampak primer tersebut diatas masih dampak-dampak sekunder akibat
pekerjaan konstruksi yang perlu mendapat perhatian bagi pelaksana
konstruksi, seperti :
1. Terjadinya interaksi sosial (positif/negatif) antara penduduk setempat
dengan para pekerja pendatang dari luar daerah.
2. Dapat meningkatkan peluang kerja dan kesempatan berusaha pada
masyarakat setempat, serta meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.

Pengaturan Lalu Lintas di Lingkungan Kegiatan Konstruksi


Sebagaimana diatur dalam spesifikasi pekerjaan jalan, pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di jalan yang ada, seperti pekerjaan pemeliharaan jalan,
peningkatan jalan atau penggantian jembatan, walaupun diharuskan untuk
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas yang ada, namun gangguan terhadap
kelancaran lalu lintas tersebut sering tidak dapat dihindarkan sepenuhnya.
Walaupun tak terhindarkan, namun upaya-upaya memperkecil gangguan
tersebut harus dilakukan oleh pelaksana proyek dengan cara pengaturan lalu
lintas sedemikian rupa sehingga kelancaran dan keamanan lalu lintas tetap
terkendali.
Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu
lintas serta keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk masuk
ke jalan yang ada tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat,
lentera, kerucut lalu lintas, tiang penghalang, barikade dan rambu-rambu
sementara (berupa rambu perintah arah, rambu peringatan adanya pekerjaan,
tanda jalan menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan) yang akan menjadi
petunjuk bagi pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk membuat jalan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-78

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

atau jembatan sementara (khusus apabila harus menutup seluruh lajur jalan
atau menutup jembatan yang ada).
Dalam hal tertentu pengaturan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengalihan
lalu lintas ke jalan darurat.
Selain terhadap keamanan pengguna jalan, perhatian terhadap pekerja
pengatur lalu lintas juga harus diberikan secara memadai dengan pemberian
pakaian dan peralatan keamanan yang memenuhi aspek keamanan.
Pengaturan lalu lintas juga diperlukan pada pelaksanaan penanganan
halangan-halangan yang terjadi pada jalur lalu lintas yang mengganggu atau
menutup lalu lintas seperti pohon tumbang, longsoran tanah, atau badan jalan
terban.
Pada proyek-proyek penanganan jalan yang padat lalu lintasnya terutama
pada jalan-jalan perkotaan, pengaturan lalu lintas ini harus diperhitungkan
dengan cermat sehingga hambatan terhadap kelancaran lalu lintas dapat
ditekan sekecil mungkin. Hal tersebut harus dilakukan dengan perencanaan
yang matang dengan mempertimbangkan volume dan kepadatan lalu lintas
pada jam sibuk. Apabila diperlukan termasuk penyediaan lajur pengganti
sesuai lebar dan jumlah lajur yang ditutup dengan kondisi permukaan jalan
yang sama dengan kondisi permukaan yang digantikannya.
Perlindungan pekerjaan Terhadap Kerusakan Oleh Lalu Lintas
Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut terlindung dari kerusakan oleh lalu lintas umum maupun
oleh konstruksi.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengaturan lalu lintas pada saat
cuaca buruk (misalnya hujan, badai, angin ribut dls.), pada saat lalu lintas
padat dan pada saat pelaksanaan pekerjaan yang mudah rusak (seperti
pengaspalan dan pengecoran beton semen)
Jalan Alih Darurat (Detour)
Jalan alih darurat yang diperlukan harus memenuhi keperluan lalu lintas yang
ada, terutama berkaitan dengan keselamatan dan kekuatan struktur jalan.
Pengoperasian untuk lalu lintas baru dapat dilakukan apabila alinyemen,
konstruksi, darinase, dan pemasangan rambu lalu lintas telah memenuhi
ketentuan keamanan dan kelancaran lalu lintas serta keselamatan dan
keamanan konstruksi jalan. Selama pengoperasiannya, konstruksi, drainase
dan rambu lalu lintas harus tetap dipelihara sehingga tetap berfungsi.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-79

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Peralatan sebagai tanda pengaturan rambu-rambu lalu lintas


Semua jenis peralatan yang digunakan sebagai tanda pengaturan terutama
rambu-rambu lalu lintas harus memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan lalu lintas. Pengawas lapangan wajib memastikan bahwa semua
pekerja telah mengetahui fungsi masing-masing peralatan maupun ramburambu yang akan dipasang dan cara penggunaannya dalam rangka menjaga
keamanan pengendara kendaraan dan petugas.
Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang Penghalang, Barikade
(Penghalang) dan Lampu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas merupakan alat atau tanda untuk memberikan petunjuk atau
pesan lepada pengguna jalan. Rambu harus tetap dapat berfungsi pada
kondisi cuaca gelap atau pada malam hari (misalnya dengan memasasang
reflektor).
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:
1. Rambu perintah arah;
2. Rambu peringatan adanya pekerjaan;
3. Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
4. Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.
Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah kerja
terhadap gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu dengan
warna yang mencolok (jingga).
Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang
jingga dan bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk tidak
dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan
dan mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1. Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2. Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Bendera dan Petugas Bendera
Bendera digunakan sebagai tanda agar pengemudi berhati-hati karena adanya
pekerjaan dan mengurangi kecepatan kendaraannya. Tugas utama petugas
bendera adalah mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas sehingga baik

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-80

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

keamanan dan kelancaran lalu lintas maupun keamanan pelaksanaan


konstruksi tidak terganggu.
Petugas bendera harus dilengkapi dengan:
1. Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti utnuk
kondisi darurat;
2. Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan
cahaya (flourescent);
3. Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera harus ditugaskan pada saat lalu lintas sangat padat, jurusan
khusus diperlukan atau pengaturan lalu lintas secara khusus diperlukan, ketika
peralatan atau kendaraan sedang bekerja pada bagian jalan atau sudut kiri
jalan, ketika peralatan atau kendaraan proyek masuk kedalam lajur jalan dari
posisi tidak terlihat pengguna jalan, atau ketika rambu jalan tidak cukup
memberikan peringatan adanya pelaksanaan pekerjaan.
Petugas bendera harus mengetahui dan memahami prosedur pengamanan
dan pengaturan lau lintas tanpa membahayakan dirinya maupun lalu lintas
yang diaturnya.
Beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan tugas petugas bendera antara
lain:
1. Petugas bendera dilarang beragumentasi dengan pengemudi atau
penumpang kendaraan. Perintah yang diperlukan dilakukan dengan katakata yang sesedikit mungkin.
2. Petugas bendera berdiri di luar lajur yang dipakai lalu lintas yang akan
mendekati daerah kerja.
3. Ketika memberi tanda untuk berhenti, melambatkan kendaraan atau
meneruskan lewat, petugas bendera harus menghadap kearah datangnya
kendaraan.
Penempatan Rambu dan Tanda-tanda lalu Lintas
Penempatan rambu dan tanda-tanda lalu lintas yang tidak tepat akan berakibat
merugikan atau malah membahayakan lalu lintas maupun pekerjaan
penanganan jalan sendiri. Tugas pengawas pelaksanaan pekerjaan adalah
untuk memastikan semua rambu dan tanda lalu lintas dalam rangka
pengaturan lalu lintas telah dipasanga secara tepat sesuai maksud pengaturan
itu sendiri.
Penempatan rambu dan peralatan lain dalam rangka pengaturan lalu lintas
adalah sebagai berikut:

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-81

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

1. Rambu lalu lintas ditempatkan sepanjang daerah pengaruh kerja.


2. Bendera ditempatkan mendekati daerah kerja.
3. Kerucut lalu lintas atau tiang penghalang ditempatkan pada batas daerah
kerja yang cukup aman.
4. Lampu isyarat ditempatkan pada awal dan akhir daerah pengaruh kerja,
pada awal dan akhir daerah kerja.
5. Lampu pengatur lalu lintas ditempatkan pada awal dan akhir daerah kerja.
6. Barikade diletakkan pada awal daerah kerja.
Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan
kelancaran lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan penduduk
sekitarnya tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1. Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.
2. Tentukan waktu pelaksanaan yabg baik (siang atau malam) agar sesedikit
mungkin mengganggu lalu lintas.
3. Tentukan lokasi lalu lintas.
4. Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu
lintas dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman
pelaksanaan pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai
pedoman yang ditentukan serta pengawasan oleh pengawas pel;aksanaan
secara menerus.
5. Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas
pada tempat-tempat yang ditentukan.
6. Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas
gangguan bahan konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat
mengganggu atau membahayakan lalu lintas.
7. Pekerjaan harus tetap dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parkir
kendaran yang tidak mendapatkan izin atau sebagai tempat pedagang kaki
lima.
Singkirkan alat pengatur lalu lintas dari daerah kerja setelah pekerjaan selesai.

D. Metodologi Pengendalian & Penetrapan K3


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi terutama untuk
pengendalian & Penetrapan K3 a pada kegiatan Review Desain dan
Pengawasan Pelaksanaan Restorasi Sungai Cikapundung ini adalah :

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-82

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Manusia
Manusia merupakan unsur yang paling penting dan paling menentukan dalam
keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak contoh yang membuktikan bahwa
terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan manusia
dibandingkan dengan diakibatkan oleh faktor di luar manusia seperti peralatan
maupun alam.
Beberapa persyaratan yang wajib dipunyai pelaku kegiatan pekerjaan konstruksi
agar terjamin keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik seperti:

Terampil dalam menjalankan pekerjaannya;

Sehat jasmani dan rohani;

Tekun;

Disiplin;

Mematuhi ketentuan peraturan keseslamtan kerja;

Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai bidang tugasnya; dan

Berkonsentrasi terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan.


Peralatan / Mesin
Di samping manusia, maka peralatan/mesin juga perlu mendapatkan perhatian
dalam pengoperasiannny agar terhindar kecelakaan kerja yang tidak diharapkan.
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan peraltan tersebut antara
lain:

Peralatan harus dalam kondisi baik dan benar-benar siap untuk dioperasikan;

Peralatan tidak ditemukan kepincangan-kepincangan maupun kerusakankerusakan yang dapat menyebabkan terganggunya operasi peralatan maupun
cacatnya hasil pengoperasiannya; dan

Khusus untuk pekerjaan yang tidak boleh terhenti produksinya dalam rangka
menjaga mutu hasil pekerjaan, peralatan harus dapat beroperasi secara
menerus tanpa berhenti (misalnya tersedianya bahan bakar yang cukup).
Lingkungan / Tempat Kerja
Yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah suatu areal atau tempat kerja dan
sekelilingnya beserta segala fasilitas yang mendukung proses bekerja.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan lingkungan/tempat kerja
dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:

Syarat-Syarat Umum Tempat Kerja


o Terhindar dari kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-83

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Terhindar dari kemungkinan bahaya keracunan, penularan penyakit yang


disebabkan oleh proses jalannya pekerjaan.
o Kebersihan dan ketertiban lingkungan terjaga
o Mempunyai penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk
melakukan pekerjaan.
o Mempunyai suhu yang baik dan ventilasi yang cukup sehingga peredaran
udara cukup baik.
o Terhindar dari gangguan debu, gas, uap dan bau-bauan yang tidak
mengenakkan.
Syarat-Syarat Umum Lingkungan Sekitar Tempat Kerja
o
Halaman harus bersih, teratur, dan tidak becek serta cukup luas untuk
kemungkinan perluasan.
o
Jalan halaman tidak berdebu.
o
Aliran air dalam saluran air cukup lancar sehingga terjaga kebersihannya
dan tidak ada genangan air.
o
Sampah dikelola dengan baik tanpa adanya tumpukan sampah ditempat
kerja yang mengganggu kebersihan dan kesehatan.
o
Tempat buangan/tumpukan sampah dijaga untuk tidak menimbulkan
sarang lalat atau binatang serangga lainnya.
o
Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus
dipasang sesuai dengan standar dan pedoman teknis.
o
Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan izin
masuk.
Syarat-Syarat Umum Ruang Tempat Kerja
o
Konstruksi bangunan gedung harus kuat dan cukup aman dari bahaya
kebakaran.
o
Tangga harus cukup kuat, aman dan tidak licin.
o
Kebersihan ruangan termasuk dinding, lantai dan atap harus selalu dijaga.
o

Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Pekerjaan Konstruksi


Di dalam pelaksanaan keamanan kerja konstruksi banyak pihak terlibat terutama
pihak kontraktor yang secara langsung paling bertanggung jawab dalam
pelaksanaan konstruksi sekaligus paling menerima risikonya. Berkaitan dengan
pelaksanaan keamanan kerja konstruksi, kontraktor adalah pihak yang secara
langsung dan lengkap terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian. Pihak konsultan pengawas pekerjaan konstruksi mempunyai

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-84

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

kewajiban melakukan pengawasan terhadap semua langkah dan penerapan


keamanan kerja konstruksi telah dilakukan.
Faktor-faktor yang sering mengakibatkan kecelakaan pada proyek konstruksi
antara lain adalah:

Pelaku-pelaku konstruksi

Material konstruksi

Peralatan konstruksi

Metode konstruksi

Desain struktur
Pelaku-pelaku Konstruksi
Dalam konsep rekayasa keamanan kerja, faktor manusia merupakan aspek paling
penting. Meninggalnya atau cacatnya manusia merupakan indikasi terpenting
dalam kriteria kecelakaan. Penghargaan zero accident dapat diartikan tidak adanya
korban manusia.
Namun dari banyak kejadian kecelakaan kerja konstruksi, ternyata kesalahan
manusia merupakan penyebab terbesar dari kejadian kecelakaan kerja konstruksi.
Peran manusia merupakan faktor paling penting dalam menghindari kemungkinan
kecelakaan kerja konstruksi.
Kondisi kesehatan lahir dan batin serta kemampuan untuk melaksanakan tugastugasnya dalam segala situasi dan kondisi merupakan aspek penting yang dituntut
oleh lapangan.
Di samping itu, penggunaan peralatan keamanan kerja sesuai dengan risiko yang
mungkin dihadapi oleh yang bersangkutan merupakan hal yang harus dilakukan
dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan.
Material Konstruksi
Dalam rangka menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja konstruksi,
penggunaan bahan konstruksi yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknik serta
pemasangan sesuai dengan metode yang ditetapkan merupakan hal yang tidak
dapat dihindarkan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-85

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Peralatan Konstruksi
Semua peralatan yang menggunakan ukuran berat, volume, temperatur dan lainlain harus memiliki kalibrasi yang masih berlaku dan harus selalu diperbarui apbila
telah kadaluwarsa sebelum peraltan tersebut digunakan.
Alat berat, terutama alat angkat, harus memiliki sertifikat layak pakai yang masih
berlaku.
Metode Konstruksi
Metode konstruksi memiliki peran yang besar dalam proses konstruksi. Oleh
karena itu, pemilihan metode konstruksi yang akan diterapkan harus benar-benar
dapat dilaksanakan dengan aman.
Setiap metode yang ditetapkan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Secara teknis aman.

Peralatan yang dipakai adalah sesuai dan cukup aman.

Pelaku-pelakunya sudah biasa melaksanakan.

Sudah mempertimbangkan aspek keamanan.


Desain Struktur
Perencana dalam melakukan perencanaan desin struktur di samping telah
memperhitungkan keamanan konstruksinya yang merupakan persyaratan pokok
dari suatu desain struktur, tentunya juga harus telah mempertimbangkan
keamanan kerja konstruksinya pada saat dilaksnakannya. Namun demikian,
strukktur yang telah disiapkan perencana masih perlu diperhatikan oleh pihak
pelaksana terutama berkaitan dengan keamanan pada saat pelaksanaannya. Hal
itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan pada saat
pelaksanaan konstruksinya.

Pertolongan Pertama pada Kecelakan (PPPK)


Pengertian PPPK
Yang dimaksud dengan PPPK adalah upaya pemberian pertolongan permulaan
yang diperlukan sebelum penderita dibawa ke tempat yang mempunyai sarana
kesehatan yang memadai , seperti rumah sakit.
Perolongan permulaan ini memegang peranan penting dalam penyelamatan jiwa
penderita, karena kesalahan dalam penanganan awal ini akan menyebabkan
semakin parahnya konsisi korban atau malah menimbulkan kematian penderita.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-86

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Tujuan PPPK
Maksud dan tujuan PPPK adalah:

Mencegah kematian.

Mencegah bahaya cacat.

Mencegah infeksi.

Meringankan rasa sakit.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PPPK
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan PPPK adalah:

Sistem PPPK telah memenuhi standar dan pedoman yang berlaku.

Petugas PPPK telah ditunjuk dan dilatih sesuai peraturan perundangundangan.

Sistem PPPK dilakukan pemeriksaan secara berkala.


Kesiapan menangani keadaan darurat
Kesiapan menangani keadaan darurat meliputi hal-hal sebagai berikut:

Identifikasi semua keadaan darurat yang potensial, baik di dalam atau di luar
lokasi kerja.

Prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan dan disosialisikan kepada


seluruh pekerja.

Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas
yang kompeten.

Semua tenaga kerja telah mendapat instruksi dan pelatihan mengenai


prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.

Pelatihan khusus kepada petugas penaganan darurat.

Istruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat ditempatkan di


tempat-tempat yang strategis dan mencolok serta telah diperhatikan dan
diketahui oleh seluruh tenaga kerja.

Alat dan sistem keadaan darurat diperiks, diuji dan dipelihara secara berkala.

Kesesuaian,penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan


darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.
Pengawasan

Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan


dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-87

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat
risiko tugas.
Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya
pengendalian.
Pengawas didikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
pengurus.

Pemeriksaan Bahaya
Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja
yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya.
Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang
diperiksa.
Daftar simak (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
inspeksi.
Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan Panitia Pembina K3.
Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya
Pemantauan Lingkungan Kerja

Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya dicatat


dan dipelihara.

Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan
psikologis.
Peralatan, Pemeriksaan, Pengukuran dan Pengujian

Terdapat sistem yang terdokumentasi mengenai identifikasi, kalibrasi,


pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas yang berkompeten.


Pemantauan Kesehatan

Kesehatan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang mengandung


bahaya harus dipantau.

Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan


perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan
ini.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-88

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai


peraturan perundangan yang ebrlaku.
Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan perturan
perundangan yang berlaku.

Pencatatan dan Pelaporan


Catatan K3

Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,


mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan keselamatan dan
kesehatan kerja.

Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan


dipelihara pada tempat yang mudah didapat.

Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan


catatan.

Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.

Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan


dipelihara.
Data dan Laporan K3

Data keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaru dikumpulkan dan


dianalisa.

Laporan rutin kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dan


disebarluaskan di dalam perusahaan.
Pelaporan Keadaan Darurat

Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya, personil perlu diberitahu


mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pelaporan Kecelakaan Kerja

Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan


dan penyakit akibat kerja serta kecelakaan di tempat kerja dilaporkan.

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana ditetapkan oleh


peraturan perundangan yang berlaku.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-89

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Penyelidikan Kecelakaan Kerja

Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat


kerja yang dilaporkan.

Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau


ahli K3 yang telah dilatih.

Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha


perbaikan.

Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan


tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan penyelidikan.

Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja di tempat terjadinya


kecelakaan.

Efektivitas tindakan perbaikan dipantau.


Penanganan Masalah

Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan


kerja yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur penanganan masalah


keselamatan dan kesehatan kerja dan menerima informasi kemajuan
penyelesaian.
E. Metodologi Pengendalian Pekerjaan Administrasi
Pengawasan administrasi yang merupakan bagian intergral dari keseluruhan
lavanan Konsultan Supervisi memuat mengenai proses-proses pekerjaan
seperti : tindakan yang berkaitan dengan kontrak antar Pemberi Tugas
dengan Konsultan, hubungan antara Pemberi Tugas, Kontraktor dan Konsultan,
Kewenangan Engineer, Asuransi dan Garansi, Perubahan Kontrak Pekerjaan
(CCO), Sertifikat Bulanan (MC), Request. Verifikasi dan lain sebagainya.
1.

Penyerahan Lapangan
Setelah penandatanganan kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan
Surat Perintah Kerja Kontraktor akan segera menerima penyerahan area
lapangan secara keseluruhan dari Pemberi Tugas untuk memulai melakukan
pekerjaannya. Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada
Kontraktor perlu diyakinkan bahwa area tersebut sudah memadai untuk
dikerjakan dengan mempertimbangkan "cost effective" terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Agenda pertemuan mengenai penyerahan
lapangan ini harus secara jelas menyatakan tanggal terakhir penyerahan area

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-90

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

berikutnya untuk dikerjakan oleh Kontraktor.


2.

Kewenangan Engineer
Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Supervision
Engineer secara umum telah didefinisikan secra jelas di dalam Dokumen
Kontrak. Penunjukan dan kewenangan Supervision Engineer akan dinyatakan
secara tertulis oleh Pemimpin Proyek agar pihak-pihak yang terlibat di dalam
proyek memahami dan saling mengetahui halhal yang harus menjadi
tanggung jawabikewenangan Supervision Engineer.

3.

Asuransi dan Garansi


Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :

Orang atau manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau


kematian pada saat bekerja.

Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan


konstruksi di luar kesalahan kontraktor.

Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada


masa kontrak berlangsung.
Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup
beberapa masalah, antara lain :

Jaminan tender, jaminan yang mencakup keperluan tender.

Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang


muka.

Jaminan pelaksanaan,
pelaksanaan.

jaminan

yang

mencakup

pada

masa

Jaminan pemeliharaan, jaminan yang mencakup pada masa


pemeliharaan.
Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu proyek adalah untuk
memberikan rasa aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antar
lain Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik maupun Pemberi Tugas
beserta staff Pemberi Tugas dalam melaksanakan atau pengawasan
pekerjaan di lapangan.
Konsultan Pengawas akan mengecek dan merekomendasikan kepada
Pemberi Tugas mengenai Polls dan batas lingkup asuransi dan garansi dari
Kontraktor.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-91

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

4.

Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO)


Yang dimaksud perubahan kontrak kerja (Contract Change
Order/CCO) adalah perubahan volume atau jenis pekerjaan dari suatu
dokumen kontrak pekerjaan yang sedang berlangsung anatar pemberi
tugas dan kontraktor setelah direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas
Teknik.
Maksud penerbitan perubahan kontrak pekerjaan (CCO) adalah :

Sebagai data pendukung kelengkapan administrasi


dokumen kontrak apabila ada pemeriksaan.

perubahan

Memberikan kepastian kepada kontraktor bahwa perubahan


pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dibayar.
Sebagai data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate /
MC) Kontraktor. Hal-hal penting yang harus diperhatikan sehubungan
dengan CCO adalah :

Perubahan volume atau perubahan jenis pekerjaan tidak


merubah nilai kontrak secara keseluruhan atau kurang dari 5%
terhadap kontrak.

Perubahan jenis pekerjaan tersebut tidak mengurangi maksud dari


tujuan proyek tersebut.

Pengajuan permohonan perubahan kontrak pekerjaan (Contract


Change Order /CCO) masih dalam waktu pelaksanaan (Time
Schedule).

Dengan terbitnya berita acara perubahan kontrak pekerjaan


(Contract ChangeOrder / CCO) maka kontrak awal maupun Change
Order lama tidak berlaku lagi.

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan mengevaluasi usulan


Kontraktor mengenai CCO dan akan membuat Technical Justification
sebagai dasar bahwa perubahan dapat dilaksanakan.
Bagan Alir Prosedur perubahan kontrak (CCO) diperlihatkan pada Gambar
E.12.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-92

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.12
BAGAN ALIR PROSEDUR PERUBAHAN KONTRAK (CCO)

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-93

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

5.

Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC)


Yang dimaksud sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) adalah
sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan Kontraktor kepada Pemberi
Tugas untuk dibayar sesuai kemajuan pekerjaan dilapangan setelah
diperiksa dan direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas Teknik untuk
dapat dibayar.
Tujuan sertifikat bulanan (Monthly Certificate / MC) adalah :

hasil pekerjaan Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan


yang telah dikerjakan di lapangan.

Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash


flow setiap bulan.

Merupakan tambahan modal Kontraktor untuk melanjutkan


pekerjaan.
Dalam penyiapan sertifikat bulanan perlu diperhatikan sebagai berikut:

a)

b)

Pengukuran Lapangan (Opname)


Guna menghindari Kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan
yang akan disertifikasikan menjadi sertifikat bulanan (Monthly
Certificate / MC), maka perlu diadakan pengukuran bersama di
lapangan antara Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik dan Staff
Pemberi Tugas mengenai :

Kuantitas pekerjaan.

Kualitas pekerjaan.

Penampilan (performance) hasil pekerjaan.

Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.

Data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) :


Data pendukung (Back up) kelengkapan sertifikat bulanan
(Monthly Certificate / MC) antar lain :

Data pendukung kuantitas pekerjaan bulanan.

Data pendukung
laboratorium)

Data pendukung perubahan kontrak (kalau ada).

Gambar-gambar atau sket hasil pekerjaan yang merupakan


pendukung pembuatan gambar terlaksana (As Built Drawing)

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

kualitas

pekerjaan

bulanan

(hasil

test

Hal E-94

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

nantinya.

c)

Data pendukung harus diserahkan setiap tanggal 25 setiap


akhir bulan

Cara Pembuatan sertifikat bulanan (Monthly Certificate / MC)


Sertifikat bulanan (Monthly Certificate/ MC) bersifat kumulatif
dan pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah
kumulatif dikurangi jumlah pembayaran sebelumnya. Dikurangi
advance payment ditambah pembayaran material on site kalau ada
dikurangi retention money (jaminan pelaksanaan).
Cara ini untuk menhindari kesalahan perhitungan yang mungkin
terjadi pada bulan sebelumnya.
Atas pengajuan tagihan dari Kontraktor, Konsultan Pengawas
akan memeriksa semua perhitungan beserta back up data kualitas
dan kuantitas, setelah lengkap dan benar diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk mendapatkan persetuj uan.
Nomor Narasi dari sertifikat Bulanan (MC) adalah NK 08 Nomor
Bagan Alir dari Sertifikat Bulanan (MC) adalah BK 08 Nomor Formulir
dari Sertifikat Bulanan (MC) adalah FK 08
Nomor-nomor tersebut di atas dapat dilihat pada Lampiran
Manual Pelaksanaan Pengawasan Bangunan Gedung Provinsi Jawa
Barat. dari Usulan Teknik ini.
Bagan Alir Pengajuan Sertifikat Bulanan dapat dilihat pada Gambar
E.13.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-95

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.13
BAGAN ALIR PENGAJUAN SERTIFIKAT BULANAN

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-96

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

6.

Request
Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu
kegiatan yang diajukan Kontraktor kepada Konsultan Pengawas Teknik
untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas sebagai permohonan
sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.
Maksud pengajuan request adalah :
a.
Supaya setiap pekerjaan Kontraktor dapat diawasi dan dimonitor
oleh Konsultan Pengawas Teknik.
b.
Supaya hasil pekerjaan Kontraktor dapat dipertanggung jawabkan
dan tepat, mutu kuantitas dan sesuai rencana.
c.
Kontraktor bekerja harus mengikuti prosedur yang sudah ditentukan
sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.
d.
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Format request terdiri dari :
a.
Unsur-unsur yang hams diisi :
Tanggal pengajuan
No. Request dan No. jenis pekerjaan
Lokasi pekerjaan/stationing
Volume pekerjaan
Material yang dipakai
Peralatan yang dipakai
Tenaga kerja
Sket gambar kerj a
Dan pekerjaan pelengkap lain (kalau ada).
b.
Yang bertanggung jawab menanda tangani pada kolom
pengajuan permohonan pekerjaan adalah Kontraktor Pelaksan a.
c.
Yang bertanggung jawab memeriksa/cek dan menyetujui
permohonan pekerjaan adalah Konsultan Pengawas (sertifikasi).
d.
Disetujui oleh staff pemberi tugas/pemberi tuigas.
Konsultan Pengawas akan memeriksa kelengkapan data sesuai dengan
request yang diajukan dan akan memeriksa lapangan. Apabila semuanya
sudah benar maka pekerjaan bisa dilaksanakan dan untuk selanjutnya
akan diawasi oleh Konsultan Pengawas.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-97

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

7.

Verifikasi
Verifikasi (penutup request) adalah data dokumen sebagai penutup
request pelaksanaan pekerjaan kontraktor setelah pekerjaan dapat diterima
dan dipertanggung jawabkan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Maksud penerbitan verifikasi adalah :
a.
Dengan adanya verifikasi (penutup request), maka request yang
dinyatakan sebelumnya telah selesai dikerjakan dan dapat
ditagihkan oleh Kontraktor.
b.
Untuk menjadi pendukung data srtifikat bulanan (Monthly Certificate /
MC) yang diajukan Kontraktor setiap mengajukan penagihan.
Yang perlu diperhatikan dalam persetujuan verifikasi (penutup request) :
a.
tanggal persetujuan .
b.
Penomoran pad request dan mata uang pembayaran harus sama
dengan yang tercantum pad verifikasi (penutup request).
c.
Lokasi pekerjaan (stationing/sta) sama.
d.
Volume pekerjaan setelah diopname bersama.
e.
Hasil pengujian pekerjaan.
f.
Sket gambar terlaksana, menjadi dasar gambar terlaksana (As Built
Drawing).
g.
Lama waktu pelaksanaan.
h.
Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi.
Konsultan Pengawas akan mengevaluasi semua hasil pekerjaan di lapangan
dan merekomendasikan atau memberi catatan ketidaksesuaian untuk
diperbaiki Kontraktor (kalau ada) sampai dianggap sempurna.

8.

Visual Monitoring
Visual monitoring adalah system monitoring dimana prestasi kerja
Kontraktor terpresentasi dalam bentuk gambar dan grafik berwarna atau
narasi secara akurat terinci dan selalu diperbaharui.
Untuk memperlihatkan prestasi kerja Kontraktor dalam bentuk grafik,
gambar atau narasi yang mudah dicerna dengan jelas, sehingga
memudahkan monitoring kegiatan Kontraktor serta keperluan presentasi
pada saat kunjungan pihak Pemberi Tugas ke lapangan maupun keperluan
sehari-hart.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-98

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Dalam menyiapkan visual monitoring ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan yaitu :
a.
Pemberian warna-warna pada pekerjaan yang sudah diverifikasi
b.
Perbedaan pewarnaan tergantung status pekerjaan, apa sudah
selesai diverifikasi, belum diadakan pengujian atau sudah ditagihkan
(invoice).
c.
Pembaharuan (up date) data dilakukan setiap hari.
d.
Diperlukan orang yang terampil untuk penggambaran dan
pewarnaan ini.
e.
Kerjasama yang baik antar petugas lapangan dengan pembaharuan
(up date) data di kantor.
f.
Hasil direkam dan diarsipkan (file) secara rapi dan teratur.
Konsultan Pengawas akan selalu memonitor setiap progress suatu pekerjaan
secara aktual di lapangan sebagai input penyajian bentuk visual monitoring.

F. Metodologi Pengendalian Sistem Dokumentasi


1. Metodologi Dokumen Arsip (File)
Adalah suatu sistem pendokumentasian arsip semua kegiatan di lapangan baik
dari segi fisik maupun administrasi secar teratus dan rapi, sehingga memudahkan
semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan. Adapun jenis sistem dokumentasi antara lain :
1. Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik (surat-surat & site
Instruction).
2. Dokumentasi terhadap testing material yang dipakai.
3. Dokumentasi terhadap bahan olahan dan jadi.
4.
Dokumentasi terhadap photo-photo dan gambar-gambar seperti gambar
kerja (shop drawing) dan gambar terlaksana (as built drawing).
5.
Dokumentasi data pendukung (back up) sertifikat bulanan (Monthly
Certificate / MC).
6.
Dokumentasi perubahan kontrak (Contract Change Order/CCO),
Addendum, penyesuaian harga (eskalasi) apabila ada.
7.
Dokumentasi surat menyurat memo dinas antar instansi terkait dan lainlain.
8.
Dokumentasi Laporan Proyek.
9.
Dokumentasi pengisian formulir-formulir kegiatan supervisi.
Formulir-formulir kegiatan supervisi akan dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-99

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

pokok kegiatan yaitu : Pengendalian Kuantitas dan Pengendalian Mutu


2. Metodologi Sistem Informasi Pengendalian Proyek
Perkembangan kemajuan proyek sedapat mungkin dapat diketahui secara cepat,
akurat dan terbaru yang secara langsung diperoleh Kantor Pusat. Untuk hal
itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengembangan standar pelaporan yang jelas, lengkap dan informatif.
2. Pelaporan progresspekerjaan kepada pemberi tugassecara cepat, akurat,
terbaru dan on line dengan Kantor Pusat Pemberi Tugas.
3. Melakukan implementasi system informasi pemantauan proyek yang
berbasis komputer dan on line dengan kantor pusat dan mampu
memberikan peringatan dini terhadap permasalahan penyelesaian
pekerjaan.
Untuk keperluan tersebut perlu dipakai system yang memiliki kemampuan
dalam pengendalian proyek, dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga
pelaporan (reporting).
Tujuan pemakaian system ini adalah agar proses pada ketiga fase tersebut
dapat dilakukan secara integrasi. Dengan sytem tersebut maka berbagai indikasi
dan informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, dapat
diakomodirdan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
manajemen.
Monitoring dan pengendalian proyekdilakukan pada aspek

Planning dan scheduling pekerjaan meliputi : QuantityDuration

Dates

Resources (manhours)
Progress of work, yaitu perhitungan kemajuan pekerjaan.
Proyek Cost yang meliputi pelaporan status nilai kontrak,
perhitunganpembayaran progress pekerjaan dan perhitungan cash flow
proyek.

Unsur tersebut diatasmerupakan informasi dasar untuk monitoring,


penegndalian, analisis dan manjemen proyek, dengan skematik diagram sebagai
berikut :
Informasi yang diperoleh dari pelaporan tersebut dapat dianalisa dan dijadikan
bahan dalam pengambilan keputusan manajemen proyek.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-100

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Tahapan pengoperasian system monitoring dan pengendalian proyek :

Tahap Persiapan

Tahap Review Desain

Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaporan

E.2. PROGRAM DAN RENCANA KERJA


Program dan Rencana Kerja untuk layanan Jasa Konsultansi Konsultan
Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 2015, ini adalah :
E.2.1. TUJUAN RENCANA KERJA
Guna
menunjang
pelaksanaan
pekerjaan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, serta efektif dan efisien pada kegiatan Jasa
Konsultansi Konsultan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi
Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya
Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran 2015, Konsultan menyusun program kerja berikut,
dengan tujuan :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan metoda yang. benar.
dalam pengertian memenuhi standar pelaksanaan yang ditetapkan yaitu
spesifikasi, sehingga terjamin kualitas pekerjaan konstruksi yang telah
dilaksanakan di lapangan.
2. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, dalam pengertian bahwa kontraktor hams tetap menjaga
progress pekerjaannya.
3. Pengawasan yang baik akan menghindarkan Kontraktor dari cara
pelaksanaan yang menyimpang, yang dapat mengakibatkan berbagai
keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Penghitungan kuantitas (volume) pekerjaan dilakukan dengan teliti,
sehingga tidak terdapat klaim dari Kontraktor.
5. Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam batasan jumlah Kontrak

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-101

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

6.

7.
8.

yang disepakati, dalam pengertian bahwa Kontraktor dibayar secara benar


sesuai dengan nilai pekerjaan yang telah dilaksanakannya, dan secara
menyeluruh nilai Kontrak tidak dilampaui.
Agar pelaksanaan pekerjaan tercatat secara memadai, dalam
pengertian bahwa selama masa pelaksanaan harus dijaga agar catatancatatan (record) yang diperlukan selalu dibuat seperti hasil pengukuran
kemajuan pekerjaan, berbagai jenis laporan, dan lain-lain.
Pengarsipan dokumen administrasi proyek yang baku, sehingga
memudahkanpemberi tugas jika ada pemeriksaan.
Guna tercapainya komunikasi yang lancar, maka perlu dilakukan koordinasi
yang dinamis.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Konsultan akan berpijak pada hakekat


pengawasan di atas, dan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja, Kondisi Umum Kontrak, Spesifikasi Umum serta
pengalaman Konsultan sendiri dalam menangani pekerjaan pengawasan
Bangunan Gedung dan bangunan bangunan lainnya.
Dalam pelaksanaan tugas Konsultan Pengawasa, Konsultan monitoring,
pengendalian dan advis, Konsultan tetap melakukan koordinasi dengan
konsultan perencana selanjutnya team konsultan pengawas akan berpijak pada
hakekat dari manajemen, koordinasi, monitoring dan pengendalian proyek
perencanaan dan pengawasan bangunan gedung sebagai sarana dan
prasarana restorasi Sungai Cikapundung yang berlaku dilingkungan Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ketentuan-ketentuan yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja, Kondisi Umum Kontrak, Spesifikasi Umum.

E.2.2. WAKTU PELAKSANAAN & STRATEGI OPTIMALISASI


Jangka Waktu Pelaksanaan untuk kegiatan Jasa Konsultansi Konsultan Pengawasan
Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja
Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015,adalah
selama 7 (tujuh) bulan,Untuk itu Konsultan diharapkan dapat mengoptimalkan
kegiatan Pengawasan Teknis, monitoring dan pengendalian maupun adviser
pekerjaan Pengawasan teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai
Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-102

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran, sehingga pada akhirnya menghasilkan keluaran / output yang sesuai

dengan kaidah-kaidah perencanaan dan pengawasan yaitu pengendalian mutu,


waktu, biaya dan administrasi., dan tepat sasaran.
Jika dihubungkan dengan lingkup kegiatan, sumberdaya manusia dan waktu yang
tersedia, maka diperlukan penjadwalan dan koordinasi dengan semua
stakeholder, sehingga Konsultan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan
Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi
Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015, dapat selesai tepat waktu, tepat mutu, dan
tepat biaya.
Pada dasarnya, Konsultan sependapat dengan usulan jadwal kegiatan, sejauh
yang berhubungan dengan alokasi waktu kegiatan. Namun demikian, Konsultan
akan merinci dan mensrukturkan kegiatan-kegiatan yang dihubungkan dengan
metodologi dan pola pikir Konsultan.
Dalam jangka waktu tersebut, pekerjaan ini memerlukan tenaga ahli
berpengalaman dalam pekerjaan monitoring, adviser, pengendalian kegiatan
perencanaan dan pengawasan teknis Bangunan Gedung dan prasarana
infrastruktur permukiman termasuk Jalan dan Jembatan.
Konsultan telah memahami pekerjaan ini secara baik, sesuai dengan
penjelasan yang telah diuraikan pada sebelumnya. Dalam memberikan layanan
jasa konsultansi yang akan datang, Konsultan akan menerapkan strategi
Optimalisasi pengelolaan Organisasi dan Sumberdaya melalui :

Pengaturan Organisasi Proyek.

Penggunaan Tenaga Ahli yang handal dan terseleksi.

Pelayanan tenaga pendukung yang terampil.

Pengaturan Alur Kegiatan.

Pengaturan Jadwal Kegiatan.

Pendistribusian Tugas dan Tangggung Jawab Personil.

Pengaturan Jadwal Personil.

Pengaturan Pengendalian

Pengaturan koordinasi antara ketua Tim dengan anggota Tim

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-103

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Berdasarkan uraian metodologi yang disampaikan sebelumnya, maka hal yang


akan menjadi perhatian Konsultan adalah mengorganisasikan dan mengelola
sumberdaya yang dimiliki Konsultan. Hal ini menjadi sangat penting,
karenasebaik apapun metodologi yang dimiliki Konsultan, namun tanpa
adanya kemampuan mengorganisasikan dan mengola sumberdaya yang
dimiliki, maka tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.

E.2.3. RENCANA KERJA


Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bagan Alir Layanan Jasa
Konsultansi Konsultan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi
Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya
Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran 2015, Konsultan membagi rencana Kerja Tim Konsultan
dalam 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bagan Alir Pengawasan Teknis,
Konsultan membagi rencana Kerja Tim Konsultan dalam 4 (empat) tahap
sebagai berikut :

Tahap Aktifitas Pra Konstruksi (Persiapan dan Mobilisasi Konsultan dan


Pengawasan Mobilisasi Kontraktor).

Tahap Aktivitas Review Desain

Tahap Aktifitas Masa Konstruksi (termasuk PHO).

Tahap Aktifitas Pasca Konstruksi / Masa Pemeliharan (termasuk


FHO).
Setiap tahap aktivitas tersebut diatas terdiri dari beberapa jenis kegiatan sebagai
berikut :

Tahap 1 : Aktifitas Pra Konstruksi


Jenis aktifitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :

Mobilisasi tim konsultan

Pengumpulan dan review data/ dokumen kontrak pemeriksaan site

Pemeriksaan program mobilisasi kontraktor

Pemeriksaan rencana kerja kontraktor

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-104

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pemeriksaan S Curve termasuk titik-titik kritis terhadap kegiatan


pelaksanaan pembangunan dan restorasi Sungai Cikapundung
Penyusunan rencana pengaturan management preconstruction meeting

Tahap 2: Aktifitas Reeview Desain


Jenis aktifitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :

Identifikasi & Review Kondisi Geologi Sungai

Identifikasi & Review Kondisi Topografi Sungai & bantarannya.

Identifikasi & Review Alur & Hidrolika Sungai

Review Desain Sungai

Review Desain Bangunan Pendukung dan Pelengkap Restorasi Sungai.

Review Desain Taman dan Landscape

Tahap 2 : Aktifitas Konstruksi


Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi

Pemeriksaan shop drawing / gambar kerja.

Survey dan pengukuran.

Pengujian material.

Pengawasan teknispekerjaan konstruksi.

Pengendalian mutu / quality control.

Perhitungan kuantitas dan pembayaran pekerjaan

Pemantauan kemajuan pekerjaan (progress monitoring)

Pengendalian keuangan dan biaya konstruksi

Pengendalian proyek

Rapat koordinasi

Sistem pencatatan

Sistem pelaporan

Tahap 3 : Aktifitas Pasca Konstruksi


Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi

Pemeriksaan akhir dan serah terima pekerjaan, menyangkut final


quantity

Pemeriksaan dan gambar persetujuan terlaksana

Penyiapan laporan akhir

Penyusunan petunjuk / manual pemeliharaan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-105

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pengawasan masa pemelihraan (termasuk FHO).

Selanjutnya Konsultan menyusun suatu program kerja yang mendasarkan kepada


perpaduan antara kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan jangka
waktu yang tersedia, dengan rencana pekerjaan sebagai berikut :
A.
Tahap Aktifitas Pra Konstruksi
Pada Tahap ini Konsultan akan membantu pihak Pemberi Tugas dalam
mempersiapkan aktivitas Konstruksi dapat berjalan sesuai dengan rencana
dari segi kualitas maupau kuantitasnya.
1.

Mobilisasi Tim Konsultan


Mobilisasi Tim Konsultan akan dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu)
minggu. Segera setelah Konsultan ditunjuk untuk menangani pekerjaan
ini, mobilisasi pun akan segera dimulai yang meliputi mobilisasi
personil inti dan peralatanpokok yang diperlukan. Mobilisasi personil akan
disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Rencana Kerja yang lebih terperinci dari Tim Konsultan akan disusun
dan dibicarakan dengan Pemberi Tugas / Pemimpin Proyek.
Kontak-kontak dan pembahasan pelaksanaan pekerjaan akan segera
dilakukan dengan Pemberi tugas guna tercapainya koordinasi kerja
yang baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan
pekerjaan mi.
Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja serta formatformat standar yang akan diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan teknis ini yang meliputi antara lain :
- Format pengujian pekerjaan.
- Format pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan.
- Format instruksi kepada Kontraktor.
- Format Laporan Harian dan Mingguan Laporan Inspektor.
- Format pembayaran dan sertifikat pembayaran
- Format monitoring kemajuan pekerjaan
- Format Laporan Bulanan
- Dan lain-lain.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-106

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

2.

Pengumpulan dan Review Data / Dokumen Kontrak


Pengumpulan Data dan Dokumen Kontraktor akan dilakukan dalam jangka
waktu 1 (satu) minggu.
Berbagai data dan laporan perencanaan dari ruas-ruas jalan pada proyek ini
akan dikumpulkan dan segera direview oleh Tim Konsultan.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap
seluruh kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai
acuan pelaksanaan Konstruksi, antara lain :
- Persyaratan Kontrak
- Spesifikasi Teknis Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin
masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan Konstruksi.

3.

Pemeriksaan Lapangan
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data
perencanaan dari laporan teknis lainya, maka supervision Engineer
dan Staf Profesionalnya akan mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
Pemeriksaan lapangan (Field Engineering Survey) akan dilakukan dalam
jangka waktu 1 (satu) minggu.
Pemeriksaan ini antara lain melipuii :
- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar rencana
- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data dan
perencanaan detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan yang diperlukan.
Identifikasi atas masalah-masalah yang dipperkirakan akan dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya .
Hasil pemeriksaan lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan, dan
dibahas dengan Pemimpin Proyek.
Diharapkan hasil pemeriksaan lapangan ini sudah dapat diselesaikan
sebelum Kontraktor melakukan mobilisasi agar berdasarkan temuantemuan ini mereka dapat menyesuaikan program mobilisasi yang
disiapkannya.

4.

Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor


Pemeriksaan rencana kerja dari Kontraktor akan dilakukan dalam jangka

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-107

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

waktu 1 (satu) minggu.


Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor perlu dilakukan agar
pekerjaan Konstruksi dapat dilaksanakan secara efektif, selesai tepat
waktu dengan biaya seperti yang tecantum dalam Kontrak.
Pada tahap ini Konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang
diajikan oleh
Kontraktor dan akan meninjau jadwak kerja dari berbagai aspek, yaitu :

Waktu pelaksanaan

Metode konstruksi / pelaksanaan

Pengadan dan penyiapan dan pengujian bahan / material

Mobilisasi dan penggunaan peralatan

Organisasi kerja Sub Kontraktor (apabila ada)

Sumber daya manusia

Dan lain-lain.
Setelah mengevaluasi rencana kerja Kontraktor, Konsultan akan
memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan
dari rencana kerjanya.

5.

Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor


Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor akan dilakukan dalam jangka
waktu 1 (satu) minggu.
a).
Kantor Lapangan dan Fasilitasnya

Lokasi untuk Base camp dan Pelaksanaan Aktivitas


Lainnya.
Tim Supervisi Lapangan akan memeriksa apakah lokasi/ lokasi
yang diperlukan Kontraktor untuk kantor, base camp,
gudang, tempat pabrikasi dan pelaksanaan aktivitas
lainya cukup memadai dan memenuhi persyaratan didalam
spesfikasi umum, dan Konsultan akan memeriksa apakah
lokasi/kawsan yang diperlukan benar-benar tersedia dan
Kontraktor telah merundingkanya dengan pemiliknya yang
sah.
Hal lainnya yang akan diperiksa adalah mengenai ketersediaan
air dan instalasi yang diperlukan.
Lokasi yang akan diusulkan akan diperiksa apakah lokasi
kawasan tersebut mencukupi untuk pengoperasian
peralatan, penyimpanan material, serta manuver kendaraan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-108

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

yang memuat dan membongkar.


Usulan lay out dari plant ini harus secepatnya
disediakan oleh Kontraktor sebelum pemeriksaan lapangan
diatas dapat dilaksanakan.

Kantor Kontraktor dan Fasilitasnya


Semua bangunan dan fasilitasnya di Base Camp
Kontraktor harus cukup memenuhi syarat-syarat kesehatan,
memiliki system drainase yang baik, system penerangan dan
pengamanan yang baik pula.
Tempat-tempat penyimpanan harus sesuai dengan
material dan peralatan yang akan disimpan dengan
berpedoman pada ketentuanketentuan didalam Spesifikasi
Umum.
Tempat penyimpanan aspal dan minyak hams aman terhadap
bahaya kebakaran, dan peralatan pemadam api yang cukup
haruslah tersedia.

Kantor Direksi Teknis dan Stafnya


Akan diperiksa tentang kelengkapan Kantor
Teknik dan Stafnya, jika dalam Kontrak tercantum.

Direksi

Bengkel
Di lapangan Kantraktor harus mamiliki bengkel yang
diperlengkapi
dengan
peralatan
pembengkelan
secukupnya, serta gudang untuk penyimpanan suku cadang
peralatan.

Pelayanan Pengujian Laboratorium


Pada hakekatnya pekerjaan pengujian dilaksanakan oleh
Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan. Tetapi
beberapa pengujian tertentu sesuai kebutuhan akan
dilaksanakan atas persetujuan Konsultan dan Pemberi
Tugas.

b).
Sumber Material
Didalam gambar rencana tersedia sumber material yang memberi indikasi

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-109

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

tentang jenis dan lokasi dari masing-masing material. Pada tahap awal /
mobilisasi, lokasi sumber material ini akan diperiksa oleh
Supervision Engineer, Qualitydan quantity control (site Engineer)
bersama dengan Kontraktor.
Contoh-contoh bahan yang diperlukan akan diuji. Untuk bahan-bahan
seperti aspal, syaratnya adalah bahwa harus ada surat tanda lulus
pengujian Produsen tau Instalasi Pengujian Independent, dan
diserahkan kepada Konsultan untuk dimintakan persetujuanya.
Penyimpanan dari material-material ini harus memenmuhi syarat-syarat
dan ketentuan dari Spesifikasi Umum.
c).
Perencanaan Sumber Daya (Resources Planning)
Dapat terlaksananya pekerjaan secara baik, tepat waktu, dan masih dalam
batasan nilai Kontrak, akan sangat tergantung akan adanya
perencanaan (planning) yang memadai dari Kontraktor atas sumber daya
(resource) yang dimilikinya, termasuk Cash Flow.
Pada hakekatnya hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jaeab
Kontraktor, tetapi kepentingan Pemberi Tugas tergantung padanya,
mengingat bahwa keberhasilan penanganan proyek berkaitan erat
dengan hal tersebut.
Dengan demikian, minimal Supervision Engineerharus mengetahui rencana
kerja (planning) Kontraktor untuk :
- Equipment Provision, Operation dan Maintenancenya.
- Labour Supply.
- Material Supply.
- Cash Flow.
Dan juga harus waspada terhadap kemungkinan berkembangnya setiap
persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Dalam kasus tertentu Kontraktor mungkin memerlukan bantuan yang lebih
aktif jika kemampuan managemennya atau pengertianya terhadap kondisi
setempat atau hal-hal lain sangat kurang. Dalam hal ini Supervision
Engineerakan juga ambil bagian dalam proses planning ini dan
memberikan saran-sarannya pada Kontraktor untuk memperbaiki
planningnya tersebut.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-110

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Yang penting adalah bahwa Kontraktor disarankan untuk memperbaiki


plannya tersebut, bukan diperintahkan untuk melakukanya.
Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor harus menyiapkan,
menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Proyek suatu
Program Mobilisasi yang terdiri dari :
- Daftar alat berat yang akan digunakan. Daftar peralatan laboratorium.
- Lokasi Quarry, Stone Crusher, Asphalt Mixing Plant.
- Daftar Tenaga Kerja Kontraktor.
- Financial Schedule.
- Network Planning, Contstrction Project Management
- Vector Diagram
- Material Schedule Data lain-lain
Tim Konsultan supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor
ini guna meyakinkan bahwa :

6.

Program Kontraktor tersebut cukup praktis.

Program Kontraktor tersebut cukup memadai.

Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya.

Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu


peraturan pemerintah.

Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak manapun.

Pre Construction Meeting (PCM)


Pre Construction Meeting akan dilakukan dalam jang.ka waktu 1 (satu)
atau 2 (dua) hari dan dilaksanakan setelah Konsultan selesai
memeriksa dan mengevaluasi program-program dari pihak Kontraktor.
Sebelum memulai kegiatan dilapangan, ketiga pelaku pihak proyek yaitu
Direksi, Konsultan dan Kontraktor mengadakan kaoordinasi lebih awal.
Koordinasi kerja diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
serta mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan
kejelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masingmasing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi bertugas membantu
Pemimpin Proyek dalam pengawasan Teknis, memberi nasihat dan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-111

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

saran penyelesaian masalah serta administrasi proyek. Selanjutnya


koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi dilakukan
dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur.
Hal penting dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang
akan dilakukan oleh masing-masing pihak. Pekerjaan persiapan tersebut
mencakup :
Organisasi dari masing-masing pelaku proyek (Direksi, Konsultan
dan Kontraktor)
Pembahasan mengenai spesifikasi Teknis yang kurang jelas dan
kurang dimengerti
Bentuk serta jenis/macam pelaporan dan system serta batas
waktu pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan
awal
Wewenag dan tanggung jawab serta segala sangsi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas dan
Menentukan waktu kunjungan bersama kelokasi menentukan
batas awal serta akhir proyek serta survey lapangan dengan
kondisi saat ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan
menetukan metode kerja selanjutnya.

B.
Tahap Aktifitas Konstruksi
Dalam tahap ini Konsultan akan melakukan aktivitas kegiatan Review Desain
restorasi Sungai dan Bangunan Kelengakapan dan Pendukungnya.
1.

Survei dan Pengukuran


Dalain pekerjaan Supervisi
(measurement) meliputi

pekerjaan

survey

dan

Pengecekan Daya dukung Tanah

Pengecekan Topografi

Pengecekan Geologi Sungai

Pengecekan Alur sungai

Pengecekan Hidrolika Sungai

Pengecekan Desain Restorasi Sungai

Pengechekan Bangunan Pendukung Restorasi Sungai

Desain Landscape dan pertamanan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

pengukuran

Hal E-112

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

a).

b).

Pengecekan Daya dukung Tanah


Sebelum dilakukan kegiatan konstruksi terlebih dahulu
dipastikan dilakukan pengukuran dan test ulang soil investigasi
tanah kembali, untuk memastikan kekuatan daya dukung tanh
terhadap rencana bangunan ditempatkkan,
Hal-hal yang perlu dicek antara lain :

Hasil Booring test

Hasil Zondir test.

Hasil analisa kekuatan daya dukung tanah

Rekomendasi pondasi yang diisyaratkan.

Pengecekan Topografi Sungai dan Bantaran


Kegiatan awal Diawali dengan kegiatan survey topografi sungai
baik pada badan sungai maupun pada tebing-tebving sungai dan
bantaran sungai.

c).

Pengecekan Geologi Sungai dan Bantaran


Kegiatan awal Diawali dengan kegiatan survey Geologisungai
baik pada badan sungai maupun pada tebing-tebving sungai dan
bantaran sungai.

d).

Pengecekan Alur Sungai dan Hidrolika Sungai


Kegiatan awal Diawali dengan kegiatan survey alur sungai dan
hidrolika sungai

b).

Review Desain Restorasi Sunagi


Kegiatan review Desain Restorasi dan bangunan Pelengkap
restorasi.

Datum Point

Titik-titik Patok tata letak bangunan

Uitzet bangunan-bangunan utama dan penunjang

Desain Pertamanan dan landcape

Desain Bangunan pelengkap dan pendukung Restorasi

Bill Of Quantity

RAB

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-113

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar Desain

C.
Tahap Aktifitas Konstruksi
Dalam tahap ini Konsultan akan melakukan aktivitas peng,awasan teknis terhadap
pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai
dengan rencana meliputi aspek mutu. waktu dan biaya.
1.

Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja


Sebelum melaksanakan pekerjaan Konstruksi, Kontraktor harus
menyiapkan Gambar Kerja secara detil berdasarkan Gambar Rencana.
Gambar Kerja tersebut akan memuat semua informasi yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Team Konsultan akan memeriksa secara cermat Gambar Kerja
tersebut dan melakukan koreksi-koreksi yang diperlukan.
Kontraktor akan melakukan revisi Gambar Kerja sesuai dengan koreksikoreksi yang diberikan oleh Team Konsultan tersebut. Revisi Gambar
Kerja tersebut akan diperiksa kembali oleh team Konsultan dan bila telah
sesuai, Supervision Engineer akan memberikan persetujuan agar dapat
dilaksanakan.

2.

Survei dan Pengukuran


Dalain pekerjaan Supervisi
(measurement) meliputi

pekerjaan

survey

dan

pengukuran

Pengukuran stock piles


Pengukuran pre-Construction.
Pengukuran pekerjaan yang sedang berjalan.
Pengukuran pekerjaan yang telah selesai.

a).

Pengukuran Stock Piles


Pengukuran ini terutama dimaksudkan guna vertifikasi atas
ketersediaan dan kebutuhan angkutan material, seperti gravel,
agregat, pasir, batu pecah dan lain-lain ke site.

b).

Pengukuran Pre-Construction
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada Kontraktor

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-114

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

dihitung berdasarkan kwantitas dari pada pekerjaan yang


diselesaikan. Untuk ini diperlukan sejumlah pengukuran yang
meliputi pengukuran kondisi existing dan lain-lainya, sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kualitas pekerjaan dapat
dihitung dari survey selanjutnya yang akan diadakan setelah
pekerjaan yang dimaksud selesai.
c).

Pengukuran Pekerjaan sedang berjalan


Pengukuran pekerjaan yang sedang berjalan (in progress) diadakan
guna :

d)

3.

Tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan pekerjaan


- Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidaksepakatan
Pengukuran Pekerjaan yang telah selesai
Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam
penagihan Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai
dikerjakannya.
Apabila ternyata ditentukan adanya ketidaksesuaian dilapangan
maka Kontraktor harus merevisi Gambar Kerja rekomendasi
Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Pengujiann Material
Pengujian material Konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan
menggunakan peralatan test dilapangan maupau di laboratorium yang,
disediakan oleh Kontraktor serta mengikuti standar prosedur pengujian
seperti yang tercantum dalam Dokumen Kontrak. Pengujian mutu
dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.
Secara garis besarnya pengujian akar mencakup :
a)
Pengujian Material Konstruksi
Pengajuan Material Konstruksi dilakukan sebelum material digunakan
sebagai komponen struktur seperti beton, perangan batu kali, asphalt
concrete dan lain-lain.
Pengujian material dilakukan ulang setiap terjadi perubahan lokasi sumber
material / quary.
Pengujian itu antara lain :

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-115

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Test keausan agregat

Test Portland cement

Test kandungan zat kimia air

Test tarik baja

Test Kubus beton

b)
Pengujian Hasil Pekerjaan
Setelah material digunakan dalam Konstruksi, maka perlu diuji apakah
dalam aplikasinya Kontraktor telah menerapkan cara yang benar sehingga
menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi.
Pengujian ini antara lain :

Pengujian kepadatan

Pengujian perkerasan

Pengujian air void

Pengujian marshall quation

Pengujian berat jenis

Pengujian karaekteristik beton

c)
Pengujian Job Mix Formula (JMF)
Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran untuk
pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton. Konsultan akan mengawasi,
mameriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian laboratorium dan
pengetesan dilapangan terhadap material konstruksi ya ng akan
dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, Konsultan akan
melakukan rekomendasi berupa persetujuan dan penolakan berikut alas
an teknis sesuai dengan persyaratan teknis dalam spesifikasi.
4

Laporan Analisis Lingkungan


Sebelum melaksanakan pekerjaan Konstruksi, serta selama pelaksanaan
kegiatan Konstruksi, Konsultan Pengawas akan melakukan uji
pemantauan dan pengamanann lingkungan dan akan dibuat laporan
kegiatan UKL dan UPL ini pada pemberi Tugas.

5.

Pengawasan Teknis Pekerjaan Konstruksi


Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengajukan
permohonan kerja yang dilampirkan dengan Gambar Kerja untuk disetujui
oleh Konsultan dan Pemberi Tugas. Selama pelaksanaan konstruksi Team

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-116

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Konsultan akan melakukan pengawasan teknis dan pemeriksaan


pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Pengawasan dan pemeriksaan ini
mencakup seluruh aspek kualitas dan kuantitas.
Team Konsultan harus memberikan petunjuk yang benar kepada Kontraktor
untuk memperoleh unjuk kerja yang lebih efektif dan efisien dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat terlaksana sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan tepat waktu.
a)
P e n g uk u r a n La p a n g a n
Sehubungan dilapangan telah terpasang patok Station, maka titik referensi di
lapangan berdasarkan patok Stationing tersebut.
Pengukuran lapangan (staking out) dilaksanakan untuk menentukan
posisi batas lokasi yang akan dilakukan penanganan perbaikan
perkerasan jalan.
b)
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung
Evaluasi/review desain system struktur bangunan dan system konstruksi
bangunan gedung merupakan identifikasi yang cukup penting sebelum
pelaksanaan konstruksi. Dari hasil review tersebut kemungkinankemungkinan adanya masukan-masukan masih dapat dilakukan dalam
rangka optimalisasi perencanaan yang akan diimplementasikan pada
pelaksanaan konstruksi. Selama pelaksanaan konstruksi perlu dilakukan
monitoring yang cukup insten.,
Pengukuran-pengukuran Titik-titik tata letak portal Pondasi, dan kolom
structural, maupun
6.

Pengendalian Mutu (Quality Qontrol)


Dua hal pokok yang dapat menjamin quality control (pengendalian mutu)
dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan mutu pelaksanaan proyek
yang baik pula.
Kedua hal pokok yang dimaksud adalah :
(1) Spesifikasi pengendalian mutu yang baik (lengkap, jelas dan
sesuai).
(2) Pelaksanaan pengendalian mutu secara baik dan tegas.
Berikut ini adalah tata cara pengendalian mutu yang baik khususnya
yang berkenaan dengan persyaratan Teknis :

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-117

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

a).
Tahap Pengendalian
Ada tiga tahap pengendalian mutu yaitu :
a. Pengendalian mutu bahan baku
b. Pengendalian mutu bahan olahan
c. Pengendalian mutu pekerjaan terpasang
b).
Jenis Pengendalian
Ada dua jenis pengendalian mutu yang harus dilakukan yaitu :
a. Mutu tentang dimensi
b. Mutu tentang kwalitas fisik
c).
Struktur Spesifikasi Pengendalian
Struktur spesifikasi pengendalian mutu yang baik dan baku selalu
mencakup lima hal untuk tiap jenis pekerjaan, tahap pekerjaan maupun
bahan.
Lima hal yang harus dicakup dalam spesifikasi pengendalian mutu yang
dimaksud untuk tiap-tiap obyek yang akan diperiksa adalah sebagai
berikut:
a)
Jenis pemeriksaaan (missal abrasi, gradasi, kepadatan dan
sebagainya).
b)
Metode pemeriksaan (missal Los Angeles / AASHTO T-96, analisa
saringan / AASHTO T-27, kepadatan lapangan / AASHTOT-191
dan sebagainya).
c)
Frekuensi pemeriksaan.
d)
Spesifikasi/persyaratn mutu.
e)
Toleransi.

7.

Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan


Team Konsultan akan melakukan pengukuran dan perhitungan
kuantitas atas setiap pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi
teknis. Hasil perhitungan kuantitas tersebut hams disepakati bersama
dengan Kontraktor dan Pemberi Tugas dan akan menjadi data
penunjang (back up data) bagi penyusun Monthly Certificate/ Sertifikat
Bulanan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-118

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Kontraktor harus mengajukan permohonan pembayaran dengan


membuat sertifikat bulanan yanL, menuni ukan item-item pekerjaan
yang telah diselesaikannya pada setiap bulannya.
Supervision Engineerdan staffnya akan membantu pimpro dalam
memproses dan memeriksa sertifikat bulanan, dan mencheknya atas
dasar data penunjang dari setiap item pembayaran, material on site,
dan item-item lainnya yang dimintakan pembayarannya oleh
Kontraktor.
Jika pimpro menilai bahwa permohonan Kontraktor dapat diterima,
Supervision Engineer akan mengirimkan draft yang sama beserta data
penujangnyam, tanda terima invoice dan Voucher kepada Supervision
Engineer untuk diperiksa lebih lanjut. Bentuk dari sertifikat Bulanan ini
akan ditetapkan bersam Pimpro.
8.

Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring)


Setiap jenis kegiatan Kontraktor yang telah selesai dilaksanakan dan
dapat diterima sesuai dengan hasil pengujian mutu akan dihitung
volumenya untuk dilakukan pembayarannya.
Volume pembayaran dan nilai pembayarn tersebut akan dihitung
bobotnya sebagai prestasi kerja yang telah dicapai oleh Kontraktor.
Prestasi tersebut akan selalu dimonitor dan dicatat sehingga dapat diketahui
bobot prestasi kerja yang merupakan ukuran dari kemajuan / progress
kerja Kontraktor setiap bulannya.
Progress kerja tersebu akan selalu dibandingkan dengan rencana kerja
/working schedule yang telah diajukan Kontraktor pada awal masa
konstruksi, sehinggadapat dimonitor status pekerjaan Kontraktor
apakah sesuai dengan jadwal rencana, mendahului atau tertinggal.
Konsultan Supervisi harus mengevaluasi Progress kerja tersebut dan
mencarikan solusi bila ternyata kemajuan Kontraktor tertinggal dari
rencana semula Dokumen kontrak telah mengatur dengan jelas batasbatas keterlambatan yang dapat diterima atau diberi toleransi.

9.

Pengendalian Biaya Konstruksi


Pengendalian biaya konstruksi akan dilakukan oleh Konsultan agar harga
kontrak tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-119

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

spesifikasi. Untuk dapat mengamankan biaya konstruksi tersebut perlu


diambil langkah-langkah tertentu anara lain memonitor volume pekerjaan
dengan perubahan perubahan konstruksi yang terjadi.
a).
Monitoring Kuantitas Pekerjaan
Monitoring kuantitas pekerjaan perlu dilakukan dari waktu ke waktu untuk
mengetahui apakah kuantitas perkiraan masih mencukupi atau tidak
untuk mempertahankan harga kontrak.
Monitoring dilakukan dengan mengakumulasi volume yang telah
selesai dikerjakan dan sisa item yang diperkirakan kurang maka item
pekerjaan lain harus ada yang bisa dikurangi.
b).
Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order)
Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan,
Konsultan bersama-sama Kontraktor akan berkonsultasi kepada Pemberi
Tugas yang dalam hal ini diwakili oleh Pemimpin Proyek perihal tersebut
Konsultan akan meneliti usulan Kontraktor termasuk mengkaji harga
satuan baru yang mungkin perlu dibakukan sehubungan tidak dapat
dicover dengan pay item yang ada.
10.

Rapat Koordinasi
Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan ini, suatu sistim komunikasi dan konsultasi yang
efektif harus tetap dijaga.
Fleksibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam
permasalahan membutuhkan sejumlah kontakbaik formal maupun
informal, khususnya antara anggota dari team Supervisi Lapangan, antara
Supervision Engineerdengan Kontraktor dan Pimpro.
Suatu regular meetings yang terencana dengan agenda dan catatan
(minute) akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya
catatan dari setiap diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat-rapat / pertemuan yang diperlukan
antara lain adalah :
a)
Rapat mingguan intern antara anggota tim supervise lapangan.
b)
Rapat mingguan antara tim konsultan dengan Kontraktor.
c)
Rapat bulanan antara tim Konsultan dengan Kontraktor.
d)
Rapat mingguan antara tim konsultan dengan Pimpro.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-120

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

e)

Rapat mingguan antara tim Konsultan dengan Pimpro dan


Kontraktor.
Frekuensi rapat yang diusulkan di atas tentunya dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
11.

Sistem Pencatatan
Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
1.
Menunjang sistim pelaporan
2.
Sebagai dasar perhitungan kualitas
3.
Sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan
4.
Sebagai dasar perhitungan pembayaran
Jenis-jenis pencatatan yang diperlukan antara lain adalah :

Buku harian.

Catatan pengujian.

Catatan pengukuran.

Korespondensi.

Notulen rapat-rapat koordinasi.

Perhitungan pembayaran dan sertifikat pembayaran

Data teknis lapangan.

(Contractor's Request) Permohonan kerja Kontraktor. (Shop Drawings)


Gambar Kerja.

(Construction Schedule) jadual pelaksanaan konstruksi.

Daftar peralatan kontraktor.

Data perhitungan kuantitas.

Pengukuran materials on-site.

Daftar pekerjaan tambah.

Progress kemajuan pekerjaan bulanan

(MC Back-up Data) Data penunjang sertifikat bulanan

(Change Orders) Perintah perubahan

Addenda

Perpanjangan waktu yang disetujui

Klaim

Catatan keterlambatan

Catatan kecelakaan kerja

Kondisi cuaca

Foto, dll

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-121

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

D.
Tahap Aktifitas Pasca Konstruksi
Dalam tahap ini konsultan akan membantu Pemberi Tugas dalam seluruh aktivitas
yang berkaitan dengan serah terima basil pekerjaan dari kontraktor kepada
Pemberi Tugas.
Kegiatankegiatan dalam tahap ini akan dilaksanakan secara keseluruhan setelah
berakhirnya pekejaan konstruksi dalam waktu 1 (satu) bulan.
1.

Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima


Bila pihak Kontraktor menganggap bahwa pekerjaan yang menjadi
kewajibanya telah diselesaikanya secara menyeluruh, maka mereka
dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses Provisional Hand
Over (PHO). Kondisi Umum Kontrak dan Spesifikasi Umum telah
mengatur secara rinci proses penutupan kontrak.
Supervision Engineerakan membantu Pimpro dalam pemeriksaan
dokumen PHO ini dan akan turut dalam panitia yang akan memeriksa ke
site pekerjaan yang telah selesai dikerjakan secara menyeluruh.
Segala kekurangan-kekurangandan kerusakan yang ditemui akan
dimasukkan kedalam berita acara PHO.
Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan memenuhi kerusakan dan
kekurangan tersebut selama periode jaminan (Warranty periode).
Setelah pekerjaan perbaikan ini deiselesaikan dan periode jaminan
habis, dan pekerjaan dapat diterima dengan baik, maka Site Engineer
akan membuat dalam menyiapkan dan menerbitkan surat berita acara
penyelesaian akhir (Final Hand Over / FHO) berdasarkan surat
permohonan dari Kontraktor.

2.

Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana (As Built


Drawing)
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan memeriksa dan
memberikan persetujuan terhadap "As Built Drawing" yang dibuat oleh
Kontraktor.
Selanjutnya, Konsultan akan menyerahkan kepada pemberi tugas, lengkap
dengan informasi tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
terpasang di lapangan, termasuk juga seluruh revisi dan perubahan yang
dibuat setelah masa Konstruksi.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-122

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar terlaksana(as built drawing) tersebut harus segera dibuat


olehKontraktor, setelah Konstruksi dimulai, tanpa harus menunggu
masa akhir konstruksi dan dapat digunakan sebagai kelengkapan PHO.
3.

Persiapan Laporan Akhir dan Petunjuk Pemeliharaan


Segera setelah serah terima sementara (PHO) dari paket pekerjaan
konstruksi, Konsultan akan menyiapkan laporan akhir.
Laporan tersebut berisikan catatan mengenai Riwayat Kontrak, meliputi
antara lain :

Metode Konstruksi

Tipe Konstruksi

Masalah teknis yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan


serta pemecahannya:dan

Rekomendasi pemeliharaan.
Pada akhir masa konstruksi, Konsultan juga akan menyiapkan manual/
petunjuk operasi dan pemeliharaan jalan. Manual tersebut akan dibuat
sedemikian rupa, sehingga akan mudah dipahami dan dilaksanakan.
Salinan dari manual operasi dan pemeliharaan akan diserahkan kepada
pemberi tugas, agar dapat digunakan selama masa pemeliharaan
(Warranty periode) dan masa setelah pemeliharaan.

E.3. ORGANISASI DAN PERSONIL


Organisasi Personil/Tenaga Ahli untuk layanan Jasa Konsultansi Konsultan
Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 20152, adalah :
E.3.1. TUJUAN ORGANISASI KERJA
Menindak
lanjuti Kerangka Acuan Kerja untuk kegiatan Jasa Konsultansi
Konsultan Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai
Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran 2015, perlu difahami konsep hubungan kerja
Pelaksanaan atau Organisasi Kerja dengan tujuan sebagai berikut :
Menindak

lanjuti Kerangka Acuan Kerja untuk Jasa Konsultansi Konsultan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-123

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Pengawasan Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung,


Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun
Anggaran 20152, perlu difahami konsep hubungan kerja Pelaksanaan atau
Organisasi Kerja dengan tujuan sebagai berikut :
1.
2.

3.

Terciptanya Koordinasi kerja yang baik dengan Pemberi Tugas dan


ProjectOfficer yang ditunjukkannya.
Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara anggota tim Konsultan
agarpekerjaan benar-benar dilaksanakan secara efektif dan efisien,
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang ditetapkan, serta dapat
diselesaikan dalam waktu yang elah dijadwalkan.
Terciptanya hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara anggota tim
konsultan Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana Fisik

E.3.2. ORGANISASI KERJA PROYEK


Pekerjaan Jasa Konsultansi Konsultan Pengawasan Teknis Terhadap
Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja Operasional dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015, yang akan
dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu,
biaya, volume dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi,
maka diperlukan adanya suatu team yang akan bertugas sebagai pengawas yang
berperan membantu Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Citarum, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa
Barat, Tahun Anggaran di dalam melaksanakan pengawasan teknis pada lokasi
kegiatan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Hubungan kerja antara Team Pengawas, Pemberi Tugas dan Kontraktor, dalam
keterkaitan dengan hubungan pekerjaan dan koordinasi adalah dituangkan pada
hubungan kerja /Organisasi kerja proyek.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan Pengawas akan selalu melakukan
koordinasi secara periodik dengan pihak Pemberi Tugas dan Kontraktor
Pelaksana. Dengan demikian kesatuan semua aspek yang dilakukan Konsultan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-124

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

akan selalu terjaga, sehingga Pemberi Tugas dapat mengetahui kemajuan


pelaksanaan pekerjaan setiap saat.
Koordinasi ini sangat penting bagi Konsultan agar semua pekerjaan dapat
berjalan sesuai rencana. Dengan demikian diharapkan hambatan yang terjadi
dapat segera diselesaikan, sehingga penyelesaian pekerjaan tidak akan melewati
waktu yang telah ditentukan.
Keterpaduan dan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam proyek ini
akan menentukan keberhasilan pekerjaan.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan yang menggambarkan hubungan kerja antara
Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor dapat dilihat pada Gambar
E.3.2.
Gambar E.3.2.
ORGANISASI KERJA PROYEK

E.3.3. STRUKTUR ORGANISASI TIM KONSULTAN PENGAWAS


Organisasi Kerja Konsultan Jasa Konsultansi Konsultan Pengawasan Teknis
Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja
Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-125

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015,
disusun berdasarkan kebutuhan sesuai arahan yang, tertuang dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), serta optimalisasi kerja sesuai dengan beban kerja/tugas
yang harus dilaksanakan oleh masing.- masing personil.
Dengan berpedoman pada tujuan organisasi di atas, hakeket pekerjaan, dan
program kerja pada bab yang lalu, serta efektifitas waktu yang tersedia dan
melihat kondisi sebaran lokasi kegiatan monitoring, manajemen, pengendalian,
organisasi kerja dibentuk berdasarkan unsurunsur sebagai berikut :
A.

Tenaga Ahli (Professional Staff)


1. Ketua Tim/Supervision Engineer
2. Site Engineer / quality Control)
3. Ahli Desain Sungai
4. Ahli Arsitektur
5. Ahli Lingkungan
6. Ahli Geologi
7. Ahli Geodesi
8. Ahli Cost Estimasi

B.

Asisten Tenaga Ahli (Sub Professional Staff)


1. Asisten Ahli Desain Sungai
2. Asisten Ahli Site Engineer/Quality Control
3. Asisten Ahli Arsitektur.

C.

Staff Pendukung
1. Pengawasa Lapangan (inspector) 1
2. Pengawasa Lapangan (Inspector) 2
3. Juru Ukur (surveyor) 1
4. Juru Ukur (Surveyor) 2
5. Draftman CAD
6. Office Manager
7. Operator Komputer
8. Sekretaris
9. Office Boy
10. Sopir.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-126

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Adapun organisasi kerja team Konsultan Pengawas Teknis adalah sebagai


berikut :

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-127

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

Gambar E.3.3.
ORGANISASI KONSULTANREVIEW DESAIN DAN PENGAWAS RESTORASI SUNGAI CIKAPUNDUNG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
PROVINSI JAWA BARAT

SATKER
OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
SUNGAI CITARUM

MANAJEMEN
KONSULTAN PENGAWAS

TIM TEKNIS

KETUA TIM
SUPERVISI ENGINEER

OFFICE MANAGER
OPERATOR KOMPUTER
SEKRETARIS
OFFICE BOY
SUPIR

AHLI ARITEKTUR

AHLI
DESAIN SUNGAI

ASISTEN AHLI
ARITEKTUR

ASISTEN AHLI
DESAIN SUNGAI

DRAFTER / CAD

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

AHLI GEOLOGI

AHLI COST ESTIMASI

AHLI LINGKUNGAN

AHLI GEODESI

SITE ENGINEER
/QUALITY CONTROL

ASISTEN AHLI SITE


ENGINEER

JURU UKUR 1

JURU UKUR 2

PENGAWAS
LAPANGAN 1

PENGAWAS
LAPANGAN 2

Hal E-128

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.4. PELAPORAN
E.4.1. TUJUAN PELAPORAN
Pada dasarnya kegiatan Layanan Jasa Konsultansi Konsultan Pengawasan
Teknis Terhadap Pelaksanaaan Restorasi Sungai Cikapundung, Satuan Kerja
Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Citarum, Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran 2015,
dimana secara prinsip materi kegiatan pengendalian perencanaan dan
pengawasan jalan dan jembatan ini sekurang-kurangnya ada empat hal
monitoring, Evaluasi dan pengendalian, yaitu :
-

Pekerjaan harus tepat mutu, dilakukan pengendalian mutu


Pekerjaan harus tepat waktu, dilakukan pengendalian waktu/sistem
Pekerjaan harus tepat biaya., dilakukan pengendalian biaya
Pekerjaan harus tertib Administrasi, pengendalian tertib administrasi, Legal
Aspect.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana kegiatan Pengawasn teknis, Kegiatan


Monitoring dan kegiatan Pengendalian Jasa Konsultan Manajemen Proyek ini,
digunakan sistem pelaporan, yang digunakan oleh pemberi tugas sebagai alat
pemantau dan monitoring seluruh kegiatan Manajemen teknik, Monitoring dan
Pengendalian Proyek.

E.4.2. FORMAT & PENYAMPAIAN PELAPORAN


Format Laporan
Laporan dibuat dalam media kertas ukuran A4 (210 x 297 mm).
Penyampaian Laporan
Disampaikan Kepada :
Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Sungai Citarum,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jawa Barat.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-129

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

E.4.3. SISTEM PELAPORAN


1.
Laporan Rencana Mutu Kontrak
Substansi
Laporan Rencana Mutu Kontrak adalah laporan yang berisikan :
Metodologi dan Pendekatan Kegiatan pelaksanaan Review Desain dan
Supervisi Sungai Cikapundung.
Jadwal Rencana Kerja dan Pentahapan Pelaksanaan Kerja, yang
disampaikan secara lengkap, terinci, sesuai dengan kualitas dan
kuantitas pekerjaan.
Rencana Penugasan Tenaga Konsultan (Professional staff, Sub
Profesional Staff dan tenaga Pendukung konsultan), yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas
Jumlah Laporan : 5 (lima) rangkap.
Penyampaian Laporan : disampaikan paling lambat tanggal sebelum
dimulainya pelaksanaan kegiatan

2.

Konsep Laporan Pendahuluan


Substansi
Konsep Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisikan :
Apresiasi terhadap kerangka Acuan kerja jasa konsultansi yang
berisikan, maksud tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur Monitoring dan evaluasi
Konsep Jadwal Rencana Kerja dan Pentahapan Pelaksanaan Kerja,
yang disampaikan secara lengkap, terinci, sesuai dengan kualitas dan
kuantitas pekerjaan.
Konsep Rencana Penugasan Tenaga Konsultan (Professional staff, Sub
Profesional Staff dan tenaga Pendukung konsultan), yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas
Contoh-contoh
format
monitoring
&
Pengendalian
kegiatan
(Pengendalian Mutu, Pengendalian waktu & Pengendalian biaya), yang
akan digunakan pada kegiatan Manajemen teknik, Perencanaan dan
Pengawasan Teknis Pemeliharaan Jalan dan telah mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas.
Jumlah Laporan : 15 (lima belas) rangkap.
Penyampaian Laporan : disampaikan paling lambat tanggal 15 (enam)

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-130

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

3.

4.

Laporan Pendahuluan
Substansi
Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisikan :
Apresiasi terhadap kerangka Acuan kerja jasa konsultansi yang
berisikan, maksud tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode/cara
pendekatan, teknik dan prosedur Monitoring dan evaluasi
Jadwal Rencana Kerja dan Pentahapan Pelaksanaan Kerja, yang
disampaikan secara lengkap, terinci, sesuai dengan kualitas dan
kuantitas pekerjaan.
Rencana Penugasan Tenaga Konsultan (Professional staff, Sub
Profesional Staff dan tenaga Pendukung konsultan), yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas
Contoh-contoh
format
monitoring
&
Pengendalian
kegiatan
(Pengendalian Mutu, Pengendalian waktu & Pengendalian biaya), yang
akan digunakan pada kegiatan Manajemen teknik, Perencanaan dan
Pengawasan Teknis Pemeliharaan Jalan dan telah mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas.
Jumlah Laporan : 5 (lima) rangkap.
Penyampaian Laporan : disampaikan paling lambat tanggal 6 (enam) pada
bulan berikutnya.

Laporan Bulanan (Progress Summary/Monthly Report)


Substansi
Laporan Bulanan adalah laporan yang berisikan :
Kegiatan pelaksanaan fisik Jalan yang dilakukan oleh Kontraktor pada
bulan yang berjalan.
Kemajuan kumulatif pelaksanaan fisik Jalan yang dilakukan oleh
Kontraktor sampai pada bulan yang berjalan.
Keadaan cuaca yang terjadi/berlangsung pada bulan berjalan.
-

Permasalahan-permasalahan yang timbul (Administrasi, Teknik,


maupun keuangan) sehubungan dengan kegiatan pelaksanaan fisik
pada bulan berjalan
Rekomendasi dan saran-saraan yang diberikan sehubungan dengan
permasalahan yang timbul pada pelaksanaan fisik pada bulan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-131

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

berjalan.
Jumlah Laporan : 8 (delapan) rangkap.
Penyampaian Laporan : disampaikan paling lambat tanggal 6 (enam) pada
bulan berikutnya.

5.

Buku Data Ukur


Substansi
Laporan Buku Data Ukur adalah laporan yang berisikan :
Buku data-data tentang pengukuran Topografi dari station awal hingga
station akhir
Nama-nama personil Juru Ukur
Posisi Titik Titik Patok termasuk Koordinat Titik dan elevasi titik patok
Foto-foto Titik-titik dan kondisi lapangan.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

6.

Laporan Pengukuran
Substansi
Laporan Pengukuranadalah laporan yang berisikan :
Hasil pengukuran Topografi
Hasil pengukuran Topografi dari station awal hingga station akhir
Posisi Titik Titik Patok termasuk Koordinat Titik dan elevasi titik patok
Foto-foto Titik-titik dan kondisi lapangan.
Peta Topografi
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

7.

Laporan BM/CP
Substansi
Laporan BM/CP adalah laporan yang berisikan :
Penentuan Koordinat BM/CP sebagai patok Tetap
Foto-foto Lokasi BM/CP
Koordinat patok BM
Elevasi Patok BM/CP.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-132

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

8.

Laporan Analisis Lingkungan


Substansi
Laporan Analisis Lingkungan adalah laporan yang berisikan :
RKL masa pra konstruksi.
RPL masa pra konstruksi
UPL pada masa Konstruksi dan Pasca Konstruksi.
UKL pada masa Konstruksi dan Pasca Konstruksi.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

9.

Laporan Geotek
Substansi
Laporan Geoteknik adalah laporan yang berisikan :
Hasil Kegiatan dan analiasis daya dukung tanah pada titik-titik tertentu
Hasil pengukuran Zondir
Hasil Pengukuran Booring
Hasil uji laboratorium tanah
Hasil rekomendasi daya dukung tanah.
Peta lokasi titik zondir dan Booring.
Foto-foto kegiatan zondir dan Booring.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

10

Laporan Uji Kualitas Air


Substansi
Laporan Uji Kualitas Airadalah laporan yang berisikan :
Hasil Uji kualitas mutu air pada kawasan perencanaan.
Hasil Uji kualitas air terhadap kandungan mineral tertentu yang
berbahaya dan berapa kuatitas kandungannya.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

11.

Laporan Uji Mutu Beton


Substansi
Laporan Uji Mutu Betonadalah laporan yang berisikan :
Hasil Pembuatan Desain kubus beton sebelum dilakukan kegiatan
pekerjaan Beton
Hasil uji karakteristik beton sesuai dengan air semen, pasir dan

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-133

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

kuantitas campuran agregat beton sesuai dengan karakteristik beton


yang diisyaratkan pada spesifikasi beton.
Hasil Kekuatan dan karakteristik Beton apakah sesuai dengan prosedur
yang diharapkan pada spesifikasi tekbik (uji kualitas mutu).
Hasil kekuatan tekan beton pada laboratorium beton dan karakteristik
beton sesuai dengan umur beton
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar
12.

Laporan Pertengahan
Substansi
Laporan Pertengahan adalah laporan yang berisikan :
Kegiattan mobilisasi alat peralatan dan bahan yang dilakukan oleh
kontraktor
Kegiatan pelaksanaan identifikasi, pengukuran, untuk mendukung
pelaksanaan Review desain yang dilakukan oleh Konsultan
pengawasa.
Kegiatan Review desain
Hasil Review desain (gambar-gambar perancangan, gambar-gambar
kerja/detail perancangan).
Laporan Bill of Quantity dan RAB
Laporan Kuantitas dan kualittas material.
Kemajuan kumulatif pelaksanaan fisik Konstruksi yang dilakukan oleh
Kontraktor saampai pada pertengahan kontrak di bulan terakhir.
Ringkasan dan risalah mengenai variasi dan perintah perubahan
(change order) kontrak bila ada.
Risalah pengendalian mutu, status tuntutan kontraktor dan hal-hal
yang lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan.
kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari semua hasil
pengujian tersebut di atas, sedangkan data otentik/bukti pengujian
pada formulir laboratorium/lapangan cukup disertakan beberapa
lembar yang mewakili.
Rekomendasi dan saran-saraan yang diberikan sehubungan dengan
permasalahan yang timbul pada pelaksanaan fisik pada triwulan
terakhir
Jumlah Laporan : 10 (sepuluh) rangkap.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-134

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

13.

Gambar Desain
Substansi
Laporan Gambar Desain adalah laporan gambar desain yang berisikan :
Gambar gambar desain sungai Hasil review desaini
Gambar-gambar bangunan pendukung restorasi
Aaaaagambar gambar sarana dan prasarana restorasi sungai
Gambar gambar detail
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar Album Gambar

14.

Gambar Landscape
Substansi
Laporan Gambar RANCANGAN Lanscape dan pertamanan restorasi
Sungaiyang berisikan :
Gambar gambar desain Pertamanan
Gambar gambar landscape
Gambar gambar detail landscape
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar Album Gambar

15.

Laporan Kuantitas dan Kualitas matrial


Substansi
Laporan Kuantitas dan kualitas Material, adalah Laporan yang berisikan :
Hasil pengukuran Kualitas bahan/material bahan bangunan.
Daftar kuantitas bahan bangunan yangv digunakan untuk pelaksanaan
restorasi sungai
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

16.

Laporan BQ dan RAB


Substansi
Laporan Bill of quantity dan RAB adalah laporan yang berisikan :
Bill of quantity hasil review desain untuk Kegiatan Restorasi Sungai
Cikapundung.
RAB hasil review desain untuk Kegiatan Restorasi Sungai Cikapundung.
Jumlah Laporan : 5 (lima) Ekslempar

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-135

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

17.

Konsep Laporan Akhir


Substansi
Konsep Laporan Akhir adalah Konsep laporan yang berisikan :
As Built Drawing
Foto-foto rekaman kegiatan pelaksanaan pada masing-masing tahap
Metode pelaksanaan fisik.
Lokasi sumber material.
Hasil mutu pekerjaan
Personil konsultan dan kontraktor yang terkait.
Pelaksanaan konstruksi yang telah dilaksanakan.
Rekomendasi tentang cara pemeliharaan.
Saran perbaikan yang perlu dilakukan dikemudian hari.
Jumlah Laporan : 8 (delapan) set untuk setiap ruas.

18.

Laporan Akhir
Substansi
Laporan Akhir adalah laporan yang berisikan :
As Built Drawing
Foto-foto rekaman kegiatan pelaksanaan pada masing-masing tahap
Metode pelaksanaan fisik.
Lokasi sumber material.
Hasil mutu pekerjaan
Personil konsultan dan kontraktor yang terkait.
Pelaksanaan konstruksi yang telah dilaksanakan.
Rekomendasi tentang cara pemeliharaan.
Saran perbaikan yang perlu dilakukan dikemudian hari.
Jumlah Laporan : 8 (delapan) set untuk setiap ruas.

19.

Laporan Evaluasi
Substansi
Laporan Evaluasi adalah laporan yang berisikan :
Laporan Evaluasi yang dibuat secara khusus pada unit kegiatan yang
mengalami kendala atau permasalahan dilapangan dengan menyiapkan
hasil kajian teknis dengan manajemen serta rekomendasi penangannya.
Jumlah Laporan : 5 (lima) rangkap.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-136

Proposal Teknik
Konsultan Review Desain dan Supervisi Restorasi Sungai Cikapundung Tahun Anggaran 2015

20

Laporan Khusus/Laporan Teknis


Substansi
Laporan Khusus/Teknis adalah laporan yang berisikan :
berbagai masalah khusus baik dari segi teknik, alam maupun sosial yang
sedang/akan dihadapi. Laporan ini dibuat berdasarkan masalah khusus yang
dihadapi di lapangan atau permintaan khusus dari pengguna jasa karena
untuk tujuan kajian atau analisa masalah-masalah tertentu
Jumlah Laporan : 5 (lima) rangkap.

21

Ringkasan Laporan
Substansi
Ringkasan Laporan adalah laporan yang berisikan :
Resume kegiatan review desain
Resuume kegiatan pengawasan pelaksanaan restorasi.
Resume jumlah bahan dan material restorasi
Resume tenaga /sumber daya manusai yang telah dikerjakan
Jumlah Laporan : 15 (lima belas) rangkap.

22. Laporan Soft Copy (CD)


Substansi
Laporan soft copy dalam bentuk CD adalah semua laporan yang dikemas
pada /dalam dalam bentuk soft copy (CD).
Jumlah CD : 5 (lima) keping CD.

PT SANITEK

Engineering and Management Consultant

Hal E-137

Anda mungkin juga menyukai